Jadi Satu Mmd

37
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis dengan adanya tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan 1

description

mmad

Transcript of Jadi Satu Mmd

BAB III

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis dengan adanya tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tetapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001, p. 254).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam strategi Global Millennium Development Goals (MDGs) penuruan angka kematian ibu merupakan tujuan 5 dari MDGs, yaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu. Sedangkan target besarnya menurunkan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015 sebesar tiga-perempatnya. Beberapa ahli menyebut kematian ibu adalah ukuran penting dari kematian suatu bangsa dan masyarakat serta mengindikasikan kesenjangan dalam kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan (Daniel, dkk, 2002). Kematian ibu merupakan permasalahan kesehatan publik global dan penurunan kematian ibu adalah prioritas agenda kesehatan dan politik di setiap negara (Chichakli, dkk, 2000).

Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum tercapai. Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai 228/100.000 kelahiran hidup Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus ditekan hingga mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab itu, program kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara berkesinambungan dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, dan AKBAL. Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Selain itu, ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan risiko baik melalui tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll), sehingga dapat mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan asuhan antenatal (Maulana, 2008, p. 183).

Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Kehamilan risiko adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2007, p. 44).

Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta bidan sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. Salah satu tindakan bidan yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan risiko, seperti pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian konseling tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana. Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus (Muslihatun, 2009, p. 133).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi?

I.3. Tujuan

Tujuan umum

Untuk dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta

menambah pengetahuan masyarakat tentang kehamilan resiko tinggi dengan

cara mengadakan penyuluhan serta pelatihan bagi masyarakat di daerah sekitar

Puskesmas Tanggulangin.

2.Tujuan khusus

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin.

Mengadakan penyuluhan dan pelatihan bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin.

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara berkala.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Definisi

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal umumnya. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).

Faktor Kehamilan Resiko Tinggi

Terdapat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dan dapat berpengaruh terhadap kematian ibu di Indonesia. Secara umum akronim, diantaranya kita mengenal istilah 3T (tiga fase terlambat) dan 4T (menghindari empat terlalu). Tiga fase terlambat (3T) yaitu: Terlambat Satu: terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan baik secara individu, keluarga atau keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase satu ini adalah terlambat mengenali kehamilan dalam situasi gawat, jauh dari dari fasilitas kesehatan, biaya, persepsi mengenai kualitas dan efektivitas dari pelayanan kesehatan. Terlambat Dua: terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Faktorfaktor fase dua ini adalah lamanya pengangkutan, kondisi jalan, dan biaya transportasi. Terlambat Tiga: terlambat mendapatkan pelayanan yang adekuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase tiga ini adalah terlambat mendapatkan pelayanan pertama kali di RS (rujukan). Keterlambatan ini dapat dipengaruhi oleh kelengkapan peralatan rumah sakit, ketersediaan obat dan ketersediaan tenaga terlatih. Disamping faktor tiga terlambat tersebut, bagi wanita usia subur untuk menghindari empat terlalu (4T), yaitu : Terlalu mudah untuk melahirkan, Terlalu tua untuk melahirkan, Terlalu rapat jarak kelahiran dan Terlalu banyak melahirkan.

Beberapa faktor secara terperinci yaitu :

Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun. Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengankualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkab belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).

Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan

Kehamilan kelima atau lebih

Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :

Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali.

Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.

Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.

Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta

Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan bayi cukup bulan dan berat normal. Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung, Paru,Ginjal, dan penyakit sistemik lainnya) Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal atau lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia. Kehamilan dengan hipertensi esensial atau hipertensi yag telah ada sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala mejadi pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau diabetes mellitus dapat menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula penyakit ginjal karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan pre eklamsi.

Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium)

Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.

Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %)

Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung.Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.

BAB III

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DESA PUTATTanggal

: 12 April 2015

Waktu

: 08.00 - Selesai WIB

Tempat

: Desa PutatTopik

: " Kehamilan risiko tinggi "

Peserta

: Warga Desa PutatPelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa putat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1.Tahap Perkenalan Dan Penggalian Pengetahuan Peserta.

Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta ( tanya-jawab ) tentang materi yang akan di berikan.

Pertanyaan yang diberikan sebagai berikut

Adakah yang mengerti yang di maksud Kehamilan risiko tinggi ?

Apa saja faktor risiko yang mempengaruhi Kehamilan risiko tinggi ?

Bagaimana cara mengetahui Ibu Hamil termasuk risiko tinggi?Bahaya apa saja yang dapat timbul akibat Ibu Hamil risiko tinggi? Apa yang harus dilakukan setelah diketahui seorang Ibu Hamil mempunyai risiko tinggi?

Adanya peserta yang menjawab pertanyaan pemateri dengan benar dan ada peserta yang tidak paham. Setelah itu pemateri menyajikan penyuluhan tentang Kehamilan risiko tinggi serta Kelas ibu hamil

2. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi sesuai dengan prosedur dan bahasa yang mudah di mengerti oleh pendengar di desa Putat. Di sela - sela materi yang disampaikan, pemateri memberikan sesi tanya jawab bila pendengar tidak mengerti.

3. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

Pemberi materi datang sebelum waktu yang di tetapkan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Semua peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelah warga desa Putat berkumpul di Balai Pertemuan desa Putat. Dengan pembagian brosur senam Ibu hamil . Setelah itu di lanjutkan dengan penyuluhan sampai selesai

b. Evaluasi Proses

Peserta yang hadir sekitar 21 Ibu hamil , 20 Kader desa Putat, 2 Kader MKIA, 1 Bidan desa Putat serta Kepala Desa Putat beserta Ibu Kepala Desa dan Kepala Puskesmas. Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik karena warga ingin mengetahui tentang pengetahuan kehamilan risiko tinggi , faktor risiko, dan bahaya yang timbul akibata ibu hamil risiko tinggi.

c. Evaluasi Hasil.

Lebih dari 80% dari peserta yang hadir mampu menjawab tentang materi yang di sampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan.BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS

Desa Putat terletak di kecamatan Tanggulangin, kabupaten Sidoarjo yang berjarak 1 km dari puskesmas Tanggulangin. Desa ini perempuan banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yang beberapa diantaranya bekerja di pabrik, beberapa warga laki - laki banyak yg bekerja sebagai petani.

Sumber daya desa yang dapat di indentifikasi sebagai modal kekuatan untuk mengatasi masalah adalah sebagai berikut :

Posyandu yang aktif dengan ketersediaan tenaga kader 20 orang

Lokasi pemukiman warga desa berada dalam area yang berdekatan sehingga memudahkan mobilisasi kegiatan

Fasilitas desa sederhana untuk sentralisasi kegiatan guna mengatasi masalah

Sistem pelayanan yang di koordinir puskesmas Tanggulangin selama ini berjalan lancar, termasuk penyediaan tenaga dokter dan bidan desa

Untuk mendalami analisa umum di atas, digunakan pendekatan Diagram Fishbone. Cara ini sering juga disebut Cause and Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar ( 7 basic quality tools )

Diagram Fishbone digunakan ketika ingin mengindentifikasi kemungkinan penyebab masalah. Suatu tindakan dan langkah Improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat dari diagram ini dapat menolong untuk menemukan akar penyebab masalah

Dalam diagram Fishbone penyebab biasanya berupa suatu permasalahan yang akan di perbaiki dan permasalahan tersebut ditemukan pada " kepala ikan ". Penyebab dari masalah kemudia diletakkan sepanjang " tulang " dan di klarisifikasi ke dalam tipe berbeda sepanjang cabang, Penyebab masalah berikutnya ditempatkan di samping cabang yang lain.

Berikut ini disajikan diagram Fishbone untuk mengurai permasalahan kehamilan resiko tinggi pada desa Putat:

B. Pembahasan

1. Karekteristik Sumber Informasi

Sumber informasi adalah warga desa Putat, bahwa masyarakat desa Putat masih kurang kesadaran diri akan pentingnya menjaga kehamilan dan menghindari resiko tinggi pada ibu hamil.

2. Karakteristik Sumber Informasi Kunci

Semua informan adalah kader - kader desa yang mengikuti pelatihan tentang kelas ibu hamil dan penyuluhan tentang ibu hamil resiko tinggi yang di selenggarakan oleh dokter muda FK UWKS yang bermukim di desa Putat yang bekerja sama dengan pihak puskesmas Tanggulangin yaitu bidan-bidan desa yang bertanggung jawab terhadap desa Putat. Semua informan terlibat dalam pengorganisasian dalam warga setempat.

3. Karakteristik kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil

Sebagian besar permasalahan yang terjadi pada ibu hamil dikarenakan kurangnya kesadaran tentang resiko tinggi pada ibu hamil.

4. Kausa

Permasalahan yang dikemukakan di atas dapat digarih-bawahi penyebanya dikarenakan kurangnya kesadaran diri dalam memeriksakan kehamilan sehingga dapat menimbulkan :

a. Masyarakat terutama ibu hamil busa mengalami resiko tinggi ibu hamil.

5. Kausa Alternatif

Pemecahan masalah yang akan dikedepankan adalah progam pennyuluhan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang resiko tinggi pada ibu hamil dan melakukan kelas ibu hamil.

BAB V

RENCANA PROGAMA. Pra - Progam

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses atau upaya memampukan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. Dalam hal kebutuhan masyarakat di desa Putat, pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk mengatasi ibu hamil resiko tinggi. Tujuan pemberdayaan masyarakat dalam hal kebutuhan di desa Putat pada kegiatan ini adalah:Meningkatkan pengetahuan.

Merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami :Tentang kehamilan

Perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan

Perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,

Perawatan bayi baru lahir

Penyakit menular dan akte kelahiran.

B. Strategi Pemberdayaan

Langkah - langkah yang diperlukan dalam strategi implementasi pemberdayaan warga masyarakat di desa Putat, terkait masalah ibu hamil resiko tinggi adalah sebagai berikut :

1. Membentuk kelas ibu hamil.

2. Rutin melakukan posyandu pada ibu hamil

Berikut adalah uraian strategi implementasi dari tahap pemberdayaan masyarakat di desa Putat untuk mengatasi resiko ibu hamil.

InstrumenTujuanSasaranKeluaranPelaksanaan Kegiantan

Penyadaran1. Membuka wawasan tentang pentingnya menjaga kondisi pada ibu hamil

2. Mengurangi angka ibu hamil resiko tinggi.1.Warga masyarakat desa Putat

Komitmen tokoh masyarakat dan warga untuk bersama - sama mendukung progam kelas ibu hamilPertemuan pada kelas ibu hamil yang dilakukan 2 kali/bulan dibalai desa Putat.

Capacity Building1. Memberikan penyegaran, pengetahuan dan informasi bagi ibu hamil dan kader tenaga kesehatan posyandu1. Kader kesehatan desa Putat

2. Ibu-ibu dan ibu hamil1. Kader Kesehatan desa Putat dengan kapasitas pengetahuan terkait ibu hamil resiko tinggi..1.Pelatihan kader posyandu dan kelas ibu hamil.

2. Pelatihan dan pemberian informasi kepada ibu-ibu di desa Putat terutama para ibu hamil untuk pentingnya mengetahui apa saja resiko pada ibu hamil diadakan yang 2kali/bulan di balai desa Putat.

Pendayaan1. Melaksankan kegiatan di desa Putat " kelas ibu hamil dan informasi ibu hamil dengan resiko tinggi "

2.membentuk kelas ibu hamil untuk mengurangi angka ibu hamil resiko tinggi.1.para ibu hamil dan para kader kesehatan.Pemberiaan informasi pada ibu hamil.1.Kinerja yang baik harusnya dilakukan 1 bulan 2x untuk mengevaluasi kondisi pada ibu hamil..

2. pertemuan pada kelas ibu hamil tersebut.

C. Prinsip Pemberdayaan MasyarakatMenumbuhkembangkan potensi masyarakatKontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatanBekerja bersama masyarakatD. Proses Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan Penyuluhan.

Inti progam yang akan dilaksanakan sebagai bentuk hasil pemberdayaan masyarakat, untuk mengatasi masalah ibu hamil dengan resiko tinggi di desa Putat.

Beberapa langkah dalam pelaksanaan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan pelatihan kepada petugas kesehatan, melakukan koordinasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat, menentukan wilayah yang akan di bentuk. Pos Kelas Ibu Hamil dibentuk atas arahan dan bimbingan tenaga kesehatan puskesmas Tanggulangin. Lalu bersama kader, Lurah RT/RW dan tokoh masyarakat dikumpulkan guna menyepakati bersama strategi dan pendekatan implementasi progam. Terutama penghimpuhan bantuan untuk memenuhi kebutuhan progam sesuai dengan daftar keperluan yang disepakati bersama. Kebutuhan tersebut meliputi dana, peralatan dan fasilitas progam dan penunjang untuk kelangsungan sistem jangka panjang.

BAB VI

PENUTUP

KESIMPULAN Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan resiko tinggi, tergambar dalam lima tema, yaitu: sumber informasi, faktor risiko, tanda-tanda bahaya kehamilan, tindakan yang seharusnya dilakukan pada kehamilan risiko tinggi, dampak kehamilan risiko tinggi, dan tindakan yang seharusnya dilakukan pada persalinan. Belum efektifnya pemberian informasi di Desa Putat dalam peningkatan pemahaman ibu hamil tentang faktor risiko dan tanda bahaya kehamilan, dan tindakan yang harus dilakukan.Ibu hamil di desa Putat belum sepenuhnya diberdayakan dalam mengenali adanya faktor risiko dan tanda bahaya kehamilan Perilaku ibu hamil risiko tinggi dalam mencegah terjadinya komplikasi persalinan, teridentifikasi dalam enam bagian, yaitu: pemeriksaan kehamilan (ANC), menjaga ketahanan tubuh, berserah diri pada Tuhan, persiapan biaya, pemilihan tempat persalinan, dan penolong persalinan.SARAN Dalam meningkatkan pemahaman dan perubahan perilaku pada ibu hamil risiko tinggi, maka kepada pelaksana program desa Putat disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan metode pemberian informasi yang bersifat meningkatkan pemahaman, penyuluhan dan kelas ibu hamil.

Dalam mempercepat penurunan AKI di Sidoarjo, maka kepada pelaksana program desa Putat disarankan untuk meningkatkan upaya pemberdayaan ibu hamil dalam mendeteksi faktor risiko dan tanda bahaya kehamilan.

Disarankan kepada kader yang sudah terlatih agar meningkatkan pemberian konseling tentang kehamilan risiko tinggi sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dalam meningkatkan kualitas asuhan persalinan di rumah, maka kepada tenaga kesehatan di Desa Putat disarankan agar lebih intensif mengenali kebutuhan dan harapan ibu serta lebih meningkatkan kunjungan rumah. DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica Aesculpalus, FKUI, Jakarta.

Dewi, Rika.,2010, Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Di Puskesmas Bangetayu, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC

Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya

Prawiroharjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wiknjosastro. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Method

Material

MAN

Kesehatan Diri

Kurangnya Kesadaran dalam Menjaga Kesehatan Diri

Masyarakat Desa Putat

Ibu hamil resiko tinggi

Kurangnya dukungan keluarga untuk ibu memeriksakan kehamilanya

Melakukan penyuluhan dan mengadakan kelas ibu hamil

ENVIRONMENT

MANAGEMENT

Pembukaan Kelas Ibu Hamil oleh Hj. Nur Hasanah A,md.Keb.

(Pemegang Program Kelas Ibu Hamil)

Lampiran 1

Sambutan oleh Drg, Erni Wahyuni selaku Kepala Puskesmas

Lampiran

Pemaparan materi " Kelas Ibu hamil " dan "Ibu hamil dengan Risiko tinggi" oleh DM IKM FK UWKS

Lampiran 3

Pemaparan materi " Kelas Ibu hamil " dan "Ibu hamil dengan Risiko tinggi" oleh DM IKM FK UWKS

Ibu Hamil dan para Kader sangat antusias memperhatikan

saat pemaparan materi berlangsung

Lampiran 4

Peragaan Senam Ibu Hamil dan Pemutaran video Senam Ibu Hamil

oleh DM IKM FK UWKS

Lampiran

Peragaan Senam Ibu Hamil dan Pemutaran video Senam Ibu Hamil

oleh DM IKM FK UWKS dan Hj. Nur Hasanah, A,md Keb.

Selaku pemegang Program

Lampiran

Penyampaian Hasil rapat Kelas Ibu Hamil oleh Kader desa

Suasana bu Hamil dan para Kader saat "Pre-Test & Post-Test"

"Tenda Tensi"

Lampiran

Doorprize untuk para peserta Kelas Ibu Hamil

Lampiran

Penyerahan Doorprize pada Juara Kelas ibu Hamil oleh Bu Lurah Desa Putat

1