jasa hutan

27
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Bagi manusia, hewan dan tumbuhan, hutan menjadi bagian terpenting yang tak dapat dipisahkan dan tergantikan dalam menunjang kelangsungan hidupnya. Selain sebagai sumber air tanah dan penghasil oksigen, hutan juga berfungsi untuk menyerap karbon dioksida. Karbon dioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tak hanya itu, keberadaannya di alam ini juga berfungsi untuk mencegah banjir, longsor maupun erosi. Tidak bisa kita pungkiri, hampir dari semua bencana yang tengah terjadi tersebut diakibatkan oleh ulah manusia yang mengakibatkan menurunnya fungsi hutan. Salah satu contohnya adalah adanya alih fungsi hutan yang semakin parah. Akibat alih fungsi hutan tersebut, produktivitas hutan menjadi semakin menurun seiring berkurangnya area luasan hutan. Salah satu contoh alih fungsi hutan yang 1

Transcript of jasa hutan

Page 1: jasa hutan

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk

hidup. Bagi manusia, hewan dan tumbuhan, hutan  menjadi bagian

terpenting yang tak dapat dipisahkan dan tergantikan dalam

menunjang kelangsungan hidupnya. Selain sebagai sumber air tanah

dan penghasil oksigen, hutan juga berfungsi untuk menyerap karbon

dioksida. Karbon dioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk

melakukan fotosintesis. Tak hanya itu, keberadaannya di alam ini

juga berfungsi untuk mencegah banjir, longsor maupun erosi.

Tidak bisa kita pungkiri, hampir dari semua bencana yang tengah

terjadi tersebut diakibatkan oleh ulah manusia yang mengakibatkan

menurunnya fungsi hutan. Salah satu contohnya adalah adanya alih

fungsi hutan yang semakin parah. Akibat alih fungsi hutan tersebut,

produktivitas hutan menjadi semakin menurun seiring berkurangnya

area luasan hutan. Salah satu contoh alih fungsi hutan yang kerap

terjadi adalah adanya pembangunan pusat perbelanjaan, kawasan

perumahan, maupun perkantoran yang tidak sesuai dengan

keberadaannya. Dengan demikian, daya dukung hutan pun semakin

menurun akibat terdegradasi.

1

Page 2: jasa hutan

2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk

memenuhi tugas dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Kehutanan juga

agar kami sebagai mahasiswa juga lebih mengerti dan mendalami

jasa-jasa yang telah diberikan hutan kepada makhluk hidup

disekitarnya selama ini.

3. Metode Penulisan

Dari banyak metode yang kami–tim penyusun–ketahui, penulisan

makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman

modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke

perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat

pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami

menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien,

murah serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data

tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

4. Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami–tim

penyusun–miliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahasa

dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah

Pengantar Ilmi Kehutanan yang juga sebagai pemberi tugas, maka

ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan peran-peran

hutan, khususnya sebagai penyedia jasa bagi lingkungan.

2

Page 3: jasa hutan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Hutan menyediakan sumber air

Pada jaman sekarang ini, dapat kita lihat dengan mata kepala

sendiri bahwa semakin kurang tersedianya air bersih dan murni di

kehidupan kita. Di beberapa daerah, mereka mencari-cari keberadaan

air bersih, sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi jika saja mereka

menjaga kelestarian hutan. Peran hutan terhadap pengendalian daur

air dimulai dari peran tajuk menyimpan air sebagai air intersepsi.

Sampai saat ini intersepsi belum dianggap sebagai faktor penting

dalam daur hidrologi. Bagi daerah yang hujannya rendah dan

kebutuhan air dipenuhi dengan konsep water harvest maka para

pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) harus tetap memperhitungkan

besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air

intersepsi dapat mengurangi jumlah air yang masuk ke suatu

kawasan dan akhirnya mempengaruhi neraca air regional. Dengan

demikian pemeliharaan hutan yang berupa penjarangan sangat

penting dilaksanakan sesuai frekuensi yang telah ditetapkan.

Ketergantungan masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar hutan

terhadap keberadaan hutan sangat tinggi. Kemampuan hutan sebagai

regulator air mampu memberikan kontribusi dalam penyediaan air

bagi masyarakat sekitar hutan. Hutan Pinus di DTA Rahtawu memiliki

3

Page 4: jasa hutan

potensi yang cukup besar dalam penyediaan sumberdaya air. Potensi

sumberdaya air di DTA Rahtawu dapat didekati dengan mengetahui

debit bulanan dan volume aliran bulanan, sedangkan untuk

memprediksi debit andalan yang selalu tersedia setiap saat dan dapat

dipergunakan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

masyarakat sekitar didekati dengan pengolahan data sekunder dari

hidrograf aliran untuk memperoleh debit minimumnya (debit

andalan).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai debit andalan yang dapat

dipergunakan pada musim kemarau sebesar 1,82 liter/detik yang

terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan pada musim

penghujan debit yang dapat dimanfaatkan sebesar 29,82 – 67,55

liter/detik (Suryatmojo, H., 2004). Masyarakat desa Ngambarsari yang

terletak di sekitar kawasan hutan pinus membutuhkan air bersih rata-

rata/orang/hari adalah 0,0014 liter/detik atau 122 liter/orang/hari.

Apabila potensi sumberdaya air tersebut akan dimanfaatkan oleh

masyarakat desa Ngambarsari, maka potensi air dari hutan pinus

seluas 101,79 ha mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi

900 – 2.000 orang atau 19 – 42% dari jumlah penduduk Desa

Ngambarsari yang berjumlah 4.749 orang.

Dari hasil penelitian diatas, nampak bahwa sesungguhnya peran

hutan sangat besar dalam menyokong kehidupan manusia, salah satu

diantaranya dari kemampuan sebagai regulator air melalui berbagai

proses dalam siklus hidrologi yang berlangsung di dalamnya.

Ketergantungan masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar

hutan terhadap keberadaan hutan sangat tinggi. Kemampuan hutan

sebagai regulator air mampu memberikan kontribusi dalam

4

Page 5: jasa hutan

penyediaan air bagi masyarakat sekitar hutan. Hutan Pinus di DTA

Rahtawu memiliki potensi yang cukup besar dalam penyediaan

sumberdaya air. Potensi sumberdaya air di DTA Rahtawu dapat

didekati dengan mengetahui debit bulanan dan volume aliran

bulanan, sedangkan untuk memprediksi debit andalan yang selalu

tersedia setiap saat dan dapat dipergunakan untuk memenuhi

berbagai macam kebutuhan masyarakat sekitar didekati dengan

pengolahan data sekunder dari hidrograf aliran untuk memperoleh

debit minimumnya (debit andalan).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai debit andalan yang dapat

dipergunakan pada musim kemarau sebesar 1,82 liter/detik yang

terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan pada musim

penghujan debit yang dapat dimanfaatkan sebesar 29,82 – 67,55

liter/detik

(Suryatmojo, H., 2004). Masyarakat desa Ngambarsari yang

terletak di sekitar kawasan hutan pinus membutuhkan air bersih

rata-rata/orang/hari adalah 0,0014 liter/detik atau 122

liter/orang/hari. Apabila potensi sumberdaya air tersebut akan

dimanfaatkan oleh masyarakat desa Ngambarsari, maka potensi air

dari hutan pinus seluas 101,79 ha mampu untuk memenuhi

kebutuhan air bersih bagi 900 – 2.000 orang atau 19 – 42%

dari jumlah penduduk Desa Ngambarsari yang berjumlah 4.749

orang.

Dari hasil penelitian diatas, nampak bahwa sesungguhnya peran

hutan sangat besar dalam menyokong kehidupan manusia, salah

satu diantaranya dari kemampuan sebagai regulator air melalui

5

Page 6: jasa hutan

berbagai proses dalam siklus hidrologi yang berlangsung di

dalamnya.

2. Hutan menyediakan oksigen gratis dan tak terbatas

Hutan merupakan penghasil oksigen dan menjadikan bumi tetap

bertahan sampai sekarang ini. Hutan merupakan penghasil oksigen

yang mana menjadi kebutuhan kita sebagai makhluk hidup,

khususnya manusia untuk proses respirasi bersama hidrogen akan

membentuk air yang merupakan cairan utama dalam struktur

penyusunan tubuh.

Dalam satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36

gram per hari. Bila di pekarangan rumah anda terdapat 10 buah

pohon, maka dalam sebulan pekarangan anda memberikan kontribusi

menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan 750 kg

karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah

anda ada 99 KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah

anda, maka jumlah CO2 yang diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau

karbon yang disimpan   sebanyak 75 ton.

Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa  dalam sejam satu

lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan

mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang

ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon

200 lembar,  maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan

sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5

ml = 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan 

oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen

untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam).

6

Page 7: jasa hutan

Akhir-akhir ini kita sudah tak bisa lagi atau jarang menjumpai

langit cerah berwarna kebiru-biruan. Bahkan cuaca sangat tidak

bersahabat. Terik mentari sangat mendidih. Penulis sendiri sangat

malas ke luar rumah bila siang hari dikarenakan teriknya mentari

yang sangat menyengat. Beberapa penyebab timbulnya perubahan

iklim di kota Medan khususnya dan dunia umumnya disebabkan

karena naiknya kadar CO2 (karbondioksida) dan CFC

(chlorofluorocanbon) yang berasal dari bahan penyemprot, bahan alat

pendingin, asap knalpot yang berasal dari mesin, asap industri, asap

pembakaran kayu atau hutan, dan perubahan tata guna lahan. 

Konsentrasi CO2 (karbondioksida) diatmosfir telah naik dari 290

ppm menjadi 350 ppm selama seratus tahun terakhir dan

diperkirakan akan mencapai 400 ppm hingga 550 ppm pada tahun

2030. Jumlah ini diperkirakan tidak akan berkurang selama tumbuh-

tumbuhan dan hutan semakin ramping dan semakin banyaknya CO2

(karbondioksida) yang dihasilkan oleh industri, kendaraan, dan lain

sebagainya.

Terakhir kita harus menyadari bahwa betapa pentingnya peranan

hutan atau tumbuh-tumbuhan dalam menyerap gas CO2

(karbondioksida). Jangan sampai kita baru tersadarkan setelah

dampak nyata yang benar-benar buruk terjadi atau kita alami. Maka

penting bagi kita menjaga hutan. Memang kita tak bisa menjaganya

sendirian dan membutuhkan peranan pemerintah. Namun tak ada

salahnya kita memulai dari diri sendiri dengan menanam pohon atau

tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Sekali lagi hutan adalah

paru-paru dunia, jangan sampai hutan gundul meluluhlantakkan dan

bencana datang menyapa. 

7

Page 8: jasa hutan

3. Hutan menyediakan habitat bagi satwa

Berdasarkan rapat Teknis Kementerian Kependudukan dan

Lingkungan Hidup di Jakarta pada bulan Februari 1991, dinyatakan

bahwa Hutan Kota adalah suatu lahan yang tumbuh pohon-pohonan

di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah

milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal

pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai

estetika dan dengan luas yang solid merupakan ruang terbuka hijau,

serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai

Hutan Kota.

Kota merupakan salah satu bagian paling penting dalam

kehidupan manusia, mengingat kota sebagai pusat berbagai

aktivitas.banyaknya masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas

membuat mereka kadang kala jenuh ataupun stress, Dengan

demikian untuk mengurangi itu semua di butuhkan suasana nyaman

dan asri, maka perlu dibangun hutan kota. Desiran angin, kicauan

burung dan atraksi satwa lainnya di dalam hutan kota diharapkan

dapat menghalau kejenuhan dan stress yang banyak dialami oleh

penduduk perkotaan.

Pada prinsipnya burung dapat berdampingan hidup dengan

masyarakat kota asalkan syarat kebutuhan hidupnya terpenuhi,

seperti habitat yang memadai dan aman dari berbagai bentuk

gangguan. Mengingat begitu besar manfaat burung baik dari

lingkungan dan ekonomi, sudah sewajarnya perlu diwujudkan upaya

pelestariannya. Upaya tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab

8

Page 9: jasa hutan

pakar burung semata tetapi semua lapisan masyarakat termasuk

masyarakat perkotaan.

Factor yang menentukan keberadaan burung adalah

ketersediaan makanan, tempat untuk istirahat, bermain, kawin,

bersarang, bertengger dan berlindung. Kemampuan areal

menampung burung ditentukan oleh luasan, komposisi dan struktur

vegetasi, banyaknya tipe ekosistem dan bentuk areal serta

keamanan.

Komposisi dan struktur vegetasi juga mempengaruhi jenis dan

jumlah burung yang terdapat di suatu habitat. Hal ini disebabkan

karena tiap jenis burung mempunyai relung yang berbeda. Dengan

memperbanyak jenis vegetasi dan mengatur komposisinya

dimungkinkan burung mudah menentukan relungnya.

Jenis tanaman yang beragam dapat menyediakan lebih beragam

pula sumber-sumber makanan bagi burung, berupa serangga, buah,

ataupun nectar. Sebagai implikasinya, pemilihan tanaman dengan

waktu berbuah ataupun berbunga yang berbeda akan lebih baik

dalam penyediaan sumber makanan bagi burung.

Ekosistem yang lebih beragam lebih mampu mendukung

kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang lebih lengkap.

Misalnya, perpaduan antara ekosistem air ( kolam, danau, sungai ),

padang rumput, hutan dan pekarangan lebih baik daripada hanya

hutan, hanya air, atau hanya padang rumput saja.

Dasar pemikiran kota sebagai salah satu objek pelestarian

burung adalah adanya kebutuhan manusia yang semakin meningkat

9

Page 10: jasa hutan

terhadap sumberdaya alam (termasuk burung) seiring dengan

pertambahan laju manusia.

Akibat penggunaan sumberdaya alam (termasuk burung) oleh

manusia yang kurang memperhatikan aspek kelestariannya

menyebabkan terjadinya penyempitan maupun perusakan habitat

alami burung yang menyebabkan merosotnya populasi burung di

alam.

Burung sebagai komponen ekosistem alam memiliki peranan

penting dan sangat bermanfaat bagi manusia. Pada prinsipnya

burung dapat hidup berdampingan dengan manusia sepanjang

kebutuhan hidupnya terpenuhi. Kota memiliki potensi pendukung bagi

pelestarian burung.

Salah satu bentuk pola pembinaan habitat burung dikawasan

pemukiman / RTH sebagai berikut:

Pemilihan spesies tumbuhan yang akan dikembangkan.

Upaya menciptakan koridor bervegetasi.

Upaya mencegah perburuan burung.

Pembuatan sarang buatan dan penglepasan berbagai jenis

burung.

Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di perkotaan

adalah burung. Burung perlu dilestarikan, mengingat mempunyai

manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat, antara lain :

Membantu mengendalikan serangga hama,

Membantu proses penyerbukan bunga,

Mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi,

10

Page 11: jasa hutan

Burung memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan

suasana yang menyenangkan,

Burung dapat dipergunakan untuk berbagai atraksi rekreasi,

Sebagai sumber plasma nutfah,

Objek untuk pendidikan dan penelitian.

Mengurangi Bahaya Hujan Asam

Manfaat lain dan urgensinya antara lain:

Burung sebagai komponen ekosistem alam. Burung Dapat

berperan penting dalam membantu mengontrol populasi serangga,

membantu penyerbukan bunga dan pemercaan biji. Dapat di jadikan

sebagai indicator lingkungan karna apabila terjadi degradasi

lingkungan, burung menjadi komponen alam terdekat yang terkena

dampaknya.

Dari segi rekreasi alam. Kecendrungan masyarakat untuk ingin

menikmati keindahan warna bulu, kemerduan bunyi ataupun

kacakapan burung dapat dilihat di kebun binatang, taman burung dan

taman safari.jenis rekreasi ini dapat juga dinikmati di lingkungan

kota,kebun,pekarangan,taman bahkan dilingkungan sekitar kita. kota

bukan hanya menjadi tempat yang nyaman untuk mencari nafkah

namun juga untuk tempat tinggal.

Dari segi ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan. Banyak ekolog

yang mengembangkan konsep ilmunya berasal dari mempelajari

burung. Ide membuat dan mengambangkan model pesawat terbang

di ilhami oleh morfologi burung. Bagi sebagian besar masyarakat

mempelajari alam dan lingkungannya karna begitu banyak

manfaatnya.

11

Page 12: jasa hutan

Beberapa jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai

tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan

bertelur. Pohon kaliandra di antaranya disenangi burung pengisap

madu. Pohon jenis lain disenangi oleh burung, karena berulat yang

dapat dimakan oleh jenis burung lainnya. Menurut Ballen (1989),

beberapa jenis tumbuhan yang banyak didatangi burung antara lain:

Kiara, caringin dan loa (Ficus spp.) F. benjamina, F. variegata, dan

F. glaberrima buahnya banyak dimakan oleh burung seperti punai

(Treron sp.).

Dadap (Erythrina variegata). Bunganya menghasilkan nektar.

Beberapa jenis burung yang banyak dijumpai pada tanaman dadap

yang tengah berbunga antara lain : Betet biasa (Psittacula alexandri),

serindit (Loriculus spp.), suku Jalak-jalakan (Sturnidae) dan beberapa

jenis burung madu.

Dangdeur (Gossampinus heptaphylla). Bunganya yang berwarna

merah menarik burung ungkut-ungkut dan srigunting.

Aren (Arenga pinnata). Ijuk dari batangnya sering dimanfaatkan

oleh burung sebagai bahan untuk pembuatan sarangnya.

Bambu (Bambusa spp.). Burung blekok (Ardeola speciosa) dan

manyar (Ploceus spp.) bersarang di pucuk bambu. Sedangkan jenis

burung lainnya seperti : Sikatan cacing (Cyornis banyumas), celepuk

reban (Otus lempiji), Kipasan belang (Rhipidura javanica), Kancilan

bakau (Pachycephala grisola) dan cikrak bambu (Abroscopus

superciliaris) bertelur pada pangkal cabangnya, di antara dedaunan

dan di dalam batangnya.

12

Page 13: jasa hutan

Salah satu keberhasilan dalam menjaga lingkungan alam di

sekitarnya adalah untuk memberikan perlindungan dan kehidupan

bagi satwa dan tumbuhan di sekitarnya. Dimana fungsi hidrologi akan

dapat berjalan dengan baik, lahan di sekitar akan berfungsi secara

optimal, maka aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dapat berjalan

secara seimbang apabila dilakukan secara bijaksana.

Dan keberhasilan dalam menata lingkungan hutan dan lahan,

tentunya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kehidupan

lainnya. Tentunya dapat pula dimanfaatkan sebagai habitat satwa

maupun tumbuhan sebagai alam kehidupannya.

Salah satu contoh yang berhasil dalam menghijaukan dan

melestarikan lingkungan dapat kita lihat di sekitar kampus UGM

Yogyakarta. Pepohonan besar dan tinggi tumbuh subur di sekitar

bangunan-bangunan kampus tanpa adanya gangguan dari

masyarakat di sekitarnya.. Dan sejak tahun 2005 keasrian alam

kampus tersebut kiranya telah mengundang burung-burung Cangak

berdatangan ke kampus UGM, dan sejak saat itu kerindangan alam

tersebut dijadikan tempat hidup, berlindung dan berkembang biak,

sebagai habitatnya.

4. Hutan meredam kebisingan dan menyerap polusi

Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan

sering disebut "polusi tak terlihat" yang menyebabkan efek fisik dan

psikologis. Efek fisik berhubungan dengan transmisi gelombang suara

melalui udara, efek psikologis berhubungan dengan respon manusia

terhadap suara.

13

Page 14: jasa hutan

Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi

gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan

yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk

yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).

Penanaman berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang

cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan,

khususnya dari kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah.

Menurut Grey dan Deneke (1978), dedaunan tanaman dapat

menyerap kebisingan sampai 95%.

Jasa hutan lainnya yaitu sebagai pengendalian dan atau

mengurangi polusi udara dan limbah, serta menyaring debu. Debu

atau partikulat terdiri dari beberapa komponen zat pencemar. Dalam

sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida,

timah hitam, asbestos, oksida besi,silika, jelaga dan unsur kimia

lainnya. Berbagai hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa

tumbuh-tumbuhan dapat mengakumulasi berbagai jenis polutan

(pencemar). Seperti pohon johar, asam landi, angsana dan mahoni

dapat mengakumulasi Pb (timah hitam) yaitu hasil pencemaran oleh

kendaraan bermotor, pada daun dan kulit batang.

5. Hutan mencegah dari bencana alam

Murka alam dalam wujud bencana alam seolah telah menjadi

rutinitas yang dihadapi dalam kehidupan rakyat dan bangsa

Indonesia. Pada setiap musim hujan kita selalu mengalami bencana

sebagai rutinitas tahunan seperti terjadinya bencana tanah longsor,

banjir dan banjir bandang dibeberapa daerah. Sedang pada saat

musim kemarau akan ditemui bencana kebakaran hutan dan lahan,

kekeringan, gagal panen. Belum lagi terjadinya bencana alam akibat

14

Page 15: jasa hutan

kondisi geologi alam wilayah Indonesia yang rawan terjadi gempa,

tsunami dan letusan gunung berapi. Bencana banjir dan banjir

bandang serta tanah longsor di sebagian wilayah Indonesia sepanjang

januari sampai juni 2006 adalah contoh terkini dari kejadian tersebut.

Dalam mengatasi masalah tersebut pemerintah masih terkesan

seperti “pemadam kebakaran”, berupaya memadamkan api setelah

terjadi kebakaran, berupaya menangani bencana setelah bencana

terjadi, bukannya melakukan optimalisasi langkah pencegahan dan

minimalisasi kemungkinan timbulnya bencana. Disamping itu masih

sering terjadi kekisruhan dalam koordinasi penanganan bencana yang

akan ditangani oleh masing-masing sektor serta perencanaan

penanganan bencana secara jangka panjang. Dalam sebagian besar

bencana-bencana tersebut biasanya orang, baik yang awam maupun

ahli selalu menghubungkannya dengan keberadaan hutan. Segala

sesuatu yang terkait dengan hutan baik itu institusi pemerintah

(Departemen Kehutanan, KLH, Dinas kehutanan, Bapedalda),

NGO/LSM, Swasta (pengelola atau pemanfaat hutan) maupun

masyarakat biasanya akan menyuarakan pandangan, kritik dan

sarannya masing-masing. Namun sangat jarang muncul usulan atau

gagasan konkret yang dapat membantu mengatasi masalah secara

berkesinambungan.

Telah banyak teori dan pengalaman dari negara lain yang

dilontarkan para ahli untuk membantu mengatasi dan mencegah

bencana melalui manajemen pengelolaan bencana, Managemen

pengelolaan sampah itu bisa bermacam-macam mulai dari

penanganan kemungkinan terjadinya bencana, penanganan selama

bencana sampai penanganan pasca bencana. Pemerintah telah

mencoba menerapkan beberapa langkah penanganan antisipasi

15

Page 16: jasa hutan

bencana, namun sekali lagi belum nampak hasil pencegahan

timbulnya bencana alam secara efektif. Contoh: penanganan

pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) prioritas, pembuatan

bangunan pengendali banjir (dam, waduk, talud sungai), pembuatan

sudetan-sudetan sungai dll. “Concern” sektor kehutanan terhadap

upaya penanggulangan bencana sebenarnya terfokus pada eksistensi

dan keberadaan hutan.

Sesuai dengan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Hutan

menurut statusnya dibedakan ke dalam hutan negara, hutan hak dan

hutan adat. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang

tidak dibebani hak atas tanah, hutan hak adalah hutan yang berada

pada tanah yang dibebani hak atas tanah, sedang hutan adat adalah

hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.

Oleh UU tersebut, penguasaan hutan negara diberikan kepada

penyelenggara negara (Pemerintah) untuk diurus demi pencapaian

kemakmuran rakyat Indonesia.

Sesuai fungsinya hutan negara dibedakan ke dalam hutan konservasi,

hutan lindung dan hutan produksi. Oleh karena itu rusak dan

terdegradasinya hutan negara yang saat ini mencapai sekitar 59,7

juta Ha dari luasan keseluruhan 120,3 juta Ha, dengan laju kerusakan

2,8 juta ha/tahun menjadi tanggung jawab Pemerintah, yang pada

kenyataannya hingga saat ini hutan-hutan tersebut terus mengalami

rongrongan dari aktifitas-aktifitas illegal.

Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah melalui penataan

pengusahaan hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan

konservasi kawasan, seolah tidak dapat mengimbangi laju kerusakan

yang terjadi, sehingga menjadi logis apabila kejadian bencana alam

16

Page 17: jasa hutan

masih sering terjadi. Membangun Hutan Rakyat Sebenarnya ada

potensi tersembunyi yang sangat besar untuk ikut mengimbangi

tingkat kerusakan hutan yang semakin besar tersebut, yaitu

keberadaan hutan hak atau secara umum kita sebut sebagai hutan

rakyat. Berdasarkan data yang diolah oleh BPS yang bekerja sama

dengan Departemen Kehutanan (walaupun data tersebut tidak

memperlihatkan potensi luasan hutan rakyat) menunjukkan besarnya

potensi hutan rakyat tersebut. Data tersebut memperlihatkan bahwa

terdapat rata-rata sekitar 3,43 juta penduduk yang mengusahakan

hutan rakyat dengan jumlah pohon dari 10 jenis tanaman yang didata

(akasia, bambu, cendana, jati, mahoni, pinus, sengon, rotan,

sonokeling dan sungkai) mencapai sekitar 238,76 juta pohon/rumpun.

Apabila diasumsikan secara kasar jarak tanamnya 4 x 4 meter, maka

diprediksi terdapat hutan rakyat seluas 380 ribu Ha, memang

kelihatannya kecil, namun perlu dicatat bahwa yang diolah baru 10

jenis pohon dari sekitar 20 jenis pohon yang diusahakan oleh rakyat,

serta belum termasuk potensi tanaman tahunan buah-buahan.

Pemerintah sendiri melalui Departemen Kehutanan sejak

beberapa tahun lalu sebenarnya telah melakukan upaya fasilitasi

pembangunan hutan rakyat, namun gaungnya belum begitu nampak

secara nasional, sehingga pengembangan potensi hutan rakyatnya

belum optimal. Oleh karena itu mencegah bencana alam dengan

mengedepankan pembangunan hutan rakyat layak dijadikan salah

satu pilihan efektifitas pencegahan bencana alam. Mendorong

peningkatan pembangunan hutan rakyat sebenarnya bukan hanya

dikarenakan oleh besar potensinya saja, tetapi memuat dan

mengandung alasan-alasan logis akan terjaminnya keberhasilan

pembangunannya. Pertama, penanaman tanaman tahunan yang

17

Page 18: jasa hutan

dilakukan oleh masyarakat di lahan miliknya sendiri, hampir dapat

dipastikan akan dilandasi oleh alasan-alasan konkret dan logis secara

ekonomis mengapa mereka mau menanam. Hal ini dengan sendirinya

akan diikuti oleh rasa memiliki (“sense of belonging”) dari masyarakat

itu sendiri terhadap eksistensi tanamannya, sehingga mereka akan

selalu merawat, menjaga dan melindungi tanamannya tersebut.

Alasan ekonomis yang secara umum dapat dikedepankan adalah

bahwa tanaman tahunan tersebut dapat dijadikan tabungan

(“saving”) yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk keperluan-

keperluan jangka panjang. Kedua, Peningkatan luasan hutan rakyat

juga telah menjadi salah satu priotitas kebijakan pembangunan

pemerintah (Departemen Kehutanan) sejak Pemerintahan Kabinet

Indonesia Bersatu. Departemen Kehutanan telah berkomitmen untuk

menfasilitasi pembangunan hutan rakyat seluas 2 juta Ha sampai

dengan tahun 2009 (seperti disebutkan dalam Rencana Strategis

Departemen Kehutanan tahun 2005-2009).

Komitmen ini tentunya akan dibarengi dengan langkah-langkah

kebijakan lanjutan dan khususnya pendanaan untuk ikut mendorong

terwujudnya perluasan hutan rakyat, salah satunya adalah

pengerahan sebagian dana untuk gerakan rehabilitasi hutan dan

lahan (GERHAN) untuk membangun hutan rakyat. Ketiga,

keberhasilan semakin meluasnya hutan rakyat akan ikut menambah

besaran lahan/areal yang bervegetasi hutan pada lahan-lahan diluar

hutan negara, dengan demikian coverage tanaman tahunan akan

bertambah dalam skala nasional. Bertambahnya penutupan hutan

secara nasional akan diyakini akan ikut memberi andil dalam

pencegahan bencana alam. Keberhasilan pencegahan bencana alam

melalui pembangunan hutan rakyat akan sangat ditentukan pula oleh

18

Page 19: jasa hutan

dukungan pemetaan potensi lahan-lahan rawan bencana alam,

khususnya yang berada di luar hutan negara. Kejelasan posisi daerah-

daerah rawan bencana akan membantu penentuan lokasi-lokasi

pembangunan hutan rakyat. Disamping itu untuk memberikan

dorongan kepada masyarakat agar membangun hutan rakyat di lahan

miliknya, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah inovatif,

antara lain dengan menetapkan insentif-insentif bagi masyarakat

yang menanami lahannya dengan tanaman tahunan, misal: tanah

yang ditanami tidak ditarik Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

menyediakan bibit-bibit gratis sesuai dengan kebutuhan masyarakat

sekitar, membebaskan perdagangan kayu rakyat dari pungutan-

pungutan seperti layaknya dalam perdagangan kayu umumnya.

Keberhasilan pembangunan hutan rakyat diharapkan memberi

efek berganda mulai dari berkurangnya bencana alam, meluasnya

penutupan (“coverage”) lahan secara nasional, ikut andil dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat sampai sebagai pendukung

penentuan indikator kesuksesan kinerja pemerintah. *

BAB III

PENUTUP

19

Page 20: jasa hutan

III.1 KESIMPULAN

Hutan memiliki jasa-jasa yang sangat penting dan tanpa disadari

sangat berarti bagi kehidupan di bumi. Ketika Bencana alam yang

terjadi memang sering tidak dapat diprediksi dan tidak dapat

dihindari. Seperti pada saat bencana tsunami. Kejadian ini dipicu oleh

kejadian gempa bumisebelumnya, kemudian beberapa saat kemudian

ombak yang cukup dahsyat menghantamdaerah pesisir sampai

kedaratan. Kejadian tersebut telah merengut ribuan nyawa dan

memporak-porandakan rumah-rumah penduduk dan telah

mengakibatkan kerugian materilmencapai angka triliunan rupiah. Hal

itu terjadi karena terlalu meremehkannya jasa hutan bagi kehidupan

ini. Sebagai makhluk hidup yang berakal manusia dapta

memanfaatkan jasa-jasa penting hutan tersebut.

Adapun Jasa-jasa hutan bagi lingkungan, yaitu :

1. Hutan menyediakan sumber air

2. Hutan menyediakan oksigen gratis dan tak terbatas

3. Hutan menyediakan habitat bagi hewan

4. Hutan meredam kebisingan dan menyerap polusi

5. Hutan mencegah dari bencana alam

III.2 SARAN

Hutan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan.

Tanpa kita sadari hutan sangat berjasa bagi kehidupan kita. Untuk

20

Page 21: jasa hutan

melestarikan hutan, kita sebagai individu dapat ikut serta dalam

usaha pemberdayaan keberadaan hutan untuk kehidupan. Kita dapat

melakukannya dengan cara yang sederhana pula. Penghijauan yang

kita lakukan tidak perlu dalam partai yang besar. Kita hanya perlu

setidaknya menanam satu pohon untuk penghijau rumah kita. Hal ini

jika dilakukan oleh seluruh penduduk bumi ini, akan sangat efektif

dalam mengatasi masalah kelangkaan hutan, seperti yang saat ini

kita hadapi. Keberadaan pohon-pohon tersebut akan sangat berguna

dalam mempertahankan kualitas air tanah, setidaknya di sekitar

tempat tinggal kita.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: jasa hutan

Gatot Irianto. 2004. Hilangnya Sumber Mata Air dan Dampaknya

terhadap Desertification. Penulis dari Puslitbangtanak, Bogor,

Tabloid Sinar Tani, 30 Juni 2004.

pusakaindonesia.or.id/news.php?extend.117.18

http://kimbijak.blogspot.com/2012/09/pencegahan-bencana-alam-

murka-alam.html

22