isi-130719220930-phpapp02
-
Upload
muhammad-alimul-fadilah -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of isi-130719220930-phpapp02
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 1/24
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet
Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni
Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kebutuhan akan
air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak ,
mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahuikarena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun
limbah industri.
Air limbah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia sehari-hari, oleh sebab itu air limbah ini akan selalu diupayakan. Agar
tidak mempengaruh ikondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Karena jika air
limbah yang dihasilkan dari aktifitas manusia tersebut tidak saja memepengaruhi
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 2/24
6
aspek lingkungan dan kesehatan, bahkan akan mempengaruhi produktifitas kerja
manusia yang tinggal di dalam lingkunganyang tidak sehat.
Pada zaman dahulu orang belum mengolah air limbah yang dihasilkan, karena
kuantitas air limbah belum mempengaruhi kondisi lingkungan dan kualitasnya
dapat diolahsendiri secara alamiah yang dikenal dengan self purifications. Tetapi
sekarang, dimana pertumbuhan manusia cukup tinggi, sedangkan sumber daya air,
baik kuantitas maupun kualitasnya semakin menurun , khsusunya air tanah
mulaitercemar oleh air limbah rumah tangga yang tidak dikendalikan dengan baik.
Berkembangnya teknologi pengolahan air limbah maka instalasi maupun
komponeninstalasi yang digunakan saat ini banyak menggunakan teknologi yang
modern pula. Namun demikian adanya keterbatasan khususnya dalam operasi dan
pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah, maka kondisi masyarakat
indonesia masih memerlukan teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial dan
ekonomi Indonesia saat ini.
Pengolahan air limbah mulai dari perdesaan, kota kecamatan hingga kota
besar, penggunaan Instalasi Pengolahan Air Limbah dalam bentuk instalasi
individual seperti Tangki Septik atau Cubluk, masih sesuai dengan tingkat
pelayanan penyehatan lingkungan bagi masyarakat yang terdapat di pedesaan.
Dikota kecil maupun kota di kota besar. Untuk mengetahui apakah pengolahan air
limbah dari sumbernya layak atau tidak, dapat dilihat dari berbagai kasus pada
tiap pembangunan perumahan yang kurang atau bahkan tidak sama sekali
memperhatikan standar yang ada sebagai pedoman ataupun guide
line pembangunan sistem pengolahan air limbah.Apabila air limbah dari sumber
tersebut diketahui tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan maka diperlukan
pengolahan terlebih dahulu.Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus dapat meningkatkan
kualitas air efluent dari sistem yang digunakan baik secara fisik, kimia maupun
bakteriologis. Karena kualitas air efluent dari suatu sistem yang memenuhi
persyartan baku mutu air limbah maka kondisi sanitasipun k akan tercipta dengan
baik. Selain penanganan air limbah rumah tangga yang memenuhi persyaratan
kesehatan,diperlukan pula penyediaan air bersih, sampah dan pembuangan air
hujan yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan, sehingga akan tercipta
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 3/24
7
kondisi lingkungan yang sehatdan pada akhirnya akan berdampak pula pada
kesehatan dan produktifitas kerja dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan
sanitasi pemukiman kota yang hingga saat ini masih belum terselesaikan dengan
baik yaitu pembuangan air limbah rumah tangga dan pembuangan sampah,
dimana sebahagian besar masyarkat masih membuang limbah rumah tangga ke
saluran terbuka yang menimbulkan lingkungan permukiman menjadi kotor dan
merupakan salah satu dari penyebab banjir akibat penyumbatan gorong-gorong
oleh sampah yang dibuang ke saluran air limbah dan ke saluran drainase. Dengan
begitu banyaknya masalah limbah yang ada, kita dapat meminimalisir masalah
tersebut yang salah satu caranya adalah dengan proses penjernihan air limbah
sehingga tidak menimbulkan dampak yang berlebih baik dari segi estetika,
maupun kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimananakah standar kualitas air murni ?
2. Bagaimanakah proses pengolahan limbah air menjadi air bersih ?
3. Teknik apakah yang digunakan saat proses penjernihan air ?
4. Bagaimana pembuatan alat penjernih air dengan teknik saring air sederhana ?
C. Tujuan
Adapun Tujuan pembuatan makalah adalah sebagai:
1. Mengetahui standar kualitas air murni
2. Dapat mengelola limbah air menjadi air bersih siap konsumsi
3. Dapat mengaplikasikan teknik proses penjernihan air di masyarakat
4.
Dapat membuat alat penjernih air dengan teknik saring air sederhana.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa :
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalm proses perkuliahan
dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat luas melalui Alat Penjernih Air.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 4/24
8
2. Bagi Masyarakat
Dapat mengelola air bersih secara madani dan mengetahui ciri dan struktur air
bersih yang murni, sehingga tidak terlalu bergantung pada pasokan air dari PAM
nantinya
3. Bagi Kampus Politeknik Kotabaru
Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang diajarkan di perguruan tinggi,
sehingga dapat berkontribusi dalam proses peningkatan Sanitasi dalam
masyarakat.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 5/24
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi di lautan luas.Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air),
dan gas (uap air).Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia
dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang
terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (Fardiaz, 1992).
Secara iklim dan geografis, Indonesia yang terletak di daerah tropis
menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena curah hujan yang
tidak merata, baik secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat
disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dalam perspektif jumlah, mutu,
ruang dan waktu. Pulau Jawa yang dihuni sekitar 65% penduduk Indonesia hanyamempunyai 4,5% dari potensi air tawar nasional. Sebagai daerah tropis, Indonesia
dalam perspektif waktu terbagi dalam musim hujan dan musim kemarau.Secara
nature, ketersediaan air sangat melimpah pada saat musim hujan, sehingga selain
menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir, sedangkan pada musim
kemarau, kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan
lainnya yang berupa kekerinhan yang berkepanjangan.Dengan demikian jelas
terlihat, bahwa alam tidak selalu memberikan sesuatu dalam dimensi yang sesuai(fit) dengan yang diperlukan manusia. Artinya, kesesuaian (the fitness), secara
alamiah (nature) tidak selalu dapat diperoleh manusia secara taken for granted
(Anonim, 2010).
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 6/24
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Standar Kualitas Air Murni
Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama yaitu: (1)
Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), (2) Kebutuhan Oksigen
Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan (3) Kebutuhan
Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
1. Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar
makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan
hidupnya, baik tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang
terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi,
kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara
bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk
pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat
diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati,
maupun oksigen dari udara.
Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman
dalam air untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akandiganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat
habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain
oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk
dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai
akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri),
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 7/24
11
yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan
mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan
oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi
seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang
dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen
terlarut dalam air .
Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang
membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya
mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya
dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari
bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4)
disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
2. BOD dan COD
Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan
kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar,
umumnya digunakan uji BOD dan atau COD.
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB)
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air.
Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menujukkan
jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi atau
menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi menunjukkan bahwa
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahanorganik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen.
Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air disebabkan banyaknya
makanan yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung
BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen
yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara
aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 8/24
12
BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan
oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu
20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan
kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah
COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan
oleh mikroorganisme secara cepat.
Bahan organik dalam air bersifat:
a) Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
b) Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam waktu lima hari
c) Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang dapat diuraikan
oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu hasil uji
COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD. Dari segi kualitas air minum harus
memenuhi :
a) Syarat fi sik seperti :
1) Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau
2) Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
3) Harus jernih
b) Syarat kimia :
air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia
tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 9/24
13
B. Mengolah dan Mengelola Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan
kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah
detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah
tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif.
Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih mudah
disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-
zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida.
Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka selain tawas
digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporlt
berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna
untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman yanq terjadi karena
penggunaan tawas.
Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah dan air
pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa prosses.
Mengenai prosses yang perlu diterapkan tergantung dari kwalitas air baku
tersebut.
Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara lain:
1. Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai
tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan
disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari
kebutuhan.
2.
Proses oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadarlogam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai.
3. Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan
menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga. Proses
ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.
4. Proses filtrasi (karbon aktif), proses ini bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 10/24
14
meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilakan tidak mengandung bakteri
(steril) dan rasa serta aroma air.
5. Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan
bakteri lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini
menggunakan proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.
C. Teknik Penjernihan Air
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah adalah dengan penyaringan
dan pengendapan.
Proses Penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau
untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air
seperti :
a) Menghilangkan gas-gas terlarut
b) Menghilangkan rasa yang tidak enak
c) Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya
d) Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industri
e) Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif
pada pipa atau saluran air lainnya.
Gambar 3.1 Skema Penyaringan Air
Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih
dengan cara penyaringan air :
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 11/24
15
1) Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari
kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
2) Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan
kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada
dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan
kapas yang digunakan.
3) Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari
air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut
dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan
membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses
sedimentasi tau filtrasi.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 12/24
16
Gambar 3.2 Aerasi
4) Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih
dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 13/24
17
Secara umum skema dari Saringan Pasir Lambat dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3.3
Atau mungkin anda dapat memodifikasinya sehingga menjadi seperti gambar di
bawah ini :
Gambar 3.4
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 14/24
18
5) Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan
pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air
terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke
atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
6) Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua
tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air
hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan
Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas
air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit
air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan
beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
Gambar 3.5
7) Saringan arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan
satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan
18aud an rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 15/24
19
kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang
aktif.
Gambar 3.6
8) Saringan air sederhana
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir
arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan
pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang
berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel
saringan air sederhana.
9) Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring
dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan
oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk
menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng
19elative rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
10) Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan
dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 16/24
20
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh
bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan
tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
Gambar 3.7
Selain dengan cara penyaringan teknik penjernihan air juga dapat
menggunakan sistem pengendapan dengan bahan sebagai berikut :
1) Biji kelor
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-
benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel
lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah 20nsure20e, dengan
partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak
tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan
tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air
Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.Serbuk biji
buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan
20nsure logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi
standar baku air minum dan air bersih
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 17/24
21
Gambar 3.8
2) Tawas
Berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama
pengendapan berkisar selama 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk pengendapan,
tidak berfungsi untuk membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.
Gambar 3.9
3) Kaporit
Berfungsi untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air. Dan juga
menaikkan pH dalam air. Membutuhkan proses yang lama untuk mengendap.
Gambar 3.10
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 18/24
22
4) Kapur Gamping
Berfungsi untuk pengendapan namun membutuhkan waktu hingga 24 jam.
Juga berfungsi untuk menaikkan pH air tetepi tidak berfungsi untuk membunuh
kuman, virus dan bakteri.
Gambar 3.11
5) Arang batok kelapa
Berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan juga
menjernihkan.
Gambar 3.12
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 19/24
23
D. Membuat Alat Penjernih Air
Gambar 3.13
1. Konsep Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan
alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menjernihkan/menyaring
untuk mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara tersebut bersifat
mekanik maupun kimiawi tergantung kondisi air.
Kita di sini akan membahas tentang Sistem Penjernihan dan penyaringan
dengan memperlambat aliran. Sistem ini menggunakan bahan penyaring, seperti
sabut/ijuk, batu-batu, arang aktif ataupun potongan bata. Air yang melewati
penyaring tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan air yang jernih.
Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut ialah:
a) Serabut dan di sini kita menggunakan kapas karena kapas tersebut dapat
menyerap endapan-endapan air yang membuat warna air keruh dan kita bisa
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 20/24
24
melihat endapan-endapan tersebut yang menempel pada kapas berupa warna
endapan atau air kotor tersebut
b) Batu-batu atau kerikil berfungsi untuk menyaring material-material yang
berukuran besar, contoh: daun-daun yang berada di sungai, lumut, ganggang dll
c) Arang aktif ataupun batu bata berfungsi untuk menyaring/menghilangkan bau,
warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam
alat/penyulingan air.
Gambar 3.14 Skema Pembuatan Alat Penjernih Air
2. Cara Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana
Di sini kita akan membahas cara pembuatan alat penjernih air sederhana.
a) Siapkan alat dan bahan
1) Botol air mineral
2) Kerikil
3) Kapas
4) Arang
5) Selang atau sedotan
6) Pisau
7) Gunting
8) Paku
b) Cara Pembuatan
1) Potong atau gunting bagian bawah botol mineral hingga lepas
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 21/24
25
2) Lubangi tutup botol dengan paku dan masukkan selang atau sedotan
3) Botol dibalik posisinya, tutup botol berada di bawah
4) Masukkan bahan-bahan tersebut sesuai susunan:
1) Kerikil
2) Kapas
3) Arang
4) Kapas
5) Kerikil
5) Setelah selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah masukkan air
kotor yang keruh ke dalam botol yang telah siap pakai, lihat dan amatilah
hasilnya.
Gambar 3.15
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 22/24
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alat penjernih air sederhana dapat menghasilkan air jernih dari air keruh.
Karena suspensi (air keruh) memiliki partikel-partikel cukup besar
dibandingkan kerapatan komponen-komponen alat penjernih air sehingga
kotoran tertinggal di dalamnya. Selain itu alat penjernih air mengandung
tawas yang akan mengendapkan berbagai kotoran dalam air keruh.
2. Alat penjernih air merupakan salah satu alat yang menggunakan sifat
koagulasi dalam koloid. Yakni menambahkan koagulator “tawas” untuk
mengendapkan koloid lain seperti koloid tanah liat dan partikel-partikel lain
yang membuatnya keruh. Selain itu juga terdapat sifat adsorbsi sehingga
permukaan tawas menyerap zat-zat warna, pestisida, detergen dll yang
terdispersi dalam air.
3. Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan dan
pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa Saringan Kain
Katun, Saringan Kapas, Aerasi, Saringan Pasir Lambat (SPL), Saringan Pasir
Cepat (SPC), Gravity-Fed Filtering System, Saringan Arang, Saringan air
sederhana / tradisional, Saringan Keramik, Saringan Cadas / Jempeng /
Lumpang Batu dan pengendapan dengan biji kelor, tawas, kaporit, kapur
gamping, arang batok kelapa.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 23/24
27
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah mengenai Alat Penjernih Air ini, rekan-rekan
sekalian dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga
dapat membantu permasalahan krisis air bersih yang sedang kita hadapi sekarang
ini. Dan dari segi ekonomi kita dapat membuat dan memasarkan alat ini dengan
harga yang relative efisien dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat.
Sehingga nantinya, alat ini dapat berguna dalam kehidupan kita.
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02
http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 24/24
DAFTAR PUSTAKA
Widarto, L. 1996. Membuat Alat Penjernih Air. Yogyakarta. Kanisius