ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

4
7/23/2019 ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1 http://slidepdf.com/reader/full/its-nondegree-29295-2210038004-chapter1 1/4 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik saat ini dapat dikatakan sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat pokok. Dikarenakan masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan alat bantu elektronik untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya. Hal itu menyebabkan pemakaian  beban yang semakin tidak stabil. Sehingga dapat mengakibatkan tegangan listrik naik turun. Salah satu kejadian di Perum Eramas 2000 Pulo gebang Jakarta Timur, kalau malam tegangan naik turun. Lampu sering putus, alat elektronik rusak (tv+ac) kejadian kebakaran konsleting sering terjadi sampai terbakarnya gardu Distribusi. [1]  Contoh kejadian lainnya yaitu tegangan listrik di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang sering naik turun merusak sejumlah peralatan elektronik milik warga setempat serta menghambat aktivitas produktif masyarakat. Informasi yang diperoleh di Palu, Selasa, menunjukkan kondisi naik turunnya tegangan listrik PLN itu, dialami para konsumen di sejumlah tempat, terutama yang rumahnya terletak di pinggiran kota. Mereka mengeluhkan kondisi tidak stabilnya tegangan listrik itu karena telah mengakibatkan kerusakan sejumlah peralatan elektronik, seperti komputer (monitor, CPU, printer), lampu penerang, serta peralatan rumah tangga lainnya. Sejumlah pelanggan PLN di Kelurahan Birobuli, Kecamatan Palu Selatan, mengaku, dalam beberapa pekan terakhir kondisi naik turun tegangan listrik di wilayah mereka cenderung kian  parah. "Biasanya menjelang malam, tegangan listrik di sini naik turun, tapi sekarang pagi dan siang hari juga kerap tegangan listrik naik turun," kata Penty, salah satu warga yang tinggal di perumahan Jalan Banteng, Palu Selatan. Kendati telah menggunakan alat tambahan penstabil tegangan (stabilizer) maupun penyimpan arus listrik (UPS) saat tiba-tiba arus terhenti (mati lampu), tegangan tidak stabil tetap mengganggu  penggunaan berbagai peralatan elektronik itu. [2]  Dimana yang menjadi penyebab naik turunnya tegangan listrik  bisa dikarenakan tegangan input disisi trafo distribusinya yang sedang mengalami penurunan tegangan, juga bisa dikarenakan saluran listrik dari gardu distribusi ke rumah jaraknya terlalu jauh, Selain itu dikarenakan arus beban yang terlalu besar dan pengaruh suhu dilingkungan sekitar saluran. Berdasarkan hal tersebut maka perlunya standar tegangan yang mampu digunakan untuk peralatan elektronik,

Transcript of ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

Page 1: ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

7/23/2019 ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/its-nondegree-29295-2210038004-chapter1 1/4

1

BAB I

PENDAHULUAN 

1.1  Latar BelakangKebutuhan akan energi listrik saat ini dapat dikatakan sudah

menjadi suatu kebutuhan yang sangat pokok. Dikarenakan masyarakat

Indonesia lebih sering menggunakan alat bantu elektronik untuk

menyelesaikan setiap pekerjaannya. Hal itu menyebabkan pemakaian

 beban yang semakin tidak stabil. Sehingga dapat mengakibatkan

tegangan listrik naik turun. Salah satu kejadian di Perum Eramas 2000

Pulo gebang Jakarta Timur, kalau malam tegangan naik turun. Lampu

sering putus, alat elektronik rusak (tv+ac) kejadian kebakaran konsletingsering terjadi sampai terbakarnya gardu Distribusi.

[1] 

Contoh kejadian lainnya yaitu tegangan listrik di Palu, Sulawesi

Tengah (Sulteng) yang sering naik turun merusak sejumlah peralatan

elektronik milik warga setempat serta menghambat aktivitas produktif

masyarakat. Informasi yang diperoleh di Palu, Selasa, menunjukkan

kondisi naik turunnya tegangan listrik PLN itu, dialami para konsumen

di sejumlah tempat, terutama yang rumahnya terletak di pinggiran kota.

Mereka mengeluhkan kondisi tidak stabilnya tegangan listrik itu karena

telah mengakibatkan kerusakan sejumlah peralatan elektronik, sepertikomputer (monitor, CPU, printer), lampu penerang, serta peralatan

rumah tangga lainnya. Sejumlah pelanggan PLN di Kelurahan Birobuli,

Kecamatan Palu Selatan, mengaku, dalam beberapa pekan terakhir

kondisi naik turun tegangan listrik di wilayah mereka cenderung kian

 parah. "Biasanya menjelang malam, tegangan listrik di sini naik turun,

tapi sekarang pagi dan siang hari juga kerap tegangan listrik naik turun,"

kata Penty, salah satu warga yang tinggal di perumahan Jalan Banteng,

Palu Selatan. Kendati telah menggunakan alat tambahan penstabil

tegangan (stabilizer) maupun penyimpan arus listrik (UPS) saat tiba-tibaarus terhenti (mati lampu), tegangan tidak stabil tetap mengganggu

 penggunaan berbagai peralatan elektronik itu.[2]

 

Dimana yang menjadi penyebab naik turunnya tegangan listrik

 bisa dikarenakan tegangan input disisi trafo distribusinya yang sedang

mengalami penurunan tegangan, juga bisa dikarenakan saluran listrik

dari gardu distribusi ke rumah jaraknya terlalu jauh, Selain itu

dikarenakan arus beban yang terlalu besar dan pengaruh suhu

dilingkungan sekitar saluran. Berdasarkan hal tersebut maka perlunya

standar tegangan yang mampu digunakan untuk peralatan elektronik,

Page 2: ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

7/23/2019 ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/its-nondegree-29295-2210038004-chapter1 2/4

2

ketika tegangan yang diberikan lebih besar atau terlalu kecil dari standar

yang telah ditentukan maka akan sangat berbahaya untuk barang-barang

elektronik yang juga mempunyai standar tegangan pemakaian. Dimanasesuai standar PLN, SPLN 1 : 1995, tegangan pelayanan adalah +5%

 pada pangkal dan -10 % pada ujung. Dan tegangan toleransi drop

sebesar 4%.[3]

1.2  PermasalahanParameter atau variabel dari permasalahan yang menjadi objek

 penulisan tugas akhir ini adalah:

1.  Tegangan listrik yang naik turun bisa mengakibatkan kerusakan

 pada peralatan elektronik pelanggan.

2. 

Drop tegangan pada saluran listrik tegangan rendah sangat

merugikan pelanggan dan menurunkan kualitas mutu pelayanan

listrik.

3.  Proses pengambilan data pengukuran tegangan saluran masih

dilakukan secara manual.

4. 

Kurangnya monitoring terhadap tegangan saluran karena belum

adanya penjadwalan pemeriksaan secara rutin.

1.3  Batasan MasalahDalam pembuatan Tugas Akhir ini, Pengolahan data digital yang

digunakan adalah mikrokontroler ATMega16, dengan memiliki batasan

masalah sebagai berikut :

1.  Monitoring  tegangan listrik ini lebih difokuskan pada saluran

udara tegangan rendah.

2. 

Parameter yang diukur adalah nilai tegangan (Volt) dari 100V

sampai dengan 240V dan nilai drop tegangannya (Volt).

3.  Penempatan sensor pada saluran dianggap ideal tanpa ada

kendala teknis.

4. 

Aplikasi software diakses secara offline mode yang menampilkannilai tegangan dan nilai drop tegangannya.

5.  Sistem monitoring menggunakan Mikrokontroler dan Modem

GSM  sebagai media komunikasi.

6.  Dalam aplikasi tidak dikelola dan ditampilkan data history hasil

 pengukurannya.

Page 3: ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

7/23/2019 ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/its-nondegree-29295-2210038004-chapter1 3/4

3

1.4  Maksud dan TujuanAdapun tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan tugas akhir ini

diantaranya adalah sebagai berikut :1. 

Pembuatan rancangan dan pembuatan mikrokontroler yang

mampu mendeteksi besarnya tegangan saluran tegangan rendah,

kemudian mengirim hasil pengukuran tersebut dengan SMS.

2.  Pembuatan  prototype  sistem monitoring  perubahan daya untuk

mengetahui besarnya tegangan disisi pangkal, ujung dan besarnya drop tegangan yang dibuat dalam bentuk miniatur

saluran udara tegangan rendah.

3.  Membuat perangkat lunak untuk monitoring tegangan dari

 pengukuran melalui SMS.

1.5  Sistematika LaporanPembahasan pada laporan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab.

Berikut diberikan penjelasan isi dari masing – masing bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUANBab ini membahas tentang latar belakang,

 permasalahan, batasan masalah, maksud dan tujuan,

metodologi, sistematika laporan, serta relevansi

 penulisan pada tugas akhir.

BAB II : TEORI PENUNJANGDi bab ini dijelaskan mengenai konsep – konsep yang

mendasari perancangan pada Tugas Akhir ini, meliputi

 pembahasan Jatuh tegangan, Mikrokontroler,  Real

Time Clock (RTC), Sensor Tegangan,  Rectifier ,

Komunikasi serial RS-232, Modul GSM Wavecom 

M1306B, Borland Delphi.

BAB III : PERANCANGAN ALAT

Di bab ini dijelaskan tentang perancangan perangkatkeras yang meliputi rangkaian-rangkaian elektronik

dan  prototype, perancangan perangkat lunak yang

meliputi program yang akan digunakan untuk

mengolah data dari alat tersebut.

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA DATADi bab ini dibahas tentang pengukuran, pengujian, dananalisa terhadap prinsip kerja dan proses dari alat yang

dibuat.

Page 4: ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

7/23/2019 ITS-NonDegree-29295-2210038004-Chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/its-nondegree-29295-2210038004-chapter1 4/4

4

BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang penutup yang

menjelaskan tentang kesimpulan dari Tugas Akhir dansaran – saran untuk pengembangan alat ini lebih lanjut.

1.6  RelevansiDalam Tugas Akhir ini dibuat prototype dan nantinya diharapkan

alat ini dapat memberikan relevansi antara lain:1.

 

Sisi Masyarakat Konsumen

Menjaga mutu pelayanan yang sesuai standar dan mengurangi

terjadinya gangguan perubahan tegangan yang tidak sesuai

dengan adanya monitoring secara real time. 

2. 

IPTEK

Bagi masyarakat secara umum Tugas Akhir ini dapatmemperkaya khasanah pengetahuan pemanfaat teknologi

elektronika dan sistem tenaga. Bagi mahasiswa dapat

mengembangkan ilmu pengetahuannya sesuai disiplin ilmu yang

dipelajari sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

3.  Pemerintah

Membantu pemerintah khususnya PT. PLN (Persero) dalam

melakukan pengawasan terhadap sistem penyaluran tenaga

listriknya untuk menjaga pelayanan terhadap konsumennya.