ISI HERI - 2013.doc
-
Upload
kusniah-nia -
Category
Documents
-
view
239 -
download
5
Transcript of ISI HERI - 2013.doc
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jakarta memiliki masalah yang sangat beragam dengan jumlah
penduduk yang cukup besar dengan luas lahan yang terbatas terutama
untuk menampung kegiatan yang beragam tersebut dengan keterbatasan
jumlah lahan Untuk mewujudkan Jakarta yang nyaman, aman dan
sejahtera untuk semua, maka perlu didukung dari semua sektor kegiatan
terutama sektor pembangunan sarana dan prasarana. Agar pembangunan
dapat menampung beragam kegiatan masyarakatnya terutama
pembangunan rumah tinggal diperlukan adanya perencanaan dan
pengawasan pembangunan rumah tinggal tersebut.
Agar pelaksanaan pembangunan rumah tinggal dapat berlangsung
dengan baik dan terciptanya tertib bangunan di Provinsi DKI Jakarta, maka
perlu adanya peningkatan kinerja pelaksanaan pengawasan pembangunan
rumah tinggal yang merupakan tugas dan fungsi Dinas Pengawasan dan
Penertiban Bangunan Provinsi DKI Jakarta.
Dalam upaya meningkatkan kinerja pengawasan dan penertiban
bangunan di Provinsi DKI Jakarta maka masyarakat harus memahami
tekhnis perencanaan pelaksanaan pembangunan rumah tinggal yang
sesuai dengan pedoman tekhnis dan ketentuan hukum yang berlaku, maka
1
diperlukannya suatu pedoman teknis tentang pelaksanaan pengawasan
pembangunan rumah tinggal.
Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Kota
Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu unit kerja dalam
struktur organisasi Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Provinsi
DKI Jakarta yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pelaksanaan
pengawasan dan penertiban bangunan. Suku Dinas Pengawasan dan
Penertiban Bangunan Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari Sub
Bagian Tata Usaha, Seksi Pengawasan Bangunan, Seksi Penertiban
Bangunan dan Seksi Pengawasan dan Penertiban Bangunan Kecamatan.
Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota
Administrasi Jakarta Selatan salah satu kinerjanya adalah melaksanakan
kegiatan pengawasan pelaksanaan bangunan rumah tinggal. Untuk itulah
diperlukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat akan
pentingnya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk membangun agar
terciptanya tata ruang perkotaan yang sesuai dengan RTRW di Kecamatan
Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan pada khususnya.
Pada dasarnya bangunan yang telah berdiri, dapat diajukan
permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) nya, selama jenis
bangunannya sesuai dengan peruntukan dalam Rencana Kota pada lokasi
bangunan tersebut . Sering terjadi bangunan rumah tinggal dengan luasan
tanah sekitar 100 - 200 M2, tetapi setelah di cek rencana kotanya,
2
peruntukan lokasi adalah WTm (Wisma Taman) yang mempunyai
persyaratan luas tanah minimum 500 M2 dan kepadatan bangunan (KDB)
maksimum 20%. Maka bangunan dimaksud akan kesulitan untuk
pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) nya atau malah tidak dapat
diterbitkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Demikian juga jangan sampai peruntukan lokasi terkena rencana
jalan atau jalur hijau atau peruntukan yang berbeda dari jenis
bangunannya, sehingga lokasi tanah atau bangunan tidak dapat diajukan
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Masalah penggunaan bangunan, sesuai
ketentuan yang berlaku maka jenis penggunaan bangunan harus sesuai
dengan Peruntukan (Rencana Kota) lokasi dan IMB yang dimiliki. Dengan
demikian Rumah Tinggal tidak dapat digunakan untuk kegiatan Usaha
(Toko atau Kantor atau Industri atau Bengkel atau Klinik, dan sebagainya).
Ketidak sesuaian penggunaan dengan IMB dapat berakibat tidak dapat
dikeluarkannya perizinan berkaitan dengan usaha dimaksud.
Aparat pengawasan yang terbatas baik kuantitas maupun kualitas
akan sangat memberikan dampak yang sama pula terhadap hasil kerja
pengawasan. Sementara itu proses pengawasan yang dilakukan oleh
aparat pengawasan itu sendiri menjadi semakin kurang berarti ketika tidak
adanya petunjuk pedoman pelaksanaan pengawasan, padahal
pengawasan bangunan rumah tinggal memerlukan pengawasan yang
sangat intens dan terpadu. Hal inilah yang menjadi sorotan akhir-akhir ini
3
mengapa produk pengawasan yang dihasilkan menjadi kurang optimal dan
tidak tepat.
Atas dasar itulah penulis memilih judul “ Rencana Kerja
Peningkatan Kinerja Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada Seksi Pengawasan
Dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Admnistrasi Jakarta
Selatan“.
B. Isu Aktual
Agar pembahasan Kertas Kerja Perorangan ini menunjukan ruang
lingkup yang jelas dengan pengertian tidak menyimpang dari masalah yang
akan dikaji, maka penulis dapat mengidentifikasi pokok permasalahannya
sebagai isu aktual yang berkembang di tempat penulis bekerja.
Adapun permasalahan yang dirumuskan sebagai isu aktual dalam
pembahasan pada bab selanjutnya yaitu “belum optimalnya pengawasan
pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan Penertiban
Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan”.
Mengenai penyebab permasalahan hingga pemecahannya akan
dibahas lebih lanjut dalam penulisan Kertas Kerja Perorangan ini.
C. Perumusan Masalah
Dalam menyusun Kertas Kerja Perorangan ini, masalah yang akan
dirumuskan adalah pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi
4
Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi
Jakarta Selatan dapat menjadi lebih optimal agar tercapainya tujuan
diinginkan . Adapun pangkal masalah atau penyebab belum tercapainya
kondisi tersebut dapat disebabkan oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
1. Belum jelasnya metode pelaksanaan pembangunan rumah tinggal.
2. Rendahnya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
3. Belum memadainya kompetensi aparat pengawas.
Adapun faktor penyebab spesifik permasalahan tersebut diatas
sebagai indikator dari permasalahan pokok yang dominan pada point 2
(dua), adalah :
1. Belum sesuainya beban kerja.
2. Belum adanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah
tinggal.
3. Belum terpenuhinya tenaga pengawas dan penertiban lapangan.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Kertas Kerja Perorangan ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data sekunder, selain berasal dari materi-materi pembekalan
selama mengikuti diktalpim IV angkatan 68 tahun 2013 juga berasal dari
kajian pustaka, dokumen dan peraturan perundang-undangan.
5
2. Data primer, berasal dari pengalaman kerja dan pengamatan
selama bertugas di Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan
Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan.
E. Pengertian dan Lingkup Bahasan
Dalam penulisan Kertas Kerja Perorangan ini akan dijumpai
beberapa pengertian serta pembatasan dalam lingkup bahasan berikut ini :
1. Pengertian
a. Rencana kerja adalah suatu proses mempersiapkan secara
sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sebelum
pekerjaan dimulai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan
mengandung apa yang harus dilakukan, kapan kegiatan
dilaksanakan, dimana kegiatan dilaksanakan, bagaimana dan berapa
dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan.
b. DPPB adalah Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Provinsi
DKI Jakarta.
c. Sudin P2B adalah Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban
Bangunan.
d. Seksi P2B adalah Seksi Dinas Pengawasan dan Penertiban
Bangunan.
e. Kasudin P2B adalah Kepala Dinas Suku Dinas Pengawasan dan
Penertiban Bangunan.
6
f. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih satuan unit kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur dan terdiri dari sumber daya berupa SDM, literatur,
peraturan, dana.
g. Pengawas adalah suatu pengendalian pelaksanaan dari awal sampai
akhir kegiatan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
h. Pengawasan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan serta melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan tersebut.
i. Aparat Pengawasan adalah aparat fungsional yang memiliki tugas
untuk melakukan kegiatan pengawasan dari mulainya suatu kegiatan
sampai dengan selesainya suatu kegiatan.
j. Pembangunan rumah tinggal adalah suatu bagian ruang yang terdiri
dari daratan dan udara yang telah ditetapkan batasannya
k. Pedoman adalah arahan suatu petunjuk dalam melakukan kegiatan.
l. Peningkatan adalah merupakan upaya-upaya yang diusahakan untuk
mengubah kualitas pegawai dari yang kurang baik menjadi baik dari
yang baik menjadi lebih baik.
m. Tupoksi adalah tugas pokok dan fungsi.
n. IMB adalah ijin mendirikan bangunan.
7
o. Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Diklat adalah
proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.
p. SDM adalah Sumber Daya manusia yang telah yang telah memenuhi
syarat sesuai peraturan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas sesuai jabatannya.
2. Lingkup Bahasan
Ruang lingkup bahasan dalam penulisan ini mengacu pada masalah
pokok yang dihadapi yaitu rendahnya pemahaman pegawai terhadap
pengawasan pembangunan rumah tinggal. Bertitik tolak dari hal tersebut,
lingkup bahasan terbatas pada upaya penyusunan buku pedoman
pelaksanaan pengawasan bangunan rumah tinggal pada Seksi
Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi
Jakarta Selatan.
F. Sistimatika Penulisan
Dalam penyusunan Kertas Kerja Perorangan ini, sistematika
penulisan yang digunakan terdiri dari beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, isu aktual, perumusan masalah,
metode pengumpulan data, pengertian dan lingkup bahasan,
8
serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN KEADAAN SEKARANG
Menjelaskan tentang visi dan misi, tugas pokok dan fungsi,
data pendukung, kondisi kerja saat ini dan kondisi kerja yang
diinginkan.
BAB III : MASALAH DAN PEMECAHANNYA
Berisi tentang identifikasi dan analisis masalah, sasaran,
alternatif kegiatan dan langkah-langkah kegiatan.
BAB V : PENUTUP
Merupakan Bab Penutup.
9
BAB II
GAMBARAN KEADAAN SEKARANG
A. Visi dan Misi
Sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 123 Tahun
2009, Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan mempunyai visi 2013 -
2017.
1. Visi Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Jakarta :
Terwujudnya tertib penyelenggaraan bangunan gedung di DKI Jakarta.
2. Misi Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Jakarta :
Untuk menuju pada terwujudnya visi tersebut, misi yang harus
dilaksanakan adalah :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peraturan bangunan
gedung.
b. Meningkatkan pelayanan perizinan bangunan gedung yang informatif,
cepat, tepat dan transparan.
c. Mewujudkan sistem informasi pelayanan perizinan, pengawasan dan
penertiban bangunan gedung yang terintegrasi.
d. Melaksanakan peraturan bangunan gedung dengan mengutamakan
pembinaan, pengawasan dan penertiban.
e. Mewujudkan kelembagaan yang profesional dan akuntabel.
10
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 47
Tahun 2002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penataan dan
Pengawasan Bangunan Provinsi DKI Jakarta dan PERDA Provinsi DKI
Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 24 Desember 2008 tentang Bentuk
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi DKI
Jakarta, serta kebijakan ini ditindak lanjuti dengan Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan.
Struktur Organisasi Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Provinsi DKI Jakarta
11
Selanjutnya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Pengawasan
dan Penertiban Bangunan (DPPB) Provinsi DKI Jakarta adalah :
Tugas :
Melaksanakan pengawasan dan penertiban bangunan gedung.
Fungsi :
1. Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas
pengawasan dan penertiban bangunan;
2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengawasan dan penertiban
bangunan;
3. Pemeriksaan, penelitian, penilaian dokumen rencana teknis
perencanaan bangunan termasuk bangunan gedung pelestarian;
4. Pemeriksaan, penelitian, penilaian teknis pelaksanaan bangunan
gedung termasuk bangunan gedung pelestarian, dan kesesuaian
pelaksanaannya;
5. Pemeriksaan, penelitian, dan penilaian dokumen pemeliharaan,
pengkajian teknis dan rencana teknis pembongkaran bangunan gedung
termasuk bangunan gedung pelestarian;
6. Pemeriksaan dan penilaian kelaikan dan persyaratan teknis bangunan
gedung pada tahap pemanfaatan termasuk bangunan gedung
pelestarian;
7. Pemberian pertimbangan teknis dan persyaratan bangunan gedung
menjadi bangunan gedung pelestarian;
12
8. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan, pemeliharaan, dan
pembongkaran bangunan gedung;
9. Penegakan peraturan perundang-undangan penyelenggaraan
bangunan gedung;
10. Penyediaan, penggunaan, dan pemeliharaan peralatan bongkar
bangunan gedung;
11. Pendataan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi bangunan
gedung;
12. Pembinaan dan pengembangan tenaga teknis di bidang bangunan
gedung;
13. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian rekomendasi, standarisasi
dan/atau perizinan bangunan gedung;
14. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi bangunan gedung;
15. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana pengawasan dan penertiban
bangunan;
16. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat
daerah;
17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan
dinas pengawasan dan penertiban bangunan; dan
18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
13
Sedangkan Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota
Administrasi Jakarta Selatan mempunyai tugas dan fungsi (tupoksi) :
1. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas P2B sesuai dengan lingkup
tugasnya ;
2. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas P2B
sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. Melaksanakan dan melaporkan kegiatan patroli teritorial lapangan ;
4. Melaksanakan kegiatan pengawasan pelaksanaan bangunan rumah tinggal;
5. Melaporkan hasil temuan pelaksanaan kegiatan membangun tanpa izin ke
Suku Dinas P2B ;
6. Mengusulkan dan melaksanakan penghentian pekerjaan pembangunan
tanpa izin untuk semua jenis bangunan dan untuk bangunan rumah tinggal
yang tidak sesuai izin ;
7. Melaksanakan kegiatan tindakan pembongkaran bangunan rumah tinggal
dan bangunan tanpa izin ;
8. Melaksanakan penyuluhan ketentuan pengawasan dan penertiban
bangunan sesuai lingkup tugasnya ;
9. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengarahan teknis kepada petugas
Seksi Dinas P2B Kecamatan ;
10.Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas P2B yang berkaitan dengan tugas
Seksi Dinas P2B Kecamatan ; dan
14
11.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Dinas
P2B kecamatan.
C. Data Pendukung
Dalam mewujudkan pengawasan yang berkualitas, maka proses
pengawasan harus dilengkapi dengan berbagai elemen yang menunjang
keberhasilan berupa Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran yang ada,
serta sarana dan prasarana. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut dibawah
ini :
Tabel-1.
Data Pegawai Menurut Tingkatan
Pendidikan
SMA D III S1 S2 S3 JumlahStatus
Jumlah 2 - 1 - - 3
Tabel-2.
Biaya Honorarium Tindakan Penertiban Rumah Tinggal
No Nama Instansi Jumlah orang Jumalah (Rp) Keterangan1 DP2B Kecamatan 2 2 Polsek 5 3 Koramil 5 4 Banpol 5 5 Trantib 5
Jumlah 22 3,000,000
15
Tabel-3.
Data Perangkat Teknologi Informasi
No Jenis Peringkat Jumlah Keterangan1 Personal Komputer 1 2 Laptop 3 Printer 1 Laser Jet4 Infokus 5 Sanner 6 Telephone 1 7 Faksimile 8 Internet
Jumlah 3
Berdasarkan data diatas kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM),
anggaran yang ada serta sarana dan prasarana pada saat ini masih sangat
kurang dengan demikian pegawai kurang dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan rumah tinggal
pada Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi
Jakarta Selatan.
Tidak sebandingnya antara SDM dengan beban kerja pada SEksi
P2B Kecamatan Jagakarsa tentunya berdampak terhadap melakukan
pengawasan pembangunan rumah tinggal di Kecamatan Jagakarsa . Dari
sebanyak 2 (dua) orang SDM di Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa maka
perlu diadakan penambahan petugas lapangan dan melakukan pelatihan
fungsional pengawasan sebagai salah satu kompetensi dibawah kendali
Kepala Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa.
16
Anggaran merupakan salah satu penopang manajemen, melalui
anggaran yang ada maka pelaksanaan kegiatandapat berjalan sehingga
tujuan organisasi dapat diwujudkan. Pada Seksi P2B Kecamatan dari tahun
ke tahun telah mengalami perubahan dengan paradigm baru yang tidak lagi
cost center melainkan revenue centre dengan kata lain penertiban secara
keseluruhan didasari pada aturan honor yang sudah ditetapkan.
Sarana dan prasarana sebagai elemen pendukung keberhasilan
pengawasan, meliputi sarana perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hard ware). Melalui perangkat ini pelaksanaan kegiatan bidang
pengawasan dapat berjalan, karena semua rangkaian proses pengawasan
dimulai dari melakukan operasi pembangunan rumah tinggal pengawasan
dengan melakukan penindakan secara dini terhadap bangunan yang tidak
memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk diarahkan melakukan
perizinan. Proses pengawasan sangat bergantung sekali kepada pola
tingkah laku masyrakat setempat (behavior).
D. Kondisi Kinerja Saat Ini
Untuk melihat kondisi kinerja saat ini dapat diuraikan melalui alur
proses pengawasan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta sesuai
Peraturan Gubernur No. 123 tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Perangkat Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan dimulai
secara berjenjang. Pelaksanaan dimulai pada tahap awal pelanggaran
17
bangunan di tingkat kecamatan, tahap ini dimulai dengan adanya
pelanggaran bangunan rumah tinggal. Atas dasar usulan tersebut Seksi
P2B Kecamatan melakukan proses penghentian pekerjaan atau kegiatan
penyelenggaraan bangunan yang melanggar peraturan.
Perizinannya dengan meminta surat-surat berupa sertifikat tanah
(yang telah dilegalisir oleh notaris), bukti pembayaran PBB tahun berjalan
serta fotokopi KTP atas nama pemohon selanjutnya hasil pemeriksaan
dokumen-dokumen tersebut melalui Building Inspector (BI) akan meninjau
lokasi bangunan tersebut bersama unsur teknis kecamatan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan dari Advice Planning (tata kota).
Pada umumnya masyarakat cenderung melakukan pelanggaran
terhadap mendirikan bangunan. Hal tersebut bias juga terjadi karena
ketidaktahuan masayarakat itu sendiri atau adanya unsur melanggar
peraturan yang ada berupa ketentuan melarang membangun di bawah
tegangan tinggi (sutet), dekat dengan situ (bendungan), dan jalur hijau, serta
yang paling penting adalah garis sepadan bangunan maupun garis sepadan
jalan.
Apabila terjadi pelanggaran tersebut maka Seksi P2B Kecamatan
Jagakarsa melakukan penertiban dengan mengusulkan Surat Perintah
Penghentian Pekerjaan, Surat Penyegelan (SP), dan Surat Perintah
Pembongkaran (SPB) ke Sudin P2B Kota Administrasi Jakarta Selatan. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar-1 berikut dibawah ini :
18
Gambar - 1
Alur Pikir Proses Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa
Kota Adminitrasi Jakarta Selatan
Sumber : Kecamatan Jagakarsa 2013
Proses pengawasan seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya
memang cukup panjang bila akan dibahas satu persatu, oleh sebab itu
bahasan hanya dibatasi pada saat proses pengawasan pembangunan
rumah tingggal dimulainya dengan melakukan pengawasan dan langkah-
langkah penertiban bangunan sesuai dengan pola pikir pengawasan dan
penertiban bangunan.
Berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini, hendak dicapai secara
umum adalah keadaan yang diinginkan berupa terwujudnya pengawasan
pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan Penertiban
Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan secara optimal, hal
19
JUSTISI
AMBIL TINDAKAN
USULAN SP1, SP2, SP3, DAN
SEGEL DAN SPB
PENERTIBAN BANGUNAN
RUMAH TINGGAL
KEPUTUSAN MELALUI
DIMULAI DENGAN
JIKA TERJADI PELANGGARAN
ini belum tercapai dikarenakan terdapat 3 (tiga) kendala masalah pokok
yaitu :
1. Belum jelasnya metode pelaksanaan pembangunan rumah tinggal.
2. Rendahnya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
3. Belum memadainya kompetensi aparat pengawas.
E. Kondisi Kinerja Yang Diinginkan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka program yang akan
ditingkatkan adalah pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi
Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi
Jakarta Selatan dapat terpenuhi.
Dengan menggunakan metode paket kerja terpadu kegiatan
dilaksanakan secara efektif dan efisien serta terarah berdasarkan atas
analisis masalah, sasaran dan pemilihan alternatif kegiatan. Beberapa
kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain : pelaksanaan Rencana Kerja
(Renja) yang bergantung pada adanya buku pedoman pelaksanaan
pengawasan yang detil/rinci yang mampu memberikan arahan bagi
pengawas lapangan tentang keterkaitan antara kegiatan yang dibolehkan
dan tidak boleh dan koordinasi yang intens dilakukan oleh Sudin P2B Kota
Administrasi Jakarta Selatan, Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa, Kepolisian
20
Sektor Jagakarsa dan Satpol PP Kecamatan serta diperlukan aparat
pengawasan dan penertiban yang handal dan kompetensi serta metode
pengawasan yang tepat.
Tercapainya optimalisasi pengawasan pembangunan rumah tinggal
pada Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota
Administrasi Jakarta Selatan adalah masalah pokok yang merupakan
sasaran yang paling dominan. Hal ini dapat terwujud apabila :
1. Terwujudnya metode pengawasan pembangunan rumah tinggal yang
jelas.
2. Terciptanya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
3. Terwujudnya kompetensi aparat pengawasan.
21
BAB III
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
A. Identifikasi dan Analisis Masalah
Pada dasarnya masalah yang dihadapi merupakan kesenjangan yang
terjadi antara gambaran keadaan sekarang dengan keadaan yang
diinginkan. Melalui teknik analisis manajemen yaitu Pola Kerja Terpadu
(PKT), pengkajian masalah, penyebab dan penentuan sasaran dapat
dilakukan secara sistematis dengan mengkaji hubungan sebab akibat antara
masalah yang dihadapi dengan penyebab timbulnya masalah.
Agar permasalahan yang ada pada Kertas Kerja Perorangan ini dapat
dicarikan solusinya, maka perlu dilakukan identifikasi dari masalah yang ada.
Dalam melakukan identifikasi masalah digunakan analisis USG untuk
menentukan tingkat kegawatan (urgency), mendesaknya (seriousness) dan
pertumbuhannya (growth), yaitu belum optimalnya pengawasan
pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan Penertiban
Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan, dari analisis
tersebut maka teridentifikasi penyebab masalah sebagai berikut :
1. Belum jelasnya metode pelaksanaan pembangunan rumah tinggal.
2. Rendahnya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
3. Belum memadainya kompetensi aparat pengawas.
22
Dari ketiga masalah tersebut dilakukan pembobotan menggunakan
skala likert untuk dicarikan penyebab masalah yang paling dominan dan
dijadikan sebagai prioritas masalah. Hasil pembobotan menggunakan
analisis USG dapat dilihat pada tabel-4 berikut ini.
Tabel-4.
USG Analisa Terhadap Masalah Pokok
NO MASALAHKriteria
Score KetU S G
1.Belum jelasnya metode pelaksanaan pembangunan rumah tinggal
4 4 5 13 II
2.Rendahnya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan rumah tinggal
5 5 4 14 I
3.Belum memadainya kompetensi aparat pengawas
3 4 5 12 III
Keterangan :5 = sangat mempengaruhi4 = mempengaruhi3 = cukup mempengaruhi2 = kurang mempengaruhi1 = tidak mempengaruhi
Berdasarkan total nilai yang tertinggi, maka masalah pokok yang
dominan adalah rendahnya pemahaman pegawai terhadap pengawasan
pembangunan rumah tinggal. Masalah pokok yang dominan ini terjadi karena
disebabkan oleh beberapa masalah spesifik, yaitu :
1. Belum sesuainya beban kerja.
23
2. Belum adanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah
tinggal.
3. Belum terpenuhinya tenaga pengawas dan penertiban lapangan.
Untuk memilih satu yang paling dominan dari ketiga masalah spesifik
tersebut juga digunakan teknik analisis USG, seperti pada tabel-5 berikut ini.
Tabel-5.
USG Analisa Terhadap Masalah Spesifik
NO MASALAHKriteria
Score KetU S G
1. Belum sesuainya beban kerja 4 5 5 14 II
2.Belum adanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah tinggal
5 5 5 15 I
3.Belum terpenuhinya tenaga pengawas dan penertiban lapangan
3 4 3 10 III
Keterangan :5 = sangat mempengaruhi4 = mempengaruhi3 = cukup mempengaruhi2 = kurang mempengaruhi1 = tidak mempengaruhi
Berdasarkan total nilai yang tertinggi, maka masalah spesifik yang
dominan adalah belum adanya pedoman kerja pengawasan pembangunan
rumah tinggal. Untuk lebih jelasnya maka dapat pula digambarkan dengan
menggunakan pohon masalah seperti pada gambar-2 berikut ini.
24
Gambar - 2
P O H O N M A S A L A H (Pernyataan Negatif)
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
25
Belum jelasnya metode pelaksanaan pembangunan rumah
tinggal
Rendahnya pemahaman pegawai terhadap
pengawasan pembangunan rumah
tinggal
Belum memadainya kompetensi aparat pengawas
Belum optimalnya pelaksanaan tugas pada Seksi Pengawasan dan Penertiban
Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Belum optimalnya pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Belum sesuainya beban kerja
Belum adanya pedoman kerja pengawasan
pembangunan rumah tinggal
Belum terpenuhinya tenaga pengawas dan penertiban lapangan
AKIBAT
SEBAB
a b c
a b c
1
4
2
3
Keterangan :
1. Masalah yang dihadapi adalah No.1 (masalah utama)
2. Penyebab masalah No. 1 adalah masalah pokok No. 2b (masalah pokok)
3. Penyebab masalah No. 2b adalah masalah spesifik No. 3b (masalah spesifik)
4. Akibat masalah No.1 adalah masalah No.4
B. Analisis Sasaran
Setelah melihat pohon masalah, maka untuk mengetahui hasil yang
diinginkan adalah dengan menggunakan pohon sasaran dengan cara
merubah pernyataan negatif menjadi pernyataan positif.
Adapun sasaran utamanya adalah terwujudnya pengawasan
pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan Penertiban
Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Hal ini dapat dicapai atau direalisasikan melalui tiga sasaran pokok, yaitu :
1. Terwujudnya metode pengawasan pembangunan rumah tinggal yang
jelas.
2. Terciptanya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
3. Terwujudnya kompetensi aparat pengawasan.
26
Sasaran pokok yang dominan dari ke tiga sasaran pokok tersebut
diatas terciptanya pemahaman pegawai terhadap pengawasan
pembangunan rumah tinggal.
Untuk mencapai sasaran pokok dominan tersebut, dapat dicapai atau
direalisasikan melalui tiga sasaran spesifik, yaitu :
1. Terwujudnya produktifitas kerja yang tinggi.
2. Terciptanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah tinggal.
3. Terwujudnya tenaga pengawas dan penertiban lapangan.
Sasaran spesifik yang dominan dari ke tiga sasaran spesifik tersebut
diatas adalah terciptanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah
tinggal. Untuk lebih jelasnya maka dapat pula digambarkan dengan
menggunakan gambaran pohon sasaran seperti pada gambar-3 berikut ini.
27
Gambar - 3
P O H O N S A S A R A N (Pernyataan Positif)
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
28
Terwujudnya metode pengawasan
pembangunan rumah tinggal yang jelas
Terciptanya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan rumah
tinggal
Terwujudnya kompetensi aparat
pengawasan
Terwujudnya pelaksanaan tugas pada Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan
Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Terwujudnya pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Terwujudnya produktifitas kerja yang
tinggi
Terciptanya pedoman kerja pengawasan
pembangunan rumah tinggal
Terwujudnya tenaga pengawas dan
penertiban lapangan
AKIBAT
SEBABa b c
a b c
1
4
2
3
Keterangan :
1. Masalah yang dihadapi adalah No.1
2. Penyebab masalah No. 1 adalah masalah pokok No. 2b
3. Penyebab masalah No. 2b adalah masalah spesifik No. 3b
4. Akibat masalah No.1 adalah masalah No.4
C. Alternatif Kegiatan
Berdasarkan hasil analisis sasaran, dimana telah ditentukan sasaran
spesifik yang dominan, yaitu terciptanya pedoman kerja pengawasan
pembangunan rumah tinggal.
Untuk mencapai hal tersebut, maka ada beberapa alternatif kegiatan yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan bahan/materi tentang pengawasan pembangunan rumah
tinggal.
2. Menyusun buku pedoman tentang pengawasan pembangunan rumah
tinggal.
3. Mengirimkan pegawai mengikuti bimbingan teknis.
Yang paling dominan dari ketiga alternatif kegiatan tersebut adalah
menyusun buku pedoman tentang pengawasan pembangunan rumah
tinggal. Untuk lebih jelasnya maka dapat pula dilihat pada tabel-6.
29
Tabel-6.
Pemilihan Alternatif Kegiatan Dengan Teori Tapisan
No AlternatifTapisan
TotalKontribusi Biaya Kelayakan
1
Mengumpulkan bahan/materi tentang pengawasan pembangunan rumah tinggal
4 4 3 11
2
Menyusun buku pedoman tentang pengawasan pembangunan rumah tinggal
5 4 4 13
3Mengirimkan pegawai mengikuti bimbingan teknis
4 3 3 10
Dari pemilihan alternatif penyelesaian masalah di atas dengan teori tapisan
maka nilai terbesar adalah alternatif no. 2 yaitu : menyusun buku pedoman
tentang pengawasan pembangunan rumah tinggal.
Dan uraian diatas, untuk meningkatkan kinerja pada Seksi Pengawasan dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan, maka
yang perlu dilakukan dapat digambarkan dengan menggunakan gambaran
pohon alternatif seperti pada gambar-4 berikut ini.
30
Gambar - 4
P O H O N A L T E R N A T I F
31
Terwujudnya pelaksanaan tugas pada Seksi Pengawasan dan Penertiban Kecamatan
Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Terwujudnya pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi Pengawasan dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Mengumpulkan bahan/materi tentang
pengawasan pembangunan rumah
tinggal
Menyusun buku pedoman tentang pengawasan pembangunan rumah
tinggal
Mengirimkan pegawai mengikuti bimbingan teknis
Terciptanya pemahaman pegawai terhadap pengawasan pembangunan rumah tinggal
Terciptanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah tinggal
a b c
Sasaran Umum :
Terciptanya pedoman kerja pengawasan pembangunan rumah tinggal
melalui penyusunan buku pedoman tentang pengawasan pembangunan
rumah tinggal.
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Permasalahan sasaran dan alternative kegiatan telah diuraikan oleh
penulis, maka untuk tercapainya validasi sasaran dilakukan dengan
Membuat Matrik Kerja (MRK), paket kerja dan rekapitulasi biaya serta
penjadwalan.
1. Membuat Matrik Rincian Kerja (MRK) yang berisi sasaran, kegiatan,
paket kerja, pokok akhir dan penanggung jawab yang menggambarkan
SiABIDiBa dengan membuat sasaran khusus. Kegiatan dibuat dengan
diperhitungkan saat dimulai dan berakhirnya, jumlah biaya, tempat
kegiatan, menetapkan unit menjadi penanggung jawab dan penanggung
gugat. Matrik Rincian Kerja (MRK) tersebut selanjutnya dilengkapi
dengan pokok kerja, pokok akhir dan penanggungjawab pada setiap
pokok akhir.
2. Membuat paket kerja yang berisi uraian kerja, penanggung jawab dan
penanggung gugat, waktu dan biaya.
3. Membuat rekapitulasi waktu dan biaya diambil dari setiap paket kerja
32
yang telah dibuat.
4. Membuat penjadwalan kerja mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan
dan pengendalian.
Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan ditempuh kegiatan yaitu membuat
1 (satu) buah buku pedoman tentang pelaksanaan pengawasan rumah
tinggal selama 13 hari dari tanggal 1 Agustus 2013 s/d 19 Agustus 2013
dengan biaya sebesar Rp. 7.010.000,- (tujuh juta sepuluh ribu rupiah) dari
anggaran rutin Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Kota
Administrasi Jakarta Selatan dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan.
33
Gambar- 5.
MATRIK RINCIAN KERJA
Pelaksanaan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada Seksi Pengawasan Dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa
Kota Admnistrasi Jakarta Selatan
SASARAN KEGIATAN POKOK KERJA SIABIDIBA
34
PENANGGUNG JAWAB
Kasudin P2B
Kasubbag TU
Kasie P2B Anwar Yani Iin Heri Bendahara Jlh
NO POKOK AKHIR
1Pembentukan tim kerja
PK1 - PK1 PK1 PK1 PK1 - PK1 6
2Pengajuan anggaran PK2 - PK2 PK2 - PK2 - PK2 5
3Pembahasan materi PK3 - PK3 PK3 PK3 PK3 PK3 PK3 7
4Pengetikan draft - - PK4 PK4 PK4 - PK4- PK4 5
5Percetakan - - PK5 - PK5 PK5 PK5 PK5 5
6Pendistribusian PK6 - PK6 - PK6 - - PK6 4
7Pemantauan - - PK7 - PK7 - - - 2
8Penilaian - PK8 PK8 - - - - - 2
9Pelaporan - PK9 PK9 PK9 - - - - 3
JUMLAH 4 2 9 5 6 4 3 6
Tersedianya 1 (satu) buku pedoman tentang pelaksanaan pengawasan rumah tinggal selama 13 hari dari tanggal 1 Agustus 2013 s/d 19 Agustus 2013 dengan biaya sebesar Rp. 7.010.000,- (tujuh juta sepuluh ribu rupiah) dari anggaran rutin Sudin P2B Kota Administrasi Jakarta Selatan dilaksanakan oleh Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Membuat 1 (satu) buah buku pedoman tentang pelaksanaan pengawasan rumah tinggal selama 13 hari dari tanggal 1 Agustus 2013 s/d 19 Agustus 2013 dengan biaya sebesar Rp. 7.010.000,- (tujuh juta sepuluh ribu rupiah) dari anggaran rutin Sudin P2B Kota Administrasi Jakarta Selatan dilaksanakan oleh Seksi P2B Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan
Persiapan
Pelaksanaan
Pengendalian
Tabel-7.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pembentukan tim kerja
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 1
Penyelesaian : 2 hari (23 Juli - 24 Juli 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1. Membuat konsep surat tim kerja
Kasie P2B
2. Mengetik surat tim kerja Anwar
3.Memeriksa ketikan dan membubuhkan paraf pada hasil final
Kasie P2B
4.Menandatangani surat tim kerja
Kasudin
2 hari
5.
Menggandakan, penomoran dan penyebaran surat undangan kepada pegawai/pejabat terkait
Yani 100.000,-
6. Memimpin rapat tim Kasudin
7. Menyediakan snack 2 hr x15 [email protected]
Iin
300.000,-
8. Membuat notulensi rapat koordinasi
Anwar
9.Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara
Jumlah 6 Orang 2 hari 400.000,-
35
Tabel-8.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pengajuan anggaran
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 2
Penyelesaian : 2 hari (25 Juli – 26 Juli 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Membuat rancangan anggaran biaya
Anwar
2. Penelitian usulan biaya Kasie 2PB
3. Mengirim usulan biaya ke Kasudin
Kasie P2B
4. Menyetujui usulan biaya Kasudin2 hari
5.Membuat usulan dana pencairan ke Kasubbag TU
Kasie P2B
6.Mengambil dan mencairkan dana dari pemegang kas
Iin
7.Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara 1.000.000,-
Jumlah 5 Orang 2 hari 1.000.000,-
36
Tabel-9.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pembahasan materi
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 3
Penyelesaian : 3 hari (29 Juli – 31 Juli 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Membuat konsep rencana kerja
Anwar
2. Mengetik surat undangan Anwar
3.Menandatangani surat undangan
Kasudin
4. Menggandakan dan penomoran surat
Iin
5. Mendistribusikan surat undangan
Yani
6. Menyiapkan daftar hadir Heri
7.Mengecek kehadiran anggota tim kerja dan narasumber
Heri
8. Mengecek kelengkapan materi kerja
Heri 3 hari
9. Memimpin rapat Kasie P2B
10. Membayar honorarium tim 4 x 50.000
Yani 200.000,-
11. Menyediakan snack 3 hr x 7 [email protected]
Yani 210.000,-
12.Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara
Jumlah 7 Orang 3 hari 410.000,-
37
Tabel-10.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pengetikan draft
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 4
Penyelesaian : 10 hari (1 Agustus - 14 Agustus 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Membuat konsep buku pedoman
Kasie P2B1 hari
2. Mengetik konsep buku pedoman
Anwar 1 hari
3. Mengedit buku pedoman Anwar1 hari
4.Memeriksa dan mengoreksi konsep buku pedoman
Heri 2 hari
5.Mengetik hasil koreksi buku pedoman
Heri
6.
Menggandakan dan mendistribusikan konsep buku pedoman kepada anggota tim
Yani 750.000,-
7. Memeriksa hasil koreksi dan masukan tim
Kasie P2B 1 hari
8. Memperbaiki konsep buku pedoman berdasarkan masukan koreksi tim
Kasie P2B
9. Mengetik draft akhir buku pedoman
Heri 2 hari 500.000,-
10. Memeriksa draft akhir buku pedoman
Kasie P2B 1 hari
11. Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara 1 hari
Jumlah 5 Orang 10 hari 1.250.000,-
38
Tabel-11.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Percetakan
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 5
Penyelesaian : 2 hari (15 Agustus – 16 Agust 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Menghubungi percetakan
Heri
2. Memeriksa lay out Kasie P2B3. Menyetujui lay out Kasie P2B
4.Mengirim dokumen ke percetakan
Yani2 hari
5.Mengambil hasil cetakan
Yani
6. Membayar percetakan Iin 3.000.000,-
7. Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara
Jumlah 5 Orang 2 hari 3.000.000,-
39
Tabel-12.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pendistribusian
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 6
Penyelesaian : 1 hari (19 Agustus 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Menerima dokumen hasil cetakan
Kasie P2B
2.Membuat hasil cetakan dan usulan pendistribusian ke Kasudin
Kasie P2B
3.Menyetujui hasil laporan dan pendistribusian dokumen
Kasudin 1 hari
4.Mendistribusikan dokumen prosedur SOP tentang pengawasan
Yani 200.000,-
5. Menyelesaikan administrasi keuangan
Bendahara
Jumlah 4 Orang 1 hari 200.000,-
40
Tabel-13.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pemantauan
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 7
Penyelesaian : 20 hari (23 Juli – 19 Agust 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Menentukan waktu pemantauan
Kasie P2B
2.Melaksanakan pencatatan
Yani
3. Mengolah hasil pencatatan
Kasie P2B
4. Pengetikan hasil pemantauan
Yani20 hari
5. Menandatangani hasil pemantauan
Kasie P2B
6. Melaporkan hasil pemantauan
Kasie P2B
Jumlah 2 Orang 20 hari
41
Tabel-14.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Penilaian
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 8
Penyelesaian : 20 hari (23 Juli – 19 Agust 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1. Mempelajari hasil pemantauan
Kasie P2B
2. Melakukan uji petik ke lapangan
Kasie P2B
3. Mengecek waktu pelaksanaan
Kasie P2B 20 hari
4.Mengidentifikasi hambatan dan penyimpangan
Kasie P2B
5. Mengadakan koreksi bila ada penyimpangan
Kasubbag TU
6.Mengendalikan pelaksanaan di lapangan
Kasubbag TU
Jumlah 2 Orang 20 hari
42
Tabel-15.
PAKET KERJA
Pokok Akhir : Pelaporan
Penanggung Gugat : Kasie P2B
Paket Kerja : No. 9
Penyelesaian : 22 hari (23 Juli- 21 Agust 2013)
No Uraian KerjaPenanggung
JawabWaktu(Hari)
Biaya(Rp)
1.Menyiapkan bahan laporan
Kasie P2B
2.Membuat konsep laporan
Kasie P2B
3. Mengetik draft laporan Anwar
4. Meneliti (editing) draft laporan
Kasie PB 22 hari
5. Mengetik laporan final Anwar
6. Meneliti ketikan laporan final
Kasie P2B
7. Menandatangani laporan final
Kasubbag TU
8. Mengirim Laporan finalKasubbag TU
Jumlah 3 Orang 22 hari
43
Tabel-16.
REKAPITULASI BIAYA
Pelaksanaan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada
Seksi Pengawasan Dan Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Admnistrasi Jakarta Selatan
NO URAIAN KERJABIAYA(Rp.)
1 Pembentukan tim kerja Rp. 400.000,-
2 Pengajuan anggaran Rp. 1.000.000,-
3 Penyusunan materi Rp. 410.000,-
4 Pengetikan draft Rp. 1.250.000,-
5 Percetakan Rp. 3.000.000,-
6 Pendistribusian Rp. 200.000,-
7 Pemantauan -
8 Penilaian -
9 Pelaporan -
JUMLAH Rp. 7.010.000,-
44
Gambar-6.
Penjadwalan Pelaksanaan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada Seksi Pengawasan Dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Admnistrasi Jakarta Selatan
NO
Waktu
Bulan Juli 2013
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1Pembentukan tim kerja
2Pengajuan anggaran
3Penyusunan materi
4Pengetikan draft
5 Percetakan
6 Pendistribusian
7 Pemantauan
8 Penilaian
9 Pelaporan
Gambar-7.
45
Penjadwalan Pelaksanaan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Tinggal Pada Seksi Pengawasan Dan
Penertiban Kecamatan Jagakarsa Kota Admnistrasi Jakarta Selatan
NO
Waktu
Bulan Agustus 2013
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1Pembentukan tim kerja
2Pengajuan anggaran
3Penyusunan materi
4Pengetikan draft
5 Percetakan
6 Pendistribusian
7 Pemantauan
8 Penilaian
9 Pelaporan
46
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian dari Bab I sampai Bab III Kertas Kerja Perorangan
(KKP) ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Belum optimalnya pengawasan pembangunan rumah tinggal pada Seksi
P2B Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan karena belum
tersedianya tenaga pengawas lapangan yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan pengawasan.
Untuk membentuk pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien,
maka salah satu pemecahannya adalah dengan melakukan penyusunan buku
pedoman pelaksanaan pengawasan rumah tinggal pada Seksi P2B Kecamatan
Jagakarsa Kota Admisitrasi Jakarta Selatan.
Dengan demikian diharapkan melalui penyusunan buku pedoman
pelaksanaan pengawasan rumah tinggal akan menjadikan pelaksanaan
pengawasan menjadi efektif dan efisien sesuai kebutuhan yang diinginkan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Gubernur Nomor 47 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pengawasan
Pelaksanaan Kegiatan Membangun di Provinsi DKI Jakarta.
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 24
Desember 2008 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Bangunan
Gedung.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.123 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengawasan dan Penertiban
Bangunan.
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Bangunan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.128 Tahun 2012 tentang Sanksi
PElanggaran PEnyelenggaraan Bangunan Gedung.
Modul Diklatpim IV “Kertas Kerja Perorangan (KKP)” Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia Tahun 2008.
Modul Diklatpim IV “Pola Kerja Terpadu (PKT)” Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Tahun 2008
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Kertas Kerja
Perorangan, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkt IV.
48