IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap...

22
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan Perhitungan konsumsi pakan menjadi salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan pemeliharaan ternak. Konsumsi pakan didapat dari pengurangan pakan yang diberikan dengan sisa pakan. Rataan konsumsi pakan setiap ekor ayam Sentul dari masing-masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Konsumsi Pakan Harian Ayam Sentul Selama Penelitian Ulangan Konsumsi Pakan R0 R1 R2 R3 R4 …………..……………..gram/ekor/hari…………………………… 1 75,02 73,69 76,69 80,88 84,40 2 76,50 75,88 77,40 79,40 81.57 3 68,12 73,64 68,55 73,19 79,62 4 73,26 74,43 75.05 76,33 79,40 Total 292,90 297,64 297,69 309,81 325,00 Rata-rata 73,23 74,41 74,42 77,45 81,25 Keterangan : R0 = Ransum tanpa produk fermentasi limbah udang R1 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 0,5% R2 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,0% R3 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,5% R4 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 2,0% Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa konsumsi pakan dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi berkisar antara 68,12-84,40 gram/ekor. Hal ini sesuai dengan tingkat konsumsi hasil penelitian Widjastuti (1996) dimana konsumsi ransum ayam Sentul sekitar 60-70 g/ekor/hari dengan kebutuhan protein dan energi metabolis masing-masing 15,44% dan 2756,325 kkal/kg pada sistem cage. Guna mengetahui

Transcript of IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap...

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan

Perhitungan konsumsi pakan menjadi salah satu indikator dalam menentukan

keberhasilan pemeliharaan ternak. Konsumsi pakan didapat dari pengurangan pakan

yang diberikan dengan sisa pakan. Rataan konsumsi pakan setiap ekor ayam Sentul

dari masing-masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Konsumsi Pakan Harian Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Konsumsi Pakan

R0 R1 R2 R3 R4

…………..……………..gram/ekor/hari……………………………

1 75,02 73,69 76,69 80,88 84,40

2 76,50 75,88 77,40 79,40 81.57

3 68,12 73,64 68,55 73,19 79,62

4 73,26 74,43 75.05 76,33 79,40

Total 292,90 297,64 297,69 309,81 325,00

Rata-rata 73,23 74,41 74,42 77,45 81,25

Keterangan : R0 = Ransum tanpa produk fermentasi limbah udang

R1 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 0,5%

R2 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,0%

R3 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,5%

R4 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 2,0%

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa konsumsi pakan dimulai dari yang terendah

sampai yang tertinggi berkisar antara 68,12-84,40 gram/ekor. Hal ini sesuai dengan

tingkat konsumsi hasil penelitian Widjastuti (1996) dimana konsumsi ransum ayam

Sentul sekitar 60-70 g/ekor/hari dengan kebutuhan protein dan energi metabolis

masing-masing 15,44% dan 2756,325 kkal/kg pada sistem cage. Guna mengetahui

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan, dilakukan analisis ragam yang hasilnya

tertera pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap konsumsi pakan. Selanjutnya Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui

perlakuan terbaik, yang hasilnya tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Tukey Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan

Perlakuan

Signifikansi (α 0,05) Konsumsi Pakan Harian

………g/ekor/hari………

R0 73,23 A

R1 74,41 A

R2 74,42 A

R3 77,45 Ab

R4 81,25 B

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (<0,05)

Berdasarkan Tabel 8. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar

perlakuan. Perlakuan R4 nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan R0, R1 dan R2

sedangakan perlakuan R3 tidak berbeda dengan perlakuan R4 artinya dengan pemberian

sampai R3 sudah memberikan hasil yang optimal. Peningkatan jumlah penggunaan

produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed supplement dapat

meningkatkan konsumsi pakan ayam Sentul, hal ini disebabkan karena setelah

difermentasi dan protein terlepas dari faktor pembatas yaitu berupa khitin. Manfaat

fermentasi limbah udang antara lain dapat mengubah bahan organik kompleks seperti

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

protein, karbohidrat dan lemak menjadi molekul - molekul yang lebih sederhana dan

mudah dicerna, mengubah rasa dan aroma yang tidak disukai menjadi disukai,

mempercepat pematangan, dan dalam beberapa hal tertentu menambah daya tahan

(Rusdi, 1992).

Adanya peningkatan kualitas nutrien pada limbah udang fermentasi yakni

dengan menurunnya kandungan khitin pada limbah udang fermentasi. Penurunan

kandungan khitin dari adanya proses fermentasi dari limbah udang dengan bantuan

bakteri Bacillus licheniformis, yaitu membebaskan sebagian protein dalam bentuk

monomer N-Asetil-D-glukosamina serta asetil amino dari khitin (Rahayu dkk., 2004),

serta proses fermentasi oleh Saccharomyces cereviseae yang membantu proses

pencernaan zat makanan dalam organ pencernaan (Wagstaff, 1989). Hal ini

menyebabkan meningkatnya palatabilas pada ransum sehingga adanya perbedaan

jumlah konsumsi pakan yang menggunakan produk fermentasi limbah udang. Sesuai

pendapat Winarno dan Fardiaz (1980) bahwa limbah udang yang difermentasi dengan

bakteri Bacillus licheniformis, Lactobacillus sp., dan ragi berupa Saccharomyces

cereviseae meningkatkan kualitas dan palatabilitasnya yakni memberikan aroma dan

flavor yang lebih disukai ternak.

Guna mengetahui pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum terhadap konsumsi pakan, dilakukan uji

Polinomial Ortogonal. Hasil uji Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa persamaan

pada bentuk linear menghasilkan perbedaan yang nyata, sehingga disimpulkan bahwa

pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk fermenatsi limbah udang dalam

ransum terhadap konsumsi pakan adalah bersifat linear.

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Grafik konsumsi pakan hasil penelitian terdapat pada Ilustrasi 1.

Ilustrasi 1. Grafik Konsumsi Pakan Hasil Penelitian

Berdasarkan Ilustrasi 1, didapatkan Persamaan hasil regresi linear didapat pada Y=

72,335 + 3,8179x, dan koefisien determinasi adalah 0,8622 (R2 = 86,22%). Hasil

analisis koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa persentase sumbangan variabel

bebas (level produk fermentasi limbah udang) terhadap variabel terikat (komsumsi

pakan) adalah sebesar 86,22%.

Ilustrasi 1 menjelaskan bahwa penggunaan produk fermentasi limbah udang

dalam ransum pemberiannya meningkat maka konsumsi pakan juga mengalami

peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat parakkasi (1991), bahwa tinggi rendahnya

konsumsi ransum dipengaruhi oleh palatabilitas. Palatabilitas tergantung pada bau,

rasa, dan tekstur ransum. Palatabilitas ransum berhubungan dengan segi kepuasan

terhadap suatu ransum dan banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh ternak

y = 3.8179x + 72.335R² = 0.8622

71.0072.0073.0074.0075.0076.0077.0078.0079.0080.0081.0082.00

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Ko

nsu

msi

Pa

ka

n (

g)

Produk Fermentasi Limbah udang (%)

Konsumsi Pakan

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

(Sulistriyanti, 2000). Sesuai dengan yang dijelaskan Scott dkk. (1982) bahwa jumlah

ransum yang dikonsumsi juga dipengaruhi oleh palatabilitas ransum. Semakin ransum

palatabel maka semakin banyak jumlah ransum yang dikonsumsi. Sesuai dengan

pendapat Church dan Pond (1979), bahwa palatabilitas mempengaruhi banyaknya

ransum yang dikonsumsi oleh ayam. Menurut Wahju (1997), besarnya konsumsi

ransum tergantung pada kandungan protein ransum.

4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Protein

Konsumsi protein diperoleh dari konsumsi ransum dikalikan dengan kandungan

protein kasar dalam ransum. Rataan konsumsi protein setiap ekor ayam Sentul dari

masing-masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Konsumsi Protein Harian Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Konsumsi Protein

R0 R1 R2 R3 R4

…………..……………..gram/ekor/hari…………………………………..

1 11,31 11,19 11,74 12,48 13,12

2 11,53 11,52 11,85 12,25 12.68

3 10,27 11,18 10,49 11,29 12,38

4 11,04 11,30 11,49 11,78 12,35

Total 44,14 45,18 45,58 47,80 50,54

Rata-rata 11,04 11,30 11,39 11,95 12,63

Keterangan : R0 = Ransum tanpa produk fermentasi limbah udang

R1 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 0,5%

R2 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,0%

R3 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,5%

R4 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 2,0%

Berdasarkan Tabel 9.dapat dilihat bahwa rataan konsumsi protein pada ayam Sentul

berkisar antara 10,27-13,12 g/ekor. Rataan konsumsi protein tertinggi terdapat pada

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

R4. Hal ini disebabkan besarnya konsumsi protein ditentukan oleh jumlah ransum yang

dikonsumsi dan kandungan protein dalam ransum. Guna mengetahui pengaruh

perlakuan terhadap konsumsi protein, dilakukan analisis ragam yang hasilnya tertera

pada Lampiran 4.

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap konsumsi protein. Selanjutnya Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui

perlakuan terbaik, yang hasilnya tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Tukey Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Protein

Perlakuan

Signifikansi (α 0,05) Konsumsi Protein Harian

………g/ekor/hari……….

R0 11,04 A

R1 11,30 A

R2 11,39 A

R3 11,95 ab

R4 12,63 B

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata(<0,05)

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar

perlakuan. Perlakuan R4 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan R0, R1 dan

R2 sedangakan perlakuan R3 tidak berbeda dengan perlakuan R4 artinya dengan

pemberian sampai R3 sudah memberikan hasil yang optimal. Peningkatan jumlah

penggunaan produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed supplement

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

dapat meningkatkan konsumsi protein ayam Sentul, hal ini juga disebabkan karena

faktor konsumsi pakan.

Konsumsi protein adalah konsumsi zat-zat organik yang mengandung karbon,

hidrogen, nitrogen sulfur dan phosphor (Anggorodi, 1995). Menurut Gultom,dkk.

(2014), konsumsi pakan yang tinggi akan mempengaruhi konsumsi protein serta asam-

asam amino tercukupi di dalam tubuhnya sehingga metabolisme sel-sel dalam tubuh

berlangsung secara normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Tampubolon dan Bintang

(2012), bahwa konsumsi protein dipengaruhi oleh jumlah konsumsi ransum. Pakan

yang energinya semakin tinggi semakin sedikit dikonsumsi demikian sebaliknya bila

energi pakan rendah akan dikonsumsi semakin banyak untuk memenuhi kebutuhannya.

Guna mengetahui pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum terhadap konsumsi protein, dilakukan uji

Polinomial Ortogonal. Hasil uji Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa persamaan

pada bentuk linear menghasilkan perbedaan yang nyata, sehingga disimpulkan bahwa

pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk fermenatsi limbah udang dalam

ransum terhadap konsumsi protein adalah bersifat linear. Grafik konsumsi protein hasil

penelitian terdapat pada Ilustrasi 2.

Ilustrasi 2. Grafik Konsumsi Protein Hasil Penelitian

y = 0.7707x + 10.891

R² = 0.9123

10.50

11.00

11.50

12.00

12.50

13.00

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Konsu

msi

Pro

tein

(g)

Produk Fermentasi Limbah Udang (%)

Konsumsi Protein

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Berdasarkan Ilustrasi 2, didapatkan persamaan hasil regresi linear didapat pada Y=

0,9123 +0,7707x, dan koefisien determinasi adalah 0,9123 (R2 = 91,23%). Hasil

analisis koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa persentase sumbangan variabel

bebas (level produk fermentasi limbah udang) terhadap variabel terikat (konsumsi

protein) adalah sebesar 91,23%.

Ilustrasi 2, menjelaskan bahwa konsumsi protein meningkat seiiring dengan

penggunaan produk fermentasi limbah udang, peningkatan ini karena faktor konsumsi

pakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi protein diantaranya adalah

tingkat energi dan protein pada ransum. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat

Tillman dkk. (1998), bahwa konsumsi protein dipengaruhi oleh kandungan energi

metabolis dan protein ransum. Konsumsi Protein tergantung pada tingkat protein

ransum dan jumlah ransum yang dikonsumsi (Robel, dkk., 1956). Penelitian ini

didapatkan bahwa Konsumsi pakan yang meningkat berpengaruh pula terhadap

konsumsi protein pada ayam Sentul fase layer

4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Telur

Bobot telur dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah pakan. Bobot telur

setiap ekor ayam Sentul dari masing-masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat

pada Tabel 11.

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Tabel 11. Bobot Telur per Butir Ayam Sentul Selama Penelitianabe

Ulangan Bobot Telur

R0 R1 R2 R3 R4

…………..……………..gram/butir…………………………………..

1 43,01 43,00 45,32 48,55 51,37

2 42,29 42,50 44,40 48,54 53.88

3 39,43 43,69 41,74 45,27 49,69

4 42,26 43,90 44,74 47,10 51,78

Total 166,99 173,09 176,20 189,45 206,73

Rata-rata 41,75 43,27 44,05 47,36 51,68

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa rataan bobot telur pada ayam Sentul

berkisar antara 39,43-53,88 g/butir. Rataan bobot telur tertinggi terdapat pada R4. Hal

ini disebabkan bobot telur ditentukan oleh protein dan kandungan asam amino pada

pakan. Guna mengetahui pengaruh perlakuan terhadap bobot telur, dilakukan analisis

ragam yang hasilnya tertera pada Lampiran 5.

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap bobot telur. Selanjutnya Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui perlakuan

terbaik, yang hasilnya tertera pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Tukey Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Telur Ayam Sentul

Perlakuan

Signifikansi (α 0,05) Bobot Telur per Butir

…….g/butir……….

R0 41,75 a

R1 43,27 a

R2 44,05 a

R3 47,36 b

R4 51,68 c

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata(<0,05)

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Berdasarkan Tabel 12. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar

perlakuan. Perlakuan R4 nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan R0, R1, R2 dan R3.

Peningkatan jumlah penggunaan produk fermentasi limbah udang dalam ransum

sebagai feed supplement dapat meningkatkan bobot telur ayam Sentul, hal ini juga

disebabkan karena faktor jumlah konsumsi pakan, kandungan protein dan asam amino

pakan. Menurut Akbarillah,dkk (2010) bahwa tingkat konsumsi pakan itik akan

mempengaruhi berat telur itik, semakin tinggi konsumsi pakan maka berat telur itik

lebih berat. Menurut Juliambarwati, dkk (2012), kandungan protein dan lemak dalam

pakan akan mempengaruhi berat telur, sedangkan menurut Argo, dkk (2013),

kandungan protein dan asam amino dalam pakan mempengaruhi pula terhadap berat

telur.

Jenis asam amino yang sangat berpengaruh terhadap berat telur yaitu, lisin dan

metionin. Kandungan lisin dan metionin dalam pakan berturut-turut berkisar antara

0,99%-1,031% dan 0,345%-0,367%. Hal ini sesuai dengan pendapat Zainuddin dan

Jannah (2008), bahwa dengan peningkatan lisin dalam pakan dapat meningkatkan berat

telur ayam kampung sebesar 2 g/butir dan lebih tinggi dibandingkan dengan berat telur

dari perlakuan kontrol.

Selain kanduangan asam amino pakan, bobot telur juga dipengaruhi oleh

kandungan kalsium pakan, pada pakan penelitian kandungan kalsium berkisar antara

3,066%-3,139% dan pada setiap perlakuan kandungan kalsium mengalami

peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Oderkirk (2001), bahwa peningkatan

kandungan kalsium dalam pakan sangat efektif untuk meningkatkan konsumsi pakan

sehingga mengoptimalkan produksi telur dan berat telur. Kalsium dalam usus halus

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

merangsang kelenjar paratiroid untuk mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon

paratiroid juga merangsang sintesis hidrosilase pada ginjal untuk menghasilkan

hormon dihidroksilkholekalsiferol. Hormon tersebut yang menyebabkan membukanya

saluran kalsium pada usus sehinga penyerapan kalsium dapat dilakukan. Hasil

penyerapan kalsium di dalam usus halus akan dideposisikan ke tulang dan kerabang

melalui aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya kerabang yang

maksimal dan berat kerabang meningkat, sehingga berat telur juga meningkat (Pelicia,

dkk. 2009).

Pakan yang mengandung kalsium sebesar 3,5-4,1% memberikan pengaruh

berat telur antara 56,5-57g (Clunies, dkk. 1992). Pakan yang mengandung kalsium

sebesar 2,25-6% memberikan pengaruh berat telur antara 60,8-61,3g (Harms dan

Damron. 1980). Hasil penelitian Ahmad, dkk (2003), kandungan kalsium sebesar 2,5-

5% dalam pakan memberikan pengaruh berat telur antara 64,1-64,16g. Penambahan

kalsium pada ayam sedang bertelur dapat meningkatkan bobot telur. Faktor

penambahan kalsium memperlihatkan pemberian kalsium sesuai kebutuhan ayam

petelur dapat menghasilkan bobot optimal (Nakajima, 1990). Faktor lain yang

mempengaruhi berat telur, yaitu genetik, pakan, umur, jenis ternak, perubahan musim

ketika ternak bertelur dan bobot badan ternak (Sulaiman dan Rahmatullah, 2011).

Guna mengetahui pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum terhadap bobot telur, dilakukan uji Polinomial

Ortogonal. Hasil uji Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa persamaan pada

bentuk kuadratik menghasilkan perbedaan yang nyata, sehingga disimpulkan bahwa

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk fermenatsi limbah udang dalam

ransum terhadap bobot telur adalah bersifat kuadratik.

Grafik bobot telur hasil penelitian terdapat pada Ilustrasi 3.

Ilustrasi 3. Grafik Bobot Telur Hasil Penelitian

Berdasarkan Ilustrasi 3, didapatkan persamaan hasil regresi linear didapat pada

Y = 41,992 + 0,1505x + 2,3209x2, dan koefisien determinasi adalah 0,9898 (R2 =

98,98%). Hasil analisis koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa persentase

sumbangan variabel terikat (produk fermentasi limbah udang) terhadap variabel bebas

(bobot telur) adalah sebesar 98,98%, sedangkan sisanya sebesar 1,02% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Ilustrasi 3, menjelaskan bahwa bobot telur juga meningkat dengan penggunaan

produk fermentasi limbah udang yang meningkat pula. Menurut Wahju (1997), bahwa

berat telur ditentukan oleh banyak faktor antara lain genetik, dewasa kelamin, umur,

beberapa obat-obatan dan beberapa zat makanan dalam ransum. Menurut Etches

y = 2.3209x2 + 0.1505x + 41.992

R² = 0.9898

40.00

43.00

46.00

49.00

52.00

55.00

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Bobot

Tel

ur(

g/b

uti

r)

Produk Fermentasi Limbah Udang(%)

Bobot Telur

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

(1996), bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi berat telur pada semua

unggas. Faktor yang memengaruhi bobot telur yaitu genetik, umur, besar ayam, tahap

produksi telur dan nutrisi (Campbell dkk, 2003). Faktor lain yang memengaruhi bobot

telur yaitu strain ayam, umur dewasa kelamin, suhu, tipe kandang, pemberian

makanan, air minum dan penyakit (Ensminger, 1990).

4.4 Pengaruh Perlakuan terhadap Imbangan Efisiensi Protein

Rataan Imbangan efisiensi protein didapatkan dari hasil perhitungan rataan bobot

telur dibagi dengan rataan konsumsi protein. Berikut merupakan rataan Imbangan

Efisiensi Protein selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Imbangan Efisiensi Protein pada Ayam Sentul selama penelitian

Ulangan Imbangam Efisiensi Protein

R0 R1 R2 R3 R4

1 3,80 3,84 3,86 3,89 3,91

2 3,67 3,69 3,75 3,96 4,25

3 3,84 3,91 3,98 4,01 4,01

4 3,83 3,89 3,89 4,00 4,19

Total 15,14 15,33 15,48 15,86 16,37

Rata-rata 3,79 3,83 3,87 3,96 4,09

Keterangan : R0 = Ransum tanpa produk fermentasi limbah udang

R1 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 0,5%

R2 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,0%

R3 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,5%

R4 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 2,0%

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan imbangan efisiensi protein pada ayam

Sentul berkisar antara 3,67-4,25. Rataan imbangan efisisensi protein tertinggi terdapat

pada R4. Hal ini disebabkan bobot telur dan kandungan protein ransum. Guna

mengetahui pengaruh perlakuan terhadap imbangan efisiensi protein, dilakukan

analisis ragam yang hasilnya tertera pada Lampiran 6.

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap imbangan efisiensi protein. Selanjutnya Uji Tukey dilakukan untuk

mengetahui perlakuan terbaik, yang hasilnya tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji Tukey Pengaruh Perlakuan terhadap Imbangan Efisiensi Protein

Perlakuan

Signifikansi (α 0,05) Imbangan Efisiensi Protein

R0 3,79 a

R1 3,83 a

R2 3,87 ab

R3 3,96 ab

R4 4,09 b

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (<0,05)

Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar

perlakuan. Perlakuan R4 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan R0 dan R1 sedangakan

perlakuan R4 tidak berbeda dengan perlakuan R2 dan R3. Peningkatan jumlah

penggunaan produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed supplement

dapat meningkatkan imbangan efisiensi protein ayam Sentul. Hal ini juga disebabkan

karena faktor jumlah konsumsi protein dan bobot telur yang juga mengalami

peningkatan pada setiap perlakuan. Widodo (2002), berpendapat bahwa penilaian

keefektifan relatif dari protein yang masuk ke dalam tubuh dapat diukur dengan

berbagai cara, diantaranya dengan imbangan efisiensi protein, nilai biologis protein,

keseimbangan nitrogen, nilai protein netto dan efisiensi retensi protein. Nilai IEP

menunjukkan efisiensi penggunaan protein untuk pertumbuhan. Semakin tinggi nilai

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

IEP berarti semakin efisien ternak menggunakan protein, sehingga pada akhirnya akan

berpengaruh juga pada pertumbuhan.

Adanya pengaruh yang nyata (P<0,05) dari kelima perlakuan ransum terhadap

imbangan efisisensi protein menandakan bahwa perlakuan penggunaan produk

fermentasi limbah udang sampai tingkat 2 % memiliki kualitas protein yang lebih baik.

Hal ini membuktikan bahwa proses fermentasi pada limbah udang dengan bakteri

Bacillus licheniformis, Lactobacillus sp, dan ragi Saccharomyces cerevisae dapat

memperbaiki kualitas protein ransum dengan meningkatnya kelengkapan dan

keseimbangan asam amino essensial yang dikandung di dalamnya serta memiliki daya

cerna yang optimal. Keseimbangan asam amino methionine dan lisin pada ransum

perlakuan dengan tingkat penggunaan produk fermentasi limbah udang sebagai feed

supplement antara 0,5%-2% masih dalam batas keseimbangan asam amino methionine

dan lisin yang normal. Sejalan dengan pendapat Widodo (2010), bahwa imbangan asam

amino methionine dan lisin antara 0,38:1 dan 0,42:1 dalam ransum ayam masih dalam

batas yang normal, sehingga nilai imbangan efisiensi protein yang dihasilkan optimal.

Semakin besar nilai Imbangan efisiensi protein maka semakin baik karena

ternak dapat memanfaatkan protein secara efektif. Telur memiliki komposisi kimia air

65,5%, protein 11,8%, lemak 11%, dan abu 11,7% sementara bobot telur terdiri dari

58% putih telur, 31% kuning telur dan 11% kerabang (USDA, 2007). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan produk fermentasi limbah udang dalam ransum

sampai tingkat 2% memberikan pengaruh nyata pada Imbangan efisiensi protein. Hal

tersebut berarti penggunaan produk fermentasi limbah udang mempengaruhi bobot

komponen telur secara keseluruhan seperti putih telur, kuning telur maupun kerabang.

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Guna mengetahui pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum terhadap imbangan efisisensi protein,

dilakukan uji Polinomial Ortogonal. Hasil uji Polinomial Ortogonal menunjukkan

bahwa persamaan pada bentuk linear menghasilkan perbedaan yang nyata, sehingga

disimpulkan bahwa pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk fermenatsi

limbah udang dalam ransum terhadap imbangan efisiensi protein adalah bersifat linear.

Grafik imbangan efisiensi protein hasil penelitian terdapat pada Ilustrasi 4.

Ilustrasi 4. Grafik Imbangan Efisiensi Protein Hasil Penelitian

Berdasarkan Ilustrasi 4, didapat persamaan hasil regresi linear didapat pada y

= 3,7593 + 0,1494x , dan koefisien determinasi adalah 0,9371 (R2 =93,71%). Hasil

analisis koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa persentase sumbangan variabel

terikat (produk fermentasi limbah udang) terhadap variabel bebas (imbangan efisiensi

protein) adalah sebesar 93,71%, sedangkan sisanya sebesar 6,29% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

y = 0.1494x + 3.7593R² = 0.9371

3.70

3.75

3.80

3.85

3.90

3.95

4.00

4.05

4.10

4.15

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Imban

gan

Efi

sien

si P

rote

in

Produk Fermentasi Limbah Udang (%)

Imbangan Efisensi Protein

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Ilustrasi 4 menjelaskan imbangan efisisensi protein yang meningkat sejalan

dengan penggunaan produk fermentasi limbah udang di dalam ransum. Hal ini sesuai

dengan pendapat Anggorodi (1994), bahwa semakin tinggi nilai rasio efisiensi protein,

maka semakin efisien ternak memanfaatkan protein yang dikonsumsi.

4.5 Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Kuning Telur

Skor warna kuning telur diukur menggunakan alat Egg Yolk Color Chart dengan

skala 1-15. Berikut merupakan skor warna kuning telur selama penelitian dapat dilihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Rataan Warna Kuning Telur pada Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Warna Kuning Telur

R0 R1 R2 R3 R4

1 6,67 7,67 8,00 7,67 8,67

2 7,33 9,00 9,00 8,00 9,00

3 8,00 7,67 8,00 10,00 10,00

4 8,00 7,67 8,00 8,67 9,67

Total 30,00 32,00 33,00 34,33 37,33

Rata-rata 7,50 8,00 8,25 8,58 9,33

Keterangan : R0 = Ransum tanpa produk fermentasi limbah udang

R1 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 0,5%

R2 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,0%

R3 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 1,5%

R4 = Ransum mengandung produk fermentasi limbah udang 2,0%

Berdasarkan Tabel 15. dapat dilihat bahwa rataan warna kuning telur pada ayam Sentul

berkisar antara 6,67-10,00. Rataan warna kuning telur tertinggi terdapat pada R4. Hal

ini disebabkan karena kandungan asthaxantin didalam limbah udang. Guna

mengetahui pengaruh perlakuan terhadap warna kuning telur, dilakukan analisis ragam

yang hasilnya tertera pada Lampiran 7.

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap warna kuning telur. Selanjutnya Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui

perlakuan terbaik, yang hasilnya tertera pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Tukey Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Kuning Telur

Perlakuan

Signifikansi (α 0,05) Rataan Warna Kuning Telur

R0 7,50 a

R1 8,00 ab

R2 8,25 ab

R3 8,58 ab

R4 9,33 b

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata(<0,05)

Berdasarkan Tabel 16. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar

perlakuan. Perlakuan R4 berbeda dengan perlakuan R0 dengan R4 nyata lebih tinggi

dibandingkan dengan R0 sedangakan perlakuan R3 tidak berbeda dengan perlakuan R2,

R1 dan R0. Ini disebabkan karena tepung limbah udang mengandung zat warna

astaxanthin yang mempengaruhi pigmentasi pada warna kuning telur. Warna kuning

telur tertinggi dalam penelitian adalah skor 10,00. Skor warna kuning yang dihasilkan

dalam penelitian ini tergolong pada kisaran angka normal, hanya pada R1 nilai skor

rataan warna kuning telur terendah yaitu 7,50. Menurut Stadelman dan Cotteril (1995)

bahwa skor warna kuning telur yang baik berada pada kisaran skor 7-12.

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

Skor indeks warna kuning telur semakin meningkat dengan bertambanya level

pemberian produk fermentasi limbah udang dalam ransum. Hal ini mengindikasikan

bahwa pigmen penguning yang terkandung di kepala udang sangat berperan dalam

meningkatkan indeks warna kuning telur sehingga dengan bertambahnya level

pemberian produk fermentasi limbah udang maka meningkat pula indeks warna kuning

telur. Pigmen pemberi warna kuning telur yang ada dalam ransum secara fisiologi akan

diserap oleh organ pencernaan usus halus dan diedarkan ke organ target yang

membutuhkan. Weng, dkk (2000), membuktikan dalam penelitiannya bahwa β-caroten

dalam darah yang sampai ke organ dan uterine endometrium akan mempengaruhi

fungsi organ tersebut. Peningkatan warna kuning terhadap kuning telur disebabkan

oleh adanya pigmen karotenoid yang dikandung kepala udang. Hal tersebut karena

dalam udang memiliki kandungan pigmen pemberi warna kuning dalam bentuk

astaxanthin. Akumulasi astaxanthin pigmen alami banyak terdapat pada jenis udang

sehingga apabila pakan mengandung lebih banyak zat-zat pigmen dapat memberikan

warna orange kemerahan (Sahara, 2011). Hasil penelitian yang dilaporkan Babu, dkk

(2008), astaxanthin merupakan komposisi pigmen terbesar dalam crustacea (kepiting,

lobster, dan udang).

Warna kuning yang bagus memerlukan tambahan pigmen pemberi warna dalam

pakan, karena hewan tidak mensintesis pigmen dalam tubuhnya sehingga perlu

didapatkan dari ransum (Sahara, 2011). Astriana dkk, (2013), pigmen pemberi warna

kuning telur diserap secara fisiologi oleh organ pencernaan melalui usus halus dan

diedarkan ke organ target yang membutuhkan. Unggas merupakan jenis ternak yang

tidak dapat menghasilkan enzim kitinase pada saluran pencernaannya, sehingga akibat

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

perlakuan fermentasi dapat lebih baik dalam mencerna bahan pakan yang mengandung

kitin. Limbah udang mengandung kitin yang tinggi, sehingga sulit dicerna oleh

pencernaan ternak tipe monogastrik dikarenakan saluran pencernaan unggas tidak

memiliki enzim selulosa berbeda dengan hewan ruminansia (Khotimah dkk, 2014).

Karetonoid merupakan sumber pigmen pemberi warna yang berpengaruh

langsung terhadap warna kuning telur (Sujana dkk,,2006). Suharja (2010), menyatakan

bahwa proses metabolisme karotenoid berbeda diantara hewan termasuk perioritas

jenis-jenis karotenoid yang diserap dalam sistem pencernaan. Kecuali itu deposit

pigmen di dalam tubuh ternak juga sangat dipengaruhi oleh kandungan lemak karena

karotenoid larut dalam lemak. Sistem pencernaan lemak dalam tubuh dibantu oleh

adanya garam empedu yang dihasilkan oleh hati. Garam-garam empedu mempunyai

sejumlah peranan yang penting. Garam-garam empedu bergabung dengan lipid untuk

membentuk micelles kompleks yang larut dalam air supaya lipid dapat lebih mudah

diserap (Ganong 1995). Carotene akan lebih efisien dipergunakan oleh tubuh dalam

jumlah sedikit di dalam makanan (Tim Peneliti PAU Pangan dan Gizi-IPB 1993). Oleh

sebab itu, penyerapan b-carotene bervariasi dengan penggunaan produk fermentasi

limbah udang dapat meningkatkan indeks warna kuning telur.

Guna mengetahui pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk

fermentasi limbah udang dalam ransum terhadap Warna kuning telur, dilakukan uji

Polinomial Ortogonal. Hasil uji Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa persamaan

pada bentuk linear menghasilkan perbedaan yang nyata, sehingga disimpulkan bahwa

pola hubungan antara pengaruh penggunaan produk fermenatsi limbah udang dalam

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed

ransum terhadap warna kuning telur adalah bersifat linear. Grafik warna kuning telur

hasil penelitian terdapat pada Ilustrasi 5.

Ilustrasi 5. Grafik Warna Kuning Telur Hasil Penelitian

Berdasarkan Ilustrasi 5. Persamaan hasil regresi linear didapat pada y = 7,4883 + 0,85x,

dan koefisien determinasi adalah 0,9633 (R2=96,33%). Hasil analisis koefisien

determinasi (R2) menunjukan bahwa persentase sumbangan variabel terikat (produk

fermentasi limbah udang) terhadap variabel bebas (warna kuning telur) adalah sebesar

96,33%, sedangkan sisanya sebesar 3,67% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini.

Ilustrasi 5 menjelaskan bahwa peningkatan skor warna kuning telur sejalan

dengan penggunaan produk fermentasi limbah udang. Faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan warna kuning telur adalah kandungan kitosan, karetonoid

dan zat-zat pigmen di dalam ransum. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sahara, 2011),

warna kuning telur dipengaruhi oleh zat-zat yang terkandung dalam ransum seperti

kitosan, xanthofil, karetonoid, dan klorofil.

y = 0.85x + 7.4833

R² = 0.9633

7.00

7.50

8.00

8.50

9.00

9.50

0 0.5 1 1.5 2 2.5War

na

Kunin

g T

elur

Produk Fermentasi Limbah Udang(%)

Warna Kuning Telur

Page 22: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2015/200110150190_4_8340.pdf · produk fermentasi limbah udang dalam ransum sebagai feed