itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat...

30
21 itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia khususnya di sektor hulu maka arah pengembangan industri periode 2006-2010 seperti disajikan pada Tabel 1, rencana perluasan dan peremajaan kebun antara wilayah Indonesia Barat dan Timur berdasarkan pelaku usaha. Rencana tersebut disusun dengan memperhatikan potensi areal untuk pengembangan kelapa sawit, peluang pasar dan ketersediaan teknologi (kapasitas) pabrik CPO. Wilayah pengembangan yang sesuai untuk kelapa sawit di wilayah Indonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan Bengkulu dan untuk Indonesia Timur adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Irian Jaya, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Proyeksi profil industri hulu kelapa sawit Indonesia 2006-2010 selengkapnya disajikan pada Lampiran 11. AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Transcript of itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat...

Page 1: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

21

itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia khususnya disektor hulu maka arah pengembangan industri periode 2006-2010 sepertidisajikan pada Tabel 1, rencana perluasan dan peremajaan kebun antarawilayah Indonesia Barat dan Timur berdasarkan pelaku usaha. Rencanatersebut disusun dengan memperhatikan potensi areal untuk pengembangankelapa sawit, peluang pasar dan ketersediaan teknologi (kapasitas) pabrikCPO. Wilayah pengembangan yang sesuai untuk kelapa sawit di wilayahIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau danBengkulu dan untuk Indonesia Timur adalah Kalimantan Barat, KalimantanTengah, Kalimantan Timur, Irian Jaya, Sulawesi Tengah, dan SulawesiSelatan. Proyeksi profil industri hulu kelapa sawit Indonesia 2006-2010selengkapnya disajikan pada Lampiran 11.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 2: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

22

Tahu

n

2006

2007

2008

2009

2010

Tota

l

PR

93,3

40

72,0

00

72,0

00

72,0

00

64,0

00

373,

340

PBN

22,2

43

10,0

00

10,0

00

10,0

00

10,0

00

62,2

43

PBS

21,5

63

26,0

00

26,0

00

26,0

00

26,0

00

125,

563

Tota

l

137,

146

108,

000

108,

000

108,

000

100,

000

561,

146

PR

123,

795

243,

000

243,

000

243,

000

243,

000

1,09

5,79

5

PBN

30,5

21

15,0

00

15,0

00

15,0

00

15,0

00

90,5

21

PBS

308,

847

149,

000

149,

000

159,

000

64,0

00

829,

847

Tota

l

463,

163

407,

000

407,

000

417,

000

322,

000

2,01

6,16

3

PR

217,

135

315,

000

315,

000

315,

000

307,

000

1,46

9,13

5

PBN

52,7

64

25,0

00

25,0

00

25,0

00

25,0

00

152,

764

PBS

330,

410

175,

000

175,

000

185,

000

90,0

00

955,

410

Tota

l

600,

309

515,

000

515,

000

525,

000

422,

000

2,57

7,30

9

Indo

nesi

a Ba

rat

Perlu

asan

Are

al *)

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

l

Tabe

l 1. A

rah

peng

emba

ngan

indu

stri

hulu

kel

apa

saw

it In

done

sia

2006

– 2

010

Tahu

n

2006

2007

2008

2009

2010

Tota

l

Indo

nesi

a Ba

rat

Pere

maj

aan

Tana

man

**)

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

l

PR

14,1

87

5,65

5

18,1

79

29,7

85

23,8

95

91,7

01

PBN

31,9

22

12,7

23

21,2

09

25,5

30

20,4

82

111,

865

PBS

24,8

28

9,89

5

21,2

09

29,7

85

23,8

95

109,

612

Tota

l

70,9

37

28,2

73

60,5

96

85,1

00

68,2

73

313,

178

PR 2,50

4

1,41

4

4,54

5

7,44

6

5,97

4

21,8

82

PBN

5,63

3

3,18

1

5,30

2

6,38

3

5,12

0

25,6

19

PBS

4,38

1

2,47

4

5,30

2

7,44

6

5,97

4

25,5

78

Tota

l

12,5

18

7,06

8

15,1

49

21,2

75

17,0

68

73,0

79

PR

16,6

91

7,06

8

22,7

24

37,2

31

29,8

69

113,

583

PBN

37,5

55

15,9

03

26,5

11

31,9

13

25,6

02

137,

484

PBS

29,2

09

12,3

69

26,5

11

37,2

31

29,8

69

135,

190

Tota

l

83,4

55

35,3

41

75,7

45

106,

375

85,3

41

386,

257

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 3: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

23

Tahu

n

2006

2007

2008

2009

2010

Tota

l

Indo

nesi

a Ba

rat

Perlu

asan

Are

al *)

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

l

PR

107,

527

77,6

55

90,1

79

101,

785

87,8

95

465,

041

PBN

54,1

65

22,7

23

31,2

09

35,5

30

30,4

82

174,

108

PBS

46,3

91

35,8

95

47,2

09

55,7

85

49,8

95

235,

175

Tota

l

208,

083

136,

273

168,

596

193,

100

168,

273

874,

324

PR

126,

299

244,

414

247,

545

250,

446

248,

974

1,11

7,67

7

PBN

36,1

54

18,1

81

20,3

02

21,3

83

20,1

20

116,

140

PBS

313,

228

151,

474

154,

302

166,

446

69,9

74

855,

425

Tota

l

475,

681

414,

068

422,

149

438,

275

339,

068

2,08

9,24

2

PR

233,

826

322,

068

337,

724

352,

231

336,

869

1,58

2,71

8

PBN

90,3

19

40,9

03

51,5

11

56,9

13

50,6

02

290,

248

PBS

359,

619

187,

369

201,

511

222,

231

119,

869

1,09

0,60

0

Tota

l

683,

764

550,

341

590,

745

631,

375

507,

341

2,96

3,56

6

Tabe

l 1.

Lanj

utan

Sum

ber:

*)

Ditj

enbu

n da

n PP

KS 2

006,

dio

lah

**

) PP

KS, 2

006,

dio

lah

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 4: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

24

IV. TUJUAN, ARAH DAN SASARAN PENGEMBANGANAGRIBISNIS KELAPA SAWIT TAHUN 2006 – 2025

A. Tujuan

Tujuan pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah:

1. Menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akanmemacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerjadan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

2. Menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannyadan industri penunjang (pupuk, obat-obatan dan alsin) dalammeningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produkturunannya,

3. Memanfaatkan sumber daya pertanian untuk tanaman kelapa sawitsecara optimal melalui pemanfaatan teknologi yang tepat sehinggakapasitas sumber daya pertanian dapat dilestarikan danditingkatkan,

4. Membangun kelembagaan perkelapasawitan yang kokoh danmandiri,

5. Meningkatkan kontribusi CPO dan produk turunannya dalampemasukan devisa dari subsektor perkebunan.

B. Arah

Memperhatikan pengalaman capaian manfaat keberhasilanpengembangan perkebunan kelapa sawit yang telah berjalan selama ini,berbagai kesiapan di bidang teknis produksi dan dukungan infrastrukturserta besarnya ketersediaan potensi pengembangan yang telah ada, yangkemudian ditambah dengan tuntutan kebutuhan penyediaan bahan bakubioenergi serta semakin berkembangnya pandangan tentang cukupprospektifnya usaha perkebunan kelapa sawit, maka cukup terbuka peluangpengembangan perkebunan kelapa sawit, semakin menguat minat investasipengembangan perkebunan kelapa sawit dan secara bersamaanberkembang pula dukungan penciptaan iklim investasi di semua tingkatan.

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 5: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

25

Mencermati masalah-masalah besar yang membebani pembangunanekonomi nasional, terutama masalah kemiskinan dan pengangguran, makamenjadi strategis untuk mengupayakan agar penyelenggaraan implementasidari kuatnya minat investasi usaha perkebunan kelapa sawit sesuai potensiyang tersedia tersebut, disamping harus cukup kompetitif sesuai eraglobalisasi dan perdagangan bebas, perlu terkait langsung denganpembangunan ekonomi nasional dan daerah.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka arah pengembanganusaha perkebunan kelapa sawit 2006 - 2025 secara garis besar adalahsebagai berikut:

1. Arah umum pengembangan

(1). Kelanjutan pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Kelanjutan dan percepatan pengembangan perkebunan kelapasawit didorong untuk menjadi bagian integral dari langkahimplementasi kebijakan:

a. Pembangunan ekonomi nasional; yang intinya pemberianseluas-luasnya kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),Koperasi dan Petani.

b. Pembangunan daerah; yang intinya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi pada wilayah strategis, khusus,potensial dan wilayah tumbuh.

c. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan; yang intinyaadalah pembangunan yang layak secara ekonomi, layak secarasosial dan ramah lingkungan.

(2). Melakukan fasilitasi dan advokasi agar pembangunan perkebunanrakyat kelapa sawit dapat tetap berlanjut sebagai bagian integraldari kelanjutan pengembangan kelapa sawit, baik pada kegitanperemajaan maupun perluasan.

(3). Mengembangkan dan mensinkronkan mekanisme kemitraankegiatan usaha antara perkebunan besar dan perkebunan rakyatkelapa sawit dalam mekanisme prinsip-prinsip saling membutuhkandan menguntungkan.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 6: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

26

2. Arah pengembangan usaha

Hadirnya liberalisasi dan globalisasi perdagangan, selain menuntutpeningkatan kemampuan daya saing, secara bersamaan perlupengembangan kemampuan pemenuhan persyaratan produk yangdiharuskan. Untuk keperluan tersebut di atas, arah pengembangan usahaperkebunan kelapa sawit yang komprehensif dan berkelanjutan, yangmampu mengoptimalkan segala peluang yang ada dan mampu menjawabsegala tantangan yang muncul secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan dan penyebaran bahan tanaman unggul

Upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit rakyat melaluipenggunaan bahan tanaman unggul terus dilakukan secaraberkisinambungan agar mendekati potensi produksi. Dalammelakukan upaya peningkatan produktivitas, tidak hanya difokuskankepada peningkatan produksi per satuan luas, namun jugapenggunaan bahan tanaman yang tahan terhadap penyakit utama,khususnya terhadap penyakit busuk pangkal batang yang disebabkanGanoderma dan juga berusaha semaksimal mungkin menggunakanbahan tanaman yang kaya gizi seperti beta karoten, vitamin A danE alami.

b. Perbaikan kondisi lahan marjinal untuk perluasan

Dengan pesatnya perkembangan kelapa sawit, ketersediaan lahanyang sesuai untuk kelapa sawit akan semakin terbatas sehinggapengembangan perkebunan kelapa sawit di masa datang akanmengarah ke lahan-lahan marjinal. Lahan marjinal mempunyaiberbagai faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, seperti kondisicuaca yang buruk, kesuburan tanah yang rendah, topografi yangcuram, maupun kondisi iklim yang kurang sesuai bagi tanamankelapa sawit. Dengan demikian maka perlu ada kebijakan perbaikankondisi lahan marjinal tersebut sehingga tanaman kelapa sawit dapattumbuh dan berproduksi sesuai dengan standar tanpa menimbulkankerusakan pada lingkungan.

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 7: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

27

c. Peningkatan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan GoodManufacturing Practices (GMP)

Meningkatnya biaya produksi seperti pupuk dan tenaga kerja,sementara harga produk kelapa sawit relatif stabil memerlukanpeningkatan penerapan GAP dan GMP. Perkebunan kelapa sawit yangmampu meningkatkan efektivitas aplikasi faktor-faktor produksitersebut, dapat menekan biaya produksi dan sekaligus meningkatkanproduktivitas tanaman yang berwawasan lingkungan.

d. Pengembangan produktivitas usaha

Peningkatan produktivitas usahatani melalui pengembangan berbagaicabang usahatani yang terintegrasi dengan kelapa sawit antara laindengan ternak dan tanaman pangan.

e. Pengembangan diversifikasi produk sawit

Diversifikasi diarahkan kepada pembuatan produk-produk olahanyang berdaya saing tinggi dengan memanfaatkan kelebihan dan sifatalami dari minyak sawit. Penggunaan minyak sawit untuk keperluanoleo pangan, oleo kimia dan biofuel akan semakin meningkat, baikuntuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar internasional. Disamping persaingan antar minyak nabati yang ketat, produksi minyaksawit Indonesia diharapkan dapat memenuhi dalam dan luar negeri.Guna mengantisipasi hal tersebut, diperlukan adanya program kearah diversifikasi produk, agar orientasi ekspor produk kelapa sawitIndonesia tidak berupa minyak sawit mentah (CPO) semata.

f. Pengembangan industri hilir

Pengembangan kelapa sawit juga diupayakan bagi industri kecil, agarpetani dapat menikmati nilai tambahnya. Untuk tujuan tersebut, perluada prioritas program untuk rancang bangun proses dan peralatanpengolahan untuk industri terpadu meliputi pabrik minyak goreng,pabrik sabun, margarin dan biofuel dalam berbagai skala usaha bagiproduk minyak sawit yang dihasilkan.

3. Arah pengembangan produksi

Hasil produksi usaha perkebunan kelapa sawit, selain sebagai bahanbaku industri minyak goreng yang merupakan salah satu kebutuhan pangan

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 8: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

28

pokok, juga merupakan bahan baku industri oleokimia yang cukup kompetitifdan luas. Oleh sebab itu, arah pengembangan produksi perkebunan kelapasawit selama ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalamnegeri dan ekspor. Seiring pesatnya perkembangan industri berbahan bakuhasil produksi kelapa sawit (CPO dan PKO), antara lain untuk biodiesel,maka arah pengembangan produksi adalah untuk pemenuhan konsumsidalam negeri dan ekspor, sedangkan untuk kebutuhan biodiesel perludipersiapkan pengembangan baru yang tidak mengganggu kebutuhandalam negeri dan ekspor.

C. Sasaran

Agar tujuan di atas dapat tercapai, maka sasaran pengembanganagribisnis kelapa sawit dikelompokkan dalam jangka panjang dan jangkamenengah. Sasaran umum Jangka Panjang dari pengembangan agribisniskelapa sawit 2025 adalah:

a. Luas areal kelapa sawit Indonesia akan mencapai 9 juta ha (asumsipangan dan oleokimia seluas 6 juta ha dan biodiesel seluas3ojutaoha).

b. Produksi kelapa sawit Indonesia akan mencapai 35 juta ton minyaksawit/CPO (dengan areal TM sekitar 80% dari total areal).

c . Produktivitas rata-rata kelapa sawit nasional harus meningkat menjadi20,25 ton TBS/ha/tahun dengan rendemen minyak sawit 24%, intisawit 6% (potensi produksi 8 ton CPO, tahun 2005 posisi 3,28 tonCPO/ha/tahun sasaran tahun 2025 menjadi 4,86 ton CPO/ha/tahunatau 60,75% dari potensi).

d. Menggunakan bahan tanaman kelapa sawit yang toleran terhadaphama penyakit (khususnya toleran terhadap Ganoderma) dan bernilaigizi tinggi.

e. Alokasi untuk konsumsi dalam negeri mencapai 14,72 juta ton CPO(asumsi biodiesel 20% = 6,4 juta ton CPO, minyak makan+oleokimia30 kg/kapita, jumlah penduduk 277,2 juta jiwa asumsi tumbuh1,3%/tahun = 8,32 juta ton CPO).

f . Ekspor minyak sawit tersedia 20,28 juta ton.

g. Pendapatan Petani Pekebun mencapai USD 3.000-4.000,-/KK/tahun(asumsi kepemilikan kebun seluas 2-4 ha/KK). Pendapat ini terkait

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 9: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

29

dengan harga yang diterima petani yaitu minimal 75% dari hargaFOB dan petani mempunyai saham di unit pengolahan.

h. Penyerapan tenaga kerja di on farm 4,5 juta tenaga kerja (asumsirasio 0,5 TK/ha termasuk sektor pendukung), belum termasuktenaga kerja yang terserap di off farm dan jasa lainnya.

i . Kebutuhan benih untuk peremajaan sekitar 50 juta kecambah(asumsi areal peremajaan seluas 250 ribu ha penanaman tahun2000).

j . Potensi pemanfaatan batang sawit hasil peremajaan 41 juta m3

(asumsi 250 ribu ha potensi kebun diremajakan, 75% dari populasi128 pohon/ha, rendemen 1,72 m3/batang).

k. Terwujudnya harmonisasi antara luas kebun kelapa sawit denganjumlah/kapasitas olah PKS di suatu kawasan.

Sedangkan sasaran khusus Jangka Menengah pengembanganagribisnis kelapa sawit 2010 adalah:

a. Luas areal kelapa sawit Indonesia akan mencapai 8,02 juta ha(asumsi pangan dan oleokimia seluas 6 juta ha da biodiesel seluas2 juta ha).

b. Produksi kelapa sawit Indonesia akan mencapai 23,81 juta tonminyak sawit/CPO (areal TM seluas 6,35 juta ha).

c. Produktivitas rata-rata kelapa sawit nasional harus meningkat menjadi17,03 ton TBS/ha/tahun dengan rendemen minyak sawit 22%, intisawit 5% (potensi produksi 8 ton CPO, tahun 2005 posisi 3,28 tonCPO/ha/tahun sasaran tahun 2010 menjadi 3,75 ton CPO/ha/tahunatau 46,88% dari potensi).

d . Menggunakan bahan tanaman kelapa sawit yang toleran terhadaphama penyakit (khususnya toleran terhadap Ganoderma) dan bernilaigizi tinggi.

e. Alokasi untuk konsumsi dalam negeri mencapai 6,86 juta ton CPO(asumsi biodiesel 10% = 1,5 juta ton CPO, minyak makan+oleokimia22,5 kg/kapita, jumlah penduduk 235 juta jiwa asumsi tumbuh1,3%/tahun = 5,3 juta ton CPO).

f . Ekspor minyak sawit tersedia 16,71 juta ton.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 10: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

30

g. Pendapatan Petani Pekebun mencapai USD 2.000-2.500,-/KK/tahun(asumsi kepemilikan kebun seluas 2 ha/KK). Pendapat ini terkaitdengan harga yang diterima petani yaitu minimal 75% dari hargaFOB dan petani mempunyai saham di unit pengolahan.

h. Penyerapan tenaga kerja di on farm 4 juta tenaga kerja (asumsirasio 0,5 TK/ha termasuk sektor pendukung), belum termasuktenaga kerja yang terserap di off farm dan jasa lainnya.

i . Kebutuhan benih untuk peremajaan sekitar 120 juta kecambah(asumsi areal peremajaan seluas 100 ribu ha dan perluasan 500ha).

j. Potensi pemanfaatan batang sawit hasil peremajaan 16,5 juta m3

(asumsi 100 ribu ha potensi kebun diremajakan, 75% dari populasi128 pohon/ha, rendemen 1,72 m3/batang).

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 11: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

31

V. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAMPENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA SAWIT TAHUN

2006 - 2025

A. Arah Kebijakan Jangka Panjang 2025

Peluang untuk pengembangan agribinis kelapa sawit masih cukupterbuka bagi Indonesia, terutama karena ketersediaan sumberdayaalam/lahan, tenaga kerja, teknologi maupun tenaga ahli. Dengan posisisebagai produsen terbesar kedua saat ini dan menuju produsen utama didunia pada masa depan, Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini dengansebaik-baiknya, mulai dari perencanaan sampai dengan upaya menjagaagar tetap bertahan pada posisi sebagai a country leader. Disamping itu,tuntutan akan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan perlu jugamenjadi pertimbangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka visi yangdikembangkan dalam pembangunan kelapa sawit adalah "PembangunanSistem dan Usaha Agribisnis Kelapa Sawit yang Berdaya Saing,Berkerakyatan, Berkelanjutan dan Terdesentralisasi".

B. Kebijakan Jangka Menengah

Agar diperoleh manfaat yang optimal dalam pembangunan agribisniskelapa sawit nasional, maka kebijakan pengembangan agribisnis kelapasawit nasional pada periode 2006-2010 adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan peningkatan produktivitas dan mutu kelapa sawit

Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitastanaman serta mutu kelapa sawit secara bertahap, baik yang dihasilkanoleh petani pekebun maupun perkebunan besar. Penerapan kebijakanpeningkatan produktivitas dan mutu kelapa sawit dapat ditempuh melaluiprogram: peremajaan kelapa sawit, pengembangan industri benih yangberbasis teknologi dan pasar, peningkatan pengawasan dan pengujianmutu benih, perlindungan plasma nutfah kelapa sawit, pengembangan danpemantapan kelembagaan petani.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 12: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

2. Pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai tambah kelapa sawit

Kebijakan ini dimaksudkan agar ekspor kelapa sawit Indonesia tidaklagi berupa bahan mentah (CPO), tapi dalam bentuk hasil olahan, sehingganilai tambah dinikmati di dalam negeri dan meningkatkan kesempatanlapangan kerja baru. Penerapan kebijakan pengembangan industri hilir iniditempuh antara lain melalui:

(i). Fasilitasi pendirian PKS terpadu dengan refinery skala 5 - 10 tonTBS/jam di areal yang belum terkait dengan unit pengolahan danpendirian pabrik Minyak Goreng Sawit (MGS) skala kecil di sentraproduksi CPO yang belum ada pabrik MGS.

(ii). Pengembangan industri hilir kelapa sawit di sentra-sentra produksi.

(iii). Peningkatan kerja sama di bidang promosi, penelitian danpengembangan serta pengembangan SDM dengan negara penghasilCPO.

(iv). Fasilitasi pengembangan bio-diesel.

(v). Pengembangan market riset dan market intelijen untuk memperkuatdaya saing.

3. Kebijakan industri minyak goreng/makan terpadu.

Kebijakan ini diperlukan mengingat rawannya pasar minyak gorengdi Indonesia dan besarnya biaya ekonomi dan sosial akibat kelangkaanbahan pangan ini di dalam negeri dan goyahnya posisi Indonesia sebagaipemasok CPO terpercaya di pasar dunia. Kebijakan ini diharapkan arahpengembangan komoditas penghasil minyak goreng yang jelas dan unsur-unsur pendukungnya.

4. Dukungan penyediaan dana.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk tersedianya berbagai kemungkinansumber pembiayaan yang sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, baikyang berasal dari lembaga perbankan maupun non bank. Disamping ituperlu segera dihidupkan kembali dana yang berasal dari komoditi kelapasawit untuk pengembangan agribisnis kelapa sawit (semacam dana CESS).

32

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 13: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

33

C. Strategi

Sesuai dengan tujuan pembangunan pertanian, tujuan dan sasaranpengembangan agribisnis kelapa sawit, maka strategi pengembanganagribisnis kelapa sawit dijabarkan sebagai berikut (Tabel 2).

Tabel 2. Strategi pengembangan agribisnis kelapa sawit Indonesia

Tujuan

1. Meningkatkan ketahananpangan masyarakat

2. Menumbuhkembangkanusaha perkebunan dipedesaan

3. Meningkatkan pemanfaatansumber daya perkebunan

4. Membangun kelembagaanperkebunan yang kokoh danmandiri

Strategi

1) Integrasi vertikal perkebunan kelapa sawit danagro industri yang menghasilkan produk turunanjenis pangan, seperti minyak goreng dan mentega

2) Integrasi horizontal perkebunan kelapa sawitdengan peternakan dan atau tanaman panga

1) Pemberdayaan masyarakat dalampengembangan usaha pengolahan minyak sawit

2) Mendorong penyediaan sarana dan prasaranapengolahan minyak sawit

1) Peningkatan produksi dan produktivitas kebunkelapa sawit melalui inovasi teknologi

2) Penyediaan sarana dan prasarana pendukung,terutama infrastruktur transportasi di dan keperkebunan kelapa sawit dan infrastrukturpengolahan

3) Pengembangan diversifikasi usaha

4) Pemberantasan Organisme PenggangguTanaman (OPT) dan perlindungan sumber dayaperkebunan kelapa sawit

1) Revitalisasi dan mengembangkan organisasipelaku usaha pada agribisnis kelapa sawit(kelompok tani, asosiasi petani dan gabunganasosiasi petani kelapa sawit, koperasi petanikelapa sawit dan dewan minyak sawit, sertaorganisasi lain) melalui inovasi kelembagaan

2) Pengembangan aturan (UU dan aturanpelaksanaannya) untuk diterapkan di agribisniskelapa sawit melalui harmonisasi regulasi

3) Pengembangan sumber daya manusia sebagaipelaku yang handal pada agribisnis kelapa sawit

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 14: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

Program

Dalam mendukung peran subsektor perkebunan, agribisnis kelapasawit memegang peranan yang cukup penting terutama untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat dan menciptakan landasan ekonomi yang kokoh.Dengan strategi yang dikemukakan pada Tabel 2, maka programpengembangan agribisnis kelapa sawit dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Perencanaan, monitoring dan evaluasi

(i) Pengkajian prospek minyak sawit, produk turunan dan limbahkelapa sawit meliputi: kondisi dan kecenderungan penawaran danpermintaan ke depan, negara-negara pesaing, daya saing, produksubstitusi, perkembangan tuntutan pasar dan selera konsumen.

(ii) Penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang pengembanganagribisnis kelapa sawit

(iii) Pendataan ketersediaan potensi wilayah pengembangan kelapasawit, kondisi sumberdaya lahan (jenis dan kesuburan tanah,

34

Tujuan

5. Meningkatkan kontribusi subsektor perkebunan dalamperekonomian nasional

6. Meningkatkan peran birokrasi

Strategi

1) Peningkatan produksi dan kualitas tandan buahsegar dan minyak kelapa sawit serta produkturunannya

2) Pengembangan agroindustri yang mengolahminyak dan limbah kelapa sawit

3) Pengembangan pasar minyak kelapa sawit danproduk turunannya

4) Perlindungan usaha dan produk minyak sawitdan turunannya di pasar domestik

5) Menjalin sinergi kebijakan antara lembagapemerintah dan lembaga legislatif dan antarapemerintah pusat dan daerah untuk menjadikanperkebunan kelapa sawit sebagai motorpenggerak ekonomi nasional dan daerah

1) Peningkatan kualitas, moral dan etos kerja aparatyang bertugas pada pengembangan agribisniskelapa sawit

2) Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

3) Membangun sistem pengawasan yang efektif

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 15: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

35

iklim, ketinggian, topografi, dan peluang peranan dalampengembangan ekonomi wilayah) dan kesesuaiannya.

(iv) Pengembangan sistem informasi yang mencakup akses untukmemperoleh dan menyebarluaskan informasi yang lengkapmengenai peluang usaha pada agribisnis kelapa sawit.

(vi) Penciptaan iklim investasi yang mencakup berbagai dukungankebijakan integral (sektoral, regional, dan komoditas) dan aturanpelaksanaan yang kondusif untuk investasi pada agribisnis kelapasawit.

(vi) Pengembangan pemberdayaan kelembagaan (organisasi, aturandan pelaku) usaha agribisnis kelapa sawit.

(vii) Penyusunan dan penyerasian rencana dan program tahunan dalampembangunan agribisnis kelapa sawit.

(viii) Penyiapan bahan usulan program dan persiapan kerja samaterutama bantuan luar negeri dan penyusunan pedomanadministrasi penyelenggaraannya.

(ix) Pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan pelaporanpengembangan agribisnis kelapa sawit.

(x) Pemantapan model penumbuhan agribisnis kelapa sawit melaluipengembangan usaha budidaya, pengolahan dan pemasaranproduk.

2. Pengembangan usaha

(i) Pemantapan kawasan agribisnis kelapa sawit dengan titik beratpada aspek pengolahan dan pemasaran hasil.

(ii) Perbaikan mutu dan agroindustri kelapa sawit di pedesaan.

(iii) Pengembangan layanan penunjang agribisnis kelapa sawit, sepertisarana produksi, alsintan, teknologi dan permodalan.

(iv) Diversifikasi produk kelapa sawit ke produk turunannya.

(v) Percepatan pengembangan agribisnis di daerah-daerahpengembangan terutama di Indonesia Timur (Kalimantan, Sulawesidan Irian Jaya).

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 16: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

36

(vi) Pengembangan infrastruktur (transportasi, perhubungan, energikelistrikan dan telekomunikasi) untuk mendorong pengembanganagribisnis kelapa sawit.

(vii) Pengembangan penelitian untuk menghasilkan inovasi teknologidan kelembagaan.

(viii) Penguatan sistem perkarantinaan dan standar mutu produk kelapasawit dan produk turunannya.

(ix) Perluasan, intensifikasi dan rehabilitasi kebun kelapa sawit denganmenerapkan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangkapeningkatan produktivitas dan efisiensi usaha.

(x) Peningkatan profesionalisme para pelaku, baik para petugas dariberbagai fungsi terkait di bidang pelayanan, bimbingan danpendampingan kegiatan usaha budidaya tanaman tahunan, maupunpara pelaku langsung kegiatan usaha yaitu: petani, masyarakatdan pengusaha.

(xi) Pemberdayaan petani dan organisasi petani untuk pengembangankemampuan petani dan organisasi petani untuk dapat memperolehakses dalam memenuhi kebutuhan (modal, teknologi, agro-input,benih/bibit) dan pengembangan kemitraan antara petani denganpengusaha dalam berbagai kegiatan di hulu hingga hilir.

3. Perbenihan

(i) Pengembangan strategi yang tepat dalam pengadaan, penyediaandan distribusi benih kelapa sawit ke berbagai pelaku usaha diberbagai wilayah pengembangan agribisnis kelapa sawit.

(ii) Penetapan baku mutu benih dan sistem pengendalian mutu benihuntuk menghindari pemalsuan.

(iii) Penyediaan benih kelapa sawit bermutu guna mendukungpenumbuhan agribisnis kelapa sawit.

(iv) Penumbuhan dan pengembangan usaha industri perbenihan, usahapenangkaran dan pembinaan pengembangannya.

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 17: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

37

4. Perlindungan tanaman

(i) Penumbuhan dan pengembangan kesadaran dan kemampuanpetani dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)kelapa sawit sebagai bagian sistem usahataninya.

(ii) Pemasyarakatan dan pelembagaan Pengendalian Hama Terpadu(PHT) kelapa sawit serta penyediaan pedoman penerapan agenhayati untuk pengendalian OPT kelapa sawit.

(iii) Penerapan teknis budidaya sehat dan ramah lingkungan untukmendapatkan produk yang aman konsumsi dan sumber daya alamyang lestari.

(iv) Fasilitasi pemberdayaan pelaku perlindungan tanaman kelapasawit.

(v) Pengembangan koordinasi peramalan dan peringatan dini (EarlyWarning System/EWS) terhadap epidemi hama dan penyakittanaman kelapa sawit.

5. Pemberdayaan masyarakat kelapa sawit

(i) Pendidikan, pelatihan dan magang petani maupun petugas.

(ii) Pendampingan dan pengawalan implementasi teknologi dankelembagaan.

(iii) Penghimpunan dana peremajaan dalam rangka keberlanjutanusaha.

(iv) Pemantapan kelembagaan yang mendukung pengembanganagribisnis kelapa sawit.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 18: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

38

VI. KEBUTUHAN INVESTASI PENGEMBANGAN AGRISBISNISKELAPA SAWIT TAHUN 2006 - 2010

Investasi pada agribisnis kelapa sawit dapat dibedakan untukpembangunan industri hulu, yaitu pembangunan kebun dan pabrik minyakkelapa sawit dan untuk pembangunan industri hilir, yaitu pembangunanpabrik biodiesel. Sebagian dari kebutuhan investasi, yaitu infrastrukturtransportasi dan kelistrikan, diharapkan berasal dari pemerintah. Investoruntuk pengembangan agribisnis kelapa sawit dapat berasal dari dalamnegeri dan luar negeri. Pelaku dalam pengembangan agribisnis kelapasawit ini masih mengandalkan perusahaan swasta, negara dan petani.

A. Investasi Kebun dan Pabrik Minyak Kelapa Sawit

1. Perluasan kebun

Seperti disampaikan pada Bab III subbab C tentang arah pengembangan, makarata-rata perluasan kebun di areal bukaanbaru dan jumlah peremajaan kebun pada2006-2010 berturut-turut sebesar 72,64ribu ha/tahun dan 77,25 ribu ha/tahun atauIndonesia melakukan penanaman barusebanyak 649,89 ribu ha/tahun (Tabel 3).Secara nasional, luas areal kelapa sawitIndonesia naik dari 5,45 juta ha pada tahun2005 menjadi sekitar 8,02 juta ha di tahun2010 (Lampiran 11).

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 19: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

Tabel 3. Target tahunan rencana kegiatan perluasan dan peremajaan kebunberdasarkan pelaku usaha

Perhitungan investasi untuk perluasan kebun kelapa sawit seluas515.462 ha (plus 28 unit PKS 60 ton TBS/jam) adalah Rp23.410.138.630.114,- (Rp 23,41 triliun) dengan perincian sebagai berikut:

(i). Indonesia Barat

Tabel 4. Investasi perluasan kebun kelapa sawit 112.229 ha

39

Pelaku Usaha

PR PBN PBSNasional

Pelaku Usaha

PR PBN PBSNasional

Pelaku Usaha

PR PBN PBSNasional

Indonesia Barat 74,668 12,449 25,113 112,229

Indonesia Timur 219,159

18,104 165,969403,233

Nasional293,827 30,553

191,082515,462

Indonesia Barat 18,340 22,373 21,922 62,636

Indonesia Timur4,376

5,1245,116

14,616

Nasional22,717

27,49727,03877,251

Indonesia Barat 93,008 34,822 47,035 174,865

Indonesia Timur223,535

23,228 171,085 417,848

Nasional 316,544

58,050 218,120

592,713

Perluasan Kebun Per Tahun

Peremajaan Kebun Per Tahun

Perluasan + Peremajaan Kebun Per Tahun

No

1

2

3

Investor

PR

PBN (plus 1 PKS 60 tonTBS/jam)

PBS (plus 5 PKS 60 tonTBS/jam)

Luas(ha)

74.668

12.449

25.113112.229

Jumlah investasi(Rp 000)

2.129.508.960

629.941.333

1.619.221.2824.378.671.575Total Indonesia Barat

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 20: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

40

(ii). Indonesia Timur

Tabel 5. Investasi perluasan kebun kelapa sawit 403.233 ha

Kebutuhan investasi tersebut berasal dari investasi kebun(pembangunan dan pemeliharaan TBM I s/d TBM III), pabrik CPO kapasitas60 ton TBS/jam, non kebun (jalan, jembatan, bangunan kantor dan rumah,sarana air dan listrik serta kendaraan), infrastruktur pendukung (penelitianpendahuluan, penelitian, supervisi dan manajemen operasi, jaringan listrik,dan jalan penghubung (Lampiran 14).

Dalam implementasinya, plasma dan perusahaan inti akan melakukankerja sama sinergi melalui integrasi kebun dan pengolahan. Secarakelembagaan, plasma diharapkan dapat memiliki saham dengan caramembentuk organisasi petani (koperasi atau perusahaan) melalui fasilitasipemerintah (pusat dan daerah). Salah satu cara penyertaan saham petanidapat dilakukan dengan cara memotong hasil penjualan TBS. Potonganpenjualan ini merupakan cicilan pembelian saham oleh petani dibawahmanajemen organisasi petani (koperasi atau perusahaan).

Cara lain yang dapat digunakan adalah organisasi petani (koperasiatau perusahaan) melakukan outsourcing pendanaan untuk digunakansebagai penyertaan saham petani. Ikatan antara petani dengan organisasipetani dan antara organisasi petani dengan perusahaan inti dilakukandengan menjalin kontrak (produksi dan harga). Kontrak disusun berdasarkanhasil musyawarah antara petani dengan organisasi petani dan antaraorganisasi petani dengan perusahaan inti.

No

1

2

3

Investor

PR

PBN (plus 1 PKS 60 tonTBS/jam)

PBS (plus 5 PKS 60 tonTBS/jam)

Luas(ha)

219.159

15.104

165.969403.233

Jumlah investasi(Rp 000)

7.319.694.948

1.002.391.545

10.709.380.56319.031.467.055Total Indonesia Timur

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 21: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

41

1. Peremajaan kebun

Selain perluasan areal, peremajaan kebun kelapa sawit jugamerupakan hal yang penting. Kebutuhan investasi untuk peremajaan relatiflebih murah dibandingkan perluasan karena kegiatan pembangunan nontanaman yang lebih sedikit (Lampiran 15). Kebutuhan investasi untukperemajaan kebun kelapa sawit 77.251 ha adalah Rp 2,24 triliun denganrincian sebagai berikut:

(i). Indonesia Barat

Tabel 6. Investasi peremajaan kebun kelapa sawit 62.636 ha

(ii). Indonesia Timur

Tabel 7. Investasi peremajaan kebun kelapa sawit 14.616 ha

Seperti halnya pada perluasan, implementasi peremajaan diikutidengan sinergi antara petani plasma dan perusahaan inti. Integrasi plasmadan perusahaan inti dan kelembagaan dalam peremajaan dilakukan sepertiyang direncanakan pada perluasan kebun.

Rencana Pendanaan

Pendanaan direncanakan berasal dari dana revitalisasi perkebunanuntuk PR serta dana non revitalisasi (swadaya) untuk PBN dan PBS denganrincian seperti pada Tabel 8.

No

123

Investor

PRPBNPBS

Luas(ha)

219.15915.104

165.969403.233

Jumlah investasi(Rp 000)

7.319.694.948 1.002.391.545 10.709.380.563

19.031.467.055Total Indonesia Barat

No

123

Investor

PRPBNPBS

Luas(ha)

4.3765.1245.116

14.616

Jumlah investasi(Rp 000)

121.816.711 179.112.874

10.709.380.56319.031.467.055Total Indonesia Timur

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 22: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

42

Indo

nesi

a Ba

rat

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

l

PBN - - - - -

-

-

PBS - - - -

- -

-

Tota

l

74,6

68

18,3

40

93,0

08 -

2,12

9,50

8,96

0

435,

689,

318

2,56

5,19

8,27

8

PR

219,

159

4,37

6

223,

535

-

7,31

9,69

4,94

8

121,

816,

711

7,44

1,51

1,65

8

PBN - - - - -

-

-

PBS - - - -

- -

-

Tota

l

219,

159

4,37

6

223,

535

-

7,31

9,69

4,94

8

121,

816,

711

7,44

1,51

1,65

8

PR

293,

827

22,7

17

316,

544

-

9,44

9,20

3,90

7

557,

506,

029

10,0

06,7

09,9

36

PBN - - - -

- -

-

PBS - - - -

- -

-

Tota

l

293,

827

22,7

17

316,

544

-

9,44

9,20

3,90

7

557,

506,

029

10,0

06,7

09,9

36

Urai

an

Revi

talis

asi P

erke

buna

n

Perlu

asan

Are

al (h

a)

Pere

maj

aan

kebu

n (h

a)

Tota

l (ha

)

Not

e: ta

mba

han

PKS

60to

n TB

S/ja

m (u

nit)

Dan

a Re

vita

lisas

iPe

rkeb

unan

Perlu

asan

are

al (R

p00

0)

Pere

maj

aan

kebu

n (R

p00

0)

Tota

l (ha

)

PR

74,6

68

18,3

40

93,0

08 -

2,12

9,50

8,96

0

435,

689,

318

2,56

5,19

8,27

8

Indo

nesi

a Ba

rat

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

l

PBN

12,4

49

22,3

73

34,8

22

1

629,

941,

333

667,

485,

590

1,29

7,42

6,92

3

Urai

an

Perlu

asan

Are

al (h

a)

Pere

maj

aan

kebu

n (h

a)

Tota

l (ha

)

Not

e: ta

mba

han

PKS

60to

n TB

S/ja

m (u

nit)

Dan

a N

on R

evita

lisas

iPe

rkeb

unan

Perlu

asan

are

al (R

p 00

0)

Pere

maj

aan

kebu

n(R

p 00

0)

Tota

l (ha

)

PR - - - - - - -

PBS

25,1

13

21,9

22

47,0

35

5

1,61

9,22

1,28

2

654,

046,

254

2,27

3,26

7,53

6

Tota

l

37,5

61

44,2

95

81,8

57

6

2,24

9,16

2,61

5

1,32

1,53

1,84

5

3,57

0,69

4,46

0

PR - - - - - - -

PBN

18,1

04

5,12

4

23,2

28

1

1,00

2,39

1,54

5

179,

112,

874

1,18

1,50

4,42

0

PBS

165,

969

5,11

6

171,

085

21

10,7

09,3

80,5

63

178,

822,

836

10,8

88,2

03,3

98

Tota

l

184,

074

10,2

39

194,

313

22

11,7

11,7

72,1

08

357,

935,

710

12,0

69,7

07,8

18

PR - - - - - - -

PBN

30,5

53

27,4

97

58,0

50

2

1,63

2,33

2,87

9

846,

598,

464

2,47

8,93

1,34

3

PBS

191,

082

27,0

38

218,

120

26

12,3

28,6

01,8

44

832,

869,

090

13,1

61,4

70,9

34

Tota

l

221,

635

54,5

35

276,

170

28

13,9

60,9

34,7

23

1,67

9,46

7,55

4

15,6

40,4

02,2

77

Tabe

l 8. R

enca

na p

enda

naan

pen

gem

bang

an k

elap

a sa

wit

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 23: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

43

Indo

nesi

a Ba

rat

Indo

nesi

a Ti

mur

Nas

iona

lUr

aian

Perlu

asan

Are

al (h

a)

Pere

maj

aan

kebu

n (h

a)

Tota

l (ha

)

Not

e: ta

mba

han

PKS

60to

n TB

S/ja

m (u

nit)

Dan

a G

abun

gan

Perlu

asan

are

al (R

p 00

0)

Pere

maj

aan

kebu

n(R

p 00

0)

Tota

l (ha

)

PR

74,

668

18,

340

93,

008

-

2,12

9,50

8,96

0

4

35,6

89,3

18

2,56

5,19

8,27

8

PBN 12

,449

22,3

73

34,8

22 1

629,

941,

333

667,

485,

590

1,29

7,42

6,92

3

PBS

25,

113

21,

922

47,

035

5

1,61

9,22

1,28

2

6

54,0

46,2

54

2,27

3,26

7,53

6

Tota

l

112,

229

62,6

36

174,

865 6

4,37

8,67

1,57

5

1,75

7,22

1,16

3

6,13

5,89

2,73

8

PR

219,

159

4

,376

223,

535

-

7,31

9,69

4,94

8

1

21,8

16,7

11

7,44

1,51

1,65

8

PBN 18

,104

5,12

4

23,2

28 1

1,00

2,39

1,54

5

179,

112,

874

1,18

1,50

4,42

0

PBS 16

5,96

9

5,11

6

171,

085 21

10,7

09,3

80,5

63

178,

822,

836

10,8

88,2

03,3

98

Tota

l

403,

233

14,6

16

417,

848 22

19,0

31,4

67,0

55

479,

752,

421

19,5

11,2

19,4

76

PR 293,

827

22,7

17

316,

544

-

9,44

9,20

3,90

7

557,

506,

029

10,0

06,7

09,9

36

PBN 30

,553

27,4

97

58,0

50 2

1,63

2,33

2,87

9

846,

598,

464

2,47

8,93

1,34

3

PBS 19

1,08

2

27,0

38

218,

120 26

12,3

28,6

01,8

44

832,

869,

090

13,1

61,4

70,9

34

Tota

l

51

5,46

2

7

7,25

1

59

2,71

3

28

23

,410

,138

,630

2

,236

,973

,584

25

,647

,112

,214

Tabe

l 8. L

anju

tan

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 24: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

44

Dengan dana revitalisasi perkebunan sekitar Rp 10 triliun/tahun,secara nasional mampu melakukan perluasan areal seluas 206.527ha/tahun dan melakukan peremajaan kebun seluas 36.382 ha/tahun.Terhadap target tahunan perluasan areal, dan peremajaan kebun periode2006-2010 (Tabel 1), maka pencapaian yang diperoleh revitalisasiperkebunan secara berurut adalah 57,07% dan 29,41%. Sedangkanterhadap target tahunan penanaman baru (perluasan areal+peremajaankebun) adalah sebesar 53,41%. Dengan mengandalkan revitalisasiperkebunan saja maka luas areal kelapa sawit Indonesia pada tahun 2010adalah sekitar 6,92 juta ha atau naik sebesar 1,47 juta ha dari tahun 2005.Selain itu juga telah membantu peremajaan kebun PR seluas 113.58 ribuha. Namun, untuk mendukung program revitalisasi maka diperlukandukungan insentif bagi PBN/PBS selaku calon perusahaan mitra PR.

B. Investasi Pabrik Biodiesel

Pabrik biodiesel minyak sawit yang dibangun umumnya berkapasitasproduksi 6.600 kilo liter/tahun dan 110.000 kilo liter/tahun. Struktur biayaproduksi biodiesel sangat tergantung dari harga bahan baku CPO danmethanol.

(i). Pabrik Biodiesel Skala Kecil (6.600 kilo liter/tahun)

Biaya produksi pabrik biodiesel berkapasitas produksi 6.600 kiloliter/tahun sekitar Rp 4.164,-/liter hingga Rp 4.840,-/liter pada tingkatharga CPO di pasar internasional berkisar antara USD 300/ton hinggaUSD 375/ton. Biaya untuk membangun dan mengoperasikan satu unitpabrik biodiesel berkapasitas produksi 6.600 kilo liter/tahun antaraRp 14,3 miliar hingga Rp 14,6 miliar tergantung harga CPO (Tabel 9).

(ii). Pabrik Biodiesel Skala Besar (110.000 kilo liter/tahun)

Pada tingkat harga CPO di pasar internasional berkisar antara USD300/ton hingga USD 375/ton, biaya produksi dari pabrik biodieselkapasitas produksi 110.000 kilo liter/tahun antara Rp 3.547,-/literhingga Rp 4.224,-/liter. Sedangkan untuk mengoperasikannya diperlukandana sekitar Rp 36,54 miliar hingga Rp 42,75 miliar (Tabel 9).

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 25: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

Pabrik biodiesel dirancang sederhana, bernilai tambah dan ramahlingkungan. Proses yang digunakan meliputi refined (pretreatment),transesterifikasi dan yang terakhir purifikasi. Proses refined yang dilakukanadalah degumming, dan juga deodorizing. Untuk transesterifikasi dilakukandengan dua tahap. Purifikasi dengan pencucian, pengeringan dan terakhirfiltrasi. Selain biodiesel, produk samping yang dihasilkan adalah crudegliserol yang dapat dimurnikan dan juga bernilai ekonomis. Pabrik biodieselsangat berguna sebagai buffer harga untuk minyak sawit, minyak sawitdapat dijadikan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Tabel 9. Biaya investasi, modal kerja dan biaya produksi pabrik biodiesel

Catatan: USD 1 = Rp. 9.000,-

45

No.

1

2

3

Komponen

Biaya Investasi

Modal Kerja

CPO = 300/tonUSD

CPO = 375/tonUSD

Biaya Produksi

CPO = 300/tonUSD

CPO = 375/tonUSD

Satuan

USD

Rp

USD

Rp

USD

Rp

USD/ton

USD/kilo liter

Rp/kg

Rp/liter

USD/ton

USD/kilo liter

Rp/kg

Rp/liter

Pabrik Biodiesel

6.600 lt/tahun1,333,333

11.999.997.000

254,460

2.290.135.677

295,803

2.662.229.427

509

463

4.580

4.164

592

538

5.324

4.840

Pabrik Biodiesel

110.000 lt/tahun20,000,000

180.000.000.000

4,060,976

36.548.787.500

4,750,039

42.750.350.000

434

394

3.902

3.547

516

469

4.646

4.224

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 26: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

46

VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN

Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pengembanganagribisnis kelapa sawit, dukungan kebijakan yang berasal dari sektor laindan kebijakan pemerintah daerah sangat diperlukan. Adapun beberapadukungan yang diharapkan dari instansi terkait lainnya adalah sebagai

A. Dukungan Sarana dan Prasarana

1. Pembangunan jalan-jalan penghubung, produksi dan koleksi(usahatani) pada kebun-kebun kelapa sawit. Dukungan ini terutamadiharapkan dari Departemen PU/KIMPRASWIL dan PemerintahDaerah.

2. Penyediaan kebutuhan pupuk dan obat-obatan tepat waktu, jumlahdan jenis. Dukungan ini terutama diharapkan dari DepartemenPerindustrian, dan Kantor Menteri Negara BUMN.

3. Alat pengolahan di sentra produksi kelapa sawit yang mampumengefisienkan biaya transportasi dan meningkatkan kualitas produk.Dukungan ini terutama diharapkan dari Departemen Perindustriandan Pemerintah Daerah.

4. Adanya dukungan ketersediaan terminal/pelabuhan agribisnis untukmendekatkan sentra produksi dengan pasar. Dukungan ini terutamadiharapkan dari Departemen Perhubungan, Kantor Menteri NegaraBUMN, dan Pemerintah Daerah.

5. Ketersediaan sumber energi kelistrikan di sentra-sentra produksikelapa sawit. Dukungan ini terutama diharapkan dari DepartemenEnergi dan Sumber daya Mineral, Kantor Menteri Negara BUMN, danPemerintah Daerah

B. Kebutuhan Deregulasi dan Regulasi

1. Penurunan atau penghapusan pajak (pajak pertambahan nilai danpajak penghasilan) yang menjadi beban pelaku usaha di agribisniskelapa sawit. PPn yang dalam implementasinya menjadi beban biayayang ditanggung pengolah primer (CPO), pengekspor dan pelakuindustri pengolahan hilir (minyak goreng, oleokimia dan lainnya)

AGRO INOVASIProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 27: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

47

akan ditransmisikan melalui mekanisme harga ke pelaku dibawahnya yang akhirnya bermuara menjadi beban ke petani.Dukungan ini terutama diharapkan dari Departemen Keuangan.

2. Harmonisasi tarif, yaitu menerapkan tarif impor lebih tinggi untukproduk-produk olahan kelapa sawit dan substitusinya. Dukunganini terutama diharapkan dari Departemen Keuangan danDepartemen Perdagangan.

3. Insentif investasi terutama pada industri hilir kelapa sawit, sepertibiodiesel, berupa keringanan pajak (tax holiday), perpanjanganHGU, kemudahan investasi terutama dalam hal perijinan,penghapusan retribusi, dan pemberian subsidi (khusus untukkonsumen bio diesel). Dukungan ini terutama diharapkan dariDepartemen Keuangan, Badan Pertanahan Nasional, BadanKoordinasi Penanaman Modal, Departemen Energi dan SumberDaya Mineral dan Pemerintah Daerah.

4. Dukungan dan fasilitasi pendanaan dari pemerintah melalui skimkredit khusus yang dapat dimanfaatkan pelaku agribisnis kelapasawit terutama petani. Dukungan ini terutama diharapkan dariDepartemen Keuangan, Bank Indonesia dan Kantor Menteri NegaraUsaha Kecil, Menengah dan Koperasi.

5. Dalam rangka pengembangan agribisnis kelapa sawit, dukungandana melalui pungutan ekspor, seperti CESS masa lalu, perludihidupkan kembali. Potensi nilai tambah dari pengembanganproduk dapat diaktualisasi dengan tersedianya dana untukpenelitian, perluasan, peremajaan, dan kegiatan lainnya yangmemadai. Pengaturan pungutan dana CESS ini berdasarkan UUtentang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dukungan initerutama diharapkan dari Departemen Keuangan.

6. Penciptaan iklim investasi yang kondusif melalui penciptaan rasaaman dan kepastian hukum bagi para investor. Dukungan initerutama diharapkan dari departemen yang menangani masalahhukum, Kejaksaan Agung dan Kepolisian.

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit

Page 28: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia
Page 29: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

LAMPIRAN

49

Page 30: itu untuk kesinambungan agribisnis kelapa sawit Indonesia ... · PDF fileIndonesia Barat adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara, Riau dan ... juga merupakan bahan baku industri oleokimia

50

Lam

pira

n 1.

Lua

s ar

eal,

prod

uksi

min

yak

saw

it da

n m

inya

k in

ti sa

wit

Indo

nesi

a m

enur

ut p

engu

saha

an

1967

-200

5

TAHU

N

1967

1968

1969

1970

1971

1972

1973

1974

1975

1976

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

PR

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3,12

5

6,17

5

5,69

5

8,53

7

37,0

43

40,5

52

118,

564

129,

904

203,

047

196,

279

223,

832

PBN

65,5

73

79,2

09

84,6

40

86,6

40

91,1

53

96,5

62

98,0

33

117,

513

120,

940

141,

333

148,

775

163,

465

176,

408

199,

538

213,

264

224,

440

261,

339

340,

511

335,

195

332,

694

365,

575

373,

409

366,

028

PBS

40,2

35

40,4

51

34,8

80

46,6

58

47,9

50

55,4

97

59,7

47

64,2

23

67,8

85

69,7

72

71,6

26

86,6

51

81,4

06

88,8

47

100,

008

96,9

24

107,

264

130,

958

143,

603

144,

182

160,

040

293,

171

383,

668

JUM

LAH

105,

808

119,

660

119,

520

133,

298

139,

103

152,

059

157,

780

181,

736

188,

825

211,

105

220,

401

250,

116

260,

939

294,

560

318,

967

329,

901

405,

646

512,

021

597,

362

606,

780

728,

662

862,

859

973,

528

PR

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

760

770

1,04

5

2,95

5

3,45

4

4,03

1

43,0

16

53,5

04

165,

162

156,

148

183,

689

PBN

108,

514

122,

369

128,

561

147,

003

170,

304

189,

261

207,

448

243,

641

271,

171

286,

096

336,

891

336,

224

438,

756

498,

858

533,

399

598,

653

710,

431

814,

015

861,

173

912,

306

988,

480

1,10

2,69

2

1,18

4,22

6

PBS

59,1

55

59,0

75

60,2

40

60,2

40

69,8

24

79,6

53

80,2

03

82,2

29

104,

035

126,

082

144,

910

120,

716

165,

060

221,

544

265,

616

285,

212

269,

102

329,

144

339,

241

384,

919

352,

413

454,

495

597,

039

JUM

LAH

167,

699

181,

444

188,

801

207,

243

240,

128

268,

914

287,

651

325,

870

375,

206

412,

178

481,

801

456,

940

604,

576

721,

172

800,

060

886,

820

982,

987

1,14

7,19

0

1,24

3,43

0

1,35

0,72

9

1,50

6,05

5

1,71

3,33

5

1,96

4,95

4

PR

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

410

539

826

8,81

6

11,6

63

29,9

33

31,2

30

36,7

36

PBN

21,6

18

24,2

13

28,4

18

33,3

44

38,8

75

42,0

93

46,0

45

52,4

54

57,0

58

55,7

50

63,6

33

72,2

54

84,7

18

89,7

31

100,

020

109,

976

96,3

38

177,

477

178,

675

198,

865

213,

050

220,

538

236,

745

PBS

12,6

12

13,2

73

13,2

51

15,4

19

17,6

32

17,0

28

17,9

90

20,6

31

24,0

58

27,0

71

29,3

51

22,3

51

35,8

04

38,2

18

40,6

59

46,6

42

67,5

39

69,0

58

70,9

66

73,0

00

76,0

66

90,8

99

119,

408

JUM

LAH

34,2

30

37,4

86

41,6

69

48,7

63

56,5

07

59,1

21

64,0

35

73,0

85

81,11

6

82,8

21

92,9

84

94,6

05

120,

522

127,

949

140,

679

157,

028

164,

416

247,

361

258,

457

283,

528

319,

049

342,

667

392,

889

LUAS

ARE

A (H

A)PR

ODUK

SI C

PO (T

ON)

PROD

UKSI

PKO

(TON

)

AGRO INOVASI Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit