ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

15
ii , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No. 2, DESEMBER 2017 Aksara adalah jurnal bahasa dan sastra yang terakreditasi dengan Nomor 714/Akred/P2MI-LI- PI/04/2016 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 329/E/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Hasil Akreditasi Majalah Berkala Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016. Masa berlaku mulai April 2016—April 2019. Penanggung Jawab Drs. I Wayan Tama, M.Hum. (Kepala Balai Bahasa Bali) Pemimpin Redaksi Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum. Ketua Dewan Redaksi I Wayan Nitayadnya, S.S., M.Hum. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali) Anggota Dewan Redaksi Dra. Ni Luh Partami, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali) Drs. I Nengah Budiasa, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali) Drs. I Made Budiasa, M.Si. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali) Mitra Bestari Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Bidang Bahasa, Universitas Udayana) Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo (Bidang Bahasa, Universitas Atma Jaya) Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Bidang Sastra, Universti Udayana) Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. (Bidang Bahasa, Badan Bahasa) Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Bidang Sastra, Universitas Negeri Yogyakarta) Drs. Puji Santosa, M. Hum. (Bidang Sastra, Badan Bahasa) Ibnu Wahyudi, S.S., M.A. (Bidang Sastra, Universitas Indonesia) Redaksi Pelaksana I Made Sudiana, S.S., M.Hum. Sang Ayu Pt. Eny Parwati, S.S., M.Hum. Penyunting Naskah Ni Nyoman Tanjung Turaeni, S.S., M.Hum. Wahyu Aji Wibowo, S.S. Tata Letak Wahyu Aji Wibowo, S.S. Slamat Trisila Alamat Redaksi Balai Bahasa Bali Jalan Trengguli I No. 34, Tembau, Denpasar, Bali 80238 Telepon (0361) 461714, Faksimile (0361 463656 Pos-el: [email protected] Laman: www.aksara.kemdikbud.go.id dan www.balaibahasaprovinsibali.com

Transcript of ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

Page 1: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

ii , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

ISSN 0854-3283 (Print)ISSN 2580-0353 (Online)

Vol. 29, No. 2, DESEMBER 2017

Aksara adalah jurnal bahasa dan sastra yang terakreditasi dengan Nomor 714/Akred/P2MI-LI-PI/04/2016 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor

329/E/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Hasil Akreditasi Majalah Berkala Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016. Masa berlaku mulai April 2016—April 2019.

Penanggung JawabDrs. I Wayan Tama, M.Hum.(Kepala Balai Bahasa Bali)

Pemimpin RedaksiPuji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum.

Ketua Dewan RedaksiI Wayan Nitayadnya, S.S., M.Hum. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali)

Anggota Dewan RedaksiDra. Ni Luh Partami, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali)

Drs. I Nengah Budiasa, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali)Drs. I Made Budiasa, M.Si. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali)

Mitra BestariProf. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Bidang Bahasa, Universitas Udayana)

Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo (Bidang Bahasa, Universitas Atma Jaya)Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Bidang Sastra, Universti Udayana)

Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. (Bidang Bahasa, Badan Bahasa)Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Bidang Sastra, Universitas Negeri Yogyakarta)

Drs. Puji Santosa, M. Hum. (Bidang Sastra, Badan Bahasa)Ibnu Wahyudi, S.S., M.A. (Bidang Sastra, Universitas Indonesia)

Redaksi PelaksanaI Made Sudiana, S.S., M.Hum.

Sang Ayu Pt. Eny Parwati, S.S., M.Hum.

Penyunting NaskahNi Nyoman Tanjung Turaeni, S.S., M.Hum.

Wahyu Aji Wibowo, S.S.

Tata LetakWahyu Aji Wibowo, S.S.

Slamat Trisila

Alamat RedaksiBalai Bahasa Bali

Jalan Trengguli I No. 34, Tembau, Denpasar, Bali 80238Telepon (0361) 461714, Faksimile (0361 463656

Pos-el: [email protected]: www.aksara.kemdikbud.go.id dan www.balaibahasaprovinsibali.com

Page 2: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 iiiISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena Aksara: hadir kembali di hadapan sidang pembaca.

Terbitan Aksara Volume 29 Nomor 2, Desember 2017 ini merupakan edisi keempat yang terakreditasi oleh LIPI tertanggal 24 Maret 2016. Keputusan Kepala LIPI Nomor 329/E/2016 menetapkan Aksara sebagai majalah ilmiah terakreditasi yang berlaku mulai April 2016—April 2019 dengan Nomor 714/Akred/P2MI-LIPI/04/2016.

Aksara kali pertama diterbitkan pada enam bulan pertama (April—September) Jilid 1, Tahun 1991 diterbitkan oleh Balai Penelitian Bahasa Denpasar yang beralamat di Jalan Nusa Indah, Denpasar—dulunya bertempat di ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) sekarang ISI Denpasar—tertanggal 1 September 1987. Tahun 1992 Balai Penelitian Bahasa Denpasar pindah dengan alamat di Jalan Ratna, Denpasar (dulunya Sekolah Menengah Seni Rupa/Sekolah Menengah Karawitan Indonesia dan sekarang menjadi SMKN 5 Denpasar). Khusus pada penerbitan perdana ini, Aksara memuat hasil Seminar Ejaan Bahasa Sasak.

Aksara dari semula terbit tanpa subjudul. Namun, tahun 1998—2016 Aksara diberi subjudul Jurnal Bahasa dan Sastra, yaitu pada Nomor 25 TH. VIII Desember 1998 dan Balai Penelitian Bahasa Denpasar berubah nama menjadi Balai Penelitian Bahasa. Tahun 1996 Balai Penelitian Bahasa berpindah tempat ke Jalan Trengguli I Nomor 20, Denpasar Timur 80238 dan sejak tahun 2014, Nomor 20 menjadi Nomor 34. Tahun 1999 Balai Penelitian Bahasa berubah nama menjadi Balai Bahasa Denpasar hingga tahun 2012. Balai Bahasa Denpasar kemudian berganti nama menjadi Balai Bahasa Provinsi Bali pada 2012—2016 dan tahun 2017 ini berganti nama menjadi Balai Bahasa Bali. Aksara pun mengikuti pergantian nama Balai Bahasa Bali dengan mempertahankan nama Aksara dari awal penerbitannya. Seiiring dengan perkembangan teknologi, Aksara saat ini terbit dalam dua versi, yaitu cetak dan elektronik. Aksara mulai Volume 29, Nomor 2, Edisi Desember 2017 menghadirkan versi elektronik meskipun belum sepenuhnya (melalui pos-el dan elektronik) di laman www.aksara.kemdikbud.go.id/index.php/. Versi elektronik terdaftar sesuai nama Aksara versi cetak, subjudul Jurnal Bahasa dan Sastra tidak dipakai lagi. Oleh karena itu, mulai Volume 29, Nomor 1, Edisi Juni 2017 versi cetak dan elektronik meng-hilangkan subjudul Jurnal Bahasa dan Sastra.

Aksara sejak tanggal 20 Mei 2017 telah mendapatkan nomor ISSN 2580-0353 (Online) dengan Nomor SK 0005.25800353/JI.3.1/SK.ISSN/2017.05, sedangkan versi cetak bernomor ISSN 0854-3283 (Print). Aksara tetap menjadi jurnal/majalah yang menerbitkan hasil penelitian bahasa dan sastra, baik bahasa Indonesia, daerah maupun asing, dari peneliti, dosen, guru, dan mahasiswa. Aksara berkomitmen untuk meningkatkan pengelolaan, kualitas isi, dan terbitan, baik versi daring maupun cetak. Meskipun Aksara penerbitannya sudah versi daring, Aksara tetap menghadirkan versi cetak.

Aksara Volume 29 Nomor 2, Desember 2017 menampilkan sepuluh tulisan di bidang bahasa dan sastra. Hal ini dilakukan oleh pengelola Aksara agar dapat menampung hasil penelitian bahasa dan sastra yang lebih beragam dari berbagai daerah di Indonesia. Para penulis berasal dari tujuh instansi, yakni Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Universitas Udayana, Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Balai Bahasa Jawa Tengah, Balai Bahasa Bali, dan STIMIK Stikom Bali. Topik tulisan dalam sajian pada edisi ini bervariasi. Kesepuluh tulisan yang kami sajikan dalam edisi ini sudah melalui tahap penyeleksian oleh de-wan redaksi dan mitra bestari. Sudah selayaknya semua tulisan ini kami persembahkan kepada

Page 3: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

iv , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

sidang pembaca yang budiman.Artikel “Representasi Kolonialisme dalam “Tjerita Nji Paina” Karya H. Kommer” yang ditulis

oleh Diah Meutia Harum mengkaji representasi dan perlakuan kaum kolonial terhadap pribumi di masa penjajahan Belanda. H. Kommer. Hasil dan pembahasan penelitian ini memperlihatkan bahwa setiap tokoh merepresentasikan oposisi biner, superior, dan inferior dalam masyarakat kolonial di Hindia Belanda pada masa itu. Dominasi dan hegemoni terhadap perempuan juga tampak pada penokohan Nji Paina yang diposisikan sebagai liyan karena ia seorang pribumi sekaligus juga perempuan yang tidak memiliki suara.

I Nyoman Darma Putra melakukan penelitian terhadap puisi-puisi yang diterbitkan di era kolonial dengan judul “Eksistensi Puisi Indonesia di Bali pada Era Kolonial”. Penelitian ini mengidentifikasi puisi Indonesia penyair Bali yang terbit pada zaman kolonial dan menganalisis tema-temanya dikaitkan secara intertekstual dengan wacana sosial yang berkembang saat itu. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) puisi penyair Bali ikut memperkaya khasanah sastra Indonesia pada masa awal pertumbuhannya; (2) kehadiran puisi penyair Bali di media massa lokal ikut memperkenalkan sastra nasional di daerah Bali; dan (3) puisi penyair Bali dijadikan media bagi penulisnya untuk mengartikulasikan kepedulian sosial.

Tulisan Purwaningsih berjudul “Transgender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al Bayqunie: Kajian Identitas” memaparkan isu identitas transgender, lebih tepatnya proses dan strategi perubahan identitas tokoh transgender yang masih menganut konsep oposisi binar maskulin dan feminim yang ajek. Hasil dan pembahasan ini menunjukkan bahwa proses perubahan identitas tokoh transgender terhalang oleh tekanan sosial yang diciptakan karena nilai-nilai agama. Simbol identitas baru dimani-festasikan dalam bentuk penampilan dan penggunaan nama perempuan.

Derri Ris Riana menulis “Pemaknaan Motif Tabu dalam Cerita Rakyat di Wilayah Bekas Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan mengung-kapkan mengungkap Kerajaan Mulawarman, menguraikan cerita rakyat yang berkembang di wilayah tersebut, memaparkan motif tabu dalam cerita rakyat bekas Kerajaan Mulawarman serta menguraikan konsep tabu pada masyarakat sekarang. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya fakta-fakta historis Kerajaan Mulawarman melalui kajian cerita rakyat serta terkuaknya beragam motif tabu yang terdapat di dalam masyarakat Kutai. Pemaknaan konsep tabu ini masih berlangsung di masyarakat Kutai. Tulisan Ni Nyoman Tanjung Turaeni berjudul “Pengalihwahanaan Paribasa Bali Lisan ke dalam Lagu Bali Populer”. Masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah pengalihwahaan paribasa Bali berupa ungkapan lisan yang diaktualisasikan dalam lagu Bali populer dan jenis apa saja ungkapan-ungkapan lisan tersebut dialihwahanakan dalam teks lagu Bali popular. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa pengalihwahanaan ungkapan lisan dalam lirik lagu Bali populer adalah sebagai sarana dokumentasi dan pelestarian kearifan lokal budaya Bali, serta sebagai ak-tualisasi nilai-nilai kearifan lokal budaya Bali. Pengalihwahanaan adalah wujud aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal budaya Bali sehingga generasi muda dapat mengetahui dan sekaligus belajar tentang paribasa Bali serta dapat berkomunikasi lewat lagu dengan menggunakan paribasa Bali.

Ni Ketut Ratna Erawati menulis artikel berjudul “Interpretasi Segmen Bunyi Bahasa Jawa Kuno: Analisis Speech Analyzer dan Fitur Distingtif”. Penelitian ini menggambarkan interpretasi pelafalan segmen bunyi dan perbedaan frekuensi bunyi bahasa Jawa Kuno. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa segmen bunyi terutama vokal dalam bahasa Jawa Kuno, sep-erti segmen /u/ yang diikuti dengan /i/ berubah menjadi /w/, segmen bunyi /a/ diikuti /i/ menjadi /e/, dan segmen /i/ diikuti /a/ menjadi /y/. Perubahan-perubahan seperti itu tentu memiliki kelas dan fitur bunyi yang saling memengaruhi.

Page 4: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 vISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

Kajian tentang masalah bentuk dan makna kosakata “jatuh” dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa oleh Emma Maemunah. Artikel berjudul “Makna Kosakata “Jatuh” dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa” mengungkapkan bahwa kosakata “jatuh” bahasa Sunda dan bahasa Jawa memiliki kesamaan dan/atau kemiripan, baik dalam bentuk maupun makna. Salah satunya adalah terdapatnya kosakata identik, seperti tétés, jungkir, dan jengkang. Terdapat pula beberapa kosakata “jatuh” yang mengalami pergeseran, baik perluasan makna,penyempitan makna, maupun perubahan makna.

Artikel berjudul “Implikatur Kampaye Politik dalam Kain Rentang di Ruang Publik” ditulis oleh Suryo Handono membahas masalah implikatur dan sumber implikatur kampanye politik dalam kain rentang di ruang publik. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa implikatur konver-sasional yang timbul adalah meyakinkan, mengajak, meminta, menjanjikan dan memerintah. Penerapan prinsip kerja sama, meliputi pemenuhan dan pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Kemudian, penerapan prinsip kesantunan, meliputi pemenuhan maksim ketimbangrasaan.

Pembicaraan tentang analisis wacana kritis model van Dijk dalam program Mata Najwa episode “Semua karena Ahok” menjadi objek kajian Ni Nyoman Ayu Suciartini. Artikel berjudul “Analisis Wacana Kritis “Semua karena Ahok Program Mata Najwa Metro TV” menyimpulkan bahwa (1) struktur makro yang terdapat dalam wacana, yaitu kebijakan Ahok, (2) superstruktur, berisikan kritik-kritik untuk gaya kepemimpinan Ahok di masa depan untuk Jakarta yang lebih baik, (3) dari struktur mikro, analisis semantik, berisi analisis segala hal yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan Ahok untuk tetap menjadi pemimpin DKI Jakarta.

“Interpersonal Metadiscourse Markers as Persuasive Strategies in Barack Obama’s 2012 Campaign Speeches” merupakan artikel tulisan Bayu Permana Sukma. Fokus penelitian ini adalah makna pemarkah interpersonal metadiscourse yang digunakan oleh Barack Obama dalam kai-tannya dengan pemilihan strategi persuasif yang digunakan dalam pidato-pidato kampanyenya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima kategori pemarka interpersonal metadiscourse, yaitu hedges, certainty markers, attributors, attitude markers, dan commentaries digunakan oleh Barack Obama dalam pidato kampanyenya. Munculnya attitude markers dan commentar-ies sebagai kategori yang paling banyak digunakan menunjukkan bahwa Obama dalam pidato-pidato kampanyenya berusaha membangun ikatan emosional dengan audiens sebagai strategi persuasifnya.

Pengelola jurnal Aksara menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mem-bantu dalam terbitan ini. Semoga apa yang disajikan dalam jurnal ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi untuk bekerja keras dan mendatangkan hasil yang lebih baik.

Redaksi

Page 5: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

vi , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI

Redaksi Aksara mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari yang telah me-review artikel yang diterbitkan dalam Aksara Volume 29 Nomor 2, Desember 2017. Para mitra bestari adalah sebagai berikut.

Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Pakar Fonologi, Universitas Udayana)

Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo (Pakar Bahasa, Universitas Atma Jaya)

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Pakar Sastra Modern, Universitas Udayana)

Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. (Pakar Bahasa, Badan Bahasa)

Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Pakar Sastra, Universitas Negeri Yogyakarta)

Drs. Puji Santosa, M. Hum. (Pakar Sastra, Badan Bahasa)

Ibnu Wahyudi, S.S., M.A. (Pakar Sastra, Universitas Indonesia)

Denpasar, Desember 2017

Dewan Redaksi

Page 6: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 viiISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI ...................................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................PENGANTAR REDAKSI ......................................................................................

vRepresentasi Kolonialisme dalam “Tjerita Nji Paina” Karya H. KommerRepresentation of Colonialism in “Tjerita Nji Paina” By H. KommerDiah Meutia Harum (Kantor Bahasa Provinsi Lampung) ...................................

vEksistensi Puisi Indonesia di Bali pada Era KolonialThe Existence of Indonesian Poetry in Bali on the Colonial EraI Nyoman Darma Putra (Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana) ......................................................

vTransgender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al Bayqunie: Kajian Identitas

Transgender in Calabai Novel By Pepi Al Bayqunie: Identity StudyPurwaningsih (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) ..........................

vPemaknaan Motif Tabu dalam Cerita Rakyat di Wilayah Bekas Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Hindu Tertua di IndonesiaThe Meaning of Taboo Motive in The Exregion of Mulawarman Kingdom, The Oldest of Hindu Kingdom in IndonesiaDerri Ris Riana (Balai Bahasa Kalimantan Selatan) .................................................

vPengalihwahanaan Paribasa Bali Lisan ke dalam Lagu Bali Populer Transformation of Oral Balinese Paribasa into Popular Balinese Song

Ni Nyoman Tanjung Turaeni (Balai Bahasa Bali) ................................................

vInterpretasi Segmen Bunyi Bahasa Jawa Kuno: Analisis Speech Analyzer dan Fitur DistingtifThe Interpretation of Sound Segment of Old Javanese: Speech Analyzer and Distinctive Features AnalysisNi Ketut Ratna Erawati (Program Studi Sastra Jawa Kuno,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana) ......................................................

vMakna Kosakata “Jatuh” dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa The Meaning of “Fall” in Sundanese and Javanese Languages

Emma Maemunah (Balai Bahasa Jawa Tengah) .................................................. vImplikatur Kampanye Politik dalam Kain Rentang di Ruang Publik

The Implicature of Political Campaign in the Banner of Public SpacesSuryo Handono (Balai Bahasa Jawa Tengah) .....................................................

iiiv

vi

155—169

170—182

183—196

197—210

211—224

225—238

239—252

253—262

Page 7: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

viii , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

vAnalisis Wacana Kritis “Semua Karena Ahok” Program Mata Najwa Metro TVCritical Discourse Analysis “Semua Karena Ahok” Mata Najwa Program in

Metro TVNi Nyoman Ayu Suciartini (STIMIK Stikom Bali Denpasar) ..............................

vInterpersonal Metadiscourse Markers As Persuasive Strategies in Barack Obama’s 2012 Campaign SpeechesPemarka Interpersonal Metadiscourse sebagai Strategi Persuasif pada Pidato Kampanye Barack Obama Tahun 2012Bayu Permana Sukma (Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) ....................................................

Indeks Biografi ........................................................................................................Indeks Geografi .......................................................................................................Indeks Subjek ..........................................................................................................Format Penulisan Jurnal Aksara ..........................................................................

267—282

283—292

293295297299

Page 8: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ixISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

ISSN 0854-3283 (Print) Volume 29, Nomor 2, Desember 2017ISSN 2580-0353 (Online)Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa izin dan biaya.

DDC 899.221.813Diah Meutia Harum (Kantor Bahasa Provinsi Lampung) Representasi Kolonialisme dalam “Tjerita Nji Paina” Karya H. KommerAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Karya H Kommer yang berjudul “Tjerita Nji Paina” ini bercerita tentang representasi dan perlakuan kaum kolonial terhadap pribumi di masa penjajahan Belanda. H. Kommer adalah salah satu penulis di zaman Hindia Belanda yang sering mengkritik pemerintah pendudu-kan Belanda, khususnya terhadap kaum pengusaha gula. Karya-karyanya menyuarakan perlawanan ter-hadap pengusaha gula yang menindas pekerja pribumi di masa itu. Rumusan masalah penelitian ini untuk mengungkapkan representasi kolonial Belanda melalui penokohannya dan memahami mekanisme tatanan kolonial antara penjajah dan bangsa jajahannya yang melahirkan hegemoni dan dominasi di antara kedua oposisi biner. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan teknik baca catat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pengungkapan gambaran kolonialisme melalui deskripsi tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini, yang dianalisis dengan menggunakan teori penokohan. Teori poskolonial digunakan untuk mengungkapkan fakta cerita dalam cerita pendek ini. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan teknik interpretatif. Hasil dan pembahasan ini menunjukkan bahwa setiap tokoh merepresentasikan oposisi biner, superior, dan inferior dalam masyarakat kolonial di Hindia Belanda pada masa itu. Cerpen “Tjerita Nji Paina” memperlihatkan hegemoni dan dominasi yang mendapat legitimasi dari penguasa Belanda, yang memperdaya tokoh Niti sebagai bawahan di pabrik gula melalui Tokoh Tuan Briot untuk menyerahkan anak gadisnya menjadi nyai atau gundik. Dominasi dan hegemoni terhadap perempuan juga tampak pada penokohan Nji Paina yang diposisikan sebagai liyan karena ia seorang pribumi sekaligus juga perempuan yang tidak memiliki suara. Oleh karena itu, melalui tokoh-tokoh pribumi dalam cerpen ini dapat dilihat bentuk representasi kolonial Belanda terhadap penja-jahan pribumi.

Kata kunci: representasi, poskolonialisme, pribumi, dominasi, hegemoni

DDC 899.221.813Diah Meutia Harum (Kantor Bahasa Provinsi Lampung) Representation of Colonialism in “Tjerita Nji Paina” By H. KommerAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

H. Kommer’s work titled “Tjerita Nji Paina” tells the story of the colonial representation and treatment of indigenous people during the Dutch occupation. H. Kommer was one of the writers in the Dutch East In-dies era that often criticized by the Dutch occupation government, especially against sugar entrepreneurs. His works voiced the resistance to sugar entrepreneurs who suppressed indigenous workers at that time. This research issues summarize the Dutch colonial repre-sentation through its understanding and understands the the mechanism of colonial order between colonists and colonies that gave rise to hegemony and dominance between the two binary opposition. The data collection method used literature method with reading technique. This type of research is descriptive qualitative about the expression of colonialism through the description of the characters contained in this story, which is analyzed us-ing the theory of characterization. Postcolonial theories are used to reveal the facts of the story in this short story.The research method used is descriptive analysis with interpretative technique. The results shows that each character represents the binary, superior, and inferior opposition in colonial society in the Dutch East Indies at that time. “Tjerita Nji Paina” short story shows the hegemony and domination that has been legitimized by the Dutch ruler, who deceived Niti’s character as a subordinate in the sugar mill through Mr. Briot’s token to hand over her daughter to be a concubine or mis-tress. Domination and hegemony against women also appears in Nji Paina’s stance as ‘other’ because he is a native as well as a woman who has no voice. There-fore, through indigenous character in this short story can be seen the form of Dutch colonial representation of indigenous occupation. Keywords: representation, postcolonialism, pribumi, dominance, hegemony

Page 9: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

x , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 899.221.811I Nyoman Darma Putra (Program Studi Sastra Indone-sia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana) Eksistensi Puisi Indonesia di Bali pada Era KolonialAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Kontribusi Bali pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia dikenal sebatas karya-karya Panji Tisna. Hal ini tidak mengherankan karena tahun 1930-an Panji Tisna sudah menulis beberapa novel seperti Sukreni Gadis Bali (1936) yang diterbitkan Balai Pustaka dan menjadi karya klasik yang masih mengalami cetak ulang sampai sekarang. Sebetulnya, di luar karya Panji Tisna ada banyak puisi yang dipublikasikan penulis Bali di media massa seperti Surya Kanta, Bali Adnyana, dan Djatajoe, terbit di Singaraja pada era kolonial, 1920-an hingga awal 1940-an. Rumusan penelitian ini mengidentifikasi puisi Indonesia penyair Bali yang terbit pada zaman kolonial dan menganalisis tema-temanya dikaitkan secara intertekstual dengan wacana sosial yang berkembang saat itu. Pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dan histori dengan teknik baca dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik pemahaman dan interpretasi. Hasil dan pembahasan penelitian ini menyimpulkan tiga hal. Pertama, puisi penyair Bali ikut memperkaya khasanah sastra Indonesia pada masa awal pertumbuhannya. Kedua, kehadiran puisi penyair Bali di media massa lokal ikut memperkenalkan sastra nasional di daerah Bali. Ketiga, puisi penyair Bali dijadikan media bagi penulisnya untuk mengartikulasikan kepedulian sosial, misalnya masalah pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan dan kekhawatiran masyarakat Bali yang tidak siap menghadapi dampak pariwisata.

Kata kunci: sastra Indonesia, masa kolonial, penyair Bali, intertekstualitas

DDC 899.221.811I Nyoman Darma Putra (Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana) The Existence of Indonesian Poetry in Bali on the Colonial EraAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

The contribution of Bali in the early of Indonesian literary development is known only to the works of Panji Tisna. This is not surprising since the 1930s Panji Tisna has written several novels such as Sukreni Gadis Bali (1936) published by Balai Pustaka and became a classic work that is still reprint until now. In fact, beside Panji Tisna there are many poems published by Balinese writers in mass media such as Surya Kanta, Bali Adnyana, and Djatajoe, published in Singaraja in the colonial era, 1920s and early 1940s. This research formulation identifies the Indonesian poetry by Balinese poet published in colonial era and analyzes the intertextually themes related to the social discourse that developed at the time. Data collection using literature study and history methods by reading and documentation techniques. Data were analyzed by analytical descriptive method with understanding and interpretation technique. The results and discus-sion of this study conclude three things. First, poetry of Balinese poet enriched the repertoire of Indonesian literature at the beginning of its growth. Secondly, the presence of poetry of Balinese poet in local mass media also introduce national literature in Bali area. Thirdly, poetry of Balinese poet is used as a medium for writers to articulate social concerns, such as the issue of the importance of education for women and the concerns of Balinese who are unprepared for the impact of tourism.

Keywords: Indonesian literature, colonial period, Ba-linese poet, intertextuality

Page 10: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 xiISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 899.221.813Purwaningsih (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Transgender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al Bay-qunie: Kajian Identitas Aksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Penelitian ini membahas isu identitas transgender dalam novel Calabai yang ditulis oleh Pepi Al Bayqunie pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan menggambarkan proses dan strategi perubahan identitas tokoh transgender yang masih menganut konsep oposisi binar maskulin dan feminim yang ajek. Calabai merupakan novel yang men-gisahkan tentang jiwa perempuan yang terperangkap dalam tubuh laki-laki. Kekuatan dari novel ini adalah didasarkan pada sejarah tradisi leluhur masyarakat Bugis. Sehingga persoalan transgender tidak hanya dipandang persoalan seksual semata melainkan terdapat nilai-nilai keluhuran. Permasalahan yang dikemukakan adalah bagaimana proses perubahan dan strategi tokoh Saidi dalam membentuk identitas perempuannya di dalam keluarga dan masyarakat sekitarnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka dan teknik baca catat. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik interpretatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses pe-rubahan identitas tokoh transgender terhalang oleh tekanan sosial yang tercipta karena nilai-nilai agama. Merantau dan melakukan perlawanan terhadap hegemoni agama menjadi strategi yang dilakukan oleh tokoh Saidi untuk menemukan identitasnya. Bissu merupakan bentuk pencarian identitas baru sekaligus strategi mengontrol hasrat seksual. Simbol identitas baru dimanifestasikan dalam bentuk penampilan dan penggunaan nama perempuan. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa proses perubahan identitas tokoh Saidi menawarkan suatu wacana tentang pertarungan sosok transgender untuk mendapatkan pengakuan atas identitas-nya. Strategi tokoh Saidi sebagai seorang bissu merupakan sebuah identitas yang dinamis bersifat cair dan tidak tetap.

Kata kunci: bissu, Calabai, identitas, perubahan, trans-gender

DDC 899.221.813Purwaningsih (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Transgender in Calabai Novel By Pepi Al Bayqunie: Identity StudyAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

This study discusses the issue of transgender identity in the novel Calabai written by Pepi Al Bayqunie in 2016. This study aims to describe the process and strategy of changing the identity of transgender figures who still adhere to the concept of masculine and feminine in binary opposition. Calabai is a novel that tells about the soul of a woman who is trapped in the body of a man. The power of this novel is based on the history of the ancestral traditions of the Bugis society. So the issue of transgender is not merely considered as sexual problem but there are values of nobility. The issues raised are how the process of change and strategy of Saidi figure in shaping the identity of women in the family and the sorrounding community. The Methods to collect the data are by literature study and reading technique. Data analysis using descriptive analysis method with interpretative tech-nique. The results of the analysis show that the process of changing the identity of transgender figures is hindered by the social pressure created by religious values. Travelling to leave her community and fighting to the hegemony of dominant religion became a strategy undertaken by Saidi’s character to find his identity. Bissu is a new form of identity search as well as strategy to control sexual desire. New iden-tity symbols are manifested in her appearance and name. In this study, it is concluded that the process of changing the identity of the Saidi figure offered a discourse about the battle of a transgender figure to gain recognition of his identity. Saidi’s character strategy as a bissu is a dynamic identity that is fluid and not fixed.

Keywords: bissu, Calabai, identity, change, transgender

Page 11: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

xii , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 398.209598 Derri Ris Riana (Balai Bahasa Kalimantan Selatan)Pemaknaan Motif Tabu dalam Cerita Rakyat di Wilayah Bekas Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Hindu Tertua di IndonesiaAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Penelitian cerita rakyat sebagai pengungkap budaya masyarakat yang mengandung kearifan lokal masih penting dilakukan. Apalagi, cerita racerita kyat yang berkembang di wilayah bekas Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Hindu tertua di Indonesia belum diungkap secara detil. Dengan menggunakan metode studi sastra lisan dan pendekatan tipe-motif, Stith Thompson, pene-litian ini berusaha mengungkap Kerajaan Mulawarman, menguraikan cerita rakyat yang berkembang di wilayah tersebut, memaparkan motif tabu yang terdapat dalam keempat cerita rakyat, yaitu “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, dan “Kisah Baung Putih”, serta menguraikan konsep tabu pada masyarakat sekarang. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara informan, pengamatan, perekaman, dan pencatatan. Metode analisis data menggunakan kritik teks, sedangkan teknik analisis data menggunakan klasifikasi motif Thompson. Hasil dan pembahasaan penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya fakta-fakta historis Kerajaan Mulawarman melalui kajian keempat cerita tersebut serta terkuaknya beragam motif tabu yang terdapat di dalam masyarakat Kutai. Pemak-naan konsep tabu ini masih berlangsung di masyarakat Kutai. Dari keempat cerita yang telah dianalisis, yaitu “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, dan “Kisah Baung Putih” terlihat bahwa tabu masih berlangsung sampai dengan saat ini, sedangkan yang lain sudah tidak berlaku lagi karena pengaruh perkembangan zaman dan permasifan globalisasi.

Kata kunci: motif tabu, Kerajaan Mulawarman, tuhing

DDC 398.209598Derri Ris Riana (Balai Bahasa Kalimantan Selatan)The Meaning of Taboo Motive in The Exregion of Mu-lawarman Kingdom, The Oldest of Hindu Kingdom in IndonesiaAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Folklore’s research as society cultural revealer that contains of local genius is still very important to be done. More-over, folklore that spreads in the exregion Mulawarman Kingdom, the oldest of Hindu kingdom in Indonesia hasn’t been explored details yet. By using oral studies method and type-motive approach, Stith Thompson, this research tries to reveal Mulawarman Kingdom, describe folklore that spreads in that region, explain taboo motives that contain in the forth folklore, “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, and “Kisah Baung Putih”, and also describe taboo con-cepts in Kutai’s society nowadays. Data collecting method uses book study, whereas data collecting technique uses informan’s interview, observation, recording, and writing. Data analysis method uses critical text, whereas data analy-sis technique uses classification of Thompson motive. The result shows that there emerges Mulawarman Kingdom’s historical facts toward the forth stories and appears many taboo motives in Kutai’s society. The meaning of this taboo concept still continues in Kutai’s society. From the forth folklore, “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, and “Kisah Baung Putih” that have been analized can be shown that taboos still happen nowadays, meanwhile the other taboos haven’t continued because of the influence of era expansion and massive globalization.

Keywords: taboo motive, Mulawarman Kingdom, tuhing

Page 12: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 xiiiISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 819.899.2238Ni Nyoman Tanjung Turaeni (Balai Bahasa Bali)Pengalihwahanaan Paribasa Bali Lisan ke dalam Lagu Bali PopulerAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pen-galihwahanaan paribasa Bali berupa ungkapan lisan yang ditransformasikan dalam lirik lagu Bali populer. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalihwahaan paribasa Bali berupa ungkapan lisan yang diaktualisasikan dalam lagu Bali populer dan jenis apa saja ungkapan-ungkapan lisan tersebut dialihwahanakan dalam teks lagu Bali populer. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu yang mengandung unsur paribasa Bali dan dua lirik lagu yang dijadikan sampel sebagai wakil dari bentuk aktualisasi paribasa Bali dalam teks lagu Bali populer, yaitu lagu yang berjudul “Magantung Bok Akatih” yang dinyanyikan oleh Nanoe Biroe dan lagu berjudul “Medamar di Abing” yang dinyanyikan oleh De Peng-kung. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, penelusuran histori dengan teknik baca catat. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik narasi in-terpretatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah alih wahana untuk mengalisis transformasi pari-basa menjadi sebuah lirik lagu. Hasil dan pembahasan penelitian ini membuktikan bahwa pengalihwahanaan ungkapan lisan dalam lirik lagu Bali populer adalah sebagai sarana dokumentasi dan pelestarian kearifan lokal budaya Bali, serta sebagai aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal budaya Bali. Pengalihwahanaan paribasa Bali, berupa ungkapan-ungkapan lisan dalam lagu Bali populer dan sebagai bentuk pelestarian menunjukkan adanya ungkapan lisan, berupa sesawangan, saseng-gakan, bladbadan, sloka, dan peparikan. Pengalihwa-hanaan adalah wujud aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal budaya Bali sehingga generasi muda dapat men-getahui dan sekaligus belajar tentang paribasa Bali serta dapat berkomunikasi lewat lagu dengan menggunakan paribasa Bali. Dengan mencintai musik atau lagu Bali populer secara tidak langsung ikut melestarikan kem-bali paribasa Bali sebagai kearifan lokal budaya Bali. Kata kunci: paribasa, lagu, alih wahana, aktualisasi

DDC 819.899.2238Ni Nyoman Tanjung Turaeni (Balai Bahasa Bali)Transformation of Oral Balinese Paribasa into Popular Balinese SongAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

This study aims to describe the transformation of the Balinese paribasa in the form of oral expression trans-formed in the lyrics of popular Balinese songs. The problem discussed in this research is how the transfer of Bali paribasa in the form of oral expression is actu-alized in the popular Balinese song and what kind of oral expressions are transposed in the text of popular Balinese songs? To solve the expected problems and objectives, this research uses qualitative methods that are assisted with content analysis descriptions. The data used in this research is the songs that contain elements of paribasa Bali and two lyrics of the song as a sample as a representative of the actual form of paribasa Bali in the text of the popular Bali song is a song titled? Magantung Bok Akatih? which was sung by Nanoe Bi-roe and a song titled? Meditation in Abing? sung by De Pengkung. The results prove that the overturning of oral expression in popular Balinese song lyrics is as a means of documentation and preservation of local wisdom of Balinese culture, as well as the actualization of local wisdom values of Balinese culture. From the results of this study can be concluded that the transfer of Bali paribasa in the form of oral expressions in the popular Balinese song and as a form of preservation indicate the existence of oral expression in the form sesawangan, sasenggakan, bladbadan, sloka and peparikan and as a form of actualization of local wisdom values of culture is the generation of Bali young can know and learn about paribasa Bali and can communicate through song by using paribasa Bali. By loving popular Balinese music or songs indirectly participate in preserving paribasa Bali as a local wisdom of Balinese culture.

Keywords: paribasa, song, over rides, actualization

Page 13: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

xiv , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 414.912Ni Ketut Ratna Erawati (Program Studi Sastra Jawa Kuno, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana)Interpretasi Segmen Bunyi Bahasa Jawa Kuno: Analisis Speech Analyzer dan Fitur Distingtif Aksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Secara tipologi fonologis, bahasa Jawa Kuno memiliki sistem tujuh vokal dasar. Dari sudut tipologi morfologis, bahasa tersebut termasuk tipe aglutinasi dengan ciri utamanya, yaitu satu kata terdiri atas satu atau lebih morfem sebagai pembentuknya. Rumusan masalah penelitian membahas interpretasi pelafalan segmen bu-nyi dan perbedaan frekuensi bunyi bahasa Jawa Kuno. Telaah morfem-morfem dan variasi fonem yang cukup banyak cocok dianalisis berdasarkan teori fonologi generatif. Secara fonologis, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dapat ditelusuri dengan tepat berdasar-kan teori fitur distingtif dan metode mekanik speech analyser. Cara tersebut digunakan untuk menelaah dan menginterpretasi pelafalan segmen bunyi dalam bahasa Jawa Kuno. Pengumpulan data penelitian ini meng-gunakan metode studi pustaka dengan teknik simak, sadap, dan rekam. Metode analisis data yang digunakan adalah padan intralingual dan padan ekstralingual den-gan teknik hubung-banding menyamakan (HBS) dan hubung-banding membedakan (HBB). Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa segmen bunyi terutama vokal dalam bahasa Jawa Kuno, seperti segmen /u/ yang diikuti dengan /i/ berubah menjadi /w/, segmen bunyi /a/ diikuti /i/ menjadi /e/, dan segmen /i/ diikuti /a/ menjadi /y/. Perubahan-perubahan seperti itu tentu memiliki kelas dan fitur bunyi yang saling memengaruhi. Hal seperti itu perlu dikaji lebih detail karena secara kasat mata satu segmen tunggal sebenarnya merupakan dua buah fonem merger yang mengalami proses fonologis.

Kata kunci: fitur distingtif, morfofonemik, struktur fonem, proses fonologis, perubahan fonem

DDC 414.912Ni Ketut Ratna Erawati (Program Studi Sastra Jawa Kuno, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana)The Interpretation of Sound Segment of Old Javanese: Speech Analyzer and Distinctive Features AnalysisAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

In phonological typology, Old Javanese has seven basic vowels system. From the point of morphological typology, the language belongs to the type of agglu-tination with its main characteristics, i.e. one word consisting of one or more morphemes as its formers. The formulation of this research problem is to know the interpretation of the sound segment; the different frequencies of adjacent sounds; and the generative rules of changes in the segment of Old Javanese sounds. The study of morphemes and phonemic variations are quite well suited to be analyzed by generative phonological theory. Phonologically, possible changes can be traced appropriately based on the distinguishing feature theory and the mechanical methods of the speech analyzer. These way is used to analyze and interpret the pro-nunciation of sound segments in Old Javanese. The data were collected with literature study method with the technique of referring, tapping, and recording. The data were analyzed with intralingual and extralingual matrix with hubung-banding menyamakan (HBS) and hubung banding membedakan (HBB) technique. Based on the results and discussion, this research shows that the sound segment, especially vocal in Old Javanese, as the segment /u/ followed by /i/ changes to /w/, sound segment /a/ followed /i/ into / e /, and segments /i/ fol-lowed /a/ into /y/. Such changes certainly have a class and sound features that affect each other. Such condition need to be researched more detail because the invisible single segment is two mergers phonemes that undergo phonological process.

Keywords: distinctive features, morphophonemic, phoneme structure, phonological process, phoneme changes

Page 14: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

, Vol. 29, No. 2, Desember 2017 xvISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

DDC 417.7.499.222.2232Emma Maemunah (Balai Bahasa Jawa Tengah)Makna Kosakata “Jatuh” dalam Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa Aksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Bahasa Sunda dan bahasa Jawa berasal dari bahasa proto yang sama. Terdapat banyak kesamaan dalam kedua ba-hasa tersebut. Kesamaan itu terdapat pula dalam bentuk dan makna. Penelitian ini membahas bentuk dan makna kosakata “jatuh” dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah deskripsi bentuk kosakata “jatuh” dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa serta pergeseran makna yang dialami oleh kosakata tersebut. Dengan meggunakan ancangan linguistik historis komparatif dan semantik, kosakata “jatuh” akan dianalisis secara kualitatif. Data penelitian berupa daftar kosakata “jatuh” dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Sumber data penelitian adalah kamus bahasa Sunda, kamus bahasa Jawa, buku-buku pendukung, dan infor-man. Hasil analisis menunjukkan bahwa kosakata “jatuh” bahasa Sunda dan bahasa Jawa memiliki kesamaan dan/atau kemiripan, baik dalam bentuk maupun makna. Salah satunya adalah terdapatnya kosakata identik, seperti tétés, jungkir, dan jengkang. Selain itu, terdapat pula beberapa ko-sakata “jatuh” yang mengalami pergeseran, baik perluasan makna,penyempitan makna, maupun perubahan makna.

Kata kunci: bahasa Sunda, bahasa Jawa, verba “jatuh”, linguistik historis komparatif, semantik

DDC 417.7.499.222.2232Emma Maemunah (Balai Bahasa Jawa Tengah)The Meaning of “Fall” in Sundanese and Javanese Lan-guagesAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Sundanese and Javanese language derived from the same proto language. There are many similarities in both lan-guages. The similarities are in the form and meaning. This study discusses the form and the meaning of vocabularyof “fall” in Sundanese and Javanese. The aim of this study is to describe the form of “fall” in Sundanese and Javanese as well as the shift of meaning happened to the vocabulary. Us-ing the comparative historical linguistics and semantics, the vocabularyof “fall” will be analyzed qualitatively. The data is list of vocabulary of “fall” in Sundanese and Javanese. The data got from Sundanese dictionary, Javanese diction-ary, reference books, and informen. The analysis shows that the vocabularies of “fall” of Sudanese and Javanese have similarities, in both form and meaning. One of them is found in identical vocabularies such as tétés, jungkir, and jengkang. In addition, there are also some vocabularies whose meanings have shifted either expanded, narrowed, or changed.

Keywords: Sundanese, Javanese, verb “fall”, comparative historical linguistics, semantics

DDC 415.41.221.303.38Suryo Handono (Balai Bahasa Jawa Tengah)Implikatur Kampanye Politik dalam Kain Rentang di Ruang PublikAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Kampanye politik merupakan komunikasi yang terencana untuk membentuk suatu citra yang di-harapkan oleh penutur. Dalam tuturan komunikasi itu terdapat maksud yang tersurat dan tersirat atau disebut implikatur. Masalah penelitian ini mengkaji implikatur dan sumber implikatur kampanye politik dalam kain rentang di ruang publik. Penyediaan data dilakukan menggunakan metode simak dengan teknik catat dan rekam. Data penelitian dianalisis melalui analisis pragmatik dengan metode padan terungkap bahwa dalam kampanye politik terdapat implikatur konvensional dan konversasional. Teori pragmatik di-gunakan untuk membedah implikatur kampaye politik.

DDC 415.41.221.303.38Suryo Handono (Balai Bahasa Jawa Tengah)The Implicature of Political Campaign in the Banner of Public Spaces Aksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Political campaigns are planned communications to form an image that speakers expect. In the speech of the communication there is an explicit and implied meaning or called implicature. This problem of this research examines the implicatures and sources of political campaign implicatures in the banner in the public area. Provision of data is done by using the method of simak with note and record technique. Data is analyzed through pragmatic analysis with the padan method it’s revealed that in the political campaign there are conventional and conversational implicature. Pragmatic theory is used to dissect political implicatures.

Page 15: ISSN 0854-3283 (Print) ISSN 2580-0353 (Online) Vol. 29, No ...

xvi , Vol. 29, No. 2, Desember 2017 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

Hasil dan pembahasan penelitian ini membuktikan bahwa implikatur konversasional yang timbul adalah meyakinkan, mengajak, meminta, menjanjikan dan memerintah. Implikatur tersebut bersumber pada penerapan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Penerapan prinsip kerja sama, meliputi pemenuhan dan pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Kemudian, penerapan prinsip kesantunan, meliputi pemenuhan maksim ketimbangrasaan

Kata kunci: implikatur, kampanye politik, kain rentang

The results and discussion of this research prove that the conformational implicatures that arise are convincing, inviting, asking, promising and governing. The implication is derived from the application of the principle of cooperation and the principle of politeness. Implementation of the principle of cooperation includes the fulfillment and violation of the maxim of quantity, quality, relevance, and manner. Then, the application of the principle of politeness, including the fulfillment of maximal rather than the contraceptive as well as the maximal offense of misuse, generosity, and humility.

Keywords: implicature, political campaign, range fabric

DDC 415.41.2213.305.7.21 Bayu Permana Sukma (Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)Interpersonal Metadiscourse Markers As Persuasive Strategies In Barack Obama’s 2012 Campaign SpeechesAksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

One of language features which can be applied to reach the persuasive goal is interpersonal metadiscourse. Although it has been frequently investigated in written texts, research on interpersonal metadiscourse in campaign speeches is still relatively hard to find, whereas a lot of features of interpersonal metadiscourse in campaign speeches are used as persuasive strategies. This study aims to explain the meaning of interpersonal metadiscourse markers ap-plied in Barack Obama’s campaign speeches related to his persuasive strategy. The data are analyzed by using Dafouz’s (2008) theory of interpersonal meta-discourse markers categorization. The method used in this study is descriptive qualitative. The results show that all interpersonal metadiscourse markers catego-ries, namely hedges, certainty markers, attributors, attitude markers, and commentaries, are used in Barack Obama’s campaign speeches. High frequency of use of attitude markers and commentaries shows that Obama in his campaign speeches tries to build emotional bond with his audience as his persuasive strategy.

Keywords: interpersonal metadiscourse markers, Barack Obama, persuasive strategy, campaign speeches

DDC 415.41.2213.305.7.21Bayu Permana Sukma (Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)Pemarka Interpersonal Metadiscourse sebagai Strategi Persuasif pada Pidato Kampanye Barack Obama Tahun 2012 Aksara, Volume 29, Nomor 2, Desember 2017

Salah satu fitur bahasa yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan persuasi adalah interpersonal metadiscourse. Meskipun telah banyak dibahas di dalam teks-teks tulisan, penelitian mengenai interpersonal metadiscourse dalam pidato kampanye belum banyak ditemukan. Padahal, banyak fitur interpersonal metadiscourse dalam pidato kampanye yang digunakan sebagai sebuah strategi persuasif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna pemarkah interpersonal metadiscourse yang digunakan oleh Barack Obama dalam kaitannya dengan pemilihan strategi persuasif yang digunakan dalam pidato-pidato kampanyenya. Data yang di-peroleh dianalisis dengan menggunakan teori inter-personal metadiscourse yang dikemukakan oleh Dafouz (2008). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa kelima kategori pemarka interpersonal metadiscourse, yaitu hedges, certainty markers, attributors, attitude markers, dan commentaries digunakan oleh Barack Obama dalam pidato kampanyenya. Munculnya attitude markers dan commentaries sebagai kategori yang paling banyak digunakan menunjukkan bahwa Obama dalam pidato-pidato kampanyenya berusaha membangun ikatan emosional dengan audiens sebagai strategi persuasifnya.

Kata kunci: pemarkah interpersonal metadiscourse, Barack Obama, strategi persuasi, pidato kampanye