Jarak Pagar

15
Jarak Pagar (Jatropha Curcas) 1. Profile Komoditi Jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek, Tetapi selama ini masyarakat hanya mengetahui manfaat jarak (terutama jarak pagar) sebagai tanaman obat tradisional dan pagar hidp. Jarak pagar termasuk kedalam family Euphorbiaceae, berupa perdu dengan tinggi 1-7 m bercabang tidak teratur, dan batangnya berkayu berbentuk silindris. Daun tanaman jarak tunggal berlekuk dan bersudut tiga atau lima. Panjang daun 5-15 cm dengan tulang daun menjari. Buah jarak berupa kotak berbentuk bulat telur, berdiameter 2-4 cm, dan panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. buah jarak terbagi menjadi tiga ruang, masaing-masing ruang berisi satu biji. Biji berbentuk bulan loncong, berwarna kehitaman dan mengandung minyak (30-50%). Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu. Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae 1

Transcript of Jarak Pagar

Page 1: Jarak Pagar

Jarak Pagar (Jatropha Curcas)

1. Profile Komoditi

Jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan

semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini

dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek,

Tetapi selama ini masyarakat hanya mengetahui manfaat jarak (terutama

jarak pagar) sebagai tanaman obat tradisional dan pagar hidp. Jarak

pagar termasuk kedalam family Euphorbiaceae, berupa perdu dengan

tinggi 1-7 m bercabang tidak teratur, dan batangnya berkayu berbentuk

silindris. Daun tanaman jarak tunggal berlekuk dan bersudut tiga atau lima. Panjang daun 5-15

cm dengan tulang daun menjari. Buah jarak berupa kotak berbentuk bulat telur, berdiameter 2-4

cm, dan panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. buah jarak terbagi menjadi tiga

ruang, masaing-masing ruang berisi satu biji. Biji berbentuk bulan loncong, berwarna kehitaman

dan mengandung minyak (30-50%).

Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan

ubikayu. Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas L.

Jarak pagar tumbuh di dataran rendah samapai ketinggian sekitar 1000 m dpl. Curah

hujan bekisar 300-2380 ml/tahun. Suhu yang paling sesuai untuk pertumbuhan jarak adalah 20-

26 C. jarak memiliki system perakaran yang mampu menyerap air di sekitarnya, sehingga tahan

terhada kekeringan. Tanaman ini bias tumbuh di atas tanah bepasir, tanah berbatu, tanah

1

Page 2: Jarak Pagar

lempung atau tanah liat. Tanaman ini juga dapat beradapatasi di tanah yang kurang subur,

memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan pH taah 5,0-6,5.

Jarak Pagar berbeda dengan Jarak kaliki atau Jarak kepyar atau Jarak kosta (Ricinus

communis), yang mempunyai ciri seperti tanaman singkong racun, buahnya berbulu seperti

rambutan. Jarak kepyar juga menghasilkan minyak dan digunakan sebagai bahan baku atau

bahan tambahan industri cat vernis, plastik, farmasi, dan kosmetika, sehingga sudah lama

dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Akan tetapi, minyak jarak kepyar tidak cocok

digunakan sebagai bahan bakar biofuel karena terlalu kental, jadi hanya bisa digunakan sebagai

pelumas. Jarak kaliki (Ricinus communis), merupakan tanaman tahunan berumur pendek

( bianual), berbuah setahun sekali ( terminal ), sedangkan jarak pagar ( Jatropha curcas ) mampu

berbuah terus menerus apabila Agroklimatnya mendukung.

2. Budidaya

2.1 Persyaratan Lingkungan

Tanaman jarak sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang sangat

kritis dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Agar pertumbuhannya optimal maka

diperlukan Latitut 50º LU – 40º LS, Altitut 0 – 2000 m dpl, suhu berkisar antara 18º- 30oC. Pada

daerah dengan suhu rendah ( <18oC) menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi ( >

35oC) menyebabkan gugur daun dan bunga, buah kering sehingga produksi menurun. Curah

hujan antara 300 mm – 1200 mm per tahun. Dapat tumbuh pada daerah yang kurang subur tetapi

drainase baik tidak teergenag dan pH tanah antara 5,0 – 6,5.

2.2 Persiapan Lahan

Kegiatan persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan

pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar terutama

disekitar calon tempat tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (bisa dari bambu

atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan rencana populasi tanaman yang

dikehendaki. Penanaman dengan jarak tanam 2.0 m x 3.0 m di dapatkan populasi sebanyak 1600

pohon/ha), jarak tanam 2.0 m x 2.0 m didapatkan populasi sebanyak 2500 pohon/ha) atau jarak

2

Page 3: Jarak Pagar

tanam 1.5 m x 2.0 m didapatkan populasi sebanyak 3300 pohon/ha). Pada areal yang miring

sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Lubang tanam dibuat

dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.

2.3 Pembibitan

Bahan tanam dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Bahkan

penyediaan bibit dengan tekhnik kultur jaringan dimungkinkan. Jika menggunakan setek dipilih

cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Sedangkan untuk benih dipilih dari biji yang telah

cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam. Pada saat ini di

Indonesia belum ada varietas maupun klon unggul jarak pagar, sehingga sumber benih masih

mengandalkan pengumpulan petani. Peluang untuk penelitian ke arah ini masih sangat luas

sehingga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi maupun lembaga atau balai penelitian.

Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan. Setiap polibag diisi media

tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami

1 (satu) benih. Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan dapat berupa daun kelapa,

jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 - 3 bulan. Kegiatan yang dilakukan selama

pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan sore), penyiangan dengan

melakukan pembersihan gulma sekitar tanaman dan seleksi dengan memilih bibit yang

pertumbuhannya baik.

2.4 Penanaman

Penanaman dilakukan pada awal atau selama musin penghujan sehingga kebutuhan air

bagi tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi

bibit sekitar 50 cm atau lebih. Saat penanaman tanah disekitar batang tanaman dipadatkan dan

permukaannya dibuat agak cembung. Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di

lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.

Dalam budidaya tanaman jarak pagar disarankan menerapkan sistem tumpangsari dengan

tanaman lain seperti jagung, wijen, atau padi ladang sehingga selain mengurangi resiko serangan

hama penyakit juga diversivikasi hasil. Jika pola penanaman dengan tumpangsari maka jarak

tanam digunakan jarak agak lebar misalnya 2.0 m x 3.0 m

3

Page 4: Jarak Pagar

2.5 Pengendalian

Gulma disekitar tanaman dikendalikan baik secara manual / mekanis maupun secara

kimia. Pelaksanaan pengendalian gulma dapat bersamaan dengan kegiatan pembumbunan

barisan tanaman.

2.6 Pemupukan

Pada prinsipnya pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara

bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kesu buran

tanah setempat. Belum ada dosis rekomendasi khusus untuk tanaman jarak pagar. Jika

diasumsikan pemupukan sama dengan jarak kepyar maka dosis pupuk untuk tana man Jarak

pagar per Ha : 80 kg N, 18 kg P2O5, 32 kg K2O, 12 kg CaO dan 10 kg MgO. Pupuk N diberikan

pada saat tanam dan umur 28 hari setelah tanam (HST), sedangkan pupuk P, K, Ca dan Mg

diberikan saat tanam Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.

2.7 Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif.

Pemangkasan batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan tanah

untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang telah

cukup berkayu (warna coklat keabu-abuan).

2.8 Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman jarak pagar yang ditanam petani di Indonesia umumnya sedikit atau hampir

tidak ada serangan hama dan penyakit. Hal ini kemungkinan disebabkan sistem penana mannya

yang umumnya dicampur dengan tanaman lain seperti gamal (Glyrecidia macu lata) dan waru.

Jika penanaman dilakukan secara luas apalagi dengan sistem monokultur diduga akan timbul

serangan hama dan penyakit.

Pada sistem penanaman jarak di Tanzania dan Nicaragua dilaporkan adanya serangan

serangga pada inflorecent bunga dan buah serta serangan rayap pada pangkal batang. Untuk itu

pengendalian dapat dilakukan secara teknis maupun kimia.

2.9 Panen dan Produktivitas

Panen

4

Page 5: Jarak Pagar

Panen pertama akan dimulai umur tanaman 8-9 bulan dan akan terus menerus berbuah

sepanjang tahun. produksi puncak akan dimulai tahun ke-5 di bawah lima tahun produksi nya

belum maksimal dan akan terus meningkat.

Besar panen dalam 1 ha tergantung banyak faktor, diantaranya kerapatan tanaman,

intensitas sinar matahari, kesuburan tanah, cara pemeliharaan dsb, hanya sebagai gambaran

produksi per Ha akan berkisar antara 10 sampai dengan 20 ton per tahun.

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) mulai berbunga setelah umur 3 - 4 bulan,

sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4 - 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah

telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya

buah masak setelah berumur 5 - 6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang

dapat hidup lebih dari 20 tahun apabila dipelihara dengan baik.

Pemanenan dengan cara memetik buah yang telah masak dengan tangan atau gunting.

Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3.5 - 4.5 kg biji / pohon / tahun. Produksi akan stabil

setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 -

3300 pohon / ha, maka tingkat produktivitas antara 8 - 15 ton biji / ha. Jika rendemen minyak

sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5 - 5 ton minyak / ha / tahun.

. Produktifitas jarak setelah berumur 5 tahun berkisar 3-4 kg/biji/pohon/tahun. Produksi

akan stabil setelah tanaman berusia lebih dari 5 tahun. Denga tingkat populasi tanaman 2500

pohon/ha, tingkat produktivitas rata-rata antara 7,5-10 ton biji/ha terantung pada kualitas benih,

agroklimat, tingkat kesuburan tanah, dan pemeliharaan. Jika kandungan/ rendemen minyak

sebesar 30% dan yang dapat terekstrak, sebesar 25%, setiap hektar lahan dapat diperoleh 1,9-2,5

ton minyak/ha/tahun. Untuk mengganti 20% diesel dengan biodiesel dari jarak pagar diperlukan

sekitar 3,5 juta hektare luas penanaman.

Jarak berpotensi untuk dikembangkan , baik yang didaerah kering maupun marjinal,

terutaama di NTB dan NTT dengan potensi produksi biji sebanyak 7,5 -10ton/ha setelah

penanaman 5 tahun. Budi daya jarak pagar sudah dicanangkan sebagai Grakan Nasional Budi

Daya jJarak oleh Menteri Sosial Bachtiar Camsah dalam rapat koordinasi (rakor) KESRA

tanggal 6 September 2005, daerah yang akan diikutkan dalam program budi daya jarak di

antaranya NTB, NTT, gorontalo, Nangro Aceh Darussalam, Jakarta dan Banten, Jawa Barat,

5

Page 6: Jarak Pagar

Jawa Tengah, dan Jawa TImur. Dari program ini talah ditargetkan penanaman jarak pagar

sebanyak 2500 ha.

Hal yang harus dipertimbangkan sebelum menanam jarak pagar secara besar-besaran

adalah pemilihat lahan yang akan digunakan. Jarak pagar dapat tumbuh dilahan yang subur dan

lahan yang kurang subur (lahan marjinal). Karena itu, sebaiknya tanaman jarak pagar ditanam

dengan memanfaatkan lahan-lahan yang kurang subur dan tanaman pangan lainnya tidak dapat

tumbuh.

3. Tipe Proses ekstraksi yang disarankan

Minyak Jarak alami dibuat dari daging buah (kernel). Alat yang digunakan untuk

membuat minyak kasar antara lain pengepres yang dapat digerakkan dengan tangan atau mesin

dengan teknologi yang sederhana sehingga dapat diaplikasikan di daerah pedesaan. Selain alat

yang sederhana ada juga alat yang modern, misalnya mesin expeller, berfungsi untuk memeras

kernel jarak pagar agar keluar minyak jarak alaminya, kemudian minyak tadi dialirkan ke tangki

degumming untuk menghilangkan getah dari biji , tangki ini bertujuan untuk menghilangkan

fosfor (fosfolipid) dan pemanasan digunakan untuk menghilangkan asam lemak bebas.. Ke dua

bahan tersebut harus dihilangkan jika mimyak jarak digunakan sebagai biodesel karena fosfor

dapat mengendap sebagai kerak diruang bakar diesel sedangkan asam lemak bebas bersifat

korosif yang dapat merusak komponen mesin diesel. Kemudia filer press digunakan untuk

menyaring hasil degumming, hasil dari saringan adalah minyak goreng, kental licin, dan berbau

tidak menyolok.

Minyak jarak dihasilkan dengan mengekstrak biji jarak. Biasanya, cara yang digunakan

adalah pengepresan mekanik. Cara ekstraksi ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari

dari bahan yang kadar minyaknya di atas 10% pengepresan mekanik menggunakan dua teknik,

yaitu pengepresan hidrolik dan pengepresan berulir. Sebelum digunakan sebagai bahan baku

biodeiesel, minyak jarak dimurnikan telebih dahulu untuk menghilangkan senyawa pengotor,

seperti gum( getah atau lender yang terdiri dari fosfatida, protein,residu, karbohidrat, air dan

resin), asam lemak bebas dan senyawa pengotor lainnya.

6

Page 7: Jarak Pagar

Minyak jarak memiliki komposisi trigliserida yang menganduk asam lemak oleat dan

linoleat. Kandungan asam lemak dalam minyak jarak pagar dapat dilihat di table dan sifat fisik

meinyak jarak pagar bias juga di lihat di table.

Komposisi asam lemak minyak jarak

Asam Lemak Komposisi (%Berat)

Asam miristat (14:0) 0-0.1

Asam palmitat (16:0) 14,1-15,3

Asam palmioleat (16:1) 0-1,3

Asam stearat (18:0) 3,7-9,8

Asam Oleat (18:1) 34,3-45,8

Asam linoleat (18:2) 29,0-44,2

Asam linolenat (18:3) 0-0,3

Asam arakhidat (20:0) 0-0,3

Asam behenat (22:0) 0-0,2

Sumber: Gubitz et al, 1999

Sifat fisik minyak jarak pagar

Sifat Fisik Satuan Nilai

Titik nyala. C 236

densitas pada 15 C g/cm3 0.9117

viskositas pada 30 C mm2/s 49.15

Residu Karbon % (m/m) 0.34

Kadar abu sulfat % (m/m) 0.007

titik tuang C 2.5

kadar air ppm 935

kadar sulfur ppm <1, 4.75

bilangan asam mg KOH/g 96.5

bilangan iod g iod/100 g minyak.

Sumber: Hambali et al, 2006

7

Page 8: Jarak Pagar

Fasa padatan setelah ekstraksi minyak dari biji dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

pembuatan pupuk organik. Produk sampingan dari proses trans-esterifikasi (metilasi) dapat

diperdagangkan sebagai bahan baku industri yang memanfaatkan asam lemak, seperti kertas

berkualitas tinggi (high quality paper), pil energi, sabun, kosmetik, obat batuk, dan agen

pelembab pada tembakau.

8

Page 9: Jarak Pagar

4. Pohon Industri

9

Page 10: Jarak Pagar

5. Faktor kritis

BELUM DAPAT DATA VALID ( lagi diusahakan boy)(

6. Faktor-faktor yang menjadi pendorong pengembangan jarak pagar :

1. Deklarasi para Menteri tanggal 12 Oktober 2005 tentang Gerakan Nasional

Penanggulangan Kemiskinan dan Krisis BBM melalui Rehabilitasi dan Reboisasi 10 Juta

Hektar Lahan Kritis dengan Tanaman yang Menghasilkan Energi Pengganti BBM.

2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan

Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

3. Peraturan Presiden RI Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, sasaran

kebijakan energi nasional pada tahun 2025 peranan minyak bumi menjadi kurang dari

20%, sedangkan yang berasal dari bahan bakar nabati (biofuel) menjadi lebih dari 5%.

4. Hasil Rapat Terbatas para Menteri, tujuh Gubernur bersama Presiden Republik Indonesia

di Losari Magelang Jawa Tengah tentang Pengembangan komoditi (tebu, kelapa sawit,

ubi kayu, sorgum dan jarak) sebagai penghasil untuk subtitusi biodiesel dan bioethanol

sebagai subtitusi premium.

5. Tersedianya lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berpotensi untuk

pengembangan tanaman jarak.

6. Penelitian Perguruan Tinggi (Undana) menunjukkan bahwa lahan di Nusa Tenggara

Timur sangat cocok untuk pengembangan tanaman jarak.

7. Dukungan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/ Kota yang ditandai dengan adanya

perjanjian kerjasama (MoU) dengan calon investor di bidang pembibitan.

Peluang dan Potensi pengembangan tanaman jarak

1. Kebutuhan akan BBM yang semakin meningkat sementara persediaannya semakin

menipis sehingga diperlukan bahan bakar pengganti BBM.

2. Bahan bakar nabati (biofuel) merupakan bahan bakar terbarukan yang memiliki peluang

pasar yang besar.

3. Memanfaatkan lahan kritis yang selama ini tidak dikelola.

10

Page 11: Jarak Pagar

Daftar Pustaka :

Alamsyah, A.N. 2006. Biodesel Jarak Pagar. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anonim, 2006. Pengembangan dan Pemanfaatan Jarak pagar ( Jatropha curcas L.). Pusat

Penelitian dan Pengambangan Perkebunan. Bogor.

Anonim, 2007. Budidaya Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L ) Sebagai sumber

alternatif Biofuel . Puslitbang Perkebunan .Bogor.

Prihandana, R dan Hendroko,R. 2006. Petunjuk Budidaya Jarak pagar. Agromedia. Jakarta.

Susilo, B. 2006. Biodesel, Inovasi dan Technologi. Trubus Agrisarana. Surabaya.

11