Iswahyudi_ Heat Exchanger
Click here to load reader
-
Upload
elisabeth-sonisora-wau -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of Iswahyudi_ Heat Exchanger
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
1/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
iswahyudiiswahyudi
SELASA, 13 DESEMBER 2011
heat exchanger
Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida
lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair atau dari
fase uap ke fase cair.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Heat exchanger
Alat ini menjalankan dua fungsi yaitu
a. memanfaatkan fluida dingin
b. menggunakan fluida panas yang didinginkan
Hampir tidak ada panas yang hilang di dalam perpindahan panas. Tipe heat
exchanger yang banyak digunakan adalah
1). Tipe shell and tube
Tipe ini mempunyai luas penampang perpindahan panas yang besar jika
dibandingkan dengan tipe double pipe. Oleh karena itu tipe ini banyak
digunakan dalam industri minyak dan gas bumi.
2). Tipe double pipe
Join this siteJoin this sitew ith Google Friend Connect
There are no members yet.Be the first!
Already a member? Sign in
PENGIKUT
▼ ▼ 2011 (10)
▼ ▼ Desember (10)
ikatan van der waals
heat exchanger
acronim perminyakan
mekanisme ledakan bom
proses pembuatan katalis padat
petrokimia
teorema binomial
ARSIP BLOG
1BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
2/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
Tipe ini dipergunakan bila aliran fluida tidak terlalu banyak (luas
perpindahan panasnya tidak terlalu besar). Tipe ini akan lebih efektif bila
digunakan dengan memakai sirip (fin), apabila fluida berbentuk vapor
atau viscous.
2. Cooler
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida cair, gas dengan menggunakan
mediapendingin air atau udara.
Tipe-tipe cooler, antara lain:
a. tipe pipe coil
1). Spiral COIL
2). PIPE COIL
3). Box cooler (lebih baik/bagus yang tube-3 dan shell)
b. Tipe air cooler
media pendingin yang digunakan adalah udara
3. Condenser
Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap. Sebagai media
pendingin biasanya digunakan air. Umumnya condenser memiliki tipe shell and
tube dan dapat mempunyai dua tipe yaitu tipe vertical dan tibe horizontal yang
masing-masing mempunyai keuntungan sendiri-sendiri.
Tipe-tipe condenser berdasarkan fungsi:
a. Partial condenser
Condenser ini memiliki fungsi hanya mengembunkan sebagian dari total uap
yang dihasilkan (kondensat) yang dipakai sebagai reflux. Condenser ini
biasanya dipasang dekat puncak dalam fraksinasi.
b. Overhead condenser
Condenser ini memerankan 3 hal pada saat bersamaan yakni mendinginkan
uap, mengembunkan uap menjadi cairan, kemudian mendinginkan menjadi
cairan tersebut
sterilisasi dengan sabun
minyak bumi
Simbol formulasi dalam teknikkimia
iswahyudi
jangan ragu untuk berbagi
dengan orang lain. karena
dalam berbagi kita akan
mendapatkan keajaiban
Allah.
Lihat profil lengkapku
MENGENAI SAYA
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
3/10
c. Surface condenser
Condenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan steam, yang mana
kondensasi ini dijalankan dengan tekanan vakum dari 1 sampai 1,5 inHg
absolute. Untuk membuat tekanan vakum digunakan ejector.
4. Heater
Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan menggunakan
steam atau air panas yang mana dengan memberikan sensible heat
5. Evaporator
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan atau menguapkan fluida cair dengan
menggunakan steam atau media panas lainnya.
6. Chiller
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperature rendah. Sebagai
media pendinginnya dapat digunakan air, propane, Freon, ataupun amoniak
7. Reboiler
Biasanya dihubungkan dengan dasar kolom fraksionasi atau stripper untuk
melengkapi panas pendidihan yang diperlukan untuk destilasi. Sebagai media
pemanas dapat berupa steam atau fluida panas (misalnya residu). Tipe dari alat
ini adalah tipe ketel dengan tipe shell and tube, dimana shell membesar untuk
memindahkan penguapan. Selain itu dapat digunakan furnace.
Macam-macam reboiler:
a. Natural Circulation/thermosiphon reboiler yang memdidih diperoleh dengan
mempertahankan head yang cukup dari liquid untuk melengkapi sirkulasi.
b. Forced circulation reboiler dengan menggunakan pompa untuk mendorong
liquid masuk reboiler
8. Air cooled exchanger (air cooler)
Air cooler exchanger digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu ambient
dengan udara. Diklasifikasikan sebagai berikut
a. Forced draft
Bila letak tube pada daerah discharge dan fan
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
4/10
b. Induced draft
Bila letak tub pada daerah suction dan fan
Klasifikasi Heat Exchanger berdasarkan kontruksinya:
1. Fixed tube sheet
Kedua tube sheet tepat pada shell. Kelemahan dari tipe ini adalah jika perbedaan
suhu telalu besar maka tube akan bengkok
2. Floating Heat/tube sheet (removeable and non removeable bundles)
Satu tube sheet ‘loates’ dalam shell, yang lain tepat pada shell. Tipe ini dapat
digunakan pada suhu tinggi (>200oF), dapat dioperasikan pada fluida yang kotor
3. U-tube, U-bundle
Hanya pada satu tube sheet dioperasikan pada tube bentuk U. dapat digunakan
pada suhu yang tinggi.
4. Kettle
Tube bundle removable sebagai tipe U dan floating head. Shell membesar untuk
memudahkan pendidihan dan penguapan.
5. Double pipe
Masing-masing tube mempunyai shell sendiri-sendiri untuk membentuk ruang
annulus. Biasa digunakan finned tube
6. Pipe coil
Tipe pipe coil yaitu:
a. Spiral coil
Coil yang direndam dal;am box coil yang berisi air, digunakan untuk
pemanasan dan pendinginan. Coil berbentuk spiral.
b. Pipe coil
Biasa dipasang pada dasar suatu tankiuntuk memanaskan isi tanki dengan
aliran steam dalam pipa. Dapat berbentuk hair pain, spiral, tipe ring.
c. Box coil
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
5/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
Pendinginan dilakukan dengan jalan mengalirkan fluida panas dalam suatu
coil yang tercelup dalam media pendingin air.
Klasifikasi Heat exchanger berdasarkan Standar TEMA.
TEMA (Tubular Exchanger Manufacturing Assosiation), mengklasifikasikan
HE berdasarkan perencanaan dan pembuatannya menjadi tiga kelas yaitu:
1. Hean exchanger kelas ‘R’ umumnya digunakan untuk industri minyak dan
peralatan untuk proses tersebut
2. Heat exchanger kelas ‘C’ umumnya digunakan untuk keperluan komersil
3. Heat exchanger kelas ‘B’ umumnya digunakan untuk proses kimia.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan jenis alirannya:
1. Heat exchanger counter current (aliraran berlawanan arah)
Jika aliran kedua fluida yang mengalir dalam HE berlawanan arahnya
2. Heat exchanger co-current (aliran searah)
Jika aliran fluida yang didinginkan dengan media pendinginnya searah.
3. Hear exchanger cross current (aliran silang)
Jika aliran fluida yangmengalir dalam HE saling memotong arah
Alat Penukar Panas Dilihat dari arah Aliran dan Tube Layout
Apabila ditinjau aliran fluida alat penukar panas ini dibagi dalam tiga macam aliran,
yaitu:
1. Aliran sejajar
2. Aliran berlawanan arah atau counter flow
3. aliran kombinasi
Susunan tube (tube layout) akan mempengaruhi baik bruknya perpindahan
panas. Disamping itu, pemilihan harus mempertimbangkan system pemeliharaan
yang akan dilakukan. Pembersihan tube dengan mekanikan atau secara kimiawi
akan mempengaruhi pemilihan dari tube. Selain susunannya yang terjadi, aliran
laminar atau turbulen, bersih atau kotor fluida yang mengalir. Susunan tube terdiri
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
6/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
dari:
1. Tube dengan susunan bujur sangkar (In-line square pitch)
2. Tube dengan susunan segitiga samam sisi (Triangular pitch)
3. Tube dengan susunan berbentuk belah ketupat (Diamond square pitch)
4. Tube dengan susunan segitiga diputar 60oC (Rotated triangular pitch)
Shell and Tube Heat exchanger
Secara keseluruhan komponen utama penyusun shell and tube heat exchanger
adalah:
1. Shell
Biasanya berbentuk silinder yang berisi tube bundle sekaligussebagai wadah
mengalirnya zat
2. Head stationer
Head stationer merupakan salah satu bagian ujung dari penukar panas. Pada
bagian ini terdapat saluran masuk fluida yang mengalir kedalam tube.
3. Head bagian belakang
Head bagian belakang ini terletak diujung lain dari alat penukar panas
4. Sekat (baffle)
Sekat digunakan untuk membelokkan atau membagi aliran dari fluida dalam alat
penukar panas. Untuk menentukan sekat diperlukan pertimbangan teknis dan
operasional.
Macam-macam baffle yaitu:
a. Horisontal cut baffle
1) Baik untuk semua fase gas atau fase liquid dalam shell
2) Baik ada dissolves gas dalam liquid yang dapat dilepaskan dalam heat
exchanger maka perlu diberi ‘notches’ dalam baffle
b. Vertical cut baffle
Baik untuk liquid yang membawa suspended matter atau yang heavy fouling
fluida
c. Disc and doughtnut baffle
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
7/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
1) Fluida harus bersih, bila tidak akan terbentuk sediment dibelokkan
doughtnut
2) Kurang baik, sebab bila ada dissolved gas yang terlepas, bias dilepaskan
melalui top dari doughtnut, bila ada kondensat liquid tidak dapat di drain
tanpa large ports pada doughtnut.
d. Baffle dengan annular orifice
Baffel ini jarang digunakan kerena terdiri dari full circular plate dengan
lubang-lubang untuk semua tube.
e. Longitudinal baffle
Digunakan pada shell side untuk membagi aliran shell side menjadi dua atau
beberapa bagian untuk memberikan kecepatan yang lebih tinggi untuk
perpindahan panas yang lebih baik.
5. Tube
Tube merupakan pemisah dan sebagai pengantar panas yang berbeda suhunya
diantara dua zat yang berada di dalam suatu alat. Pemilihan tube ini harus sesuai
dengan suhu, tekanan, dan sifat korosi fluida yang mengalir.
Tube ada dua macam, yaitu:
a. Tube polos (bare tube)
b. Tube bersirip (finned tube)
6. Tube sheet
Berfungsi sebagai tempat duduk tube bundle pada shell
7. Channel and pass partition
Channel merupakan tempat keluar masuknya fluida pada tube, sedangkan pass
partition merupakan pembatas antara fluida yang masuk dan keluar tube.
8. Shell cover and channel cover
Shell cover and channel cover adalah tutup yang dapat dibuka pada saat
pembersihan.
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
8/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
2.7.Fouling factor (Rd)
Dalam heat exchanger, fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan
yang tidak dikehendaki dipermukaan penukar panas yang terkontak dengan fluida
kerja, termasuk permukaan perpindahan panas. Peristiwa tersebut adalah
pengedapan, pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses-proses biologi.
Fouling mengakibatkan kenaikan tahanan perpindahan panas, sehingga
meningkatkan biaya, baik investasi maupun perawatan. Akibatnya terjadinya
fouling, ukuran penukar panas menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shut down dapat lebih panjang, dan biaya perawatan meningkat.Antisipasi
terhadap terjadinya fouling dalam perancangan , dengan memiliki variable operasi
dan konfigurasi yang tepat, dapat menekan terjadinya fouling dan kerugian diatas.
Pencegahan fouling dapat dilakukan dengan tindakan :
1. Menekan potensi fouling, misalnya dengan penyaringan
2. Menggunakan bahan konstruksi yang tahan terhadap korosi
3. Menepatkan nozzle ( tube side dan shell side ) di permukaan tertinggi atau terendah pada
heat exchanger, untuk menghindari terjadinya kantung-kantung gas ataupun kantung volume
fluida diam. Interface gas cair merupakan lokasi terjadinya korosi, dan kantung udara diam
memungkinkan terjadinya pengendapan.
Fouling factor adalah suatu angka yang menunjukan hambatan akibat
adanya kotoran yang terbawa oleh fluida yang mengalir dalam heat exchanger.
Kotoran ini berupa lumpur, polimer, dan deposit lain yang terbentuk di bagian dalam
maupun bagian luar dinding tube exchanger. Nilai ini digunakan untuk mendesain
agar mengetahui hambatan yang masih diperbolehkan selama operasi normal
sebelum pembersihan.
Fouling factor tergantung pada nilai koefisien perpindahan panas ke seluruh
permukaan bersih, Uc, dan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk
permukaan kotor, Ud. Jika fouling factor makin besar efisiensi perpindahan panas
semakin menurun dan akibatnya pressure drop makin besar.
Secara umum yang dapat menyebabkan terjadinya fouling pada alat operasi
adalah :
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
9/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
Diposkan oleh iswahy udi di 17 :06
1. Hard Deposit, yaitu kerak yang berasal dari hasil korosi maupun cooking
2. Porous Deposit, yaitu kerak yang berasal dari dekomposisi dari kerak keras
3. Loss Deposit, yaitu berasal dari deposit seperti lumpur dan material lunak yang lain.
+1 Rekomendasikan ini di Google
1 komentar:
Harry 18 Januari 2012 00:25
Hi friends,
Heat exchangers are devices built for efficient heat transfer from one fluid to
another and are widely used in engineering processes. Thanks a lot......
Cooling Tower Water Treatment
Balas
1/9/13 iswahyudi: heat exchanger
10/10iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Masukkan komentar Anda...
Beri kom entar sebagai: Google Account
Publikasikan Pratinjau
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.