ISSN : 1410-5551 Volume 12, Nomor2, 2013 ...

10
ISSN : 1410-5551 Volume 12, Nomor 2, 2013 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi Medium Informasi dan komunikasi antar pustakawan Indonesia

Transcript of ISSN : 1410-5551 Volume 12, Nomor2, 2013 ...

---~---

ISSN : 1410-5551Volume 12, Nomor 2, 2013

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi

Medium Informasi dan komunikasi antar pustakawan Indonesia

-

-

JURNAL PUSTAKAWAN INDONESIA

Merupakan terbitan berkala terbit dua kali setahun yang menyajikan tulisan-tulisan dibidang perpustakaan, dokumentasi, informasi dan komputer; sebagai medium

informasi dan komunikasi antar pustakawan dan diterbitkan untuk seluruhpustakawan dan pemerhati bidang perpusdokinfokom di Indonesia

Pemimpin Umum/Penanggung Jawab

Sumarlinah

Pemimpin Redaksi

Khayatun

Dewan Redaksi

Khayatun (Ketua)Abdul Rahman Saleh, Badol1ahi Mustafa, Deden Himawan,Janti G. Sujana, Ratnaningsih, Rita Komalasari, Sumarlinah

Redaksi Pelaksana

Abidio (Ketua)Azizah, R. Wahyudio, Sri Rahayu

Produksi dan Pemasaran

Slamet Isrofiah, Firmansyah

Layout

Didio Mulyadi

Alamat Redaksi: Jurnal Pustakawan IndonesiaPerpustakaan IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor PO Box 199

Telp.: (0251) 8621073 E-mail: [email protected]: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi

Diterbitkan oleh Perpustakaan IPB

11

Abstrak

- - -?ustazawan Indonesia Vo{ume 12 :No.2

Triani Rahmawati1, Kudang Boro Seminar2, Janti G. Sudjana3

27

dipakai dalam katalog perpustakaanbeserta acuannya disebut authority control(Hariyadi, 1986). Authority control merupa­kan bentuk temu balik yang konsisten dariistilah unik yang digunakan sebagai istilahkendali dan penggunaan cross reference danistilah yang tidak digunakan namun salingterkait (Fadhiyah, 2011). Dua konsepitulah yang menjadi pilar authority control.Authority control juga merupakan alat atausarana bagi pustakawan untuk menentukankeseragaman akses pada katalog dan untukmemberikan identitas yang jelas daripenulis dan subjek, sehingga terdapatkonsistensi dalam penentuan titik aksesinforrnasi. Sampai saat ini authority controlbelum banyak digunakan, padahal authoritycontrol merupakan hal yang penting bagiperpustakaan sebagai bentuk kontrolbibliografi. Oleh karena itulah, Perpusta­kaan Nasional RI (perpusnas RI) sebagailembaga yang memiliki tugas sebagai

PENGEMBANGAN SISTEM Au1'HOWlfVCONJ'nOLTERINTEGRASI DALAM PROSES

BISNIS PERPUSTAKAAN

I Mahasiswa Pascasarjana IPB Program Studi Magister Teknologi Infocmasi untuk Perpustakaan2 Ketua Komisi Pembimbing, Dosen pada Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan IPB

3 Anggota Komisi Pembimbing, Dosen pada Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan IPB

Authority control adalah kegiatan menetapkan, membuat, dan menggunakan istilah standar~ dipakai dalam katalog perpustakaan beserta acuannya. Sampai saat ini authority control be1umia:lyak digunakan, padahal authority control merupakan hal yang penting bagi perpustakaan sebagai~enruk kontrol bibliografi. Oleh karena itulah, perlu dikembangkan sebuah sistem authority control:-ang efektif, yang dapat dijadikan alat atau sarana bagi pustakawan dalam menentukan keseragaman~es pada katalog sehingga terdapat konsistensi dalam penentuan titik akses informasi dan untukoeningkatkan hasil temu kembali informasi. Rancangan sistem authority control dalam penelitian ini:nenggunakan metode SDLC (System Development Life cycle) yang meliputi studi kelayakan,:n\estigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementas~ serta review dan maintenance (Avisondan Fitsgerald (2006). Penelitian ini dilakukan sampai tahap pembuatan prototipe. Fasilitas yangdisediakan dalam rancangan sistem ini adalah fasilitas penelusuran dan input data yang terdiri daritajuk subjek, tajuk nama pengarang, dan tajuk badan korporasi.

Kata Kunci: Authority Control, Perpustakaan Nasional RI, Titik Akses Informasi, Referensi Silang,Tajuk Subjek, Tajuk Nama Pengarang, Tajuk Badan Korporasi

PendahuluanSalah satu hal penting yang menjadi

bagian tak terpisahkan dari sebuahperpustakaan adalah adanya proses temukembali inforrnasi, yang secara spesifikjuga akan menyangkut penelusuraninforrnasi. Temu kembali inforrnasi sendirimerupakan kegiatan yang bertujuan untukmenyediakan dan memasok inforrnasi bagipemakai sebagai jawaban atas perrnintaanatau berdasarkan kebutuban pemakai(Sulistyo-Basuki, 1999). Salah satu teknikdalam penelusuran inforrnasi adalahmelalui indeks, misalnya indeks judul,nama pengarang, subjek, badan korporasi,dan sebagainya. Istilah-istilah yangdigunakan dalam indeks harus mempunyaistandar, sehingga proses penelusuraninformasi dapat dilakukan dengan mudah,cepat, dan tepat.

Kegiatan menetapkan, membuat,dan menggunakan istilah standar yang

pengendali dan pengawas bibliografi diIndonesia perlu mengembangkan sistemauthoriry control yang efektif yangmerupakan bagian dati sistem infonnasiPerpusnas RI yaitu INLIS (IntegratedLibrary System) sehingga proses temukembali infonnasi dapat berjalan secaraefektif.

.Roadmap PenelitianPenelitian mengenai online databases

dalam penelusuran infonnasi yang pemahdilakukan antara lain oleh Odini (1997).Odini mencoba membandingkan kinerjabeberapa sumber manual dan online, danhasilnya bahwa penelusuran melalui onlinemempunyai beberapa keuntungan disban­dingkan pencarian secara manual.Penelitian mengenai authorz!J control sendiripemah dilakukan oleh Lovins (2008) yangmenyebutkan perlu adanya kerjasamaintemasional yang menangani authorz!Jcontrol, dengan dibentuknya VirtualInternational Authoriry File (VIAF) untukmeminimalisasi ketidakkonsistenan dalamhal penulisan nama orang atau lembagadan ketepatan subjek sebagai titik aksespada perpustakaan. Fadhiyah (2011)melakukan analisis keterkaitan istilah danmenguji ketepatan terhadap hasil temukembali infonnasi pada dua pangkalandata yang berbeda, yakni pada OPACP RI yang belum mengintegrasikanauthoriry control dan OPAC Library ofCongress yang telah terintegrasi denganauthoriry control

Berdasarkan penelitian-penelitianter ebut dapat disimpulkan bahwa authorirycontrol mempunyai peranan besar dalam-etepatan temu kembali infonnasi. Akanetapi sampai saat ini belum ada penelitian

:all berkaitan dengan pengembanganistem authorz't) control yang terintegrasi

dalam prose bisnis perpustakaan,sehingga penulis ingin membuat sebuahrancangan sistem authorz"ry control yangterintegrasi dalam proses bisms di

28

Jurna(Pustak,g,wan Indonesia 'f/o(ume 12 :No.2

Perpusnas RI. Sistem authoriry controlterintegrasi ini dapat menjadi alat bantubagi pustakawan dalam menentukankeseragaman akses pada katalog sehinggaterdapat konsistensi dalam penentuan titikakses infonnasi dan proses temu kembaliinfonnasi pun dapat berjalan secara efektif.

Metode PenelitianTahapan pengerjaan dalam pene­

litian ini menggunakan metode SystemDevelopment Life (yde (SDLq yang terdiridari investigasi sistem, analisis sistem, dandesain sistem. Pelaksanaan penelitian inidiawali dengan studi literatur, selanjutnyainvestigasi sistem yang terdiri daripennasalahan, studi kelayakan, diantaranya kelayakan teknologi, ekonomi,hukum, dan waktu. Setelah melakukaninvestigasi sistem dilakukan analisis sistemyang terdiri dari analisis kebutuhanfungsional, analisis kebutuhan non­fungsional, dan analisis kebutuhan sistem.Tahap berikutnya dari penelitian ini yaitudesain sistem untuk rancangan sistemauthoriry control pada Perpusnas RI yangmeliputi identifikasi flowchart sistemberjalan, pembuatan flowchart sistem yangdiusulkan, data flow diagram, entt!J relationshipdiagram (ERD), desain antannuka, danprototipe.

Hasil dan Pernbahasan

1. Investigasi SisternPenerapan sistem authoriry control

sangat penting dalam proses pengolahanbahan perpustakaan dan juga penelusuraninformasi. Authoriry control akan menjadialat bagi pustakawan dalam menentukanbentuk tajuk pada katalog, sehinggaterdapat konsistensi dalam penentuan titikakses infonnasi, sehingga memudahkanpemustaka dalam menelusur informasi.Perpusnas RI, selama ini telah mempunyaisistem authoriry control yang digunakan olehpustakawan dalam bekerja. Berdasarkanhasil pengamatan selama ini terhadapsistem authoriry control yang ada, masih

Jurna[Pustak,awan I ntfonesia Vo[ume 12 :No. 2

banyak ditemukan kekurangan pada sistemtersebut, sehingga perlu dikembangkansistem authoriry control bam yang akanmenyempurnakan sistem yang lama.Permasalahan-permasalahan yang ditemuidalam sistem yang lama, di antaranyaadalah hasil penelusuran tidak sesuai,istilah standar yang digunakan sebagaitajuk belum konsisten, tidak ada validasi,sehingga banyak kesalahan dan duplikasidata. Selain itu antara pangkalan dataauthoriry, pangkalan data bibliografis, danpangkalan data OPAC belum terintegrasi,sehingga proses pengolahan bahanperpustakaan dan proses penelusuraninformasi belum berjalan secara maksimal.

2. Analisis SistemSetelah investigasi sistem, tahap

selanjutnya adalah analisis sistem. Analisissistem terdiri dari analisis kebutuhanfungsional, kebutuhan nonfungsional, dankebutuhan sistem.a. Analisis Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dati sistemauthoriry control ini adalah untukmemasukkan, memperbaiki, menambah,menghapus, melakukan validasi, danmenyimpan data sehingga disediakanlembar input, edit, tambah, hapus, validasi,dan simpan data. Untuk mengeksekusidata, disediakan tombol aksi yaitu tombolinput, edit, tambah, hapus, validasi, dansimpan data.b. Analisis Kebutuhan Nonfungsional

Kebutuhan nonfungsional padarancangan sistem authoriry control ini adalahberbasis jaringan (web-based), dapatdigunakan oleh banyak pengguna secarabersamaan (multi user/ shariniJ, penempatandata secara terpusat, serta sistem dibangunmenggunakan script adalah PHP, BrowserInternet Explorer atau Mozilla Firefox,dan berbahasa HTML.

c. Analisis Kebutuhan SistemBerdasarkan kendala yang ditemui

pada sistem authoriry control yang ada saat

ini maka dibutuhkan sistem bam untukmenyempurnakan sistem yang lama agarmasalah-masalah yang ada dapat dimini­malisasi. Pengembangan sistem yang bamtersebut memerlukan penambahan sistemsebagai berikut:1. Data yang masuk hams melalui tahap

validasi, sehingga mengurangi kesalahandan duplikasi data.

2. Hams mempunyai hak akses untukmasuk ke pangkalan data authorirysehingga keamanan data lebih ter­kontrol

3. Menyediakan mjukan agar pemustakadapat menemukan informasi yangdibutuhkan dengan cepat dan akurat.

3. Desain SistemDesain sistem rancangan authoriry

control Perpusnas RI dimulai denganmengetahui diagram konteks RI (level 0)sistem informasi Perpusnas RI. Setelahmengetahui diagram konteksnya, laludibuat alur kerja (jlowchar!) sistem berjalandan sistem yang diusulkan. Berdasarkanalur kerja tersebut dibuatlah data flowdiagram (DFD) dan entiry relationshipdiagram (ERD) sistem authoriry control yangdiusulkan.a. Diagram Konteks

Entitas yang terlibat dalamPerpusnas RI dapat dilihat pada diagramkonteks berikut ini:

: 1~ I Pesaw.,Pene,"" I /~ "'\ I (Opem",,}

~_~~ I \ __--- -- ....--- -------~--... SlstotTl InfOfmSSt __

______- Perp",,,,,an Na.",nal RI) "-

--- ~ ~ ) -~r~-·-Pengarang I ~ 'Panggl.;n8

(Au",o') I I~ iUse~

Rei<amm

Gambar 1. Diagram Konteks (level 0)Perpusnas RI

29

Aktivitas yang terjadi pada setiap entitas diatas adalah sebagai berikut:1. Pimpinan (manajemen): mengontrol

kinerja pegawai, meminta laporanpekerjaan, dan memberikan kebijakan.Sistem menyediakan laporan pekerjaankepada pim-pinan

2. Pegawai (Operator): memasukkan data,memperbaiki data, menghapus data,menambahkan data, dan melakukanvalidasi. Sistem menampilkan hasil .

3. Pengguna (User): melakukan registrasisebagai anggota perpustakaan, mencaninformasi, dan melakukan peminjaman.Sistem mengeluarkan kartu anggota,menampilkan informasi yang dibutuh­kan pengguna, dan merekam datapeminjaman.

4. Pengarang (Author): meminta nomorISBN, meminta informasi tentangjumlah karyanya yang terdapat diPerpusnas RI, dan menghibahkantulisannya. Sistem memberikan nomorISBN kepada pengarang, memberikanlaporan tentang jumlah karya yang telah

Jurna{Pusta/(szwan Inaonesia Vo{ume 12 :No.2

ada di Perpusnas RI, dan memberikantanda terima hibah buku danpengarang.

5. Penerbit: menyerahkan hasil terbitan­nya dan meminta data terbitannya yangada di Perpusnas RI. Sistem mem­berikan data terbitan kepada penerbit,memberikan tanda terima penyerahanterbitan.

6. Rekanan: menawarkan barang atau jasa,menerima penawaran, dan menyerah­kan barang atau jasa. Sistem membuatperjanjian kerja (MOD)

7. Pemerintah.b. AIur kerja (RowcYr:l1t)

AIur kerja dalam pengembangansistem authoriry control ini dimulai denganpembuatan alur kerja sistem pengo­lahan dan authoriry control yang adaselama ini. Selanjutnya adalah pem­buatan alur kerja sistem pengolahandan authoriry control yang akan diusulkan.AIur kerja untuk sistem authoriry controlyang akan diusulkan dapat dilihat padagambar 2.

Gambar 2. Alur KerjaAuthofiry ControlSistem Diusulkan

30

JurnaCPustakszwan Ind"onesia rvoCume 12 :No.2

Gambar 5. ERD Input Data Bibliografis

belum sesuai, dilakukan manipulasi ulangatas tajuk-tajuk tersebut.d. Hubungan Antar Tabel (Enrity

ReYatrml'sltp Diagnm)Sistem authoriry control yang akan

dikembangkan terdiri atas Entiry Relation­ship Diagram (ERD) pengatalog dan ERDoperator. Operator mempunyai riga ERD,yaitu ERD manipulasi tajuk subjek,manipulasi tajuk nama pengarang, danmanipulasi tajuk badan korporasi. ERDinput data dan manipulasi tajuk namapengarang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

llJ,mJOISBN

No IQas

JUd'lPongotang

S<qokKohIT~bilp­

T.mpatT~hl

Kode}engmngNama}engarang

Tajuk Nama Pengarang

InpUIData

11I

~r~or

X,ilmaNIP

Password

~am,

NIPPmWD!il

Gambar 6. ERD Manipulasi Data Tajuk NamaPengarang

e. Desain AntannukaDesain antarmuka dalam rancangan

sistem authoriry control ini ini terdiri dati rigamenu, yaitu menu utama, menupenelusman, menu input data, sepertiterlihat pada gambar di bawah ini:

1) Menu UtamaPada menu utama terdapat fasilitas

penelusman dan input data. Pada menu inidisediakan fasilitas penelusman dan inputdata. Jika akan melakukan penelusmandata, maka pengguna langsung menekanfasilitas penelusman, atau menekanfasilitas input data jika ingin melakukanmanipulasi data.

Gambar 4 DFD Validasi Data

Gambar 3. DFD Manipulasi Data

Data flow diagram level 0 di atasterlihat bahwa jalannya sistem diawalidengan operator melakukan manipulasidata. Manipulasi terdiri dati tambah, edit,dan hapus data. Setelah data dimanipulasiselanjutnya data tersebut disimpan kedalam file masing-masing tajuk, yaitu tajuksubjek, tajuk nama pengarang, dan tajukbadan korporasi.

Dalam sistem authoriry control yangdiusulkan, data yang tersimpan adalah datayang sudah tervalidasi, sehingga kesalahandan duplikasi data dapat diminimalisasi.Biaya yang dikeluarkan pun lebih rendahkarena pencetakan buku daftar tajuksubjek yang akan dikirimkan ke daerah­daerah ridak diperlukan lagi. Informasiyang dihasilkan pun lebih akmat dandapat dimanfaatkan oleh slapa saJa dandati mana saja.c. Dat3 Mow Diagnm

Berdasarkan alur kerja iflowchar!)sistem diusulkan, dibuat data flow diagram(DFD) untuk melihat aliran data danenritas yang terkait dengan pengembangansistem. DFD tersebut terdiri atas DFDmanipulasi data dan D FD validasi data.

Pada DFD validasi data, operatormelakukan validasi atas data-data yangsudah dimanipulasi. Apabila data-datatersebut sudah sesuai, langsung disimpanpada file tajuk di pangkalan data, tetapi jika

31

l

Authc:irity ~nt~1Perpuslaka",," Na$lonaf RI

Gambar 7. Desa1n Antarmuka Menu Utama

2) Menu PenelusuranMenu penelusuran adalah menu

yang menyediakan fasilitas penelusuranuntuk tajuk subjek, nama pengarang,badan korporasi, dan kata kunci. Penggunadapat memilih istilah yang akan dicari,apakah subjek, nama pengarang, badankorporasi, atau melakukan pencarianmelalui kata kunci. Setelah itu, penggunalangsung mengarahkan kursor ke istilahyang akan dicari, lalu diklik dan tekantombol cari.

Gambar 8. Desa1n Antarmuka MenuPenelusuran

3) Menu Input DataMenu input data merupakan

fasilitas untuk pustakawan yang telahdiberi hak akses untuk melakukanmanipulasi data. Manipulasi data dapatdilakukan untuk tajuk subjek, namapengarang, dan badan korporasi.

In-put Data AuthoTlty

Gambar 9. Desa1n Antarmuka MenuInput Data

Karakteristik Desain Antarmuka:1. Dimensi tata letak fitur

Panjang dimensi ruang yang dipakai80%, setiap sisi tersisa 10% ruang

32

JumafPustakg.wan Indonesia 1/ofume 12 :No.2

kosong, sehingga informasi yang tampilutuh, tidak terpotong. Posisi tampilandi tengah layar, untuk memperkecilradius pandang sehingga mata tidakcepat lelah.

2. Pemakaian fontFont yang digunakan dalam rancangansistem ini adalah Arial, karena font jenisini dapat dibaca lebih jelas dandidukung oleh semua jenis perangkatlunak. Penggunaan font Arial tidakmembuat mata lelah, jadi fokus matauntuk membaca tidak terlalu berat.

3. Ukuran huruf

- Judul utama menggunakan ukuran18, normal, dan tebal. Fungsinyaagar terlihat lebih jelas karenasebagai pusat perhatian

- Penulisan nama instansi mengguna­kan ukuran yang lebih kecil, 16karena yang difokuskan pada judulutamanya, sedangkan nama instansihanya menjelaskan bahwa sistemtersebut digunakan di instansitersebut.

- Anak judul menggunakan ukuran 14untuk membedakan dengan judulutama

- lsi menggunakan ukuran standar,yaitu 12

4. Latar belakang wamaWama bim digunakan sebagai latarbelakang dalam desain sistem authonrycontrol yang akan dikembangkan inikarena menunjukkan keteduhan,semangat, optimisme, dan berjiwateknologi. Sejalan dengan maknatersebut maka diharapkan sistem ininantinya akan membawa semangat bagipenggunanya, keoptimisan, kedamaian,dan berjiwa teknologi tinggi sehinggaperan perpustakaan sebagai gerbangilmu pengetahuan dapat berfungsisecara maksimal.

JumaCPustaRszwan lrufonesia rrJoCume 12 :No.2

4. PrototipePrototipe dalam rancangan sistem

authority control ini menyajikan menu utama,yang terdiri dati menu penelusuran danmenu input data. Penelusuran dapatdilakukan melalui subjek, nama pengarang,badan korporasi, dan kata kunci. Menuinput data terdiri atas input tajuk subjek,tajuk nama pengarang, dan tajuk badankorporasi.

Gambar 10. Prototipe Input Tajuk Subjek

Setelah melakukan penambahan­penambahan terhadap kekurangan yangterdapat pada sistem authority control yangberjalan selama ini, maka dapat dilihatperbedaan dan sistem lama dan sistembaru seperti pada tabel 1.

Tabell Perbedaan sistem lama dan sistembam

Sistern Lama Sistern BamBelum terintegrasi Sudah terintegrasidengan OPAC denganOPACTidak ada hak akses ke Hams rnemiliki hakauthority control akses ke authority controlTidak rnela/ui tahap Melalui tahap validasivalidasiAntarruas be1um Antarruas sudahterkoneksi terkoneksiTidak tersedia fasilitas Tersedia fasilitas katakata kunci kunciYfenjadi bagian da/am Menjadi sistern yangsistern pengolahan berdiri sendiriTidak berbasis web Berbasis web

Kesimpulan dan Saran

1. KesimpulanPenelitian ini telah menghasilkan

rancangan sistem authority control yangefektif ill Perpusnas RI dengan menampil-

kan desall antarmuka dan prototipenya.Rancangan sistem ini menyediakan fasilitaspenelusuran dan input data yang terdiridati tajuk subjek, tajuk nama pengarang,dan tajuk badan korporasi.

Sistem authority control yang akandikembangkan ini merupakan bagian dansistem informasi yang ada ill Perpusnas RI,yaitu INLIS (Integrated Library System)sehingga akan bermanfaat bagi pemustakadalam proses temu kembali informasi, danbermanfaat bagi pustakawan dalampenentuan bentuk tajuk dalam prosespengolahan bahan perpustakaan.

2. SaranSistem ini akan bermanfaat jika

diimplementasikan ill Perpusnas RI secaranyata. Untuk itu perlu kajian lebih lanjutdati segi kelembagaan dan kesiapansumber-sumber yang mendukung sistemini, ill antaranya kesiapan dana, sumberdaya manusia, teknologi, sarana danprasarana, maupun infrastrukturnya.Kelemahan-kelemahan yang ada dalamrancangan sistem authority control ini jugaperlu dikaji dan illsempurnakan sehinggamenghasilkan sistem yang sempurna dalammendukung proses bisrus perpustakaan.

Daftar Pustaka

Avison, D, Fitzgerald, G (2006) InformationSystems Development: Methodologies, Tech­niques & Tools. Fourth Edition. Boston:McGraw-Hill Education.

Fardhiyah, L (2011) Efektivitas Authori!)l Controldi Perpustakaan Nasiona! RI. Bogor:Sekolah Program Studi PascasarjanaInstitut Pertanian Bogor.

Ferguson, B (2005) MARC / AACR2 /Authori!)l Control Tagging : a B!itzCataloging Workbook.Ed ke-2. Connec­ticut : Libraries Unlimited.

Hariyadi, UBR (1986) "Authority - control"padaperpustakaan fakultas di lingkunganUniversitas Indonesia. Jakarta: FakultasSastra Universitas Indonesia.

33

Husna, A (2011) Rancangan Sistem BasisdataPengelolaan Bahan Perpustakaan LzngkaFormat Digital di Perpustakaan NasionalRI. Bogor: Sekolah Program StudiPascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Library of Congress Authorities. http:/ /authorities.loc.gov. (3 Juli 2012).

Marais, H (2004) Authori!)! Control in AcademicUbrary Consortium Using a UnionCatalogue Maintained by a Central Office for

JurnafPustakg,wan Intfonesia %fume 12 :No.2

Authonry ControL[s.l.]: University ofSouth Africa.

Silaban, R (2004) Pengembangan Basis DataSurveilans Malaria di Kota Bandar LzmpungTahun 2004. [fesis]. Jakarta: UniversitasIndonesia.

Sulistyo-Basuki (1999) Pengantar IlmuPerpustakaan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

34