ISSN: 2502-6526 549KNPMP III 2018

8
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS 549 KNPMP III 2018 ISSN: 2502-6526 BERBAGAI MACAM PENGUNCI LAYAR (LOCK SCREEN) SMARTPHONE Dimas Agung Yulianto 1) 1) Pekerja serabutan di bidang komputer (masteknisi.com) [email protected] Abstrak Pemakai smartphone sudah mencapai jumlah yang banyak dan sangat membantu dalam aktifitas sehari-hari. Data-data krusial (baik yang bersifat pribadi maupun bisnis) pada smartphone perlu dilindungi agar tidak jatuh ke sembarang orang. Salah satu pengamanan dasar pada smartphone adalah pengunci layar (lock screen). Penelitian ini mengkaji beberapa teknologi pengunci layar yang sudah muncul dipasaran mulai dari penggunaan, karakteristik, kemampuan dan kelemahannya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjektivitas, yaitu didasarkan pada pengalaman pribadi dan bacaan dari sumber-sumber di daftar pustaka. Hasilnya pengunci geser (slide lock) adalah pengunci yang minimal sebaiknya dipakai oleh para pengguna smartphone. Kemudian pengunci sidik jari (finger print) mempunyai nilai yang tinggi baik dalam tingkat keamanan maupun kemudahan penggunaan. Sedangkan pengunci PIN genie disarankan untuk pengguna yang menginginkan tingkat pengamanan tinggi tetapi bisa dipasang pada berbagai jenis Android (dari yang murah sampai yang mahal). Kata Kunci : pengamanan, smartphone, pengunci layar 1. PENDAHULUAN MENRISTEKDIKTI Mohamad Nasir menyebutkan jumlah pengguna smartphone di Indonesia mencapai sekitar 25% dari total penduduk atau sekitar 65 juta orang [3]. Hampir setiap orang yang mempunyai smartphone akan menggunakannya dalam menjalani kesehariannya. Oleh karena itu berbagai data penting banyak yang tersimpan dalam smartphone. Data sensitif baik yang bersifat pribadi maupun bisnis yang ada dalam smartphone membuatnya penting untuk ditambahkan sistem pengamanan mengingat informasi dan perangkat smartphone yang rentan hilang, dicuri atau dirusak oleh pihak-pihak yang berusaha mencari keuntungan. Pertahanan awal pengamanan perangkat smartphone adalah pengunci layar (lock screen), pada umumnya berbasis pengaman PIN atau password [6]. Pengunci layar adalah sistem pengamanan yang dipasang pada smartphone berbentuk layar virtual yang mengunci smartphone sehingga tidak bisa difungsikan secara utuh fitur-fiturnya, tetapi ada kalanya beberapa fitur masih bisa diakses tanpa harus membuka pengunci layar. Sebuah survey yang dilakukan bulan Mei 2016 menunjukkan data pengunci layar yang dipakai oleh para pengguna smartphone terbagi menjadi 25% menggunakan Nomor PIN, 23% menggunakan sidik jari, 9% menggunakan password, 9% menggunakan pengunci pola, 2% menggunakan pengunci jenis lain dan 28% sisanya tidak menggunakan pengunci layar [4]. Angka 28% yang tidak menggunakan pengunci layar merupakan hal yang sangat disayangkan sekali mengingat otentikasi keamanan dari sisi perangkat adalah sebuah keharusan dalam rangka mencegah penggunaan oleh orang- orang yang tidak berhak [5]. Makalah ini mengevaluasi beberapa pengunci layar

Transcript of ISSN: 2502-6526 549KNPMP III 2018

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

549 KNPMP III 2018

Book of

abstract

ISSN: 2502-6526

BERBAGAI MACAM PENGUNCI LAYAR (LOCK SCREEN)

SMARTPHONE

Dimas Agung Yulianto1) 1)Pekerja serabutan di bidang komputer (masteknisi.com)

[email protected]

Abstrak

Pemakai smartphone sudah mencapai jumlah yang banyak dan sangat membantu dalam aktifitas

sehari-hari. Data-data krusial (baik yang bersifat pribadi maupun bisnis) pada smartphone perlu

dilindungi agar tidak jatuh ke sembarang orang. Salah satu pengamanan dasar pada smartphone

adalah pengunci layar (lock screen). Penelitian ini mengkaji beberapa teknologi pengunci layar

yang sudah muncul dipasaran mulai dari penggunaan, karakteristik, kemampuan dan

kelemahannya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjektivitas, yaitu

didasarkan pada pengalaman pribadi dan bacaan dari sumber-sumber di daftar pustaka. Hasilnya

pengunci geser (slide lock) adalah pengunci yang minimal sebaiknya dipakai oleh para pengguna

smartphone. Kemudian pengunci sidik jari (finger print) mempunyai nilai yang tinggi baik dalam

tingkat keamanan maupun kemudahan penggunaan. Sedangkan pengunci PIN genie disarankan

untuk pengguna yang menginginkan tingkat pengamanan tinggi tetapi bisa dipasang pada berbagai

jenis Android (dari yang murah sampai yang mahal).

Kata Kunci : pengamanan, smartphone, pengunci layar

1. PENDAHULUAN

MENRISTEKDIKTI Mohamad Nasir menyebutkan jumlah pengguna

smartphone di Indonesia mencapai sekitar 25% dari total penduduk atau sekitar

65 juta orang [3]. Hampir setiap orang yang mempunyai smartphone akan

menggunakannya dalam menjalani kesehariannya. Oleh karena itu berbagai

data penting banyak yang tersimpan dalam smartphone. Data sensitif baik yang

bersifat pribadi maupun bisnis yang ada dalam smartphone membuatnya

penting untuk ditambahkan sistem pengamanan mengingat informasi dan

perangkat smartphone yang rentan hilang, dicuri atau dirusak oleh pihak-pihak

yang berusaha mencari keuntungan. Pertahanan awal pengamanan perangkat

smartphone adalah pengunci layar (lock screen), pada umumnya berbasis

pengaman PIN atau password [6]. Pengunci layar adalah sistem pengamanan

yang dipasang pada smartphone berbentuk layar virtual yang mengunci

smartphone sehingga tidak bisa difungsikan secara utuh fitur-fiturnya, tetapi

ada kalanya beberapa fitur masih bisa diakses tanpa harus membuka pengunci

layar.

Sebuah survey yang dilakukan bulan Mei 2016 menunjukkan data

pengunci layar yang dipakai oleh para pengguna smartphone terbagi menjadi

25% menggunakan Nomor PIN, 23% menggunakan sidik jari, 9%

menggunakan password, 9% menggunakan pengunci pola, 2% menggunakan

pengunci jenis lain dan 28% sisanya tidak menggunakan pengunci layar [4].

Angka 28% yang tidak menggunakan pengunci layar merupakan hal yang

sangat disayangkan sekali mengingat otentikasi keamanan dari sisi perangkat

adalah sebuah keharusan dalam rangka mencegah penggunaan oleh orang-

orang yang tidak berhak [5]. Makalah ini mengevaluasi beberapa pengunci layar

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

550 KNPMP III 2018 ISSN: 2502-6526

yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber bacaan tentang

pemilihan pengunci layar.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif atau didasarkan pada

penilaian penulis, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

pengalaman pribadi dan bukan angka-angka. Sehingga penelitian ini dapat

dikatakan sebagai penelitian yang tidak sepenuhnya ilmiah. Beberapa pengunci

smartphone dalam penelitian ini sudah pernah penulis gunakan. Beberapa

pengunci yang tidak penulis coba, penilaiannya didasarkan pada pemikiran

logis penulis, bacaan dan sumber referensi yang dirujuk dalam daftar pustaka.

3. PEMBAHASAN

Sebagian besar pengunci layar yang dipakai adalah pengunci nomor PIN,

pengunci pola Android dan pengunci biometric (contoh Apple Touch ID dan

Face Recognition Android) [2]. Pengguna pengunci layar yang semakin banyak

menandakan bahwa faktor keamanan merupakan sesuatu yang penting [2].

Pengunci layar sedianya mampu mencegah agar smartphone tidak bisa diakses

oleh orang yang tidak berhak, mudah saat dioperasionalkan, mengurangi beban

otak dalam penggunaannya (contoh proses mengingat nomor PIN) dan cepat

saat proses otentikasi [2]. Berikut ini adalah beberapa pengunci layar yang

sudah muncul dipasaran :

a. Slide Lock (Pengunci Geser)

Slide Lock adalah sistem pengunci layar berbasis geser menggunakan jari

yang diarahkan sesuai perintah dari sistem operasi. Kunci akan terbuka saat

penggeseran sudah dilakukan dengan benar. Pengunci jenis ini adalah

pengunci yang banyak diterapkan pada perangkat Android [6]. Terdapat

beberapa variasi pada arah geser seperti ke kiri, kanan, atas atau bawah.

Pengunci geser sejauh ini adalah metode pengunci paling rawan karena

siapapun yang bertemu pengunci jenis ini maka akan mampu membukanya

[1]. Disamping itu masih ditemukannya beberapa kasus jika salah dalam

melakukan penggeseran maka layar tetap bisa terbuka [6]. Ada juga kejadian

dimana smartphone yang diletakkan di saku celana atau jaket, gesekan

sedikit saja bisa jadi akan membuka kunci ini [7].

b. Password (Kata Sandi)

Pengunci password merupakan sistem pengunci yang juga diterapkan pada

sistem keamanan komputer. Pengunci ini dinilai sebagai salah satu pengunci

yang dinilai aman karena memungkinkan pengguna untuk memakai

kombinasi password yang rumit sehingga diharapkan sulit diterka oleh

hacker [5]. Kombinasi password yang disarankan terdiri dari penggunaan

huruf kapital, huruf kecil, angka dan karakter-karakter unik (*,$,&,#,^).

Konsekuensi dari penggunaan kombinasi yang rumit adalah waktu yang

lama saat pengetikan (input password) tersebut. Syarat agar password tetap

sederhana dan punya pengamanan yang kuat adalah menggunakan

kombinasi yang cukup rumit, cepat saat pengetikan (input password) dan

mudah diingat. Ada resiko dimana pengguna lupa password-nya sehingga

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

551 KNPMP III 2018

Book of

abstract

ISSN: 2502-6526

tidak bisa mengakses smartphone. Sayangnya hanya ada sedikit cara untuk

mengembalikan data-data pada smartphone yang lupa kata sandi yang

kemudian direset ulang. Reset ulang dipilih karena hal tersebut merupakan

cara termudah untuk menghilangkan password [1].

Gambar 1. Pattern Lock (Pengunci Pola), PIN Number dan Password

c. Personal Identification Number - PIN (Nomor PIN)

Pengunci jenis PIN adalah salah satu yang populer digunakan diantara

pengguna smartphone [6]. PIN biasanya terdiri dari kombinasi 4 digit angka

dari angka 0 - 9. Pengunci nomor PIN lebih mudah digunakan daripada

pengunci password karena jumlah angkanya yang lebih sedikit. Timbal

baliknya pengunci ini lebih mudah dibobol oleh hackers karena

kemungkinan kombinasi yang digunakan akan semakin sedikit. Program

penebak password (decipher) membutuhkan waktu tidak begitu lama untuk

mencari kombinasi yang benar [6].

d. Pattern Lock (Pengunci Pola)

Pengunci pola banyak digunakan sebagai cara untuk otentikasi dan otorisasi

pada perangkat android [7]. Pengunci pola merupakan salah satu cara

termudah untuk mengamankan perangkat smartphone. Studi psikologi

menunjukkan bahwa otak manusia lebih baik dalam mengingat dan

mengingat-ingat informasi visual daripada angka atau huruf [1]. Pengguna

cukup menggambar pola garis diantara 9 titik, bisa garis sederhana diantrara

2 titik sampai ke pola yang rumit terdiri dari banyak garis. Jenis pengunci

berbasis visual ini sangat populer digunakan karena lebih cepat daripada

memasukkan password dan hampir menyamai keceptan memasukkan

pengunci PIN [6].

Keuntungan metode pengunci ini adalah pengguna hanya tinggal

menyentuhkan jari sekali kemudian menggambar pola kunci tanpa

menariknya dari layar. Pengunci ini akan lebih efektif saat digunakan oleh

orang-orang yang punya kecenderungan menyukai gambar atau pengguna

otak kanan. Berbeda dengan pengunci nomor PIN dan password, pengunci

pola tidak mudah diingat dan lebih mudah untuk dilupakan, bahkan

terkadang pola kunci yang 5 menit lalu sudah dibuat bisa saja lupa

bentuknya.

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

552 KNPMP III 2018 ISSN: 2502-6526

e. Biometric

Pengunci biometric mendasarkan pada natural bawaan fisik manusia oleh

karenanya pengunci ini dikatakan sebagai pengunci terbaik [6]. Bawaan fisik

manusia yang dapat dijadikan pengunci biometric adalah sidik jari, wajah

dan iris mata. Menggunakan salah satu dari 3 jenis pengunci biometric

membebaskan penggunanya dari mengingat-ingat kunci karena semuanya

sudah hadir dengan ciri khas masing-masing yang merupakan bawaan sejak

lahir. Oleh karenanya hacker akan kesulitan dalam meretas smartphone yang

menggunakan pengunci biometric, tetapi pada kenyataannya dan dengan

ketekunan maka pengamanan biometric tetap dapat diretas oleh hacker [6].

Gambar 2. Biometric (fingerprint, face unlock dan iris scan)

- Fingerprint (sidik jari)

Teknologi pembaca sidik jari sekarang banyak sekali ditemukan di

perangkat-perangkat smartphone terbaru dan biasanya terdapat pada

smartphone yang tergolong mahal. Pengunci ini disebut sebagai teknologi

yang efisien karena cukup dengan menempelkan jari tangan ke

layar/pembaca sidik jari maka otomatis layar akan terbuka. Pembaca sidik

pada smartphone dapat ditemukan di bagian belakang perangkat, pada home

button, pada layar utama, atau pada sisi samping perangkat.

- Face Recognition (pengenal wajah)

Teknologi pengunci berbasis wajah merupakan teknologi yang tergolong

baru pada lingkungan perangkat Android. Wajah manusia berbeda-beda

karena masing-masing mempunyai ciri, lekukan dan kerutan yang berbeda.

Perangkat lunak kemudian menyimpan ciri khas tersebut ke tempat

penyimpanan (database) sekaligus membuat kode uniknya.

Dirasakan bahwa pengunci berbasis wajah ini tidak begitu efisien, meskipun

begitu metode ini masih menjadi metode yang praktis untuk otentikasi [6].

Pengguna juga menemukan bahwa dalam beberapa kondisi tertentu

wajahnya tidak dikenali. Seperti pada kondisi kurang cahaya, perubahan

model rambut, dan pemakaian kacamata. Proses pengenalan wajah

mengharuskan pengguna harus benar-benar meletakkan dengan tepat

smartphone didepan wajahnya agar program bisa melakukan pencocokan.

Proses ini berlangsung lambat dan terasa merepotkan [6].

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

553 KNPMP III 2018

Book of

abstract

ISSN: 2502-6526

- Iris Scan (pembaca iris mata)

Pengunci iris mendasarkan pada penangkapan pantulan cahaya dari mata

pengguna sehingga ciri khas iris mata bisa ditangkap. Cahaya yang

memantul dari mata digunakan kamera untuk menangkap ciri khas iris lalu

disimpan dalam smartphone. Proses otentikasi dilakukan dengan menahan

smartphone sedemikian rupa sehingga bisa membaca iris mata pengguna.

Pembaca iris mata kemudian memferivikasi apakah ada kecocokan dengan

data di database, jika ada kecocokan maka layar akan terbuka.

f. Android Smart Lock

Merupakan metode pengunci yang tergolong baru pada sistem operasi

Android. Pengunci ini kemudian populer terutama di kalangan orang-orang

yang baru mengenal pengunci smart lock. Metode otentikasi ini melibatkan

adanya alat khusus yang sudah disiapkan sebelumnya seperti perangkat

bluetooth, alat berbasis NFC (Near Field Communication), sinyal hotspot,

GPS atau alat lain yang dapat berkomunikasi dengan sistem operasi Android.

Secara otomatis layar akan terbuka saat perangkat-perangkat khusus tersebut

berada di jangkauan. Jika menggunakan basis GPS maka perangkat Android

akan terbuka otomatis saat berada di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan dan

otomatis mengunci jika di luar lokasi tersebut. Metode otentikasi smart lock

GPS dirasa cocok untuk pengguna yang tidak begitu memerlukan sekali akan

pengamanan saat berada di tempat tertentu yang dirasa aman dengan

lingkungan sekitarnya. Pengunci smart lock membuat setiap penggunanya

hanya dapat menggunakan smartphone saat berada dekat dengan alat-alat

khusus tersebut. Smart lock juga dapat diatur agar terbuka pada jam-jam

tertentu dan mengunci pada jam tertentu.

Gambar 3. Android Smart Lock, PIN Genie dan Gesture Unlock

g. Gesture Unlock (waving)

Beberapa produsen memberikan sensor pada Andoid untuk mengukur jarak

sehingga hal tersebut bisa digunakan untuk membuka pengunci layar

berdasarkan pada gerakan tangan atau jari pada arah yang sudah ditentukan.

Contoh membuka layar dengan metode ini adalah dengan memberi usapan

ringan mengambang di atas layar. Ada kalanya saat membuka gesture unlock

terkadang perlu dilakukan berkali-kali karena tidak setiap saat pembaca jarak

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

554 KNPMP III 2018 ISSN: 2502-6526

Android bekerja dengan baik atau gerakan tangan tidak berada pada posisi

yang tepat [6].

h. Shake Unlock

Metode pembuka layar dengan menggoyangkan ke-kanan-kiri smartphone

untuk membukanya. Metode ini menggunakan sensor accelerometer dari

smartphone untuk mengukur perpindahan gaya gravitasi. Merupakan salah

satu metode pembuka kunci yang ada di Android, tetapi pembuka kunci jenis

ini tidak banyak digunakan oleh para pengguna Android. Pembuka kunci ini

biasanya juga dipasang bersamaan dengan pengunci jenis lain sebagai

cadangan jika gagal membuka setelah beberapa kali percobaan

menggoyangkan smartphone sehingga tidak perlu melakukan reset

smartphone.

i. PIN Genie

Metode pengunci PIN Genie disediakan oleh pengembang software pihak

ke-3 (tidak sepaket dengan sistem operasi). Merupakan pengembangan dari

pengunci nomor PIN. Metode ini memunculkan 4 kelompok angka yang

masing-masing terdiri dari 3 angka, dimana angka yang muncul selalu acak

dan tidak berada pada posisi/kombinasi yang sama. Kemudian pengguna

memasukkan 4 nomor PIN yang sudah ditentukan untuk membuka layar

smartphone. Pengacakan dan penggabungan angka-angka akan membuat

sulit seseorang yang ingin mengetahui kuncinya karena jika terlihat oleh

orang lain maka orang tersebut masih harus melakukan prediksi satu angka

dari 3 angka yang muncul pada 4 kelompok angka. Metode ini tergolong

mudah dioperasionalkan dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi [6].

Tetapi metode ini hanya menyediakan beberapa angka yang sudah

ditentukan oleh program (tidak bisa diatur oleh pengguna) dan pengguna

masih harus melakukan “pembacaan” pada 3 kombinasi angka di 4

kelompok angka yang muncul.

Jenis

Pengunci

Layar

Kemudahan

Pemakaian

Jenis

Hardware

Tingkat

Pengamanan

Kecepatan

Otentikasi

Lama

Pengatur

an Awal

Keharusan

Mengingat

sandi/kunci

Slide Unlock mudah tidak rendah cepat cepat tidak

Password mudah tidak tinggi sedang sedang ya

Nomor PIN mudah tidak tinggi cepat cepat ya

Pattern mudah tidak sedang cepat sedang ya

Fingerprint mudah ya tinggi cepat lama tidak

Face Recog. sulit tidak tinggi lama lama tidak

Iris Scan sedang ya tinggi lama lama tidak

Smart Lock mudah tidak sedang cepat lama tidak

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

555 KNPMP III 2018

Book of

abstract

ISSN: 2502-6526

Shake Unlock mudah tidak sedang sedang lama tidak

Gesture Lock sedang tidak rendah lama lama tidak

PIN genie sulit tidak tinggi cepat lama ya

4. SIMPULAN

Pengunci layar datang dengan berbagai karakteristik, kemampuan dan

persyaratannya masing-masing. Kebutuhan tingkat pengamanan, jenis

perangkat (hardware) smartphone, kompleksitas dan kemudahan operasional

pengunci layar baiknya digunakan sebagai faktor untuk memilih.

Pada smartphone seminimal mungkin diberi pengunci geser (slide lock)

untuk mencegah terjadinya hal-hal yang bersifat ketidaksengajaan. Slide lock

dipilih karena tidak rumit dan mudah dioperasionalkan. Jika ingin benar-benar

mengamankan perangkat smartphone maka pengunci jenis sidik jari (finger

print) dapat dipilih karena kunci ini berbasis biometric dan dalam

mengoperasikannya tergolong mudah, sayangnya teknologi ini lebih banyak

ditemukan pada smartphone kelas atas. Pada skala menengah dimana

diperlukan pengunci dengan tingkat keamanan yang tinggi tetapi dapat diinstal

pada berbagai jenis smartphone (murah hingga mahal) maka pengunci PIN

genie dapat dipilih. PIN genie dipilih karena tidak memerlukan alat tambahan

dan tidak harus smartphone yang mahal, tetapi metode ini mengharuskan

penggunanya untuk mengingat 4 kombinasi angka pengunci dan melakukan

“pembacaan” tiap kali akan membuka kunci.

5. DAFTAR PUSTAKA

Angeli, Antonella De., Coventry, Lynne., Johnson, Graham., Renaud, Karen.,

(2005), Is a picture really worth a thousand words? exploring the

feasibility of graphical authentication systems, International Journal of

Human-Computer Studies - Special isssue: HCI research in privacy and

security is critical now, Volume 63, Issue 1-2 July 2005, Pages 128 –

152

Harbach, Marian., Luca, Alexander De., Egelman, Sarge., (2016), The Anatomy

of SmartPhone Unlocking, presented at Computer Human Interaction

(CHI). 7-12 May. San Jose, CA, USA.

Nasir, Mohamad. (2017), Smartphone Rakyat Indonesia, Diakses dari

https://www.dikti.go.id/smartphone-rakyat-indonesia-2/

Pew Research Center, (2016), 28% of Smartphone Owners Have No Lock

Screen on Their Phones, diakses dari http://assets.pewresearch.org/wp-

content/uploads/14/2017/01/23092125/PI_01.26.cyber-02-02.png

Putri, Alifa Nurani., A., Yudistira Dwi W., Akbar, Saiful. (2016), A Continuous

Fusion Authentication for Android based on Keystroke Dynamics and

Touch Gesture, IEEE paper 978-1-5090-5671-2/16/$31.00

Thakur, Yash., Chauhan, Ravi Raj., (2017), A Survey on Lock Screen for User

Authentication Method in Android, presented at International Journal

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS

556 KNPMP III 2018 ISSN: 2502-6526

on Recent and Innovation Trends in Computing and Communication

(IJRITCC). May 2017. ISSN: 2321-8169 / 965-970

Ye, Guix., Tang, Zhanyong., Fang, Dingyi., Chen, Xiaojiang., Kwang, In Kim.,

Taylor, Ben., Wang, Zheng. (2017). Cracking Android Pattern Lock in

Five Attempts, presented at The Network and Distributed System

Security (NDSS) Symposium. 26 February - 1 March 2017. San Diego,

CA, USA. ISBN 1-1891562-46-0.

http://dx.doi.org/10.14722/ndss.2017.23130