jati belanda

20
TUGAS TEKNOLOGI HORTIKULTURA KHASIAT DAN PENGOLAHAN SIMPLISIA TANAMAN OBAT DAUN JATI BELANDA Disusun oleh : Kinanthi Diah Cahyani H0606085 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Transcript of jati belanda

Page 1: jati belanda

TUGAS TEKNOLOGI HORTIKULTURA

KHASIAT DAN PENGOLAHAN SIMPLISIA TANAMAN OBAT

DAUN JATI BELANDA

Disusun oleh :

Kinanthi Diah CahyaniH0606085

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: jati belanda

BAB I

PENDAHULUAN

Jamu adalah minuman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Sekitar

80% penduduk Indonesia pernah menggunakan jamu. Jamu adalah produk ramuan

bahan alam asli Indonesia yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan,

pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan, kebugaran, dan

kecantikan. Ramuan bahan alam ini merupakan warisan yang diturunkan oleh

nenek moyang bangsa Indonesia, yang telah memiliki pengetahuan bagaimana

memanfaatkan bahan alam untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan dan

kecantikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, budaya dan ilmu

pengetahuan terutama di bidang kesehatan, obat tradisional tidak hanya berupa

jamu. Kini obat tradisional Indonesia terbagi atas jamu, obat herbal terstandar dan

fitofarmaka.

Untuk melindungi masyarakat dari hal-hal yang dapat merugikan atau

mengganggu kesehatan, maka Pemerintah mengatur persyaratan keamanan,

kemanfaatan dan mutu obat tradisional, melalui Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.661/MenKes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat

Tradisional. Sedangkan dalam hal penjaminan mutu obat tradisional mulai dari

bahan awal, proses produksi, pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan

personalia yang menangani, pemerintah menerapkan Cara Pembuatan Obat

Tradisional Yang Baik dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Badan POM

No. HK.00.05.4.1380 tahun 2005 tentang CPOTB. Bahan obat tradisional

sebagaimana yang telah disebutkan di atas berasal dari bahan alam. Dalam

farmasi, bahan tersebut dikenal sebagai simplisia yaitu bahan alam yang

digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali

dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Salah satu persyaratan agar

simplisia ini dapat diolah menjadi obat tradisional, maka identitas dan

kemurniannya harus dianalisis diantaranya melalui analisis makroskopik dan

mikroskopik.

Page 3: jati belanda

Analisis yang sederhana ini sangat membantu para produsen obat

tradisional, peneliti dan mahasiswa dalam mengidentifikasi simplisia dan

memastikan keaslian simplisia. Dibawah ini adalah beberapa simplisia yang

digunakan sebagai bahan obat tradisional dan dipelajari di laboratorium

Farmakognosi Analisis Sekolah Farmasi ITB. Yang menjadi ciri khas simplisia

ini adalah adanya rambut penutup yang berbentuk seperti bintang. Khasiat

guazumae atau jati belanda adalah membantu menurunkan kelebihan lemak dan

kolesterol. Salah satu produk yang terkenal adalah Prolipid yang diproduksi oleh

PT. Indofarma.

Begitulah sekilas profil mikroskopik tanaman obat Indonesia. Masih

banyak lagi rahasia alam yang patut kita gali lagi untuk kemaslahatan dunia. Ini

adalah penampilan serbuk Guazumae folium di bawah mikroskop. Yang menjadi

ciri khas simplisia ini adalah adanya rambut penutup yang berbentuk seperti

bintang. Khasiat guazumae atau jati belanda adalah membantu menurunkan

kelebihan lemak dan kolesterol. Salah satu produk yang terkenal adalah Prolipid

yang diproduksi oleh PT. Indofarma.

Penggunaan Simplisia Sebagai Pengganti Obat

Maraknya obat palsu di negeri ini menyebabkan rasa ketidakamanan pada

masyarakat terhadap pemakaian obat. Pemakaian obat palsu karena tidak bisa

membedakan asli dengan tiruan. Teknologi pemalsuan obat memang sudah begitu

hebatnya, bahkan di Padang seorang dokter sekalipun tidak bisa membedakan

mana obat yang asli dan palsu.

Trend global masyarakat yang menuntut pangan dan produk kesehatan

yang aman dengan slogan ”back to nature”, menunjukkan pertumbuhan yang

semakin meningkat. Nilai pasar tanaman obat dan berbagai produknya dari jamu

tradisional sampai modern (jamu terstandar dan jamu fitofarmaka) di dalam negeri

relatif tinggi dan menunjukkan kecenderungan meningkat dengan semakin

tingginya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi obat berbasis bahan baku

alami, termasuk semakin maraknya penggalian potensi bahan obat dari tanaman

baru. Apalagi karena alasan semakin maraknya penyebaran obat palsu di

Indonesia.

Page 4: jati belanda

BAB II

ISI

Saat ini, salah satu obat tradisional pengurus yang paling banyak

dikonsumsi masyarakat adalah jamu galian singset. Dari ramuan jamu galian

singset itu, ditemukan bahwa daun jati belanda merupakan komponen yang selalu

ada. Pohon jati belanda berasal dari daerah tropis di benua Amerika, konon

dibawa ke Pulau Jawa oleh orang Portugis. Jati Belanda biasanya ditanam sebagai

pohon peneduh di sepanjang jalan, meski di banyak tempat, dia juga tumbuh

sebagai tanaman liar. Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak,

menguruskan dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk

obat diare dan batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat

penyakit lepra dan herpes.

Cara Meramu Daun Jati Belanda

Adalah Guazuma ulmifolia Lamk atau yang dikenal di Indonesia dengan

nama “Jati Belanda”, merupakan tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis

seperti negara kita ini. Tanaman dari kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam

famili Sterculiaceae, dan diduga berasal dari negara Amerika yang beriklim

tropis. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800

mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan

atau tumbuh liar begitu saja.

Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama

bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras

bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna

coklat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran

bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip

berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm. Bunganya,

berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian tengah,

berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini berbentuk

Page 5: jati belanda

bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika

muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.

Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak

dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen.

Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak

membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3

tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun.

Gambar Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk.)

Daunnya berbentuk bundar telur memanjang dengan permukaan berbulu

halus. Pada saat musim kemarau daunnyasering rontok. Sedangkan warna

bunganya kecil-kecil berwarna kuning serta berbau harum. Buah tanaman ini bila

sudah masak berwarna hitam, kasar kulitnya namun manis rasanya dan tidak

banyak bijinya. Jati belanda disebut Guazuma ulmifolia lamk atau G. Tomentosa

kunth.sun. tanaman ini dikenal dengan nama daerah jati londo atau jati sabrang.

Cara Budidaya :

Perbanyak tanaman menggunakan biji

Kandungan Kimiawi :

Page 6: jati belanda

Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui,

antara lain:- Kulit : asam damar, zat samak. Daun, buah, biji : zat pahit, glikose,

minyak lemak, triterpen/ sterol, alkaloid, karotenoid, flafonoid, tanin, karbohidrat

dan saponin.

Bagian Tanaman yang digunakan : Daun

Efek Farmakologis : Menurunkan kadar kolesterol, peluruh lemak, mengatasi

diare

Khasiat :

1. Pelangsing ( peluruh lemak ) :

a. Daun 15 g ditambah bengle 7 g, kemuning 10 g, kunci pepet 7 g, cuci lalu

rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 4 gelas. Setelah dingin disaring bagi

untuk dua kali minum, pagi dan sore hari.

b. daun dikeringkan, digiling jadi serbuk. Ambil 20 gram serbuk seduh dengan

air panas, saring, minum,sehari dua kali.

2. Diare, sakit perut, kolera, penyembelit :

Biji 3 sendok makan, disangrai, ditumbuk halus, direbus dengan 2 gelas air,

minum pagi sore.

3. Perut kembung, rasa sesak di daerah lambung. 12 biji dibakar, ditumbuk,

tambah 1 tetes minyak adas, minum.

Kandungan dan Manfaat Jati Belanda

Merupakan tanaman obat yang berfungsi menguruskan badan atau

menurunkan berat badan. Jati Belanda ( Guazauma Ulmifolia ) berasal dari

Amerika. di Pulau jawa tumbuhan ini tumbuh liar. Nama lain jati belanda adalah

jati londo asing guasima (Mexico),Bastard cedar (Inggris).

Manfaatnya adalah mengandung kafein,sterol dan amsa fenolat. Tanin dan

musilago yang terdapat dalam jati belanda mengendapkan mukosa protein yang

ada di dalam permukaan usus halus. Sehingga mengurangi penyerapan makanan.

Obesitas dapat terhambat.

Menurut penelitian Jati Belanda berfunsi untuk menurunkan kadar

kolesterol ( Monica 2000, dalam suharmiati dan herti, 2003). Daun jati belanda

berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh dan bijinya sebagai obat mencret,obat

Page 7: jati belanda

penyakit cacing,kaki gajah, menciutkan urat darah. Pemakaian jati belanda dalam

jangka panjang tidak mempengaruhi fungsi lever atau hati. Tanaman lain yang

berfungsi menurunkan berat badan, melarutkan lemak, anti diare.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. Penelitian Yusuf Husni, 1986.

Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun

Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari hasil

penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak

menaikkan kadar kreatin dan urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah pemberian Jati belanda.

Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan

penelitian pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas

enzim SGOT, SGPT, dan SGGT.

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati

belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT,

dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya

kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan

Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian infus

daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-

masing sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus

daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah

makanan mencit.

Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat

Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses budidaya

tanaman obat. Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen

merupakan periode kritis yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas hasil

tanaman. Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan tanaman yang tepat

dan benar merupakan faktor penentu kua-litas dan kuantitas. Setiap jenis tanaman

memiliki waktu dan cara panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya

Page 8: jati belanda

memiliki waktu dan cara panen yang berbeda dengan tanaman yang dipanen

berupa biji, rimpang, daun, kulit dan batang. Begitu juga tanaman yang

mengalami stres lingkungan akan memiliki waktu panen yang ber-beda

meskipunjenis tanamannya sama.

Daun. Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh

maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan

memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang

bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil

produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah,

seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji

pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18

bulan setelah tanam. Demikian juga dengan pe-manenan yang terlambat

menyebab-kan daun mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah

karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan

yang terlambat akan mempersulit proses panen.

Cara Panen Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus

bersih dan bebas dari cemarandan dalam keadaan kering. Alat yang diguna-kan

dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak

diperlukan. Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama (hama gudang, tikus

dan binatang peliharaan).

Penanganan Pasca Panen Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses

panen terhadap tanaman budidaya atauhasil dari penambangan alam yang

fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak

danmemiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.

Untuk memulai proses pasca panen perludiperhatikan cara dan tenggang waktu

pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses panentanaman

tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan keber-sihan dari

alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan

perlengkapan seperti masker dan sarung tangan.

Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat

yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilaijual yang tinggi.

Page 9: jati belanda

Secara umum faktor-faktor dalam penanganan pasca panen yang perlu

diperhatikan adalah sebagaiberikut :

Penyortiran (segar)Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen

dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan

yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau

lebihkecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan organik

asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran pertama bertujuan untuk

memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan yang tua serta untuk

mengurangijumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.

Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran danmengurangi

mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera di-lakukan

setelah panen karenadapat mempengaruhi mutu bahan. Pen-cucian menggunakan

air bersih seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air kotor menye-

babkan jumlah mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan bertambah.

Pada saat pencucian perhatikan air cucian dan air bilasan-nya, jika masih terlihat

kotor ulangi pencucian/pembilasan sekaliatau dua kali lagi. Perlu diperhatikan

bahwa pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mung-kin

untukmenghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.

Pencucian bahan dapat dilakukan denganbeberapa cara antara lain :

Perendaman bertingkat biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak

mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll. Proses perendaman

dilakukan beberapa kali pada wadah dan airyang berbeda, pada rendaman

pertama air cuciannya mengandung kotoran paling banyak. Saat

perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat

dihilangkan langsung dengan tangan.

Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak

melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses

penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air yang ber-tekanan

tinggi. Untuk lebih me-nyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat

kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan.

Page 10: jati belanda

Penyikatan (manual maupun oto-matis)Pencucian dengan menyikat dapat

dilakukan terhadap jenis bahan yangkeras/tidak lunak dan kotoran-nya

melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di-

gunakanbentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu

diperhatikan kebersihan dari sikat yang digunakan. Setelah pencucian,

bahan langsung ditiriskan di rak-rak pengering.

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan

dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat

terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak

mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses

ini, kadar air dan reaksi-reaksizat aktif dalam bahan akan berkurang,

sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan. Suhu

pengeringantergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya

suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasilyang baik dari proses

pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian

pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada jenis

bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga.

Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan

menggunakan sinar matahari ataupun secara mo-dern

denganmenggunakan alat pe-ngering seperti oven, rak pengering, blower

ataupun dengan fresh dryer.

Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ±

8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakanbahan dapat ditekan

baik dalam pengolahan maupun waktu penyimpanan. Penyortiran (kering)

dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat

pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoranunggas atau benda asing

lainnya.

Pengemasan, dapat dilakukanterhadap simplisia yang sudah di-keringkan.

Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik, kertas

maupunkarung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin

mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidakmempersulit pena-

Page 11: jati belanda

nganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan

tidak bereaksi dengan isidan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa

yang menarik. Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang

isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang

digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kodeproduksi, nama/alamat

penghasil, berat bersih, metode pe-nyimpanan.

Penyimpanan, simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar)

ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih,

udaranyacukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena

hama menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan simplisia dengan

iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen

yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat (Berlinda dkk,

1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsirisimplisia

selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama

yang harus diperhati-kan adalah carapenanganan yang tepat dan higienes.

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia

adalah : - Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya

ataupun penyimpanan alat dan dipelihara denganbaik. - Ventilasi udara

cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan masuk air hujan.

- Suhu gudang tidak melebihi 300C. Kelembaban udara sebaiknya di-

usahakan serendah mungkin (650 C) untuk mencegah terjadinya

penyerapan air.Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan

mikroorganisme sehingga menurunkan mutu bahan baikdalam bentuk

segar maupun kering. Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari

simplisia harus dicegah. - Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus

yang sering memakan simplisia yang disimpan harus dicegah.

Page 12: jati belanda

BAB III

KESIMPULAN

Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan

degeratif. Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme dan

faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik

antara lain diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam urat,

batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif antara

lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung),

haemorrhoid (ambein/wasir) dan pikun (lost of memory). Untuk mengobati

penyakit-penyakit tersebut diperlukan waktu lama sehingga penggunaan obat

alam lebih tepat karena efek sampingnya relatif lebih kecil.

Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa

kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional

antara lain : efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan

bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah

tercemar berbagai mikroorganisme.

Upaya-upaya pengembangan obat tradisional dapat ditempuh dengan

berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk

obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu

kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka. Untuk mendapatkan produk

fitofarmaka harus melalui beberapa tahap (uji farmakologi, toksisitas dan uji

klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi kelemahan tersebut.

Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak, menguruskan

dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk obat diare dan

batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat penyakit lepra

dan herpes.

Page 13: jati belanda

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Khasiat Daun Jati Belanda untuk Melangsingkan Tubuh. http://carahidup.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Khasiat-Daun-Jati-Belanda-untuk-Melangsingkan-Tubuh.doc (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2009. j-a-t-i-b-e-l-a-n-d-a.http://www.tanaman-obat.com/penyakit/106-j-a-t-i-b-e-l-a-n-d-a?format=pdf (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2009. Sekilas mengenai Daun Jati Belanda PONDOK LULUR _ Aromatherapy & Spa Product. http://www.pondoklulur.com/beauty-tips/sekilas-mengenai-daun-jati-belanda/ (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2008. 2008_12_01_archive.http://thepharmacyst.blogspot.com/2008_12_01_archive.html (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2009. jati-belanda.http://www.herbal-obatalami.com/jati-belanda.html (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2009. view.php.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=294 (Diakses pada tanggal 9 January 2010)

Anonim, 2008. http://dikaameliaifani.blogspot.com/2008_06_01_archive.html(Diakses pada tanggal 9 January 2010)