IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum … · Sejarah awal berdirinya PT Astra Otopart Tbk...
Transcript of IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum … · Sejarah awal berdirinya PT Astra Otopart Tbk...
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah, visi dan misi PT Astra Otopart Tbk
PT Astra Otopart Tbk merupakan anak perusahaan dari PT
Astra Internasional Tbk tujuan didirikannya untuk memenuhi semua
kebutuhan komponen dari produk astra. Hasil produksi anak-anak
perusahaan PT Astra Otopart Tbk telah banyak digunakan/dirakit oleh
pabrikan mobil maupun motor, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu,
Mitsubishi, Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki dan Hino. Selain itu,
perusahaan trading dari PT Astra Otopart Tbk selama ini telah
mensuplai pasar suku cadang pengganti di dalam negeri maupun pasar
ekspor dengan menyediakan berbagai komponen mobil maupun
motor melalui jaringan distribusi yang dimiliki.
PT Astra Otoparts Tbk merupakan grup perusahaan
terkemuka yang bergerak di bidang manufaktur dan distribusi
komponen otomotif, yang mampu melayani dan menyediakan pasar-
pasar seperti di bawah ini.
1. Pabrikan otomotif domestik (Original Equipment Market/OEM )
2. Suku cadang pengganti (After Market/Replacement Market)
3. Ekspor (sebagian besar ke Asia Oceania, Timur Tengah, dan
Afrika).
Sebagai group peruasahaan terkemuka, PT Astra Otoparts
Tbk senantiasa meningkatkan kemampuan melalui strategic joint
ventures maupun technical assistance agreement dengan perusahaan-
perusahaan manufaktur komponen dari Jepang dan Eropa bidang
teknologi manufaktur melalui kerjasama strategis. Sejarah awal
berdirinya PT Astra Otopart Tbk terjadi pada tahun 1976 berdiri
sebagai PT Alfa Delta Motor, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang industri otomotif, perakitan mesin dan konstruksi. Pemilik dari
perusahaan ini adalah William Soeryadjaja dan PT Djaya Pirusa. Pada
32
tahun 1977 PT Alfa Delta Motor berubah nama menjadi PT Pacific
Western.
Pada tahun 1981 PT Pacific Western berubah nama menjadi
PT Menara Alam Tehnik dan berganti kepemilikan, menjadi milik PT
Summa Surya, PT Windu Tri Nusantara dan PT Multivest. Kemudian
pada tahun 1983 PT Astra International Inc. membeli saham PT
Summa Surya di PT Menara Alam Tehnik.
Pada tahun 1993 PT Astra International Inc. mengambil alih
seluruh saham PT Menara Alam Tehnik dan berubah nama PT
Menara Alam Tehnik menjadi PT Menara Alam Pradipta. Di awal
tahun PT Menara Alam Pradipta berubah nama menjadi PT Astra
Pradipta Internusa. Bulan Juli 1996, bergabung dengan beberapa
perusahaan Astra dan berubah nama menjadi PT Federal Adiwira
Serasi. PT Federal Adiwira Serasi bergerak di bidang manufaktur dan
perdagangan metal dan plastik. Bulan Desember 1996, PT Federal
Adiwira Serasi berubah nama menjadi PT Astra Dian Lestari, di mana
97% sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk. Pada tahun
1997 PT Astra Dian Lestari berubah nama menjadi PT Astra Otoparts.
Sehingga pada tahun 1998 PT Astra Otoparts menjadi Perusahaan
Publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dengan
kode transaksi : AUTO.
Ada pun visi dari PT Astra Otoparts Tbk adalah Menjadi
supplier komponen otomotif kelas dunia, sebagai mitra usaha pilihan
utama di Indonesia. Dan misi dari PT Astra Otoparts Tbk adalah.
1. Mengembangkan Industri komponen otomotif yang
handal dan kompetitif, serta menjadi mitra strategis bagi
para pemain industri otomotif di Indonesia dan Regional.
2. Menjadi warga usaha yang bertanggungjawab dan
memberikan kontribusi positif kepada stakeholders.
4.1.2. Sejarah, visi dan misi Divisi Winteq PT Astra Otopart Tbk
Divisi Winteq dibuat untuk memenuhi kebutuhan peralatan
dan komponen di sektor otomotif, pertanian dan pertambangan,
33
terutama untuk memenuhi semua kebutuhan pada Astra grup seperti
permesinan produksi, mould, jig, fixture dan otomatisasi. Terdapat
lima Divisi lain yang terdapat pada PT Astra Otopart Tbk, yaitu (1)
Domestic Sales Operation Division, Divisi ini didirikan untuk
menjual komponen-komponen otomotif, Divisi ini tidak
memproduksi langsung kokmponen-komponen yang dijualnya
melainkan Divisi ini hanya menjual komponen-komponen atau dapat
disebut distributor saja. Adapun skala penjualannya hanya mencakup
dalam negeri saja. (2) Retail Division, sama seperti pada Divisi
Domestic Sales Operation Division, Divisi ini didirikan sebagai
distributor komponen-komponen otomotif dalam negeri. (3)
International Sales Operation Division, Divisi ini didirikan sebagai
distributor dari komponen-komponen otomotif, adapun skala
penjualannya mencakup luar negeri saja. (4) Nusametal Division,
Divisi ini didirikan untuk memproduksi komponen-komponen
otomotif yang berbahan dasar aluminium dan diproduksi dengan
proses pengecoran dan machining, contoh produknya yaitu block
machine, aliran karborator, velek sepeda motor dan lain-lain. (5)
Adiwira Plastik Division plastic, Divisi ini didirikan untuk
memproduksi komponen-komponen otomotif yang berbahan dasar
plastic dengan menggunakan proses injection. Contoh produk yang
dihasilkan adalah spion sepeda motor, tempat duduk sepeda motor
dan air cleaner.
Setelah merasa memiliki pengalaman dan pemikiran yang
cukup, pada bulan Mei 2005 Divisi Winteq resmi didirikan. Winteq
(Workshop for Industrial Equipment) merupakan suatu workshop
yang mengkhususkan bergerak dibidang engineering, pembutan
mesin produksi adalah kegiatan utamanya. Selain itu Divisi Winteq
juga membuat spare part pendukung produksi seperti mould, jig dan
fixture.
Efisiensi merupakan salah satu hal pokok yang selalu
dipegang oleh pelaku industri, begitu juga PT Astra Otopart Tbk
34
melakukan efisiensi dengan membuat Divisi Winteq yang khusus
membuat mesin-mesin produksi. Salama ini, dengan tidak membuat
mesin sendiri efisiensi yang mungkin dicapai hanya lima persen,
padahal industri otomotif menuntut penurunan harga 20 persen.
Mesin-mesin yang dibuat amat beragam antara lain, gravity
casting machine, bush forming machine, automation CBC (centre
bush cutting) grafier washing, heating up setter machine, automatic
bearing machine, auto lathe machine, CNC lathe machine, auto
milling machine, automatic horizontal drilling machine, automatic
vertical drilling machine dll.
Visi dari Divisi Winteq adalah menjadi industri lokal yang
manjadi pusat penyedia komponen manufaktur dan menjadi support
bagi industri otomatif di Indonesia. Dan misi dari Divisi Winteq
adalah mengembangkan kemampuan lokal di bidang design,
engineering dan manufakturing analisis pada produksi machinery dan
peralatan industri, dan membangun lingkungan yang murni
berkemampuan, berpengalaman baik di bidang manufakturing dan
manager.
4.2. Analisis Lingkungan Internal Divisi Winteq PT Astra Otopart Tbk
4.2.1. Kekuatan
QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety and Morale)
merupakan standar mutlak yang harus dimiliki oleh perusahaan-
perusahaan Astra, termasuk Divisi Winteq. QCDSM pada Divisi
Winteq dibangun untuk memuaskan para pelanggannya. QCDSM
harus melekat pada produk yang dihasilkan Divisi Winteq. Mulai dari
quality, produk yang akan dikirim kepada pelanggan harus sudah di
inspeksi kualitas secara total 100% agar tidak mengalami kerusakan
dan masalah ketika menggunakannya. Cost, biaya yang digunakan
untuk memproduksi suatu produk harus seminimal mungkin agar
tidak terjadi pemborosan dan terciptanya proses produksi yang efektif
dan efesien. Delivery, dapat diartikan sebagai proses pengiriman suatu
produk kepada pelanggan. Pengiriman produk kepada pelanggan tidak
35
boleh terlambat, karena dapat mengganggu proses produksi bagi
pelanggan dan dapat menciptakan kesan (image) tidak baik kepada
pelanggan. Safety merupakan syarat utama yang harus dipegang
secara mutlak dalam membuat suatu produk, karena menyangkut
keselamatan pengguna dari produk yang dihasilkan. Morale adalah
sikap yang harus selalu dianut bagi seluruh karyawan Divisi Winteq,
harus selalu bermoral baik, sopan, santun dan berbudi baik.
Tata nilai (core value) adalah pedoman bagi seluruh
karyawan, seluruh aktivitas karyawan mengacu pada core value
tersebut. Dan core value ini dijadikan sebagai standar dan salah satu
poin penilaian bagi pihak manajemen dalam menilai prestasi
karyawan-karyawannya. Adapun isi dari core value tersebut adalah:
1. Terpercaya dan handal
2. Fokus pada customer
3. Semangat keprimaan
4. Kerjasama
Terdapat empat aspek penilaian yang digunakan oleh
manajemen dalam menilai karyawan. (1) aspek prestasi (2) aspek
disiplin (3) aspek sikap (4) aspek kepemimpinan. Aspek prestasi
mengindikasikan bagiamana kompetisi seorang karyawan sesuai
dengan bidangnya dan hasil kerjanya. Aspek disiplin
mengindikasikan bagaimana seorang karyawan menggunakan seorang
karyawan menggunakan waktu kerja dengan sebaik-bakinya dan
ketaatan. Aspek sikap ini mengindikaiskan bagaimana sikap seorang
karyawan yang harus dimiliki.
Divisi Winteq memiliki beberapa kekuatan antara lain (1)
Produk yang dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan), (2)
Pengelolaan pelayanan dan data base mengenai produk-produk after
sales, (3) Cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain (customer
focus), (4) Tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya
membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan (5) Kegiatan
pelayanan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan
36
berpengetahuan khusus. Penjelasan lengkapnya diterangkan sebagai
berikut:
1. Produk yang dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan)
Proses pembuatan mesin dimulai dari proses drafting
konsep, setelah drafting konsep selesai, konsep itu akan dibawa ke
customer (pelanggan) untuk dilihat dan meminta persetujuan.
Apakah drafting yang sudah digambar sesuai keinginan mereka,
bila tidak maka pelanggan akan merevisi dan menuliskan apa yang
mereka inginkan. Lalu drafting direvisi sesuai keinginan customer
(pelanggan), setelah drafting direvisi kemudian ditanda tangani
oleh kedua belah pihak (Divisi Winteq dan pelanggan) sebagai
persetujuan disain yang akan dibuat.
Proses selanjutnya adalah pemesanan (order) komponen
yang dibutuhkan. Kemudian setelah komponen dipesan, proses
selanjutnya adalah merakit komponen tersebut hingga menjadi satu
produk yang diinginkan oleh pelanggan. Setelah produk selesai
dirakit hingga menghasilkan satu mesin, customer diminta untuk
datang untuk mencoba mesin yang telah dipesannya, kemudian
mengisi additional request mengenai apa saja penambahan-
penambahan dan peruahan-perubahan yang customer inginkan.
Bila tidak ada additional request maka mesin siap dikirim ke
customer.
Hal diatas menggambarkan bahwa Divisi Winteq sangat
fokus mengenai apa yang diinginkan oleh customer atau
pelanggan. Hal ini merupakan kekuatan bagi Divisi Winteq juga
sekaligus sebagai pintu dan gerbang awal untuk membangun
hubungan baik dengan pelanggan.
2. Pengelolaan pelayanan dan data base mengenai produk-produk after sales
Produk yang telah selesai dibuat kemudian dikirim ke
pelanggan, secara rutin oleh bagian marketing Divisi Winteq di
kontrol mengenai performance produk yang telah dipakai oleh
pelanggan. Apakah selama penggunaan terjadi masalah atau tidak,
37
bila terjadi masalah maka ada bagian terkait yang datang untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Atau hanya sekedar datang untuk
mengontrol mesin.
Selain hal diatas, produk-produk yang telah dikirim ke
customer sebelum pelanggan menggunakan produk tersebut Divisi
Winteq melakukan training terlebih dahulu mengenai operasional
prosedur dari produk yang telah dipesan. Memberi pengarahan,
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana tata cara penggunaannya.
Agar customer tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan dan
tidak terjadi kerusakan dari mesin yang akan dipakainya.
Pengelolaan ini diatur oleh bagian marketing Divisi Winteq agar
semua terkontrol dalam satu poros dan menjaga kelancaran
pelayanan produk-produk after sales.
3. Cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain (customer focus)
Customer focus merupakan bagian dari core value Astra
Otopart yang harus diterapkan kepada seluruh divisi dan cabang-
cabang Astra Otopart, strategi penerapan masing-masing divisi dan
cabang sudah diarahkan secara umum dari Astra Otopart. Bagi
Divisi Winteq cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain
kepada customer adalah salah satu perwujudan dari customer
focus. Komplain dari customer masuk melalui departemen
marketing, kemudian secara cepat departemen marketing
berdiskusi dengan maker atau pembuat mesin, setelah dirasa perlu
untuk datang ke customer maka maker datang untuk
menyelesaikan komplain dari customer. Pengaturan sumber daya
manusia menjadi kunci utama dalam mengelola keterbatasan
sumberdaya yang ada.
Hal ini merupakan salah satu langkah nyata yang membuat
customer focus menjadi berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Alternatif strategi peningkatan pelayanan pelanggan
bagi Divisi Winteq harus selau ditingkatkan karena pelanggan
Divisi Winteq terus bertambah banyak.
38
4. Tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya membangun hubungan baik dengan pelanggan
Sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh Divisi
Winteq sudah tersedia dengan cukup, tinggal bagaimana
memanfaatkannya dengan maksimal. Telephone dan email
merupakan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh Divisi
Winteq. Dengan teknologi, sarana dan prasarana harus
menghasilkan satu atau lebih program nyata yang dikhususkan bagi
customer, tentang bagaimana membangun hubungan baik dengan
pelanggan. Satu tahun yang lalu terdapat program yang dijalankan
oleh departemen marketing, yaitu setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali
customer diwawancarai melalui email atau telephone mengenai
mesin yang telah mereka beli, apakah terdapat kerusakan, masalah,
butuh perawatan atau penggantian komponen. Strategi jemput bola
diterapkan agar customer merasa respect, terpuaskan dan
terciptanya hubungan baik dengan antara Divisi Winteq dengan
para pelanggannya.
5. Kegiatan pelayanan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan berpengetahuan khusus
Sumberdaya manusia yang terdapat pada Divisi Winteq
sangat terbatas kurang dari seratus orang. Semua karyawan Divisi
Winteq berasal dari diploma dan sarjana selain itu terdapat orang-
orang yang kaya dengan pengalaman dalam membuat mesin. Dapat
dikatakan semua kegiatan bisnis dijalankan oleh orang-orang yang
berpengalaman, termasuk pelayanan kepada customer dilakukan
oleh orang-orang yang berpengalaman.
4.2.2. Kelemahan
Kelemahan menggambarkan sesuatu yang tidak dimiliki
perusahaan tetapi perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kelemahan yang ada
pada Divisi Winteq dalam upaya membangun hubungan baik dengan
pelanggan. Kelemahan yang didapat antara lain:
39
1. Pengiriman hasil produksi kepada pelanggan terkadang tidak tepat waktu
Permasalahan yang sering terjadi pada Divisi Winteq
adalah pengiriman produk tidak tepat pada waktunya, hal ini
bersumber pada ketersediaan komponen yang dibutuhkan datang
tidak tepat waktu. Baik itu komponen manufaktur atau pun
komponen elektrikal. Komponen yang dibutuhkan langsung dari
luar negeri merupakan kendala utama untuk mengerjakan sebuah
proyek. Satu sisi pelanggan menginginkan pesanannya cepat
selesai di sisi lain ketersediaan komponen dalam negeri terbatas.
2. Pelatihan atau seminar bagi karyawan mengenai customer development
Divisi Winteq mengadakan pelatihan atau training hanya
sebatas pada pelatihan yang bersifat teknis. Belum pernah diadakan
pelatihan khusus mengenai tata cara meningkatkan pelayanan
pelanggan. Karena pada Divisi Winteq semua karyawan berperan
sebagai marketing, dimana salah satu tugas marketing adalah
mencari order atau pesanan, bila tidak ada order maka Divisi
Winteq tidak berproduksi dan tidak ada profit. Tetapi sebaliknya
bila pelanggan merasa puas maka pelanggan akan melakukan
reorder (memesan ulang) atau memesan lagi mesin yang telah
mereka beli dari Divisi Winteq. Agar Divisi Winteq terus
berkembang dan maju yang tentunya diiringi dengan banyak
pesanan yang masuk dari pelanggan, maka setiap karyawan harus
mampu memuaskan pelanggan dan berperan sebagai marketing.
Dengan bekal pelatihan atau seminar mengenai manajemen
hubungan pelanggan atau tata cara meningkatkan pelayanan,
seluruh karyawan Divisi Winteq diharapankan melalui pelayanan
yang baik kepada pelanggan dapat menambah order atau pesanan
yang masuk, tidak hanya mengandalkan departemen pemasaran
saja.
40
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal Divisi Winteq PT Astra Otopart Tbk 4.3.1. Peluang
Berdasarkan data pesanan terbanyak yang telah membeli mesin
dari produksi Divisi Winteq adalah PT FIM yaitu terdapat 21 pesanan
jenis mesin, yang terjadi pada tahun 2009 sampai 2010, lihat
Lampiran 2 yang berisi daftar nama-nama customer Divisi Winteq.
PT FIM telah menaruh kepercayaan penuh pada Divisi Winteq, pada
line produksinya hampir 50 persen dari mesin produksi yang PT FIM
gunakan adalah buatan Divisi Winteq. Kepercayaan PT FIM harus
selalu di kelola dan di pelihara dengan baik agar PT FIM selalu
memesan pada Divisi Winteq. Tidak hanya PT FIM tetapi semua
pelanggan juga harus di kelola dengan baik.
Menjaga dan membangun hubungan baik dengan pelanggan
adalah kunci keberhasilan Divisi Winteq. Hal ini yang selalu
ditanamkan pada seluruh karyawan Divisi Winteq, yang diaplikasikan
kedalam bahasa atau slogan ”customer focus”.
Supplier atau pemasok adalah bagian dari lingkungan
eksternal dalam suatu perusahaan. Pada Divisi Winteq terdapat
banyak sekali supplier komponen, baik supplier komponen
manufaktur maupun supplier komponen elektrikal, guna mendukung
dan menyediakan komponen-komponen mesin untuk dirakit untuk
menghasilkan satu buah produk jadi.
Pada Divisi Winteq keberadaan supplier atau pemasok
merupakan tulang punggung yang paling utama dalam kelancaran
semua kegiatan pada Divisi Winteq. Masalah serius dan paling sering
terjadi pada Divisi Winteq adalah keterlambatan supplier dalam
menyediakan komponen-komponen yang akan dibutukhan. Karena
bila terjadi keterlambatan pengiriman komponen maka, produk yang
akan dihasilkan akan mengalami keterlambatan juga dalam
pengerjaan. Membuat puas pelanggan dan membangun hubungan
baik dengan pelanggan atau customer relationship management
adalah tujuan utama perusahaan. Adalah supplier yang menjadi
41
penentu kepuasan pelanggan, karena bila pelanggan terlambat
mendatangkan komponen, maka dapat dipastikan terlambat pula
pengerjaan perakitan yang berdampak pada keterlambatan pengiriman
ke customer.
Jumlah supplier atau pemasok yang menyediakan komponen-
komponen manufaktur Divisi Winteq, berdasarkan data secara
implisit dan diwawancara dari beberapa user (pengguna komponen)
seluruh supplier memasok atau mengirim komponen tidak tepat
waktu, dari waktu yang telah ditentukan. Keadaan seperti ini tidak ada
yang mengontrol, semestinya hal ini harus menjadi hal yang paling
pertama diperhatikan dan perlu dibuat sistem yang dapat membuat
supplier menjadi tepat waktu dalam pengiriman komponen.
Divisi Winteq adalah salah satu dari 6 Divisi Astra Otopart
Tbk, yang telah berdiri sejak lima tahun yang lalu. Ada pun 6 Divisi
dari Astra Otopart Tbk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Domestic Sales Operation Division (distributor komponen otomatif
untuk domesik),
2. Retail Division (distributor komponen otomatif untuk domesik),
3. International Sales Operation Division (distributor komponen
otomatif untuk ekspor),
4. Nusametal Division (Aluminum Die Casting Products and Parts),
5. Adiwira Plastik Division Plastic (Injection, Back Mirror,
Motorcycle Seat and Air Cleaner)
6. Winteq Division (Machinery, equipment and automation
Adanya Divisi Winteq sangat didukung oleh Astra Otopart
Tbk, dukungannya dibuktikan dengan dibangunnya dua gedung
tambahan yang terdapat pada Divisi Winteq saat ini. Dukungan itu
menjadi tantangan bagi Divisi Winteq, karena dukungan itu harus
dibuktikan dengan hasil yang baik. Hasil yang baik salah satunya
dapat dibuktikan dengan meningkatnya penjualan pertahun.
Bagaimana caranya agar terus menerus dapat meningkatkan
penjualan, Divisi Winteq harus berusaha untuk menambah jumlah
).
42
pelanggannya dan menjaga para pelanggannya agar tetap menjadi
pelanggan setia. Dengan pelayanan yang baik, hasil yang berkualitas
serta terus menjaga hubungan baik dengan pelanggan Divisi Winteq
dapat menambah pelanggan dan menjaga para pelanggannya agar
selalu menjadi pelanggan yang setia.
Astra Otopart Tbk terus mengontrol semua kegiatan-kegiatan
pada Divisi Winteq, termasuk persetujuan-persetujuan mengenai
pembelian komponen yang harganya sangat mahal dan sistem
pengadaannya secara import. Dapat diketahui salah satu lingkungan
eksternal yang berpengaruh bagi Divisi Winteq adalah Astra Otopart
Tbk.
Dari identifikasi yang telah dilakukan, pesaing-pesaing dari
Divisi Winteq ini banyak terdapat di luar negeri, bahkan sulit
dijumpai mesin-mesin buatan lokal atau dalam negeri. Pesaing dari
pembuat mesin ini dapat diketahui ketika Divisi Winteq sedang
menerima pesanan, instalasi, dan diskusi konsep dengan pelanggan.
Ketika pemesan ingin memesan kepada Divisi Winteq dengan tujuan
untuk menambah mesin yang telah dimiliki, pelanggan tidak membeli
dari pembuat aslinya (misalnya: Jepang, China, Korea, Taiwan,
Jerman), tetapi memesan dari Divisi Winteq. Tentu bagi Divisi winteq
hal ini sangat menguntungkan dan bersaing dengan luar negeri pun
Divisi Winteq unggul dalam hal kecepatan pelayanan bila suatu saat
terjadi kendala atau masalah.
Peluang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan
akan menguntungkan bagi perusahaan jika memanfaatkannya.
Beberapa analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Divisi Winteq dalam
membangun hubungan pelanggan. Dibawah ini adalah peluang dari
perusahaan, yaitu:
43
1. Pesaing di Indonesia tidak banyak
Produk yang dihasilkan oleh Divisi Winteq adalah produk
mesin produksi atau mesin-mesin yang digunakan untuk membuat
produk yang diinginkan. Mesin yang dihasilkan oleh Divisi Winteq
bersifat khusus atau spesial, misalnya sebuah perusahaan sepatu,
perusahaan itu membutuhkan mesin khusus untuk membuat pola
kulit. Mesin khusus seperti itu yang dijual Divisi Winteq, yang
tidak dijual dipasaran. Berbicara mengenai pembuat mesin tidak
lepas dari Negara Jepang, China, Korea, Taiwan atau Jerman. Dan
terbukti sulit sekali membeli mesin dengan produk dalam negeri,
kalau pun ada mesin buatan lokal kesan pertama yang tergambar
oleh customer adalah tidak tahan lama, tidak awet, cepat rusak dan
lain sebagainya. Walau pesaing dalam negeri tidak banyak dan itu
sangat berpeluang dalam pemasarannya, tantangan yang berikutnya
adalah bagaiaman meyakinkan pelanggan dengan memutar benak
pelanggan kalau produk Indonesia tidak kalah dengan produk-
produk luar negeri. Dan Divisi Winteq dengan merintis perjuangan
selama lima tahun sudah menghasilkan ratusan mesin dan telah
digunakan oleh banyak perusahaan baik itu bagi Astra group
sendiri maupun di luar Astra group.
2. Dibantu dari para konsultan berpengalaman dan Astra Internasional
Dengan didukungnya Divisi Winteq oleh Astra
Internasional dan para konsultan menjadi semakin kuat dan tidak
takut kehilangan pesanan hanya bagaimana Divisi Winteq
membuktian kepada para pelanggannya melalui produk-produk
yang dihasilkan. Baik kualitas, pelayanan, dan kehandalan produk
yang digunakan.
3. Membangun kemitraan dengan para pelanggan
Divisi Winteq membangun kemitraan hubungan baik
dengan para pelanggannya, mau tidak mau seperti yang telah
dipaparkan pada latar belakang, Divisi Winteq tidak hanya
44
berbisnis dibidang produk tetapi juga dibidang jasa. Bisnis
dibidang jasa sangat mengutamakan bagaimana pelayanan yang
diberikan. Cepat tanggap dalam pangilan service adalah langkah
termudah pertama dalam memulai menjalin kemitraan dengan para
pelanggan.
4. Membangun kemitraan dengan para pemasok
Kunci utama penyelesaiaan masalah dalam pengadaan
barang pada Divisi Winteq adalah dengan cara mambangun
hubungan kemitraan dengan pemasok. Pemasok pada Diwisi
Winteq sangat banyak, jadi agar hubungan ini berjalan sesuai yang
diinginkan perusahaan, hubungan kemitraan harus dibangun
dengan model win-win solution agar kedua belah pihak antara
Divisi Winteq dengan pemasok saling menguntungkan dan tidak
ada yang dirugikan.
5. Pemberian rewards kepada para pemasok dan pelanggan
Pemberian pengahargaan kepada pelanggan atau pemasok
Divisi Winteq menjadi gagasan yang baik, karena adanya interaksi
aktif antara perusahaan dengan pemasok dan antara perusahaan
dengan pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan berupaya menjalin
hubungan dengan pelanggan. Sehingga terbentuknya keadaan yang
saling menguntungkan bagi ke dua pihak dan sebuah sistem yang
baik.
4.3.2. Ancaman Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan
yang harus diatasi untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh
beberapa ancaman bagi Divisi Winteq, antara lain:
1. Pesaing dari luar Indonesia sangat kuat (brand image) melekat pada pelanggan
Tidak dapat dipungkiri produk-produk buatan lokal, dalam
persepsi konsumen masih di nomor duakan. Pelanggan lebih suka
menggunakan produk (mesin) luar negeri seperti Jepang, China,
45
Korea, Taiwan dan Jerman. Perusahaan sampai saat ini belum
mampu bersaing secara kualitas dan harga dengan pesaingnya dari
luar negri. Divisi Winteq ingin membuktukan dan mencoba
membalik paradigma pelanggan bahwa produk lokal tidak kalah
dengan produk-produk asing.
2. Tidak setiap tahun pelanggan melakukan investasi dengan membeli mesin
Kegiatan berinvestasi bagi sebuah perusahaan dapat
dilakukan dengan banyak cara, salah satunya berinvestasi dengan
membeli mesin. Butuh banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk
membeli mesin. Bila sebuah perusahaan sudah mencapai titik BEP
(break event point) maka perusahaan akan melakukan investasi.
Dan tidak setiap tahun perusahaan melakukan investasi dengan
membeli mesin, butuh beberapa tahun untuk mencapai titik BEP.
Jadi peluang sebuah perusahaan untuk membeli mesin
kemungkinannya tidak setiap tahun, pangsa pasarnya pun tidak
seluas produk-produk yang digunakan sehari-hari.
4.4. Penyusunan Alternatif Strategi
4.4.1. Tahap Masukan
Tahap ini merupakan tahap masukan hasil dari analisa dan
identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Hasil dari analisa dan indentifikasi kondisi lingkungan
internal berisi kekuatan dan kelamahan akan disusun ke dalam
matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi internal
dan eksternal berisi peluang dan ancaman yang akan disusun ke
dalam matriks EFE. Hasil kuisioner penilaian bobot dan rating faktor
internal dan eksternal perusahaan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3 dan Lampiran 4.
a. Hasil analisis matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar
peranan dari faktor-kaktor internal yang tedapat pada perusahaan.
Matriks IFE juga menggambarkan kondisi internal perusahaan yang
46
terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung antara bobot dan
rating.
Hasil identifikasi yang telah dilakukan terdapat lima kekuatan,
yaitu produk yang dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan),
pengelolaan pelayanan dan data base mengenai produk-produk after
sales, cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain (customer focus),
tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya membangun hubungan
baik dengan pelanggan, dan tersedianya teknologi dan sarana dalam
upaya membangun hubungan baik dengan pelanggan. Tabel 6
menjelaskan mengenai hasil analisis dari matriks IFE yang dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Analisis Matriks IFE
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Produk yang dihasilkan sesuai pesanan
(keinginan pelanggan) 0,160 4,00 0,641
2 Pengelolaan pelayanan dan data base mengenai
produk-produk after sales 0,098 3,66 0,362
3 Cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain
(customer focus) 0,160 3,33 0,534
4 Tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya
membangun hubungan baik dengan pelanggan 0,098 3 0,296
5 Kegiatan pelayanan dilakukan oleh orang-orang
yang berpengalaman dan berpengetahuan khusus 0,160 3,66 0,588
Kelemahan
1 Pengiriman hasil produksi kepada pelanggan
terkadang tidak tepat waktu 0,172 2,00 0,345
2 Pelatihan atau seminar bagi karyawan mengenai
customer development 0,148 1,66 0,246
Total 1,00 3,016
47
Hasil analsis dari matriks IFE pada Tabel 6, menunjukan
bahwa faktor strategis yang menjadi kekuatan utama pada perusahaan
adalah pada poin pertama yaitu produk yang dihasilkan sesuai
pesanan (keinginan pelanggan). Dengan skor 0,641, selain itu analisis
dengan menggunakan matriks IFE juga dapat diketahui faktor
strategis internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan yaitu
pengiriman hasil produksi kepada pelanggan terkadang tidak tepat
waktu, dengan skor terbobot paling besar yaitu sebesar 0,345. Dari
hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor
sebesar 3,016 yang menunjukan bahwa posisi internal perusahaan
kuat.
b. Hasil analisis matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar
peranan dari faktor-kaktor eksternal yang tedapat pada perusahaan.
Matriks EFE juga menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang
terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung dengan bobot dan
rating.
Hasil identifikasi yang telah dilakukan terdapat lima peluang,
yaitu pesaing di Indonesia tidak banyak, dibantu dari para konsultan
berpengalaman dan Astra Internasional, membangun kemitraan
dengan para pelanggan, membangun kemitraan dengan para pemasok,
dan pemberian rewards kepada para pemasok dan pelanggan. Hasil
analsis dari matriks EFE pada Tabel 7, menunjukan bahwa faktor
strategis yang menjadi peluang utama pada perusahaan adalah pada
poin ke tiga yaitu membangun kemitraan dengan para pelanggan.
Dengan skor 0,418, selain itu analisis dengan menggunakan matriks
EFE juga dapat diketahui faktor strategis eksternal yang menjadi
ancaman utama perusahaan yaitu pesaing dari luar Indonesia sangat
kuat (brand image) melekat pada pelanggan, dengan skor terbobot
paling besar yaitu sebesar 0,461.
48
Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh
diperoleh total skor sebesar 2,358 yang menunjukan bahwa
perusahaan belum mempunyai strategi yang baik dalam
mengantisipasi ancaman eksternal yang ada seperti pada Tabel 7
dibawah ini.
Tabel 7. Hasil Analisis Matriks EFE No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Pesaing di Indonesia tidak banyak 0,128 3,00 0,384
2 Dibantu dari para konsultan berpengalaman dan
Astra Internasional
0,076 2,33 0,179
3 Membangun kemitraan dengan para pelanggan 0,179 2,33 0,418
4 Membangun kemitraan dengan para pemasok 0,192 2,00 0,384
5 Pemberian rewards kepada para pemasok dan
pelanggan
0,141 1,33 0,188
Ancaman
1 Pesaing dari luar Indonesia sangat kuat (brand
image) melekat pada pelanggan
0,153 3,00 0,461
2 Tidak setiap tahun pelanggan melakukan
investasi dengan membeli mesin
0,128 2,66 0,341
Total 1,00 2,358
4.4.2. Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk perumusan
strategi berdasarkan hasil analisis dan indentifikasi mengenai kondisi
lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal perusahaan. Pada tahap ini model yang digunakan dalam
perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan matriks
SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threat).
a. Hasil Analisis Matriks IE
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks
IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal
49
menggunakan matriks IFE diperoleh skor terbobot sebesar 3,016 dan
hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh
skor terbobot sebesar 2,358. Hasil pemetaan pada matriks IE pada
Gambar 6 memperlihatkan bahwa Divisi Winteq dalam hal
peningkatan pelayanan dan membina membangun pelanggan
menempati posisi sel IV. Hail ini menunjukan bahwa perusahaan
berada pada posisi grow and build (tumbuh dan berkembang). SKOR TOTAL IFE
Kuat Rata-rata Rendah
4,0
3,0
2,0 1,0
SKO
R T
OTA
L E
FE
I
II III
Tinggi
Grow and Build Grow and Build Hold and Maintain 3,0
IV V
VI Rata-rata Grow and Build Hold and Maintain Harvest and
Divestiture 2,0
VII VIII IX
Rendah Hold and Maintain Harvest and Divestiture Harvest and
Divestiture 1,0
Gambar 6. Hasil analisis matriks IE
b. Hasil Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT digunakan untuk menyusun faktor-faktor
strategi perusahaan dan dapat mengindikasikan peluang dan ancaman
perusahaan dengan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang
diniliki. Berdasarkan kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman
yang diperoleh pada lingkungan intenal dan eksternal, dapat
diformulasikan alternatif strategi yang dapat diambil.
Tabel 8 menerangkan hasil dari tahap pencocokan dengan
SWOT yang digambarkan sebagai berikut:
50
Tabel 8. Tahap pencocokan dengan SWOT
Berdasarkan hasil Tabel 8 di atas hasil peluang dan ancaman
dari lingkungan eksternal dibandingkan secara sistematis dengan
kekuatan dan kelamahan dari lingkungan internal secara terstruktur
untuk menghasilkan strategi bagaimana meningkatkan pelayanan
membina hubungan baik dengan pelanggan sebagai berikut.
51
a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Membentuk satu departemen baru yang khusus mengelola
dan membina hubungan pelanggan.
b. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunity)
Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja
sama dengan Astra Internasional.
c. Strategi S-T (Strenght-Threats)
Melakukan TPM (total productive maintenance) bagi
seluruh pelanggan untuk produk-produk after sales.
d. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
4.4.3. Tahap Keputusan. Tahap keputusan adalah tahap untuk menentukan strategi yang
dianggap paling cocok dan sesuai untuk diterapkan perusahaan berdasarkan
kemenarikan relatif dari implementasi strategi tersebut. Model yang
digunakan untuk memilih strategi adalah Quantitatif Strategic Planning
Matriks (QSPM). Berdasarkan analisis SWOT dan matrik IE, dihasilkan
beberapa alternatif strategi customer development. Strategi yang dihasilkan
akan disusun ke dalam matriks QSP. Alternatif strategi yang dihasilkan
akan dimasukan ke dalam QSPM sebagi berikut.
1. Memperkuat struktur organisasi perusahaan yaitu dengan membentuk
satu departemen baru yang khusus mengelola dan membina hubungan
dengan pelanggan.
2. Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja sama dengan
Astra Internasional mengenai pengelolaan hubungan pelanggan maupun
mengenai sistem produksi yang tepat bagi perusahaan.
3. Melakukan TPM (total productive maintenance) bagi seluruh pelanggan
untuk produk-produk after sales.
4. Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Pada Tabel 9 dijelaskan mengenai hasil penetapan prioritas strategi
dengan menggunakan matriks QSP seperti di bawah ini:
52
Tabel 9. Hasil penetapan prioritas strategi menggunakan QSPM
Faktor Strategis Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan 1 0.16 3 0.48 2 0.32 2 0.32 2.333 0.373
Kekuatan 2 0.098 3.333 0.327 2.333 0.229 3 0.294 3.333 0.327
Kekuatan 3 0.16 3.333 0.533 1.667 0.267 3 0.48 3.333 0.533
Kekuatan 4 0.098 2.667 0.261 3 0.294 2 0.196 3 0.294
Kekuatan 5 0.16 2.667 0.427 3.333 0.533 3.333 0.533 3 0.48
Kelemahan 1 0.172 3.667 0.631 3 0.516 2 0.344 2.667 0.459
Kelamahan 2 0.148 3 0.444 3 0.444 2.333 0.345 2 0.296
Peluang 1 0.128 3 0.384 2.333 0.299 3 0.384 3.667 0.469
Peluang 2 0.076 2.333 0.177 3.333 0.253 2 0.152 2.667 0.203
Peluang 3 0.179 3.667 0.656 3 0.537 2 0.358 2 0.358
Peluang 4 0.192 3.333 0.64 3 0.576 4 0.768 2.333 0.448
Peluang 5 0.141 3 0.423 1.667 0.235 1.667 0.235 1.667 0.235
Ancaman 1 0.153 2.667 0.408 3 0.459 3 0.459 3.333 0.51
Ancaman 2 0.128 3 0.384 2.667 0.341 3.333 0.427 3 0.384 Jumlah Total Daya 6.175 5.303 5.295 5.369
Prioritas I III IV II
Keterangan :
Strategi 1 : Memperkuat struktur organisasi perusahaan yaitu dengan
membentuk satu departemen baru yang khusus mengelola dan
membina hubungan pelanggan.
Strategi 2 : Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja
sama dengan Astra Internasional mengenai pengelolaan
hubungan pelanggan maupun mengenai sistem produksi yang
tepat bagi perusahaan.
Strategi 3 : Melakukan TPM (Total Productive Maintenance) bagi seluruh
pelanggan untuk produk-produk after sales.
Strategi 4 : Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Berdasarkan hasil penentuan prioritas strategi, dengan menggunakan
matriks QSP maka didapat alternatif strategi dengan ketentuan yang
memiliki nilai TAS tertinggi adalah strategi satu, yaitu memperkuat struktur
organisasi perusahaan dengan dengan membentuk satu departemen baru
53
yang khusus mengelola dan membina hubungan pelanggan dengan nilai
TAS 6,175. Kemudian strategi alternatif prioritas kedua dengan nilai TAS
5,369 yaitu melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan. Strategi
alternatif prioritas ketiga dengan nilai TAS 5,303 yaitu pengadaan seminar
rutin atau training khusus yang bekerja sama dengan Astra Internasional
mengenai pengelolaan hubungan pelanggan maupun mengenai sistem
produksi yang tepat bagi perusahaan. Dan strategi alternatif keempat dengan
nilai TAS 5,295 yaitu melakukan TPM (Total Productive Maintenance) bagi
seluruh pelanggan untuk produk-produk after sales, ada pun penjelasan
selengkapnya dijelaskan pada Lampiran 5 sampai Lampiran 9.
4.5. Implikasi Manajerial. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada Divisi Winteq,
terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan pihak menajemen dalam
menghadapi lingkungan internal maupun lingkungan eksternalnya maka
untuk kedepannya perusahaan perlu melakukan alternatif strategi sebagai
berikut:
1. Memperkuat struktur organisasi perusahaan yaitu dengan membentuk
satu departemen baru yang khusus mengelola dan membina hubungan
pelanggan. Hal ini sangat sejalan dengan adanya program fendor
development yang sedang digalakan oleh Divisi Winteq.
Hasil penilaian jumlah TAS pada matriks QSP menghasilkan
pada strategi satu ini mendapatkan skor tertinggi dengan skor 6,175.
Strategi ini memutuskan perlu ditambahkan lagi satu departemen lagi
yang khusus menangani pelayanan kepada pelanggan. Baik itu
pelayanan after sales maupun pelayanan before sales. Cepat tanggap
dalam melakukan pelayanan merupakan kemenarikan utama dari strategi
ini, agar cepat tanggap dalam melayani pelanggan dapat berjalan optimal
dan berkesinambungan.
2. Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Strategi dua ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,303 yang
menempatkan kemenarikan ke tiga prioritas strategi. Melakukan promosi
dan meningkatkan pelayanan perlu dilakukan kembali agar pelanggan
54
tidak merasa ditinggalkan. Promosi melalui web site menjadi paling
tepat bagi perusahaan melihat perusahaan belum memiliki web site. Web
site yang ada sekarang ini hanya memunculkan Astra Otopart secara
umum, tetapi tidak ada penelusuran yang dapat menerangkan kepada
masing-masing Divisi.
3. Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja sama dengan
Astra Internasional mengenai pengelolaan hubungan pelanggan maupun
mengenai sistem produksi yang tepat bagi perusahaan.
Strategi tiga ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,295 yang
menempatkan kemenarikan ke empat prioritas strategi. Seminar yang
diadakan pihak manajerial baru sebatas seminar atau pelaihan mengenai
hal-hal teknis. Bekerja sama dengan Astra Internasional diprediksikan
akan menambah semangat dan meningkatkan daya pelayanan karyawan.
Karena secara langsung Divisi Winteq didukung oleh perusahaan induk
Astra.
4. Melakukan TPM (total productive maintenance) bagi seluruh pelanggan
untuk produk-produk after sales.
Strategi empat ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,369
yang menempatkan kemenarikan ke dua prioritas strategi. TPM (total
productive maintenance) adalah istilah perawatan yang bertujuan untuk
merawat, memprediksi dan membuat selalu baik suatu alat atau mesin.
Dengan mengelola dan mengontrol semua hasil produksi yang telah
dipakai para pelanggan, kemudian dilakukan perawatan rutin agar mesin
selalu awat dan tahan lama. Dengan ini pula pelanggan menjadi semakin
dekat dan respect kepada perusahaan.