Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama...

12

Transcript of Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama...

Page 1: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,
Page 2: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Islam yang DIperDebatkan

Das’ad latif

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Page 3: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

IslamyangDiperdebatkanDas’ad Latif

© 2018, PT Elex Media Komputindo, JakartaHak cipta dilindungi undang‑undang

Diterbitkan pertama kali olehPenerbit PT Elex Media Komputindo

Kompas—Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718101108ISBN: 978‑602‑04‑7753‑4

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan

Page 4: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Meluruskan Makna Jihad dan Terorisme

MELURUSKAN MAKNA

JIHAD DAN TERORISME

Pengertian Jihad, Tujuan, dan Ruang Lingkupnya

Menurut Nasaruddin Umar, bahwa jihad adalah sebuah isilah

yang masih diperdebatkan dan sangat mulitafsir. Karena jihad

memiliki makna yang beragam, baik eksoterik maupun esoterik.

Jihad secara eksoterik biasanya dimaknai sebagai ‘holy war’ atau

perang suci, pemaknaan ini karena terpengaruh oleh konsep

Kristen dalam Perang Salib. Sedang secara esoterik, jihad atau

mujahadah bermakna upaya yang sungguh-sungguh untuk men-

dekatkan diri kepada Allah Swt.1

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengarikan jihad sebagai: 1).

Usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan; 2).

Usaha sungguh-sungguh membela agama Islam dengan mengor-

bankan harta benda, jiwa, dan raga; 3). Perang suci melawan

orang kafir untuk mempertahankan agama Islam. Berjihad ber-

ari berperang di jalan Allah; berjuang.2

1 Nasaruddin Umar, Mengurai Makna Jihad dalam Kata Pengantar Gamal al-Banna, Ji-

had yang terjemahkan oleh Tim Mata Air Publishing (Cet. I; Jakarta: Mata Air Publish-

ing, 2006), h. v.2 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 584.

Page 5: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Islam yang Diperdebatkan

Dari segi bahasa (eimologis), term jihad dengan berbagai de-

rivasinya berasal dari kata jahd atau juhd. Kata Jahd berari leih

atau sukar. Arinya bahwa jihad memang sulit dan menyebabkan

keleihan bagi yang melaksanakannya. Sedang kata juhd bermak-

na kemampuan, karena jihad menuntut kemampuan dan harus

dilakukan sekuat kemampuan seseorang.3

Secara morfologis, term jihad berasal dari kata kerja جاهد - يجاهد

yang berari mencurahkan daya upaya atau bekerja keras. Ibnu

Faris dalam Mu’jam Maqayis Al-Lugah menjelaskan bahwa kata

jihad yang berasal dari huruf د - - هـ berari (Jim, Ha dan Dal) ج

kepayahan (kesulitan) atau yang semakna dengannya.4 اジشقة

Adapun menurut Ragib Al-Asfahani kata jihad dan mujahadah

berari mencurahkan kemampuan dalam menghadapi musuh,

sebagaimana dalam ungkapannya; فى الوسع إستفراغ ااهدة و اゲهاد -Juga membagi kepada iga ari yaitu; berjuang mela .مدافعة العدو

wan musuh nyata, berjuang melawan setan, berjuang melawan

hawa nafsu.5 Sedangkan dalam Lisan Al-‘Arab, jihad berari me-

merangi musuh, mencurahkan segala kemampuan dan tenaga

berupa kata-kata, perbuatan atau segala sesuatu sesuai kemam-

puan.6

Dalam pengerian jihad, baik dalam Al-Quran maupun hadis Nabi

saw., jihad memiliki makna yang variaif, namun dalam tradisi

fikih terjadi ortodoksi dan penyempitan makna karena jihad han-

3 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat

(Cet. VII; Bandung: Mizan, 1998), h. 5014 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu‘jam Maqayis al-Lugah, Juz. I (Beirut:

Dar Ittihad al-‘Arabiy, 1423 H/2002 M), h. 486-487. 5 Al-Ragib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat li Alfaz Al-Quran (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), h.

99.6 Abu al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Mukram bin Manzur al-Ifriqi al-Misr, Lisan

al-Arab Juz XI (Beirut: Dar Al-Sadr, t.th.). h. 521.

Page 6: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Meluruskan Makna Jihad dan Terorisme

ya dimaknai sebagai perang. Pada umumnya, seluruh kitab fikih

yang membahas tentang jihad akan berkisar pada kajian menge-

nai perang dan harta rampasan (al-harb dan ganimah). Sedang-

kan ari lain dari jihad adalah seperi perjuangan intelektual, da-

lam tradisi fikih dikenal dengan isilah ijihad yaitu kesungguhan

dalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik

juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah

me ngenai jihad, misalnya jihad spiritual dalam tradisi sufi yang

di kenal dengan isilah mujahadah. Pengaplingan makna jihad

seperi ini dapat menimbulkan kesalahpahaman umat Islam,

khususnya dalam memahami doktrin jihad, sebab keika term

ini disebut maka yang muncul dalam benaknya adalah perang,

senjata, dan pembunuhan, sehingga makna lain dari jihad di-

lupakan.7

Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang jihad, an-

tara lain:

(1) Menurut Hasan Al-Banna, jihad adalah salah satu kewajib-

an muslim yang berkelanjutan hingga hari kiamat; ingkat

terendah nya berupa penolakan hai atas keburukan atau ke-

mungkaran dan yang teringgi berupa perang di jalan Allah.

Di antara kedua nya adalah perjuangan dengan lisan, pena,

dan tangan berupa per nyataan tentang kebenaran di hadap-

an penguasa yang zalim.

(2) Ali ‘Abd Ar-Raziq mengatakan bahwa jihad dipahami idak

hanya sebagai upaya menegakkan dakwah Islam, atau me-

nyeru manu sia untuk mengokohkan iman, akan tetapi jihad

adalah usaha mengokohkan pemerintah dan memper luas

kekuasaan.

7 Kasjim Salenda, Terorisme dan Jihad dalam Perspektif Hukum Islam (Cet. II; Makassar:

Pustaka al-Zikra, 2011), h. 152.

Page 7: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Islam yang Diperdebatkan

بن بトهاث ぅ い╇ون جرث ب╊د┶وة ب{ ب╊دぅ〉 وナ い]╉ ب╊》اج┵ぇ┞ان و│و┯╋┟╊〈 ━ぇ⦆┃┃╊ هاثトا بミان 〉ه بユっى ب╋┶

8

.╅╋ヌب(3) Ahmad Asy-Syarbasi mendefinisikan jihad secara umum ari-

nya manusia mengerahkan segala daya dan kemampu annya

dalam mewujudkan suatu tujuan.9

(4) Batrus Al-Bustaniy dalam karyanya yang berjudul Da‘irat al-

Ma’arif mengatakan bahwa jihad adalah:

بトهاث w ب┦┯うت ب╊┣رح ハاثポة ‶〉 ╊コ ┝ぇ┟╋¨ وぅ┟]ى『ぇ┾ 〈┟┎ذل ب⦆╊ ¨ぇ┳┶ ╉┫┾ ¨』 》ا و╊』 ┶》د┫ぅازى ب┻ヌ〈

وث╆وب بヌ┣╃ة.10Jihad dalam isilah hukum Islam adalah memerangi orang

nonmuslim dan dinamakan perang yang di dalamnya penuh

dengan muatan keutamaan dan keagungan dengan menge-

rahkan yang terbaik untuk kepeningan perang penuh ke-

sulit an dan bahaya.

(5) Al-Ragib Al-Asfahani menyatakan bahwa jihad adalah men -

curahkan kemampuan dalam menahan musuh. Lebih lanjut

Al-Asfahani menyatakan, jihad terbagi menjadi iga macam,

yakni berjuang menghadapi atau melawan musuh yang

8 Ali ‘Abd al-Raziq, al-Islam wa al-Usul al-Hukmi: Bahsun fi al-Khilafat wa al-Hukumat fi

al-Islam (Mesir: Syirkah Sahiyat, 1925), h. 52. 9 Ahmad al-Syarbasi, Yas’alunaka fi al-Din wa al-Haya‘ (Beirut: Dar al-Jail, t.th) diterje-

mahkan oleh Ahmad Subandi dengan judul “Tanya Jawab tentang Agama dan Kehidup-

an” (Cet. I; Jakarta: Lentera, 1997), h. 615.10 Batrus al-Bustaniy, Kitab Da‘irat al-Ma’arif (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t.th.), h. 572.

Page 8: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Meluruskan Makna Jihad dan Terorisme

tampak, ber juang menghadapi setan, dan berjuang meng-

hadapi hawa nafsu.11

Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa jihad

mengandung makna usaha yang maksimal dalam menerapkan

ajaran Islam dan memberantas segala bentuk kemungkaran dan

kezaliman, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat. Dalam

Al-Quran sendiri terdapat beberapa term yang mengacu kepada

pengerian jihad dalam ari perang. Term-term ini kemudian ber-

kembang di dalam masyarakat Islam dan masing-masing pada

asalnya mempunyai pengerian tersendiri yang membedakannya

dari yang lain. Term yang terpening di antaranya adalah; al-qital,

al-harb, al-gazwu (al-gazwah), dan al-nafr.12

Dalam Al-Quran kata yang digunakan dalam menentukan kata

term jihad berasal dari huruf hijaiah د - هــ - -dengan ber ج

bagai bentuk kata turunannya yaitu; ، دَ هْ جَ ، وْنَ دُ َاهِ جتُ ، دَ اهَ جَ ، دَ هَ جَ

دٌ اهِ جَ مُ ، دٌ اهِ جَ ، ادٌ هَ -yang berulang sebanyak 41 kali. Semen جِ

tara pengungkap an kata jihad sebagai bentuk masdar (infiniif)

diulang sebanyak 4 kali, yaitu dalam QS. At-Taubah/9: 24 ( ادٍ هَ ;(جِ

QS. Al-Hajj/22: 78 ( ادِهِ هَ ادًا) QS. Al-Furqan/25: 52 ,(جِ هَ .dan QS (جِ

Al-Mumtahanah/60: 1 (ادًا هَ 13.(جِ

Berdasarkan periode turunnya, term jihad dalam Al-Quran lebih

banyak diungkapkan pada periode Madinah yaitu 33 kali dalam 23

11 Muhammad Chirzin, Jihad Menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir Zilal (Cet. I; Solo: Era

Intermedia, 2001), 60-64. 12 Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid IV (Cet. I; Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 1996), h. 1395.13 Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu‘‘jam al-Mufahras li Alfaz Al-Quran al-Karim

(Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turas, t.th.) h. 182-183.

Page 9: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Islam yang Diperdebatkan

ayat, dibanding periode Makkah yaitu 8 kali.14 Hal ini menunjukkan

bahwa pada periode Makkah ajaran jihad belum banyak disentuh

oleh Al-Quran, bahkan dari 8 kali pengungkapannya hanya ada

4 ayat saja yang membicarakan tentang ajaran jihad, selebihnya

digunakan dalam masalah lain. Sementara pengungkapan term

jihad pada ayat periode Madinah cukup banyak, hal ini menunjuk-

kan bahwa ajaran jihad dalam Islam baru direspons oleh Al-Quran

secara penuh setelah kaum muslimin berada pada periode Madi-

nah, yaitu setelah kondisi umat Islam semakin kuat.

Penggunaan kata jihad dalam Al-Quran idak hanya untuk meng-

ungkapkan ajaran jihad an sich, akan tetapi digunakan juga untuk

menjelaskan masalah-masalah lain yang membutuhkan kesung-

guhan misalnya, kesungguhan bersumpah yaitu QS. Al-Maidah/5:

53; QS. Al-An’am/6: 109; QS. An-Nahl/16: QS. An-Nur/24: 53;

QS. Fair/35: 42, kesungguhan orangtua memaksakan anaknya

agar mau mengubah akidah dalam QS. Al-‘Ankabut/29: 8; QS.

Luqman/31: 15, dan memberikan sesuatu sesuai dengan ke-

mampuan dalam QS. At-Taubah/9: 79.

Dalam Al-Quran terdapat term yang mengacu kepada pengerian

jihad ari perang. Term-term ini kemudian berkembang di dalam

masyarakat Islam dan masing-masing pada asalnya mempunyai

pengerian tersendiri yang membedakannya dari yang lain. Term

yang terpening di antaranya adalah; al-qital, al-harb, al-gazwu

(al-gazwah), An-Nafr.15

14 Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Al-Mu‘‘jam al-Mufahras li Alfaz Al-Quran al-Karim

(Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turas, t.th.) h. 182-183.15 Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid IV (Cet. I; Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 1996), h. 195.

Page 10: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Kedudukan Perempuan dan Kesetaraan Gender

にはひ

SEKILAS PENULIS

Das’ad Laif, S. Sos. S. Ag. M. Si. Ph.D, lahir di Bungi, 21 Desem-

ber 1973. Pengasuh acara Kultum beberapa radio dan televisi di

Makassar, serta televisi Nasional adalah Sarjana didua Universi-

tas berbeda, yaitu Sarjana Agama di Jurusan Peradilan Agama

Fak. Syari’ah IAIN Alauddin, 2000, dan Sarjana Sosial di Jurusan

Ilmu Komunikasi Fisip Unhas, 1998.

Minatnya yang inggi di bidang komunikasi idak membuatnya

puas dengan meraih gelar sarjana, dia kemudian melanjutkan-

nya ke jenjang Strata dua di Program Magister Ilmu Komunikasi

Pasca sarjana Unhas, yang dirampungkannya pada 2004. Tak puas

dengan jenjang S2-nya, Das’ad Laif pun menapaki jenjang pen-

didikan lebih inggi lagi, Strata iganya (S#3) - yang tak tanggung-

tanggung yakni di Ilmu Komunikasi Univ. Kebangsaan Malaysia

(UKM), yang ia selesaikan pada 2016.

Ilmu syari’ah yang merupakan langkah awalnya masuk dunia

kampus idak membuatnya abai, sebab setelah usai diraihnya

gelar doktoral di bidang komunikasi, dirinya pun berupaya keras

untuk menyelesaikan program S3 ilmu syari’ah Universitas Islam

Makassar’

Kesibukannya di berbagai ceramah, kegiatan sosial dan perkuliah-

an idak menyurutkannya menii karir di dunia akademik sebagai

Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unhas, 2004 – Sekarang. Selain itu,

Page 11: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Islam yang Diperdebatkan

270

aktif pula di dunia bisnis dengan mengelola perusahaan di bidang jasa Haji Plus dan Umrah sebagai Direktur Utama PT. Gelora Indah Perdana.

Das’ad Latif, aktif di dunia komunikasi ini juga memiliki segudang kegiatan yang berhubungan itu semua. Tercatat dirinya adalah Narasumber program acara Kultum Radio Suara Celebes 90.9 FM Makassar, Kultum Radio GAMA FM Kabupaten GOWA, Kul-tum Radio METRO PRESTASI Kabupaten Pinrang, Kultum Radio ANCA FM Palopo, Kultum Radio Paborita Kabupaten Wajo, Kul-tum Televisi Republik Indonesia (TVRI) Makassar, Pengobatan Alternatif pa’balle TVRI Makassar, Titian Qalbu Makassar TV, Kultum dan Asiknya berislam Calebes TV Makassar, Penceramah Undang an SCTV Jakarta, Penceramah Undangan TVOne Jakarta, Penulis Rubrik opini di Koran Harian Fajar & Tribun Timur, Pembi-na 32 Majelis Ta’lim Se Kota Makassar, Pembina Kajian Tadabbur Al-Qur’an Majelis Kajian Islam Makassar, Pembina Majelis Ta’lim Ibu-ibu IWABA, pembina kajian rutin (KANTIN) Masjid Kampus Tamalanrea Unhas, Penceramah Rutin kuliah Dhuha Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta.

Kemahirannya dalam berceramah sehingga mendapat undangan ceramah ke hampir seluruh pelosok nusantra. Bukan saja dalam negeri, jemputan ceramah hingga keluar negara, seperti Malay-sia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Jepang hingga ke Amerika Serikat.

Program ceramah yang begitu masif membuat banyak peng-gemarnya ingin mereview dan mengulasnya kembali apa yang pernah disampaikannya. Inilah yang kemudian mengilhami beberapa penggemarnya yang memiliki modal untuk mener-bitkan kumpul an ceramahnya dalam format CD/VCD atau DVD.

Page 12: Islam yang Diperdebatkan - s3.amazonaws.com filedalam mengerahkan kemampuan daya nalar. Para ulama klasik juga telah melakukan polarisasi makna dan pembakuan isilah me ngenai jihad,

Sekilas Penulis

271

Setidaknya tercatat beberapa judul kumpulan ceramahnya yakni Wasiat Suk ses Rasul, Rahasia Kedamaian Hati, Sambut Ramadhan bersama Usd. Jefry Al Bukhary, Menguak Tabir Isra’ dan Mi’raj, Kultum Ramadhan TVRI Makassar, dan Lain-lain. Jika dikumpul-kan, maka terdapat sekurangnya 31 Judul terbitan, dan ratusan judul ceramah yang sudah dipublikasikan youtube.

Begitu banyak gagasan original yang mengalir membuat banyak pihak mendesaknya untuk menuangkannya dalam format buku. Setelah harus berjuang keras meluangkan waktu di tengah kesi-bukannya yang padat, kandidat calon wakil walikota Makassar 2013-2018 ini merampungkan sebuah buku bernuansa politik yakni Pilkada, Nikmat atau Bencana, Pemikiran Politik Das’ad Latif, yang sekarang anda baca.

Andai diibaratkan sebuah istana megah, maka buku ini merupa-kan pintu gerbang masuk kehalaman istana tersebut. Insya Allah, nantinya akan lahir deretan buku baru dan ikut meramaikan jagad pengetahuan serta melahirkan budaya literasi di Sulawesi khususnya dan Indonesia pada umumnya. Amin