JAWAB PERTANYAAN

download JAWAB PERTANYAAN

of 4

Transcript of JAWAB PERTANYAAN

KOMPONEN PENYUSUN BATUBARA DAN ANALISISNYA JAWAB PERTANYAAN.1. Dari

: M. Qadri Al Hadid : Apakah yang dimaksud dari dekomposisi panas pada fix carbon? : Fixed carbon adalah sisa karbon yang ada setelah analisis zat terbang. Dia tidak terbentuk seperti itu di dalam batubara, tetapi berupa hasil dekomposisi panas. Karena pada saat proses pembakaran atau pemanasan akan terbentuk komponen komponen lainnya seperti, moisture, abu termasuk zat terbang. Untuk mendapatkan sisa karbon tersebut dilakukan analisis zat terbang. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara. Bandung : Ciloto)

Pertanyaan Jawab

2. Dari Pertanyaan Jawab

: Anisa Novita Sari : Apakah lengas dan jelaga itu berbeda ? : Pada dasarnya perbedaan yang nampak hanyalah disebabkan oleh unsur bahasa yang digunakan,dengan kata yang sama namun memiliki makna berbeda. ( Sumber : Penjelasan dan Analisa penyaji dan pembimbing )

3. Dari Pertanyaan Jawab

: Oktariana : Basis pelaporan manakah yang sering digunakan pada analisis batubara? Serta alasannya mengapa digunakan analisis tersebut? : Basis pelaporan yang sering digunakan adalah Air dried basis (adb),kebanayakan analisis mula mula dilaporkan atas dasar ini,dan dapat diubah dengan dasar lain. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara. Bandung : Ciloto )

4. Dari Pertanyaan

: Afriani Pratama Saputri : Apakah perbedaan dari analisa daf dan dmmf? Dan kandungan dari mineral matter?

Jawab

: Dry ash free basis (daf) adalah dasar yang dipakai untuk menunjukan kondisi hipotesis dimana batubara tersebut bebas dari air dan abu. Sedangkan Dry mineral matter free basis (dmmf) digunakan untuk menunjukan kondisi hipotesis dimana batubara bebas dari semua air dan mineral matter. Sedangkan antara abu dan mineral matter sebenarnya adalah sama,hanya saja mineral matter merupakan sebutan bagi abu yang telah dianalisis kandungan organic murni yang terdapat didalamnya. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara. Bandung : Ciloto )

5. Dari Pertanyaan Jawab

: Fitri Kortina : Dari macam macam lengas, lengas yang manakah yang paling banyak terdapat dalam batubara? : Dari ketiga macam lengas, lengas permukaan merupakan lengas yang paling banyak terdapat dalam batubara. Hal ini dikarenakan lengas tersebut berada pada permukaan partikel batubara akibat pengaruh dari luar,seperti cuaca/iklim (hujan),penyemprotan di stockpile pada saat penambangan atau transportasi,serta keadaan udara saat penyimpanan dan dapat hilang dengan penguapan,misalnya air drying. Kandungan lengas dipengaruhi ukuran partikel dimana dengan makin besarnya luas permukaan luar maka kadar lengas meningkat. Sedangkan untuk kedua lengas lainya tidak kandungannya tidak sebanyak lengas permukaan, karena hanya unsur unsur fisika dan kimia saja yang menjadi penyebab terbentuknya lengas. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998. Pencucian Batubara. Bandung : Ciloto )

6. Dari

: Marliana Atmi R. : Apakah perbedaan dari grindability dan hardgrove? : Grindability merupakan nilai ketergerusan. Untuk mengujiannya digunakan alat Hardgrove Testing Machine. Oleh karena itu dinamakan uji hardgrove dan nilai ketergerusannya yaitu HGI. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara. Bandung : Ciloto )

Pertanyaan Jawab

7. Dari

: Tania Minanda : Dari ketiga metode analisis sulfur, Sulfur manakah yang dianalisis? Serta kelebihan dan kekurangan dari ketiga metode tersebut? : Ketiga metode tersebut dilakukan untuk analisis sulfur organik dan sulfur sulfat. Sedangkan sulfur pritik digunakan metode pencucian.

Pertanyaan Jawab

Kelebihan metode eschka dan metode pembakaran yaitu,

merupakan metode yang sederhana dilakukan untuk penentuan kadar sulfur. Kekurangannya yaitu pada metode ini hasil yang didapat kurang teliti karena menggunakan metode gravimetrik dan titrasi sehingga kemungkinan factor kesalahannya cukup besar.

Kelebihan metode deteksi infared merupakan metode yang cukup

teliti dalam penentuan kadar sulfurnya. Kekurangannya alat yang digunakan cukup mahal dan rumit dalam menggunakan peralatannya. (Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara.Bandung : Ciloto ) 8. Dari Pertanyaan : Ika Utami :1. Mengapa pada pelajaran utilitas mengenai bahan bakar batubara tidak ada factor koreksi pada saat perhitungan nilai kalor ? 2. Diantara kelima jenis basis batubara, apakah nilai kalor juga dilaporkan? 3. Seberapa penting perhitungan nilai kalor pada analisis batubara? Jawab : 1. Karena factor koreksi hanya digunakan jika perhitungan nilai kalor dilakukan dengan menggunakan bom calorimeter. 2. nilai kalor tidak dilaporkan secara tertulis,namun beberapa jenis dasar analisis batubara mempertimbangkan nilai kalor untuk menganalisis batubara. 3. nilai kalori penting untuk ditentukan dan digunakan untuk kepentingan pemanasan,untuk menentukan besarnya sumberdaya dan cadangan energy. Dan sebagai parameter untuk klasifikasi batubara.

(Sumber : Sanwani,Edi dkk.1998.Pencucian Batubara. Bandung:Ciloto)9. Dari

: Tri Apriza R. : Bagaimana cara kerja alat AAS dan UV Spektofotometer? Serta oksida logam apa yang dianalisis? : Prinsip dari kerja alat dari AAS yaitu penyerapan cahaya yang diberikan oleh lampu indikator dimana lampu tersebutlah yang akan menyerap cahaya dan dari cahaya itu lah dapat di identifikasikan jenis oksida logam yang dianalisa. Sedangkan prinsip dari UV Spektofotometer yaitu ditentukan berdasarkan panjang gelombang dari unsur yang dianalisa, dengan membuat larutan standar untuk standarisasi alat tersebut kemudian dianalisa jenis oksida logam (unsure) yang dianalisa.

Pertanyaan Jawab

Oksida logam yang dianalisa tergantung dari senyawa apa yang akan di analisa, Dan komposisi abu terdiri dari senyawa Si, Ca, Fe, Al dan sedikit K, Na, Mg, Mn dalam bentuk silikat, oksida, sulfat dan phosfat.Maka yang dapat dianalisa yaitu senyawa senyawa yang terdapat dalam abu tersebut. (Sumber : http://google.prinsipkerja_atomicabsorptionspectrophotometer.com http://google.uvspectrophotometer.com) Kelompok : III Lia Windiyati Mega Nurvidya P. 0609 3040 0370 0609 3040 0373 dan