Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF -...

26
Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF Badan Wakaf Indonesia Indonesian Waqaf Board

Transcript of Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF -...

Page 1: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Itqtur Tqnqh MqriidHARU' WAKAF

Badan Wakaf Indonesia

Indonesian Waqaf Board

Page 2: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

$tqtur Tqnqh MqriidHARU' WAKAF

Tim Penyusun:1. Dr. KH. Anwar Ibr.ahim2. Dr. Amelia Fauzia3. H.M. Cholil Nafis, ph.D4. Abdullah Ubaid, MA

Cetakan Pertama, Juni 2012Diterbitkan oleh:

Badan Wakaf IndonesiaGedung Bayt Quran Lt. II, Jl. pintu Utama

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) JakartaTelp. 021-87799232, 8779931 l. Fax. O2t-87799383.

Web: www.bwi.or.id I Email: [email protected]

Page 3: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Bagian Pertama

Dilema Masjid di Lahan Bukan WakafA. Kontroversi dan Konflik Sosial Terkait Status MasjidB. Perlumbuhan Masjid dan Wakaf di Indonesia

C. Pendirian Masjid di atas Tanah non Wakaf: Kasus DKI Jakarta

Bagian Kedua

Status Masjid, Haruskah Wakal?A. Pandangan Ulama Empat Madzhab

B. Dalil Status Masjid adalah WakafC. Penerapan Status Wakaf Masjid di Masa Kini

Bagian Ketiga

Kesimpulan

Lampiran

lil

Page 4: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Bagian PeftamaDilema Masjid di Lahan Bukan Wakaf

Dalam beberapa tahun belakangan, beberapa kontroversi terkait penggusuran masjidmengemuka. Kontroversi yang cukup menyita perhatian adalah kasus masjid Al-Ikhlas di Medanyang tanahnya di-ruislag dan bangunan masjidnya dirubuhkan pada bulan Mei 2011. Kasus-kasus serupa terkait penggusuran, tukal guling (r-uislag), pengambil-alihan lahan, pelebutan dankonflik kepengurusan masjid dan wakaf kerap terjadi. Ke depan, kasus-kasus seperti ini akansemakin sering terjadi karena dua potensi. Potensi peftama adalah seiring dengan pertumbuhanpenduduk, semakin tinggi tingkat kebutuhan tanah khususnya di daerah urban dan sernakintingginya aset ekonomi wakaf dan masjid. Sedangkan potensi yang ke dua adalahlemahnyadatabase dan administrasi terkait lembaga masjid dan perwakafan, di mana banyak aset wakafyang tidak teregistrasi dengan baik dan hilang, serta banyaknya masjid yang temyata berdiri diatas tanah non wakaf.

Fenomena masjid yang berdiri di atas tanah non wakaf selama ini tidak dianggap masalahbesar karena sifat komunalisme masyarakat yang tinggi dan budaya pedesaan yang kuat. Artinya,dengan kesepakatan sosial seluruh masyarakat, keberlangsungan masjid akan tetap te4aga,walaupun status tanah masjid bukan wakaf.Atau jika sudah berstatus wakaf, status wakaf initidak dikuatkan dengan pencatatan yang rapih yang diakui dan dilindungi oleh hukum positif.Namun seiring dengan urbanisasi dan kompleksnya persoalan sosial kemasyarakatan,perlumbuhan ekonomi, persoalan yang menyangkut status hukum tanah masjid muncul,misalnya, adanya pengambilalihan aset tanah oleh pemiliknya, apakah itu individu, yayasankeluarga, pemerintah, bahkan perusahaan pengembang perumahan. Hal ini akan berdampak padamasjid yang berdiri diatasnya, yar,g sudah menjadi bagian penting dari masyarakat. Dankarenanya tidak jarang menimbulkan kontroversi dan konflik sosial.

Karena itu, fenomena masjid yang berdiri di atas tanah non wakaf tidak bisa dipandangsebelah mata. Dibutuhkan upaya serius, khususnya dalam hal kebijakan administrasi, untukmenjaga aset sosial keagamaan penting ini.Hal ini bukan hanya sekedar untuk tujuanmenghindari konflik sosial (tujuan jangka pendek), namun juga untuk tujuan jangka panjangyaitu mendorong kemajuan kedermawanan masyarakat, dan menguatkan masyarakat madani(civil sociery) melalui aspek spiritual keagamaan.

Tulisan ini akanmelihat fenomena masjid yang didirikan di atas tanah non wakafsebagaisebuah kajian sejarah sosial kontemporer, dan akan mengambil kasus masjid di wilayah Jakarta.Walaupun fenomena yang diangkat adalah insitusi kelembagaan agama Islam, yaitu masjid danwakaf, tulisan ini tidak akan melihat dari sisi fikih atau pun hukum Islam, namun pada persoalansosial kemasyarakatan yang empiris. Karena itu keberadaan data menjadi krusial.Tulisan inimenggunakan data yang dikumpulkan khususnya dari media online (dalam satu bulan terakhir),serta wawancara dan observasi yang dilakukan dalam tiga bulan terakhir. Karena keterbatasanwaktu, data dari dokumen terkait tidak banyak digunakan.

Tulisan ini dibagi menjadi tiga sub bagian utama. Sub bagian peftama akan melihatkontroversi dan konflik sosial terkait masjid yang terjadi belakangan ini. Bagian keduamemaparkan fenomena pertumbuhan masjid dan wakaf di Indonesia. Bagian ketiga adalahbagian inti yang memaparkan data dan ulasan masjid yang berdiri di atas tanah non wakaf,dengan mengambil kasus di wilayah Jakarta.Dan terakhir adalah penutup.

Page 5: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

A. Kontroversi dan Konflik Sosial Terkait Status MasjidKasus-kasus terkait status tanah rnasjid sering kali rneresahkan masyarakat. Dan tak

jarang membuat kontrovelsi bahkan rnenjadi konflik sosial antar kelompok masyarakat. Kasus-kasus yang ramai diperbincangkan media dan menyedot emosi bernuansa sara dalam beberapatahun terakhir adalah penggusuran yang te4'adi di kota Medan. Hasil pencarian kasus yangmencuat menimbulkan kontroversi dan dimuat media online adalah sebagai berikut.

1. Ruislag lahan dan penggusuran Masjid Al-Ikhlas, di Jalan Timor Medan, Mei 2011.Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla yang berdiri di atas

tanah milik Negara. Kodam I Bukit Barisan yang menguasai tanah tersebut me-ruislag-kannya tahun 2007 ke pihak ketiga yaitu sebuah pengembang. Proses ruislag sudahdimusyawarahkan lama dan uang ganti rugi sebesar 700 juta sudah diberikan pada 2009.Tidak ada bukti arsip akta ikrar wakaf dan sertifikat wakaf atas lahan masjid ini yangresmi tercatat di kantor terkait.Kasus mencuat lagi ketika dan setelah proses eksekusipembongkaran masjid. Disinyalir ada intimidasi oleh kelompok tidak dikenal yangmemicu emosi masyarakat.

2. Penggusuran Masjid Nurul Jannah di Perumahan Jatinegara Indah, Cakung, JakartaTimur, Agustus 2009.Masjid ini belum sepenuhnya berdiri, masih dalam proses pendiriansekitar 85%. Berdasarkan musyawarah, pihak pengembang PT Cakra Sarana Larasatibe{anji akan memberikan tanah fasilitas sosial di lokasi perumahan. Pihak wargamemulai pembangunan lebih dahulu dan sudah memakan danaT0juta, namun tanah yangdigunakan ternyata peruntukkannya adalah untuk ruang terbuka hijau(RTH).Pembangunan ini dianggap menyalahi aturan dan dibongkar oleh pihak walikotaJakarta timur.

3. Alih lahan (ruislag) Masjid Raudhatul Islam, di kelurahan Silalas, Medan, April 2011.Status tanah masjid ini adalah wakaf yang sudah diruislag kepada pengembang PT.Jatimasindo, berdasarkan prosedur, dan sudah mendapat rekomendasi Badan Wakaflndonesia dan izin Menteri Agama tahun 2010 dengan pertimbangan tidak banyak lagipenduduk Muslim di lingkungan tersebut. Tanah masjid seluas 242mjuga sudah digantidengan tanah dan bangunan masjid yang lebih representatif oleh pengembang.

4. Pemindahan masjid Landmark, the Landmark Center, Sudirman, lakarta, Oktober 20L1.Masjid ini terletak di basement tunnel Gedung the Landmark Center. Masjid inidipindahkan oleh pengembang/pemilik landmark center ke lokasi lain masih di basementgedung yang sama. Masjid ini adalah fasilitas sarana ibadah di gedung Landmark centeryang diberikan oleh pemilik/pengembang, dan biasanya ramai digunakan untuk shalatzuhur dan ashar oleh karyawan dan masuk kategori masjid perkantoran.

' 5. Isu pembongkaran Masjid Al-Awwabin di Mangga Besar, Jakarta Barat, Juni 2012. Isupembongkaran mencuat beberapa kali dan meresahkan warga. Isu yang beredar adalah

tanah akan dialihkan kepada sebuah pengembang, dan disinyalir tanah masjid seluas 400meter ini milik zubaidah yang memiliki sertifikat hak milik atas tanah tersebut. Masjidtersebut sudah diverifikasi oleh pemprov DKI Jakarta tidak masuk kategori benda cagarbudaya.

6. Penggusuran beberapa masjid di kota Medan.Disebut ada tiga masjid yaitu di komplekPJKA gg Buntu, Komplek Kavaleri Padang Bulan, dan Komplek Kodam Polonia yangpernah digusur. Namun tidak ada berita detail yang diungkap media tentang kasus ini danpenulis belum memverifikasi keabsahan berita ini.

Page 6: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Lepas dari kontloversi dan konflik pihak-pihak yang berseteru, setidaknya ada ernpat halyang bisa diangkat dari data di atas.

Pertanta, penggusuran rawan terjadi pada masjid yang dibangun di atas tanah yang bukanwakaf. Dari sekian banyak kasus, hanya satu yang merupakan tanah wakaf (kasus no 3) yangdilakukan secara prosedural, selain itu adalah tanah hak milik pengembang atau pribadi. Bahkanpada kasus no 6, semua tanah masjid terletak di komplek perumahan yang kemungkinan besarmilik pengembang. Artinya, selama ini banyak upaya pendirian masjid yang masih memandangstatus tanah sebagai bukan persoalan serius. Memang, pendirian masjid di atas tanah fasilitassosial/umum dan pribadi tidak lah masalah secara sosial dan termasuk bisa dibolehkan dari sisifikih. Justru ada indikasi bagus bahwa pengembang dan masyarakat secara swadaya berupayamembangun masjid. Narnun dari sisi lain, keberadaan masjid ini menjadi riskan dengan tidakmenutup kemungkinan ada oknum yang memiliki intrest pribadi. Lain halnya jika status tanahsudah diubah menjadi wakaf, apalagi dengan adanya bukti sertifikat tanah wakaf. Setidaknyapersoalan yang menyangkut penggusuran tidak akan banyak muncul.

Kedua, kasus-kasus penggusuran dan pemindahan di atas adalah fenomena masyarakatperkotaan (urban). lni biasanya terjadi pada masjid yang relatif kecil, dengan luas tanah kurangdari 400m, dan masjid yang relatif jamaah penggunanya sedikit dan tidak aktif. Di wilayahperkotaan, tanah lebih memiliki tingkat ekonomi tinggi, dan penduduk asli cenderung berpindahke wilayah pinggiran kota. Karena itu, daerah perkantoran di mana rumah penduduk yangmemakmurkan masjid mulai berkurang -seperti kegiatan jamaah shalat lima waktu--, perubahanfungsi masjid tidak terelakkan, dan masjid akan berpotensi besar untuk mengalami kasus-kasusseperti di atas. Yang menjamur di daerah perkantoran saat ini adalah fenomena masjid kantor(seperti kasus no 4) dan masjid di mall, yang maksimal penggunaannya pada wakru siang haridan sore ketika kantor/mall buka.

Ketiga, alih fungsi tanah masjid merupakan suatu hal yang sensitif dan menyulut emosimasyarakat. Tentu saja karena masjid memiliki tempat istimewa bagi Muslim, bemuansa sakral,spiritual keagamaan, serta ada kultur sosial yang sudah terjalin yang mengukuhkan kedekatanemosional warga. Dalam bahasa lain, masjid memiliki ruang-ruang sosial dan spiritual (socialand religious spheres), bukan hanya sekedar bangunan fisik. Wajar saja, jika tidak berhati-hati,kontroversi dan konflik bisa muncul, terlepas proses administirasi prosedural sudah dilakukan.Contohnya terlihat dalam kasus ruislag tanah masjid Raudhatul Islam, kasus no 3 di atas. Iniharus menjadi pelajaran berharga, bahwa proses administrasi harus dibarengi dengan prosesmusyawarah dan edukasi yut g cukup. Harus dipahami bahwa emosi akan mengemuka ketikapenggusuran atau ruislag melibatkan pihak lain yang diaggap tidak mewakili kepentingan umum,alias untuk kepentingan komersial. Terlebih lagi jika ada intimidasi dari pihak-pihak yangdlanggap memiliki kuasa seperti tentara maupun pengusaha.

Keempat, terdapat pemahaman yang kurang tepat dalam masyarakat bahwa wakaf tidakboleh di-ruislag. Justru dalam gerakan wakaf produktif, ruislag wakaf membuka potensi semakinbanyak wakaf yang bisa diprodulrtifkan, tidak menjadi lahan kosong yang dapat diambil alih olehoknum tidak bertanggung jawab. Saat ini banyak wakaf yang hilang karena terkait sulitnyapemanfaatan aset wakaf, dan dalam realita sosial te{adi perubahan demografi tempat tinggalpenduduk semakin kearah pinggiran kota. Perlu dipikirkan upaya mengaktifkan masjid secaralebih produktif, misalnya untuk pemberdayaan ekonomi, untuk kemakmuran masyarakat sekitar.

Dari kasus-kasus di atas, pertanyaan yang muncul kernudian adalah bagaimanasebenarnya kondisi masjid dan perwakafan di Indonesia. Sub bagian di bawah ini akanmendiskusikan hal tersebut.

Page 7: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

B. Pertumbuhan Masjid dan Wakaf di IndonesiaData direktolat wakaf Kementrian Agarna tahun 2010 rnenyebutkan bahwa di Indonesia

terdapat total 415.980 obyek atau lokasi tanah wakaf seluas 935 hektar yang tersebar di seluruhpropinsi Indonesia (lihat larnpiran di akhir tulisan). Data wakaf ini adalah termasuk wakaf yangbaru akta ikrar wakaf dan juga yang sudah bersertifikat. Data ini perlu verifikasi dan mutakhirankarena sudah banyak terjadi perubahan. Terlebih lagi jika mempertimbangkan bencana-bencananasional yang terjadi, misalnya tsunami di Aceh 2004, dan lumpur Lapindo di Jawa Timur, yangpastinya juga menimpa aset tanah wakaf yang ada.

Penelitian potensi wakaf produktif di DKI yang dilakukan oleh divisi Litbang BadanWakaf Indonesia menemukan banyak sekali perubahan lokasi dan obyek wakaf yang tidak sesuaidengan data yang ada. Namun demikian, data ini masih bisa digunakan untuk mendapatkangambaran umum mengenai perwakafan di Indonesia. Dari data tahun 2010 ini, propinsi yangmemiliki lokasi wakaf paling luas adalah Nangro Aceh Darussalam, diikuti oleh Jawa Barat danKalimantan.

Table 1

Daftar Urut 5 Besar Tanah Wakaf Terluas Berdasarkan Propinsi di Indonesia

Y PROVINSI

JUMLAH TANAHWAKAF BERSERTIFIKA TIDAK TANAH WAKAF

LOKASI LUAS M2

T T T (.4\

INANCGROE ACEHDARUSSALAM 2't.416 t -333.233.627.26

t224s I 5,17 I 45

2 JAWA BARAT70.749 I 1 6.662.0 I 7.E I 45,401 25,348 64

JKALIMANTANSEI,ATAN 8,772 1 r 0,20E,613.54 727t 1,501 83

4 RIAU7.897 97.448.625.81

2,7 6t 5,136 35

5NUSA TENGGARABARAT I1.79i 83.060.488.00

7,63s 4,158 65

Sedangkan jika menilik kuantitas lokasi tanah wakaf, maka lokasi tanah wakaf palingbanyak adalah di propinsi Jawa Timur. Dan pulau Jawa merupakan pulau yang paling banyaklokasi wakaf. Dua tabel data ini memperlihatkan bahwa banyaknya lokasi wakaf sejalan denganperkembangan Islam di tempat tersebut, yang memang dari sejarahnya Islam berkembang danmasuk melalui daerah Sumatera bagian utara, dan juga di pulau Jawa. Wakaf di Papua dan PapuaBarat memperlihatkan jumlah yang paling sedikit, karena memang proses Islamisasi tidak massifdi-wilayah tersebut. Sedangkan dari sisi luas wakaf, yang dominan adalah propinsi di luar pulauJawa. Dan terlihat bahwa walaupun lokasi wakafnya tidak sebayak daerah lain, KalimantanSelatan berpotensi besar untuk pengembangan wakaf produktif karena luasnya lokasi wakaf disana.

Tabel2Daftar Urut 5 Besar Lokasi Tanah Wakaf Terbanyakberdasarkan Propinsi di Indonesia

NO PROVINSIJUMLAH TANAH WAKAF

BERSERTIFIKAT

TIDAKBERSERTIFIKA

T

TANAII WAKAFBERSERTIFIKA

T (Y.'lLOCATIO

NVOLUME M2

JAWA TENGAH 96,874 82,009,136.22 ?8,942 \7,e32 8l2 JAWA T]MUR 74,429 s8,239272.20 54,t93 20.236 '13

Page 8: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

3 JAWA BARAT 70,7 49 1t6,662,017.81 45,401 25,348 64 /o

4 ACEII 27,416 1,333,233,621 .26 12,245 l5,l7l 45

5 SUN,IATERA UTARA r6,0s4 32,293,8 I 5.00 7,497 8.587 4'7

Sayang sekali penulis belurn dapat menampilkan angka pertumbuhan wakaf pada tahun-tahun belakangan ini. Setidaknya studi sejarah menunjukkan bahwa pertumbuhan wakaf sejakawal perkembangan Islam sampai pada tahun l970an cukup signifikan.l Terlebih lagi jikadiasumsikan bahwa wakaf berlambah sejalan dengan bertambahnya masjid. Sedangkan angkapertumbuhan masjid dan mushalla di Indonesia cukup tinggi. Terlebih lagi jika dilihat tidak sajapenambahan jurnlah masjid tapi pelebaran atau perluasan. Karena itu tidak terlalu tepatpernyataan bahwa perkembangan masjid lebih rendah daripada perkembangan rumah ibadahagama lain, karena hanya melihat sisi penambahan masjid baru.

Jika dilihat dari jumlah masjid, terlihat ada kesenjangan dengan data jumlah lokasi wakafdi Indonesia.Data di bawah ini mencoba membandingkan antara data masjid dengan data wakaf.Hal ini bertujuan untuk melihat jumlah masjid dan mushalla yang kemungkinan besar didirikantidak di tanah wakaf.

Tabel 3.Perbandingan Jumlah Masjid, Mushalla dan Tanah Wakaf

Tahun Wilayah Junrlah Total Masjid &Mushalla

Total Lokasi TanahWakafMasiid Mushalla

195'1 Indonesia 59.956 194.467 254.423 nla1957 Jakarta Rava 2?5 2.234 2.509 nla1997 Indonesia nla r,Ja 392.044 nla2004 Indonesia nla nla 643.843 lJa2005 Indonesia nla nla 644.502 nla2010 Indonesia nJa nla 710.000 4 15.98020t I DKI Jakafla 2.831 5 661 8.492 5.661

Sumber: Kompilasi dari berbagai sumber sebagai berikut: Statistik Kementrian Agama tahun|957;Perkembangan Sertif,rkasi Tanah Wakaf per propinsi seluruh Indonesian tahun 2010,Direktorat Wakaf Kementrian Agama; Koran Juni Supriyanto dalam Republika 09 September20ll; Dr. Abdul Fatah dalam Republika 03 Juni 2012; dan data Direktorat Urais dan BinsyarKementrian Agama, Kelapa Seksi Pembinaan Administrasi Kepenghuluan, Drs HZ Muttaqin.

Dari data ini terlihat bahwa penambahan jumlah masjid dan mushalla cukup tinggi. Daritahun 1957 ke 1997 (selama 20 tahun) te{adi dua kali lipat pertambahan jumlah masjid danmushalla. Dari tahun 1997 sampai 2004 terjadi lonjakan pertumbuhan yang sangat pesat (hampirdua kali lipat) hanya selama 8 tahun. Sayangnya tidak ada data wakaf dari tahun-tahun tersebutyang dapat ditampilkan, untuk bisa membandingkan perkembangan keduanya.

Yang penting untuk diamati adalah jumlah masjid dan Mushalla pada tahun 2010 yaitusebanyak 710.000 dibandingkan dengan jumlah data wakaf pada tahun yang sama yaitu 415.980.Artinya, terdapat sejumlah 294,020 masjid/mushalla yang belum berstatus wakaf, kalaudipersentasikan yaitu sebesar 4lYo.Dataini sangat besar. Melihat kasus-kasus kontroversi masjidpada bagian pertama di atas, sepertinya, data ini cukup valid, bahwa banyak sekali masjid yangdibangun di atas lahan bukan wakaf. Lebih jelasnya validitas data ini akan didiskusikan di bawahini dengan merujuk pada kasus masjid dan non wakaf DKI Jakarta.

' Lihut Amelia Fa:uzia, Faith and the State: A History of Islamic Philanthropj, in Indonesia, DisertasiUniversitas Melbourne, 2008.

VI

Page 9: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

C. Pendirian Masjid di atas Tanah non Wakaf: Kasus DKI JakartaAngka di atas, yaitu sebanyak294,020 (atau 41%) masjid/mushalla di Indonesia beldiri di

atas tanah non wakaf cukup fantastis. Algka ini setidaknya mendekati dan bahkan lebih besardari perkiraan Dewan masjid Indonesia (DMI) yang menyatakan "sekitar 30o/o dari 700 ribumasjid di tanah air tidak memiliki status hukum yang jelas."2

Masih merujuk pada table 3 di atas, dapat dikalkulasi bahwa di DKI Jakarta terdapat2.831 nrasjid yang betdili bukan di atas tanah wakaf, atau sebesar 33%. Lagi-lagi ini angka yangcukup besar. Namun tentu lebih baik dibandingkan dengan persentase nasional. Dalam hal inibisa dikatakan bahwa di DKI Jakarla jumlah masjid/mushalla yang berstatus bukan wakaf lebihsedikit dibandingkan dengan daerah lain dilihat dari angka nasional.

Jangankan masjid/mushalla kecil di pedesaan atau di daerah ramai penduduk, masjid-masjid besar yang merupakan representasi wilayah propinsi dan kabupaten juga masih ada yangberstatus bukan wakaf. Misalnya, Masjid Al-Akbar Surabaya, salah satu masjid yang cukupspektakuler besarnya dan indah dari sisi arsitekur, ternyata tanahnya masih merupakan asetpemerintah daerah. Begitu juga Masjid Agung Palembang, status tanahnya masih merupakantanah pemda, belum wakaf.

Demikian halnya yang terjadi di DKI Jakarta.Hasil penelusuran singkat status tanahmasjid-masjid yang besar memperlihatkan bahwa masjid-masjid besar yang dianggap cukuprepresentatif yang terdapat di dalam kota maupun sedikit ke luar kota, ternyata banyak yangbelum bertatus wakaf. Lihat tabel4 di bawah ini.

2Pemyataan dari M. Suaib Didu yang dikutip oleh Republika, di "Alih Lahan Masjid Tak Bermasalah",Republika 10 Mei 201l.

Tabel 4.Masjid di Jakarta yang Berdiri bukan di atas Tanah Wakaf

NO NAMA MASJID ALAMAT STATUS TANAH MILIK1 Masjid Istiqlal Jakarta Pusat Aset Pemda DKI

2Masjid Kubah Emas DianAl-Mahri Jl. Meruyung Raya, Limo, Depok Yayasan Keluarga Dian al-Mahri

3 Masjid Pondok Indah Jl. Sultan Iskandar Muda Pd Indah PT Metropolitan Jakarta

4Masjid Agung SundaKelapa

J1. Taman Sundakelapa l6Mentene

Pengelolaan dalam aset PemdaDKI

5 MasjidAt-Tin Taman Mini Indonesia IndahJaktim

Yayasan kel. AIm. Ibu TienSoeharto

6 Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta SelatanYayasan pend Islam Al-AzharJaksel

7Masjid At-Taqwa Ps

MinszuJl.Poltangan II45 Ps Minggu Aset pemda dki jakarta selatan

8Masjid Jakarta IslamicCenter

Jl. Koeja, JIC Jakarta Pusat Aset Pemda DKI

9 Mesjid Jamitsintaro Sector 1. Bintaro jaya, Jaksel Pengembang Bintaro j aya

10 Masjid Al-Bina SenayanKomp Gelora Bung KarnoSenayan

Pemda DKI

U Masjid Al-I'Tisham Dukuh Atas, Jakarta Pusat Bank Negara Indonesia @NI)t2 Masjid Baitul Ihsan BI J1. Merdeka Raya Komplek BI Bank Indonesia (BI)

Page 10: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

13 Masj id Akbar KernayoranJl. Benyarnin Sueb Blok BoingJak-pus

Pemda DKI

14 Masjid al-Musyawarah Kota Satelit Kelapa Gading PT Sumericon Agung

l5 Masjid Ni'matul Ittihad Pondok Pinang Pemda DKI16 Masjid Cut Mutia Jln. Cut Mutia, kp.Melayu Jaktim Geduns dan tanah pemda

17 Masjid Darul AdzkarKarang Tengah Lebak Bulus Jak-Sel

Yayasan Darul Adzkar

l8 Masjid Bani Urnar Bintaro, JakselYayasan Kel. Umar WirahadiKusuma

19 Masj id At-Tawab Ciledug larangan Indah Ciledug Pengembang Larangan Indah

20Masjid Al-Falah BonaIndah

Cilandak, kbak Bulus Pengembang Bona Indah

27MasjidAl-Hikmah(Sarinah) Sarinah, Thamrin, Jak-pus Pengembang PT Sarinah

Sumber: Informasi di dapat dari sumber-sumber yang berbeda, sebagian dari profil online,sebagian wawancara konfirmasi via telpon, dan sebagian merupakan observasi dan wawancaradengan pengurus secara langsung. Terima kasih kepada Nany Al-Muin, MA dan Nurul Roaz Al-Rashid yang telah membantu sebagian verifikasi data ini. (Penulis berterima kasih jika diberitahu seandainya ada data di atas yang kurang tepat).

Pemilihan masjid di atas tidak diambil secara acak (random), namun berdasarkanpengamatan masjid yang cukup besar. Karenanya data ini bersifat purposive sampling. Yangpaling menyolok adalah Masjid Istiqlal yang menjadi kebanggaan nasional, yang temyata berdiridi atas tanah pemerintah daerah. Melihat proses pendirian beberapa masjid di atas, termasukIstiqlal, bisa dipahami mengapa status tanah masjid itu merupakan tanah aset pemerintah, bukantanah wakaf. Dan pada masa pendirian Istiqlal kondisi sosial dan politik mendorong untukpenyegeraan pendirian sebuah masjid nasional bahkan terbesar di Asia Tenggara ketika itu.Artinya, status yang demikian tidak terlalu salah pada saat itu. Namun sejalan dengan waktu,perlu dipertimbangkan pengalihan status tanah masjid-masjid di atas menjadi tanah wakaf,dengan tetap mempertimbangkan pengelolanya.

Dari data di atas, setidaknya terdapat tiga kategori status tanah masjid yang belum wakaf diatas.

l. Tanah milik pemerintah, baik itu pemerintah pusat, daerah, maupun suatu departemen;2.Tanah milik yayasan, baik itu yayasan keluarga atau lainnya, maupun milik pribadi;3..Tanah milik pengembang perumahan atau perkantoran.Persentasenya adalah sebagai berikut:

abe Persentase Katesori Status Tanah Masiid/Mushalla (Non WakaKategori Status Tanah Masjid/mushalla (nonWakafl

Persentase

Tanah milik pemerintah 48%Tanah m lik yayasan 24%Tanah m ik oensembans 29%

Sumber: Hasil kalkulasi penulis.

Page 11: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Persentase ini rnenunjukkan bahwa seperli yang terjadi pada kasus-kasus konh'oversi dibagian peftama, masjid yang didirikan atas jasa dan menggunakan fasilitas tanah pengembangcukup besar yaitu 29%. Sejalan dengan berkembang pesatnya perumahan-perumahan balu,masjid-masjid yang didirikan menggunakan aset tanah pengembang ini seperlinyaakanberlambah. Berbeda dengan masjid yang berdiri di atas aset tanah pemerintah atau Negara(yang saat ini berjumlah 48%). Seperlinya ke depan persentasenya akan menurun dibandingkandengan masjid yang berdiri di tanah milik yayasan dan pengembang. Hal ini rnengingat bahwabanyak rnasjid-masjid yang berdiri di atas tanah pemerintah itu adalah masjid yang menjadirepresentasi wilayah dan kemungkinan kecil akan dibangun masjid sejenis, kecuali adapengembangan wilayah-wilayah baru yang cukup signifikan.

Studi kasus masjid non wakaf di DKI Jakarta ini sangat mungkin tidak jauh berbedadengan yang terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Artinya, bahwa problem kontroversidan konflik yang terkait tanah masjid yang bukan wakaf, bisa saja akan terjadi di daerah-daerahlain di Indonesia, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan problem sosial.

X

Page 12: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Bagian KeduaStatus Masjid, Haruskah Wakaf?

Data-data yang diungkap pada pembahasan di atas menunjukkan, masjid/mushalla yangberdiri di atas tanah non wakaf itu jumlahnya cukup besar, yaitu 294,020 atau. sekitar 41.%. Jikaini dibiarkan, dapat menjadi potensi terjadinya konflik dan kontroversi menyangkut statusrnasjid. Kalau begitu, untuk 'mengamankan' masjid, haruskah tanahnya berstatus wakaf?Bagaimana pandangan ulama fikih tetang status tanah masjid? Mari kita tengok pandanganbeberapa ulama fikih terkemuka.

Masjid yang berdiri di masa Rasulullah Muhammad, idak ditemukan ada perbedaanpendapat para ulama soal statusnya. Semuanya berstatus wakaf. Hal ini sebagaimana dituturkanoleh Abu Ishaq al-Syirazi:

3O+I*lt .rJr C_l ,r-o3 r=1*Jl ;,rt-: OIS J-; !l- ,i,l ,J- riil cj_r.-r Ol

Rasulullah SAW melaksanakan shalat di masjid-masjid. Masjid-masjid tersebutadalah wakaf kepada kaum muslimin.

Tak ayal, Rasulullah Muhammad SAW. memang sosok perintis yang menjadikan masjidberstatus wakaf. Keterangan ini dapat disimak pada hadis yang diriwayatkan oleh Anas binMalik.a Dalam hadis tersebut dil sahkan, setelah Rasulullah SAW. tiba di Madinah, ia menl'uruhmembangun masjid.

"Hai Bani An-Najjar: Juallah kebun (tanah) kalian dengan menentukan harganya," pTitaRasulullah SAW."Tidak, demi Allah, kami tidak minta harganya (pahalanya) kecuali dari Allah,"Jawab bani Najjar.

Kemudian, Rasulullah SAW menyuruh menggali kuburan orang-orang musyrik danbekas bangunan di tanah tersebut, untuk meratakan tanahnya. Mereka letakkan pohon kurmasebagai tanda arah kiblat masjid. Ibnu Hajar berpendapat, jawaban Bani Najjar itu bukanmencerminkan jawaban pemilik tanah yang ingin dibeli Nabi untuk masjid, karena pemilik yangsebenarnya adalah dua anak yatim, Sahal dan Suheil. Rasulullah SAW. saat itu memang belumtahu dan belum bertemu pemiliknya. Tetapi, jawaban sahabat-sahabat dari Bani An-Najar itumenunjukkan, bahwa mereka ingin memberikan dana kepada Rasulullah SAW. untuk membelitanah tersebut.

- Setelah mengetahui pemilik yang sebenartya (Sahal dan Suheil), maka Rasulullah SAW.membeli tanah tersebut.s Dari mana dana yang digunakan Rasulullah untuk membebaskan tanahtersebut? Ada dua kemungkinan. Pertama, Rasulullah menyuruh Abu Bakar membayarnya,s eb agaimana disebutkan Az-Zlhi.

4i^i L+++ Oi ;S; l+i -*i C-, 1& ,i,t .,J- "+Xl

ui ,ryjl .p _>u cr r;:Il_5Jl uc \-.., CJ{l -Siu

-.,*U., 6 r^jip l^AUocl 1* 4;,Jb: : ,]i.

'Abu Ishuq Asy-Syirazy, Al-Muhadzdzab danulasannya Al-Majmu' (Kairo: Al-Imam), XN,hal.592.a HR. Bukhary, Shohih Al-Bukhary,lll, hal.25.

6 Ibnu Hajr, Fathu Al-Bary, Ytr,hal. 246.

xi

Page 13: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Ibnu Saa'd meriwayatkan dari Mu'ammar dan dari Zultri, bahwa RasulullahSAW. menyuruh Abu Bakar membayar harganya kepada Suheil dan Sahl, tanpamenyebutkan angkanya. Riwayat lain menyebutkan, Abu Bakar membayarkepada keduanya dengan harga 10 Dinar.

Kemungkinan kedua, dana tersebut dari Bani An-Najjar. Hal ini sebagaimana tercermindari jawaban sahabat-sahabat Bani An-Najar yang menunjukkan, bahwa mereka inginrnemberikan dana kepada Rasulullah SAW. untuk rnembeli tanah milik Sahal dan Suhail.

Dalam riwayat tersebut mernang tidak dijelaskan sumber dananya, apakah dananyatersebut uang Rasulullah yang ada di tangan Abu Bakar, atau pemberian Abu Bakar kepadaRasulullah, atau pemberian orang-orang Bani Najjar kepada Rasulullah Saw. Jelasnya,Rasulullah memperoleh tanah Masjid Nabawi dengan cara membelinya, bukan hibah. Jadi, tanahrnasjid Nabawi mulanya adalah tanah milik Sahal dan Suheil. Rasulullah Muhammad SAWmembelinya dan membangun masjid Nabawi di atas tanah tersebut. Semenjak itu, status tanahdan masjid Nabawi adalah wakaf untuk umat Islam.

Sepeninggal Rasulullah SAW., apakah masjid-masjid yang didirikan oleh para sahabatdan generasi setelahnya itu juga berstatus wakaf? Inilah yang menjadi bahan kajian para ulamafikih dalam diskursus status masjid. Meski diawali dengan perdebatan, tapi muaranya adalahungkapan yang senada tentang keharusan status tanah masjid sebagai wakaf. Untuk lebihdetilnya, berikut ini adalah penjelasan ulama dari empat mazhab fikih tentang status tanahmasjid.

A. Pandangan Ulama Empat Madzhab

1) MazhabHanafiUlama fikih mazhab Hanafi berpendapat, masjid harus berstatus wakaf. Bangunan masjid

yang bukan wakaf berarti bukan masjid, meskipun diberi nama masjid. Ia tak ubahnya mushalla.Muhammad bin Faromuz (w. 885 H) menjelaskan pendapat Abu Hanifah tentang masjid dalambukunya yang berjudul,.lS-Yl )f Cy 3tS-Jl -1;. Ia mengatakan:

Wakaf itu, menurut mazhab Hanafi, tidak mengikat, kecuali didukung oleh salahsatu dari empat dukungan. Pertama, putusan hakim bahwa hak milik pemberiwakaf pada harta yang telah diwakafkannya tidak ada lagi. Kedua, kematianwakif (pemberi wakaf), jika pemberian wakafnya dikaitkannya dengankematiannya. Misalnya ia menyebutkan dalam ikrar wakafnya, "Apabila sayawafat, maka saya wakafkan rumah saya kepada...". Apabila ia meninggal dunia,setelah mernberikan pernyataannya tersebut, maka wakafnya sah dan mengikat,dengan syarat harta yang diwakafkannya tersebut di luar dari sepertigahartanya.

7 Muhammad bin Faromuz,8 Muhammad bin Faromuz,e Muhammad bin Faromuz,

lls-ll JJE E-*i,.tS-:t JJi, VI, hal. ll4.elS.)l -.r-p, 6r ,.tS-lt JJr, VI, hal. 115.

rK-!l JJE C_F els-lt JJ.l, VI, hal. I16.

xilt

Page 14: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Ketiga, pernyataan wakif sebagai berikut, "Saya wakafkan... selama saya hidupdan setelah saya wafat, unfuk selama-lamanya." Keerrtpa(; atau wakifmembangun masjid dan melepaskan hak miliknya dari bangunan masjidnya, sertajalan menuju dan dari masjid tersebut.

Menurut Abu Hanifah, pembangunan sebuah bangunan, meskipun berbentuk masjid,tidak serta merta memberikan status sebagai masjid kepada bangunan tersebut. Bangunantersebut akan memperoleh status sebagai masjid dengan dua syarat. Pertam4 hendaklah bangunmasjid tersebut di-ifroz pemiliknya. Afti ifroz, sebagaimana dijelaskan al-Quhistany, ialah:

,j=..j,I.3J aSL g!r; Y L-SJL;i .+tr= Lli*ll, l.i..o dJtS -5J, ":+_:Jl e^+ ur eSL oc o_t+A:to;Kl ./ tl q .+,Jt

Pemilik bangunan masjid itu melepaskan bangunan masjid yang dibangunnya dari hakmiliknya, dari berbagai segi. Karena, seandainya bangunan masjidnya terletak ditingkat palingatas, sedangkan ditingkat bawahnya terdapat toko-toko. Atau sebaliknya, yaitu bangunanmasjidnya terletak ditingkat paling bawah sedangkan ditingkat atasnya terdapat tokok-toko,rnaka hak kepemilikannya pada masjidnya tersebut tidak lenyap (masih tetap menjadi miliknya),karena masih ada kaitannya dengan hak manusia. Kedua, hendaklah pemiliknya mengizinkanorang-orang menunaikan shalat di masjid yang telah dibangunnya tersebut.

2) Mazhab MalikiBanyak penjelasan Imam Malik bahwa masjid adalah wakaf. Di antaranya adalah terlihat

saat menerangkan hukum menjual masjid.

c+ J+L -,1.F ,+ :i ol cr+ _eL -l. lrt,,,r .,-q U^ ,',liJi ; cJ!fa,+l UiaJ ,r+:i . 4+,_& q C, a-ti gL

ll.e*Fll al'n"+ g.r' l:a uY r a.--,- gi d j_n: Y : dL,Jt" : cjt"

Saya (Sahnun) bertanya (kepada Ibnu Qosim): "Apakah orang yang membangunmasjid di rumahnya atau membangunnya di luar rumahnya, tetapi di tanahnya,bukan di rumahnya, boleh menjual masjid yang dibangunnya tersebut ?"

Ibnu Qosim mengatakan: Malik mengatakan: "Orang tersebut tidak boleh menjualmasjid yang dibangunnya tersebut, karena masjid adalah

"r,+- (habs) (wakaf)".

;ts lit i=-:.-Jl LJ; ur 5:Jt tl.j.Jl burlt iaJjr;+.:*tr ,-"-r a'jilt cA Lr 36r : Etjt ijrj12 Ji:lsYt, e Hl) . u"t1! t[l ii {LL

Malik mengatakan: "Orang yang membangun masjid boleh membangun rumah ditingkat bahwahnya. Bangunan rumah di tingkat bahwahnya tersebut bolehdiwarisi ahli waris pemilik rumah. Sedangkan masjidnya tidak boleh diwarisi ahliwarisnya, apabila pemiliknya sudah menyerahkannya kepada masyarakat (untuktempat shalat)".

'o Al-qrhistany, JliJl -lJl ,r! ,l'r:. ^ll .1, i$l- , IV, hal. 356.

" Malik, Al-Mudayvwan at A l-Kubro, lY, hal. 259.

'' Al-Mawaq, At-Taj Wa Al-IHit Li Mukhtashari At-Khalil, X,hal. 219.

XV

Page 15: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

u,.t-ill i^L,Ylj a!,. ll r-. _r & ,:t+ rJls lila.+ j:- Y ,J4Jl ,r_i dll- J} & g$ .r. , Jl cllis

Begitu pula masjid, tnenutut saya (Ibnu Al-Qasim), sama dengan pendapat Maliktentang wakaf, yaitu tidak boleh dijual, jika pernbangunannya dilakukan dalamrangka shodaqoh (sedekah/wakaf) dan untuk masyarakat umum.

Penjelasan Malik tentang pembangunan masjid di atas berkenaan dengan wakaf.Buktinya disebutkan dalam bulcu Hasyiah Ad-Dusttqy 'Ala Asy-Syarhi Al-Kabir sbb. :

.6,r: rr i:E ur r.,., ur *_i L-r il ,,j ,*,*;&Tf.,;,*,,zfltu]'i,,ilr,tH"Kalau Wakif (pemberi wakaf) membangun sebuah masjid dan ia izinkan orang-orang shalat padarya, maka pembangunan dan izinnya tersebut sama denganpernyataan bahwa masjidnya tersebut adalah wakaf, meskipun Ia tidakmenjelaskan masa wakafkanya adalah untuk masa tertentu atau untuk kelompokorang tertentu, tanpa menentukan shalat yang diizinkannya tersebut adalah shalatfardhu atau shalat sunnat. Semua penjelasan tersebut tidak diperlukan. Karena ituditetapkan status masjidnya sebagai wakaf.

YJ 4Ji,.5.L-9.I lri .q 4iu./.,,1 li! Ui . ...p$l a-l-.,i li! L" .,lo dJ - , ,i..Jl s_,r+ Y : aJy_l15 aSL +rY u+_t 6_.1:+ q . iJ.' iJ c.l^_l +i* &i 4J e^=: U"U! a-.#

Kata Malik : Masjid itu tidak diwariskan. Pengertiannya ialah masjid yang dibukauntuk masyarakat umum. Berbeda dengan orang yang membuat masjid dirumahnya untuk tempatnya shalat, keluarganya shalat berjamaah dan tamu-tamunya, dan tidak dibukanya untuk masyarakat umum. Masjid seperli ini bolehia wariskan dan ia rubah, karena termasuk miliknya.

3) Mazhab Syaf iMazhab Syafii juga mengatakan, status masjid adalah wakaf. Al-Ramli menjelaskan,

status pohon-pohon yang ditanam di masjid adalah pohon wakaf. Karena itu, apabila terdapatpohon di masjid dan tidak diketahui dengan jelas statusnya apakah wakaf atau tidak, makaditetapkan sebagai wakaf. Dasarnya ialah kebiasaan.

Al-Ramly mengatakan:r1! 1+ ij*r ri- u jl Liir J^ U uJtrJ ilj r+ulr d .,rr$Ur Lr li; t1; u"j'ill p Ur3-tr errjtr+ A; Ll Lr et'lt e * tA* r.1l i';-#r^ tl )+:Jt d e'r i:r, ;*rlJl ful (-.,r-r^:r, r : r.-16

. r=-'..'rr 'j4 lbl:'jci-.l !-il *|iL'-S eifl , ii4jtllt eA e'* lil >]*ll o: #r cirDalam pelajaran wakaf, timbul pertanyaan tentang tindakan yang dapatdilakukakan terhadap pohon-pohon yang tumbuh di masjid dan tidak diketahuidengan jelas statusnya apakah wakaf atau tidak. Jawabannya ialah, menurutlahiriahnya, pohon yang ditanam di masjid adalah wakaf. Karena para ulama ahlifikih menjelaskan dalam pembahasan tentang ash-shulhu, hukum penanaman

'' Mulik, Al-Mudawwan at al-Kubro, IY, hal. 259.1 a H asy i a h A d - D tt s uq y' A I a A s y - Sy arh i A l-Kabir, X]Vlr, hat. 2 40 .

l6Asy-Syibromalisy, HasyiahAsy-Syibromalisy,(Kairo:MusthofaAl-Halaby),Y,ha|.394.

Page 16: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

pohon di masjid adalah boleh, jika tujuannya untuk kepentingan kaum muslirninsecara umurn. Namun, jika tujuannya hanya untuk kepentingan penananmyasendiri, hukumnya tidak boleh, rneskipun pohonnya tidak mengganggu masjid.

Kalau pohon-pohon yang tumbuh di rnasjid adalah wakaf, maka apalagi masjidnyasendiri, sudah barang tentu juga berstatus wakaf. Karena pohon-pohon masjid tambahan di luarmasjid. Apakah tanah yang dibeli untuk dijadikan masjid atau bangunan yang dibangun untukdijadikan masjid mempunyai status sebagai masjid?

Dalam beberapa buku fikih dalam mazhab Syahi dijelaskan bahwa baik tanahnya

maupun bangunannya tidak menjadi masjid. Sebab itu tidak mempunyai status sebagai masjid.Untuk merubah status tanah dan bangunan tersebut menjadi masjid, dapat dilakukan melalui satu

cara saja, yaitu diwakafkan sebagai masjid. Hal senada juga diungkapkan oleh Abu Thohir (w.

+lOH.j," Al-Mutuwally (w. 478H) t8 dan Al-Baghowy(w. 516 H.). Mereka mengatakan: re

I ri ^ . . ,_.1tS^ll lra ,-'1,+ : cjt! :lKalau pemberi wakaf masjid mengatakan dalam ikrar wakafnya,"Saya jadikantempat ini sebagai masjid.

Terkait dengan hal ini, Imam Nawawi menjelaskan bahwa ulama ahli frkih mazhab Syafiiberpendapat bahwa masjid harus berstatus wakaf. Nawawi mengatakan:

dt-6 . -iill -Et-iJi ,.,1," e..+ r+JJ al +.,Y I'r..,, ;;.;

, a:t+ g-r,+ll-r J-*Jt-l -rntL :li :tiYl 1t!-r

Al-Ustadz Abu rhohir, Al-Mutuw.;;'# i "iffi,]*=;rt# ;"il,lbunyi ikrar wakaf masjid seperti tersebut tidak membuat bangunan tersebutmenjadi masjid. Karena pernyataan-nya tersebut tidak mengandung katapemberian (ikrar) wakaf.

Abu Thohir mengatakan, kalau pemberi wakaf masjid tersebutmenyebutkan dalam ikrara wakafnya, "Saya jadikan tempat ini masjid karena

Allah," maka tempat yatg diwakafkannya tersebut menjadi masjid. Perlu-diketahui,

bahwa ketiga ahli fikih mazhab Syafii di atas adalah sangat terkemukadikalangan ulama fikih dari berbagai mazhab. Selain ketiga ulama di atas, ada

juga beberapa ulama syaf iyah yang pendapatnya juga senada. Di antaranyaadalah sebagai berikut:

a) Al-Mawardy (w. 450 H)

'' As-Srbky, Thobaqot Asy-Syaf ilyah Al-Kubro,IV, hal. 198.

't As-S,,bky, Thobaqot Asy-Syafi'tyyah At-Kubro, V, hal. 5.

'e As-Subky, Thobaqot Asy-Syaf iyyah Al-Kubro, YlI,hal.77 .

20 Nawawi, ariiJl ;:c5 drJCtIJl L-LJJ, (Beirut Dar Al-Kutub Al-'Ilmiyyah), V, hal. 387.

xvt

Page 17: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Disebutkan dalam buku Al-Kifayah bahwa pembangunan masjid di atas tanahyang belurn dirniliki manusia sudah cukup untuk menjadikan bangunan rnasjidtersebut mempunyai status masjid. Karena dengan membangunan bangunansebagai masjid dan niat menjadikannya masjid sudah cukup untuk memberikanstatus masjid kepada bangunan tersebut. Sebab pernyataan memberikan wakafhanya diperlukan untuk melepaskan sesuatu dari kepemilikan pemiliknya. Tanahyang belum menjadi milik manusia tidak perlu dilepaskan dari hak milik.

b) Abu Ishaq Asy-Syirazy @. a76 H)

illj! 4jY ,G63 J*J J 4+ 6)-l!.rUU .;oi ,i r='s .,"t-, bu i O!, , dJi\ Yl ,-i!Jl e-: Y-l

.zt6:,ls 6J$ll C d3s J;' (J^ ej-J * l;tt ++: .JL &Wakaf tidak sah kecuali dinyatakan (diikrarkan).dengan lisan (perkataan).

Seandainya pemberi wakaf membangunan masjid (tanpa ikrar), dan ia shalat pada

masjidnya tersebut, atau ia izinkan orang-orang shalat pada masjidnya tersebut,maka bangunan masjidnya tersebut tidak menjadi bangunan wakaf. Karena wakafadalah melepaskan (menghilangkan) hak milik, demi beribadat (mendekatkandiri) kepada Allah. Melepaskan hak milik tidak sah tanpa pernyataan (ikrar)dengan lisan (perkataan), bagi orang mampu menyatakannya (mengikrarkan-nya)dengan lisannya.

Hal tersebut sama halnya dengan pemberian kemerdekaan kepada budak. Sebab,

pemberian kemerdekaan kepada budak berarti melepaskan hak milik. Pemberiankemerdekaan tersebut tidak sah tanpa pernyataan /ikrar dengan lisan/perkataan,bagi orang mampu menyatakan-nya atau mengikrarkannya dengan lisannya.

Dengan demikian, kalau bangunannya tersebut tidak menjadi wakaf, berarti bolehdijualnya, dihibahkannya dan diwariskannya. Apakah bangunannya tersebutmenjadi masjid, karena ia bangun dengan niat membangun masjid dan bentukbangunannya juga masjid? Secara lahiriyah, penjelasan Asy-Syirazy tersebutmengandung arti tidak menjadi masjid, karena masjid harus terlepas dari hakmilik orang yang membangunnya.

c) Nawawi (w. 676 H)

+.ll e+ 6ii J lrs3 lri,", '. J I a+;>-tt ,.t' O.,iJ t{iiJa -.pc }:l 5LJl4!^,} *+ !,

" Y ai l: o3 +r: clli i sl- ,lJ- 6;*L r-J J oSt iKalau pemberi wakaf membangun bangunan, baik berbentuk masjid atau tidak,dan ia mengizinkan orang melaksanakan shalat padanya, maka bangunannyatersebut tidak menjadi masjid. Begitu pula kalau ia mengizinkan orangdimakamkan di tanah miliknya, maka tanah miliknya tersebut tidak mempunyaistatus pemakaman wakaf untuk umum, baik ia di sahalat pada tanahnya atautidak, dan di makamkan padanya atau tidak.

2,AbuIshaqAsy-Syirazy,Al-Muhadzdzab,(Kairo:Al-Imam),lY,hal.592.22 Nawawi, &ai^ll ;rca dHll}]l l;JJ, (Beirut Darulkutub Al-'Ilmiyyah), V, hal. 388.

XV

Page 18: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

d) Syarbini (w. 977 H)

23. 1i=-:.,i +f i rs'-r:+;l -l- i:J!i li=-:'i 4+'Jr-J il l+ stutt i Dlr u+l .-,+ JljKalau pemberi wakaf masjid mernbangun sebuah rumah, dan mengizinkan orangmelaksanakan shalat padanya, maka rumahnya tidak berubah menjadi masjid,meskipun ia sendiri melaksanakan shalat di tempat tersebut dan berniatmenjadikannya masjid.

4) Mazhab Hambali

Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat sebagai berikut:eIL 6c elJ , )-r* I'i... Jl- rG i L3 c .:,tlt a+ q^r+l,l f6--l a+ 6ry 'a..'Jl glS.r-r.3

. l:r_;^ I'i." , 4t+ 3,,J C ,1, , eLJll LLe3 , .r."=i at-Yl $r uU+ a-sl.-Masjid yang telah digunakan shalat bery'amaah untuk umum, telah memiliki statusmasjid wakaf. Dengan statusnya sebagai masjid, ia lepas dari hak milikpemiliknya. Demikian menurut Ahmad bin Hanbal.

B. Dalil Status Masjid adalah WakafMazhab-mazhab fikih di atas mengungkapkan pandangan mereka tentang status masjid

adalah wakaf jelas berdasarkan pada dalil-dalil dari Al-Quran, Sunnah, dan Qiyas. Untukmenelusurinya lebih detil dalil-dalil tersebut, simak penjelasan berikut ini.

1) Dalil al-QuranAllah berfirman dalam surat al-Jin ayat l8:

(18 : cr+.lt; dl L- uJlLtr"Sesungguhnya masjid-masjid itu adalqh untuk Allah Ta'ala.Ayat di atas menjelaskan bahwa fisik bangunan masjid adalah berstatus wakaf. Maksud

"Masjid-masjid itu untuk Allah," adalah masjid-masjid itu dibangunan secara khusus untukmenjadi tempat ibadat kepada Allah SWT semata, bukan untuk tujuan lain. Tujuan ini hanyadapat tercapai melalui satu cara, yaitu melepaskan masjid dari hak milik pemiliknya dengan caramewakafkannya.Dengan mewakafkannya, berarti memberikan masjid tersebut menjadi milikAllah SWT semata-mata.

Karena itu, tidak ada cara lain untuk menjadikan masjid yang dibangun hanya "untukAllah secara penuh", selain dengan cara wakaf. Ketika sudah diwakafkan, masjid tidak hanyadigunakan sebagai tempat ibadat kepada Allah, tetapi fisik bangunannya juga menjadi milikAllah semata-mata. Dengan cara ini, maka masjid akan aman dari ganguan-gangguan tanganmanusia yang ingin mencari keuntungan dari bangunan masjid.

Ash-Showi, pendukung mazhab Maliki, juga mengemukakan bahwa bangunan masjidadalah wakaf. Ia mengatakan:

4ll srJt bl_s:dv Jr-6 ;iqltr il11 lr uai-l] 41t;..,t.: :ril1 er].l ti ;ls 13! ul li:-'.,-e F"j u24 h:,l{lt c^ l;"rl t-1,

23 Asy-syarbi ny, Mughni Al-Muhtaj.

'o Ash-Showy, Hasyiah Ash-Showy, II, hal. 351.

XV

Page 19: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Yang disebut masjid ialah bangunan sebagaimana biasanya, terlepas dari hakmilik rnanusia, menjadi milik Allah, untuk tempat shalat dan ibadat lainnya. Allah .

SWT berfinnan'. "Masjid-nrusjid itu untuk AIIah."

2) Dalil SunnahSemasa hidup. Rasulullah Muhammad SAW mempunyai harta. Sumbernya dari mana?

Menurut penelitian Qadi 'Iyadh (w.544 H) berasal dari bermacam-macam sumber. Di antanyaadalah hibah, fai (rampasan tanpa peperangan) dan khumus (seperlima) daerah Khoibar danharta-harta yang diperoleh dari peperangan. Harla tersebut, tidak digunakan oleh Rasulullahuntuk kepentingannya sendiri, tetapi menafkahkannya untuk kepentinga keluarga dan umat Islarnatau kepentingan umum.

Cara yang ditempuh Rasulullah Muhammad dalam menafkahkannya untuk kepentinganumum adalah dengan menjadikan hartanya sebagai 45ssf drLJr d:Gr' (shodaqot muharromat),atau dikenal dengan istilah wakaf. Rasulullah Saw. bersabda:

it-l +ix i.; ts,f t, Jr.-[r ej:'$! : iJu & +1. nl .,L4ll,JiJ b], l-ft dl tF" (rrt rJt "lrJ). iiL rii , +l'i *-#s,

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda : Harta kekayaan(warisan) saya berupa dinar tidak dibagikan kepada ahli waris saya. Semua hartakekayaan (warisan) saya, selain untuk nafkah isteri-isteri saya dan upah untukpengelola sedekah (wakaf) saya, adalah sedekah (wakaf).

Apakah hadis tersebut shahih? Ulama Ahli hadis Al-Baghowy mengatakan:

, ,1 , 1'rr , -^r Oo & +-5ij. .*-ri di dx d;ct^! O,c ra4 4+Jni 4i- .$ OO" ,',Jrs ljA' e" vr s' r v t ' J J' v'J \i'' v' -' . erL tJo L^a)s

Para ulama sepakat tentang kesohihan hadis ini. Hadis ini diriwayatkan oleh:Muhammad dari Ismail bin Abi Oweis dan muslim dari Yahya bin Yahya. Keduariwayat tersebut, baik yang diriwayatkan Muhammad maupun yang diriwayatakanMuslim, adalah dari Malik. Imam Syafii menilai, kumpulan hadis yangdiriwayatkan Malik adalah kumpulan hadis yang paling sohih.

Dengan menjadikan harta warisannya sebagai wakaf, maka Rasulullah MuhammadSAW. tidak mewariskan harta kekayaan kepada ahli warisnya, tetapi mewariskan manfaatnyasaja. Rasulullah SAW. menjelaskan orang-orang )/ang berhak mendapat manfaat dari hartawarisannya ada tiga, yaitu: isteri-isterinya sebagai nafkah; amilnya (pengelola wakafnya) sebagaiupah; masyarakat Islam secara umum sebagai sedekah.

Di antara nafkah yang ditinggalkan Rasulullah SAW. buat isteri-isterinya ialah beberaparumah yang sangat sederhana. Rumah-rumah itu dibangun Rasulullah untuk tempat tinggalnyabersama dengan isteri-isterinya. Setelah Rasulullah wafat, isteri-isterinya tetap tinggal di rumah-rumah tersebut. Perlu digaris bawahi, rumah tersebut bukan sebagai hak milik isterinya, tetapisebagai nafkah saja. Inilah yang dinilai sebagai pendapat kuat. Thobary mengatakan:

" Malik, Al-Muwaththo', II, hal.593.

XX

Page 20: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

. c-,<+_,r_l.rJl ,''lity 0d lst c.,,gJtc.,:S:l_l.xl_,,U axj'd-,1,, C..,e-"_,,_t c.ri o.Jj,r_l . 6+-,,1i l-_lp-rJ ..,+-r" r+ g3+rll 'l"'Jl c cp-l+ ,-,+j l\lJ .CUr ,rJc iJYr k+ a#F cX+-,r: dl-,, ,-+-:

26 atiriilJ el-iiiJl9..xl -i *; ats W ii,i tx a+"j*X 4,rj

Pendapat ini lebih kuat. Karena didukung oleh kenyataan bahwa ahli waris isteri-isteri Rasulullah SAW. tidak mewarisi rumah-rumah tempat tinggal isteri-isteriRasulullah tersebut. Seandainya rumah-rumah tempat tinggal tersebut menjadihak milik isteri-isteri Rasulullah, tentu kepemilikan rumah-rumah tersebut pindahke tangan para ahli waris isteri-isteri Rasulullah SAW.

Dengan tidak diwarisinya oleh ahli waris, berarti rumah-rumah tersebutbukan hak milik isteri-isteri Rasulullah SAW. Setelah isteri-isteri RasulullahSAW. wafat, rumah-rumah yang pernah mereka tempati menjadi wakaf dandigabungkan dengan Masjid Nabawi. Thobary mengatakan:

dJ^ drcl r-i-:s: OlS t++ d., l.^S ,-r:"j*X d ,.r-l cli-r r+ c;J+ijl r+*ll e.xj-* o.+-l hel-t27 piri,t, c.,t-ii:.lt

Setelah isteri-isteri Nabi Saw. wafat pula, rumah-rumah tersebut dikembalikankepada statusnya sebagai sedekah Nabi SAW. sehingga, manfaatnya untuk umatIslam, secara umum. Cara pengembaliannya-kepada statusnya sebagai sedekahNabi SAW-ialah penggabungannya (penyatuannya) dengan Masjid Nabawy.Karena Masjid Nabawy dibangun untuk umat Islam, secara umum.

Begitu pula harta warisan Nabi SAW. yang diberikan kepada isteri-isterinya sebagainafkah. Setelah isteri-isterinya wafat, harta warisan tersebut tidak diberikan lagi kepada ahliwaris isteri-isteri Nabi SAW, tetapi digabungkan dengan harta-harta Nabi SAW. yang lainsebagai sedekah, dan manfaatnya disalurkan untuk kepentingan umum.

Penggabungan rumah-rumah Rasulullah SAW. kepada masjid Nabawi sebagai wakafmengandung petunjuk, bahwa Masjid Nabawy adalah wakaf. Kalau tidak wakaf, tentu apa yangtelah diwakafkan (rumah Rasulullah SAW.) tidak boleh digabungkan kepada yang bukan wakaf.Abu Umar Al-Qurthuby (wafat 463 H.), dalam bukunya yang berjudul At-Tamhid, mengatakan:

c,liill 6.,_xl OtS,f.ll i dl.I: d.! l.S 4*ii #^I*llf+,f$l .i.".lld a:!_1dJ5 cJ: OJr-f t-ls

a+^lJl iL- *f Li !-i dLll &i J! +_t J+!+J i*a" U &: f+t' irt .,l-.,i,t cJ_ry_,r eS;rr d28.a.ri a6:+^+ 6a L-

Setelah isteri-isteri Rasulullah Saw. wafat, maka rumah-rumah tersebut. ditambahkan kepada Masjid Nabawi. Masjid Nabawi adalah untuk kepentingan'

,.r-rrm.'9

26 Ibnu Ha1r, Fathu Al-Bary,W,hal.2ll .

2' Ibnu Hajr, Fathu Al-\ary, VI, hal. 2 I 1.

" Abu lJmar,At-Tamhid.

'n Iadi, pesan Rasulullah dalam hadis tersebut adalah tentang pemenuhan nafkah para isteri Rasulullahselama mereka hidup, temyata sudah terpenuhi. Karena telah terpenuhi, maka status rumah-rumah mereka menjadihak kaum muslimin (wakaf). Sebab itu, rumah-rumah mereka ditambahan kepada Masjid Nabawi, dalam rangkaperluasan Masjid Nabawy, pembangunan Masjid Nabawi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Islamsecara umum (wakafl.

XX

Page 21: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Penjelasan Abu Umar Al-Qurthuby (w. 463 H) dalam bukunya yang berjudil At-Tamhidmenjelaskan, status masjid Nabawy adalah wakaf, untuk kepentingan masyarakat Islam secaraumum. Pengertian kalimat untuk kepentingan ntasyarakat Islant secara utnunx adalah wakaf.Karena itu, Ibnu Hajr menyimpulkan, rnaksud sedekah Nabi SAW. adalah wakaf. Ibnu Hajrmengatakan:

,0. or,1 * o; ot+ !q . it:..r # cr^ d+ tG: +ri ,-,i.r 151,

Kalau sudah pasti bahwa Rasulullah Saw., sebelum wafat telah mewakafkanhaftanya, maka berarti ia tidak meninggalkan sesuatu yang menjadi hartawadsannya. Jadi ia tidak diwarisi.

Kenyataan yang dipaparkan di atas merupakan bukti tentang legalnya wakaf dalam Islam.Abu Umar Al-Qurthuby (w. 463 H) menjelaskan hal tersebut dalam bukunya yang berjudul At-Tamhid.Ia mengatakan:

-,r:J- rJ. .':r-Jl glai3 -.;tJl jri '$l a;l! .+J t- A- & LLh aiill dr ls,i +=Jl l- .f-l& gr- JSJI r.J+- dr^ dJ+-,=J'ni!y.-t a.lL u+-: Oi d+jl6i-e ol+-Jl c.rti.. ll d -i1-IJYI

J-"1 ql' ,ll & aS> OY 4J+".+ ,jr-i^ll .--eq Y igr.ll e,r-itl-r i-i,. ll jl_,* <+:. 6li_l:+ c,^3l

.,rirl el.i el rU_.!l.li -.1+ d cl.I., 4-J-J 4t ,r** l- air..,Jc, .4 JDalam hadis ini terkandung masalah fikih. Hadis ini menjadi petunjuk (dalil)tentang kebenaran pendapat para ahli fikih di Hijaz dan kebenaran pendapat paraahli hadis tentang bolehnya wakaf (shodaqot muhabbasaf), yaitu shodaqoh yangtidak boleh dijual, dihibahkan, dan diberikan kepada ahli waris sebagai hartawarisan.Mereka juga memperbolehkan pemilik harta mewakafkan hartanya buatkebajikan. Wakafnya tersebut akan mengalirkan pahala kepadanya. Meskipun iasudah wafat, pahala itu tetap akan mengalir kepadanya. Hadis tersebutmenjelaskan pula tentang bolehnya wakif mewakafkan sesuatu yang tidakdiketahui jumlahnya. Karena jumlah semua harta yang telah diwakafkan olehNabi SAW tidak diketahuinya.

Kalau memang Rasulullah SAW telah mewakafkan hartanya, pertanyaan yang timbulkemudian, apakah Rasulullah Muhammad SAW. mengucapkan ikrar wakafl Ibnu Al-Munirmenarik kesimpulan yang baik dari hadis Rasulullah SAW. tentang harta warisannya yang tidakdiwarisi, karena menjadi sedekah. Kesimpulannya tersebut dikemukakannya dalam Al-Hasyiah,sqbagaimana dikutip Ibnu Al-Hajr. Ia mengatakan:

"i , iilt o,. ill -ll -tj-J YJ L*' OJSj Wi g_,ty Y {j., .9_2lr cjt" c.1l rJl ,,,;r-ll gr rl ii.,,.rJ J . .-t s, (: . -J . v- T -J{ g'J- v- - 5, u,.r-rj

Hadis Rasulullah SAW. tersebut menjadi petunjuk bahwa orang yangmengucapk an p ery ataan berbunyi :

,J,+.ll Ji.-,r!1. C+JF-iJl Jl gU-+ YJ L^ 6JSJ Ui 6_.r_i, Y fu'. .e-,11.:

to Ibn, Hajr, Fathu Al-Bary, XII, hal. 9.srAbu Umaq At-Tamhid.3' Ibnu Ha1r, Fathu Al-Bary,XII, hal. 9.

XX

Page 22: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

"Rumah saya adalah sedekah yang tidak dijadikan harta waris kepada ahli walissaya". Dengan pernyataannya itu, rumahnya tersebut berarli telah menjadi wakaf.

Jadi, menurut Ibnu Al-Munir', orang yang ingin mewakafkan rumahnya cukupmengucapkan pernyata an yang berbunyi:

&_,ry Y ftir. .9_21-:

"Rumah saya adalah sedekah yang tidak diwarisi oleh ahli waris". Denganbegitu, ia tidak perlu lagi menyebut kata wakaf atau kata al-habs dalampernyataannya (ikrar wakaf).

3) Ijma'

Syekh Abdullah Fauzan (Saudi Arabia) mengatakan:

YJ 4Jr -tlJi,il ) rlrr.3^ f -J-. G: l*SlU k*J .,i. Jri.,, o:S ) a-iJl Oi ,,Jc I "'-+i etJll 0!iu+ rt,lrll grt5 [ri."" ,* OiS r ellj .rL drr l- i+tsll c,1rt_,,rll ,-r^ ,iJ Ji , .)=lllt+ k'6y ol_r- ._,r!i

Ol-,1Clrlrl r.,c t+;Il .i1." Jl JJ,:'6ts-i;ay;>.-ttPara ulama ijma' (sepakat) bahwa sebidang tanah tidak mempunyai status sebagai

masjid, kecuali setelah pemiliknya mewakafkannya secara benar dan abadi, tidakmengandung syarat dan khiyar (hak menariknya kembali), baik ia nyatakanwakafnya dengan kata-kata atau ada tanda-tanda nyata yang menunjukkan iamewakafkannya, seperti ia bangun sebuah masjid dan ia izinkan orang-orangmelakukan shalat padanya.

4) QiyasDalil keempat adalah qiyas, yaitu menyamakan masjid-masjid yang dibangun sejak masa

Rasulullah Muhammad SAW, dengan al-Masjid al-Haram.

C. Penerapan Status Wakaf Masjid di Masa KiniKetentuan masjid adalah wakaf diterapkan di negeri-negeri Islam, melalui peraturan

pembangunan masjid. Di antaranya adalah:

1) Saudi Arabia

I -^l3ggl6l5il2336lll3$qr-lJl J,"Yl_.r..:Y:i.'.ri(,,,11 cl5Yl .r! 'il,"Jl ,l+ 4+L. +iii,-it-6JYl: eJl 6-,)lj_e, ;ll<r.'

c.,y+ : q,^_J r a!il_.y &--ri, l.r.." dJ-9S3J 6_rt5ll gt LLI JI ,-rl-. i ur e-i+- 6tst."o \ljl ' L!-E

..i..^ll scolJtJ..,ll a:+h-i6l-1.-tr ri^., ll ot+el-.,13-l-9,r'Jl -ltCgt"ttcf-E rsL g;J L'-G '. '"ll

"+;Yl+.i!3 oGl ; tilii

Peftama, Keputusan Raja Saudi Arabia no. 031N12336 tanggal 0510611399H

tentang penugasan Kementerian Haji dan Wakaf agar mengatur pelaksanaanpemb angunan masj id di kornpl ek-komp lek p erumahan.

Kedua, agar kornplek-komplek perumahan menyediakan tanah yang cukup untukpembangunan rnasjid untuk komplek terdiri dari rumah-rumah untuk parapelaksanauruSanmasjid,kamarkecil,tempatparkirmasjid.

XXI

Page 23: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Ketiga, bukti bahwa tanah ternpat pembangunan masjid adalah wakaf yangdisahkan oleh kantor Pengadilan.

2) MalaysiaNamun menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, di antaranya Mufti pulauPenang, Malaysia, menjelaskan bahwa Kerajaan Malaysia mewajibkan masjid diMalaysia harus berstatus wakaf.

3) Timur TengahMasjid-masjid di Timur Tengah adalah wakaf karena pada umumnya negeri-negeri Arab dan Turki menganut menurutmazhab Hanafi. Saudi Arabia menganutmazhab Hanbali seperli dijelaskan di atas. Sedangkan negeri-negeri Arab diAfrika mengakut mazhab Maliki. Baik mazhab Hanafi, mazhab Maliki danmazhab Hanbali tidak mengakui bangunan masjid mempunyai status masjidkecuali wakaf, sebagaimana dijelaskan di atas.

XXIII

Page 24: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Bagian KetigaKesimpulan

Temuan dan data-data yang dipaparkan pada tulisan ini memperlihatkan bahwa jumlahmasjidl/mushalla yang berdiri di atas tanah non wakaf itu cukup besar. Bila dibiarkan, hal ini bisamenjadi sumbu pendek terjadinya konflik dan kontroversi menyangkut status masjid. Karena itu,muncul gagasan untuk merubah status tanah masjid rnenjadi tanah wakaf. Apakah hal inidiperbolehkan dalam agama? Temyata berdasarkan ulasan di atas, menjadikan status tanahmasjid menjadi wakaf adalah bukan sekedar boleh, tetapi hukumnya adalah wajib.

Karena itu, ada beberapa catatan akhir yang perlu diperhatikan dalam rangkapengadministrasian masjid dan wakaf ke depan.

1. Pembangunan masjid yang baru diharapkan mempeftimbangkan status legalitas tanah.Sebaiknya masjid dibangun di atas tanah wakaf. Hal ini merupakan antisipasi awal yanglebih baik atas te4'adinya persoalan hukum di kemudian hari, dan memagari masjid darioknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

2. Masjid yang sudah dibangun di atas tanah non wakaf agar didorong untuk diubah statushukumnya menjadi tanah wakaf. Terutama masjid-masjid yang berstatus masjid nasional,masjid propinsi, kabupaten, dan masjid desa. Hal ini untuk lebih melindungi status masjidterkait perubahan sosial dan politik baik di tingkat lokal maupun nasional.

3. Perubahan status ini bukan berarti mengubah pengelolaan atas masjid tersebut. Pengelolamasjid bisa dikonversi sebagai nazir wakaf dalam bentuk organisasi, bukan perorangan.Dalam hal ini, masjid yang dikelola oleh yayasan dan tanahnya belum berstatus wakaf,ketika diubah maka yayasan tersebutlah yang nantinya menjadi nazir tanah wakaftersebut. Dengan demikian, pengelolaan masjid pun diharapkan bisa lebih berkembangandengan dikelola oleh sistem kenaziran wakaf yang independen dan professional.

4. Di samping alasan adrninistratif (kemaslahatan) diatas, menjadikan status masjid sebagaiwakaf adalah tindakan yang sangat dianjurkan oleh ulama ahli fikih dari empat madzhab.Karena itu, untuk tujuan kemaslahatan dan kenyamanan umat Islam dalam beribadah,pemerintah harus menerbitkan peraturan yang mengharuskan konversi status tanahmasjid menjadi tanah wakaf. Sebab, tidak ada salahnya jika status hukum masjid inidiperkuat lagi dengan status hukum wakaf, karena akan memberikan double protectiondari sisi hukum positif.

XXIV

Page 25: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

Lampiran:

Tabel 6PERKIRAAN JUMLAH TANAH WAKAF DI INDONESIA YANG

AKAN DIVERIFIKASI MELALUI SENSUS

NO. PROVINSIJUX{ LA I{ TANAI{ \\TAKAF

BERSERTIFIKAT

TIDAKBERSERTIFIKA

T

TANAH WAKAFBERSERTIFIKA

T ('A)LOCATIO

NVOLUME IlI2

ACEH 27,416 1,333 ,233.627 .26 12,245 15,17 I 452 SUMATERA UTARA 16,084 32,293,8 15.00 7,497 8,587 47 o/

3 SUMATERA BARAT 6,0937 .463.355 00

4,t67 I,926 68

4 RIAU 7,897 91,448,625.81 2,76t 5.136 35 %5 .IAMBI 6,3 l6 14.801.083.98 4,153 2,163 66

6SUMATERASELATAN 8,513

2.854.7 t5.963,605 4,908 42

7 BENGKULTJ 9241.034.246.00

'l56 r68 82

8 LAMPUNG t5.433 23,172,952 00 9.402 6,031 6l

9 DK] JAKARTA 5,6619-35'7.94s.00

4,172 1,489 '74

l0 JAWA BARAT 70,7 49 lL6,662,0t7.81 45,40t 25,348 64II JAWA TENGAH 96,874 82,009,t36.22 78,942 l7 -932 8lt2 YOGYAKARTA 7,359

2.485.518 006,715 644 9l /o

l3 JAWA TIMUR '74,429 58,239272.20 54.193 20236 73

t4 BALI 1,2171.899.343.00

t,076 t41 88

l5 NUSATENGGARA I

ennAr - | |,793 83,060,488.00 '1,635 4,t 58 65

l6 NUSA TENGGARATIMUR 7,021

5,685,153.251,37 5 646 68

l7 KALIMANTANBARAT 5,123 29,059,836 00 2,062 3,061 40

18KALIMANTANTENGAH 2,502 40,988,556 66 t,768 734 7l /o

l9 KALIMANTANSELATAN 8,712 r r0208,613.s4 727t 1,50 r 83

20KALIMANTANTIMI]R 3.53 5 I 4, I 65,51 8.94 1277 2258 36

2l SULAWESI UTARA 8971.457 .963.00

310 587 35 %

22 SULAWESI TENGAH 3,1975.782.021.00 1,87 4 1,321 59 %

23SULAWESISELATAN 9,356 14,476,00',1 .00 5,748 3,608 6l

24SULAWESITENGGARA 1,82'.7

4,366.536.00 1,699 128 93

25 MALUKU 5975,s52.484.00

270 32',7 45

26 MALUKU I]TARA 1,467 I 6,135,042.00 887 580 br.l /o

27 PAPUA 3:19694.466.00

135 204 40

28 BANTEN l3,480 35,618,445.00 10,41 8 3,062

29BANGKABELITUNC I.189

3.3 t7 ;702 00t,040 149 8'7

30 GORONTALO r,8784.53't .827 .t t

'169 1,109 4t

3l SULAWESI BARAT 8343,671.718 00

683 I 15t

32 KEPULAUAN RIAU 9259.026.091.00

281 644 30 /o

33 PAPUA BARAT 283540.138 00

67 2t6 24

Total 4 r 5,980 2,171,300.341.74 2E0,654 tJ5J26 67

Page 26: Itqtur Tqnqh Mqriid HARU' WAKAF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42268/2... · Masjid dengan luas bangunan 1lm X l lm ini awalnya mushalla

BA

..

I

i'

,