Islamic Finance Outlook 2015 - KARIM Consulting...

download Islamic Finance Outlook 2015 - KARIM Consulting Indonesiakarimconsulting.com/wp-content/uploads/2014/12/Outlook-Keuangan... · mempengaruhi lembaga penjamin pembiayaan dan multifinance

If you can't read please download the document

Transcript of Islamic Finance Outlook 2015 - KARIM Consulting...

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1

  • Islamic Finance Outlook 2015

    2

    Rawa Pening, Indonesia National Geographic Photograph by Wahid Gaotama

    Tim Penyusun:

    Nenny KurniaFarida

    Rijal ArslanYoga Aditya Herlambang

    Elda Wediana

  • Islamic Finance Outlook 2015

    3Daftar Isi

    Perkembangan EkonomiSyariah Nasional

    Peta Persaingan IndustriSyariah di Indonesia

    Conclusion

    4

    40

    68

  • Islamic Finance Outlook 2015

    4

    PerkembanganEkonomi Syariah Nasional

    Perkembangan Ekonomi

    peta industri keuangan syariah

    Sistem keuangan Syariah diIndonesia yang terdiri dari BankSyariah, Asuransi Syariah,Multifinance Syariah, PenjaminanSyariah, Pasar Modal, danlembaga keuangan syariah lainnyamerupakan suatu kesatuan yangsaling berkaitan dalammempengaruhi pertumbuhanindustri keuangan Syariah diIndonesia.

    Saling keterkaitan industrikeuangan syariah ini dapatterlihat dari kondisi ketika banksyariah dengan pemain yang adadan selalu bertambah sertakondisi pasar yang kompetitif akanmempengaruhi tingkatpenghimpunan dana pihak ketiga(DPK) dan pembiayaan yangdiberikan. Dari sisi DPK, ketikaDPK yang banyak terhimpun danmembuat bank kelebihan

    likuiditas akan mempengaruhi pasarmodal syariah, misalnyameningkatnya permintaan sukuk,juga Management Investasi Syariahdan Bank Kustodian Syariah.Dari sisi Financing, ketika financingmeningkat maka akanmempengaruhi lembaga penjaminpembiayaan dan multifinancesyariah. Ketika pembiayaan danmultifinance syariah tumbuh makajuga akan mempengaruhi lembagaasuransi jiwa dan asuransi umum.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    6 (enam) peraturan tersebut antara lain POJKtentang penerapan tata kelola terintegrasi bagikonglomerasi keuangan, POJK tentang penerapanmanajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasikeuangan, POJK tentang layanan keuangan tanpakantor dalam rangka keuangan inklusif (lakupandai), POJK tentang bank perkreditan rakyat

    1. B

    ank

    Sya

    riah

    Semakin meningkatnya jumlah bank syariah diIndonesia, dimana terdapat 11 BUS dan 23 UUSpada tahun 2013 dan bahkan di pertengahan 2014terdapat perubahan komposisi dimana adanyaBTPN Syariah yang melakukan spin off sehinggajumlah BUS menjadi 12 dan jumlah UUS menjadi22, peraturan Bank Indonesia pun terusbertambah setiap tahunnya sebagai respon dandengan melihat risiko yang akan timbul daricepatnya pertumbuhan bank syariah tersebut.Setelah perpindahan regulasi pada tahun 2013dimana yang sebelumnya wewenang dalam

    membuat peraturan banksyariah terdapat di BI kiniberpindah ke OJK peraturanterkait bank syariah punterus dibuat, dan bahkan diakhir tahun 2014 OJK telahmembuat 6 (enam) peraturanbaru terkait perbankan, yangdimana didalamnya terdapatjuga peraturan untuk banksyariah.

    Tabel 1.1. Perkembangan Dasar Hukum Perbankan SyariahSumber: Peraturan BI, OJK (2014)

    Landasan Hukum Perbankan Syariah

    (BPR), POJK tentangkewajiban penyediaan modalminimum (KPMM) perbankansyariah dan POJK tentangkualitas aset bank umumsyariah dan unit usahasyariah.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Perkembangan bank syariah diIndonesia dapat digambarkandengan pertumbuhan jumlahBUS maupun UUS, Pada tahun2005 hanya terdapat 3 BUS yaituBank Muamalat, Bank SyariahMandiri dan Bank Mega Syariah.Jika dilihat pertumbuhanperbankan syariah dari tahun ketahun pertumbuhan UUS jauhlebih tinggi dibandingkan denganpertumbuhan BUS, namun padatahun 2010 ada penurunan

    Grafik 1.1. Perkembangan Lembaga Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juli 2014)

    Perkembangan Institusi dan Jaringan Kantor Perbankan Syariah

    PERKEMBANGAN INSTITUSI

    jumlah UUS dikarenakan ada beberapa UUS yangmelakukan Spin Off. Penambahan BUS terbesarterjadi pada tahun 2010 (5 BUS baru). Tahun 2013ada pengurangan jumlah UUS dikarenakantutupnya HSBC Syariah dan pada pertengahan 2014juga kembali terjadi pengurangan dari jumlah UUSdikarenakan BTPN Syariah yang melakukan spin offdi bulan Juli 2014.

    Berikut adalah Bank syariahyang beroperasi di Indonesiasampai dengan bulanDesember 2013:

    Sumber: Statistik OJK (2013)Tabel 1.2. Daftar BUS dan UUS

    PERKEMBANGAN JARINGAN PERBANKANPerkembangan bank syariah di Indonesia tidakhanya dilihat dari jumlah BUS maupun UUS nya,meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalamipenigkatan yang signifikan pada 3 (tiga) tahunterakhir, namun hal itu tidak terjadi padaperkembangan jumlah jaringan bank syariah yang

    dihitung berdasarkan jumlahkantor cabang (KC)/kantorpusat operasional (KPO),kantor cabang pembantu(KCP)/unit pelayanan syariah(UPS) dan kantor kas (KK)

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    dimana peningkatan signifikanterus terjadi setiap tahunnya,mulai dari tahun 2005 hanya 458kantor pada akhir tahun 2013meningkat signifikan ke angka2.588 kantor meskipun telahdikeluarkannya peraturan BIterkait kewajiban penyediaanmodal minimum (KPMM) bankumum pada tahun 2013.Penurunan hanya terjadi padajumlah kantor UUS di tahun 2014

    Grafik 1.2. Perkembangan jaringan Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juli 2014)

    yang dikarenakan lebih banyak UUS yangmengalihkan KCP maupun KK nya menjadi layanansyariah dengan cara office channeling. Walaupunjumlah BUS masih sedikit (11 bank), namun jumlahjaringan yang dimiliki oleh BUS jauh lebih banyakdibandingkan dengan jumlah jaringan yang dimilikioleh UUS. Pada Juli 2014 telah mencapai 2.139kantor. Berikut adalah perbandingan jaringan BUSdan UUS Perbankan Syariah sampai dengan bulanJuli 2014:

    Rata-rata jumlah jaringanpada setiap BUS lebih tinggidibandingkan dengan rata-rata jumlah jaringan padasetiap UUS. Dimana jikadirata-ratakan setiap BUSmemiliki 178 kantor/jaringan,sedangkan setiap UUS hanyamemiliki 19 kantor/jaringanjika dirata-ratakan.

    Perkembangan Jaringan dan SDM Perbankan

    Tabel 1.3. Jumlah Jaringan BUS dan UUSSumber: Statistik OJK (Juli 2014)

    Pertumbuhan jumlah jaringan terbesar terjadipada tahun 2006 2007, seiring denganditerbitkannya peraturan oleh Bank Indonesia

    Grafik 1.3. Perkembangan jaringan dan SDM Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    terkait dengan LayananSyariah (Office Channeling).Penambahan jumlah jaringan

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    ditahun berikutnya relatifstabil dengan penambahansekitar 300 600 jaringanper tahun. PenambahanSDM BUS terbanyak terjadipada tahun 2010 dimanaberdiri 5 BUS baru, namundisaat yang sama tidakterjadi penurunan jumlahSDM UUS. Jumlah SDM UUS

    Tabel 1.4. Perkembangan Jaringan dan SDM Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Perkembangan Aset dan Pangsa Pasar Perbankan Syariah

    2005 458 458 - 3,523 1,436 2006 987 531 456 3,913 1,797 2007 1,792 597 1,195 4,311 2,266 2008 2,229 822 1,407 6,609 2,562 2009 2,870 998 1,872 10,348 2,296 2010 2,754 1,477 1,277 15,224 1,868 2011 3,014 1,737 1,277 21,820 2,067 2012 3,539 2,262 1,277 24,111 3,108 2013 3,855 2,588 1,267 26,717 11,511

    Juni 2014 3,831 2,564 1,267 27,102 11,355

    Jaringan Kantor Syariah

    Tahun Total Jaringan Bank Syariah

    Total Kantor BUS dan UUS

    Total Layanan Syariah

    Total SDM BUS Total SDM UUS

    SDM Bank Syariah

    meiningkat drastis pada tahun 2013, dikarenakanadanya peningakatan jumlah kantor UUS yangcukup signifikan pada tahun tersebut.

    Grafik 1.4. Perkembangan Aset dan Market ShareSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Tabel 1.5. Perbandingan CAGR PerbankanSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Pertumbuhan aset Perbankan Syariah pada tahun2009 sampai 2010 selalu berada di atas 30%,sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunanhanya sebesar 24.23%, sehingga CAGR (CompoundAnnual Growth Rate) perbankan Syariah hanya diatas 30% yang berarti 2 kali lipat dibandingkanpertumbuhan perbankan nasional. Dengan pangsapasar yang masih kecil hanya sebesar 4.70% dari

    perbankan nasional (sampaiJuli 2014) dan tingginyatingkat pertumbunganfunding, financing, dan totalasset, maka perbankansyariah di Indonesiamerupakan PASAR YANGBESAR (HUGE MARKET).

    Perkembangan Pembiayaan dan Pangsa Pasar Perbankan SyariahMeski mengalami peningkatan dari segi jumlahpembiayaan, semula Rp. 184 triliun pada Desember2013 menjadi Rp. 187 triliun pada Juni 2014 namunpangsa pasar pembiayaan syariah sampai Juni 2014

    justru mengalami penurunandan baru mencapai 3.69%dari perbankan nasional. Haltersebut juga terjadi

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    terhadap presentase pertumbuhanpembiayaan bank syariah sampaiJuni 2014 yang hanya sebesar2.14%, meskipun masih tersisa 1semester untuk bank syariahmeningkatkan growthnya, namundiperkirakan tidak akan mencapaipertumbuhan tahun sebelumnya.

    Tabel 1.5. Perkembangan Pembiayaan dan Market Share Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Grafik 1.6. PerkembanganKomposisi PembiayaanSumber: Statistik OJK(Juni 2014)

    Tabel 1.6. Perbandingan Pembiayaan Per AkadSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Pembiayaan bank syariahmasih didominasi olehakad Murabahah, sampaiJuni 2014 jumlahpembiayaan murabahahadalah sebesar 112triliun, sangat jauh jikadibandingkan denganjumlah pembiayaan-pembiayaan lain yangdisalurkan oleh banksyariah.

    Komposisi pembiayaanbank syariah terjadiperubahan komposisipenggunaan akad pada Juni2014 dibandingkan dengan1 tahun sebelumnya (Juni2013). Penggunaan akadQardh mengalamipenurunan dikarenakanmenurunnya aktifitas gadaiemas di Bank Syariah.

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Grafik 1.7. Pembiayaan Berdasarkan JenisSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Berdasarkan golongan, Bank Syariah menyalurkandananya terbesar ke UKM, yaitu sebesar 58% dankepada selain UKM hanya sebesar 42%, sedangkanPerbankan Nasional menyalurkan dananya ke UKMhanya sebesar 19% dan menyalurkan ke selain UKMsebesar 81%.Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah lebihbanyak menyalurkan dananya ke nasabah retaildibanding ke nasabah corporate, hal iniberbanding terbalik dengan bank secara nasionalyang lebih banyak menyalurkannya ke selain UKMyakni lebih banyak pembiayaan disalurkan kenasbah corporate (perusahaan).

    mempunyai porsi yang lebih kecil (40%) dibandingdengan perbankan nasional (47%). Hal inidisebabkan bank syariah belum terlalu beranidalam memberikan Pembiayaan Mudharabah danMusyarakah karena memiliki risiko yang lebihtinggi.

    Pembiayaan Investasi pada Bank Syariahmempunyai porsi yang lebih kecil (19%) dibandingdengan perbankan nasional (25%). PembiayaanInvestasi baik bank syariah maupun bank secaranasional masih kurang diminati masyarakatIndonesia yang secara nature memiliki dana yangtidak terlalu besar.

    PEMBIAYAAN BERDASARKAN GOLONGAN

    Grafik 1.8. Pembiayaan Berdasarkan GolonganSumber: Statistik OJK (Juni 2014)

    Pembiayaan dan Kredit Berdasarkan Jenis dan GolonganPEMBIAYAAN BERDASARKAN JENISPembiayaan Konsumsi pada Bank Syariahmempunyai porsi yang lebih besar (41%)dibandingkan dengan Bank Umum Nasional (28%).Dapat dikatakan pembiayaan yang lebih

    banyak disalurkan adalahmurabahah. SedangkanPembiayaan Modal Kerja padaBank Syariah

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Pembiayaan terbesar terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 40,98% (atau Rp 77,1triliun) dari total pembiayaan. Untuk di pulau Jawa, sebaran pembiayaan hampirmerata sekitar (Rp. 510 triliun), kecuali di provinsi D.I. Yogyakarta.Di pulau Sumatera, sebagian besar, sebaran pembiayaan (Rp 15 triliun), kecualiBangka Belitung (Rp 302 miliar), Bengkulu (Rp 804 miliar) dan Sumatera Utara (Rp7,7 triliun). Pulau Kalimantan memiliki sebaran pembiayaan (Rp 1-5 triliun), kecualidi provinsi Kalimantan Tengah (Rp 645 miliar). Di pulau Sulawesi, sebaranpembiayaan terbesar dimiliki oleh Sulawesi Selatan (Rp 4,9 triliun), sementaradaerah lainnya bervariasi (Rp 500 miliar 1 triliun) dan (

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Perkembangan DPK dan Pangsa PasarPerbankan Syariah

    Grafik 1.10. Komposisi DPK Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    Pertumbuhan DPK terbesarterjadi pada tahun 2011 yaitusebesar 50.56%. Tahun 2009-2013 pertumbuhan DPK relatifstabil bergerak di angka 20%-50%.

    Namun sama halnya denganpembiayaan bank syariah, DPKbank syariah meski mengalamipeningkatan dari segi jumlah,semula Rp. 183 triliun padaDesember 2013 menjadi Rp.185 triliun pada Juni 2014namun pangsa pasar DPK bank

    syariah sampai Juni 2014 justru mengalami penurunan dan baru mencapai 4.36% dariperbankan nasional. Hal tersebut juga terjadi terhadap presentase pertumbuhan DPKbank syariah sampai Juni 2014 yang hanya sebesar 2.14%, meskipun masih tersisa 1semester untuk bank syariah meningkatkan growth DPK nya, namun diperkirakantidak akan mencapai pertumbuhan DPK di tahun sebelumnya.

    Grafik 1.9. Perkembangan DPK dan Market ShareSumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    Komposisi dana pihak ketiga (DPK) perbankansyariah maupun perbankan secara nasional masihdidominasi oleh Produk Deposito, yaitu sebesar 62%dan 43%. Sedangkan produk Low Cost Fund yaituproduk Giro di Bank Syariah hanya sebesar 8%, jauhlebih kecil dibandingkan produk Giro di PerbankanNasional sebesar 24%. Produk Low Cost Fundlainnya yakni Tabungan, Bank Syariah juga memilikipresentase yang lebih kecil, hanya sebesar 30%(tabungan wadiah 6% dan tabungan mudharabah24%) jika dibandingkan dengan produk Tabungan diPerbankan Nasional sebesar 33%. Produk TabunganMudharabah juga masih lebih diminati oleh nasabahbank syariah dibandingkan dengan produkTabungan wadiah, meskipun rata-rata syariah tidakmengambil biaya administrasi dari tabunganwadiah, namun bagi hasil (mudharabah) tetapmenjadi pilihan utama bagi nasabah bank syariah.

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Perkembangan Jumlah Rekening dan SDM Perbankan Syariah

    Grafik 1.11. Perkembangan Jumlah Rekening dan SDMSumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    2005 3,523 1,436 4,959 26,100 1,168,786 61,003 1,255,889 2006 3,913 1,797 5,710 34,499 1,883,875 74,078 1,992,452 2007 4,311 2,266 6,577 42,741 2,711,374 91,714 2,845,829 2008 6,609 2,562 9,171 51,123 3,600,205 114,739 3,766,067 2009 10,348 2,296 12,644 71,635 4,315,582 150,348 4,537,565 2010 15,224 1,868 17,092 77,200 5,790,058 186,400 6,053,658 2011 21,820 2,067 23,887 93,736 7,869,475 224,217 8,187,428 2012 24,111 3,108 27,219 298,804 10,231,194 317,864 10,847,862 2013 26,717 11,511 38,228 180,368 12,187,397 356,422 12,724,187

    Juni 2014 27,102 11,355 38,457 182,409 12,896,014 352,481 13,430,904

    Total RekeningSDM Bank Syariah

    Total SDM BUS & UUS

    Total SDM BUS

    Total SDM UUS

    TahunDepositoTabunganGiro

    Rekening BUS dan UUS

    Penambahan Total Jumlah Rekening DPKmeningkat tajam pada tahun 2010 2013.

    Berbeda dengan jumlah DPK, Peningkatan TotalJumlah Rekening DPK ini didominasi olehpenambahan jumlah rekening Tabungan, sampaiJuni 2014 rekening tabungan mencapai lebih dari12 (dua belas) juta rekening, sedangkanpenambahan jumlah rekening deposito dan girotidak terlalu signifikan,

    Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI AnalysisTabel 1.8. Perkembangan Jumlah SDM dan Rekening Perbankan Syariah

    yaitu 352 ribu (deposito)dan 182 ribu (giro).Pertumbuhan jumlahrekening DPK (deposito,tabungan dan giro)sebagian besar didominasioleh pertumbuhan jumlahSDM baik SDM BUS maupunUUS.

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    DPK terbesar terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 49,44% dari total DPK (Rp. 91.7 triliun).Untuk di pulau Jawa, sebaran DPK hampir merata, yaitu (Rp 15 triliun) dan (>Rp. 10 triliun).Di pulau Sumatera, provinsi Sumatera Utara memiliki penyebaran DPK terbesar (Rp. 6,2triliun), sementara provinsi lainnya (Rp. 15 triliun) kecuali Bengkulu & Bangka Belitung (

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Kinerja Fungsi Intermediasi dan Pengelolaan Kualitas Aktiva

    Grafik 1.12. Perkembangan Kinerja Funsi Intermediasi dan Pengelolaan Kualitas Aktiva Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    Tabel 1.10. Kinerja Intermediasi danPengelolaan Kualitas Aktiva

    2005 97.75% 59.66% 2.82% 7.56%2006 98.90% 61.56% 4.75% 6.07%2007 99.76% 66.32% 4.05% 4.07%2008 103.65% 74.58% 3.95% 3.20%2009 89.70% 72.88% 4.01% 3.31%2010 89.67% 75.21% 3.02% 2.56%2011 88.94% 78.77% 2.52% 2.17%2012 100.00% 83.58% 2.22% 1.87%2013 100.32% 89.70% 2.62% 1.77%

    Juni 2014 95.50% 90.25% 3.49% 2.16%

    LDR NPF NPLTahun FDRFUNGSI INTERMEDIASIDengan rata-rata FDRperbankan syariah yangselalu di atas 96%, makafungsi intermediasi diperbankan syariah lebihtinggi dari di bankkonvesional (LDR 60% 90%).Sehingga fungsi perbankansebagai lembagaintermediasi benar-benartelah diaplikasikan diperbankan syariah.

    PENGELOLAAN KUALITAS AKTIVA

    Sedangkan dalam pengelolaan kualitas aktiva,perbankan syariah memiliki kinerja yang cukupbaik. Sampai Juni 2014, NPF perbankan syariahselalu berada di bawah 5%. Jika dibandingkandengan perbankan konvensional, sampai dengantahun 2007, NPF bank syariah selalu dibawah dariNPL bank konvensional, namun mulai tahun 2007sampai Juni 2014, NPF bank syariah selalu beradadi atas dari NPL bank konvensional, periode 2005-2007 terjadi NPL yang besar di konvensional

    dikarenakan imbas yangmasih dirasakan akibat krisisekonomi tahun 1998, namunsetelah itu bank konvensionalkembali pada jalurnya denganNPL yang terus menurunsetiap tahunnya, sedangkandi bank syariah masih cukupstabil di kisaran 2%-3%.

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Perkembangan

    Kinerja Efisiensi dan Profitabilitas

    Grafik 1.13. Perkembangan Kinerja Efisiensi dan Profitabilitas Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis

    Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI AnalysisTabel 1.11. Efisiensi dan Profitabilitas

    KINERJA EFISIENSITingkat efisiensi Perbankan Syariah sampai dengan Juni 2014 tidak lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh BOPOPerbankan Syariah yang lebihtinggi dibanding perbankankonvensional. Jika dilihat daritahun 2005-2011 BOPO dari banksyariah selalu berada di bawahbank konvensional, namun daritahun 2012-2013 tingkat BOPObank syariah selalu berada di atas

    PROFITABILITAS

    Tingkat profitabilitas perbankan syariah (ROAberkisar 1.35%-2.14%) masih lebih rendahdibandingkan dengan perbankan konvensional,dengan ROA pada kisaran 2.33%2.08%. Sempatmeningkat pada tahun 2012, ROA perbankansyariah kembali mengalami penurunan padatahun berikutnya, dan sampai Juni 2014 ROAbank syariah hanya sebesar 1.09%, dimana hal ini

    2005 1.35% 2.55% 78.91% 89.50%2006 1.55% 2,64% 76.77% 86.98%2007 2.07% 2.78% 76.54% 84.05%2008 1.42% 2.33% 81.75% 88.59%2009 1.48% 2.60% 84.39% 86.63%2010 1.67% 2.86% 80.54% 86.14%2011 1.79% 3.03% 78.41% 85.42%2012 2.14% 3.11% 74.97% 74.10%2013 2.00% 3.08% 78.21% 74.08%

    Juni 2014 1.09% 3.02% 84.50% 75.45%

    Tahun ROA Perbankan Syariah

    ROA Perbankan Konvensional

    BOPO Perbankan Syariah

    BOPO Perbankan Konvensional

    BOPO bank konvensional, dan pada Juni 2014merupakan BOPO bank syariah terburuk dalam 5

    disebabkan oleh tingginyaNPF sepanjang tahun2014 yang menyebabkankeuntungan bank syariahmenurun.

    tahun terakhir dikarenakanbanyaknya pembiayaanmacet di bank syariah.

    1. B

    ank

    Syar

    iah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    17Perkembangan Ekonomi

    Sejak tahun 2009 hingga tahun 2013, jumlahasuransi jiwa Syariah bertambah 1 perusahaanmenjadi 20 perusahaan. Sementara di periode yangsama, jumlah asuransi umum bertambah lebihbesar, yaitu 6 perusahaan menjadi 26 perusahaan.Namun pada februari 2014, izin usaha cabangSyariah Asuransi Tokio Marine resmi dicabut olehOJK, sehingga jumlah asuransi umum Syariahhingga Maret 2014 tercatat berkurang menjadi 25perusahaan.

    Walaupun jumlah asuransi Syariah di Indonesiaberkurang, namun apabila dilihat dari trend

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Asuransi Syariah di Indonesia telah berkembangdengan pesat. Persaingan bisnis Asuransi Syariahdi Indonesia kian ramai dengan bermunculannyapemain-pemain baru, baik dari asuransi jiwamaupun asuransi kerugian/umum dengan prinsipsyariah. Sementara reasuransi walaupun belummengalami penambahan dari segi jumlah, namundari segi kontribusi dan inovasi produk terusmengalami peningkatan.

    Sejak berdirinya asuransiSyariah pertama di Indonesia,Asuransi Takaful Keluarga danAsuransi Takaful Umum ditahun 1994, saat sampaidengan tahun 2014 jumlahasuransi Syariah di Indonesiatelah bertambah menjadi 48(empat puluh delapan)industri.

    Grafik 2.1. Perkembangan Jumlah Asuransi Syariah di Indonesia

    Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)

    Jumlah Asuransi Syariah

    perkembangan Syariah yangterus meningkat, danPeraturan Pemerintahmengenai modal minimumasuransi, serta rencanabeberapa perusahaan asuransiSyariah untuk melakukan spin-off, maka dapat diprediksibahwa hingga tahun-tahunkedepan jumlah asuransiSyariah akan terus bertambah,terutama asuransi Syariah fullfledge.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    18Perkembangan Ekonomi

    ASET ASURANSI SYARIAH

    Seiring dengan bertambahnya jumlah asuransiSyariah di Indonesia, jumlah aset industri ini punikut bertambah. Tercatat jumlah aset asuransiSyariah Indonesia pada akhir tahun 2009 sebesar

    Grafik 2.2. Asset AsuransiSyariah Tahun 2009 Maret2014 (dalam Rp Milyar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)

    Rp 4,8 triliun dan hingga akhir2013 bertambah menjadiRp 16,6 triliun, atau rata-ratatumbuh sebesar 36,47%.

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Pertumbuhan (growth) aset asuransi Syariah padatahun 2009 - 2013 selalu melebihi pertumbuhan(growth) aset asuransi nasional. Hal iniberdampak positif pada market share asetasuransi Syariah yang juga terus meningkat sejaktahun 2009. Market share aset asuransi Syariahterhadap asuransi nasional adalah 2,64% padatahun 2009 dan meningkat menjadi 4,28% ditahun 2013.

    Walaupun pada Maret-2014 market share asetasuransi Syariah menurun menjadi 4,19%, namunapabila kita melihat banyaknya jumlah pendudukmuslim di Indonesia, pertumbuhan jasa keuangan

    di bidang perbankan syariahyang pesat dan pertumbuhanekonomi yang relatif stabilselama 10 tahun terakhir (5%per tahun), serta makinmaraknya asuransi mikroSyariah yang tengah dipasarkanoleh para industri asuransiSyariah dengan target pasarmasyarakat berpenghasilanrendah, maka diperkirakanbahwa aset asuransi Syariahakan terus naik di tahun-tahunkedepannya.

    Grafik 2.3. Asset AsuransiNasional Tahun 2009 Maret 2014 (dalam RpMilyar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)

  • Islamic Finance Outlook 2015

    19Perkembangan Ekonomi

    KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI SYARIAH2.

    Asu

    rans

    iSya

    riah

    Berbanding lurus denganpertumbuhan aset asuransiSyariah, kontribusi brutoasuransi Syariah jugamengalami pertumbuhan yangcukup baik hingga tahun 2013.

    Kontribusi Bruto asuransiSyariah pada tahun 2009adalah Rp 3 triliun danmeningkat menjadi Rp 8,8triliun di tahun 2013, ataumengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30,85%.

    Tingkat pertumbuhan rata-rata kontribusi brutoSyariah ini jauh lebih besar daripada pertumbuhanrata-rata kontribusi bruto nasional dalam kurun waktuyang sama (2009-2013), yaitu hanya 15%. Pada grafikdiatas dapat dilihat bahwa dalam 5 tahun terakhirpertumbuhan kontribusi bruto Syariah selalu beradadiatas kontribusi bruto nasional.

    Market share kontribusi brutoasuransi Syariah juga menunjukkantrend positif pada 5 tahun terakhir.Market share kontribusi brutoSyariah terhadap nasional padatahun 2009 adalah 3,34% danmeningkat menjadi 5,62% di tahun2013, atau mengalami pertumbuhanrata-rata sebesar 14%.

    Grafik 2.4. Kontribusi Bruto Asuransi Syariah Indonesia Tahun 2009 - 2013 (dalam Rp miliar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Desember 2013)

    Grafik 2.5.Kontribusi BrutoAsuransi NasionalIndonesia Tahun2009 - 2013 (dalam Rp miliar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Desember 2013)

  • Islamic Finance Outlook 2015

    20Perkembangan Ekonomi

    INVESTASI ASURANSI SYARIAH2.

    Asu

    rans

    iSya

    riah

    Investasi, yang merupakan salah satukomponen penunjang pertumbuhanasuransi Syariah, terus mengalamipeningkatan hingga tahun 2012,meskipun jumlah pertumbuhantersebut menurun di tahun 2013hingga Maret-2014.

    Jumlah investasi asuransi Syariah di Indonesia padaakhir tahun 2009 adalah sebesar Rp 3,8 triliun danmeningkat menjadi Rp 14,3 triliun di tahun 2013, ataumengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 39%. Tingkatpertumbuhan ini berada jauh diatas tingkatpertumbuhan investasi asuransi nasional dalam periodeyang sama (2009-2013), yaitu hanya sebesar 16%.

    Grafik 2.6. Investasi Asuransi Syariah Indonesia Tahun 2009 Maret 2014 (dalam Rp Miliar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)

    Grafik 2.7. Investasi AsuransiNasional Tahun 2009 Maret2014 (dalam Rp Miliar)

    Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)

    Hingga Maret-2014 jumlah investasi asuransi Syariahadalah Rp 14,8 triliun atau tumbuh tipis sebesar 4% dariDesember-2013. Pertumbuhan yang kecil ini disebabkanoleh turunnya investasi pada asuransi umum & reasuransiSyariah. Deposito dan Saham Syariah masih menjadiinstrument terbesar dalam komposisi investasi asuransiSyariah, yaitu sebesar Rp 5,98 triliun untuk depositoSyariah dan Rp 4,76 triliun untuk saham Syariah.

    Sementara itu, jumlah investasiasuransi nasional mengalamipertumbuhan yang cukup besar,yaitu hingga Maret-2014 adalah Rp316,8 triliun atau tumbuh sebesar11% dari Desember-2013.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    21Perkembangan Ekonomi

    GLOBAL ISLAMIC CAPITAL MARKET

    Total aset keuangan syariah global tercatat telahmencapai $ 1.658 triliun dengan total jumlahinstitusi sebanyak 993 pada 2013. Aset keuangansyariah ini tersebar di berbagai Negara dan urutan3 (tiga) besar diduduki oleh Malaysia dengan asetmencapai $ 423 miliar, Arab Saudi $ 338 miliar danIran $323 miliar. Sedangkan sisanya dimiliki olehNegara-negara Muslim dan Negara mayoritasMuslim dengan aset di bawah $ 150 miliar.

    Sumber: Islamic Finance Development Report 2014 ICDI & Thompson Reuters

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    h

  • Islamic Finance Outlook 2015

    22Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hDari total $ 1.658 triliun aset keuangan syariahdunia, 73,2% merupakan aset perbankan syariah,1,68% adalah aset asuransi syariah, 5,16% asetlembaga keuangan syariah lain, 16,87% outstandingsukuk global, dan 3,06% outstanding reksadanasyariah.

    TOTAL VOLUME REKSADANA OUTSTANDING 2013$50,7 MILIARTOTAL REKSADANA SYARIAH YANG DITERBITKAN 2013791TOTAL REKSADANA SYARIAH YANG DITERBITKAN 2013 121

    Sumber: Islamic Finance Development Report 2014 ICDI & Thompson Reuters

    Dari prosentase ini, dapatdilihat bahwa aset capitalmarket syariah adalah asetkedua terbesar yangberkontribusi terhadappembentukan aset syariahglobal.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    23Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hSukuk Global

    Malaysia tetap menjadi pasar terbesar penerbitan sukuk pada tahun 2013 yangmenguasai 68,8% dari total emisi. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berada pada urutanke 2 (dua) dan ke 3 (tiga) pada tahun yang sama dengan volume emisi $ 14,7 miliar dan$ 7,1 miliar yang mewakili masing-masing 40,5% dan 16,8%.

    Grafik 2: Emisi Sukuk Berdasarkan Domisili hingga 2013 (dalam jumlah USD milyar)

    Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014

    Dari total USD 116,9 milyar, sovereign atau sukuk negaramendominasi denganprosentase mencapai 66% dan dari total emisi tersebut, menurut Islamic Financial Information Services (IFIS) Indonesia merupakan Negara ke dua terbesar yang menerbitkan sukuk Negara.

    Grafik 3: Emisi Sukuk Berdasarkan Sektor 2013

    Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    24Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hJika dilihat dari outstanding sukuk, hingga 2013outstanding sukuk mencapai $ 280 milyar meningkat22,3% dari $ 229,3 pada 2012. Pertumbuhanoutstanding tertinggi pada tahun 2013 diduduki olehTurki dengan tingkat pertumbuhan outstandingsukuk 293,2%.

    Disusul oleh Arab Saudi55,2% dan Indonesia dengannilai pertumbuhan mencapai30,8%.

    Grafik 4: Perkembangan Outstanding Sukuk Global 2009-2013 (dalam USD Milyar)

    Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014

    Grafik 5: Pertumbuhan Outstanding Sukuk Global 2013

    Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014

    Grafik 5 menyebutkan bahwa Kuwait, yangmerupakan Negara terbesar ke lima yang memilikiaset syariah, mengalami pertumbuhan outstandingsukuk minus 28%.

    Disamping Kuwait, Pakistan juga merupakan Negara yang mengalami pertumbuhanminus atas outstanding sukukpada 2013.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    25Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hPerkembangan

    Perjalanan pasar modal syariah diinisiasi padatahun 1997 sejak diterbitkan untuk pertamakalinya Reksadana syariah oleh PT DanareksaInvestment. Hingga 17 (tujuh belas) tahun sejakdimulainya, pasar modal syariah telah mengalamiberbagai perkembangan dari berbagai sisi.Perkembangan ini dapat dilihat dari dukunganregulator melalui peraturan, berbagai jenis produksyariah dari instrument pasar modal yang dibuatpelaku industri , trend positif pertumbuhan

    instrumen pasar modalsyariah, dan penerbitan fatwaoleh Dewan Syariah Nasional(DSN). Hal ini menunjukkanbahwa pasar modal syariah diIndonesia juga berkembangdan diminati seperti industrikeuangan syariah lainnya.

    Milestones Pasar Modal Syariah di Indonesia

    Instrument Pasar Modal Syariah

    Sejak dimulainya sejarah pasar modal syariah padatahun 1997, perkembangan dan pertumbuhaninstrument di pasar modal syariah cukupmenggembirakan.

    Instrument-instrumenttersebut adalah sahamsyariah, sukuk, dan reksadana syariah.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    26Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hSaham Syariah

    Screening Daftar Efek Syariah (DES)

    Perkembangan pasar modal syariah di Indonesiatidak dapat dilepaskan dari kinerja saham syariah.Hal ini karena konsep saham sendiri tidakbertentangan dengan nilai syariah Islam dan inimenyebabkan banyak saham yang ada di Indonesiadikategorikan sebagai saham syariah. Agar dapatmasuk dalam kategori saham syariah, saham yangsudah ada harus melalui screening dari OtoritasJasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional(DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini termuatdalam Peraturan Bapepam-LK No. II.K.I tentangKriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, yaituEfek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariahyang ditetapkan oleh Bapepam dan LK meliputi:Efek berupa saham termasuk Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waransyariah yang diterbitkan oleh Emiten atauPerusahaan Publik yang menyatakan bahwakegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanyadilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimanatertuang dalam anggaran dasar;Efek berupa saham termasuk Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waransyariah yang diterbitkan oleh Emiten atauPerusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwakegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanyadilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjangEmiten atau Perusahaan Publik tersebut tidakmelakukan kegiatan usaha sebagai berikut:1. perjudian dan permainan yang tergolong judi;2. perdagangan yang dilarang menurut syariah,

    antara lain: perdagangan yang tidak disertai dengan

    penyerahan barang/jasa; perdagangan dengan

    penawaran/permintaan palsu;3. jasa keuangan ribawi, antara lain:

    bank berbasis bunga; perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

    4. jual beli risiko yang mengandung unsurketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),antara lain asuransi konvensional;

    5. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakanantara lain: barang atau jasa haram

    zatnya (haram li-dzatihi);

    barang atau jasa haram bukan karena zatnya(haram lighairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;

    barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifatmudarat;

    6. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap(risywah); danmemenuhi rasio-rasiokeuangan sebagai berikut: total utang yang

    berbasis bunga dibandingkan dengantotal asset tidak lebihdari 45% (empat puluhlima per seratus); atau

    total pendapatanbunga dan pendapatantidak halal lainnyadibandingkan dengantotal pendapatan usaha(revenue) danpendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus); dan

    Efek Syariah lainnya.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    27Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hPerkembangan Daftar Efek Syariah (DES)

    Hingga akhir Agustus 2014, terdapat 326 efek yangterdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Efek-efek Syariah yang termuat dalam Daftar EfekSyariah dimaksud meliputi Efek jenis SahamEmiten dan Perusahaan Publik serta Efek Syariahlainnya.Efek-efek tersebut di-review secara periodik olehOtoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan LaporanKeuangan Tengah Tahunan dan Laporan KeuanganTahunan dari Emiten atau Perusahaan Publik.Selain itu, review atas DES juga dilakukan apabilaterdapat Emiten atau Perusahaan Publik yangPernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektifdan memenuhi kriteria Efek Syariah atau apabilaterdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dariEmiten atau Perusahaan Publik yang dapatmenyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinyakriteria Efek Syariah.

    Review atas DES inilah yangmenjelaskan sifat pergerakanjumlah saham syariah yangsangat dinamis.Pergerakan yang dinamistersebut ditunjukkan dalamGrafik 1 dimana jumlahsaham syariah setiapperiodenya berfluktuasi.Namun demikian, secarakeseluruhan jumlah sahamsejak tahun 2009 hinggaAgustus 2014 mengalamipeningkatan. Ini adalahbentuk respon positif daripara investor, emiten danperusahaan publik terhadappasar modal syariah.

    Grafik 1: Perkembangan Saham Syariah sejak tahun 2009 hingga Agustus 2014

    Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014*Data per 29 Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    28Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hAdapun penurunan jumlah saham syariah pada Periode I 2014 didominasi oleh faktoreliminasi karena tidak memenuhi kriteria saham syariah.Pada periode ini terdapat 34 saham yang keluar dari DES dan 32 saham baru yang masuk.

    SAHAM YANG KELUAR DES SAHAM YANG MASUK DES

    10 emiten yang sahamnya dinyatakan tidak masuk DES karena laporan keuangan belum diterima OJK

    28 saham yang masuk DES berdasarkan review periodik

    1 PT Bakrieland Development Tbk. 1 PT Adindo Foresta Indonesia Tbk.

    2 PT Buana Listya Tama Tbk. 2 PT Bali Towerindo Sentra Tbk.

    3 PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (dahulu PT Laguna Cipta Griya Tbk.) 3 PT Bank Panin Syariah Tbk.

    4 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. 4 PT Budi Acid Jaya Tbk.5 PT Metro Realty Tbk. 5 PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk.6 PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. 6 PT Cipaganti Citra Graha Tbk.7 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. 7 PT Dharmindo Adhiduta Tbk.8 PT Renewable Power Indonesia Tbk. 8 PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk9 PT Tri Banyan Tirta Tbk. 9 PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.10 PT Zebra Nusantara Tbk. 10 PT Energi Mega Persada Tbk.23 Emiten yang sahamnya tidak masuk DES karena tidak memenuhi kriteria saham syariah

    11 PT Hanson International Tbk.

    11 PT AGIS Tbk. 12 PT Indika Energi Tbk.12 PT Argo Pantes Tbk. 13 PT Indonesia Prima Property Tbk.

    13 PT Berlina Tbk. 14PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

    14 Damai Indah Golf 15 PT Intermedia Capital Tbk15 PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. 16 PT Intinusa Selareksa Tbk.16 PT Fajar Surya Wisesa Tbk. 17 PT Krakatau Steel Tbk.17 PT Gozco Plantations Tbk. 18 PT Leo Investment Tbk.18 PT Indonesia Air Transport Tbk. 19 PT Mas Murni Indonesia Tbk.19 PT Intraco Penta Tbk. 20 PT Medco Energi Internasional Tbk.20 PT Island Concepts Indonesia Tbk. 21 PT MNC Land Tbk.21 PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 22 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.22 PT Jembo Cable Company Tbk. 23 PT Saranacentral Bajatama Tbk.23 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 24 PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

    24PT MNC Investama Tbk. (dahulu PT Bhakti Investama Tbk.)

    25 PT Singleterra Tbk.

    25 PT MNC Sky Vision Tbk. 26 PT Sri Rejeki Isman Tbk.26 PT Nusantara Inti Corpora Tbk. 27 PT Tanah Laut Tbk.27 Pembangunan Graha Lestari Indah 28 PT Wijaya Karya Beton Tbk.28 PT Panasia Indo Resources Tbk. Saham yang masuk DES secara insidentil (IPO)29 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk 29 PT Link Net Tbk 30 PT Suryamas Dutamakmur Tbk. 30 PT Chitose Internasional Tbk 31 PT Tirta Mahakam Resources Tbk. 31 PT Sitara Propertindo Tbk 32 PT Tunas Baru Lampung Tbk. 32 PT Mitrabara Adiperdana Tbk33 PT Visi Media Asia Tbk.Satu emiten yang sahamnya tidak masuk DES karena telah go private34 PT Unilever Body Care Indonesia Tbk.Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    29Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hSektor Industri Saham Syariah

    Saham-saham syariah tersebut, sesuai data yang dihimpun hingga triwulan I 2014,mayoritas bergerak di sektor perdagangan, jasa dan investasi yakni mencapai 26,96%,sektor properti, real estate dan investasi sebesar 16,3%, sektor industri dasar dankimia 15,4% dan sektor-sektor lainnya dengan prosentase di bawah 10%.

    Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia

    Grafik 2: Sektor Industri Saham Syariah yang Ada di Indonesia

    Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014*Data per Triwulan I 2014

    Jika dibandingkandengan tahunsebelumnya, makatidak ada pergerakanangka yang dapatdikatakan signifikan. Sektor perdagangan, jasa dan investasiadalah sektor yang masih mendominasisaham syariah padatahun 2014 sebagaimana halnyatahun 2013 danmenyusul sektorlainnya denganprosentase di bawah20%.

    Perbandingan Sektor Saham Syariah 2013-2014

    Tahun 2014 2013Perdagangan, Jasa& Investasi 26.96% 27,22%Properti, Real Estate & Konstruksi Bangunan 16.3% 16,46%Industri Dasar & Kimia 15.36% 15,19%Aneka Industri 9.72% 9,81%Industri Barang Konsumsi 9.09% 9,18%Pertambangan 8.78% 8,86%Infrastruktur, Utilitas & Transportasi 9.09% 8,54%Pertanian 4.08% 4,11%Keuangan 0.63% 0,63%Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    30Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hPertumbuhan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Indeks Harga SahamGabungan (IHSG)

    Kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) hingga Agustus 2014 tercatat sebesar Rp.5.108,52 ribu triliun. Angka tersebut disumbangoleh kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah (ISSI)sebesar 58,6%. Ini menunjukkan bahwa dari sudutpandang nilai rupiah yang dibentuk oleh kapitalisasipasar, IHSG unggul di atas ISSI karena merupakannilai dari keseluruhan saham termasuk sahamsyariah. Namun jika dilihat dari sisi pertumbuhan,secara keseluruhan sejak diluncurkan,

    maka nilai pertumbuhanmarket cap ISSI ada di ataspertumbuhan market capIHSG.Kapitalisasi pasar ISSI tumbuhdengan nilai pertumbuhan diatas IHSG pada tahun 2012dan 2013, serta nilaipertumbuhan di bawah IHSGpada tahun 2014.

    Grafik 3: PerbandinganKapitalisasi Pasar Indeks SahamSyariah Indonesia (ISSI) dan IndeksSaham Gabungan (IHSG) sejaktahun 2009 hingga Agustus 2014 serta Pertumbuhannya

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014 *Data per 29 Agustus 2014

    Kapitalisasi pasar ISSI dan IHSG mulai memperbaikinilai pertumbuhannya pada tahun 2014 setelahpada tahun 2013 mengalami pertumbuhan yanghanya di bawah 5% masing-masing 4,35% dan2,23%. Hingga Agustus 2014 year-to-date (ytd),kapitalisasi pasar ISSI meningkat 17.03%, lebihrendah dibanding dengan pertumbuhan IHSG yaknisebesar 21,08%. Hal ini salah satunya disebabkan

    karena saham yangmendominasi pergerakanIHSG berasal dari sektorperbankan yang tidak masukdalam DES karena rasiopendapatan bunga yangmelebihi 45% dari totalpendapatan.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    31Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    h

    Walaupun saham sektor properti mengalamipertumbuhan tertinggi, namun pertumbuhan initidak begitu berpengaruh kepada IHSG karenabobot sektor properti hanya sebesar 6 %. Lainhalnya dengan bobot sektor keuangan yang

    mencapai 25% sehinggapertumbuhan sebesar 25,97%dapat berpengaruh hingga6,49% terhadap IHSG.

    Pertumbuhan Jakarta Islamic Index (JII) dan LQ45

    Pertumbuhan kapitalisasi pasar JII secara garisbesar mempunyai trend yang sama denganpetumbuhan kapitalisasi pasar LQ45. Hal ini karenamayoritas dari 30 saham syariah yang menjadikonstituen JII juga merupakan saham yang ada di LQ45. Namun demikian pertumbuhan ini tidakselalu sejalan, sebagaimana halnya dapat dilihatpada tahun 2011 dimana terdapat gap yang mencolok pada pertumbuhan saham keduanya. Pertumbuhan saham LQ45 menurun tajam hingga10% dari 35% di tahun sebelumnya. Gap pertumbuhan antara JII dan LQ45 ini disebabkankarena penurunan nilai saham-saham yang memiliki

    market cap besar, di antaranya XL Axiata, IndikaEnergy, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, BPD Jawa Barat danBanten dsb. Saham-sahamini merupakan saham yang masuk dalam LQ45 danbukan merupakan konstituenJII, oleh sebab itupertumbuhan JII konsistennaik hingga 24,71% di tahunyang sama.

    Grafik 5: Perbandingan KapitalisasiPasar Jakarta Islamic Index (JII) dan LQ45 sejak tahun 2009 hinggaAgustus 2014 sertaPertumbuhannya

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014 *Data per 29 Agustus 2014

    Source: IDX*Data per 29 Agustus 2014

    Grafik 4 : Pertumbuhan Index Saham yang Ada di Indonesia

  • Islamic Finance Outlook 2015

    32Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hPada tahun 2013 dan 2014, pertumbuhan LQ45dan JII kembali sejalan. Setelah terpuruk denganpertumbuhan di bawah 1% di tahun 2013, LQ45dengan pertumbuhan -0,48% dan JII 0,07%,pertumbuhan kedua saham ini kembali membaikhingga Agustus 2014. Bahkan pertumbuhan LQ45melebihi pertumbuhan JII dengan pertumbuhanmencapai 27,09%.

    Pertumbuhan JII yangmeningkat 20,59% padaAgustus 2014 dibanding tahun2013 menjadi sebesar Rp2.016 triliun, setara dengan39,47% dari total kapitalisasipasar saham.

    SukukSukuk Korporasi

    Sejak Januari hingga Agustus 2014, terdapat satuSukuk Korporasi berkelanjutan yang memperolehpernyataan aktif oleh Otoritas Jasa Keuangan(OJK) yaitu Sukuk Mudharabah Berkelanjutan ITahap I Bank BII Tahun 2014 dengan nilai emisipenerbitan sebesar Rp 300,00 miliar. Pada periodeyang sama, terdapat 4 Sukuk Korporasi jatuhtempo yaitu:Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri A;Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Adira DinamikaMulti Finance I Tahun 2013 Seri A;Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009Seri B;Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007 dengan totalnilai Rp 895,0 miliar.Disamping itu, terdapat tiga Sukuk korporasi yangmengalami restrukturisasi yaitu Sukuk

    Ijarah Berlian Laju Tanker IITahun 2009 Seri A, SukukIjarah Berlian Laju Tanker IITahun 2009 Seri B, dan SukukIjarah Berlian Laju TankerTahun 2007.Secara kumulatif, sampaidengan Agustus 2014 jumlahSukuk Korporasi yangditerbitkan telah mencapai65 dengan total nilai emisimencapai Rp 12,3 trilyun,meningkat masing-masing1,56% dan 2,5% dibandingtahun 2013 dimana totalemisi adalah 64 sukukdengan nilai emisi mencapaiRp.11,99 trilyun.

    Grafik 6: Perkembangan PenerbitanSukuk dan Sukuk KorporasiOutstanding sejak 2009 hinggaAgustus 2014 (Nilai Emisi dan NilaiOutstanding dalam Rp Trilyun)

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    33Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hDitinjau dari sisi outstanding, dibandingkan datatahun 2013, jumlah Sukuk Korporasi outstandingper Agustus 2014 menurun 8,33% dari 36 menjadi33 dengan nilai outstanding sebesar Rp 6.8 trilyun,turun 7,88% dari Rp7.553. Sedangkan dari sisiproporsi di pasar Efek surat utang dan sukuk,jumlah Sukuk Korporasi outstanding mencapai9,57% dari total jumlah 378 Obligasi Korporasi danSukuk Korporasi outstanding.

    Jika dilihat dari nilainominal, proporsi SukukKorporasi outstanding padaAgustus 2014 mencapai 3,11%dari total nilai ObligasiKorporasi dan SukukKorporasi outstandingsebesar Rp 218,5 triliun.

    Grafik 7: Proporsi Jumlah Sukuk Korporasi Outstanding Hingga Agustus 2014

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

    Grafik 8: Proporsi Nilai Sukuk Korporasi Outstanding Hingga Agustus 2014

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    34Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    h

    Hingga Agustus 2014, jumlah sukuk Negara outstanding tercatatsebanyak 43 atau setara dengan 31% dari total obligasipemerintah outstanding. Dari 43 sukuk yang masih outstanding,SDHI adalah jenis seri sukuk yang paling mendominasi denganjumlah sukuk mencapai 17 atau sekitar 12% dari total obligasioutstanding dan disusul oleh sukuk dengan seri IFR, PBS, SPN-S,SNI dan SR dengan masing-masing prosentase di bawah 10%.Dilihat dari sisi perkembangannya, baik jumlah maupun nilaioutstanding, secara keseluruhan dari tahun 2009 hingga Agustus

    Sukuk NegaraSukuk Negara, atau lebih dikenal dengan SuratBerharga Syariah Negara (SBSN) merupakan salahsatu alternatif pembiayaan belanja Negara. SBSN diatur tersendiri dalam Undang-undang No. 19 tahun 2008. Setidaknya, ada 6 (enam) seri sukukyang diterbitkan oleh Negara yakni:1. Sukuk Negara Ritel (SR) yang diterbitkan

    khusus bagi investor individu warga Negara Indonesia;

    2. Sukuk Negara Indonesia (SNI) yang merupakanSBSN yang diterbitkan dalam denominasivaluta asing (US Dollar) dan ditujuka untukinvestor asing;

    3. Surat PerbendaharaanNegara Syariah (SPN-S);

    4. Islamic Fixed Rate (IFR);5. Project Based Sukuk

    (PBS);6. Sukuk Dana Haji (SDHI)

    merupakan penempatanDana Haji dan Dana AbadiUmat berdasarkankesepakatan KementrianAgama dan KementrianKeuangan yang tidakdiperjual belikan.

    Grafik 9: Proporsi Jumlah Outstanding SBSN Hingga Agustus 2014 (Nilai Outstanding dalam Rp Trilyun)

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

    2014, trend perkembangan jumlahdan nilainya selalu naik.Secara year-to-date, pada Agustus2014, nilai outstanding SBSN tumbuh143.85% menjadi 412,82 trilyun daritahun sebelumnya sebesar 169,29trilyun. Pada tahun 2014, ada 12sukuk Negara yang jatuh tempo danterdapat 13 (tiga belas) penerbitansukuk.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    35Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hGrafik 10: Grafik Pertumbuhan dan Jumlah Sukuk Negara (SBSN) Outstanding)

    Source: DJPU 2014*Data per Agustus 2014

    Grafik 11: Perkembangan Kepemilikan SBSN Domestik Hingga Agustus 2014(Nilai Outstanding dalam Rp Trilyun)

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    36Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hDari sisi kepemilikan, SBSN domestik pada tahun2014 mayoritas dimiliki oleh bank konvensionalyang mencapai 27,43% dengan nilai outstandingsebesar Rp. 38,080 milyar dan disusul olehKementrian Agama (Kemenag) dengan nilaioutstanding sebesar Rp. 35,197 milyar atau25,26% dari total outstanding SBSN domestik.

    Posisi ketiga kepemilikanmayoritas SBSN outstandingadalah asuransi denganprosentasi kepemilikan15,93% dan sisanya dimilikioleh sektor lain denganprosentase di bawah 10%.

    Reksadana SyariahSelama kurun waktu Januari sampai denganAgustus 2014 terdapat penerbitan 10 Reksa DanaSyariah yang memperoleh Pernyataan Efektif dariOJK yaitu:1. Millenium Equity Syariah2. CIMB-Principal Balanced Growth Syariah3. Insight Terproteksi Syariah I4. Insight Terproteksi Syariah II5. CIMB-Principal Islamic Sukuk III Syariah6. Danareksa Syariah Saham7. HPAM Syariah Ekuitas8. Terproteksi Mandiri Syariah Seri 129. Simas Syariah Berkembang10. Simas Syariah Unggulan.11. Sementara itu, pada periode yang sama

    terdapat 9 Reksa Dana Syariah memperolehPernyataan Efektif Pembubaran dari OJKyaitu:

    12. Mandiri Saham Syariah Atraktif

    13. Mandiri KomoditasSyariah Plus

    14. Mega Dana Syariah

    Danareksa Proteksi MelatiOptima Syariah1. Syariah Batasa

    Kombinasi2. Syariah Batasa Sukuk3. IPB Syariah4. Mandiri Protected

    Smart Syariah Seri 15. Mandiri Protected

    Smart Syariah Seri 2

    Grafik 12: Perkembangan Reksa Dana Syariahsejak 2009 hingga Agustus 2014

    Grafik 13: Perkembangan Reksa Dana Konvensionalsejak 2009 hingga Agustus 2014

    Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014

  • Islamic Finance Outlook 2015

    37Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hSampai dengan Agustus 2014 terdapat 66 ReksaDana Syariah yang aktif. Hal ini menunjukkanbahwa jumlah Reksa Dana Syariah mengalamipeningkatan 1,54% jika dibandingkan denganposisi akhir tahun 2013 sebanyak 65 Reksa DanaSyariah. Selanjutnya, dari sisi proporsi jumlahReksa Dana Syariah mencapai 7,72% dari totalReksa Dana Aktif yang berjumlah 842 Reksa Dana.Pada periode yang sama, yaitu Agustus 2014, total

    Nilai Aktiva Bersih (NAB) ReksaDana syariah mencapai Rp9,56 triliun, meningkat 1,37%dari NAB akhir tahun 2013sebesar Rp 9,43 triliun.Selanjutnya, proporsi NABReksa Dana Syariah mencapai4,5% dari total NAB ReksaDana Aktif sebesar Rp 212,18triliun.

    FatwaPerkembangan fatwa yang berkaitan dengan pasar modal syariah Indonesia dimulaisejak tahun 2001 sebagai respon DSN setelah tahun 1997 reksadana syariah untukpertama kalinya dikeluarkan oleh Dana Reksa.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    38Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hHingga tahun 2014, sudah terdapat 16 (enam belas)fatwa yang mengakomodasi kepentingan pasarmodal agar tetap berjalan sesuai dengan syariah.Fatwa yang telah diterbitkan antara lain mengenaiobligasi syariah atau sukuk dengan akadmudharabah maupun ijarah, sukuk Negara

    dengan akad mudharabah,ijarah dan wakalah, danreksadana syariah.Selain itu, telah dikeluarkanpula fatwa tentang pedomanbagi para pelaku pasar modalsyariah dalam bertransaksi.

    InvestorIndex Financial LiteracySederhananya, financial literacy dapat dikatakansebagai pengetahuan tentang bagaimanabertransaksi dengan lembaga-lembaga keuangan,termasuk juga pasar modal.Sederhananya, financial literacy dapat dikatakan

    sebagai pengetahuan tentangbagaimana bertransaksidengan lembaga-lembagakeuangan, termasuk jugapasar modal.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    39Perkembangan Ekonomi

    3. P

    asar

    Mod

    al S

    yaria

    hBerdasarkan penelitian atau survey yangdilakukan oleh OJK pada tahun 2013 di 20 (duapuluh) provinsi dari Aceh sampai ke Jayapuradengan 8.000 (delapan ribu) responden,menyebutkan bahwa tingkat literacy masyarakatIndonesia terhadap pasar modal hanya sebesar 4%dengan tingkat penggunaan hanya mencapai0,1%. Dari total 0,1% tingkat penggunaan,sebarannya dapat dikategorikan dalam beberapakategori yakni: jenis pekerjaan, umur, jumlahpengeluaran, pendidikan dan wilayah atautempat. Survey yang dilakukan oleh OJK tersebut

    Menghasilkan sebuahkesimpulan bahwa orangIndonesia yang mengerti danmenggunakan reksadanadidominasi oleh orangdengan pekerjaan formal danpensiunan, pada rata-rataumur 26 sampai 50 tahun,dengan pengeluaran lebihdari $ 175 per bulan,berpendidikan minimal stratasatu dan tinggal diperkotaan.

    Lembaga dan Profesi PenunjangPerkembangan pasar modal syariah, selainditunjang oleh instrumen-instrumen syariah, jugadidukung oleh jasa dan layanan yang membantuberjalannya pasar modal syariah.Jasa/layanan syariah yang ditawarkan olehlembaga dan

    profesi penunjang pasarmodal Indonesia hinggaAgustus 2014 antara lainsebagaimana yang terteradalam table.

    Jasa/Layanan Syariah JumlahPerusahaan efek yang melakukan penjaminan emisi sukuk korporasi

    21

    Manajer Investasi yang mengelola reksa dana syariah 29Pihak Penerbit DES 1Bank Kustodian yang telah memperoleh rekomendari DSN-MUI untuk memberikan layanan syariah

    11

    Wali Amanat yang terlibat dalam perwaliamanatan penerbitansukuk korpporasi

    6

    Perusahaan Efek yang memiliki layanan online trading syariah 8

  • Islamic Finance Outlook 2015

    4040Persaingan Industri

    Peta PersainganIndustri Syariah di Indonesia

    Dataran Tinggi Dieng, JAWA TENGAH Photograph by Rusdi Samad

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH

    Ekspansi pembiayaan perbankan syariah padatahun 2013 tumbuh sebesar 25.29% ataumengalami kenaikan new market sebesar Rp. 37.18triliun, dari semula Rp. 147.00 triliun (2012)menjadi Rp. 184.18 triliun (2013).

    Sumbangan terbesar yang mendukung kenaikanjumlah pembiayaan yang disalurkan tersebutdisumbangkan oleh 5 Bank Umum Syariah Buku 2(Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia,Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan MaybankSyariah) sebesar Rp. 21.18 triliun atau 57% daritotal kenaikan pembiayaan perbankan syariah.

    BUS Buku 1 memberikan kontribusi kenaikansebesar Rp. 4.14 triliun atau 11% dari totalkenaikan pembiayaan perbankan syariah.

    UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun memberikan kontribusikenaikan sebesar Rp. 10.93triliun atau 29% dari totalkenaikan pembiayaan perban-kan syariah, UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun memilikikontribusi yang sangat besarpada tahun 2013 bahkanmelebihi jumlah pembiayaandari BUS buku 1.

    UUS dengan aset di bawahRp. 1 triliun memberikan kon-tribusi kenaikan sebesar Rp.926 miliar atau hanya 2% daritotal kenaikan pembiayaanperbankan syariah.

    Tabel 1.12. Peta Pembiayaan Bank Syariah 2012-2013

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 2

    Kenaikan pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp.21.18 triliun, disumbangkan oleh 5 Bank UmumSyariah Buku 2 yakni Bank Syariah Mandiri, BankMuamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRISyariah dan Maybank Syariah.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 2dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia yaknisebesar Rp. 8.92 triliun atau 42.15% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh BUS Buku 2.

    Kontribusi terbesar kedua, ketiga dan keempatsecara berurutan disumbangkan oleh Bank SyariahMandiri, Bank BNI Syariah dan BRI Syariah sebesarRp. 5.79 triliun, Rp. 3.61 triliun dan Rp. 2.76triliun.

    Sedangkan Maybank Syariah,pada tahun 2013 mengalamikenaikan pembiayaan sebesarRp. 87.83 miliar.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank MuamalatIndonesia merupakan Top NewFinancing Market Gainer untukkategori Bank Umum SyariahBuku 2.

    Grafik 1.14. Pembiayaan Perbankan Syariah BUS BUKU 2Sumber: Laporan Tahunan Bank

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    Kenaikan pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp.4.14 triliun, disumbangkan oleh 6 Bank UmumSyariah Buku 1 yakni Bank Mega Syariah, BankJabar Banten Syariah, Bank Syariah Bukopin, BankPanin Syariah, Bank BCA Syariah dan Bank VictoriaSyariah.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 1dilakukan oleh Bank Panin Syariah yakni sebesarRp. 1.08 triliun atau 26.07% dari total kenaikanyang disumbangkan oleh BUS Buku 1.

    Kontribusi terbesar kedua, ketiga, keempat dankelima secara berurutan disumbangkan oleh BankMega Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank JabarBanten Syariah dan Bank BCA Syariah sebesar Rp.971 miliar, Rp.659 miliar, Rp. 633 miliar dan Rp.413 miliar.

    Sedangkan Bank VictoriaSyariah, pada tahun 2013mengalami kenaikan pem-biayaan sebesar Rp. 383 miliar.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Panin Syariahmerupakan Top New FinancingMarket Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 1.

    PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 1

    Grafik 1.15. Pembiayaan Perbankan Syariah BUS BUKU 1Sumber: Laporan Tahunan Bank

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    UUS yang masuk kategori aset di atas Rp. 1 triliunberjumlah 13 yang terdiri atas 8 UUS Bank SwastaNasional dan 5 UUS BPD, memberikan kontribusikenaikan pembiayaan tahun 2013 sebesar Rp.10.93 triliun.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun diberikan oleh Bank Permata Syariahsebesar Rp. 4.35 triliun atau 39.79% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun.

    UUS yang memberikan kontribusi kenaikan di atasRp. 1 triliun antara lain Bank BTN Syariah

    memberikan kontribusi sebesarRp. 2.08 triliun atau 19.03%dan Bank BII Syariah yangmemberikan kontribusi sebesarRp. 1.54 triliun atau 14.05%.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank PermataSyariah merupakan Top NewFinancing Market Gainer untukkategori UUS dengan aset diatas Rp. 1 triliun.

    PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DI ATAS RP 1 TRILIUN

    Grafik 1.16. Pembiayaan UUS Aset > Rp 1 TriliunSumber: Laporan Tahunan Bank

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    UUS yang masuk kategori aset di bawah Rp. 1triliun berjumlah 10 yang kesemuanya merupakanUUS BPD, memberikan kontribusi kenaikanpembiayaan tahun 2013 sebesar Rp. 926 miliar.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun diberikan oleh BPD Syariah Jateng sebesarRp. 226 miliar atau 24.47% dari total kenaikan yangdisumbangkan oleh UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.

    UUS yang memberikan kontribusi kenaikan di atasRp. 100 miliar antara lain, BPD Syariah Riaumemberikan kontribusi sebesar Rp. 188 miliar atau

    20.35% dan BPD Syariah Kalbarmemberikan kontribusi sebesarRp. 2.08 triliun atau 19.03%dan Bank BII Syariah yangmemberikan kontribusi sebesarRp. 135 miliar atau 14.67%.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka BPD Syariah Jatengmerupakan Top New FinancingMarket Gainer untuk kategoriUUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.

    PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DI BAWAH RP 1 TRILIUN

    Grafik 1.17. Pembiayaan UUS Aset < Rp 1 TriliunSumber: Laporan Tahunan Bank

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    Penguasaan pangsa pasar pembiayaan masihdidominasi oleh BUS Buku 2, dimana secaranominal BUS Buku 2 mengalami kenaikan dari Rp.97.76 triliun (tahun 2012) menjadi Rp. 118.94triliun (tahun 2013). Namun dalam hal penguasaanpangsa pasar BUS BUKU 2 mengalami penurunanpangsa pasar, yakni dari 66.50% (2012) menjadi64.58% (2013).

    BUS Buku 1, mengalami kenaikan secara nominaldari Rp. 14.80 triliun (2012) menjadi Rp. 18.94triliun (2013), peningkatan juga terjadi pada peng-

    uasaan pangsa pasar darisebelumnya 10.07% (2012)menjadi 10.28% (2013).

    UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun juga mengalamipeningkatan pada penguasaanpangsa pasar dari 21.48%(2012) menjadi 23.08% (2013).

    UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun juga mengalamipeningkatan pada penguasaanpangsa pasar dari 21.48%(2012) menjadi 23.08% (2013).

    Hal yang sama juga terjaditerhadap UUS dengan aset dibawah Rp. 1 triliun dimanaterjadi peningkatan pengua-saan pangsa pasar dari 1.96%(2012) menjadi 2.06% (2013).Berikut adalah kinerjapembiayaan bank syariah perkategori:

    KINERJA EKSPANSI PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH

    Grafik 1.18. Perbandingan Pasar Pembiayaan

    Tabel 1.13. Rincian Pembiayaan Perbankan Syariah 2012-2013

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    Ekspansi DPK perbankan syariah pada tahun 2013tumbuh sebesar 22.21% atau mengalami kenaikannew market sebesar Rp. 34.19 triliun, dari semulaRp. 153.95 triliun (2012) menjadi Rp. 188.14 triliun(2013).

    Sumbangan terbesar yang mendukung kenaikanjumlah DPK yang disalurkan tersebut disumbangkanoleh 5 Bank Umum Syariah Buku 2 (Bank SyariahMandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNISyariah, Bank BRI Syariah dan Maybank Syariah)sebesar Rp. 19.85 triliun atau 58% dari totalkenaikan DPK perbankan syariah.

    BUS Buku 1 memberikan kontribusi kenaikansebesar Rp. 3.86 triliun atau 11% dari totalkenaikan DPK perbankan syariah.

    UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun memberikan kontribusikenaikan sebesar Rp. 9.79triliun atau 29% dari totalkenaikan DPK perbankansyariah, UUS dengan aset diatas Rp. 1 triliun memilikikontribusi yang sangat besarpada tahun 2013 bahkanmelebihi jumlah DPK dari BUSbuku 1.

    UUS dengan aset di bawahRp. 1 triliun memberikankontribusi kenaikan sebesarRp. 684 miliar atau hanya 2%dari total kenaikan DPKperbankan syariah.

    PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH

    Tabel 1.14. Peta Pendanaan Bank Syariah 2012-2013

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    Kenaikan DPK pada tahun 2013 sebesar Rp. 19.85triliun, disumbangkan oleh 5 Bank Umum SyariahBuku 2 yakni Bank Syariah Mandiri, Bank MuamalatIndonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah danMaybank Syariah.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 2dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri yakni sebesarRp. 9.08 triliun atau 45.73% dari total kenaikanyang disumbangkan oleh BUS Buku 2.

    Kontribusi terbesar kedua, ketiga dan keempatsecara berurutan disumbangkan oleh BankMuamalat Indonesia, Bank BNI Syariah dan BRISyariah sebesar Rp. 5.60 triliun, Rp. 2.51 triliundan Rp. 2.40 triliun.

    Sedangkan Maybank Syariah,pada tahun 2013 mengalamikenaikan DPK sebesar Rp. 265miliar.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Syariah Mandirimerupakan Top New FundingMarket Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 2.

    PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 2

    Grafik 1.19. Pendanaan BUS BUKU 2 Tahun 2012-2013

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    Kenaikan DPK pada tahun 2013 sebesar Rp. 3.86triliun, disumbangkan oleh 6 Bank Umum SyariahBuku 1 yakni Bank Mega Syariah, Bank JabarBanten Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank PaninSyariah, Bank BCA Syariah dan Bank VictoriaSyariah.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 1dilakukan oleh Bank Panin Syariah yakni sebesarRp. 1.65 triliun atau 42.67% dari total kenaikanyang disumbangkan oleh BUS Buku 1.

    Kontribusi terbesar kedua, ketiga, keempat dankelima secara berurutan disumbangkan oleh BankMega Syariah, Bank BCA Syariah, Bank SyariahBukopin dan Bank Victoria Syariah sebesar Rp. 640

    miliar, Rp. 441 miliar, Rp. 421miliar dan Rp. 369 miliar

    Sedangkan Bank Jabar BantenSyariah, pada tahun 2013mengalami kenaikan DPKsebesar Rp. 340 miliar.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Panin Syariahmerupakan Top New FundingMarket Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 1.

    PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 1

    Grafik 1.20. Pendanaan BUS BUKU 1 Tahun 2012-2013

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    UUS yang masuk kategori aset di atas Rp. 1 triliunberjumlah 13 yang terdiri atas 8 UUS Bank SwastaNasional dan 5 UUS BPD, memberikan kontribusikenaikan DPK tahun 2013 sebesar Rp. 9.79 triliun.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun diberikan oleh Bank Permata Syariahsebesar Rp. 4.64 triliun atau 47.40% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun.

    UUS lain yang memberikan kontribusi kenaikan diatas Rp. 1 triliun adalah BII Syariah yangmemberikan kontribusi kenaikan sebesar Rp. 2.44triliun atau 24.88%. Berdasarkan pencapaiantersebut, maka Bank Permata Syariah merupakan

    Top New Funding MarketGainer untuk kategori UUSdengan aset di atas Rp. 1triliun.

    PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DI ATAS RP 1 TRILIUN

    Grafik 1.21. Pendanaan UUS Aset > Rp 1 Triliun

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Peta Persaingan

    UUS yang masuk kategori aset di bawah Rp. 1triliun berjumlah 10 yang kesemuanya merupakanUUS BPD, memberikan kontribusi kenaikan DPKtahun 2013 sebesar Rp. 684 miliar.

    Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun diberikan oleh BPD Syariah Jateng sebesarRp. 180 miliar atau 26.35% dari total kenaikan yangdisumbangkan oleh UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.

    UUS lain yang memberikan kontribusi kenaikan diatas Rp. 100 miliar adalah BPD Syariah Riau yangmemberikan kontribusi sebesar Rp. 126 miliar atau18.46%.

    Berdasarkan pencapaian terse-but, maka BPD Syariah Jatengmerupakan Top New FundingMarket Gainer untuk kategoriUUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.

    PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DI BAWAH RP 1 TRILIUN

    Grafik 1.22. Pendanaan UUS Aset < Rp 1 Triliun

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    52

    Asuransi Jiwa Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Menurut data OtoritasJasa keuangan (OJK) danAsosiasi Asuransi SyariahIndonesia (AASI), AsetAsuransi Jiwa Syariahtahun 2013 meningkatmenjadi Rp 12,8 triliunatau mengalamipeningkatan sebesar 27,7%dari tahun sebelumnya.

    Total aset asuransi jiwaSyariah tersebut terdiridari Rp 7,1 triliun asetperusahaan dan Rp 5,7triliun aset dana investasipeserta.

    Rp 10 triliun

    Rp 12,8 triliun

    Sumber : Data OJK, AASI

    Grafik 2.8. Market Share Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013

    Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Dari total aset perusahaan asuransi jiwa Syariah Indonesiapada tahun 2013, AIA Financial memiliki peran terbesardalam pencapaian tersebut, yaitu sebesar 1,75 triliun atau26,98%. Di peringkat berikutnya terdapat Prudential yangmengikuti dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp 1,6triliun (24,94%), kemudian disusul oleh Asuransi TakafulKeluarga dengan jumlah aset Rp 952 milyar (14,72%).

    ASET ASURANSI JIWA SYARIAH

    AIA Financial kembali menunjukkaneksistensinya dalam hal marketgainer aset perusahaan asuransi jiwaSyariah dengan aset sebesar 45,73%atau hampir setengah dari marketgainer aset perusahaan asuransi jiwaSyariah di Indonesia.

    Prudential juga terus membuktikankelasnya sebagai salah satuperusahaan asuransi jiwa Syariahterbesar di Indonesia denganperolehan market gainer sebesar29,78%. Sementara Allianz Lifewalaupun pertumbuhan asetperusahaannya tidak begitu besar,namun mencpaai market gainer asetsebesar 4,76%.

    Grafik 2.9. Market Gainer Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013

    Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    53

    Asuransi Jiwa Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI JIWA SYARIAH

    Kontribusi bruto asuransi jiwa Syariah juga terusmengalami peningkatan yang stabil. Menurut dataOJk dan AASI, kontribusi bruto asuransi jiwaSyariah meningkat menjadi Rp 7,2 miliar di tahun2013 atau tumbuh sebesar 33,5%. Rp 5,4

    miliar Rp 7,2 miliar

    Sumber : Data OJK, AASI

    Dari total keseluruhankontribusi bruto,market share terbesardimiliki oleh Prudentialdengan 37,53%.Kemudian menyusuldibawahnya AIAFinancial dengan16,93% dari totalkontribusi asuransi jiwaSyariah. Allianz Life jgmasih tetap berada dijajaran atas Asuransijiwa Syariah denganmarket share 8,55%.

    Walaupun dari segi total kontribusiAIA Financial menduduki peringkatkedua, namun dari segi marketgainer atau pertumbuhan kontribusiasuransi jiwa Syariah mendudukiperingkat atas. Market gainer AIAFinancial mencapai (42,02%), yangkemudian disusul oleh Prudential(40,04%) dan BNI Life (5,58%).Pada data kontribusi asuransi jiwaSyariah 2013 OJK dan AASI, tercatatpula penurunan jumlah kontribusiyang cukup besar. Penurunankontribusi tersebut dialami oleh AXAMandiri (17,59%) dan Asuransi JiwaSyariah Al Amin (6,73%).

    Grafik 2.10. Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Grafik 2.11. Market Gainer Kontribusi BrutoPerusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    54

    Asuransi Jiwa Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU

    Grafik 2.12. Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Kinerja perusahaan asuransi jiwa Syariah dalam mengelola dana tabarru di tahun 2013 initerlihat kurang optimal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hanya 6 asuransi jiwa yang meraihsurplus di tahun tersebut, sementara asuransi jiwa lain mengalami defisit. Surplus terbesardiraih oleh Asuransi Jiwa Mega Life dengan (15,41%), diikuti oleh Asuransi Takaful Keluarga(12,95%), dan BNI Life (12,06%).

    Grafik 2.13. Tingkat Profitabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Sumber : LaporanKeuangan 2013, AnalisisKCI

    Industri Asuransi Jiwa Syariah Indonesia memiliki tingkat profitabilitas yang cukup baik di tahun2013. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan total investasi dan hasil investasi darilaporan keuangan masing-masing industri asuransi jiwa Syariah di tahun tersebut.Berdasarkan data laporan keuangan 2013, Asuransi Jiwa Syariah Al Amin memperoleh tingkatprofitabilitas yang paling tinggi (3,32%), disusul oleh Great Eastern (3,10%), dan Allianz Life(2,21%).

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    55

    Asuransi Jiwa Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Mapping kinerja Industri Asuransi Jiwa Syariah dapat dilihat dengan membandingkan tingkatprofitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (Prudent RiskManagement).

    Grafik 2.14. Kinerja AsuransiJiwa Syariah 2013 (Aset >150 miliar)

    Sumber: LaporanKeuangan 2013, Analisis KCI

    Mayoritas asuransi jiwa Syariah dengan aset lebih dari Rp 150 milyar memiliki kinerjayang Prudent dalam pengelolaan risiko. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rasio PrudentRisk Management yang berada dibawah rata-rata, kecuali Asuransi Jiwa Syariah Al Amindan Asuransi jiwa Syariah Amanah Jiwa Giri Artha.

    Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap totalinvestasi pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata1,03%.

    Perusahaan asuransi jiwa Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang olehpengelolaan risiko yang baik adalah Asuransi Allianz Life Indonesia, Prudential LifeAssurance, Asuransi Takaful Keluarga, dan BNI Life Insurance.

    MAPPING KINERJA ASURANSI JIWA

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    56

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h Asuransi Jiwa SyariahMAPPING KINERJA ASURANSI JIWA

    Grafik 2.15. KinerjaAsuransiJiwa Syariah2013 (Aset

  • Islamic Finance Outlook 2015

    57

    Asuransi Umum Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Menurut data Otoritas Jasa keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Aset Asuransi Umum Syariah tahun 2013 meningkat menjadi Rp 3,1 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,2% dari tahun sebelumnya.

    Penambahan jumlah aset ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah industri asuransi umum Syariah di tahun 2013. Grafik 2.16. Market Share Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013

    Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Dari total aset perusahaan asuransi umum Syariah Indonesia pada tahun 2013, Asuransi Astra Buana memiliki kontribusi terbesar dalam pencapaian tersebut, yaitu sebesar 627 miliar atau 20,33%.Di peringkat berikutnya terdapat Asuransi Adira Dinamika yang mengikuti dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp 329 miliar (10,7%), kemudian disusul oleh Asuransi Takaful Umum dengan jumlah aset Rp 262 miliar (8,5%).

    ASET ASURANSI UMUM SYARIAH

    Asuransi Astra Buana kembali menunjukkan eksistensinya dalam hal market gainer aset perusahaan asuransi umum Syariah. Asuransi Astra Buana memiliki market gain aset sebesar 22,17%.

    Askrindo Syariah yang baru berdiri pada Desember 2012 memiliki market gainer aset yang terbesar ke-2, yaitu mencapai 19,85%. Asuransi Sinarmas menyusul dibawahnya dengan 11,28%. Asuransi Adira Dinamika mengalami penurunan aset di tahun 2013, sehingga market gainer yang dimiliki berada di posisi negatif. Meskipun demikian, Adira Dinamika tetap berada di peringkat kedua aset terbesar asuransi umum syariah.

    Grafik 2.17. Market Gainer Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

    Sumber: Data OJK, AASI

  • Islamic Finance Outlook 2015

    58

    Asuransi Umum Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI UMUM SYARIAH

    Walaupun aset asuransi umum syariah mengalami peningkatan, namun kontribusi bruto industri ini justru mengalami penurunan. Menurut data OJK dan AASI, Kontribusi bruto asuransi umum Syariah pada Desember 2013 adalah Rp 1,31 miliar atau turun tipis sebesar 7,81% dari tahun 2012 Rp 1,42 miliar.

    Dari total keseluruhankontribusi bruto,market share terbesardimiliki oleh AsuransiAstra Buana dengan26,20%. Kemudianmenyusul dibawahnyaAsuransi AdiraDinamika dengan 9,96%dari total kontribusiasuransi umum Syariah.Sementara AsuransiTakaful Umummewakili asuransiumum full fledgeSyariah dengan marketshare kontribusi 9,71%.

    Asuransi Astra Buana kembali berada di peringkat teratas asuransi umum Syariah, dengan market gainer kontribusi mencapai 81%. Sementara itu walaupun tidak masuk ke dalam jajaran tiga besar market share kontribusi, namun asuransi Sinarmas dan Asuransi Umum Mega memperoleh market gainer kontribusi yang besar. Market gainer kontribusi kedua asuransi tersebut adalah 52% untuk Asuransi Sinarmas dan 23% untuk Asuransi Umum Mega.Pada data OJk dan AASI, tercatat pula beberapa perusahaan asuransi yang mengalami penurunan jumlah kontribusi bruto yang cukup besar.

    Grafik 2.18. Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Grafik 2.19. Market Gainer Kontribusi Bruto Asuransi Umum Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

    Sumber: Data OJK, AASI

    Rp 1,42 miliar

    Rp 1,31 miliar

  • Islamic Finance Outlook 2015

    59

    Asuransi Umum Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU

    Grafik 2.20. Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

    Kinerja perusahaan asuransi umum Syariah dalam mengelola dana tabarru di tahun 2013 ini terlihat kurang optimal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan masih terdapat 7 asuransi umum yang meraih defisit di tahun tersebut. Meskipun demikian, asuransi umum Syariah yang mendapat surplus masih tetap dominan. Surplus terbesar diraih oleh Asuransi umum full fledge Syariah, yaitu Jaya Proteksi Takaful (35,85%) dan Asuransi Takaful Umum (35,15%). Asuransi Tripakarta menyusul di peringkat ketiga dengan tingkat efisiensi sebesar 29%.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    60

    Asuransi Umum Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Mapping kinerja Industri Asuransi Umum Syariah dapat dilihat dengan membandingkan tingkat profitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (Prudent Risk Management).

    Grafik 2.21. Kinerja AsuransiUmum Syariah2013 (Aset >100 miliar)

    Sumber: LaporanKeuangan 2013, Analisis KCI

    Sebagian asuransi Umum Syariah dengan aset lebih dari Rp 100 milyar memiliki kinerja yang kurang Prudent dalam pengelolaan risiko. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hanya 4 perusahaan yang memiliki rasio Prudent Risk Management diatas rata-rata, yaitu Asuransi Takaful Umum, Asuransi Tripakarta, Jaya Proteksi Takaful, dan Asuransi Bangun Askrida.

    Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap total investasi pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata 2,01%.

    Perusahaan asuransi umum Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang oleh pengelolaan risiko yang baik adalah Asuransi Bangun Askrida dan Jaya Proteksi Takaful.

    MAPPING KINERJA ASURANSI UMUM

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    61

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h Asuransi Umum SyariahMAPPING KINERJA ASURANSI UMUM

    Grafik 2.22. KinerjaAsuransiUmumSyariah 2013 (Aset

  • Islamic Finance Outlook 2015

    62

    Reasuransi Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Menurut data Otoritas Jasa keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Aset Reasuransi Syariah tahun 2013 meningkat menjadi Rp 725 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 29% dari tahun sebelumnya.

    Meskipun terus bertambah, namun tingkat pertumbuhan aset reasuransi ini lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan di tahun 2012, yaitu 33%.

    Grafik 2.23. Market Share Aset Perusahaan Reasuransi Syariah 2013

    Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Dari total aset perusahaan Reasuransi Syariah pada tahun 2013, Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) memiliki kontribusi terbesar dalam pencapaian tersebut, yaitu sebesar 382 miliar atau lebih dari setengah total aset reasuransi syariah di Indonesia (53%).Di peringkat berikutnya terdapat Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp 219 miliar (30%), kemudian disusul oleh Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) dengan jumlah aset Rp 124 miliar (17%).

    ASET REASURANSI SYARIAH

    Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) kembali menunjukkan eksistensinya dalam hal market gainer aset perusahaan reasuransi Syariah. Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) memiliki market gain aset sebesar 52,17% atau lebih dari setengah market gainer aset perusahaan reasuransi Syariah di Indonesia.

    Seperti halnya market share aset reasuransi Syariah, Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) juga menempati posisi kedua dengan market gain 33,05%, dan kemudian Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) dengan market gain 14,68%.

    Grafik 2.24. Market Gainer Aset Perusahaan Reasuransi Syariah2013Sumber: Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    63

    Reasuransi Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    KONTRIBUSI BRUTO REASURANSI SYARIAH

    Kontribusi bruto reasuransi Syariah juga terus mengalami peningkatan yang stabil. Menurut data OJk dan AASI, kontribusi bruto reasuransi Syariah meningkat menjadi Rp 409 juta di tahun 2013 atau tumbuh sebesar 27,4%.

    Dari total keseluruhan kontribusi bruto, market share terbesar kembali dimiliki oleh Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) dengan 52,62%. Menyusul di posisi berikutnya Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) dengan 36,03%, dan Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) dengan 11,35%.

    Sama halnya dengan market share kontribusi, Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) juga memiliki market gainer kontribusi yang paling dominan, yaitu 54,55%. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) kembali menempati posisi kedua dengan 36,05%, dan disusul oleh Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) dengan 9,39%.

    Grafik 2.25. Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Reasuransi Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Grafik 2.26. Market Gainer Kontribusi Bruto Reasuransi Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    64

    Asuransi Reasuransi Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU

    Grafik 2.27. Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru & Tingkat Profitabilitas Perusahaan Reasuransi Syariah 2013

    Sumber : Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI

    Persaingan Industri

    Kinerja perusahaan Reasuransi Syariah Indonesia dalam mengelola dana tabarru di tahun 2013 ini terlihat kurang optimal. Semua reasuransi Syariah mengalami defisit dalam hal pengelolaan dana tabarru di tahun 2013.

    Meskipun demikian, Industri Reasuransi Syariah Indonesia memiliki tingkat profitabilitas yang baik di tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan total investasi dan hasil investasi dari laporan keuangan masing-masing industri reasuransi Syariah di tahun tersebut.

    Tingkat profitabilitas terbaik dimiliki oleh Reasuransi Internasional Indonesia (reindo) dengan 4,28%, disusul oleh Reasuransi Nasional Indonesia (nasre) dengan 3,04%, dan Maskapai Reasuransi Indonesia (2,45%).

  • Islamic Finance Outlook 2015

    65

    Reasuransi Syariah

    2. A

    sura

    nsiS

    yaria

    h

    Mapping kinerja Industri Reasuransi Syariah dapat dilihat dengan membandingkan tingkat profitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (Prudent Risk Management).

    Grafik 2.28. Kinerja ReasuransiSyariah 2013

    Sumber: LaporanKeuangan 2013, Analisis KCI

    Sebagian besar reasuransi Syariah memiliki kinerja yang Prudent dalam pengelolaan risiko. Hal ini ditunjukkan dengan 2 perusahaan reasuransi yang memiliki rasio Prudent Risk Management diatas rata-rata, yaitu Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) dan Reasuransi nasional Indonesia (Nasre).

    Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap total investasi pada tahun 2013 juga menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata 3,25%.

    Perusahaan asuransi umum Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang oleh pengelolaan risiko yang baik adalah Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo).

    MAPPING KINERJA REASURANSI

    Persaingan Industri

  • Islamic Finance Outlook 2015

    6666Persaingan Industri

    Conclusion & Challenges Ahead

    Dataran Tinggi Dieng, JAWA TENGAH Photograph by Rusdi Samad

    Harga minyak turun USD 70-80 / barrel

    Tappering-Off denganprogram Quantitative Easing

    Federal Rate naik

    GLOBAL

    Turunnya harga minyak antaralain disebabkan karena negaraprodusen minyak tidak bersediamenurunkan jumlahproduksinya sehingga supply minyak menjadi tinggi. Khususuntuk kawasan Asia Pasifik, ditambah dengan kondisiturunnya perekonomianJepang.

    Sebagai tindak lanjut krisiskeuangan global, pemerintahUSA memutuskan untukmengurangi stimulan (tapperingoff) melalui Quantitative Easing, ditambah denganFederal Bank yang menaikkansuku bunga, yang menyebabkanmelemahnya IDR.

  • Islamic Finance Outlook 2015

    6767Persaingan Industri

    Conclusion & Challenges Ahead

    Dataran Tinggi Dieng, JAWA TENGAH Photograph by Rusdi Samad

    NATIONAL (INDONESIA)

    Melemahnya rupiah karenatappering off, menyebabkaninflasi meningkat, danpertumbuhan kredit menjaditurun.

    Hal ini harus diantisipasi olehindustri keuangan gunamenentukan strategi yang paling tepat menghadapikeadaan global dan national ini.

    IDR melemah

    Inflasi meningkat

    Pertumbuhan Kreditmenurun

  • Islamic Finance Outlook 2015

    68

    CO

    NS

    LUS

    ION

    BANK SYARIAH

    ASURANSI SYARIAH

    PASAR MODAL

    SYARIAH

    Conclusion

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Conclusion

    Terkait isu global maupun nasional dan beberapahal yang mungkin akan terjadi di tahun 2015. Makakami membagi outlook perbankan syariah 2015 kedalam 3 hal besar yang dirasa penting untukdiketahui dan dipertimbangkan oleh perbankansyariah baik BUS maupun UUS yang sedangmenjalankan kegiatan usahanya.

    Tiga hal besar yang memiliki peran penting dalammemajukan dan semakin menguatkan industriperbankan syariah di tahun 2015 adalah terkaitproperti, finance maupun credit.

    kepemilikan rumah tapak,sehingga menyebabkan tidakadanya lagi rumah subsidibagi masyarakat. Hal inidapat menurunkan daya belimasyarakat yang sebelumnyasudah cukup tinggi saatadanya rumah-rumah subsidi.

    Hunian Susun:Pemerintah akan lebih banyakmemberikan subsidi padahunian susun terutama rusu-nami, karena minimnya lahanuntuk pembangunan rumahtapak, namun menurut per-kembangannya rusun masihkurang diminati oleh masya-rakat dan banyak subsidi yangkurang tepat sasaran.

    Namun hal tersebut tidakharus ditanggapi denganbenar-benar menutup bisnisbank ke sektor properti. Ada2 (dua) hal yang perlu diper-hatikan jika perbankan sya-riah tetap akan memasukisektor properti pada tahun

    ISU TERKAIT PERBANKAN SYARIAH

    PROPERTI

    Perlambatan perekonomian di Indonesia dapatdilihat dari sektor-sektor bisnis yang jugamengalami perlambatan. Salah satu sektor yangdiperkirakan akan mengalami perlambatan padatahun 2015 adalah sektor bisnis properti, baikhunian tapak maupun hunian susun.

    Perlambatan yang terjadi dapat disebabkan oleh 2(dua) hal yang cukup berpengaruh signifikan yaitukenaikan dari biaya bahan baku bangunan yangmencapai lebih dari 30% dan upah tenaga kerjayang juga naik lebih dari 20%. Melihat perlambatanini, perbankan syariah tidak disarankan untukhanya berfokus pada sektor ini, yang selama inisangat diminati oleh hampir seluruh perbankansyariah baik BUS maupun UUS dan lebih melihatpada sektor ritel.

    Hunian Tapak:Perlambatan disebabkan karena berhentinyasubsidi dari pemerintah pada tahun 2015 terkait

    Gambar 1.3. Peta Outlook Perbankan 2015

    Gambar 1.4. Dua Tipe Properti

    1. B

    ank

    Sya

    riah

  • Islamic Finance Outlook 2015

    1Conclusion

    2015, yaitu harus melihat apakah properti yangakan diambil sudah memiliki AJB atau belummemiliki AJB. Jika properti yang disasar telahmemiliki AJB, maka ba