isi-130719220930-phpapp02

24
7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02 http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 1/24  5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330  juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Air limbah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia sehari-hari, oleh sebab itu air limbah ini akan selalu diupayakan. Agar tidak mempengaruh ikondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Karena jika air limbah yang dihasilkan dari aktifitas manusia tersebut tidak saja memepengaruhi

Transcript of isi-130719220930-phpapp02

Page 1: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 1/24

 

5

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air

menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330

 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada

lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat

hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.

Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:

melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi

mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,

sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet

Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan

(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara

alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan

sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,

monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah

memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni

Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kebutuhan akan

air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak ,

mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahuikarena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun

limbah industri.

Air limbah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia sehari-hari, oleh sebab itu air limbah ini akan selalu diupayakan. Agar

tidak mempengaruh ikondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Karena jika air

limbah yang dihasilkan dari aktifitas manusia tersebut tidak saja memepengaruhi

Page 2: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 2/24

 

6

aspek lingkungan dan kesehatan, bahkan akan mempengaruhi produktifitas kerja

manusia yang tinggal di dalam lingkunganyang tidak sehat.

Pada zaman dahulu orang belum mengolah air limbah yang dihasilkan, karena

kuantitas air limbah belum mempengaruhi kondisi lingkungan dan kualitasnya

dapat diolahsendiri secara alamiah yang dikenal dengan self purifications. Tetapi

sekarang, dimana pertumbuhan manusia cukup tinggi, sedangkan sumber daya air,

 baik kuantitas maupun kualitasnya semakin menurun , khsusunya air tanah

mulaitercemar oleh air limbah rumah tangga yang tidak dikendalikan dengan baik.

Berkembangnya teknologi pengolahan air limbah maka instalasi maupun

komponeninstalasi yang digunakan saat ini banyak menggunakan teknologi yang

modern pula. Namun demikian adanya keterbatasan khususnya dalam operasi dan

 pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah, maka kondisi masyarakat

indonesia masih memerlukan teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial dan

ekonomi Indonesia saat ini.

Pengolahan air limbah mulai dari perdesaan, kota kecamatan hingga kota

 besar, penggunaan Instalasi Pengolahan Air Limbah dalam bentuk instalasi

individual seperti Tangki Septik atau Cubluk, masih sesuai dengan tingkat

 pelayanan penyehatan lingkungan bagi masyarakat yang terdapat di pedesaan.

Dikota kecil maupun kota di kota besar. Untuk mengetahui apakah pengolahan air

limbah dari sumbernya layak atau tidak, dapat dilihat dari berbagai kasus pada

tiap pembangunan perumahan yang kurang atau bahkan tidak sama sekali

memperhatikan standar yang ada sebagai pedoman ataupun guide

line pembangunan sistem pengolahan air limbah.Apabila air limbah dari sumber

tersebut diketahui tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan maka diperlukan

 pengolahan terlebih dahulu.Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus dapat meningkatkan

kualitas air efluent dari sistem yang digunakan baik secara fisik, kimia maupun

 bakteriologis. Karena kualitas air efluent dari suatu sistem yang memenuhi

 persyartan baku mutu air limbah maka kondisi sanitasipun k akan tercipta dengan

 baik. Selain penanganan air limbah rumah tangga yang memenuhi persyaratan

kesehatan,diperlukan pula penyediaan air bersih, sampah dan pembuangan air

hujan yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan, sehingga akan tercipta

Page 3: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 3/24

 

7

kondisi lingkungan yang sehatdan pada akhirnya akan berdampak pula pada

kesehatan dan produktifitas kerja dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan

sanitasi pemukiman kota yang hingga saat ini masih belum terselesaikan dengan

 baik yaitu pembuangan air limbah rumah tangga dan pembuangan sampah,

dimana sebahagian besar masyarkat masih membuang limbah rumah tangga ke

saluran terbuka yang menimbulkan lingkungan permukiman menjadi kotor dan

merupakan salah satu dari penyebab banjir akibat penyumbatan gorong-gorong

oleh sampah yang dibuang ke saluran air limbah dan ke saluran drainase. Dengan

 begitu banyaknya masalah limbah yang ada, kita dapat meminimalisir masalah

tersebut yang salah satu caranya adalah dengan proses penjernihan air limbah

sehingga tidak menimbulkan dampak yang berlebih baik dari segi estetika,

maupun kesehatan.

B.  Rumusan Masalah

1.  Bagaimananakah standar kualitas air murni ?

2.  Bagaimanakah proses pengolahan limbah air menjadi air bersih ?

3.  Teknik apakah yang digunakan saat proses penjernihan air ?

4.  Bagaimana pembuatan alat penjernih air dengan teknik saring air sederhana ?

C.  Tujuan

Adapun Tujuan pembuatan makalah adalah sebagai:

1.  Mengetahui standar kualitas air murni

2.  Dapat mengelola limbah air menjadi air bersih siap konsumsi

3.  Dapat mengaplikasikan teknik proses penjernihan air di masyarakat

4. 

Dapat membuat alat penjernih air dengan teknik saring air sederhana.

D.  Manfaat

1.  Bagi Mahasiswa :

Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalm proses perkuliahan

dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat luas melalui Alat Penjernih Air.

Page 4: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 4/24

 

8

2.  Bagi Masyarakat

Dapat mengelola air bersih secara madani dan mengetahui ciri dan struktur air

 bersih yang murni, sehingga tidak terlalu bergantung pada pasokan air dari PAM

nantinya

3.  Bagi Kampus Politeknik Kotabaru

Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang diajarkan di perguruan tinggi,

sehingga dapat berkontribusi dalam proses peningkatan Sanitasi dalam

masyarakat.

Page 5: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 5/24

 

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir

71% permukaan bumi di lautan luas.Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air),

dan gas (uap air).Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di

 permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia

dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang

terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (Fardiaz, 1992).

Secara iklim dan geografis, Indonesia yang terletak di daerah tropis

menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena curah hujan yang

tidak merata, baik secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat

disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dalam perspektif jumlah, mutu,

ruang dan waktu. Pulau Jawa yang dihuni sekitar 65% penduduk Indonesia hanyamempunyai 4,5% dari potensi air tawar nasional. Sebagai daerah tropis, Indonesia

dalam perspektif waktu terbagi dalam musim hujan dan musim kemarau.Secara

nature, ketersediaan air sangat melimpah pada saat musim hujan, sehingga selain

menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir, sedangkan pada musim

kemarau, kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan

lainnya yang berupa kekerinhan yang berkepanjangan.Dengan demikian jelas

terlihat, bahwa alam tidak selalu memberikan sesuatu dalam dimensi yang sesuai(fit) dengan yang diperlukan manusia. Artinya, kesesuaian (the fitness), secara

alamiah (nature) tidak selalu dapat diperoleh manusia secara taken for granted

(Anonim, 2010). 

Page 6: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 6/24

 

10

BAB III

PEMBAHASAN

A.  Standar Kualitas Air Murni

Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama yaitu: (1)

Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), (2) Kebutuhan Oksigen

Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan (3) Kebutuhan

Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).

1.  Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar

makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan

hidupnya, baik tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang

terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi,

kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.

Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara

 bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk

 pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat

diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati,

maupun oksigen dari udara.

Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman

dalam air untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.

Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akandiganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat

habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain

oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk

dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.

Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai

akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri),

Page 7: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 7/24

 

11

yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan

mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan

oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi

seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang

dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen

terlarut dalam air .

Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang

membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya

mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya

dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari

 bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4)

disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.

2.  BOD dan COD

Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan

kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar,

umumnya digunakan uji BOD dan atau COD.

Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB)

menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme

hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air.

Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menujukkan

 jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative

 jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi atau

menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi menunjukkan bahwa

 jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahanorganik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen.

Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air disebabkan banyaknya

makanan yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung

BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan organik dalam air.

BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen

yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara

aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.

Page 8: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 8/24

 

12

BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan

oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu

20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan

kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah

COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan

oleh mikroorganisme secara cepat.

Bahan organik dalam air bersifat:

a)  Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari

 b)  Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam waktu lima hari

c)  Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi

Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang dapat diuraikan

oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu hasil uji

COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD. Dari segi kualitas air minum harus

memenuhi :

a)   Syarat fi sik seperti :

1)  Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau

2)  Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC

3)  Harus jernih

b)   Syarat kimia :

air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia

tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.

Page 9: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 9/24

 

13

B.  Mengolah dan Mengelola Air Bersih

Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan

adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan

kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah

detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah

tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif.

Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih mudah

disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-

zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida.

Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka selain tawas

digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporlt

 berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna

untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman yanq terjadi karena

 penggunaan tawas.

Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah dan air

 pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa prosses.

Mengenai prosses yang perlu diterapkan tergantung dari kwalitas air baku

tersebut.

Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara lain:

1.  Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai

tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan

disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari

kebutuhan.

2. 

Proses oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadarlogam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai.

3.  Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan

menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga. Proses

ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.

4.  Proses filtrasi (karbon aktif), proses ini bertujuan untuk menghilangkan

kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk

Page 10: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 10/24

 

14

meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilakan tidak mengandung bakteri

(steril) dan rasa serta aroma air.

5.  Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan

 bakteri lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini

menggunakan proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.

C.  Teknik Penjernihan Air

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk

mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah adalah dengan penyaringan

dan pengendapan.

Proses Penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau

untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air

seperti :

a)  Menghilangkan gas-gas terlarut

 b)  Menghilangkan rasa yang tidak enak

c)  Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya

d)  Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industri

e)  Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif

 pada pipa atau saluran air lainnya.

Gambar 3.1 Skema Penyaringan Air

Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih

dengan cara penyaringan air :

Page 11: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 11/24

 

15

1)  Saringan Kain Katun.

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik

 penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan

menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari

kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan

tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2)  Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik

sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan

kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada

dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan

kapas yang digunakan.

3)  Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke

dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon

dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari

air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut

dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan

membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses

sedimentasi tau filtrasi.

Page 12: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 12/24

 

16

Gambar 3.2 Aerasi

4)  Saringan Pasir Lambat (SPL) 

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan

menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air

 bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih

dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.

Page 13: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 13/24

 

17

Secara umum skema dari Saringan Pasir Lambat dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.3

Atau mungkin anda dapat memodifikasinya sehingga menjadi seperti gambar di

 bawah ini :

Gambar 3.4

Page 14: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 14/24

 

18

5)  Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan

 pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air

terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke

atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati

lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.

6)  Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir

Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua

tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air

hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan

Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas

air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit

air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan

 beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

Gambar 3.5

7)  Saringan arang

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan

satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan

18aud an rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang

Page 15: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 15/24

 

19

kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang

aktif.

Gambar 3.6

8)  Saringan air sederhana

Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir

arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan

 pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang

 berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel

saringan air sederhana.

9)  Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring

dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan

oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk

menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.

Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng

19elative rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

10) Saringan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga

dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan

dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik

Page 16: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 16/24

 

20

menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh

 bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan

tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.

Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang

dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini

dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang

mengalir.

Gambar 3.7

Selain dengan cara penyaringan teknik penjernihan air juga dapat

menggunakan sistem pengendapan dengan bahan sebagai berikut :

1)  Biji kelor

Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-

 benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel

lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah 20nsure20e, dengan

 partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak

tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan

tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air

Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.Serbuk biji

 buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan

20nsure logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi

standar baku air minum dan air bersih

Page 17: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 17/24

 

21

Gambar 3.8

2)  Tawas

Berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama

 pengendapan berkisar selama 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk pengendapan,

tidak berfungsi untuk membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.

Gambar 3.9

3)  Kaporit

Berfungsi untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air. Dan juga

menaikkan pH dalam air. Membutuhkan proses yang lama untuk mengendap.

Gambar 3.10

Page 18: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 18/24

 

22

4)  Kapur Gamping

Berfungsi untuk pengendapan namun membutuhkan waktu hingga 24 jam.

Juga berfungsi untuk menaikkan pH air tetepi tidak berfungsi untuk membunuh

kuman, virus dan bakteri.

Gambar 3.11

5)  Arang batok kelapa

Berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan juga

menjernihkan.

Gambar 3.12

Page 19: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 19/24

 

23

D.  Membuat Alat Penjernih Air

Gambar 3.13

1.  Konsep Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana

Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan

alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menjernihkan/menyaring

untuk mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara tersebut bersifat

mekanik maupun kimiawi tergantung kondisi air.

Kita di sini akan membahas tentang Sistem Penjernihan dan penyaringan

dengan memperlambat aliran. Sistem ini menggunakan bahan penyaring, seperti

sabut/ijuk, batu-batu, arang aktif ataupun potongan bata. Air yang melewati

 penyaring tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan air yang jernih.

Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut ialah:

a)  Serabut dan di sini kita menggunakan kapas karena kapas tersebut dapat

menyerap endapan-endapan air yang membuat warna air keruh dan kita bisa

Page 20: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 20/24

 

24

melihat endapan-endapan tersebut yang menempel pada kapas berupa warna

endapan atau air kotor tersebut

 b)  Batu-batu atau kerikil berfungsi untuk menyaring material-material yang

 berukuran besar, contoh: daun-daun yang berada di sungai, lumut, ganggang dll

c)  Arang aktif ataupun batu bata berfungsi untuk menyaring/menghilangkan bau,

warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam

alat/penyulingan air.

Gambar 3.14 Skema Pembuatan Alat Penjernih Air

2.  Cara Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana

Di sini kita akan membahas cara pembuatan alat penjernih air sederhana.

a)  Siapkan alat dan bahan

1)  Botol air mineral

2)  Kerikil

3)  Kapas

4)  Arang

5)  Selang atau sedotan

6)  Pisau

7)  Gunting

8)  Paku

b)  Cara Pembuatan

1)  Potong atau gunting bagian bawah botol mineral hingga lepas

Page 21: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 21/24

 

25

2)  Lubangi tutup botol dengan paku dan masukkan selang atau sedotan

3)  Botol dibalik posisinya, tutup botol berada di bawah

4)  Masukkan bahan-bahan tersebut sesuai susunan:

1)  Kerikil

2)  Kapas

3)  Arang

4)  Kapas

5)  Kerikil

5)  Setelah selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah masukkan air

kotor yang keruh ke dalam botol yang telah siap pakai, lihat dan amatilah

hasilnya.

Gambar 3.15

Page 22: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 22/24

 

26

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.  Alat penjernih air sederhana dapat menghasilkan air jernih dari air keruh.

Karena suspensi (air keruh) memiliki partikel-partikel cukup besar

dibandingkan kerapatan komponen-komponen alat penjernih air sehingga

kotoran tertinggal di dalamnya. Selain itu alat penjernih air mengandung

tawas yang akan mengendapkan berbagai kotoran dalam air keruh. 

2.  Alat penjernih air merupakan salah satu alat yang menggunakan sifat

koagulasi dalam koloid. Yakni menambahkan koagulator “tawas” untuk

mengendapkan koloid lain seperti koloid tanah liat dan partikel-partikel lain

yang membuatnya keruh. Selain itu juga terdapat sifat adsorbsi sehingga

 permukaan tawas menyerap zat-zat warna, pestisida, detergen dll yang

terdispersi dalam air. 

3.  Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan dan

 pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa Saringan Kain

Katun, Saringan Kapas, Aerasi, Saringan Pasir Lambat (SPL), Saringan Pasir

Cepat (SPC), Gravity-Fed Filtering System, Saringan Arang, Saringan air

sederhana / tradisional, Saringan Keramik, Saringan Cadas / Jempeng /

Lumpang Batu dan pengendapan dengan biji kelor, tawas, kaporit, kapur

gamping, arang batok kelapa.

Page 23: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 23/24

 

27

B.  Saran

Semoga dengan adanya makalah mengenai Alat Penjernih Air ini, rekan-rekan

sekalian dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga

dapat membantu permasalahan krisis air bersih yang sedang kita hadapi sekarang

ini. Dan dari segi ekonomi kita dapat membuat dan memasarkan alat ini dengan

harga yang relative efisien dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat.

Sehingga nantinya, alat ini dapat berguna dalam kehidupan kita.

Page 24: isi-130719220930-phpapp02

7/22/2019 isi-130719220930-phpapp02

http://slidepdf.com/reader/full/isi-130719220930-phpapp02 24/24

 

DAFTAR PUSTAKA

Widarto, L. 1996. Membuat Alat Penjernih Air. Yogyakarta. Kanisius