ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN...

45
ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUT (Komprasi Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Khâzin) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Hana Andriana NIM. 13210516 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN...

Page 1: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH

HARUT DAN MARUT

(Komprasi Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Khâzin)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hana Andriana

NIM. 13210516

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH

HARUT DAN MARUT

(Komprasi Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Khâzin)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hana Andriana

NIM. 13210516

Pembimbing:

Ali Mursyid, M. Ag

PROGRAM STUDI ILMU Al-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Isrâiliyyât Dalam Kisah Harut dan Marut (Komparasi

Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Khâzin)” yang telah disusun oleh Hana

Andriana nomor induk mahasiswa: 13210516 telah diperiksa dan disetujui

untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 16 Agustus 2017

Pembimbing,

Ali Mursyid, M.Ag

Page 4: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Isrâiliyyât Dalam Kisah Harut dan Marut

(Komparasi Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir Al-Khâzin)” yang disusun oleh

Hana Andriana dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210516 telah diujikan

dalam Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Jakarta, 16 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I Penguji II

Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA Dr. H. Muhammad Ulinnuha,

Lc. MA

Pembimbing

Ali Mursyid, M.Ag

Page 5: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

iii

PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hana Andriana

NIM : 13210516

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 29 Maret 1995

Alamat : Kota Banjar, Jawa Barat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul “Isrâiliyyât

Dalam Kisah Harut dan Marut (Komparasi Tafsir Ibnu Katsîr dan Tafsir

Al-Khâzin)” adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-kutipan

yang disebutkan sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 16 Agustus 2017 M

Hana Andriana

Page 6: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

iv

MOTTO

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh

maka dapatlah ia”.

Page 7: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. yang senantiasa melimpahkan

kasih sayang-Nya kepada segenap makhluk-Nya di seluruh penjuru alam

semesta. Dengan pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir sebagai mahasiswa IIQ Jakarta ini. Shalawat dan salam tidak pernah

berhenti ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai suri tauladan umat

manusia di muka bumi ini.

Selanjutnya, merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa akhir untuk

menuliskan sebuah penelitian yang dinamakan skripsi. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, dikarenakan kurangnya

pemahaman berbahasa arab yang menjadikan halangan dalam memahami

berbagai kitab. Namun, dengan pertolongan Allah, penulis mampu

menyelesaikan penelitian ini. Dukungan moril, materiil, dan doa juga tidak

henti didapatkan dari orang-orang di sekitar penulis. Oleh karena itu, dengan

segala hormat sepantasnya penulis sampaikan terima kasih yang tidak

terhingga kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`ân (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

IIQ Jakarta.

3. Bapak Ali Mursyid, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing skripsi,

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi

terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

vi

4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur`ân (IIQ) Jakarta yang telah

meniupkan ruh semangat dalam belajar sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa.

5. Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku

pembantu dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak

memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan

Umum UIN Jakarta, dan Perpustakaan Islam Iman Jama serta

pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur`an, yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk

membaca dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan

skripsi.

7. Seluruh Instruktur Tahfidz yang dengan sabar membimbing penulis

dalam mengajarkan dan menghafal Al-Qur`an.

8. Untuk kedua orang tua tercinta, bapak Cecep Kusnadi dan Ibu Yana

Heriana. Terimakasih atas segala kasih sayang, kesabaran, do’a,

perjuangan, bimbingan, pengorbanan, dan keteladanan yang kalian

berikan. Papa dan mama, anakmu ini memohon maaf atas segala

kekhawatiran yang kalian alami akibat perbuatan anakmu ini.

Hanya do’a tulus yang dapat anakmu panjatkan. Semoga di akhirat

kelak anakmu mampu mendudukan kalian di singgasana dan

memakaikan sebuah mahkota dari surga. Allahummaghfir lî a

liwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ. Amin.

9. Saudara-saudara tercinta, Rina Kusmalasari dan Hani Andriani

yang senantiasa memberikan semangat dalam penyelesaian tugas

akhir ini.

10. Teman-teman IIQ angkatan 2013 khususnya Fakultas Ushuluddin

Prodi Ilmu Al-Qur’andan Tafsir yang senasib dan seperjuangan.

Page 9: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

vii

11. Sahabat-sahabat terkasih, Cuneh, Tiung, Lulu, Nuy, Tedin,

Tegaluh, Ilma, yang senantiasa memberikan semangat dalam

menjalani empat tahun menimba ilmu di IIQ Jakarta. Terima kasih

karena telah bersedia untuk berbagi kesenangan dan kesedihan.

Semoga ikatan ini tidak akan terputus hingga tua menyapa

kita.yang telah

12. Teman-teman KOMPPAQ (Koprs Mahasiswa Pengkaji dan

Penghafal Al-Qur’an) yang telah memberikan begitu banyak ilmu,

serta pengalaman suka dukanya selama ini.

13. Ucapan ribuan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, semoga amal baik yang mereka

berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya

dari Allah Swt.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis

lakukan untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah

yang baik, Namun, karena keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, maka skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para

pembaca demi karya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, semoga hasil jerih payah penulis penulis ini dapat

menjadi buah karya yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang

mendapatkan ridha dari Allah Swt di akhirat kelak, Amin.

Jakarta, 16 Agustus 2017 M

Penulis

Page 10: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ................................................... iii

MOTTO ......................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ..............................................................................................ix

ABSTRAKI .............................................................................................. xii

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Permasalahan .................................... 13

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 15

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 15

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 16

F. Metodologi Penelitian .................................................................... 18

G. Teknik dan Sistematika Penulisan .................................................. 20

BAB II : GAMBARAN UMUM TENTANG ISRÂILIYYÂT

A. Isrâiliyyât

1. Pengertian Isrâiliyyât ..................................................................... 23

2. Sejarah Munculnya Isrâiliyyât ....................................................... 26

3. Sebab Munculnya Isrâiliyyât ......................................................... 36

4. Perbedaan Pandangan Ulama Tentang Isrâiliyyât ........................ 37

5. Hukum Meriwayatkan Kisah-Kisah Isrâiliyyât ............................. 40

6. Klasifikasi Isrâiliyyât ..................................................................... 47

Page 11: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

ix

B. Harut Marut

1. Pengertian Harut dan Marut ........................................................... 51

2. Latar Belakang Turunnya Ayat ...................................................... 52

3. Kisah Harut dan Marut Versi Isrâiliyyât ........................................ 53

BAB III: BIOGRAFI MUFASSIR

A. Ibnu Katsîr

1. Riwayat Hidup Ibnu Katsîr ............................................................ 57

2. Karya-Karya Ibnu Katsîr ................................................................ 60

3. Tafsir Ibnu Katsîr dan Metode Penulisan ....................................... 62

4. Sikap Ibnu Katsîr Terhadap Cerita Isrâiliyyât ............................... 67

A. Al-Khâzin

1. Riwayat Hidup Ibnu Al-Khâzin ..................................................... 68

2. Karya-Karya Al-Khâzin ................................................................. 72

3. Tafsir Al-Khazin dan Metode Penulisan ........................................ 73

4. Sikap Al-Khazin Terhadap Cerita Isrâiliyyât ................................. 81

BAB IV: PENAFSIRAN AYAT-AYAT ISRÂILIYYÂT DALAM

KISAH HARUT MARUT DALAM TAFSIR AL-KHÂZIN DAN

IBNU KATSÎR

A. Penafsiran Harut dan Marut

1. Dalam Tafsir Ibnu Katsîr ................................................................ 83

2. Dalam Tafsir Al-Khâzin ................................................................. 94

B. Isrâiliyyât dalam Tafsir Ibnu Katsîr dan Al-Khâzin

a. Dalam Tafsir Ibnu Katsîr .............................................................. 108

b. Dalam Tafsir Al-Khâzin ............................................................... 114

C. Analisa

1. Klasifikasi Isrâiliyyât dalam Kisah Harut dan Marut, termasuk

diterimakah, ditolakkah, atau didiamkan ..................................... 121

Page 12: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

x

2. Bantahan Isrâiliyyât dalam Kisah Harut dan Marut ..................... 127

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 133

B. Saran ............................................................................................. 134

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 138

Page 13: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xi

ABSTRAKSI

Skripsi ini di tulis oleh Hana Andriana NIM 13210516, dengan judul

“Isrâiliyyât dalam Kisah Harut dan Marut (Komparasi Tafsir Ibnu Katsîr

dan Al-Khâzin).” Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin,

Institut Ilmu Al-Qur’anJakarta.

Alasan pengambilan judul dikarenakan banyaknya cerita Isrâiliyyât

dalam Al-Qur’an yang bertentangan dengan syariat, yang seharusnya kita kaji

ulang untuk memastikan keisrâiliyyâtannya, bahkan harus ditolak dan kita

haramkan meriwayatkannya, kecuali untuk menerangkan kesalahannya.

Penulis tertarik untuk mengkaji tentang Harut dan Marut dimana begitu

banyak keganjalan serta keanehan dalam kisah Harut dan Marut tersebut

yang sudah tersebar dikalangan masyarakat. Dimana dua malaikat yakni

Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

ilmu sihir.

Adapun rumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini

adalah bagaimana penafsiran kisah Harut dan Marut dalam kitab tafsir al-

Khazin dan Ibnu Katsîr? Apa dan Bagaimana isrâiliyyât menurut penafsiran

kisah dalam kedua tafsir tersebut? Apa dan bagaimana status kisah Isrâiliyyât

dalam kedua tafsir tersebut, apakah diterima, ditolak, atau didiamkan?

Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan

(Library Reseach), maka penulis merujuk kepada Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim

karya Ibnu Katsîr dan Tafsir Lubabu at- Ta‟wil fi Ma‟ani at-Tanzil karya Al-

Khâzin. Kemudian di dukung oleh data dari literatur yang berkaitan dengan

penelitian ini. Selanjutnya pengumpulan data yang di gunakan adalah

dokumentasi. Data-data tersebut di kumpulkan mencari titik persamaan dan

perbedaannya.

Hasil penelitian ini: Pertama, penafsiran dalam tafsir Ibnu Katîr

tentang kisah Harut dan Marut adalah di jelaskan bahwa Harut dan Marut

adalah bukan lah dua malaikat yang mengajarkan sihir kepada manusia.

Sesungguhnya setanlah yang mengajarkan bahkan menyebarkan berita-berita

bohong pada zaman Sulaiman. Sama hal dengan penafsiran dalam tafsir Al-

Khazin dimana Sulaiman di fitnah seorang Penyihir oleh setan-setan. Kedua,

beberapa isrâiliyyât dalam kedua tafsir tersebut terdapat isrâiliyyât kisah

Harut dan Marut dalam tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Khazin. Adapun

isrâiliyyât dalam tafsir Ibnu Katsîr adalah sebagai berikut: 1). Dua Malaikat

turun ke bumi diberi syahwat. 2). Harut dan Marut merayu Zahrah. 3).

Zahrah berubah bentuk menjadi Venus. 4). Harut dan Marut di siksa oleh

azab dunia. Adapun isrâilîyyat dalam tafsir Al-Khazin adalah sebagai

Page 14: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xii

berikut: 1). Harut dan Marut adalah yang paling baik di kalangan Malaikat

yang dirubah karena berdosa/bercampur. 2). Allah memberikan mereka

syahwat ketika mereka di dunia untuk melarang manusia dari kemusyrikan,

membunuh, berzina dan meminum khamar, Harut dan Marut merayu Zahrah

yakni wanita tercantik di tanah Faris. Hingga akhirnya mereka melakukan

hal-hal tercela. Seperti membunuh, meminum khamar, dan berzina, 3). Harut

dan Marut di siksa azab dunia sampai hari kiamat dan di campak yang terbuat

dari besi, kaki mereka digantung antara langit dan bumi. Ketiga, Ibnu Katsîr

dan Al-Khazin menolak tetntang kisah Harut dan Marut dimana beliau

menetapkan kepalsuan serta menolak dengan kisah ini. Menurutnya hal ini

tidak marfu‟, jelas bahwa sumbernya adalah riwayat-riwayat Isrâiliyyât yang

diambil dari Ka’ab dan lainnya. Sedangkan Al-Khazin bahwa apa yang di

nukilkan ahli tafsir dan ahli pembawa berita tentang itu tidak benar dari

Rasulullah walaupun berita ini dari Yahudi. Menurutnya ini adalah

permainan kaum Yahudi terhadap Nabi Sulaiman pada zaman itu.

Page 15: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, transliterasi Arab-

Latin mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Institut Ilmu Al-Qur’an(IIQ) Jakarta” cetakan ke-II, tahun 2011, yang secara

garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsonan

Th ط A أ

Zh ظ B ب

‘ ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

’ ء Sy ش

Y ي Sh ص

Dh ض

2. Vokal

a. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

Vokal Pendek Panjang

Page 16: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xiv

Fathah A Â

Kasrah I Î

Dhammah U Û

b. Vokal Rangkap

fathah + ya' mati Ditulis

Ai

نكم Bainakum ب ي

fathah + ya' mati Ditulis

Au

Qaulun ق ول

c. Vokal Pendek

Ditulis a'antum أأنتم

Ditulis U„iddat اعدت

Ditulis la'insyakartum لئن شكرتم

3. Kata sandang

a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur`ân الق رآن

Ditulis al-Qiyâs القياس

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah

'Ditulis as-Samâ السماء

Ditulis asy-Syams الشمس

4. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis zawî al-Furûdh ذوي الفروض

Ditulis ahl as-Sunnah سنةأهل ال

Page 17: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xv

c. Syaddah

Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada ditengah kata, diakhir kata

ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf –huruf

syamsiyah.

Contoh:

wa arr-rukka‟i : والركع Inna al-ladzîna : إن الذين Âmannâbillahi :أمنا با لله

d. Ta Marbûthah

Bila dimatikan ditulis h.

Ditulis Hibbah ه بة

Ditulis Jizyah جزية

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya,

kecuali jika dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

„Ditulis karâmah al-auliyâ كرامة الولياء

Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan

dhammah, ditulis t.

Ditulis Zakâtul fithri زك اة الفطر

e. Huruf Kapital

Page 18: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

xvi

Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah di alih aksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan yang telah

disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,

huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan

yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak

miring (italic) dan cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital

adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata

Al-Qur’andan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Page 19: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ada kitab-kitab tafsir yang mengemukakan cerita-cerita isrâiliyyât sambil

meriwayatkan sanad-sanadnya. Akan tetapi pengarang kitab-kitab ini tidak

merasa cukup hanya mengemukakan sanadnya saja, supaya mereka ke luar

dari tanggung jawab, mereka memberi komentar terhadap apa yang

mereka riwayatkan itu dengan dengan mengemukakan hakikat dan

pertimbangannya. Karena untuk menyadari, untuk ke luar dari tanggung

jawab secara sempurna, mereka harus menyelidiki riwayat-riwayat itu

dengan penyelelidikan sendiri secara jelas. Karena sebagian manusia tidak

mengetahui cara penyelidikan riwayatnya, sehingga tidak ada faedahnya

bila hanya di kemukakan sanadnya saja, sebaliknya akan terasa

bermanfaat dan berfaedah, bila dijelaskan oleh orang yang mampu tentang

keadaan riwayatnya.1

Cerita isrâiliyyât yang sesuai syariat, dapat dibenarkan dan kita

boleh meriwayatkannya. Akan tetapi yang bertentangan dengan syariat,

harus ditolak dan kita haramkan meriwayatkannya, kecuali untuk

menerangkan kesalahannya. Sedangkan cerita isrâiliyyât yang di diamkan

oleh syariat, jangan di hukumi dengan apa pun juga, baik membenarkan

maupun mendustakan, dan boleh meriwayatkannya, karena sebagian besar

yang diriwayatkan itu kembali kepada masalah cerita-cerita dan berita-

berita, bukan kepada masalah akidah maupun masalah hukum. Cara

meriwayakannya hanyalah sekedar mengemukakan hikayatnya saja,

1 Muhammad Husain Dzahabi, Isrâîliyyât dalam Tafsir dan Hadis, terjemahan

Didin Hafidhuddin, (Bogor: P.T. Pustaka Litera Antar Nusa, 1993), cet. II, hal. 116

Page 20: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

2

sebagaimana terdapat di dalam kitab-kitabnya, tanpa melihat apakah cerita

itu salah ataukah benar.2

Pengutipan isrâiliyyât oleh sebagian mufassir sebagai salah satu

sumber penafsiran Al-Qur’an selama empat abad ini, yaitu semenjak

pengkodifikasian tafsir sampai sekarang memperkaya khazanah

perpustakaan uamt islam dengan kitab-kitab tafir yang memuat riwayat-

riwayat isrâiliyyât dengan istensitas yang cukup beragam, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Persoalan isrâiliyyât menjadi isu penting bagi

mufassir modern. Sebab isrâiliyyât tidak hanya berkaitan dengan aspek

teologis islam yang mengklaim sebagai agama yang sempurna, sehingga

tidak perlu lagi merujuk pada ajaran-ajaran yahudi dan nasrani yang pada

umumnya berisi khufarat-khufarat yang merusak akidah umat islam.3

Ibnu Taimiyah (661 H) dalam tafsirnya menyinggung bahwa

penafsiran isrâiliyyât merupakan penyimpangan yang dilakukan banyak

mufassir terhadap permasalahan yang sama sekali tidak penting dan tidak

di dukung alasan yang shahih. Seperti perdebatan penafsiran mengenai

anjing Ashâb al-Kahfi, ukuran kapal Nabi Nuh, jenis kayu yang

digunakannya dan kasus-kasus remeh lainnya. Ia juga menjelaskan bahwa

kasus semisal dapat dipercaya bila ditemukan rujukan yang valid dari

Nabi. Seperti kasus nama sahabat Musa yang bernama Khidir. Namun,

berbeda halnya ketika tidak di dapati rujukan yang pasti dari Nabi, kita

tentu menolak pendapar yang jelas-jelas merupakan kebohongan dan tidak

meributkan pendapat yang bersumber dari ahli kitab.4

2 Muhammad Husain Dzahabi, Isrâîliyyât dalam Tafsir dan Hadis, terjemahan

Didin Hafidhuddin, hal. 61 3 Muhammad bin Shahih Al-Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta : Darus

Sunnah Press, 2004), h. 115 4 Mani Abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir terj. Manhaj al-Mufassirin (Jakarta

: PT. Gravindo Persada, 2006), h.13

Page 21: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

3

Ibnu Taimiyah sama sekali bersikap tawaquf terhadap kebenran

segala riwayat-riwayat yang datang dari tokoh-tokoh isrâiliyyât yang

sifatnya tidak ada bukti yang tegas atas kebathilannya. Sikap tawaquf juga

ditujukan kepada isi kitab suci Ahli Kitab (Taurat dan Injil), karena ada

kemungkinan isinya itu termasuk yang mereka ubah, atau yang masih

asli.5

Ibnu Taimiyah bertolak kepada tiga bagian, yaitu isrâiliyyât yag

masuk dalam bagian yang sejalan dengan islam perlu dibenarkan dan

boleh diriwayatkan, sedangkan yang masuk dalam bagian yang tidak

sejalan dengannya harus ditolak dan tidak boleh diriwayatkan. Sementara

itu, isrâiliyyât yang tidak masuk bagian pertama dan kedua tidak perlu

dibenarkan dan didustakan, tetai boleh diriwayatkan.6

Allamah Ahmad Muhammad Syakir (w. 1377 H) mengemukakan

dalam bukunya “Umdah at-Tafsir”, “Boleh mengambil berita dari mereka

(yang tidak adil atas kebenaran dan dustanya pada kita) adalah satu hal

sedangkan mengutip hal itu dalam tafsir Al-Qur’an dan menjadikannya

sebagai suatu pendapat atau riwayat dalam memahami makna ayat-ayat

Al-Qur’an, atau menentukn sesuatu yang tidak ditentukam di dalamnya,

adalah hal lain. Ini karena dengan mengutip hal seperti itu disamping

kalam Allah Swt dapat memberi kesan bahwa berita yang tidak tahu

kebenaran dan dustanya itu adalah penjelas makna firman Allah Swt dan

menjadi pemerinci apa yang disebut global di dalamnya.7

Begitu pula Ibnu Khaldun (w. 808 H) dalam muqaddimahnya

menyatakan diperbolehkanya merujuk kepada Ahli Kitab. Keterangannya

5 Ignaz Goldziher, Madzhab Tafsir terj. Madzahib al-Tafsir al-Islamy (Lebanon :

Dar Iqro, 1983), h. 82 6 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrâîliyyâtdalam Tafsir Ibnu Katsir dan

At-Thabari, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999), h. 42 7 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an, (Jakarta : Gema Insani Press,

1999), h. 497

Page 22: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

4

tersebut diungkapan dengan redaksi sebagai berikut; Tafsir itu terbagi

menjadi dua macam, (salah satunya adalah tafsir naqli yang disandarkan

kepada riwayat-riwayat yang dinukil dari kaum salaf). Berita-berita yang

di nukil dari kaum salaf biasanya yang berupa pengetahuan tentang nasikh

mansukh, asbâb an-Nuzul, maksud beberapa ayat, dan segala sesuatu yang

tidak bisa diketahui kecuali melalui riwayat dari generasi sahabat dan

tabi’in. Sebenarnya generasi awal umat ini sudah memiliki perhatian yang

sangat besar terhadap riwayat-riwayat naqli ini. Hanya saja kitab dan hasil

nukilan mereka masih banyak mengandung unsur yang baik dan buruk

atau maqbul dan mardud.8

Sementara itu Muhammad Abduh (w. 1323 H) termasuk ulama

yang paling gencar mengkritik kebiasaan ulama tafsir generasi pertama

yang banyak menggunakan isrâiliyyât sebagai penafsir Al-Qur’an bahkan,

salah satu motivasi penulisan tafsirnya adalah untuk menghindari

kebiasaan ulama tafsir itu. Abduh menolak validitas ulama tafsir generasi

pertama yang menguhubungkan Al-Qur’an dengan isrâiliyyât.

Menurutnya, cara itu telah medistorsi pemahaman terhadap islam. Sikap

keras serupa diperhatikan pula riwayat isrâiliyyât yang secara ektrim

diriwayatkan oleh para ulama sebenarnya telah keluar dari konteks Al-

Qur’an.9

Dalam tafsir Musthafa al-Marâghî (w. 1371 H) yang juga

merupakan murid Abduh, memandang bahwa kitab-kitab tafsir telah di

kotori oleh isrâiliyyât yang tidak jelas kualitasnya. isrâiliyyât merupakan

sesuatu yang ditransfer Ahli Kitab untuk menipu orang-orang Arab.

Demikian juga Ibnu Mas’ud, berkata: “Jangan tanyakan kepada Ahli Kitab

8 Muhammad Abdurrahim Muhammad, Tafsir Nabawi, (Jakarta : Pustaka Azzam,

2001), h. 102 9 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Isrâîliyyâtdalam Tafsir Ibnu Katsir dan

At-Thabari, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999), h. 42

Page 23: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

5

tentang tafsir, karena mereka tidak membimbing kearah yang benar dan

mereka sendiri berada dalam kesalahan”10

.

Imam Ahmad bin Hambal (W. 241 H) mengatakan bahwa tafsir

yang harus dijauhi orang muslim yang kuat imannya adalah tafsir yang

didalamnya memuat mitodologi yang penuh dengan kemisteriusan,

khufarat-khufarat mengenai kisah-kisah dan ranah-ranah yang bercampur

aduk dengan iamjinasi yang bebas.11

Dzahabi dalam kitabnya, at-Tafsir wa al-Mufassirun, ia membagi

isrâiliyyât pada tiga jenis: Pertama, yang diketahui keshahihannya, karena

adanya konfirmasi dari sabda Nabi Saw atau dikuatkan oleh syariat,

bentuk ini dapat diterima. Kedua, diketahui kebohongannya, karena

pertentangannya dengan syariat atau tidak sesuai dengan akal sehat,

bentuk ini tidak boleh meriwayatkannya harus di tolak. Ketiga, yang tidak

masuk kedalam bagian pertama dan kedua tersebut harus bersikap

tawaqquf terhadapnya (tidak membenarkan dan tidak mendustakan) .12

Selanjutnya, Tafsir al-Kasyaf wa al-Bayan Penulis tafsir ini ahmad

Ibn Ibrahim al-Tsa’labi al-Naisaburiy. Panggilannya Abu Ishaq yang

wafat tahun 427 H, ia menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan hadis

bersumber dari ulama salaf. Sayangnya, dalam menukil sanad-sanad hadis,

ia tidak mencantumkannya secara lengkap. Tafsir ini sedikit membahas

nahwu dan fiqih; karena ia seorang pemberi nasehat, maka ia senang

terhadap kisah-kisah.13

Banyaknya cerita isrâiliyyât didalam Al-Qur’an yang masih

mengganjal dengan adanya berbagai banyak versi yang tersebar di media.

10

Thameem Usama, Metodologi Tafsir al-Qur’an, Kajian Kritis Objektif dan

Komprehensip (Jakarta : Penerbit Riora Citra), h. 38 11

Mani Abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir terj. Manhaj al-Mufassirin

(Jakarta : PT. Gravindo Persada, 2006), h. 58 12

Lihat ad-Dzahabi, at-Tafsir wal Mufassirun, Juz I, h. 95 13

Ignaz Goldziher, Madzhab Tafsir terj. Madzahib al-Tafsir al-Islamy (Lebanon :

Dar-Iqro, 1983), h. 85

Page 24: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

6

Salah satunya tentang malaikat. Bukan saja karena makhluk ini secara

khusus disebut sebagai salah satu dari rangkaian rukun iman, tetapi juga

kerena malaikat memiliki keterlibatan dengan seluruh manusia tanpa

kecuali, taat atau durhaka, sejak lahir hingga wafat, bahkan hingga

kehidupan di akhirat kelak.14

Beriman kepada malaikat merupakan salah satu rukun iman yang

wajib diimani oleh setiap mukmin. Meyakini bahwa para malaikat adalah

hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka tidak pernah melakukan

kemaksiatan (membangkang) kepada Allah dalam segala perintah yang

diberikan kepada mereka, dan selalu melaksanakan segala perintah-Nya

dan bahwasanya mereka adalah perantara-perantara yang menghubungkan

antara Allah dengan para Rasul yang diutusnya kepada manusia.15

Menurut Al-Qur’an secara umum malaikat di dunia mempunyai

dua fungsi yaitu menggerakan kekuatan alam untuk melaksanakan tugas

masing-masing dan membimbing manusia untuk berbuat baik.16

Malaikat tercipta untuk selalu taat, tidak berbuat maksiat, serta

tidak akan dihisab dan tidak menerima pembalasan. Allah Swt berfirman:

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan

malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa

angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka

14

Muhammad. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, Jin, Iblis, Setan dan Malaikat

dalam Al-Qur’an-As-Sunnah serta wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini,

(Jakarta : Lentera hati, 2000), Cet. IV, h. xiii 15

Ahmad Bahjad, Mengenal Allah, Terj. Muhammad Abdul Ghofar E.M.,

(Bandung : Pustaka Hidayah, 1998), Cet. I, , hlm. 69 16

Syed Mahmudun Nasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Terj. Drs. Adang

Affandi, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya), Cet.IV, 1994, h. 28

Page 25: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

7

selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”. (al-Anbiya’

[21] : 19-20)

Ada sepuluh malaikat yang wajib diketahui oleh umat Islam yaitu

Jibril (penyampai wahyu yang terpercaya), Mikail (pembagi rizqi dan hujan),

Israfil (peniup terompet), Izrail (pencabut nyawa), Ridwan (penjaga surga),

Malik (penjaga neraka), Munkar dan Nakir (penanya dalam kubur), Rakib

dan Atib (penulis amal baik dan buruk setiap mukalaf).17

Perselisihan

pendapat terjadi sangat sengit seputar Harut Marut. Pembahasan inilah yang

akan diangkat oleh penulis yaitu tentang dua malaikat Harut dan Marut

karena banyak riwayat yang berbeda seputar rincian kisah Harut dan Marut

dengan versi yang berbeda-beda.

Lafadz malaikat disebutkan dalam Al-Qur’an 68 kali bila dihitung

dengan bentuk perubahan kata-kata malaikat, malakun, malakaini, malakan,

malakin, seluruhnya 88 kali.18

Tetapi para mufasir berbeda pendapat

berkaitan dengan kata malakaini dalam surat al-Baqarah ayat 102

dikarenakan ayat tersebut belum dapat dipahami oleh mereka.

Para mufasir dalam membaca kata malakaini berbeda pendapat, ada

yang membaca dengan kasrah lamnya yang berarti dua raja, ada yang

membacanya dengan fathah lamnya yang berarti dua malaikat, sehingga

dalam menafsirkan surat al-Baqarah ayat 102 pun berbeda.19

Ada dua pendapat para mufasir tentang yang dimaksud dengan dua

malaikat itu. Ada yang berpendapat mereka betul-betul malaikat seperti

pendapatnya Abdurrahman Ibn Kamal Jalal al-Din as-Suyuti dalam tafsir

Durr al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur, Ahmad Mushtafa al-Maraghi

17

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun

Iman, Rukun Ihsan Secara Terpadu, Terj. Dr. Afif Muhammad M.A., (Bandung : Al-Bayan,

1998), Cet. I, h. 114 18

Departeman Agama Republik Indonesia, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta

: CV. Anda Utama, 1992), h. 687 19

Maspuk Zuhdi, Studi Islam Jilid I, (Jakarta : CV. Raja Wali, 1998), Cet. I, h. 36

Page 26: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

8

dalam tafsir al-Maraghi, Abi Qasim Jarullah Mahmud Ibn Umaar al-

Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasysyaf dan al- Alamah al-Sayyidi Muhammad

Husain At-Thabari dalam tafsir Jami al-Bayân fi at-Ta’wîl Al-Qur’an,

Mufasir yang berpendapat bahwa manusia yang memiliki sifat mulia

sehingga diserupakan dengan malaikat seperti pendapatnya Wahbah Zuhaili

dalam tafsir Munir, Muhammad Abduh dalam tafsir al-Manar dan Abdullah

Yusuf Ali dalam tafsir Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya .Sedangkan

mengenai mempelajari ilmu sihir, ada sebagian ulama yang membolehkan

mempelajarinya dengan tidak menggunakannya, dan ada juga ulama yang

mengharamkan mempelajari sihir apalagi mengamalkannya.20

Muhammad Sayyid al-Musayyar memaparkan dalam bukunya “Buku

Pintar Alam Gaib” sebagian orang berpendapat bahwa dapat ayat tersebut

dinyatakan bahwa malaikat merasa aneh dengan perbuatan maksiat anak-

anak Adam dan kesabaran Allah melihat tingkah mereka. Allah pun menguji

dua malaikat dengan memberi nafsu kepada keduanya. Dua malaikat itu

bernama Harut dan Marut. Mereka diturunkan ke bumi agar Allah melihat

apa yang akan mereka lakukan.

Dihadapan keduanya, planet Venus menjelma menjadi seorang

perempuan yang sangat cantik. Tak pelak, keduanya langsung tertarik dan

berhasrat kepadanya. Akan tetapi perempuan itu menjawab, “Tidak, demi

Allah. Kalian harus menyekutukan Allah terlebih dahulu!”. Tetapi kedua

malaikat itu menolak. Perempuan itu beranjak dari tempat mereka, lalu ia

kembali dengan membawa bayi. Kemudian perempuan itu kembali

menawarkan dirinya kepada malaikat tersebut, asal mereka sudi membunuh

bayi yang dibawanya. Dua malaikat itu menolak membunuh bayi dan

perempuan itu pun kembali pulang. Ia kembali lagi dengan membawa

20

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ictiar Baru

Van Voeve, 1993), h. 89

Page 27: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

9

secangkir khamar. Lagi-lagi ia menawarkan dirinya kepada dua malaikat itu

asalkan mereka mau meminum khamar. Akhirnya mereka menerima tawaran

meminum khamar. Keduanya berkata “Meminum khamar lebih ringan dari

dua dosa sebelumnya.”21

Setelah mereka minum khamar, mereka tergolong untuk

menyekutukan Allah, membunuh bayi dan berzinah. Setelah siuman,

keduanya baru mneyadari betapa besar dosa dan kesalahan yang telah mereka

lakukan. Keduanya pun diberi pilihan antara disiksa dunia atau azab akhirat.

Mereka memilih untuk diazab di dunia. Akhirnya mereka digantung di

babiolnia Iraq, diantara langit dan bumi.

Riwayat-riwayat ini berasal dari kitab-kitab Bani Israel yang tidak

pernah menghormati Allah, tidak mengakui kesucian malaikat, dan tidak

mengakui akhlak para nabi. Kisah-kisah ini diriwayatkan oleh Abdullah ibn

Umar dari Ka’ab al-Ahbar, orang yang terkenal sering meriwayatkan mitos-

mitos Yahudi. Isi riwayat ini bertentangan dengan nash-nash agama, logika,

dan ilmu pengetahuan.22

Para malaikat tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah, apalagi

mendurhakai perintah-Nya. Hakikat segala sesuatu telah menjadi ketetapan

dan tabiat makhluk. Hal ini merupakan sunatullah yang tidak akan berubah.

Planet Venus tak mungkin menjelma seorang perempuan dan seorang

perempuan tidak akan beubah menjadi planet.

Walaupun sudah pernah ada beberapa yang membahas tentang Harut

Marut, penulis akan mengangkat kembali judul ini dengan mengambil

penafsiran yang berbeda yaitu dengan tafsir al-Khazin dan Ibnu Katsîr.

Dengan ini penulis akan memperkuat pendapat-pendapat ataupun informasi

21

Muhammad Sayyid al-Musayyar, Buku Pintar Alam Gaib, (Jakarta : Zaman,

2009), Cet. I, h. 58-59 22

Muhammad Sayyid al-Musayyar, Buku Pintar Alam Gaib, h. 60

Page 28: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

10

yang telah di bahas sebelumnya oleh peneliti serta memberikan wawasan

terbaru dengan menggunakan tafsir klasik.

Alasan pengambilan judul dikarenakan banyaknya cerita

Isrâîliyyâtdalam Al-Qur’an yang bertentangan dengan syariat, yang

seharusnya di kaji ulang untuk memastikan keisrâiliyyâtannya, bahkan harus

ditolak dan di haramkan meriwayatkannya, kecuali untuk menerangkan

kesalahannya. Penulis menarik untuk mengkaji tentang Harut dan Marut

dimana begitu banyak keganjalan serta keanehan dalam kisah yang sudah

tersebar dikalangan masyarakat. Dimana dua malaikat yakni Harut dan Marut

yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan ilmu sihir.

Pada skripsi ini penulis memilih tafsir dalam penafsiran tafsir al-

Khâzin karya Alaudin Abdul Hasan Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin

„Amr bin Khalilis Syaihi dan Tafsir Al-Qur’an Al-Azhîm karya Imam Jalil.

Hafid, Imadudin, Abu al-Fida, Ismail bin „Amr bin Kasir bin Dhaw‟ bin

Kasir bin Zar‟a, al-Bisri.

Tafsir al-Khazin yang disebut Lubabu at- Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil

(Ta’wil yang bersih terhadap Makna Al-Qur’an) salah satu kitab yang

termasyhur yang mengemukakan cerita-cerita Isrâiliyyât, dan tidak

mengemukakan sanadnya, tetapi kadang-kadang memberikan isyarah akan

kedhaifannya (kelemahannya), menjelaskan ketidakshahihannya, hanya

meriwayatkan apa yang diriwayatkn tanpa mengoreksinya sama sekali

walaupun hanya satu kalimat, dan walaupun cerita itu rusak dan bertentangan

dengan kaidah-kaidah syariat.23

Tafsir ini merupakan ringkasan dari tafsir Baghawi sebagaimana hal

itu telah dikemukakan oleh Imam Khazin di dalam muqaddimahnya, dan

23

Muhammad Husain Dzahabi, Isrâîliyyât dalam Tafsir dan Hadis, terjemahan

Didin Hafidhuddin, hal. 166

Page 29: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

11

Tafsir Baghawi adalah ringkasan dari Tafsir Sa’labi, sebagaimana

dikemukakan oleh Ibn Taimiyah.

Dari sini kita mengetahui rahasia mengapa al-Khazin yang

memperbanyak cerita isrâiliyyât di dalam Tafsirnya. Al-Khazin adalah

penjaga kitab-kitab di perpustakaan Khanqah Samiatiyah, Damaskus.

Sebagai penjaga kitab ia mempunyai kecintaan terhadap tafsir dan pasti akan

banyak membaca tafsir yang dipercayaan pemeliharannya kepadanya. Ia pasti

akan kagum pada sebagian yang membekas ke dalam usahanya untuk

menuliskan kitab tafsir.

Kita telah mengetahui bahwasannya al-Khazin mempunyai perhatian

yang sangat besar terhadap segi-segi Isrâiliyyât. Ia memperbanyak penukilan

kisah itu di dalam Tafsir-nya. Ketika mengemukakan cerita-cerita isrâiliyyât

di dalam Tafsir-nya, ia tidak mempergunakan satu sistem tertentu di dalam

tertentu di dalam periwayatannya. Ia mengemukakan kisah yang di dalamnya

terdapat hal-hal yang ganjil, hanya saja tidak berkaitan dengan akidah.

Jadi kitab Tafsir al-Khazin adalah tafsir yang mudah ibaratnya, jelas

maknanya, akan tetapi termasyhur dengan kisah-kisahnya yang penuh dengan

cerita-cerita Isrâiliyyât, yang menyebabkan tafsir itu menjadi tidak baik.24

Sedangkan Tafsir Ibnu Katsîr adalah salah satu kitab tafsir termasyhur

yang meriwayatkan cerita-cerita isrâiliyyât lengkap dengan sanadnya,

kemudian tentang cerita-cerita yang batil, disertai komentar dan penjelasan,

kecuali hanya sedikit saja yang tidak diberi penjelasan. Tafsir ini adalah tafsir

bil-Matsur (Tafsir dengan riwayat) yang termasyhur. Dengan

kemasyhurannya ia anggap sebagai kitab yang kedua setelah Tafsir Ibn Jarir

at-Thabari, dan dia banyak menukil daripadanya.

24

Muhammad Husain Dzahabi, al-Isrâîliyyâtfi Tafsir wal Hadis, terjemahan Didin

Hafidhuddin, hal. 173

Page 30: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

12

Ibnu Katsîr meriwayatkan berita-berita dengan mengemukakan sanad-

sanadnya, sebagaimana dilakukan oleh Ibn Jarir. Ia berbeda dengannya

karena ia meneliti apa yang diriwayatkan dengan penelitian yang baik, dan

dengan kemahirannya sebagai ahli hadis ia mengetahui cacat-cacat hadis

serta mengetahui mana yang kuat dan mana yang lemah di dalam hadis.

Ia meriwayatkan berita yang merupakan penjelasan terhadap ayat Al-

Qur’an yang bersifat global, atau ia semata-mata menceritakan sesuatu

walaupun sedikit sekali persesuaian. Ia mengetahui cacat-cacat hadis dan

mengetahui pula letak kekuatan dan letak kelemahannya. kedalamannya

ilmunya (makalah) sebagai ahli hadis menyebabkan ia mengendalikan dirinya

sebagai ahli sejarah dan ahli tafsir. Dengan demikian ketika ia

mengemukakan berita, ia memperhatikan keshahihannya semaksimal

mungkin, serta menjauhi kisah-kisah yang bersifat khufarat. Jika ia

mengemukakannya ia memperingatkan bahwasannya itu adalah cerita

isrâiliyyât yang tidak ada sumbernya.

Demikian pula ketika menafsirkan, ia memperhatikan keshahihannya

di dalam tafsir-nya. Ia mengemukakan dari berbagai kelemahan berdasarkan

penelitiannya serta mengungkapkan nama-nama yang lemah di dalam

tafsirnya. Apa yang ia riwayatkan dari cerita Isrâiliyyât, di ungkapkan juga

yang palsu dengan yang rusak, dan ia memperingatkannya dengan sunguh-

sungguh.25

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang yang telah penulis

paparkan diatas, maka penulis sedikit tertarik dan memberanikah diri untuk

menganalisa terhadap kisah isrâiliyyât dalam kisah Harut Marut, untuk

diangkat menjadi sebuah judul skripsi “Isrâiliyyât Dalam Kisah Harut Dan

Marut (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Katsîr Dan Al-Khâzin)”

25

Muhammad Husain Dzahabi, Isrâîliyyâtfi Tafsir wal Hadis, terjemahan Didin

Hafidhuddin, hal. 132

Page 31: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

13

B. Identifikasi Masalah, Pembahasan Masalah, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang di bahas oleh penulis, dapat ditemukan

masalah yang patut dibahas, yaitu:

1) Adanya perbedaan antar mufassir dalam menyikapi kisah

isrâiliyyât

2) Perbedaan Mufassir dalam menafsirkan kisah isrâiliyyât

Harut Marut

3) Dalam tafsir al-Khazin dan tafsir Ibnu Katsîr dalam kisah

Harut Marut nampaknya berbeda dalam menyikapi

tersebut

2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah terurai diatas, maka

penulis menemukan beberapa titik pokok masalah dan mengenai ayat

Harut Marut yang perlu kita ketahui. Penulis hanya menemukan satu

ayat untuk pembahasan tentang Harut Marut dan penafsirannya yaitu

pada surat al-Baqarah ayat 102 dalam penafsiran kitab tafsir Lubâbu

al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil karya al-Khazin dan tafsir Al-Qur’an Al-

Azhîm karya al-Imam al-Hafizh Imaduddin Abul-Fida Ismail bin

Katsîr. Penulis hanya menemukan satu ayat untuk pembahasan

tentang Harut Marut.

Alasan penulis mengambil kitab tafsir al-Khazin adalah

tafsir tersebut di kelompokan dalam tafsir bi ar-ra’yi yang merupakan

hasil ijtihadnya sendiri. Banyak para ulama mengomentari tafsir al-

Khazin diantaranya Muhammad „Ali al-Sabuni dalam al-Tibyan Fi

‘Ulum Al-Qur’an mengatakan bahwa Tafsir al-Khazin banyak

mengandung kisah dan isrâiliyyât yang amat panjang, terutama kisah

Page 32: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

14

Isrâiliyyât. Ia menyinggung tentang kelemahan dan kebohongannya,

akan tetapi kadang-kadang tidak di singgungnya, sehingga para

pemabaca akan mengira bahwa riwayat ini benar serta banyak kisah

dan riwayat yang tidak sepatutnya disebutkan karena dhaif dan

diragukan.

Sedangkan alasan penulis mengambil kitab Ibnu Katsîr adalah

seorang ahli sejarah. Para ahli sejarah biasanya banyak menolong di

dalam menukil berita-berita, mereka mengumpulkan berita yang

bernilai dengan yang tidak. Di dalam kitabnya biasanya orang ahli

sejarah dan juga ahli tafsir, tafsirnya dikalahkan oleh segi beritanya.26

Apabila mengusut Ibnu Katsîr di dalam tafsirnya, kita akan

menemukan ketika ia meriwayatkan berita yang garib (aneh) yang

mengandung kemungkinan benar atau salah, ia menganggap cukup

untuk mengingatkannya bahwa cerita tersebut adalah cerita yang

diizinkan Rasul untuk dikemukakan. Akan tetapi ia mengingatkan

bahwa cerita tersebut tidak boleh dijadikan pegangan, kecuali di

dalam syariat kita ada dalil yang memperkuatnya.27

1. Bagaimana penafsiran kisah Harut dan Marut dalam kitab

tafsir Ibnu Katsîr dan Al-Khazin?

2. Bagaimana isrâîliyyât kisah Harut dan Marut dalam

penafsiran kisah menurut Ibnu Katsîr dan Al-Khazin?

3. Bagaimana Klasifikasi riwayat isrâîliyyât apakah diterima,

ditolak atau didiamkan?

26

Muhammad Husain Dzahabi, al-Isrâîliyyâtfi Tafsir wal Hadis, terjemahan Didin

Hafidhuddin, (Bogor:P.T. Pustaka Litera AntarNusa, 1993), cet. II, hal. 134 27

Muhammad Husain Dzahabi, al-Isrâîliyyâtfi Tafsir wal Hadis, terjemahan Didin

Hafidhuddin, (Bogor:P.T. Pustaka Litera AntarNusa, 1993), cet. II, hal. 134

Page 33: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

15

C. Tujuan Penelitian

Diantara tujuan yang akan dicapai dalam skripsi ini ialah

1) Ingin mengetahui penafsiran kedua para mufassir mengenai

kisah isrâiliyyât dalam kisah Harut dan Marut dalam surah al-

Baqarah ayat 102.

2) Ingin mengetahui Bagaimana status kisah Harut Marut,

apakah diterima, ditolak atau didiamkan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan wawasan

dan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat hasil penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Sebagai referensi penelitian di bidang tafsir khususnya

tentang isrâîliyyât kisah Harut dan Marut dalam Tafsir Ibnu

Katsîr. Sebagai referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya yang berhubungan, serta menjadi kajian lebih

lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis, menambah wawasan penulis secara

mendalam mengenai kebebasan beragama menurut

para mufassir di atas dan untuk mendapatkan gelar

strata satu (S1).

b. Bagi penulis selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai penelitian lanjutan yang serupa dan lebih baik

lagi.

c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah

wawasan pembaca dan menjadi rujukan bahasa baca.

Page 34: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

16

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian literatur yang relevan

dengan pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan

memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian. Untuk

menghindari terjadinya kesamaan dalam pembahasan skripsi ini

dengan yang lain, maka selama proses penyusunan, penulis telah

melakukan tinjauan pustaka.

Dalam bentuk skripsi penulis menemukan skripsi yang

berjudul “Harut Marut Dalam Al-Quran (Kajian Tafsir Maudu’)” di

tulis oleh Ahmad Zaki Alfi, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Kasim

Riau tahun 2014. Dalam skripsi ini Ahmad mengambil dua mufassir

klasik yaitu Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari dan Al-

Qurthubi sedangkan untuk mufassir kontemporer yaitu Prof. Hamka

dan Prof. Wahbah Zuhaili.28

Selanjutnya skripsi yang di tulis oleh Siti Yuha, Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tahun 2016 dengan judul “Tokoh-Tokoh Dalam Al-Qur’an Surat Al-

Baqarah”. Dalam skripsi ini Siti memaparkan rangkaian cerita dan

tokoh-tokoh yang menjadi aktor dalam cerita salah satu nya ialah

Harut Marut. Temuan penelitian menunjukan bahwa toko-tokoh yang

ada dalam surat al-Baqarah terbagi menjadi empat kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari para Rasul dan selain para Rasul,

kelompok kedua terdiri dari tokoh-tokoh Malaikat, kelompok ketiga

terdiri dari tokoh-tokoh Jin, dan kelompok keempat terdiri dari tokoh

binatang.29

28

Ahmad Zaki Alfi, “Harut Marut Dalam Al-Qur’an Kajian Tafsir Maudhu”,

skripsi yang diajukan ke Program Sarjana UIN Syarif Kasim Riau, Riau : 2014 29

Siti Yuha, “Tokoh-Tokoh dalam Qur’an Surat Al-Baqarah”, skripsi yang

diajukan ke Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : 2016

Page 35: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

17

Skripsi yang di tulis oleh Riva Syarifa Humairo, Jurusan

Tafsir Hadis Faultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta

Tahun 2015 dengan judul “Studi Kritis Terhadap Kisah Isrâîliyyât

dalam Tafsor Al-Misbah (Analisis Surat al-Baqarah dan al-Kahfi)”.

Skripsi ini membahas pandangan Quraisy Syihab mengenai kisah-

kisah isrâiliyyât yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 101-103

tentang Harut Marut, 67-74 tentang Kisah sapi betina Bani Israel dan

surat al-Kahfi ayat 81-83 tentang kisah Dzulkarnain, 60-80 tentang

kisah nabi Musa dan seorang Hamba Shaleh. Quraisy Syihab tidak

mengkritisi kualitas kisah isrâiliyyât tersebut, tetapi hanya

menganalisir kualitas kisah isrâiliyyât dalam tafsirnya dengan

mengoleksi data-data sejarah, mengumpulkan pendapat ulama

mengenai riwayat isrâiliyyât tersebut. 30

Skripsi yang di tulis oleh Nuralfiah. Universitas Islam Syarif

Hidayatullah tahun 2013, dengan judul Isrâîliyyât dalam Tafsir Ibn.

Katsir Dan Ath-Thabari. Skripsi ini merupakan studi komparatif

terhadap isrâiliyyât dalam tafsir Ibn. Katsîr dan Ath-Thabari, ia

melakukan perbandingan penafsiran terhadap kisah isrâiliyyât yang

terdapat dalam Al-Qur‟an antara penafsiran Ibn. Katsîr dengan Ath-

Thabari dalam kitab tafsirnya masing-masing.31

Tesis yang di tulis oleh Nurbaiti Muhammad Nur. Konsentrasi

Ulumul Qur‟an dan Ulum al-Hadis Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta

Tahun 2012, dengan judul isrâiliyyât dalam Tafsir al-Jalalain. Tesis

ini seputar isrâiliyyât pada kitab Tafsir al-Jalalain yang menyangkut

tentang kisah-kisah saja. Tujuan Nurbaiti dalam penelitiannya untuk

30

Riva Syarifa Humairo, “Studi Kritis Terhadap Kisah IsrâîliyyâtDalam Tafsor Al-

Misbah (Analisis Surat al-Baqarah dan al-Kahfi”, skripsi yang diajukan ke Program Sarjana

Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, Jakarta : 2106 31

Nuralfiah, “Isrâîliyyât dalam Tafsir Ibn. Katsir Dan Ath-Thabari”, Skripsi yang

diajukan ke Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2013

Page 36: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

18

mencari kualitas riwayat dari kisah-kisah Isrâiliyyât. Nurbaiti yang

membahas 4 materi dalam penelitianya yaitu kisah-kisah uamt

terdahulu, kisah-kisah Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw,

tokoh-tokoh yang di sebut nabi dalam Al-Qur‟an, serta tempat-tempat

bersejarah yang hanya di sebut dalam Al-Qur‟an.32

Perbedaan kajian ini, dengan buku-buku yang sudah ada

tentang pembahasan malaikat menurut hemat penulis terletak pada

ruang lingkupnya. Dimana kajiannya lebih difokuskan pada surat al-

Baqarah ayat 102 tentang penafsiran Harut dan Marut dalam tafsir al-

Khazin dan Ibnu Katsîr saja. Maka penulis merasa perlu meneliti dan

berupaya mengungkap tentang Harut dan Marut dalam AlQur‟an

yang masih diperdebatkan oleh para mufasir.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka

(library research) yaitu satu rangkaian kegiatan penelitian yang

dilakukan dengan cara pengumpulan data yang bersumber dari

literature atau berbagai buku ilmiah yang diambil dari

perpustakaan.

2. Sumber Data Penelitian

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian

dokumentatif, sebuah penelitian yang menggunakan cara

pengumpulan data dan informasi mengenai tema pembahasan dan

beberapa literatur yang masih berkaitan dengannya baik itu berupa

32

Nurbaiti Muhammad Nur, IsrâîliyyâtDalam Tafsir Al-Jalalain, Tesis yang

diajukan ke pPasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, Jakarta : 2012

Page 37: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

19

buku-buku ilmiah dan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan tema

skripsi dan penelitian ini.

Sebagai sumber data, dalam mengumpulkan data penulis

menggunkan berbagai sumber yang terbagi menjadi dua bagian

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer adalah referensi pokonya yang

menjadi sumber utama dalam penulisan skripsi ini yaitu

Ibnu Katsîr dan Al-Khâzin

b. Sumber data sekunder yaitu data pada reveverensi-

reverensi lain yang berkaitan dengan tema penelitian,

sebagai penunjang, pendukung, dan pelengkap dari sumber

data primer.

3. Teknik Pengumpulan Data

Langkah yang digunkana penulis yaitu penelitian pustaka

(library research) pengumpulan data melalui dokumen tertulis,

baik berupa artikel atau buku yang merupakan penafsiran seorang

penulis mengenai suatu topik yang berhubungan dengan skripsi ini.33

Pengumpulan ini dilakukan dari beberapa sumber data

primer dan sekunder. Langkah pertama yang dilakukan oleh

penulis yaitu menyelesaikan kerangka tema yang dibutuhkan,

kemudian penulis pergi menuju perpustakaan untuk mencari

beberapa sumber data yang terkait dengan judul tersebut, langkah

selanjutnya setelah data-data terkumpul, kemudian data di foto

atau di fotocopy terlebih dahulu untuk memudahkan penulis

dalam mengerjakan tugas, lalu data difilter sesuai kebutuhan

pokok pada poin-poin yang akan dijadikan objek penelitian.

33

Prasetyo Irawan, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),

Cet.-5, h. 316

Page 38: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

20

4. Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan kemudian penulis

menggunakan dua metode analisis yaitu metode deskriptif dan

metode komparatif- kritis.

Metode deskriptif adalah suatu pembahasan yang

bertujuan untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah

tersusun dan terkumpul dengan cara memberikan intepretasi

terhadap data tersebut.34

Metode komparatif-kritis adalah metode yang

menghimpun ayat-ayat Al-Qur`an, kemudian mengkaji, meneliti

dan membandingkan pendapat sejumlah penafsiran mengenai

ayat-ayat tersebut. Baik penafsiran menggunakan al-tafsir bi al-

ra`yi maupun bi al-Ma`tsûr.35

Analisa ini akan digunakan pada

Bab IV.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta (edisi revisi) yang di terbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2

tahun 2011.

Selanjutnya, untuk mempermudah penulisan, pembahasan

skripsi ini dibagi ke dalam beberapa bab dengan rincian sebagai

berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan

34

Jujun S, Suriasumantri, Penelitian Ilmiah Kefalsafahan dan Keagamaan:

Mencari Paradigma Keberssamaan, (Bandung: Nuansa: 2001), h. 68-69 35

Abd al-Hayy, al-Farmawiy, al-Bidâyat fî al-Tafsîr al-Madhû`I, (Kairo: al-

Hadharat al-Tarbiyyah), h.46

Page 39: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

21

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta

teknik dan sistematika penulisan.

Bab kedua menguraikan pengertian Isrâiliyyât, sejarah

munculnya, sebab munculnya Isrâiliyyât, klasifikasi, hukum

meriwayatkan, pendapat ulama mengenai isrâiliyyât serta pengertian

Harut Marut, latar belakang turunnya dan kisah Harut Marut dalam

Isrâiliyyât.

Bab ketiga mengenal biografi al-Khâzin dan Ibnu Katsîr

sebagai sumber penafsiran yang penulis ambil.

Bab keempat menguraikan penafsiran surat al-Baqarah ayat

102 dalam penafsiran al-Khâzin dan Ibnu Katsîr dalam kisah

isrâiliyyât Harut Marut.

Bab kelima penutup, yang berisi tentang hasil penelitian dan

beberapa kesimpulan yang berisikan jawaban terhadap masalah-

masalah yang telah di terangkan di bab-bab sebelumnya.

Page 40: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

133

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang penulis laukukan tentang

Isrâiliyyât dalam kisah Harut dan Marut dalam penafsiran Ibnu Katsir

dan Al-Khazin dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

Pertama, penafsiran dalam tafsir Ibnu Katîr tentang kisah Harut

dan Marut adalah di jelaskan bahwa Harut dan Marut adalah bukan

lah dua malaikat yang mengajarkan sihir kepada manusia.

Sesungguhnya setanlah yang mengajarkan bahkan menyebarkan

berita-berita bohong pada zaman Sulaiman. Sama hal dengan

penafsiran dalam tafsir Al-Khazin dimana Sulaiman di fitnah seorang

Penyihir oleh setan-setan.

Kedua, Terdapat Isrâiliyyât kisah Harut dan Marut dalam tafsir

Ibnu Katsir dan tafsir Al-Khazin. Adapun isrâiliyyât dalam tafsir

Ibnu Katsîr adalah sebagai berikut:

a. Dua Malaikat turun ke bumi diberi syahwat

b. Harut dan Marut merayu Zahrah

c. Zahrah berubah bentuk menjadi Venus

d. Harut dan Marut di siksa oleh azab dunia

Adapun isrâilîyyat dalam tafsir Al-Khazin adalah sebagai

berikut:

a. Harut dan Marut adalah yang paling baik di kalangan

Malaikat yang dirubah karena berdosa/bercampur.

b. Allah memberikan mereka syahwat ketika mereka di

dunia untuk melarang manusia dari kemusyrikan,

membunuh, berzina dan meminum khamar.

Page 41: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

134

c. Harut dan Marut merayu Zahrah yakni wanita tercantik di

tanah Faris. Hingga akhirnya mereka melakukan hal-hal

tercela. Seperti membunuh, meminum khamar, dan

berzina.

d. Harut dan Marut di siksa azab dunia sampai hari kiamat

dan di campak yang terbuat dari besi, kaki mereka

digantung antara langit dan bumi.

Ketiga, klasifikasi tentang status kisah isrâiliyyât

dalam kisah Harut dan Marut adalah di tolak. Ibnu Katsîr

menetapkan kepalsuan serta menolak dengan kisah ini.

Menurutnya hal ini tidak marfu’, jelas bahwa sumbernya

adalah riwayat-riwayat isrâiliyyât yang diambil dari Ka’ab

dan lainnya. Sedangkan Al-Khâzin pun menolak tentang kisah

Harut dan Marut. Beliau berpendapat bahwa apa yang di

nukilkan ahli tafsir dan ahli pembawa berita tentang itu tidak

benar dari Rasulullah walaupun berita ini dari Yahudi.

Menurutnya ini adalah permainan kaum Yahudi terhadap

Nabi Sulaiman pada zaman itu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan saran untuk para

pembaca tentang kedua penafsiran yang penulis kaji dalam isrâiliyyât

kisah Harut dan Marut penulis menyarankan agar tidak menelan

mentah-mentah hingga percaya terhadap kisah tersebut. Hal ini

menunjukan agar pembaca lebih teliti dalam mengakaji hal yang

terdapat suatu keganjalan di luar nalar kita.

Page 42: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

135

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim Muhammad, Muhammad, Tafsir Nabawi, (Jakarta :

Pustaka Azzam, 2001)

Abd. Halim Mahmud , Mani, Metodologi Tafsir terj. Manhaj al-

Mufassirin (Jakarta : PT. Gravindo Persada, 2006)

Adz-Dzahabi Muhammad Husein, Tafsir wa al-Mufassirun (Mesir :

Dar el-Maktab Hadis, 1976), Cet. I

Ali Syibromalisi Faizah, Tafsir Bi Al-Ma’tsur, (Jakarta: Gaung

Persada Press Jakarta, 2010)

Anshori, Perbedaan Pandangan Ulama Mengenai Israiliyat dalam

tafsir al- Qur’an, dalam Artikel Institut Ilmu al-Qur’an

Jakarta, 2014

Anwar, Rasihan, Melacak Unsur-Unsur Isrâiliyyât dalam Tafsir Ibnu

Katsir dan At-Thabari, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999)

Al-‘Arid Ali Hasan, Sejarah Metodologi Tafsir, (Jakarta : Rajawali

Perss, 1994 )

Arsyad Ahmad Khalil, Dirash fi al-Qur’an, (Mesir : Dar al- Ma’arif ,

1972)

‘Alau Ad-Din ‘Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin ‘Umar bin

Khalil al-Syaihi, al-Khazin Abu al-Hasan, Lubabu at-Ta’wil

Fi Ma’ani al-Tanzil (Libanon: Daru al-Fikr, 1979)

‘Ali Al-Sabuni Muhammad, al-Tibyan Fi ‘Ulum al-Qur’an, terj.

Muhammad Qadirun Nur (Jakarta: Pustaka Amami, 2001)

Baghdady ‘Abd ar-Rahman, Beberapa pandangan Mengenai

Penafsiran al-Qur’an, terj. Abu Laila dan Muhammad Thohir,

(Bandung : PT al-Ma’arif, 1988)

Bahjad, Ahmad, Mengenal Allah, Terj. Muhammad Abdul Ghofar

E.M., (Bandung : Pustaka Hidayah, 1998), Cet. I

Baidan Nasruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2000)

Page 43: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

136

Baihaqi, Syu’ab al-Iman, Jilid 2

Buchori Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandung an al-

Qur’an, (Bogor : Granada Sarana Pustaka, 2005), Cet. I

Chirzin Muhammad, al-Qur’an dan Ulum al-Qur’an (Yogyakarta :

Dana Bakti Prima Yasa, 1998)

Departeman Agama Republik Indonesia, Ensiklopedi Islam di

Indonesia, (Jakarta : CV. Anda Utama, 1992)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT.

Ictiar Baru Van Voeve, 1993)

Farawi Abd al-Hayy, Metode Tafsir Maudhu’i, Penerjemah Suryan

A. Jamrah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1994)

Fikri Zul, dalam artikel Pemikiran Penafsiran al-Qur’an, Tafsir dan

Ta’wil Abad pertengahan (Studi Tafsir Lubab al-Ta’wil fi

ma’ani al-Tanzil)

Goldziher, Ignaz, Madzhab Tafsir terj. Madzahib al-Tafsir al-Islamy

(Lebanon : Dar Iqro, 1983)

Hajar Ibnu, al-‘Asqalani, al-Ishabah fi Tamzyizi al-Shahabah, (Kairo

: Maktabah Misr)

Hafiz Syamsyidin, Tabaqatu al-Mufassirun (Libanon: Daru al-Fikr,

1979), Juz I

Katsir Ibnu, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim, Jilid I

Katsir Ibnu, al-Bidayahwa al-Nihayah, (Beirut: Dar al-Fikr)

Khalidy Shalah Abdul Fattah, Kisah-Kisah al-Qur’an Pelajaran dari

Orang-Orang Dahulu, Terj. Setiawan Budi Utomo, (Gema Insani

Press, 1996), Jilid III

Mahmudun Nasir, Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Terj. Drs.

Adang Affandi, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya),

Cet.IV, 1994

Page 44: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

137

Muhammad Nur, Nurbaiti, Isrâiliyyât Dalam Tafsir Al-Jalalain,

Tesis yang diajukan ke Pasca Sarjana Institut Ilmu al-Qur’an

Jakarta, Jakarta : 2012

Muhammad Muhammad Abdurrahim, Tafsir Nabawi, (Jak-Sel :

Pustaka Azzam, 2001)

Mujahidn Muahyan Muhammad, Isrâiliyyât dan Hadis-Hadis Palsu Tafsir

Al-Qur’an; Kritik Nalar Penafsiran Al-Qur’an, (Depok : Keira

Publising, 2014)

Ni’na’ah Ramzi, Al-Israiliyat wa Atsaruha fi Kutub at-Tafsir,

(Damaskus : Dar al-Qalam, Beirut : Dar adh-Dhiya, 1970 )

Nuralfiah, Isrâiliyyât dalam Tafsir Ibn. Katsir Dan Ath-Thabari,

Skripsi yang diajukan ke Program Sarjana Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2013

Qaththan Manna, Mabahis fi Ulum al-Qur’an (Mesir : Mansyurat al-

Ashr la hadis, 1973)

Qardhawi, Yusuf, Berinteraksi dengan al-Qur’an, (Jakarta : Gema

Insani Press, 1999)

Quraish Shihab, Muhammad, Yang Tersembunyi, Jin, Iblis, Setan dan

Malaikat dalam Al-Qur’an-As-Sunnah serta wacana

Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta :

Lentera hati, 2000), Cet. IV

Rifa’i Zainul Hasan, Kisah Israiliyyat dalam Penafsiran, Belajar

Mudah ‘Ulum al-Qur’an; Studi Khazanah al-Qur’an, (Jakarta

: Lentera, 2002)

Sayyid al-Musayyar, Muhammad, Buku Pintar Alam Gaib, (Jakarta :

Zaman, 2009), Cet. I

Syarifa Humairo, Riva, Studi Kritis Terhadap Kisah Isrâiliyyât

Dalam Tafsor Al-Misbah (Analisis Surat al-Baqarah dan al-

Kahfi, skripsi yang diajukan ke Program Sarjana Institut

Ilmu al-Qur’an Jakarta, Jakarta : 2016

Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an, (Semarang:

Pustaka Rizki Putra,1987)

Page 45: ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH HARUT DAN MARUTrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/682/2/13210516_Publik.pdf · Harut dan Marut yang digadang-gadang sebagai setan yang mengajarkan

138

Shihab M. Quraisy, Membumikan al-Qur’an, (Bandung : Mizan,

1993)

Shihab M. Quraisy, Wawasan al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996),

cet. I

Supiana dan M.Karman, ‘Ulumul Qur’an dan Pengenalan Dasar

Metodologi, (Bandung : Pustaka Islamika)

Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiah,

2004), Cet. I

Usama, Thameem, Metodologi Tafsir al-Qur’an, Kajian Kritis

Objektif dan Komprehensip (Jakarta : Penerbit Riora Citra)

Utsaimin Muhammad bin Shahih, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta :

Darus Sunnah Press, 2004)

Yuha, Siti, Tokoh-Tokoh dalam Qur’an Surat Al-Baqarah, skripsi

yang diajukan ke Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta : 2016

Zain bin Ibrahim bin Sumaith, Habib, Mengenal Mudah Rukun Islam,

Rukun Iman, Rukun Ihsan Secara Terpadu, Terj. Dr. Afif

Muhammad M.A., (Bandung : Al-Bayan, 1998), Cet. I

Zahabi, Muhammad Husain, Isrâiliyyât dalam Tafsir dan Hadis,

terjemahan Didin Hafidhuddin, (Bogor:P.T. Pustaka Litera

AntarNusa, 1993), cet. II

Zaki Alfi, Ahmad, Harut Marut Dalam Al-Qur’an Kajian Tafsir

Maudhu, skripsi yang diajukan ke Program Sarjana UIN

Syarif Kasim Riau, Riau : 2014

Zuhdi, Maspuk, Studi Islam Jilid I, (Jakarta : CV. Raja Wali, 1998),

Cet. I