Heat Exchanger (Jenis-jenis)

26
2.3 Jenis-jenis Heat Exchanger Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak mempunyai jenisjenisnya. Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi. Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger, yaitu : 1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat, misalnya untuk industri minyak dan kimia berat. 2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri. Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat dibedakan atas : 2.3.1 Shell and Tube Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri perminyakan. Alat ini

description

jeni jeni He nf,nknvnjknj hahdd lerpemnnd oo

Transcript of Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Page 1: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

2.3 Jenis-jenis Heat Exchanger

Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan

akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai dalam

industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak mempunyai jenisjenisnya.

Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah

distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh

Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger Manufactures

Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para pemakai dari

bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature

dan tekanan yang tinggi.

Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger, yaitu :

1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat, misalnya

untuk industri minyak dan kimia berat.

2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi

ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.

Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat

dibedakan atas :

2.3.1 Shell and Tube

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri

perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana

didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative

kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya

mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.4

Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang

dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).

Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di

luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut

dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi

pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (

buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu

tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop

Page 2: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan

panasnya harus diatur.

Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang

tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:

a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas baik

ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk

mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan

fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter

tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,

ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.

b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:

• Ada ruang yang cukup untuk korosi

• Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan

• Axial kekuatan

• Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya

Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan maksimum

di dinding.

c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki

diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,

biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun, ada

banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana akan

digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam

panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan

diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk

mengambil dan mengganti.

d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa

tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali

diameter luar tabung '

Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung

berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih

dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas

atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat

terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas

Page 3: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari

30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung

yang kuat karena bentuknya.

Pemilihan Material Tabung

Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai

thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang

dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena

ada kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal

pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai

terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.

Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube

yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,

pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang

dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat, thermalconductive,

corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal.

Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu

tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan

kemungkinan hilangnya tekanan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam

shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :

a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)

Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi

shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell

dan fluida yang kotor melalui Tube.

b. Korosi

Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari

paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui

Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi

kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini

disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan

kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.

Page 4: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

c. Tekanan

Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding

yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila

fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.

d. Temperatur

Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi pada

Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke

arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika

fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas

tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi

ke arah luar shell (ke lingkungan).

e. Sediment/ Suspended Solid / Fouling

Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang menyebabkan

fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah dibersihkan. Jika

fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan

terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell

menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f. Viskositas

Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui

shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat

diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil

dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).

Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas

permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih

tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi

luar Tube dan baffle.

Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger)

terutama Heat exchanger tipe shell & tube:

1. penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini sejalan

dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.

2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu

harga maksimum dan kemudian berkurang.

Page 5: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

3. dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang,

jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju

alir massa udara meningkat.

4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak

maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan

membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.

Faktor yang mempengaruhi efektivitas Heat exchanger tipe shell & tube:

5. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar

panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.

6. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas

meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.

7. Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,

efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas

meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.

8. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak

maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan

membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.

2.3.2 Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis

penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan

cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan cairan

lainnya dalam pipa.

Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang

dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida

yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang

anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat

digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan

untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh

( shell and tube heat exchanger ).

Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-

sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini

dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan

Page 6: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang

memanjang, melingkar dan sebagainya.

Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dank

arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya

terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi

dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian

rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita

ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat

Sedangkan kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,

terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan

biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.

Prinsip kerja double pipe

Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect

contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida

tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui

pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih

besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang

disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses

Page 7: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang

bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.

Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis

pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik

berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk

penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan

pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama

dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan

perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran

pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.

Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan

temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam

percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris

sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).

Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor

didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.

Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh

korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang

dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan

terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi

temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien

perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi

akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan

Kecepatan aliran fluida.

2.3.3 Koil Pipa

Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan didalam

sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang disemprotkan untuk

mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam pipa. Jenis ini disebut juga sebagai

box cooler jenis ini biasanya digunakan untuk pemindahan kalor yang relative kecil

dan fluida yang didalam shell yang akan diproses lanjut.

Page 8: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Gambar 2.5 Pipa Coil Heat Exchanger (Anonim, 2012)

HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar mengelilingi

tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan tabung sepanjang arah aksial

maupun radial. Aliran tekanan tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk

tekanan rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.

HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara lain:

1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara simultan.

2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi

3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.

Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada kondisi aliran dan

drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang berpengaruh antara lain: kecepatan

aliran pada shell dan tube, diameter tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer

diameter. Faktor lain yang juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran,

terjadinya kondensasi dan evaporasi pada shell atau tube.

Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak diterapkan pada LNG

Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas 100,000 m3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa.

Luas permukaan heat transfer 25,000 m2 dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5

m dan berat 180 ton. Gambar Skematik alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Page 9: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Gb. 2.6 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant (Anonim, 2012)

2.3.4 Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)

Pada heat exchanger ini pipa-pipa tidak ditempatkan lagi didalam shell,

tetapi dibiarkan di udara. Prndinginan dilakukan dengan mengalirkan air atau udara

pada bagian pipa. Berkas pipa itu biasanya cukup panjang. Untuk pendinginan

dengan udara biasanya bagian luar pipa diberi sirip-sirip untuk memperluas

permukaan perpindahan panas. Seperti halnya jenis coil pipa, perpindahan panas

yang terjadi cukup lamban dengan kapasitas yang lebih kecil dari jenis shell and

tube.

Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)

Page 10: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

2.3.5 Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )

Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri

atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang

dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini

dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh

sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi

panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu

disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya

sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang

satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan

umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.

Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,

bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak

( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat

penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir

fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,

sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena

ada sekat.

Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger

Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan

mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium pemanas

yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini

akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk

tidak akan dialiri oleh komponen lain.

Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas diantara

setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan turun diantara

plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda

atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk

melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran keluaran

produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui saluran

yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas

melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah

Page 11: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat

berlangsung.

Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan

arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan oleh pelat

yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan medium yang

telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.

Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung dari

rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri produk

yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan

pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian

yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports

pada bagian belakangnya.

Prinsip Alat Ukur PHE

1. Alat ukur laju alir

2. Alat ukur tekanan

3. Alat ukur suhu

Kelebihan PHE

1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang

kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.

2. Mudah dirawat dan dibersihkan

3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan

4. Waktu tinggal media sangat pendek

5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)

6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah

7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless

Steel,Titanium, dan logam lainnya)

8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi

Kekurangan PHE

1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and Frame

Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.

2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting

Page 12: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa dari

material gasket yang sesuai.

Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

PHE yang banyak dijumpai di industri adalah type: a. Glue type

Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem yang

digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas yang baik.

Gambar 2.9 Glue type (Stevano Viktor, 2011)

b. Clip type

Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup

menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket

tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.

Page 13: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Gambar 2.10 Clip type (Stevano Viktor, 2011) Klasifikasi alat

penukar panas :

a. Berdasarkan kontak antara bahan atau fluida

• Pertukaran panas langsung

Bahan yang dipanaskan atau yang didinginkan dikontakan langsung dengan

media pemanas atau pendingin.

• Pertukaran Panas tidak langsung

Memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida lain

melalui dinding pemisah.

b. Berdasarkan arah aliran

• Penukar panas satu lintas (single-pass)

• Penukar panas aliran searah (parallel-flow)

• Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)

• Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)

Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger

Gambar. 2.11 Plate Heat Exchanger (Stevano Viktor, 2011)

1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan adalah nitrile

dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)

Page 14: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

a. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur rendah

b. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur tinggi

c. EPR/ EPDM : -800F – 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas dan

uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang besar.

Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida, sehingga

antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami kontak secara langsung

yang menyebabkan kebocoran.

2. Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi sebagai penekan

pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga didalam aliran fluida agar

tidak terjadi kebocoran.

3. Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel atau titanium

dan terdapat pada berbagai macam susunan yang berombak-ombak, berfungsi sebagai

tempat mengatur fluida serta tempat terjadinya pertukaran panas antara fluida panas

dengan fluida dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara turbulen, hal ini dikarenakan

bentuk dari pelat tersebut yang bergerigi sehingga pertukaran panas dapat berlangsung

secara cepat. Makin banyak pelat tekanan makin besar.

Gambar 2.12 Tipe pelat (Stevano Viktor, 2011)

Tipe Pelat

• Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai

banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran

(turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.

• Horizontal, juga merupakan pola yang sering digunakan. Mempunyai pembatas,

gerak putaran (turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih sedikit dibandingkan

pola vertical

Page 15: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

• Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil pemanasan

dan penurunan tekanan yang lebih optimal.

4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi menjaga pelat agar

tetap stabil

Gambar 2.13 Pelat penyangga tetap (fixed frame) (Stevano Viktor, 2011)

5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan untuk

menekan pelat dan frame

Gambar 2.14 Compression Bolt (Anonim, 2010)

6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang

mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.

Page 16: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Gambar 2.15 Guide Bars (Anonim, 2010)

7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang), merupakan bagian

yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada kumpulan pelat yang ditekan.

2.3.6 Adiabatic wheel heat exchanger

Jenis keenam penukar panas menggunakan intermediate cairan atau toko yang

solid untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain dari penukar panas

akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan

benang halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas cairan.

2.3.7 Pillow plate heat exchanger

Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu untuk

susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal stainless steel.

Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah seluruh permukaan

tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat

bantal dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot dilas ke permukaan

selembar tebal dari logam.

Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin

garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang cukup

untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan, menyediakan ruang

untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan penampilan yang karakteristik

bantal membengkak terbentuk dari logam.

Page 17: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

Gambar 2.16 Pillow plate heat exchanger (Anoni, 2012)

2.3.8 Dynamic scraped surface heat exchanger

Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat

exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan tinggi

viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling aplikasi. Kali

berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores permukaan, sehingga

menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan

selama proses tersebut.

Gambar 2.17 Dynamic scraped surface heat exchanger (Anonim, 2010)

2.3.9 Phase-change heat exchanger

Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar

panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih) atau

digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke cairan.

Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan umpan masuk

untuk menara distilasi sering penukar panas.

Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk mengkondensasikan

uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga listrik yang memiliki uap

Page 18: Heat Exchanger (Jenis-jenis)

yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air

menjadi uap.

Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering

disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut

reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari sistem

(pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air

dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil

dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan

untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk digunakan

kembali.

Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan tanaman

lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer panas dari satu

aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti pendingin

distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.

Gambar 2.18 Phase-change heat exchanger (Zuhrina, 2006)