BAB IV. TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI IV.1 Teknis Media IV.1.1 ...
iv
-
Upload
i-ketut-mertayasa -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of iv
-
Genteng utuh
Seng atau gedek utuh
Bata utuh
Kayu utuh
30
9202583
30
BLANDAR
Latar Belakang Proses Rekonstruksi yang dilakukan secara serentak dapat menyebabkan langkanya bahan bangunan dan berakibat pada naiknya harga material, terutama bahan bangunan yang tidak disuplai dari pusat seperti bata, pasir, kerikil.
Banyaknya bahan bangunan bekas bangunan lama yang runtuh, baik yang bisa dipakai langsung maupun yang harus melalui perlakuan tertentu.
BAHAN BANGUNAN BEKAS YANG DAPAT LANGSUNG DIGUNAKAN
1
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
IV.1 Penggunaan limbah pasangan bata sebagai bahan bangunan alternatif
-Proses Penghalusan limbah pasangan bata
Remukan pasangan bata terdiri dari bata dan spesi (kadang masih lengket)
Pisahkan antara spesi (mortar) dan bata dengan cara dipukul
2
1
2
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Remukan bata dan remukan spesi (mortar) ditumpuk sendiri-sendiri.
Tumbuk sampai halus tumpukan bata dengan palu ukuran0.3 kg s/d1.0 kg pada dasar yang cukup kuat seperti lantai, jalan aspal atau konblok.
3
3
4
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Tumbuk sampai halus tumpukan spesi dengan palu ukuran 0.3 kg s/d1.0 kg pada dasar yang cukup kuat serperti lantai, jalan aspal atau konblok
Pisahkan spesi yang sulit dihaluskan dengan palu ukuran 0.3 kg s/d1.0 kg karena cukup keras, kemudian ditumbuk saja sehingga menyerupai kerikil dengan ukuran maksimum 4 cm
4
5
6
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Saring bata dan spesi yang telah ditumbuk halus dengan saringan 5 mm & tumbuk lagi yang tidak lolos saringan.
Produk berupa bubuk dari penumbukan bata atau spesi (mortar).
5
7
8
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Produk berupa brangkal dengan ukuran maksimum 4cm dari penumbukan spesi(mortar) yang sulit dihaluskan karena cukup keras.
6
Dari hasil uji tekan disarankan perbandingan sbb:
1. Untuk spesi = 1 semen : 4 bubuk
2. Untuk bata = 1 semen : 8 bubuk
3. Untuk batako = 1 semen : 8 bubuk atau = 1 semen : 3 bubuk: 5 brangkal
4. Untuk dinding cor langsung = 1 semen : 6 bubuk atau = 1 semen : 2 bubuk: 3 brangkal
Catatan: Bubuk dan brangkal tidak tepat digunakan sebagai campuran beton.
Air yang digunakan secukupnya sehingga campuran menjadi pulen(tidak terlalu encer atau kering).
9
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Lepas satu per satu cetakan bata
7
Proses Pembuatan Bata
Persiapkan cetakan bata dari bata
Isikan adukan kedalam cetakan bata
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Sebaiknya hindari cetakan bata yang sulit dilepas.
Hasil berupa bata sebaiknya diangkat setelah satu hari.
8
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Proses Pembuatan Batako
Cetak bentuk batako
Cetakan batako dapat dilepas setelah satu hari
Hasil berupa batako
9
1
2
3
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Pembuatan batako dilapangan dengan cetakan kayu pararel
Pembuatan batako dilapangan dengan cetakan baja pararel
10
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
IV.2 Penggunaan Bambu Plesteran Sebagai Alternatif Dinding
Sumber: Andry Widyowijatnoko
Keunggulan bambu plesteran 1. Salah satu teknik pengawetan-mengurangi serangan bubuk dan jamur pada bambu2. Kontrol suhu ruang3. Citra rumahTembok
11
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
Pembuatan bambu plesteran1.Pembuatan modul-modul bambu lengkap dengan kusen dan jendela
12
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
2. Pemasangan modul-modul bambu dilapangan menjadi rumah bambu
13
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
3. Pemlesteran dinding bambu menjadi dinding bambu plester
Spesifikasi Dinding Plesteran1. Rangka dinding bambu dan anyaman sasak2. Ketebalan dinding 7-9 cm setelah plesteran3. Plesteran 1 PC : 6 Pasir
14
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
-
30
9202583
30
BLANDAR
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
Metode Pengawetan Bambu
15
- Bambu potensial diserang kumbang bubuk- Bambu dengan kandungan pati tinggi lebih disukai kumbang bubuk- Bambu dengan kandungan pati rendah (Apus, Ori) tidak diserang kumbang bubuk.
- Untuk memperoleh bambu yang awet:
1. Pilih jenis yang kandungan patinya rendah2. Tebang bambu pada saat kandungan pati rendah, yaitu pada mangsa ke XI (musim kering).3. Bambu direndam di dalam air, sehingga terjadi fermentasi pada pati dan hasilnya dapat larut di dalam air.4. Bambu diasapi5. Bambu dimasuki larutan kimia, borax, boric acid, dsb seperti gambar di bawah ini (kalau pemakaian bambu dalam bentuk bulat). Kalau pemakaian bambu dalam bentuk bilah atau iratan perebusan dengan larutan pengawet tersebut lebih efektif.
Memasukkan larutan kimia ke dalam bambu
Sumber: Morisco
-
30
9202583
30
BLANDAR
IV.Penggunaan Material Alternatif dalam Proses Rekonstruksi
Bambu Sangat Kuat Bila Megunakan Sistem Konstruksi Yang Benar
16
Sekalipun kekuatan tarik bambu sangat tinggi dan dapat dipersaingkandengan baja, namun pada konstruksi tradisional penyambungan bambu hanya dilakukan memakai tali ijuk/pasak yang lemah. Dengan demikian kekuatan yang tinggi itu tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Suatu cara penyambungan/perangkaian batang-batang bambu untukkonstruksi telah dikembangkan di UGM, penelitian dimulai sejak 1993 dengan sponsor PAU Ilmu Teknik. Cara penyambungan/perangkaian batang yangdikembangkan menggunakan baut dan pengisi semen/pasir pada ruas yang dibaut. Dengan cara itu suatu kuda-kuda dari bambu wulung diameter 7 cm dibebani sampai 4 ton tidak runtuh (Pameran hasil penelitian pada saat peresmian Graha Sabha th 1994).
Bambu wulung diameter 7 cm dibebani sampai 4 ton.
Aplikasi cara penyambungan tersebut juga dilakukan untuk jembatan dari bambu galah diameter 7 cm, panjang bentang 12 m yang mampu memikul 3 mobil (pameran hasil penelitian Universitas Mataram - 1995).
Sumber: Morisco