Isi Cetak Buku Berwarna

download Isi Cetak Buku Berwarna

of 34

Transcript of Isi Cetak Buku Berwarna

  • 1

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    1.1 Latar Belakang

    Implementasi kebijakanotonomi daerah yang sudah berjalan kurang lebih sekitar satu

    dekadetelah berdampak pada perlunya perubahanbaik dalam pelaksanaan perencanaan

    maupun pelaksanaan pembangunan, termasuk perencanaan dan pelaksanaan bidang infrastruktur.Melalui semangat otonomi daerah, diharapkan setiap tingkatan

    pemerintahan mampu menjalankan tugas dan kewenangannya masing-masing berdasarkan peraturan yang ada.Untuk itu diperlukan adanya interkoneksi dan

    interdependensi antartingkatan pemerintahan dalam menjalankan tugas dan

    kewenangannya tersebut, terutama dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang perlu dilaksanakan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah

    pembangunan berkelanjutan.

    Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dewasa ini masih

    mengalami berbagai permasalahan, terutama akibat belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong, belum sinergisnya program pembangunan

    infrastruktur, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.

    Untuk itu, perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur berbasis penataan ruang dalam rangkamendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara terpadu,

    melalui perencanaan program infrastruktur yang efektif dan efisien dalam menjawab kebutuhan dan tuntutan pelayanan terhadap masyarakat dan dunia usaha.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu disusun pedoman Penyusunan Rencana Terpadu

    dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) sebagai acuan bagi semua stakeholdersyang terkait dalam pembangunan infrastruktur, baik Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Pedoman Penyusunan RPI2-JM ini dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan RPI2-JM di provinsi, kabupaten/kota, KSN, KSP, dan KSK/K, dalam rangka mewujudkan

    struktur ruang dan pola ruang wilayah yang direncanakan agar dapat menjamin keberlangsungan hidup masyarakat secara berkualitas, serta mewujudkan pembangunan

  • 2

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    berkelanjutan yang dilaksanakan secara terpadu. RPI2-JM dapat disusun sebagai

    perangkat operasional mewujudkan RTR Pulau/Kepulauan.

    Pedoman Penyusunan RPI2-JM ini bertujuan agar para pelaku pembangunan

    infrastruktur dapat memahami:

    1. kedudukan dan arti penting RPI2-JM;

    2. langkah-langkah untuk merumuskan RPI2-JM; dan

    3. mekanisme/tata cara penyusunan RPI2-JM.

    1.3 Ruang Lingkup

    Pedoman Penyusunan RPI2-JMmemuat ketentuan teknis muatan RPI2-JM serta proses

    dan prosedur penyusunan dokumen RPI2-JM yang meliputi:

    1. Penyusunan RPI2-JM yang terdiri atas prinsip-prinsip penyusunan dan proses penyusunan.

    2. Mekanisme/tata cara penyusunan RPI2-JM yang terdiri atas mekanisme penyusunan: RPI2-JM Kawasan Strategis Nasional, RPI2-JM Provinsi dan/atau Kawasan Strategis

    Provinsi, RPI2-JM Kabupaten/Kota dan/atau Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, serta RPI2-JM yang disusun dalam rangka operasionalisasi RTR Pulau/Kepulauan.

    1.4 Istilah dan Definisi

    a. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah,

    yang selanjutnya disebutRPI2-JM,adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan

    kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai

    pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha.

    b. Rencana Terpadu adalah upaya mengintegrasikan arahan spasial pengembangan

    wilayah dengan program prioritas pembangunan infrastruktur.

    c. Sinkronisasi Program adalah upaya menyerasikan program pembangunan

    infrastruktur sesuai tahapan/skala prioritas pengembangan wilayah, melalui berbagai

    forum koordinasi, dari aspek fungsi, lokasi, waktu, dan anggaran.

  • 3

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    d. Program dan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahunanadalah rencana

    program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun yangmerupakan bagian dari RPI2-JM.

    e. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

    f. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan system jaringan

    prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

    masyarakat yang secara hirearkis memiliki hubungan fungsional.

    g. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

    peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

    h. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

    pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    i. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

    j. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkanstruktur ruang dan pola

    ruang sesuai dengan rencana tataruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program besertapembiayaannya.

    k. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang merupakan pelaksanaanpembangunan sektoral dan pengembangan wilayah, baik yangdilaksanakan oleh pemerintah,

    pemerintah daerah maupunoleh masyarakat, yangharus mengacu pada rencana tata

    ruang.

    l. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

    terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

    m. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

    n. Kawasan Strategis Nasional,yang selanjutnya disebut KSN, adalah wilayah yang

    penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

    secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk

    wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

    o. Kawasan Strategis Provinsi,yang selanjutnya disebut KSP, adalah wilayah yang

    penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

    dalam lingkup Provinsi terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan.

  • 4

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    p. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota,yang selanjutnya disebut KSK/K,adalah

    wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten/Kota terhadap pertumbuhan ekonomi,

    kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan.

    q. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disebut RPJP,

    adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

    r. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebutRPJMNasional,adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang

    penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas

    Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

    kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka

    pendanaan yang bersifat indikatif.

    s. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut

    RPJM Daerah, adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,

    memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan

    umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

    regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

    1.5 Dasar Hukum Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Pedoman Penyusunan RPI2-JMdidasarkan atas ketentuan Pasal 102, Peraturan PemerintahNomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang yang

    mengamanatkan penetapan dengan peraturan menteri yang menangani urusan pemerintahandi bidang perencanaan pembangunan nasional.

  • 5

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    1.6 Acuan Normatif

    Pedoman ini disusun berdasarkan:

    1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun.

    2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

    3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

    4. Undang-Undang Nomor17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

    5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional.

    7. Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    8. Undang-Undang Nomor33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

    9. Undang-Undang Nomor38 Tahun 2004 tentang Jalan.

    10. Undang-Undang Nomor17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

    11. Undang-Undang Nomor26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    12. Undang-Undang Nomor23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

    13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

    14. Undang-Undang Nomor18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

    15. Undang-Undang Nomor1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

    16. Undang-Undang Nomor22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman.

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

  • 6

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas

    Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi.

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

    22. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan

    Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

    23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

    24. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan

    (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu.

    25. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

    (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum.

    26. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

    (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan.

    1.7 Kedudukan

    RPI2-JM berkedudukan sebagai dokumen yang mengintegrasikan kebijakan spasial dan kebijakan sektoral, yang berfungsi sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur

    (Infrastructure Development Plan) pada wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah Pulau/Kepulauan.

    Kebijakan spasial dalam RPI2-JM mengacu pada:

    a. RTRW Nasional beserta rencana rincinya (RTR Pulau/Kepulauan dan/atau RTR Kawasan Strategis Nasional);

    b. RTRW Propinsi beserta rencana rincinya (RTR Kawasan Strategis Provinsi); dan c. RTRW Kabupaten/Kota beserta rencana rincinya (RTR Kawasan Strategis

    Kabupaten/Kota atau RDTR Kabupaten/Kota).

    Kebijakan sektoral dalam RPI2-JM mengacu padaRPJP Nasional, RPJP Daerah, RPJM

    Nasional, RPJM Daerah, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), dan

    Renstra SKPD.

  • 7

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Dalam pelaksanaannya,RPI2-JM sebagai rencana investasi jangka menengah lima

    tahunan untuk wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, KSP, dan KSK/K, merupakan dokumen yang ditetapkan oleh Gubernur sebagai acuan bagi daerah dalam pelaksanaan

    Musrenbang.RPI2-JM sebagai rencana investasi jangka menengah lima tahunan untuk KSN dan wilayah Pulau/Kepulauan merupakan dokumen yang ditetapkan oleh Menteri

    Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional (Bappenas) sebagai acuan bagi Pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada kawasan/wilayah tersebut.

    Dengan demikian RPI2-JM dapat berupa:

    a. RPI2-JM provinsi;

    b. RPI2-JM kabupaten/kota;

    c. RPI2-JM Kawasan Strategis Nasional;

    d. RPI2-JM Kawasan Strategis Provinsi;

    e. RPI2-JM Kawasan Strategis Kabupaten/Kota; dan

    f. RPI2-JM Wilayah Pulau/Kepulauan.

    RPI2-JM merupakan salah satu dasar dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja tahunan (RKP) dan Rencana Kerja (Renja), baik di tingkat pusat, provinsi, maupun

    kabupaten/kota.

  • 8

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Secara skematis, kedudukanRPI2-JM dalam sistem perencanaan spasial dan sistem

    perencanaan pembangunan dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Kedudukan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

    DIPDA

    DASK

    DIPDA

    DASK

    RP

    I2-J

    M

    DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (UU 25/2004, kecuali RPI2-JM)

  • 9

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    BAB II

    PENYUSUNAN RPI2-JM

    2.1 Umum

    RPI2-JMmemuat program pembangunan investasi infrastrukturdalam rangka

    pengembangan wilayah yang disusun atas dasar arahan spasial dan prioritas program

    infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksud adalah seluruh infrastruktur pembentuk struktur ruang wilayah yang meliputi:

    o Infrastruktur pekerjaan umum;

    o Infrastruktur perhubungan;

    o Infrastruktur telekomunikasi; dan

    o Infrastruktur energi dan ketenagalistrikan.

    2.2 Prinsip-prinsip

    Prinsip-prinsip dalam penyusunan RPI2-JM meliputi:

    a. Kewilayahan;

    Prinsip kewilayahan merupakan pendekatan yang tidak sektoral tetapi objeknya adalah entitas wilayah/kawasan strategis yang akan didorong dan mendorong

    terciptanya stuktur ruang yang efektif dan efisien.

    b. Keterpaduan;

    Prinsip keterpaduan merupakan integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalampemrograman pembangunan yang saling terkait untuk mengisi kekurangan

    dan kebutuhan masing-masing.

    c. Keberlanjutan;

    Prinsip keberlanjutan merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi

    infrastruktur jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

  • 10

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    d. Koordinasi;

    Prinsip koordinasi merupakan pendekatan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastrukturyang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah,

    pemerintah daerah, maupun masyarakat/dunia usaha, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

    e. Optimalisasi sumberdaya;

    Prinsip optimalisasi sumberdaya merupakan pendekatan dalam pemanfaatan sumberdaya yang sesuai dengan kewenangan dan kapasitas pendanaan untuk

    tujuan pengembangan kawasan/wilayah melalui pembangunan infrastruktur.

    2.3 Proses Penyusunan

    Proses penyusunan RPI2-JM terdiri atas 6 (enam) tahap yang meliputi:

    1. Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah;

    Pada tahap ini dilakukan analisis arahan spasial yang merupakan hasil integrasi dari berbagai dokumen kebijakan spasial, yang menghasilkan arahan spasial pengembangan

    wilayah lima tahun ke depan, baik kawasan yang perlu di dorong maupun yang perlu dikendalikan pengembangannya, beserta rencana sistem jaringan infrastruktur

    pendukungnya.

    2. Penyusunan program prioritas pembangunan infrastruktur; Pada tahap ini dilakukan analisis program infrastruktur yang merupakan hasil

    integrasiberbagai dokumen sistem perencanaan pembangunan yang menghasilkan prioritas program infrastruktur.

    3. Penyusunan rencana terpadu pembangunan infrastruktur;

    Pada tahap inidilakukan integrasi kedua hasil analisis yang menghasilkan program pembangunan infrastruktur prioritas yang berbasis pada sasaran spasial.

    4. Pelaksanaan sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur; Pada tahap ini dilakukan penyerasian fungsi, lokasi, waktu, dan anggaran program

    pembangunan infrastruktur prioritas sesuai sasaran pengembangan wilayahnya, berupa

    sinkronisasi antarsektor pemerintah, antarsektor pusat dengan daerah, antara Pemerintah dengan pemda, antarpemda, dan antara pemerintah dengan

    masyarakat/dunia usaha. Sinkronisasi program ini menghasilkan program/kegiatan pembangunan infrastruktur yang dirinci berdasarkan kegiatan, perkiraan volume,

    perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana.

  • 11

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    5. Penyusunan sumber pembiayaan pembangunan;

    Pada tahap ini dilakukan analisis identifikasi bentuk atau wujud sumber pembiayaan pelaksanaan RPI2-JM yang menghasilkan sumber-sumber pembiayaan pembangunan

    infrastruktur; dan 6. Inisiasi pelaksanaan pembangunan.

    Pada tahap inidilakukan inisiasi pelaksanaan RPI2-JM ke dalam penganggaran (publik)

    dan pembiayaan kerjasama (dengan swasta), serta pengawasan dan pengendalian pelaksanaannya.

    Secara skematis, proses penyusunanRPI2-JM dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Proses Penyusunan RPI2-JM

    Masing-masing tahap penyusunan RPI2-JM, merupakan sistem yang terdiri atas komponen: Output, Input, Proses, Batasan, dan Prasyarat.

    Secara terinci, muatan tiap komponen pada masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Tahap 1: Penyusunan Arahan Spasial Pengembangan Wilayah (Kotak 1)

    Arahan spasial pengembangan wilayah merupakan upaya mengintegrasikan berbagai dokumen kebijakan spasial dalam ruang provinsi dan/atau kabupaten/kota.

    1) Output: Integrasi arahan spasial pengembangan wilayah di wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan dalam kurun waktu

    5 tahun.

  • 12

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    2) Input: Arahan spasial pengembangan wilayah yang disusun berdasarkan dokumen

    kebijakan spasial, sebagai berikut:

    a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

    b. RTR Pulau/Kepulauan;

    c. RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN);

    d. RTRW Provinsi;

    e. RTR Kawasan Strategis Provinsi;

    f. RTRW Kabupaten/Kota; dan

    g. RTRW Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.

    Khusus untuk RPI2-JM sebagai operasionalisasi RTR Pulau/Kepulauan, dokumen

    kebijakan spasial yang diacu adalah RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTR KSN, dan RTRW Provinsi.

    3) Proses: Berdasarkan dokumen kebijakan spasial (input), disusun integrasi rencana

    struktur ruang dan pola ruang wilayah dengan menggunakan metode superimpose atau tumpang tindih peta, dengan langkah sebagai berikut:

    1. Fungsi dan Peran Wilayah

    Menguraikan tentang fungsi dan peran wilayah pada saat ini dan yang akan

    dituju/dikembangkan dalam jangka menengah.

    2. Identifikasi wilayah yang akan didorong pengembangannya

    Menguraikan tentang kawasan-kawasan yang perlu didorong pengembangannya.

    Uraian ini perlu dilampiri dengan peta wilayah yang perlu didorong pertumbuhannya beserta penggunaan lahannya dalam kurun waktu 5 tahun ke

    depan.

    3. Identifikasi wilayah yang perlu dikendalikan pengembangannya

    Menguraikan tentang kawasan-kawasan yang perlu dikendalikan

    perkembangannya, terutama berkaitan dengan tingkat pelayanan infrastruktur dan adanya permasalahan yang disebabkan oleh kondisi fisik kawasan yang

    bersangkutan. Disamping itu, uraian juga harus berkaitan dengan peta indikasi permasalahan dan penanganannya dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

  • 13

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    4. Identifikasi arah pengembangan infrastruktur

    Menguraikan tentang arah pengembangan infrastruktur wilayah (Rencana Induk Sektor) mulai dari nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota yang meliputi

    infrastruktur perkotaan/permukiman, infrastruktur transportasi, infrastruktur energi, infrastruktur telekomunikasi, serta infrastruktur sumber daya air pada

    wilayah yang bersangkutan. Uraian ini perlu dilampiri dengan peta arahan

    pengembangan infrastruktur pada wilayah yang bersangkutan 5 tahun ke depan.

    Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dilakukan superimpose peta dan penyusunan matriks arahan spasial (lihat Form 1A, Form 1B, Form 1C, Form 1D, Form 1E, dan

    dirangkum pada Form 1F) yang menghasilkan sasaran spasial berupa: kawasan lindung dan budidaya yang didorong atau dikendalikan, kawasan perkotaan yang

    didorong atau dikendalikan, dan Rencana Induk Sektor Infrastruktur. Prioritas

    penanganan sasaran spasial ditentukan berdasarkan analisis sebagai berikut:

    1. Prioritas pertama dihasilkan atas adanya irisan kepentingan nasional, provinsi,

    dan kabupaten/kota pada suatu kawasan;

    2. Prioritas kedua dihasilkan atas adanya irisan kepentingan nasional dan provinsi

    pada suatu kawasan;

    3. Prioritas ketiga dihasilkan atas adanya irisan kepentingan nasional dan kabupaten/kota;

    4. Prioritas keempat dihasilkan atas adanya irisan kepentingan provinsi dan kabupaten/kota; dan

    5. Prioritas kelima dihasilkan atas adanya kepentingan masing-masing tingkat pemerintahan pada masing-masing wilayahnya yang tidak beririsan satu sama

    lain.

  • 14

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Irisan kepentingan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan 5 dapat

    dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Sasaran spasial nasional, provinsi dan kabupaten/kota

    Keterangan Gambar 3:

    1) Merupakan irisan kepentingan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota (prioritas pertama);

    2) Merupakan irisan kepentingan nasional dan provinsi (prioritas kedua);

    3) Merupakan irisan kepentingan nasional dan kabupaten/kota (prioritas ketiga); 4) Merupakan irisan kepentingan provinsi dan kabupaten/kota (prioritas keempat);

    5a) Merupakan kepentingan nasional (prioritas kelima); 5b) Merupakan kepentingan provinsi (prioritas kelima);

    5c) Merupakan kepentingan kabupaten/kota (prioritas kelima).

    4) Batasan: Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah ini memiliki batasan yang harus diperhatikan, yaitu skala peta yang berbeda, dimana RTRWN memiliki

    skala peta 1:000.000, RTR Pulau memiliki skala peta 1:500.000, RTRW Provinsi memiliki skala peta 1:250.000, RTRW Kabupaten memiliki skala peta 1:50.000,

    RTRW Kota memiliki skala 1:25.000, RTR KSN, RTR KS Provinsi, dan RTR Kabupaten/Kota dengan skala yang lebih besar dari skala rencana umumnya. Selain

    itu tidak semua infrastruktur memiliki hierarki dari nasional hingga kabupaten/kota,

    5a) 5b)

    5c)

    3) 4)

    2)

    1)

  • 15

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    INPUT

    PP 26/2008:RTRWN (operasionalisasi RTR Pulau)

    Perpres RTR Pulau Perpres RTR KSN Perda RTRW Prov &

    Kaw. Strategis Provinsi Perda RTRW Kab/Kota&

    Kaw. Strategis Kab/Kota

    PROSES

    Integrasi Pola dan Struktur Ruang di Provinsi, dan di Kabupaten/Kota

    Metoda superimpose untuk menghasilkan sa- saran spasial

    OUTPUT

    Matriks integrasi arahan spasial Pengembangan Wilayah di Pulau/Kepulauan, Provinsi, Kabupaten /Kota, dan/atau Kaw Strategis (kurun waktu 5 tahun).

    PRASYARAT

    Dokumen input memiliki kekuatan hukum (legal)

    Konsistensi kedalaman (skala) peta, sesuai tingkat RPI2-JM yg disusun

    BATASAN

    Skala Peta masing-masing berbeda Infrastruktur (energi, telekomunikasi,

    sumberdaya air) tidak semua berhirarki hingga kota

    seperti infrastruktur sumber daya air, infrastruktur energi dan ketenagalistrikan,

    serta infrastruktur telekomunikasi.

    5) Prasyarat: Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah ini memiliki prasyarat

    dimana dokumen yang diacu sebagai input memiliki kekuatan hukum (dokumen legal). Selain itu, dalam penyusunan superimpose peta, perlu konsistensi kedalaman/skala peta, dimana skala yang digunakan sesuai dengan hierarki RPI2-JM

    yang disusun.

    Tahap penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Proses Penyusunan Arahan Spasial

  • 16

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap 2: Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur (Kotak 2)

    Program prioritas pembangunan infrastruktur merupakan upaya inventarisasi dan sintesis terhadap fokus program pembangunan infrastruktur prioritas, serta target tingkat

    pelayanan infrastruktur di wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan.

    1) Output: Matriks sintesis program prioritas pembangunan infrastruktur yang sinergis

    mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kawasan startegis nasional, KSP, KSK/K, dan pulau/kepulauan.

    2) Input: Program pembangunan infrastruktur yang mengacu pada dokumen sistem perencanaan pembangunan yang berlaku, yaitu: RPJP Nasional, RPJP Daerah

    Provinsi dan Kabupaten/Kota, RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, RenstraK/L, Renstra Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota,Renstra

    SKPD, serta indikasi program utama 5 tahun RTRW

    Nasional/Pulau/Provinsi/Kabupaten/Kota/KSN/KS Provinsi/KS Kabupaten/Kota.

    3) Proses: Berdasarkan dokumen input, dilakukan inventarisasi dan

    integrasi/penggabungan fokus program prioritas pembangunan infrastruktur dan target pelayanannya di wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K,

    dan wilayah pulau/kepulauandengan sintesis program prioritas terhadap isu aktual

    wilayah atau isu yang berkembang. Form penetapan program prioritas pembangunan infrastruktur dapat dilihat pada Form 2A, Form 2B, Form 2C, Form 2D, dan Form 2E.

    4) Batasan: Penetapan program prioritas pembangunan infrastruktur ini memiliki beberapa batasan yang perlu diperhatikan, antara lain:

    a. karakter infrastruktur unik/spesifik masing-masing infrastruktur;

    b. tingkat pelayanan Infrastruktur terbatas dengan ukuran per 1000 jiwa dan km2;

    dan

    c. adanyatime-lag antara waktu pembangunan dengan waktu merasakan manfaatnya.

    5) Prasyarat: Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah ini memiliki prasyarat dimana dokumen yang diacu sebagai input memiliki kekuatan hukum (dokumen

    legal). Selain itu, masing-masing infrastruktur memiliki hierarki yang berbeda, baik

    itu dalam mendukung fungsi nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota.

  • 17

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap penyusunan program prioritas pembangunan infrastruktur dapat dilihat pada

    Gambar 5.

    Gambar 5. Proses Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur

    INPUT

    UU 17/2007:RPJPN, Perda :RPJPD Perpres: RPJMN, Perda :RPJMD Permen :Renstra K/L SK Gubernur :Renstrada

    Provinsi/SKPD

    SK Bupati/Walikota: Renstra Kab/Kota

    Indikasi program utama RTRWN/Pulau/Prov/Kab/Kota/KSN/KSP/KS Kab/kota

    PROSES

    Fokus program prioritas pembangunan infrastruktur dan target tingkat pelayanannya

    Sintesis program prioritas terhadap isu aktual wilayah dan/atau masyarakat

    OUTPUT

    Matriks sintesis program prioritas infrastruktur yang sinergis mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dan pulau/kepulauan.

    PRASYARAT

    Dokumen input sudah memiliki kekuatan hukum (legal)

    Hirarki pelayanan masing-masing infrastruktur

    BATASAN Karakter infrastruktur unik/spesifik masing-

    masing infrastruktur

    Tingkat pelayanan Infrastruktur terbatas Ada time-lag antara waktu pembangunan

    dengan waktu merasakan manfaatnya

  • 18

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap 3: Penyusunan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur (Kotak 3)

    Rencana terpadu pembangunan infrastruktur merupakan upaya mengintegrasikan arahan spasial pengembangan wilayahdengan program prioritas pembangunan infrastrukturdi

    wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan.

    1) Output: Rencana terpadu pembangunan infrastruktur 5 tahunan dan skenario

    tahunan,berbasis kewilayahandi wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan.

    2) Input:

    o Arahan spasial pengembangan di wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN,

    KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan (5 tahun pertama).

    o Program prioritas pembangunan infrastruktur di wilayah provinsi,wilayah

    kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan (5 tahun,

    skenario tahunan).

    3) Proses:

    Berdasarkan dokumen input, dilakukan:

    1. Konfirmasi dan integrasi antara arahan spasial dengan program prioritas

    pembangunan infrastruktur antarsektor di wilayah provinsi,wilayah

    kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan.

    2. Pembahasan/forum/rapat koordinasi antarsektor di wilayah provinsi,wilayah

    kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan, untuk menyepakati rencana terpadu pembangunan infrastruktur.

    a. Untuk RPI2-JM provinsi, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Dinas Provinsi terkait;

    b. Untuk RPI2-JM kabupaten/kota, hasil kesepakatan pembahasan

    ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Bappeda Kabupaten/Kota;

    c. Untuk RPI2-JM KSN, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang dan Pejabat Eselon I sektor terkait;

    d. Untuk RPI2-JM KSP, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh

    Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Dinas Provinsi terkait;

  • 19

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    e. Untuk RPI2-JM KSK/K, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh

    Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Bappeda Kabupaten/Kota; dan

    f. Untuk RPI2-JM wilayah pulau/kepulauanhasil kesepakatan pembahasan

    ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang dan Pejabat Eselon I sektor terkait.

    Pendekatan yang digunakan dalam menyusun rencana terpadu pembangunan

    infrastruktur dapat dilihat pada Form 3A, Form 3B, Form 3C, Form 3D, dan Form 3E.

    4) Batasan: Program dan pengembangan infrastruktur belum sepenuhnya berbasis

    spasial.

    5) Prasyarat: Penyusunan rencana terpadu pembangunan infrastruktur ini memiliki

    prasyarat adanya kesesuaian periode waktuantara Rencana Tata Ruang Wilayah di wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP, KSK/K, dan wilayah

    pulau/kepulauansebagai acuan spasial,dengan RPJP Nasional, RPJP Daerah Provinsi

    dan Kabupaten/Kota, RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, RenstraK/L, Renstra Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota,Renstra SKPD sebagai

    acuan program prioritas pembangunan infrastruktur.

  • 20

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap penyusunan rencana terpadu pembangunan infrastruktur dapat dilihat pada

    Gambar 6.

    Gambar 6. Proses Penyusunan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur

    Tahap 4: Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur (Kotak 4)

    Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur merupakan upaya penyerasian

    program prioritas pembangunan infrastruktur dari aspek fungsi, lokasi, waktu, dan ketersediaan anggaran.

    INPUT

    Arahan spasial Pengembangan Wilayah Provinsi/Kawasan Strategis, Kabupaten/kota,dan Pulau/Kepulauan (5 tahun pertama)

    Program prioritas pembangunan infrastruktur di Provinsi dan di Kabupaten/Kota & Pulau/Kepulauan (5 tahun,skenario tahunan)

    PROSES

    Metode konfirmasi dan integrasi arahan spasial dengan rencana program prioritas di Provinsi/Kawasan Strategis, Kabupaten/kota, dan Pulau/Kepulauan

    Pembahasan koordinasi Rencana Terpadu pembangunan

    OUTPUT

    Rencana terpadu pembangunan infrastruktur 5 tahunan dan skenario tahunanberbasis wilayah di provinsi dan/atau kabupaten/kota.

    PRASYARAT Periode waktu RTR disesuaikan

    dengan periode waktu RPJMN/RPJMD dan/atau Renstra K/L atau Renstrada/SKPD

    BATASAN

    Program dan Pengembangan infrastruktur belum semua berbasis spasial

  • 21

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    1) Output: Program investasipembangunan infrastruktur tahunan (dalam rentang waktu

    5 tahun) yang sinkron, baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, maupun anggarannya. Program tahunan tersebut dirinci ke dalam kegiatan, perkiraan

    volume, perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana kerjasama.

    2) Input: Rencana terpadu pembangunan infrastruktur 5 tahunan dan skenario

    tahunan, berbasis kewilayahandi wilayah provinsi,wilayah kabupaten/kota, KSN, KSP,

    KSK/K, dan wilayah pulau/kepulauan.

    3) Proses:

    Berdasarkan dokumen input, dilakukan:

    a. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur disusun melalui upaya

    penyerasian program prioritas pembangunan infrastruktur berdasarkan kriteria: (1) fungsi; (2) lokasi; (3) waktu pelaksanaan; dan (4) anggaran, sesuai

    tahapan/skala prioritas pengembangan wilayah.

    b. Sinkronisasi antarsektor Pemerintah, antarsektor Pusat dengan Daerah, antar Pemerintah, Pemda, dan masyarakat/dunia usaha, melalui berbagai forum dan

    rapat kordinasi.

    c. Pembahasan/forum/rapat kordinasi antarsektor di provinsi, dan antarsektor di

    Kabupaten/Kota, untuk menyepakati rencana program investasi pembangunan

    infrastruktur.

    (1) Untuk RPI2-JM provinsi, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Dinas Provinsi terkait;

    (2) Untuk RPI2-JM kabupaten/kota, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Bappeda Kabupaten/Kota;

    (3) Untuk RPI2-JM Kawasan Strategis Nasional, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang dan Pejabat Eselon I sektor terkait;

    (4) Untuk RPI2-JM Kawasan Strategis Provinsi, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Dinas Provinsi terkait;

    (5) Untuk RPI2-JM KSK/K, hasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Bappeda Kabupaten/Kota; dan

  • 22

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    (6) Untuk RPI2-JM wilayah pulau/kepulauanhasil kesepakatan pembahasan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang dan Pejabat Eselon I

    sektor terkait.

    Matriks sinkronisasi keterkaitan fungsi, keterkaitan lokasi, keterkaitan waktu, dan

    keterkaitan anggaran antarprogram pembangunan infrastruktur dapat dilihat pada Form 4A, Form 4B, Form 4C, Form 4D, dan Form 4E.

    4) Batasan: Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur ini memiliki beberapa batasan, antara lain: terkait kemampuan keuangan Pemerintah dan

    pemerintah daerah, serta adanya aspirasi eksternal yang tidak terantisipasi.

    5) Prasyarat: Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur ini memiliki prasyarat harus mengacu pada empat kriteria sinkronisasi (fungsi, lokasi, waktu, dan

    anggaran), serta keseragaman tingkat kedetailan program infrastruktur.

  • 23

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap penyusunan sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur dapat

    dilihat pada Gambar 7.

    Gambar 7. Proses Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur

    INPUT

    Rencana Terpadu pembangunan infrastruktur 5 tahunan, dan skenario tahunan berbasis wilayah di Provinsi,Kabupaten/kota, dan Pulau/Kepulauan.

    PROSES

    Metoda integrasi untuk pentahapan tahunan berdasarkan keterkaitan antar program dgn kriteria: (1) fungsi; (2) lokasi; (3) waktu pelaksanaan; dan (4) anggaran.

    Konsensus sinkronisasi program antarsektor Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

    OUTPUT

    Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan (dlm 5 tahun) yang sinkron fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, dan anggarannya.

    Program dirinci berdasarkan kegiatan, perkiraan volume, perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana kerjasama.

    PRASYARAT

    Pentahapan program Prioritas, yang mengacu pada 4 kriteria

    Keseragaman tingkat kedetailan program infrastruktur

    BATASAN

    Kemampuan keuangan Pemerintah, Pemda provinsi, kabupaten, dan kota

    Aspirasi eksternal yang tidak terantisipasi

  • 24

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap 5: Penyusunan Sumber Pembiayaan Penganggaran Pembangunan (Kotak 5)

    Pembiayaan penganggaran pembangunan merupakan upaya mengidentifikasi bentuk atau wujud pembiayaan penganggaran RPI2-JM.

    1) Output: alternatif sumber dan pola pembiayaan untuk masing-masing programprioritas pembangunan infrastruktur, yang bersumber dari: i) APBN, ii)

    APBD, iii) badan usaha, iv) masyarakat, serta v) sharing/kerjasama pendanaan.

    2) Input:

    a. Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan (dalam rentang waktu 5

    tahun) yang sinkron, baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, maupun anggarannya.

    b. Ketentuan PP No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Jenis Infrastruktur yang dapat

    dikerjasamakan dengan pihak swasta/badan usaha mencakup:

    a. infrastruktur transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rel dan stasiun kereta api;

    b. infrastruktur jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol;

    c. infrastruktur pengairan, meliputi saluran pembawa air baku;

    d. infrastruktur air minum yang meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum;

    e. infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi

    pengangkut dan tempat pembuangan;

    f. infrastruktur telekomunikasi, meliputi jaringan telekomunikasi;

    g. infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi tenaga listrik; dan

    h. infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi, atau distribusi minyak dan gas bumi.

    c. Ketentuan UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang atau peraturan perundang-undangan tentang APBN/APBD.

  • 25

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    3) Proses:

    Berdasarkan dokumen input, dilakukan:

    a. Disusun atas dasar ketersediaan/kemampuan anggaran Pemerintah atau

    pemerintah daerah.

    b. Melakukan analisis demand dan supply pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan melihat kemungkinan kemitraan dengan badan usahadan

    masyarakat termasuk pendayagunaan sumber daya luar negeri.

    Matriks pembiayaan program pembangunan infrastruktur dapat dilihat pada Form 5.

    4) Batasan: Penyusunan sumber pembiayaan penganggaran ini memiliki beberapa batasan, yaitu: (i) kelayakan pembiayaan sangat dinamis dalam fungsi waktu; dan

    (ii) tidak semua pembangunan infrastruktur diminati pihak swasta.

    5) Prasyarat: Penyusunan sumber pembiayaan penganggaran ini memiliki prasyarat,

    yaitu: (i)tersedia sumber pembiayaan publik yang pasti, (ii) tersedianya sumber

    pembiayaan asing yang bisa diakses, dan (iii) tersedianya sumber pembiayaan swasta yang siap membiayai pembangunan infrastruktur.

  • 26

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap penyusunan sumber pembiayaan penganggaran pembangunan dapat dilihat pada

    Gambar 8.

    Gambar 8. Proses Penyusunan Sumber Pembiayaan Pembangunan

    INPUT

    Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan berbasis sasaran spasial (selama lima tahun) yang sinkron aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan dan anggaran.

    PP 67 tahun 2005: Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

    UU 17 tahun 2003:Keuangan Negara

    PROSES

    Disusun atas dasar ketersediaan/kemampuankeuangan atau dana Pemerintah, pemerintah daerah

    Melakukan analisis demand dan supply pembiayaan pembangunan infrastruktur

    OUTPUT

    Alternatif sumber program prioritas pembangunan infrastruktur yang bersumber dari: i) APBN, ii) APBD, iii) badan usaha, iv) masyarakat, serta v) sharing/kerjasama pendanaan

    PRASYARAT

    Tersedianya (i) sumber pembiayaan publik yang pasti (ii) pembiayaan asing yang bisa diakses dan(iii) pembiayaan swasta

    BATASAN

    Kelayakan pembiayaan sangat dinamis dalam fungsi waktu

    Tidak semua infrastruktur sama tingkat ketertarikan minat swasta

  • 27

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap 6: Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan (Kotak 6)

    Inisiasi pelaksanaan pembangunan merupakan upaya inisiasi pelaksanaan RPI2-JM ke dalam penganggaran publik tahunan, yaitu Kementerian/Lembaga, SKPD, atau

    pembiayaan kerjasama (dengan swasta).

    1) Output: Prioritas pembangunan infrastruktur yang masuk dalam sistem

    penganggaran Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Pemerintah/Daftar

    Isian Pelaksanaan Anggaran dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah/Dokumen Anggaran Satuan Kerja pada Tahun Anggaran ke-n+1), serta rencana kerja bersama

    (dengan swasta) dalam dokumen formal dan mengikat.

    2) Input:

    a. Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan (dalam rentang waktu 5 tahun) yang sinkron, baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, maupun

    anggarannya. Program tahunan tersebut dirinci ke dalam kegiatan, perkiraan

    volume, perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana kerjasama.

    b. Alternatif sumber dan pola pembiayaan untuk masing-masing programprioritas

    pembangunan infrastruktur, yang bersumber dari: i) APBN, ii) APBD, iii) badan usaha, iv) masyarakat, serta v) sharing/kerjasama pendanaan.

    3) Proses:

    Berdasarkan dokumen input, dilakukan:

    a. Pendampingan dalam sistem penganggaran pemerintah dan pembiayaan dengan

    swasta;

    b. Monitoring dan evaluasi terhadap konsistensi pelaksanaan program prioritas

    pembangunan infrastruktur berupa alokasi terhadap program/kegiatan (K/L) dengan komitmen terhadap RPI2-JM;

    c. Pemberian tanda non-RPI2-JM terhadap program/kegiatan yang tidak sesuai

    antara dokumen RPI2-JM yang disusun dengan yang di dalam dokumen usulan anggaran, yang menunjukkan bahwa program tersebut belum direkomendasikan

    bersama (forum MUSREMBANG).

  • 28

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    4) Batasan: Pelaksanaan pembangunan ini memiliki beberapa batasan yang perlu

    diperhatikan, yaitu: (i) keserasian waktu proses penganggaran dengan waktu pembahasan program bersama; dan (ii) asumsi konsistensi pelaksanaan RPI2-JM

    masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah/Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran atau Dokumen Anggaran Satuan Kerja Tahun Anggaran n+1, dan/atau masuk dokumen

    Rencana Kerja.

    5) Prasyarat: Pelaksanaan pembangunan ini memiliki prasyarat, yaitu bahwa dokumen pendukung (backup) lengkap, terutama kesepakatan antarpihak, dan komitmen bersama/swasta.

  • 29

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Tahap inisiasi pelaksanaan pembangunan dapat dilihat pada Gambar 9.

    Gambar 9. Proses Penyusunan Pelaksanaan Pembangunan

    INPUT

    Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan yang sinkron (selama 5 tahun) dan dirinci berdasarkan kegiatan, perkiraan volume, perkiraan biaya pelaksanaan, sumber pembiayaan, dan pelaksana.

    Alternatif sumber dan pola pembiayaandari: i) APBN, ii) APBD, iii) badan usaha, iv) masyarakat, serta v) sharing/kerjasama pendanaan.

    PROSES

    Metoda Pendampingan dalam sistem penganggaran pemerintah dan pembiayaan dgn swasta

    Monitoring & Evaluasi terhadap konsistensi pelaksanaan pembangunan infrastruktur thd komitmen

    RPI2-JM Pemberian tanda non-RPI2-

    JMpada program/kegiatan yang tidak sesuai antara dokumen yang disusun dengan yang di dalam dokumen usulan anggaran.

    OUTPUT

    Prioritas pembangunan infrastruktur masuk dalam sistem penganggaran Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota (RKP/DIPA dan RKPD/DASK) pada Tahun Anggaran ke-n+1

    Rencana Kerja bersama (dengan swasta) dalam dokumen formal dan mengikat

    PRASYARAT

    Kelengkapan dokumen pendukung (backup) terutama kesepakatan antarpihak, dan komitmen bersama/swasta

    BATASAN

    Keserasian waktu proses penganggaran dengan waktu pembahasan program bersama

    Asumsi konsistensi pelaksanaan RPII-JMmasuk dalam RKP/DIPA atau DASK TA n+1, dan/atau masuk dokumen Rencana Kerja

  • 30

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    BAB III

    MEKANISME PENYUSUNAN

    Mekanismepenyusunan merupakan proses dan prosedur kelembagaan dalam penyusunan

    RPI2-JM untuk semua tingkatan pemerintahan, diatur sebagai berikut:

    a. Mekanisme Penyusunan RPI2-JM Tingkat Nasionalyang terdiri atas RPI2-JM Wilayah

    Pulau/Kepulauan dan RPI2-JM KSN.

    1) Inventarisasi kebijakan spasial dan kebijakan pembangunan infrastruktur,baik tingkat

    pusat maupun daerah, serta sintesis untuk mendapatkan arahan spasial dan

    programprioritas, dilaksanakan oleh K/L sesuai kewenangannya dengan dikoordinasikan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Pekerjaan Umum

    c.q. Ditjen Penataan Ruang.

    2) Perumusan rencana terpadu dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kementerian

    Pekerjaan Umum c.q. Ditjen Penataan Ruanguntuk kemudian disepakati bersama K/L terkait.

    3) Sinkronisasi program investasi infrastrukturdilaksanakan dan dikoordinasikan oleh

    Kementerian PPN/Bappenasuntuk kemudian disepakati bersama K/L dan Bappeda provinsi terkait.

    4) Identifikasi alternatif sumber pembiayaan terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh K/L terkait dengan dikordinasikan oleh

    KementerianPPN/Bappenas bersamaKementerianKeuangan. Koordinasi identifikasi

    alternatif sumber pembiayaan dapat dilaksanakan melalui forum trilateral.

    5) Pengesahan RPI2-JM dilakukan melalui penandatanganan dokumen RPI2-JM oleh

    Menteri PPN/Kepala Bappenas dan para menteri yang bertanggungjawab di bidang infrastruktur terkait.

    6) Inisiasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh KementerianPPN/Bappenas untuk menjamin kepatuhan K/L dalam melaksanakan RPI2-

    JM.

    b. Mekanisme Penyusunan RPI2-JM Tingkat Provinsiyang terdiri atas RPI2-JM Wilayah Provinsi dan RPI2-JM KSP.

    1) Inventarisasi kebijakan spasial dan kebijakan pembangunan infrastruktur,baik tingkat pusat maupun daerah, serta sintesis untuk mendapatkan arahan spasial dan

  • 31

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    programprioritas, dilaksanakan oleh SKPD provinsi sesuai kewenangannya dengan

    dikoordinasikan oleh Bappeda provinsi dan SKPD provinsi yang bertanggungjawab di bidang penataan ruang.

    2) Perumusan rencana terpadu dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh SKPD provinsi yang bertanggungjawab di bidang penataan ruanguntuk kemudian disepakati bersama SKPD

    provinsi terkait.

    3) Sinkronisasi program investasi infrastruktur dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda provinsi untuk kemudian disepakati bersama SKPD provinsi,Bappeda

    kabupaten/kota terkait, dan KementerianPPN/Bappenas.

    4) Identifikasi alternatif sumber pembiayaan terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan

    infrastruktur dilaksanakan oleh SKPD provinsiterkait dengan dikordinasikan oleh Bappeda provinsi.

    5) Pengesahan RPI2-JM dilakukan melalui penandatanganan dokumen RPI2-JM oleh

    Gubernur.

    6) Inisiasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh Bappeda provinsi

    untuk menjamin kepatuhan SKPD provinsi dalam melaksanakan RPI2-JM.

    c. Mekanisme Penyusunan RPI2-JM Tingkat Kabupaten/Kotayang terdiri atas RPI2-JM Wilayah

    Kabupaten/Kota dan RPI2-JM KSK/K.

    1) Inventarisasi kebijakan spasial dan kebijakan pembangunan infrastruktur,baik tingkat

    pusat maupun daerah, serta sintesis untuk mendapatkan arahan spasial dan programprioritas, dilaksanakan oleh SKPD kabupaten/kota sesuai kewenangannya

    dengan dikoordinasikan oleh Bappeda kabupaten/kotadan SKPD kabupaten/kotayang bertanggungjawab di bidang penataan ruang.

    2) Perumusan rencana terpadu dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda

    provinsiuntuk kemudian disepakati bersama Bappeda kabupaten/kota dan SKPD kabupaten/kotaterkait.

    3) Sinkronisasi program investasi infrastruktur dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda provinsi untuk kemudian disepakati bersama Bappeda kabupaten/kota dan

    SKPD kabupaten/kota.

    4) Identifikasi alternatif sumber pembiayaan terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh SKPD kabupaten/kotaterkait dengan dikordinasikan oleh

    Bappeda kabupaten/kota.

  • 32

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    5) Pengesahan RPI2-JM dilakukan melalui penandatanganan dokumen RPI2-JM oleh

    Gubernur.

    6) Inisiasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh Bappeda

    kabupaten/kotauntuk menjamin kepatuhan SKPD kabupaten/kotadalam melaksanakan RPI2-JM.

    Dalam penyusunan RPI2-JM baik tingkat pusat maupun daerah, Gubernur berperan penting,baik sebagai wakil Pemerintah maupun sebagai kepala daerah, dalam koordinasi

    pembangunan infrastruktur. Seluruh dokumen RPI2-JM merupakan dasar dalam pelaksanaan Musrenbang.

    Form pengesahan RPI2-JMbaik tingkat pusat maupun daerahdapat dilihat pada Form 6. Seluruh dokumen RPI2-JM dapat ditinjau kembali dan/atau direvisi sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Mekanisme Penyusunan RPI2-JM dapat dilihat secara skematis pada Gambar 10.

  • 33

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM

    Kebij

    akan spasial

    Kebijakan spasial

    Kebijakan pembangunan

    2

    1

    3 4 5

    2

    6

    2

    1

    1

    3 4

    5

    2

    2

    1 3

    3

    1

    4

    5

    5

    6 1

    Kebijakan pembangunan

    Kebijakan spasial

    Kebijakan pembangunan

    Kebijakan spasial

    6

    1

    1

    1

    2

    2

    2 3

    3

    4

    4

    5

    5

    Keterangan

    Arah Mekanisme 1. Sintesa Arahan Spasial : 2. Sintesa Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur: 3. Penyusunan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur : Nasional Provinsi Kabupaten 4. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur : Nasional Provinsi Kabupaten 5. IdentifikasiAlternatif Pembiayaan/Penganggaran 6. Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan

    Gambar 10. Diagram Mekanisme Penyusunan RPI2-JM

    INVENTARI SASI

    SINTESA ARAHAN SPASIAL

    DANPRIORITAS PROGRAM

    KETERPADUAN

    RENCANA

    SINKRONISASI

    PROGRAM

    KESEPAKATAN

    SUMBER

    PEMBIAYAAN

    PENGESAHAN

    INISIASI

    PELAKSANAAN

    RPI2-JM Pulau/

    Kepulauan

    RPI2-JM KSN

    RPI2-JM WILAYAH PROVINSI

    RPI2-JM

    KSP

    RPI2-JM

    WILAYAH KAB./KOTA

    RPI2-JM KSK/K

  • 34

    Draf Pedoman Penyusunan RPI2-JM