Jalan Bhayangkara Km.1 Pangkalan Bun 74112, Kalimantan ... · PDF fileProposal No.:...

download Jalan Bhayangkara Km.1 Pangkalan Bun 74112, Kalimantan ... · PDF fileProposal No.: INS/SGP/OP5/STAR ... pelestarian dan perlindungan terhadap jenis-jenis fauna dan flora yang hidup

If you can't read please download the document

Transcript of Jalan Bhayangkara Km.1 Pangkalan Bun 74112, Kalimantan ... · PDF fileProposal No.:...

  • LAPORAN FINAL 20 Februari 2013 30 September 2013

    Pengembangan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Sebagai Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dan Peningkatan Pendapatan Ekonomi di Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti,

    Provinsi Kalimantan Tengah

    Disusun oleh: Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin)

    Didukung oleh:

    Global Environment Facility-Small Grants Programme (UNDP) Yayasan Bina Usaha Lingkungan

    JAKARTA

    Kerjasama Kegiatan:

    Jalan Bhayangkara Km.1 Pangkalan Bun 74112,

    Kalimantan Tengah November 2013

  • 2

    LAPORAN NARASI Proposal No.: INS/SGP/OP5/STAR/BD/12/18 Tanggal laporan __________ (diisi oleh GEF/SGP) Judul Proyek: Pengembangan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Sebagai Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dan Peningkatan Pendapatan Ekonomi di Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti, Provinsi Kalimantan Tengah Lokasi Proyek: Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah

    LATAR BELAKANG ORGANISASI Nama Organisasi : Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) Alamat : Jalan Bhayangkara Km. 1, Pangkalan Bun 74112, Kalimantan Tengah Kelurahan / Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten/Kotamadya Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah Kode Pos 74112 Alamat Surat : PO Box _______________: _______________________Propinsi: Kalimantan Tengah Kode Pos 74112 : Telepon: 0532-29057, Fax: 0532-29081; E-mail : [email protected] Pengurus 1) : Direktur/Ketua : Eddy Santoso : Pimpinan Proyek : Akhmad Fauzi Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek : 2012/2013 Tanggal dimulainya Proyek : 20 Juli 2012; Tanggal dilaporkan proyek : 18 November 2013 Dana GEF/SGP diusulkan : Rp.180.010.000,- Dana Diterima sampai saat ini : Rp.172.400.000,- (Dana I 50% I = Rp. 94.200.000,- + Dana II 40% = Rp.78.200.000,-) sebesar 50%, Rp. 96.200.000,- (yang diterima Rp. 94.200.000,-) Dana digunakan sampai saat ini : Rp.141.263.850,-; sisa Rp. 31.136.150,- Dana yang dimintakan untuk saat ini : dana kegiatan sebesar 10% (setelah laporan akhir kegiatan disampaikan kepada GEF/SGP)

    ANALISA MASALAH Ancaman Ekologis Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) adalah kawasan konservasi di provinsi Kalimantan Tengah yang dijadikan tempat pelepasliaran orangutan Borneo (Pongo pygmaeus wurmbii). Kawasan ini juga sebagai tempat pelestarian dan perlindungan terhadap jenis-jenis fauna dan flora yang hidup di dalamnya. Saat ini masih menjadi satu-satunya kawasan konservasi di wilayah barat Kaimantan Tengah yang menjadi wilayah pelepasliaran bagi orangutan. Selain itu SMSL sebagai satu-satunya kawasan berstatus Suaka Margasatwa yang mempunyai konsep pengelolaan bijak terhadap pemanfaatan hasil hutan non kayu. Pemanfaatan hasil hutan non kayu yang diatur dan diawasi oleh pengelolaan SMSL sangat memberi nilai penting dari kawasan ini, yaitu sebagai kawasan penyedia berbagai sumber matapencaharian untuk kesejahteraan

    1) Nama Direktur/Ketua dan Pimpinan Program harus berbeda

    Suaka Margasatwa Sungai Lamandau mempunyai luas 56.000 ha

  • 3

    Ini adalah hotspot di wilayah Kalimantan dan yang dilingkari sekitar kawasan SM Sungai Lamandau. Dari atas adalah gambar peta hotspot 23 Agustus 2012; gambar tengah peta hotspot 29 September 2012 dan gambar bawah peta hotspot 1 Oktober 2012

    masyarakat sekitar. Adapun kegiatan matapencaharian yang biasa dilakukan, sebagian besar adalah untuk menyadap getah tanaman jelutung rawa (Dyera constulata) atau memantung, menjadi nelayan sungai untuk mencari ikan. Selain itu kawasan SMSL dan daerah penyangganya memiliki peranan sebagai penyedia sumber air bersih dan pengairan untuk lahan pertanian dan perkebunan sekitar kawasan saat kemarau panjang. Keberadaan tempat hidup orangutan juga jenis fauna dan flora serta sumber matapencaharian penting masih sering mendapat ancaman dari kebakaran hutan dan lahan. Hal ini menjadi masalah serius bagi kawasan (SMSL) dan lingkungan sekitarnya. Banyak kerugian dialami akibat permasalahan tersebut, diantaranya berkurangnya luas kawasan hutan sebagai habitat orangutan dan satwa lainnya, juga merugikan tanaman di ladang atau kebun masyarakat yang telah tertanam terbakar. Masalah ini juga sering menimbulkan kerugian ekonomi, dimana kebun-kebun masyarakat menjadi rusak bahkan hilang akibat dimakan api. Selain itu, bencana kabut asap yang ditimbulkan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat dan mengganggu berbagai aktivitas lainnya. Beberapa kawasan bergambut diperkirakan banyak melepaskan karbon saat terjadi pembakaran lahan dan hutan, sehingga berkontribusi pada peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (Karbondioksida) yang berdampak pada efek pemanasan global dan semakin mempengaruhi perubahan iklim.

    Penyebab terjadinya masalah kebakaran hutan dan lahan, adalah faktor aktivitas manusia pada proses awal dalam pembukaan lahan pertanian atau perkebunan. Dimana sebagian masyarakat masih melakukan pembakaran dalam mempersiapkan lahan. Ancaman lain terhadap kawasan hutan sekitar SMSL, adalah kebiasaan saat membuka lahan yang diikuti kegiatan pengambilan kayu dan berburu. Masih adanya kegiatan perburuan yang dilakukan disela melakukan pembukaan lahan untuk ladang atau perkebunan, diantaranya di Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti. Sekitar empat bulan terakhir menarik kegiatan penambangan liar yang akan mengancam semakin berkurangnya tegakan pohon di hutan, luasan kawasan hutan sebagai habitat orangutan sekaligus mengancam keberadaan jenis-jenis satwa lainnya. Di sisi lain, kegiatan penambangan liar akan mengurangi unsur kesuburan tanah dan limbahnya dapat mempengaruhi sumber air bagi masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, ancaman utama yang dihadapi kawasan SMSL dan lingkungan sekitarnya adalah selain kebakaran hutan dan lahan, juga kegiatan penambangan liar. Bahkan sejak 2012-2013, yang terjadi adalah maraknya masyarakat membuka lahan untuk perkebunan sawit dengan cara membakar. Saat perladangan berpindah tebas bakar menurun/dapat diantisipasi melalui kampanye

    ladang menentap tanpa bakar, muncul aktivitas pembukaan lahan sawit dengan cara pembakaran lahan. Rata-rata pilihan membakar dilakukan oleh masyarakat di lahannya untuk berkebun sawit dikarenakan dianggap lebih murah. Terjadinya kebakaran lahan yang luas (minimal 2 h atau lebih bahkan sampai lebih dari 10 hektar) kebiasaannya hanya ditangani oleh 4-5 orang, sehingga saatapi

  • 4

    Warga desa Tempayung melakukan rutinitas pertemuan kelompok

    menjalar ke lahan lain/hutan tak mampu memadamkan saat api menjalar ke tempat/lahan lain. Selain itu berkebun sawit menjadi sebuah pilihan bagi sebagian masyarakat. Asumsi masyarakat ladang yang beralih memilih berkebun sawit, dikarenakan sawit sebagai jenis tanaman yang lebih bertahan dan menjanjikan hasil dibanding lahan persawahan sebagai lahan ketahanan pangan yang selalu mengalami gagal panen karena kekeringan atau kebanjiran. Ini terjadi oleh sebagian masyarakat di kabupaten Kotawaringin Barat dan Sukamara atau kabupaten lainnya, khususnya yang berada di sekitar SM Sungai Lamandau. Dampaknya luasan lahan ketahanan pangan menjadi semakin jarang dan sempit yang berakibat hutan menjadi sasaran pembukaan lahan baru untuk pertanian/persawahan. Kebijakan ijin pengelolaan hutan produksi yang tidak diketahui masyarakat juga berkontribusi pada pembukaan lahan oleh masyarakat yang memiliki modal/pengusaha perkebunan untuk membuka lahan hutan. Guna mengahadapi ancaman pembukaan lahan hutan, kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menerbitkan peraturan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut ke semua para pihak (dinas dan badan instansi pemerintah, perusahaan, dan jajaran TNI dan Kepolisian). Di Kabupaten Kotawaringin Barat sendiri telah melakukan Deklarasi Bersama untuk Antisipasi Bahaya Kebakaran Lahan dan Hutan pada tahun 2007 dan melakukan peringatan Siaga Kebakaran tiap tahun untuk mengingatkan kepada masyarakat agar menghindari dan mengendalikan pengolahan lahan dengan cara membakar, begitupula di kabupaten Sukamara. Kemudian untuk mengantisipasi dampak pembukaan lahan hutan untuk perkebunan masyarakat maupun perusahaan sawit, Pemerintah Daerah, khususnya kabupaten Kotawaringin Barat, awal tahun 2013 mendukung keluarnya moratorium SKT (Surat Keterangan Tanah), dimana ijin penjualan lahan dihentikan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Hal ini untuk mengatisipasi dampak perluasan lahan perkebunan sawit. Disamping itu masyarakat setelah mendapati berbagai bentuk himbauan yang disampaikan melalui kegiatan Kampanye Bangga SMSL dengan Berladang Menetap Tanpa Bakar sejak tahun 2009-2011, kemudian Kampanye Perubahan Iklim dan REDD+ 2009-2013, lalu dilanjutkan dengan kampanye berladang kebun campuran menetap berbasis karet pada 2012-2013 dengan pendekatan inovasi pada keberagaman hasil di satu lahan. Untuk dampak kebakaran lahan, dibeberapa desa sudah memberlakukan sanksi atau denda terhadap warga yang melakukan kegiatan pembakaran dan merugikan pihak lain, diantaranya Desa Tempayung, Desa Babual Baboti dan Kelurahan Mendawai Seberang. Untuk mengantisipasi berkurangnya lahan ketahanan pangan menjadi perkebunan, beberapa masyarakat desa sekitar SMSL sudah mencadangkan beberapa area tetap/sebagai lahan persawahan permanen, seper