isi.docx

13
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM RESPIRASI PADA ANAK “BRONKITIS” Makalah Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi Anak Di susun oleh : Kelompok 3 Semester 3/A 1. Zeny Susanti 14631412 2. Afnis Tirtawidi 14631419 3. Yuyun Karuniawati 14631421 Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Transcript of isi.docx

Page 1: isi.docx

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM RESPIRASI PADA ANAK

“BRONKITIS”Makalah Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi Anak

Di susun oleh :

Kelompok 3 Semester 3/A

1. Zeny Susanti 146314122. Afnis Tirtawidi 146314193. Yuyun Karuniawati 14631421

Prodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2015

Page 2: isi.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul “Hubungan

Makanan dan Kesehatan” sesuai dengan waktu yang sudah disediakan.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas diskusi mata kuliah Asuhan Keperawatan

Sistem Respirasi (Anak) yang dibimbing oleh Meti Verawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Siti Munawaroh, S.Kep.Ns, M.Kep., selaku Dekan FIK Unmuh Ponorogo;

2. Lina Purwati, S.Kep,Ns, M.Kep., selaku Kaprodi S-1 Keperawatan;

3. Meti verawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah

memberikan arahan serta masukan;

4. Pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan

moral maupun material.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Ponorogo, September 2015

Penulis

Page 3: isi.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

ABSTRAK....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................iv

BAB I KONSEP PENYAKIT......................................................................1

A. Definisi.....................................................................................................1

B. Etiologi.....................................................................................................1

C. Klasifikasi.................................................................................................1

D. Manifestasi...............................................................................................2

E. Patofisiologi..............................................................................................2

F. Pohon Masalah..........................................................................................2

G. Penatalaksanaan.......................................................................................2

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................3

A. Pengkajian................................................................................................3

B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................4

C. Intervensi Keperawatan............................................................................4

BAB III APLIKASI KASUS........................................................................9

A. Deskripsi Kasus........................................................................................9

B. Pengkajian................................................................................................9

D. Diagnosa Keperawatan............................................................................2

D. Intervensi Keperawatan............................................................................2

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

LAMPIRAN.................................................................................................15

Page 4: isi.docx

BAB I

KONSEP PENYAKIT

A. DefinisiBronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan

adanya suatu peradangan. Bisa disimpulkan bronkitis merupakan suatu gejala

penyakit pernapasan.Sebetulnya ada dua pengertian bronkitis. Pertama, berdasarkan

radiologi/ahli rontgen, bronkhitis merupakan gambaran foto paru-paru dengan

kelainan pada saluran napas. Pada gambaran tersebut cirinya akan tampak sangat

ramai dan jelas. Berbeda bila dalam keadaan normal, gambaran saluran napas tak

begitu jelas terlihat karena berisi udara. Tapi pada kasus bronkhitis akan muncul

gambaran sebagian saluran napasnya tersumbat lendir atau ada peradangan.

Kedua, menurut medis/dokter, bronkhitis merupakan kelainan pada saluran

napas yang ditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti bunyi ‘grok-

grok’, bisa terdengar di bagian dada maupun punggung.

Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada orang

dewasa. Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas

lain, namun ia dapat juga merupakan penyakit tersendiri

Bronkhitis adalah infeksi pada saluran udara utama dari paru-paru atau

bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pasa saluran udara

itu. Kondisi ini termasuk sebagai penyakit pernapasan.

B. EtiologiGejala utama dari bronkitis adalah batuk kering. Tetapi ada juga kemungkinan

batuk akan mengeluarkan lendir kental berwarna kuning keabu-abuan, walau ini tidak

selalu terjadi. Batuk mungkin akan bertahan selama beberapa minggu setelah gejala

lainnya menghilang. Batuk yang berkelanjutan bisa membuat dada dan otot perut

terasa sakit.

Gejala Lain Yang Muncul

Gejala bronkitis lainnya adalah:

Sesak napas

Tenggorokan sakit

Page 5: isi.docx

Sedikit demam dan menggigil

Sakit kepala

Hidung dan sinus yang tersumbat

Badan terasa nyeri

Gejala ini tidak parah dan Anda mungkin tidak perlu menemui dokter tapi

gejala bronchitis mirip dengan pneumonia. Sangat penting untuk memerhatikan

perubahan pada gejala yang dialami.

Bronkitis Jangka Panjang atau Kronis

Gejala bronkitis kronis biasanya memburuk pada saat cuaca menjadi lebih

dingin atau kering. Umumnya penderita bronkitis kronis mengalami dua kali serangan

bronkitis yang parah dalam setahun. Jika Anda menderita penyakit paru obstruktif

kronis (PPOK), Anda akan lebih kehabisan napas saat berolahraga atau beraktivitas.

Berikut ini adalah gejala yang biasanya muncul pada bronkitis kronis atau akut:

Batuk.

Produksi mukosa atau lendir berwarna kuning keabu-abuan, dan bisa

tercampur darah.

Kelelahan.

Sesak napas.

Dada terasa tidak nyaman.

Bronkitis kronis ditandai dengan batuk produktif yang bertahan setidaknya

tiga bulan dan akan muncul kembali setidaknya selama dua tahun berturut-turut.

Saat yang Tepat untuk Memeriksakan Diri ke Dokter

Segera temuilah dokter, jika Anda menderita:

Batuk yang sangat parah atau yang bertahan lebih dari tiga minggu.

Demam selama lebih dari tiga hari.

Lendir batuk Anda disertai dengan darah.

Bernapas dengan cepat sekitar 30 kali per menit atau mengalami sesak dada.

Mudah mengantuk atau bingung.

Pernah terkena bronkitis berkali-kali sebelumnya.

Page 6: isi.docx

Menderita penyakit jantung atau paru-paru, misalnya asma, emfisema,

penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau gagal jantung kongestif.

C. KlasifikasiBronkritis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bronkitis Akut

Brokitis akut pada bayi dan anak yang biasanya bersama juga dengan

trakeitis , merupakan penyakit infeksi saluran napas akut (ISNA) bawah ynag

sering dijumpai. Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan

gejala yang menonjol dan karena batuk berhubungan dengan ISNA atas, berarti

bahwa peradangan tersebut meliputi laring, trakea dan bronkus. Gangguan ini

juga sering disebut laringotrakeo bronchitis akut atau croup dan sering mengenai

anak sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan napas berbunyi.

Penyebab bronchitis akut yang paling sering adalah virus seperti

rhinovirus, respiratory syncytial virusu (RSV), virus influenza, virus

parainfluenza, dan coxsackie virus. Bronchitis akut sering terdapat pada anak

ynag menderita morbili, pertusis, dan infeksi Mycoplasma pneumonia. Infeksi

sekunder oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang di lingkungan sosio-ekonomi

yang baik.

Factor predisposisi terjadinya bronchitis akut adalah alergi, perubahan

cuaca, polusi udara, dan infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan

terjadinya bronchitis.

2. Bronkitis Kronik

Belum ada persesuaia pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada

ialah mengenai batuk kronik dan atau berulang yang disingkat (BKB). BKB ialah

keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang

berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut dan/atau berulang

paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik

dan non-respiratorik lainnya.Dengan memakai batasan ini secara klinis jelas

bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau berulang (BKB)

yang telah disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu misalnya asma atau infeksi

kronik saluran napas dan sebagainya.

Page 7: isi.docx

Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan patofisiologi

bronchitis kronik, tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi sampai anak umur 5 tahun yang

menderita bronchitis kronik akan mempunyai resiko lebih besar untukmenderita

saluran napas kronik setelah umur 20 tahun, terutama jika pasien tersebut

merokok akan mempercepat menurunnya fungsi paru.

D. Manifestasi

E. Patofisiologi

Virus (penyebab tersering infeksi) – masuk saluran pernapasan – Sel mukosa dan sel silia – berlanjut – masuk saluran pernapasan (lanjutan) – menginfeksi saluran pernapasan – bronkritis – mukosa membengkak dan menghasilkan lendir –pilek 3- 4 hari – batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) – riak jernih – purulent – encer – hilang – batuk – keluar – suara ronchi basah atau napas kasar – nyeri subsernal – sesak napas – jika tidak hilang setelah tiga minggu – kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama) (Sumber : dr. Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)

Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Pada bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme : factor obstruksi bronkus, factor infeksi pada bronkus atau paru-paru, fibrosis paru, dan factor intrinsik dalam bronkus atau paru.

Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar:1. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi

pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul bronchitis.

2. Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian distal obstruksi dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus.

Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik. Keluhan-keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhan-keluhan yang timbul erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasi bronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhan-keluhan yang timbul umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal : adanya kerusakan dinding bronkus, akibat komplikasi, adanya kerusakan fungsi bronkus.

Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronchitis, data dijelaskan sebagai berikut ; 1. Infeksi pertama ( primer )

Page 8: isi.docx

 Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital. Masih menjadi pertanyaan apakah infeksi yang mendahului terjadinya bronchitis tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi yang mendahului bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme penyebab pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronchitis, sedangkan infeksi virus tidak dapat ( misalnya adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan sebagainnya ).

2.Infeksi sekunderTiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi,

apabila sputum pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti, anaerobic streptococci. Kuman yang erring ditemukan dan menginfeksi bronkus misalnya : streptococcus pneumonie, haemophilus influenza, klebsiella ozaena.

F. Pohon Masalah

G. Penatalaksanaan1. Medik

Page 9: isi.docx

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Intervensi Keperawatan

Page 10: isi.docx

BAB III

APLIKASI KASUS

A. DESKRIPSI KASUS

B. PENGKAJIAN

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

D. INTERVENSI KEPERAWATAN