Isux Kualitas Audit

17

Click here to load reader

description

isu kualitas audit

Transcript of Isux Kualitas Audit

Page 1: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

I. Definisi dari Kualitas Audit

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas di mana

seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam

sistem akuntansi auditenya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar

dibandingkan dengan KAP yang kecil.

Wooten (2003) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangun teori

dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh Wooten dalam penelitian ini

dijadikan sebagai indikator untuk kualitas audit, yaitu (1) deteksi salah saji, (2)

kesesuaian dengan SPAP, (3) kepatuhan terhadap SOP, (4) risiko audit, (5) prinsip kehati-

hatian, (6) proses pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor, dan (7) perhatian yang

diberikan oleh manajer atau partner.

Deis dan Groux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap

mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah

melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang

auditor telah melakukan audit pada audite yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan

akan semakin rendah, (2) jumlah audite, semakin banyak jumlah audite maka kualitas

audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah audite yang banyak akan berusaha

menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan audite, semakin sehat kondisi keuangan

audite maka akan ada kecenderungan audite tersebut untuk menekan auditor agar tidak

mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika

auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas audit oleh

kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan audite. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas audit yang berpengaruh terhadap

kepuasan audite, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri audite,

responsif atas kebutuhan audite, taat pada standar umum, komitmen terhadap kualitas

audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap

hati-hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak

mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan audite.

Menurut Porter dkk (2003) berdasarkan konsep auditing, kualitas audit

berhubungan dengan independensi, kompetensi dan kode etik auditor. Independensi dan

kompetensi menjadi faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam rangka

Kualitas Audit Page 1

Page 2: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

pelaksanaan tugas audit. Arens dan Loebbecke (1996) menyatakan Auditing adalah

proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat

menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu

entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari

informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002)

menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan

independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih

lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari

persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor“. Lucas (1996) dalam Ratnawati

(2005) menyatakan bahwa kunci untuk mempertahankan kualitas antara lain : reliability,

tangibles, emphaty, dan responsiveness.

Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada

saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam

sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana

dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan

kode etik akuntan publik yang relevan.

Sehingga berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut oleh

pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan pendapat tentang

kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dan untuk

menjalankan kewajibannya ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu

kompetensi (keahlian), independensi dan due professional care. Tetapi dalam

menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan

manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak

berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk

menciptakan penghargaan.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit

1. Etika Audit

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku

terhadap sesamanya (Kell et al., 2002). Secara garis besar etika dapat didefinisikan

sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam

Kualitas Audit Page 2

Page 3: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

hal ini kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak sehingga sangatlah lazim

untuk memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang

berlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan undang-

undang atau peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada

pertimbangan seseorang.

Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang

buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Guna meningkatkan kinerja

auditor, maka auditor dituntut untuk selalu menjaga standar perilaku etis. Kewajiban

untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntutan masyarakat

terhadap peran profesi akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat

sebagai pengguna jasa profesi membutuhkan akuntan professional. Label profesional

disini mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada

kepentingan klien dan keinginan tulus dalam membantu permasalahan yang dihadapi

klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.

Prinsip – Prinsip Profesi Akuntan Publik

Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya

harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47) ada 8 prinsip

yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu :

1. Tanggung jawab profesi

Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam

semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik.

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas.

Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas

setinggi mungkin.

4. Objektivitas.

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Kualitas Audit Page 3

Page 4: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,

kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan keterampilan profesional.

6. Kerahasiaan.

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

informasi tersebut tanpa persetujuan.

7. Perilaku Profesional.

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik

dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan

standar profesional yang relevan.

Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam

hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar

pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SPAP,2001;150:1):

1. Standar Umum.

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan.

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat

diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

Kualitas Audit Page 4

Page 5: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Standar Pelaporan.

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak

konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut

dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.

Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses untuk

mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para

pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan

terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang

saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh

auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan

keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang

berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak

manajemen dan pemilik.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor

dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian

mutu.

2. Kompetensi

Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)

kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang

memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini

mencakup sifat, motif-motif, nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana

Kualitas Audit Page 5

Page 6: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan

menghasilkan kinerja. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan

kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan

untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun

sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari,2003). 

Ashton (1991) dalam M. Nizarul Alim et al (2007), menunjukkan bahwa

dalam psikologi, pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai hal yang

penting untuk meningkatkan kompetensi. Ashton juga menjelaskan bahwa ukuran

kompetensi tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-

pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik karena pada dasarnya

manusia memiliki pengalaman.

Pendapat ini didukung oleh Schmidt et al. (1988) yang memberikan bukti

empiris bahwa terdapat hubungan antara pengalaman bekerja dengan kinerja

dimoderasi dengan lama pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, pengetahuan

mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman,

walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Hal ini menunjukkan bahwa

pendapat auditor yang baik akan tergantung pada kompetensi dan prosedur audit yang

dilakukan oleh auditor. 

Kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik.

Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan.

Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa

meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat

maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan

sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Mayangsari

(2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri

atas:

a. Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu

kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-

prosedur dan pengalaman. Kanfer dan Ackerman (1989) juga mengatakan bahwa

pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan memberikan

kemajuan bagi pengetahuan. 

Kualitas Audit Page 6

Page 7: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

b. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan

bekerja sama dengan orang lain. Gibbin’s dan Larocque’s (1990) juga

menunjukkan bahwa kepercayaan, komunikasi, dan kemampuan untuk bekerja

sama adalah penting bagi kompetensi audit.

Adapun kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2002)

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual,

audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan

dibahas lebih mendetail berikut ini :

a. Kompetensi Auditor Individual.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain

pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor

memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan

mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu

diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti yang

dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) bahwa auditor yang

berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan

keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik.

b. Kompetensi Audit Tim.

Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan

menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam

suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor yunior, auditor

senior, manajer dan partner. Tim audit ini dipandang sebagai faktor yang

lebih menentukan kualitas audit (Wooten,2003). Kerjasama yang baik antar

anggota tim, profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu

yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik

akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya

perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki

kaitan dengan kualitas audit.

c. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP.

Besaran KAP menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari jumlah klien dan

persentase dari audit fee dalam usaha mempertahankan kliennya untuk tidak

berpindah pada KAP yang lain.

Kualitas Audit Page 7

Page 8: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

3. Independensi

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat

juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta

dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam

merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 1998: 52).

Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam

M. Nizarul Alim (2007) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena

opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun.

Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa independensi adalah

sikap yang diharapkan dari seorang akuntan  untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan

obyektivitas. 

KAP yang memberikan jasa konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit

dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan

yang tidak memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat

meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan. KAP yang lebih kecil

mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang

lebih besar.Sedangkan lama ikatan hubungan dengan klien tertentu tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan.

Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat yang

menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka

akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Namun meskipun demikian

klien tetap merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor. Hal

tersebut dilihat dari kondisi saat ini dimana telah terdapat berbagai regulasi yang

mengatur mengenai kerjasama klien dengan auditor.

Sesuai dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman

kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi

kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang yang digeluti kliennya (Arens dan

Loebbecke, 1997). Pengalaman juga akan memberikan dampak pada setiap keputusan

Kualitas Audit Page 8

Page 9: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang

diambil adalah merupakan keputusan yang tepat.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki

auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Auditor harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung

dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan

hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat

mutlak yang harus dimiliki. Tidak mudah menjaga tingkat independensi agar tetap

sesuai dengan jalur yang seharusnya. Kerjasama dengan klien yang terlalu lama 11ias

menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi

berbagai fasilitas yang disediakan klien selama penugasan audit untuk auditor. Bukan

tidak mungkin auditor menjadi ”mudah dikendalikan” klien karena auditor berada

dalam posisi yang dilematis.

II. Fungsi dari Kualitas Audit

Fungsi dari kualitas audit adalah:

1. Bagi para pengguna laporan keuangan:

Auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no

material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audite.

2. Bagi auditor:

Auditor bekerja sesuai standar profesional yang ada, dapat menilai resiko bisnis audite

dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi, dapat meminimalisasi

ketidakpuasan audite dan menjaga kerusakan reputasi auditor.

III. Persepsi Pasar tentang Kualitas Audit

Persepsi kualitas audit dapat dilihat dari kacamata berbeda yaitu kacamata

investor dan komite audit (IAASB, 2011). Dari kaca mata investor persepsi kualitas audit

diwakili laporan auditor, reputasi auditor, dan ekspektasi audit, sedangkan dari sisi komite

audit, persepsi kualitas audit diwakilkan dari penilaian kualitas dari auditor, penilaian

kualitas proses audit, dan komunikasi dan interaksi auditor (IAASB, 2011).

Persepsi atas kualitas jasa audit yang dihasilkan oleh KAP akan sangat bermanfaat

bagi investor dan pemakai laporan keuangan yang terkait dengan manfaat audit dalam

Kualitas Audit Page 9

Page 10: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

pelaporan keuangan. Oleh karena itu, kemampuan menyediakan jasa audit yang

berkualitas tinggi menjadi fokus penting yang harus diperhatikan oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP). Audit yang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan

yang berkualitas, relevan dan dapat dipercaya atau reliable. Dimana faktor – faktor

kepuasan klien yang digunakan adalah kualitas audit yang terdiri dari reliability,

responsiveness, assurance, empaty dan tengibles. Kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan

dan kualitas pelayanan, kesetiaan klien adalah suatu komponen yang penting dari persepsi

pelanggan.

Kualitas audit menurut penilaian pihak lain, misalnya pasar, persepsi pasar bisa

saja keliru, baik karena pasar yang tidak bisa menilai dengan baik maupun karena auditor

yang bisa menutupi kekurangan mereka. Selain itu, persepsi berhubungan dengan masa

lalu, bukan dengan kinerja aktual. Karena hubungannya dengan kinerja pada masa lalu,

maka bisa jadi pada masa depan kinerja yang sama tidak bisa dicapai lagi oleh auditor.

Bisa juga pasar tidak lagi memiliki persepsi yang sama tentang kualitas audit seperti

persepsi mereka pada masa lalu. Oleh karena itu kualitas audit persepsian adalah kualitas

yang subjektif.

Selain faktor – faktor kepuasan tersebut, terbentuknya kualitas audit yang relevan

dan handal dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor yang lain yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan beberapa penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas

audit adalah :

1. Tenure yaitu lamanya waktu (jumlah tahun) auditor tersebut telah melakukan

pemeriksaan suatu unit atau instansi.

2. Jumlah klien

3. Kesehatan keuangan klien

4. Adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit

5. Independen auditor yang efisien

6. Tingkat perencanaan kualitas audit

Sedangkan langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit

adalah :

1. Meningkatkan pendidikan profesionalnya.

2. Mempertahankan independensi dalam sikap mental

3. Dalam melaksanakan pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesional dengan

cemat dan seksama

Kualitas Audit Page 10

Page 11: Isux Kualitas Audit

Tugas Isu – Isu Kontemporer dalam Akuntansi Keuangan

4. Melakukan perencanaa pekerjaan audit yang baik

5. Memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik

6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompenten

7. Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai dengan hasil

temuan.

Kualitas Audit Page 11