Isi Drainase Hal 1-55
-
Upload
zelvia-zahara-rambe -
Category
Documents
-
view
137 -
download
1
description
Transcript of Isi Drainase Hal 1-55
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Tujuan dari drainase atau sanitasi adalah untuk pemeliharaan dari masing – masing
individu atau masyarakat, yaitu pencegahan dari penyakit yang dapat berkembang dengan
cepat atau menghindari masyarakat/penduduk dari bahaya serangan banjir dsamping untuk
menghindari kerugian structural yang berarti kerugian material bila ditinjau dari segi
konstruksi bangunan. Hidup sehat merupakan suatu hal yang selalu menjadi idaman.
Prinsip – prinsip yang fundamental dari system sanitasi/dreainase akan dilakukan di setiap
tempat sejauh mungkin. Tempat yang baik dan layak dalam orientasi penempatan system
drainase misalnya pada gedung, memberi kondisi kehidupan yang lebih baik untuk
masyarakat.
Selalu ada masalah dari generasi ke generasi disebabkan adanya masalah yang
tidak diinginkan yang menyangkut soal sistem pembuangan air atau kotoran. Hal ini harus
diatasi secepatnya dengan jalan membuat suatu keadaan tertentu dimana tidak akan bisa
mengganggu kesehatan atau keamanan masyarakat.
Kebutuhan akan system drainase sangat baik dilakukan sekarang di negara kita.
Dan setiap kota kini membuat saluran bawah tanah yang merupakan salah satu dari sistem
drainase atau sanitasi yang efisien untuk mengatasi berbagai macam pembuangan pada
sistem saluran air, seperti masalah sampah padat atau sisa pembuangan industri. Unsur –
unsur yang perlu dipertimbangkan untuk pemilihan (penetapan keputusan) akhir tentang
proses – proses pembersihan adalah daya guna dari tanah dan dekatnya prose situ dari
daerah yang akan ditimbulkan bila proses pembuatan system drainase itu dikerjakan,
pengaturan fasilitas yang efisien, masalah lumpur dan produk – produk akhir, topografi dan
keperluan yang menyangkut tentang hidrolis, daya serta upah tenaga kerja, ongkos dan
perjanjian yang berlaku serta lain – lainnya. Ini semua adalah hal – hal yang ada dalam
ruang lingkup drainase.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 2
B. Batasan dan Arti
Umumnya sisa-sisa pembuangan pada kota praja terdiri dari air saluran yang
mengandung sampah padat, air buangan selokan, sebagian besar limbahan air hujan yang
di dalamnya serta turut benda-benda padat atau sisa-sisa yang berbentuk cairan dari
pembuangan rumah tangga/gedung, pabrik-pabrik, industri dan lain-lain. Sampah padat
terdiri dari sisa-sisa padat, bisa dari jalanan luas, kotoran sampah pasar seperti sayur-sayur
yang terbuang atau sisa-sisa makanan.
Pada instalasi drainase domestik, bagian yang paling penting yaitu tujuan dari
segala yang dihasilkan dari dalam satu rumah tangga, gedung, kantor-kantor dan lain-lain.
Khususnya yang menyangkut bahan-bahan sampah/kotoran yang mengisi suatu sistem
drainase. Hal ini harus diindahkan dengan cepat dan baik sistem penanggulangannya.
Penempatannya harus jauh dari rumah serta pada tempat dan kondisinya cocok, biasanya
untuk daerah perkotaan jauh dari kota. Semua kotoran bersifat menyerang dan merugikan
kesehatan umum, dan bila dikehendaki untuk mengatasi kotoran ini yang tidak dilakukan
terhadap suatu sistem drainase, kotoran akan efisien/efektif bila ditanam disekitar rumah.
Kita mengetahui bahwa kotoran mendatangkan bau gas busuk yang mengotori udara
terbuka, tanah serta air, semuanya menyebabkan efek yang kurang baik pada kesehatan
untuk setiap orang.
Penyakit epidemic seperti kolera,disentri thypoid dan lainnya terutama disebabkan
kelalaian penempatan pembuangan sampah kotoran yang ikut serta dalam suatu saluran.
Bakteri penyakit dibawa oleh lalat-lalat yang hinggap di atas makanan yang kakinya penuh
bakteri, adalah contoh bagaimana dampak dapat mendatangi manusia bila sistem drainase
tidak ada atau karena mengalami gangguan. Kesalahan akan suatu sistem bisa juga
berakibat dimana penyediaan air dijalari oleh rembesan air selokan lewat tanah. Isolasi
kerin mungkin mendapat tantangan bila sampah kotoran atau air kotoran tidak tersalur
melalui jaringan drainase yang baik dengan dirusakinya sistem isolasi tadi oleh partikel-
partikel kecil yang terbawa oleh kaki manusia dan hewan atau dihembus angin yang
terbentuk diatas permukaan air atau tanah. Oleh sebab itu sangat penting diketahui bahwa
bahan-bahan kotoran yang baik untuk disalurkan dengan sistem drainase harus dapat
dijauhkan dari kota secepat mereka dihasilkan, dengan suatu sistem drainase/sanitasi yang
baik.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 3
C. Latar Belakang Sejarah
Telah kita ketahui bahwa sesungguhnya kepeluan drainase itu sangat penting untuk
kesejahteraan manusia dan penyediaan saluran untuk pembuangan air kotor telah dirasakan
jauh sebelumnya, yaitu sejak zaman dahulu. Sistem-sistem saluran yang efisien diketahui
telah ada di Babylon, Yunani, Romawi dan pada suku Indian kuno Aztec dan Inka
Amerika Selatan beberapa abad sebelum masehi. Dan juga sistem-sistem drainase yang
efisien ditemukan pada penggalian kota-kota kuno di India atau kota-kota abad
pertengahan seperti yang terdapat di Mohenjo-Dare dan Harappa. Kota-kota ini tidak
dikenal sistem drainasenya karena tampak seperti tidak maju dan begitu
primitive/sederhana yang dibuat ribuan tahun yang silam namun merupakan suatu karya
yang sangat besar bila dinilai menurut skala zaman pada waktu itu. Sesuai dengan
perkembangan zaman dan berkembangnya kebudayaan yang mungkin begitu kompleks,
pada abad pertengahan mulai muncul sistem drainase/sanitasi dan sistem drainase di kota-
kota mulai diperbaiki mengikut sistem atau idi-ide modern yang menguntungkan.
Zaman sekarang banyak perbaikan-perbaikan yang telah dibuat dengan cara-cara
penyediaan saluran air buangan. Kini revolusi sistem pembuangan drainase telah begitu
komplit dengan cara pembuatan saluran air pembuangan baik di dalam kota maupun di luar
kota dan disepanjang jalan raya yang telah dilakukan para ahli dengan keuntungan yang
berasal dari aturan sanitasi modern dan yang menyebabkan mengapa banyak kota-kota
dilengkapi penyediaan saluran air yang bersih/baik dan metode-metode saluran
pembuangan air modern.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 4
BAB II
PENGENALAN DRAINASE
A. Tujuan Pekerjaan Drainase
Tujuan dari pekerjaan drainase secara garis beser dan bersifat umum dengan
gamblang telah disinggung pada bab I di depan dengan beberapa aspek yang menyertainya.
Beberapa tujuan yang lebih luas lagi diantaranya dapat dikemukakan dibawah ini :
1. Untuk Pengeringan
Adakalanya di sekitar suatu komplek perumahan penduduk terdapat rawa–rawa/
lapangan yang digenangi air. Keadaan lingkungan seperti ini dapat mendatangkan
wabah penyakit bagi penduduk yang tinggal di daerah itu. Disebabkan rawa–rawa
itu mengandung bakteri umumnya, seperti malaria, kolera dan lainnya. Untuk
menghindari itu semua diperlukan suatu sistem pengeringan yang baik agar
penduduk yang mendiami daerah itu dapat hidup dengan sehat, aman, dan
sejahtera.
2. Untuk Pencegahan Banjir
Ada daerah – daerah tertentu yang hujannya turun sering berlebihan. Ini
biasanya menyebabkan malapetaka banjir bagi penduduk yang mendiami daerah
tersebut. Lebih parah lagi kalau daerah itu tidak terdapat saluran – saluran
pembuang atau kalaupun ada tetapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk mencegah banjir yang disebabkan oleh curahan hujan dapat dibuat suatu
sistem saluran pembuang yang memenuhi syarat yaitu: sesuai dengan debit air yang
akan mengaliri saluran tersebut dan kemiringannya merupakan suatu kesatuan,
maka harus dibuat suatu sistem pencegahan banjir dengan lingkup sbb:
a. Pembuatan saluran yang baik pada kiri dan kanan
badan jalan begitu juga saluran pembuangan dari rumah penduduk.
b. Dibangun bak – bak control pada saluran itu sebagai
pemisah sampah dan pengendap Lumpur.
c. Dibuat saluran – saluran pelimpah ditempat yang
dirasa perlu.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 5
3. Untuk Pembuangan Air Kotor
Air dari pembuangan dari industri adalah penyebab tercemarnya lingkungan,
karena air buangan ini mengandung berbagai jenis bahan kimia, sampah – sampah
pabrik dan lain sebagainya. Banyak ikan – ikan dan ternak peliharaan penduduk
mati disebabakan air di lingkungan mereka telah tercemar oleh air buangan dari
industri. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka air buangan dari industri harus
dialirkan secara khusus, atau saluran yang terpisah dan dibuang ke :
Bak pembersih air lalu dialirkan ke sungai atau ke laut,
Septictank dan dialirkan ke peresapan yang baik saringannya.
4. Pensuplaian Air Untuk Penduduk
Dalam suatu kota umumnya air yang dibutuhkan penduduk di datangkan dari
suatu tempat diluar kota, dan dialirkan ke rumah – rumah penduduk melalui pipa –
pipa yang di instalasi sedemikian rupa. Tetapi karena tidak sempurna
pengerjaannya, sering pipa – pipa itu mengalami kebocoran dan air merambat
kemana – mana. Air yang berasal dari pipa bocor itu dapat merusak jalan raya,
lingkungan, dan air terbuang dengan percuma. Untuk itu diperlukan teknologi yang
baik dalam hal peyambungan pipa saluran serta perletakannya.
B. Prinsip Drainase Yang Baik
Begitu banyak pedoman yang mesti di urut untuk mendapatkan kondisi sistem
jaringan drainase yang baik dan memenuhi syarat. Tetapi prinsip – prinsip pokok yang
menjadi pedoman untuk itu adalah mengacu pada hal – hal sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan harus mempunyai ketahan dan kekuatan yang cukup.
2. Diameter pipa harus sesuai dengan kebutuhan, dan jangan lebih kecil dari :
Ø 100 mm untuk penyaluran air tanah, dan Ø75 mm untuk penyaluran air permukaan.
3. Pada tiap – tiap pertemuan dan perubahan kemiringan pipa saluran harus dibuatkan
lubang – lubang control untuk pembersihan kalau ada kemacetan.
4. Pipa saluran harus dibuat lurus dan sejauh mungkin.
5. Pipa saluran harus dipasang dalam suatu kesatuan miring agar air dapat mengalir
dengan lancar dan terjaga kebersihandari pipa itu sendiri.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 6
6. Saluran air masuk harus diberi setopan ( Kran ).
7. Pertemuan pipa saluran tidak boleh tegak lurus satu sama lain,
8. Setiap pembuatan saluran selalu dipertimbangkan keadaan lingkungan, dimana &
untuk apa saluran tsb dibuat.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 7
BAB III
PIPA SALURAN
A. Bahan-Bahan Pipa Saluran
Bahan-bahan untuk pipa saluran dipermukaan atau di dalam tanah ( riol,
gorong-gorong, dll ) diseleksi menurut kriteria sebagai berikut. Factor-faktor yang
patut/cocok menerima pertimbangan dalam penyeleksian untuk konstruksi saluran
adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai daya guna yang maksimal dalam ukuran-ukuran yang diingini;
b. Pertimbangan harga bahan:
c. Dapat tahan lama;
d. Mudah dipakai dalam pemasangan;
e. Kuat menahan beban struktur;
f. Memiliki daya tahan terhadap serangan kimia;
g. Mudah dihubungkan dan kedap air;
h. Memiliki daya koefisien gesekan aliran yang baik;
i. Daya tahan terhadap gosokan.
Ada bahan-bahan yang digunakan yang memiliki angka koefisien rendah. Yang
paling utama dan yang paling penting adalah memperhatikan pertimbangan hidrolis
untuk saluran-saluran yang akan dibangun. Yang kedua adalah ongkos pemakaian,
ongkos pemasangan dan harga beli yang rendah tanpa mengurangi factor kualitas. Juga
harus tahan gesekan, asam-asam atau basa dan serangan gas yang bersifat korosif.
Harus memiliki daya tahan terhadap beban structural, atau secara umum memiliki
factor-faktor yang telah disebut di atas.
Penyelesaian bahan-bahan ini bergantung banyak pada kareteristik-kareteristik
system roil yang notabane harus memiliki ketentuan sifat drainase yang akan dibuat.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak ada bahan yang memiliki semua ketentuan ini untuk
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 8
suatu tipe saluran. Masing-masing jenis riol, gorong-gorong atau pipa secara
keseluruhan, mempunyai kelebihannya masing-masing.
Bahan yang umumnya dipakai dalam pembuatan pipa saluran adalah pipa
bergaram ( mineral ) yang dikerjakan dengan pengglasiran, atau lumpung yang
dijadikan seperti pipa semen untuk asbestos ( AC ), baja, besi cor/tuang, (CI), dan
plastic. Harapan tahan lama dalam hal ini pipa plastic tidak begitu besar, sebab sampai
kini kita tidak tahu dan tidak pasti tepat tahu ketahanannya meski pemakaiannya telah
dimulai lebih 30 sampai 40 tahun yang lalu walau pengerjaannya dan pemasangannya
lebih muda. ( SK . Husain, Text Book of WATER SUPPLY AND SANITARY
ENGINEERING halaman 391 ).
Jenis-jenis pipa dan jenis material penyusunnya akan diterangkan pada bab
berikutnya, sebahagian lagi yang lain yang penting untuk pengenalan akan dilukiskan
dengan berikut ini.
1. Pipa Saluran Struktural Mineral Glasir
Pipa-pipa dari batuan/bahan mineral ( salt-glazed ) ini digunakan dengan sangat
menguntungkan untuk semua system roil/gorong-gorong atau saluran-saluran. Pipa ini
dipabrikasi sampai ukuran 600 mm pada proses moulding (peruangan) dan baking
( pembakaran ) lempung (clay ) kwalitas khusus. Garam dapur (NaCl) terlempar ke atas
permukaan pipa yang panas yang berkombinasi dengan silika tercair dalam lempung
yang membentuk glasir ( atau tersendawa ) keras dan permukaan yang tidak dapat
tertembus. Pipa batuan garam ini yang terglasir sangat tahan lama, tahan terhadap
serangan korosi serta gampang dipakai dalam pengerjaan dan pembuatan sambungan.
2. Pipa Saluran Besi Tuang ( CI )
Pipa besi cor ini digunakan oleh karena kekuatannya lebih tinggi, kekedapan air
yang lebih besar dan tahan lama, pipa ini sangat cocok dipergunakan antara lain untuk :
a. Kondisi tanah yang tidak stabil;
b. Riol yang bekerja dibawah tekanan;
c. Riol dikerjakan tidak cukup dalam ( kurang dari 0,5 mm )
d. Riol dikerjakan di atas kuda-kuda di atas muka tanah dan
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 9
e. Riol/pipa saluran melintasi gedung-gedung atau bangunan-bangunan.
Pipa Cl ini tidak cocok untuk dipakai didalam tanah yang mengandung sifat
dimana menyebabkan pipa saluran akan mudah disaring korosi. Pipa saluran ini agak
mahal pada pembuatan jaringan drainase di pergedungan.
3. Pipa Saluran Beton Semen
Riol atau pipa saluran dari beton semen ini dipergunakan oleh karena
kekuatannya dan kemudahannya dalam konstruksi dan ditemukan bahwa
penggunannya bertambah dalam skala besar dalam konstruksi riol. Riol berukuran
besar seperti pipa Hume dipakai sebab pipa ini bisa menahan tekanan yang lebih besar.
Ongkos (harga) penyambungan/pemasangan yang relative tinggi dan dalam waktu
yang lama merupakan salah satu kelemahan pipa saluran ini di samping berat yang
besar dan terdiri dari banyak sambungan.
B. Macam-Macam Type Saluran
Pada pasal 3.a telah dibicarakan mengenai bahan yang dipakai untuk pipa dan
sebagian tentang jenis-jenis pipa saluran yang ada. Berikut akan disajikan sedikit lebih
mengenai macam-macam pipa saluran air dan system pembuangan.
1. Pengenalan Secara Umum
Air dapat dialirkan di terusan-terusan tanah yang terbuka dan pada saluran air
dari pekerjaan tembok atau yang terbuat dari beton. Namun terusan-terusan terbuka ini
meskipun sedikit murah tidak bisa digunakan untuk pengaliran air karena
dikhawatirkan adanya kemungkinan mengotori, banyak kerugian disebabkan
penguapan dan penapisan (dalam hal ini terusan-terusan tanah) kerusakan kerusakan
yang menyebabkan patah oleh karena air bah, dengan demikian menyebabkan biaya
yang mahal, kerugian oleh karena adanya lubang-lubang hewan dan pada akhirnya oleh
karena besarnya lubang ini berakibat adanya daerah yang kondisinya tidak seragam
lagi dank arena ketidakstabilan ini menyebabkan tidak baik untuk pengaliran air,
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 10
dimana umumnya berada dibawah kondisi bertekanan, dialirkan melalui pipa/saluran
yang ditempatkan di bawah tanah.
Pada umumnya pipa-pipa berbentuk bulat dan dicetak. Bahan-bahan untuk
pipa-pipa ini mesti kuat, tahan lama dan murah. Pada waktu pemilihan bahan-bahan
untuk pipa-pipa yang dibuat, karakter air yang akan dialirkan, tanah asli dimana pipa
akan dibuat, biaya relatif dipertimbangkan bersama-sama umur pipa, daya tahan
terhadap serangan kimia dan korosi dan lainnya mesti dipertimbangkan pula. Bahan-
bahan besi tuang (CI), besi tergalvinisir (GI), besi temap (WI), baja, besi dan baja
dilapis semen, tembaga, timbale (Timah Hita), kuningan, beton, kayu, seng, tembaga,
kuningan, perunggu dan lainnya dipakai bersama penambahan bahan besi untuk mesin-
mesin pompa. Pipa-pipa yang terbuat dari kayu jarang dipakai oleh karena kondisi
tropis di daerah tropical.
Yang paling pokok dari pipa adalah kondisinya terhadap tekanan dan air
dialirkan, tekanan tanah dan pikulan serta getaran yang disebabkan oleh aliran air yan
ada di atasnya, tekanan temperature dan tekanan oleh karena beban kejut selama masa
pelayanan/pemakaian, biaya angkutan atau pembangunan lainnya. Demikian juga harus
didesain sedemikian sehingga sanggup menahan semua tekanan seperti yang telah
disebut di atas.
2. Pipa Besi Tuang
Pipa sudah digunakan sangat lama khususnya yang berdiameter 90 cm, lebih
dari ukuran ini pipa menjadi sangat berat dan tidak ekonomis. Pipa besi tuang kuat,
tahan lama dan tak banyak dipengaruhi oleh korosi. Pada umumnya tutup rapat/
disambung dari timah besar (timah hitam), sendi peluru (sendi lutut) &sumbat (tap).
Sambungan-sambungan mengizinkan perletakan pipa rata pada lengkungan
yang dengan mudah untuk mengubah dan penempatan. Pipa-pipa berukuran 20, 40, dan
90 cm bisa dengan gampang ditempatkan untuk garis yang lengkung (instalasi
lengkung) antara jarak 30, 75 sampai 135 m masing-masingnya. Pipa-pipa ini dibuat di
pabrik dengan panjang 2,74 m dan 3,66 m umumnya tetapi dapat mencapai 1,6 m. bisa
dengan mudah dipasang dengan keran untuk melayani sambungan. Diklasifikasikan
menurut besarnya tekanan yang mana yang dikerjakan di pabrik.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 11
Pipa-pipa Cl ini dibuat di pabrik dari besi yang masih kasar dan dilapisi dengan
pelapisan anti karat (dalam larutan yang berisi 44 % asphalt, 55% coal tar dan 1%
resin). Untuk pelapisan dipanaskan sampai 315°C dan kemudian dicelup ke dalam
rendaman seperti disinggung di atas, ketebalan pipa tergantung pada kondisi pekerjaan,
tekanan air, kedalaman tanah asli dimana akan dipergunakan. Dan semua ini
merupakan pertimbangan penuangan. Biaya perawatan pipa ini rendah, dan ditemukan
bahwa pipa yang dikerjakan di dalam tanah telah didapati dalam kondisi yang baik
sampai sesudah 200 tahun. Namun oleh kerugian dalam beratnya yang besar, biaya
penyambungan yang tinggi, kekasaran pada permukaan dalam, kuat lentur yang
rendah, kerusakan pada pelapisan dan lain-lain, pipa-pipa lain telah menggantikan
posisi besi tuang ini.
Pengaliran alir yang keras yang melalui pipa ini menyebabkan munculnya
kerak- kerak tahan kapur yang mereduksi (mengurangi atau melemahkan) arus yang
mengalir dan menambah daya tahan terhadap kelancaran aliran. Untuk diameter yang
lebih besar dari 75 cm, baja atau pipa beton yang diperkuat perlu dipertimbangkan.
Pipa besi pintal ini dipabrikasi sampai 70 cm yang sekarang digunakan dalam
menetapkan pipa-pipa Cl. Pipa besi pintal ini memiliki kuat lentur yang lebih besar,
permukaan dalam yang lebih licin, dan bersamaan bersama kurangnya beratnya.
Standar panjang besi sumbat sentifugal cetak ini dan sendi lutut ( tap ) dan pada
pipa yang diberi flensa (vide SI : 1536-1960) ialah : 3,66; 4; 4,88; dan 5,55 m dan 2;
2,8; 4; 4,88; 5 dan 5,5 m. Sendi lutut sentrifugal tuang ini, tap (sumbat) dan pipa
berflensa mesti berstandar 20-30 kg/cm² (sampai berdiameter 300 mm) tekanan.
Perincian standar panjang dari ketega lurusan besi sendi lutut, sumbat pipa
(vide SI : 1537-1960) ialah : 3,66; 4; 4,88; 5 dan 5,5 m dan ukuran sampai 1500 mm.
Untuk percobaan hidrolis, pipa-pipa dibiarkan selama 15 detik. Pipa-pipa ini bisa
dipukul dengan lunak dengan berat 700 gram. Mesti dengan standar tekanan (antara 10
sampai 25 kg/cm²) yang terspesifikasi pada SI 1537-1960. Bersih, kering dan bebas
dari karat pipa dilapisi di bagian dalam dan luar dengan bahan yang sama. Pipa yang
dipanaskan sebelum dicelupkan dalam tempat perendaman dipanaskan seragam
kandungan tar atau dengan dasar lain yang cocok, disamping pelapisan tidak akan
berisi beberapa pilihan lain yang dapat dilarutkan dengan air yang akan bisa dilihat
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 12
dengan adanya tanda bau. Detail alat-alat Bantu besi tuang sesuai (pipa bertekanan
untuk air, gas atau system riol) seperti alat bantu sendi lutut ganda adalah 1/4, 1/8, 1/16
dan 1/32, bentuk T (untuk semua sendi lutut), melintang (untuk semua sendi lutut),
tirus sendi lutut dan tap (untuk pengurangan dan penambahan), lengkup singkup,
pasak-pasak, flensa double1/4 an 1/8, semua flensa-flensa bentuk T dan melintang dan
flensa blunk sudah dispesifikasi di SI : 1538-1960.
3. Pipa Besi Tempa
Pipa ini sama saja dengan pipa-pipa besi tuang, perbandingannya adalah lebih
ringan tetapi kurang tahan lama. Pipa ini dibuat di pabrik dengan perputaran lapisan
rata metal untuk suatu diameter yang diingin dan kemudian pengelasan pada bagian
ujung dibuat sampai diameter 50 cm.
4. Pipa Baja
Pipa ini lebih ringan, lebih kuat dari pipa Cl. Beratnya sekitar sepertiga sampai
seperampat kali pipa Ci, kini dipabrikasikan dengan panjang yang lebih besar, yaitu 5,5
sampai 11,0 m. Pipa gampang dipengaruhi oleh korosi dan oleh sebab itu harus dijaga
dengan hati-hati. Perawatannya dengan membungkus perpindahan sisik-sisik (serpih
kulit bersih) kemudian pemakaian lapisan 1,5 mm bitumen panas pada sisi lapisan
permukaan dalam.
Pipa ini juga dibuat di pabrik dengan cara penggulungan lembaran kemudian
pengelasan bagian luar. Digunakan untuk saluran utama sipon terbalik. Pada lapisan
dalam dilapisi dengan pelapisan atau korosi dan diselubungi pada bagian luar dengan
bahan dar serat jute dalam penyelesaian anti korosi. Pipa baja dilapisi pada
pemasangannya dengan mortal atau beton yang telah dengan ekstensif digunakan untuk
saluran dan distribusi pipa. Pipa-pipa ini tidak bisa dipakai sebagai pipa penyebar
sebab sukar dalam pemeliharaannya, sukar direparasi dan tidak dengan mudah dilapisi
dengan keran. Tahan sampai umur 30 sampai 60 tahun dan biaya perawatannya besar
dimana pipa CI 100 sampai 250 tahun tergantung pada pelapisan yang digunakan, dan
biaya perawatannya rendah. Pada umumnya pipa-pipa ini cocok dimana kekuatan dan
berat yang kurang diingini dan dimana kekuatannya tinggi, yaitu diatas 7 kg/cm². Pipa
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 13
ini padu dan dikeling dengan baik. Type fleksibel yang khusus dan sambungan
ekspansi (untuk panjang yang besar) berguna bersama tali karet isolasi yang dapat
digunakan untuk menyambung di dalam tanah. Ketebalan pipa baja ini dibandingkan
dengan besi tuang diameternya setengah kali lebih kecil dan sepertiga kali diameter
pipa yang mengurangi biaya operasi yang bermacam-macam.
5. Pipa Galvanisir
Yaitu baja atau besi tempa yang sengan luas digunakan untuk system distribusi.
Cocok untuk air deras dan tidak diguanakan untuk air tenang. Pipa besi tempa
galvanisir dan alat-alat Bantu bisa digunakan dimana kemungkinan korosi besar,
misalnya pada air laut. Pipa ini bisa ditempatkan atau disambung dengan mortal semen.
Penyambungan (dengan sekrup penyambung) pipa besi galvanisir dengan mudah dan
umurnya sekitar 10 tahun. Pipa ini murah dan gampang diangkut, dibuat di pabrik
biasanya dengan ukuran 60 sampai 75 mm.
6. Pipa Besi atau Baja Campur Semen
Pipa ini dibuat untuk diabrik dengan menggunakan perbandingan 1 : 3 mortal
semen dengan merata pada sisi permukaan dalam kemudian diputar. Ketebalan
pelapisan 1,5 sampai 4,5 mm. Permukaan luar biasa dilengkapi dengan pelapisan yang
lazim. Pipa-pipa ini menahan korosi dengan atau sampai luas yang besar.
7. Pipa Tembaga
Pipa ini tidak mampu menahan korosi tetapi tidak melentur bila panas. Bisa
dengan mudah dibawa. Dapat dibuat dengan ketebalan sampai sangat tipis dan pada
diameter yang berbeda-beda. Pipa dengan diameter yang kecil disambung dengan
sekrup besi bercampur tembaga. Dapat dipakai untuk air yang tidak memisah atau
melarutkan jumlah tembaga yang tidak melarutkan jumlah tembaga yang tidak cocok.
Sejumlah kecil tembaga sedikit menyehatkan tetapi menghasilkan noda hijau pada
kontak dengan sabun. Pipa tembaga di dalam tanah harus diperbaharui seluruhnya.
8. Pipa Tanah
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 14
Pipa ini bisa menyebabkan keracunan timah dan dapat digunakan untuk air yang
tidak dapat mengakibatkan keracunan ini. Sangat cocok untuk pekerjaan pipa di dalam
gedung oleh karena mudah dibengkokkan secara langsung. Pipa ini melentur bila air
panas melaluinya. Tidak bisa digunakan untuk tekanan yang tinggi. Bisa menahan
serangan korosi bila berhubungan dengan semen, atau beton dan balok-balok tertentu
tetapi bisa dilindungi dengan pelapisan benda atau bahan-bahan pelindung.
Penyambungan dilakukan dengan penyambungan mati. Pipa timah yang tidak diingini
biasanya alat-alat Bantu seperti pembengkok atau siku-siku.
9. Pipa Beton
Pipa beton ini digunakan untuk tekanan yang sampai 15 meter. Dikarenakan air
mengandung karbondioksida dan asam. Pipa ini dibuat di daerah setempat atau
diperoleh dalam bentuk standart yang dibuat di pabrik seperti pipa hume. Tidak
terdapat terjadinya perkaratan atau munculnya kerak yang terjadi pada pipa. Pipa beton
ini dibuat dengan ketebalan 30 sampai 70 mm untuk berdiameter antara 20 sampai 75
cm.
Semen dengan ketebalan diatas 60 cm diameternya mesti memperoleh
perkuatan. Pipa-pipa ini pada pokoknya tidak membuat jendolan dan kini kapasitas
daya angkutnya tinggi. Pada umumnya tidak membutuhkan sambungan perluasan
sambungan. Memakai pipa beton tidak memerlukan tenaga kerja yang terampil. Biaya
perawatannya pun rendah.
10. Pipa dari Kayu
Pipa ini terbuat dari jenis kayu pin, fir dan lain-lainnya dan dibuat dengan
diameter yang berbeda-beda. Bisa digunakan untuk tekanan dalam 10,5 kg/cm² atau
lebih. Pipa ini ringan, tahan lama dan gampang diangkut.
11. Pipa RRC
Pada pipa-pipa RRC, perkuatan terdiri dari batang baja yang panjang, cincin
atau simpai (gelang). Pipa ini dipakai untuk kanal-kanal (saluran terbuka/tertutup) yang
panjang dan biasanya tidak pernah dipakai untuk system distribusi, dicetak sampai
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 15
ukuran 1,5-1,8 m dan dipasang dalam galian, yaitu secara “ cast – ini – situ “ untuk
diameter yang lebih besar. Pipa ini mengembang pecah bila diperkuat dengan terlalu
besar. Pipa ini berat dan sukar diangkut.
Pada pipa-pipa yang kecil dilengkapi dengan sendi lutut dan sumbu (tap) dan
dihubungkan oleh semen seperti pada pipa tembikar (SW). Pipa-pipa dengan diameter
lebih besar dihubungkan dengan bidang pasak dan tap atau dengan sambungan kerah.
Pipa ini disebut pipa Hume.
12. Pipa Semen Asbestos ( AC )
Pipa ini telah dikembangkan belakangan ini “ Everit “ merupakan salah satu
jenis pipa ini yang beragam dibuat dari asbestos dan semen yang dibuat di pabrik
dengan pemutaran sendi baja dimana campuran semen dan asbestos (serat
asbestos) yang sudah tercampur dalam bentuk pasta dan air dikerjakan dengan
ketebalan yang diinginkan dan kemudian dipadatkan di antara jepitan baja yang
berputar. Pipa ini ringan, licin, rata tetapi gampang patah selama pelayanan, perjalanan
dan pada waktu penempatan. Dipakai untuk suatu keadaan tanah bertekanan yang
rendah.
Bisa dipengaruhi kondisi tanah, asam, alkali atau berjendol. Dapat dengan
mudah dilubangi atau untuk dipasangi tap (keran) untuk penyambungan. Kebocoran
yang ada padanya sukar untuk dideteksi serta sukar untuk direparasi. Rapuh dan tidak
cocok untuk lokasi yang memiliki getaran dan penurunan. Dapat dipergunakan
perkerasan sampai 230 mm, keperluan tutup minimum 1 m. Penyambungan dilakukan
dengan sambungan kerah. Sambungan dengan tali karet dengan gampang dirusak
dengan air.
13. Pipa Polyvinyl Chlorida dan Polythene (PVC)
Pipa ini telah direkomendasikan untuk pelayanan air termasuk sanitasi dan
kerusakan sambungan, dipakai untuk penyediaan air yang diragukan bisa diminum, dan
untuk penggantian system yang sudah lama. Tidak ditempatkan dipermukaan yang
panas atau terlalu dekat pipa air panas.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 16
Internasional Reference for Community Water Supply dari WHO telah
mengambil langkah telaah untuk pipa air plastic belakangan ini. Tujuan study ini untuk
pipa memperoleh gambaran selengkapnya tentang informasi penelitian yang ada :
produksi, perfomansi, standart, spesifikasi, dan metode-metose test untuk pipa air
plastic dan untuk menghasilkan petunjuk dalam latihan distribusi air minum.
C. Disain dan Spesifikasi Pipa
Umumnya kita menggunakan riol (pipa saluran ) yang berpenampang bulat. Pipa
bulat tidak sangat efektif, dalam hubungannya dengan system saluran meski bentuk yang
inilah yang kebanyakan digunakan dan hampir secara keseluruhan.
Untuk aliran dalam kondisi musim panas tidak begitu diperhatikan dibandingkan aliran
yang ada pada musim hujan, sebabnya dapat berakibat dapat terjadi perubahan kedudukan
tanah oleh rendahnya kecepatan aliran. Lihat gambar berikut.
Gambar 2.1. Kecepatan aliran
Penampang lintang dari pipa bergantung pada efisiensi aliran ( yaitu tujuan hidrolis
dan kekasaran bahan-bahan ), stabilitas struktur, mudah dalam perawatan, tahan terhadap
internal dan eksternal serta tanah terhadap korosi. Namun bila kita memiliki setengah elips
dari bentuk pipa, paraboala dan bentuk U, pada cabang terjadi pengurangan aliran dan
kecepatan yang tidak banyak begitu berubah. Namun bentuk-bentuk yang lebih menelan
biaya yang lebih tinggi pada konstruksi dank arena alas dasar yang sempit, pembagian
tekanan ada pada daerah yang lebih kecil. Begitupun bila bentuk yang lebih baik tidak
terpenuhi, kecepatan sendiri tidak boleh diberlakukan. Saluran bentuk telur juga dipakai
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 17
untuk pembersihan sendiri pada pengaliran yang lebih rendah. Ada beberapa bentu-bentuk
dari saluran berbentuk telur atau seperti telur dalam pemakaian. Bentuk standart yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini disebut “metropolitan”
R R
3 R
R/2
Gambar 2.2. saluran berbentuk telur
Dengan bentuk yang semakin mengecil pada bentuk telur pada pipa seperti yang
terlukiskan adalah dimaksudkan adalah untuk memanfaatkan kondisi itu dalam hal system
pembersihan sendiri oleh pipa tersebut dengan bantuan air yang ada. Sampah atau endapan
yang ada pada pipa terkumpul dalam suatu suatu daerah yang sempit yaitu dasar pipa.
Sehingga air yang mengalir dapat menghanyutkan endapan dengan tidak bekerja pada
daerah endapan yang luas seperti pada pipa yang berbentuk bulat.
Di Negara – Negara yang sudah maju teknik sanitasi atau drainasenya kebanyakan
telah menggunakan efisiensi bentuk pipa untuk tujuan – tujuan yang menghendaki system
sanitasi yang spesifik. Bentuk – bentuk pipa ini dapat dilihat seperti yang terlukiskan pada
gambar 2.3 di halaman berikutnya.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 18
Gambar 2.3. Bentu-bentuk penampang pipa drainase
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 19
Pada bagian sub B di atas telah dibicarakan mengenai pipa yang menyangkut material
penyusun, sifat, cara diproduksi, bentuk dan lain-lainnya. Di Indonesia dikenal spesifikasi
pipa saluran dibawah ini.
Tabel 2.1. Spesifikasi Pipa Saluran
No Jenis Pipa Spesifikasi Digunakan untuk
1 Pipa Tanah Liat biasa buatan lokal
Diameter 7- 15 cm, panjang 50-60 cm. Lengkap dengan macam-macam sambungan disambung dengan adukan.
Saluran buangan, air hujan khusus tanah yang tidak berair
2 Pipa tanah liat yang diglasir
Ø 10-30 cm, panjang 50-100 cm. Lengkap dengan sambungan alat penyambung cincin karet dan lem.
Instalasi air bersih, buangan air industri, kolam renang.
3 PVC
Ø 25-315 mm, panjang 600cm. Dengan sambungan dan disambung dengan lem dan cincin karet.
Instalasi air minum dan buangan
4 Pipa Besi Ø 24-800 mm, panjang 600 mm dengan fitting, disambung dengan thread.
Instalasi air minum
5 Pipa Asbes Ø 25-80 cm, panjang 600 cm, disambung dengan lem dan mortar khusus.
Instalasi air minum
6 Pipa Beton Ø 30-100 cm, panjang 50-100 cm disambung dengan beton dan mortar.
Instalasi air bersih dan buangan
2. Persyaratan Pipa
Telah pula dikelaskan pula pada pasal-pasal yang telah laul, tentang sedikit
persyaratan yang ada pada pipa. Untuk teknis lainnya dapat meliputi :
a. Mudah dalam penyambungan ;
b. Permukaan dalam harus cukup halus;
c. Permukaan yang tidak retak-retak;
d. Kedap air dan
e. Mudah diperoleh di pasaran.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 20
3. Kemiringan Pipa
Pipa harus dipasang dengan kemiringan yang cukup agar pada waktu mengalirkan
cairan dapat berjalan dengan lancer. Juga untuk mencegah banyaknya zat padat yang
mengendap dalam pipa yang lama kelamaan mengakibatkan penyumbatan. Kemiringan
yang dianjurkan dapat dilihat dari table di bawah ini.
Tabel 2.2 Kemiringan pipa yang dianjurkan
Ø ( mm ) Miring Minimum Miring Maksimum
65 1 : 4080 1 : 60100 1 : 60125 1 : 80150 1 : 80175 1 : 100200 1 : 150250 1 : 175
D. Sambungan Pipa Saluran
Pipa-pipa yang biasa digunakan adalah yang panjangnya kecil (0,5-5,5 m) disambung
bersama-sana menurut garis pipa yang dikehendaki. Bahan untuk penyambungan harus
memiliki karakteristik se[erti sifat tidak dapat ditembus, kekuatan, tahan lama, elastisitas,
adesifitas, sifat dapat dikerjakan, penggunaan yang ekonomis dll. Macam-macam
sambungan dipakai untuk pipa yang memiliki bahan-bahan yang berbeda.
1. Sambungan untuk Pipa Besi Tuang
Pipa besi tuang banyak dipakai dengan luas atau untuk sampai berdiameter 1,0 m.
Pipa ini tidak diserang oleh korosi dan umur pakai yang bisa lebih dari 200-250 tahun.
Kebanyakan pada air terbentuk jendol-jendol. Kerusakan ini dapat diperbaiki dengan
pemanasan pipa besi tuang sampai 315° C dan pencelupan dalam cairan bitumen (dengan
komposisi tiga bagian minyak dan satu bagian paranapthalene) dipanaskan sampai 160° C.
Pelapisan 3-5 mm mortar semen telah sangat memuaskan.
a. Sambungan Sumbat dan Lonceng
Sambungan yang digunakan kebanyakan biasanya sambungan yang
dinamakan “bell and spigot joint” seperti digambar di bawah ini. Menggunakan
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 21
timah sebagai bahan pengisi. Untuk pembuatan sambungan, ujung dibungkus
dengan cukup disekeliling salah satu sumbat pipa dan kemudian disisipi ke dalam
lonceng (lekuk pipa yang berbentuk seperti lonceng/disebut juga socket) yang
telah siap dikerjakan. Ujung diluruskan dan diatur dengan benang untuk
pelurusan. Paking atau ril penyambung gelang adonan dari lempung kemudian
dijepit disekeliling sambungan jadi rapatnya disesuaikan dengan rata terhadap
ujung luar lonceng. Timah mengerut waktu mendingin yang mengisi sambungan
dengan alat penyetel (mulanya memakai ukuran yang lebih kecil) dan palu dengan
berat sekitar 2 kg. penyetelan merupakan proses kecakapan dan diperlukan
pengawasan yang hati-hati, dengan kata lain sambungan tidak akan rapat.
Sambungan lonceng dan sumbatan harus dibayar mahal dengan biaya lebih tiggi
dan upah tenaga kerja untuk pengecekan.
Menggantikan timah seperti leadite, mental dan hidrodite telah digunakan
dengan luas. Campuran-campuran belerang dan substansi-substansi lain bisa
dipakai sebagai pasta atau pengisi. Bahan-bahan ini dicairkan dan dituangkan ke
dalam sanbungan-sambungan. Bahan yang dimaksud lebih ringan dan tidak
diperlukan pengecekan dan kini lebih murah. Tetapi sambungan yang begini
menjadi kaku tidak mesti dilengkapi sambungan penempatan yang baru terhadap
yang lama untuk menghindari terjadinya penurunan alur yang tidak sama.
b. Sambungan Semen
Sambungan semen ini juga telah digunakan untuk pipa besi tuang. Pipa ini
dijepit dimana menahan getaran , kejutan dan penurunan pada seperti sambungan
timah. Sesudah sambungan ini terpasang pada air semen dijejali kedalamnya
separuh dari dari seluruh bagiannya dengan alat pembantu pengecekan (lihat
gambar (b) berikut). Bila telah ditempatkan semen dan telah mengeras,
pengecekan dilakukan seperlunya. Kedalaman yang tersisa diisi dengan pasta
semen dan pengecekan dilakukan lagi.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 22
Gambar 2.4 Sambungan pipa memakai spesi
Gambar 2.5 Sambungan timah pada sumbat dan Lonceng Pipa
Sambungan ini bisa juga digunakan untuk pipa tembikar, dan pipa kaca dari
lempung.
c. Sambungan Mekanis
Sambungan mekanis dilengkapi dengan dua pipa ujung yang rata dari pipa
besi tuang dengan pemasangan bantuan mekanis, sambungan ini dikenal juga
dengan baik sehingga ‘victualic Joint’ (seperti gambar di bawah ini). Victualic
Joint ini terdiri dua bagian pemasangan yang dikepit sekeliling pipa. Sambungan
ini mengikat celah dekat ujung pipa dan menjepit gelang karet anti bocor atau
paking karet. Cukup klearans diantara kunci-kunci pemasangan dan celah-celah
untuk mengijinkannya adanya ekspansi, kontraksi atau defleksi. Sambungan ini
biasanya digunakan bila pipa-pipa terbuka (tidak ditanam) dan tangguh dalam
menghadapi getaran dalam hal ini jembatan. Sambungan ini bisa juga untuk pipa
baja dan pipa besi tempa.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 23
Gambar 2.6 Victualic Joint (mekanis)
d. Sambungan Terflensa
Sambungan ini, dua bidang rata, dimekanisis dan diberi flensa pada ujung-
ujung pipa yang disambung dengan penempatan paking karet keras diantara dan
palang yang rapat. Sambungan yang diberi flensa ini dipakai pada pipa-pipa
serambi dari pengerjaan perencanaan air, rencana pemompaan dan sebagainya
dimana kekuatan, kekakuan dan kelurusan merupakan kriteria utama.
Gambar 2.7 Sambungan Berflensa
e. Sambungan Khusus
Beberapa dari sambungan-sambungan lain digunakan untuk pipa CI dipakai
dengan alas an keperluan khusus. Ini termasuk sambungan ekspansi dan
sambungan kontraksi, sambungan fleksibel, sambungan double simpleks,
sambungan CI univeril serta lainnya.
2. Sambungan untuk Pipa-pipa Baja
Secara mekanikal, berflensa, sambungan khusus, sambungan ekspansi atau lainnya bisa
digunakan untuk pipa baja. Ujung pipa baja yang rata dapat disambung dengan pengelasan.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 24
3. Sambungan untuk Pipa Beton
Pipa-pipa bisa disambung dengan system sambungan “bell and spigot joint”.
Penyambungannya dilakukan mesti dengan persetujuan International Standard ( Si ) : 783
( ? ) – 1959.
4. Sambungan untuk Pipa RCC
Untuk pipa yang dicetak beton yang diperkuat dipakai untuk ukuran 0,4 – 2,5 m
panjang sampai 5 meter. Dibuat di pabrik untuk menahan tekanan statis 30 – 80 m.
perkuatan utama terdiri dari gelang – gelang disekeliling yang ditarik dengan keras oleh
kawat baja yang panjang sebagai bahan pengikat gelang tadi. Untuk pipa yang menahan
tekanan tinggi, dilengkapi dengan dua set gelang untuk itu. Beton dituang dalam cetakan
(matriks) yang terdiri dari semen yang diperkuat dengan tulangan dan kemudian cetakan
dituang dan diputar sepanjang poros yang panjang dengan kecepatan yang tinggi.
Sebagai mana pada sambungan RCC pipa, pipa – pipa yang berdiameter lebih kecil
dilengkapi satu sumbat pada salah satu ujung dan satu tap pada salah satu ujung yang lain
dan disambungkan dengan sebuah paking dari rami dan semen yang baik. Untuk pipa yang
berdiameter lebih besar, satu lubang pasak disetiap ujung dan satu tap/jarum dilain ujung
yang disambung dengan semen atau asphalt. Sambungan ini sering diperkuat oleh
perkuatan beton kerah dengan lebar yang cukup untuk menutup impitan sambutan ini.
Sambungan ini disebut sambungan “collared joint”.
Gambar 2.8 Ogee Joint
5. Sambungan untuk Pipa Semen Asbestos
Dalam penyambungan dua ujung pipa semen asbestos, gelang (kapling jepit)
dilengkapi dengan perlengkapan sambungan penumpu (butting) di ujung. Dua gelang
(cincin) karet dikompres (dijepit) diantara kapling jepit/sleve dan pipa ujung. Jenis
sambungan ini disebut “simplex joint”.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 25
Gambar 2.9 Sambungan Simplex Joint
E. PENEMPATAN SALURAN PIPA
Pipa saluran dapat ditempatkan di atas atau di bawah tanah. Penempatan pipa
saluran di atas tanah dimungkinkan bila harus melewati tanah terbuka berpenduduk hal
mana penempatan pipa di saluran bawah tanah harus dipilih bilaman pekerjaan ini harus
ditempatkan melewati kota-kota atau daerah yang sedang dibangun.
1. Penempatan Saluran Pipa di atas Tanah
Biasanya ini dilakukan karena ukuran yang besar yang membawa air dari sumber
yang jauh. Pipa-pipa ini umumnya terbuat dari baja.
Formasi lebar yang menguntungkan dipersiapkan sepanjang dipilih kelurusan dengan
memotong tanah yang luas, pengisian tanah beralkali rendah dan pembangunan yang
terpaksa melewati pekerjaan drainase. Formasi ini diijinkan untuk kestabilan (bila mungkin
untuk 2 atau 3 tahun) yaitu unuk menghindari penurunan. Pipa yang kemudian ditempatkan
di atas tanah ini dengan segera atau di atas beton rendah atau sokongan beton semen pada
jarak 5 – 15 m.
Pipa ini dibuat di pabrik atau dipesan pedesign dengan panjang yang sesuai, (2,5 – 15 m)
bergantung pada kemudahan dikerjakan dengan tangan, pengangkutan dan penempatannya
dalam posisinya. Untuk semua kelengkapan pipa, batangan-batangan pipa khusus mesti
digunakan. Batangan-batangan khusus pipa ini juga dilengkapi dengan berpedoman pada
gambar proyek. Bagian-bagian ini diselubungi blok beton semen massif atau bata beton
yang menyerap dorongan dan menjaga garis pipa dalam posisi bila aliran dengan pengaruh
pipa yang keras dan tidak membiarkan tanah longsor. Pipa saluran yang terpasang di atas
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 26
tanah terbuka yang utama adalah tahan terhadap perubahan-perubahan temperature udara,
sambungan ekspansi yang dilengkapi dengan jarak antara 20 – 30 m menahan tekanan
temperature di dalam bahan pipa.
Membersihkan katup katup udara, tekanan muka katup dan lain-lain dikerjakan pada
penempatan yang lebih penting sepanjang kelurusan. Bila panjang saluran pipa sangat
panjang , antara katup pintu air diberi jarak 1,5-5 km dan pipa saluran dibagi nilai
penampang. Persiapan ini memudahkan pengoperasian selama perbaikan dan perawatan.
Sesudah penempatan siap dengan baik, pipa dicat sisi luar dan dalam dengan cat pelindung.
Pelapisan ini melindungi dari serangan korosi dan memperpanjang umurnya.
2. Penempatan Pipa Saluran dibawah Tanah
Pipa-pipa saluran yang mendistribusi air ke tempat-tempat yang berbeda dan ke
tempat blok-blok rumah yang tersendiri ditempatkan dengan ditanam di bawah jalan dan
disebut pipa saluran di dalam tanah. Umumnya dibuat dengan pipa besi tuang disambung
dengan bantuan sumbu dan tiap sambungan. Detail jalan raya di dalam suatu kota
dipersiapkan mula-mula untuk memperli-hatkan dengan jelas posisi garis pinggiran trotoar,
pusat pipa-pipa yang akan dipasang dan ukuran-ukuran seluruhnya, lokasi-lokasi khusus,
jenis-jenis katup& hidran yang berbeda.
Untuk pipa saluran bawah tanah, mula-mula dibuat kelurusan garis di atas tanah
atau jalan raya untuk menempatkan tiang patok dengan jarak 30 m setiap kepanjangan yang
lurus dan jarak 10 sampai 15 m untuk garis kerja yang lengkung. Parit-parit yang kemudian
digali dasarnya direncanakan dengan hati-hati dan bahan-bahan yang digali dasarnya dijaga
untuk dipakai pada penimbunan kembali bahan tersebut ke dalam galian setelah
penempatan pipa. Penggalian bisa dikerjakan dengan menggunakan mesin seperti mesin
penggalian/power shovel dan lainnya dan parit-parit digali kira-kira 45 cm atau lebih dari
diameter pipa yang akan ditempatkan. Kedalaman pipa mesti minimum 75 cm dari muka
tanah yang dijaga di atas pipa untuk melindunginya dari lalu lintas. Jika dasar galian berada
pada muka yang lebih rendah dari tabel air, air ini mengumpul dalam parit dan harus
dipompa keluar. Untuk tanah yang lepas dan dalamnya yang lebih besar, galian atau parit
mesti dicegah dari munculnya lubang-lubang dengan tindakan pencegahan memasang kait
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 27
kayu atau membuat sekat. Pekerjaan ini mestilah dimulai dari tempat yang terjauh dari
sumber penyediaan dan akhirnya kearah atas.
Pipa-pipa dibawa ke tempat pekerjaan dengan pedati atau truck atau lainnya,
dibongkar dengan hati hati-hati sepanjang pipa saluran oleh dengan tanaga normal atau
mesin derek. Semua pipa-pipa dan alat bantu diberi aksi suara dengan palu yang ringan
gunanya untuk mendeteksi kerusakan yang ada. Pipa-pipa ini dipindahkan dengan derek
atau juga bisa diturunkan dengan manual. Untuk penyelamatan terhadap munculnya
penurunan yang tidak sama dan akibat konsekuensi yang mendapat perlakuan yang tidak
sama pada pipa, pipa mesti ditanam dengan sangat keras Pipa-pipa dibongkar dan
dibersihkan serta sambungan dibuat. Bila penyambungan terselesaikan tanah ditimbun
kembali dengan lapisan 15 cm. masing-masing diperciki dengan air dan dipadatkan. Untuk
kelurusan penempatan pipa mesti berlangsung terus langsung naik untuk memudahkan
penyambungan. Guna memperhatikan penempatan pipa-pipa, kurang dari 50 mm dalam
lubang dapat disekrup dengan besi sekrup (berdiameter 25). Yang penting dibor dan
dipasang keran dengan sekrup besi di dalamnya. Guna pipa berlubang 50 mm atau lebih
mesti dihubungkan khusus untuk simpang dan jalan berbentuk T yang disiapkan dalam
bagian yang penting. Persimpangan pipa yang khusus mesti juga dipakai untuk kegunaan
pipa-pipa yang berlubang kurang dari 50 mm. Dimana diameter yang perlu tidak lebih
besar dari penempatan pipa. Yang utama harus tidak ada kotoran bila pembuatan hubungan
dan bila perlu mesti dibersihkan. Pelayanan (guna) dari pipa air tidak mesti ditempatkan di
atas permukaan saluran (jalur saluran). Melintasi gedung harus tidak kurang dari 75 cm di
bawah permukaan tanah dalam.
Dalam kasus sub air tanah yang muncul dalam galian-galian harus digali sampai
hanya panjang yang kecil diluar titik penyambungan. Bila dasar galian berisiruntuhan dan
tanah lunak pancang pendorong bisa dipakai untuk pipa. Sambungan haruslah dikerjakan
dengan hati-hati sehingga tidak ada system saluran yang dapat mengalami kebocoran.
Pelapisan permukaan dalam serta luar dari pipa harus tidak merugikan selama seluruh
pekerjaan berlangsung. Pipa-pipa ini tidak dibenarkan ada dalam kondisi kotor. Ujung pipa
yang terbuka harus disumbat pada malam hari sehingga hewan-hewan tidak sampai masuk
ke dalam pipa. Para pekerja harus juga hati-hati tidak sampai meninggalkan sepatu pakaian,
pakaian, peralatan dan sebagainya. Beberapa bagian pipa bisa dipasang dalam waktu yang
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 28
sama. Perhatikan sistem penyediaan air panas, untuk system ini mesti dikerjakan lewat
persetujuan yang ada dalam IS : 2065-1963.
3. Beberapa Pekerjaan Pemasangan/Penyambungan Pipa
a. Pemasangan Pipa Saluran Pembuangan
Pada pembuangan domestic ditempatkan dalam parit yang digali sampai kedalaman
dimana pipa masih mempunyai kemiringan yang memadai. Minimal diambil kemiringan
yang besarnya 3%, agar tidak memungkinkan terjadi sedimentasi dan diameter minimal
150 mm. Untuk pipa pembuangan yang diletakkan di atas permukaan tanah kemiringan
minimal 1% dan diameter minimal 100%. Harus hati-hati sekali pada sambungan-
sambungan, belokan dan pada perubahan sudut. Pada tempat ini sangat dianjurkan dibuat
lubang atau ruang inspeksi. Tahap-tahap pemasangan pipa dapat diikuti pada beberapa
ketentuan yang mendasarinya seperti :
(i) Pipa saluran harus diletakkan diatas landasan atau pondasi yang kompak (padat)
tanah atau betonnya, gambar 2.10 di bawah
(ii) Pemasangan pipa pada dasar tanahnya yang berbatu-batu, pipa jangan dan tidak boleh
bersentuhan dengan batu tersebut, dengan demikian lekukan pekerjaan pengurungan
menjadi 5 cm, gambar 2.11 di bawah.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 29
(iii) Semua akar pohon mesti dipotong, karena akan membahayakan kondisi pipa
yang berakibat pipa akan rusak yang akhirnya umur pakai pipa menjadi lebih singkat dari
yang diperhitungkan oleh sebab pengaruh asam atau basa dari akar pohon, gambar 2.12.
(iv) Sebelum dipasang pipa harus diperiksa, permukaanya harus bebas retakan-retakan
atau pecah/retak, rusak karena lain sebab, gambar 2.13 di bawah.
(v) Setiap sambungan pipa dibawahnya atau tanah dasarnya atau galian dibuat lekukan
agar semua pipa menyentuh dasar galian.
(vi) Periksa kemiringan galian apakah sudah membentuk garis lurus, gambar 2.14.
(vii) Isi dasar galian dengan bahan atau urungan atau adukan sebagai lantai kerja yang rata.
Gambar 2.15 di bawah
(viii) Pemasangan pipa pada tanah bekas timbunan/galian sebaiknya dipasan diatas suatu
pondasi yang merata atau pada jarak tertentu untuk menghindari agar kedudukan pipa tidak
mengalami perubahan, gambar 2.16 di bawah
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 30
(ix) Perletakan pipa dimulai dari ujung yang rendah, gambar 2.17 di bawah.
(x) Untuk pipa PVC harus dipasang yang lurus kemiringannya, gambar2.18 di bawah
(xi) Untuk lobang galian yang banyak air, air dipompa keluar lalu dipasang pasir untuk
kedudukan pipa, perlu dibuat kayu penyokong/turap besi untuk memisahkan dari lantai
kerja dan bisa dipompa terus menerus sambil memasang pipa, gambar 2.19 di bawah.
(xii) Pipa saluran yang dipasang di bawah lantai harus diberi turap dan kelurusannya harus
dijaga, gambar 2.20 di bawah.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 31
(xiii) Pipa saluran yang dipasang di bawah bangunan harus benar-benar ditutup dan dijaga
kelurusannya. Karena tidak mungkin akan direparasi di kemudian hari.
(xiv) Alat water pass harus digunakan untuk memasang pipa dengan kemiringan dan
kelurusan yang tepat, yang kemiringannya tidak kurang dari 1 : 80.
b. Profil Penempatan PipaBentuk profil penempatan pipa bergantung pada kondisi tanah untuk menjamin
kekuatan dan umur pakainya.
Profil I :
Dimana lantai pipa padat dan berdaya dukung baik,pipa berdiameter sampai 45 cm
dapat ditempatkan diatas lantai pasir minimal 5 cm tebalnya.
Profil II :
Lantai parit dengan kepadatan sedang dan masih berkualitas baik. Pipa berdiameter
berapa saja, dapat diletakkan diatas lantai pasir minimal 10 cm tebalnya. Pada jarak – jarak
tertentu pada sambungan dipasang lapisan beton K 125 disekeliling pipa untuk
menghindari bergesernya pipa.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 32
Profil III :
Untuk berbagai kondisi tanah dan segala jenis pipa dengan diameter sembarang.
Cara inipun cocok untuk tanah yang kedap air.
Profil IV :
Untuk berbagai jenis pipa dan kondisi tanah. Dengan ini pipa sanggup menahan
beban kendaraan atau gaya – gaya lateral yang lebih berat.
F. PENGETESAN PIPA SALURAN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 33
Sebelum jaringan saluran (saluran pipa yang telah selesai dipasang) digunakan ,
pipa mesti dicoba untuk menjamin bahwa tidak ada retakan atau patahan yang terjadi dalam
piapa saluran dan tidak ada kebocoran sepanjang pipa saluran.
1. Pengetesan jaringan pipa diatas tanah
Jaringan pipa (pipa saluran) diatas tanah ini dites dengan penyuaraan (tes bunyi).
Prosedur pengetesan yang dilakukan seperti dibawah ini :
(a) Satu bagian diantara dua katub masuk / keran tutup pipa saluran dirusak
untuk waktu pengujian.
(b) Salah satu dari katub keran ditutup serta air dimasukkan kedalam pipa lewat
katub masuk yang satu lagi.
(c) Untuk katub masuk keran penutup yang kedua ditutup dan pada bagian pipa
saluran ini diisolasi dari yang tersisa pada saluran ini.
(d) Alat pengukur tekanan kemudian distel pada jarak 0,8 – 1 km diatas/puncak
lewat lubang sebelah kiri yang diperlukan.
(e) Pipa saluran pda p[engetesan dihubungkan ke sisi pipa penerima lewat katub
masuk pengukur kecil.
(f) Pompa dijalankan untuk membuat tekanan di dalam pipa, dikerjakan sampai
mencapai nilai tekanan yang direncanakan/ bisa dibaca dari alat pengukur
tekanan yang ditempatkan sebelum berselang.
(g) Katub pembebanan ditutup dan pompa dimatikan / tidak terus berhubungan.
(h) Pipa saluran dijaga dalam keadaan bertekanan selama 24 jam dan diinsfeksi
untuk mencegah kesalahan dari kebocoran, kerusakan pada sambunga. Air
kemudian dikosongkan melalui skor katub masuk dan kerusakan diobservasi
selama pengujian dikerjakan.
2. Pemberantasan hama pipa saluran
Sebelum perawatan pada pipa saluran maka pipa saluran harus dibersihkan dari
pengaruh hama. Pemberantasan atau oleh sebab serangan perauk lain, dilakukan dengan
memasukkan air atau menambah klorin dalam jumlah tertentu untuk pemeliharaan yaitu 50
ppm. Residu klorin ini dipelihara selama 24 jam dan pipa saluran dikosongkan dan dialiri
dengan air bersih.
3. Pengujian pipa saluran dalam tanah
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 34
Sesudah penyambuingan pipa saluran yang cukup panjang pipa saluran ini diuji
tentang kerusakan yag mungkin ada. Katub keran penutup biasanya ditempatkan 250 m
antara jarak dari jalan lalu lintas.
4. Tes air pipa saluran
Pengujian ini berlaku dengan pemakaian blok khusus atau sumbat yang biasanya
pengujian dilakukan diantara dua lubang masuk sisitem pipa saluran. Ujung pipa terendah
disumbat dengan dilengkapi tutp lengan (kanvas) dan dipompa dengan pompa penuh udara,
dan diisi dengan bagian berair. Ujung atas disumbat dengan corong penyiraman yang
biasanya didirikan atau direndahkan sampai batas yang diperlukan dan dpertahankan untuk
pengobservasian. Pengujian 1,5 m air dalam hal ini pipa terbuat dari bahan batuan, pipa
beton dan 9 m air untuk besi tuang.
Menurut internasional standard specifications, kebocoran yang diizinkan untuk
Waktu 10 menit dari system saluran adalah 2 liter/cm. Adanya depresi pada muka saluaran
pada waktu pengujian air bias dikarenkan oleh kebocoran sambungan yang mesti
ditentukan letaknya dan kerusakan harus diperbaiki.
5. Pengujian Kelurusan dan halangan pada pipa saluran
Menurt spesifikasi international standard, ada pengujian yang diberlakukan menurut
cara dibawah ini :
a. Dengan air
Uji air harus diterapkan untuk setiap properti saluran tidak peduli apa pun jenis
bahan yang digunakan. Ini adalah yang paling parah dari semua tes untuk menentukan
tingkat kesehatan dari pekerjaan pipa.
Sebelum pengujian manapun dapat memulai bekerja pie harus disegel dan dibuat tahan air
di bawah titik puncak mengisi. Untuk melakukan pengujian ini sumbat atau bola pengujian
digunakan. Dua tipe utama adalah:
1. pengujian plug Plain (halaman selanjutnya)
2. pengujian bola Inflatable (halaman selanjutnya)
Setelah semua bukaan adalah sistem tertutup bisa diisi dengan air untuk t dia titik tertinggi
dari properti drain atau jika dianggap perlu untuk ketinggian tambahan seperti otoritas
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 35
dapat meminta air limbah.
The jangka waktu uji air akan tergantung pada bahan yang digunakan untuk membangun
saluran properti.
Pengujian dengan air plug Plain pengujian plug
Standar pengujian plugs
pengujian bola karet
Kayu mendukung terhadap uji plug
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 36
Penempatan plugs pengujian standar untuk menutup menguras
Metode pengujian saluran
1. Catatan tekanan inflasi yang benar pada bagian bawah bola uji
2. Koneksi cepat coupler untuk bola tes atau katup pada selang perpanjangan jika
diperlukan
3. Masukkan bola seluruh tes dalam pipa yang akan disegel
4. Mengembang bola uji tekanan disarankan
5. Hapus pompa dengan cara melepas coupler cepat
6. Uji baris jasa property
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 37
7. Menggembosi bola uji dan menghapus dari garis pipa
CATATAN: Sebuah selang ekstensi dan rantai dapat dipasang ke te bola uji. Hal ini akan
memungkinkan untuk menguji bola untuk ditempatkan di beberapa posisi yang nyaman
lain., Jika tidak diperlukan dekat ujung terbuka. Setelah di posisi bola uji kemudian dapat
memompa melalui selang ekstensi.
b. Dengan penempatan cermin
Pada salah satu ujung pipa saluran dan sebuah lampu pada ujung lainnya bila pipa
saluran yang ditempatkan lurus, gelang (ring) penuh dengan cahaya yan dapat terlihat
jika saluran pipa tidak lurus akan terlihat nyata kaca mengindikasi adanya halangan
dalam pipa
Setelah air atau asap pengujian drain properti, tes cermin dapat diaplikasikan oleh
pejabat berwenang. Tes ini akan menentukan kelurusan dan jika ada penghalang.
sumbat Percobaan bola, dan topi pemeriksaan dihapus dan cermin ditempatkan pada
malaikat 450 mengeringkan dalam pembukaan inspeksi.
Cermin obor atau kedua di kemudian dimasukkan dalam pembukaan inspeksi di
ujung lain.Dengan melihat ke bawah melalui lubang inspeksi pada cermin saling
berhadapan akan dibelokkan pada 900 di sepanjang bagian dalam saluran pembuangan.
Setiap cacat seperti an menyelaraskan salah atau pipa melengkung, pipelaying
mudah dapat dilihat di cermin, serta halangan yang mungkin telah mengajukan di
dalam parit itu.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 38
Cermin pengujian
Tampilan melalui saluran menggunakan mirror
c. Dengan menggunakan bola karet
Dengan menyiapkan bola rat bediameter 13mm atau < diameter pipa
diujung yang lebih tinggi dari pipa saluran. Bila tidak halangan mortar akan
memproyeksi melalui samnbungan, bola akan nbalik berguling kebawah dan
keluar melalui ujung yang lebih rendah.
Langkah-langkah yang diperlukan saat menggunakan pengujian bola karet
.
Bagaimana untuk menguji berbagai jenis pipa dengan air.
U.P.V.C. dan besi tuang
Setelah mengisi drain dengan air, uji harus dipertahankan untuk jangka waktu
tidak kurang dari lima menit. Ini harus diperhatikan oleh pejabat berwenang.
Setelah lima menit berlalu ada tidak boleh ada kebocoran terlihat dan tingkat air
harus pada ketinggian yang sama seperti ketika tes dimulai, tidak ada air make
up diperbolehkan.
UPVD, besi tuang, tembaga atau paduan tembaga properti saluran dapat diuji
untuk menahan tekanan yang diberikan dari kepala vertikal, yaitu, tidak ada
pembatasan tinggi pada pipa terendah.
Hasil Vitrifikasi tanah liat properti dengan mengalirkan air, uji harus
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 39
dipertahankan untuk jangka waktu 5 menit. Ini harus diperhatikan oleh pejabat
berwenang.
Setelah 15 menit berlalu, jumlah diukur tambahan air harus mungkin diperlukan
untuk mempertahankan tingkat asli.
Tes akan berhasil jika tidak ada kebocoran terlihat dan kuantitas air make-up
tidak melebihi berikut:
1. Liter per meter panjang 100 mm drain 1,5 liter per 30 meter panjang
150 mm pengairan.Catatan: air make up diperlukan untuk
memperhitungkan penyerapan air ke dalam pipa tanah liat ke
Vitrifikasi dan perlengkapan. Tidak boleh ada kerugian air pada sendi.
Ketika tanah liat Vitrifikasi pengujian mengalir kepala vertikal pada
pipa terendah tidak boleh melebihi 3 m. Jika kepala lebih dari 3 m
properti harus diuji sectional sehingga pipa terendah tidak dikenakan
kepala melebihi 3 m.
Alasan bahwa kepala maksimum ditetapkan adalah untuk melindungi
kesehatan dari cincin karet bisa lepas dan bergabung dengan
kebocoran.
d. Dengan slide
Bahan ini merupakan lempengan dari baja ujungnya membentuk panah jika
seandainya dalam slide terbentur, maka berarti pemasangan pipa tidak lurus.
Pada cabang-cabang pendek atau bagian dari properti saluran, yang tidak dapat
diperiksa secara visual, seorang perwira otoritas dapat menggunakan slide untuk
memastikan tidak ada bibir pada sendi atau obstruksi pada garis tiriskan.
Sebuah slide terdiri dari sebuah plug baja sedikit pun fleksibel poros baja pega
menempel pada steker baja.Slide dimasukkan melalui inspeksi terbuka dan akan
mengikuti setiap perubahan ke arah yang mungkin terjadi pada baris tiriskan.
e. Dengan asap
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 40
Asap dimampatkan kedalam pipa , ujung- ujung disumbat bila terdapat asap
yang keluar maka ini berarti pemasangan pipa tidak rapat atau bocor.
Pengujian properti saluran dengan menggunakan asap sangat nyaman dan
bersih berarti pengujian garis drain untuk kesehatan. Asap pengujian adalah alternatif
untuk menggunakan air.
Uji asap dapat secara efektif diterapkan pada instalasi memenuhi. Tidak ada
batasan di atas kepala vertikal drain sedang diuji, tidak peduli apa bahan yang
digunakan.Uji asap dapat diterapkan melalui pembukaan drain nyaman.
Panjang pendek pipa tanah liat Vitrifikasi harus ditempatkan dalam pembukaan
drain yang aparat pengujian asap yang akan dipasang. Pipa pendek untuk mencegah
kepala yang berlebihan dari merusak pembukaan drain.
Masalah ketika asap dari bukaan sepanjang saluran secara efektif tertutup, yaitu,
perangkap drainase semua dan lemari air seal diisi dengan air. Semua ujungnya terbuka
lainnya harus ditutup dengan sumbat pengujian atau bola pengujian.
Asap ini terus dipaksa ke instalasi pembuangan selama lima menit setelah
memblokir membuka semua. Ini harus diperhatikan oleh pejabat berwenang.
Setelah 5 menit berlalu ada tidak boleh ada kebocoran terlihat.
catatan: Tekanan dalam garis pembuangan harus setara dengan 25 milimeter untuk
menyediakan tes yang efektif.
(i) Penimbunan Kembali
Sesudah pengujian menjamin konstruksi pipa saluran denganm standard yang
diizinkan (diinginkan), galian diisi kembali dengam pemadatan dengan tanah denga
ketebalan lapisan 15 – 20cm dan ketebalan lebih besar diatas puncak akhir penimbunan
dikerjakan sampai 15cm ditas muka tanah untuk pipa saluaran permukaan jalan raya
dengan terusan sewktu- waktu untuk pembuatan trotoar jalan raya biasa dipercaya.
7. Tindakan pencegahan/pemeliharaan pipa (saluran)
a. Pipa penyediaan air harus tidak melintasi (memotong saluran pembuangan, meanholes,
sumur jamban, lubang debu atau lubang pupuk dll). Sebab semuai ini mengakibatkan
mengotori air yang lewat melalui sambungan yang bocor.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 41
b. Pipa-pipa yang terbuka dalam banguna atau diluarnya, harus dilindungi dengan cukup
untuk menghindarfi kerusakan atau pembekuan.
c. Pipa-pipa penyediaan air Cuma membawa iar yang disediakan oleh pekerjaan air saluran
dan tidak ada air lain yang mengotori.
d. Pipa-piapa (jika tidak dibwah gedung) harus ditutup denga lapisan tanah terendah
minimal 75cm.
e. Diameter pipa utama yan terbesar ditempatkan pada arah perkembangn satu kota
f. Tipe system distribusi ditentukan sesudah dipelajari bentuk suatu kota. Kota dapat dibagi
dalam daerah – daerah yang berbeda menurt kedataran (muka air) dari bagian yang
bervariasi dan air disediakan daerah ini oleh reservoir-reservoir yang tersendiri. Pentup
yang mengisyarat dilengkapi keran yang gunanya menghindari kerugian
BAB IV
SISTEM DRAINASE
A. PENDAHULUAN
Drainase adalah jaringan (pipa) buangan yang bisa melalui system riool, biasanya
ditempatkan di permukaan tanah, mengalirkan air yang berasal dari buangan saniter dan
pipa/saluran air hujan ke tempat-tempat pembuangan.
Cara yang biasa adalah dialirkan dahulu ke dalam drainase untuk dan selanjutnya ke
instalasi pengolahan air buangan terdekat.
Cara lain adalah membuat instalasi pengolahan air buangan kecil pada lokasi setempat. Ini
adalah system drainase yang berlaku untuk atau pada rumah tangga, atau pergedungan.
Disamping ada system drainase untuk jalan raya.
B. SISTEM DRAINASE PADA JALAN RAYA
1. Pendahuluan
Air dapat membantu dan merusak jalan. Air dapat ditemukan dalam bentuk air
tanah (air dalam tanah), air permukaan (kolam, sungai), atau air hujan ( yang akan menjadi
air permukaan ). Air dapat merusak dalam dua cara : dengan membawa tanah (erosi atau
pengerusan) atau dengan membuat jalan itu sendiri berkurang kekuatannya terhadap lalu
lintas (menurunkan kapasitas daya dukung jalan).
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 42
Drainase adalah kegiatan konstruksi yang paling penting yang terdiri dari drainase
permukaan jalan (camber/kelandaian melintang), saluran samping, saluran pembuangan
dan saluran melintang, yang disebut gorong-goron. Pekerjaan drainase harus secepat
mungkin dikerjakan setelah penggalian. Saluran penangkap air harus dan sudah dibuat
sebelum ada penggalian. System drainase adalah bagian yang terpenting dari semua
komponen-komponen berbeda yang ada dalam pembangunan suatu jalan tanah dan jika hal
ini gagal maka seluruh jalan bisa tergerus atau tidak bisa dilalui sama sekali.
Drainase permukaan lebih dikenal sebagi kelandaian melintang (dalam beberapa hal
adalah superelevansi). Adalah sangat penting untuk mempunyai suatu system drainase yang
baik yang memungkinkan air mengalir dan keluar jalan secepatnya.
Sistem ini terdiri dari :
Drainase permukaan jalan : yang memungkinkan air mengalir keluar dari jalan.
Saluran samping dan saluran pembuang : lebih dikenal sebagai selokan dari mata air
disalurkan ke saluran pembuang.
Saluran penangkap air : yang akan menampung/mengumpulkan sekaligus mengalirkan
air ke permukaan sebelum air mencapai jalan.
Penahan gerusan : yang menahan/mencegah terjadinya erosi pada saluran dengan
menurunkan kecepatan air.
Gorong-gorong : adalah saluran melintang yang akan mengalirkan air pada saluran
samping melalui bawah permukaan jalan ke sisi yang lain.
Saluran air tanah : dibuat untuk menurunkan muka air tanah atau untuk mengalirkan air
yang terperangkap (sumur).
Semua saluran-saluran ini harus bekerjasama bersamaan jika mengharapkan hasil
yang baik dan ini merupakan tugas yang mesti dikerjakan/ dilaksanakan oleh setiap ahli
teknik jalan raya.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 43
2. Drainase Permukaan Jalan.
Tujuan drainase permukaan jalan adalah mencegah air menggerus perkerasan jalan
atau berpenetrasi ke dalam jalan.
Karena itu untuk menghindari kerusakan ini didapat dengan membentuk (jalan sedemikian
rupa) sehingga air dapat mengalir bebas ke saluran samping. Tentu saja penting juga bahwa
permukaan jalan tidak berlubang atau retak-retak.
a. Kelandaian melintang
Kelandaian ini adalah kemiringan dari tiap-tiap as jalan kea rah tepi jalan yang
bersangkutan. Pengecualian, pada lengkung, kelandaian diganti oleh superelevansi yang
membuat air mengalir kea rah sisi dalam lengkung. Pada daerah perbukitan dimana lebar
jalan diperkecil, akan lebih baik juga untuk membuat superelevasi terhadap lereng bukit
dari pada kelandaian. Hal ini terutama untuk digunakan pada bagian-bagian yang licin jika
basah.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 44
b. Pembuatan kelandaian
Kelandaian dibentuk dengan mengahampar tanah yang telah ditumpuk pada jalan selama
proses penggalian dan pembuatan lereng sisi jalan. Tentu saja jumlah tanah sepanjang as
jalan tersebut harus cukup untuk pembentukan kelandaian yang sudutnya benar, (sebelum
pemadatan 7 % yang akan lebih sama dengan 5 % setelah padat). Kelandaian diperiksa
dengan menggunakan papan kelandaian yang berhubungan dengan nivo level. Kelandaian
harus diperiksa selama pembangunan.
Daftar Kamber yang Disarankan.
Jenis Permukaan Jalan Kamber dalam %
1. jalan tanah2. jalan kerikil3. macadam basah4. penetrasi macadam5. bitumen macadam6. surface dreshing7. premix
4 – 63 - 63 – 42,52 – 2,52,52 – 2,5
Kemiringan pada superelevasi fungsinya dari pada drainase tetapi angka-angka di bawah
ini dapat digunakan sebagai pedoman.
Jari-jari lengkungan Superelevasi
15 - 20 7
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 45
250 - 500
550 - 1000
3,5 - 6
2,5 - 3
Bahu jalan dari tanah lebarnya sebaiknya 150 sampai 250 cm dengan kemiringan 5
%. Tepi jalan lalu lintas perlu sama tinggi bahu jalan, dan perlu ditanam rumput untuk
menahan erosi. Bahan-bahan yang berpasir yang kurang mengandung butir-butir halus
tererosi dengan mudah dan sukar ditumbuhi oleh rumput. Perlu untuk dipertimbangkan
bahan-bahan masukan atas satu tindakan seperti : (I) menyirami bahu itu dengan bubur
lempung atau (II) diperbaiki menjadibubur keras atau bertutup aspal.
3. Saluran Samping
Saluran samping mempunyai fungsi ganda :
a. Untuk menghimpun dan mengalirkan air permukaan keluar badan jalan dan
b. Untuk menyediakan bahan yang cukup untuk pembentukan kelandaian
melintang jalan (drainase permukaan jalan).
Saluran samping baik bila dikerjakan dalam dua tahap yang terpisah :
a) Penggalian (pembuatan) saluran persegi empat.
b) Pembuatan lereng (melengkapi saluran dengan membuat lereng terhadap as jalan)
Prinsip lain untuk saluran samping misalnya penahan gerusan akan menjaga system
drainase dan timbunan terhadap erosi dan kita harus menyediakan tempat, bagaimana
system drainase itu bekerja selama hujan pertama kemudian memperbaiki hal-hal yang
masih lancar.
Fungsi saluran samping adalah mengumpulkan air dari badan jalan dan daerah
sekitarnya, jika ada penggalian. Bahan galian digunakan untuk membantu drainase permu-
kaan jalan yang paling penting yaitu kelandaian melintang. Karena itu ukuran saluran
samping harus cukup untuk menampung aliran air. Bahan galian harus cukup untuk mem-
buat kelandaian padat sebesar 5%. Jika lebar jalan 4,5 m harus dibuat dengan kemiringan
padat 5 % (7 % lepas) ukuran saluran harus seperti tergambar (luas =0,6+0,2-0,36 m2).
Jika ada selokan pada kedua sisi jalan, kedalaman setiap selokan bias dikurangi 0,3 m.
Tanah dari selokan pertama dapat digunakan untuk meninggikan elevasi pada jalan. Pada
daerah yang datar atau hamper datar harus direncanakan untuk mendapatkan kelandaian
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 46
memanjang antara 2-5% (1:5 dan 1:20). Dengan kelandaian kurang dari 20 % dapat dengan
mudah terjadi pengendapan sedangkan dengan kelandaian lebih tajm dari 20 % dapat
dengan mudah terjadi penggerusan.
Pembangunan selokan samping
Selokan samping dibangun dalam 2 tahap: pertama digali saluran segi empat dan
kemudian dibuat lereng baru bawah kearah badan jalan. Tanah yang didapat dari galian
ditempatkan pada tengah jalan (lihat gambar). Alasan pnggalian seloan seperti ini adalah
untuk kemudahan pengukuran dan pengawasan dari pada langsung dibuat bentuk V
sekaligus. Ukuran lebar dan dalam yang benar diperiksa dengan sebuah tongkat yang telah
dipotong pada ukuran yang tepat. Setiap pekerja yang bekerja pada drainase harus
mempunyai tongkat masing-masing.
4. Saluran pembuang
Saluran pembuang mengalirkan air dari saluran samping ke daerah yang rendah.
Jika mungkin saluran ini harus ditempatkan pada interval seperti daftar di bawah ini. Pada
perinsipnya semak banyak saluran samping maka semakin banyak air dialirkan maka
kondisinya semakin baik pula.(seperti gambar di bawah ini).
Daftar interval saluran pembuang
Kelandaian jalan (%)
Tidak boleh lebih dari (M) Jika mengalir air ke daerah pertanian (M)
12 4010 808 120 jika lebih terjadi
penggerusan20-50 dimana mungkin ke daerah batas antara daerah pertanian
6 1604 2001-2 50 jika lebih akan terjadi
penggerusan
Bahwa yang ada dalam daftar adalah jarak maksimum, lebih cepat air dilairkan ke
luar dari jalan, kerusakan yang terjadi akan semakin kecil (baik untuk penggerusan
ataupun pengendapan). Jika mungkin air yang dibuang dari saluran-saluran pembuang
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 47
disalurkan ke daerah-daerah pinggiran yang tujuannya untuk menghindarkan kerusakan
tanah pertanian. Tanah yang didapat dari penggalian salurann harus dibuang kebagian
bawah drainase dan saluran pembuan harus mempunayi kelandaian minimum 2%.
5. Saluran penangkap dan penahan gerusan
Saluran penangkapmengalirkan air permukaan yang dating dari daerah yang lebih
tinggi sebelum mencapai jalan. Saluran penangkap air adalah yang kurang lebih sejajar
jalan. Jika memungkinkan saluran penagkap diarahkan ke kolam-kolam saluran air alami.
Saluran penangkap biasanya mempunyai penampang persegi dan tanah galian harus
dibuang kea rah kaki dari saluran.
Penahan gerusan mengurangi kecepatan air di selokan-selokan sehingga
mengurangi penggerusan. Penahan air harus ada pada selokan-selokan yang mempunyai
kelandain lebih besar dari 6 %. Beberapa jenis tanah mudah tererosi dari pada yang
lainnya, sehingga pada jenis kelandaian yang lebih kecil (dapat dilihat pada jalan setelah
hujan yang pertama). Jika kelandaian memanjang cukup tajam air akan mengalir dengan
cepat. Karena itu jika tidak diperhitungkan pelindungnya bisa terjadi penggerusan. Cara
yang paling sederhana, di samping mengurangi volume air dengan mengalirkan air ke luar
dari jalan keluar pada interval yang pendek (saluran pembuang) adalah dengan membuang/
mengurangi kecepatan air dengan membuat penhan gerusan di saluran-saluran. Penahan
gerusan menhan endapan yang terbawa arus air dan membeuat sebaris hambatan air terjun
dengan kelandaian yang rendah. Penahan gerusan dari pasangan batu bata atau beton juga
dapat dibuat, tapi lebih sering tidak dibuat karena mahalnya, Tergantung keadaan medan
dan jenis tanah, gorong-gorong mungkin dibutuhkan.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 48
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 49
6. Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah saluran melintang di bawah jalan dan fungsinya untuk
mengalirkan air dari daerah yang lebih tinggi pada sisi jalan ke daerah yang rendah pada
sisi jalan yang lain. Bentuk gorong-gorong yang paling umum adalah sebaris pipa beton.
Diameter pipa tidak boleh lebih kecil dari 60 cm (24”) karena pipa yang lebih kecil
cenderung tersumbat.
Untuk gorong-gorong cincin pipa, cincin terbuat dari beton dan dapat dibuat di lapangan.
Diameter yang paling umum adalah 60 cm atau 80 cm. Sambungan antara cincin tidak
boleh disemen tetapi ditutup dengan sehelai kertas tar. Tergantung keadaan, daripada
menggunakan diameter yang lebih besar yang akan memerlukan penimbunan yang tinggi di
atas pipa, dapat digunakan diameter yang lebih kecil dalam dua baris atau lebih. Jarak
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 50
antara baris-baris tersebut paling sedikit satu kali diameter cincin dan satu baris harus
ditempatkan lebih rendah dari yang lain untuk mendapatkan arus lebih kecil tanpa
pengendapan.
a. Lubang pemisah minyak berguna untuk memisahkan minyak yang tercampur dengan air
misalnya air pembuangan dari tempat pencucian mobil, dari pabrik-pabrik, dan lain
sebagainya.
b.Bak pemisah dan pegedap sampah untuk air buangan dari industri-industri.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 51
c.. Septick tank yaitu suatu lubang khusus dibuat untuk menghancurkan kotoran-kotoran
yang masuk lalu menyalurkannya.
d. Peresapan yaitu lubang yang dibuat khusus untuk mengisap air buangan dari septictank:
e. Lubang pemurnian air, yaitu lubang yang dibuat sedemikian rupa dimana air bagunan
yang mengandung zat kimia dimurnikan kembali dengan obat khusus.
2. PROSEDUR PEMBUATAN LUBANG INSPEKSI
a. Ambil sebuah pipa beton diameter 60 cm dan tinggi 60 cm, dan tegakkan pada
lantai yang datar.
b. Tandai dengan penil pada ketinggian 45 cm sebagai as pipa masuk.
c. Tandai juga pipa pembuang yakni lebih rendah dari pipa masuk tadi sesuai
dengan kemiringan pipa saluran yang akan dibuat.
d. Lalu pipa beton itu kita lubangi dengan pahat besi, yaitu pas pada tanda yang
sudah diberi tanda tadi, pemahatan harus hati-hati agar pipa itu tidak pecah atau
retak.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 52
e. Setelah kita buat satu lubang untuk pipa masuk dan satu pipa lubang untuk pipa
pembuang, maka galian tanah sebesar diameter pipa sedalam 40 cm.
f. Sesudah itu pipa beton dimasukkan ke dalam lubang dengan posisi tegak seperti
semula, dan diatur sehingga pinggir atasnya waterpass.
g. Potong pipa PVC diameter 10 cm sepanjang 30 cm dan dipasang sepanjang
lubang masuk tadi dengan merekatkannya pakai adukan pasir semen.
h. Pipa pembuang disambung dengan pipa PVC, dan dipasang dengan lubang
pembuang dengan pembuang siku di dalam pipa beton, dan penyambungannya
juga dengan adukan pasir dan semen.
i. Lalu sekeliling pipa beton itu ditambah dengan tanah, dipadatkan dan di
permukaannya diberi rabat koral.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 53
j. Kemudian dasar pipa beton sebelah dalamnya dicor dengan beton sebagai lantai
beton sebagai lantai dari lubang inspeksi itu, permukaan lantainya harus cukup
halus agar mudah dalam pembersihannya.
Begitu juga dalam pembuatan lubang-lubang inspeksi lantainya, pokoknya prosedur
kerjanya hampir sama walaupun objek tidak sama
G. PENGGALIAN TANAH YANG MELINTASI JALAN RAYA
Apabila suatu pekerjaan galian yang melintasi jalan raya, maka suatu
gangguan terhadap lalu lintas tidak dapat dihindari, untuk itu perlu dipasang rambu-rambu
lalu lintas untuk menghindari kecelakaan pada kenderaan yang lewat di daerah itu.
Untuk itu saran-saran berikut ini adalah baik untuk diikuti dan harus disesuaikan dengan
peraturan lalu lintas setempat.
Saran-saran itu adalah sebagai berikut :
1. Adalah penting sekali memberi pengumuman tentang perbaikan jalan , pekerjaan
pemasangan saluran pipa, atau pemasangan kabel listrik, dsb, pada kedua arah jalan
dengan jarak minimum 200 m dari lokasi kerja.
2. perlu dipasang rambu-rambu tentang pengurangan kecepatan kenderaan yang
sedang melaju. Rambu-rambu ini dipasang pada jarak yang cukup agar para
pengemudi tidak terburu-buru mengerem kenderaannya untuk memperlambatnya.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 54
3. jika tidak ada lampu pegatur jalan, sementara yang dipasang pada lokasi kerja, perlu
dipasang rambu-rambu yang memberitahukan kenderaan dari arah mana diberi
prioritas menerus sehingga tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada daerah kerja.
4. adalah perlu sekali melindungi daerah kerja kita, serta penempatan dan alat-alat dan
bahan-bahan dengan pagar pengaman disekitar lokasi pekerjaan.
5. pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan dalam satu hari dan akan dilanjutkan
besoknya, maka perlu dipasang lampu pengaman sepanjang malam, agar kenderaan
yang lewat dapat melihat dari jauh, bahwa di depan ada bahaya, sehingga akan
mengurangi kecepatannya.
Karena pada malam hari umumnya para pengemudi kurang dapat memperhatikan
rambu-rambu lalu lintas dengan baik.
Langkah-langkah kerja :
1. Tentukan dengan tepat dimana lokasi badan jalan yang harus digali.
2. Perkirakan dengan cermat, berapa luas daerah kerja yang diperlukan untuk
penempatan bahan dan tanah bekas galian.
3. Kalau tidak bisa mengalihkan tempat lewatnya kenderaan maka area penggalian
dibuat separoh lebar jalan dahulu.
4. Pasang rambu-rambu yang mengumumkan tentang pekerjaan yang sedang dikerja-
kan pada jalan raya, dengan jarak 200 m dari lokasi kerja, pada kedua arah jalan.
5. Pasang rambu-rambu yang menandakan kecepatan max. 60 km/jam dengan jarak
100 m dari lokasi kerja pada kedua arah jalan.
6. Pasang rambu-rambu yang menandakan kecepata max. 30 km/jam dengan jarak 100
m dari lokasi kerja pada kedua arah jalan.
7. Psang rambu-rambu yang menandakan jalan dipersempit ke arah kanan pada jarak
50 m sebelah kanan lokasi kerja.
8. Pasang rambu-rambu yang menandakan pemberian prioritas pada kenderaan dari
kiri denga jarak 50 m dari sebelah kanan lokasi kerja.
9. Pasang rambu-rambu yang menandakan jalan sempit dari dua arah dengan jarak 50
m sebelah kiri lokasi kerja.
10. Pasang pagar pengaman disekeliling lokasi kerja tadi, pagar pengaman diberi cat
warna merah dan putih silih berganti.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 55
11. Lalu dipasang rambu-rambu yang menandakan kenderaan harus mempercepat
kenderaannya min. 30 km/jam, bagi kenderaan yang melewati lokasi kerja yaitu
dengan jarak 150 m kiri-kanan lokasi kerja.
12. Kalau pekerjaan ini adalah pekerjaan yang benar-benar dilakukan di lapangan,
maka setelah selesai penggalian kumpulkan semua alat-alat.
13. Biarkan hasi pekerjaan ini kira-kira 2 jam dan lihat reaksi kenderaan yang lewat,
apakah mereka ada mengindahkan rambu-rambu yang ada.
Semua rambu-rambu harus dipasang di atas trotoar, atau di luar badan jalan.
Contoh cara menunjukkan bahwa ada pekerjaan bagian jalan
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 56
Rambu-rambu Jalan yang harus di gunakan untuk menunjukkaada pekerjaan jalan
No.162 a Tanda yang menyatakan jalan dua arah
No.162 a Tanda yang menyatakan jalan yang memutar
No.186 b Diperbolehkan lebih lambat dari 30 km/jam
No.187 b Diperbolehkan kecepatan lebih dari 30 km/jam
No.199 c Perbaikan jalan
Kerosin hand lamp
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Prodi DIII Jurusan Teknik Sipil 57
BAB VI
PENUTUP
Dalam hal penyusun buku ini masih ada terdapat kekurangan-kekurangan baik
yang disadari ataupun tidak disadari. Untuk itu penyusun memohon kepada pembaca yang
mengetahuinya, sudilah kiranya memberikan kritikan kepada penyusun, agar nantinya buku
ini dapat lebih sempurna.
Kemudian dalam hal pelaksanaanya, berkemungkinan tidak semua job ini dapat terlaksana
dengan baik, karena situasi dan kondisinya. Walaupun demikian diharapkan materi ini
dapat menambah khasanah kita khususnya dalam kerja acuan dan perancah.
Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi kita dalam proses belajar mengajar pada
program Jurusan Teknik Sipil khususnya Politeknik Negeri Medan pada umumnya.
Semoga ada manfaatnya bagi para pembaca semuanya.
Terima kasih.
Penyusun.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN