Isi Karya Ilmiah UPKP
-
Upload
trisno-setiawan -
Category
Government & Nonprofit
-
view
138 -
download
7
Transcript of Isi Karya Ilmiah UPKP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Peran pemerintah terhadap masyarakat adalah
memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang diinginkan masyarakat. Pelayanan merupakan suatu
proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan kemudian diberikan kepada pelanggan atau
masyarakat. Berkaitan dengan pelayanan ada dua istilah yang
perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian
melayani adalah membantu menyiapkan apa yang diperlukan
seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha
melayani kebutuhan orang lain.
Pada perkembangan terakhir telah diterbitkan pula
Keputusan Menpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Oleh karena itu saya
membuat makalah ini dengan judul “Pelayanan Prima Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Asahan.” dan diharapkan
agar kita lebih memahami tentang Pelayanan Prima di Badan
tersebut.
Standar pelayanan memiliki arti yang sangat penting
dalam pelayanan Prima. Standar pelayanan merupakan suatu
komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan
1
pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas
dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan
penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang
dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi
pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan
misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan
prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya
akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang
harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan
yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen
yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi
mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya
manusia yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas
pelayanan yang akan ditanganinya.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu
cara yang ditempuh untuk mendorong pemerintah daerah
melakukan pelayanan publik yang tepat bagi masyarakat, dan
sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol
terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dianggap sebagai
tindakan yang logis bagi Pemerintah Daerah karena beberapa
alasan diantaranya :
1. Didasarkan kemampuan daerahnya masing-masing,
maka sulit bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
semua kewenangan/fungsi yang ada. Keterbatasan dana, 2
sumberdaya aparatur, kelengkapan, dan faktor lainnya
membuat Pemerintah Daerah harus mampu menentukan
jenis-jenis pelayanan yang minimal harus disediakan bagi
masyarakat.
2. Dengan munculnya SPM memungkinkan bagi Pemerintah
Daerah untuk melakukan kegiatannya secara “lebih
terukur”.
3. Dengan SPM yang disertai tolok ukur pencapaian kinerja
yang logis dan riil akan memudahkan bagi masyarakat
untuk memantau kinerja aparatnya, sebagai salah satu
unsur terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang
baik.
Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia,
kesejahteraan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan
mereka dalam mengakses dan menggunakan pelayanan publik,
akan tetapi permintaan akan pelayanan tersebut umumnya jauh
melebihi kemampuan pemerintah untuk dapat memenuhinya.
Sebaliknya, pemusatan segala urusan publik hanya kepada
negara, pada kenyataannya hanya sebuah retorika, sebab
urusan pelayanan publik yang demikian kompleks, mustahil
dapat dikerjakan semua hanya oleh pemerintah.
B. POKOK PERMASALAHAN
Pada masa sekarang pelayanan pemerintah menjadi
sorotan umum, disebabkan masih buruknya kualitas pelayanan
yang diberikan oleh aparat Pemerintah. Seperti yang dikeluhkan
3
oleh masyarakat bahwa kesan pertama dari hampir setiap warga
masyarakat yang datang berurusan ke kantor pemerintah kota
adalah bertemunya mereka dengan pegawai berseragam yang
kurang ramah, kurang informative, lambat dalam memberikan
pelayanan, mata duitan dan kurang professional inilah salah satu
tantangan yang kita hadapi”.
Beberapa alasan kenapa berbagai masalah tersebut
muncul dalam upaya pelaksanaan pelayanan prima adalah :
a. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi
tidak akan tercapai efisiensi.
b. Lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme
pasar maupun kebutuhan konsumen.
c. Belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada
kegiatan pemerintahan.
d. Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri daripada
pandangan konsumen yg dilayaninya.
e. Kesadaran masyarakat sbg konsumen produk
pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat
lebih banyak berposisi sbg obyek.
Kemudian bisa dipahami bahwa pemerintah, khususnya
di negara-negara ketiga, kini tak lagi mendominasi atau
memonopoli peran penyediaan pelayanan prima yang bermutu.
Maka, konsep ini tentu saja berbeda dengan kondisi yang terjadi
pada era sebelum tahun 1970-an dimana pada masa itu konsep
4
demokrasi yang berlaku di berbagai negara masih terkesan
otoriter.
Lain halnya, Di Indonesia sendiri aroma otoriterianisme
sangat kental terasa pada masa pemerintahan Orde Baru.Pada
saat itu, salah satu contohnya adalah terjadinya penataan
kembali organisasi perburuhan.Penataan tersebut dilakukan
sedemikian rupa sehingga organisasi buruh pada akhirnya tak
lebih dari kepanjangan tangan pemerintah orde baru yang
merepresentasikan tujuan-tujuan ekonomi dan politik negara
orde baru.
Pemerintah sebagai pelaku pelayan prima harus
memberikan kesan pelayanan yang baik dibawah kekuasaan dan
kewenangan – kewenangan diri yang didukung oleh aspek
hukum yang dikenakan bagi kepentingan masyarakat.
Perwujudan nyata dari semuanya itu antara lain tercermin
dalam penyelenggaraan pelayanan prima. Harus diakui secara
jujur bahwa pelayanan prima oleh aparatur pemerintah masih
belum memenuhi harapan masyarakat, walaupun harus diakui
pula bahwa berbagai upaya perbaikan telah dan sedang
dilakukan oleh berbagai pimpinan di berbagai instansi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
KABUPATEN ASAHAN
Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur pendukung
tugas Kepala Daerah dibidang Kepegawaian Daerah. Badan
Kepegawaian Daerah mempunyai tugas penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan Daerah dibidang Kepegawaian Daerah.
Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi :
- Perumusan kebijakan teknis di bidang Kepegawaian
Daerah.
- Pemberian dukungan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah di bidang Kepegawaian Daerah.
- Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang
Kepegawaian Daerah.
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Badan. Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.1
1 Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan
6
Berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 31 Tahun
2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Asahan, terdiri dari :
- Kepala Badan
Kepala Badan dalam melaksanakan tugasnya pada
Badan Kepegawaian Daerah bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan wajib
menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan
integrasi serta memberdayakan Sekretaris dan
Bidang-Bidang. Kepala Badan dalam menjalankan
tugas sebagaimana dimaksud di atas, mengadakan
rapat koordinasi dan mengevaluasi tugas-tugas
Sekretaris dan Bidang-Bidang minimal 1 (satu) kali
sebulan dan melaporkan kepada Sekretaris Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kepala
Badan Kepegawaian Daerah dibantu oleh :
a. Sekretaris;
b. Kepala Bidang Pengadaan dan Mutasi
Kepegawaian;
c. Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
d. Kepala Bidang Dokumentasi dan Kepangkatan;
e. Kepala Bidang Pemberhentian dan Pensiun;
- Sekretaris;
Sekretaris dalam menjalankan tugasnya bertanggung
jawab kepada Kepala Badan dan wajib membina Sub 7
Bagian - Sub Bagian di bawahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Sekretaris
dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Umum/ Kepegawaian;
b. Kepala Sub Bagian Keuangan;
c. Kepala Sub Bagian Program;
Kepala Sub Bagian dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Sekretaris dan
memberdayakan Pegawai Negeri Sipil yang ada
dibawahnya.
- Kepala Bidang Pengadaan dan Mutasi Kepegawaian
Kepala Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan wajib
membina Sub Bidang-Sub bidang dibawahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kepala
Bidang Pengadaan dan Mutasi Kepegawaian dibantu
oleh :
a. Kepala Sub Bidang Analisa Kebutuhan, Pengadaan dan Penempatan Pegawai;
b. Kepala Sub Bidang Mutasi;
Kepala Sub Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dan
memberdayakan Pegawai Negeri Sipil yang ada
dibawahnya.
8
- Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Kepala Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan wajib
membina Sub Bidang-Sub bidang dibawahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kepala
Bidang Pendidikan dan Pelatihan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Diklat Prajabatan dan
Struktural.
b. Kepala Sub Bidang Diklat Teknis Fungsional dan
Ujian
Dinas
Kepala Sub Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dan
memberdayakan Pegawai Negeri Sipil yang ada
dibawahnya.
- Kepala Bidang Dokumentasi dan Kepangkatan
Kepala Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan wajib
membina Sub Bidang-Sub bidang dibawahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kepala
Bidang Dokumentasi dan Kepangkatan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Dokumentasi;
b. Kepala Sub Bidang Kepangkatan Tenaga
9
Administrasi dan
Tenaga Fungsional;
Kepala Sub Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dan
memberdayakan Pegawai Negeri Sipil yang ada
dibawahnya.
- Kepala Bidang Pemberhentian dan Pensiun
Kepala Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan wajib
membina Sub Bidang-Sub bidang dibawahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kepala
Bidang Pemberhentian dan Pensiun dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Pembinaan Disiplin dan
Kesejahteraan
Pegawai;
b. Kepala Sub Bidang Pemberhentian Pegawai;
Kepala Sub Bidang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dan
memberdayakan Pegawai Negeri Sipil yang ada
dibawahnya.
Sub Bidang Kepangkatan Tenaga Administrasi dan
Tenaga Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
10
sebahagian tugas Bidang Dokumentasi dan Kepangkatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan penyusunan
administrasi pegawai dalam bidang kepangkatan tenaga
administrasi dan tenaga fungsional.
Sebagai wujud pelayanan yang dapat penulis aplikasikan
dalam pekerjaan sebagai Staf Sub Bidang Kepangkatan Tenaga
Administrasi dan Tenaga Fungsional pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Asahan terangkum dalam
uraian tugas, pokok dan fungsi sebagai berikut:
a. Membantu melakukan urusan administrasi
kepegawaian tentang kenaikan pangkat yang
berhubungan dengan bidang tenaga administrasi dan
tenaga fungsional;
b. Membantu melakukan urusan administrasi
kepegawaian tentang kenaikan gaji berkala ;
c. Membantu melakukan koordinasi dengan unit kerja
terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam
rangka kelancaran pelaksakanaan tugas;
d. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh
atasan.
B. KERANGKA TEORI
Definisi Pelayanan prima adalah pelayanan terbaik yang
diberikan perusahaan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan
pelanggan, baik pelanggan didalam perusahaan maupun diluar
11
perusahaan. Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang
saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas.
Pelayanan prima atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah.
Terdapat beberapa definisi tentang kualitas pelayanan
yang dikemukakan oleh para ahli. Dan dari sejumlah definisi
tersebut terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
1. kualitas merupakan usaha untuk memenuhi harapan
pelanggan;
2. kualitas merupakan kondisi mutu yang setiap saat
mengalami perubahan;
3. kualitas itu mencakup proses, produk, barang, jasa,
manusia, dan lingkungan;
4. kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Menurut Garvin dalam bukunya, Managing Quality,
menyebutkan bahwa kualitas sebagai suatu konsep telah lama
dikenal orang, akan tetapi kemunculannya sebagai fungsi
manajemen terjadi belum lama ini. Menurutnya, bahwa konsep
dan pendekatan kualitas mengalami tahap-tahap perkembangan,
antara lain pendekatan inspeksi, pengendalian kualitas
statistikal, jaminan kualitas, dan manajemen kualitas strategis.
12
Tahapan perkembangan kualitas tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pendekatan inspeksi
Dalam era ini inspeksi atau pengawasan terhadap produk
dilakukan secara langsung dan dibandingkan dengan
standar yang seragam.Sejak awal abad ke-20 kegiatan
inspeksi dikaitkan dengan pengendalian kualitas.Pada
waktu itu kualitas dipandang sebagai fungsi manajemen
tersendiri.
Pendekatan statistikal
Gerakan penilaian kualitas yang menggunakan
pendekatan ilmiah untuk pertama kalinya berlangsung
pada tahun 1931, yaitu dengan dipublikasikannya hasil
karya W.A. Shewhart,seorang peneliti kualitas dari Bell
Telephone Laboratories.Ia menyebutkan bahwa variabilitas
merupakan suatu kenyataan dalam industri dan hal ini
dapat dipahami dengan menggunakan prinsip probabilitas
dan statistik.
Biaya kualitas adalah istilah yang diciptakan oleh Yoseph
Juran untuk menjawab pertanyaan “seberapa besar kualitas
dirasa cukup?”. Dan Menurutnya, biaya untuk mencapai tingkat
kualitas tertentu dapat dibagi menjadi biaya yang dapat dihindari
dan biaya yang tak dapat dihindari.
13
Biaya yang tak dapat dihindari dikaitkan dengan inspeksi
dan pengendalian kualitas yang dirancang untuk
mencegah terjadinya kerusakan (defects).
Biaya yang dapat dihindari adalah biaya kegagalan produk
yang meliputi bahan baku yang rusak, jam kerja yang
digunakan untuk perbaikan, pemrosesan keluhan, dan
kerugian finansial akibat pelanggan yang kecewa.
Menurut Prajudi Atmosudirodjo macam-macam Aktivitas
Kantor dan Contoh Aktivitas Kantor digolongkan menjadi 4
macam yaitu :
1. Segala macam pekerjaan yang bersifat komunikasi;
Terdiri dari : rapat briefing, musyawarah, pertemuan,
wawancara, konfrensi, korespondensi.
2. Segala macam pekerjaan yang bersifat registrasi
Terdiri dari : agenda surat, filing, recording, dokumentasi,
perpustakaan, film mikro, perekaman tape.
3. Segala macam pekerjaan komputasi
Terdiri atas : analisis data, data processing, penyusunan
table, daftar, ikhtisar, grafik, statistik, penyusunan
laporan.
4. Segala macam pekerjaan yang bersifat informasi
Terdiri dari : pengumpulan data, pemberian peringatan,
survey, riset, inspeksi, pemberian keterangan.
14
Menurut Pasal 4 UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik yang mengemukakan asas-asas pelayanan publik adalah:
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu;
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Tolak ukur kualitas pelayanan sangat penting untuk
disertakan, agar masing-masing unit organisasi pelaksana dari
kewenangan/fungsi dalam bidang tertentu dapat mengukur
dirinya sendiri apakah sudah berhasil melaksanakan tugasnya
atau belum. Di sisi lain, dengan ukuran kinerja yang jelas, publik
atau masyarakat juga bisa memantau kinerja unit organisasi
tersebut. Karena dengan transparansi pengukuran juga
menggambarkan akuntabilitas unit organisasi tersebut pada
publik.
15
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tugas utama dari setiap instansi pemerintahan adalah
memberikan pelayanan atau menyelenggarakan
pelayanan publik.
2. Perilaku birokrasi dan kinerja Pemerintah Daerah belum
dapat mewujudkan keinginan dan pilihan publik untuk
memperoleh jasa pelayanan yang memuaskan untuk
meningkatkan kesejahteraan.
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu
cara yang ditempuh untuk mendorong pemerintah daerah
melakukan pelayanan publik yang tepat bagi masyarakat,
dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan
kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan
publik.
4. Penyakit dalam pelayanan publik dan sistem birokrasi,
seperti pungli, korupsi, kolusi, nepotisme, diskriminasi
pelayanan, proseduralisme dan berbagai macam kegiatan
yang tidak efektif dan efisien, Telah mengakibatkan
terpuruknya pelayanan publik yang dilakukan
pemerintahan kita. Hal ini akan dapat memperparah
keadaan apabila tidak ada peningkatan keseriusan dalam
penangannya. Lebih kurang inilah yang terjadi saat
sekarang ini. Peran pemerintah dan swasta sangat di
17
butuhkan demi terciptanya kenyamanan dalam pelayanan
masyarakat.
B. SARAN
1. Pemerintah sebagai pelaku pelayan publik harus
memberikan kesan pelayanan yang baik dibawah
kekuasaan dan kewenangan – kewenangan diri yang
didukung oleh aspek hukum yang dikenakan bagi
kepentingan masyarakat agar terwujudnya pelayanan
prima.
2. Untuk meningkatkan pelayanan yang berkaitan dengan
Sub Bagian Kepangkatan Tenaga Administrasi dan Tenaga
Fungsional pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Asahan diharapkan agar staf diberikan kesempatan untuk
mengikuti diklat atau bimtek yang sesuai dengan tupoksi
kerja masing-masing.
3. Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana
pendukung guna kelancaran tugas.
4.
18
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004,
tentang Pemerintahan Daerah.
Surat Edaran Men.PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Garvin dalam bukunya, Managing Quality;
Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 9 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Asahan
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Asahan.
Peraturan Bupati Asahan Nomor 31 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Jabatan Struktural Pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Asahan.
19