j 410050022
Transcript of j 410050022
-
7/31/2019 j 410050022
1/104
SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO
KECAMATAN PACITAN TAHUN 2009
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijasah SI Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
WIDIA EKA WATI
J 410 050 022
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
-
7/31/2019 j 410050022
2/104
ABSTRAK
WIDIA EKA WATI. J 410 050 022
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO
KECAMATAN PACITAN TAHUN 2009
xvii+65+20
Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian DBD di
Kelurahan Ploso tahun 2008 sebanyak 37 kasus. Dari 15 desa, Kelurahan Ploso
termasuk daerah dengan kasus paling tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Tanjungsari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yangberhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah observasi dengan
menggunakan metode survei dan wawancara dengan pendekatan cross sectional
study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 ibu rumah tangga. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan pengamatan secara langsung pada kontainer.
Hasil penelitian di uji secara statistik dengan uji chi square pada tingkat
kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi 14.0. Hasil penelitian
menunjukkan Ada hubungan antara keberadaan jentik Aedes aegypti pada
kontainer (p=0,001), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,001), ketersediaan
tutup pada kontainer (p=0,001), frekuensi pengurasan kontainer (p=0,027),
pengetahuan responden tentang DBD (p=0,030) dengan kejadian DBD di
Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009. Saran kepada masyarakat
bahwa aktif dalam kegiatan 3M plus harus lebih diintensifkan secara mandiri agar
dapat mengurangi keberadaan jentik, masyarakat juga harus merubah kebiasaan
menggantung pakaian dengan maksud untuk menekan penularan penyakit DBD.
Kata kunci : Kejadian DBD, Faktor lingkungan, Pengetahuan, Ibu rumah tangga.
Surakarta, 1 November 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Dwi Astuti, S. Pd, M. Kes Sri Darnoto, SKM
NIK. 756 NIK. 100.1015
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Yuli Kusumawati, SKM, M. Kes (Epid)
NIK. 863
-
7/31/2019 j 410050022
3/104
ABSTRACT
WIDIA EKA WATI. J 410 050 022
FACTORS RELATED TO THE OCCURRENCE OF DENGUE
HEMORRHAGIC FEVER (DHF) IN PLOSO VILLAGE OF PACITAN
SUBDISTRCT IN 2009
At the present, the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of health problem In
Indonesia.In 2008, The Incident of DHF in Ploso village have 37 cases. From 15
villages, Ploso village is including area with highest DHF case in Puskesmas
Tanjungsari area. This research purpose is to know some factors related to withincident DHF in Ploso village, Pacitan subdistric in 2009. Type of research is
observational research with using survey and interview method which the
approach research is a cross sectional study. Amount of Samples are 75
housewives. The Sampling technique uses a Simple Random Sampling. The data is
Collected with interview and live monitoring at container. The data is analyzed
with Chi Square test at level confident 95% which SPSS program version 14.0
analyzes the data. The conclusion represents that existence of mosquito Aedes
aegypti larva at container (p=0,001), hanging clothes (p=0,001), container cover
availability (p=0,001), frequency of cleaning the container (p=0,027), knowledge
of respondent about DHF (p=0,030) have connected to incident of DHF in Ploso
village, Pacitan subdistric in 2009. The suggestion to the people that the 3 M plus
activity more intensively to decrease the number of DHF spreading. Thus, the
community must reduce of clothes hanging habit.
Keyword : Incident DHF, Environment factor, Knowledge, Housewives.
-
7/31/2019 j 410050022
4/104
i
SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO
KECAMATAN PACITAN TAHUN 2009
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah SI Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
WIDIA EKA WATI
J 410 050 022
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
-
7/31/2019 j 410050022
5/104
ii
@ 2009
Hak Cipta Pada Penulis
-
7/31/2019 j 410050022
6/104
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO
KECAMATAN PACITAN TAHUN 2009
Disusun Oleh : Widia Eka Wati
NIM : J 410 050 022
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta, 1 November 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Dwi Astuti, S. Pd, M. Kes Sri Darnoto, SKM
NIK. 756 NIK. 100.1015
-
7/31/2019 j 410050022
7/104
iv
PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO
KABUPATEN PACITAN TAHUN 2009
Disusun Oleh : Widia Eka WatiNIM : J 410 050 022
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
tanggal 1 November 2009 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim
Penguji.
Surakarta, 1 November 2009
Ketua Penguji : Dwi Astuti, S.Pd, M. Kes ( )
Anggota Penguji I : Sri Darnoto, SKM ( )
Anggota Penguji II : Noor Alis S. SKM ( )
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Arif Widodo, A. Kep, M. Kes
NIK. 630
-
7/31/2019 j 410050022
8/104
v
PERSEMBAHAN
1. Setiap lembaran dan goresan tinta ini merupakan wujud dari keagungan dankasih sayang yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya.
2. Setiap detik waktu penyelesaian karya ini merupakan hasil doa kedua orangtua dan adik-adikku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan
dorongan yang tiada henti kepadaku.
3. Rasa terima kasih juga ku persembahkan pada suamiku yang sudahmemberikan doa, dukungan dan selalu setia memberikan semangat padaku
untuk bisa menyelesaikan karya ini.
4. Teman-teman Kesehatan Masyarakat angkatan 2005 UMS, hari-hari bersamakalian membuatku bahagia, dan selalu bersemangat aku takkan pernah
melupakan kalian.
5. Almamaterku UMS.
-
7/31/2019 j 410050022
9/104
vi
MOTTO
Janganlah bersikap lemah, janganlah pula bersedih hati, pada hal kamu orang-
orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.
(QS. AlImron : 139)
Janganlah pernah merasakan masa depan kita, karena ia pasti datang. Namun
risaukanlah sudah seberapa jauh kita mempersiapkan diri sehingga masa
depan akan datang dengan kualitas yang baik.
(Mario Teguh)
Kemarin adalah masa lalu dan masa lalu adalah sejarah yang dapat dijadikan
contoh bagi kita. Hari ini adalah perjuangan untuk masa depan dan masa
depan adalah cita-citaku.
(Kahlil Gibran)
Kebahagiaan yang paling sempurna adalah melihat orang tuaku dan orang
yang kusayangi bisa tersenyum akan keberhasilanku.
(Penulis)
-
7/31/2019 j 410050022
10/104
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Widia Eka Wati
Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 04 September 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. A. Yani No. 06 Pacitan Jawa Timur
Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan MIN Jombang I tahun 1998
2. Lulusan SMPN 2 Pacitan tahun 2001
3. Lulus SMAN 1 Punung Pacitan tahun 2004
4. Menempuh pendidikan di Program Studi
Kesehatan Masyarakt FIK UMS sejak tahun
2005.
-
7/31/2019 j 410050022
11/104
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbilalamin yang selalu penulis panjatkan atas nikmat yang
senantiasa Allah limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan
Tahun 2009.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menempuh derajat
Sarjana S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dalam pembuatan skipsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. Arif Widodo, A.Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) selaku Ketua Program StudiKesehatan Mayarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
3. Ibu Dwi Astuti, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikanbimbingan, pengarahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Sri Darnoto, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan, pengarahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen Kesehatan Masyarakat (Bu Ambar, Bu Azizah, Bu Dwi,Bu Lina, Pak Dar, Pak Alis, Pak Joko) terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah
diberikan.
6. Dr. M. Mansyur selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang telahmemberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Baskoro bagian P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang telahmembantu penulis dalam mencari data.
-
7/31/2019 j 410050022
12/104
ix
8. Dr. Kusnadi S selaku Kepala Puskesmas Tanjungsari yang telah memberikanijin penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak Suryono, AMK bagian P2P Puskesmas Tanjungsari yang telahmembantu penulis dalam mencari data.
10.Bapak Priyo Agus Triwibowo, S.Sos selaku Kepala Desa Ploso yang telahmemberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
11.Ayahanda dan Ibundaku tercinta, terima kasih atas dukungan dansemangatnya yang tak pernah henti berdoa dan mencurahkan perhatian, cinta
dan kasih sayangnya tanpa batas dengan Ridho-Nya.
12.Suamiku tercinta yang terus memberiku semangat terima kasih untuksemuanya.
13.Adikku Anita dan Nugroho, terus semangat demi tercapainya cita dancintamu, serta keluarga besarku terima kasih dukungan semangatnya.
14.Teman-teman Kesehatan Masyarakat angkatan 2005 (Anjar, Aput, Irfan,Farid, Pambudi) dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas kebersamaannya dan tetap semangat.
15.Semua pihak yang telah memberikan semangat dan memberi bantuan sehinggadapat terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik yang setimpal kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
Amin.
Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat memberikan
sumbangan dan manfaat khususnya bagi pengembangan dunia Kesehatan
Masyarakat.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
-
7/31/2019 j 410050022
13/104
x
DAFTARI ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN HAK CIPTA .............................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................. iii
PERNYATAAN PENGESAHAN .................................................................. iv
PERSEMBAHAN............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .............................................................................. 1B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5C.
Tujuan Penelitian .......................................................................... 5D.Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit Demam BerdarahDengue (DBD) .................. 8B. Etiologi DBD ............................................................................... 8C. Vektor Penular Penyakit DBD .................................................... 9D. Ciri-Ciri NyamukAedes aegypti .................................................. 9E. Tanda dan Gejala Penyakit DBD ................................................ 10F. Penularan Penyakit DBD ............................................................ 11G. Bionomik Vektor .......................................................................... 13H. Epidemiologi Penyakit DBD ....................................................... 14I. Cara-cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD ......... 18J. Faktor Penulran Penyakit DBD .................................................. 21K. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBD ...................... 24L. Kerangka Teori ............................................................................ 28M.Kerangka Konsep ........................................................................ 29N. Hipotesis ...................................................................................... 29
-
7/31/2019 j 410050022
14/104
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 30B. Subjek Penelitian .......................................................................... 30C. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 30D. Populasi dan Sampel .................................................................... 31E. Variabel Penelitian ....................................................................... 33F. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 33G. Pengumpulan Data ...................................................................... 35H. Jalannya Penelitian ....................................................................... 39I. Pengolahan Data ........................................................................... 39J. Analisis Data ............................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 41B. Hasil Analisis Univariat ................................................................ 43C. Hasil Analisis Bivariat .................................................................. 48D. Ringkasan Hasil Uji Bivariat Faktor-faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian DBD Di Kelurahan
Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009 ......................................... 53
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................................... 54B. Hubungan Antara Keberadaan JentikAedes aegypti pada
Kontainer dengan Kejadian DBD ................................................ 54
C. Hubungan Antara Kebiasaan Menggantung Pakaian denganKejadian DBD .............................................................................. 56
D. Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer denganKejadian DBD .............................................................................. 58
E. Hubungan Antara Frekuensi Pengurasan Kontainer denganKejadian DBD .............................................................................. 59
F. Hubungan Antara Pengetahuan Responden tentang DBDDengan Kejadian DBD ................................................................ 60G. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 64B. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
7/31/2019 j 410050022
15/104
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y ........................... 372. Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Ploso Tahun 2008 ......................... 423. Mata Pencaharian Penduduk Desa Ploso Tahun 2008 ................................ 434. Karakteristik Responden Menurut Umur dan Tingkat Pendidikan ............. 445. Distribusi Hasil Perhitungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian DBD Di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009 ........ 47
6. Hubungan Antara Keberadaan JentikAedes aegypti pada Kontainerdengan Kejadian DBD ................................................................................ 48
7. Hubungan Antara Kebiasaan Menggantung Pakaian denganKejadian DBD ............................................................................................. 49
8. Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer denganKejadian DBD ............................................................................................. 50
9. Hubungan Antara Frekuensi Pengurasan Kontainer denganKejadian DBD ............................................................................................. 51
10.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Responden Tentang DBDDengan Kejadian DBD ............................................................................... 52
11.Ringkasan Hasil Uji Bivariat Faktor-faktor yang Berhubungandengan Kejadian DBD Di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan
Tahun 2009 ................................................................................................. 53
-
7/31/2019 j 410050022
16/104
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori ............................................................................................. 28
2. Kerangka Konsep ......................................................................................... 29
-
7/31/2019 j 410050022
17/104
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden2. Kuesioner Pengumpulan Data3. Lembar Pemeriksaan Jentik4. Surat Ijin Mencari Data di Puskesmas Tanjungsari Pacitan5. Surat Ijin Peminjaman Profil Kelurahan Ploso6. Surat Ijin Penelitian7.
Analisis Data
8. Dokumentasi Penelitian
-
7/31/2019 j 410050022
18/104
xv
DAFTAR SINGKATAN
Bti :Bacillus thuringiensis var israeliensis
CFR : Case Fatality Rate
DBD : Demam BerdarahDengue
DD : DemamDengue
DHF :Dengue Hemorrhagic Fever
IR :Incidence Rate
JUMANTIK : Juru Pemantau Jentik
KK : Kepala Keluarga
KLB : Kejadian Luar Biasa
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
TPA : Tempat Penampungan Air
3M : Menguras, Mengubur, Menutup
-
7/31/2019 j 410050022
19/104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atauDengue Hemorrhagic
Fever (DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta
semakin luas penyebarannya. Penyakit DBD ini ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia terutama di negaranegara tropik dan subtropik, baik sebagai
penyakit endemik maupun epidemik. Hasil studi epidemiologik menunjukkan
bahwa DBD menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15
tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik
dan berkaitan dengan datangnya musim hujan, sehingga terjadi peningkatan
aktifitas vektor dengue pada musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya
penularan penyakit DBD pada manusia melalui vektor Aedes. Sehubungan
dengan morbiditas dan mortalitasnya, DBD disebut the most mosquito
transmitted disease (Djunaedi, 2006).
Penyakit DBD di Indonesia pertama kali terjadi di Surabaya pada
tahun 1968, dan di Jakarta dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 1994 kasus
DBD menyebar ke 27 provinsi di Indonesia. Sejak tahun 1968 angka kesakitan
kasus DBD di Indonesia terus meningkat, tahun 1968 jumlah kasus DBD
sebanyak 53 orang (Incidence Rate (IR) 0.05/100.000 penduduk) meninggal
24 orang (42,8%). Pada tahun 1988 terjadi peningkatan kasus sebanyak 47.573
-
7/31/2019 j 410050022
20/104
2
orang (IR 27,09/100.000 penduduk) dengan kematian 1.527 orang (3,2%)
(Hadinegoro dan Satari, 2002). Jumlah kasus DBD cenderung menunjukkan
peningkatan baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit, dan
secara sporadis selalu terjadi KLB. KLB terbesar terjadi pada tahun 1988
dengan IR 27,09/100.000 penduduk, tahun 1998 dengan IR 35,19/100.000
penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 2 %, pada tahun 1999 IR menurun
sebesar 10,17/100.000 penduduk (tahun 2002), 23,87/100.000 penduduk
(tahun 2003) (Kusriastusi, 2005).
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti DBD masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Jawa Timur baik di perkotaan
maupun di pedesaan. Pada beberapa tahun terakhir, penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus maupun
kematiannya. Seperti KLB, DBD secara nasional juga menyebar di beberapa
kabupaten/kota di Jawa Timur. Penyebaran kasus DBD di Jawa Timur
terdapat di 38 kabupaten/kota (semua kabupaten/kota) dan juga di beberapa
kecamatan atau desa yang ada di wilayah perkotaan maupun di pedesaan.
Jumlah kasus dan kematian akibat penyakit DBD di Jawa Timur selama 5
tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 dan 2004
terjadi lonjakan kasus yang cukup drastis, yaitu tahun 2001 sebanyak 8246
kasus (IR 23,50/100.000 penduduk), dan tahun 2004 (sampai dengan Mei)
sebanyak 7180 kasus (IR 20,34/100.000 penduduk). Berdasarkan penyebaran
kasus DBD di Jawa Timur, Kabupaten Pacitan termasuk salah satu daerah
penyebaran kasus DBD dengan IR
-
7/31/2019 j 410050022
21/104
3
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan tahun 2007
kasus DBD di daerah tersebut dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007 KLB DBD terjadi di semua Kecamatan yang
ada di wilayah Kabupaten Pacitan, dan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan
Pacitan pada wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari. Dalam profil dinas
kesehatan disebutkan jumlah kasus DBD dalam 3 tahun terakhir mengalami
peningkatan. Pada tahun 2005 ditemukan 82 kasus, tahun 2006 ditemukan 156
kasus, pada tahun 2007 ditemukan 362 kasus dan pada tahun 2008 ditemukan
449 kasus. Pada tahun 2007 jumlah kematian akibat penyakit DBD ditemukan
sebanyak 2 orang, attack rate 0,07%, CFR 0,55% dan pada tahun 2008 jumlah
kematian ditemukan sebanyak 4 orang, attack rate 0,083% dan CFR 0,75%.
Dari standar WHO, sebuah daerah dapat dikatakan baik penanganan kasus
DBD bila nilai CFR-nya di bawah 1%. Jadi penanganan kasus DBD di
Kabupaten Pacitan dapat dikatakan baik. Sesuai dengan indikator keberhasilan
propinsi Jawa Timur untuk angka kesakitan DBD per-100.000 penduduk
adalah 5 (Dinkes Jatim, 2006).
Berdasarkan data penyebaran kasus DBD per desa dari Dinas
Kesehatan Pacitan selama 3 tahun terakhir jumlah kasus DBD di Puskesmas
Tanjungsari terus mengalami peningkatan, mulai dari tahun 2006 ditemukan
sebanyak 72 kasus, tahun 2007 sebanyak 132 kasus dan tahun 2008 ditemukan
kasus DBD sebanyak 218 kasus. Wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari yang
melayani 15 desa/kelurahan merupakan daerah dengan jumlah kasus DBD
terbanyak tiap tahunnya. Dari 15 desa/kelurahan terdapat 3 desa yang selama
-
7/31/2019 j 410050022
22/104
4
3 tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah kasus DBD nya yaitu
Kelurahan Tanjungsari pada tahun 2005 ditemukan 1 kasus, tahun 2006
ditemukan 25 kasus, tahun 2007 ditemukan 22 kasus dan tahun 2008
ditemukan 14 kasus; Kelurahan Pacitan pada tahun 2005 ditemukan 1 kasus,
tahun 2006 ditemukan 5 kasus, tahun 2007 ditemukan 19 kasus dan tahun
2008 ditemukan 45 kasus; dan Kelurahan Ploso tahun 2005 tidak ada kasus,
tahun 2006 ditemukan 10 kasus, tahun 2007 ditemukan 32 kasus dan tahun
2008 ditemukan 37 kasus.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kelurahan dengan
jumlah kasus DBD paling banyak tiap tahunnya adalah Kelurahan Ploso.
Melihat jumlah kasus DBD 3 tahun terakhir di Kelurahan Ploso yang selalu
meningkat, hal ini disebabkan karena lokasi rumah warga yang dekat pasar,
lingkungan sekitar rumah yang dekat dengan kebun, masyarakat masih terlihat
membuang sampah sembarangan, peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
PSN kurang (JUMANTIK tidak berjalan), kurangnya penyuluhan tentang
DBD. Sehingga dapat digambarkan bahwa perilaku masyarakat Ploso
khususnya kepala keluarga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan
belum melakukan pencegahan serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN-
DBD) dengan mengendalikan nyamuk vektorAedes aegypti.
Dari beberapa faktor lingkungan yang ada di kelurahan Ploso peneliti
ingin meneliti lebih lanjut mengenai beberapa faktor lain yang berhubungan
dengan kejadian DBD di kelurahan Ploso yang meliputi keberadaan jentik
Aedes aegypti pada kontainer, kebiasaan menggantung pakaian, ketersediaan
-
7/31/2019 j 410050022
23/104
5
tutup pada kontainer, frekuensi pengurasan kontainer dan pengetahuan
responden tentang DBD, sehingga dapat membantu dalam menurunkan
jumlah kesakitan dan kematian akibat penyakit DBD serta membantu
masyarakat untuk lebih memperhatikan faktor-faktor apa saja yang bisa
menjadi penyebab penularan penyakit DBD.
B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Adakah hubungan antara keberadaan jentikAedes aegypti pada kontainerdengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan?
2. Adakah hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadianDBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan?
3. Adakah hubungan antara ketersediaan tutup pada kontainer dengankejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan?
4. Adakah hubungan antara frekuensi pengurasan kontainer dengan kejadianDBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan?
5.
Adakah hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD dengan
kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan?
C. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan jentikAedes aegypti pada
kontainer dengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
-
7/31/2019 j 410050022
24/104
6
2. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menggantung pakaiandengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan tutup pada kontainerdengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi pengurasan kontainerdengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
5. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan responden tentang DBDdengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
D. Manfaat Penelitian1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pemecahan
masalah pada program kesehatan bidang penyakit menular, khususnya
masalah pencegah penyakit DBD agar dapat dijadikan sebagai monitoring
dan evaluasi program pemberantasan penyakit menular (P2M).
2. Bagi MasyarakatSebagai dasar pengetahuan dan pemikiran serta menjadi informasi
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD.
3. Bagi Peneliti lainMenambah pengetahuan dan pengalaman khusus dalam melakukan
penelitian ilmiah terhadap beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
peningkatan kasus DBD.
-
7/31/2019 j 410050022
25/104
7
E. Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD yang
meliputi keberadaan jentik Aedes aegypti pada kontainer, kebiasaan
menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, frekuensi
pengurasan kontainer dan pengetahuan responden tentang DBD terhadap
kejadian DBD.
-
7/31/2019 j 410050022
26/104
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)Penyakit DBD atau DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamukAedes aegypti dan Aedes
albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut (Kristina et al, 2004).
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan
demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu,
gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik
perdarahan, lebam/ruam. Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah,
kesadaran menurun atau shock(Depkes RI, 1992).
B. Etiologi DBDPenyakit Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod Borne Virus
(Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Flaviviricae, dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
-
7/31/2019 j 410050022
27/104
9
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe
yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik
yang berat (Hadinegoro et al, 2001).
C. Vektor Penular Penyakit DBDVektor penyakit DBD adalah nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes
albopictus terutama bagi Negara Asia, Philippines dan Jepang, sedangkan
nyamuk jenis Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris dan Aedes
pseudoscutellaris merupakan vektor di negara-negara kepulauan Pasifik dan
New Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes (Stegomya)
aegypti dan albopictus (Djunaedi, 2006).
D. Ciri-ciri NyamukAedes aegyptiMenurut Nadezul (2007), nyamukAedes aegypti telah lama diketahui
sebagai vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD, adapun ciri-cirinya
adalah sebagai berikut:
1.
Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.
2. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.3. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.4. menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore hari
pukul 16.00-17.00.
-
7/31/2019 j 410050022
28/104
10
5. Nyamuk betina menghisap darah unuk pematangan sel telur, sedangkannyamuk jantan memakan sari-sari tumbuhan.
6. Hidup di genangan air bersih bukan di got atau comberan.7. Di dalam rumah dapat hidup di bak mandi, tempayan, vas bunga, dan
tempat air minum burung.
8. Di luar rumah dapat hidup di tampungan air yang ada di dalam drum, danban bekas.
E. Tanda dan Gejala Penyakit DBDDiagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa
klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat
dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :
1. Diagnosa Klinisa. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (3840 C).b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif , Petekie
(bintik merah pada kulit), Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit),
Ekimosis, Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis
(pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah),
Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan jusi.d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada
kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
-
7/31/2019 j 410050022
29/104
11
f. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg ataukurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnyaselera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit
kepala.
2. Diagnosa Laboratorisa. Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan
trombosit hingga 100.000 /mmHg.
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih(Depkes RI, 2005).
F. Penularan Penyakit DBDPenularan penyakit DBD memiliki tiga faktor yang memegang peranan
pada penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vektor perantara
(Hadinegoro et al, 2001). Lebih jelasnya Depkes RI, 2005 menjelaskan
mekanisme penularan penyakit DBD dan tempat potensial penularannya.
1. Mekanisme Penularan DBD
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue
merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah
selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita DBD
digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk
ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri
dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk, termasuk di dalam
-
7/31/2019 j 410050022
30/104
12
kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita,
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi
ekstrinsik). Virus ini akan berada dalam tubuh nyamuk sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu, nyamukAedes aegypti yang telah menghisap
virus dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi
karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelumnya menghisap
darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar
darah yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut virus
dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain
2. Tempat potensial bagi penularan DBDPenularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat
nyamuk penularnya. Oleh karena itu tempat yang potensial untuk terjadi
penularan DBD adalah:
a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis).b. Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya orang-
orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan
terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue yang cukup besar
seperti: sekolah, RS/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan
lainnya, tempat umum lainnya (hotel, pertokoan, pasar, restoran,
tempat ibadah dan lain-lain).
c. Pemukiman baru di pinggir kota, penduduk pada lokasi ini umumnyabarasal dari berbagai wilayah maka ada kemungkinan diantaranya
-
7/31/2019 j 410050022
31/104
13
terdapat penderita yang membawa tipe virus dengue yang berbeda dari
masing-masing lokasi.
G. Bionomik VektorBionomik vektor meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk,
kesenangan nyamuk menggigit dan kesenangan nyamuk istirahat.
1. Kesenangan tempat perindukan nyamukTempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan air yang
tertampung disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak dapat
berkembangbiak digenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Macam-macam tempat penampungan air:
a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti:drum, bak mandi/WC, tempayan, ember dan lain-lain
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti:tempat minuman burung, vas bunga, ban bekas, kaleng bekas, botol
bekas dan lain-lain
c. Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu,pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu dan
lain-lain (Depkes RI, 1992).
2. Kesenangan nyamuk menggigitNyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari.
Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan
puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Berbeda
-
7/31/2019 j 410050022
32/104
14
dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti mempunyai kebiasaan
menghisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus
gonotropik untuk memenuhi lambungnya dengan darah.
3. Kesenangan nyamuk istirahatNyamukAedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di luar
rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya, biasanya di
tempat yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat tersebut nyamuk
menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses
pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di
dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada
umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah
telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan
telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-
bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2C sampai 42C, dan bila
di tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur
dapat menetas lebih cepat (Depkes RI, 2005).
H.Epidemiologi Penyakit DBD
Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga
epidemiologik, yaitu adanya agen (agent), hostdan lingkungan (environment).
1. Agent(virus dengue)Agen penyebab penyakit DBD berupa virus dengue dari Genus
Flavivirus (Arbovirus Grup B) salah satu Genus Familia Togaviradae.
-
7/31/2019 j 410050022
33/104
15
Dikenal ada empat serotipe virus dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan
Den-4.
Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama
yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam
masa tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit DBD.
2. HostHost adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus dengue.
Beberapa faktor yang mempengaruhi manusia adalah:
a. UmurUmur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan
terhadap infeksi virus dengue. Semua golongan umur dapat terserang
virus dengue, meskipun baru berumur beberapa hari setelah lahir. Saat
pertama kali terjadi epdemi dengue di Gorontalo kebanyakan anak-
anak berumur 1-5 tahun. Di Indonesia, Filipina dan Malaysia pada
awal tahun terjadi epidemi DBD penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue tersebut menyerang terutama pada anak-anak berumur antara
5-9 tahun, dan selama tahun 1968-1973 kurang lebih 95% kasus DBD
menyerang anak-anak di bawah 15 tahun.
b. Jenis kelaminSejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap
serangan DBD dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin (gender). Di
Philippines dilaporkan bahwa rasio antar jenis kelamin adalah 1:1. Di
Thailand tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan
-
7/31/2019 j 410050022
34/104
16
DBD antara laki-laki dan perempuan, meskipun ditemukan angka
kematian yang lebih tinggi pada anak perempuan namun perbedaan
angka tersebut tidak signifikan. Singapura menyatakan bahwa insiden
DBD pada anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan.
c. NutrisiTeori nutrisi mempengaruhi derajat berat ringan penyakit dan
ada hubungannya dengan teori imunologi, bahwa pada gizi yang baik
mempengaruhi peningkatan antibodi dan karena ada reaksi antigen dan
antibodi yang cukup baik, maka terjadi infeksi virus dengue yang
berat.
d. PopulasiKepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah
terjadinya infeksi virus dengue, karena daerah yang berpenduduk padat
akan meningkatkan jumlah insiden kasus DBD tersebut.
e. Mobilitas pendudukMobilitas penduduk memegang peranan penting pada transmisi
penularan infeksi virus dengue. Salah satu faktor yang mempengaruhi
penyebaran epidemi dari QueenslandkeNew South Wales pada tahun
1942 adalah perpindahan personil militer dan angkatan udara, karena
jalur transportasi yang dilewati merupakan jalul penyebaran virus
dengue (Sutaryo, 2005).
-
7/31/2019 j 410050022
35/104
17
3. Lingkungan (environment)Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue
adalah:
a. Letak geografisPenyakit akibat infeksi virus dengue ditemukan tersebar luas di
berbagai negara terutama di negara tropik dan subtropik yang terletak
antara 30 Lintang Utara dan 40 Lintang Selatan seperti Asia
Tenggara, Pasifik Barat dan Caribbean dengan tingkat kejadian sekitar
50-100 juta kasus setiap tahunnya (Djunaedi, 2006).
Infeksi virus dengue di Indonesia telah ada sejak abad ke-18
seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter
berkebangsaan Belanda. Pada saat itu virus dengue menimbulkan
penyakit yang disebut penyakit demam lima hari (vijfdaagse koorts)
kadang-kadang disebut demam sendi (knokkel koorts). Disebut
demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari,
disertai nyeri otot, nyeri pada sendi dan nyeri kepala. Sehingga sampai
saat ini penyakit tersebut masih merupakan problem kesehatan
masyarakat dan dapat muncul secara endemik maupun epidemik yang
menyebar dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu negara ke
negara lain (Hadinegoro dan Satari, 2002).
b. MusimNegara dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung pada
musim panas, meskipun ditemukan kasus DBD sporadis pada musim
-
7/31/2019 j 410050022
36/104
18
dingin. Di Asia Tenggara epidemi DBD terjadi pada musim hujan,
seperti di Indonesia, Thailand, Malaysia dan Philippines epidemi DBD
terjadi beberapa minggu setelah musim hujan.
Periode epidemi yang terutama berlangsung selama musim
hujan dan erat kaitannya dengan kelembaban pada musim hujan. Hal
tersebut menyebabkan peningkatan aktivitas vektor dalam menggigit
karena didukung oleh lingkungan yang baik untuk masa inkubasi.
I. Cara-cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBDStrategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu:
1. Cara pemutusan rantai penularanAda lima kemungkinan cara memutuskan rantai penularan DBD:
a. Melenyapkan virus dengue dengan cara mengobati penderita. Tetapisampai saat ini belum ditemukan obat anti virus tersebut
b. Isolasi penderita agar tidak digigit vektor sehingga tidak menularkankepada orang lain
c.
Mencagah gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak ditulari
d. Memberikan imunisasi dengan vaksinasie. Memberantas vektor agar virus tidak ditularkan kepada orang lain.
-
7/31/2019 j 410050022
37/104
19
2. Cara pemberantasan terhadap jentikAedes aegyptiPemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti dikenal
dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
(PSN DBD) dilakukan dengan cara (Depkes RI, 2005).
a. FisikCara ini dikenal dengan kegiatan 3M, yaitu: Menguras (dan
menyikat) bak mandi, bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat
penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain); dan
Mengubur barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lain-lain).
Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembangbiak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula istilah
3M plus, yaitu kegiatan 3M yang diperluas. Bila PSN DBD
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes
aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga penularan DBD tidak
terjadi lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat
harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, karena
keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
b. KimiaCara memberantas jentikAedes aegypti dengan menggunakan
insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan
istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah
temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah granules (sand
-
7/31/2019 j 410050022
38/104
20
granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (1 sendok makan
rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai
efek residu 3 bulan.
c. BiologiPemberantasan jentik nyamukAedes aegypti secara biologi dapat
dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah,
ikan gupi, ikan cupang atau tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan
Bacillus thuringiensis var israeliensis (Bti).
3. Cara pencegahana. Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat untuk
membersihkan tempat perindukan nyamuk dan melindungi diri dari
gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa, perlindungan diri
dengan pakaian dan menggunakan obat gosok anti nyamuk.
b. Melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor nyamuk,mengetahui tempat perindukan dan habitat larva dan membuat rencana
pemberantasan sarang nyamuk serta pelaksanaannya.
4. Penanggulangan wabaha. Menemukan dan memusnahkan spesies Aedes aegypti di lingkungan
pemukiman, membersihkan tempat perindukan nyamuk atau taburkan
larvasida di semua tempat yang potensial sebagai tempat perindukan
larvaAedes Aegypti.
b. Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang yang terpajan
dengan nyamuk (Kandun, 2000).
-
7/31/2019 j 410050022
39/104
21
J. Faktor Penularan Penyakit DBDAda dua faktor yang menyebabkan penyebaran penularan penyakit
DBD adalah :
1. Faktor InternalFaktor internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang.
Jika kondisi badan tetap bugar kemungkinannya kecil untuk terkena
penyakit DBD. Hal tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cukup
kuat dari infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus
seperti penyakit DBD. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan
daya tahan tubuh pada musim hujan dan pancaroba. Pada musim itu terjadi
perubahan cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
virus dengue penyebab DBD. Hal ini menjadi kesempatan jentik nyamuk
berkembangbiak menjadi lebih banyak.
2. Faktor EksternalFaktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh
manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan
pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal,
lingkungan sekolah, atau tempat bekerja.
Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat
dari kondisi berbagai tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti di
tempat penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada
nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak. Hal ini dikarenakan tempat
-
7/31/2019 j 410050022
40/104
22
penampungan air masyarakat indonesia umumnya lembab, kurang sinar
matahai dan sanitasi atau kebersihannya (Satari dan Meiliasari, 2004).
Menurut Suroso dan Umar (Tanpa tahun), nyamuk lebih menyukai
benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti gorden, kelambu dan
baju/pakaian. Maka dari itu pakaian yang tergantung di balik pintu
sebaiknya dilipat dan disimpan dalam almari, karena nyamuk Aedes
aegypti senang hinggap dan beristirahat di tempat-tempat gelap dan kain
yang tergantung untuk berkembangbiak, sehingga nyamuk berpotensi
untuk bisa mengigit manusia (Yatim 2007).
Menurut Hadinegoro et al (2001), semakin mudah nyamukAedes
menularkan virusnya dari satu orang ke orang lainnya karena pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapat meningkatkan kesempatan penyakit DBD
menyebar, urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali, tidak
adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis,
peningkatan sarana transportasi.
Menurut penelitian Fathi, et al (2005) ada peranan faktor
lingkungan dan perilaku terhadap penularan DBD, antara lain:
1.Keberadaan jentik pada kontainer
Keberadaan jentik pada container dapat dilihat dari letak, macam,
bahan, warna, bentuk volume dan penutup kontainer serta asal air yang
tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi nyamukAedes betina
untuk menentukan pilihan tempat bertelurnya. Keberadaan kontainer
sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes, karena
-
7/31/2019 j 410050022
41/104
23
semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan
akan semakin padat populasi nyamukAedes. Semakin padat populasi
nyamukAedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD
dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit
DBD cepat meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya
KLB. Dengan demikian program pemerintah berupa penyuluhan
kesehatan masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD antara lain
dengan cara menguras, menutup, dan mengubur (3M) sangat tepat dan
perlu dukungan luas dari masyarakat dalam pelaksanaannya.
2. Kepadatan vektorKepadatan vektor nyamuk Aedes yang diukur dengan
menggunakan parameter ABJ yang di peroleh dari Dinas Kesehatan
Kota. Hal ini nampak peran kepadatan vektor nyamukAedes terhadap
daerah yang terjadi kasus KLB. Sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa
semakin tinggi angka kepadatan vektor akan meningkatkan risiko
penularan.
3.Tingkat pengetahuan DBD
Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti,
dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama
indera pendengaran dan pengelihatan terhadap obyek tertentu yang
menarik perhatian terhadap suatu objek.
-
7/31/2019 j 410050022
42/104
24
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan respons
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat
terselubung, sedangkan tindakan nyata seseorang yang belum terwujud
(overt behavior). Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh tingkat
pendidikan, dimana pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada
perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari
pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh
pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran dari
pendidikan.
K. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBDHasil penelitian Duma et al (2007) tentang analisis faktor yang
berhubungan dengan kejadian DBD di Kecamatan Baruga Kota Kendari
menyatakan bahwa faktor pengetahuan, kebiasaan menggantung pakaian,
kondisi TPA, kebersihan lingkungan berhubungan dengan kejadian DBD.
Faktor TPA yang merupakan faktor paling berpengaruh dengan kejadian
DBD.
Menurut hasil penelitian Sumekar (2007) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Studi Kelurahan
RajaBasa menyatakan bahwa Jentik nyamukAedes di kelurahan Rajabasa ada
hubungannya dengan kejadian DBD, dan terdapat hubungan antara
pelaksanaan PSN dan keberadaan jentik di TPA.
-
7/31/2019 j 410050022
43/104
25
Menurut hasil penelitian Widyana (1998), faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi kejadian DBD adalah:
1. Kebiasaan menggantung pakaianKebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah merupakan
indikasi menjadi kesenangan beristirahat nyamukAedes aegypti. Kegiatan
PSN dan 3M ditambahkan dengan cara menghindari kebiasaan
menggantung pakaian di dalam kamar merupakan kegiatan yang mesti
dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamukAedes aegypti, sehingga
penularan penyakit DBD dapat dicegah dan dikurangi.
2. Siklus pengurasan TPA > 1 minggu sekali.Salah satu kegiatan yang dianjurkan daelam pelaksanaan PSN adalah
pengurasan TPA sekurang-kurangnya dalam frekuensi 1 minggu sekali
3. TPA yang berjentik, halaman yang tidak bersih dan anak dengan golonganumur 5-9 tahun.
Hasil penelitian Nugroho (1999) faktorfaktor yang mempengaruhi
penyebaran virus dengue antara lain:
1. Kepadatan nyamukKepadatan nyamuk merupakan faktor risiko terjadinya penularan
DBD. Semakin tinggi kepadatan nyamukAedes aegypti, semakin tinggi
pula risiko masyarakat untuk tertular penyakit DBD. Hal ini berarti apabila
di suatu daerah yang kepadatan Aedes aegypti tinggi terdapat seorang
penderita DBD, maka masyarakat sekitar penderita tersebut berisiko untuk
tertular. Kepadatan nyamuk dipengaruhi oleh adanya kontainer baik itu
-
7/31/2019 j 410050022
44/104
26
berupa bak mandi, tempayan, vas bunga, kaleng bekas yang digunakan
sebagai tempat perindukan nyamuk. Agar kontainer tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk maka harus di kuras satu minggu satu kali secara
teratur dan mengubur barang bekas.
2. Kepadatan rumahNyamukAedes aegypti merupakan nyamuk yang jarak terbangnya
pendek (100 meter). Oleh karena itu nyamuk tersebut bersifat domestik.
Apabila rumah penduduk saling berdekatan maka nyamuk dapat dengan
mudah berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Apabila penghuni
salah satu rumah ada yang terkena DBD, maka virus tersebut dapat
ditularkan kepada tetangganya.
3. Kepadatan hunian rumahNyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang sangat aktif
mencari makan, nyamuk tersebut dapat menggigit banyak orang dalam
waktu yang pendek. Oleh karena itu bila dalam satu rumah ada penghuni
yang menderita DBD maka penghuni lain mempunyai risiko untuk tertular
penyakit DBD.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Makasar tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD, peneliti menyimpulkan
bahwa kejadian DBD dipengaruhi oleh (1) Faktor keadaan lingkungan
yang meliputi kondisi fasilitas TPA, kemudahan memperoleh air bersih,
pengetahuan masyarakat, kualitas pemukiman dan pendapat keluarga. (2)
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian DBD adalah adanya
-
7/31/2019 j 410050022
45/104
27
kondisi fasilitas TPA yang baik yang disebabkan karena pengurasannya
yang lebih dari satu minggu sekali, tidak ditutup rapat dan terdapatnya
jentik pada fasilitas TPA (Arsin dan Wahiduddin, 2004).
-
7/31/2019 j 410050022
46/104
28
L. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Faktor internal :
1. Ketahanan tubuh2. Stamina
Manusia terinfeksi
Penyakit DBD
Virus
Dengue
NyamukAedes
aegypti
Lingkungan Sumber
penular DBD
Faktor eksternal :
1. Kondisi tempat penampungan air2. Kebiasaan menggantung pakaian3. Frekuensi pengurasan kontainer4. Keberadaan jentik pada
kontainer
5. Ketersediaan tutup kontainer6. Kemudahan memperoleh air bersih7. Pengetahuan DBD masyarakat8. Kualitas pemukiman9. Pendapatan keluarga10.Pertumbuhan penduduk11.Urbanisasi12.Transportasi13.Kepadatan vektor
-
7/31/2019 j 410050022
47/104
29
M.Kerangka KonsepVariabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2. Kerangka Konsep
N. HipotesisHipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara keberadaan jentikAedes aegypti pada kontainerdengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
2. Ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadianDBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
3.
Ada hubungan antara ketersediaan tutup pada kontainer dengan kejadian
DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
4. Ada hubungan antara frekuensi pengurasan kontainer dengan kejadianDBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
5. Ada hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD dengankejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
Pengetahuan responden tentang DBD
Frekuensi pengurasan kontainer
Ketersediaan tutup pada kontainer
Kebiasaan menggantung pakaian
Kejadian DBD
Keberadaan jentik Aedes aegypti pada
kontainer
-
7/31/2019 j 410050022
48/104
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan PenelitianJenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan
menggunakan metode survei dan wawancara dengan pendekatan cross
sectional study, yaitu rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati
status paparan dan penyakit pada individu-individu dari populasi tunggal pada
satu saat atau periode (Murti, 1997).
B. Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Ibu rumah tangga yang bertempat tinggal dan tercatat sebagai penduduk diwilayah Kelurahan Ploso.
2. Dapat berkomunikasi dengan baik.3.
Bersedia menjadi responden.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi penelitian di wilayah Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.2. Waktu penelitian pada bulan Agustus 2009.
-
7/31/2019 j 410050022
49/104
31
D. Populasi dan Sampel1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang sesuai
dengan kriteria inklusi dengan jumlah sebanyak 441 orang.
2. SampelSampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi
(Santoso, 2005). Menurut Kothari dalam Murti (2006), rumus ukuran
sampel untuk menaksir proporsi sebuah populasi sebagai berikut:
n =qpZNd
qpZN
..)1(
...2
2/1
2
2
2/1
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Besar sampel populasi sasaran
p = Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi
q = 1- p
Z a1 = Statistik Z (misalnya Z = 1,96 untuk = 0,05)
d = Delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan di
kedua sisi proporsi (misalnya 10%)
Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel pada penelitian ini
adalah :
-
7/31/2019 j 410050022
50/104
32
n =33,0.67,0.)96,1()1441.()1,0(
33.0.67,0.)96,1.(44122
2
=24937776,5
575592,374
= 3561891,71
Jadi sampel yang diambil adalah sebanyak 75 ibu rumah tangga di
Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan. Kelurahan Ploso terdiri dari 3 RW
dan 13 RT dan setiap RT jumlah kepala keluarganya berbeda-beda.
3. Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
Simple Random Sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak
sederhana dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama
besar untuk terpilih sebagai sampel (Sugiarto, et al. 2001).
Langkah-langkah pengambilan sampel yaitu dengan membuat
undian sejumlah ibu rumah tangga yang ada di Kelurahan Ploso sebanyak
441, kemudian dari jumlah tersebut di kocok dan diambil 75 ibu rumah
tangga yang kemudian dijadikan sampel pada saat penelitian.
-
7/31/2019 j 410050022
51/104
33
E. Variabel PenelitianPenelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas: keberadaan jentik pada kontainer, kebiasaan menggantungpakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, frekuensi pengurasan
kontainer dan pengetahuan responden tentang DBD.
2. Variabel terikat: kejadian DBD.
F. Definisi Operasional Variabel1. Keberadaan jentik pada kontainer
Deskripsi: Ada atau tidaknya jentik dalam tempat penampungan air di
setiap rumah yang diperiksa.
Cara pengukuran: Lembar observasi berdasarkan keberadaan jentik pada
kontainer.
Skala: Nominal
Kategori: 1. Tidak ada jentik
2. Ada jentik
2. Kebiasaan menggantung pakaianDeskripsi: Praktek sehari-hari responden dalam menggantung pakaian di
dalam rumah (bukan di dalam almari).
Cara pengukuran: Pemeriksaan tempat responden menggantung pakaian
di dalam rumah (bukan di almari).
Skala: Nominal
-
7/31/2019 j 410050022
52/104
34
Kategori: 1. Tidak biasa menggantung
2. Biasa menggantung
3. Ketersediaan tutup pada kontainerDeskripsi: terdapat tutup atau tidaknya tutup pada kontainer.
Cara pengukuran: Pemeriksaan ada atau tidak tutup kontainer.
Skala: Nominal
Kategori: 1. Tidak ada tutup
2. Ada tutup
4. Frekuensi pengurasan kontainerDeskripsi: Angka yang menunjukkan berapa kali responden
membersihkan /menguras kontainer dalam ukuran waktu 1
minggu.
Cara pengukuran:Wawancara
Skala: Nominal
Kategori: 1. < 1 kali dalam 1 minggu
2. > 1kali dalam 1 minggu
5. Pengetahun responden tentang DBDDeskripsi: Pemahaman responden tentang demam berdarah yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, cara penularan, pemberantasan,
vektor penular dan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).
Cara pengukuran: Wawancara
Skala: Nominal
-
7/31/2019 j 410050022
53/104
35
Kategori: 1. Kurang (jika nilai rata-rata < 50%)
2. Baik (jika nilai rata-rata > 50%)
6. Kejadian DBDDeskripsi: Keadaan dimana responden pernah terkena penyakit DBD yang
ada di Kelurahan Ploso.
Cara pengukuran: Wawancara
Skala: Nominal
Kategori: 1. Tidak pernah sakit
2. Pernah sakit
G. Pengumpulan Data1. Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan dan dianalisis berupa data
kualitatif yaitu skor dari variabel yang diteliti, meliputi keberadaan jentik
pada kontainer, kebiasaan menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada
kontainer, frekuensi pengurasan kontainer dan tingkat pengetahuan
responden tentang DBD terhadap kejadian DBD.
2. Sumber Dataa. Data Primer
Data primer diperoleh dari survei ke lokasi di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan dan wawancara langsung kepada responden dengan
-
7/31/2019 j 410050022
54/104
36
menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur dan disesuaikan
dengan tujuan penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Tanjungsari maupun data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, serta data
penduduk atau monografi yang diperoleh dari Kelurahan Ploso.
3. Cara Pengumpulan DataCara pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan
pengamatan secara langsung pada kontainer serta observasi untuk
mengetahui faktor lingkungan di rumah responden.
4. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner berupa sejumlah pertanyaan yang telah disediakan olehpeneliti, melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner
pengamatan langsung terhadap faktor lingkungan. Kuesioner diuji
dengan uji validitas dan reliabilitas.
1) Uji validitasSifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang
digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai
yang diinginkan. Instrumen uji validitas menggunakan uji korelasi
product moment person (Muhidin dan Abdurahman, 2007).
-
7/31/2019 j 410050022
55/104
37
Rumus korelasiproduct moment person
rxy = 2222 )()(
)()(
YYNXXN
YXXYN
Dimana :
rxy : korelasi antara variabel x dan y
X dan Y : Skor masing-masing skala
N : Banyaknya subjek
Tabel 1. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y
Besar rxy Keterangan
0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan,
dianggap tidak ada)
> 0,20 - < 0,40 Hubungan rendah
> 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang
> 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat
> 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat
Hasil uji kuesioner dilaksanakan di luar sampel penelitian,
selanjutnya uji validitasnya menggunakan uji korelasi product
moment. Suatu item dinyatakan valid jika nilai korelasi product
momentyang dihasilkan lebih besar dari nilai r tabel 0.444 dengan
jumlah sampel N=25 dan signifikasinya 5%. Hasil uji validitas
menyatkan bahwa nilai rata-rata rxy = 0.527, karena rxy > 0.444
maka kuesioner tersebut dikatakan valid.
-
7/31/2019 j 410050022
56/104
38
2) ReliabilitasReliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya dengan menunjukkan hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alfa
Cronbach.
RumusAlfa Cronbach :
r11 =
2
2
11
t
i
k
k
Keterangan :r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya bulir soal
2
i : jumlah varians bulir
2
t : Varians total
Standar reliabilitas adalah jika nilai hitung r lebih besar (>)
dari nilai tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel
(Muhidin dan Abdurahman, 2007).
Hasil uji reliabilitas kuesioner menunjukkan r11= 0.484
sehingga di nyatakan reliabel dan memiliki hubungan yang sangat
kuat.
b. Senter untuk memeriksa jentik pada kontainer dan formulirpemerikasaan jentik.
-
7/31/2019 j 410050022
57/104
39
H. Jalannya Penelitian1. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke Puskesmas Tanjungsari Pacitan
dan DKK Kabupaten Pacitan mencari tahu desa dengan jumlah kasus
DBD tertinggi selama 3 tahun terakhir dari data kasus DBD.
2. Peneliti datang ke desa dengan jumlah kasus DBD-nya tinggi yaitu DesaPloso, lalu mencari data monografi dan data jumlah Ibu rumah tangga dan
KK masing-masing RT di Desa Ploso. Peneliti meminta ijin ke kelurahan
untuk melakukan penelitian kepada ibu rumah tangga yang ada di
kelurahan ploso dengan jumlah sampel 75 responden.
3. Penelitian dilakukan dengan wawancara kepada responden dan observasi.Setelah selesai dilakukan penelitian, peneliti merekap hasil kuesioner dan
observasi untuk dilakukan analisis data.
I. Pengolahan DataData yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS
versi 14.0. Tahap-tahap pengelolahan data adalah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk ditelitikelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan
antar jawaban pada kuesioner.
b. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan prosespengolahan data.
c. Entry, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
-
7/31/2019 j 410050022
58/104
40
d. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan ditelitiagar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis
(Budiarto, 2001).
J. Analisis Dataa. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas, variabel terikat dan
karakteristik responden.
b. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square untuk
mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat. Dasar pengambilan hipotesis penelitian
berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu:
1) Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.2) Jika nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.
-
7/31/2019 j 410050022
59/104
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian1. Keadaan geografi
Desa Ploso terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan,
Provinsi Jawa Timur. Batas Desa Ploso adalah sebelah utara berbatasan
dengan Desa Baleharjo, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sirnoboyo, dan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Sidoharjo. Desa Ploso memiliki 8 dusun
yaitu Dusun Blumbang, Dusun Temon, Dusun Kebon, Dusun Krajan lor,
Dusun Krajan Kidul, Dusun Peden, Dusun Ngampel, dan Dusun Barean.
Desa Ploso memiliki luas wilayah penggunaan yaitu pemukiman
79,75ha/m2
, luas persawahan 103,02 ha/m2, luas perkebunan 81 ha/m
2,
luas kuburan 0,5 ha/m2, luas pekarangan, 60,100 ha/m
2, luas perkantoran
0,5 ha/m2
, dan luas prasarana umum 0,13 ha/m2.
2. Keadaan demografia. Jumlah penduduk
Desa Ploso terdiri dari 1.758 KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 6.415 jiwa, dengan perincian jumlah penduduk laki-laki
-
7/31/2019 j 410050022
60/104
42
sebanyak 3.128 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3287
jiwa.
b. Tingkat pendidikanDistribusi tingkat pendidikan penduduk Desa Ploso sebagian
besar telah mengenyam pendidikan dasar 9 tahun, yaitu pada
pendidikan SLTA sebanyak 2866 orang (51%) dan SLTP sebanyak
740 orang (13%). Data mengenai tingkat pendidikan penduduk Desa
Ploso selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Ploso Tahun 2008
No. PendidikanJumlah
(orang)%
1. Tamat SD/Sederajat 562 10
2. Tamat SLTP/Sederajat 740 133. Tamat SLTA/Sederajat 2866 51
4. Tamat Perguruan Tinggi/Akademi 1505 27
Jumlah 5673 100
Sumber : data demografi Kelurahan Ploso (2008)
c. Mata pencaharianDistribusi penduduk Desa Ploso menurut pekerjaan nampak
bahwa sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani yaitu sebanyak
3475 orang (69,61%). Data mengenai mata pencaharian penduduk di
Desa Ploso selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
-
7/31/2019 j 410050022
61/104
43
Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Ploso Tahun 2008
No. Mata Pencaharian Jumlah(orang)
%
1. Petani 3475 69,61
2. Buruh tani 200 4,01
3. Pegawai Negeri 573 11,48
4. TNI/ Polri 22 1,10
5. Pensiunan 120 2,40
6. Pedagang 136 2,72
7. Pengusaha / Industri 24 1,60
8. Buruh Industri 135 2,70
9. Pengangkutan / Transportasi 62 123,00
10 Lain-lain 156 3,13
Jumlah 4903 100
Sumber : data demografi Kelurahan Ploso (2008)
B. Hasil Analisis UnivariatVariabel yang diteliti pada penelitian ini adalah beberapa faktor yang
berhubungan dengan kejadian DBD di Desa Ploso Kecamatan Pacitan tahun
2009. Data tentang variabel yang diteliti diambil dengan melakukan
wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner dan melakukan
observasi disetiap tempat penampungan air yang ada di setiap rumah
responden. Sampel sebanyak 75 ibu rumah tangga di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan. Kelurahan Ploso terdiri dari 3 RW dan 13 RT dan setiap
RT jumlah kepala keluarganya berbeda-beda.
Sebelum dilakukan pembahasan pada setiap variabel penelitian,
terlebih dahulu didiskripsikan karakteristik personal responden yang meliputi
umur dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data
sebagai berikut:
-
7/31/2019 j 410050022
62/104
44
1. Karakteristik Respondena. Umur responden
Responden rata-rata berumur 36 tahun dengan usia termuda adalah 22
tahun dan usia tertua umur 62 tahun.
b. Tingkat pendidikan respondenTingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SLTA sebanyak
30 orang (40%). Hasil selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden Menurut Umur dan Tingkat
Pendidikan
Karakteristik Frekuensi Persen (%)
a. Umur
20-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
Jumlah
18
29
28
75
24.00
38.67
37.33
100
b. Tingkat Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Jumlah
9
26
30
10
75
12.00
34.67
40.00
13.33
100
2. Keberadaan JentikAedes aegypti Pada KontainerHasil penelitian mengenai pemeriksaan jentikAedes aegypti pada
kontainer diperoleh dari penghitungan jumlah kontainer seperti di bak
mandi, drum, tempayan dan lain-lain. Setelah dilakukan perhitungan
-
7/31/2019 j 410050022
63/104
45
dengan kontainer indek diperoleh hasil bahwa rumah responden yang
terdapat jentik sebesar 48 responden (64%), sementara yang tidak ada
jentik sebanyak 27 responden (36%). Hasil selengkapnya ditampilkan pada
Tabel 5.
3. Kebiasaan Menggantung PakaianHasil penelitian mengenai kebiasaan menggantung pakaian
diperoleh dari Pemeriksaan tempat responden menggantung pakaian di
dalam rumah (bukan di almari), kemudian diperoleh hasil bahwa
responden melakukan kebiasaan menggantung pakaian sebanyak 52
responden (69,3%) dan yang tidak biasa sebanyak 23 responden (30,7%).
Hasil selengkapnya ditampilkan pada Tabel 5.
4. Ketersediaan Tutup Pada KontainerHasil penelitian mengenai ketersediaan tutup pada kontainer
diperoleh dari pemeriksaan ada atau tidak tutup kontainer, kemudian
diperoleh hasil bahwa rumah responden yang tidak ada tutup pada
kontainer sebanyak 41 responden (54,7%) dan yang ada tutup kontainer
sebanyak 34 responden (45,3%). Hasil selengkapnya ditampilkan pada
Tabel 5.
5. Frekuensi Pengurasan KontainerHasil penelitian mengenai frekuensi pengurasan kontainer
diperoleh dari hasil wawancara kepada responden, kemudian diperoleh
hasil bahwa responden melakukan tindakan pengurasan pada kontainer
-
7/31/2019 j 410050022
64/104
46
dalam waktu lebih dari 1 minggu hanya 1 kali menguras sebanyak 47
responden (62,7%), sementara responden yang melakukan pengurasan 1-2
kali seminggu sebanyak 28 responden (37,3%). Hasil selengkapnya
ditampilkan pada Tabel 5.
6. Pengetahuan Responden Tentang DBDHasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang DBD
diperoleh dari hasil wawancara kepada responden, kemudian diperoleh
hasil bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik sebanyak
35 responden (46,7%) sedangkan tingkat pengetahuan responden kategori
kurang sebanyak 40 responden (53,3%). Hasil selengkapnya ditampilkan
pada Tabel 5.
7. Kejadian DBDHasil penelitian mengenai kejadian DBD diperoleh dari hasil
wawancara kepada responden, kemudian dari hasil wawancara diketahui
bahwa kejadian DBD yang menyerang masyarakat Desa Ploso dimana
yang tidak pernah sakit DBD sebanyak 21 responden (28%) dan yang
pernah sakit 54 responden (72%). Hasil selengkapnya ditampilkan pada
Tabel 5.
-
7/31/2019 j 410050022
65/104
47
Tabel 5. Distribusi Hasil Perhitungan Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan tahun 2009
No Faktor-faktor Frekuensi Persen (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keberadaan jentikAedes aegypti
pada kontainer
a. Tidak ada jentikb. Ada jentikJumlah
Kebiasaan menggantung pakaian
a. Tidak biasa menggantungb. Biasa menggantungJumlah
Ketersediaan tutup pada
kontainer
a. Tidak ada tutupb. Ada tutupJumlah
Frekuensi pengurasan kontainer
a. < 1 kali dalam 1 minggub. > 1kali dalam 1 mingguJumlah
Pengetahuan responden tentang
DBD
a. Kurang (< 50%)b. Baik (> 50%)Jumlah
Kejadian DBD
a. Tidak pernah sakit DBDb. Pernah sakit DBDJumlah
27
48
75
23
52
75
41
34
75
47
28
75
40
35
75
21
54
75
36
64
100
30,7
69,3
100
54,7
45,3
100
62,7
37,3
100
53,3
46,7
100
28
72
100
-
7/31/2019 j 410050022
66/104
48
C. Hasil Analisis BivariatAnalisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue di
Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Pengujian data penelitian
menggunakan bantuan program SPSS versi 14.00 for Windows diperoleh
hasil analisis sebagai berikut:
1. Hubungan Antara Keberadaan Jentik Aedes aegypti Pada Kontainerdengan Kejadian DBD
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
keberadaan jentikAedes aegypti pada kontainer dengan kejadian DBD di
Kelurahan Ploso disajikan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Hubungan Antara Keberadaan Jentik Aedes aegypti Pada
Kontainer Dengan Kejadian DBD
Keberadaan jentikAedes aegypti
pada kontainerTotal
Tidak ada
jentik
Ada jentik
Frek % Frek % Frek %
Kejadian
DBD
Tidak
pernah
sakit
19 25,3 2 2,7 21 28
Pernah
sakit
8 10,7 46 61,3 54 72
Jumlah 27 36 48 64 75 100
-
7/31/2019 j 410050022
67/104
49
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa kejadian DBD
pada responden yang pernah sakit DBD ada 54 responden, dimana 46
responden (61,3%) dengan rumah ada jentik dan 8 responden (10,7%)
dengan rumah tidak ada jentik. Hasil uji statistikChi Square menunjukkan
bahwa p = 0,001 (p
-
7/31/2019 j 410050022
68/104
50
responden (13,3%) tidak biasa menggatung pakaian. Hasil uji statistikChi
Square menunjukkan bahwa p = 0,001 (p
-
7/31/2019 j 410050022
69/104
51
Square menunjukkan bahwa p = 0,001 (p 1kali dalam 1
minggu
Frek % Frek % Frek %
Kejadian
DBD
Tidak
pernah
sakit
9 12,0 12 16,0 21 28
Pernah
sakit
38 50,7 16 21,3 54 72
Jumlah 47 62,7 28 37,3 75 100
Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa kejadian DBD
pada responden yang pernah sakit DBD ada 54 responden, dimana 38
responden (50,7%) menguras kontainer < 1 kali dalam 1 minggu dan 16
responden (21,3%) menguras kontainer > 1kali dalam 1 minggu. Hasil uji
statistikChi Square menunjukkan bahwa p = 0,027 (p
-
7/31/2019 j 410050022
70/104
52
artinya terdapat hubungan antara frekuensi pengurasan kontainer dengan
kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009.
5. Hubungan Antara Pengetahuan Responden tentang DBD dengan KejadianDBD
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
pengetahuan responden tentang DBD dengan kejadian DBD di Kelurahan
Ploso disajikan pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Hubungan Antara Pengetahuan Responden tentang DBD
Dengan Kejadian DBD
Pengetahuan responden tentang
DBD Total
Kurang Baik
Frek % Frek % Frek %
Kejadian
DBD
Tidak
pernah
sakit
7 9,3 14 18,7 21 28
Pernah
sakit
33 44,0 21 28,0 54 72
Jumlah 40 53,3 35 46,7 75 100
Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa kejadian DBD
pada responden yang pernah sakit DBD ada 54 responden, dimana 33
responden (44,0%) pengetahuannya tentang DBD kurang dan 21
responden (21,8%) pengetahuannya tentang DBD baik. Hasil uji statistik
Chi Square menunjukkan bahwa p = 0,030 (p
-
7/31/2019 j 410050022
71/104
53
D. Ringkasan hasil uji bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadianDBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009
Hasil uji bivariat menggunakan chi square pada masingmasing
variabel yaitu variabel keberadaan jentik Aedes aegypti pada kontainer,
kebiasaan menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, frekuensi
pengurasan kontainer, pengetahuan responden tentang DBD ditampilkan pada
Tabel 11.
Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Chi Square antara faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue di
Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009
Hubungan 2 p-value Keputusan
Kejadian DBD dan
Keberadaan jentikAedes
aegypti pada kontainer
37,568 0,001 Ho ditolak
Kejadian DBD dan kebiasaanmenggantung pakaian
13,386 0,001 Ho ditolak
Kejadian DBD dan
ketersediaan tutup pada
kontainer
11,206 0,001 Ho ditolak
Kejadian DBD frekuensi
pengurasan kontainer
4,892 0,027 Ho ditolak
Kejadian DBD pengetahuan
responden tentang DBD
4,687 0,030 Ho ditolak
-
7/31/2019 j 410050022
72/104
54
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik RespondenData hasil penelitian menunjukkan bahwa 75 responden penelitian
diketahui umur responden terbanyak antara 31-40 tahun sebanyak 29
responden (38.67%).
Hasil wawancara dari 75 responden di 13 RT Desa Ploso diketahui
bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SLTA yaitu sebesar 30
responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden di Desa
Ploso tergolong tinggi. Seorang yang berpendidikan ketika menemui suatu
masalah akan berusaha dipikirkan sebaik mungkin dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Orang yang berpendidikan cenderung akan mampu berpikir
tenang terhadap suatu masalah. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih
banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih
baik (Widyastuti, 2005).
B. Hubungan Antara Keberadaan JentikAedes aegypti Pada Kontainerdengan Kejadian DBD
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan keberadaan jentik
Aedes aegypti pada kontainer menunjukkan bahwa nilai p = 0,001. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
-
7/31/2019 j 410050022
73/104
55
faktor keberadaan jentikAedes aegypti pada kontainer mempunyai hubungan
terhadap kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009.
Dari hasil tersebut dimungkinkan bahwa responden belum secara maksimal
memutus rantai perkembangbiakan nyamuk dengan cara membasmi jentik-
jentik nyamuk dengan melakukan 3 M plus sehingga tidak sampai menjadi
nyamuk dewasa. Kegiatan 3 M plus harus sering dilakukan oleh masyarakat di
lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Keberadaan jentik nyamuk yang hidup sangat memungkinkan
terjadinya demam berdarah dengue. Jentik nyamuk yang hidup di berbagai
tempat seperti bak air, atau hinggap di lubang pohon, lubang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu (Depkes RI, 1992).
Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu antara
3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia (Sutaryo, 2005). Oleh
kerena itu apabila keberadaan jentik nyamuk dibiarkan maka yang terjadi
adalah kejadian demam berdarah dengue yang akan terus meningkat. Hasil
pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa dari 75 rumah responden yang
diperiksa ada jentik dengan responden pernah sakit DBD sebanyak 46 rumah
responden 61.3%. Hal ini dikarenakan masih banyak ditemukan jentikAedes
setiap kontainer yang diperiksa di rumah responden saat dilakukan observasi.
Sehingga hal tersebut dapat menggambarkan bahwa kejadian demam berdarah
dengue di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009 disebabkan oleh
keberadaan jentikAedes aegypti yang ada pada kontainer.
-
7/31/2019 j 410050022
74/104
-
7/31/2019 j 410050022
75/104
57
Kebiasaan masyarakat menggantung pakaian sudah lama terjadi baik
masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Kebisaaan yang tidak
baik ini sudah berlangsung cukup lama. Pengamatan responden selama
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Kelurahan Ploso masih banyak
yang menggantung pakaiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75
responden penelitian yang biasa menggantung pakaian dan pernah sakit DBD
sebanyak 44 responden (58.7%). Kondisi ini yang menyebabkan keberadaan
nyamuk untuk dapat hidup dengan menempel di pakaian responden yang
selanjutnya dari media ini responden menjadi sakit akibat kebiasaan
menggantung pakaian. Oleh karena itu dengan responden yang masih
memiliki kebiasaan menggantung pakaian tersebut maka dapat
menggambarkan bahwa kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan
Tahun 2009 disebabkan kebiasaan menggantung pakaian yang masih
dilakukan masyarakat.
Nyamuk dalam hidupnya seringkali hinggap pada pakaian. Nyamuk
lebih tertarik pada cahaya terang, pakaian, dan suhu badan manusia.
Perangsang jarak jauh karena adanya zat amino, suhu yang hangat serta
keadaan yang lembab (Sutaryo, 2005). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Widyana (1998), tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian DBD di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebiasaan menggantung pakaian berpengaruh terhadap
kejadian DBD di Kabupaten Bantul.
-
7/31/2019 j 410050022
76/104
58
D. Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer dengan KejadianDBD
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan ketersediaan tutup
pada kontainer menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan tutup
pada kontainer dengan kejadian DBD di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan
Tahun 2009 dimana nilai p = 0,001. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Pentingnya ketersediaan tutup pada kontainer sangat mutlak
diperlukan untuk menekan ju