JALINAN YANG MELIPUTI SEGALA SESUATU - … · Web viewSegenap organisme ini dipengaruhi oleh sifat...
Transcript of JALINAN YANG MELIPUTI SEGALA SESUATU - … · Web viewSegenap organisme ini dipengaruhi oleh sifat...
- 1 -
PRAKATA
Manusia modern, yang sibuk memikirkan kepentingannya sendiri, dan semakin
terpencil dari lingkungan alamnya dengan bertempat tinggal di kota-kota, baru akhir-akhir ini
mulai menemukan kembali suatu kebenaran lama:bahwa dirinya hanya berupa seutas benang
dalam suatu jalinan yang rumit terdiri dari berbagai kehidupan dan semuanya ikut memiliki
bumi. Setiap kali kita menguraikan benang halus dari jalinan tadi, pengetahuanya tentang
jalinan tersebut bertambah, dan biasanya menimbulkan kekecewaan. Pencemaran yang
mengangkasa dari cerobong asap pabrik dan knalpot mobil tidak saja membahayakan
kesehatannya tetapi juga menghangatkan suhu planet ini, sehingga merupakan ancaman bagi
kehidupan yang ada dipermukaannya. Pestisida memungkinkan manusia memperoleh pangan
yang lebih besar, tetapi juga telah membawa banyak jenis mamalia, burung dan ikan ke ambang
kepunahan. Air limbah dan sampah industri telah membunuh semua bentuk kehidupan pada
beberapa perairan terbesar di dunia, seperti misalnya Danau Eirie di Amerika Serikat dan
Danau Baikal di Uni Sovyet. Baru sekarang manusia menyadari bahwa semua bentuk
kehidupan, termasuk dirinya, saling mempengaruhi di dalam suatu interaksi yang rumit dengan
tanah, udara dan air.
Hubungan antara mahluk hidup dan lingkungannya itulah pokok pembahasan ekologi,
sebuah istilah yang diciptakan kurang dari 100 tahun yang lampau, dari dua kata Yunani yang
berarti “telaah rumah tangga”. Istilah itu tepat sekali, sebab semua mahluk hidup mempunyai
tempat tinggal sendiri di alam bebas; di situlah setiap mahkluk tertambat oleh berbagai ikatan
yang tak kasat mata. Ikatan itu berupa keadaan fisik daratan di permukaan planet kita yang
berkeriput dan senantiasa berubah ini. Ikatan tadi ini juga terdapat pada berbagai macam
hubungan antara jenis-jenis binatang yang hidupnya berdampingan: dalam wujud persaingan,
kerja sama, dan bahkan sikap netral yang tanpa minat. Segala segi lingkungan hidup tercakup
di dalamnya : tanah yang menjadi tempat berjalan dan tempat membuat liang, udara yang
- 2 -
dihirup dan ditebangi, hujan dan cerahnya cahaya yang menimpa. Meskipun penghuni puncak-
puncak gunung,gurun dan lautan bebas tanpaknya jauh berlainan bentuk dan cara hidupnya,
semuanya tunduk pada hukum-hukum ekologi yang sama.
Manusia merupakan satu-satunya mahluk yang seakan-akan berdiri terpisah dari
interaksi benda-benda hidup lainnya, sebab ia sanggup membangun tempat tinggalnya sendiri
hampir di seluruh pelosok dunia. Tetapi betapa pun hebatnya keberhasilan manusia itu,
sebenarnya dia tidak pernah meninggalkan lingkungan hidupnya, ia masih memerlukan udara
untuk bernafas, air untuk minum dan makanan yang cocok – semua itu ditemukan, diciptakan
atau dibawa sebagai bekal oleh manusia. Kemampuannya mengusai teknologi pembuatan api,
tempat berteduh dan pakaianlah yang memungkinkan manusia melakukan hal itu semua.
Manusia mengalami evolusi dari leluhur pramanusia yang hidup kira-kira dua juta tahun yang
lalu di daerah-daerah tropik dan sekarang telah tersebar keseluruh permukaan bumi. Namun
sebagian besar sebaran manusia ini terjadi baru kira-kira 40.000 tahun terakhir ini, dan sekarang
pun sebagian besar manusia masih tetap hidup di daratan antara 500 Lintang Utara dan beberapa
derajad di sebelah selatan khatulistiwa.
Dalam batas masyarakat dan habitat, kita dapat menentukan mengapa mahluk hidup itu
tinggal disuatu tempat tertentu. Binatang yeng memerlukan makanan sangat khusus hanya
dapat hidup pada masyarakat tempat makanan itu tumbuh. Demikian juga, dimana saja kita
melihat – di darat, sepanjang pantai atau di dalam laut – mahluk hidup mempunyai tempatnya
sendiri. Kerap kali keseimbangan antara organisme dan lingkunganya cukup luwes sehingga
memungkinkan adanya perubahan, akan tetapi terkadang keseimbangan itu rawan. Kalau
sebuah habitat berubah, kehidupan binatang di dalamnya peu berubah. Dalam sebuah danau
atau kolam yang normal, misalnya , senyawa notrogen dan fosfor dalam air mengalami daur
sebagai berikut: senyawa itu diambil oleh tumbuhan sederhana, bersama tumbuhan senyawa itu
dimakan oleh binatang dan akhirnya kembali ke air lewat pembusukan tinjanya atau
- 3 -
pembusukan tubuh binatang itu sendiri setelah mati. Tetapi ada kalanya danau tersebut
mengandung terlalu banyak zat hara seperti itu yang banyak terdapat pada sampah hasil
manusia, dalam detergen, dalam luapan dan rembesan dari tanah pertanian yang menggunakan
banyak pupuk. Pada kasus seperti itu, tetumbuhan akan berbiak secara luar biasa dan
melampaui daya konsumsi binatang. Kemudian tumbuhan itu menyerap itu tenggelam ke dasar
danau atau kolam dan membusuk. Proses pembusukan sisa tumbuhan itu menyerap oksigen
dan air terkadang menghasilkan gas beracus. Sebagian populasi ikan dan binatang akan
terbunuh, dan lagi-lagi menimbulkan ketidak-seimbangan yang lebih besar antara tumbuhnya
tetumbuhan lagi daya konsumsi binatang. Lingkaran setan yang berspiral menurun ini disebut
eutrofikasi, dan benar-benar telah menghancurkan kehidupan binatang di banyak perairan
tawar.
Medio September 2002
Penulis,
- 4 -
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan dengan luas perairan lebih dari 3.1 juta km2,
mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 kn. Wilayah ini merupakan sumber pangan yang
produktif, sumber mineral dan energi, media komunikasi, alur pelayaran, tempat rekreasi dan
pariwisata, dan areal pertahanan nasional. Tingkat pemanfaatan sumber daya pantai di
Indonesia sangat beragam, dari tingkat yang terendah –karena belum tergarap dan jauh dari
pusat kegiatan masyarakat – hingga – tingkat yang mencemaskan karena dimanfaatkan hingga
jauh melampaui batas kemampuan daya dukungnya.
Wilayah pantai merupakan daerah dimana terjadi interaksi antara tiga unsur alam utama,
yaitu daratan, lautan dan atmosfir. Proses interaksi tersebut berlangsung sejak ketiga unsur ini
terbentuk. Bentuk wilayah pantaiseperti yang ditemui sekarang merupakan hasil keseimbangan
dinamis dari proses penghancuran dan pembentukan dari ketiga unsur alam tersebut. Sebagai
tempat peralihan antara daratan dan laut, wilayah pantai ditandai oleh kelandaian (gradient)
perubahan ekologis yang tajam. Wilayah pantai juga berfungsi sebagai zona penyangga (buffer
zone) bagi banyak binatang yang bermigrasi (ikan, udang, maupun burung) untuk mencari
makan, memijah dan membesarkan anaknya.
Ditinjau dari tingkat produktifitas hayatinya, perairan pantai (terutama estuaria)
merupakan kawasan yang sangat subur. Oleh Knox dan Miyabara (1984) menyebutkan bahwa
tingkat produktivitas hayati perairan pantai 3 sampai 5 kali lipat produktivitas samudera.
Tingkat produktivitas di perairan estuaria malah jauh lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 15 sampai
50 kali lipat dari produktivitas samudera. Akan tetapi kedua tipe perairan ini pulalah yang
paling mudah terkena gangguan oleh pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan
manusia di daratan. Sebagian besar limbah dari kegiatan manusia pada akhirnya akan
memasuki sistim sungai dan akan dibawa menuju laut. Sabagai “ bak penampung” limbah
- 5 -
terakhir, perairanlaut yang terkena dampak terlebih dahulu adalah kawasan estuaria dan pantai
yang justru merupakan kawasan paling subur.
Karena demikian banyak kegiatan manusia yang dapat mengganggu ekosistim perairan
pantai dan laut, maka diperlukan pengetahuan pantai dan pemahaman tentang ekosistim di
wilayah pesisir serta proses – proses yang terjadi sehingga proses kawasan ini termanfaatkan
secara sinambung dan lestari.
- 6 -
EKOSISTIM KEMARITIMAN (KELAUTAN)
Gambaran Umum
Kurang lebih 71 % permukaan planet bumi ditutupi oleh air asin. Di bawah permukaan
ini, keda;am air rata-rata 3.8 km, dengan volume sebesar 1370 X 106 km3. Karena diseluruh
volume air ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan tempat satu-satunya kumpulan
organisme yang sangat besar di planet bumi. Organisme-organisme ini sangat bervariasi dan
praktis mewakili semua fila. Segenap organisme ini dipengaruhi oleh sifat air laut (sea water)
yang ada disekelilingnya, dan banyak bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada tumbuh-
tumbuhan dan binatang ini merupakan hasil penyesuaian diri (adaptasi) terhadap medium cair
dan pergerakannya.
Bagian-bagian Lingkungan Lautan (Ocean)
Ekosistim lautan merupakan sistim akuatik yang terbesar diplanet bumi. Ukuran dan
kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya secara utuh sebagai suatu
kesatuan. Akibatnya dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-bagian yang dapat
dikelola, selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan berdasarkan prisip-prinsip ekologi yang
menentukkan kemampuan adaptasi organisme dari suatu komunitas. Tidak ada suatu cara
pembagian laut yang telah diajukan yang dapat diterima secara universal. Cara pembagiannya
telah diterangkan oleh Hedgpeth (1957) dan telah banyak dipakai oleh para ilmuwan dan pakar
kelautan diseluruh dunia.
Sub bagian utama yang ada di lautan
Di awali dengan perairan terbuka, terdapat su-bagian yang dapat dibuat baik ke arah vertikal
maupun horizontal.
Adapun pembagiannya dapat diurutkan sebagai berikut:
- 7 -
Kawasan pelagik: adalah suatu kawasan yang terbuka; sedangkan bentik berlawanan arti
dengan pelagik yang adalah merupakan zona dasar laut.
Secara horizontal kawasan pelagik dibagi 2 bagian:
1. zona neritik; mencakup massa air yang terdapat di paparan benua;
2. zona oseanik; merupakan semua massa air lainnya selain dengan zona neritik.
Secara vertikal kawasan pelagik dapat dibagi berdasarkan cahaya matahari:
1. zona fotik; adalah bagian kawasan pelagik yang mendapat cahaya. Pembatasan
bawahnya adalah batas tembusnya cahaya dan kedalamannya bervariasi bergantung
pada kejernihan air, pada umumnya perbatasan terletak pada kedalaman 100-150 m.
zona fotik ini disebut juga dengan zona epipelagik.
2. zona afotik; adalah zona dimana tidak adanya cahaya matahari (selalu gelap). Pada
zona ini dapat dibagi pula secara vertikal adalah sebagai berikut:
zona mesopelagik; terletak pada kedalaman 700 – 1000 m; dengan suhu 100 C.
zona batipelagik; terletak pada kedalaman antara 700 – 1000 m dan 2000 – 4000
m; dengan suhu antara 100 C dan 40 C.
zona abisal pelagik; terletak pada kedalaman 6000 m.
zona hadal pelagik; merupakan daerah terbuka dari palung lautan-dalam dengan
kedalaman 6000 – 10.000 m.
Sedangkan berdasarkan kedalaman perairan dihubungkan dengan zona yang berlaku zona
bentik dapat dibagi atas:
1. zona batial; adalah daerah dasar yang mencakup lereng benua dan ke bawah sampai
kedalaman 4000 m.
2. zona abisal; termasuk dataran abisal yang luas dari pasu lautan pada kedalaman antara
4000 – 6000 m.
- 8 -
3. zona hadal; adalah zona bentik dan palung lautan dengan kedalaman antara 6000 –
10.000 m.
Bagian-bagian lingkungan Pesisir (Coastal)
Gambaran umum
Wilayah pesisir atau coastal adalah salah satu sistim lingkungan yang ada dimana zona
intertidal atau lebih dikenal dengan zona pasang surut adalah merupakan daerah yang terkecil
dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia, merupakan pinggiran yang sempit sekali –
hanya beberapa meter luasnya – terletak di antara air tinggi (high water) dan air rendah (low
water). Zona ini merupakan bagian laut yang paling dikenal dan paling dekat dengan kegiatan
kita apalagi dalam melakukan berbagai macam aktivitas, hanya di daerah inilah penelitian dapat
langsung kita laksanakan secara langsung selama perioda air surut, tanpa memerlukan peralatan
khusus.
Kondisi lingkungan.
Susunan faktor-faktor lingkungan dan kisaran yang dijumpai di zona intertidal disebabkan zona
ini berada di udara terbuka selama waktu tertentu dalam waktu setahun, dan kebanyakan faktor
fisiknya menunjukkan kisaran yang lebih besar di udara daripada di air.
Adapun faktor-faktor pembatas yang menjadi indikator di wilayah pesisir dapat disebutkan
sebagai berikut:
Pasang Surut (Tide)
Naik turunnya permukaan laut secara periodik selama satu interval waktu disebut pasang-surut.
Pasang surut merupakan faktor lingkungan yang paling penting yang mempengaruhi kehidupan
di zona intertidal. Tanpa adanya pasang-surut atau hal-hal lain yang menyebabkan naik
turunnya permukaan air secara periodik, zona ini tidak akan seperti itu, dan faktor-faktor lain
akan kehilangan pengaruhnya. Ini diakibatkan kisaran yang luas pada banyak faktor fisik
- 9 -
akibat hubungan langsung yang bergantian antara keadaan terkena udara terbuka dan keadaan
yang terendam air. Jika tidak ada pasang surut, fluktuasi yang besar ini tidak akan terjadi.
Dengan pengecualian, kebanyakan daerah pantai di dunia mengalami pasang surut.
Laut-laut besar yang sangat kurang mengalami pasang surut adalah laut tengah dan laut baltik.
Di daerah ini, fluktuasi permukaan air di garis pantai terutama yang disebabkan oleh pengaruh
angin (gerakan air) yang mendorong air laut ini. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa semua
pantai mengalami kisaran atau tipe pasang surut yang sama. Penyebab terjadinya pasang surut
dan kisaran yang berbeda, sangat kompleks dan berhubungan dengan interaksi tenaga
penggerak pasang surut, matahari dan bulan, rotasi bumi, geomorfologi pasu samudra, dan
osilasi alamiah berbagai pasu samudera.
Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari atau sering juga disebut pasang surut
diurnal, atau dua kali sehari atau disebut juga pasang surut semi diurnal. Dan ada juga yang
berperilaku diantara keduanya disebut dengan pasang surut campuran. Pada suatu perairan
pasang surut ini dapat diprediksi dengan analisa numerik sehingga pengetahuan kita tentang
ramalan pasang surut akan memudahkan pada saat kita melaksanakan penelitian di daerah
pesisir. Untuk keperluan itu diperlukan data pengukuran paling sedikit selama 15 hari, atau
selama 18.6 tahun jika ingin mendapatkan hasil prediksi dengan akurasi yang tinggi. Data-data
yang didapat tersebut dapat kita uraikan menjadi komponen pasang surut, yang kita kenal
dengan komponen harmonik. Hal ini dimungkinkan karena pasang surut bersifat sebagai
gelombang, sehingga dengan mengetahui amplitudo dan perioda dari masing-masing komponen
pasut tersebut, kita dapat mensitesanya melalui penjumlahan komponen pasut yang ada.
Gelombang.
Di zona intertidal, gerakan ombak mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap organisme dan
komunitas dibandingkan dengan daerah-daerah laut lainnya. Pengaruh in terlihat nyata baik
- 10 -
secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas gelombang mempengaruhi kehidupan pantai
secara langsung dengan dua cara utama.
1. pengaruh mekaniknya menghancurkan dan menghanyutkan benda yang terkena. Sering
terjadi penghancuran bangunan-bangunan buatan manusia yang disebabkan oleh
berbagai jenis gelombang badai dan hal ini terjadi juga di zona intertidal. Jadi mahluk
apapun yang mendiami zona ini harus beradaptasi dengan mekanisme penghancuran
gelombang ini. Pada pantai-pantai yang memilki pasir atau kerikil, kegiatan ombak
yang besar dapat membongkar substrat yang ada disekitarnya, sehingga mempengaruhi
bentuk zona. Terpaan ombak dapat menjadi pembatas bagi organisme yang tidak dapat
menahan terpaan tersebut, tetapi diperlukan bagi organisme lain yang tidak dapat hidup
selain di daerah dengan ombak yang kuat.
2. kegiatan ombak dapat memperluas batas zona intertidal. Ini terjadi karena
penghempasan air yang lebih tinggi di pantai dibandingkan yang terjadi pada saat
pasang surut yang normal. Deburan ombak yang terus-menerus ini membuat organime
laut dapat hidup di daerah yang lebih tinggi di daerah yang terkena terpaan ombak
daripada di daerah tenang pada kisaran pasang surut yang sama.
Kegiatan ombak juga mempunyai pengaruh kecil lainnya:
Yakni mencampur atau mengaduk gas-gas atmosfir ke dalam air, jadi meningkatkan kandungan
oksigen sehingga daerah yang diterpa ombak tidak pernah kekurangan oksigen. Karena
interaksi dengan atmosfer terjadi secara teratur dan terjadi pembentukan gelembung serta
pengadukan substrat, penetrasi cahaya di daerah yang diterpa ombak dapat berkurang. Akan
tetapi secara ekologi hal ini tidak begitu jelas.
Suhu dan Salinitas
Merupakan parameter yang sangat penting apabila kita menyelidiki tentang asal-usul dari air
tersebut. Kedua parameter ini menentukan densitas air laut. Perbedaan densitas antara dua
- 11 -
tempat akan menhasilkan perbedaan tekanan yang kemudian memicu aliran massa air dari
tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Disamping itu, dengan
menggambungkan suhu dan salinitas dalam suatu diagram (dikenal sebagai T-S diagram) kita
dapat melacak asal-usul dari massa air tesebut.
Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh:
radiasi surya
posisi surya
letak geografis
musim
kondisi awan
serta proses antara air tawar dan air laut (seperti alih bahang, penguapan , hembusan
angin.
Salinitas juga dipengaruhi oleh:
lingkungan (muara sungai atau gurun pasir)
musim
interaksi antara air dan udara (penguapan dan hembusan angin, percampuran antara
sungai dan laut, dan interaksi antara laut dengan daratan/gunung es)
Salinitas didefinisikan sebagai berikut:
Sebagai jumlah kandungan garam dari suatu perairan, yang dinyatakan dalam permil.
Kisaran salinitas air laut antara 0 – 40 ‰, yang berarti kandungan garam berkisar antara 0 –
40 g/kg air laut.
- 12 -
TIPE – TIPE PANTAI INTERTIDAL
Dari semua pantai intertidal, pantai berbatu yang tersusun dari bahan yang keras merupakan
daerah yang padat mikroorganismenya dan mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies
hewan maupun tumbuhan. Keadaan ini berlawanan dengan penampilan pantai berpasir dan
pantai berlumpur yang hampir tandus. Populasi yang padat dan keragamantopografi, serta
banyaknya species di pantai berbatu ini telah mempesonakan para ahli biologi laut dan ekologi
laut.
Zonasi
Adapun pembagian zona untuk pantai berbatu terdiri atas pembagian secara horizontal dan
pembagian secara vertikal.
Zona Horizontal, ini tersusun secara tegak lurus mulai dari permukaan pasang turun terendah
(low tide) sampai kedaratan yang sebenarnya (high tide).
Zona vertikal, pada zona intertidal berbatu amat beragam, bergantung pada kemiringan
permukaan berbatu, kisaran pasng-surut, dan keterbukaannya terhadap gerakan ombak.
Oleh Stephenson dan Stephenson (1949) mengusulkan suatu skema universal untuk pantai
berbatu. Skema ini dibagi atas:
1. Tepi Supralitoral,batas atasnya adalah zona untuk teritip (orgisme penempel) dan
meluas ke batas atas untuk siput dari genus Littorina. Bagian dari zona ini dapat dicapai
oleh pasang purnama (Full Moon), akan tetapi lebih dominan oleh gelombang yang
pecah di pesisir. Di atas zona ini adalah zona supralittoral daratan.
2. Zona Midlittoral, adalah zona yang paling luas, batas teratasnya bertepatan dengan batas
teratasnya dari zona teritip sedangkan batas bawahnya ditempati oleh jenis Laminaria
yang mencapai penyebaran yang paling tinggi.
- 13 -
3. Tepi infralitoral, membentang dari pasang surut terendah sampai batas atas dari kebun
kelp (adalah sejenis tumbuhan air yang banyak hidup di zona intertidal).
Penyebab adanya Zonasi.
1. Faktor Fisik, yang terdiri dari pasang surut, suhu (penyebab kekeringan), Sinar
matahari.
2. Faktor Biologis, yang utama adalah persaingan, pemangsaan dan grazing (herbivor)
Pantai : Pengertian dan Tipe
Wilayah pantai adalah:
“ Daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pantai meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut
seperti pasang surut, angin laut serta perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah
pantai mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di
daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun kegiatan yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran”.
Tipe-tpe pantai:
Pantai merupakan kawasan yang selalu berubah. Perubahan ini disebabkan oleh proses
pengendapan dari padatan-padatan yang berada dalam badan air, proses pengikisan (abrasi),
dan transportasi sedimen dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perilaku pantai tersebut sangat
erat kaitannya dengan parameter lingkungan yang bekerja di wilayah itu, seperti gelombang,
arus pantai, pasang surut, maupun angin.
Tipe-tipe pantai yang ditemui adalah:
1. Pantai Berbatu . Pantai ini terbentuk dari batu granit dari berbagai ukuran tempat
ombak pecah. Umumnya pantai berbatu terdapat bersama-sama atau berseling dengan
- 14 -
pantai berdinding batu. Kawasan ini paling padat makroorganismenya, dan mempunyai
keragaman fauna meupun flora yang paling besar. Tipe pantai ini banyak ditemui di
selatan jawa, Nusa tenggara dan Maluku.
2. Pantai Berpasir . Pantai ini dapat ditemui di daerah yang jauh dari pengaruh sungai
besar, atau dipulau kecil yang terpencil. Makroorganisme yang hidup disini tidak
sepadat dikawasan pantai berbatu, dan karena kondisi lingkungannya organisme yang
ada cenderung menguburkan dirinya ke dalam substrat. Kawasan ini lebih banyak
dimanfaatkan manusia untuk berbagai aktivitas rekreasi.
3. Pantai Berlumpur . Perbedaan antara tipe pantai ini dengan tipe pantai sebelumnya
teretak pada ukuran butiran sedimen (substrat). Tipe pantai berlumpur mempunyai
ukuran butiran yang paling halus. Pantai berlumpur terbentuk disekitar muara-muara
sungai, dan umumnya berasosiasi dengan estuaria. Tebal endapan lumpurnya dapat
mencapai 1 meter atau lebih. Pada pantai berlumpur yang amat lembek sedikit fauna
maupun flora yang hidup disana. Perbedaan yang lain adalah gelombang yang tiba di
pantai, dimana aktivitas gelombangnya sangat kecil, sedangkan untuk pantai yang lain
kebalikannya.
4. Pantai Berkarang . Pantai jenis ini terbentuk dari rumah/cangkang yang dibangun oleh
hewan laut yang disebut Acropora, Fungia dan Porites (dalam Filum Coelenterata).
Ataupun oleh tumbuhan laut yang disebut dengan Halimeda dan Lithohamnion. Koloni
terumbu karang ini merupakan ekosistim yang khas di daerah tropis. Untuk selanjutnya
akan dibahan dalam bagian berikut tentang Ekosistim Terumbu Karang atau Coral Reef.
- 15 -
EKOSISTIM DI WILAYAH PESISIR
Ekosistim di wilayah pesisir di bagi atas:
1. ekosistim estuaria (estuary)
2. ekosistim hutan mangrove (mangrove forest)
3. ekosistim terumbu karang (coral reef)
4. ekosistim padang lamun (seagrass)
EKOSISTIM ESTUARIA
Definisi:
Estuaria adalah: perairan pesisir semi-tertutup (semi-enclosed) dengan hubungan terbuka
dengan laut; dengan demikian estuaria sangat dipengaruhi gerakan pasang surut muka laut,
sedangkan air estuaria merupakan campuran air tawar yang masuk ke estuaria melalui drainase
dari daratan, biasanya melalui sungai.
Klasifikasi Estuaria:
1. Estuari berstartifikasi nyata atau estuaria baji garam, yang dicirikan oleh adanya batas
yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria ini banyak ditemukan di daerah dimana
alir air tawar dari daratan (biasanya melalui sungai besar) lebih dominan ketimbang
penyusupan (intrusi) air asin dari laut yang dipengaruhi oleh pasang surut.
2. Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal, banyak dipengaruhi oleh
pasang surut sehingga tercampur sempurna dan tidak terdapat stratifikasi.
3. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial atau estuaria berstratifikasi moderat. Paling
umum dijumpai, biasanya aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut lewat
- 16 -
arus pasang. Percampuran air teruatama oleh karena adanya aksi pasng surut secara
terus-menerus, dan akan tercipta pola lapisan air dan massa air yang kompleks.
Biota Estuaria
Hewan air yang hidup di estuaria terdiri dari:
1. spesies-spesies yang endemik (hampir seluruh hidupnya ada di estuaria) seperti
bermacam kerang, kepiting dan ikan.
2. spesies-spesies yang hanya tinggal untuk sementara waktu di estuaria seperti larva
beberpa spesies udang dan ikan yang setelah menjadi dewasa seksual bermigrasi kelaut
bebas.
3. beberapa spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke
sungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
Karakteristik Estuaria:
1. Keterlindungan. Karena estuaria merupakan perairan yang semi-tertutup maka biota
akan terlindung dari aksi gelombang laut, dan dengan demikian memungkinkan
tumbuhan laut untuk mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva kerang-
kerangan untuk menetap di estuaria.
2. Kedalaman.
3. Salinitas
4. Sirkulasi air (sistim arus)
5. Pasang Surut
6. Peyimpanan dan pendauran zat hara.
Produktivitas Hayati Estuaria
Ada bebrapa penyebab sehingga produktivitas hayati estuaria sangat baik yaitu:
1. estuaria berperan sebagai jebak zat hara. Dimana ada tiga cara ekosistim estuaria
menyuburkan diri yaitu:
- 17 -
dipertahankan dan cepat di daur-ulang zat-zat hara oleh hewan-hewan yang
hidup di dasar estuaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel-partikel sersah daun tumbuhan akuatik makro
seperti lamun, yang kemudian di makan olh bermacam ikan dan udang pemakan
detritus.
Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas mikroba
(organisme renik seperti bakteri) lewat akar tumbuhan yang masuk jauh
kedalam dasar estuaria, atau lewat hewan penggali liang di dasar estuaria seperti
bermacam cacing.
2. Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dari kenyataan bahwa tetumbuhan
terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya demikian rupa sehingga proses
fotosintesis terjadi sepanjang tahun.
3. arti penting pasang surut dalam menciptakan suatu ekosistim akuatik yang permukaan
airnya berfluktuasi.
Peran Ekologis Estuaria.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa peran ekologis estuaria yang penting ialah:
1. merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuaria yang jauh dari garis
pantai maupun yang berdekatan dengannya, lewat diangkutnya zat hara dan bahan
organik tersebut oleh sirkulasi pasang surut (tidal circulation);
2. menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting yang
bergantung pada dasar estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan
(feeding ground); dan
- 18 -
3. memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup di lepas pantai,
tetapi yang bermigrasi ke perairan yang dangkal dan terlindung untuk bereproduksi
dan /atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.
EKOSISTIM HUTAN MANGROVE
Hutan mangrove adalah sebutan umum bagi suatu jenis komunitas hayati pantai tropik
yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang khas yang mampu tumbuh dan
berkembang di perairan payau. Hutan mangrove terdapat di daerah pasng surut pantai
berlumpur yang terlindung dari gerakan gelombang dan dimana ada pemasokan air tawar dan
partikel-partikel sedimen yang halus melalui aliran air permukaan (surface run – off).
Kondisi fisik hutan rawa mangrove.
Kondisi fisik yang nampak di daerah mangrove adalah:
Gerakan air yang minim, akibatnya partikel-partikel sedimen yang halus yang sampai
di daerah mangrove cenderung mengendap dan menggumpal di dasr berupa lumpur
halus.
Sirkulasi air dalam hutan mangrove. Berfungsi untuk mengalirkan unsur-unsur hara
yang ada di hutan mangrove serta menghantarkan oksigen sehingga apabila terjadinya
penumpukn substrat dikarenakan masa air yang bergerak di hutan mangrove tersebut.
Pasang surut, berfungsi sebagai piston dimana pasang surut ini dapat menghisap serta
mengeluarkan aliran air sehingga terjadinya fluktuasi salinitas yang terdapat di hutang
mangrove yang sagat mempengaruhi pertumbuhan serta perakaran yang terjadi.
Struktur dan adaptasi pohon Mangrove
Ada dua cara bagaimana pohon mangrove beradaptasi yaitu:
1. dilengkapi struktur perakaran yang khas;
- 19 -
2. menerapkan cara-cara yang khas untuk mendapatkan oksigen serta mencegah masuknya
garam dalam jaringan pohon atau untuk mengeluarkan garam yang masuk kedalam
jaringan pohon.
Adaptasi terhadap substrat lunak yang jelas tidak mampu menopang pohon terlihat pada sistim
perakarannya, pada dasarnya ada dua tipe sistim perakaran:
Tipe pertama disebut sistem perakaran cakar ayam bercabang, cabang-cabang
tiap akar luas menyebar. Sepanjang cabang-cabang ini tumbuh sederet anak
cabang berbentuk pinsil yang tegak lurus menembus permukaan substrat dan
yang dinamakan pneumatofora. Fungsi penumatofora adalah untuk menangkap
oksigen.
Tipe kedua disebut sistim perakaran penyangga ganda dimana beberapa akar
penyanggah tumbuh dari batang pohon menembus substrat, membentuk suatu
struktur yang menyerupai kerangka payung. Dari akar-akar penyangga utama
tumbuh akar-akar penyanggah sekunder menembus permukaan substrat. Juga
dari akar-akar sekunder dapat dipercabangkan akar-akar penyangga tersier.
Biota Hutan Mangrove
Komunitas tumbuhan di ekosistim hutan mangrove seperti dikemukakan di atas didominasi
oleh pohon-pohon mangrove. Di indonesia jenis-jenis pohon mangrove yang dikenal misalnya
pohon bakau (Rhizophora spp), pedada (Rhizophora spp), tajang (Bruguiera spp) dan api-api
(Avicennia spp).
Terdapat dua tipe hewan laut, yaitu yang hidup pada substrat keras, yakni pada akar pohon
mangrove, dan yang menghuni dasar hutan mangrove yang berupa lumpur.
Kelompok hewan laut yang dominan dalam ekosisitim hutan mangrove ialah moluska,
krustacea dan beberapa ikan yang khas. Moluska diwakili oleh beberapa siput yang pada
- 20 -
umumnya hidup pada akar dan batang pohon mangrove. Terdapat pula siput pemakan detritus
yang hidup pada lumpur di dasar akar.
Fungsi Ekologis Hutan Bakau
Hutan Mangrove berfungsi sebagai:
1. penangkal abrasi pantai dan penghambat angin badai
2. daerah asuhan dan tumbuh besar (nursery ground) dan daerah mencari makanan
(feeding ground) serta daerah pemijahan (spawning ground) bermacam ikan dan udang
yang komersial penting dan hidup di perairan pantai dan di perairan lepas pantai.
3. sebagai penghasil sejumlah detritus. Detritus ini adalah partikel-partikel serasah daun
dan dahan yang rontok menjadi serasah. Dikatakan bahwa hutan mangrove dapat
menghasilkan 6 ton detritus/ha. Detritus akan dimanfaatkan oleh para pemakan detritus
setempat.
4. sebagai perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan (surface run-off)
dan juga sebagai perangkap bahan-bahan pencemar tertentu yang akan diikat oleh
substrat.
- 21 -
EKOSISTIM PADANG LAMUN (SEAGRASS BED)
Umum
Di dasar perairan pesisir tropik yang lebat banyak tumbuh tumbuhan yang lebat
rerumputan laut yang merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang hidup berakar dalam
dasar laut. Seluruh tumbuhan terendam dalam laut. Sama halnya dengan rumput daratan,
lamun membentuk padang-padang lamun yang luas dan lebat di dasar laut yang masih dapat
dijangkau oleh sinar matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi
pertumbuhannya. Juga sama halnya dengan rumput daratan, lamun tumbuh tegak, berdaun tipis
yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rizoma, yaitu bagian
rumput yang tumbuh menjalar di bawah permukaan dasr laut. Berlawanan dengan tumbuhan
lain yang hidup dan terendam dalam permukaan laut (misalnya ganggang/alga laut) lamun
berbuah dan menghasilkan biji.
Seperti dikemukakan di atas, lamun terdapat di perairan pesisir yang dangkal dan jernih
dimana itensitas cahaya matahari masih memadai untuk pertumbuhannya. Lain daripada itu
sirkulasi air harus baik. Air yang mangangkut hasil metabolisme lamun seperti Karbin dioksida
(CO2) ke luar daerah padang lamun. Juga bahan-bahan pencemar yang mungkin terdapat
didarah sekitar padang lamun akan diangkut keluar wilayah tersebut.
Semua tipe dasar laut dapat ditumbuhi lamun, mulai dari lumpur encer sampai batu-
batuan. Namun padang-padang lamun yang luas boleh dibilang hanya dijumpai di dasar laut
lumpur-berpasir yang lunak dan tebal. Padang-padang lamun sering terdapat di perairan laut
antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang, dan terdapat keterkaitan yang erat antara
ketiga ekosistim ini.
Fungsi padang lamun di Lingkungan Pesisir
1. daun lamun segar merupakan makanan bagi ikan duyung ( yang sebenarnya bukan ikan,
tetapi hewan menyusui : mamalia), penyu laut, bulu babi dan beberapa jenis ikan.
- 22 -
Padang lamun merupakan daerah perumputan (grazing ground) yang penting artinya
bagi hewan-hewan laut ini.
2. sistim perakaran lamun yang padat saling menyilang dapat menstabilkan dasar laut dan
mengakibatkan kokoh tertanamnya lamun dalam dasar laut. Bahkan lamun tidak mudah
tercabut oleh gelombang yang kuat pada waktu badai/topan.
3. padang lamun juga berfungsi sebagai perangkap sedimen yang kemudian diendapkan
dan distabilkan.
4. padang lamun merupakan habitat bagi bermacam ikan (pada umumnya ikan berukuran
kecil) dan udang.
5. pada permukaan lamun hidup berlimpah ganggang-ganggang renik (biasanya ganggang
bersel tunggal) dan hewan-hewan renik serta mikroba, yang merupakan makananbagi
bermacam ikan yang hidup di padang lamun.
6. banyak jenis ikan dan udang yang hidup diperairan sekitar padang lamun menghasilkan
larva yang bermigrasi ke padang lamun untuk tumbuh menjadi besar.
7. daun-daun lamun juga berperan sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni
padang lamun dari sengatan sinar matahari.
EKOSISTIM TERUMBU KARANG (CORAL REEF)
Struktur Karang
Terumbu karang unik di atara berbagai asosiasi atau komunitas hayati bahari, karena
seluruhnya terbentuk oleh kegiatan biologis dan hanya terdapat di laut tropik. Pada
dasarnya terumbu merupakan deposit kalsium karbonat (CaCO3) yang masif.
Penghasil/produser utama kalsium karbonat ini ialah karang pembentuk terumbu (terumbu
hermatipik), yaitu suatu hewan tak-bertulang belakang yang termasuk dalam Phylum
- 23 -
Cnidaria- ordo Scleractinia, dengan sedikit tambahan deposit kalsium karbonat dari
ganggang-ganggang dan organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Karena anggota komunitas terumbu karang yang dominan adalah karang pembentuk
terumbu (karang hermatipik), perlu dimengerti sedikit tentang anatominya. Karang
pembentuk terumbu ini hidup berkoloni dan tiap individu karang dinamakan polip
menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap mangkuk atau koralit
mempunyai beberapa seri sekat (septum) yang tajam dan berbentuk daun yang tumbuh
keluar dari dasar koralit. Pola septa ini berbeda pada tiap spesies karang yang merupakan
dasar bagi pembagian ke dalam spesies. Tiap polip adalah seekor hewan yang berkulit
ganda. Kulit luar dinamakan epidermis yang dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (yang
dinamakan mesoglea) dari kulit dalam yang dinamakan gastrodermis. Baik epidermis,
maupun gastrodermis dapat ditembus oleh cahaya. Sekeliling polip terdapat rangkaian
tentakel yang dipakai untuk menangkap makanan berupa organisme hewani yang melayang-
layang dalam perairan (zooplankton). Jadi, karang adalah predator yang hidupnya menetap
di satu tempat.
Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel tunggal yang dinamakan
zooksantela yang hidup bersimbiosis dengan polip. Zooksantela ini dapat memproses
limbah metabolisme polip berupa senyawa nitrat anorganik dan fosfat anorganik menjadi
senyawa-senyawa organik yang kompleks seperti protein, karbihidrat dan lemak melalui
proses fotosintesa. Protein, karbohidrat dan lemak yang dihasilkan zooksantela ini
kemudian disekresikan oleh zooksantela ke dalam usus polip sehingga dapat dimanfaatkan
polip sebagai pangan. Lain daripada itu sekresi kalsium karbonat (CaCO3) oleh polip akan
barlangsung baik apabila terdapat zooksantela dalam jumlah yang memadai dalam
gastrodermis polip. Singkatnya terdapat sibiosis yang saling menguntungkan antara polip
dengan zooksantela.
- 24 -
Faktor-faktor pembatas perkembangan terumbu
Faktor-faktor lingkungan yang merupakan pembatas bagi perkembangan terumbu pada
hakekatnya adalah faktor-faktor lingkungan yang merupakan pembatas bagi karang
pembentuk terumbu. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi perkembangan terumbu
karang yang baik ialah:
.① Suhu Air, > 180 C