ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH -...

146
JURNAL ILMIA Program Studi Ma Universitas Muha Pengaruh Harga Dan Kual Medan BAGUS HANDOKO Analisis Bauran Promosi Lestari Abadi Medan ASWIN BANCIN Pengaruh Atribut Produk D Kota Medan BUNGA ADITI Efek Mediasi Kepuasan Ke JUFRIZEN Pengaruh Marketing Rela Pada AJB Bumi Putera 191 MUTHOLIB Peningkatan Hasil Belajar Model Pembelajaran Active RADIMAN Pengaruh Kelelahan Kerja Cabang Medan Imam Bonjo RISNAWATI Pengaruh Pendidikan Da Medan SUNARYO Pengaruh Customer Relati Loyalitas Investor PT. Dana TITIN FARIDA Pengaruh Pelatihan Dan D Cabang (Belmera) Medan YUDI SISWADI AH anajemen - Fakultas Ekonomi ammadiyah Sumatera Utara litas Pelayanan Terhadap Kepuasan Kon Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembe erja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap ationship Terhadap Loyalitas Nasabah M 12 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan B r Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonom e Learning Metode Peerlesson Di Program a Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. B ol an Penempatan Kerja Terhadap Kiner ionship Management Dan Kualitas Layana areksa Medan. Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Kary VOL. 17NO. 01 April 2016 ISSN 1693-7619 nsumen Di Titipan Kilat JNE Genset Pada PT.Sejahtera elian Mobil Merek Honda Di p Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Nasabah Baru mi Mikro Melalui Penerapan m Studi Manajemen Bank Mandiri (Persero) Tbk rja Karyawan Di PTPN III an Terhadap Kepuasan Dan yawan Pada PT. Jasa Marga

Transcript of ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH -...

Page 1: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

ISSN 1693-7619

JURNAL ILMIAH

Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNEMedanBAGUS HANDOKO

Analisis Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.SejahteraLestari Abadi MedanASWIN BANCIN

Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda DiKota MedanBUNGA ADITI

Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja KaryawanJUFRIZEN

Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan NasabahPada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan BaruMUTHOLIB

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui PenerapanModel Pembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi ManajemenRADIMAN

Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) TbkCabang Medan Imam BonjolRISNAWATI

Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN IIIMedanSUNARYO

Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan DanLoyalitas Investor PT. Danareksa Medan.TITIN FARIDA

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa MargaCabang (Belmera) MedanYUDI SISWADI

VOL. 17NO. 01 April 2016

ISSN 1693-7619

JURNAL ILMIAH

Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNEMedanBAGUS HANDOKO

Analisis Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.SejahteraLestari Abadi MedanASWIN BANCIN

Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda DiKota MedanBUNGA ADITI

Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja KaryawanJUFRIZEN

Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan NasabahPada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan BaruMUTHOLIB

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui PenerapanModel Pembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi ManajemenRADIMAN

Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) TbkCabang Medan Imam BonjolRISNAWATI

Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN IIIMedanSUNARYO

Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan DanLoyalitas Investor PT. Danareksa Medan.TITIN FARIDA

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa MargaCabang (Belmera) MedanYUDI SISWADI

VOL. 17NO. 01 April 2016

ISSN 1693-7619

JURNAL ILMIAH

Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNEMedanBAGUS HANDOKO

Analisis Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.SejahteraLestari Abadi MedanASWIN BANCIN

Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda DiKota MedanBUNGA ADITI

Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja KaryawanJUFRIZEN

Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan NasabahPada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan BaruMUTHOLIB

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui PenerapanModel Pembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi ManajemenRADIMAN

Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) TbkCabang Medan Imam BonjolRISNAWATI

Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN IIIMedanSUNARYO

Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan DanLoyalitas Investor PT. Danareksa Medan.TITIN FARIDA

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa MargaCabang (Belmera) MedanYUDI SISWADI

VOL. 17NO. 01 April 2016

Page 2: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

2

ISSN 1693-7619VOL 17 NO. 01 APRIL 2016

JURNAL ILMIAHMANAJEMEN & BISNIS

PelindungAgussaniPengarahZulaspanTuptiJanuriAde GunawanPemimpinRedaksiMuslihSekretarisRedaksiJulitaRedaktur AhliAzuarJuliandiTata UsahaRianSanjayaRudi Hartono

RahardianAlamatRedaksi:FakultasEkonomiUniversitasMuhammadiyah SumateraUtaraJl. Kapten Mukhtar Basri No. 3 Medan,

20238Telp. (061) 6624567Fax. (061) 6625474Homepage:Jurnal umsu.ac.idhttp://www.jurnal.umsu.ac.ide-mail: jmanbis.umsu.ac.id

Jurnal Manajemen & Bisnis merupakanpublikasi dari hasil penelitian dan kajianteori yang berkaitan dengan ilmu danketrampilan manajemen.Terbit dua kalisetahun (April, Oktober).

PengantarRedaksi

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikumwr. Wb.

Jurnal Manajemen & Bisnis dapat di aksesmelalui www.jurnal.umsu.ac.id. Redaksimenerima draft makalah dari penulis yangdikirim melalui e-mail kami jmanbis.umsu.ac.id

Edisi ini mengkaji masalah-masalahmanajemen sumber daya manusia dari berbagaiperspektif dengan menampilkan variabel yangbervariasi, Kepemimpinan dan kinerja, kualitasproduk dan loyalitas, serta satu artikelberkenaan dengan manajemen keuangan.

Tulisan-tulisan ilmiah ini diharapkan dapatmenjadi referensi dalam bidang ilmumanajemen dan bisnis bagi kalangan akademisiserta mahasiswa baik untuk kepentinganpengembangan ilmu teoritis maupun praktis.

Redaksi terus berupaya mengoptimal kanjurnal, baik dari segi isi maupun penampilan.Dengan demikian Jurnal Manajemen & Bisnismemiliki nilai lebih pada edisi-edisi mendatang.

Assalamu’alaikumwr.wb

Page 3: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

3

Page 4: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

ISSN 1693-7619Vol. 17 No. 1 April 2016

JURNAL ILMIAHMANAJEMEN & BISNIS

Program Studi Manajemen - Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNE MedanBagus Handoko.......................................................................................................................................1

Analisis Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.Sejahtera LestariAbadi MedanAswin Bancin .......................................................................................................................................13

Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di KotaMedanBunga Aditi ..........................................................................................................................................23

Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja KaryawanJufrizen..................................................................................................................................................34

Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Pada AJBBumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan BaruMutholib ...............................................................................................................................................69

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui Penerapan ModelPembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi ManajemenRadiman .............................................................................................................................................. 81

Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk CabangMedan Imam BonjolRisnawati ..............................................................................................................................................89

Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN III MedanSunaryo ..............................................................................................................................................102

Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan DanLoyalitas Investor PT. Danareksa Medan.Titin Farida ........................................................................................................................................127

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa MargaCabang (Belmera) MedanYudi Siswadi ......................................................................................................................................116

VOL. 17 NO. 01 April 2016

Page 5: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

1

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASANKONSUMEN DI TITIPAN KILAT JNE MEDAN

BAGUS HANDOKOProdi Manajemen, STIE Harapan Medan

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Harga danKualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen di PT. JNE Medan. Hasil penelitian iniadalah Terdapat pengaruh yang signifikan Harga terhadap Kepuasan konsumen Besarnyapengaruh Harga terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 68,4%.Terdapat pengaruh yangsignifikan Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh Kualitaspelayanan terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 12,1%.Harga dan Kualitas pelayanansecara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen di JNE Medan,dengan tingkat kemampuan Harga dan Kualitas pelayanan untuk menjelaskan Kepuasankonsumen adalah sebesar 86,9% sedangkan sisanya sebesar 13,1% dipengaruhi oleh variabellain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

Kata Kunci: Harga, Kualitas Pelayanan, Kepuasan

PENDAHULUANTumbuhnya persaingan antar perusahaan titipan kilat yang semakin ketat dan tajam

sehingga setiap perusahaan jasa titipan kilat dituntut untuk mempertinggi daya saing denganberusaha memberikan kepuasan kepada semua pelanggannya. Kepuasan pelangganmerupakan satu elemen yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukursejauh mana respon pelanggan setelah menerima jasa. Dengan adanya kualitas pelayananyang baik dari perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para pelanggan. Secara teorinya,kepuasan didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen terhadap pelayanan yang diterima danditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami. Selain itu, kepuasan juga mempertimbangkantentang apa yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen akan memberikan penilaian tentangsuatu yang mereka dapatkan.

Berkembangnya jumlah perusahaan titipan kilat di Indonoesia menjadikan masyarakatmemiliki banyak pilihan untuk menentukan perusahaan titipan kilat mana yang akan merekapilih. Masyarakat akan memilih perusahaan titipan kilat yang mereka pandang memberikankepuasan yang maksimal bagi mereka. Itu alasannya setiap perusahaan titipan kilat hendaknyaberorientasi pada kepuasan pelanggan untuk dapat bersaing dengan perusahaan pesainglainnya. Pelanggan akan merasa puas apabila ada persamaan antara harapan dan kenyataanpelayanan yang diperoleh.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam penelitian ini,diprediksi adalah harga yang ditawarkan oleh JNE itu sendiri dan kualitas pelayanan yangdiberikan oleh karyawan JNE.

LANDASAN TEORIHarga

Harga menurut Kotler (2001:124) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuahproduk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk

Page 6: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

2

jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakanhal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkanmengidentifikasikan harga dengan nilai. Menurut Swasta (2001:89), harga merupakansejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untukmendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebutdihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumenmeningkat, maka nilainya akan meningkat pula (Tjiptono, 2005:97). Dalam penentuan nilaisuatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalammemenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi.

Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehinggamanajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikapkonsumen. Harga sebagai atribut dapatdiartikan bahwa harga merupakan konsepkeanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristikkonsumen, situasi dan produk (John C. Mowen dan Michael Minor, 2002:132). Dengan katalain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaatdari produk yang telah dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yangmereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang merekakeluarkan.

Pengertian Pelayanan JasaJasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347).Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa suatu tindakan yang ditawarkanpihak produsen kepada konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa,didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.

Menurut Tjiptono (2005), jasa mempunyai 4 karakteristik yaitu :a. Intangibility(Tidak dapat dilihat, hanya dirasakan)

Jasa bersifat intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium ataudidengar sebelum pelanggan mencoba atau membeli. Karena sifat jasa ini tidak dapatdisentuh dan tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak mudah didefinisikan,diinformasikan atau dipahami secara rohani. Maka dalam hal ini perusahaan jasamenghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik dan perbandingan padapenawaran abstraknya.

b. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)Jasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Hal ini bisa dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam pemberian perhatian khususnyapada tingkat partisipasi atau keterlibatan pelanggan dalam proses jasa misalnya aktivitasdan peran serta pelajar atau mahasiswa dalam pendidikan disekolah maupun di perguruantinggi.

c. Variability (Keragaman)Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized out-put artinya banyakvariasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebutdihasilkan. Dalam hal ini penyedia jasa dapat menggunakan 3 pendekatan dalampengendalian kualitas jasa yaitu :1) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik.

Page 7: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

3

2) Melakukan standarisasi proses pelaksanan jasa. Dalam hal ini dapat dilakukan dalamdiagram jalur dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapatmenyebabkan kegagalan dalam jasa.

3) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem sarana dan keluhan survey pelanggansehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.

4) Perishability (Tidak Tahan Lama)Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan dan jasa sangatbervariasi dalam melakukan pemasaran jasa yang di pengaruhi faktor musiman.Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen kualitas dalamorganisasi jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah didifinisikan karena haltersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan konsumen. Secara umum dikatakan bahwa kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang di tentukan olehpemakai dan di peroleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yangberkelanjutan. Kualitas pelayanan menurut wyckof adalah tingkat keunggulan yangdiharapkan dan pengadaan atas tingkat keunggulan tersedia tersebut untuk memenuhikeinginan pelanggan atau konsumen (Tjiptono, 2005).

Kualitas PelayananUntuk mengetahui dasar dan apa itu pelayanan, maka perlu dipahami definisi dari

pelayanan yang telah dikemukakan. Menurut Yoeti (2001:1) Pelayanan adalah suatu produkyang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antara pemberi jasa (producer)dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhikebutuhan pelanggan.

Menelusuri arti pelayanan tidak lepas dari masalah kepentingan umum, yang menjadiasal usul timbulnya istilah pelayanan publik. Dengan kata lain antara kepentingan umum adakaitannya dengan pelayanan umum. Pelayanan menurut Payne (2000:49), merupakan hal, caraatau melayani, menyediakan segala apa yang diperlukan orang. Sedangkan menurutFitzsimmons (2001:51), Pelayanan adalah suatu usaha yang bertujuan untuk memuaskanindividu dengan memenuhi kebutuhan (needs) ataupun keinginan (wants) individu tersebut.

Dalam dunia bisnis dengan persaingan banyak perusahaan yang memberikan produkdan kualitas yang saling bersaing. Dalam situasi yang seperti ini, maka yang palingmenentukan adalah organisasi yang dapat menghasilkan pelayanan yang terbaik. Memuaskanpengguna jasa sebenarnya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai pembelipelayanan maka dihadapkan pada tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa.

Menurut Payne (2000 : 17), pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa sangatpenting bagi perusahaan yang menghasilkan jasa karena :a. Pengguna jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan karena pengguna jasa membayar

jasa yang dijual.b. Kompensasi yang semakin hebat pada saat ini seiring dengan kemajuan teknologi.c. Hubungan erat antara jasa dengan pengguna jasa karena jasa dan pengguna jasa merupakan

suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan.d. Masyarakat semakin kritis, semakin maju dan semakin mengetahui hak-hak untuk dilayani

dengan sebaik-baiknya.e. Pelayanan merupakan produk kerjasama ketertiban satu unit kerja dengan unit kerja

lainnya yang memerlukan perilaku dan sikap kerjasama dari para petugas.

Page 8: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

4

Dimensi Kualitas PelayananMenurut Yoeti (2001 : 78), Dalam salah satu studi mengenai kualitas pelayanan yang

melibatkan 800 (delapan ratus) pengguna jasa berusia 25 tahun ke atas disimpulkan bahwaterdapat lima dimensi kualitas pelayanan sebagai berikut :a. Tangibles atau bukti fisik adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasaranafisik perubahan dari keadaan lingkungan sekitar merupakan bukti nyata dari pelayananyang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dansebagainya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilankaryawan.

b. Reability atau andalan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan pelayanansesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapanpengguna jasa yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua penggunajasa tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi.

c. Responsiveness atau ketanggapan adalah suatu kemauan untuk membantu dan memberikanpelayanan yang cepat / responsif dan tepat kepada pengguna jasa dengan penyampaianinformasi yang jelas. Tidak membiarkan pengguna jasa menunggu tanpa adanya suatualasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d. Assurance atau jaminan dan kepastian adalah pengetahuan, sopan santun dan kemampuanpara karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pengguna jasa kepadaperusahaan yang terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas,keamanan, kompetensi dan sopan santun.

e. Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yangdiberikan kepada pengguna jasa dengan berupaya memahami keinginan mereka. Suatuperusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan secara spesifik sertamemiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pengguna jasa.

Kepuasan KonsumenMenurut Kotler (2001:56) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatuproduk dengan harapan-harapannya. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanandapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, makalayanan dikatakan tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan. Dengan demikian service quality dapat didefinisikan sebagai jauhnyaperbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas layanan yang mereka terima(Lupiyoadi, 2001).

Engel, et al dalam Tjiptono, (2005:89) menyatakan bahwa kepuasan pelangganmerupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama ataumelampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidakmemenuhi harapan. Bila kepuasan konsumen terhadap barang/jasa jauh dibawah apa yangdiharapkan, maka konsumen akan kehilangan minat terhadap produsen/penyedia jasa dalamhal ini adalah rumah sakit. Demikian pula sebaliknya, jika barang/jasa yang mereka nikmatimemenuhi/melebihi tingkat kepentingannya, maka konsumen akan cenderung memakai lagibarang/jasa tersebut (Kotler, 2001:59).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat darikinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apayang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yangdiperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan

Page 9: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

5

kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidaksesuai dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan memang menjadi variabel yangsangat penting untuk mengukur pemasaran pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan hasilakhir dari pelayanan yang telah diberikan apaakah sesuai dengan harapan atau keinginanpasien.

Menurut Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa dalam menentukan kepuasan,terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu:a. Kualitas produk; Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.b. Kualitas pelayanan; Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila

mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.c. Emosional; Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yangcenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukankarena kualitas dari produk tetapi nilai social atau self esteem yang membuat pelangganmenjadi puas terhadap merek tertentu.

d. Harga; Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatifmurah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

e. Biaya; Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuangwaktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk ataujasa itu.

Perusahaan jasa harus dapat mengetengahkan secara konsisten jasa yang berkualitaslebih tinggi daripada para pesaingnya. Pelanggan (konsumen) memilih penyedia jasa denganmembandingkan pelayanan yang dirasakan (perceivedservices) dengan yang diharapkan(expected services). Jika pelayanan yang dirasakan berada dibawah yang diharapkan, makatimbul suatu ketidak puasaan pelanggan, rasa kepercayaan pelanggan terhadap penyedia jasamenjadi berkurang (hilang), pendapatan perusahaan menurun dan akhirnya membahayakankelangsungan hidup usahanya. Sebaliknya jika pelayanan yang dirasakan sama atau lebihbesar dari yang diharapkan, maka pelanggan merasa puas. Mereka akan menggunakankembali jasa tersebut dan memberitahukan kepada yang lain, sehingga menjadi alat promosiyang efektif, dan kelangsungan hidup perusahaan menjadi lebih terjamin. Oleh karena itupenyedia jasa harus dapat mengidentifikasikan keinginan konsumen dalam hal kualitaspelayanan secara umum maupun khusus.

HipotesisBerdasarkan pada kerangka konseptual, maka penulis menetapkan hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Terdapat pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen pada Titipan Kilat JNE Medan2. Terdapat pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Titipan Kilat

JNE Medan3. Terdapat pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada

Titipan Kilat JNE Medan.

Page 10: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

6

METODE PENELITIANOperasional Variabel

Secara ekperimental operasional variabel adalah defenisi yang dikemukakan atas sifat-sifat hal yang didefenisikan yang dapat diamati. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel,dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).

Defisini Variabel Operasional

Variabel Indikator Ukuran SkalaSumberData

Harga(X1)

Harga yangMurah

Kesesuaian hargadengankemampuan belikonsumen

Potongan harga

Tingkat harga yangmurah

Tingkat kesesuaianharga dengan dayabeli konsumen

Tingkat potonganharga

Interval Konsumen

KualitasPelayanan(X2)

Tangibles Reability Responsiveness Assurance Empathy

Tingkat tangibles Tingkat Reability Tingkat

Responsiveness Tingkat Assurance Tingkat Empathy

Interval Konsumen

KepuasanKonsumen (Y)

Kualitas Produk Kualitas

Pelayanan Emosional Harga Biaya

Tingkat Kualitasproduk

Tingkat kualitaspelayanan

Tingkat emosional Tingkat harga Tingkat biaya

Interval Konsumen

Sumber : Berbagai Sumber, 2013

Kerangka BerpikirBerdasarkan pada penjelasan – penjelasan diatas, seperti pada latar belakang masalah

dan rumusan masalah, maka penulis menyusun kerangka konseptual pada penelitian iniadalah sebagai berikut:

Harga(X1)

1. Harga yang murah2. Kesesuaian harga dengan

daya beli konsumen3. Potongan harga

Kualitas Pelayanan(X2)

1. Tangibles2. Reability3. Responsiveness4. Assurance5. Empathy

Kepuasan Konsumen(Y)

1. Kualitas Produk2. Kualitas Pelayanan3. Emosional4. Harga5. Biaya

Page 11: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

7

Populasi dan SampelPopulasi adalah sekumpulan satuan analisis yang didalamnya terkandung informasi

yang ingin diketahui. Target populasi adalah sekumpulan satuan pengamatan atau objek yangmemiliki informasi yang dibutuhkan peneliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitianini adalah seluruh konsumen yang berkunjung di Titipan Kilat JNE Medan.

Sampel menurut Jalaluddin (2002 : 83) adalah : “sebahagian dari jumlah populasi yangmenjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian yang diambil dengan mempergunakan cara-cara tertentu.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel adalah jumlah yangmewakili dari populasi yang akan dijadikan sebagai responden penelitian.Dikarenakanpopulasi tidak diketahui maka untuk mengetahui jumlah sampel minimal, dapat digunakanrumus sebagai berikut :

2

4

d

pqn

Sumber : Snedecor GW & Cochran WG, 1967), dan (Lemeshowb dkk, 1997),berdasarkanwww.suyatno.blog.undip.ac.id

Dimana :n : jumlah sampel minimal yang dibutuhkanp : proporsi konsumen yang menggunakan jasa JNE Medanq : proporsi konsumen yang tidak menggunakan jasa JNE Medand : limit dari error

dikarenakan nilai p tidak diketahui maka nilai p dapat dilakukan denganmenggunakan maximal estimation yaitu sebesar 0,1. Maka dapat ditentukan besarnya sampelminimal adalah sebagai berikut :

210,095.010.04 xx

n = 38 orang

Teknik Pengumpulan DataDalammengumpulkandata penulismenggunakanbeberapa metode pengumpulandata

berupa angket(kuesioner)yaitumembuatpertanyaanatau kuesioneryang akandibagikankepadaresponden menggunakan SkalaLikert.

Teknik Analisis DataUji ValiditasTujuan dari dilakukannya uji validitas adalah untuk mengukur ketepatan suatu instrumenpenelitian atau dengan kata lain bahwa uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana itempertanyaan yang digunakan dapat menguji suatu model dalam penelitian ini. Adapun kriteriapengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi masing-masing itempertanyaan terhadap totalnya ( r- hitung ) dengan r-tabel, dimana item pertanyaan dikatakanvalid jika r-hitung lebih besar dari r-tabel ( r-hitung > r-tabel ).

Uji ReliabilitasPengujian ini dilakukan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuahinstrumen handal, konsisten, stabil dan dependibalitas, sehingga apabila digunakan berulang-ulang maka akan menghasilkan yang sama.Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai1, reliabilitas dianggap sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah lebih besar atau samadengan 0,60. Untuk pengujian ini dilakukan dengan teknik Cronbach Alfa.

Page 12: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

8

Uji StatistikPengolahan data dilakukan dengan SPSS V 16.0 Model analisis yang akan digunakan dalampenelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Sugiyono, 2006:254) :Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Kepuasan Konsumen

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1

b2 = Koefisien regresi variabel X2

X1 = Harga

X2 = Kualitas Pelayanan

Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, masing-masingdilakukan pengujian sebagai berikut :

Uji Parsial ( Uji t )

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadapvariabel terikat. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel yaitu :

1) Jika t-hitung > t-tabel, tolak Ho terima Ha pada taraf signifikan 95%2) Jika t-hitung < t-tabel, terima Ho tolak Ha pada taraf signifikan 95%

Uji Simultan ( Uji F )Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secaraserempak ( simultan ). Adapun kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel, sebagai berikut :

1) Bila hitungF tabelF pada taraf signifikan 95%, maka hipotesis alternatif diterima.

2) Bila hitungF tabelF pada taraf signifikan 95%, maka hipotesis alternatif ditolak.

Uji Determinasi ( R2 )Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel Harga dan KualitasPelayanan mampu menerangkan variabel Kepuasan Konsumen. Uji ini dapat dilihat denganmenggunakan rumus determinan sebagai berikut:D = R2x 100%

HASIL DAN PEMBAHASANUji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kebenaran, kemampuan indikatordalam mengukur variabelmenunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhisyarat validitas, yaitu rhitung>rtabel. Oleh sebab itu, indikator – indikator tersebut dapatdigunakan untuk mengukur variabel penelitian ini.

Uji ReliabilitasUji ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel. Tingkat konsistensi ini dilihat dari konsistennya jawaban responden,

Page 13: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

9

dalam kondisi dan keadaan apapun. Hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Reliabilitas

VariabelCronbachAlfa Hitung

CronbachAlfa Standar

Keputusan

Harga .765.600 RealibelKualitas pelayanan .865

Kepuasan konsumen .750

menunjukkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat uji reliabilitas, dimananilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfa standar. Dengan demikian,variabel X penelitian dapat digunakan sebagai prediktor atas variabel Y.

Pengujan HipotesisRegresi Linear Berganda

Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa modelhubungan dari analisis regresi linear berganda ini dilihat dari tabel berikut ini :

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 5.849 1.797 3.255 .003

Harga .684 .069 .803 9.935 .000

KualitasPelayanan

.121 .054 .182 2.255 .030

a. Dependent Variable:KepuasanKonsumenTabel 4 menunjukkan persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Kepuasan konsumen = 5.849 + 0,684Harga + 0,121KualitasPelayanan

Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

1) Jika variabel Harga dan Kualitas pelayanan tidak ada, atau bernilai sama dengan nol,maka Kepuasan konsumen bernilai 5.849 satuan.

2) Jika variabel Harga ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kepuasan konsumen akanmeningkat sebesar 0,684 satuan.

3) Jika Kualitas pelayanan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti denganpeningkatan Kepuasan Konsumen sebesar 0.121satuan.

Page 14: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

10

Uji tUji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 5

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 5.849 1.797 3.255 .003

Harga .684 .069 .803 9.935 .000

KualitasPelayanan

.121 .054 .182 2.255 .030

a.DependentVariable:KepuasanKonsumenTabel 5 menunjukkan bahwa nilai signifikan dari variabel Harga (X1) adalah sebesar

0.000 lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai alfa sebesar 0.050 dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa Harga berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen. Selanjutnyapada variabel Kualitas pelayanan (X2) diketahui nilai signifikansi adalah sebesar 0,030 lebihkecil jika dibandingkan dengan niai alfa sebesar 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen.

Uji FUji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas secarabersama – sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

ANOVAb

ModelSum ofSquares Df

MeanSquare F Sig.

1 Regression500.778 2

250.389

116.016.000a

Residual 75.538 35 2.158

Total 576.316 37

a. Predictors: (Constant), KualitasPelayanan,Harga

b.DependentVariable:KepuasanKonsumen

menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai alfasebesar 0.050, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Harga dan Kualitas pelayanansecara bersama – sama berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen.

Page 15: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

11

Koefisien DeterminasiUntuk dapat mengetahui besarnya determinasi Harga dan Kualitas pelayanan

menjelaskan Kepuasan konsumen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

1 .932a .869 .861 1.46909

a. Predictors: (Constant), KualitasPelayanan, Harga

b. Dependent Variable: KepuasanKonsumendiketahui bahwa nilai R-Square adalah sebesar 0,869 atau sama dengan 86,9%.

Artinya bahwa Harga dan Kualitas pelayanan mampu menjelaskan Kepuasan konsumenadalah sebesar 86,9% sisanya 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini.

KESIMPULANKesimpulan

Berdasarkan pada penjelasan – penjelasan sebelumnya maka Penelitian ini dapatdisimpulkan sebagai berikut :1. Terdapat pengaruh yang signifikan Harga terhadap Kepuasan konsumen di JNE.

Besarnya pengaruh Harga terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 68,4%.2. Terdapat pengaruh yang signifikan Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen di

JNE. Besarnya pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen adalahsebesar 12,1%.

3. Harga dan Kualitas pelayanan secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadapKepuasan konsumen di JNE Medan, dengan tingkat kemampuan Harga dan Kualitaspelayanan untuk menjelaskan Kepuasan konsumen adalah sebesar 86,9% sedangkansisanya sebesar 13,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalammodel penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip, (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku I, Jakarta, PenerbitSalemba Empat

Tjiptono, Fandy, (2005), Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Malang, Bayu Media

Rangkuti, Freddy (2002), Riset Pemasaran, Penerbit Elex Media Computindo, Jakarta

Lupiyoadi Rambat, (2001), Menajemen Jasa, Teori dan Praktik, Edisi pertama, PenerbitSalemba Empat, Jakarta.

Khatimah, Husnul. 2011. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap KepuasanNasabah (Studi pada Nasabah BRI Cabang Semarang Pattimura)”. Skripsi,Ekonomi-S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro, Semarang

Page 16: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

12

Atmaja, A.K. 2011. Analisis pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap KepuasanPelanggan (Studi pada Tiket Garuda di PT. Falah Fantastic Tour TravelBogor)”. Skripsi, Ekonomi-S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro,Semarang

Swasta Basu, 2001, Konsep dan Strategi Analisa Kuantitatif Saluran Pemasaran, EdisiKetiga, Yogyakarta, BPFE-UGM,.

John C Mowen dan Michael Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara,Jakarta

Yoeti, Oka A., (2001), Strategi Pemasaran Jasa, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Payne, Adrian, (2000), Pemasaran Jasa, Cetakan I, Edisi I, Penerbit Andi offset,Yogyakarta.

Fitzsimmons, (2001),Pelayanan Barang dan Jasa, Terjemahan Alih Bahasa Ellen GunawanSitompul, Uka Wikarya, dan Anton Hendranata Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sugiarto, Endar, (2002), Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, Penerbit PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Deli Putra, Naimuddin (2000), Karakteristik Pelayanan, Penerbit PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.

Sunarto (2003), Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Penerbit AMUS dan CV dan NgeksigndoUtama

Alma, Buchari, (2004), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta,Bandung.

www.suyatno.blog.undip.ac.id

Page 17: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

13

ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUMEPENJUALAN GENSET PADA PT. SEJAHTERA LESTARI ABADI MEDAN

ASWIN BANCINDosen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Dalam suatu perusahaan, penjualan adalah kegiatan yang penting, karena denganadanya penjualan tersebut maka akan diketahui volume penjualan dan keuntungan yangdiperoleh untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis datadeskriptif, yaitu metode penganalisa data dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data,serta menafsirkan data yang memberikan gambaran objek yang diteliti. sumber data dalampenelitian ini adalah data skunder yaitu data yang diperoleh dari bagian marketing di PT.Sejaterah Lestari Abadi Medan berupa dokumen dan data lainnya seperti data penjualanmarketing dan data agenda promosi penjualan tahun 2011 sampai 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikesimpulkan bahwa belum memaksimalnyapelaksanaan bauran promosi yang dijalankan oleh perusahaan, dimana kurang optimalnyapromosi yang dilakukan oleh perusahaan, serta masih kurang luasnya penyebaran produk kekonsumen. Disisi lain banyaknya bermunculan produk sejenis yang menetapkan harga lebihmurah serta memasuki pasaran dan wilayahnya yang cukup luas sehingga dengan keadaanyang ada tersebut cukup menyulitkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan.

Kata kunci : Bauran Promosi, Volume Penjualan

PENDAHULUANDalam suatu perusahaan, penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan

adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan diketahui volume penjualan dan keuntunganyang diperoleh untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Keberhasilan strategipemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dan analisis pasar, keputusan tentangproduk, menetapkan harga, promosi dan distribusi. Menurut Tjiptono (2008,hal 219)“aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, danatau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersediamenerima,membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan pesahaan yang bersangkutan”.

PT. Sejahtera Lestari Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidangotomotif Alasan penulis mengadakan penelitan pada perusahaan ini adalah karenapermasalahan yang dihadapi perusahaan dalam hal PT. Sejahtera Lestari Abadi dalammemperkenalkan produknya dan menarik konsumen sebagai pembeli dengan menggunakanbauran promosi yaitu antara lain : melalui periklanan ( surat kabar, brosur, dan sebagainya).Promosi penjualan (potongan harga ) , penjualan pribadi ( melalui sales eksecutif dan salescounter).

Banyaknya jenis genset yang bermunculan dari merek perusahaan lain menyebabkanpersaingan semakin tinggi. Apalagi dengan menawarkan banyaknya keunggulan-keunggulan

Page 18: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

14

tertentu, yang pastinya akan mempengaruhi volume penjualan. Hal ini membuat pihak PT.Sejahtera Lestari Abadi harus mampu memasarkan produknya dengan baik dan bersaingdengan merek lain yang menawarkan jenis genset yang sama. Sehingga masyarakatmempunyai keinginan untuk membeli genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi.

Adapun permasalahan yang terjadi pada PT. Sejahtera Lestari Abadi yaitu telah terjadikenaikan dan penurunan terhadap volume penjualan selama 4 tahun terkhir. Namun dalampelaksanaanya masih ditemui beberapa kendala yang dihadapi perusahaan kegiatan penjualanpribadi (personal selling) yang dilakukan team marketing kurang optimal, sehinggapenjualanan yang diharapkan perusahaan tidak mencapai target. kurang optimalnya promosiyang dilakukan oleh perusahaan, serta masih kurang luasnya penyebaran produk kekonsumen. Disisi lain banyaknya bermunculan produk sejenis yang menetapkan harga lebihmurah serta memasuki pasaran dan wilayahnya yang cukup luas sehingga dengan keadaanyang ada tersebut cukup menyulitkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan.Dari latar belakang permasalahan dan melihat realitas volume penjualan yang tidak stabilpenulis ingin mengetahui apakah perusahaan tersebut mampu menggunakan seluruh bauranpromosi untuk bisa meningkatkan volume penjualan produk.

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Volume PenjualanPenjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan

suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagaisasarannya, dan mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yangdihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik. Menurut Kotler dan Armstrong(2008,hal. 181) menyatakan bahwa “penjualan adalah interaksi interpribadi dengan pelanggandan calon pelanggan untuk menghasilkan penjualan dan menjaga hubungan pelanggan”.Menurut Blocher, et al (2007,hal. 322) menyatakan bahwa “Volume penjualan adalah jumlahunit terjual aktual hasil dari kegiatan penjualan”.

Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa Volume penjualan merupakan jumlah total yangdihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkanperusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan.

2. Pengertian Promosi

Promosi Merupakan salah satu variabel dari kegiatan pemasaran sebagai unsur bauranpemasaran (marketing mix) dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaanterhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi para konsumenagar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono (2008,hal. 219) “Pada hakikatnya Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yangdimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusahamenyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atasperusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yangditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Assauri (2010, hal.265) “ Promosi adalah usaha untukmempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakainsegala unsur acuan pemasaran”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwapromosi adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan suatu produk kekonsumen dengan

Page 19: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

15

membujuk dan dapat mengingatnya ,sehingga timbul keinginan konsumen untuk membeliproduk yang ditawarkan dan terjadi pembelian secara ulang. Hal ini dilakukan gunameningkatkan volume penjualan.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan PenelitianPendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif yaitu

pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan ataumenggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tentang masalah yangditeliti.2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, untukmengetahui baik buruknya suatu penelitian.3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis datadeskriptif, yaitu metode penganalisa data dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data,serta menafsirkan data yang memberikan gambaran objek yang diteliti, berikut teknik analisisyang digunakan:

1. Menghiting peningkatan atau penurunan rata-rata penjualan setiap tahunnya,dengan menggunakan rumus:

Rata – rata penj = = ∑2. Menghitung presentase peningkatan atau penurunan setiap tahunnya:

Presentasi Kenaikan = × 100Presentasi Penurunan = × 100

Analisis prediksi volume penjualan jenset pada PT. Sejaterah Lestari Abadi Medanuntuk tahun-tahun yang akan datang.

3. Metode kuadrat terkecil (Least Square Method) untuk mengetahui perkembanganvolume penjualan di waktu yang akan datang dengan rumus.

Y = +Julita,Jufrizen (2008, hal. 38)

Page 20: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

16

Dimana :Y = variabel terikatX = variabel bebasa = nilai konstantab = koefisien arah regrasin = jumlah data

4. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Pada PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan diketahui perkembangan volume penjualandiperoleh berdasarkan hasil penjualan yang dicapai oleh setiap devisi yang dijumlahkanseluruhnya. Disini penulis akan membuat tabel data yang menunjukan perkembangan volumepenjualan dalam bentuk unit terjual tahun 2011 sampai tahun 2014. Dari tabel tersebuttampak jelas persentase perkembangan volume penjualan yang dicapai dari tiap-tiaptahunnya.

Data mengenai keadaan atau perkembangan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tahun2011 sampai tahun 2014 dapat kita lihat dari tabel berikut

Tabel IV.1Perkembangan volume penjualan PT. Sejahtera lestari Abadi Medan(2011-2014)

Tahun VolumePenjualan

% Naik Turun

2011 249 -

2012 114 54,23%

2013 136 19,30%

2014 257 88,97%

5. Pembahasan1. Analisis Bauran Promosi

Untuk menghadapi persaingan yang kuat didunia industri genset dan untuk mencapaitarget-target penjualan yang harus dicapai perusahaan. PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan

b = n∑XY − ∑X∑Yn∑X (∑ )= ∑

- b∑

Page 21: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

17

menggunakan strategi bauran promosi. Adapun bauran promosi yang digunakan PT. SejahteraLestari Abadi Medan yaitu: penjualan pribadi, dan promosi penjualan.a. Personal selling(penjualan pribadi)

Dalam memasarkan produknya PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan menggunakansalah satu dari aspek bauran promosi yaitu berupa personal selling (penjualan pribadi).Penjualan pribadi yang dilakukan yaitu memanfaatkan kemampuan tenaga penjual atausalesman dalam berkomunikasi langsung, presentasi penjualan, dan program insentif untukmeningkatkan volume penjualan.

Berikut adalah data penjualan yang dihasilkan tenaga marketing di PT. SejahteraLestari Abadi Medan tahun 2011 sampai tahun 2014:

Tabel IV.2Data Penjualan Marketing Pada PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan(2011-2014)Tahun Sales Penjualan Total

Penjualan

TargetPenjualan

2011 -Team A = 7 Org-Team B = 7 Org

-Team A= 116 unit-Team B = 133 unit

249Unit

1.000 Unit

2012 -Team A = 9 Org-Team B = 8 Org-TeamC = 10 Org

-Team A= 34 unit-Team B= 42 unit-Team C =38 unit

114Unit

1.000 Unit

2013 -Team A= 13 Org-Team B= 14 Org

-Team A= 74 unit-Team B= 62 unit

136Unit

1.000 Unit

2014 -Team A= 18 Org-Team B= 16 Org

-TeamA=124 unit-TeamB=133 unit

257Unit

1.000 Unit

Sumber : PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan (Diolah)

Dari tabel IV.II tersebut dapat diketahui tenaga personal selling Yang digunakan PT.Sejahtera Lestari Abadi Medan pada tahun 2011 berjumlah 14 orang, yang dibagi menjadi 2team yaitu team A dan Team B. Masing – masing team menghasilkan volume penjualan yangberbeda team A 116 unit, team B 133 unit, jadi total penjualan yang diperoleh sepanjangtahun 2011 berjumlah 249 unit.

Memasuki tahun 2012 PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mencoba meningkatkanvolume penjualannya dengan menambah tenaga marketing sebanyak 27 orang yang dibagimenjadi 3 team yaitu team A, team B, dan team C. Akan tetapi penjualan yang diharapkandapat meningkat ternyata menurun hingga 54,23% dari penjualan tahun sebelumnya. Di tahun2011 tenaga marketing hanya mampu menjual genset sebanyak 114 unit, total penjualan ditahun 2011 berjumlah 114 unit. Jumlah tenaga penjual yang banyak namun penjualanmenurun dikarenakan team marketing dibagi menjadi 3, hal ini tentu saja membuat tertekantenaga penjual baru yang harus bekerja keras mengejar target penjualan pertahunnya sebanyak1000 unit sebelum tahun 2011 berakhir. Dapat disimpulkan PT. Sejahtera Lestari AbadiMedan kurang cepat dalam bertindak mengatasi kekurangan tenaga penjual yang dibutuhkan.

Page 22: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

18

Untuk menyiasati penurunan penjualan di tahun 2012, PT. Sejahtera Lestari AbadiMedan tidak mengurangi tenaga penjual yang digunakan ditahun sebelumnya, namun teammarketing yang ditahun sebelumnya dibagi menjadi 3 team, ditahun 2013 hanya dibagimenjadi 2 team. Terlihat pada data di atas penjualan mengalami peningkatan 19,30% daritotal penjualan 114 unit menjadi 136 unit. Hal tersebut membuktikan dengan membagimenjadi 2 team marketing, para salesmen dapat lebih bekerja sama dalam upayameningkatkan volume penjualan.

Di tahun 2014 dengan tetap mempertahankan kelompok salesmen menjadi 2 teamdan menambah 7 orang tenaga penjual, hasilnya penjualan yang diperoleh PT. SejahteraLestari Abadi Medan kembali mengalami peningkatan sebesar 88,97% angka yangmenunjukan pertumbuhan penjualan yang cukup baik bagi perusahaan. Volume penjualanyang diperoleh PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan di tahun 2014 sebanyak 257 unit.

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan sangatmembutuhkan tenaga personal selling dalam upaya menjual produknya yang termaksudgenset merek s a Power. Selama 4 tahun terakhir PT. Sejahtera lestari Abadi Medan terusmenambah tenaga penjualnya dengan berbagai strategi pengelompokan tenaga penjual,hasilnya PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mengalami peningkatan penjualan selama 2tahun terakhir. Karena untuk menjual produk yang tergolong dalam barang yang dibutuhkankonsumen dibutuhkan komunikasi yang baik dan presentasi yang baik untuk membangunkepercayaan konsumen agar calon konsumen berminat membeli dan tidak pindah keperusahaan lain mengingat persaingan dari dunia otomotif yang sangat ketat.

Program insentif juga perlu diperhatihkan mengingat para salesmen yang bekerjakeras demi meningkatkan penjualan butuh penyegaran dan penghargaan dari hasil kesrjanya,agar mereka termotivasi dan bekerja lebih maksimal lagi.

b. Promosi PenjualanUntuk meningkatkan volume penjualan dan menarik minat masyarakat agar membeli

genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan, perusahaan melakukan promosi penjualan.Adapun promosi penjualan yang dilakukan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan yaituadanya potongan harga, dan tukar tambah. Berikut agenda promosi penjualan yangdilakukan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tahun 2011 sampai tahun 2013.

Tabel IV.3Agenda Promosi Penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan

Tahun 2011 sampai tahun 2014Tahun Promosi Penjualan yang dilakukan

2011 -Demonstrasi di depan PT. SLA-Potongan harga-Tukar tambah segala jenis genset

2012 - Demonstrasi di depan PT. SLA-Potongan harga-Tukar tambah segala jenis genset-Even pameran di hari-hari besar

Page 23: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

19

2013 - Demonstrasi di depan PT. SLA-Potongan harga-Tukar tambah segala jenis genset-Even pameran di hari-hari besar-Kupon hadiah/souvenir

2014 -Tukar tambah segala jenis genset-Potongan harga- Demonstrasi di depan PT. SLA-Even pameran di hari-hari besar

Sumber: PT. Sejahtera Lestari AbadiDari data agenda kegiatan promosi penjualan yang dilakukan PT. Sejahtera Lestari AbadiMedan tersebut dapat kita lihat kegiatan yang dilakukan bervariasi mulai dari even pameranuntuk mencari konsumen baru dikalangan masyarakat. Biasanya perusahaan seringmendatangkan sales ketempat proyek atau bangunan yang sedang dibangun guna untukmemperkenalkan produk baru tersebut.2. Analisis Perkembangan Volume Penjualan

Untuk meningkatkan volume penjualan dan daya saing perusahaan, PT. SejahteraLestari Abadi Medan harus menempuh barbagai kebijakan promosi menarik, kreatif dan biayayang minim dapat menarik perhatian masyarakat. Hal ini dilakukan perusahaan mengingatbanyaknya perusahaan sejenis di kota medan yang menjadi pesaing dalam memasarkanproduknya.

Peningkatan jumlah volume penjualan perusahaan dapat dilihat dari data yangdisajikan sebelumnya pada tabel IV.I, dimana volume penjualan PT. Sejahtera Lestari AbadiMedan mengalami fluktuasi selama 4 tahun terakhir.

a. Pada tahun 2011, volume penjualan sebesar 249 unit.b. Pada tahun 2012, volume penjualan menurun menjadi 114 unit turun 135 unit atau

menurun 54,23% dari penjualan di tahun 2011.c. Pada tahun 2013, volume penjualan mengalami kenaikan menjadi 136 unit atau

naik 22 unit atau sebesar 19,30% dari tahun 2012d. Pada tahun 2014, volume penjualan kembali naik menjadi 257 unit, atau naik 121

unit atau sebesar 88,97% dari tahun 2013.

Volume penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mengalami fluktuasi selama 4tahun terakhir. Ditahun 2012 penurunan terjadi cukup besar yaitu menurun hingga 135 unitatau sebesar 54,23%. Akan tetapi terlihat peningkatan yang cukup baik di tahun 2013 dantahun 2014, hal ini menunjukkan ada upaya perbaikan yang dilakukan perusahaan untukkembali meningkatkan volume penjualan.

3. Analisis DataDalam analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode time series. Untuk

mengetahui perkembangan tingkat penjualan, ada baiknya dilakukan analisis kuantitatifdengan menggunakan metode analisis Least Square dengan rumus sebagai berikut

Page 24: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

20

Tabel IV.4Volume Penjualan Genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan(disederhanakan)

Tahun Volume Penjualan

2011 249

2012 114

2013 136

2014 257

Y = α + b x

b =∑ ∑ ∑∑ (∑ )

Berdasarkan tabel IV. 4 sebelumnya dapat disusun kelompok data sebagai berikut :

Tabel IV.5Analisis Least Square Volume Penjualan Genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan

N Tahun Penjualan(Y)

X X² XY

1 2011 249 0 0 0

2 2012 114 1 1 114

3 2013 136 2 4 272

4 2014 257 3 9 771

756 6 14 1157

= ∑- b∑

Page 25: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

21

Dari tabel diatas diketahui1. ∑ = 7562. ∑ = 63. ∑ ² = 144. ∑ = 11575. = 4

Dengan menerapkan rumus tersebut maka pada data yang tersedia, dapat dihitung:= ∑ − ∑ ∑∑ ² − (∑ )²=× – ×× ( )²

=

= 4,6= ∑- b (∑ )

= - 4,6 ( )

= 189 – 6,9= 182,1

jadi persamaan yang diperoleh adalah:Y = 182,1 + 4,6

Dari persamaan yang diperoleh, harga koefisien b = 4,6 yang bertanda positif. Hal inimenunjukan kenaikan rata-rata volume penjualan sebesar 4,6 unit pertahun.

Dengan memasukan nilai X untuk tahun penjualan yang akan diramalkan kedalampersamaan diatas, maka ramalan penjualan untuk tahun-tahun berikutnya akan diketahuiseperti pada perhitungan dibawah ini:

Tahun 2015 —>Y = 182,1 + 4,6 (4)= 182,1 + 18,4= 201 unit

Tabel IV.6Trend Penjualan Genset pada tahun 2015 sampai tahun 2018 pertahun PT.

Sejahtera Lestari Abadi MedanTahun X Y

2015 4 201

2016 5 205

2017 6 210

2018 7 214

Dari data diatas terlihat bahwa volume penjualan perusahaan mengalami fluktuasisetiap tahunnya. Sedangkan penjualan yang akan datang menurun dibanding volumepenjualan di tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi trend penjualanannya menunjukan kenaikan

Page 26: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

22

setiap tahunnya. Jadi, persamaan trend volume penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medantermaksud jenis trend positif, sehingga apabila nilai X meningkat, maka nilai Y yaitu volumepenjualan akan mengalami kenaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Blocher, Edward J, Chen, Kung H, Cokin, Gary, Lin, Thommas W (2007). Manajemen Biaya.

Buku 2. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.Canon, Joseph P, Perreault, Jr., William D. McCarthy, E. Jerome (2009). Pemasaran Dasar.

Buku 2. Edisi 16. Jakarta; Salemba EmpatJajat, Kristanto (2011). Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: PT. Gelora Aksara

Pratama.Julita, Jufrizen (2008). Budgeting. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis.Mursid, M, (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Bumi PersadaKotler, Philip, Armstrong Gary (2008). Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 2 :

Erlangga.Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.Tjiptono, Fandy (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta. ANDI.Tjiptono, Fandy, Chandra, Gregorius (2012). Pemasaran Strategik. Edisi II. Yogyakarta.

ANDITaufik, Amir (2005). Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS). Peranan Biaya Promosi dalam

Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Kasus pada Salah Satu PerusahaanPembiayaan di Palembang. Vol I

Page 27: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

23

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN MOBIL MEREK HONDA DI KOTA MEDAN

BUNGA ADITI

Dosenfakultas ekonomiSTIE Harapan Medan

ABSTRAK

Masyarakat kota Medan saat ini telah banyak menggunakan mobil sebagai saranatransportasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan alasan lebih nyaman. Hal ini jugadiakibatkan transportasi pengangkutan roda empat kurang diminati seiring denganpertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat lebih memilih mobil pribadi sebagai alat saranatransportasi dengan alasan nyaman dan mempercepat dalam melakukan aktivitas. Pada saatini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih produk yangakan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedar berdasarkan pertimbangan dalam fisiksaja. Namun juga termasuk segala aspek pelayanan yang melekat pada produk dan tahap prapembelian sampai tahap purna beli. Keputusan pembelian merupakan kegiatan konsumenyang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelianterhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan pembelian yang tinggi darikonsumen atas suatu produk merupakan aspek paling penting bagi suatu perusahaan dalammelakukan kegiatan bisnisnya. Untuk meningkatkan pembelian yang tinggi dari konsumen,perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian,diantaranya adalah atribut produk dan adanya promosi.Berdasarkan hasil uji statistika secarasimultan atribut produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusanpembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Berdasarkan hasiluji statistika secara parsial atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapKeputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan.Berdasarkan hasil uji statistika secara parsial promosi berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan.

Kata Kunci : Atribut produk, Promosi dan Keputusan Pembelian

..

Page 28: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

PENDAHULUAN

Latar BelakangPada saat inikonsumen lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih

produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeliproduk sekedar berdasarkanpertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspek pelayananyangmelekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna beli.

Dalam lingkungan persaingan produk yang semakin ketatdenganmasuknya produk-produk inovatif ke pasaran yang mana terdapatkondisipasar yang jenuh untuk produk-produk, di sisi lain usaha untukmengelolaloyalitas konsumen menjadi tantangan yang tidak mudah, konsumenmemilikiberaneka ragam kebutuhan dan keinginan yang dapat dipenuhidenganmengonsumsi produk tertentu.

Konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari danmembeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan, meningkatnyapembelian konsumen akan mampu meningkatkan daya saing perusahaan tersebutterhadap perusahaan pesaing. Suatu produk yang ditawarkan ke konsumen olehperusahaan akanbertahan di pasaran jika atribut dari produk tersebut diterima,atribut produkadalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yangmenjamin agarproduk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yangdiharapkan olehpembeli, manfaat dari sebuah produk ini dikomunikasikan olehatribut produkyang meliputi dari kualitas, fitur dan desain dari produk, atributprodukdiberikan kepada konsumen bertujuan untuk menarik pembeli.

Produk memang tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhanfungsionalnya saja namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi darikonsumen sehingga produk yang menampilkan berbagai atribut produk yangmeliputi kualitas, fitur dan desain yang sesuai dengan harapan konsumen yangpada akhirnya akan melahirkan keputusan kosumen untuk membeli produktersebut. Keputusan pembelian konsumen dapat terjadi jika produk sertaatributnyasudah sesuai dengan keinginan dan harapannya. Konsumenmemberikan respontertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjanganantara harapan dengankinerja produk.Kesenjangan yang dievaluasi konsumenini menjadi pentingmengingat hasil evaluasi itulah yang akan menentukan nilaiproduk bagikonsumen.

Promosi merupakan salah satu bagian marketing mix yang sangat berperandalam meningkatkan jumlah konsumen, karena dengan promosi baik itu melaluimedia cetak maupun media elektronik, perusahaan dapat memperkenalkan jenisproduk atau jasa kepada masyarakat luas sehingga dengan demikian calonkonsumen dapat tertarik dengan produk yang ditawarkan. Selain itu promosimerupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Promosidikatakan berhasil apabila jika pesan yang disampaikan dapat dipahami khalayak(audience), serta membuat audience melakukan sesuatu mengenai isi pesantersebut.

Masyarakat kota Medan saat ini telah banyak menggunakan mobil sebagaisarana transportasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan alasan lebihnyaman. Hal ini juga diakibatkan transportasi pengangkutan roda empat kurangdiminati seiring dengan pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat lebih

Page 29: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

25

memilih mobil pribadi sebagai alat sarana transportasi dengan alasan nyaman danmempercepat dalam melakukan aktivitas.

Pada saat ini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritisdalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedarberdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspekpelayanan yang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purnabeli. Keputusan pembelian merupakan kegiatankonsumen yang secara langsungterlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadapproduk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan pembelian yang tinggi darikonsumen atas suatu produk merupakan aspek paling penting bagi suatuperusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Untuk meningkatkan pembelianyang tinggi dari konsumen, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yangmempengaruhi keputusan pembelian, diantaranya adalah atribut produk danadanya promosi.

Sehubungan dengan minat dan kecendrungan masyarakat yang memilihkendaraan roda empat. Dengan semakin bertambahnya keinginan masyarakatuntuk memiliki kendaraan pribadi sehubungan dengan semakin tingginya tingkatkepentingan akan suatu kendaraan, serta semakin kompetitifnya harga kendaraan,maka kebutuhan penjualan semakin meningkat.

Dalam melakukan kegiatan bisnisnya perusahaan mobil merek Hondamenjual produk dengan berbagai merek produk. Jumlah produk yang banyakterjual dari Tahun 2011 sampai dengan 2015 berviariasi. Hal ini menunjukkanbahwa konsumen memilih produk tersebut dari alternatif penilaian konsumenterhadap produk tersebut memiliki kualitas yang berbeda-beda.

Penjualan mobil merek Honda terlihat bahwa kegiatan promosi dankualitas suatu produk sangat berperan dalam meningkatkan volume penjualan.Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas penulis tertarik untuk menelitidengan judul: “Pengaruh atribut produk dan promosi terhadap keputusanpembelian mobil merek honda di Kota Medan”.

TINJAUAN PUSTAKAAtribut Produk

Atribut produk dapat diartikan sebagai unsur-unsurproduk yang dipandangpenting oleh konsumen dandijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.Atributproduk meliputi merek, kemasan, label, jaminan (garansi),pelayanan, dansebagainya (Tjiptono, 2008).

Atribut produk adalahkomponen-komponen yang merupakan sifat-sifatprodukyang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhikebutuhandankeinginan yang diharapkan oleh pembeli.Atribut-atribut produk selaintercermin dari bentuknya,daya tahannya, warnanya, aromanya, terdapat pulaatributyang terdiri dari kemasan, merek, harga, mutu, harga,gambar logo, maupunlabelnya. Berdasarkan uraian tersebutdapat disimpulkan bahwa atribut produkmerupakan suatukarakteristik yang spesifik dari produk yang memberikanmanfaatpenting bagi konsumen dan dapat dijadikan dasarpengambilan keputusanpembelian.

Hasan (2013) "Promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabelbauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan olehperusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari

Page 30: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

26

perencanaan, implementasi dan pengendalian dari komunikasi untuk menjangkautarget audience (konsumen - calon konsumen) - promosi sering dimaknai sebagai"the planning, implementing, and controlling ofthe communications with itscustomers and other target audiences. Inti dari kegiatan promosi adalah suatubentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkaninformasi perusahaan, memengaruhi, mengingatkan pasar sasaran agar bersediamenerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan(penjual dan pembeli)".

Menurut Hamdani dalam Sunyoto (2013) "Promosi merupakan salahsatu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan dalammemasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alatkomunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alatuntuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaanproduk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya".

Keputusan Pembelian KonsumenSetiadi dalam Sopiah dan Mamang (2013) mendefenisikan bahwa inti

dari "Keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yangmengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif ataulebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian iniadalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginanberperilaku".

Menurut Peter dan Olson dalam Sopiah dan Mamang (2013) inti dalam"Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah prosesintegrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untukmengevaluasi dua atau atau lebih perilaku alternatif dan memilih satudiantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan (choice), secarakognitif menunjukkan intensi perilaku (suatu rencana keputusan)".

Schiffman dan kanuk dalam Sopiah dan Mamang (2013)"Mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihanalternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus memilikipilihan alternatif. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut "pilihan Hobson".

Kerangka KonseptualMenurut Setiadi (2008) “Keputusan pembelian adalah perilaku konsumen

dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahanmasalah yang dihadapinya”. Keputusan pembelian merupakan tahap proseskeputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secaraumum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai,tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dankeputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumenmungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yangdiharapkan. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaantak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.

Penempatan posisi produk yang tepat dibenak konsumen, terutamamelaluipengembangan atribut produk menjadi salah satu kunci keberhasilanpemasarandari sebuah produk. Menurut Tjiptono (2008) “Atribut produk adalahunsur-unsurproduk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan

Page 31: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

27

dasarpengambilan keputusan pembelian”. Dimana atribut produk meliputimerek,kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Atribut-atributprodukdipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliankonsumen,yang mana semakin lengkap dan komplit atribut sebuah produk,semakin besarpeluang produk tersebut untuk diminati oleh konsumen.

Promosi merupakan salah satu aspek dalam manajemen pemasaran dansering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapatmenimbulkan rangkaian kegiatan dalam perusahaan. Laba yang diperolehperusahaan berasal dari penjualan dalam setiap periodenya perusahaan perlumengadakan promosi untuk memperkenalkan produknya pada pembeli danmasyarakat sehingga mereka tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan olehperusahaan.

Menurut Mulyadi (2013) "Implikasi promosi akan mempengaruhi perilakukonsumen dalam melakukan keputusan pembelian dimana konsumen akansenantiasa merasa diingatkan kepada merek produk yang dipasarkan minat beliperusahaan".

Menurut Hasan (2013) "Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungandengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa unitproduk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat belimerupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencanapembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan olehpara pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baikpara pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untukmemprediksikan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Minat beli masamendatang sangat dipengaruhi oleh pengalaman konsumen yang berkaitan denganharga , merek, promosi, iklan, rantai pasokan, kombinasi (mix) layanan, suasana,dan lokasi (tempat)".

Menurut Kotler dan Keller (2007) "Perusahaan-perusahaan menggunakanalat promosi penjualan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat danlebih cepat. Seluruh alat-alat promosi penjualan sangat berpengaruh terhadapkeputusan pembelian konsumen".Maka dapat disusun sebuah kerangka konseptualdalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Dari permasalahan yang ada, dapat diambil suatu hipotesis simultan danhipotesis parsial sebagai berikut :1. Atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil merek

honda di Kota Medan

AtributProduk

(X1)

Promosi(X2)

KeputusanPembelian

(Y)

Page 32: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

28

Keputusan pembelian yang tinggi dari konsumen atas suatu produkmerupakan aspek paling penting bagi suatu perusahaan dalam melakukan kegiatanbisnisnya. Untuk meningkatkan pembelian yang tinggi dari konsumen, perusahaanharus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian,diantaranya adalah atribut produk dan adanya promosi.

1. Putusan pembelian mobil merek honda di Kota Medan.2. Atribut produk dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelianmobil merek honda di Kota Medan.

METODE PENELITIANPopulasi dan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusatsemesta penelitian (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini populasi yangdimaksud adalah seluruh konsumen yang menggunakan mobil merek Honda.

Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel dengan menggunakanNon-Probability Sampling yaitu sampling jenuh dimana semua anggota populasidijadikan sampel (Sugiyono, 2010)Penentuan sampel dalam penelitian inimenggunakan Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampelyang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikansampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:1. Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen2. Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasiyang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel

Teknik Pengumpulan Data1. Wawancara2. Kuisioner

Metode Analisis DataAnalisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi bergandaadalah analisis hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satuvariabel terikat (Y) dengan asumsi Y merupakan fungsi dari X. Hasil analisisregresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel bebas.

Secara matematis, hubungan variabel tersebut dapat dinyatakan dalambentuk sebagaiberikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+eUji Hipotesis:a.Uji Simultan (Uji F)b.Uji Parsial (Uji t)c.Koefisien Determinasi (R2)

PEMBAHASANPada saat ini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritis

dalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedarberdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspekpelayanan yang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna

Page 33: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

29

beli. Keputusan pembelian merupakan kegiatan konsumen yang secara langsungterlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadapproduk yang ditawarkan oleh penjual.

Analisis statistik Inferensial bertujuan untuk menguji data dan sampelyang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya dan mengukurderajat asosiasi antar variabel. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis statistikinferensial dengan menggunakan analisis regresi berganda dalam mengujihubungan antara dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat(Y).

Model Regresi Linier Berganda

Hasil Uji Koefisien Regresi

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

BStd.Error Beta t Sig.

1 (Constant)

2.979 1.057

2.817 .006

X1 .395 .082 .442 4.803 .000

X2 .522 .113 .424 4.613 .000

maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah:Y = 2,979+ 0,395X1+ 0,522X2

1. Nilai konstanta regresi sebesar 2,979 artinya jika nilai atribut produk danpromosi = 0, maka Keputusan pembelian akan meningkat sebesar 2,979.

2. Koefisien regresi X1 untuk variabel atribut produk bernilai positif 0,395 artinyapengaruh Atribut produk sangat berpengaruh dalam meningkatkan Keputusanpembelian, atribut produk dapat memberikan dampak positif terhadapKeputusan pembelian.

3. Koefisien regresi X2 untuk variabel Promosi bernilai positif 0,522 artinyabahwa pengaruh variabel promosi searah dengan peningkatan Keputusanpembelian. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Promosi mempunyaipengaruh positif dalam meningkatkan Keputusan pembelian.

Berdasarkan pada Tabel 1 maka diperoleh hasil uji parsial sebagai berikut:1. Nilai t hitung untuk Atribut produk (4,803) lebih besar dibandingkan dengan

nilai t tabel (1.66), atau nilai sig t untuk atribut produk (0.000) lebih kecil darialpha (0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho danmenerima H1 untuk atribut produk. Dengan demikian, secara parsial atributproduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembeliankonsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan.

2. Nilai t hitung untuk variabel Promosi (4,613) lebih besar dibandingkan dengannilai t tabel (1,66), atau nilai sig t untuk variabel pomosi (0,000) lebih kecildari alpha (0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho dan

Page 34: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

30

menerima H1 untuk variabel Promosi. Dengan demikian, secara parsial Promosiberpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian. Hal inimemberi arti bahwa Promosi berpengaruh nyata dalam meningkatkanKeputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi yangdominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen yang membelimobil merek Honda di Kota Medan jika dibandingkan dengan atribut produk.

Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat adalahdenganmenggunakan uji koefisien determinasi (R2) berikut :

Hasil Uji Determinasi

Model R

RSquare

AdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

1 .814a .662 .655 2.20282

Di peroleh nilai AdjustedR Square adalah 0,655 artinya bahwakemampuan atribut produk dan promosi dapat menjelaskan variasi Keputusanpembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan adalahsebesar 65,5% sisanya sebesar 34,5% dijelaskan oleh variabel-variabelindependen yang tidak diteliti.

Hasil Uji F Simultan

ModelSum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

1 Regression 923.357 2 461.678 95.144 .000a

Residual 470.683 97 4.852

Total 1394.040 99

Berdasarkan Tabel 3diperoleh hasil F Hitung95,144 sedangkan F Tabel pada α= 0,05 dengan derajat pembilang 2 dan derajat penyebut 97 diperoleh F tabel 3,15dari hasil ini diketahui F hitung> F tabel, dan signifikansi 0,000 atau lebih kecil dariα = 0,05 jadi posisi titik uji signifikansi berada pada wilayah penolakan H0 ataudapat disimpulkan H1 diterima yang artinya bahwa atribut produk dan promosisecara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusanpembelian. Artinya Adanya atribut produk dan promosi yang dilakukan olehperusahaan Hondan memberikan dampak positif terhadap keputusan pembeliankonsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan.

Page 35: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

31

PembahasanHasil penelitian diperoleh bahwa atribut produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merekHonda di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produkmemberikan manfaat positif dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumenyang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Atribut produk sebagaikomponen-komponen yang merupakan sifat-sifat produkyang menjamin agarproduk tersebut dapat memenuhikebutuhan dankeinginan yang diharapkan olehpembeli.

Menurut Gitosudarmo (2000), Atribut produk adalah suatu komponenyangmerupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebutdapatmemenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.

Menurut Hasil jawaban responden terhadap variabel atribut produkmenunjukkan mayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju yaituMerek produk, Kualitas produk, Desain produk, Label produk dan Warna produk.

Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Narjono (2012)Hasil penelitian menunjukkan bahwa Merek,Mutu, Kemasan dan Hargaberpengaruh secara signifikan baik secara simultan danparsial terhadap keputusanpembelian susu Dancow pada Citra Swalayan Singosari Kabupaten Malang.Faktor merek mempunyaipengaruh yang dominan terhadap keputusan pembeliansusu Dancow pada Citra Swalayan Singosari Kabupaten Malang.

Hasil penelitian diperoleh bahwa promosi berpengaruh positif dansignifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merekHonda di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi memberikanmanfaat positif dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen yangmembeli mobil merek Honda di Kota Medan. Promosi sebagai kegiatan yangditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akanproduk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian merekamenjadi senang lalu membeli produk tersebut.

Menurut Hasan (2013) "Promosi merupakan proses mengkomunikasikanvariabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untukdilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk.

Menurut Hasil jawaban responden terhadap variabel promosimenunjukkan mayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju yaitumerek produk, kualitas produk, desain produk, label produk dan warna produk.

Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Robby Selestio(2013) Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dansignifikan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi denganvariabel keputusan pembelian. Dheany Arumsari (2011) Hasil penelitianmembuktikan bahwa Kualitas Produk, harga, dan Promosi berpengaruh positifdan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian yang telah dilakukansecara simultan Atribut produk danpromosi berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembeliankonsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Hal inimenunjukkan bahwa atribut produk dan promosi berpengaruh nyata dalammeningkatkan keputusan pembelian, artinya atribut produk dan promosi secarabersama-sama dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen yangmembeli mobil merek Honda di Kota Medan.

Page 36: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

32

Nilai AdjustedR Square adalah sebesar 65,5% artinya bahwa kemampuanvariabel atribut produk dan promosi dapat menjelaskan variasi keputusanpembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan cukupkuat sedangkan sisanya sebesar 34,5% dijelaskan oleh variabel-variabelindependen yang tidak diteliti.

Menurut Setiadi dalam Sopiah dan Mamang (2013) Keputusan pembeliankonsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuanuntuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satudiantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yangdisajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku".

Hasil jawaban responden terhadap keputusan pembelian menunjukkanmayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju pengenalan kebutuhan,pencarian alternatif informasi, penilaian berbagai macam informasi yangterkumpul, keputusan membeli dan evaluasi setelah pembelian.

Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Robby Selestio(2013) Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dansignifikan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi denganvariabel keputusan pembelian. Dheany Arumsari (2011) Hasil penelitianmembuktikan bahwa Kualitas Produk, harga, dan Promosi berpengaruh positifdan signifikan terhadap keputusan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, dan Tantri, 2013. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada.Depok.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.Assauri, Sofjan, 2007. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta.Fajar, Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.Gitosudarmo. Indriyo. 2000.Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:BPFE.Ghozali, Imam, 2005. Apilkasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta:CAPS (Center

for Academic Publishing Service).Kotler, dan Armstrong. 2007. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1.

Erlangga. Jakarta.Kotler, dan Amstrong, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium

diterjemahkan Benyamin Molan, PT. Prenhallindo. Jakarta.Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu,

Edisi Keduabelas. Cetakan Ketiga. Penerbit Indeks.Nitisusastro, Mulyadi, 2013. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif

Kewirausahaan. Alfabeta, Bandung.Paul dan Olson Jerry C. 2013. Consumer Behavior and Marketing Strategy

9thed.New York, USA: Mc Graw Hill.Rangkuti, Freddy, 2009. Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis

Kasus Menggunakan SPSS. PT. Grafika Mardi Yuana. Bogor.Sanusi, Anwar 2011. Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat. Jakarta.

Page 37: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

33

Sopiah, dan Mamang, Etta, 2013. Perilaku KonsumenPendekatan Praktis.Yogyakarta.

Swastha, Basu dan Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi KeduaCetakan Kesebelas. Liberty Offset. Yogyakarta.

Sunyoto, Danang, 2013. Perilaku Konsumen, CAPS (Center of AcademyPublishing Service). Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam Belas, CV Alfabeta.Bandung.

Tjiptono. Fandy, 2000. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Andi offset. Yogyakarta.Tsao, H. 2009. Raffalovich, Monnat.Family Income at the Bottom and at the Top:

Income Sources and Family Characteristics. Res Soc Stratif Mobil.Zulganef, 2008. Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Edisi pertama.Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Page 38: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

34

EFEK MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA PENGARUH KOMPENSASITERHADAP KINERJA KARYAWAN

JUFRIZEN

Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

.

ABSTRAK

Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui dan menganalisispengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja, mengetahui dan menganalisispengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan, mengetahui dan menganalisispengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan untuk mengetahui danmenganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasankerja pada PT. Socfin Indonesia Medan.Pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis yang digunakanadalah analisis statistik dengan analisis regresi. Populasi dalam penelitian iniadalah karyawan tetap pada PT. Socfin Indonesia Medan yang berjumlah 204orang sedangkan sampel penelitian diperoleh sebanyak 135 orang. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara danobservasi. Teknik analisis data menggunakan pendekatan asosiatif dan kuantitatifdengan alat ukur statistik koefisien jalur (path analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikanantara variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan, ada pengaruhpositif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan, adapengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerja terhadapkinerja karyawan, tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabelkompensasi terhadap kinerja karyawan melalui Kepuasan kerja karyawan padaPT. Socfin Indonesia Medan.

Kata Kunci : Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja.

PENDAHULUANFenomena sekarang ini banyak bermunculan bermacam masalah perusahaan

baik dalam skala kecil, menengah, maupun skala yang lebih besar. Fenomena inimengindikasikan adanya perkembangan dalam bidang usaha perusahaan.Perkembangan dalam bidang usaha perusahaan ini diharapkan juga diikuti denganperkembangan sarana dan prasarana yang memadai serta manajemen sumber dayayang handal.

Sumber daya manusia mempunyai arti penting karena manusia berperanaktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Manusia dalam organisasiberperan sebagai penentu, pelaku, dan perencana dalam mencapai tujuanperusahaan sekaligus menentukan maju dan mundurnya perusahaan.

Page 39: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

35

Manusia adalah sumber daya yang berbeda dari faktor produksi lainnyakarena manusia mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan latar belakang yangheterogen. Manusia juga memiliki kebutuahan yang tidak terbatas, artinyakebutuhan manusia selalu bertambah dari waktu ke waktu. Kebutuhan manusiadiartikan sebagai segala sesuatu yang dimilikinya, dicapai, dan dinikmati, olehkarena itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas dengan bekerja.

Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aspek penting yangmenentukan keefektifan dan keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan yanglengkap dengan sarana dan prasarana tidak akan berarti tanpa adannya manusiasebagai pengelola dan pemuat gagasan.Sebagai manusia, karyawan mempunyaitujuan pribadi selain tujuan perusahaan yang harus dicapai sehingga diperlukansuatu integrasi antar tujuan perusahaan dengan tujuan pribadi karyawan agar tidakterjadi tumpang tindih atau overlapping. Kebutuhan masing-masing karyawanperlu diketahui dan diperhatikan agar tujuan karyawan dapat terintegrasi denganbaik. Karyawan mempunyai beraneka ragam kebutuhan pribadi. Kebutuhantersebut bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidupsecara layak. Kebutuhan karyawan diusahakan dapat terpenuhi melalui imbalandari pekerjaannya. Apabila kebutuhan seorang karyawan sudah terpenuhi denganimbalan yang pantas dari hasil kerjanya, maka kepuasan kerja karyawan akanmeningkat

Salah satu tuntunan bagi perusahaan adalah menciptakan sumber dayamanusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal dengan menjaga kepuasankerja karyawannya. Karyawan yang memiliki rasa puas pada perusahaan akanmenunjukkan loyalitasnya kepada perusahaan serta memberikan effort kerja yanglebih pada pekerjaannya yang akhirnya dapat mendatangkan peluang padakeberhasilan perusahaan.

Keberhasilan perusahaan tidak hanya dapat dicapai dengan menerapkanstrategi bisnis tetapi harus didukung sumber daya manusia yang dimiliki olehperusahaan. Jadi sumber daya manusia juga dianggap sebagai suatu kekuatanyang kompleks dimana kinerja karyawan memberikan dampak kepada perusahaansecara langsung. Apabila sumber daya manusia di dalam perusahaan dapatmencapai tujuan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki dayakekuatan untuk berkompetisi dengan perusahaan pesaing.Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnyabekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangatdiharapkan manajer. Untuk itu, manajer perlu memhami apa yang harus dilakukanuntuk menciptakan kepuasaan kerja karyawannya.Untuk mencapai hal tersebut,maka perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong danmemungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuanserta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapatditempuh oleh perusahaaan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah denganmemberikan kompensasi yang memuaskan. Suatu cara meningkatkan prestasikerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah dengan memberikankompensasi.

Dari informasi yang didapatkan bahwa karyawan PT. Socfin IndonesiaMedan mengalami kepuasan kerja yang rendah walaupun perusahaan menaruhperhatian yang lebih terhadap karyawannya. Kepuasan kerja yang rendahditunjukkan dengan kelambanan dalam pembuatan laporan kerjanya yang

Page 40: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

36

dipengaruhi oleh kompensasi. Para pegawai merasa kompensasi yang terima tidaksesuai dengan harapan pegawai. Kebanyakan dari pegawai merasa kompensasiyang berupa gaji dan bonus diberikannya tidak sesuai dengan harapan parapegawai. Dalam hal tersebut pegawai akan merasa tidak puas denganpekerjaannya. Perusahaan memberikan kompensasi berupa tunjangan pensiunhanya diberikan kepada karyawan tetap. Bentuk perhatian yang diberikanperusahaan pada karyawannya seperti perusahaan memperhatikan hak-hakkaryawannya, memperhatikan kebutuhan karyawan, memberikan kompensasiseperti gaji, insentif, dan bermacam tunjangan. Kompensasi yang diberikanperusahaan kepada karyawan yang seharusnya sesuai dengan harapan karyawanyang sudah bekerja secara optimal di perusahaan tersebut.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual,kerean setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuaidengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan kerja merupakanevaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidaksenang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kepuasaan kerja pegawai adalahsuatu fenomena yang perlu dicermati oleh pimpinan organisasi. Kepuasaan kerjapegawai berhubungan erat dengan kinerja pegawai. Seseorang yang puas akanmemiliki motivasi, komitmen pada organisasi dan partisipasi kerja yang tinggi,yang pada akhirnya akan terus memperbaiki kinerja mereka. Demikian jugasebaliknya kinerja pegawai yang tinggi akan mempengaruhi kepuasaan kerjanya.Kepuasaan kerja akan berhubungan keterikatan pegawai pada organisasi. Jikakepuasaan kerja tidak terjaga besar kemungkinan berakibat pada tingginya keluarmasuk (trun over) pegawai dari organisasi. Selain itu, ketidakpuasan pegawaidapat diidentifikasi dari rendanya produktivitas pegawai, tingginya kemangkirandalam pekerjaan, dan rendahnya komitmen organisasi (Sinambela, 2012).

Seorang karyawan yang memiliki kepuasaan kerja yang tinggi makakayawan tidak akan meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan para karyawan yangtidak puas dengan hasil kerjanya maka karyawan tersebut akan mengalamikemunduran prestasi dalam bekerja.

Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atasperasaan sikapnya, senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja(Rivai, 2005). Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuaidengan keinginan individu, maka semakin tinggi kepuasan terhadap kegiatantersebut pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individuil.Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda–beda tergantungpenilaian individu terhadap aspek-aspek pekerjaan seperti, bayaran, promosijabatan, kondisi kerja, rekan kerja dan pengawasan yang dirasakan sesuai dnegankeinginan individu tersebut. Semakin banyak aspekaspek dalam pekerjaan yangsesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semkain tinggi tingkat kepuasanyang dirasakannya dan apabila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaantersebut yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin rendah tingkatkepuasan yang dirasakannya.

Kinerja karyawan menurut Simamora (2004) adalah tingkat hasil kerjakaryawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Kinerjakaryawan menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan cukup serius olehperusahaan, karena kinerja karyawan dengan berbagai aspek yang ada di

Page 41: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

37

dalamnya akan memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja perusahaansecara keseluruhan.

Hasibuan (2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosionalyang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan olehmoral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalampekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Apabilakepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan rendah akan memberikan dampaknegatif terhadap perusahaan karena kinerja karyawan tersebut akan menurun danakibatnya kinerja perusahaan akan terganggu. Kinerja karyawan dan kepuasankerja karyawan juga akan dipengaruhi oleh kompensasi yang diterimanya.

Kompensasi menurut Nawawi (2005) merupakan penghargaan atau ganjaranpada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkantujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Kompensasi yang diterimakaryawan akan memberikan dorongan lebih untuk bekerja. Pemberian kompensasiyang tepat akan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan kinerjakaryawan. Adanya kompensasi berupa bonus, hadiah maupun penghargaan jugaakan memberikan dampak yang positif bagi karyawan. Karyawan akan merasatermotivasi dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sertaakan muncul dorongan karyawan untuk berprestasi.

Perusahaan yang telah menyadari pentingnya tingkat kepuasan kerjakaryawan, akan selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhitingkat kepuasan kerja karyawan salah satunya adalah memberi kompensasi yangadil dan layak.

LANDASAN TEORIKinerja

Mangkunegara (2011) mengemukakan bahwa istilah kinerja berasal darikata job performance atau actual performance yaitu hasil kerja secara kualitas dankuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Hasibuan (2013)mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapaiseseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yangdidasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. MenurutRivai (2004) kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orangsebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannyadalam perusahaan. Kinerja karyawan menurut Simamora (2004) adalah tingkathasil kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan.

Dari beberapa definisi kinerja karyawan yang diberikan oleh beberapa ahlidi atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil kerjadari karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam melakukan danmenyelesaikan tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut oleh atasan ataupimpinannya berdasarkan perannya di dalam perusahaan. Kinerja karyawanmerupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Kinerjakaryawan akan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan secarakeseluruhan. Produktivitas perusahaan akan rendah apabila kinerja karyawandalam perusahaan tersebut rendah, dan sebaliknya perusahaan akan menjadiproduktif dan semakin berkembang jika kinerja karyawannya tinggi. Kinerjakaryawan akan sangat mempengaruhi hasil kerjanya.

Page 42: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

38

Mangkunegara (2011) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yangmempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu :1) Kemampuan

Manusia pada dasarnya memiliki dua kemampuan yaitu kemampuanpotensi dan kemampuan reality. Kemampuan reality merupakan penggabunganantara pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Dalam dunia kerja,untuk dapat mencapai kinerja yang baik, pegawai, karyawan atau pekerja harusmemiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Misalnyakaryawan bagian mesin harus mengetahui seluk beluk mesin atau otomotif begitujuga dengan karyawan di bagian keuangan harus mengetahui dan menguasai ilmukeuangan.2) Motivasi

Setiap pegawai atau karyawan memiliki motivasi di dalam dirinya untukbekerja dalam mencapai tujuannya. Motivasi merupakan sebuah dorongan untukmelakukan aktivitas guna memperoleh atau mencapai tujuan. Motivasi terbentukdari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja yang menggerakkandirinya secara terarah untuk mencapai tujuan kerjanya dalam rangka pencapaiantujuan organisasi. Motivasi karyawan untuk bekerja biasanya terbentuk karenaadanya alasanalasan tertentu, misalnya untuk memperoleh gaji, hadiah, dan lainsebagainya.Indikator kinerja menurut Mangkunegara (2011) adalah sebagai berikut :1) Kualitas kerja

Yaitu terdiri dari : ketepatan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan2) Kuantitas kerja

Yaitu terdiri dari : output dan kecepatan dalam melaksanakan kerja “extra”3) Keandalan kerja

Yaitu terdiri dari : pelaksanaan dalam mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati,dan kerajinan dalam melaksanakan kerja.

4) SikapSikap terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain, dan perusahaanserta kerjasama.

1. Kepuasan KerjaKepuasan kerja menurut Luthans dalam Engko (2008) dapat dipahami

dalam tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerjaterhadap kondisi lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukanoleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikaplainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja.

Menurut Mangkunegara (2011) kepuasan kerja adalah suatu perasaan yangmenyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan denganpekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Dole dan Schroeder dalamKoesmono (2005) menjelaskan bahwa kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagaiperasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya. Testa dan Lockedalam Koesmono (2005) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakankegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satupekerjaan atau pengalaman pekerjaan.

Page 43: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

39

.Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moralkerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Berdasarkan beberapapendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan sikapdan perasaan pegawai, karyawan atau pekerja terhadap pekerjaan yangdilakukannya, lingkungan kerjanya, ganjaran atau imbalan yang diterimanya danpenilaian terhadap hasil pekerjaannya. Perasaan tersebut dapat berupa perasaansenang, tidak senang, nyaman atau tidak nyaman.Faktor–faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut pendapat Gilmerdalam As’ad (2004) sebagai berikut :1) Kesempatan untuk Maju.

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatanpengalaman dan kemampuan kerja selama bekerja. Termasuk di dalamnyaadalah kesempatan untuk promosi atau naik jabatan.

2) Keamanan Kerja.Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik karyawan priamaupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan kerjakaryawan selama bekerja. Karyawan akan berhenti dan berpikir ulang apabilapekerjaan yang dilaksanakannya mengandung bahaya dan efek negatif didalamnya. Misalnya bekerja pada pabrik cat atau zat kimia berbahaya.

3) GajiGaji merupakan salah satu bentuk kompensasi yang sering menyebabkanketidakpuasan, dan jarang orang yang mengekspresikan kepuasan kerjanyadengan sejumlah uang yang diperolehnya. Gaji yang kecil dengan beban kerjayang cukup berat akan membuat karyawan kecewa dan merasa dirugikan. Gajiharus sesuai dan diberikan dengan adil kepada karyawan.

4) Manajemen Kerja.Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan situasi dan kondisi kerjayang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman.

5) Kondisi kerja.Dalam hal ini adalah sarana dan prasarana kerja seperti tempat kerja, ventilasi,penyinaran, kantin, dan tempat parkir. Sarana yang lengkap dan aman akanmemberikan kenyamanan kerja pada karyawan.

6) Pengawasan (Supervisi).Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligusatasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover yangtinggi.

7) Faktor intrinsik dari pekerjaan.Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukardan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan ataumengurangi kepuasan.

8) Komunikasi.Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pimpinan dapatmeningkatkan kepuasan karyawan. Pemimpin yang bersedia untuk maumendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi serta keluhan-keluhan karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan kepuasan kerja.

Page 44: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

40

Karyawan akan merasa diakui dan dihargai keberadaannya dalam lingkunganperusahaan.

9) Aspek sosial dalam pekerjaan.Aspek ini merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandangsebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. Misalnya,perusahaan atau manajemen memberikan santunan kepada karyawan yangsedang mengalami musibah, memberikan libur atau cuti kepada karyawan yangsakit dan sebagainya.

10) Fasilitas.Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standarsuatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasankerja yang dirasakan oleh karyawan. Indikator - indikator kepuasan kerja menurutHariandja (2006) meliputi :1) Gaji

Gaji adalah balas jasa berupa uang yang diberikan perusahaan kepada pegawaiatau karyawannya. Apabila jumlah bayaran atau gaji yang diterima seseorangadil sesuai dengan beban kerjanya, prestasinya, dan kinerjanya dalamperusahaan maka karyawan akan merasa puas, karena merasa dihargai dengansetimpal.

2) Pekerjaan itu sendiriKepuasan kerja yang dirasakan karyawan juga dipengaruhi oleh pekerjaanyang dikerjakannya. Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memilikielemen yang memuaskan.

3) Rekan sekerjaRekan kerja dalam suatu perusahaan juga memberikan pengaruh terhadaptingkat kepuasan kerja karyawan. Hubungan yang baik dengan sesamakaryawan akan membuat suasana kerja yang nyaman, tidak tertekan dan dapatsaling membantu.

4) AtasanAtasan atau pimpinan merupakan orang yang mengatur jalannya operasiperusahaan. Pemimpin yang menentukan kebijakan dan peraturan yang berlakudalam perusahaan. Cara atau gaya pemimpin dalam mengelola perusahaanakan mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan.

5) PromosiPerusahaan perlu mengadakan program promosi bagi karyawan yang memilikiprestasi yang bagus dan kinerja yang baik. Karyawan akan termotivasi untukberprestasi dan meningkatkan kinerjanya sehingga karyawan akan merasadiakui eksistensinya dalam perusahaan.

Luthans (2006) dalam Mahesa (2010) mengemukakan bahwa kepuasankerja berpengaruh terhadap :

1. KinerjaKaryawan yang tingkat kepuasannya tinggi, kinerjanya akan meningkat.Kepuasan yang dirasakan oleh karyawan dalam bekerja akan memberikandorongan untuk bekerja lebih baik lagi dan berprestasi. Ada beberapa variabelmoderating yang menghubungkan antara kinerja dengan kepuasan kerja, salahsatunya adalah penghargaan. Jika karyawan menerima penghargaan yang

Page 45: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

41

mereka anggap pantas mendapatkannya, dan puas, ia akan menghasilkankinerja yang lebih besar.

2. Pergantian KaryawanKepuasan kerja yang tinggi akan membuat pergantian karyawan menjadirendah, karena karyawan merasa nyaman untuk terus bekerja pada perusahaantersebut. Berbeda apabila terdapat ketidakpuasan kerja, karyawan merasa tidaknyaman, tertekan dan hasilnya karyawan tidak mapu bekerja dengan baik danakibatnya pergantian karyawan akan tinggi.

KompensasiKompensasi diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai sebuah

bentuk penghargaan atau rasa terima kasih dan balas jasa. Pemberian kompensasidapat memberikan pengaruh yang positif kepada karyawan, memunculkanmotivasi kerja, semangat kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerjakaryawan itu sendiri. Peningkatan kinerja karyawan akan memberikan dampakyang positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Kompensasi menurut Ivancevich dalam Kadarisman (2012) kompensasiadalah fungsi Human Resource Management (HRM) yang berhubungan dengansetiap jenis reward yang diterima individu sebagai balasan atas pelaksanaantugas-tugas organisasi. Pegawai menukarkan tenaganya untuk mendapatkanreward finansial maupun nonfinansial.

Aritonang (2005) menyatakan kompensasi adalah semua pendapatan yangberbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawansebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada instansi. Notoatmodjo (2009)menyatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima olehkaryawan sebagai balas jasa untuk kerja atau pengabdian mereka. Faktor-faktoryang mempengaruhi kompensasi adalah produktivitas, kemampuan untukmembayar, kesediaan untuk membayar, suplai dan permintaan tenaga kerja,organisasi karyawan dan peraturan dan perundangundangan.

Berdasarkan uraian dan penjelasan tentang kompensasi dari para ahli di atas,maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan segala sesuatu yangditerima karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung baik berupapendapatan secara materi atau non meteri sebagai imbal jasa atas kontribusi, kerja,pengabdian terhadap perusahaan atau organisasi.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator kompensasi,menurut Simamora (2004) indikator-indikator tersebut diantaranya adalah :1) Upah dan Gaji

Upah dan gaji merupakan hal yang berbeda. Upah merupakan basis bayaranyang kerap kali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaanatau untuk pekerja harian yang bukan pegawai atau karyawan tetap. Pemberianupah biasanya bersifat harian, mingguan atau bulanan sesuai dengankesepakatan antara pekerja dengan pemberi kerja. Gaji umumnya berlakuuntuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan yang diberikan secaratetap.

2) InsentifInsentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yangdiberikan oleh organisasi. Insentif biasanya diberikan oleh perusahaan atasdasar prestasi kerja karyawan atau produktivitas karyawan. Karyawan dengan

Page 46: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

42

prestasi atau produktivitas kerja yang baik maka akan mendapat insentif dariperusahaan.

3) TunjanganTunjangan merupakan pembayaran atau jasa yang diberikan oleh perusahaansebagai pelindung atau pelengkap gaji pokok. Contoh-contoh tunjangan adalahasuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan, programpension, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.

4) FasilitasKompensasi yang berbentuk fasilitas diberikan oleh perusahaan untukmemperlancar dan mempermudah serta memotivasi karyawan atau pegawaidalam bekerja. Contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobilperusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses internet,seragam kerja, dan sebagainya.

KERANGKA KONSEPTUAL1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Kompensasi merupakan pemberian dari perusahaan terhadap karyawan baikyang sifatnya materi maupun non materi sebagai imbalan atas jasa yang diberikankaryawan kepada perusahaan. Menurut Kadarisman (2012) kompensasi sangatpenting dan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Kompensasibermanfaat untuk menarik tenaga kerja atau karyawan baru, mempertahankankaryawan lama yang berkualitas, untuk memotivasi karyawan supaya bekerjadengan lebih baik, lebih giat, disiplin, dan mengembangkan kompetensinya demitercapainya tujuan perusahaan. Organisasi /peru\

sahaan perlu memberikan imbalan (reward) pada karyawan yang telahmengorbankan waktu, tenaga, kemampuan, dan keterampilan sehingga karyawanmerasa puas karena usahanya tersebut dihargai. Sistem kompensasi yang baikadalah sistem kompensasi yang adil. Pemberian kompensasi harusdipertimbangkan dan disesuaikan dengan kuantitas, kualitas, dan manfaat jasayang dipersembahkan atau diberikan oleh karyawan kepada perusahaan.Kompensasi dapat juga berupa hadiah atau penghargaan terhadap karyawan.Karyawan yang berprestasi dan mempunyai keahlian, kemampuan atauketerampilan yang lebih menonjol dibandingkan karyawan lain serta karyawanyang mempunyai kinerja bagus, rajin dan disiplin sudah seharusnya mendapatkanapresiasi dari perusahaan berupa hadiah atau penghargaan. Kompensasi semacamini akan memberikan dorongan karyawan untuk terus berprestasi. Karyawan akanmerasa usaha yang dilakukannya dalam bekerja untuk perusahaan dibayar ataudihargai setimpal dengan kompensasi yang diterimanya sehingga karyawan akanmerasa puas. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak menerapkan sistemkompensasi secara adil dan baik maka karyawan akan merasa dirugikan.Kompensasi berupa gaji yang adil maupun hadiah atau penghargaan atas prestasikaryawan akan membuat karyawan merasa puas dengan sistem kompensasi yangditerapkan perusahaan, karena usaha, pengorbanan, dan jasa yang diberikankaryawan kepada perusahaan dihargai secara setimpal.2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

Kompensasi dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan.Kompensasi memegang peranan penting dalam menciptakan kinerjapegawai/karyawan karena salah satu alasan utama orang bekerja adalah untuk

Page 47: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

43

memenuhi kebutuhan hidupnya dan kompensasi dari perusahaan merupakansumber pendapatan untuk karyawan. Kompensasi yang diberikan perusahaansecara adil dan wajar akan memberikan sebuah dorongan positif kepadakaryawan. Simamora (2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentukfinansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini merekadapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhanfisiologisnya. Jika sistem kompensasi diterapkan secara adil dan kompetitif olehperusahaan maka karyawan akan mempertahankan posisinya dalam perusahaanatau dengan kata lain karyawan ingin tetap bekerja pada perusahaan tersebut.Konsekuensinya, karyawan akan berlomba-lomba menunjukkan kinerjanya yangterbaik, karena perusahaan hanya akan mempekerjakan karyawan yang kinerjanyabagus. Karyawan akan termotivasi untuk berprestasi dan meningkatkankinerjanya. Kompensasi akan mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung.Kompensasi yang baik akan mendorong karyawan bekerja dengan lebih baik,misalnya dengan adanya hadiah bagi karyawan yang berprestasi atau bonus bagikaryawan yang bekerja dengan baik. Maka karyawan akan selalu memperbaikidiri untuk meningkatkan kualitas kerjanya3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerja dapat dijelaskan sikap emosionalyang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, sikap in dicerminkan olehmoral, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhitinggi rendahnya kepuasan kerja seorang karyawan, mulai dari kompensasi yangditerimanya sampai lingkungan kerja yang ada. Peningkatan kepuasan kerjamerupakan salah satu tanda bahwa perusahaan telah mampu mengelola karyawanatau sumber daya manusia di dalam perusahaan dengan baik. Karyawan dengantingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mampu bekerja dengan baik tanpaadanya beban atau tekanan. Bekerja menjadi hal yang menyenangkan. Karyawanyang merasa puas baik dengan lingkungan kerja, sikap atasan maupun dengansistem kompensasi yang diterapkan perusahaan, akan berusaha bekerja denganmaksimal dan meningkatkan kinerjanya serta berusaha untuk berprestasi.Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa kepuasan kerjamemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Produktivitasdapat ditingkatkan melalui peningkatan kepuasan kerja, karena kepuasan kerjamemberikan pengaruh yang nyata kepada para karyawan yaitu diantaranyamunculnya semangat dan kepuasan kerja.4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan

KerjaKompensasi adalah balas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas

pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Kompensasi menjadi tujuanutama karyawan dalam bekerja, karena karyawan bekerja untuk memperoleh uangsebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Hasibuan (2013),salah satu tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) adalah kepuasan kerja.Kompensasi dapat berbentuk finansial dan nonfinansial. Kompensasi finansialbiasanya berbentuk gaji, upah, bonus dan tunjangan sedangkan kompensasinonfinansial berbentuk hadiah barang, penghargaan, dan promosi jabatan. Baikkompensasi finansial maupun nonfinansial sama-sama berpengaruh terhadapkepuasan kerja karyawan. Gaji, bonus dan tunjangan yang diberikan dengan adilakan memberikan rasa senang dan puas bagi karyawan. Begitu juga dengan

Page 48: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

44

kompensasi nonfinansial seperti hadiah, penghargaan dan promosi jabatan,kompensasi jenis ini akan memberikan tingkat kepuasan pada karyawan karenakinerja dan prestasinya selama ini dihargai oleh perusahaan. Pemberiankompensasi akan memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja secaramaksimal, untuk lebih berprestasi dan mencapai target kerja yang telahditentukan. Ketika karyawan telah puas dengan kompensasi yang diterimanyabaik kompensasi dalam bentuk finansial seperti gaji, bonus atau tunjanganmaupun nonfinansial yang berupa hadiah, penghargaan maupun promosi jabatanmaka karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akanberpengaruh terhadap kinerja karyawan ketika karyawan merasa puas atau tidakpuas dengan kompensasi yang diberikan. Kinerja karyawan akan maksimal danterus meningkat apabila karyawan merasa puas dengan kompensasi yangdiberikan oleh perusahaan, dan begitu juga sebaliknya kinerja karyawan akanmenurun apabila karyawan kecewa dengan kompensasi dari perusahaan.Kompensasi yang diberikan secara adil akan membuat karyawan puas dan padaakhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut. Jadi dengandemikian, kinerja karyawan akan meningkat atau menurun sesuai dengan tingkatkepuasan kerja karyawan pada kompensasi yang diberikan oleh perusahaan. Daripenjelasan di atas maka dapat diambil hipotesis.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif. Menurut Juliandi dan

Irfan (2013) asosiatif bertujuan menganalisis permasalahan hubungan suatuvariabel dengan variabel lainnyaPendekatan yang digunakan dalam penelitian iniadalah pendekatan kuantitatif dengan analisis yang digunakan adalah analisisstatistik dengan analisis regresi. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitiansurvey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT. SocfinIndonesia Medan yang berjumlah 204orang yang diambil dari bebarapa bagianpekerjaan. Sugiyono (2010) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel yang diambildengan menggunakan rumus Slovin dalam Ruslan (2013) dan diperoleh sebanyak135 orang karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan sebagai sampel.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara angket sebagai teknik untukmengumpulkan data dari responden. Angket merupakan teknik pengumpulan datayang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepadaresponden untuk dijawabnya. Teknik analisis data dalam penelitian inimenggunakan pendekatan asosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistikkoefesien jalur (path analysis).

HASIL PENELITIAN1. Uji Asumsi Klasika. Normalitas

Menurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014) Pengujian normalitas datadilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen danindependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresimemiliki asumsi normalitas.

Page 49: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

45

Gambar 1. NormalitasModel regresi penelitian cendrung normal atau merapat ke garis. Gambar

diatas mengidentifikasikan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi yangtelah dikemukakan sebelumnya, sehingga data dalam.b. Multikolinearitas

Menurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014) Multikolinearitasdigunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasiyang kuat antar variabel independen, cara yang digunakan untuk menilainyaadalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian (variance inflasi faktor /VIF),yang tidak melebihi 4 atau 5.

MultikolinearitasCoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

CollinearityStatistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 21.234 2.409Kompensasi .218 .074 .574 1.741Kepuasan .301 .069 .574 1.741

a. Dependent Variable: KinerjaKedua variabel independen yakni X dan Z memiliki nilai VIP dalam batastoleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5) sehingga tidak terjadimultikolinearitas dalam variabel independen penelitian ini.

c. HeterokedastisitasMenurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014). Heterokedastisitas

digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaanvarians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika varians residualdari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebuthomokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Modelyang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Dasar pengambilankeputusannya adalah jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang adamembentuk suatu tertentu teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak adapola yang jelas menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidakterjadi heterokedastisitas.

Page 50: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

46

Gambar IV-2 : ScatterplotGambar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk pola yang jelas/teratur serta tersebar baik diatas maupun di bawahangka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi heterokedastisitas padamodel regresi.

1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

Koefisien Regresi dalam Model Persamaan IIModel Unstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 21.234 2.409 8.815 .000

Kompensasi .218 .074 .278 2.946 .004Kepuasan .301 .069 .414 4.390 .000

a. Dependent Variable: KinerjaDari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < α0,05, maka H0 di

tolak. Sehingga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada PT.Socfin Indonesia Medan.

2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan KerjaCoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 13.307 2.976 4.471 .000Kompensasi .703 .075 .652 9.389 .000

a. Dependent Variable: KepuasanDari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < α0,05, maka H0

di tolak. Sehingga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerjapada PT. Socfin Indonesia Medan.

Page 51: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

47

3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Koefisien Regresi dalam Model Persamaan IIModel Unstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 21.234 2.409 8.815 .000

Kompensasi .218 .074 .278 2.946 .004Kepuasan .301 .069 .414 4.390 .000

a. Dependent Variable: KinerjaDari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 > α0,05, maka Ha di

terima sehingga kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawanpada PT. Socfin Indonesia Medan.4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerjaa. Pengaruh langsung (direct effect) X ke Z : dilihat dari nilai koefisien regresi X

terhadap Y yakni P2 sebesar 0,278b. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) X ke Y melalui Z dengan nilai

koefisien regresi Z terhadap Y yakni P1 x P3 = 0,652 x 0,414 = 0,2699c. Pengaruh total (total effect) X ke Y : dilihat dari nilai pengaruh langsung +

pengaruh tidak langsung = 0,278+0,2699=0,5479Nilai koefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung (P1 X P3<P2

yakni 0,2699 < 0,278 maka Ho diterima, dengan demikian X tidak berpengaruhsignifikan terhadap Y melalui Z. Atau dengan kata lain Z bukan merupakanvariabel intervening/variabel yang tidak kuat dalam memediasi hubungan Xdengan Y. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah antara Xterhadap Y yaitu pengaruh langsung.

PEMBAHASAN1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Hasil menunjukan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kepuasan kerjakaryawan PT. Socfin Indonesia Medan, terlihat dari nilai koefisien Sig 0,000 < α0,05. Pada hipotesis ke dua menunjukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadapkepuasan kerja, dan sejalan dengan penelitian oleh Sri Pebriyanti dkk (2012) yangmenunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja halini ditunjukkan dari signifikansi kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan.Kompensasi merupakan pemberian dari perusahaan terhadap karyawan baik yangsifatnya materi maupun non materi sebagai imbalan atas jasa yang diberikankaryawan kepada perusahaan. Menurut Kadarisman (2012) kompensasi sangatpenting dan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Kompensasibermanfaat untuk menarik tenaga kerja atau karyawan baru, mempertahankankaryawan lama yang berkualitas, untuk memotivasi karyawan supaya bekerjadengan lebih baik, lebih giat, disiplin, dan mengembangkan kompetensinya demitercapainya tujuan perusahaan. Organisasi /perusahaan perlu memberikan imbalan(reward) pada karyawan yang telah mengorbankan waktu, tenaga, kemampuan,dan keterampilan sehingga karyawan merasa puas karena usahanya tersebutdihargai.

Page 52: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

48

Sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang adil.Pemberian kompensasi harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kuantitas,kualitas, dan manfaat jasa yang dipersembahkan atau diberikan oleh karyawankepada perusahaan. Kompensasi dapat juga berupa hadiah atau penghargaanterhadap karyawan. Karyawan yang berprestasi dan mempunyai keahlian,kemampuan atau keterampilan yang lebih menonjol dibandingkan karyawan lainserta karyawan yang mempunyai kinerja bagus, rajin dan disiplin sudahseharusnya mendapatkan apresiasi dari perusahaan berupa hadiah ataupenghargaan. Kompensasi semacam ini akan memberikan dorongan karyawanuntuk terus berprestasi. Karyawan akan merasa usaha yang dilakukannya dalambekerja untuk perusahaan dibayar atau dihargai setimpal dengan kompensasi yangditerimanya sehingga karyawan akan merasa puas. Sebaliknya, apabilaperusahaan tidak menerapkan sistem kompensasi secara adil dan baik makakaryawan akan merasa dirugikan.

Kompensasi berupa gaji yang adil maupun hadiah atau penghargaan atasprestasi karyawan akan membuat karyawan merasa puas dengan sistemkompensasi yang diterapkan perusahaan, karena usaha, pengorbanan, dan jasayang diberikan karyawan kepada perusahaan dihargai secara setimpal.2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil menunjukan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kinerjakaryawan PT. Socfin Indonesia Medan. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,004 < α0,05. Pada hipotesis ke dua menunjukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadapkinerja karyawan, dan sejalan dengan penelitian oleh Desy Purnami dkk (2014)yang menunjukkan bahwa kompensasi terhadap kinerja karyawan, begitu jugahasil penelitian Mahdi dkk (2015) antara kompensasi non finansial terhadapkinerja karyawan. Kompensasi dapat memberikan pengaruh terhadap kinerjakaryawan. Kompensasi memegang peranan penting dalam menciptakan kinerjapegawai/karyawan karena salah satu alasan utama orang bekerja adalah untukmemenuhi kebutuhan hidupnya dan kompensasi dari perusahaan merupakansumber pendapatan untuk karyawan.

Kompensasi yang diberikan perusahaan secara adil dan wajar akanmemberikan sebuah dorongan positif kepada karyawan. Simamora (2004)mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagikaryawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannyasecara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Jika sistem kompensasiditerapkan secara adil dan kompetitif oleh perusahaan maka karyawan akanmempertahankan posisinya dalam perusahaan atau dengan kata lain karyawaningin tetap bekerja pada perusahaan tersebut. Konsekuensinya, karyawan akanberlomba-lomba menunjukkan kinerjanya yang terbaik, karena perusahaan hanyaakan mempekerjakan karyawan yang kinerjanya bagus. Karyawan akantermotivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akanmempengaruhi kinerja karyawan secara langsung. Kompensasi yang baik akanmendorong karyawan bekerja dengan lebih baik, misalnya dengan adanya hadiahbagi karyawan yang berprestasi atau bonus bagi karyawan yang bekerja denganbaik. Maka karyawan akan selalu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitaskerjanya

Page 53: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

49

3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja KaryawanHasil menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Socfin Indonesia Medan, hal ini terlihat dari nilai koefisien Sig0,000 > α 0,05. Pada hipotesis ketiga menunjukan bahwa kepuasan kerjaberpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan sejalan dengan penelitian oleh DesyPurnami dkk (2014) yang menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh positif dansignifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerjadapat dijelaskan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintaipekerjaannya, sikap in dicerminkan oleh moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan kerjaseorang karyawan, mulai dari kompensasi yang diterimanya sampai lingkungankerja yang ada. Peningkatan kepuasan kerja merupakan salah satu tanda bahwaperusahaan telah mampu mengelola karyawan atau sumber daya manusia di dalamperusahaan dengan baik. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggiakan mampu bekerja dengan baik tanpa adanya beban atau tekanan. Bekerjamenjadi hal yang menyenangkan. Karyawan yang merasa puas baik denganlingkungan kerja, sikap atasan maupun dengan sistem kompensasi yangditerapkan perusahaan, akan berusaha bekerja dengan maksimal danmeningkatkan kinerjanya serta berusaha untuk berprestasi.Berdasarkan beberapapenelitian terdahulu dapat dilihat bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positifdan signifikan terhadap kinerja karyawan. Produktivitas dapat ditingkatkanmelalui peningkatan kepuasan kerja, karena kepuasan kerja memberikan pengaruhyang nyata kepada para karyawan yaitu diantaranya munculnya semangat dankepuasan kerja.4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan

KerjaPada hipotesis keempat menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak

memediasi hubungan kompensasi dengan kinerja karyawan atau dengan katalain bahwa kepuasan kerja bukanlah variabel intervening. Hasil penelitian inisejalan dengan penelitian Eko Supatmi dkk (2015) dan Dini Fitrianasari dkk(2015) menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh secara tidak langsungterhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan.Kompensasi adalahbalas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan olehkaryawan tersebut. Kompensasi menjadi tujuan utama karyawan dalam bekerja,karena karyawan bekerja untuk memperoleh uang sebagai alat untuk memenuhikebutuhan hidupnya.Menurut Hasibuan (2013), salah satu tujuan pemberiankompensasi (balas jasa) adalah kepuasan kerja. Kompensasi dapat berbentukfinansial dan nonfinansial. Kompensasi finansial biasanya berbentuk gaji, upah,bonus dan tunjangan sedangkan kompensasi nonfinansial berbentuk hadiahbarang, penghargaan, dan promosi jabatan. Baik kompensasi finansial maupunnonfinansial sama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Gaji,bonus dan tunjangan yang diberikan dengan adil akan memberikan rasa senangdan puas bagi karyawan. Begitu juga dengan kompensasi nonfinansial sepertihadiah, penghargaan dan promosi jabatan, kompensasi jenis ini akan memberikantingkat kepuasan pada karyawan karena kinerja dan prestasinya selama inidihargai oleh perusahaan. Pemberian kompensasi akan memberikan dorongankepada karyawan untuk bekerja secara maksimal, untuk lebih berprestasi danmencapai target kerja yang telah ditentukan. Ketika karyawan telah puas dengan

Page 54: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

50

kompensasi yang diterimanya baik kompensasi dalam bentuk finansial sepertigaji, bonus atau tunjangan maupun nonfinansial yang berupa hadiah, penghargaanmaupun promosi jabatan maka karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya.Kompensasi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ketika karyawanmerasa puas atau tidak puas dengan kompensasi yang diberikan. Kinerjakaryawan akan maksimal dan terus meningkat apabila karyawan merasa puasdengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan, dan begitu juga sebaliknyakinerja karyawan akan menurun apabila karyawan kecewa dengan kompensasidari perusahaan. Kompensasi yang diberikan secara adil akan membuat karyawanpuas dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut.Jadi dengan demikian, kinerja karyawan akan meningkat atau menurun sesuaidengan tingkat kepuasan kerja karyawan pada kompensasi yang diberikan olehperusahaan.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan dari

analisis data dan pembahasan tersebut. Kesimpulan yang dapat penulis ambildari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakannilai Sig 0,000 < α 0,05 sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwasemakin baik kompensasi yang dilakukan akan meningkatkan kepuasan kerjakaryawan pada PT. Socfin Indonesia Medan.

2. Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadapkinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakan nilai Sig0,004 < α0,05 sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasiyang dilakukan secara baik akan meningkatkan kinerja karyawan pada PT.Socfin Indonesia Medan.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerjaterhadap kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakannilai Sig 0,000 < α 0,05 sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwasemakin baik kepuasan kerja karyawan akan meningkatkan kinerja karyawanpada PT. Socfin Indonesia Medan

4. Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasiterhadap kinerja karyawan Melalui Kepuasan kerja karyawan pada PT. SocfinIndonesia Medan dikarenakan nilai koefisien pengaruh tidak langsung <pengaruh langsung (P1 X P3<P2 yakni 0,2699 < 0,278. Sehingga hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh antara kompensasi terhadapkinerja karyawan adalah langsung dan tidak Melalui Kepuasan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.Asdi Mahasatya : Jakarta.

Aritonang, Keke T. (2005). “KompensasiKerja, Disiplin Kerja Guru dan KinerjaGuru SMP Kristen BPK PENABUR.” Jurnal Pendidikan Penabur. No 4.ThIV. Jakarta.

As’ad, Mohamad. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty

Page 55: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

51

Darodjat, Tubagus Achmad (2015). Konsep-Konsep Dasar ManajemenPersonalia Masa Kini. Cetakan kesatu, PT. Refika Aditama, Bandung.

Desy Purnami, Ni Luh, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila, 2014,Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja KaryawanPada UD Mente Bali Sejahtera, Jurusan Manajemen UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, e-Journal Bisma UniversitasPendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)

Dhista Adi Prabowo (2014). “Pengaruh Kompensasi Dan Pengawasan PimpinanTerhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan, PengelolaanKeuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Batang”. Program StudiManajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas DiponegoroSemarang (2014).

Dini Fitrianasari, Umar Nimran, Hamidah Nayati Utami, 2015, PengaruhKompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational CitizenshipBehavior (OCB) Dan Kinerja Karyawan, Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya Malang, Jurnal Profit Volume 7 No. 1

Eko Supatmi, Mamik, Umar Nimran, Hamidah Nayati Utami, 2015, PengaruhPelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Dan KinerjaKaryawan, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang,Jurnal Profit Volume 7 No. 1

Engko, Cecilia. (2008). “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individualdengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai Variabel Intervening.”Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10.No. 1. April 2008. 1-12. UniversitasPatimura.

Handoko, T. Hani (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Edisi kedua, Cetakan kesembilan belas, Yogyakarta : BPFE

Handoko, T. Hani (2012). Manajemen. Edisi kedua, Cetakan keduapuluh,Yogyakarta : BPFE

Hariandja, Marihot T.E. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Grasindo

Hasibuan, Malayu S.P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. BumiAksara, Jakarta.

Herlambang, Susatyo (2013). Pengantar Manajemen Cara Mudah MemahamiIlmu Manajemen. Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Indriyatni, Lies. (2009). “Analisis Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerjaterhadap Produktivitas Kerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagaiVariabel Mediasi.” Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, No. 26,Th.XVI, pp. 117-127.

Joko Sarwanto (2007). “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan diKantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar”. Program StudiManajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri SunanKalijaga (2007)

Juliandi, A,Irfan. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis, Konsep dan Aplikasi.Medan: UMSU Press

Juliandi, Azuar dan Irfan (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif. CitapustakaMedia Perintis, Bandung.

Kadarisman (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Page 56: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

52

Koesmono. (2005). “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi danKepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor IndustriPengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur.” Jurnal Manajemen&Kewirausahaan. Universitas Petra.

Mahdi, Muhammad Rahmat Muntazar, Mochammad Djudi dan MochammadIqbal, 2015, Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja TerhadapKinerja Karyawan (Studi Di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa TimurArea Malang), Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang,Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015

Mahesa, Deewar. (2010). “Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerjaterhadap Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja sebagai VariabelModerating (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java).”Universitas Diponegoro Semarang.

Malayu S.P, Hasibuan. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara

Mangkunegara, Anwar Prabu (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.Refika Aditama.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2011). Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Handari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis YangKompetitif. Yogyakarta : UGM

Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Rineksa Cipta.

Rivai, Veithzal (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk PerusahaanDari Teori ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rivai, Veithzal. (2005). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PTRajaGrafindo Persada.

Riza Aprianita (2013). “Pengaruh Pengawasan, Komitmen Dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman”.Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas NegeriPadang (2013).

Ruslan, Rosady. (2013). Kampanye Public Relations. Depok: RajagrafindoPersada

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:SIEYKPN.

Sinambela, Poltak. Lijan. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran danImplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sri Pebriyanti, Ni Kadek, I Ketut Dunia, Kadek Rai Suwena, 2012. PengaruhKompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Columbus MegahSarana Cabang Denpasar Tahun 2012, Jurusan Pendidikan Ekonomi,Fakultas Ekonomi& Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Indonesia,ejournal.undiksha.ac.id

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta

Sugiyono. (2013). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV. AlfabetaSukarna (2011). Dasar-Dasar Manajemen. CV. Mandar Maju, Bandung.Sutrisno, Edy (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenamedia

Group, Jakarta.

Page 57: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

53

Veithzal, Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Wibowo (2014). Manajemen Kinerja, edisi keempat, Jakarta Penerbit: RajawaliPers, 2014.

Zainal A Hasibuan. (2007). Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer danTeknologi Informasi. E-book. Universitas Indonesia.

Page 58: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

54

PENGARUH MARKETING RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITASNASABAH MELALUI KEPUASAN NASABAH PADA AJB

BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAHMEDAN CABANG MEDAN BARU

MUTHOLIB

Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh marketingrelationship terhadap loyalitas melalui kepuasan sebagai variabel intervaning.Populasi dalam penelitian ini adalah semua nasabah yang menggunakan asuransiAjb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan . data penelitian diperoleh dariangket, dengan menggunakan teknik qouta sebanyak 60 responden dan di ujivaliditas dan reliabilitas, teknik analisis data yang digunakan uji asumsi klasik,model persamaan regresi dengan teknik analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukan, marketing relationship berpengaruhsignifikan terhadap kepuasan dengan nilai koefisien Sig 0,002< , . marketingrelationship berpengaruh signifikan terhadap loyalitas dengan nilai koefisien Sig0,006< , . kepuasan tidak ada pengaruh signifikan terhadap loyalitas dengan

nilai Sig 0,067 > , . Marketing relationship terhadap loyalitas melaluikepuasan dengan nilai kooefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsug(P1 x P3 < P2) yakni 0,0893 < 0,357. Hasil penelitian ini menunjukan kepuasanbukan merupakan variabel intervening terhadap loyalitas nasabah.

Kata Kunci : Marketing Relationship, Kepuasan, Loyalitas

PENDAHULUAN

Kepuasan dan Loyalitas merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,kepuasan memiliki awal peran penting dalam menciptakan loyalitas, sehinggasetiap perusahaan perlu meningkatkan loyalitas pelanggan untuk mencapai tujuanperusahaan yang telah diteptapkan.

Assauri (2012, hal. 15) Menyatakan “menciptakan dan mempertahankanpelangan yang loyal, merupakan jantung setiap bisnis bagi perusahaan”.Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah (2013, hal. 114) Mengemukakanpentingnya loyalitas pelanggan terhadap kelangsungan hidup perusahaan,perusahaan harus secara kontinu menjaga dan meningkatkan loyalitas dari parakonsumenya. Lebih lanjut Tjiptono dan Chandra (2012, hal. 85) Menambahkankepuasan dan loyalitas pelanggan merupakan elemen kunci yang menentukanimplementasi konsep pemasaran.

Temuan dari hasil identifikasi penelitian dari tempat penelitian,menemukan bahwa loyalitas nasabah mengalami penurunan ditandai dengan,

Page 59: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

55

Masih banyak para nasabah yang tidak meneruskan pembayaran premiasuransinya sehingga loyalitas nasabah mengalami penurunan, masih banyak unitpemasaran yang lalai dalam pengutipan biaya premi asuransi sehingga nasabahmerasa diabaikan, jadwal kunjungan rutin kerumah nasabah yang di lakukan unitpemasaran semakin berkurang kunjungan yang minim bisa-bisa menurunkanloyalitas nasabah.

LANDASAN TEORI1. Loyalitas Pelanggan

Menurut Assauri (2012, hal. 14) “Loyalitas pelanggan merupakankecendrungan pelanggan untuk memilih nilai organisasi yang ditawarkan diatasalternatif tawaran organisasi pesaing”. Loyalitas juga menunjukan kecendrunganorganisasi mendapatkan hasil imbalan dari pilihan berkelanjutan pelanggan atastawaran tertentu. Sedangkan menurut Oliver dalam Kotler dan Keller (2009, hal.138) Loyalitas adalah “Komitmen yang dipegang secara mendalam untukmembeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai dimasa depanmeski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelangganberalih. Lebih lanjut Griffin (2005, hal. 31) Menyatakan pelanggan yang loyaladalah orang yang, melakukan pembelian berulang secara teratur, membeliantarlini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukankekebalan terhadap tarikan dari orang lain. Sedangkan menurut Sheth dan Mittaldalam Sugiyono (2014, hal. 624) Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelangganterhadap suatu merek atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dantercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang loyalitas pelanggan dapatdisimpulkan bahwa loyalitas pelangan adalah suatu prilaku konsumen untukmemilih alternatif penyedia produk/jasa yang terbaik dan menetapkan komitmenmereka secara mendalam dan positif ditunjukan dengan pembelian berulang darisalah satu penyedia produk/jasa berdasarakan pada unit pengambilan keputusanpembelian dalam jangka panjang.

2. Faktor-Faktor Loyalitas PelangganMenurut Lupiyoadi (2013, hal.232) Faktor-faktor yang mempengaruhi

Loyalitas pelanggan biasanya berfokus pada Kepuasan dan Hambatan pindah(switching barrier)1) Kepuasan pelanggan;

Menurut Kotler dan Keller (2009, hal. 138) Secara umum kepuasan pelangganadalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karenamembandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadapekspektasi mereka.

2) Hambatan pindah (switching barrier).Mengacuh pada tingkat kesulitan untuk pindah / beralih kepenyedia barang/jasa yang dihadapi pelanggan yang tidak puas dengan jasa yang diterima ataumengacu pada kendala finansial, sosial, dan psikologis yang dirasakan seorangpelanggan ketika pindah kepenyedia jasa baru.

Dan faktor-faktor lainnya menurut Lupiyoadi (2013, hal 237) yaituyang menjadi daya tarik alternatif mengacu pada reputasi, citra/kesan, dankualitas jasa yang diharapkan superior (unggul).

Page 60: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

56

3) Reputasi;Trimanah (2012, hal. 93) Reputasi merupakan penilaian terhadap sebuahorganisasi/produk yang didalanya melekat faktor trust (kepercayaan) darikhalayak.

4) Citra (image);Kotler dalam Trimanah (2012, hal. 94) Secara lebih luas mendefinisikan citrasebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran–gambaran dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang.

5) Kualitas Produk/Jasa.Lupiyoadi (2013, hal. 268) Kualitas jasa/produk merupakan sistem informasiyang didalamnya terdapat usaha meningkatkan pelayanan, perusahaan harusmemperhatikan dan mendengarkan pendapat yang dikeluarkan tiga jenispelanggan mengenai produk/jasanya. Ketiga pelanggan tersebut adalahexternal costumer, competitor costumer dan internal costumer.

Menurut Griffin (2005, hal 35) mengemukakan tahap-tahap loyalitaspelanggan sebagai berikut:

1) Terduga (suspects);Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasaperusahaan, tetapi sama sekali belum mengenal perusahaan dan barang ataujasa yang ditawarkan.

2) Prospek (prospects);Merupakan orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasatertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya, para prospek telahmengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkankarena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebutkepadanya.

3) Prospek terdiskualifikasi;Prosfek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapitidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut.

4) Pelanggan mula-mula;Pelanggan yang membeli untuk petama kalinya mereka masih menjadipelanggan yang baru.

5) Pelanggan berulang;Pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih,atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yangberbeda pula.

6) Klien;Klien membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan dibutuhkan.Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudahkuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh olehproduk pesaing.

7) Pendukung;Seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkandan yang dibutuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu,mereka mendorong temen-temen mereka agar membeli barang atau jasaperusahaan yang merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain.Dengan begitu secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan

Page 61: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

57

membawa pelanggan untuk perusahaan.Selain itu, mereka mendorong temen-temen mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan yangmerekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan begitu secaratidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan membawa pelangganuntuk perusahaan.

8) Relationship.Merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan danperusahaan, dan langsung terus-menerus karena kedua pihaknya melihatnyasebagai hubungan yang saling menguntungkan.

3. Kepuasan PelangganMenurut Kotler dan Keller (2009, hal. 138) Secara umum kepuasan

pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karenamembandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadapekspektasi mereka. Sedangkan Tjiptono dan Chandra (2012, hal. 55) Kepuasanpelanggan merupakan “konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen”.Selanjutnya Assauri (2012, hal. 11) Kepuasan pelanggan merupakan pendorongutama bagi retensi dan loyalitas pelanggan. Atau suatu indikator kedepan akankeberhasilan, yang mengukur bagaimana baiknya tanggapan pelanggan terhadapamasa depan bisnis perusahaan. Zeithaml dan Bitner dalam Sangadji dan Sopiah(2013, hal. 180) Kepuasan konsumen merupakan “customers evaluation of aproduct or service in terms of whether that product or service has met their needsand expectation”. Konsumen yang merasa puas pada produk/jasa yang dibeli dandigunakanya akan kembali menggunkan jasa/ produk yang akan ditawarkan.Menurut Irawan (2009, hal. 37) “Kepuasan pelanggan merupakan persepsipelanggan atas peformance produk/jasa dalam memenuhi harapan pelanggan”.

Berdasarkan beberapa pengertian, tentang kepuasan pelanggan dapatdisimpulkan bahwa kepuasan pelangan adalah perasaan senang atau kecewaterhadap persepsi pelanggan atas peforma produk/jasa, yang merupakan awalpencapaian loyalitas pelanggan untuk kembali menggunakan produk yangditawarkan sehingga menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen.4. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan

Faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan menurut Irawan (2009, hal.37) Berdasarkan studi literatur ada lima driver utama kepuasan pelanggan.1) Kualitas Produk;

Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yangglobal dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance,durability, feature, reliability, consistency, dan design.

2) Harga;Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumberkepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yangtinggi.

3) Kualitas Pelayanan (Service Quality);Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu system, teknologidan manusia. Salah satu konsep service quality yang popular adalah ServQual.Berdasarkan konsep ini, service quality diyakini mempunyai lima dimensiyaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.

Page 62: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

58

4) Emosional;Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat menggunakan brand image yangbaik. Pelanggan yang menggunakan brand image yang baik akan lebih puaskarena emotional value yang diberikan oleh brand dari produk/jasa tersebut.

5) Biaya.Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalammendapatkan produk atau pelayanan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013n hal.188) faktor pengembangankepuasan pelanggan berdasarkan tujuh dimensi dasar kualitas adalah;

1) Kinerja;Tingkat absulut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang diidentifikasipara pelanggan; sejauh mana produk atau jasa digunakan denga benar; jumlahatrubut yang ditawarkan; kemampuan pegawai untuk menangani masalahdengan baik; kualitas informasi yang diberikan kepada pelanggan.

2) Interaksi Pegawai;Keramahan, sikap hormat, dan empati yang ditunjukan oleh masyarakatpemberi jasa atau barang; kredibilitas menyeluruh para pegawai, termasukkepercayaan konsumen kepada pegawai dan persepsi mereka tentang keahlianpegawai.

3) Reliabilitas;Konsisten kinerja barang, jasa dan tokoh

4) Daya Tahan;Rentang kehidupan produk dan kekuatan umum

5) Ketepatan Waktu dan KenyamananSeberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki; seberapa cepat informasiatau jasa diberikan; kenyamanan pembelian atau proses jasa, termasukpenerimaan kartu kredit, jam kerja took, dan tempat parker.

6) Estetika;Penampilan fisik barang atau tok; daya tarik penyajian jasa; kesenanganatmosfir dimana saja atau produk diterima; bagaimana desain produk yangakan diperlihatkan kepada masyarakat.

5. Marketing RelationshipMenurut Tjiptono (2012, hal. 23) Relationship Marketing (RM), yaitu

“peralihan dari fokus pada transaksi tunggal menjadi upaya membangun relasidengan pelanggan yang menguntungkan dalam jangka pajang.” dari pengertianrelationship marketing yang dimaksud yaitu memfokuskan hubungan relasijangka panjang yang saling menguntungkan. Sedangakan menurut Supranto danLimakrisna (207, hal. 247) Pemasaran hubungan merupakan pusat padapemahaman kebutuhan konsumen pada tingkat konsumen secara individual. Lebihlanjut Lupiyoadi (2013, hal. 20) Pemasaran relasional pada dasarnya adalah suatualternatif strategi terhadap pendekatan bauran pemasaran (marketing mix)tradisional (yang cendrung transaksional) sebagai suatu cara memperoleh suatukeunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage-SCA) dan cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan. Pemasaran relasionaljuga dikenal sebagai pemasaran hubungan, pemasaran relasional menekankanrekrutmen dan pemeliharaan (mempertahankan) pelanggan melalui peningkatan

Page 63: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

59

hubungan pelanggan dengan perusahaan (Lupiyoadi 2013, hal. 20). SedangkanSangadji dan Sopiah (2013, hal.112) Pemasaran hubungan (relationshipmarketing) yaitu “pemasaran yang bertujuan untuk membangun hubungan baikdengan para pelanggan”. Marketing Relationsship merupakan hubungan yangkuat dan erat antar pemasar dengan pelanggan untuk menciptakan kuncipemasaran jangka panjang (Kotler dan Keller 2009, hal. 153)

Dari pengertian marketing relationship diatas dapat disimpulkan bahwamarketing relasionship adalah Pemahaman kebutuhan pelanggan denganmembangun hubungan relasi, sebagai alternatif strategi terhadap bauranpemasaran untuk pemeliharaan, mempertahankan dan membangun hubungan baikdalam jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan yang salingmenguntungkan.

6.Faktor-Faktor Marketing RelationshipMenurut Oliver dalam Prabowo (2008, hal.93) Marketing relationship

diukur dari beberapa faktor antara lain:1) Pertalian;

Merupakan usaha untuk menciptakan kepercayaan pada perusahaan dan usahauntuk membangun hubungan yang erat dengan pihak lain. Faktor ini tercermindari empat item yaitu; membangun hubungan, menciptakan kepercayaan,menjaga hubungan, mengajak kerjasama.

2) Emphaty;Merupakan pendekatan untuk memahami pelanggan secara baik melaluikemampuan untuk menangkap atau memahami sudut pandang ortang lain.Faktor ini meliputi tiga item, yaitu; memahami keinginan pelanggan, menjagaperasaan, situasi sudut pandang.

3) Timbal Balik;Usaha untuk memberikan kompensasi atau timbal balik atas apa yang telahdiberikan atau yang diterima perusahaan. Faktor ini terdiri dari tiga item, yaitu;kesesuaian harga, memberikan kompensasi, kesesuaian produk.

4) Kepercayaan.Keyakinan konsumen atas kualitas dan keandalan pihak tertentu. Faktor initerdiri empat item yaitu; kepercayaan konsumen, pengetahuan konsumen,keyakinan dan manfaat, keyakinan akan kualitas.

Menurut Little dan Marandi dalam Lupiyoadi (2013, hal.21-22)mengemukakan terdapat beberapa konsep inti di dalam pemasaran relasional.Yaitu:1) Horizon/orientasi jangka panjang;

Orientasi jangka panjang merupakan ciri utama pemasaran relasional.Keberhasilan pemasaran relasional diukur dari seberapa lama pelanggan terjagadalam hubungan dan seberapa besar bagian "dompet pelanggan (customerwallet)" yang diperoleh. Dengan demikian, pemasaran relasional jugamenyangkut estimasi mengenai nilai sepanjang hidup pelanggan (customer lifetime value-CLV). Pemasaran relasional memandang pelanggan sebagai partnersehingga mendorong kolaborasi dan penciptaan nilai mutual dan situasi win-win (menang-menang)

Page 64: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

60

2) Komitmen dan pemenuhan janji;Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, pemasaran relasionalmenekankan pada upaya pemeliharaan sikap percaya dan komitmen denganmenjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji dan empati diantara kedua belah pihak. Dengan demikian, arah pada pencapaian tujuan yangdiinginkan dapat disatukan. Hal inilah yang diyakini dapat mendorong loyalitaskonsumen.

3) Mempertahankan pelanggan;Pemasaran relasional tidak lagi berkonsentrasi pada pencapaian pangsa pasar(market share), tetapi pada upaya untuk mempertahankan pelanggan danpeningkatan bagian dompet pelanggan" dengan menjual lebih banyak produkyang sama atau penjualan silang kepada mereka. Hal ini berimplikasi bahwapelanggan yang berpotensi tinggi diperlakukan sebagai individu.

4) Mengutamakan peningkatan kontribusi pelanggan;Mengingat biaya untuk menerapkan pemasaran relasional cukup besar makatidaklah ekonomis untuk menginvestasi dalam hubungan jangka panjangdengan seluruh pelanggan. Tidak semua konsumen menginginkan hubunganjangka panjang. Jadi, perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelangganyang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitungCLV agar menguntungkan bagi perusahaan.

5) Adanya interaksi dua arah;Untuk mencapai hubungan yang diinginkan. diperlukan dialog dan komunikasidua arah, karena pemasaran relasional adalah hubungan, jaringan, dan interaksisebagaimana, pemasaran relasional bukan sekadar basis data atau pemasaranlangsung!

6) Penyesuaian dengan tuntutan pelanggan (kustomisasi).Pemasaran relasional memberikan pemahaman lebih baik akan tuntutan dankeinginan konsumen sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuaidengan spesifikasi pelanggan.

KERANGKA KONSEPTUAL1. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan

Setiap perusahaanselalu berupaya agar tetap bertahan atau memenangkanpersaingan yang semakin ketat, untuk terus tumbuh dan berkembang. Oleh karenaitu, suatu perusahaan akan selalu berupaya untuk dapat mempertahankanberkesinambungannya masa hidup loyalitas pelanggan yang diberikan. Pengaruhmarketing relationship terhadap loyalitas pelanggan dinyatakan oleh Kotler danKeller (2009, hal. 153) menciptakan hubungan yang kuat dan erat denganpelanggan untuk membangun retensi dan menambah manfaat keuangan, manfaatsosial dan ikatan struktural agar dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalampenelitian Erika (2009) mengatakan bahwa pemasaran relasional berpengaruhsignifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan penelitian Prabowo (2008)mengkaji pengaruh marketing relasionship terhadap loyalitas pelanggan dapatdisimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif relationship marketing terhadapkepuasan pelanggan. Maka dari hasil penelitian tersebut dengan ditingkatkannyamarketing relasionship maka akan meningkat pula loyalitas pelanggan.

Berdasarkan dari uraian dan teori diatas tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan ada pengaruh marketing relationship terhadap loyalitas nasabah.

Page 65: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

61

2. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas PelangganKepuasan pelanggan merupakan suatu indikator kedepan akan

keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur bagaimana baiknya pelangganterhadap masa depan bisnis perusahaan, dengan meningkatkan kepuasanpelanggan berarti awal untuk menciptakan loyalitas pelanggan.

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pada akhirnya akanbermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yangdirasakan, oleh kerena itu banyak manfaat bagi perusahaan dengan tercapainyatingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, dimana akan meningkatkan loyalitaspelanggan (Lupiyoadi 2013, hal 228).

Menurut Assauri (2012, hal. 11) menyatakan kepuasan pelanggan sangatberpengaruh atas tingkat loyalitas pelanggan. Dalam penelitian yang dilakukanoleh Yulisa (2012) Bahwa kepuasan nasabah mempunyai hubungan yangsignifikan terhadap loyalitas. Sedangkan penelitian Dinarti (2009) bahwakepuasan konsumen ada pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Ini berartidengan semakin tingginya tingkat kepuasan pelanggan maka akan semakin tinggipula tingkat loyalitas pelanggan.

Kinerja kemajuan pemasaran perusahaan yang mendasar diukur darikepuasan pelanggan, dengan mengukur peningkatan kepuasan pelanggan akanterlihat tingkat pertumbuhan keuntungan ekonomis atas kualitas produkbarang/jasa. Maka dalam pengukuran kepuasan pelanggan perlu dicermatihubungan kualitas dengan produk preferensi dan kepuasan pelanggan yangmendasar. Seperti yang kita ketahui faktor yang menentukan loyalitas adalahkepuasan (Assauri 2012, hal. 12)

Gambar II-1 : Paradikma Penelitian

METODOLOGI PENELITIANA. Pendekatan Penelitian

Penelitian mengunakan jenis penelitian asosisatif. Menurut Juliandi danIrfan (2013, hal 90) pendekatan asosiatif digunakan karena menggunakan tigavariabel, serta bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatuvariabel dengan variabel.

Adapun Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitiankuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang bersifatmendasar, yang mencakup pengumpulan data dan menganalisis data kuantitatifdengan mengunakan metode pengujian statistik.

Penelitian mengunakan 3(tiga) variabel, yang terdiri dari satu variabelbebas (X) yaitu Marketing Relationship, dua variabel terikat (Y) yaitu LoyalitasPelanggan dan tiga variabel intervening (Z) yaitu Kepuasan Pelanggan. Masing-

Marketing

Relationship

LoyalitasPelanggan

Kepuasan

Page 66: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

62

masing akan dilihat korelasi hubungan antar variabel apakah kuat, cukup, ataulemah dalam hubungan dan berpengaruh antar variabel.B. Definisi Operasional

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Loyalitas Pelangganloyalitas pelanggan adalah suatu prilaku konsumen untuk memilih

alternatif penyedia produk/jasa yang terbaik dan menetapkan komitmenmereka secara mendalam dan positif ditunjukan dengan pembelian berulangdari salah satu penyedia produk/jasa berdasarakan pada unit pengambilankeputusan pembelian dalam waktu panjang.Indikator variabel Loyalitas

Menurut Murray dan Raphel dalam Sugiyono (2014, hal 624)mengemukankan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukurloyalitas pelanggan, yaitu

a. Penganjur;b. Klien;c. Pengulang;d. Kontak emosional;e. Prospek;

2. Variabel Perantara (Intervening Variable) Kepuasan PelangganKepuasan pelangan adalah perasaan senang atau kecewa terhadap

persepsi pelanggan atas peforma produk/jasa, yang merupakan awalpencapaian loyalitas pelanggan untuk kembali menggunakan produk yangditawarkan sehingga menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis danmanajemen.Indikator Variabel Kepuasan

Menurut Berry dalam Hermawan (2007, hal. 25-27) Menyatakandengan memberikan tingkat service melebihi harapan pelanggan di 5 (lima)indikator tersebut , maka kepuasan pelanggan pasti tercipta. Kepuasan inilahyang mengantar pada loyalitas pelanggan. Terdiri dari sebagai berikut :

a. Reliability, c. Tangibles e. Respon Sivenessb. Assurance, d. Empathy

3. Variabel Bebas (Independent Variable ) Marketing RelationshipMarketing relasionship adalah Pemahaman kebutuhan pelanggan

dengan membangun hubungan relasi, sebagai alternatif strategi terhadapbauran pemasaran untuk pemeliharaan, mempertahankan dan membangunhubungan baik dalam jangka panjang antara perusahaan dengan pelangganyang saling menguntungkan..Indikator variabel Marketing Relationship

Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013, hal.109) mengemukakanbahwa pada hakikatnya loyalitas pelanggan dapat diibaratkan sebagaiperkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti). Jalinanrelationship ini akan langsung bila dilandasi prisip-prinsip pokok loyalitaspelanggan berikut:

a. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh;b. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, teknologi, profitabilitas,

dan sebagainya), dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok;c. Sikap saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara

perusahaan dan pelanggan inti;

Page 67: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

63

d. Keterbukaan;e. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret;f. Tindakan berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen;g. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal pembinaan relasi

dengan pelanggan pada tahap purnabeli;h. Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purna beli;

C. Populasi dan Sampel1. Populasi.

Menurut Juliandi (2013, hal. 54) “Populasi merupakan totalitas dariseluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian”. Dengan demikianpopulasi yang diambil adalah seluruh nasabah nasabah di AJB Bumiputera1912 Kantor Wilayah Medan.2. Sampel.

Menurut Juliandi (2013, hal. 54) “sampel adalah wakil-wakil daripopulasi”. Dengan demikian cara pengambilan sampel dengan menggunakanmetode non probabilitas. Karena jumlah populasi sangat besar makapengambilan sampel dengan menggunakan teknik qouta sebanyak 60 nasabahAJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan KC. Medan Baru.

D. Teknik Pengumpulan Data1. Angket;

Teknik penelitian dengan menggunakan angket yang berisi pernyataanyang sesuai dengan indikator dari setiap masing-masing variabel yangdisebarkan secara langsung kepada nasabah yang telah ditetapkan dari hasilperhitungan sampel diatas.2. Instrumen Penelitian.

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert yang terdiridari lima obsi jawaban, berikut dari bentuk skala likert:

Tabel III-2Skala Likert

Obsi Jawaban NilaiSangat setuju 5Setuju 4Cukup setuju 3Kurang setuju 2Tidak setuju 1

E. Teknik Analisis Data1. Uji Asumsi Klasika. Normalitas

Menurut Juliandi dkk (2014, hal.160) Pengujian normalitas datadilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen danindependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebardisekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresimemenuhi asumsi normalitas.b. Multikolinearitas

Menurut Juliandi dkk (2014, hal.161) Multikolinearitas digunakanuntuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat

Page 68: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

64

antar variabel independen. Dengan melihat nilai faktor inflasi varian (VarianceInflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5.c. Heterokedastisitas

Menurut Juliandi dkk (2014, hal.161) Heterokedastisitas digunakanuntuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dariresidual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatupengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas,dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas, model yang baik adalahtidak terjadi heterokedastisitas.

Menurut Santoso dalam Juliandi dkk (2014, hal. 162) dasarpengambilan keputusannya adalah : jika pola tertentu , seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur meka terjadiheterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin)menyebar kebawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadiheterokedastisitas.2. Analisis Jalur

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatanasosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistik koefisien jalur (fathanalysis). Dengan persamaan sebagai berikut(Juliandi dkk 2014, hal. 168):a. Model persamaan jalur I : Z = p1X + 1b. Model persamaan jalur II: Y= p2X + p3Z 2

Adapun model analisis satu jalur akan digambarkan sebagai berikut:

Jalur: - Pengaruh langsung : X Y- Pengaruh tidak langsung X melalui Z

1) Melakukan pendugaan parameter (perhitungan nilai koefisien jalur)a) Koefisien korelasi (r)b) Koefisien regresi model persamaan 1 (P1 , P2) dan koefisien jalur

dengan residual 1 (P 1)c) Koefisien regresi dengan persamaan 2 (P3) dan koefisien jalur dengan

residual 2 (P 2)2) Menguji hipotesis

a) Uji hipotesis pengaruh langsung1) Hipotesis = Ho : = 0 (tidak ada pengaruh signifikan), ≠ 0 (ada

pengaruh signifikan)2) Kriteria pengujian hipotesis

X Y

Z 21

Gambar III.1 Diagram Analisis Jalur

Keterangan :X =Marketing relationshipZ = Kepuasan pelangganY = Loyalitas pelanggan1 = Error Term ( variabel

yang tidak diteliti)

Page 69: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

65

- Tolak Ho jika probabilitas (Sig < , )

- Terima Ho jika probabilitas (Sig < , )b) Uji hipotesis pengaruh tidak langsung

1) Kriteria pengujian hipotesis : jika nilai P2 < (P1 X P3) makakepuasan pelanggan bukan merupakan variabel intervening namunjika nilai P2 > (P1 X P3) maka kepuasan pelanggan merupakanvariabel intervening.

2) Dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu kepuasanpelanggan yang artinya jika hipotesis terbukti maka variabelintervening diakui dalam pengaruh antara variabel bebas denganvariabel terikat.

HASIL PENELITIAN1. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Kepuasan

Pada hipotesis ke 1 menunjukan penelitian sebelumnya yang berkaitandengan dengan penelitian ini yang dilakukan Prabowo (2008) berdasarkan hasilanalisis disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif relationship marketingterhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan penelitian Maria (2009) berdasarkanperhitungan ditemukan bahwa reationship marketing berpengaruh signifikanterhadap loyalitas pelanggan. Ini berarti sejalan dengan apa yang dikemukakanoleh peneliti terdahulu bahwa ada pengaruh yang positif/signifikan dari variabelmarketing relationship terhadap kepuasan nasabah AJB Bumiputera 1912 KantorWilayah Medan K.C Medan Baru. Hasil menunjukan bahwa marketingrelationship dapat mempengaruhi kepuasan pada nasabah untuk menggunakanasuransi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihatdari nilai koefisien Sig 0,002<∝ ,

Hasil menjelaskan bahwa marketing relationship merupakan salah satustrategi pemasaran yang efektif dalam meningkatkan kepuasan nasabah. Dengandemikian marketing relationship merupakan salah satu strategi pemasaran yangyang dapat meningkatkan kepuasan nasabah untuk tetap menggunakan asuransiAjb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru.2. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas

Pada hipotesis ke 2 menunjukan Dalam penelitian Erika (2009)mengatakan bahwa pemasaran relasional berpengaruh signifikan terhadaployalitas pelanggan. Sedangkan penelitian Prabowo (2008) mengkaji pengaruhmarketing relasionship terhadap loyalitas pelanggan dapat disimpulkan bahwaterdapat pengaruh positif relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan. Iniberarti sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu bahwaadapengaruh yang positif/signifikan dari variabel marketing relationship terhadaployalitsa nasabah AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C MedanBaru. Hasil menunjukan bahwa marketing relationship dapat mempengaruhiloylitas pada nasabah untuk menggunakan asuransi AJB Bumiputera 1912 KantorWilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,007<∝ ,

Hasil menjelaskan bahwa marketing relationship merupakan salah satustrategi pemasaran yang efektif dalam menentukan loyalitas nasabah dalammenggunakan jasa asuransi Ajb Bumiputera 1912. Hasil ini menunjukan bahwamarketing relationship yang diterapkan oleh agen Ajb Bumiputera 1912 KantorWilayah Medan K.C Medan Baru memiliki reputasi baik dimata nasabah dan

Page 70: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

66

selalu diingat oleh nasabah, memberikan nilai positif terhadap marketingrelationship yang dilakukan agen sehingga dapat menciptakan loyalitas nasabahpada nasabah Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru.3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas

Pada hipotesis ke3 menunjukan dalam penelitian yang dilakukan olehYulisa (2012) Bahwa kepuasan nasabah mempunyai hubungan yang signifikanterhadap loyalitas. Sedangkan penelitian Dinarti (2009) bahwa kepuasankonsumen ada pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Ini berarti tidaksejalan dengan apa yang di kemukakan oleh peneliti terdahulu bahwa tidak adapengaruh positif/signifikan dari variabel Kepuasan terhadap loyalitas nasabahAJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Hasilmenunjukan bahwa kepuasan tidak dapat menimbulkan loyalitas pada nasabahuntuk menggunakan asuransi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.CMedan Baru. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,071 >∝ ,

Hasil menunjukan bahwa kepuasan nasabah tidak selalu memiliki reputasiyang baik di mata nasabah dan tidak selalu memberikan nilai positif terhadapkepuasan yang dapat menyebabkan loyalitas nasabah Ajb Bumiputera 1912Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru.4. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan

Pada hipotesis ke4 menunjukan dalam penelitian Colgate dan Danaherdalam Lupiyoadi (2013, hal. 233) pernah meneliti pengaruh implementasi strategirelationship ini terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Riset yang merekalakukan berhasil memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan karyawan terhadappelanggan berpengaruh secara asimetri atas kepuasan pelanggan, dimanapelayanan yang buruk berakibat lebih besar terhadap kepuasan pelanggan daripada pelayanan yang dikategorikan terbaik. Implementasi strategi dengan kategoriterbaik akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan lebih besar dari padatidak ada pemasaran relasional yang dilakukan. Berarti hal tersebut tidak sejalandengan tidak ada tidak pengaruh yang positif/signifikan antara variabelmarketing relationship terhadap loyalits nasabah melalui kepuasan nasabah AjbBumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilaikooefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsug (P1 x P3 < P2) yakni0,0906 < 0,353.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disipulkan dari

analisis data dan pembahasan tersebut. Kesimpulan yang dapat penulis ambil daripenelitian ini adalah sebagai berikut:

5. Ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationshipterhadap kepuasan nasabah dikarenakan nilai Sig 0,002<∝ , sehinggahasil penelitian ini sesuai hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab IIyang menyatakan adanya pengaruh antara maketing relationship terhadapkepuasan nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.CMedan Baru.

6. Ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationshipterhadap loyalitas nasabah dikarenakan nilai Sig 0,007<∝ , sehingga hasilpenelitian ini sesuai hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab II yangmenyatakan adanya pengaruh antara maketing relationship terhadap

Page 71: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

67

loyalitas nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.CMedan Baru.

7. Tidak ada pengaruh yang positif/signifikan antara variabel kepuasannasabah terhadap loyalitas nasabah dikarenakan nilai Sig 0,071 >∝ ,sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang penuliskemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruh antarakepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah pada AJB Bumiputera 1912Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru

8. Tidak ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationshipterhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah dikarenakan nilaikoefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung(P1 X P3<P2 yakni0,0906 < 0,353. Sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesisyang penulis kemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruhantara maketing relationship terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasannasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C MedanBaru.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. (2012). Strategic Marketing, Depok: PT. Rajagrafindo PesadaDinarti. (2009). Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada

Pengguna Kartu Pra-Bayar Simpati, Universitas Sumatera Utara.www.repositori.usu.ac.id, dikutip. 13 maret 2015

Erika. (2009). Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas PelangganPada PT. Olagafood Industri Medan, Universitas Sumatera Utara.www.repositori.usu.ac.id, dikutip. 13 maret 2015

Franky Susanto. (2013). Pengaruh Marketing Relationship Terhadap LoyalitasPelabnggan Pada PT. Mitra 10 Surabaya, Jurnal MarketingRelastionship, Vol.1, No.1 (2013).

Griffin, Jill. (2005). Costumers Loyaltiy, Jakarta: ErlanggaHermawan, Kartajaya. (2007). Boosting Loyalty Marketing Performance, Jakarta:

MarkplusIrawan, Handi. (2009). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta: PT GramediaJuliandi, Azuar. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, MedanJuliandi, Azuar, Irfan dan Manurung, Saprinal. (2014). Metodologi Penelitian

Bisnis, MedanKotler, Philip dan Keller, Kevin Lana. (2009). Manajemen Pemasaran, Jakarta:

PT. Gelora Aksara PratamaLupiyoadi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa, jakarta: Salemba

Empat.Maria, Winda. (2012). Pengaruh Kualitas Relationship Marketing-Oriented

PromotionTerhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai PenerbanganLion Air di Surabaya dan Siderojo, http://journal.wima.ac.id, dikutip 13maret 2015

Prabowo, Budi. (2008). Pengaruh Relationship Marketing Terhadap LoyalitasPelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada PT. Astra Surabaya, JurnalIlmu-Ilmu Sosial, Vol.8, No.2 (2008)

Page 72: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

68

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. (2013). Prilaku Konsumen, Yogyakarta:C.V Andi Offset

Supranto dan Limakrisna, Nandan. (2011).Prilaku Konsumen dan StrategiPemasaran, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen, Bandung: AlfabetaTim Penyusun. (2009). Pedoman Pembuatan Skripsi, Medan: FE-UMSUTjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2012). Pemasaran Strategik,

Yogyakarta: C.V Andi Offset.Trimanah, (2012) Reputasi dalam Kerangka Kerja Public Relations, Jurnal Ilmiah

Komunikasi, Vol.3, No.1, (2012)Wijayanti, Titi. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Kepuasan

Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 CabangPurwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.http://ejournal.umpwr.ac.id, dikutip 13 maret 2015

Yulisa, (2012) Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas NasabahBank,Universitas Gunadarma. www.gunadarma.ac.id, dikutip 13 maret2015

Page 73: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

69

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH EKONOMI MIKRO MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING METODE PEER LESSONSDI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

RADIMAN

Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhterhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah EkonomiMikro di Program Studi Manajemen antara sebelum dan setelah penerapanModel Pembelajaran Active learning Metode Peer lessons.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experimental).populasidalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester Satu (I) ProgramStudi Manajemen yang terdaftar pada Tahun Akademik 2015/2016.Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik cluster randomsampling, yaitu pengambilan jumlah mahasiswa sebanyak 2 kelas dari seluruhkelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundi kelas mana yang menjadikelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah dokumentasi. Untuk menganalisis data penelitian ini adalahdengan menggunakan rumus t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikanhasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol) denganhasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen) padaProgram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas MuhammadiyahSumatera Utara pada taraf signifikan 5% dengan penerapan modelpembelajaran active learning metode peer lessons.

Kata Kunci : Active Learning, Peer Lessons, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindakmengajar. Dari sisi dosen, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasibelajar. Dari sisi mahasiswa, hasil belajar merupakan kemampuan yang diperolehmahasiswa setelah kegiatan belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkattindak dosen, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakanpeningkatan kemampuan mental mahasiswa (Dimyati dan Mudjiono, 2000).Kemajuan mahasiswa tersebut diperoleh melalui penilaian, seperti tes. Hasil

Page 74: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

70

mengerjakan tes atau tugas tersebut dapat mengungkapkan hasil belajar seorangmahasiswa, apakah mahasiswa mengalami kemajuan dalam belajar ataupun belum

Hasil belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaranyang dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu hal yang menentukan kualitaspembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan materiyang diajarkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekolah yang kurangmemperhatikan penggunaan model pembelajaran dalam setiap penampilanmengajar. Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara konvensional,dimana dosen yang berperan aktif, sementara mahasiswa cenderung pasif. Sikapmahasiswa yang pasif dapat mengurangi keterlibatannya dalam mengikuti prosespembelajaran yang dapat mengakibatkan turunnya minat mahasiswa dalammengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal penulis selama mengajar mata kuliahEkonomi Mikro pada tahun-tahun sebelumnya, ternyata bahwa selama ini dosenbidang studi ekonomi dalam menyampaikan materi cenderung menggunakanmetode ceramah saja. Setelah dosen selesai memberikan materi, mahasiswadituntut untuk mengerjakan tugas/latihan yang ada pada buku paket. Padapembelajaran ini memungkinkan mahasiswa bekerja secara individu dan selain itupembelajaran ini cenderung tidak melibatkan mahasiswa secara aktif dalampembelajaran. Jika proses pembelajaran terus-menerus seperti ini, maka minatmahasiswa akan semakin berkurang dalam mengikuti proses pembelajaran.Kurangnya minat mahasiswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa,peneliti menduga bahwa fakor penyebab kurangnya minat dan hasil belajarmahasiswa yaitu penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurangvariatif sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna dan peran dosen terlalumonoton sehingga mahasiswa tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Fenomena ini perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran,yaitumenerapkan strategi pembelajaran yang merangsang keaktifan danpartisipasimahasiswa yang salah satunya strategi Active learning tipe Peerlessons. Menurut Silberman (2007) belajar aktif terbentuk dari kumpulan strategipembelajaran yang komprehensif, meliputi berbagai cara untuk mengaktifkanmahasiswa sejak awal melalui aktivitas yang membangun kerja kelompok danmembuat berpikir tentang materi dalam waktu singkat. Selain itu, terdapat teknikmemimpin belajar bagi seluruh kelas, kelompok kecil, merangsang diskusi dandebat, mempraktekkan keterampilan, serta mendorong munculnya pertanyaan danmembuat mahasiswa saling mengajar satu sama lain.

Menurut Silberman (2007) Peer Lesson atau pelajaran teman sebayamerupakan cara yang digunakan untuk mengembangkan peer teaching dalamkelas. Kegiatan ini menempatkan tanggung jawab untuk mengajar para mahasiswasebagai anggota kelas. Peer Lesson merupakan cara agar mahasiswa dapat salingberbagi pengetahuan dan informasi kepada teman dengan cara berdiskusikelompok lalu dipresentasikan di depan kelas dengan berbeda topik tetapi salingberhubungan. Selain itu mahasiswa didorong untuk belajar efektif, menghindariceramah, membaca laporan dan disediakan alat visual, point-point untukpresentasi dan saling tanya jawab. Itu sebabnya strategi pembelajaran ini

Page 75: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

71

digunakan agar mahasiswa lebih aktif dan partisipatif untuk saling berbagipengetahuan.

Penelitian dengan strategi Active learning tipe Peer Lesson pernahdilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain penelitian Siti Choiriyah(2008), hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positifdalam pengelolaan kelas dan prestasi belajar Al-qur’an Hadits. Selain itupenelitian Sri Utami (2001), hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwaterdapat pengaruh positif dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar Fiqh.Oleh sebab itu, peneliti mencoba melakukan inovasi pembelajaran denganmenerapkan strategi pembelajaran Active learning tipe Peer Lesson disertai mediayang diharapkan lebih berpengaruh positif terhadap partisipasi dan hasil belajarbiologi siswa. Dengan strategi pembelajaran Active learning tipe Peer Lessondiharapkan mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar mahasiswa dari apayang telah diperoleh dari pelajaran yang diselenggarakan dosen.

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2008) mendefinisikan hasil belajar mahasiswa pada hakikatnya adalahperubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luasmencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Catharina Tri Anni(2002) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajarsetelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuanyang diperoleh mahasiswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004). Hasilbelajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasidan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan danpengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yangdicurahkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar,2004).

Menurut Gagne dalam Purwanto (2009), hasil belajar adalah terbentuknyakonsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada pada lingkungan.Bloom,dkk menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yangmencakup ranah kognitif yakni berorientasi pada kemampuan berfikir dan ranahAfektif yaitu berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, sikap dan hatiyang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, serta ranahPsikomotor yang berorientasi pada keterampilan motorik berupa tindakan anggotatubuh yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot (Sudijono, 2004).

Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dankecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilakudalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupunketerampilan motorik. Di kelas, hasil belajar dapat dilihat dari penguasaanmahasiswa akan mata pelajaran tersebut di kelas dilambangkan dengan angka-angka atau huruf (Syaodih, 2003).

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasilbelajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelahmenerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakupaspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui

Page 76: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

72

kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akanmenunjukkan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuanpembelajaran.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuanpembelajarandi kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yangmempengaruhi hasil belajar itusendiri. Sugihartono, dkk. (2007), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhihasil belajar, sebagai berikut:1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yangsedang belajar.

Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakatSedangkan menurut Sanjaya (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar secara global dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, faktor ini meliputi

aspek psiologis dan psikologis. Aspek psiologis adalah aspek yangmenyangkut tentang keberadaan kondisi fisik (jasmani), sedangkan aspekpsikologis meliputi tingkat kecerdasan, bakat, minat, motivasi dansebagainya.

2. Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Faktor ini meliputifaktor lingkungan sosial dan non-sosial, faktor lingkungan sosial meliputikeberadaan dosen, teman-teman dan lain sebagainya.Sedangkan faktorlingkungan non-sosial meliputi gedung, tempat tinggal mahasiswa, alat-alatdan lain sebagainya

Hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baikinternalmaupun eksternal. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajardapatdigolongkan menjadi empat, yaitu 1) bahan atau materi yang dipelajari;2)lingkungan; 3) faktor instrumental; dan 4) kondisi mahasiswa. Faktor-faktortersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusitertentu terhadap hasil belajar mahasiswa.

3. Model PembelajaranPembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap

rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini pembelajaran tidak terjadiseketika, melainkan sudah melalui tahapan rancangan. Proses pembelajaranaktifitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suatu interaksiedukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telahdicanangkan untuk suatu tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuanintruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuanpelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogamkan guru merupakan kegiatanintegralistik antara pendidik dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secarametodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secarapedagogis berakar dari pihak peserta didik (Dewi, 2004).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedomanbagi perancang pengajar dan para dosen dalam melaksanakan pembelajaran(Trianto, 2010). Berbeda dengan pendapat di atas, dikemukakan bahwa model

Page 77: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

73

mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur sistematikdan mengorganisasikan pengalaman belajar mahasiswa untuk mencapai tujuanbelajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam proes belajarmengajar (Sagala, 2010).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa modelpembelajaran merupakan suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaranuntuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran digunakan oleh dosensebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelompok.

4. Pembelajaran Aktif (Active learning)Pembelajaran aktif (Active learning) adalah suatu proses pembelajaran

dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar denganmenggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (Activelearning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yangdimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajaryang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif (Active learning) juga dimaksudkan untukmenjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.Meyer dan Jones (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif (Activelearning) terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, danrefleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, danberbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari. Dalampembelajaran aktif, dosen lebih berperan sebagai fasilitator bukan pemberi ilmu.

Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini dkk (2008) adalah suatupembelajaran yang mengajak mahasiswa untuk belajar secara aktif. Ketikamahasiswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitaspembelajaran. Beberapa aktivitas pembelajaran khas yang terjadi di dalampembelajaran aktif (Active learning) di antaranya adalah sebagai berikut:1. Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang

memberikankesempatan pada mahasiswa untuk melihat dan mengetahui.2. Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalamankepada

teman dan dosen potensial mengundang dialog di dalam ruangkuliahsehingga memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuanbaru(Fink, 2003).

3. Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan mahasiswa beradadidalam kondisi higher-order thinking (Bonwell & Eison, 1991)

4. Diskusi melatih mahasiswa untuk menganalisis, menilai,membandingkan,dan memecahkan masalah adalah metode belajar ko-operatifdaninteraktif (Haller, 2000).

5. Self explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenaipemahamanmahasiswa, baik kepada temannya maupun dosenmemungkinkanterjadinya pemahaman yang lebih kuat.

6. Vicarious learning yang diperoleh pada saat mahasiswamenyaksikanperdebatan mengenai topik tertentu (Cox, 2006).

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif (Active learning)memilikikarakteristik-karakteristik sebagaiberikut:

Page 78: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

74

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasiolehdosen melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analisisdankritis terhadap topik atau permasalahan yang akan dibahas,

2. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan perkuliahan secara pasif tetapimengerjakansesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan denganmaterikuliah.

4. Mahasiswa dituntut lebih banyak untuk berpikir kritis, menganalisadanmelakukan evaluasi.

5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.Saat ini, banyak teknik pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana

(yang tidak memerlukanpersiapan lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatifdengan mudah) sampai denganyang rumit, yaitu yang memerlukan persiapan lamadan pelaksanaan cukup rumit.Beberapa jenis teknik pembelajaran tersebutmenurut Bellamy dan Foster (1999) antara lain adalah:1. Think-Pair-Share

Dengan teknik ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkansendiri kurang lebih2-5 menit (think), kemudian mahasiswa diminta untukmendiskusikan jawaban ataupendapatnya dengan teman yang duduk disebelahnya (pair). Setelah itu dosen dapat menunjuk satu atau lebihmahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itubagi seluruh ruang kuliah (share). Teknik ini dapat dilakukan setelahmenyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan setelah 10-20 menit kuliahbiasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan membahas topikberikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah topik tersebutselesai dijelaskan.

2. Collaborative Learning GroupsDalam teknik ini, dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa yangdapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satupertemuan kuliah. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok danpenulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama dimana seringkalitugas ini berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum kuliah dimulai.Tugas yang diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentukmakalah maupuncatatan singkat.

3. Student-led Review SessionJika teknik ini digunakan, peran dosen diberikan kepada mahasiswa. Dosenhanya bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Teknik ini misalkandapat digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada bagianpertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa diminta untukmediskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi tersebutdengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lainmenjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salahsatu mahasiswa dalam kelompok tersebut memberikan ilustrasi bagaimanasuatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatanini dilakukan untuk seluruh ruang kuliah. Proses ini dipimpin oleh mahasiswadan dosen lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadibahasan dalam proses pembelajaran tersebut.

4. Student Debate

Page 79: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

75

Dalam teknik ini dilakukan dalam bentuk diskusi, dimana diskusi dalambentuk debat dilakukan dengan memberikan suatu isu yang sedapat mungkinkontroversial sehingga akan terjadi pendapat-pendapat yang berbeda darimahasiswa. Dalam mengemukakan pendapat mahasiswa dituntut untukmenggunakan argumentasiyang kuat yang bersumber pada materi-materiruang kuliah. Dosen harus bisa mengarahkan debat ini pada inti materi kuliahyang ingin dicapai pemahamannya.

5. Exam questions writtingUntuk mengetahui apakah mahasiswa sudah menguasai materi kuliah tidakhanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiapmahasiswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat meningkatkankemampuan mahasiswa mencerna materi kuliah yang telah diberikansebelumnya. Dosen secara langsung bisa membahas dan memberi komentaratas beberapa soal yang dibuat oleh mahasiswa di depan ruang kuliahdan/atau memberikan umpan balik kemudian.

6. Class Research SymposiumTeknik pembelajaran aktif jenis ini bisa diberikan untuk sebuah tugasperancangan atau proyek ruang kuliah yang cukup besar. Tugas atau proyekruang kuliah ini diberikan mungkin pada awal kuliah dan mahasiswamengerjakannya dalam waktu yang cukup panjang termasuk kemungkinanuntuk mengumpulkan data atau melakukan pengukuran-pengukuran.Kemudian pada saatnya dilakukan simposium atau seminar ruang kuliahdengan tata cara simposium atau seminar yang biasa dilakukan padakelompok ilmiah.

7. Analyze Case StudiesTeknik seperti ini banyak diberikan pada kuliah-kuliah bisnis. Dengan caraini dosen memberikan suatu studi kasus yang dapat diberikan sebelum kuliahatau pada saat kuliah. Selama proses pembelajaran, kasus ini dibahas setelahterlebih dahulu mahasiswa mempelajarinya. Sebagai contoh dapat diberikansuatu studi kasus produk rancangan engineering yang ternyata gagal atausalah, kemudian mahasiswa diminta untuk membahas apa kesalahannya,mengapa sampai terjadi dan bagaimana seharusnya perbaikan rancangandilakukan.

Berikut ini adalah perbandingan pembelajaran konvensional denganpembelajaran aktif menurut Bonwell dan Eison (2010) yaitu:Tabel 2.1Perbandingan Pembelajaran Konvensional Dengan Pembelajaran Aktif

Pembelajaran Konvesional Pembelajaran AktifBerpusat pada dosen Berpusat pada mahasiswaPenekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukanKurang menyenangkan Sangat menyenangkanKurang memberdayakan semua inderadan potensi anak didik

Membemberdayakan semua indera danpotensi mahasiswa

Menggunakan metode yangmonoton Menggunakan banyak metodeKurang banyak media yangdigunakan Menggunakan banyak mediaTidak perlu disesuaikan denganpengetahuan yang sudah ada.

Disesuaikan dengan pengetahuanyangsudah ada

Page 80: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

76

Sumber : Bonwell dan Eison (2010)Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran aktif (Active

learning)pada prinsipnya merupakan metode pembelajaran yang sangatmenekankan aktifitas dan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Olehkarena itu, peran Dosen dalam metode pembelajaran ini tidak dominan menguasaiproses pembelajaran, melainkan lebih berperan untuk memberikan kemudahan(fasilitator) dengan merangsang mahasiswa untuk selalu aktif dalam segi fisik,mental, emosional, sosial, dan sebagainya. Dosen memberi kesempatan kepadamahasiswa untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran yang sedangdipelajarinya. Dosen bukan menyampaikan materi pembelajaran, tetapi bagaimanamenciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada mahasiswa sehingga dapatmempelajari materi pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Munir (2008) mengelompokan keaktifan mahasiswa ini menjadi beberapaaspek, antara lain yaitu:1. Aktif secara jasmaniah seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat,

mencium, merasa, dan meraba atau melakukan keterampilan jasmaniah.2. Aktif berpikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide-ide,

berpikir logis, sistematik, dan sebagainya3. Aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerjasama dengan orang

lain (mahasiswa lain).Menurut teori pembelajaran aktif (Active learning), pengetahuan

mahasiswa terbentuk melalui proses persepsi dan tanggapan terhadap informasiyang diterimanya melalui penginderaan. Oleh karena itu, pembelajaran denganmelibatkan penginderaan yang lebih banyak akan memungkinkan tingkatkeberhasilan belajar mahasiswa pada level yang lebih tinggi.

5. Metode Pembelajaran Peer lessonsMengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukan

merupakan konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benakmahasiswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja mahasiswa sendiri.Penjelasan serta pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yangoptimal, karenanya diperlukan suatu strategi sehingga dapat mendukung ataumeningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2005) dalam konteks pembelajaran strategi dapatdikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapatdijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuanpembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Dalam Memilih suatu strategi, hendaknya dapat mengajak peserta didikuntuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerimapelajaran dari dosen, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yangtelah diberikan. Salah satu bentuk pembelajaran aktif adalah pembelajaranmenggunakan Strategi Peer lessons.

Pembelajaran aktif (Active learning) sendiri merupakan suatupembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketikapeserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitaspembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untukmenemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikanapa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan

Page 81: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

77

nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam prosespembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara inibiasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkansehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Sedangkan Peer lessons adalah suatu strategi pembelajaran yangmerupakan bagian dari Active learning (pembelajaran aktif). Secara singkatmenurut Silberman (2007) strategi Peer lessons merupakan strategi untukmendukung pengajaran sesama mahasiswa di dalam kelas. Strategi inimenempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.

6. Kerangka BerpikirSalah satu untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar

yang lebih baik adalah penggunaan strategi atau pendekatan dan mediapembelajaran. Karena hal itu dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dankreatif dalam proses pembelajaran.

Metode Peer lessons dalam pembelajaran mata kuliah Ekonomi Mikrosangat mendukung dan sesuai untuk mencapai keberhasilan suatu kegiatan belajarmengajar, karena implementasi metode pembelajaran Peer lessons mempunyaimanfaat antara lain meningkatkan partisipasi mahasiswa, meningkatkankeberanian/ keantusiasan mahasiswa untuk bertanya, mengungkapkan ide,gagasan, maupun pendapat, mengembangkan kreativitas mahasiswa,meningkatkan keterampilan berfikir mahasiswa, menciptakan suasana/ iklim yangkompetitif sehingga mahasiswa menjadi aktif dalam pembelajaran.

Maka dengan implementasi metode pembelajaran Peer lessons dapatmemberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi mahasiswa, sehinggapembelajaran mata kuliah Ekonomi Mikro dapat berjalan lebih bermakna danefektif, karena media lebih bervariasi dan dapat meningkatkan keterampilandosen, aktivitas mahasiswa serta hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaranmata kuliah Ekonomi Mikro.

7. HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkatkebenarannya. Hipotesis adalah jawaban teoritis atas masalah penelitian atauberupapemyataan sementara tentang pengaruh, hubungan sebab akibat atauhubunganpertautan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis tersebut hamsdapat diuji kebenarannya melalui melalui pengurapulan dan penganalisaandata empiris. Dalam penelitian hipotesis penelitian adalah: “Ada pengaruhterhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah EkonomiMikro di Program Studi Manajemen antara sebelum dan setelah penerapanModel Pembelajaran Active learning Metode Peer lessons”

Page 82: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

78

METODE1. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitianeksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan tertentuterhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi yang terkendalikan di maksudadalah adanya hasil dari penelitian dikonversikan ke dalam angka-angka, untuk analisis yangdigunakan dengan menggunakan analisis statistik (Sugiyono, 2012). Desain penelitianmerupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa, sehingga dapatmemberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, mengontrol dan mengendalikanvariabel penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Test Post-TestControlGroup Design.2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan uraian tersebut,maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester Satu (I)Program Studi Manajemen yang terdaftar pada Tahun Akademik 2015/2016.

Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan data daripopulasi. Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi tersebut. Salah satu syarat dalam penarikan sampel yang ditetapkanadalah sampel itu harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakilipopulasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar dalam sampel. Sedangkan teknikpengambilan sampel adalah dengan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilanjumlah mahasiswa sebanyak 2 kelas dari seluruh kelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundikelas mana yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes

hasil belajar. Arikunto (2006), tes hasil belajar berupa serentetan pertanyaan yang digunakanuntuk mengukur tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang dilihat dari hasil belajarkognitif. Guna mengetahui kemajuan hasil belajar mahasiswa dan seberapa besar pemahamansetiap mahasiswa terhadap materi yang sedang diajarkan.4. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikanmengenai hasil belajar mata kuliah Ekonomi Mikro pada kelas yang terpilih sebagi kelasEksperimen dan kelas Kontrol. Uji hipotesis ini menggunakan uji-t (independent uji test).

PEMBAHASANUntuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara setelah penerapan Modelpembelajaran active learning metode peer lessons, maka penulis menggunakan rumusstatistik analisa uji-t. Untuk mempermudah penulis dalam mekakukan perhitungan, makapenulis menggunakan program komputer SPSS versi 12,0 dalam mencari uji beda (t-test) danhasilnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:Tabel 1. T-Test

Page 83: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

79

Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh t hitung sebesar 1,786 dengan probabilitas(Sig 0,077) Selanjutnya dilakukan perbandingan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05. Dariketerangan di atas, nilai t hitung berada di daerah penerimaan Ha, maka Ha diterima dan Hoditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar mahasiswa kelas D ManajemenMalam (kelas kontrol) dengan hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelaseksprimen) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas MuhammadiyahSumatera Utara pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian berarti model pembelajaranactive learning metode peer lessons belum meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada MataKuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara - Medan atau dengan kata lain bahwa penerapan modelpembelajaran active learning metode peer lessons belum mampu meningkatkan hasil belajarmahasiswa.

Analisis Temuan PenelitianDengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa kelas kontrol

dengan kelas eksprimen sama atau tidak berbeda signifikan. Tidak adanya perbedaan yangsignifikan ini ditandai/dapat dilihat dari:

a. Rata-rata tingkat hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol)adalah 73,14.

c. Rata-rata tingkat hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen)adalah 76,03.

Dari uraian di atas diketahui bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa Kelas AManajemen Malam lebih tinggi dari mahasiswa untuk kelas D Manajemen Malam, namunperbedaan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa Kelas Kontrol (kelas DManajemen Malam) sama dibandingkan hasil belajar mahasiswa kelas eksprimen (Kelas AManajemen Malam).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran active learning metode peer lessons belum dapat meningkatkan hasil belajarmahasiswa pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen FakultasEkonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

KESIMPULANBerdasarkan hasil pengolahan data dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

perbedaan signifikan hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol)dengan hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen) pada Program

Independent Samples Test

3.406 .068 1.786 96 .077

1.727 72.940 .088

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

Hasil BelajarF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

t-test for Equality of Means

Page 84: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

80

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada tarafsignifikan 5% dengan penerapan model pembelajaran active learning metode peer lessons.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian- Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.Bellamy, L., Barry, W., & Foster, S. 1999. A Learning Centered Approach to Engineering

Education for the 21st Century: The Workshop. College of Engineering and AppliedSciences. Arizona State University.

Bonwell CC & Eison JA, 1991, Active learning: Creating Excitement in the Classroom.Washington, DC : George Washington University

Bonwell, C.C. 1995. Active learning: Creating excitement in the classroom. Center forTeaching and Learning, St. Louis College of Pharmacy

Bonwell, Charles C., dan Eison J.A., 2010, Active learning: Creating Excitement in theClassroom. http://www.gwu.edu/eriche.htm. Diakses tanggal 12 Agustus 2015.

Cox, R, 2006, Vicarious Learning and Case Based Teaching of Clinical Reasoning Skills,Journal Online, Diakses tanggal 12 Agustus 2015.

Dalyono, M, 1997, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Penerbit RINEKA CIPTADewi Rosmala, 2004, Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. UNIMED.

Medan.Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen Dikti.Haller, C.R, Gallagher, V.J, Weldon, T.L, Felder, R.M, 2000, Dynamics of Peer Education in

Cooperative Learning Workgroups. Journal of Engineering Education. Vol. 89 No.3.285 – 293.

Hisyam Zaini, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyyakarta : pustaka Insan MadaniMeyers, C. & Jones, T.M, 1993, Promoting Active learning Strategies for The College

Classroom. John wiley & Sons, Inc.Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : AlfabetaNashar, 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran.

Jakarta: Delia Press.Purwanto. M. Ngalim, 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Sagala, Saiful, 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Kencana Prenada MediaSilberman, Melvin L. 2007. Active learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madina.Siti Khoiriyah, 2006, Pelaksanaan Pembelajaran pada Anak-anak Panti Asuhan Yatim Piatu

Darul Hadlonah Purwokerto, Skipsi, Fakultas Tarbiyah STAIN Purwokerto.Sudijono, Anas, 2004, Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda

Karya.Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.Suprijono, Agus, 2011, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogaykarta :

Pustaka PelajarSyaodih Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif, Jakarta : Kencana.

Page 85: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

81

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWANPADA PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk CABANG MEDAN

IMAM BONJOL

RISNAWATI

Dosen Fakultas PertanianUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelelahan kerja terhadap kinerjakaryawan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Jumlahsampel yang diambil sebagai responden pada penelitian ini adalah berjumlah 50 orangkaryawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Teknikpengumpulan data adalah dengan menggunakan angket (Kuisioner) yaitu daftar pernyataantentang kelelahan kerja dan kinerja karyawan. Angket (Kuisioner) dalam penelitian inimenggunakan 20 pernyataan yang dikembangkan dari indikator-indikator kelelahan kerja dankinerja karyawan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan variabel X(Kelelahan Kerja) terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan) yang ditunjukkan nilai t hitungsebesar -2.569 dengan probabilitas sig 0,013 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan hubungan sepertiitu terkandung arti bahwa makin tinggi/baik variabel X(Kelelahan Kerja) maka akantinggi/baik variabel Y (Kinerja Karyawan).

Sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan ditunjukan oleh nilai determinasi yaitunilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,121 menunjukan sekitar 12,1% variabel Y dapatdijelaskan oleh variabel X(Kelelahan Kerja). Secara praktis dapat dikatakan bahwa kontribusivariabel X(Kelelahan Kerja) terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan) adalah sebesar 12,1%dan sisanya 87,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Kata Kunci : Kelelahan Kerja, Kinerja Karyawan

PENDAHULUANPada umumnya setiap organisasi bertujuan untuk dapat bertahan dan menjaga

kelangsungan hidupnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka karyawan merupakansalah satu faktor yang paling penting bagi organisasi. Karyawan sangat dibutuhkan olehorganisasi untuk dapat melakukan seluruh kegiatan-kegiatan dalam proses manajemennya.Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanyakeikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana.

Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dandeposit. Bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank DagangNegara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank PembangunanIndonesia (Bapindo). Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Mandiri Persero (Tbk) CabangMedan Imam Bonjol yang terletak di Jalan Imam Bonjol no.7.

Berdasarkan survey awal pada tempat penelitian masih terdapat kecenderungan yangberkaitan dengan belum optimalnya kinerja karyawan. Ditandai dengan ada penurunankinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan belum menunjukkan kinerjayang optimal.

Sedangkan berdasarkan survey awal tentang kelelahan kerja ditemukan terdapatkecenderungan karyawan yang mempunyai beban kerja yang berlebihan dengan berkerja

Page 86: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

82

lembur dalam menyelesaikan laporan-laporan. Serta waktu kerja yang berlebihan seringmembuat karyawan lelah.

Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan berdasarkan Hasibuan (2010,hal. 44) yaitu: faktor yang ada pada diri individu, yaitu: umur, tempramen, keadaan fisikindividu, kelelahan, motivasi. Faktor yang ada diluar individu, yaitu: penerangan, waktuistirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial, keluarga.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja berdasarkan teorisebagaimana yang dikemukakan oleh Suma’mur (2009, hal.359) yaitu: perasaan beratdikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran,mengantuk, merasa berat pada mata, kaku dan canggung dalam bergerak, tidak seimbangdalam berdiri, mau berbaring, merasa susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapatberkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa,kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapattekun dalam melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri di punggung,merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, merasa kurang sehat.

Kelelahan kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan tinggirendahnya kinerja seseorang. Temuan penelitian Rizkika (2014) menyatakan bahwakelelahan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan temuanpenelitian Kurniawati (2012) menyatakan bahwa kelelahan kerja mempunyai pengaruhterhadap kinerja karyawan.

Teori yang melandasi hubungan antara kelelahan kerja dengan kinerja karyawanadalah dikemukakan oleh Nurmianto dalam Kurniawati (2012) kelelahan kerja merupakansalah satu faktor penurunan kinerja yang dapat menambah tingkat kesalahan dalam bekerja.Semua pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja, dan kelelahan kerja akan menurunkankinerja serta menambah tingkat kesalahan kerja.

TINJAUAN PUSTAKAMoeheriono (2012, hal. 95) kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkansasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatuorganisasi.

Mangkunegara ( 2012, hal. 9) kinerja karyawan (prestasi kerja) merupakan hasil kerjasecara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerjaatau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuanperiode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yangdiberikan kepadanya dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Mangkunegara, (2012 hal. 13) menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaiankinerja adalah 1. faktor kemampuan (ability), secara psikologis, kemampuan (ability)terdiridari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pimpinandan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, verysuperior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampildalam mengerjakan pekerjaaan sehar-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerjamaksimal. 2. faktor motivasi (motivation), motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinandan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yangbersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yangrendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja,iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Page 87: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

83

Selain itu, menurut Hasibuan (2010, hal. 44) yang mempengaruhi kinerja dapatdisimpulkan menjadi dua golongan yaitu: 1. faktor yang ada pada diri individu, yaitu: umur,tempramen, keadaan fisik individu, kelelahan, motivasi. 2. faktor yang ada diluar individu,yaitu: penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial,keluarga.

Indikator kinerja dipergunakan untuk aktifitas yang hanya dapat ditetapkan secaralebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati.

Mangkunegara (2011, hal.75) mengatakan unsur-unsur yang dinilai dari kinerja: 1.Kualitas kerja mencerminkan mutu standar yang telah ditentukan sebelumnya, biasanyadisertai dengan peningkatan kemampuan, ketetapan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan.2. Kuantitas kerja mencerminkan peningkatan volume atau jumlah dari suatu kegiatan yangmenghasilkan penyelesaian kerja dengan extra. Kuantitas kerja dapat diukur dengan melaluipenambahan atas nilai fisik dari hasil kerja sebelumnya. 3. Keandalan terdiri dari mengikutiinstruksi, inisiatif, kehati-hatian dan kerajinan. 4. Sikap kerja terdiri dari sikap terhadapperusahaan, karyawan lain, pekerjaaan dan serta kerja sama.

Menurut Suma’mur (2009, hal.358) kelelahan ditunjukkan oleh hilangnya kemauanuntuk bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis. Akar malah kelelahan adalah monotoninya pekerjaan, intensitas dan lamanyakerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja yang bersangkutan,keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab,kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenagakerja.

Selanjutnya Rivai (2008, hal.417) menyatakan: “ kelelahan kerja merupakan sejenisstress yang banyak dialamai oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaanpelayanan, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan dan sebagainya”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana timbulnyaemosional yang tinggi dalam diri seseorang yang merasa stress akan pekerjaannya. Kelelahanjuga ditegaskan sebagai suatu sindrom atau keadaan fisik, emosional, dan kelelahan jiwa,serta sinisme terhadap pekerjaan dalam suatu organisasi yang mengalami pergolakan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelelahan kerja adalahsuatu kondisi seseorang pekerja baik fisik maupun mental yang mempengaruhi tingkatemosional sehingga membawa dampak negatif terhadap prestasi kerja karyawan.

Menurut Suma’mur (2009, hal. 359) faktor-faktor kelelahan kerja terdiri dari:perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, merasakacau pikiran, mengantuk, merasa berat pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidakseimbang dalam berdiri, mau berbaring, merasa susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidakdapat berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuklupa, kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidakdapat tekun dalam melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri dipunggung, merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, merasakurang sehat.

Maslach dan Jackson (1981) mendefinisikan kelelahan sebagai kelelahan emosional(emotional exhaustion = EX), kurang manusiawi (depersonalisation = DEP) dan kurangnyapengakuan prestasi (reduced personal accomplishments = RPA). 1. Kelelahan Emosional.Menurut Cordes & Dougherty (1993) kelelahan emosional ditandai dengan kekuranganenergi emosional dan persepsi yang emosional dengan habisnya sumber daya. 2.Depersonalisasi. Menurut Maslach et al. (2001) Depersonalisasi adalah suatu usaha daripekerjaan dan klien dengan aktif mengabaikan kualitas klien yang unik dan menarik.Depersonalisasi dapat menyebabkan dehumanisasi, memperlakukan orang sebagai obyek.Depersionalisasi merupakan kondisi yang ditandai dengan sikap sinis, merasa tidak berharga,

Page 88: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

84

Kinerja

Karyawan

rasa benci, tidak peka terhadap orang lain (Anbar, 2008). 2. Prestasi Pribadi yang Menurun.Maslach & Leiter (1997) mendefinisikan prestasi pribadi yang menurun sebagai penurunanprestasi seseorang yang dianggap sebagai profesional dibidangnya. Menurut (Anbar, 2008)prestasi pribadi berkurang termasuk ke dalam kondisi yang ditandai dengan adanya perasaantidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan dan kehidupan.KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 1. Paradigma Kelelahan emosional, Depersionalisasi, Prestasi pribadi yangberkurang terhadap Kinerja Karyawan

HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh

karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan(Sugiyono, 2006, hal. 59). Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teoritis, maka hipotesispenelitian adalah :

1. Adanya pengaruh kelelahan emosional terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol.

2. Ada pengaruh depersonalisasi terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. BankMandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol.

3. Ada pengaruh prestasi pribadi yang menurun terhadap kinerja karyawan padakaryawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol.

HASIL PENELITIANTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara, menyebar

angket atau kuisioner, teknik dan instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah berupakuesioner (angket/daftar pertanyaan). Kuesioner ini dibagikankepada semua yang menjadisampel penelitian yaitu karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Imam Bonjoldengan membubuhkan tanda checklist (). Di mana setiap pertanyaan memiliki lima opsi,jenis skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan presepsi orang/kelompok tentang fenomena sosial, dan studi dokumentasi,penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan dokumentasi perusahaan seperti sejarahperusahaan, struktur organisasi, data-data jumlah karyawan yang ada diperusahaan. Dokumen

Kelelahan

emosional

Depersonalisasi

Prestasi pribadi

yang menurun

Page 89: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

85

ini diperlukan untuk menyempurnakan/mendukung pembahasan di dalam penelitian inidengan cara mempelajarinya.

KARAKTERISTIK PENELITIANBerdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh deskripsi data penelitian

sebagai berikut, karakteristik responden yang ada di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk MedanImam Bonjol yaitu, responden yang bekerja terdiri dari 30 orang laki-laki (60%) danperempuan sebanyak 20 orang (40%). Responden yang bekerja pada kelompok <25 tahunsebanyak 7 orang (14%), 25-35 tahun sebanyak 33 orang (66%), >35 tahun sebanyak 10orang (20%). Responden yang bekerja di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang MedanImam Bonjol pada pendidikan SMP-SMA sebanyak 7 orang (14%), D1-D3 sebanyak 14orang (28%), S1-S2 sebanyak 29 orang (58%).

Hasil pengolahan data dengan SPSS tentang pengaruh variabel kelelahan kerja (X)terhadap variabel kinerja karyawan (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini .

Persamaan regresi berganda dapat dilihat dari nilai koefisien B pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Uji tCoefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.

Error Beta

1 (Constant)

50.327 3.124 16.110 .000

kelelahankerja

-.301 .117 -.348-

2.569.013

a.Dependent Variable :kinerja karyawan

Dari perhitungan dengan menggunakan program komputer dan dengan menggunakanaplikasi SPSS Versi 16 didapat hasil :

Y = 50,327 + (-0,301) XPersamaan diatas memperlihatkan bahwa variabel bebas (X) memiliki koefisien b

yang negatif, berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang tidak searah terhadap variabelY (kinerja karyawan).

Dari tabel diatas tentang variabel kelelahan kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y)diperoleh t hitung sebesar -2,569 < t tabel 1,67 dengan probabilitas sig 0,013 lebih kecil dariα = 0,05. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan Ha diterima, dan dapatdisimpulkan bahwa disimpulkan bahwa kelelahan kerja (X) secara persial mempunyaipengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk Medan Imam Bonjol.

Page 90: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

86

Tabel 2. Model Summary Ganda dan R SquareModel Summaryb

Model RR SquareAdjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

1 .348a

.121

.103 3.097 1.496

a. Predictors: (Constant), kelelahan kerja

b.Dependent Variable: kinerja karyawan

Melalui tabel diatas terlihat nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,348. Sedangkan R-Square adalah 0,121 atau 12,10%, menunjukkan sekitar 12,10% variabel Y (kinerjakaryawan) dapat dijelaskan oleh variabel kelelahan kerja (X), atau secara praktis dapatdikatakan bahwa kontribusi kelelahan kerja (X) terhadap variabel perilaku kinerja karyawan(Y) adalah 12,10%, sisanya 87,90% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

PENGUJIAN HIPOTESISUntuk menguji apakah kelelahan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan dilakukan pengujian dengan menggunakan statistik uji F.Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji dua arah dengan menggunakan

tingkat signifikansi α = 0,05. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara nilaiFhitung dengan nilai Ftabel dengan kriteria keputusan adalah:

Jika Fhitung < Ftabel : H0 diterima atau HaditolakJika Fhitung > Ftabel : Haditerima atau H0 ditolak

Tabel 3. ANOVAANOVAb

ModelSum of

Squares DfMean

Square F Sig.

1 Regression

63.333 1 63.333 6.602 .013a

Residual 460.447 48 9.593

Total 523.780 49

a. Predictors: (Constant), kelelahan kerja

b. Dependent Variable: kinerja karyawan

Nilai Fhitung pada tabel diatas adalah 6,602 > f tabel 4,04 dengan sig 0,013< α = 0,05atau nilai signifikan 0,013 < dari nilai probabilitas 0,05 . Menunjukkan Ho ditolak dan Haditerima, berarti kelelahan kerja (X) dan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerjakaryawan (Y) pada taraf α = 0,05.

PEMBAHASAN

Page 91: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

87

Dari hasil pengujian terlihat bahwa variabel bebas (kelelahan kerja) berpengaruhterhadap Y (kinerja karyawan), lebih rinci hasil analisis dan pengujian tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Kelelahan Emosional terhadap Kinerja KaryawanBerdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang

signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan peneliti dapatdiketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hal ini dapatdiketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa kerja yang berlebihan,tekanan/ keterdesakan waktu namun kinerja karyawan yang dihasilkan tinggi. Kinerjakaryawan yang tibggi disebabkan oleh gaji yang diberikan serta lingkungan sosial yangnyaman sehingga karyawan merasa betah bekerja.

Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pengaruh MotivasiBerprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerjaberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung olehpenelitian Ratna (2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yangmenyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Depersonalisasi terhadap Kinerja KaryawanBerdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang

signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan penelitian dapatdiketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hal ini dapatdiketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa karyawan merasa kurangnyadukungan pimpinan dalam memotivasi untuk lebih percaya diri dengan demikian bukanberarti kinerja yang dihasilkan tidak baik. Depersonalisasi yang tinggi disebabkan olehkepedulian terhadap pekerjaan.

Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pengaruh MotivasiBerprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerjaberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung olehpenelitian Ratna (2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yangmenyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Pengaruh Prestasi Pribadi yang Menurun terhadap Kinerja KaryawanBerdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang

signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan penelitianpenelitian dapat diketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerjakaryawan, hal ini dapat diketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwakaryawan merasa penurunan prestasi karena karyawan tidak dikoordinasikan dengan baiknamun merupakan tantangan yang memacu untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya.Prestasi kerja yang tinggi disebabkan oleh pengembangan karir yang diberikan.

Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pengaruh MotivasiBerprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerjaberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung olehpenelitian Ratna (2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yangmenyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 92: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

88

PENUTUPPerusahaan tetap mempertahankan kondisi kelelahan kerja dan kinerja karyawannya

yang sudah sangat baik. Untuk itu perusahaan dapat melakukan beberapa upaya, antara laindengan membuat program-program yang dapat mengurangi kelelahan kerja seperti pelatihan,konsultasi, dan kebijakan yang terkait dengan beban kerja dan penghargaan kepadakaryawannya. Diharapkan dengan membuat program-program tersebut dapat mengendalikantingkat kelelahan kerja, sehingga kinerja karyawan yang tinggi dapat dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKAErnie Tisnawati Sule Kurniawan dan Saefullah. (2005). Pengantar Manajemen. Edisi

Pertama. Jakarta: Kencana.Hasibuan, Yusdarli. (2010) . “Hubungan Kelelahan kerja dan Kepuasan kerja dengan

Produktivitas Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU dr. Tengku Mansyur TanjungBalai” Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Juliandi, Azuar. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk ilmu-ilmu Bisnis. Medan:Percetakan M2000.

Juliandi, Azuar dan Irfan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kurniawati, Dian dan Solikhah. (2012). “ Hubungan Kelelahan Kerja dengan KinerjaPerawat di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap”.Jurnal Ilmiah. “Kesehatan Masyarakat”. Vol 6, no 2.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. RefikaAditama.

Mangkunegara, A.A (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Moeheriono. (2012). “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi”Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yani, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.Rivai, Veithzal. (2008). “ Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori

ke Praktik” Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Rizkika, Fika. (2014). “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap

Kinerja Perawat Di RSUD DR Pringadi Medan”. Fakultas Ekonomi, UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Kesepuluh.Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Agus. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.http//www.katailmu.com/search/label/pendidikan.html. (diakses pada tanggal 18desember 2014)

Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: SagungSeto.

Page 93: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

89

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJAKARYAWAN DI PTPN III

MEDAN

SUNARYOProdi Manajemen, STIE Harapan Medan

ABSTRAK

Perumusan masalah penelitian ini adalah pengaruh pendidikan dan Penempatan kerjaKaryawan, baik parsial maupun simultan terhadap kinerja Karyawan di PT. PerkebunanNusnatara III (Persero) Medan. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerjadi perusahaan. Dimana sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 78 orang.Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan kuesioner. Data diuji denganmenggunakan uji validitas dan reliabilitas, Selanjutnya dilakukan uji analisa data denganmenggunakan analisis regresi berganda, ujit t, uji F, dan koefisien determinasi.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa berdasarkan hasil pengujian secara parsial dansimultan, Pendidikan dan Penempatan Kerja Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja.Kemampuan Pendidikan dan Penempatan Kerja Karyawan dalam menjelaskan kinerja adalahsebesar 43.7% sedangkan sisanya sebesar 56.3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidakdimasukkan ke dalam model penelitian ini.

Kata Kunci: Pendidikan, Penempatan Karyawan, Kinerja

PENDAHULUANMenilaisuatukinerjakaryawandapatdilakukan denganberbagaicara penilaian, seperti

seberapa banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan, seberapa cepatpekerjaansulitdiselesaikan denganbaik,dan lain sebagainya. Kinerja tergangung kepada kwalitas dankemampuan dari SDM yang diperoleh perusahaan pada saat melakukan rekrutment. Sebabsalah rekrut maka dikhawatirkan tujuan perusahaan tidak akantercapai dengan baikdanmudah. Badan Pusat Statistik (2012) menyebutkan bahwa sebagian besar angkatan kerja padatahun Februari 2012 sebesar 49,21% adalah berpendidikan dasar ke bawah, sedangkan yangberpendidikan menengah adalah sebesar 17,99% pekerja yang memiliki pendidikan diplomaadalah sebesar 2.77% dan yang berpendidikan sarjana adalah sebesar 6,43%, oleh sebab itu,pendidikan dan pelatihan yang baik dari karyawan akan dapat meningkatkan kinerja darikaryawan itu sendiri.

Agar setiap karyawan dapat memiliki kinerja yang baik, makasudah seharusnya setiapperusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada setiap karyawannya, minimalpekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikanoleh perusahaan kepada karyawan, maka akan dapat meningkatkan kemampuan karyawanmenyelesaikan pekerjaan sehingga akan dapat meningkatkan prestasikerja karyawan. Namunpendidikan dan pelatihan yang diberikan haruslah memiliki dampak bagi karyawan yangmengikutinya, hal ini akan dapat mendukung tercapainya hal- hal yang diinginkan olehperusahaan, ketika pendidikan dan pelatihan dilakukan oleh perusahaan. Pendidikan danpelatihan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan pendidikan dan pelatihan yang tepat

Page 94: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

90

dilakukan kepada karyawan yang menerima pendidikan dan pelatihan tersebut untuk dapatmeningkatkan prestasi kerjanya diperusahaan, sehingga kinerjaperusahaanjuga dapatmeningkat.

Kinerja karyawan selain mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang baik dan benar,juga tergantung kepada bagaimana perusahaan mengatur penempatan sumber daya manusiasecara seimbang sesuai dengan tuntutan melaluipenyeleksian yangdilakukansecarabaikdanbenar.Ataudengankata lainbahwa, ketika pendidikan dan pelatihan telahdilakukan dengan benar, maka menempatkan SDM sesuia dengan kemampuan danbidangnya juga menentukan Kinerja karyawan tersebut.

LANDASAN TEORIKinerja

Mangkunegara (2000:67) mengatakan "Kinerja adalah hasil kerjasecarakualitasdankuantitas yangdicapai olehseseorangkaryawan dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya".

Mathis danJackson (2006:78) berpendapat bahwa"Kinerja padadasamya adalahapayangdilakukan atautidakdilakukan karyawan". Kinerja karyawan adalah yangmempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yangantara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja, dan sikap kooperatif. Hasibuan (2005:105) mengatakan "Kinerja adalahsuatuhasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankankepadanya yang didasarkan ataskecakapan, pengalaman, dankesungguhan sertawaktu.

Menurut pengertian diatas, kinerja disamakan dengan hasil kerja dari seorangkaryawan. Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumberdaya manusia. Walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabilaorang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerjayang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia – sia.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktoryangmempengaruhi pencapaian kerja yang baikmenurut Mathis dan Jackson (2006:83)diantaranya adalah "Kernampuan, motivasi, dukungan yangditerima, keberadaanpekerjaanyangmereka lakukan dan hubungan yangditerima, keberadaan pekerjaan yangmerekalakukan dan hubungan mereka dengan organisasi",. Sedangkan menurut Mangkunegara(2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah:1) Faktor Kemampuan

Secarapsikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi(IQ) dankemampuan reality (Knowledge+skills).Artinya, karyawan yangmemilikiIQdiatasrata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untukjabatannya dan terampil dalammengerjakan pekerjaan sehari- hari, maka ia akanlebih mudah mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perluditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2) Faktor MotivasiMotivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapisituasikerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yangterarah untuk mencapai tujuanorganisasi (tujuankerja).

MenurutPandji Anoraga(2004:178),adafaktor-faktor yang mempengaruhikinerja karyawanadalah sebagaiberikut:1) Motivasi

Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggotaorganisasikaryawan.Dengan mengetahui motivasi itu makapimpinan dapatmendorongkaryawan bekerjalebihbaik.

Page 95: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

91

2) PendidikanPada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyaikinerja yang lebih baik, hal demikian ternyata merupakan syaratyang pentingdalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orangakan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalamcaraatausuatusystem.

3) Disiplin KerjaDisiplinkerja adalah sikapkejiwaan seseorang ataukelompok yang senantiasaberkehendak untuk mengikuti ataumernatuhi segala peraturan yang telahditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat denganmotivasi, kedisiplinan dengan suatulatihan antara lain dengan bekerjamenghargai waktu dan biaya akan memberikan poengaruh yangpositifterhadapkinerjakaryawan.

4) KeterampilanKeterampiian banyak pengaruhnya terhadapkinerja karyawan.Keterampilankaryawandalam perusahaandapatditingkatkan melalui training,kursus-kursus dan lain-lain.

5) Budaya KerjaSikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi,selaras, dan seimbang didalam kelompok maupun dengan kelompok lain. Budayakerjasangat pentingkarena dengantercapainya hubunganseimbangantara perilakudalamproduksi akanmeningkatkan kinerja.

6) Gizi dan KesehatanDaya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizidanmakananyangdidapat, halitumempengaruhi kesehatan karyawan, dengansemua itu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

7) Tingkat PenghasilanPenghasilan yang cukup berdasarkan prestasikerja karyawan karenasemakintinggiprestasikaryawanmakasernakin besar penghasilan yangditerima.

8) Lingkungan kerja dan iklim kerjaLingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan kerja antarakaryawan,hubungandenganpimpinan, suhuserta lingkungan penerangan dansebagainya.Halinisangat penting untuk mendapatkan perhatiandariperusahaankarena seringkaryawan engganbekerja,karenatidakadakekompakan dalam kelompok kerja.

9) TeknologiDengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yangsemakinotomatis dancanggih akanmendapat dukungan tingkat produksi danmempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10) Sarana ProduksiFaktor-faktor produksi harus memadai dansaling mendukung dalamprosesproduksi.

11) Jaminan SosialPerhatiandan pelayananperusahaankepada setiapkaryawan, menunjang kesehatandan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairahdanmempunyai semangat untuk bekerja.

12) KepemimpinanDenganadanya kepemimpinan yangbaikmakakaryawan akan berorganisasidengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.

13) Kesempatan Berprestasi

Page 96: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

92

Setiap orang dapat mengembangkan potensinya yang ada dalamdirinya,dengandiberikankesenpatanberprestasi,maka karyawan akanmeningkatkankinerja.

Sedangkan menurut Dharma dalam Yudha (2010:26) indikatoryangdapatdigunakan untukmenilai kinerjakaryawan adalah:1) Kuantitas kerja2) Kualitas kerja3) Ketepatan waktu

Pendidikan dan PelatihanPendidikan berkaitan dengan usaha untuk mempersiapkan calon tenaga kerjayang

diperlukan olehsuatuinstansi atauorganisasi sehingga cara penekanannya pada kemampuankognitif, afektif dan psikomotor. Dalamhuman resourcesdevelopment,nilai-nilaikompetensiseorang karyawan/pekerja dapat dipupuk melalui program pendidikan,pengembangan atau pelatihan yang berorientasi pada tuntutan kerja actual dengan penekananpada pengembangan skill, knowledge and ability yang secara signifikan akandapatmernberikan standar pendalamsistemdanproses kerjayangditerapkan.

Pendidikan dengan berbagai programny mernpunyai peranan penting dalam prosesmemperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan professional individu. Melaluipendidikan seseorang dipersiapkan untukmemiliki bekalagar siapmengetahui, mengenaldan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalahyang akandihadapi dalam kehidupan dikemudian hari(Sedarmayanti, 2001:97).

Bernardin & Russell dalam Gomes (2000) menyatakan bahwa Pelatihan adalah setiapusaha untuk memperbaiki kinerjapekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjaditanggung jawabnya,atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya, Pelatihanlebih berkaitan denganpeningkatan ketrampilan karyawan/pekerja yang sudah mendudukisuatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan padaketrampilan (skill).Yoder (Mangkunegara, 2000:159) membedakan antara istilah pelatihan (training) danpengembangan developing),dimana pelatihan ditujukan untuk pegawai pelaksana danpengawas.Sedangkan pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat rnanajemen. Umar(2000), melihat perbedaan pelatihan dan pengembangan dari segi waktu, dimana pelatihanditujukan pada kebutuhan saat ini untuk dapat menguasai berbagai ketrampilan dan teknikpelaksanaan kerja, sedangkan pengembangan bertujuan untuk dating.

Program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangankarir, melalui keikutsertaan dalam program pendidikandanpelatihan, pegawaiterpilih secarasadardanberencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawabpekerjaan yang berbeda (rotasi) dan atau kedudukan/jabatan yang lebih tinggi (promosi)pada waktu yang akan dating (future oriented), dan karenanya program pendidikan danpelatihan merupakan salah satu investasisurnber dayamanusia (human invesment) yangsangatberharga bagisetiaporganisasi pemerintah (Lembaga Administrasi Negara, 2002).Penyelenggaraan pendidikan danpelatihan merupakan salah satuupaya untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalarnrangkameningkatkan sumber dayamanusia padasetiapunit kerjajuga akanberhubungandenganhakikat pendidikan dan pelatihan. Menurut Notoatmodjo (2003:93), Pendidikandan pelatihan adalah merupakan upayauntuk mengembangkan sumber daya manusia,terutama untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian manusia. Sedangkanmenurut Hasibuan 2005:86), pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatanketerampilan kerjabaiktekhnis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi padateori,dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why. Sedangkan pelatihanberorientasi di lapangan, berlangsung singkat dan menjawab how.

Page 97: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

93

Menurut Simamora (2001:135),Pendidikan danpelatihan pegawai adalah suatupersyaratan pekerjaan yang dapat ditentukan dalam hubungannya dengan keterampilan danpengetahuan berdasarkan aktivitas yang sesunggubnya dilaksanakan pada pekerjaani,Program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir,melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan, pegawai terpilih secara sadardanberencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawab pekerjaanyang berbeda (rotasi) danataukedudukan!jabatan yanglebihtinggi (promosi) pada waktu yangakan datang (future oriented), dankarenanya program pendidikan dan pelatihan merupakansalah satu investasi sumber daya manusia (human invesment) yang sangat berhargabagisetiap organisasi pemerintah (Lembaga Administrasi Negara, 2002). Penyelenggaraanpendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam rangka meningkatkan sumberdayamanusia padasetiap unit kerja juga akan berhubungan dengan hakikat pendidikan danpelatihan.Berdasarkan pengertian-pengertian diatas makadapat disimpulkan bahwa pendidikan pegawaimerupakan suatu keterampilan, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerjayangsesungguhnya terinci dan rutin agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaanyang diberikan kepadanya.

Penempatan KaryawanMenurut Veithzal (2004:211)penempatan adalah penugasan atau

penugasankembaliseseorang karyawankepadapekerjaan barunya. Keputusan penempatanlebih banyak dibuatoleh manajer lini, biasanya supervisor seorang karyawan denganberkonsultasi menentukan penempatan karyawan dimasayang akandating.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) penempatan adalah proses pemberian tugasdan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruanglingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dankemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenangsertatanggungjawab. Sedangkan menurut Hasibuan (2005:63)penempatan adalah penugasanseseoranguntukmendudukujabatan, menyelenggarakan fungsi, dan menjalankan aktivitastertentu.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penempatan tenagakerjaadalahsbb:1) Kinerja Akademik

Kinerja akademik yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan sebelumnyaharus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untukmenyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengembangkan wewenang dan tanggungjawab

2) PengalamanPengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis, perlu mendapat pertimbangan dalampenempatan tenaga kerja. Makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalamanyang dimiliki tenaga kerja. Pengalaman bekarja banyak memberikan keahlian danketrampilan kerja.

3) Kesehatan Fisik dan MetalDalam penempatan tenaga kerja faktor kesehatan fisik dan mental perlu dipertimbangkanuntuk menghindari kerugian perusahaan. Untuk memastikannya perlu diadakan teskesehatan.

4) Status PerkawinanStatus perkawinan tenaga kerja juga merupakan hal yang penting untuk diketahui. Statusperkawinan dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya penempatan tenaga kerjatersebut

Page 98: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

94

5) UsiaDalam penempatan tenaga kerja, faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perludipertimbangkan seperlunya. Hal ini untuk menghindari Produktivitas yang dihasilkanoleh tenaga kerja kurang maksimal.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) menyatakan faktor-faktor yang perludipertimbangkan dalam penempatan pegawai adalah sebagai berikut:1) Latar belakang pendidikan2) Kesehatan jasmani dan rohani3) Pengalaman kerja4) Umur sumber daya manusia5) Jenis kelamin6) Status perkawinan7) Minat dan hobi

Kerangka KonseptualKerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini:

Gambar 1Kerangka Konseptual

HipotesisBerdasarkan kepada penjelasan - penjelasan sebelumnya, maka dapat ditentukan

hipotesis padapenelitian iniadalah sebagaiberikut:Ha1 : Ada pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara

III MedanHa2 : Ada pengaruh penempatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan

Nusantara III MedanHa3 : Ada pengaruh pendidikan dan penempatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT.

Perkebunan Nusantara III Medan

METODE PENELITIAN

Defisini Variabel Operasional

Variabel Indikator Ukuran SkalaSumberData

Pendidikan(X1)

Peningkatankeahlian

Kurang terlamatkerja

Kurangkecelakaan

Tingkatpeningkatankeahlian

Tingkat kurangterlambat kerja

Tingkat

Interval Konsumen

Pendidikan

PenempatanKaryawan

Pendidikan

Page 99: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

95

Peningkatanproduktivitas

Kecakapan kerja Rasa

tanggungjawab

Peningkatan Tingkat

produktivitas Tingkat kecakapan

kerja Tingkat rasa

tanggungjawabPenempatanKaryawan(X2)

Kinerjaakademik

Pengalaman Kesehatan fisik

dan mental Status

perkawinan Usia

Tingkat kinerjaakademik

Tingkatpengalaman

Tingkat kesehatanfisik dan mental

Tingkat statusperkawinan

Tingkat usia

Interval Konsumen

Kinerja(Y)

Faktorkemampuan

Faktor motivasi

Tingkat faktorkemampuan

Tingkat faktormotivasi

Interval Konsumen

Populasi dan SampelPopulasi adalah suatu kelompok ataukumpulan subjek atau objek yang akan

digeneralisasikan dari hasil penelitian (Widiyanto, 2012:5) sedangkan menurutArikunto(2010:123)populasi adalahkeseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasidalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang berjumlah345 orang.

Sampel yangsering disebutjuga sebagaicontoh, adalahhimpunan bagian dari populasi.Sampel biasanya disebut juga sub group populasi yang dipilih untuk dilibatkan dalampenelitian. Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode Slovin. Metodepengambilan sampel dilakukan secaraStratified random sampling. Mudrajad (2003:115)menyebutkan stratified random samplingadalah pengambilan sampel dari populasi dimanaterlebih dahulu harus melakukan pengelompokkan populasi dengankriteria tertentu kedalambeberapa strata.Setiap elemen yang ada dalam populasi hanya boleh dimasukkan kedalamsalah satu strata. Rumusslovinyangdigunakan padapenelitian iniadalah:

21 N

Nn

Dimana:n : Sampel PenelitianN : Populasi Penelitianα : Taraf signifikansi penelitian

Berdasarkan pada Rumus tersebut, maka ditentukan besarnya sampeladalahsebagaiberikut:

2)10.0(3451

345

n = 77,53 dibulatkan 78 orang

Page 100: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

96

Berdasarkan pada rumus pengambilan sampel tersebut, maka dapat ditentukanyangmenjadi sampelpada penelitian iniadalah sebanyak 78 orang dengan teknik penentuanjumlah sampel berdasarkan kuota dari setiapjabatan yangdipilih secaraRandom Sampling.

Teknik Pengumpulan DataData dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Untukmemperoleh data tersebutdigunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:1. Data Primer

a. WawancaraWawancara dilakukan secara langsung kepada narasumber, seperti kepadapegawai ataupun padabagian kepegawaian secara langsung diPT.PerkebunanNusantara IIIMedan.

b. AngketYaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden yang dijadikansampel. Dimana responden memilih salahsatu jawaban yang telah disediakan.Jawaban pada kuesione menggunakan metode skala likert yang dapat dilihat sepertidi bawah ini:Jawaban A (Sangat Setuju) Bobot = 5Jawaban B (Sangat Setuju) Bobot = 4Jawaban C (Sangat Setuju) Bobot = 3Jawaban D (Sangat Setuju) Bobot = 2Jawaban E (Sangat Setuju) Bobot = 1

2. Data SekunderData sekunder diperoleh melalui studi dokumen, yaitu mengumpulkan data-data yangdibutuhkan dari dokumen yang dimiliki PT.Perkebunan Nusantara IIIMedan.

Model Regresi Linear BergandaModel analisis yang akandigunakan dalam penelitian ini adalahAnalisis RegresiLinier

Berganda denganrumusumumsebagaiberikut:Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :Y : Kinerja Karyawana : Konstantab1 : Koefisien Regresi Variabel X1

b2 : Koefisien Regresi Variabel X2

X1 : PendidikanX2 : Penempatan Kerja

Pengujian HipotesisUji Parsial

Ujiparsialdilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebasterhadap variabel terikat. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkannilaisig.tdenganasebesar 0,05yaitu:a. JikaProbabilityValue> Alpha,makaterimaHotolak Ha

b. Jika ProbabilityValue<Alpha,makatolakHoterima Ha

Uji SimultanUji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat

Page 101: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

97

secara serempak (simultan). Adapun kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkansig. F dengan Alpha sebesar 0,05, sebagai berikut:a. JikaProbabilityValue> Alpha,makaterimaHotolak Ha

b. Jika ProbabilityValue<Alpha,makatolakHoterima Ha

Koefisien DeterminasiUjiinidilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel pendidikan dan

penempatan kerja karyawan mampu menerangkan variabel Kinerja karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III Medan. Rumus yang digunakan adalah sebagaiberikut:D = R2 x 100%HASIL

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:a. Pendidikan

Berdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas padavariabel motivasi menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhisyarat validitas, yaitu rhitung> rtabel. Oleh sebab itu, indikator – indikator tersebut dapatdigunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitasdapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendidikan

VariabelCronbachAlfaHitung

CronbachAlfa Standar

Keputusan

Pendidikan 0,731 0,600 Realibel

menunjukkan bahwa seluruh variabel Pendidikan telah memenuhi syarat ujireliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfastandar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel motivasi memiliki tingkatkonsistensi yang baik dalam mengukur variabel pendidikan.

b. Penempatan KerjaBerdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas pada variabelpenempatan kerja menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhisyarat validitas, yaitu rhitung> rtabel. Oleh sebab itu, indikator – indikator tersebut dapatdigunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitasdapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penemptan Kerja

VariabelCronbachAlfaHitung

CronbachAlfa Standar

Keputusan

Penempatan Kerja 0,698 0,600 Realibel

menunjukkan bahwa seluruh variabel Penemptan Kerja telah memenuhi syaratuji reliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfastandar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel Penemptan Kerjamemiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur variabel Penemptan Kerja.

Page 102: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

98

c. KinerjaBerdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas pada variabelkinerja menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhi syaratvaliditas, yaitu rhitung> rtabel. Oleh sebab itu, indikator – indikator tersebut dapatdigunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitasdapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja

VariabelCronbachAlfaHitung

CronbachAlfa Standar

Keputusan

Kinerja 0,681 0,600 Realibel

menunjukkan bahwa seluruh variabel Kinerja telah memenuhi syarat ujireliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfastandar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel Kinerja memiliki tingkatkonsistensi yang baik dalam mengukur variabel Kinerja.

Model Regresi Linear BergandaBerdasarkan olahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa model

hubungan dari analisis regresi linear berganda ini dilihat dari tabel berikut ini:

Regresi Linear Berganda

menunjukkan persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai berikut :Y = 12.293 + 0,294X1 + 0,391X2

Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut :1) Jika variable Pendidikan, dan Penempatan kerja bernilai sama dengan nol, maka Kinerja

akan bernilai sebesar 12.293 satuan.2) Jika variabel Pendidikan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kinerja akan meningkat

sebesar 0,294 satuan, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.3) Jika Penempatan kerja ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan

peningkatan Kinerja sebesar 0.391 satuan, dengan asumsi variabel lain tidak mengalamiperubahan.

Page 103: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

99

Pengujian HipotesisUji t

Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabelbebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Uji t

Berdasarkan pada kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai probabilitas <nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis diterima dan sebaliknya, apabila nilai sig.probabilitas > nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis ditolak (Ghozali, 2001).

diketahui bahwa nilai signifikansi dari Pendidikan (X1) adalah 0.004 nilai ini lebihkecil dari nilai alphanya yang sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwaPendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. PerkebunanNusantara III (Persero) Medan. Selanjutnya diketahui bahwa nilai signifikansi dariPenempatan Kerja (X2) adalah 0.001 nilai ini lebih kecil dari nilai alphanya yang sebesar0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Penempatan kerja memiliki pengaruhsignifikan terhadap kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan..

Uji FUji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas

secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapatdilihat pada tabel dibawah ini :

Menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.000. Nilai signifikansitersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha sebesar 0.05. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa secara bersama – sama Pendidikan dan Penempatan Kerja berpengaruhsignifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan.

Koefisien Determinasi (R2)Untuk dapat mengetahui besarnya kemampuan Pendidikan dan Penempatan Kerja

dalam menjelaskan Kinerja dapat dilihat pada koefisien determinasinya yang berada padatabel 10 berikut :

Page 104: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

100

Berdasarkan nilai R-Square adalah sebesar 0,437. Artinya bahwa Pendidikan danPenempatan Kerja mampu menjelaskan kinerja adalah sebesar 43,7% sisanya 56,3%dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga,Pandji (2004), Manajemen Bisnis, Cetakan Keriga, Penerbit PT.RhinekaCipta,Jakarta

Arikunto, Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,PenerbitRinekaCipta

Badan Pusat Statistik (2012), Berita ResmiStatistik, No. 33/05/Th. XV,& Mei 2012

Gomes, F.C.(2000).Manajemen Sumberdaya Manusia. AndiOffset. Yogyakarta

Hasibuan, Malayu, SP., (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, CetakanKe2,PenerbitBumiAksara,Jakarta

Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia (2002), "Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan (BPKP), Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah:Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Institut Pemerintah, LembagaAdministrasi Negara (LAN)RI.

Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,PenerbitRemajaRosdakarya, Bandung

Manullang MdanManullang, Marihot (2001), Manajemen Personalia, PenerbitGajahMadaUniversity Press,Yogyakarta

Mathis L.,RobertAnd Jackson, H. John(2006), Human Resource Management,EdisiKesepuluh, Penerbit SalembaEmpat, Jakarta

Mudrajad Kuncoro (2003), Metode RisetUntuk Bisnis dan Ekonomi, PenerbitErlangga,Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,Jakarta

Sastrohadiwiryo, Siswanto, B., (2002), Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,PenerbitBumiAksara,Jakarta

Schuler Randall s., (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi keenam,

Page 105: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

101

PenerbitErlangga, Jakarta

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusiadan Produktivitas Kerja. Bandung:MandarMaju

Simamora, Henry (2001), Manajernen Sumber Daya Manusia. Pencrbit STIE YKPN,Yogyakarta

Siswidiyanto., Hakim,Abdul., Fadillah,AsriNur(2012), "Pengaruh Penempatan PegawaiTerhadap Kinerja (Studi Pada Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik),Jumal Administrasi Publik (JAP),Vol. 1No.5 Hal. 847- 852

Umar,Hamalik.. (2000).Evaluasi kurikuJum.Bandung: PTRemajaRosdakarya

Veithzal Raival, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT.Raja GrafindoPersada,Jakarta

Wahid Sulaiman, (2004)Analisis Regresi Menggunakan SPSS:Contoh Kasus&Pemecahannya, Penerbit AndiOffset, Yogyakarta

Widiyanto, Joko(2012),SPSS ForWindows,Surakarta, PenerbitBadan Penerbit FKIPUniversitas Muhammadiyah Surakarta

Yudha, Fredy Prima(2010), "Pengaruh Motivasi Kerja danKemampuan Kerja TerhadapKinerja Karyawan (Studi Pada AJB BUMI PUTERA 1912 Kantor CabangKayutangan Malang), Skripsi Universitas Brawijaya, Malang

Page 106: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

102

PENGARUH CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DANKUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DANLOYALITAS INVESTOR PT DANAREKSA MEDAN

TITIN FARIDAFakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh langsung dan pengaruh tidaklangsung antar variabel independen Customer Relationship Management, kualitas layananterhadap variabel dependen loyalitas investor dan kepuasan sebagai variabel interveningnya.Teori yang digunakan adalah teori manajemen pemasaran yang berkaitan dengan CustomerRelationship Management, kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas investor. Jenis penelitianini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian assosiatif. Penelitian ini mengunakanmetode purposive sampling untuk mengambil data dari 96 orang investor dan keseluruhaninvestor adalah investor PT Danareksa. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner danstudi dokumentasi.

Analisis data menggunakan analisis jalur, uji nilai probabilitas untuk hipotesispertama sampai hipotesis ke tujuh dengan program SPSS. Hasil penelitian CustomerRelationship Management secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadapkepuasan, Customer Relationship Management secara tidak langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan, kualitas layanan secara langsungberpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, kualitas layanan secara tidak langsungberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan, CustomerRelationship Management secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadaployalitas investor, kualitas layanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikanterhadap loyalitas investor, kepuasan secara langsung berpengaruh positif dan signifikanterhadap loyalitas investor pada PT Danareksa Medan.Kata Kunci: Customer Relationship Management, Kualitas Layanan, Kepuasan, Loyalitas

Investo

Page 107: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

103

PENDAHULUANManajemen hubungan investor dapat membantu perusahaan meningkatkan

laba dengan menerapkan strategi yang berfokus pada investor. Hal ini dapatterwujud apabila perusahaan telah melaksanakan Customer RelationshipManagement atau manajemen hubungan investor dengan baik.

Untuk mendapatkan investor yang loyal sesuai dengan keinginan pihakperusahaan, dengan menciptakan hubungan (relationship) antara pihakperusahaan dengan investor yang dikenal dengan Customer RelationshipManagement. Kotler dan Armstrong (2008: 98) menjelaskan bahwa CustomerRelationship Management menjadi modal perusahaan untuk mempertahankan danmeningkatkan loyalitas investornya dalam rangka meraih keuntungan jangkapanjang dan jangka pendek.

Fenomena biaya penyetoran awal produk/jasa PT Danareksa (Persero)Medan yang peneliti surve dari biaya administrasi dan penyetoran awal minimumlebih rendah dibandingkan pada empat perusahaan sekuritas di Kota Medanseperti Panin sekuritas, BNI sekuritas, dan Mandiri sekuritas, dapat dilihat dariTabel1.1.

Tabel. Penyetoran Awal Produk Sekuritas 2013 padaEmpat Perusahaan Sekuritas di Kota Medan

NoNamaPerusahaanSekuritas

Biaya administrasi (%) Penyetoran awalminimum (Rp)

1. Danareksa 0,17 – 0,27 5.000.000,-

2. Panin 0,25 - 0,35 25.000.000,-

3. Mandiri 0,18 - 0,28 10.000.000,-

4. BNI 0,25 - 0.35 10.000.000,-Sumber : Majalah Tribun (data diolah, 2014)

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa biaya administrasi 0,17–0,27% denganpenyetoran awal minimum Rp. 5.000.000,- lebih rendah dibandingkan denganperusahaan sekuritas seperti Panin biaya administrasi 0,25-0,35% denganpenyetoran awal minimum Rp. 25.000.000,- Mandiri biaya administrasi 0,18-0,28% dengan penyetoran awal minimum Rp. 10.000.000,- dan BNI, biayaadministrasi 0,25–0,35% dengan penyetoran awal minimum Rp.10.000.000,-.Sistem transaksi akan semakin cepat dan mudah dengan penggunaan tehnologipendukung transaksi yang efektif dan efesien.

Hasil wawancara (2014) PT Danareksa Medan dalam meningkatkanCustomer Relationship Management kepada investor dengan cara :

1. Transaction marketing, yakni mengelola bauran pemasaran untuk menarikdan memuaskan investor.

Page 108: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

104

2. Database marketing yakni memanfaatkan alat-alat berbasis teknologi untukmenargetkan dan mempertahankan investor.

3. Interaction marketing yakni mengembangkan relasi interpersonal dalamrangka menciptakan interaksi kooperatif antara pembeli dan penjual.

4. Network marketing yakni mengembangkan relasi antar perusahaan untukmewujudkan koordinasi aktivitas antar berbagai pihak demi manfaat bersama,pertukaran sumber daya.

Hasil wawancara (2014) PT Danareksa (Persero) Medan dalammemberikan kualitas layanan terhadap investor dengan acuan responsiveness(daya tanggap), reliability (kehandalan), assurance (jaminan),empathy(perhatian), tangibles (kemampuan fisik) sehingga investor puas akankualitas layanan yang diberikan. Menyediakan kualitas layanan terbaik melaluiproduk/jasa yang inovatif, sistem keuangan yang hati-hati dan sistem operasionalyang responsif.

TINJAUAN PUSTAKA

Customer Relationship ManagementKotler dan Armstrong (2008) menjelaskan Customer Relationship

Management adalah proses berkesinambungan dalam menjalin aktivitas danprogram kooperatif dan kolaboratif dengan para investor perantara dan investorakhir dalam menciptakan atau meningkatkan nilai ekonomi yang salingmenguntungkan dengan biaya yang lebih rendah. Unsur utama yang dibutuhkandalam praktek pemasaran Customer Relationship Management adalah:1. Transaction marketing adalah mengelolah bauran pemasaran untuk menarik

dan memuaskan investor.2. Database marketing adalah memanfaatkan alat-alat berbasis teknologi untuk

menargetkan dan mempertahankan investor.3. Interaction marketing adalah mengembangkan relasi interpersonal dalam

rangka menciptakan interaksi kooperatif antara pembeli dan penjual.4. Network marketing adalah mengembangkan relasi antar perusahaan untuk

mewujudkan koordinasi aktivitas antar berbagai pihak demi manfaat bersama,pertukaran sumber daya.

Kualitas Layanan

Syafrudin (2011) mengemukakan kualitas merupakan suatu kondisidinamis yang berhubungan dengan produk/ jasa, manusia, proses, dan lingkunganyang memenuhi atau melebihi harapan.Tjiptono mengemukakan (2012) yang digunakan dalam mengevaluasi kualitaspelayanan jasa, yaitu:1. Responsiveness (daya tanggap) adalah suatu respon / kesigapan karyawan

dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dantanggap.

2. Reliability (kehandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yangdijanjikan dengan akurat dan terpercaya.

Page 109: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

105

3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadapproduk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanandalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasidan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadapperusahaan.

4. Empathy(perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikanperhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para investor.

5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatanpersonal, media komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik.

KepuasanIrawan (2008) menjelaskan kepuasan investor dikatakan sangat puas kalau

setelah membeli atau menggunakan produk/jasa tersebut. Oleh karena itu, setiaptransaksi ataupengalamam baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasaninvestor. Investoryang sangat puas adalah investor yang akan berbagi kepuasandengan produsen atau penyediajasa, bahkan investor yang sangat puas akanberbagi rasa dan pengalaman dengan investor lain. Ini akan menjadi referensibagi perusahaan yang bersangkutan.

Sumarwan (2012) mengemukakan teori kepuasan adalah model yangmenjelaskan proses terbentuknya kepuasan dan ketidakpuasan investor yaitumerupakan dampak perbandingan antara harapan investor sebelumpembelian/konsumsi dengan yang kinerja sesungguhnya yang diperoleh olehinvestor. Hasil perbandingan tersebut dapat dikelompokan menjadidisconfirmation dan confirmation. Secara rinci hasil dampak perbandingan akankepuasan tersebut.

Loyalitas InvestorIrawan (2008) mengemukakan loyalitas sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan initimbul tanpa adanya paksaan tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.Kotler dan Keller (2009) menyebutkan loyalitas adalah komitmen yang dipegangsecara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yangdisukai pada masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensimenyebabkan investor beralih.

Kerangka Konseptual

Hipotesis PenelitianHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

CustomerRelationshipManagemen

KualitasLayanan

Kepuasan

LoyalitasInvestor

Page 110: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

106

1. Customer relationship management secara langsung berpengaruh positifdansignifikan terhadap kepuasan pada PT Danareksa (Persero) Medan.

2. Kualitas layanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadapkepuasan pada PT Danareksa (Persero) Medan.

3. Customer relationship management secara langsung berpengaruh positifdansignifikan terhadap loyalitas investor pada PT Danareksa (Persero) Medan.

4. Customer relationship management secara tidak langsung berpengaruhpositifdan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasanpada PTDanareksa (Persero) Medan.

5. Kualitas layanan secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadaployalitas investor pada PT Danareksa (Persero) Medan.

6. Kualitas layanan secara tidak langsung berpengaruh positifdan signifikanterhadap loyalitas investor melalui kepuasan pada PT Danareksa (Persero)Medan.

7. Kepuasan secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitasinvestor pada PT Danareksa (Persero) Medan.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional1. Customer Relationship Management (X1)

Customer Relationship Management adalah proses berkesinambungan dalammenjalin aktivitas dan program kooperatif dan kolaboratif dengan paraperantara investor dan investor akhir dalam menciptakan atau meningkatkannilai ekonomi yang saling menguntungkan dengan biaya yang lebih rendah.

2. Kualitas layanan (X2)Kualitas layanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhikebutuhan orang lain yang tingkat kepuasan hanya dapat dirasakan oleh yangmelayani maupun yang dilayani.

3. Kepuasan (Y1)Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelahmembandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatuproduk dan harapan.

4. Loyalitas investor (Y2)Loyalitas investor adalah dorongan perilaku untuk melakukan pembeliansecara berulang-ulang dan membangun kesetiainvestor terhadap suatuproduk/jasa maupun jasa yang ditawarkan

Menurut Sugiyono (2008) metodedeskriptif kuantitatif sebagai metodepenelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untukmeneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakaninstrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuanuntuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Populasi dan SampelBerdasarkan datayang telahdiperoleh,diketahuibahwajumlah

investorsampai tahun 2013 lebih dari2000 orang.

Page 111: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

107

Menurut Sunyoto (2013) menyebutkan sampel adalah bagian dari populasiyang ingin, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukanpopulasi itu sendiri.PenentuanbesarnyaukuransampelpenelitianditentukanmenggunakanrumusSlovin(Umar,2007)sebagaiberikut:

2)(1 eN

Nn

Dimana :n : UkuransampelN : Ukuranpopulasie : tingkat kesalahan maksimal yang ditolerirsebesar10% = 0,1Jumlah sampeluntukpenelitianini adalah:96 investor

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner. Adapun nilaikuantitatif yang telah disusun dilakukan dengan Skala Likert dan untuk satu nilaipilihan dinilai (score). Score dari pilihan tersebut antara lain 1, 2, 3, 4, dan 5.Skala Likert terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS dengan skor 1), Tidak Setuju(TS dengan skor 2), Kurang Setuju (KS dengan skor 3), Setuju (S dengan skor 4),dan Sangat Setuju (SS dengan skor 5).

Teknik Analisis DataMetode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulkan

berupa kuisioner yang telah diisi oleh sejumlah investor penelitian sehingggadiperoleh gambaran umum.

Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis korelasi yangdibangun dari diagram jalur yang dihopetesis oleh peneliti dalam menjelaskanmekanisme hubungan kausal antar variabel dengan menguraikan koefisienkorelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Yamin dan Heri, 2009).Bagan Struktur Analisis Jalur

CustomerRelationshipManagemen

KualitasLayanan

Kepuasan

LoyalitasInvestor

Page 112: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

108

Model Analisis JalurModel diagram dua jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural

dengan dua substruktural, yaitu X1, X2 sebagai variabel independen dan Y1 sertaY2 sebagai variabel dependen dengan persamaan struktural, yaitu:Model persamaan substruktural 1:Y1 = X1 + X2 + ɛ1

Model persamaan substruktural 2:Y2 = X1 + X2 + Y1 + ɛ2

Keterangan:Y1 = KepuasanY2 = Loyalitas InvestorX1 =Customer Relationship ManagementX2 = Kualitas layananɛ= Term of ErrorUji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan probabilitas signifikansi(p) dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Apabila perbandingan nilaiprobabilitas signifikansi (p) lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai tarafsignifikansi (α), maka hipotesis yang positip dan signifikan.Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasiadalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Menghitung Besar Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh

Total1. Pengaruh Langsung (direct effect)

Pengaruh langsung (direct effect) dari masing-masing variabel bebas terhadapvariabel terikat ditunjukkan pada tabel Coefficienta yakni pada kolom BetaStandardizedCoefficienta. Maka dapat di formulasikan sebagai berikut:a. Pengaruh variabel Customer Relationship Management(X1) terhadap

kepuasan (Y1) secara langsung dapat diformulasikan sebagaiberikut:X1Y1 =

b. Pengaruh variabel kualitas layanan (X2) terhadap kepuasan (Y1) secaralangsung dapat diformulasikan sebagai berikut:X2Y1 =

c. Pengaruh variabel kepuasan (Y1) terhadap loyalitas investor (Y2) secaralangsung dapat diformulasikan sebagai berikut: Y1Y2 =

2. Pengaruh tidak langsung (Indirect effect)Pengaruh tidak langsung (indirect effect) antara variabel bebas terhadapvariabel terikat secara tidak langsung melalui variabel kepuasan (Y1) terhadaployalitas investor (Y2) maka dapat diformulasikan sebagai berikut:a. Pengaruh variabel Customer Relationship Management (X1) terhadap

loyalitas investor (Y2) melalui kepuasan (Y1) dapat diformulasikan sebagaiberikut:

Page 113: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

109

X1Y1Y2 =( ) ( )b. Pengaruh variabel kualitas layanan (X2) terhadap loyalitas investor (Y2)

melalui kepuasan (Y1) dapat diformulasikan sebagaiberikut:X2Y1Y2=( ) ( )

3. Pengaruh Total (Total Effect)Pengaruh total (Total Effect) dari variabel–variabel bebas terhadap variabelterikat ditotalkan dengan formula sebagai berikut:a. Total pengaruh variabel Customer Relationship Management (X1)

terhadap loyalitas investor (Y2) melalui kepuasan (Y1) dapatdiformulasikan sebagai berikut:X1Y1Y2 =( ) + ( )

b. Total pengaruh variabel kualitas layanan (X2) terhadap loyalitas investor(Y2) melalui kepuasan (Y1) dapat diformulasikan sebagai berikut:X2

Y1Y2 =( ) + ( )

11. Uji Asumsi KlasikUji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang ditelitiberdistribusi normal atau tidak. Cara yang digunakan untuk uji normalitas, yaitu:analisis grafik dan uji statistik . Analisis grafik melihat normalitas data dapatdiketahui melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengangrafik histogram dari residualnya sedangkan analisis statistik dilakukan denganmenggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai variance factor (VIF).Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untukmendeteksi ada tidaknya korelasi dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya(2) variance inflation factor.

Tolerance mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang tidak dapatdijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah samadengan nilai VIF (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanyakolinearitas yang tinggi. Nilai yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau samadengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki nilaitolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwatidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali,2005).Uji Heterokedastisitas

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitudengan melihat Grafik Plot dan Uji Glesjer (Ghozali, 2005).Karakteristik Investor

Responden dalam penelitian ini adalah investor PT Danareksa (Persero).Karakteristik investor dideskripsikan berdasarkan umur, jenis kelamin danpendidikan.Karakteristik Investor Berdasarkan Umur

Page 114: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

110

Karakteristik investor yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melaluipenyebaran kuesioner kepada investor PT Danareksa (Persero) Medanberdasarkan umur pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel . Komposisi Investor Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Investor(orang)

Persentase(%)

< 25 tahun 20 21,826-35 Tahun 33 34,4>36 tahun 43 44,8Total 96 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah

Karakteristik Investor Berdasarkan Jenis Kelamin dan PendidikanInvestor jenis kelamin 56 laki-laki sebanyak 58,3% dan 40 perempuan

orang sebanyak 41,7% investor adalah laki-laki. Persentase investor laki-laki danperempuan memiliki jumlah yang hampir sama banyaknya. Hal ini berartikomposisi berdasarkan jenis kelamin investor PT Danareksa (Persero) tidakdidominasi jenis kelamin, tetapi laki-laki maupun perempuan memiliki loyalitasinvestor yang sama pada jasa/produk PT Danareksa (Persero).

Untuk komposisi investor berdasarkan pendidikan diketahui bahwainvestor berpendidikan SMA 10 orang (10,42%), investor berpindidikan Diploma26 orang (27,08%), investor berpindidikan S1, 45 orang (46,88%) dan investorberpendidikan S2, 15 orang ( 15,62 %). Hal ini menunjukkan frekuensi investormemiliki karakteristik pendidikan S1 yang tinggi jumlah frekuensinya, sehinggadapat memahami indikator-indikator dalam menjawab pertanyaan pada kuisionerpenelitian ini.Hasil Penelitian atas Variabel PenelitianHasil Penelitian Tentang Variabel Customer Relationship Management (X1)

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel CustomerRelationship Managementpada indikator transaction marketing, sebagian besarinvestor memberikan opsi jawaban setuju, pada pernyataan mensosialisasitransaksi adminstrasi produk/jasa saham, obligasi dan reksadana sebagai unggulanuntuk menarik minat investor dalam membeli, sebesar 58 orang (60,4%).

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel CustomerRelationship Management pada indikator database marketing, sebagian besarinvestor memberikan opsi jawaban setuju, pada pernyataan investor PT Danareksa(Persero) Medan memberikan informasi yang akurat sesuai dengan bukti-buktiyang ada, sebesar 55 orang (57,3 %).

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel CustomerRelationship Management pada indikator interaction marketing, sebagian besarinvestor memberikan opsi jawaban sangat setuju, pada pernyataan investor PTDanareksa (Persero) Medan menunjukkan interaksi yang baik antara pembeli danpenjual, sebesar 58 orang (60,4%).

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel CustomerRelationship Management pada indikator network marketing, sebagian besar

Page 115: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

111

investor memberikan opsi jawaban setuju, Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya yang ada baik tenaga kerja, sarana dan prasarana dimanfaatkan olehperusahaan PT Danareksa (Persero) Medan, sebesar 54 orang (56,2%).

Hasil Penelitian Tentang Variabel Kualitas Layanan (X2)Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel kualitas

layanan, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju,karyawan PT Danareksa (Persero) Medan memberikan umpan balik yang baikpada investor dalam melayani investor untuk memberikan kepuasan investor,sebesar 71 orang (74%).Hasil Penelitian Tentang Variabel Kepuasan (Y1)

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan variabel kepuasan, sebagianbesar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju, sarana dan prasarana yangdisediakan yang ada di pergunakan investor dan pegawai untuk melancarkankegiatan operasional, sebesar 65 orang (67,7%) .Penjelasan Responden atas Variabel Loyalitas Investor (Y2).

Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan variabel loyalitasinvestor, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju,memberikan penghargaan pada investor yang loyalitasnya tinggi dalam membeliproduk/ jasa PT Danareksa ( Persero) Medan , sebesar 80 orang (83,3 %).12. Analisis Statistik InferensialPengujian Substruktur I Analisis Jalur Variabel X dan Variabel YHasil Pengujian Substruktur I Variabel X dan Variabel YPengujian Asumsi Klasik Substruktur I

a. Hasil Uji NormalitasModel Jalur yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukandengan uji normality plot dengan melihat grafik P-Plot. Dasar pengambilankeputusan yakni jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garisdiagonal, maka model jalur memenuhi asumsi normalitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Gambar . Hasil Uji Normalitas P-Plot Substruktur IGambar diatas menunjukkan data terdistribusi menyebar di sepanjang

garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arahgaris diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 116: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

112

Selanjutnya uji normalitas data dengan analisis statistik menggunakan alatuji non parametrik Kolmogorov – Smirnov (K-S), pada tabel diatas

Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N

Normal Parametersa Mean

Std. Deviation

Most ExtremeDifferences

Absolute

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)Tabel diatas menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,710 dantidak signifikan pada 0,695. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, danhasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.

Gambar diatas menunjukan bahwa menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil analisis hipotesis diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor(VIF) sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur IModel Collinearity Statistics

Tolerance VIF(Constant)Customer RelationshipManagement (X1) ,946 1,068Kualitas Layanan (X2),937 1,068

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas menunjukkan nilai VIF untuk variabel bebas yang terdiri dariCustomer Relationship Management dan kualitas layanan lebih kecil dari 10 (VIF

Page 117: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

113

< 10), sedangkan nilai tolerance-nya mendekati 1.Dengan demikian persamaansubstruktur- I Analisis Path terbebas dari asumsi multikolinearitas.

c. Hasil Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatanyang lain.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Gambar diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar titik menyebar diseputartitik nol sumbu Y. Hal ini berarti bahwa persamaan substruktur I analisis Pathterbebas dari asumsi heteroskedastisitas dan data yang dipergunakan dalampenelitian ini adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil.Adapun uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknyaheteroskedasitas adalah uji Glesjer.Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yangsignifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dariprobabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapatdisimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedasitas.

Tabel . Hasil Uji GlesjerCoefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) -.560 1.906 -.294 .769

CustomerRelationshipManagement

.043 .035 .130 1.222 .225

Kualitas Layanan -.003 .052 -.006 -.059 .953

Page 118: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

114

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Model Analisis Jalur (Path Diagram) Substruktur ITabel Hasil Uji Koefisien Jalur Substruktur I

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.149 3.102 2.627 .010

CustomerRelationshipManagement

.123 .057 .207 2.133 .036

Kualitas Layanan .280 .085 .321 3.305 .001

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas dapat diperoleh, persamaan Analisis Jalur untuk persamaansubstruktur I dalam penelitian adalah:

Y1 = 0,123 X1 + 0,280 X2

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat adalah dengan menggunakan uji koefisien determinasi R berikut:

Tabel Koefisien Determinasi Substruktur IModel

RRSquare

AdjustedR Square

Std. Errorof the Estimate

1 ,423a ,179 ,162 1,44814Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas menjelaskan nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar0,162 atau 16,2% yang menunjukkan kemampuan variabel Customer RelationshipManagement, dan kualitas layanan dalam menjelaskan variasi yang terjadi padakepuasan 16,2%, sedangkan sebesar 83,8% dipengaruhi oleh variabel lain yangtidak diikutsertakan di dalam penelitian ini.Pengujian Hipotesis Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur I

Hasil pengujian hipotesis nilai probabilitas (p-value) dapat dilihat padatabel 4.12 sebagai berikut:

Page 119: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

115

Tabel Uji Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur I

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant)8.149 3.102

2.627

.010

Customer RelationshipManagement

.123 .057 .2072.133

.036

Kualitas Layanan.280 .085 .321

3.305

.001

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas, Menjelaskan sebagai berikut:

1. Nilai signifikan untuk Customer Relationship Management sebesar 0,036 < α= 0,05, variabel Customer Relationship Management berpengaruh positif dansignifikan terhadap kepuasan, dengan demikian maka hipotesis diterima.

2. Nilai signifikan untuk kualitas layanan sebesar 0,01 < α = 0,05, variabelkualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, dengandemikian maka hipotesis diterima.

Hasil Pengujian Substruktur II Variabel X dan Variabel YPengujian Asumsi Klasik Substruktur IIa. Hasil Uji Normalitas

Model Jalur yang baik adalah distribusi data normal atau mendekatinormal (Santoso, 2001). Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian inidilakukan dengan uji normality plot dengan melihat grafik P-Plot. Dasarpengambilan keputusan yakni jika data menyebar disekitar diagonal danmengikuti arah garis diagonal, maka model jalur memenuhi asumsi normalitas.

Page 120: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

116

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Gambar diatas Hasil Uji Normalitas P-Plot Substruktur IIGambar diatas menunjukkan data terdistribusi menyebar di sepanjang

garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arahgaris diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.12498061

Most ExtremeDifferences

Absolute .097

Positive .057

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .950

Asymp. Sig. (2-tailed) .328

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

(2014)

Tabel diatasdiketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,950dan tidak signifikan pada 0,328. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal,dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.

Page 121: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

117

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014)Gambar Grafik Histogram Substruktur II

Gambar diatas menunjukkan menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan.Darihasil analisis hipotesis diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor(VIF) sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur IIModel Collinearity Statistics

Tolerance VIF1 (Constant)

Customer Relationship Management(X1) ,893 1,120Kualitas Layanan (X2) ,838 1,193Kepuasan (Y1) ,821 1,218

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai VIF untuk variabel bebas yang terdiri dariCustomer Relationship Management, kualitas layanan dan kepuasan lebih kecildari 10 (VIF < 10), sedangkan nilai tolerance-nya mendekati 1. Dengan demikianpersamaan substruktur II Analisis Path terbebas dari asumsi multikolinearitas.

b. Hasil Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model jalur

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatanyang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebutheteroskedastisitas. Dengan pengujian menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagaiberikut:

Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur II

Page 122: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

118

Gambar diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar titik menyebardiseputar titik nol sumbu Y. Hal ini berarti bahwa persamaan substruktur IIanalisis Path terbebas dari asumsi heteroskedastisitas dan data yang dipergunakandalam penelitian ini adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal.

Tabel Hasil Uji GlesjeCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 2.233 1.326 1.684 .096

Customer RelationshipManagement

-.018 .024 -.082 -.760 .449

Kualitas Layanan -.066 .037 -.198 -1.785 .078

Kepuasan .071 .043 .185 1.652 .102

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yangsignifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dariprobabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapatdisimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedasitas.Model Analisis Jalur (Path Diagram) Substruktur II

Hipotesis menyatakan bahwa Customer Relationship Management (X1),kualitas layanan (X2), dan kepuasan (Y1) berpengaruh secara positif dan signifikanterhadap loyalitas investor (Y2) PT Danareksa ( Persero) Medan. Berikut initabel hasil perhitungan uji koefisien jalur variabel-variabel X dan Y:

Tabel Hasil Uji Koefisien Jalur Substruktur II

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 1,834 2,538 7,723 ,472

Page 123: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

119

Customer RelationshipManagement

,146 ,046 ,256 3,136 ,002

Kualitas Layanan ,169 ,071 ,201 2,385 ,019Kepuasan ,419 ,082 ,436 ,000

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)Tabel diatas, maka persamaan Analisis Jalur untuk hipotesis dalam

penelitian adalah:Y2 = 0,146 X1 + 0,169 X2 + 0,419 Y1

Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat adalah dengan menggunakan uji koefisien determinasi berikut:

Tabel Koefisien Determinasi Substruktur IIModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 ,672a ,452 ,434 1,14318

Tabel terlihat bahwa nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,434atau 43,4% yang menunjukkan kemampuan variabel Customer RelationshipManagement dan kualitas layanan dan kepuasan menunjukkan variabel loyalitasinvestor 43,4%, sedangkan sisamya sebesar 56,6% dipengaruhi oleh variabel lainyang tidak diikutsertakan di dalam penelitian ini.Pengujian Hipotesis Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur II

Hasil pengujian hipotesis nilai probabilitas (p-value) dapat dilihat padatabel sebagai berikut:

Tabel Uji Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur IICoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1(Constant) 1,834 2,538 ,723 ,472Customer RelationshipManagement

,146 ,046 ,256 3,136 ,002

Kualitas Layanan ,169 ,071 ,201 2,385 ,019Kepuasan ,419 ,082 ,436 5,118 ,000

Tabel menjelaskan sebagai berikut:1. Nilai signifikan untuk Customer Relationship Management sebesar 0,002 < α=

0,05, variabel Customer Relationship Management berpengaruh positif dansignifikan terhadap loyalitas investor maka hipotesis diterima.

2. Nilai signifikan untuk kualitas layanan sebesar 0,019 < α = 0,05 variabelkualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investormaka hipotesis diterima.

Page 124: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

120

3. Nilai signifikan untuk kepuasan sebesar 0,000 < α= 0,05 variabel kepuasanberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor maka hipotesisditerima.

Uji Model Strukturala. Analisis Pengaruh Customer Relationship Management dan Kualitas

Layanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Investora.1 Pengaruh Langsung (Direct Effect)

Untuk menghitung pengaruh langsung ditunjukkan dalam persamaanregresi sebagai berikut:

Y1 = 0,123 X1+ 0,280 X2

Y2 = 0,146 X1 + 0,169 X2 + 0,419 Y1

a.1.1 Pengaruh variabel Customer Relationship Management terhadap kepuasansebesar 0,123

a.1.2 Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan sebesar 0,280a.1.3 Pengaruh variabel Customer Relationship Management terhadap loyalitas

investor sebesar 0,146a.1.4 Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap loyalitas investor sebesar

0,169a.1.5 Pengaruh variabel kepuasan terhadap loyalitas investor sebesar 0,419a.2 Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effect)

Untuk menghitung pengaruh tidak langsung variabel bebas dan variabelterikat adalah sebagai berikut:a.2.1 Pengaruh Customer Relationship Management terhadap kepuasan dan

loyalitas investor X1 melalui Y1 terhadap Y2 = 0,123 x 0,419 = 0,0515a.2.2 Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan loyalitas investor

X2 melalui Y1 terhadap Y2 = 0,280 x 0,419= 0,11732a.2.3 Pengaruh total (total effect) X1 ke Y2 : dilihat dari nilai pengaruh langsung

+ pengaruh tidak langsung = 0,0515+ 0,146 = 0,1975a.2.4 Pengaruh total (total effect) X2 ke Y2 : dilihat dari nilai pengaruh langsung

+ pengaruh tidak langsung = 0,11732 + 0,169 = 0,28632Berdasarkan penjelasan tersebut dapat digambarkan diagram jalur pada:

Gambar sebagai berikut

0,146 ɛ2

0,123 ɛ1

0,419

0,280

0

Substruktur I:Y1 = 0,123 X1+ 0,280 X2

CustomerRelationshipManagement

(X1)

KualitasLayanan (X2)

Kepuasan(Y1)

LoyalitasInvestor (Y2)

ɛ2

Page 125: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

121

Substruktur II:Y2 = 0,146 X1 + 0,169 X2 + 0,419 Y1

Tabel Perhitungan secara manual pengaruh langsung dan tidak langsung dan totaldari variabel bebas dan variabel terikat.

Pengaruh Variabel

Pengaruh Kausal

Langsung

Melalui

TotalKepuasan

Customer Relationship Managementterhadap kepuasan

0,123 0,123

Kualitas layanan terhadap kepuasan 0,280 0,280

Customer Relationship Managementterhadap loyalitas investor

0,146 0,146

Kualitas layanan terhadaployalitas investor

0,169 0,169

Kepuasan terhadap loyalitas investor 0,419 0,419

Page 126: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

122

Berdasarkan tabel analisis jalur memperlihatkan pengaruh langsungCustomer Relationship Management, kualitas layanan dan kepuasan, loyalitasinvestor yang terdiri dari:1. Customer Relationship Management terhadap kepuasan sebesar 0,1232. Kualitas Layanan terhadap kepuasan sebesar 0,2803. Customer Relationship Management terhadap loyalitas investor sebesar 0,1464. Kualitas layanan terhadap loyalitas investor sebesar 0,169.5. Kepuasan terhadap loyalitas investor sebesar 0,419.

Sementara pengaruh tidak langsung melalui kepuasan investor terhadaployalitas investor yaitu untuk variabel:1. Customer Relationship Management terhadap kepuasan dan loyalitas investor

sebesar 0,0515.2. Kualitas layanan terhadap kepuasan dan loyalitas investor sebesar sebesar

0,11732.Berdasarkan hasil analisis ditemukan dari pengaruh langsung dan tidak

langsung pada Customer Relationship Management, kualitas layanan.Nilai yangterbesar adalah kepuasan terhadap loyalitas investor secara langsung sebesar0.419.

Besarnya nilai error pada masing-masing pengaruh variabel independenterhadap dependen di dapat melalui perhitungan sebagai berikut:

Pe1 = 1 – 0,162 = 0,838Pe2 = 1 – 0,434 = 0,566

Dalam teori trimming pengujian validitas model riset diamati melaluiperhitungan koefisien determinasi total sebagai berikut:R2m = 1 – (0,838 2) (0,434 2)

= 1 – (0,702244) (0,188356)= 1 – 0,1322718= 0,8677 = 86,77%

Nilai koefisien determinasi sebesar 0,8677 menunjukkan bahwa 86,77% informasiyang terkandung dalam data dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanyasebesar 13,23% dijelaskan oleh error dan variabel lain di luar model. Angkakoefisien pada model ini relatif besar sehingga layak dilakukan interpretasi lebihlanjut

PEMBAHASAN1.Pengaruh Customer Relationship ManagementSecara Langsung terhadapKepuasan

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel CustomerRelationship Managementsecara langsung berpengaruh positif dan signifikanterhadap kepuasan investor. Besaran pengaruh langsung Customer Relationship

Customer Relationship Managementterhadap loyalitas investor

0,146 0,123 x 0,149

= 0,0515

0.146+0,0515

= 0,1975

Page 127: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

123

Management terhadap kepuasan investor adalah sebesar 0,123. Nilai signifikanuntuk Customer Relationship Management sebesar 0,002 < α = 0,05, dengandemikian maka hipotesis diterima.2.Pengaruh Kualitas layanan Secara Langsung terhadap Kepuasan .

Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel kualitas layanan secaralangsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Besaran pengaruhlangsung kualitas layanan terhadap kepuasan adalah sebesar 0,280. Nilaisignifikan untuk kualitas layanan sebesar 0,019 < α = 0,05, dengan demikianmaka hipotesis diterima.3. Pengaruh Customer Relationship Management Secara Langsung terhadapLoyalitas Investor

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa variabel Customer RelationshipManagement secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadaployalitas investor. Besaran pengaruh langsung Customer RelationshipManagement terhadap loyalitas investor adalah sebesar 0,146. Nilai signifikanuntuk Customer Relationship Management sebesar 0,002 < α = 0,05 dengandemikian maka hipotesis diterima.4. Pengaruh Customer Relationship Management Secara tidak Langsung

terhadap Loyalitas Investor melalui Kepuasan.Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel Customer Relationship

Management secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadaployalitas investor melalui kepuasan. Secara tidak langsung Customer RelationshipManagement berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas inverstormelalui kepuasan investor. Besaran pengaruh tidak langsung CustomerRelationship Managementterhadap loyalitas inverstor melalui kepuasan adalahsebesar 0,0515. Nilai signifikan untuk Customer Relationship Managementsebesar 0,002 < α = 0,05, dengan demikian maka hipotesis diterima.5. Pengaruh Kualitas Layanan Secara Langsung terhadap Loyalitas Investor

Hipotesis kelima menyatakan bahwa variabel kualitas layanan secaralangsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor. Besaranpengaruh langsung kualitas layanan terhadap loyalitas investor adalah sebesar0,169 Nilai signifikan untuk produk sebesar 0,019 < α = 0,05, dengan demikianmaka hipotesis diterima.6. Pengaruh Kualitas Layanan Secara tidak Langsung terhadap Loyalitas

Investor melalui KepuasanHipotesis keenam menyatakan bahwa variabel kualitas layanan secara

tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan loyalitas investor melaluikepuasan. Secara tidak langsung kualitas layanan berpengaruh positif dansignifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan. Besaran pengaruh tidaklangsung kualitas layanan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan adalahsebesar 0,11732. Nilai signifikan untuk kualitas layanan sebesar 0,019 < α = 0,05,dengan demikian maka hipotesis diterima.7. Pengaruh Kepuasan Secara Langsung terhadap Loyalitas Investor

Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa variabel kepuasan secara langsungberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor. Besaran pengaruhlangsung kepuasan terhadap loyalitas investor adalah sebesar 0,419. Nilai

Page 128: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

124

signifikan untuk produk sebesar 0,000 < α =0,05, dengan demikian maka hipotesisditerima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan yang indikatornyaterdiri dari perasaan , kehandalan, daya tanggap menghadapi keluhan investor danprasarana dan sarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitasinvestor.

Analisis Uji Model Struktural1 Analisis Pengaruh Secara Langsung Customer Relationship Management,

Kualitas Layanan dan Kepuasan terhadap Loyalitas InvestorHasil perhitungan menunjukkan Customer Relationship Management,

kualitas layanan dan kepuasan secara langsung berpengaruh terhadap loyalitasinvestor. Customer Relationship Managementmemberikan pengaruhlangsungterbesarpadakepuasaninvestor. Selanjutnyakualitas layanan terhadapkepuasan. Tingkat selanjutnyaCustomer Relationship Management , kualitaslayanan dan kepuasan berpengaruhlangsungterhadaployalitas investor.

Hasil penelitian dapat kita lihat bahwa nilai koefisien variabel secaralangsung lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien secara tidak langsung.Dengan demikian variabel Customer Relationship Management, kualitas layanandan kepuasan lebih besar pengaruhnya secara langsung terhadap loyalitasinvestor, dibandingkan dengan pengaruh secara tidak langsung.2 Analisis Pengaruh Customer Relationship Management, Kualitas Layanan

terhadap Loyalitas Investor Melalui KepuasanHasil perhitungan menunjukkan pengaruh Customer Relationship

Management, kualitas layanan secara total berpengaruh terhadap loyalitasinvestor melalui kepuasan. Customer Relationship Managementmemberikanpengaruh total terbesar terhadaployalitas investor.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Mulyaningsih (2013),Customer Relationship Management dan kualitas layanan berpengaruh signifikandan memiliki hubungan yang positif terhadap Loyalitas Pelanggan.3 Analisis Pengaruh Secara tidak Langsung Customer Relationship

Management dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas InvestorMelalui Kepuasan.Hasil perhitungan menunjukkan pengaruh Customer Service Management

dan kualitas layanan secara tidak langsung berpengaruh terhadap loyalitas investormelalui kepuasan. Customer Relationship Managementmemberikan efek tidaklangsungterbesar terhadaployalitas investor. Tingkatselanjutnya kualitaslayananberpengaruhtidak langsung terhadap loyalitas investor. Atau dapatdisimpulkan bahwa kepuasan menjadi variabel yang memediasi antara CustomerRelationship Management dan kualitas layanan terhadap loyalitas investor padaproduk/jasa PT Danareksa (Persero) Medan.

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Jon & N,L Petouhoff. 2002. Customer Relationship Management : TheBottom Line to Optimizing Your ROI, Prantice Hall, New Jersey.

Page 129: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

125

Akdon. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur).Bandung: Alfabeta.

Barnes, J.G. (2006). Secret of Customer Relationship Management: RahasiaHubungan Pelanggan (Terjemahan). Andi. Yogyakarta

Christanti, Natalia dan Linda A Mahastanti, (2011). Faktor-Faktor YangDipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi. Jurnal ManajemenTeori dan Terapan, Tahun 4, No. 3, hal. 37-52.

Duygu, 2012. Customer Relationship Managemnet and Customer Loyality:Asurvey in The Sector of Baking Relationship Marketing. Journal ofMarketing Vol 3.No.3

Danang Sunyoto, (2013). Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi danBisnis,Yogyakarta,Penerbit CSPS

Dommy, 2013. Analisis Hubungan Antara Customer Relationship Management,Relationship Quality, dan Customer Lifetime value .

Fandi Tjiptono, (2012). Pemasaran Strategik,Yogyakart,Penerbit AndyYogyakarta

Ghozali, Imam, (2008). Aplikasi Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I, (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,(5th ed). Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Hidayat, (2009). Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai NasabahTerhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. JurnalManajemen: 70-75.

Hayzer, J and Render, B, (2005). “Service Quality ”, 7th edition, Prentice HallInternational, Inc, New Jersey.

Ishak, Asmai, dan Luthfi, Zhafiri. (2011). Pengaruh Kepuasan dan KepercayaanKonsumen Terhadap Loyalitas : Studi Tentang Peran Mediasi SwitchingCosts. Jurnal Siasat Bisnis 15(1): 55-66.

Irawan , Handi, 2008. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan, Penerbit Elex MediaKomputindo Kelompok Gramedia Jakarta

Johanshahi et al. 2010, Study the Effects of Customer Service and Product Qualityon Customer Satisfaction and Loyalty Investment consumer satisfaction:Identifying factors of influence in Financial advisory relationships,Journal of Marketing Vol 5.No.5

Kartika Imasari, Kezia Kurniawati Nursalin, (2011), Pengaruh CustomerRelationship Management terhadap Loyalitas pada Pelanggan padaPT.BCA Tbk, Jurnal Influence of Customer Relationship ManagementToward Customer Loyalty on PT. BCA Tbk Vol. 10, No. 3

Kotler, P. 2008, Marketing Management, New Jersey: 11th Ed. Prentice HallInternational Edition.

Kotler, Philip, and Armstrong, Gary. 2009. Dasar-Dasar Pemasaran. EdisiKesembilan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural (Satu dan MultigroupSampel dengan LISREL). Bandung : Alfabeta.

Lupiyoaldi,2006. Manajemen Pemasaran Jasa.Penerbit Salemba,Jakarta

Page 130: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

126

Moon, Betty. 2006. InvestmentConsumer Satifaction Identifying Factors ofInfluence In Finalcial Advisory Relationships.Research Paper. CaseWestern Reserve University.

Mulyaningsih, 2013. Consumer Relationship Management (CRM) dan KualitasLayanan Pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan , Jurnal ConsumerRelationship Management, Vol . 4 No. 4.

Marshellina, 2010. Analisis Pengaruh E- CRM dan Service Quality terhadapCustomer Satifaction dan Dampaknya terhadap Loyalty (Studi KasusPT.XL) Jurnal E- CRM dan Service Quality, Vol . 7 No. 7.

Natapura,Cecilia, 2009. Analisis Prilaku Institusional Dengan PendekatanAnalytical Hierarchy Process (AHP). Bisnis dan Birokrasi Jurnal IlmuAdministrasi dan Organisasi , 16(3):180:187

Nugroho, Adi Wahyu, dan Sudaryanto, Budi. 2013. Pengaruh Kinerja Layanan,Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Konsumen DalamMenggunakan Jasa Pengiriaman Barang. Diponegoro Journal OfManagement 2(3): 1-9.

Puspitaningtyas, Zarah, 2010. Decision Usefulness Approach of AccountingInformation: Bagaimana Informasi Akuntansi menjadi Useful. AKRUAL:Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, hal. 85-100.

Qawi, Raluca B. 2010 Behavioral Finance: Is Inventor Psyche Driving MarketPerformance IUP Journal of Behavioral Finance, Vol. 7, No. 4, hal. 7-19.

Rahim Mosahab, PhD Candidate, 2010.Service Quality,Customer Satifaction andLoyalty :A Test of Mediation,Vol 3.No. 2 Journal

Singh, Ranjit, 2009. Behavioural Finance – The Basic Foundations. ASBMJournal of Management, Vol. 2, No. 1, hal. 89-98.

Sugiyono, 2008. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, Bandung:AlfabetaSetiawan dan Supriadi, 2011. Loyalitaas Pelanggan Jasa ,IPB Press.BogorSyafrudin, 2011. Manajemen MutuPelayanan,Jakarta. Penerbit Trans Info Media

Jakarta .Syamni, Ghazali, 2009. Hubungan Perilaku Perdagangan Investor DenganVolume

Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori danTerapan, Tahun 2, No. 1.

Teja Endra ET, 2010. Kajian Hubungan Kausal Kualitas Layanan DenganKepuasan CATV,Internet dan Kombinasinya, Jurnal TelematikaMKOM,Vol2 No.1

Ujang Sumarwan, 2012. Manajemen Mutu Pelayanan . Penerbit Trans InfoMedia.Jakarta.

Yamin, S dan Heri, 2009.SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik TerlengkapSPSS. Seri 1.Salemba Empat.

Page 131: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

127

PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITASKERJA KARYAWAN PADAPT. JASA MARGA CABANG

(BELMERA) MEDAN

YUDI SISWADI

Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK

Produktivitas adalah suatu tolak ukur pencapaian hasil usaha yangmencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan hidup hari ini haruslebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. sikapyang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas, akantetapi menembangakan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan carayang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatanPenelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadapproduktivitaskerjakaryawan pada PT. Jasa Marga Cabang (Belmera) Medan.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan yangterdapat pada PT. Jasa Marga Cabang (Belmera) Medan.Populasinya berjumlah206 orang dan diambil sampel penelitian ini menjadi 66 orang.Sedangkan teknikanalisis data yang digunakan yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linierberganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa variabel pelatihan berpengaruhsignifikan terhadap produktivitas kerja karyawandiperolehnilaithitung2,296>ttabel1,997 dengan taraf signifikan 0,025< 0,05 dan variabeldisiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawandiperolehnilaithitung 4,154>ttabel1,997 dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Pada uji Fterlihat bahwa Fhitung19,209>Ftabel 3,14 dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Haltersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima Ho ditolak yang berarti bahwavariabel pelatihan dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan terhadapproduktivitaskerjakaryawan.Sedangkan nilai koefisien determinasi hasil penelitian ini adalah 0,691 atau 69,1% menunjukkan sekitar 69,1 variabel produktivitas (Y) dipengaruhi pelatihan(X1) dan disiplin kerja (X2). Sisanya dipengaruhi oleh variabel yang tidak ditelitidalam penelitian ini.

Kata Kunci : Pelatihan, Disiplin Kerja dan Produktivitas Karyawan

Page 132: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

128

PENDAHULUANProduktivitas kerja memiliki arti penting sebagai pandangan hidup dan

sikap mental seluruh pegawai, dimana pegawai selalu berusaha untukmeningkatkan mutu kehidupan, keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarindan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.Hal ini memberikandorongan untuk berusaha dan meningkakan produktivitas dalam melaksanakanpekerjaan yang diemban.

Selain itu pentingnya produktivitas kerja ini adalah perencanaanpengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakansumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas.Oleh karena itu,produktivitas para pegawai perlu mendapat perhatian yang serius dari pimpinanperusahaan.Sehingga dapat berusaha memperbaiki dan meningkatkanproduktivitas kerja pegawainya.

Tingkat produktivitas kerja yang bagus oleh karyawan akan memberikanpengaruh yang positif terhadap produksi serta kegiatan operasional perusahaanbaik disaat sekarang ini maupun dimasa yang akan datang. Demi mewujudkanprodukitvitas kerja yang baik diperusahaan terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan diantaranya pelatihan kerjadan disiplinkerja dari karyawan itu sendiri.

Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategis dalamorganisasi, harus diakui dan diterima manajemen.Peningkatan produktivitas kerjahanya mungkin dilakukan oleh manusia.Sebaliknya, sumber daya manusia yangdapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inifesiensi dalam berbagaibentuknya Siagian (dalam Sutrisno, 2009, hal 99). Karena itu memberikanperhatian kepada unsur manusia merupakan salah satu tuntutan dalamkesuluruhan upaya peningkatan produktivitas kerja.

Dalam pengamatan penulis dan hasil dari wawancara yang diperoleh dariketerangan beberapa karyawan yang berkerja di PT. Jasa Marga, rendahnyatingkat produkivitas karyawan dapat dilihat masih adanya kayawan yang belulmmampu memberikan kinerja yang tinggi untuk perusahaan dalam arti masihkurang optimalnya pengaplikasian ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologidan metode kerja baru sehingga tuntutan pekerjaan yang diemban oleh karywantidak berjalan dengan optimal, serta didukung oleh rendahnya tingkat kedisplinankaryawan, dalam arti masih adanya sifat penunda-nundaan dalam mengerjakandan menyelesaikan pekerjaan yang ada, sehingga kegiatan operasional perusahaanotomatis akan terganggu. Padahal pihak perusahaan selalu mengadakan programpelatihan dengan berbagai jenis bentuk pelatihan yang memungkinkan karyawanuntuk mendongkrak kinerja dan keloyalitasan karyawan dalam memenuhi setiaptugas yang diembankan pada dirinya.

Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental untuk menghasilkansesuatu yang menyangkut dengan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang didasarkantingkat pelatihan dan disiplin kerja yang dimiliki oleh karyawan.

Samsudin (2010, hal 110) menyatakan bahwa : “pelatihan merupakanbagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat spesifik,praktis dan segera. Spesifikberarti pelatihan berhubungan bidang pekerjaan yang dilakukan.Praktis dansegera berarti yang sudahdilatihkandapat dipraktikkan.

Page 133: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

129

Pelatihan merupakan suatu wahana yang dilakukan oleh perusahaan untukmembangun sumber daya manusia yang handal menuju era globalisasi yangpenuh dengan tantangan dan persaingan. Kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikanbegitu saja, terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat,tajam,dan berat pada abad milenium ini. berkaitan dengan hal itu, perusahaan menyadaribahwa pelatihan merupakan fundamental bagi karyawan.Ada tujuan utamaprogram pelatihan dan pengembangan karyawan.Pertama, latihan danpengembangan dilakukan untuk menutup “gap” antara kecakapan ataukemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.Kedua, program-programtersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawandalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. Sekali lagi,meskipun usaha-usaha ini memakan waktu dan mahal, tetapi akan mengurangiperputaran tenaga kerja dan membuat karyawan menjadi lebih produktif.

Isi program pelatihan ditentukan oleh identifikasi kebutuhan dan sasaranpelatihan.Agar isi program pelatihan efektif prinsip-prinsip pembelajaran harusdiperhatikan.Prinsip-prinsip ini meliputipartisipatif,relevan,repetitive(pengulangan), pemindahan dan memberikan umpanbalik mengenai kemajuan peserta pelatihan, adapaun program pelatihan yangdiadakan PT. jasa Marga cabang (belmera) Medan antara lain.Tabel I-1Program Pelatihan yang diadakan PT. jasa Marga cabang (belmera) Medan.Triwulan-I Tahun 2015.

No/Tgl Jenis Pelatihan JumlahPeserta

Golongan Hari

1. Pelatihan penangananpenderita gawat darurat(PPGD) In House

30 orang 07a 30

2.23/2/15

Public, pelatihan refreshdalam rangkaperpanjangan lisensi ahli

1 orang 03a 2

3.12/3/15

Sosialisasi pengisian SPTPPh orang pribadi melaluiE-filling (BLM)

35 orang 03a: 3 orang04a : 3 orang05a : 2 orang06a : 16 orang07a : 11 orang

35

4.31/03/15

Sharing knowledgepemanfaatan email secaraefekif.

24 orang 03a : 3 orang04a : 6 orang05a : 2 orang06a : 13 orang

24

5. Toll road business,PPGD. (lanjutan)

30 orang 03a : 3 orang06a : 13orang07a : 14 orang

30

Sumber :Realisasi Program Pelatihan dan Pembelajaran Triwulan-I Tahun 2015.

Pelatihan internal yang diadakan setelah mengidentifikasi kebutuhankaryawan yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan para karyawan , apakah

Page 134: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

130

kemampuan tersebut berfungsi dengan efektif atau tidak, dengan cara melatihkaryawan, mengenali system kerja yang baru dan penanganan segalapermasalahan didalam dan diluar peusahaan sampai memberikan pelatihan yangdikemas untuk memotivasi karyawan agar berprestasi. Dari berbagai pelatihandiharapkan para karyawan mendapatkan pengalaman yang dapat diterapkandidalam pekerjaan mereka.

Dari pengamatan yang peneliti lakukan, pelatihan yang diberikan olehorganisasi sudah tepat. Namun pelatihan yang diberikan karyawan kurang efektifdisebabkan karyawan kurang mampu menggunakan fasilitas dan menerapkanmetode kerja yang baru, Sehingga kesalahan-kesalahan kecil selalu muncul, selainitu, Pelatihan yang maksimal belum diberikan kepada beberapa karyawan, Karenapekerjaan proyek yang begitu banyak dan harus diselesaikan sehingga beberapakaryawan tidak dapat mengikuti program pelatihan dari kantor pusat.

Selain pelatihan kerja, factor penunjang untuk mencapai produktivitas kejayang baik dari karyawan adalah disiplin kerja.Disiplin merupakan fungsi operatifmanajemen sumber daya manusia yang terpentingnya karena semakin baik dandisiplin pegawai semain tinggi prestasi kerja dapat dicapainya.Tanpa disiplinpegawai yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal

Sedangkan Handoko (2005, hal 208) disiplin adalah kegiatan manajemenuntuk menjalankan standard-standar organisasional.Disiplin sangat diperlukanbaik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi, disiplin menunjukansuatu kondisiatau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturandan ketetapan perusahaan. Dengan demikian bila peraturan atau ketetapan seringdilanggar maka karyawan mempunyai disiplin yang buruk, sebaliknya, bilakaryawan tunduk pada peraturan dan norma yang berlaku, maka menggambarkanadanya kondisi disiplin yang baik. Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyakdipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyeliaan untukmengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada sementara karyawan Siagian(dalam Sutrisno, 2009 hal 86).

Dalam permasalahan yang dihadapi PT.Jasa Marga cabang (Belmera)medan tentang kedisplinan karyawan adalah masih banyaknya karyawan yangtelat untuk masuk kerja, hal ini didukung oleh data kehadiran karyawanyang telahdirekapitulasi oleh bagian sumber daya manusia PT.Jasa Marga pada tahun 2014.Dari data yang penulis peroleh dari pihak PT. Jasa Marga, tingkat absensi danketerlambatan dalam memasuki jam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaanmasih tergolong tinggi, karnadari 198 karyawan di perusahaan cabang belmeraterdapat 53 orang karyawan yang tingkat keterlambatannya lebih dari 20x,dihitung dari periode januari-desember 2014.Hal ini menunjukan tingkatkesadaran dan tanggung jawab sebagai karyawan masih belum optimal.

Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keteledoran yang disebabkankarena kurang perhatian, ketidakmampuan dan keterlambatan.

Page 135: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

131

LANDASAN TEORI1. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas KerjaKeterampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang karyawan

dapat menjadi dasar untuk pencapaian produktivitas kerjanya.Denganketerampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh seorang karyawan diharapkanmampumenyelesaikan pekerjaan secara produktif. Dengan kata lain, jikaseseorang karyawan memiliki keterampilan yang baik maka akan semakinproduktif terhadap pekerjaannya.

Sedangkan Ambar (2009, hal. 100), mengemukakan “Produktivitasmenyangkut hasil akhir yang diperoleh dalam proses produksi”. Dalam hal initidak terlepas dengan efisiensi dan efektifitas. Efesiensi diukur dengan rasiooutput dan input.

Menurut J. Simanjutak (2011, hal.141) produktivitas adalah : “Suatu tolakukur pencapaian hasil usaha dengan membandingkan nilai hasil yang dicapai dannilai semua bahan dan upaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut”.Sedangkan menurut Richard L. Daft (2006, hal.639): “Produktivitas adalah hasilbarang dan jasa organisasi yang dibagi dengan masukan organisasi”. Kemudiandijelaskan pula oleh Wibowo, (2007, hal.109) “Produktivitas adalah hubunganantara keluaran dengan masukan yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka penulis mengambilkesimpulan bahwa produktivitas kerja pada dasarnya mencakup sikap mental yangselalu mempunyai pandangan hidup hari ini harus lebih baik dari hari kemarin danhari esok harus lebih baik dari hari ini.sikap yang demikian akan mendorongseseorang untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi menembangakan diri danmeningkatkan kemampuan kerja dengan cara yang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan.a. Indikator Produktivitas Kerja

Indikator produktivitas kerja digunakan untuk mengukur sejauh manapencapaian priduktivitas yang dicapai. Menurut Sutrisno (2009, hal. 104)indicator dari produktivitas adalah :

1) Kemampuan2) Meningkatkan hasil yang dicapai3) Semangat kerja4) Pengembangan diri5) Mutu6) Efisiensi

2. Pelatihana. Pengertian pelatihan

Pelatihan dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat pentingdan akan menentukan kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Dari pelatihanapapun bentuk dan tingkatannya pada hakikatnya akan menuju pada suatuperubahan perilaku, baik secara individu maupun berkelompok.

Bagi suatu organisasi atau perusahaan adanya orang-orang terampildidalam organisasi tersebut mempunyai arti sangat penting karena organisasi akan

Page 136: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

132

berfungsi dengan efektif jika ditangani oleh orang-orang yang mempunyaiketerampilan dalam mejalankan tugas yang dibebankan kepada mereka. Sebagaisalah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan menciptakan sumber dayamanusia yang terampil, pelatihan atau training sangat diperukan. Pelatihantersebut harus disesuaikan dengan bidang pekerjaannya masing-masing agarsumber daya manusianya betul-betul ahli dibidangnya masing-masing

Menurut Andrew E. sikula dalam Mangkunegara (2013, Hal, 44)menyatakan :” pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangaka pendek yangmempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai nonmanagerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuanterbatas”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2005, Hal. 208) menjelaskan bahwapelatihan adalah program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakanpekerjaan secara individual, kelompok/atau berdasarkan jenjang jabatan dalamorganisasi/perusahaan. Pelatihan juga merupakan proses melengkapi para pekerjadengan keterampilan khusus atau kegiatan membantu para pekerja dalammemperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang tidak effisien.

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertianpelatihan adalah suatu proses jangka pendek dimana seseorang dapat memperbaikikemampuan keterampilan secara individual maupun kelomok yang digunakandalam pekerjaan mereka guna mendapatkan kapabilitas untuk membantupencapaian tujuan perusahaan.b. Indikator Pelatihan

Rivai (2009, hal, 123) indicator pelatihan dapat dilihat dari :1) Pengetahuan atau Proses belajar2) Perubahan perilaku3) Hasil

3. Disiplina. Pengertian disiplin

Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber DayaManusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggitingkat produktivitas karyawan tersebut.Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulitbagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Pada umumnya apabila seseorang mendengar kata disiplin, orang tersebutcendereung mendefinisikannya dalam pengertian yang sempit dan bersifatmenghukum.Padahal disiplin itu mempunyai arti yang lebih luas dari padahukuman.

Seharusnya karyawan mengerti bahwa dengan mempunyainya disiplinkerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna, baikbagi perusahaan maupun bagi karywan sendiri. Oleh karena itu, diperlukankesadaran para karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yangberlaku.Selain itu, perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan bersifatjelas, mudah dipahami dan adil, yaitu berlaku baik pagi pimpinan yang tertinggimaupun bagi karyawan yang terendah.

Page 137: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

133

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009, hal. 86),mengatakandisiplin merupakan sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi danmenaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawanyang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosotakan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Sedangkan menurut Terry dalam Sutrisno (2009, hal.87), mengatakanbahwa disiplin merupakan alat penggerak karyawan.Agar tiap pekerjaan dapatberjalan dengan lancer, maka harus diusahakan agar ada disiplin yang baik.Terrykurang setuju jika disiplin hanya dihubungkan dengan hal-hal yang kurangmenyenangkan (hukuman), karena sebenarnya hukuman merupakan alat palingakhir untuk menegaskan disiplin.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksuddengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan,yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesesuaikan diridengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan.b. Indikator Disiplin

Menurut Fauzia Agustni (2011, hal. 73) indicator disiplin kerja dapatdiuraikan sebagai berikut :

1) Tingkat Kehadiran2) Tata cara kerja3) Ketaatan pada atasan4) Kesadaran berkerja5) Tanggung jawab

KERANGKA KONSEPTUAL1. Hubungan pelatihan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan

Pelatihan didalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting.Karena dengan seiiringnya perusahaan memberikan platihan kepada pegawai,maka pekerjaan yang diberikan kepada mereka akan terselesaikan denganmaksimal sehingga produktivitas keja pegawai akan semakin meningkat.

Seperti yang dikemukakan oleh Samsudin (2010, hal. 110) yaitu pelatihandapat meningkatkan produktivitas karyawan. Pelatihan yang sering dilakukanberfungsi sebagai standard dari prestasi kerja yang dimana bias dilihat dariproduktifitas karyawan. Hal ini berarti perusahaan harus sering memberikanpelatihan agar para karyawan mampu memperbaiki dan menguasai pekerjaanmereka.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Afini Fuanida (2012) yangberjudul “ Pengaruh Pelatihan,Disiplin,dan Motivasi terhadap ProduktivitasnKerja Karyawan CV. Sapu Dunia Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwapelatihan memberi pengaaruh yang lebih besar daripada variable diplin danmotaivasi kerja dalam mempengaruhi variable produktivitas kerja.2. Hubungan Disiplin terhadap Produktifitas Karyawan

Dengan adanya disiplin maka produktifitas akan meningkat. Disiplinkaryawan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritik dalamkeseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja padakaryawan.Disiplin kerja karyawan sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal

Page 138: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

134

yang harus ditanamkan dalam tiap diri karyawan, karena hal ini akan menyangkuttanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya, Edy (2009, hal.95).

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Ika Nur Afia (2013) yangberjudul Kontribusi Beban Kerja, Disiplin Kerja, Hubungan Dengan TemanSekerja, Terhadap Produktivitas Kerja Di PT.Viccon Modern Industry. Hasilmenunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) nilai tersebutmenunjukkan bahwa variable beban kerja (X1), Disiplin kerja (X2) , danHubungan dengan teman kerja (X3) memberikan kontribusi khusus terhadapproduktivitas kerja (Y)

3. Hubungan Pelatihan dan Disiplin terhadap Produktivitas KaryawanSemakin baik disiplin yang dimiliki karyawan dan semakin besar

pelatihan yang diberikan maka semakin tinggi produktivitas kerja karyawan yangakan berpengaruh positif terhadap karyawan diperusahaan secara keseluruhan.

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009, hal. 86),mengatakandisiplin merupakan sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi danmenaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawanyang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosotakan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan asusmsi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanyadisiplin dan g baik terhadap karyawan dapat meningkatkan tingkah laku yangmenjunjung tinggi rasa hormat dan sopan santun didalam lingkungan kerjanya dandapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.Didukung dengan penelitanterdahulu yang dilakukan Putri Widasari (2010) yang berjudul Pengaruh Disiplinterhadap Produktivitas Karyawan Bagian Penjualan PT. Gulang Medica IndahPekanbaru. Hasilnya menyatakan bahwa dari persamaan regresi menunjukan b1dan b2 bernilai positif artinya apabila variable bebas Disiplin (X1) danPelatihan(X2) ditingkatkan akan menimbulkan peningkatan pada variable terikatyakni Produktivitas (Y).

Gambar II-1 Hubungan Pelatihan dan Disiplin terhadap ProduktivitasKaryawan

METODOLOGI PENELITIANA. Pendekatan Penelitian

Didalam penelitian ini digunakan pendekatan Asosiatif. Pendekatanasosiatif digunakan karena penelitian ini menggunakan variable bebas (X) yaitupelatihan (X1) dan disiplin (X2) dan satu variable terikat (Y) yaitu produktivitaskerja . tujuannya mengetahui hubungan antara pelatihan (X1) dan disiplin (X2)terhadap produktivitas karyawan (Y).

Pelatihan(X1)

Disiplin(X2)

Produktivitas kerja(Y)

Page 139: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

135

B. Defenisi Operasional1. Produktivitas Kerja (Y)

Produktivitas kerja adalah suatu sikap mental yang dimiliki oleh seorangkaryawan untuk menghasilkan sesuatu yang menyangkut dengan hasil akhir darisuatu pkerjaannya di PT. Jasa Marga cabang (belmera) Medan.Tabel III-1Indikator Produktivitas Kerja

No Indikator1. Kemampuan2. Meningkatkan Hasil yang Dicapai3. Semangat Kerja4. Pengembangan Diri5. Mutu6. Efisiensi

2. Pelatihan (X1)Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek dengan prosedur yang

sistematis untuk membantu pekerjaannya saat ini di PT. Jasa Marga cabang(belmera) Medan.

Tabel III-2Indicator Pelatihan

No Indicator1 Pengetahuan atau Proses belajar2 Perubahan Perilaku3 Hasil

3. Disiplin (X2)Disiplin kerja adalah sikap kerelaan dan kesediaan para karyawan untuk

mematuhi perauran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.PT.Jasa Marga cabang(belmera) Medan.TabelIII-3Indicator Disiplin

No Indicator1 Kehadiran2 Tata cara kerja3 Ketaatan pada atasan4 Kesadaran berkerja5 Tanggung jawab

Page 140: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

136

C. POPULASI DAN SAMPEL1. Populasi

Menurut Azuar dan Irfan (2012, hal.50) “Populasi merupakan totalitas dariseluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian”.Jadi populasi daripenelitian ini adalah pada karyawan PT. Jasa Marga cabang (belmera) Medanyang berjumlah 206 karyawan.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkinmempelajari semua yang ada pada populasi (Sugiyono 2012, hal 116).Didalampenelitian ini sampel yang akan digunakan adalah jumlah dari populasi daribagian staff tetap pada karyawan PT. Jasa Marga cabang (belmera) Medan.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA1. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data primer, yaitu dengan

menggunakan kuesioner berupa angket dan disebarkan kepada karyawanbagian operasional di PT. Jasa Marga cabang (belmera) Medan yangmenjadi sampel penelitian dengan menggunakan Skala Likert dalambentuk checklish (√) dimana tiap pertanyaan memiliki 5 opsi yaitu :

Tabel III-2Skala Likert

Pertanyaan BobotSangat setuju 5Setuju 4Kurang setuju 3Tidak setuju 2Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2012, hal. 133)Berikut ini uji validitas dari reliabilitas yang digunakan untuk penelitian yaitu :a. Validity (Validities) berkenaan dengan tingkat kecermatan suatu instrumen

penelitian. Untuk mengukur validitas setiap butir pertanyaan, maka digunakanteknik korelasi product moment yaitu :

n : Jumlah sampelX : Pelatihan/disiplinYi : Produktivitas kerja karyawan

ix : Jumlah pengamatan variabel x

iy : Jumlah pengamatan variabel y

2222iiii

iiiixy

yynxxn

yxyxnr

Page 141: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

137

2ix : Kuadrat Jumlah pengamatan variabel x

2 ix : Jumlah kuadrat pengamatan variabel x

2iy : Kuadrat Jumlah pengamatan variabel y

ii yx : Jumlah hasil kali variabel x dan y

Jika nilai korelasi (r) yang diperoleh positif, maka butir yang akan diujitersebut adalah valid. Namun walaupun positif perlu bila nilai korelasi (r) tersebutdibandingkan dengan nilai rtabel, apabila nilai r ≥ rtabel, maka instrumen tersebutadalah valid. Apabila r < rtabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid,sehingga tidak layak untuk dijadikan sebagai item-item didalam instrumenpenelitian.b. Reliability (Reliabilitas)

Menurut Azuar dan Irfan (2013, hal. 83) menyatakan bahwa “Tujuanpengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitianmerupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Selanjutnya menurutNunnaly dalam Azuar (2013, hal. 83-84) menyatakan bahwa “Jika nilai koefisienreliabilitas (Sperman Brown/ri) > 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yangbaik/reliabel/terpercaya.

Menurut Arikunto dalam Azuar dan Irfan (2013, hal. 86) menyatakanbahwa pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha denganrumus sebagai berikut:

Azuar dan Irfan (2013, hal. 86)

Keterangan:r = Reliabilitas instrument (cronbach alpha)k = Banyaknya butir pertanyaanb

2 = Jumlah varians butir1

2= Varians TotalKriteria pengujian reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai koefisien reliabilitas yakni ≥ 0,60 maka instrumenmemilikireliabilitas yang baik

b) jika nilai koefisien reliabilitas yakni ≥ 0,60 maka instrumen memilikireliabilitas yang baik.

2. Studi dokumentasiMempelajari data-data yang ada dalam perusahaan dan dinilai penting

dengan penelitian ini.3. Waancara (interview)

Melakukan tanya jawab dengan pihak yang mempunyai wewenang padaPT. Jasa Marga (Belmera) Cabang Medan.

r =

21

2

11-k

k

b

Page 142: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

138

4. KueionerMerupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untukkemudian dijawabnya.

E. Teknis Analisis Data1. Uji Asumsi Klasik

Hipotesis memerlukan uji asumsi klasik, karena model analisis yangdipakai adalah regresi linear berganda. Asumsi klasik yang dimaksud terdiri dari:a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuahdata mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas ini memiliki duacara untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu melaluipendekatan histogram dan pendekatan grafik. Pada pendekatan histogram databerdistribusi normal apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri ataumenceng kekanan.Pada pendekatan grafik, data berdistribusi normal apabila titikmengikuti data disepanjang garis diagonal.b. Uji Multikoleniaritas

Digunakan untuk menguji apakah pada regresi ditemukan adanya korelasiyang kuat/tinggi diantara variabel independen.Apabila terdapat korelasi antarvariabel bebas, maka terjadi multikoleneritas, demikian juga sebaliknya. Modelregresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Uji multikolonieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan nilaipatokan VIF (Variance Inflasi Factro) dan koefisien korelasi antara variabelbebas. Kriteria yang digunakan adalah:

1) Jika nilai VIF disekitar angka 1 atau memiliki toleransi mendekati 1, makadikatakan tidak terdapat masalah multikolonieritas.

2) Jika koefisiensi antara variabel bebas kurang dari 0,10, maka menunjukkanadanya multikolonieritas.

c. Uji HeteroskedastisitasUji ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi

ketidaksaman varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap,maka disebut homoskesdasitas sebaliknya jika varian berbeda maka disebutheteroskedastisitas.Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui denganmelalui grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilairesidualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukanheteroskedastisitas antara lain:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yangteratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka telah terjadiheteroskedastisitas.

2) Jika tidaka ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadiheteroskedastisitas/homoskesdastisitas.

2. Regresi Linear Berganda

Page 143: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

139

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebasterhadap variabel terikat. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :

Azuar dan Irfan (2013, hal.174)Keterangan:Y = Keputusan pembelianΒ = konstantaβ1danβ2 = besaran koefisien regresi dari masing-masing variabelX1 = Kualitas ProdukX2 = Hargae = Error

3. Uji Hipotesisa. Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secaraindividual mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabelterikat (Y).

(Sugiyono, 2012 hal. 250)Keterangan:t = nilai thitung

rxy =korelasi xy yang ditemukann = jumlah sampelBentuk pengujian adalah:

a) Ho:ri=0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas(X)dengan variabel terikat (Y).

b) Ho: r ≠0, artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X)dengan variabel terikat (Y).Kriteria pengambilan keputusanα = 5% df = n-ksH0diterima jika : -ttable< thitung<ttable

Ha diterima jika : -thitung > ttabel -thitung < ttabel

a) Jika nilai thitung<ttabeldan<ttablemaka H0 diterima dan Ha ditolak, sehinggatidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabelterikat.

b) Jika nilai thitung> ttabeldan thitung<-ttable maka H0 ditolak dan Ha diterima,sehingga ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabelterikat.

Y= β + β1x1 + β2x2+ e

21

2

r

nr

Page 144: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

140

thitung= Hasil perhitungan korelasi pelatihan dan disiplin kerja tehadapkepuasan kerja.

ttabe = Nilai t dalam tabel t berdasarkan nKriteria pengujian:a) Tolak H0 apabila thitung>ttabel atau -thitung < -ttabel

b) Tolak H0 apabila < ttabel atau –thitung> -ttabel

b. Uji Simultan (Uji F)

(Sugiyono 2012, hal 257)

Keterangan:R2 = koefisien korelasi gandaK = Jumlah variabel independenN = Jumlah anggota sampelF =F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabelBentuk pengujiannya adalah:Ho : β = 0,tidak ada antara pengaruh variabel x dengan variabel yHo: β ≠ 0,ada pengaruh antara variabel x dengan variabel y

fhitung= Hasil perhitungan korelasi pelatihan dan disiplin kerja tehadapkepuasan kerja karyawan.

ftabel= Nilai f dalam tabel f berdasarkan nKriteria pengujian:a) Tidak signifikan jika H0 diterima dan Ha ditolak bila fhitung< ftabel dan -

fhitung> ftabel.

b) Signifikan jika H0 ditolak dan Ha diterima bila fhitung>ftabeldan-fhitung> -ftabel.

4. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi digunakan untuk mempengaruhi apakah ada

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu denganmengkuadratkan koefisien yang ditemukan yaitu dengan menggunakan rumussebagai berikut:

Keterangan:D =Determinasi

)1()1(

/2

2

knR

kRFh

D = R2 x 100%

Page 145: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

141

R2 =Nilai korelasi berganda100% = Persentase Kontribusi

HASIL PENELITIAN1. Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh antara pelatihan (X1)terhadap produktivitas kerja (Y) diperoleh 2,296>1,997 dengan tarafsignifikan0,025< 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima (Hoditolak), hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pelatihanterhadap produktivitas kerja karyawan.2. Pengaruh Disiplin Terhadap Produktivitas Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh antara disiplin kerja(X1) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh 4,154>1,997 dengantaraf signifikan 0,000< 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima(Ho ditolak), hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara disiplinkerja terhadap produktivitas kerja karyawan.3. Pengaruh Pelatihan dan Disiplin terhadap Produktivitas Karyawan

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan uji hipotesis simultandiketahui nilaiF adalah 19,209 sedangkan F adalah 3,14 dengan tingkatsignifikan 0,000< 0,05. Hal ini berartiF berada didaerah penerimaan Haditerima sedangkan Ho ditolak. Hal ini dikarenakan 19,209 > 3,14 . Dari nilaitersebut berarti ada pengaruh yang signifikan antara pelatihan dan disiplin kerjaterhadap produktivitas kerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Fauzia (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan, Medan,Medanetera.

Afia, Ika Nur. 2013. Kontiribusi Beban Kerja, Disiplin Kerja, Hubungan denganTeman Sekerja terhadap Produktivitas kerja di PT. Viccon ModernIndustry.Surabaya: Fakultas Ekonomi, Unesa, kampong ketintang.

Daft Richard l, 2006.Manajemen, Jakarta, Salemba Empat.Fuanida, Afini. 2012. Pengaruh Pelatihan, Disiplin, dan Motivasi terhadap

Produktivitas karyawan CV. Sapu Dunia Semarang, Semarang : jurnalilmu adminstrasi bisnis.

Hadari Nawawi (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia ManajemenPelatihan, Ketatakerjaan Pendekatan Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu .(2007) MSDM, Edisi Revisi , Jakarta, Bumi Aksara.Juliandi, Azuar., Irfan. (2013). Metedologi Penelitian Kuantitatif. Bandung:

Citapustaka Media Perintis.Mangkunegara, AA Anwar Prabu (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia,

Buku 1. Penerjemah : Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie, Jakarta :Salemba Empat.

Rivai, Veithzal (2009) MSDM Untuk Perusahaan, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Page 146: ISSN 1693-7619 JURNAL ILMIAH - fekon.umsu.ac.idfekon.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Jurnal-April-2016.pdf · manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan

142

Samsudi, Sadili (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Pustaka Setia.Sulistiyani, Ambar Teguh; Rosidah (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia:

Konsep Teori dan Pemgembangan Dalam Konteks Organisai Public. EdisiKedua, Yogyakarta.

Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Bisnis, Bandung.CV Alfabeta.Simanuntak, Payaman J, 2011.Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta,

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.Samsudin, Sadili, 2006. MSDM, Cetakan1 Bandung : Pustaka Setia.Sutrisno, Edi, 2009.Manajemen Sumber Daya Mnuasia. Jakarta, Kencana

Prenada.Wibowo, 2010.Manajemen Kinerja, Jakarta PT.Raja Grafindo Persada.Widasari, Putri, 2010 (jurnal).Pengaruh Disiplin dan Pelatihan terhadap

Produktivitas Karyawan PT. Gulang Medica Indah Pekanbaru. UNRI.http:/repository.unri.ac.id