ishtisna 59

21
MODUL 10 AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI UNTUK AL ISTISHNA Dosen S A F I R A, SE. Ak. M.Si PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2009 Akuntansi Perbankan Syariah Safira, SE. Ak. M.Si. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Transcript of ishtisna 59

Page 1: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 1/21

MODUL 10AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AKUNTANSI UNTUK AL ISTISHNA

Dosen

S A F I R A, SE. Ak. M.Si

PROGRAM KELAS KARYAWAN

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2009

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 2/21

AKUNTANSI UNTUK AL ISTISHNA

A. Pendahuluan

Istishna mempunya karakteristik yang hampir sama dengan salam.

Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-mustashni ) dan as-shani

(produsen yang juga pembeli). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi

produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi

yang diisyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang disepekati. Cara

pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan

sampai jangka waktu tertentu. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat

berubah selama jangka waktu akad.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu

transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan

kepada pihak lain (sub kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan

cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.

Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut :

a). Akad kedua antara bank dan sub kontraktor terpisah dari akad pertam antara

bank dan pembeli akhir,

b). Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan

istishna berlaku persyaratan paling kurrang sebagai berikut (Pasal 13 PBI

No.7/46/PBI/2005) :

a). Bank menjual barang kepada nasabah dengan spesifikasi, kualitas, jumlah,

 jangka waktu, tempat, dan harga yang disepakati;

b). Pembayaran oleh nasabah kepada bank tidak boleh dalam bentuk

pembebasan hutang nasabah kepada bank;

c). Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya sesuai dengan

kesepakatan;

d). Pembayaran oleh nasabah selaku pembeli kepada bank dilakukan secara

bertahap atau sesuai kesepakatan.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 3/21

Pembeli mempuyai hak untuk memperoleh jaminan dari produsen /

penjual atas

a). Jumlah yang telah dibayarkan, dan

b). Penyerahan brang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.Produsen / penjual mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan bahwa

harga yang disepakati akan dibayar disepakati tepat waktu.

Rukun Istishna terdiri :

1. Produsen / pembuat barang (shaani ) dan juga menyediakan bahan bakunya

2. Pemesan / pembeli barang (mustashni )

3. Proyek / usaha barang / jasa yang dipesan (mashnu’ )

4. Harga (tsaman)

5. Shighat / Ijab qabulSyarat-syarat istishna (Muamalat Institute, Perbankan Syariah, hal 59) adalah :

1. Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untuk

melakukan jual beli

2. Ridha / kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji

3. Apabila isi akad diisyaratkan Shani’ hanya bekerja saja, mka akad ini bukan

lagi istishna, tetapi berubah menjadi akad ijarah

4. Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk mengadakan /

membuat barang itu

5. Mashnu’ (barang/obyek pesanan) mempunyai kriteria yng jelas seperti jenis,

ukuran (tipe), mutu dan jumlahnya.

6. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara’ (najis,

haram, samar/tidak jelas) atau menimbulkan kemudhratan (menimbulkan

maksiat)

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 4/21

Sedangkan perbedaan salam dan istishna (Syafi’i Antonio, Bank Syariah,

hal 116) adalah :

SUBYEK SALAM ISTISHNA ATURAN &KETERANGAN

Pokok kontrak Muslam fiih Mashnu’ Barang ditanggguhkandengan spesifikasi

Harga Dibayar saatkontrak

Bisa saat kontrak,bisa diangsur, bisakemudian hari

Cara penyelesaianpembayaranmerupakan perbedaanutama antara salamdan istishna

Sifat kontrak Mengikat secaraasli (thabi’i)

Mengikat secaraikutan (taba’i)

Salam mengikatsemua pihak sejaksemula, sedangkanistishna menjadipengikat untukmelindungi produsensehingga tidakditinggalkan begitusaja oleh konsumensecara tidakbertanggung jawab

Kontrakparalel

Salam Paralel Istishna paralel Baik salam paralelmaupun istishnaparalel sah asalkankedua kontrak secarahukum adalah terpisah

Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang jual beli istishna

sebagaimana tercantum dalam fatwa Dewa Syariah Nasional No.06/DSN-

MUI/IV/2000 tertanggal 4 April 2000

Kesepakatan akad istishna mempunyai cirri-ciri yang sama dengan salam

karena dia menentukan penjualan produk tidak tersedia pada saat penjualan.

Istishna juga mempunyai ciri yang sama dengan penjualan biasa karena harga

biasa dibayar secara kredit, tetapi tidak seperti salam, haraga pada istishna tidak

dibayar ketika diselesaikan. Ciri ketiga akad istishna adalah sama dengan ijarah

karena tenaga kerja digunakan pada keduany. Istishna paralel adalah jika al-

mustashni (pembeli akhir) mengizinkan al-shani (pemasok) untuk meminta pihak

ketiga (sub-kontraktor) untuk membuat al-mashnu atau jika pengaturan tersebut

bisa diterima oleh kontrak istishna sendirim, maka al-shani bisa melakukan

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11  4

Page 5: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 5/21

kontrak istishna kedua guna memenuhi kewajiban kontraknya dengan kontrak

pertama. Kontrakl kedua ini disebut istishna paralel.

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap transaksi istishna dan

istishna paralel dapat terlihat pada gambar berikut :

Sesuai dengan pengertian istishna, maka mekanisme pembayaran

transaksi istishna yang harus disepakati dalam akad dan dapat dilakukan

dengan tiga cara :

1. Pembayaran dimuka secara keseluruhan, yaitu pembayaran dilakukan

secara keseluruhan haraga barang pada saat akad sebelum aktiva istishna

yang dipesan tersebut diserahkan kepada pembeli akhir. Cara pembayaran

seperti ini sama dengan caara pembayaran dalam salam. Oleh karena itu

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Bank Sebagai Penjual

Pesan Untuk 

dibuatkan

Minta untuk 

dibuatkan

Bank Sebagai Pembeli

(2) Penerimaan pembayaran

termin dari pembeli(2) Pembayaran termin ke

sub-kontraktor 

Merupakan Harga Jual Merupakan Harga Pokok 

(2) tagihan termin ke pembeli (2) tagihan termin ke sub-kontraktor 

Pembeli Sub-KontraktorBANK 

Page 6: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 6/21

perlakuan akuntansi jika penyelesaian piutang istishna dilakukan dengan

cara pembayaran dimuka maka perlakuan akuntansinya mengikuti perlakuan

akuntansi untuk transaksi salam, namun istilah ”piutang salam” diganti

menjadi ”aktiva istishna dalam penyelesaian” sedangkan ”hutang salam”diganti menjadi ”hutang istishna”, sedangkan pengakuan pendapatan yng

digunakan jika bank menggunakan mekanisme pembayaran dimuka adalah

pengakuan pendapatan sebagaimana dalam transaksi salam sedangkan

metode pengakuan pendapatan yang dapat digunakan adalah metode

persentase penyelesaian dan metode akad selesai.

2. Pembayaran secara angsuran selama proses pembuatan, yaitu pembayaran

dilkukan oleh pemesan secara bertahap atau angsuran selama proses

pembuatan barang. Cara pembayaran ini dimungkinkan adanya pembayarantermin sesuai dengan progres secara pembuatan aktiva istishna.

3. Pembayaran setelah penyerahan barang , yaitu pembyaran dilakukn oleh

pemesan kepada Bank Syariah setelah aktiva istishna yang dipesan

diserahkan kepada pembeli akhir, baik pembayarannya secara keseluruhan

atau secara cicilan/angsuran. Cara pembayran istishna dengan cara ini sama

dengan cara pembayaran dalam murabahah, oleh karena itu metode

pengakuan pendapatan yang digunakan jika bank menggunakan mekanisme

pembayaran ini adalah pengakuan pendapatan sebagaimana dalam

transaksi murabahah, sehingga perlakuan akuntansi jika penyelesaian

piutang, istishna dilakukan dengan cara pembayran ditangguhkan maka

perlakuan akuntansinya mengikuti perlakuan akuntansi untuk transaksi

murabahah, namun istilah ”piutang murabahah” diganti menjadi ”piutang

istishna” sedangkan ”margin murabahah ditangguhkan” diganti dengan

”margin istishna ditangguhkan”.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Page 7: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 7/21

B. Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Al istishna

B.1Bank sebagai produsen / penjual

PSAK No.59 (2002) telah mengatur pengakuan dan pengukuran biya istishna

sebagai berikut :

1) Biaya istishna terdiri dari :

a. Biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan barang pesanan;

dan

b. Biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk

biaya pra akad) yang dialokasikan secara obyektif.

2) Beban umum dan administrasi, bebn penjualan, serta biaya riset dan

pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna.

3) Biaya pra akad diakui sebagai biaya ditangguhkn dan diperhitungkan

sebagai biay istishna jika akad ditandatangani maka biaya tersebut

dibebankan pada periode berjalan.

4) Baiaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan diakui

sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel adalah sebagai berikut :

1) Biaya istihna paralel terdiri dari :

a. Biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan sub-kontraktor 

kepada bank

b. Biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad termasuk biaya

pra-akad yang dialokasikan secara obyektif;

c. Semua biaya sub kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya.

2) Biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian

pada saat diterimanya tagihan dari sub-kontraktor sebesar jumlah

tagihan.

Dalam hl bank ditagih oleh sub-kontraktor, bank akan mencatat dalam

pembukuannya sebagai berikut :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

Page 8: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 8/21

3) Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir diakui sebagai

piutang istishna dan sebagai terministishna (istishna billing) pada pos

lawannya. Jurnal yang dibuat bank adalah sebagai berikut :

Pada saat bank menerima pembayaran termin istishna dari pembeli akhir,

bank akan mencatat seperti berikut :

Pengakuan pendapatan dan keuntungan istishna dan istishna paralel diatur 

PSAK No.59 (2002) sebagai berikut :

1) Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad

antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin

keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok

istishna. Pendapatan dan harga pokok isitshna diakui dengan

menggunakan metode prosentase peneyelesaian atau metode akad

selesai.2) Jika metode prosentase penyelesaian digunakan maka

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

Tanggal Aktiva istishna dalam penyelesaian

Rekening sub-kontraktor/kas

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Piutang istishna

Termin Istishna

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Kas

Piutang Istishna

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 9: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 9/21

a. Bagian nilai akad yang sebanding dengan

pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui

sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan.

b. Bagian margin keuntungan istishna yang diakuiselama periode pelaporan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam

penyelesaian;

c. Pada akhir periode harga pokok istishna diakui

sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode

tersebut.

Dalam menerapkan metode persentase penyelesaian tersebut, bank

akan melakukan pencatatan sebegai berikut :

a. Pada saat menerima uang muka pesanan dari nasabah/pembeli

akhir.

b. Pencatatan dan pengakuan harg pokok istishna :

c. Pengakuan harga pokok dan pendapatan pada akhir periode laporan

keuangan / pada akhir termin :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Tanggal Kas

Utang qardh

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Aktiva istishna dalam penyelesaian

Bahan baku

Macam-macam kredit

Rp. xx

----

--

Rp. xx

Rp. xx

Page 10: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 10/21

d. Pencatatan pada saat aktiva istishna selesai diproduksi dan diterima

dari sub kontraktor:

e. Pencatatan pada saat menyerahkan barang istishna :

3) Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk

penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir 

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10

Tanggal Harga pokok Istishna

 Aktiva Istishna dalampenyelesaian

Pendapatan Istishna

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Rp. xx

Tanggal Persediaan Istishna

 Aktiva istishna dalampenyelesaian

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Termin Istishna

Persediaan Istishna

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 11: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 11/21

periode laporan keuangan maka digunakan metode akad selesai dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan

tersebut selesai.b. Tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan

tersebut selesai.

c. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam

penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai

d. Pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan

keuntungan dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.

Dengan demikian pada akhir penyelesaian kontrak bnk akan membuat

pembukuan dengan jurnal sebagai berikut :a) pada saat aktiva istishna selesai diproduksi dan diterima dari sub

kontraktor akan dicatat sebagai berikut :

b) pada saat penyelesaian akad dan penyerahan aktiva istishna kepada

pembeli akhir, maka akan dicatat sebagai berikut :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 11

Tanggal Persediaan Istishna

 Aktiva istishna dalampenyelesaian

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Tagihan termin Istishna

Persediaan Istishna

Pendapatan Istishna

Rp. xx

----

--

Rp. xx

Rp. xx

Page 12: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 12/21

Penyelesaian Awal

1) Jika pembeli akhir melakukan pembayran sebelum tanggal jatuh tempo

dan bank memberikan potongan maka bank menghapus sebagian

keuntungannya sebagai akibat penyelesaian awal tersebut :Dalam hal ini bank akan membuat jurnal pelunasan dari nasabah sebagai

berikut :

2) Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal piutang

istishna dapat diperlakukan, yakni

(a) Potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna

pada saat pembayaran;

(b) Penggantian (reimburshed ) kepada pembeli sebesar jumlah

keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima pembayaran

piutang istishna secara keseluruhan. Jumlahnya adalah sebagai

berikut :

a).

b).

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 12

Tanggal Kas

Keuntungan Istishna

Piutang Istishna

Rp. xx

Rp. xx--

--

--

Rp. xx

Tanggal Kas

Piutang Istishna

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Keuntungan Istishna

Kas

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 13: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 13/21

Perubahan Pesanan dan Klaim TambahanPSAK No.59 (2002) mengatur tentang pengukuran perubahan pesanan dan

klaim tambahan sebagai berikut :

1) Nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh bank dan

pembeli akhir ditambahkan kepada pendapatan istishna dan biaya

istishna.

2) Jika kondisi pengenaan klaim tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi

maka jumlah biaya tambahan yang diakibatkan oleh setiap klaim akan

menambah biaya istishna, sehingga pendapatan istishna akan berkurangsebesar jumlah penambahan biaya akibat klaim tambahan.

3) Perlakuan akuntansi diatas juga berlaku pada istishna paralel, akan tetapi

biaya perubahan pesanan dan klaim tambahan ditentukan oleh

subkontraktor dan disetujui bank berdasarkan akad istishna paralel.

Beban Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan

PSAK No.59 (2002) mengatur bahwa beban pemeliharaan dan penjaminan

barang pesanan diakui pada saat terjadinya dan diperhitungkan dengan

pendapatan istishna

B.2 Bank sebagai pembeli

Bank sebagi pembeli PSAK No.59 (2002) telah mengatur pengakuan dan

pengukurannya sebagi berikut :

a. Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah

termin yang ditagih penjual dan sekaligus mengakhiri utang istishna

kepada penjual.

Dalam hal ini, jurnal yang dibuat adalah sebagi berikut :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 13

Tanggal Aktiva Istishna dalam penyelesaian

Hutang Istishna

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 14: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 14/21

b. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau

kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank maka kerugian inidikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yangtelah diserahkan

penjual. Apabila kerugian tersesbut melebihi garansi penyelesaian proyek

maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada

subkontraktor.

Untuk masalah ini bank akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut :

1) Apabila kerugian lebih kecil dari garansi penyelesaian proyek

a. Pada saat penjual menyerahkan uang garansi

kepada bank :

b. Pada saat pembebanan kerugian bank

2) Apabila kerugian lebih besar dari garansi penyelesaian proyek

a. pada saat pembebanan kerugian bank :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 14

Tanggal Kas

Uang garansi penyelesaianproyek

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Uang garansi penyelesaianproyek

Macam-macam kredit

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 15: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 15/21

b. pada saat menyakini penarikan kembali uang muka istishna

c. Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai

dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah

uang yang telah dibayrakan kepada sub-kontraktor maka jumlah yang

belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada

subkontraktor.

Dalam hal ini bank akan mencatat sebagai berikut :

1) pada saat membayar uang muka pesanan

2) pada saat mengakui penarikan kembali uang muka istishna

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 15

Tanggal Uang garansi penyelesaianproyek

Piutang jatuh tempo

Macam-macam kredit

Rp. xx

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Tanggal Kas

Piutang jatuh tempo

Uang muka istishna

Rp. xx

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Tanggal Uang muka istishna

Kas

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 16: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 16/21

d. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan

spesifikasi maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih

rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan selisih yang terjadi diakui

sebagai kerugian pada periode berjalan.

Dalam hal ini bank akan mencatat sebagai berikut :

Kerugian penurunan nilai aktiva istishna dilaporkan di laporan laba rugi

sebagai beban lain-lain.

e. Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang

pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati maka

barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar 

dan harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian

pada periode berjalan.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 16

Tanggal Kas

Piutang jatuh tempo

Uang muka istishna

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Rp. xx

Tanggal Aktiva istishna

Kerugian penurunan nilai aktivaistishna

 Aktiva istishna dalampenyelesaian

Rp. xx

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Page 17: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 17/21

Dalam hal ini bank akan mencatat sebagai berikut :

C. Ilustrasi Kasus Transaksi Istishna

PEMBAYARAN OLEH PEMESAN DILAKUKAN PADA SAAT

PENYERAHAN BARANG ISTISHNA

PT. Usman Jaya membutuhkan rumah tipe 70/150 dengan spesifikasi

khusus untuk kantor. Harga murah Rp. 200 juta, dana yang dibayarkan PT

Usman Jaya untuk uang muka Rp. 50 juta. Perusahaan mengajukan

pembiayaan kepada Bank syariah. Setelah akad ditandatangani antara PT.

Usman Jaya dan Bank Syariah dengann nilai akad Rp. 200 juta, bank syariah

memesan kepada pengembang dan pengembang akan menyelesaikan

pesannnya selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra akad sebesar Rp. 1 juta,

dan akad ditandatangani antara bank dan PT. Usman pda 1 Juli 2002. PT

Usaman menyerahkan uang sebesar RP. 50.000.000,-. Disamping itu, bank juga

menandatangani akad pembelian / pesanan kepada pengembang pada 1 Juli

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 17

Tanggal Aktiva istishna

Kerugian penurunan nilai aktivaistishna

 Aktiva istishna dalampenyelesaian

Rp. xx

Rp. xx

--

--

--

Rp. xx

Page 18: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 18/21

2002, dengan harga beli Rp. 170.000.000,00. Berikut ini data dan tagihan yang

dilakukan oleh pengembang sampai dengan selesai per 1 Maret 2003 :

2 Juli 2003 : Bank membayar uang muka kepada pengembang

Rp.50.000.000,001 Agustus 2003 : Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istsihna

Rp. 30.000.000,00

1 Nopember 03 : Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna

Rp. 50.000.000,00

1 Februari 04 : Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna

Rp. 40.000.000,00

1 Maret 04 : Pengembang menyerahkan aktiva istishna yang telah selesai

kepada bank syariah.1 Maret 04 : Bank syariah menyerahkan aktiva istishna kepada Tuan

Usman. Tuan Usman mengangsur pembayaran rumah

tersebut selama 2 tahun.

Bank syariah mengenakan keuntungan istishna 10% dari pembiayaan dan

membebankan stabilizer daya beli 2 x 5% = 10%

Diminta

Buatlah perhitungan untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian untuk

transaksi istishna paralel tersebut bila menggunakan % penyelesaian untuk

pengakuan pendapatannya ?

Jawab :

Perhitungan

Pemesanan akan melunasi rumh pesanannya pada saat rumah selesai dibangun

dan diserahkan bank syariah kepada PT. Usman, dengan hrga kontrak Rp. 200

 juta. Harga pokok rumah adalah = Rp. 170 juta. Jadi laba bank syariah adalah

Rp. 200 juta – Rp. 170 juta = Rp. 30 juta.

Berikut ini jurnl yang dibuat oleh bank syariah :

1. Pada saat bank syariah menerima uang muka dari PT. Usman 1 Juli 2003

Dr. Kas Rp. 50.000.000,00 -----

Cr. Uang muka istishna ----- Rp. 50.000.000,-

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 18

Page 19: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 19/21

2. Pada saat bank syariah mencatat biaya pra-akad Rp. 1.000.000,00 :

Dr. Beban pra-akad yang ditangguhkan Rp. 1.000.000,00

-----

Cr. Kas ----- Rp. 1.000.000,-

3. pada saat ada kepastian akad istishna dengan nasabah PT Usman, bank

mencatat :

Dr. Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp. 1.000.000,00

-----

Cr. Beban pra-akad yang ditangguhkan ----- Rp.

1.000.000,-

4. Pada saat bank menerima tagihan dari pengembng dan membayarnya :

Tanggal 1 Agustus 2003 sebesar Rp. 30.000.000,00

Dr. Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp.

30.000.000,00 -----

Cr. Hutang istishna ----- Rp. 30.000.000,-

Pada saat bank syariah membayar hutang istishna :

Dr. Hutang Istishna Rp. 30.000.000,00 -----

Cr. Kas ----- Rp. 30.000.000,-

Tanggal 1 Nopember 2003 sebesar Rp. 50.000.000,00 :

Dr. Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp.

50.000.000,00 -----

Cr. Hutang istishna ----- Rp. 50.000.000,-

Pada saat bank syariah membayar hutang istishna :

Dr. Hutang istishna Rp. 50.000.000,00 -----

Cr. Kas ----- Rp. 50.000.000,-

Tanggal 1 Februari 2004 sebesar Rp. 40.000.000,00

Dr. Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp.40.000.000,00 -----

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 19

Page 20: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 20/21

Cr. Hutang istishna ----- Rp. 40.000.000,-

Pada saat bank syariah membayar hutang istishna :

Dr. Hutang istishna Rp. 40.000.000,00 -----

Cr. Kas ----- Rp. 40.000.000,-

5. Pada saat bank menerima barang pesanan dari pengembang yang sudah

selesai 100% bank syariah akan membuat jurnal sebegai berikut :

Dr. Persediaan barang Istishna Rp. 171.000.000,00 -----

Cr. Aktiva istishna dalam penyelesaian ----- Rp.

171.000.000,-

6. Pada saat peneyerahan barang istishna dan penagihan bank kepada

nasabah PT Usman :

Dr. Piutang istishna Rp. 150.000.000,00 -----

Dr. Uang muka istishna Rp. 50.000.000,00 -----

Cr. Persediaan barang Istishna ----- Rp. 171.000.000,-

Cr. Pendapatan Istishna ----- Rp. 29.000.000,-

7. Penyajian akhir tahun

 Apabila metode kontrak selesai diterapkan dalam transaksi istishna dan pada

akhir tahun/periode akuntansi barang istishna belum selesai 100%, maka di

neraca akan dilaporkan ”aktiva istishna dalam penyelesaian” dan di Laporan

Laba Rugi belum dialami adanya bagian pendapatan istishna pada periode

berjalan. Aktiva istishna dalam penyelesaian dilaporkan di neraca per 31

Desember 2002 adalah sebesar dilaporkan neraca per 31 Desember 2002

adalah sebesar :

Akuntansi Perbankan SyariahSafira, SE. Ak. M.Si.Pusat Pengembangan BahanAjarUniversitas Mercu Buana

‘11 20

Page 21: ishtisna 59

7/16/2019 ishtisna 59

http://slidepdf.com/reader/full/ishtisna-59 21/21

= Rp. 1.000.000,00 + Rp. 30.000.000,00 + Rp. 50.000.000,00

= Rp 81.000.000,00

Referensi :

 Anshori, Abdul Ghofur, 2007, Perbankan Syariah di Indonesia, Gadjah Mada

University press, Yogyakarta

 Antonio, Muhammad Syafi’i, 2002, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema

Insani Press, Jakarta

 Ascarya, 2007, Akad & Produk Bank Syariah, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006,  Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE –

Usakti, Jakarta

Karim, Adiwarman A, 2007, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,

RajaGrafindo Persada, Jakarta

Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.