ISI.doc
-
Upload
nurul-an-nisa -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
Transcript of ISI.doc
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia di dalam mengendalikan homeostasis tubuhnya memerlukan kerja-kerja
yang khusus dan organ-organ yang berperan di dalamnya. Homeostasis perlu karena
berperan penting dalam kesehatan tubuh diri sendiri. Jika homeostasis terganggu, maka
kerja dari organ-organ yang lainnya juga pasti ikut terganggu.
Salah satu bentuk homestasis dalam tubuh adalah mengekskresikan urine. Di
dalam mengekskresikan urin atau mengeluarkan urin, ada beberapa organ yang berperan
dalam kerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh ini. Antara lain adalah ginjal,
ureter, vesica urinaria, uretra dan lain-lain.
Jika kerja masing-masig dalam organ ini terganggu, maka akan mengganggu juga
dalam pengeluaran urine. Salah satuya adalah nyeri pada ssaat buang air kecil. Jika terjadi
nyeri maka tidak meutup kemungkinan bahwa organ-organ di dalam saluran kemih
teranggu. Dalam makalah ini penulis akan lebih mengupas lebih dalam pada pembahasan
mengenai skenario yang di atas.
B. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana anatomi,
fisiologi, histologi dan pembahasan tentang sistem urinaria serta kelainan yang terjadi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKENARIO
Seorang laki-laki berumur 40 tahun datang ke praktek dokter umum karena
mengeluh nyeri saat BAK saat 3 hari yang lalu. Selain itu si pasien juga mengeluh
pinggangnya sakit terasa seperti menusuk serta menjalar ke perut. Mual muntah disangkal
menurut si pasien, ia merasa demam sejak kemarin tapi tidak terlalu tinggi. Pasien juga
mengeluh kencingnya sedikit-sedikit dan warnanya agak keruh. Si pasien khawatir dan
segera memeriksa dirinya ke dokter karena takut ginjalnya bermasalah karena sadar
dirinya sangat jarang minum air putih.
B. PEMASALAHAN
1. Embriologi sistem urinaria?
2. Anatomi dan fisiologi sistem urinaria?
3. Mekanisme pembentukan urine?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin?
5. Mengapa pasien demam, urinnya keruh dan merasa nyeri saat BAK?
2
C. PEMBAHASAN PERMASALAHAN
1. Embriologi sistem urinarius
Pembentukan unit-unit ekskresi
Pada permulaan minggu ke 4, mesoderm intermedia di daerah servical
terputus hubungannya dengan somit, sehingga membentuk kelompok-kelompok
sel yang tersusun secara segmental (nefrotom). Di daerah thoraks, lumbal, dan
sakral. Mesoderm intermedia:
1) Terputus hubungannya dengan rongga selom
2) Sistem segmentalnya menghilang
3) Membentuk 2, 3 atau lebih saluran ekskresi pada setiap segmen
Mesoderm intermedia yang tidak mengalami segmentasi akan membentuk
korda jaringan nefrogenik, yang akan menghasilkan tubulus ekskretorius (ginjal)
pada semua sistem ginjal dan membentuk rigi-rigi longitudinal bilateral => rigi-
rigi urogenital, pada dinding dorsal rongga selom.
Sistem ginjal
Pada manusia terdapat 3 proses pembentukan ginjal:
1) Pronefros
Proses yang digambarkan oleh 7-10 kelompok sel padat di daerah leher.
kelompok yang pertama membentuk nefrotom vestigium yang menghilang
sebelum nefrotom yang di sebelah kaudal terbentuk. pada akhir minggu 4, semua
tanda sistem pronefros menghilang.
3
2) Mesonefros
Mesonefros dan salurannya berasal dari mesoderm intermedia (dari
segmen dada bagian atas lumbal bagian atas L3). Pada minggu ke 4, sistem
mesonefros mulai tampak. Saluran ini memanjang dengan cepat, membentuk
sebuah gelung yang berbentuk huruf S dan terdapat glomerolus diujung
medialnya dan membentuk simpai bowman. Simpai bowman + glomerolus =>
korpuskulus mesonefrikus (ginjal). Di sebelah lateral, saluran yang bermuara pada
saluran pengumpul memanjang => duktus mesonefrikus/duktus wolf.
4
Pada pertengahan minggu ke 2, mesonefros membentuk organ bulat telur
yang besar (terdapat di kiri dan kanan garis tengah). Pada medial mesonefros
terdapat gonad, sehingga rigi-rigi yang dibentuk ke 2 organ besar tadi disebut rigi
urogenital.
5
3) Metanefros (ginjal tetap)
Proses ini tampak minggu ke 5. Satuan-satuan ekskresi berkembang dari
mesonefros metanefros dan akan berfungsi pada trimester pertama.
6
Sistem Pengumpul
Berkembang dari tunas ureter (tonjolan saluran mesonefros yang di dekat
muara kloaka). Tunas ureter menembus jaringan metanefros yang menutup ujung
distalnya sebagai topi. Tunas melebar membentuk piala ginjal(pelvis renalis)
primitif dan terbagi menjadi kranial dan kaudal membentuk kalises mayores.
Ketika terus menembus lebih jauh ke dalam jaringan metanefros, tiap-tiap
kaliks akan membentuk 2 tunas baru, dan akan terus membelah hingga terbentuk
12 generasi saluran atau lebih. Sementara itu, di bagian tepi, terbentuk lebih
banyak saluran hingga akhir bulan ke 5. Saluran generasi ke 2 membesar dan
menyerap masuk saluran generasi ke 3 dan ke 4, sehingga terbentuklah kalises
minor piala ginjal. Pada perkembangan selanjutnya, saluran generasi ke 5 dan
seterusnya sangat memanjang dan menyebar dari kaliks minor dan membentuk
piramida ginjal. Dengan demikian, tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal,
kalises mayor dan minor, dan kurang lebih 1-3 juta saluran pengumpul.
Sistem Eksresi
Tiap-tiap saluran yang baru terbentuk akan ditutupi topi jaringan
metanefrik diujungnya. Sel-sel topi jaringan ini membentuk gelembung-
gelembung kecil vesikel renalis, yang akan menjadi saluran-saluran kecil, yang
bersama-sama berkas kapiler dikenal sebagai glomeruli, membentuk nefron/
satuan eksresi. ujung proksimal masing-masing nefron membentuk simpai
bowman, yang didalamnya berisi glomerulus. Sedangkan ujung distalnya
membentuk hubungan terbuka dengan salah satu saluran pengumpul, sehingga
terbentuk jalan penghubung dari glomerulus ke salah satu saluran pengumpul.
pemanjangan saluran ekskresi terus menerus mengakibatkan pembentukan
tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Ginjal
berkembang dari 2 sumber yang berbeda :
1) Mesoderm metanefros yang akan membentuk satuan eksresi.
2) Tunas ureter yang membentuk sistem pengumpul.
7
Pada saat lahir, ginjal berlobulasi. Selama masa anak-anak, gambaran
lobulasi menghilang karena pertumbuhan nefron lebih lanjut. Akan tetapi,
jumlahnya tidak bertambah.
Posisi Ginjal
Ginjal yang semula terletak di daerah panggul akan bergeser
kedudukannya lebih ke kranial ke rongga perut. Naiknya ginjal disebabkan oleh
kurangnya kelengkungan maupun pertumbuhan tubuh di daerah lumbal dan
sakral. Di panggul, metanefros menerima aliran darah dari sebuah cabang panggul
dari aorta. Dalam perjalanan naik ke rongga perut, ginjal diperdarahi oleh
pembuluh-pembuluh nadi yang berasal dari aorta yang letaknya semakin
meninggi. Pembuluh-pembuluh yang lebih rendah biasanya akan berdegenerasi.
Fungsi Ginjal
Metanefros baru berfungsi pada akhir trimester pertama. Air kemih
mengalir ke rongga amnion dan bercampur dengan cairan amnion. cairan ini
ditelan oleh janin dan memasuki saluran pencernaan untuk diserap ke dalam
aliran darah dan berjalan melewati ginjal untuk kembali diekskresi ke dalam
cairan amnion. Selama masa janin, ginjal tidak berfungsi untuk ekskresi bahan-
bahan sisa, karena plasenta menjalankan fungsi ini.
Kandung Kemih dan Uretra
Selama perkembangan minggu 4 sampai 7, septum urorektal membagi
kloaka menjadi saluran anorektal dan sinus urogenitalis. Selaput kloaka terbagi
menjadi membrana urogenitalis di anterior dan membrana analis di posterior. Tiga
bagian sinus urogenitalis primitif dapat dibagi menjadi:
1) Kandung kemih : Pada awalnya, kandung kemih berhubungan langsung
dengan allantois, tetapi setelah allantois tertutup, maka yang tersisa hanya
korda fibrosa yang tebal (urakus) dan korda ini menghubungkan puncak
kandung kemih dengan umbilikus. Pada orang dewasa, dikenal sebagai
ligamentum umbilikus medial.
8
2) Sinus urogenitalis bagian panggul : Berupa saluran yang agak sempit yang
pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.
3) Sinus Urogenitalis Tetap (sinus urogenitalis bagian penis) : merupakan bagian
yang sangat memipih ke samping dan terpisah dari dunia luar oleh membrana
urogenitalis (perkembangan urogenitalis berbeda pada kedua jenis kelamin).
Selama pembagian kloaka, bagian kaudal duktus mesonefros berangsur-
angsur diserap ke dalam dinding kandung kemih, sehingga ureter masuk ke
kandung kemih secara tersendiri. Sebagai akibatnya, ginjal naik, muara ureter
bergerak lebih ke kranial, duktus mesonefros bergerak saling mendekat masuk ke
uretra pars prostatika dan pada pria menjadi duktus ejakulatorius. Duktus
mesonefros dan ureter berasal dari mesoderm, sehingga selaput lendir kandung
kemih yang di bentuk kedua saluran itu juga berasal dari mesoderm. lalu, lapisan
mesoderm segitiga tadi diganti oleh epitel endoderm, sehingga seluruh permukaan
dalam kandung kemih dilapisi oleh epitel endoderm.
Uretra
Epitel uretra pria dan wanita berasal dari endoderm,. Sedangkan jaringan
penyambung dan jaringan otot polosnya berasal dari mesoderm splangnik. Pada
akhir bulan ketiga, epitel pars prostatika mulai berploriferasi dan membentuk
9
sejumlah tonjol keluar yang menembus mesenkim di sekitarnya. Pada pria, tunas-
tunas ini membentuk kelenjer prostat dan pada wanita membentuk kelenjer uretra
dan kelenjer parauretra.
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria
a. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal),didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar
(transversus abdominis, kuadratuslumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan
limpa. Di bagian atas ( superior ) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjar suprarenal ). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7cm, tebal 2,3-3
cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang
dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150
gram.Ginjal bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke
dalam.
Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal kiri
untuk memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal dipertahankan
dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus
oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam guncangan.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex.
Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut
tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
10
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis
berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua
atau tiga kaliks renalis major yang masing-masing akan bercabang menjadi dua
atau tiga kaliks renalis minor.Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut
piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari
segmen-segmen tubulus dan duktus. Pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap
piramid membentuk duktus papilaris belliniyang terbentuk dari kesatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul.
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta
buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri
dari kapsula bowman, kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung
henle dan tubuluskontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul.
Unit nefron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan
disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring
sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170
liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus.
11
(Gambar 1 : Anatomi ginjal. Sumber: Putz,R.Pabst,R.1995.Atlas Anatomi Manusia
Sobotta.Jakarta:EGC)
Urin ini dialirkan keluar ke saluran ureter, kandung kencing , kemudian ke
luar melalui Uretra. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa
cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urin.
Ginjal mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran
darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring
menjadi cairan filtratsebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan
filtrat ini diproses dalam tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi
urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal adalah:
Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin, dan
amoniak.
Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah
12
Vaskularisasi Ginjal
(Gambar 2 :Vaskularisasi Ginjal. Sumber: Putz,R.Pabst,R.1995.Atlas Anatomi
Manusia Sobotta.Jakarta:EGC)
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi
vertebra lumbalis II.Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior
yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam
hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara
piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobulari sini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus.Glomeruli bersatu
membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal
kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang
mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya
menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis
untuk akhirnya mencapai vena cava inferior.
13
Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yangs
ama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang
masuk ke ginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.
Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal
arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya
sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan.
Inervasi Ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
(Gambar 3 : Inervasi Ginjal Tortor J Gerrad. Derrickson Bryan.2014.Principles
of Anatomy & Physiology)
b. Ureter
14
(Gambar 4: Sistem urinaria dilihat dari arah posterior, sumber:
http://www.slideshare.net/sumayyahnidaazizah/sistem-perkemihan)
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis
ginjal yang merentang sampai kandung kemih.
Setiap ureter panjangnya antara 25 cm sampai 30 cm dan berdiameter 4
mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat: di titik asal ureter pada
pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya
dengan kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga
tempat ini, mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.
Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan: lapisan terluar adalah lapisan
fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos
sirkular ke arah luar, dan lapisan terdalam adalah epithelium mukosa yang
mensekresi selaput mucus pelindung.
Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis
mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
c. Kandung kemih
Organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine.
Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis pubis dan di
15
depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan
vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong;
organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilikus dalam rongga
abdominopelvis jika penuh berisi urine.
Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum
dan kondensasi fasia. Dinding kandung kemih terdiri dari 4 lapisan:
Serosa adalah lapisan terluar.
Otot detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkass-
berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut.
Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa
dan menghubungkannya dengan muskularis.
Mukosa adalah lapisan terdalam yang merupakan lapisan epitel yang
tersusun dari epitelium transisional.
d. Uretra
Mengalirkan urine dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Pada
laki-laki, uretra membawa cairan semen dan urine, tetapi tidak pada waktu yang
bersamaan. Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar
prostat dan penis.
Uretra prostatic dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua
duktus ejaculator yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus
deferen dan duktus kelenjar vesikel seminal, serta menjadi tempat
bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar prostat.
Uretra membranosa adalah bagian yang terpendek (1 cm sampai 2 cm).
Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter uretra
eksternal.
16
Uretra cavernous (penile, bersepons) merupakan bagian yang terpanjang.
Bagian ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai
orifisium uretra eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra
membesar untuk membentuk suatu dilatasi kecil, fosa navicularis. Uretra
kavernus dikelilingi korpus spongiosum, yaitu suatu kerangka ruang vena
yang besar.
Uretra pada perempuan, berukuran pendek (3,75 cm). saluran ini
membuka keluar tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam
vestibulum antara klitoris dan mulut vagina. Kelenjar uretra yang homolog
dengan kelenjar prostat pada laki-laki, bermuara ke dalam uretra.
Panjangnya uretra laki-laki cenderung menghambat invasi bakteri ke
kandung kemih (sistitis) yang lebih sering terjadi pada perempuan.
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur
komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama: filtrasi glomerolus, reabsorpsi tubulus,
dan sekresi tubulus.
a. Filtrasi glomerolus
Perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerolus, dalam gradient
tekanan tertentu ke dalam kapsul Bowman. Filtrasi ini dibantu oleh faktor berikut:
1. Membran kapiler glomerular lebih permeabel dibandingkan kapilar lain dalam tubuh
sehingga filtrasi berjalan dengan sangat cepat.
2. Tekanan darah dalam kapiler glomerular lebih tinggi dibandingkan tekanan darah
dalam kapiler lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil dibandingkan diameter
arteriol aferen.
17
Tekanan hidrostatis (darah) glomerular mendorong cairan dan zat terlarut
keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul Bowman. Tetapi, ada dua tekanan yang
berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerolus, yaitu tekanan hidrostatik yang
dihasilkan oleh cairan dalam kapsul Bowman dan tekanan osmotic koloid dalam
glomerolus. Akibat dari tekanan yang berlawanan ini maka akan timbul tekanan
filtrasi efektif (EFP, effective filtration force). Tekanan ini adalah selisih antara
tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar glomerolus menuju kapsul
Bowman dan tekanan yang cenderung menggerakkan cairan ke dalam glomerolus
dari kapsul Bowman. Jika EFP bernilai positif, maka akan terjadi filtrasi.
Filtrat dalam kapsul Bowman identik dengan filtrate plasma dalam hal air dan
zat terlarut dengan berat molekul rendah, seperti glukosa, klorida, natrium, kalium,
fosfat, urea, asam urat, dan kreatinin. Sejumlah kecil albumin plasma dapat difiltrasi,
tetapi sebagian besar diabsorspsi kembali dan secara normal tidak tampak pada urine.
Sel darah merah dan protein tidak terfiltrasi.
b. Reabsorspsi tubulus.
Sebagian besar filtrate (99%) secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal
melalui difusi pasif gradien kimia atau listrik, transport akitf terhadap gradient
tersebut, atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85% NaCl dan air serta semua glukosa dan
asam amino pada filtrate glomerulus diabsorspsi dalam tubulus kontortus proksimal,
walaupun reabsorpsi berlangsung pada semua bagian nefron.
Reabsorpsi ion natrium
Ion-ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan
carrier) dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang
konsentrasi ion natriumnya lebih rendah.
Ion-ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium-kalium,
akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan interstisial di dekat kapilar
peritubular.
Reabsorpsi ion klor dan ion negatif lain
18
Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan
secara aktif dari sel ke cairan intersitisial peritubular, akan terbentuk
ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion-ion negatif.
Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke
dalam sel-sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar
menuju cairan peritubular dan kapilar tubular.
Reabsorpsi glukosa, fruktosa, dan asam amino
Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan
digerakkan melalui kotranspor. Carrier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas
reabsorpsi maksimum untuk glukosa, berbagai jenias asam amino, dan beberapa zat
terabsorpsi lainnya. Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transport (transport
maximum [Tm])
Reabsorspsi air.
Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah
dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area
berkonsentrasi air rendah dalam cairan interstisial dari kapilar peritubular.
Reabsorspi urea
Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerolus. Sekitar 50%
urea secara pasif direabsorpsi akibar gradient difusi yang terbentuk saat air
direabsorpsi. Dengan demikian, 50% urea yang difilrasi akan diekskresi dalam urine.
Reabsorpsi ion anorganik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta
sejumlah ion organic adalah melalui transport aktif.
c. Mekanisme sekresi tubular
19
Proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar
peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubuar untuk dikeluarkan dalam
urine.
4. Pengaturan produksi urin.
Produksi urin kental yang sedikit atau urine encer yang lebih banyak diatur
melalui mekanisme hormone dan mekanisme pengkonsentrasi urine ginjal.
a. Mekanisme hormonal
1) Antidiuretic hormone (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus
distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya
reabsorpsi dan volume urine yang sedikit.
(a) Sisi sintesis dan sekresi.
ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nucleus supraoptik
hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior. ADH
kemudian dilepas sesuai impuls yang sampai pada serabut saraf.
(b) Stimulus pada sekresi ADH
Osmotik
Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitive terhadap
perubahan konsentrasi ion natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan
intraselular yang menyelubunginya.
Peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi,
menstimulasi omoreseptor untuk mengirim impuls ke kelenjar
hipofisis posterior agar melepas ADH. Air diabsorpsi kembali dari
tubulus ginjal sehingga dihasilkan urine kental dengan volume sedikit.
20
Penurunan osmolaritas plasma mengakibatkan berkurangnya ekskresi
ADH, berkurangnya reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urine
encer yang banyak.
Volume dan tekanan darah.
Baroreseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kana dan kiri,
pembuluh pulmonary, sinus carotid, dan lengkung aorta) memantau
volume darah dan tekanan darah.
Faktor lain
Nyeri, kecemasan, olaharaga, analgesic narkotik, dan barbiturate
meningkatkan sekresi ADH. Alcohol menurunkan sekresi ADH.
2) Aldosteron adalah hormone steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar
adrenal. Hormone ini bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk
meningkatkan absorpsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium.
b. Sistem arus bolak-balik dalam ansa Henle dan vasa rekta memungkinkan
terjadinya reabsorpsi osmotic air dari tubulus dan duktus pengumpul ke dalam cairan
interstisial medularis yang lebih kental di bawah pengaruh ADH.
5. Penyebab demam, air kencing berwarna keruh, rasa nyeri yang menjalar ke
pinggang pada skenario
Penyebab keluhan disertai demam
Demam menandakan telah terjadi ISK atau Infeksi Saluran Kemih. Mekanisme
demam adalah sebagai beikut:
Agen infeksi pada saluran kemih fagosit oleh makrofag apirogen endogen (IL 1).
Untuk mempertahankan suhu tubuh agar kembali dalam keadaan konstan, diperlukan
regulasi suhu tubuh. Apabila pusat temperature hypothalamus mendeteksi suhu tubh
21
terlalu panas tubuh akan melakukan mekanisme uman balik (feedback). Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahakan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Hypothalamus akan
terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatan pengeluaran panas selain
itu factor yang mempengaruhi suhu tubuh diantaranya sebagai laju cadangan
metabolism yang disebabkan aktivitas otot akibat adanya kontraksi otot tersebut yang
dapat menimbulkan menggigil.
Penyebab pasien mengalami nyeri pada saat BAK
Saat inflamasi pada vesika urinaria (rubor, tumor, calor, dolor, fungsi laesa)
penyimpanan lumen urethra. Permukaan yang mengalami inflamasi akan bersentuhan
dengan urin dan menahan tekanan pada lumen yang sempit dan nyeri.
Penyebab pasien sering berkemih tetapi sedikit-sedikit dan keruh
Karena telah terjadi reaksi inflamasi pada vesica urinaria yang akan menyebabkan
lapisan mukosa yaitu membrane yang membentuk lipatan pada dinding terdalam
vesica urinaria yang dapat berubah ubah tergantung derajat ketegangan vesika
urinaria mengalami inflamasi selanjutnya menyebabkan dinding buli-buli menjadi
kemerahan, edema dan hipertensif, jika buli-buli terisi urin akan mudah terangsang
untuk segera mengeluarkan isinya dan akan keruh dikarenakan adanya bakteri dan
protein dalam urin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan
mengeluarkannya dari tubuh. Organ-organ ini adalah dua ginjal, dua ureter, sebuah
kandung kemih, dan uretra. Sistem ini adalah salah satu system utama untuk
22
mempertahankan homeostasis. Pembentukan system urinaria ini dimulai pada awal
minggu keempat setelah pembuahan. Pengaturan produksi urin dipengaruhi oleh
mekanisme hormonal (ADH, Aldosteron) dan system arus bolak-balik dalam ansa Henle
dan vena rekta.
Dalam scenario, adanya feedback dari hipotalamus akibat dari reaksi Infeksi
Saluran Kemih (ISK) dapat menyebakan demam. Inflamasi dari vesica urinaria
merupakan penyebab dari rasa nyeri & air kencing berwarna keruh pada saat BAK.
23