FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

63
i FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA MERAH MENGGUNAKAN PIGMEN HEMATIT (α-Fe2O3) HASIL SINTESIS DARI PASIR BESI Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika S1 Oleh : Karima Wijaya 4211416037 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Transcript of FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

Page 1: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

i

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA

MERAH MENGGUNAKAN PIGMEN HEMATIT (α-Fe2O3)

HASIL SINTESIS DARI PASIR BESI

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Fisika S1

Oleh :

Karima Wijaya

4211416037

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

ii

Page 3: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

iii

Page 4: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

iv

Page 5: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Rabbii Akhtarlii Maa Taraa hukhairann Lii..

(Ya Rabb, pilihkanlah untukku yang menurut-MU baik bagiku.. )

Allah SWT tidak pernah mengatakan jalan hidup akan MUDAH, tetapi Allah SWT

mengatakan “Aku akan Bersama dengan mereka yang mau BERSABAR”.

Cantik belum tentu baik, pintar belum tentu sabar, kaya belum tentu setia, tapi

beriman sudah pasti sayang.

PERSEMBAHAN

Keluarga Besar, Terutama Bapak dan Ibu

Page 6: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahirobbillalamiin barakallah…

Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

penyusunan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “FABRIKASI DAN KARAKTERISASI

FERROFLUID BERWARNA MERAH MENGGUNAKAN PIGMEN HEMATIT (α-Fe2O3)

HASIL SINTESIS DARI PASIR BESI” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari

bahwa dalam proses penulisan laporan ini mengalami banyak kendala, namun berkat bantuan,

bimbingan, kerjasama dan kesabaran serta semangat dari berbagai pihak dan berkah dari Allah

SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Sugianto, M.Si, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri

Semarang yang telah membantu secara moril hingga terselesaikannya Skripsi ini.

4. Dr. Upik Nurbaiti, M. Si. selaku Kepala Laboratorium Fisika yang telah memberikan

fasilitas dalam melaksanakan penelitian.

5. Bapak Dr. Agus Yulianto, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sabar, tekun,

tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan,

motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama

menyusun laporan.

6. Bapak Dr. Mahardika Prasetya Aji, M.Si dan Bapak Dr. Suhadi, M.Si Sebagai dosen

penguji yang telah memberikan banyak masukan, kritikan, dan koreksi terhadap karya

penulis.

7. Ibu Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si, selaku dosen wali yang mendukung penuh anak

didiknya dalam segala hal.

Page 7: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

vii

8. Ayah dan Ibu yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan

selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.

9. Laboratorium Kemagnetan Bahan crew : Mas Fial, Mas Rohman, Mas Ipin, Mbak

Endah, Mas Tito, Pak Wasi (Teknisi Lab. Fisika) Bayu, Salsa (partner seperbimbingan)

sebagai tempat diskusi dan menemani penulis melakukan penelitian.

10. Kepada Trah Mbah Yoso dan Keluarga Mbah Sumini yang telah membantu dalam

materi maupun doa serta semangat untuk meraih cita-cita.

11. Teman-teman “Kubiler Ceunah” yaitu Arum, Ida, dan Oktari sebagai tempat berkeluh

kesah dan supporting system.

12. Penghuni kos “Lestari Kost” yaitu Happy, Salsa, Ugi, Ucha, Ambar sebagai tempat

berkeluh kesah, supporting system, dan menemani penulis di setiap kegiatan

perkuliahan.

13. Teman seperjuangan PKL LIPI Serpong, KKN Pupay yaitu Dea dan Yuvita, yang sudah

membantu baik jasa maupun doa untuk penulis dalam penelitian dan penyusunan

Skripsi.

14. Teman-teman Fisika 2016 “Suckseed” telah menjadi bagian kehidupan penulis di

kampus.

Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak, pengarahan, saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan, sekian dan terimakasih.

Semarang, 23 Oktober 2020

Penulis

Page 8: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

viii

ABSTRAK

Wijaya, Karima.(2020). Fabrikasi Dan Karakterisasi Ferrofluid Berwarna Merah

Menggunakan Pigmen Hematit (α-Fe2O3) Hasil Sintesis Dari Pasir Besi. Skripsi, Jurusan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Dr. Agus Yulianto, M.Si.

Kata Kunci: Ferrofluid, pigmen hematit, surfaktan, uji susceptibility.

Salah satu pemanfaatan oksida besi yaitu diaplikasikan sebagai magnet cair/koloid

(ferrofluid). Sintesis pigmen merah dilakukan menggunakan metode presipitasi-kalkinasi

dengan mencampurkan senyawa asam sulfat (H2SO4) ke dalam pasir besi (Fe3O4).

Ferrofluid merupakan sintesis serbuk mineral oksida besi dengan struktur kristal paling

kecil dan halus yang mempengaruhi fenomena cairan magnetik ketika berinteraksi dengan

surfaktan yang mendapat pengaruh dari medan luar. Selanjutnya dilakukan proses

kalkinasi menggunakan Muffle furnace pada suhu 650 ℃ selama 3 jam untuk membentuk

senyawa hematit (𝛼 −Fe2O3). Penggunaan larutan pendispersi bahan magnetik dua

surfaktan yaitu minyak pelumas motor oil (Prima-XP) SAE 20W-50 dan asam oleat

proanalis. Penambahan pigmen hematit pada dua surfaktan dengan variasinya yaitu 1, 1.5,

2, 2.5, 3, 3.5 gram. Hasil uji viskositas dan densitas menunjukkan bahwa dua surfaktan

tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap nilai viskostitas fluida. Uji

Commission Internationale d’Eclairage (CIE) L*a*b dengan CCD mikroskop, nilai R

pada rentang 80⁰- 111⁰ g pada rentang 380- 80⁰ b pada rentang 30⁰- 82⁰ adalah cokelat

kemerahan. Uji susceptibilitas magnetik berdasarkan Metode Quincke, surfaktan pelumas

motor oil (PrimaXP) dengan nilai rata-rata susceptibilitas (𝑋𝑚) 0,34 × 10−5 −

1,9 × 10−6 𝑚3/𝑘𝑔. Surfaktan asam oleat (C18H34O2) dengan nilai rata-rata (𝑋𝑚) 0,16 ×

10−5 − 1,1 × 10−6 𝑚3/𝑘𝑔. Berdasarkan hasil analisis tersebut sifat kemagnetan yang

terbentuk berupa sisa momen dipol (Canted Antiferimagnetik) yang merupakan bagian

ferromagnetik

Page 9: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

ix

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………….… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................. xii

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................................. 3

1.5 Batasan Masalah ..................................................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................................................... 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................................................... 6

2.1 Pasir Besi (Fe3O4) .................................................................................................................. 6

2.2 Pelumas Motor Oil Prima- XP .............................................................................................. 7

2.3 Pigmen Hematit (Fe2O3) ......................................................................................................... 9

2.4 Surfaktan Asam Oleat (C18H34O2)....................................................................................... 11

2.5 Ferrofluid .............................................................................................................................. 12

2.6 Ruang Warna L*a*b ............................................................................................................ 13

2.6.1 Ruang warna RGB .......................................................................................................... 13

2.6.2 Karakteristik Chromaticity Ruang Warna CIELAB .................................................. 14

2.6.3 Segmentasi-Segmentasi Citra ......................................................................................... 15

Page 10: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

x

2.7 Sifat kemagnetan bahan ...................................................................................................... 16

2.8 Metode Kopresipitasi ........................................................................................................... 21

2.9 Suseptibiltas Magnetik ......................................................................................................... 22

2.9.1 Suseptibilitas magnetik bahan ....................................................................................... 22

2.9.2 Metode Quincke............................................................................................................... 23

2.10 Pigment X-Ray Diffraction .................................................................................................. 24

BAB III

METODE PENELITIAN ......................................................................................................................... 25

3.1 Tempat Penelitian ................................................................................................................. 25

3.2 Prosedur Penelitian .............................................................................................................. 25

3.3 Alat dan Bahan ..................................................................................................................... 25

3.4 Alur Penelitian ..................................................................................................................... 25

3.4.1 Sintesis Pasir Besi (Fe3O4) ............................................................................................. 26

3.4.2 Pembuatan pigmen Hematite Fe2O3 .............................................................................. 26

3.4.3 Pembuatan ferrofluid ...................................................................................................... 27

3.4.4 Diagram Alir Penelitian .................................................................................................. 28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 29

4.2 Karakterisasi Pengujian Nilai Viskositas dan Densitas ................................................... 30

4.3 Karakterisasi Struktur Permukaan Sampel Menggunakan CCD Mikroskop ............... 33

4.4 Karakterisasi Pengujian Nilai Susceptibilitas berdasarkan Gaya Gravitasi .................. 38

BAB V

PENUTUP .................................................................................................................................................. 41

5.1 Simpulan................................................................................................................................ 41

5.2 Saran ...................................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 42

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................. 46

Page 11: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

2.7 Klasifikasi karakteristik sifat kemagnetan bahan …………………………………….. 14

4.1 A. Ferrofluid merah dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6) ……………………… 27

4.1 B. ferrofluid merah dengan surfaktan Pelumas Motor Oil (XP-Prima) ………………. 28

4.2 A. Hasil Pengukuran Koordinat Warna ……………………………………………… 31

4.2 B Hasil Pengukuran Koordinat Warna ………………………………………………. 32

4.4 Hasil pengujian nilai susceptibilitas dengan metode gravitasi ……………………….. 35

Page 12: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1 Besi Oksida dalam Sistem Global ………………………………………….. 6

2.3 Pembentukan Oksigen Hexagonal dan Pemodelan ………………………… 8

2.4 Mekanisme Pembentukan Metil Ester …………………………...………..... 9

2.5 Ferrofluid …………………………………...……………………………..... 10

2.6.2 Color L a b ………………………………………………………………….. 12

2.6.3 Proses Segmentasi Citra RGB-L*a*b ………………………………............ 13

2.7.1 Sifat Kemagnetan bahan …………………...………………………………. 14

2.7.2 Kurva histerisis pada bahan feromagnetik ………………..………………... 15

2.9.4 Aturan tangan kanan .………………………………………………………. 19

2.10 Teori grafik hasil Uji XRD Pigmen Hematit .. …………………………….. 20

3.4.1 Proses pemisahan pasir besi (Fe3O4) ……………… ……………………..... 22

3.4.2 Serbuk Pasir Besi & Pigmen Hematite (Fe2O3) …………. ………………... 23

4.1 Sempel Dua Ferrofluid .…………………………………………………….. 25

4.2.1 Ilustrasi Alat Steat ………………………………………………………….. 26

4.2.2 Nilai Uji Densitas dengan 2 surfaktan .. …………………………………… 27

4.2.3 Nilai Uji Viskositas dengan 2 surfaktan …………………………………… 28

4.3.A Digital surfaktan asam oleat (C18H34O6) …………………………………… 30

4.3.B Digital surfaktan pelumas motor oil (PrimaXP) ………………………….... 30

4.3.1 Grafik Chromaticity dari dua surfaktan pembanding …………………….... 32

4.3.2 Grafik Chromaticity dari dua surfaktan pembanding …………………….... 33

4.4 Ferrofluid dengan pembeda dua surfaktan.……………………………….... 34

4.4.1 Pengujian Alat Susceptibilitas Metode Gravitasi ………………………….. 34

4.4.2 Arah domain bahan ferro ………..………………………………………… 37

Page 13: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pemanfaatan oksida besi yaitu pada peralatan non-listrik, seperti bahan

magnetit yang di manfaatkan sebagai bentuk cair/koloid (Ferrofluid) (Lubiz dkk,2017).

Penambahan oksigen (oksidasi) akan mengubah bahan maghemit menjadi hematit (α-

Fe2O3) dengan adanya pengaruh dari temperatur (Nengsi, W dkk,2016). Kandungan oksida

besi dalam suatu bahan berupa mineral oksida magnetit (Fe3O4), maghemit (ᵧ -Fe2O3) dan

hematit (Fe2O3) (Aji dkk,2007). Bahan ferromagnetik, ferrimagnetik dan antiferomagnetik

memiliki struktur domain, partikelnya berukuran 50 sampai 500 nm yang terdiri dari satu

domain tunggal antara lain : Fe, Iron, Cobalt, Ni (Rini, 2020).

Pigmen hematit merupakan hasil pengolahan dari pasir besi yang berukuran

material nano untuk dapat dikelola, dimanfaatkan dan diperjual belikan dalam industri, dan

kepekatan warna yang dimilikinya (Mairoza, 2016) serta inovasi dengan bahan dasar yang

sama terutama untuk pembuatan ferrofluid warna. Klasifikasi sifat kemagnetan bahan

yang dapat digunakan dalam pembuatan ferrofluid yaitu ferromagnetic, ferrimagnetik dan

antiferromagnetik. Pigmen hematit merupakan sintesis pasir besi dari metode presipitasi-

kalkinasi menggunakan prekursor bahan ferro yang dicampur dengan larutan asam sulfat

(H2SO4) dapat membentuk garam ferro sulfat dan gas hydrogen (Rodliya, 2018).

Sifat kemagnetan bahan pada sempel fluida magnetik dapat menggunakan prinsip

Hukum Faraday yang di bagi menjadi 3 kelas yaitu :

➢ Zat Diamagnetik

Zat-zat ini ketika di tempatkan dalam medan magnet akan termagnetisasi

yang bersifat lemah dengan arah yang berlawanan.

➢ Zat Paramagnetik

Page 14: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

2

Zat-zat ini ketika di tempatkan dalam medan magnet akan termagnetisasi

yang bersifat lemah dan searah dengan medan magnet tersebut. Contoh : Platina,

Alumunium, Mangan dan golongan logam transisi lainnya.

➢ Zat Ferromagnetik

Zat-zat ini ketika di tempatkan dalam medan magnet akan mengalami

magnetisasi dengan kuat dan sejajar. Contoh : Fe, Cobalt, dan Ni (Department of

Physics, IIT).

Pigmen hematit pada umumnya bersifat paramagnetic (magnet lemah). Setiap atom

dari material paramagnetic dapat diibaratkan sebagai magnet kecil dengan momen magnet

bawaan (Rini, 2020). Ferrofluid merupakan sintesis serbuk mineral oksida besi dengan

struktur kristal paling kecil dan halus yang mempengaruhi pengamatan fenomena cairan

magnetik, ketika berinteraksi dengan surfaktan yang mendapat pengaruh dari medan luar

(Ani, S dkk,2007).

Ferrofluid dapat di aplikasikan untuk magnetic resonance imaging (MRI), terapi

kanker, magnetic display, magnetic seal, magnetic printing (Nurul, 2015). Metode yang

digunakan untuk menghasilkan sintesis pigmen hematit yaitu presipitasi-kalkinasi. Warna

pigmen berubah menjadi cokelat kemerahan pada suhu 550-650 ℃. Berdasarkan penelitian

sebelumnya, pengukuran dengan metode presipitasi menghasilkan warna hitam dengan

ukuran nanometer dari pasir besi (Fe3O4) dengan penambahan HNO3 (Asam Nitrat)

diperoleh nilai susceptibilitas 𝑋𝑚 semakin kecil mendekati 4% dengan pengenceran 125x

(Lubiz dkk, 2017). Fokus penelitian ini yaitu mensintesis pigmen hematit dengan senyawa

yang berbeda dengan metode presipitasi-kalkinasi pada proses pembuatan ferrofluid.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah yang akan

di kaji adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses fabrikasi ferrofluid dari hematit (Fe2O3) yang berbahan dasar

pasir besi menggunakan metode presipitasi-kalkinasi menggunakan dua surfaktan?

Page 15: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

3

2. Bagaimana sifat kemagnetan fabrikasi ferrofluid dari hematit (Fe2O3) pasir besi

dengan menggunakan dua surfaktan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan ulasan topik diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui proses fabrikasi ferrofluid sebagai magnet cair dengan metode

presipitasi.

2. Mengetahui sifat kemagnetan ferrofluid dari bahan hematit (Fe2O3) dengan uji

susceptibilitas dengan Metode Quincke.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan kreativitas dan inovasi dengan bahan

dasar yang sama dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan beberapa

pencampuran senyawa kimia dan menggunakan metode presipitasi sehingga mampu

menghasilkan warna yang berbeda dari penelitian sebelumnya (Hitam) yaitu senyawa

hematit (Merah).

1.5 Batasan Masalah

Dengan mempermudah pembahasan untuk tidak meluas maka batasan masalah

yang terjadi antara lain :

1) Memanfaatkan bahan magnet (Fe3O4) dari hasil ekstraksi pasir besi di

Laboratorium Kemagnetan Bahan Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang.

2) Penggunaan hematit (Fe2O3) pasir besi sebagai produk teknis besi oksida yang

berwarna merah dari hasil sintesis pasir besi menggunakan metode presipitasi di

Laboratorium Kemagnetan Bahan, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang.

Page 16: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

4

3) Hasil pembahasan ferrofluid hanya secara umum.

4) Karakterisasi yang dilakukan meliputi :

a) Pengujian respon medan magnet dan uji suseptibilitas magnetik dengan

metode gravitasi untuk mengetahui sifat bahan.

b) Hanya menjelaskan perubahan kekentalan (viscosity) secara umum.

c) Hanya menganalisis uji karakterisasi perubahan warna dengan

menggunakan CCD Mikroskop.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian

awal, bagian isi, dan bagian akhir.

1. Pada bagian awal penulisan terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan

persembahan, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan daftar lampiran.

2. Bagian isi terdiri dari 5 BAB sebagai berikut :

• BAB 1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

skripsi.

• BAB 2. Tinjauan pustaka, yang berisi teori-teori sebagai dasar dalam penelitian

ini.

• BAB 3. Metodologi penelitian, yang berisi pelaksanaan penelitian, alat dan

bahan yang digunakan, langkah kerja, dan pengujian, yang dilakukan dalam

penelitian.

• BAB 4. Hasil dan pembahasan, yang berisi hasil yang diperoleh dalam

penelitian serta analisis dan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah.

• BAB 5. Penutup, yang berisi tentang simpulan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.

Page 17: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

5

3. Bagian akhir, yang berisi daftar pustaka rujukan sebagai referensi yang digunakan

dari penulisan skripsi dan lampiran-lampiran penelitian.

Page 18: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pasir Besi (Fe3O4)

Material pasir besi biasanya di temukan pada hasil endapan emas dari lenggangan

yang mengandung banyak mineral magnetic berwarna hitam-kehitaman yang dapat di tarik

oleh magnet (Saukani dkk,2011). Salah satu pemanfaatan pasir besi adalah sebagai bahan

bangunan untuk campuran semen sebagai pelapis batu-bata (Puspitarum dkk,2019).

Adanya kandungan mineral magnetic bahan dalam dapat di golongkan menjadi 3 yaitu

oksihidroksida besi, oksida besi-titanium dan sulfida besi (Wianto dkk,2011). Salah satu

kandungan mineral pasir besi adalah mineral magnetik seperti magnetit (Fe3O4), hematit

(α-Fe2O3) dan maghemit (β-Fe2O3). Mineral-mineral ini mempunyai potensi besar untuk

dikembangkan sebagai bahan industri seperti industri besi, baja dan lainnya (Yulianto A

dkk,2002)

Sintesis nanopartikel seragam dengan mengatur ukurannya menjadi salah satu

kajian yang sangat menarik akhir-akhir ini (Astuti dkk,2012). Beberapa sifat nanopartikel

magnetik bergantung pada ukurannya. Sebagai contoh, ukuran suatu partikel magnetik di

bawah 10 nm akan bersifat superparamagnetik pada temperatur ruang, artinya energi

termal dapat menghalangi anisotropi energi penghalang dari sebuah nanopartikel tunggal.

Dalam bidang industri digunakan sebagai katalis, sensor, penyimpan data dalam bentuk

CD atau hard disk, serta perkembangan pigmen warna (Lida dkk,2007).

Menurut (Cornell dkk,2003) menyatakan oksida besi tersusun atas Fe yang terikat

dengan O atau OH dan terjadinya reaksi oksidasi pada logam besi dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor salah satunya, PH dan tingkat konsentrasi logam tersebut pada larutan.

Page 19: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

7

Gambar 2.1 Besi Oksida dalam Sistem Global (Cornell dkk, 2003)

2.2 Pelumas Motor Oil Prima- XP

Pada penggunaan bahan magnetic dalam bentuk fluida menggunakan surfaktan

Pelumas Motor Oil (Prima-XP) SAE 20W-50 yang berupa minyak, berfungsi sebagai

pelumas mesin bensin dan bersifat non-polar. Proses formulasi yang tejadi dari bahan dasar

pilihan berkualitas tinggi dari jenis HVI dengan aditif hasil teknologi mutakhir dalam

jumlah, jenis dan komposisi yang optimal, antara lain detergent dipersant, anti oksidasi,

anti aus serta (VII) Viscosity Index Improper yang kesemuanya mampu memberikan

perlindungan yang maksimal terhadap bagian-bagian mesin yang dilumasi. Pada

keunggulan penggunaan pelumas motor oil (Prima XP) ini antara lain :

1. Memiliki kekentalan ganda (Multigrade).

2. Sangat baik digunakan pada suhu tinggi dan rendah, sehingga pelumas jenis ini mudah

dihidupkan pada suhu rendah serta mempunyai kekentalan yang sesuai untuk pelumas

pada suhu dengan kecepatan tinggi.

Page 20: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

8

3. Selalu menjadi recomedasi untuk kendaraan-kendaraan terbaru masa kini dengan

multikatup yang di lengkapi System Twin Cam, juga sudah memenuhi syarat API (The

American Petolitium Institute) untuk kendaraan bensin.

4. Memiliki tingkat penguapan yang sangat kecil sehingga penggunaan pelumas ini

tergolong lebih hemat.

Pada pelumas motor oil jenis ini menggunakan bahan beraneka ragam jenis

yang biasanya tergantung dari bahan apa yang banyak tersedia dan mudah diperoleh,

contoh : terbuat dari hewan, bahan dari tumbuh-tumbuhan, dan bahan yang berasal

dari tambang. Sedangkan yang sering digunakan adalah minyak pelumas yang berasal

dari hasil tambang.Tetapi pada saat ini ada juga minyak pelumas dari bahan buatan

yang sering disebut minyak pelumas sintetis. Sebenarnya maksud dari bahan buatan

adalah hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus, dengan maksud untuk

melebihi kemampuan minyak pelumas hasil tambang. Sehingga keunggulannya adalah

kemampuan atau daya tahan minyak pelumas dalam melayani mesin, yang diharapkan

mampu untuk melayani mesin dengan waktu yang lebih lama, misal untuk minyak

pelumas mesran Prima XP dapat melaju 7.500km.

Adapun beberapa kelemahan dilihat oleh orang awam yang menyebutkan

bahwa minyak pelumas sudah waktunya diganti apabila sudah encer, meskipun belum

mencapai 7.500km. Dengan kata lain, minyak pelumas yang sudah encer merupakan

tanda bahwa telah terjadi penurunan viskositas. Hal ini mengakibatkan penurunan

performa mesin. seperti pemindahan gigi yang sulit, bunyi yang berisik, laju yang

kurang kecang, mesin cepat panas dan lain-lain (M’arif, S A,2008).

Page 21: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

9

2.3 Pigmen Hematit (Fe2O3)

Gambar 2.3 (a) Pembentukan Oksigen Hexagonal dengan Kation yang Distribusi

pada Celah Oktahedral (b) Pemodelan Sel Satuan dengan Bola dan Stick

Partikel kristal dengan ukuran yang sangat kecil memiliki warna merah bata

sedangkan jika berukuran besar memiliki warna hitam mengkilap. Pada sel satuan hematit

memiliki bentuk heksagonal dengan a = 0,5034 nm dan c = 1,375 nm, dengan enam unit

formula per unit sel. Struktur hematit dapat digambarkan sebagai susunan hcp dari ion

oksigen yang ditumpuk di sepanjang arah [001], dengan bidang anion sejajar dengan

bidang (001). Struktur hematite memiliki sifat antiferomagnetik (Cornell dkk,2003).

Mineral oksida yang ditemukan pada tanah & lingkungan bersuhu rendah

mengakibatkan permukaan tersebut mampu memiliki ukuran nanopartikel sehingga

membentuk gugus hidroksil (-OH) (Shokrollahi, 2012). Pigmen merah yang bersifat ramah

lingkungan dengan stabilitas kimia yang sangat baik, tidak beracun dan tahan cuaca sekitar

(Bilalodin, dkk,2015) telah mampu dimanfaatkan pada tinta cetak, warna cat pada

bangunan dan tentunya aman juga digunakan dalam kosmetik (Kusumawati dkk,2013)

Penambahan larutan H2SO4 atau asam sulfat memberikan pengaruh pada sintesis

hematite berupa kandungan Fe yang semakin sedikit seiring dengan bertambahnya volume

H2SO4 yang di berikan (Zulaikah dkk,2015). Hal ini karena sifat korosif asam sulfat bisa

merusak benda-benda dari logam, dalam hal ini adalah Fe, maka dari itu logam akan

teroksidasi baik dengan asam sulfat encer maupun pekat (Rufiati, 2011).

Page 22: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

10

Hematit juga dikenal sebagai besi oksida, oker merah, spekularit, bijih besi

spekularit, bijih ginjal, atau martit yang berwarna merah darah jika dihaluskan dan hitam

atau abu-abu jika kristal kasar (Majewski, 2007).

Tabel 2.3.1 Sifat fisik dan magnetik besi oksida

Sifat Oksida

Hematit Magnetit Maghemit

Rumus molekul α-Fe2O3 Fe3O4 γ-Fe2O3

Densitas (g/cm3) 5.26 5.18 4.87

Titik leleh (οC) 1350 1583-1597 -

Kekerasan 6.5 5.5 5

Jenis magnetic

Ferromagnetik lemah

Ferromagnetik Ferrimagnetik atau

antiferromagnetik

Temperatur Curie(K) 956 850 820-986

MS at 300 K

(A.m2/kg) 0.3 92-100 60-80

Energi formasi

standar bebas

(kJ/mol)

-742.7 -1012.6 -711

Sistem kristalografi Rombohedral,

heksagonal Kubus

Kubus atau

tetrahedral

Jenis struktur Korundum Spinel terbalik Spinel cacat

Grup ruang R3c (hexagonal) Fd3m

P4332 (kubus);

P41212

Tetragonal (tetragonal)

Parameter kisi (nm)

a = 0.5034, a = 0.8396 a = 0.83474

(kubus)

c = 1.375

(heksagonal)

a = 0.8347,

aRh = 0.5427,

a =55.3-18 c = 2.501

(rombohedral) (tetragonal)

Maghemit terjadi di tanah sebagai produk pelapukan magnetit atau sebagai produk

pemanasan oksida besi lainnya (Teja, 2009).

Page 23: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

11

Magnetit memiliki fasa kubus, sedangkan maghemit dan hematit meskipun

memiliki komposisi kimia yang sama namun kedua bahan tersebut memiliki fasa yang

berbeda. Maghemit berfasa kubus sedangkan hematit berfasa heksagonal.

Para peneliti lazimnya menggunakan hematit sebagai bahan dasar dalam proses

sintetis serbuk magnet ferit karena hematit memiliki fasa tunggal yang dipercaya akan

memiliki sifat kemagnetan yang kuat jika dibandingkan dengan fasa campuran (Yulianto,

2007).

2.4 Surfaktan Asam Oleat (C18H34O2)

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) merupakan minyak hasil olahan

daging buah kelapa segar dan berasal dari kelapa yang matang, yang diproses dengan cara

mekanis dan sealami mungkin, sehingga tidak menyebabkan perubahan pada minyak yang

dihasilkan. VCO yang baik berwarna bening atau jernih dan beraroma khas kelapa, serta

memiliki kandungan asam laurat 43-53%, kandungan asam lemak bebas kurang dari sama

dengan 0,5%, dengan kadar air 0,1-0,5% (APCC, 2004). Hasil pengujian secara in vitro

telah membuktikan bahwa VCO memiliki aktivitas sebagai antifungi, antibakteri, antiviral

serta sebagai antiprotozoa (Kamariah dkk, 2008). Asam oleat proanalis merupakan hasil

olahan dari minyak kealapa murni (Virgin Coconut Oil/ VCO) yang di proses secara

mekanis dengan tidak menghilangkan senyawa alaminya. VCO mengandung dua senyawa

yaitu 90% Asam Oleat (bersifat lemak jenuh) dan 10 % Asam Linoleat (lemak tak jenuh).

Karakteristik tersebut menimbulkan sifat Non-polar karena tidak mudah bereaksi dengan

air.

O O O

R C R C R C

OH +O R OR′

H

Gambar 2.4 Mekanisme Pembentukan Metil Ester (Christie, 2013)

R′OH ⇆H +

−𝐻+

Asam Lemak

tak Jenuh FAME (Fatty Acid Methyl-Ester)

Page 24: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

12

2.5 Ferrofluid

Pada penggunaan bahan magnetik dalam bentuk cair/koloid (ferrofluid) makin

meningkat pada berbagai bidang. Secara umum ferrofluid didefinisikan sebagai suspensi

koloid stabil dari nanopartikel magnetik yang tersebar dalam medium cair. Bahan ini

mempunyai aplikasi yang luas mulai dari aplikasi sebagai pelumas pada sistem mekanis

hingga aplikasi di bidang biomedis sebagai bahan pengontras MRI serta sebagai agen

hipertermi. Berbagai aplikasi ini mengeksplor beberapa sifat ferrofluid terutama sifat

mudah-alir dan mudah-kendali nya dengan memanfaatkan medan magnet luar.

Gambar 2.5 Ferrofluid

Untuk mengoptimasi perilaku kemagnetan pada berbagai bidang aplikasi ini,

pemahaman tentang karakteristik magnetik bahan dalam bentuk cair (ferrofluid) akan

menjadi data yang sangat penting. Sifat magneto-optik ferofluida kromium ferit memiliki

banyak potensi untuk diaplikasikan. Diindikasikan bahwa transmisi optik pada ferofluida

erat kaitannya dengan struktural di bawah pengaruh medan luar. Sensitivitas ferofluida

tidak hanya karena spin magnetik, tetapi juga karena fleksibilitas cairan yang

mempermudah orientasi partikel akibat pengaruh medan luar (Elyani dkk,2018).

Manfaat penelitian dalam pembuatan ferrofluid sebagai magnet cair yang

merupakan partikel feromagnetik yang biasa digunakan pada damper untuk meningkatkan

kinerja motor stepper. Selain itu, juga dapat diaplikasikan pada peralatan vakum, system

laser, komputer, printer ink jet dan pengeras suara (Shorokillahi, 2012). Selain bermanfaat

pada bidang elektronik, ferrofluid juga banyak digunakan pada keperluan medis, seperti

pada pengobatan tumor/kanker untuk mengurangi efek samping pada obat.

Page 25: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

13

2.6 Iluminasi Ruang Warna L*a*b

Ruang Warna L * a * b * atau yang dikenal dengan CIELAB adalah ruang warna

yang paling lengkap yang ditetapkan oleh Komisi Internasional tentang iluminasi warna

(French Commision Internationale de l’eclairage, dikenal sebagai CIE). Warna yang

dilihat oleh mata manusia secara umum, seringkali digunakan sebagai referensi ruang

warna. Pada ruang warna ini, paling populer di pergunakan dalam bidang Color

Management System pada industri grafika. Pada bagian warna sebagai tiga nilai numerik,

L * untuk level cahaya dan a* dan b* untuk komponen hijau-merah dan biru-kuning.

Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya, panjang gelombang warna

yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Ada 12 jenis

warna yang dihasilkan dalam lingkar warna, yaitu merah, kuning, hijau, cyan, biru,

magenta, dengan semua warna intermediate (yang terakhir adalah warna antara magenta

dan merah). Proses partisi dilakukan dengan cara mengkonversi dan transformasi ruang

warna citra yang semula RGB menjadi XYZ (Sinaga, A, 2019).

2.6.1. Ruang warna RGB

Ruang warna RGB (Red, Green, Blue) adalah kombinasi warna primer yaitu

merah, hijau, dan biru, yang biasa digunakan oleh monitor komputer atau televisi.

Warna yang dihasilkan berasal dari kombinasi tiga warna dan masing – masing

memiliki nilai 8 bit merah, 8 bit hijau, dan 8 bit biru. Campuran ketiga warna primer

tersebut dengan porposi seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu. Jika

ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka akan menghasilkan warna putih.

Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya, panjang gelombang

warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer.

Ada 12 jenis warna yang dihasilkan dalam lingkar warna, yaitu merah, kuning,

hijau, cyan, biru, magenta, dengan semua warna intermediate (yang terakhir adalah

warna antara magenta dan merah). Proses partisi dilakukan dengan cara

Page 26: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

14

mengkonversi dan transformasi ruang warna citra yang semula RGB menjadi XYZ

(Pratt,2007; Sinaga, A, 2019).

Dalam proses analisis citra menggunakan segmentasi, dengan tujuan untuk

memperoleh region yang didasarkan pada partisi citra. Proses segmentasi

memisahkan warna background dengan true color (Red Green Blue) dan beberapa

kandungan warna lainnya untuk mengidentifikasi warna secara digital.

2.6.2. Karakteristik Diagram Chromaticity Ruang Warna CIELAB

Merupakan model tiga dimensi, hanya dapat digambarkan apabila dalam

ruang tiga dimensi, dan apabila diambil irisan komponen a* dan b*, maka akan

mendapatkan diagram chromaticity a* b*. Dengan CIELAB diberikan makna dari

setiap dimensi yang dibentuk:

a) Besaran CIE_L* untuk mendeskripsikan kecerahan warna, 0 untuk hitam dan

L* = 100 untuk putih).

b) Dimensi CIE_a* mendeskripsikan jenis warna hijau-merah, angka negatif a*:

warna hijau; CIE_a* positif mengindikasikan warna merah.

c) Dimensi CIE_b* untuk jenis warna birukuning, angka negatif b*

mengindikasikan warna biru dan sebaliknya CIE_b* positif mengindikasikan

warna kuning. Pada sistem ini termasuk penilaian terdiri atas 3 parameter yaitu

L, a dan b.

Page 27: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

15

Gambar 2.6.2 Color Lab

Lokasi warna pada sistem ini ditentukan dengan koordinat L∗, a∗, dan b∗.

Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan

warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Notasi a*: warna kromatik campuran

merah-hijau dengan nilai +a* (positif) dari 0 sampai +80 untuk warna merah dan

nilai – a* (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b*: warna kromatik

campuran biru-kuning dengan nilai +b* (positif) dari 0 sampai +70 untuk warna

kuning dan nilai –b* (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru.

2.6.3. Segmentasi-Segmentasi Citra

Segmentasi citra merupakan pengelompokan beberapa segmen atau objek-

objek berdasarkan homogenitas karakteristik piksel-pikselnya. Segmentasi citra

menghasilkan “objek”, yaitu kelompok piksel yang yang selanjutnya menjadi unit

analisis klasifikasi (Yudha dkk, 2016)

Page 28: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

16

Gambar 2.6.3 Proses Segmentasi Citra RGB-L*a*b

2.7 Sifat kemagnetan bahan

Sifat dan karakteristik magnetik dari suatu bahan erat kaitannya dengan

suseptibilitas magnetik (magnetic susceptibility) χm dan permeabilitas magnetik (magnetic

permeability) µ (Edi, 2009). Pada konfigurasi electron dalam besi (Fe) adalah 1s2 2s2 2p6

3s2 3p6 4s2 3d6 dengan nomer atom 26Fe yang memiliki medan magnet yang berbeda dari

electron yang tidak berpasangan. Menurut (Tiwati, et al, 2014) sifat kemagntean bahan

berdasarkan nilai suseptibilitas (X), rasio magnetisasi (M) sehingga dibagi menjadi

beberapa jenis yaitu :

Gambar 2.7 Sifat Kemagnetan bahan (Sulistyorini, E,2019)

Type of Magnetism

Net Magnetization

Ferromagnetism Ferrimagnetism Paramagnetism

No Net Magnetization

DiamagnetismAnti-

ferromagnetism

Page 29: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

17

Tabel 2.7 Klasifikasi karakteristik sifat kemagnetan bahan

Diamagnetik Paramagnetik Feromagnetik Antiferomagnetik

- Bahan

diamagnetic

tidak

memiliki

dipol

megnet

permanen

- Nilai

suseptibilitas

kecil dan

negative

- Sifat

megnetiknya

lemah, tidak

permanen

- Besarnya

momen

magnetic

yang di

induksi kecil

& arahnya

berlawanan

dengan

medan

magnet luar.

- Susceptibilitas

magnetiknya

kecil tapi

bermilai

positif

- Dengan

adanya medan

magnet luar,

atom atomnya

akan

mensejajarkan

diri dengan

arah medan

- Magnetisasi

hanya muncul

jika ada

medan magnet

luar

- Contoh bahan

paramagnetik:

alumunium,

magnesium

dan wolfram

- Bahan logam

yang memiliki

momen magnetik

permanen tanpa

adanya medan

magnet luar.

Contoh : Fe, Co,

Ni.

- Nilai

susceptibilitasnya

tinggi.

- Spin elektron

yang tidak

berpasangan ini

akan

menimbulkan

medan magnetic.

- Mempunyai sifat

remanensi,

artinya bahwa

setelah medan

magnet luar

dihilangkan, akan

tetap memiliki

medan magnet.

Bahan anti

ferromagnetik

adalah suatu bahan

yang memiliki

suseptibilitas

positif yang kecil

pada segala

temperature.

➢ Diamagnetik

Jika suatu bahan terkena medan magnet luar maka atom di dalamnya

menyebabkan orbital elektronnya agak tidak seimbang dan menciptakan dipol

magnet yang kecil. Nilai dipol orbitalnya sebesar 1/3 nilai dipol spinnya (Marwoto

dan Astuti) dengan nilai suseptibilitasnya negatif yaitu -10-6 , negatif dan tidak

bergantung pada suhu (Ramimoghadam et. al., 2014). Suseptibilitas material yang

mempunyai sifat diamagnetik dapat dilihat pada Tabel 2.7.1.

Page 30: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

18

Tabel 2.7.1 Contoh Material Diamagnetik (Firdaus, 2019)

➢ Paramagnetik

Sifat bahan ini ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang menjadi

terarah oleh medan magnet luar. Sifat paramagnetic memiliki sisa dipol yang

cenderung miring sehingga disebut Canted antiferromagnetic yang merupakan

bahan ferri, dimana bahan ferri secara umum termasuk pada bagian ferromagnetic

(Yulianto, 2007) Pada bahan ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet

yang melawan medan magnet penyebabnya) dapat timbul, suseptibilitas magnet

dari bahan paramagnetik adalah positif dan berada dalam rentang 10-5 sampai 10-3

m3/Kg (Coondoo, 2011).

Tabel 2.7.2 Contoh Material Paramagnetik (Firdaus, 2019)

Page 31: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

19

➢ Canted Antiferomagnetik

Canted aniferomagnetik merupakan material yang masing-masing dipolnya

mempunyai momen yang sama tetapi dipol yang berdekatan berlawanna arahnya

dengan demikian, masing-masing dipol saling meniadakan satu sama lain. Nilai

suseptibilitas magnetiknya positif yaitu sekitar 0-0,1 dan permeabilitasnya positif.

Peningkatan suhu akan meningkatkan suseptibilitasnya karena pasangan

antiparalel terdistorsi. Gejala ini banyak ditunjukan oleh senyawa logam transisi,

seperti kristal MnFe2.

Tabel 2.7.4 Contoh Material Canted Antiferomagnetik (Dearing,1999)

➢ Ferromagnetik

Ferromagnetik merupakan bahan yang mempunyai resultan medan atomik

besar yang disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Masing-masing spin

elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan magnetik sehingga

total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih kuat. Medan magnet

dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi

diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan

mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok, kelompok inilah yang dikenal

dengan domain.

Page 32: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

20

Tabel 2.7.3 Contoh Material Ferromagnetik dan Ferrimagnetik (Dearing, 1999)

Bahan ferromagnetik mula-mula memiliki magnetisasi nol pada daerah yang bebas

medan magnetik. Ketika mendapat pengaruh medan magnetik yang lemah saja akan

memperoleh magnetisasi yang besar.

Gambar 2.7 Kurva histerisis pada bahan feromagnetik

Jika diperbesar medan magnetnya, akan makin besar pula magnetisasinya.

Eksperimen menunjukkan bila medan magnetik ditiadakan, magnetisasi bahan tidak

kembali menjadi nol. Jadi bahan ferromagnetik itu dapat mempunyai magnetisasi

Page 33: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

21

walaupun tidak ada medan, sehingga bahan dikatakan memiliki magnetisasi spontan.

Apabila siklus ini diteruskan maka akan didapat kurva dengan bentuk simetris yang dikenal

dengan fenomena hysteresis (Istiyono, Edi, 2009).

2.8 Metode Kopresipitasi

Metode yang paling sederhana adalah metode presipitasi (pengendapan) dengan

cara mereaksikan limbah buangan yang mengandung logam berat dengan suatu bahan

kimia pengendap. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk proses pengendapan beberapa

logam berat adalah senyawa hidroksida, logam, dan sulfida (Mahmood, 2011). Sintesis

nanopartikel magnetik diawali dengan penghancuran batuan besi melalui proses

penggerusan dengan alat pengayakan dengan ayakan 200 mesh. Hasil ayakan tersebut

dipisahkan dengan magnet permanen sehingga dihasilkan serbuk besi. Setelah larutan

terbentuk, dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring.

Metode ini dinilai lebih cocok karena lebih mudah untuk dilakukan, bahan-

bahan dan cara kerja yang digunakan juga lebih sederhana. Kelebihan dari metode

ini adalah prosesnya menggunakan suhu rendah dan mudah untuk mengontrol ukuran

partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif singkat (Marwati S dkk, 2013). Reaksi

Persamaan pada senyawa asam sulfat (H2SO4) untuk menghasilkan warna merah adalah

sebagai berikut :

Fe (s) + H2SO4 FeSO4 (s) + H2 (g)

FeSO4 (s) + H2SO4 Fe 2+ (aq) + SO4 2- (aq)

Page 34: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

22

2.9 Suseptibiltas Magnetik

2.9.1. Suseptibilitas magnetik bahan

Dalam aplikasi geofisika, metode magnetik ini bergantung pada

pengukuran langsung yang dihasilkan dari variasi intensitas masing-masing fluida

magnetik.. Besarnya medan magnet (B) di dapat bisa di tentukan dengan alat sensor

GMR (Giant Magnetoresistance) dan mengguanakn metode gaya gravitasi dengan

persamaan rumus secara umum :

𝐵 = 𝐵0 + 𝜇0 𝑀 (1)

Dimana 𝐵0 merupakan medan magnet dari arus solenoida. Kemudian

medan magnet yang termagnetkan mengalami magnetisasi (M).

Nilai susceptibilitas magnetik adalah ukuran dasar untuk mengetahui sifat

sifat magnetik pada suatu bahan yang ditunjukkan dengan adanya respon terhadap

induksi medan magnet, yang merupakan rasio antara magnetisasi dengan intensitas

medan magnet tersebut. Dari persamaan (1), maka dapat di jabarkan secara umum

sebagai berikut :

𝐵 = 𝜇0 (𝐻 + 𝑀) = 𝜇0 𝐻 + 𝑋𝑚𝐻 = 𝜇0 (1 + 𝑋𝑚)𝐻 (2)

Dalam bahan permagnetan paramagnetic dan ferromagnetic nilai tersebut

berbanding lurus dengan medan magnetik sehingga dapat ditulis :

𝑀 = 𝑋𝑚(𝐵0

𝜇0)

Pada nilai diatas, dapat kita subsitusikan dengan 𝑋𝑚 adalah bilangan tanpa

dimensi yang disebut susceptibilitas magnetik dengan persamaan secara umum :

𝜇 ⃗⃗⃗ = 𝐵

𝐻

Maka

𝐵 = 𝜇 𝐻

Page 35: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

23

2.9.2 Metode Quincke

Gambar 2.9.2 Metode Quincke

Metode Quincke menggunakan prinsip Hukum Faraday. Zat paramagnetic

dari zat ferromagnetic yang diukur berdasarkan nilai h (kenaikan/ bertambahnya

level cairan), dimana diketahui bahwa momen magnet ( 𝜇 ) dari Energi potensial (

𝐸𝑝 ). Jika ditempatkan dalam medan magnet dari kekuatan B. maka :

𝐸𝑖 = 𝜇𝑖 𝐵 (1)

Dimana 𝜇 momen magnet dari energi tersebut, dan B merupakan energi dalam

satuan volume suatu zat dengan atom N per satuan volume, menjadi :

𝐸 = (𝑁𝜇 )𝐵 = 𝑀 𝐵 (Energi/ volume) (2)

Maka zat tersebut dengan medan magnet yang tidak homogen dalam pelarutnya

mendapatkan Gaya (F) :

𝐹 = −𝑑𝐸

𝑑𝑥= −𝑀 (

𝑑𝐵

𝑑𝑥) (3)

Dengan nilai gaya per satuan volume, maka :

𝐹 = ( 𝑋𝑣 𝐵

𝜇0)

𝑑𝐵

𝑑𝑥

= 𝑋𝑣

2 𝜇0 𝑑𝐵2

𝑑𝑥 𝑉 (4)

Dimana persamaan (4) :

𝑑𝐹 = 1

2 𝜇0 𝑋𝑣

𝑑𝐵2

𝑑𝑥 (𝑎 𝑑𝑥)

𝐹 = ∫1

2𝜇1 (𝑋𝑣)𝑎

𝑑𝐵2

𝑑𝑥

𝐵1

0 𝑑𝑥 = (

𝑋𝑣𝑎

2𝜇0) ∫ 𝑑𝐵2𝐵1

0 =

1

𝜇0 𝑋𝑣𝑎 𝐵2 (5)

Pada gaya (F) zat cair karena pengaruh medan gravitasi maka :

𝐹 = 𝑚𝑔 = 𝜌𝑔ℎ

𝜌 = Massa jenis zat cair, maka didapatkan persamaan pada :

Page 36: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

24

𝐹 = 1

2𝜇0 𝑋𝑣 𝐵

2 dan 𝑋𝑣 = 2𝜇0 𝑔 ℎ 𝜌

𝐵2

Dari persamaan diatas dapat kita substitusikan :

𝑋𝑚 = 𝑋𝑣

𝜌= 2𝜇0 𝑔

𝐵2 (6)

Dengan,

𝑋𝑚 = nilai uji susceptibilitas (𝑚3/𝑘𝑔)

𝜇0 = 4 × 10−7 𝑉𝑠/ 𝐴𝑚

ℎ = Kenaikan cairan pada tabung (m)

𝐵 = Besarnya medan magnet (alat magnetometer) W/ m2

2.10 Pigment X-Ray Diffraction

Dalam pembentukan struktur kristal dan senyawa pada hasil sintesis pigmen pasir

besi dapat di ketahui dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Dari Cuk 𝛼 dengan

panjang gelombang 1,54060 Å mampu membangkitkan radiasi ketika menggunakan arus

sebesar 300 mA dan beda potensial 400 kV dengan rentang sudut antara 20,0000⁰-

80,0000⁰. Hasil penelitian tersebut mampu menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk

dari peak atau puncak terlihat jelas sebagian besar adalah hematite (Fe2O3) 86,9% dan

senyawa Fe 13,1% (Sulistyorini, Endah. 2019) menggunakan aplikasi OriginPro 8 &

MATCH! 2 dari Crystalography Open Database COD-Inorg REV 173445 2016.01.04

Gambar 2.10 Grafik Hasil Uji XRD Pigmen Hematit

Page 37: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Fabrikasi ferrofluid dan sintesis hematit dari hasil ekstraksi pasir besi dilakukan di

laboratorium kemagnetan bahan, Jurusan Fisika Universtitas Negeri Semarang. Tahapan

dalam penelitian ini berupa sintesis pigmen hematit, pembuatan ferrofluid dengan

membandingkan beberapa jenis surfaktan dan karakterisasi ferrofluid.

3.2 Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian fabrikasi ferrofluid dan sintesis hematite dari pasir besi (Fe2O3)

tersusun dalam diagram alir penelitian terdapat pada gambar 3.4.4.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, berupa (1) neraca digital, (2) ball mill

(3) screen sablon 180T (4) gelas ukur (5) gelas beker (6) stier (7) kertas saring (8) oven

(9) furnace (10) stopwatch (11) pipet tetes

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir besi yang sudah di

ekstraksi, asam sulfat (H2SO4), aquades, pelumas motor oil (Prima Xp), asam oleat

(C18H34O2), alcohol

3.4 Alur Penelitian

Untuk melakukan penelitian berjudul “Fabrikasi dan Karakterisasi Ferrofluid

Berwarna Merah Menggunakan Hematit (Fe2O3) Hasil Sintesis Dari Pasir Besi”

ditunjukkan dengan diagram alir seperti gambar berikut :

Page 38: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

26

3.4.1 Sintesis Pasir Besi (Fe3O4)

Pembuatan pigmen merah hematite, secara garis besar terbagi menjadi beberapa

tahapan seperti berikut :

1. Pemurnian pasir besi, yang meliputi :

a. Mengekstraksi manual pasir besi Fe2O3 untuk meminimalisasi adanya

pengotor nonmagnetik.

b. Menggiling pasir besi menggunakan ball milling ±40 jam dengan

menambahkan volume alcohol 70% sebanyak 100 ml : 100 ml aquades

sampai homogen.

c. Menyaring hasil gilingan menggunakan penyaring sablon 150T.

Gambar 3.4.1 Proses pemisahan pasir besi (Fe3O4)

3.4.2 Pembuatan pigmen Hematite Fe2O3, yang meliputi :

1. Menyiapkan alat dan bahan beserta pasir besi hasil pemurnian.

2. Mereaksikan pasir besi dengan 40ml aquades yang kemudian dilarutkan selama

±4jam hingga bersifat homogen.

3. Memisahkan serbuk pasir besi dengan aquades sebanyak 4x pemurnian dari

pengotornya.

4. Setelah terpisah, serbuk pasir besi (Fe3O4) dipanaskan ke dalam oven dengan

suhu 150℃ selama 2jam.

5. Serbuk pasir besi (Fe3O4) kemudian dihaluskan dengan saringan screen sablon

ukuran 150T.

6. Mencampurkan bahan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perbandingan 1:15 atau

2ml dengan pasir besi Fe2O3 sebanyak 30 gram.

Page 39: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

27

7. Setelah bercampur secara homogen, serbuk tersebut di kalkinasi ke dalam

furnace dengan suhu 650 ℃ selama 3 jam.

8. Serbuk hematite (Fe2O3) kemudian di haluskan dengan saringan screen sablon

ukuran 180T.

(a) (b)

Gambar 3.4.2 (a) Serbuk Pasir Besi (Fe3O4),

(b) Pigmen Hematite (Fe2O3)

3.4.3 Pembuatan ferrofluid

a. Menyiapkan hasil sintesis hematite yang sudah bereaksi secara homogen

dengan bermacam-macam varian. Variabel bebas yang digunakan adalah

konsentrasi pigmen hematite yang ditambahkan, yaitu sebesar 1 gram, 1,5

gram, 2 gram, 2,5 gram, 3 gram dan 3,5 gram

b. Mereaksikan serbuk hematite ke dalam 2 pembeda surfaktan yaitu 6 sempel

varian Asam Oleat pro analis 5ml dan 6 sempel pelumas motor oil 5ml.

c. Menguji dan mengkarakterisasi ferrofluid.

Page 40: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

28

3.4.4 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Alat dan

Bahan

Sintesis Pasir Besi

(Fe3O4)

Sintesis Pigmen

Hematite ( α- Fe2O3)

dengan kalkinasi suhu

650℃

Menguji &

Karakterisasi

Selesai

Surfaktan Pelumas Motor Oil

(Prima Xp)

Asam Oleat

(C18H34O2)

Page 41: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian Fabrikasi dan Karakterisasi Ferrofluid Berwarna Merah

Menggunakan Hematit (α-Fe2O3) Hasil Sintesis dari Pasir Besi menghasilkan seperti pada

gambar berikut :

A) B)

Gambar 4.1 A) Ferrofluid dengan surfaktan Pelumas Motor Oil (Prima-XP)

B) Ferrofluid dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6)

Dapat dilihat pada gambar 4.1, ketika ferrofluid merah dari hematit mendapat

pengaruh gaya magnet dari luar maka pasir hematit akan saling tarik menarik searah

mengikuti gaya magnetnya. Perbedaan yang terlihat jelas dalam gambar tersebut adalah

pada gambar A dengan surfaktan pelumas motor oil (PrimaXP) membutuhkan massa

substrat hematit yang banyak dengan perbandingan 2:1 dengan surfaktanya untuk mampu

mengikat setiap molekulnya dan relative homogen. Sedangkan pada gambar B, ferrofluid

dengan surfaktan asam oleat (C18H34O6) Pro-analis dengan massa subrstat hematit takaran

kecil masih bisa terikat dengan surfaktannya dan relatif homogen. Ferrofluid merah yang

sudah terbentuk kemudian di analisis dan di lakukan pengujian sebagai berikut :

Page 42: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

30

4.2 Karakterisasi pengujian sempel nilai viskositas dan densitas

Ferrofluid merah dari bahan pasir besi telah di buat dan di uji vikositasnya dengan

menggunakan alat sederhana, yaitu dengan Steat. Alat steat adalah gelas plastik yang di

beri lubang kecil. Untuk menghitung nilai viskositas sebuah sempel di butuhkan data

densitas ferrofluid merah terlebih dahulu. Hasil pengukuran yang di dapat berupa waktu

yang di tempuh sampel ferrofluid merah untuk turun melewatinya hingga habis dan di

bandingkan dengan nilai laju viskositas air sebesar 0,0089 g/cm.s. Alat steat dapat dilihat

pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Ilustrasi Alat Steat.

Dari waktu yang di dapatkan kemudian dihitung menggunakan persamaan rumus.

η = 𝜂0

𝜌 𝑡

𝜌0 𝑡0 (𝑝𝑒𝑟𝑠. 4.1.1)

Dimana :

𝜂 = Nilai viskositas yang di dapat (cP)

𝜂0 = Ketetapan nilai viskositas 0,0089 (g/m.s2)

𝜌 = Massa jenis masing-masing fluida (g/cm)

𝜌0 = Massa jenis air (g/cm)

𝑡 = Waktu yang di peroleh dari fluida ketika turun sampai habis dari gelas steat (s)

𝑡0 = Waktu yang di butuhkan air untuk habis dari gelas steat sebesar 2,6 (s)

Page 43: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

31

Berikut hasil pengujian nilai viskositas dengan variasi massa fluida yang

menggunakan perbandingan 2 macam surfaktan yaitu Pelumnas motor oil (XP Prima) dan

Asam Oleat pro analis pada gambar 4.1 A. dan gambar 4.1 B. Data analisis dari

pengambilan sempel ferrofluid merah dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6) sebagai

berikut :

Tabel 4.2 A. Ferrofluid merah dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6)

m (gram) v (mL)

t (s)

1 5 0,83 6,27 12,1

1,5 5 0,85 9,57 18,7

2 5 0,95 12,21 26,7

2,5 5 1,12 17,48 45,3

3 5 1,18 20,54 56,1

3,5 5 1,30 25,49 76,6

Gambar 4.2 Nilai Uji Densitas dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6) dan surfaktan pelumas

motor oil

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

0 1 2 3 4 5 6 7 8

De

nsi

tas

(g/c

m3

)

Massa Hematite (gr)

Grafik Densitas Ferrofluid Terhadap Massa

Densitas surfaktan Asam Oleat Densitas surfaktan Pelumas Motor Oil

𝝆 (𝒈/𝒄𝒎𝟑)) 𝜼 (𝒄𝑷)

Page 44: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

32

Gambar 4.2 Nilai Uji Viskositas dengan surfaktan Asam Oleat (C18H34O6) dan surfaktan pelumas

motor oil

Data analisis dari pengambilan sempel ferrofluid merah dengan surfaktan Pelumas

Motor Oil (XP-Prima) sebagai berikut :

Tabel 4.2 B. Ferrofluid merah dengan surfaktan Pelumas Motor Oil (XP-Prima)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Vis

kosi

tas

(g/c

m3

)

Massa Hematite (gr)

Grafik Viskositas Ferrofluid terhadap massa

Viskositas surfaktan Asam Oleat Viskositas surfaktan Pelumas Motor Oil

m (gram) v (mL)

t (s) 𝜼 (𝒄𝑷)

1,00 5 0,834 7,04 13,6

1,50 5 0,73 13,5 22,8

2,00 5 0,74 16,37 28

2,50 5 0.762 19,28 34

3,00 5 0,767 22,15 39

3,50 5 0,82 27,13 51,5

𝝆 (𝒈/𝒄𝒎𝟑)

Page 45: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

33

Sintesis ferrofluid pencampuran dua surfaktan yaitu Asam Oleat (C18H34O6) dan

Pelumas motor oil (XP-Prima) dapat di lihat dari gambar kedua grafik tersebut. Pelumas

motor oil (XP-Prima) untuk mobil dengan type SAE 20W-50 yang memiliki angka

kerapatan densitas lebih rendah daripada angka kerapatan densitas asam oleat. Dua

surfaktan tersebut memiliki ciri karakteristik berupa minyak.

Grafik 4.2 ferrofluid dengan dua surfaktan ini, semakin lama waktu yang di

tempuh, maka semakin bertambah massa yang mempengerahui nilai densitas dan nilai

viskositasnya. Surfaktan asam oleat sebelumnya menunjukkan karakteristik surfaktan ini

merupakan asam lemak tak jenuh dari dalam minyak sawit. Asam tersebut pada reaksi ini,

menimbulkan sifat Non-polar karena tidak mudah bereaksi dengan air namun mudah

bereaksi dengan serbuk hematite dan memiliki sifat homogen dalam waktu tertentu. Selain

itu, pencampuran surfaktan pelumas motor oil (primaXP) memiliki sifat yang sama karena

karakteristik surfaktan ini adalah minyak, sehingga memiliki sifat Non-polar yang mudah

mengikat serbuk hematit tetapi bersifat heterogen sehingga hematit tidak dapat terikat

secara maksimal.

4.3 Karakterisasi Struktur Permukaan Sampel pada Substrat Menggunakan CCD

Mikroskop

Pengujian persebaran substrat dilakukan dengan dua metode dan dua surfaktan di

Laboratorium Pengujian Fisika UNNES. Dalam pengujian dua metode yaitu pelapisan

yang dilakukan dengan brush make up halus untuk melihat struktur pada permukaan

substrat ferrofluid merah yang di aplikasikan pada kertas HVS berukuran ±4x3 cm dan

plastik transparan. Pada pengujian Commission Internationale d’Eclairage (CIE) L*a*b

yang berupa serbuk pigmen hematit berbahan dasar pasir besi untuk ferrofluid dari metode

presipitasi.

Page 46: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

34

Untuk menghasilkan pigmen ini dapat melalui proses penghalusan bertujuan untuk

memperkecil ukuran partikel menggunakan Screen 180T, dilanjutkan proses pemanasan

dengan suhu 650℃ untuk mendapatkan serbuk warna merah selama 3 jam. Kemudian

dilakukan penyaringan untuk mendapatkan ukuran nanopartikel yang sama. Warna

ferrofluid merah sesudah tercampur dua jenis surfaktan warna mengalami perubahan yaitu

merah kecokelatan.

Dalam pengujian substrat pada satu surfaktan dengan dua metode menghasilkan

perbedaan sifat homogenitas. Pengujian ferrofluid dengan surfaktan asam oleat (C18H34O6)

terlihat jelas pada gambar 4.3 A. untuk plastik transparan.

Gambar 4.3 A. Digital surfaktan asam oleat (C18H34O6)

Gambar 4.3 B. Digital surfaktan pelumas motor oil (PrimaXP)

Pada pengujian menggunakan CIE L*a*b untuk memperoleh data yang lebih akurat

menggunakan aplikasi corelDRAW 2019 (64-bit) agar warna bisa terbaca dalam convert

digital. Warna ferrofuluid dalam digital antara dua surfaktan sulit di bedakan karena dalam

satu warna yaitu merah kecokelatan.

F1 F6 F5 F4 F3 F2

F1 F2 F3

F5 F4 F6

Page 47: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

35

Tabel 4.3 A. Hasil Pengukuran Koordinat Warna

Pada perubahan yang terjadi pada masing-masing grafik Chomaticity hasil

memplot uji CIE L*a*b 1931 dengan bantuan aplikasi Origin pro 8 dengan titik koordinat

konversi CIE L*a*b dari RGB ke koordinat Yxy ferrofluid dengan dua surfaktan

pembeda. Terdapat perbedaan letak titik warna pada sumbu X dan sumbu Y. Pada

ferrofluid bersurfaktan asam oleat (C18H34O2) yang di aplikasikan pada kertas Hvs terletak

pada rentang 0,330 - 0,38⁰ dan L* pada rentang 29⁰- 37⁰ a* pada rentang 11,6⁰- 13,7⁰ dan

b* sebesar 3,8⁰- 4⁰ engan warna substrat masuk dalam golongan merah tetapi cenderung

orange dan ungu, namun warna terlihat jelas oleh mata adalah merah kecokelatan sehingga

mengelompok pada satu titik. Sedangkan pada plastik transparan dengan pelumas motor

oil (PrimaXP) terletak pada rentang 0,3⁰- 0,40 dan L* pada rentang 21⁰- 26⁰ a* pada

rentang 18⁰- 24⁰ dan b* sebesar 9⁰- 11⁰ dengan warna substrat masuk golongan merah dan

mendekati ungu sehingga terlihat jelas dengan mata substrat tersebut berwarna merah

maroon. Berikut grafik chromaticity dari dua surfaktan pembanding pada gambar 4.3.A

Sempel Surfaktan Asam Oleat (C18H34O2) pada Kertas HVS

L A b R G b Y1 X Y2

1 37,3 13,3 4 111 80 81,8 9,7 0,37 0,33

1,5 30 11,5 4 90,2 64,1 64,9 6,2 0,37 0,33

2 29,6 11,6 4,2 89,4 63,1 63,7 6,1 0,37 0,33

2,5 29,6 11,6 4,2 89,4 63,1 63,7 6,1 0,37 0,33

3 29,2 11,8 4,4 88,8 62 62,5 5,9 0,37 0,33

3,5 27,9 13,7 3,8 88 58 60,5 5,4 0,38 0,33

Sempel Surfaktan Pelumas Motor Oil (Prima-XP) pada Plastik Transparan

L A b R G b Y1 X y2

1 26,6 18,4 9,9 93,1 51,4 48,7 5 0,43 0,34

1,5 21,4 24,1 10,5 86,7 35,1 37 3,4 0,43 0,3

2 21,4 18,9 10,8 80,9 39,4 36,3 3,4 0,45 0,3

2,5 21,5 19,7 11,1 82,1 39 36,1 3,4 0,45 0,3

3 21,7 20,4 11,4 83,5 38,9 36,1 3,4 0,45 0,3

3,6 21,8 21,2 11,6 84,7 38,5 36,1 3,5 0,46 0,3

Page 48: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

36

Gambar 4.3 A. Grafik Chromaticity dari dua surfaktan pembanding.

Tabel 4.3 B. Hasil Pengukuran Koordinat Warna

No Surfaktan Asam Oleat (C18H34O2) pada Plastik Transparan

L a B R g b Y1 X Y2

1 19,9 19,1 12 77,6 36 31,5 3 0,46 0,34

2 19,7 20,1 9,3 77,6 34,9 35 3 0,45 0,33

3 20,5 22,4 13,3 83,2 34,5 31 3,1 0,48 0,34

4 19,9 23 14,2 82,5 32,5 28,5 3 0,49 0,34

5 19,9 19,1 12 77,6 36 31,5 3 0,46 0,34

6 20,2 20,8 12,6 80,5 35,2 31,3 3 0,47 0,34

No Surfaktan Pelumas Motor Oil (Prima-XP) pada Kertas HVS

L a B R g b Y1 X y2

1 29,8 14,1 3,5 93 62 65,3 6,1 0,37 0,32

2 31,6 13,4 4,2 96,8 66,5 68,2 6,9 0,37 0,32

3 29,2 13 3,3 89,9 61,3 64,2 5,9 0,37 0,32

4 29,5 14,9 3,9 93,5 60,8 64 6 0,38 0,32

5 29,7 12,3 4,4 90,7 62,9 63,6 6,1 0,37 0,33

6 29,7 13,5 3,3 91,8 62,2 65,3 6,1 0,37 0,32

Grafik Chromaticity Surfaktan Pelumas Motor

Oil (PrimaXP) pada Plastik Transparan

Page 49: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

37

a) b)

Dapat dilihat perubahan yang terjadi pada masing-masing grafik Chomaticity

hasil memplot uji CIE L*a*b 1931 dengan bantuan aplikasi Origin pro 8 dengan titik

koordinat konversi CIE L*a*b ke koordinat Yxy ferrofluid dengan dua surfaktan

pembeda. Terdapat perbedaan letak titik warna pada sumbu X dan sumbu Y. Pada

ferrofluid bersurfaktan asam oleat (C18H34O2) yang di aplikasikan pada plastic

transparan terletak pada rentang 0,3⁰- 0,50 dan L* pada rentang 19⁰- 20⁰ a* pada

rentang 19⁰- 23⁰ dan b* sebesar 9⁰- 12⁰ engan warna substrat masuk dalam golongan

merah tetapi lebih orange dan ungu, namun warna terlihat jelas oleh mata adalah merah

kecokelatan. Sedangkan pada kertas hvs dengan pelumas motor oil (PrimaXP) pada

kertas Hvs, terletak pada rentang 0,3⁰ dan L* pada rentang 29⁰- 31⁰ a* pada rentang

12⁰- 14⁰ dan b* sebesar 3⁰- 4⁰ dengan warna substrat masuk golongan merah dan

mendekati ungu sehingga terlihat jelas dengan mata substrat tersebut berwarna merah

maroon.

Berdasarkan data diatas, hasil analisis warna pada aplikasi kertas Hvs dan

plastik transparan dari kedua surfaktan tersebut nilai L* pada rentang 20⁰- 37⁰ a* pada

rentang 11⁰- 23⁰ dan b* sebesar 4⁰- 13⁰ dan nilai R pada rentang 80⁰- 111⁰ g pada

rentang 380- 80⁰ b pada rentang 30⁰- 82⁰.

Pada perubahan warna yang terjadi pada ferrofluid merah, tidak terlihat jelas

perbedaannya. Namun, dapat diketahui perubahan yang terbentuk dari perbedaan

perlakuan antara dua surfaktan seperti pada gambar 4.3.1.

Grafik Chromaticity Surfaktan Pelumas Motor

Oil (PrimaXP) pada kertas Hvs

Page 50: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

38

Gambar 4.3.1 Ferrofluid dengan pembeda dua surfaktan.

4.4 Karakterisasi Pengujian Nilai Susceptibilitas berdasarkan Gaya Gravitasi

Nilai suscceptibiltas magnetic tidak di peroleh secara langsung tetapi di peroleh

dengan mengukur besar intensitas magnetic menggunakan alat magnetometer. Untuk

mengetahui model struktur pada permukaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah

adalah Metode Quincke. Prinsip metode ini berdasarkan hukum faraday yang timbul

akibat perbedaan rapat massa pada setiap pasir besi hematite di bawah permukaan bumi

(Adhi dkk, 2011). Cara kerja penggunaan metode ini seperti pada gambar 4.4.1

Gambar 4.4.1 Experimen Pengujian Alat Susceptibilitas Metode Quincke

Prinsip kerja metode gravitasi ini, dimana sempel ferrofluid di masukkan

kedalam plastic transparan yang kemudian di masukkan ke dalam wadah bertali dan di

Page 51: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

39

beri magnet lalu ditarik dengan plastic yang telah di ikat dengan tali tersebut pada

bagian bawah yang di beri penambahan pasir besi (Fe3O4) hingga terjatuh seiring

bertambahnya muatan pasir besi tersebut.

Dalam uji coba alat ukur metode ini, hasil dari perhitungan alat ukur tersebut

belum dapat di kalibrasi secara standart sehingga alat ukur uji susceptibilitas magnetic

bahan dari peneliti belum di pastikan kekuratan dalam proses pengukurannya.

Tabel 4.4.1 Hasil pengujian nilai susceptibilitas dengan metode gravitasi.

Dengan persamaan rumus yang di dapat adalah :

Dimana,

𝑋𝑚 = Nilai susceptibilitas sifat kemagnetan bahan (𝑚3/𝑘𝑔)

𝑀 = 𝛴 momen dipol/ satuan massa (𝑉𝑠/ 𝐴 𝑚)

𝑔 = Ketetapan gravitasi 9,8 (𝑚/𝑠2)

𝑟 = jarak antara sempel cair dalam plastic dengan magnet 1 ml (10−6 𝑚3)

𝐵 = Besarnya medan magnet pada alat magnetometer ( W/ 𝑚2)

Surfaktan

B

(W/

m2)

1 0,06 7 9,8 1,9

Pelumas

Motor Oil

(Prima-XP)

1,5

0,22 17 9,8 0,34 x 10-5

2,5 0,24 28,8 9,8 0,49

1 0,08 6,7 9,8 0,11 Asam Oleat

(C16H34O2) 2 0,12 23 9,8

0,16 x 10-5

2,5 0,21 30,6 9,8 0,7

𝑚 (𝑔𝑟)

𝑋𝑚 = 𝑀 𝑔𝑟

𝐵2

𝑋𝑚 (10−6)( 𝑚3/𝑘𝑔) 𝑔 (𝑚/𝑠 2) 𝑀 (𝑉𝑠/ 𝐴 𝑚)

Page 52: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

40

Dapat di ketahui pada uji susceptibilitas magnetik dengan metode gravitasi,

bahwa pada surfaktan pelumas motor oil dengan variasi massa 1gram, 1,5gram dan

2,5gram dengan nilai rata-rata dalam uji susceptibilitas 0,34 × 10−5 − 1,9 ×

10−6 𝑚3/𝑘𝑔. Sedangkan pada surfaktan Asam Oleat (C16H34O2) dari variasi

massa1gram, 2gram dan 2,5 gram dengan nilai rata-rata 0,16 × 10−5 − 1,1 ×

10−6 𝑚3/𝑘𝑔. Berdasarkan metode tersebut menghasilkan sifat kemagnetan bahan

yang terbentuk berupa sisa momen dipol (Canted Antiferimagnetik) yang merupakan

bagian ferromagnetik

Ferromagnetic merupakan sifat material dengan karakteristik bahan yang

bersifat sangat mudah ditarik oleh suatu medan magnet sehingga memungkinkan terjadi

magnetisasi spontan. Dalam ferromagnetik, spin elektronnya paralel. material tersebut

mempunyai nilai suseptibilitas positif sebesar 0.01-10-6 dan permeabilitas magnetik

yang besar (Rini, S Endah.2020).

Dimana hasil data tersebut sesuai dengan Massa gravitasi bertambah yang

mempengaruhi besar kecilnya nilai 𝑋𝑚, jika massa bertambah maka nilai

susceptibilitas berkurang (Rini, S Endah. 2020).

Jika didekatkan dengan medan magnet maka orientasi dari atom penyusun akan

sejajar dengan medan magnet tersebut. Pemberian dua surfaktan pembanding ini,

mempengaruhi sifat fisis homogentitas pada setiap massa, dimana dapat dilihat bahwa

bertambahnya massa pigmen, sebanding dengan besarnya semakin struktur ferrofluid

yang terbentuk. Namun, pada dua perbandingan surfaktan, pada surfaktan asam oleat

proanalis lebih mengikat pigmen pada ukuran massa sedikit ataupun besar. Sedangkan

pada surfaktan pelumas motor oil bersifat hanya mengendap sementara untuk massa

sedikit maupun banyak.

(A)

Gambar 4.4.2 a) Arah domain dalam bahan Ferromagnetik.

Page 53: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

41

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan sebagai

berikut :

1. Pigmen hematit merah dapat dilakukan menggunakan metode presipitasi-kalkinasi

dengan pencampuran senyawa asam sulfat (H2SO4) ke dalam pasir besi (Fe3O4)

sebagai bahan fabrikasi ferrofluid.

2. Sifat kemagnetan bahan fabrikasi Ferrofluid menggunakan dua surfaktan adalah

ferromagnetic berdasarkan pengukuran nilai uji suseptibilitas (𝑋𝑚) berdasarkan

Metode Quincke.

5.2 Saran

Hasil akhir yang di dapatkan penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Melakukan proses penghalusan dengan T-screen yang ukuran mesh lebih kecil agar

di dapatkan hasil ferrofluid cair dengan kualitas yang paling optimum.

2. Menggunakan senyawa kimia yang paling tepat untuk tetap bisa menghasilkan

warna tetapi tidak mengubah sifat kemagnetan bahannya.

3. Menggunakan komposisi bahan surfaktan yang paling tepat agar ferrofluid dapat

lebih mendekati kualifikasi yang dijual di pasaran.

Page 54: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

42

DAFTAR PUSTAKA

Adhi., Pribadi Mumpuni., Almas Hilman Muhtadi., Panji Achmari., Zamzam Ibnu Sina., Iwan

Jaya Aziz., Petrus Fajar Subekti, 2011. Metode Gaya Berat. Program Studi Fisika,

Institut Teknologi Bandung, Indonesia.

Aminudin, Ahmad.,dkk.2019. Rancang bangun alat ukur suseptibilitas magnetik menggunakan

sensor GMR. Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (417-423). Universitas

Pendidikan Indonesia

Ani, Sistin., dkk.2007. ANALISIS UKURAN DAN KORELASI NANO PARTIKEL Fe3O4 DALAM

FLUIDA MAGNETIK DENGAN TEKNIK HAMBURAN NEUTRON SUDUT KECIL.

Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science, hal : 83 - 87

ISSN : 1411-1098. (PTBIN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong.

Astuti, dan Inayatul, Putri.2012. PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS

NANOPARTIKEL FE3O4. ISSN 1979-4657 20 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4

NO 1. Universitas Andalas

Budiman, Arif. 2015. ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK HASIL OKSIDASI MEGNETIT

MENJADI HEMATIT PASIR BESI PANTAI SUNUR KOTA PARIAMAN SUMATERA

BARAT. Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 2. Universitas Andalas

Buxbaum, G. & G. Pfaff. 2005. Industrial Inorganic Pigment. Weinheim: WILEY-VCH Verlag

GmbH & Co. KgaA.

Bilalodin, Z.I., Sehah, dan Sugito. (2015). Sintesis dan Karakterisasi Pigmen Warna Hitam,

Merah dan Kuning Berbahan Dasar Pasir Besi. Molekul, 10(2), 129- 134. Chiolerio,

A.,

Cornell, R.M., & Schwertmann, U. (2003). The Iron Oxides, 2nd Edition. Weinheim: WILEY-

VCH Verlag Gmb H & Co. KGaA.

Page 55: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

43

D. Zhang, Z. Di, Y. Zou, dan X. Chen, “Temperature sensor using ferrofluid thin film,” Microfluid.

Nanofluidics, vol. 7, no. 1, hal. 141–144, 2009.

Departement of Physics.2019. Experiments for B. Tech. 1st Year Physics Laboratory Quincke's

method. Physics Laboratory

Elyani, W, Taufiq dan Hidayat. 2018. Sintesis Kromium Ferit dari Pasir Pantai dan Karakterisasi

Awal Sensor Suhu. JPSE (Journal of Physical Science and Engineering), Vol. 3, No. 1,

2018, Page 1 – 7. Universitas Negeri Malang.

Fajar, D.P.. (2016). Fabrikasi dan Karakterisasi Tinta Magnetik Berbahan Dasar Pasir Besi.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Fitriawan, M. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Pigmen Nano Hematit dari Limbah Baja (mill

scale) dengan Metode Laux. Seminar Nasional Mahasiswa Fisika 2015 (pp. 2-5).

Universitas Negeri Semarang

Huang, C., Yao, J., Zhang, T., Chen, Y., Jiang, H., & Li, D.. (2017). Damping Applications of

Ferrofluids: A Review. Journal of Magnnetics, 22(1), 109- 121

Indrayana, Tedy Putu I.2019. REVIEW Fe3O4 DARI PASIR BESI : SINTESIS, KARAKTERISASI,

DAN FUNGSIONALISASI HINGGA APLIKASINYA DALAM BIDANG

NANOTEKNOLOGI MAJU. Jurnal UNIERA Volume 8, Nomor 2; ISSN 2086-0404.

Universitas Halmahera

Lubis, W Z dan Mujamilah. 2017. Pengukuran Sampel Magnetik Cair dengan Vibrating Sample

Magnetometer (Vsm). JPSE, Vol. 2, No. 2, 2017, Page 39 – 47. PSTBM-BATAN,

Kawasan Puspiptek Serpong.

Ma’arif, S.A.2008. Perbedaan Penggunaan Minyak Pelumas Top 1 dan Minyak Pelumas Mesran

Prima XP Terhadap Temperatur pada Sepeda Motor. Skripsi. Universitas Negeri

Malang.

Mawarti, Siti., Halimatus dan Handoko.2013. PENGGUNAAN METODE PRESIPITASI UNTUK

MENURUNKAN KADAR Cu DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI PERAK DI

KOTAGEDE. Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 56: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

44

Mulyanti, Budi.2018. (Review) MATA KULIAH : FISIKA DASAR II CAKUPAN MATERI 1.

MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4.

MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL. Universitas Pendidikan Indonesia.

Murbanendra, Wandita Bra.2016. IDENTIFIKASI PANAS BUMI DI GEDONGSONGO

MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Nengsi, W.S.2016. Karakterisasi Struktur Kristal dan Sifat Magnetik Maghemit (𝜶 − 𝑭𝒆𝟐𝑶𝟑 )

yang Dioksidasi dari Magnetit (Fe3O4) dari Pasir Besi Batang Sukam Kabupaten

Sijunjung Sumatera Barat dengan Variasi Waktu Okdidasi. Vol. 5, No.3. Universitas

Andalas.

Puspitarum, D dkk.2019. KARAKTERISASI DAN SIFAT KEMAGNETAN PASIR BESI di

WILAYAH LAMPUNG TENGAH. Jurnal Pendidikan Fisika p-ISSN: 2337-5973 e-ISSN:

2442-4838. Institut Teknologi Sumatera

Rengganis, Puspita Amalia,dkk. 2017. FABRIKASI TINTA SPIDOL WHITEBOARD BERBAHAN

DASAR PIGMEN ORGANIK DARI ENDAPAN MINUMAN KOPI. Prosiding Seminar

Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017. Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Rini, W.S.E..(2020). FABRIKASI DAN KARAKTERISASI TINTA MAGNETIK BERBAHAN

DASAR HEMATITE (𝜶 − 𝑭𝒆𝟐𝑶𝟑) PASIR BESI. Skripsi. Unniversitas Negeri Semarang.

Rodliya, S Lisana. 2018. Sintesis Pigmen maghemit (𝛾-Fe2O3) Dari Limbah Bubut Industri

Kerajinan Besi Dengan Variasi Suhu Kalkinasi. Skripsi. Universitas Negeri Malang.

Saputra, F.M.A., Yulianto, A., & Aji, M.P.. (2016). Sintesis Pigmen Magnetik Copper Ferrite (

CuFe2O4 ) Berbahan Dasar Pasir Besi Menggunakan Metode Kopresipitasi. Unnes

Physics Journal, 5(2), 14-20.

Saputra, F.M.A.. (2017). Sintesis Pigmen Magnetik Copper Ferrite (𝐶𝑢𝐹𝑒2𝑂4 ) Berbahan Dasar

Pasir Besi Menggunakan Metode Kopresipiasi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Page 57: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

45

Saukani M dkk. 2011. Analisa Mineral Magnetik Pasir Sisa Pendulangan Intan di Cempaka, Kota

Banjarbaru Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik. Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8

No.1, (85 – 93). Universitas Lambung Mangkurat

Sinaga, Sindar Anita. 2019. SEGMENTASI RUANG WARNA L*a*b. Jurnal Mantik Penusa Vol.

3, No. 1 pp.43-46. STMIK Pelita Nusantara Medan, Medan.

Shokrollahi, H. 2013. A Review: Structure, synthetic methods, magnetic properties and biomedical

applications of ferrofluids. Materials Science and Engineering C journal. Shiraz

University of Technology, Shiraz, Iran.

Wahyuni, L.T., N. Mufti, dan Yudyanto. Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Pigmen (Biru)

Prussian Blue Ferric(iii) Hexacyanoferrate(ii) (Fe4[Fe(Cn)6]3 Berbahan Dasar Pasir

Besi Alam. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Yulianto, A. & Aji, M.P.. (2010). Fabrikasi MnZn-Ferit dari Bahan Alam Pasir Besi Serrta

Aplikasinya untuk Core Induktor. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng &

DIY, Semarang, 128-133.

Yulianto, A., Bijaksana, S., & Wicaksono, W.. (2003). Comparative Study on Magnetic

Characterization of Iron Sand from Several Locations in Central Java. Journal of

Physics, 14(2), 63-66.

Zulaikah, S., Nisa, Y.C., Mufti, N., Fuad, A., & Hamdi. (2015). Efek Variasi H2SO4 Terhadap

Bentuk, Ukuran Partikel, Suseptibilitas Magnetik dan Transmitansi Pada Sintesis Toner

Berbahan Dasar Pasir Besi. Seminar Nasional Fisika dan Pembelajarannya. Universitas

Negeri Malang.

Page 58: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

46

DAFTAR LAMPIRAN

1. Proses Pembuatan Pigmen Hematite

Page 59: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

47

2. Proses Pembuatan Ferrofluid

Page 60: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

48

3. Pengujian Commission Internationale d’Eclairage (CIE) L*a*b pada Kertas HVS

Page 61: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

49

Page 62: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

50

4. Pengujian Commission Internationale d’Eclairage (CIE) L*a*b pada Plastik Transparan

Page 63: FABRIKASI DAN KARAKTERISASI FERROFLUID BERWARNA …

51