ITS-NonDegree-13707-2307030045-Chapter1
-
Upload
nuraini-virani-putri -
Category
Documents
-
view
11 -
download
7
description
Transcript of ITS-NonDegree-13707-2307030045-Chapter1
BAB I PENDAHULUAN
I-1
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Alasan Pendirian Pabrik
Konservasi energi sebagaimana diatur dalam Inpres RI no.
9 tahun 1982 yang selanjutnya dikukuhkan dalam Keppres RI. No.
43 tahun 1991 dan peraturan-peraturan perundang-undangan
lainnya yang dikeluarkan Departemen Energi dan Sumber daya
mineral (DESDM) selaku Badan Koordinasi Nasional
(BAKORNAS) pada dasarnya adalah upaya pemanfaatan energi
yang efisien dan efektif serta rasional untuk meningkatkan
produktivitas tanpa mengurangi pemakaian energi yang benar-
benar dibutuhkan.
Dalam lima tahun terakhir Indonesia mengalami
penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan menurunnya
secara alamiah (natural decline) cadangan minyak pada sumur-
sumur yang berproduksi. Di lain pihak, pertambahan jumlah
penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan
aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. Untuk memenuhi
kebutuhan BBM tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM.
Menurut Ditjen Migas, impor BBM terus mengalami peningkatan
BAB I PENDAHULUAN
I-2
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
yang cukup signifikan dari 106,9 juta barrel pada 2002 menjadi
116,2 juta barrel pada 2003 dan 154,4 juta barrel pada 2004.
Dilihat dari jenis BBM yang diimpor, minyak solar merupakan
volume impor terbesar setiap tahunnya. Pada 2002, impor BBM
jenis ini mencapai 60,6 juta barrel atau 56,7% dari total, kemudian
meningkat menjadi 61,1 juta barrel pada 2003 dan 77,6 juta barrel
pada 2004.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengumumkan
rencana untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan
bakar minyak, dengan meluncurkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti
Bahan Bakar Minyak. Kebijakan tersebut menekankan penggunaan
batu bara dan gas sebagai pengganti BBM.
Untuk mengatasi hal tersebut pendirian industri biogas
dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi krisis energi saat
ini. Industri biogas di indonesia boleh dibilang masih cukup
sedikit. Namun sudah ada home industri yang menerapkan
teknologi biogas.
Teknologi Biogas, merupakan energi alternatif yang sangat
potensial sebagai pengganti bahan bakar untuk memasak, Genset
penerangan dan lain-lain. Sumber bahan baku untuk pembuatan
biogas sangat banyak terdapat di pedesaan maupun perbatasan kota
BAB I PENDAHULUAN
I-3
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
yang berupa peternakan hewan sapi atau kerbau, gas metana yang
dihasilkan dari kotoran hewan berkisar 4800 – 6700 Kcal/m dan
ini mendekati gas metana (100%) yang memiliki nilai kalori 8900
Kcal/m
Industri biogas mempunyai prospek yang sangat bagus di
Indonesia, karena kebutuhan gas di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Hal ini tidak diimbangi dengan kapasitas produksi
industri gas di Indonesia, yang hanya beberapa home industri saja
yang menerapkan teknologi biogas. Dalam skala besar/pabrik
indonesia masih belum memiliki industri biogas
1.1.2Ketersediaan Bahan Baku
Jerami dan kotoran sapi merupakan bahan yang sangat
mudah di dapat di Indonesia. Jerami merupakan limbah dari salah
satu tanaman yang menghasilkan makanan pokok nomor 1 di
indonesia, sedangkan kotoran sapi merupakan hasiul limbah dari
peternakan sapi yang sangatlah bnayak di jumpai di indonesia.
Dalam proses pemanenan Padi terdapat limbah antara lain berupa
batang padi (jerami) yang sampai saat ini belum banyak
dimanfaatkan.
Produksi jerami dari satu ton beras akan menghasilkan
250 kg jerami kering. Dan 1 ekor sapi perharinya bisa
menghasilkan 5kg kotoran sapi . (http://www.litbang.deptan.go.id)
BAB I PENDAHULUAN
I-4
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
1.1.3Kapasitas dan Lokasi Pabrik
I.1.4.1 Penentuan Kapasitas Produksi
Produksi biogas di Indonesia memang belum maksimal,
penerapan teknologi biogas pun masih di terapkan oleh industri-
industri kecil. Di sini kami menentukan kapasitas pabrik melalui
ketersediaan bahan baku yang sangat melimpah di indonesia.
Tabel I.1 Data Populasi Sapi di indonesia
(Badan Pusat Statistik Indonesia)
Dari data diatas, diambil data pada tahun 2009 untuk penentuan
kapasitas produksi :
BAB I PENDAHULUAN
I-5
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
1 ekor sapi menghasilkan 5 kg kotoran sapi basah
1 kg beras menghasilkan 0,25 kg jerami kering.
Komposisi feed = 75% jerami + 25% kotoran sapi.
Dari data di atas di dapat:
• Kapasitas Produksi Pabrik Biogas
324.069 ton/tahun jerami = 964 ton/hari
Kami mengambil 3 ton setiap harinya untuk dijadikan
bahan baku
Dan kapasitas produksi kami = 2144,328 kg/hari
= 707,628 ton/tahun
1.1.5.2 Penentuan Lokasi Pabrik
Tabel I.2 Produksi beras di Indonesia Tahun 2006
Provinsi Produksi (ton/tahun)
Jawa Timur 4011182
Jawa Tengah 1856023
Lampung 1183982
Sumatera Utara 682024
Jawa Barat 573263
(http://www.litbang.deptan.go.id/bankdata)
Tabel I.3 Produksi beras di Jawa Timur Tahun 2006
Kota Produksi (ton/tahun)
Sumenep 325069
BAB I PENDAHULUAN
I-6
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
Jember 269347
Kediri 260987
Lamongan 252369
Malang 229746
(Badan Pusat Statistik Jawa Timur)
Pemilihan lokasi pabrik sangat penting untuk dilakukan,
karena akan mempengaruhi jalannya produksi. Pabrik Biogas dari
kotoran sapi dan jerami ini didirikan di Jawa Timur, tepatnya di
Sumenep, madura.
Dasar Pemilihan lokasi di Jawa Timur dikarenakan Jawa
Timur merupakan provinsi yang menghasilkan limbah jerami
terbesar di Indonesia.
Sedangkan pemilihan lokasi di Sumenep dikarenakan
Sumenep merupakan kota yang menghasilkan limbah jerami dan
kotoran sapi terbesar diantara kota-kota di Jawa Timur lainnya.
Sehingga, akan lebih mudah mendapatkan bahan bakunya. Selain
itu kota Sumenep dekat dengan laut, sehingga akan memudahkan
jalur transportasi dan kebutuhan air untuk utilitas di pabrik ini.
Supply bahan baku batang jerami untuk Pabrik biogas ini
didapatkan dari kota kediri dan sekitarnya.
Oleh karena itu, dengan hasil produksi limbah jerami yang
cukup besar, maka harus dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN
I-7
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
energi alternatif bahan baku biiogas untuk memenuhi kebutuhan
energi di Indonesia, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang
lebih dan tidak mencemari lingkungan. Latar belakang inilah yang
mendasari pemilihan judul :
“ Pabrik Biogas dari Jerami dan Kotoran Sapi dengan Proses
Fermentasi”
1.2 Dasar Teori
I.2.1 Bahan Baku
Dalam taksonomi tumbuhan, padi diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledon
Ordo : Poales
Famila : Poaceae/Gramineae
Genus : Oryza
Spesies : O. sativa
Padi (Oryza sativa .) merupakan salah satu tanaman
pangan indonesia yang terpenting,. Asal-usul padi budidaya
diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan
BAB I PENDAHULUAN
I-8
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika,
padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air
dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab
dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi
dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar
pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan
di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang
tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya
pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan
udara (oksigen) ke bagian akar..
Tabel I.4 Luas Panen, Produksi dan Hasil per Hektar Tanaman
Padi Tahun 2002 – 2005
Keterangan Satuan/Unit 2002 2003 2004 2005
Luas
Panen
( 000 Ha) 3126,8 3358,5 3356,9 3597,9
Produksi ( 000 Ton) 9654,1 10886,4 11225,2 12413,4
BAB I PENDAHULUAN
I-9
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
Lahan perkembangan padi dapat dikembangkan di
berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nangroe Aceh Darussalam.
(Energi Hijau, 2007)
Gambar 1.2 Batang padi (jerami)
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya;
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga),
sambah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam
biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas memang
potensial dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak.
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
Methane adalah kandungan utama dari proses pembuatan
biogas dan juga merupakan salah satu bahan bakar yang memiliki
nilai kalor yang tinggi. Gas methane dapat di peroleh dengan
beberapa cara dengan bahan baku yang berbeda-beda, yaitu :
1. Gas methane yang dibentuk dari gas hidrat (sediments
in the sea).
2. Gas methane yang di dapat dari proses fermentasi
anaerobic
3. Gas methane yang didapat dari proses pemurnian gas
alam
a) Gas methane yang dibentuk dari gas hidrat
Metana (gas) tidak perlu harus dihasilkan/didapat dari
rancangan teknik. Itu juga dapat ditemukan dalam gas hydrates di
dalam endapan-endapan yang ada di dalam laut.
Gas-gas hidrat adalah endapan dalam struktur molekul gas
crystal (metana (gas), carbon dioksida, hidrogen sulfida) dengan
lengkap disatukan. Satu m3 gas hidrat dapat berisi sampai dengan
164 m3 gas. Gas hidrat disebut juga dengan es yang dapat terbakar.
Gas hidrat terbentuk dari tumbuhan-tumbuhan yang telah
mati dan binatang yang mati lalu karam /tenggelam ke dasar laut
dan terdekomposisi dalam perjalanan dan/atau pada dasar laut oleh
jasad renik (mikroorganisme). Selama proses penguraian ini,
BAB I PENDAHULUAN
I-11
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
sangat banyak oxygen yang terekstraksi sedangkan
mikroorganisme yang lain harus menarik oksigen keluar dari
hydrogen sulfate terjadi di sana. Hasil-hasil dari metabolisme-
metabolisme mereka adalah hidrogen sulfida dan gas karbon
dioksida, yang kemudian diubah jadi metana (gas) oleh jasad renik
yang methanogenic dan dan disijmpan sebagai gas hydrat.
b) Gas methane yang di dapat dari proses fermentasi
anaerobic
Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan
bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik
dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan
(CH4) dan gas karbondioksida (CO2).
Biogas memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu
kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %)
mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3.
Produksi biogas sebanyak 2144,329 dapat digunakan untuk
memasak, penerangan, menyeterika dan menjalankan lemari es
untuk keluarga yang berjumlah lima orang per hari.
1. Bakteri pembentuk asam (Acidogenic bacteria) yang
merombak senyawa organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana, yaitu berupa asam organik, CO2, H2, H2S.
2. Bakteri pembentuk asetat (Acetogenic bacteria) yang
merubah asam organik, dan senyawa netral yang lebih besar
BAB I PENDAHULUAN
I-12
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
dari metanol menjadi asetat dan hidrogen.
3. Bakteri penghasil metan (metanogens), yang berperan
dalam merubah asam-asam lemak dan alkohol menjadi
metan dan karbondioksida. Bakteri pembentuk metan
antara lain Methanococcus, Methanobacterium, dan
Methanosarcina
I.3 Kegunaan Biogas
BAB I PENDAHULUAN
I-13
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
I.4 Sifat Fisika dan Kimia
I.4.1 Bahan Baku Utama
1.4.1.1 Jerami
• Sifat fisika
Secara umum jerami memiliki sifat-sifat fisik yang hampir
sama, yaitu dengan panjang batang 40 cm – 60 cm dan batang
berupa buluh beruas-ruas yang bagian dalamnya berongga, dan
bulk densitas : 40-256 kg/m3 (Mediastika, 2007).
Namun demikian, bila diamati secara sungguh-sungguh
dan dengan pengamatan secara fisik, ada beberapa perbedaan
mendasar, terutama mengenai tingkat kekerasan batang utama pada
beberapa jenis jerami. Jerami padi lokal, seperti rojolele, memiliki
karakter batang yang lebih lunak dibandingkan jerami padi varietas
persilangan, seperti IR. Jerami padi sawah juga lebih lunak dari
pada jerami padi gogo (sawah kering). Demikian pula jerami padi
lebih lunak dari pada jerami padi ketan(Mediastika, 2007).
• Sifat Kimia
Kandungan dari jerami bagian khusus batang adalah
sebagai berikut :
� Selulosa = 66,8 %
� Hemiselulosa = 15,04 %
� Abu = 4,15%
� Lignin = 14,21 %
BAB I PENDAHULUAN
I-14
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
(Winarno, 1985)
1.4.1.1 Kotoran Sapi
• Sifat fisika
Secara umum kotoran sapi memiliki sifat-sifat fisik yang
hampir sama, yaitu berwarna hitam kecoklatan dan berbau
menusuk (Mediastika, 2007).
Namun demikian, bila diamati secara sungguh-sungguh
dan dengan pengamatan secara fisik, ada beberapa perbedaan
mendasar, terutama mengenai tingkat kekerasan pada beberapa
jenis kotoran sapi lokal.
• Sifat Kimia
Kandungan dari kotoran sapi adalah sebagai berikut :
Komposisi Kadar (%)
Selulosa 45%
Hemiselulosa 35%
Lignin 15%
H2O 5% (houdkav, 1991)
I.4.2 Bahan Baku Pendukung
1. Bakteri Hidrolisis
Bakteri Acetogenic
Bakteri Methanogenic
BAB I PENDAHULUAN
I-15
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
2. Antifoam ( Turkey Red Oil)
Sifat Fisika :
• Warna kuning kecoklatan.
• Merupakan cairan yang viscous.
• Titik didih 1500C.
• Titik lebur 00C.
• Larut dalam air, membentuk larutan encer.
• Specific gravity 1,015 (200C) untuk 50% dan 1,03 (200C)
untuk 70%.
Kegunaan:
• Untuk pupuk organik.
• Sebagai surfaktan dan wetting agent pada industri tekstil.
• Sebagai defoaming pada industri kertas.
• Sebagai emulsifier pada industri kosmetik.
• Sebagai pelumas pada industri cat.
(www.porwal.net)
I.4.3 Produk
I.4.3.1 Produk Utama
1. Biogas Methane (CH4)
Metan atau gas methane dengan rumus kimia CH4
Sifat Fisika :
- Titik nyala 13.9oC.
- Densitas pada 170 oC adalah 0,4632 gr/cm3.
BAB I PENDAHULUAN
I-16
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
- Viskositas pada 170 oC adalah 0,142mPa.s .
- Konstanta kesetimbangan (Ka) : 10-18.
- Mudah terbakar.
- Termasuk B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
- Berbau tajam.
- Spesifik Gravity 0,7851 pada suhu 20 oC.
- Larut dalam air dan senyawa organik lainnya.
(Joseph I. Routh, Darrell P. Eyman, Donald J. Burton, 1969)
I.4.3.2 Produk Samping
1. Carbondioksida (CO2)
Sifat Fisika :
- Rasa asam.
- Temperatur kritis 31,1 oC.
- Tekanan kritis 734 kPa.
- Densitas liquid (pada 0 oC dan tekanan 101,32 kPa)
adalah 1,976 gr/l.
- Viskositas (pada 25 oC) adalah 0,015 cp.
- Panas pembentukan pada 25 oC adalah 373,4 btu/mol.
- Panas laten penguapan 148,6 btu/lb.
- Spesific gravity pada basis udara 1 adalah 1,53.
- Melting point pada 5,2 atm adalah - 56,6 oC.
- Subliming point adalah – 78,5 oC.
BAB I PENDAHULUAN
I-17
Pabrik Biogas Dari Kotoran Sapi dan Jerami
Dengan Proses Fermentasi TUGAS AKHIR
- Kelarutan dalam air 179,7 cm3 CO2 dalam 100 cm3 air
pada 0oC.
- Kelarutan dalam air 90,1 cm3 CO2 dalam 100 cm3 air
pada 20 oC.
- Larut dalam alkohol.
- Tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun.
(Douglas, M, Considine, 1974)
Sifat Kimia :
- CO2 dapat bereaksi dengan H2.
CO2 + H2 → CO + H2O
- CO2 dapat bereaksi dengan amoniak yang terjadi pada
pabrik urea untuk menghasilkan amonium karbamat.
CO2 + 2 NH3 → NH2COONH4
- CO2 merupakan oksidator akhir dari produk karbon.
(Othmer Kirk, 1978)