IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

23
25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 645,04 Ha terdiri dari sawah 20,7 Ha, bukan sawah 509,9 Ha dan pemukiman 114,4 Ha.Sebagai salah satu desa dari 11 desa di wilayah Kecamatan Gembong, secara geografis Desa Bageng terletak pada dataran tinggi di kaki dan lereng Gunung Muria berkisar 40 s/d 220 mdpl.Desa Bageng termasuk kategori desa swasembada dengan batas wilayah: - Sebelah utara : Ds Klakahkasihan - Sebelah timur : Ds Pohgading - Sebelah Selatan: Ds Gembong - Sebelah barat : Ds Plukaran Jumlah penduduk Desa Bageng pada akhir 2017 sejumlah 4.132 jiwa dengan rincian laki-laki 2.054 jiwa sedangkan penduduk perempuan 2.078 jiwa dengan KK sebanyak 1.387. Kepadatan penduduk mencapai 550 Jiwa/Km 2 dengan jumlah penduduk produktif (umur 1564 tahun) sejumlah 2.421 jiwa. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan terdapat 1.028 jiwa yang mempunyai lahan pertanian.Luas tanaman utama dan tanaman produksi rakyat di Desa Bageng adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Jenis tanaman utama Jenis Tanaman Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Hasil rata rata (Ton) Padi 2 Ha 2 Ha 2 Ton Jagung 42 Ha 42 Ha 4 Ton Ketela Pohon 182 Ha 182 Ha 11 Ton Ketela Rambat - - - Kedelai - - - Kacang Tanah 8 Ha 8 Ha 1 Ton Sayuran - - - Buah 20 Ha 20 Ha 2 Ton Buah Jeruk Pamelo Bageng 25 Ha 25 Ha 125 Ton Tabel 4.2. Jenis tanaman produksi rakyat Jenis Tanaman Jumlah Pohon Produksi (Kg) Cengkeh 210 2.100 Pala - -

Transcript of IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 645,04 Ha terdiri dari sawah 20,7

Ha, bukan sawah 509,9 Ha dan pemukiman 114,4 Ha.Sebagai salah satu desa dari

11 desa di wilayah Kecamatan Gembong, secara geografis Desa Bageng terletak

pada dataran tinggi di kaki dan lereng Gunung Muria berkisar 40 s/d 220

mdpl.Desa Bageng termasuk kategori desa swasembada dengan batas wilayah:

- Sebelah utara : Ds Klakahkasihan

- Sebelah timur : Ds Pohgading

- Sebelah Selatan : Ds Gembong

- Sebelah barat : Ds Plukaran

Jumlah penduduk Desa Bageng pada akhir 2017 sejumlah 4.132 jiwa

dengan rincian laki-laki 2.054 jiwa sedangkan penduduk perempuan 2.078 jiwa

dengan KK sebanyak 1.387. Kepadatan penduduk mencapai 550 Jiwa/Km2

dengan jumlah penduduk produktif (umur 15–64 tahun) sejumlah 2.421 jiwa.

Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan terdapat

1.028 jiwa yang mempunyai lahan pertanian.Luas tanaman utama dan tanaman

produksi rakyat di Desa Bageng adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jenis tanaman utama

Jenis Tanaman Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen

(Ha)

Hasil rata – rata

(Ton)

Padi 2 Ha 2 Ha 2 Ton

Jagung 42 Ha 42 Ha 4 Ton

Ketela Pohon 182 Ha 182 Ha 11 Ton

Ketela Rambat - - -

Kedelai - - -

Kacang Tanah 8 Ha 8 Ha 1 Ton

Sayuran - - -

Buah 20 Ha 20 Ha 2 Ton

Buah Jeruk Pamelo Bageng 25 Ha 25 Ha 125 Ton

Tabel 4.2. Jenis tanaman produksi rakyat

Jenis Tanaman Jumlah Pohon Produksi (Kg)

Cengkeh 210 2.100

Pala - -

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

26

Kelapa 205 2.780

Kopi 600.000 400.000.000

Coklat - -

Kapuk Randu 600 30.000

Mangga 200 2.000

Rambutan 300 5.000

Lainnya 1.100 77.000

4.2. Kelompok Tani Pengelola Program KBR

Kelompok pengelola program KBR (Kebun Bibit Rakyat) ini adalah

kelompok tani kopi dengan nama kelompok tani “Karya Utama Bageng’.

Perkumpulan kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ yang semula bernama

Kelompok Tani ‘Karya Utama’ terbentuk pada tanggal 12 Maret 2001 dengan

didasari oleh SK Kepala Desa No 05 / Tahun 2001 tanggal 12 Maret 2001. Seiring

berjalannya waktu, pemerintah mewajibkan kelompok tani harus berbadan

hukum. Untuk memenuhi syarat berbadan hukum tersebut kelompok tani harus

memiliki nama kelompok yang terdiri dari 3 suku kata, atas dasar keinginan

masyarakat di Dukuh Pondokan Desa Bageng untuk dapat lebih maju dan

berkembang serta meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan maka pada

tahun 2015 kelompok tani ‘Karya Utama’ berganti nama menjadi ‘Karya Utama

Bageng’ yang berbentuk badan hukum dengan nomor SK KemenkumHam AHU-

0005303.AH.01.07. Tahun 2015 Tanggal 19 September 2015. Kelompok Tani

‘Karya Utama Bageng’ beranggotakan 48 petani terdiri dari 27 petani laki - laki

dan 21 petani perempuan (KWT) dengan komoditas unggulan yaitu tanaman kopi.

Pada saat pelaksanaan program KBR hanya 31 petani yang mengikuti program

tersebut.

Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 di Desa Bageng Kecamatan

Gembong Kabupaten Pati ini bertujuan untuk menyediakan bibit berkualitas

melalui rehabilitasi lahan sekaligus belajar untuk menjadi supplier bibit

berkualitas. Program KBR di tahun 2017 yang berasal dari pemerintah BPDAS

hanya dijalankan oleh satu kelompok tani terpilih dalam satu kabupaten, dengan

bagan pengorganisasian pada program KBR terdiri atas penanggung jawab, ketua

kelompok, sekertaris, bendahara, seksi penanaman, seksi hama penyakit, seksi

umum.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

27

Gambar 4.1. Susunan Organisasi

4.3. Gambaran Responden

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa responden dalam

penelitian ini ialah kelompok tani kopi yang menjalankan program KBR di Desa

Bageng. Kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ ini merupakan satu – satunya

kelompok tani yang terpilih dalam menjalankan program KBR di Kabupaten Pati

pada tahun 2017. Adapun gambaran umum responden mencakup tempat tinggal,

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan frekuensi

pengawasan responden terhadap program KBR. Semua responden bertempat

tinggal di Dukuh Pondokan, Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.

4.3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui bahwa usia responden

beragam, mulai dari usia 28 tahun hingga 65 tahun. Berdasarkan data interval usia

responden, menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar berusia antara

46 – 51 tahun, hingga mencapai 11 orang (35,48%). Sehingga anggota kelompok

tani ‘Karya Utama Bageng’ tergolong petani dengan usia produktif. Adapun

distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 4.1.

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

28

Grafik 4.1. Distribusi responden berdasarkan usia

4.3.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin didominasi oleh petani laki – laki. Dari 31 responden, jumlah petani laki-

laki sebesar 27 dan sisanya adalah 4 petani perempuan, atau dengan presentase

yaitu 87,10% petani laki-laki dan 12,90% petani perempuan. Adapun distribusi

responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 4.2.

Grafik 4.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

4.3.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan, lulusan Sekolah Dasar (SD) sebesar 35,48% (11 petani),

SMP/Sederajat sebesar ada 29,03% (9 petani), SMU sederajat 25,81% (8 petani),

tidak tamat sekolah sebesar 6,45% (2 petani), Akd / Sarjana (D3/S1) sebesar

3,23% (1 petani), dan tidak ada petani dengan tingkat pendidikan Pasca

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

29

Sarjana(S2/S3). Dengan kata lain, sebagian besar petani memiliki tingkat

pendidikan Sekolah Dasar (SD). Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada grafik 4.3.

Grafik 4.3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

4.3.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian,pekerjaan responden terbagi menjadi 2 yaitu:

(tani, tani dan wiraswasta). Distribusi responden berdasarkan pekerjaan memiliki

perbandingan 2 : 1 dimana responden yang bekerja sebagai petani berjumlah 14

orang dan sisanya 7 orang bekerja sebagai petani dan juga berwiraswasta. Adapun

distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada grafik 4.4.

Grafik 4.4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

4.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian,terdapat distribusi pendapatan responden

yang memiliki kecenderungan menyebar. Pada kategori pendapatan ≤ 1,5 juta

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

30

dengan presentase 29% (9 petani), kategori pendapatan>1,5-3 juta dengan

presentase 35,48% (11 petani) responden, kategori pendapatan >3 - 4,5 juta

dengan presentase 9,68% (3 petani), kategori pendapatan >4,5 – 6 juta dengan

presentase 16,13% (5 petani),kategori pendapatan >6 -7 juta dengan presentase

6,45% (2 petani), dan kategori pendapatan >7,5 juta dengan presentase 3,23% (1

petani). Artinya mayoritas petani memiliki pendapatan >1,5-3 juta. Adapun

distribusi responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada grafik 4.5.

Grafik 4.5. Distribusi responden berdasarkan pendapatan

4.3.6. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pengawasan

Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi pengawasan yang dilakukan

anggota petani pada program KBR beragam. Frekuensi pengawasan terdiri atas 1

kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 5 kali, dan >5 kali dalam satu minggu. Untuk frekuensi

pengawasan 1 kali ada 4 petani, frekuensi pengawasan 2 kali ada 3 petani,

frekuensi pengawasan 3 kali ada 5 petani, frekuensi pengawasan 4 kali ada 4

petani, frekuensi pengawasan 5 kali ada 4 petani, frekuensi pengawasan >5 kali

ada 11 petani. Sebagian besar dari mereka melakukan pengawasan >5 kali dalam

satu minggu. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka sering melakukan

pengawasan program KBR. Adapun distribusi responden berdasarkan frekuensi

pengawasan dapat dilihat pada grafik 4.6.

05

10152025303540

≤ 1,5 jt > 1,5 - 3jt

> 3 - 4,5jt

> 4,5 - 6jt

> 6 - 7jt > 7,5 jt

Jumlah Petani 9 11 3 5 2 1

Presentase 29.03 35.48 9.68 16.13 6.45 3.23

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

31

Grafik 4.6. Distribusi responden berdasarkan frekuensi pengawasan

Pengawasan ini dilakukan oleh anggota kelompok tani ‘Karya Utama

Bageng’ yang menjalankan program KBR. Bentuk pengawasannya adalah dengan

datang langsung ke lahan pembibitan, melakukan monitoring mengenai

permasalahan yang mungkin terjadi di lahan seperti: (hama, kematian bibit,

saluran air).

4.4. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yang diteliti. Variabel tersebut

terdiri 1 variabel terikat dan 4 variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah

kinerja petani sebagai varaiabel terikat (Y) dan fungsi manajemen meliputi:

perencanaan (X1), pengorganisasian (X2), pelaksanaan (X3), dan pengawasan (X4)

sebagai variabel bebas. Melalui kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh data

mengenai variabel-variabel tersebut sebagai berikut:

1. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Petani (Y)

Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel kinerja petani

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel kinerja petani dapat dilihat pada tabel 4.3

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

32

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Petani (Y)

No. Indikator Jawaban Responden Total Modus

STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)

F % F % F % F % F % F %

1 Y1 0 0 2 6,5 3 9,7 14 45,2 12 38,7 31 100 4

2 Y2 0 0 0 0 3 9,7 20 64,5 8 25,8 31 100 4

3 Y3 0 0 0 0 4 12,9 7 22,6 20 64,5 31 100 5

4 Y4 0 0 0 0 1 3,2 15 48,4 15 48,4 31 100 4

5 Y5 0 0 0 0 3 9,7 20 64,5 8 25,8 31 100 4

6 Y6 0 0 0 0 3 9,7 21 67,7 7 22,6 31 100 4

7 Y7 0 0 0 0 7 22,6 16 51,6 8 25,8 31 100 4

8 Y8 0 0 0 0 5 16,1 15 48,4 11 35,5 31 100 4

Sumber: Data Primer Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui:

1. Pada pernyataan indikator Y1: kuantitas (jumlah) bibit sengon yang hidup

tergolong tinggi. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut

adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak

14 responden atau 45,2% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani

setuju bahwa kuantitas (jumlah) bibit sengon yang hidup tergolong tinggi.

2. Pada pernyataan indikator Y2 : kuantitas (jumlah) bibit kopi yang hidup

tergolong tinggi. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut

adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak

20 responden atau 64,5% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani

setuju bahwa kuantitas (jumlah) bibit kopi yang hidup tergolong tinggi.

3. Pada pernyataan indikator Y3 : saya merasa kualitas bibit sengon pada

program KBR sangat baik dan bermutu. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk

jawaban tertinggi yaitu sebanyak 20 responden atau 64,5% menyatakan

sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa kualitas bibit

sengon pada program KBR sangat baik dan bermutu.

4. Pada pernyataan indikator Y4: saya merasa kualitas bibit kopi pada program

KBR sangat baik dan bermutu. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 15 responden atau 48,4% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa kualitas bibit kopi pada program KBR

sangat baik dan bermutu.

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

33

5. Pada pernyataan indikator Y5: saya merasa perencanaan program KBR secara

keseluruhan sudah terstruktur. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 20 responden atau 64,5% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa perencanaan program KBR secara

keseluruhan sudah terstruktur.

6. Pada pernyataan indikator Y6: saya merasa pelaksanaan program KBR secara

keseluruhan sudah terstruktur. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 21 responden atau 67,7% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa pelaksanaan program KBR secara

keseluruhan sudah terstruktur.

7. Pada pernyataan indikator Y7: penyerahan hasil laporan akhir dilakukan tepat

waktu. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4

atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16

responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju

bahwa penyerahan hasil laporan akhir dilakukan tepat waktu.

8. Pada pernyataan indikator Y7: visi dan misi program KBR oleh kelompok

tani sudah tercapai dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 15 responden atau 48,4% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa visi dan misi program KBR oleh kelompok

tani sudah tercapai dengan baik.

2. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Perencanaan (X1)

Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel perencanaan

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel perencanaan dapat dilihat pada tabel 4.4

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

34

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Perencanaan (X1)

No. Indikator Jawaban Responden Total Modus

STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)

F % F % F % F % F % F %

1 X1.1 0 0 0 0 6 19,4 19 61,3 6 19,4 31 100 4

2 X1.2 0 0 1 3,2 5 16,1 12 38,7 13 41,9 31 100 5

3 X1.3 0 0 0 0 5 16,1 18 58,1 8 25,8 31 100 4

4 X1.4 0 0 0 0 4 12,9 11 35,5 16 51,6 31 100 5

Sumber: Data Primer Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui:

1. Pada pernyataan indikator X1.1 : seluruh anggota kelompok tani telah diikut

sertakan dalam penyusunan RUKK. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa seluruh anggota kelompok tani telah diikut

sertakan dalam penyusunan RUKK.

2. Pada pernyataan indikator X1.2: saya merasa fasilitas sudah lengkap dan

memadai untuk menjalankan program KBR. Nilai modus jawaban responden

pada pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk

jawaban tertinggi yaitu sebanyak 13 responden atau 41,9% menyatakan

sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa fasilitas sudah

lengkap dan memadai untuk menjalankan program KBR..

3. Pada pernyataan indikator X1.3: saya merasa sarana dan prasarana yang

disediakan oleh program sudah memadai. Nilai modus jawaban responden

pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa sarana dan prasarana yang disediakan oleh

program sudah memadai.

4. Pada pernyataan indikator X1.4: melalui sosialisasi, saya menjadi lebih

mengerti mengenai program KBR. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk

jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16 responden atau 51,6% menyatakan

sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa melalui

sosialisasi, saya menjadi lebih mengerti mengenai program KBR.

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

35

3. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengorganisasian (X2)

Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pengorganisasian

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel pengorganisasian dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengorganisasian (X2)

No. Indikator Jawaban Responden Total Modus

STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)

F % F % F % F % F % F %

1 X2.1 0 0 0 0 4 12,9 19 61,3 8 25,8 31 100 4

2 X2.2 0 0 0 0 4 12,9 17 54,8 10 32,3 31 100 4

3 X2.3 0 0 1 3,2 6 19,4 10 32,3 14 45,2 31 100 5

4 X2.4 0 0 0 0 7 22,6 11 35,5 13 41,9 31 100 5

Sumber: Data Primer Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui:

1. Pada pernyataan indikator X2.1 : dibentuk susunan kelompok kerja sesuai

dengan pembagian tugas yang sama rata. Nilai modus jawaban responden

pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa dibentuk susunan kelompok kerja sesuai

dengan pembagian tugas yang sama rata.

2. Pada pernyataan indikator X2.2: pertemuan atau rapat dalam membahas

program KBR sering dilakukan. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 17 responden atau 54,8% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa pertemuan atau rapat dalam membahas

program KBR sering dilakukan.

3. Pada pernyataan indikator X2.3 : kelompok tani memiliki aturan dan norma

dan yang ditaati bersama dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk

jawaban tertinggi yaitu sebanyak 14 responden atau 45,2% menyatakan

sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa kelompok tani

memiliki aturan dan norma dan yang ditaati bersama dengan baik.

4. Pada pernyataan indikator X2.4: kelompok tani memiliki catatan /

pengadministrasian dengan rapih. Nilai modus jawaban responden pada

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

36

pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk

jawaban tertinggi yaitu sebanyak 13 responden atau 41,9% menyatakan

sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa: kelompok

tani memiliki catatan / pengadministrasian dengan rapih.

4. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pelaksanaan (X3)

Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pelaksanaan

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pelaksanaan (X3)

No. Indikator Jawaban Responden Total Modus

STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)

F % F % F % F % F % F %

1 X3.1 0 0 0 0 6 19,4 18 58,1 7 22,6 31 100 4

2 X3.2 0 0 0 0 4 12,9 16 51,6 11 35,5 31 100 4

3 X3.3 0 0 0 0 3 9,7 18 58,1 10 32,3 31 100 4

4 X3.4 0 0 0 0 3 9,7 16 51,6 11 35,5 31 100 4

Sumber: Data Primer Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui:

1. Pada pernyataan indikator X3.1 : realisasi penanaman bibit sesuai waktu yang

ditetapkan oleh pemerintah. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan

tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu

sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan

petani setuju bahwa realisasi penanaman bibit sesuai waktu yang ditetapkan

oleh pemerintah.

2. Pada pernyataan indikator X3.2: peran ketua kelompok tani yang sebagai

pemimpin dalam kelompok selalu memberi motivasi bagi anggotanya. Nilai

modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat

dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16 responden atau

51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju bahwa peran

ketua kelompok tani yang sebagai pemimpin dalam kelompok selalu memberi

motivasi bagi anggotanya.

3. Pada pernyataan indikator X3.3 : apabila mendapati permasalahan seperti

kerusakan dan kematian bibit, langsung dikomunikasikan terhadap anggota

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

37

lain terutama kepada ketua kelompok. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju apabila mendapati permasalahan seperti kerusakan

dan kematian bibit, langsung dikomunikasikan terhadap anggota lain

terutama kepada ketua kelompok.

4. Pada pernyataan indikator X3.4: penyerahan laporan kegiatan dilakukan tepat

waktu. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4

atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16

responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju

apabila mendapati permasalahan seperti kerusakan dan kematian bibit,

langsung dikomunikasikan terhadap anggota lain terutama kepada ketua

kelompok.

5. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan (X4)

Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pengawasan

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel pengawasan dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan (X4)

No. Indikator Jawaban Responden Total Modus

STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)

F % F % F % F % F % F %

1 X4.1 0 0 0 0 6 19,4 14 45,2 11 35,5 31 100 4

2 X4.2 0 0 1 3,2 1 3,2 16 51,6 13 41,9 31 100 4

3 X4.3 0 0 1 3,2 3 9,7 22 71,0 5 16,1 31 100 4

4 X4.4 0 0 0 0 4 12,9 19 61,3 8 25,8 31 100 4

Sumber: Data Primer Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui:

1. Pada pernyataan indikator X4.1 : monitoring terhadap kegiatan dilakukan

secara intensif dan terus-menerus. Nilai modus jawaban responden pada

pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban

tertinggi yaitu sebanyak 14 responden atau 45,2% menyatakan setuju. Hal ini

menunjukkan petani setuju bahwa monitoring terhadap kegiatan dilakukan

secara intensif dan terus-menerus.

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

38

2. Pada pernyataan indikator X4.2: penilaian terhadap kegiatan dilakukan secara

terbuka dan terus-menerus. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan

tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu

sebanyak 16 responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan

petani setuju bahwa penilaian terhadap kegiatan dilakukan secara terbuka dan

terus-menerus.

3. Pada pernyataan indikator X4.3 : jadwal pengawasan tiap anggota kelompok

tani sudah dilakukan dengan teratur sesuai jadwal. Nilai modus jawaban

responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju.

Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 22 responden atau 71,0%

menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju bahwa jadwal

pengawasan tiap anggota kelompok tani sudah dilakukan dengan teratur

sesuai jadwal.

4. Pada pernyataan indikator X4.4 :pengendalian yang dilakukan kelompok sudah

dilakukan dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan

tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu

sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan

petani setuju bahwa pengendalian yang dilakukan kelompok sudah dilakukan

dengan baik.

4.5. Pengolahan Data

4.5.1. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan pada hasil uji validitas yang telah dilakukan,dari 24 item

pertanyaan yang telah diujihasilnya menunjukkan bahwa nilai r hiutng > nilai r

tabel. Dimana nilai n = 31 pada tingkat kepercayaan 5%, didapat nilai r tabel =

0,355. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh item pertanyaan lolos

uji validitas. Gambaran keseluruhan hasil pengujian validitas instrument

penelitian secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

39

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas

Variabel Butir

Pertanyaan

R hitung R tabel Keterangan

Kinerja Petani (Y) Item_1 .706**

.355 Valid

Item_2 .744**

.355 Valid

Item_3 .729**

.355 Valid

Item_4 .530**

.355 Valid

Item_5 .744**

.355 Valid

Item_6 .783**

.355 Valid

Item_7 .813**

.355 Valid

Item_8 .742**

.355 Valid

Perencanaan (X1) Item_9 .774**

.355 Valid

Item_10 .845**

.355 Valid

Item_11 .840**

.355 Valid

Item_12 .802**

.355 Valid

Pengorganisasian (X2) Item_13 .773**

.355 Valid

Item_14 .844**

.355 Valid

Item_15 .891**

.355 Valid

Item_16 .897**

.355 Valid

Pelaksanaan (X3) Item_17 .691**

.355 Valid

Item_18 .794**

.355 Valid

Item_19 .810**

.355 Valid

Item_20 .888**

.355 Valid

Pengawasan (X4) Item_21 .779**

.355 Valid

Item_22 .837**

.355 Valid

Item_23 .756**

.355 Valid

Item_24 .735**

.355 Valid

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.5.2. Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dari item pertanyaan dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis Cronbach’s Alpha dengan jumlah sampel 31

responden. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Alpha Keterangan

Kinerja Petani (Y) 0,866 Reliabel

Perencanaan (X1) 0,828 Reliabel

Pengorganisasian (X2) 0,871 Reliabel

Pelaksanaan (X3) 0,808 Reliabel

Pengawasan (X4) 0,781 Reliabel

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

40

Dari data hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas instrumen penelitian,

dimana menurut (Kaplan dan Saccuzo dalam Siregar, 2013) nilai koefisien

reliabilitas > 6,0 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini dinyatakan

reliabel atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

4.6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

4.6.1. Hasil Uji F

Hasil uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

memiliki pengaruh secara bersama - sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Parameter yangdigunakan pada uji F ini adalah nilai kolom F dan sig. (taraf

signifikansi) pada tabel ANOVA. Hasil uji Fmenunjukkan nilai Fhitung sebesar

44,427dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai Ftabel sebesar 2,73 (α=5%). Karena

nilai Fhitung> Ftabel atau signifikansi <0,05 maka H1 diterima dan H0 di tolak

artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel

terikat. Dengan demikian variabel independent secara simultan berpengaruh nyata

terhadap kinerja petani.

4.6.2. Hasil Uji t

Hasil uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel, atau untuk menguji hipotesis apakah variabel perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan secara individual berpengaruh

terhadap variabel kinerja petani.Uji t dilakukan pada tingkat probabilitas

signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil uji statistik secara parsial, t hitung pada variabel

perencanaan (X1) sebesar 0,033 sedangkan untuk nilai t tabel nya diperoleh

sebesar2,055. Karena nilai t hitung < t tabel yaitu 0,033 <2,055 maka H0 diterima

dan H1 di tolak artinya secara parsial variabel perencanaan tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel terikat. t hitung pada variabel pengorganisasian (X2)

sebesar 2,274. Nilai tabel nya diperoleh sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t

tabel yaitu 2,274 > 2,055 maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel

pengorganisasian secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. t

hitung pada variabel pelaksanaan (X3) sebesar 2,229. Nilai tabel nya diperoleh

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

41

sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 2,229 > 2,055 maka H1

diterima dan H0 ditolak artinya variabel pelaksanaan secara individu berpengaruh

nyata terhadap variabel terikat. t hitung pada variabel pengawasan (X4) sebesar

2,068. Nilai tabel nya diperoleh sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu

2,229 > 2,055 maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel pengawasan

secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

4.7. Hasil Analisisdan Pembahasan

Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis dan pembahasan terhadap

penelitian yang telah dilakukan dengan menguraikan model dari analisis regresi

linear berganda.

4.7.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ini untuk menunjukkan pengaruh dari

variabel bebas yaitu: Perencanaan (X1), Pengorganisasian (X2), Pelaksanaan (X3),

dan Pengawasan (X4) terhadap variabel terikat Kinerja Petani (Y) pada program

Kebun Bibit Rakyat, dengan menggunakan SPSS 16.0. Hasil regresi linear

berganda ini sudah lolos uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi,

uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.

Adapun hasil uji normalitas menunjukkan nilai asymp. Sig (2-tailed)

sebesar 0,966 (0,966 > 0,05)dan berdasarkan grafik P-P Plot menggambarkan

bahwa titik sebaran pengamatan mendekati atau menyentuh garis diagonalnya

yang berarti data tersebut terdistribusi normal. Hasil uji autokorelasi menunjukkan

nilai DW sebesar 1,772. Untuk nilai dL = 1,160 , dU= 1,735 , (4-dU) = 2,265.

Karena nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU) maka hasil uji autokorelasi

dinyatakan tidak terjadi korelasi. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai

VIF>10 dan tolerance 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji

heteroskedastisitas melalui grafik scatterplots titik-titik menyebar secara acak dan

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat dilampiran.Adapun hasil uji regregi linear

berganda sebagai berikut:

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

42

Tabel 4.10. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Nilai

Koefisien

Regresi (B)

Nilai t

hitung

Sig. Keterangan

Konstanta 5,527 2,354 0,026* Signifikan

Perencanaan (X1) 0,008 0,033 0,974 Tidak Signifikan

Pengorganisasian (X2) 0,579 2,274 0,031* Signifikan

Pelaksanaan (X3) 0,648 2,229 0,035* Signifikan

Pengawasan (X4) 0,462 2,068 0,049* Signifikan

R2 adjusted =0,872 Fhitung = 44,427 Ftabel = 2,73 t tabel = 2,055

Keterangan: tanda * menunjukan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan

pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Berdasarkan perhitungan regresi linier

berganda didapat hasil seperti berikut ini:

Y = 5,527 + 0,008X1 + 0,579X2* + 0,648X3

*+ 0,462X4

*

Dari persamaan regresi linier berganda diketahui nilai konstanta sebesar 5,527 yang

artinya variabel dependen (Y) tanpa variabel independen (X) memiliki nilai sebesar

5,527.

4.7.2. Pengaruh Perencanaan (X1) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada

Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Variabel perencanaan (X1) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat

kepercayaan 95% atau (α=0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,974. Karena

nilai signifikansi 0,974 > 0,05 maka variabel perencanaan dinyatakan tidak

signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y).

Perencanaan tidak signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan adanya sistem

top down planning yang artinya perencanaan dilakukan oleh lembaga pemerintah

sebagai pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam

mengatur jalannya program pada tahap perencanaan, dimana peran anggota petani

kurang begitu berpengaruh. Dengan adanya top down planning inilah maka tahap

perencanaan yang dilaksanakan oleh kelompok tani dalam program KBR tidak

berpengaruh terhadap kinerja petani.

Pihak pemerintah memegang peranan penting yaitu merumuskan dan

menetapkan tujuan program (yaitu melakukan rehabilitasi lahan sekaligus

kegiatan pemberdayaan untuk anggota petani dan masyarakat sekitar),

merencanakan waktu keseluruhan pelaksanaan program (pelaksanaan program

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

43

selama 6 bulan), menetapkan kuantitas bibit atau jumlah bibit yang harus hidup

(30.000 bibit yang harus hidup). Dimana penetapan tujuan program adalah hal

penting pada tahap perencanaan sehingga peran pemerintah pada tahap

perencanaan ini lebih dominan. Sedangkan peran petani pada tahap perencanaan,

seperti: membuat perencanaan tentang di lahan siapa pembibitan dilakukan,

memebuat perencanaan mengenai jumlah bibit yang akan ditanam agar untuk

mengantisipasi kematian tetapi juga dapat mencapai jumlah target bibit yang

ditentukan pemerintah, membuat rincian biaya, melengkapi data-data anggota

kelompok tani untuk dicantumkan didalam proposal pengajuan program. Pada

tahap perencanaan inilah anggota kelompok tani mengalami kendala dalam

mengurus pencairan dana yang diberikan oleh pemerintah karena banyak

persyaratan yang harus diurus dan harus menunggu dana cair dari pihak atas

(pemerintah).

Hal ini berdampak pada jadwal pelaksanaan program keseluruhan tidak

sesuai yang sudah direncanakan, dimana seharusnya tahap perencanaan hanya

memiliki waktu 1 bulan, tetapi dengan adanya kendala tersebut tahap perencanaan

membutuhkan waktu 1,5 bulan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan tidak

berjalan dengan perencanaan yang telah dibuat. Perencanaan di dalam program

Kebun Bibit Rakyat (KBR) ini dijalankan hanya dalam beberapa waktu saja atau

menurut dimensi waktu dikatakan perencanaan dengan jangka waktu pendek

karena dilakukan dalam kurun waktu 1,5 bulan. Menurut Wiludjeng (2007)

perencanaan dalam jangka waktu pendek dilakukan kurang dari satu tahun.

4.7.3. Pengaruh Pengorganisasian (X2) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada

Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Variabel pengorganisasian (X2) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat

kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,031. Karena

nilai signifikansi 0,031 < 0,05 maka variabel pengorganisasian dinyatakan

signifikan atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y).

Pengorganisasian berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani karena

dibentuknya pembagian kerja berdasarkan pengelompokan tugas dan bagian

dalam bentuk peta organisasi, dimana peta organisasi digunakan untuk

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

44

memvisualisasikan struktur organisasi yang terdiri dari: ketua kelompok,

sekertaris, bendahara, seksi penanaman, seksi hama penyakit, dan seksi umum.

Sehingga melalui pembagian tugas yang sesuai ini kinerja mereka menjadi

terstruktur dan baik karena adanya seksi yang memiliki tanggung jawab sehingga

risiko didalam menjalankan program KBR akan semakin kecil.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Siswanto (1999) mengemukakan bahwa

adanya pembagian kerja yang baik pada suatu organisasi dapat memberikan

penjelasan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan beban

kerja dan tanggung jawab sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pendapat ini

menyiratkan bahwa pembagian kerja yang sesuai dengan kemampuan dan mudah

dipahami juga akan meningkatkan kinerja. Dan sejalan dengan penelitian

Budiman (2016) yang menyatakan bahwa pembagian kerja berpengaruh tinggi

terhadap kinerja sehingga pengorganisasian memiliki peran penting bagi

peningkatan kinerja.

Selain itu, kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ memiliki

pengadministrasian yang baik dan rapi dalam bentuk data yang lengkap seperti:

data diri anggota kelompok, jumlah luas lahan yang dimiliki anggota kelompok,

data mengenai jumlah kas kelompok tani, dan juga memiliki buku tamu untuk

tamu yang hadir saat kegiatan perkumpulan kelompok tani yang diadakan satu

bulan sekali setiap tanggal 15. Pengadministrasian yang baik dan rapi ini

dibuktikan melalui prestasi kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ yang pernah

mendapat juara 1 dalam kategori kelompok tani kopi berprestasi, dimana dalam

penilaian lomba tersebut terdapat kriteria pengadministrasian yang baik. Oleh

karena itu pengorganisasian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

petani karena ditunjang oleh pengadministrasian yang baik dan rapi.

4.7.4. Pengaruh Pelaksanaan (X3) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada

Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Variabel pelaksanaan (X3) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat

kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,035. Karena

nilai signifikansi 0,035 < 0,05 maka variabel pelaksanaan dinyatakan signifikan

atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y). Pelaksanaan

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

45

berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan adanya peran penting

dari pemimpin (ketua kelompok tani) didalam menggerakkan anggotanya dalam

bentuk motivasi. Menurut Terry (2010) untuk menggerakkan orang–orang agar

mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama- sama

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif dibutuhkan

kepemimpinan (leadership).

Motivasi yang diberikan oleh pemimpin (ketua kelompok tani) kepada

anggotanya dalam bekerja seperti: selalu memberikan semangat bagi anggota

kelompok tani dalam bekerja agar program KBR berjalan sukses atau sesuai

dengan tujuan yang sudah direncanakan, membuat suasana kelompok menjadi

menyenangkan, memberikan contoh yang baik bagi anggota dengan selalu datang

ke lahan pembibitan hampir setiap hari, dan datang lebih awal saat adanya

perkumpulan. Kepemimpinan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani ini

merupakan kepemimpinan personal leadership atau kepemimpinan pribadi.

Personal leadership atau kepemimpinan pribadi yaitu motivasi dan petunjuk yang

diberikan melalui kontak pribadi dengan pribadi karena suatu hubungan yang

dekat antara pemimpin dan setiap anggota kelompok (Terry dan Leslie, 2010).

Atas dasar tempat tinggal mereka yang saling berdekatan sehingga pemimpin

melakukan komunikasi informal dengan cara kontak langsung dengan petani.

Menurut Terry (2010) komunikasi pada dasarnya dilakukan untuk mempengaruhi

perilaku. Artinya pemimpin dapat memberikan pengaruh yang baik melalui

motivasi yang diberikan kepada anggota petani agar anggota petani dapat mampu

melaksanakan program KBR sesuai tujuan.

Selain itu, variabel pelaksanaan ini berpengaruh terhadap kinerja petani

dikarenakan seluruh anggota kelompok terlibat aktif didalam kegiatan pembibitan,

dibuktikan dari keterlibatan seluruh anggota kelompok tani yang bersama–sama

membersihkan lahan, melakukan pengisian pada polibag, hingga tahap

persemaian dilakukan seluruh anggota kelompok tani yang melaksanakan

program KBR, kemudian adanya laporan kemajuan kegiatan sebagai bentuk nyata

telah dilaksanakannya penanaman bibit dan juga memberi informasi sejauh mana

kondisi bibit atau sejauh mana program berjalan. Dari beberapa hal inilah maka

pelaksanaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

46

4.7.5. Pengaruh Pengawasan (X4) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada

Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Variabel pengawasan (X4) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat

kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,049. Karena

nilai signifikansi 0,049 < 0,05 maka variabel pengawasan dinyatakan signifikan

atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y). Pengawasan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan masing – masing

anggota memiliki peran dalam mengawasi KBR. Tiap petani memiliki frekuensi

masing – masing dalam melakukan pengawasan kebun, terdiri dari: 1 kali, 2 kali,

3 kali, 4 kali, 5 kali, dan lebih dari 5 kali dalam satu minggu, dimana frekuensi

pengawasan terbanyak adalah lebih dari 5 kali dalam satu minggu yaitu sebanyak

11 orang.

Berdasarkan fakta dilapangan, kelompok tani Karya Utama Bageng telah

melakukan pengawasan dari sebelum tahap kegiatan program hingga akhir

program. Pengawasan pendahuluan (feedforward control) yang dilakukan oleh

mereka dengan melakukan pengawasan pendahuluan bahan, berupa pertimbangan

jumlah bibit dan pupuk untuk mengantisipasi masalah-masalah atau

penyimpangan. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)

denganmelakukan monitoring yang artinya melaporkan bila ada permasalahan

pada bibit yang ditanam, sehingga kondisi bibit dapat diketahui dan dilaporkan

kepada seksi yang bersangkutan atau kepada ketua kelompok taninya. Dengan

adanya monitoring dari anggota yang mendapati suatu masalah terhadap bibit

yang sedang ditanam sangat membantu dan masalah tersebut bisa dibahas didalam

rapat sehingga dapat dicari tahu bagaimana jalan keluarnya. Kemudian mereka

juga melakukan pengawasan umpan balik (feedback control) dengan membuat

laporan akhir atau laporan secara keseluruhan atau laporan pertanggung jawaban

atas program yang mereka kerjakan.

Dari beberapa pengawasan yang telah dilakukan oleh kelompok taniini

sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka dalam menjalankan program KBR.

Hal ini sejalan dengan penelitian Akbar, dkk (2014) bahwa jika terdapat masalah

dalam hal pengawasan akan berdampak langsung terhadap kinerja, karena

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. - UKSW · 2019. 7. 2. · 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,

47

pengawasan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan agar segala

kegiatan didalam suatu organisasi dapat berjalan sesuai yang direncanakan.