ISBN : 978-602-6864-16-1malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/...pegobatan sakit...

31

Transcript of ISBN : 978-602-6864-16-1malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/...pegobatan sakit...

  • ISBN : 978-602-6864-16-1

    PETUNJUK TEKNIS

    Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas

    Tanaman Cengkih Spesifik Lokasi – Maluku

    Utara

    Oleh : Fredy Lala Bram Brahmantiyo Yayat Hidayat Hermawati Cahyaningrum Bayu Suwitono Winda Zainiyah Himawan Bayu Aji

    Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2 0 1 9

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    i

    KATA PENGANTAR

    Produksi cengkih di Maluku Utara pada tiga tahun terakhir mengalami pasang surut jumlah produksi sehingga berdampak pada pendapatan ekonomi petani cengkih. Salah satu penyebab belum stabilnya produksi disebabkan karena petani belum melakukan teknik budidaya secara intensif. Input produksi seperti aplikasi pupuk masih jarang bahkan belum dilakukan petani untuk mendongkrak produksi yang lebih tinggi. Diperlukan berbagai upaya dari pihak-pihak terkait untuk membantu petani cengkih mendapatkan produksi sesuai potensi optimal yang dapat dihasilkan. BPTP Balitbangtan Maluku Utara telah melakukan upaya nyata dalam membantu meningkatkan produksi cengkih yaitu dengan menyusun Buku Petunjuk Teknis yang lebih menekankan pada aplikasi pupuk anorganik dan zat perangsang tumbuh (ZPT)

    Penyusunan juknis didasarkan pada hasil pengkajian yang sudah dilaksanakan pada tahun 2019 silam. Penentuan lokasi kegiatan pengkajian dilakukan secara purposif terhadap beberapa lokasi yang dinilai layak dan cukup mewakili sentra-sentra komoditas cengkih di Maluku Utara.

    Maluku Utara, Januari 2020 Kepala Balai BPTP Maluku Utara Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, MSi

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    ii

    DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................. i Daftar Isi ........................................................................... ii I. Pendahuluan ................................................................ 1

    II. Tahap Pelaksanaan ...................................................... 4

    III. Penutup ..................................................................... 23 Daftar Pustaka ................................................................ 24

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    1

    I. PENDAHULUAN

    Cengkih (Syzyium aromaticum L. Merr & Perry) merupakan tanaman rempah asli Indonesia. Cengkih dibudidayakan untuk diambil bunganya sebagai bahan baku industri rokok dan untuk kesehatan seperti bahan pegobatan sakit gigi, mencegah radang, anti bakteri dan jamur, penyegar mulut, dan melawan kangker. Tanaman cengkih merupakan tanaman perkebunan tropis. Unsur iklim sangat menentukan terhadap tingginya produktivitas cengkih yaitu curah hujan. Curah hujan optimal untuk perkembangan cengkih adalah 1500-2500 mm/tahun atau 250-350 mm/tahun. Tanaman cengkih dapat dibudidayakan di ketinggian 0-900 mdpl. Ketinggian tempat yang optimal untuk pembungaan tanaman cengkih berkisar 200-600 mdpl (Parwati, et al., 2004).

    Luas areal perkebunan cengkih rakyat di Maluku Utara tahun 2015 yaitu 20.732 ha dengan produksi 4.357 ton (bunga kering), tahun 2016 (angka sementara) seluas 20.752 ha dengan produksi 4.479 ton (bunga kering) dan tahun 2017 (angka estimasi) seluas 20.800 ha dengan produksi 4.480 ton (bunga kering). Luas tanaman menghasilkan dan produksi cengkih tahun 2015 sebesar 13.158 ha dan 4.479 ton (bunga kering), tahun 2016 seluas 13.158 ha dan 4.479 ton (bunga kering) sedangkan tahun 2017 seluas 13.184 ha dan 4.480 ton (bunga kering) (Anonim, 2016). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa luas tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman tidak menghasilkan TTM (tanaman rusak dan tua) sebesar selisih total luas areal dikurangi luas tanaman yang telah menghasilkan. Jadi, luas tanaman TTM dari

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    2

    tahun 2015-2017 secara berturut-turut adalah 7.574 ha, 7.594 ha dan 7.616 ha.

    Pasokan cengkih dari Maluku Utara sangat tergantung musim berbuah dan kondisi pertanaman. Kebun cengkih di Maluku Utara umumnya kurang dibudidayakan secara optimal walaupun agroekologinya mendukung. Hal ini dapat diketahui dari perlakuan pemupukan dalam bentuk organik atau kimia dan pembersihan kebun yang jarang dilakukan. Namun demikian ada faktor yang mendukung peningkatan produktivitas cengkih di Maluku Utara yaitu adanya pohon induk terpilih (PIT) bersertifikat dengan nama cengkih Afo.

    Beberapa kendala secara umum dapat dirangkum adalah (a) cengkih memiliki waktu awal produksi yang lama, yaitu sekitar 5-7 tahun setelah ditanam, (b) fluktuasi hasil/panen cukup tinggi, gejala ini dikenal dengan siklus 2-4 tahun. Kondisi ini berarti produksi yang tinggi pada satu tahun tertentu diikuti penurunan produksi 2-4 tahun berikutnya (Santoso, 2018). Selain itu juga terdapat faktor-faktor lainnya yaitu fluktuasi harga yang tinggi, ketergantungan terhadap pabrik rokok, umur tanaman, kurangnya pemeliharaan, adanya gangguan hama dan penyakit serta tingginya kehilangan cabang/ranting.

    Rendahnya produktivitas dapat disebabkan oleh mutu benih, budidaya dan atau perawatan tanaman. Oleh karena itu diperlukan inovasi teknologi peningkatan produktivitas cengkih seperti aplikasi paclobutrazol dan pemupukan spesifik lokasi. Paclobutrazol (PBZ) merupakan ZPT yang dapat menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan merangsang pembentukan bunga dan buah tanpa menimbulkan perkembangan abnormal pada

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    3

    tanaman. PBZ dapat memperbaiki struktur daun dan meningkatkan kandungan klorofil pada daun cengkih. Aplikasi pemupukan spesifik lokasi dan PBZ diharapkan dapat memperbaiki vegetatif dan meningkatkan produktivitas tanaman. Introduksi tanaman sela pada lahan kering disekitar pohon cengkih bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga petani dapat memperoleh pendapatan tambahan sebelum panen tanaman cengkih. Oleh karena itu diperlukan Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih Spesifik Lokasi di Maluku Utara.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    4

    II. TAHAPAN PELAKSANAAN

    Pelaksanaan kegiatan Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Tanaman Cengkih Spesifik Lokasi di Maluku Utara terdiri dari sembilan tahapan yang saling terkait. Kesembilan tahapan tersebut yaitu : 1. Penyusunan data profil awal budidaya tanaman

    cengkih eksisting, persentase penutupan/naungan tanaman cengkih dan lain-lain.

    a. Profil budidaya, panen dan pascapanen tanaman cengkih eksisting

    Pemilihan benih dan bibit Petani di Desa Telaga Jaya mendapatkan benih

    dan bibit cengkih dari petani cengkih di Ternate yang mengembangkan pembibitan cengkih dari biji cengkih Avo. Jadi, diperkirakan tanaman cengkih yang ada saat ini merupakan turunan dari cengkih Avo. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa tanaman cengkih di Desa Telaga Jaya varietasnya bukan murni Avo tetapi campuran Avo dan varietas lainnya. Penentuan varietas cengkih apa yang ditanam di Desa Telaga Jaya dapat dilihat dari deskripsi morfologi pohon. Namun akan lebih baik lagi jika dilakukan uji atau analisa molekuler terhadap komponen hasil atau bagian tanaman tersebut. Pada kegiatan kajian ini hanya dilakukan penggalian informasi tentang jenis dan asal benih/bibit cengkih yang telah ditanam oleh petani Desa Telaga Jaya.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    5

    Cara budidaya Budidaya tanaman cengkih di Desa Telaga Jaya

    telah dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya usia tanaman cengkih diatas 30 tahun bahkan lebih dari itu. Berdasarkan letak tanaman cengkih saat ini, maka di Desa Telaga Jaya terdapat beberapa jenis jarak tanam yaitu antara 7x7 m sampai 10x10 m. Pada beberapa lahan yang tanaman cengkihnya berusia dibawah 10 tahun, jarak tanam yang digunakan sebagian besar 9x9 m atau 10x10 m. Hal ini dilakukan karena petani masih memanfaatkan lahan kosong yang tersedia diantara tanaman cengkih. Beberapa petani menggunakan lahan diantara tanaman cengkih dengan menanan tanaman pangan (jagung dan padi gogo) dan hortikultura (cabai, tomat, terong, pare, dan linnya) untuk memperoleh pendapatan sampingan sebelum tanaman pokok berproduksi. Tanaman cengkih yang ditanam umumnya tidak dilakukan pemeliharaan secara intensif. Sanitasi kebun dan pemangkasan cabang yang rusak/kering umumnya dilakukan pada saat sesudah panen yang biasanya setahun sekali (panen kecil sampai sedang) dan 2-4 tahun sekali (panen besar). Inilah kekurangan cara budidaya eksisting yang dilakukan petani sehingga produktivitas belum seperti yang diharapkan walaupun lebih baik dari nilai produktivitas secara nasional

    Pemeliharaan tanaman Tanaman cengkih yang tidak dipelihara secara

    intensif akan menghasilkan produksi yang tidak sesuai

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    6

    dengan potensi genetiknya. Kesesuaikan biofisik yang sangat baik dari wilayah perkebunan Desa Telaga Jaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkih merupakan anugerah dari Sang Pencipta. Keunggulan dan potensi tersebut akan semakin meningkat kapasitasnya ketika diberi sentuhan teknologi pemeliharaan berupa intensifikasi pertanian. Salah satu hal yang sangat penting yaitu aplikasi pupuk baik organik maupun anorganik. Pada kegiatan ini dalam rangka penentuan pupuk spesifik lokasi, maka akan dilakukan pengambilan sampel tanah dan daun tanaman cengkih. Sampel tanah dan daun akan dianalisis kandungan unsur hara utama (N, P, K dan MG). Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk penentuan kebutuhan pupuk N, P, K dan Mg dari tanaman cengkih di Desa Telaga Jaya. Selain pemupukan akan diamati juga jenis dan populasi hama penyakit utama serta besarnya intensitas kerusakan yang ditimbulkannya.

    Panen dan pasca panen Bunga cengkih dipanen dengan cara memetik

    menggunakan jari tangan. Alat untuk memanen bunga cengkih yang berada di pucuk yang tinggi yaitu tangga bambu. Alat ini dapat digunakan dengan cara meletakkan pada sisi tanaman dan dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan. Bunga cengkih yang telah menunjukkan warna hijau dan kemerahan dan belum pecah harus segera dipanen agar kualitasnya tetap terjaga. Bunga cengkih yang telah pecah ketika dipanen umumnya menghasilkan hasil panen dengan bobot yang lebih ringan. Selain bunga cengkih petani

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    7

    juga memanen sekaligus dengan tangkai bunga cengkih. Kegiatan pasca panen terdiri dari penjemuran dan pengeringan bunga dan tangkainya di bawah cahaya matahari atau menggunakan alat pemanas.

    b. Persentase penutupan tanaman cengkih

    Naungan tanaman cengkih merupakan representatif penampilan morfologi tanaman yang mengindikasikan kemampuan tanaman berproduksi. Semakin tinggi tutupan atau naungan tanaman menunjukkan semakin banyaknya pucuk yang tumbuh. Jumlah pucuk yang bertambah banyak mengindikasikan relative tingginya produktivitas tanaman karena pembungaan cengkih akan terjadi pada setiap pucuk yang bertumbuh. Kementerian Pertanian membagi tingkat penutupan tajuk atau kerimbunan tanaman cengkih ke dalam tiga tingkatan yaitu >80%, 50-80% dan 80% kehilangan percabangan 20%, bertajuk 50-80% kehilangan percabangan 20-50% dan bertajuk 50%).

    Penentuan tanaman cengkih produktif berdasarkan persentase tutupan tajuk dimaksudkan untuk efisiensi aplikasi pupuk dan paclobutrazol. Tanaman bertajuk >50% masih dapat dikembalikan produktivitasnya dengan upaya rehabilitasi dan intensifikasi melalui pemeliharaan (penggemburan

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    8

    Sumber : Dirjenbun 2015

    tanah, pemupukan dan pengendalian OPT). Namun, tanaman dengan tajuk 80%.

    2. Pemeriksaan kandungan unsur hara tanah dan daun cengkih

    Efisiensi pemupukan pada tanaman cengkih merupakan tindakan yang tepat mengingat sulit dan mahalnya pupuk saat ini. Salah satu aspek yang menentukan efisiensi pemupukan yaitu ketepatan dalam perhitungan dosis pupuk yang akan diberikan. Kesalahan dalam menentukan kebutuhan pupuk selain berakibat buruk pada pertumbuhan dan produksi tanaman juga merupakan pemborosan pada biaya dan tenaga kerja. Pemberian pupuk berdasarkan umur tanaman tanpa mempertimbangkan keadaan unsur hara pada tanah dan tanaman dapat mengakibatkan kelebihan atau kekurangan pupuk pada tanaman.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    9

    Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya penetapan dosis pemupukan akan lebih baik jika berdasarkan hasil analisis unsur hara tanah dan daun tanaman. Pada tanaman cengkih hal tersebut sangat penting karena budidayanya pada tanah dan iklim yang beragam. Hal ini juga perlu untuk mendapatkan dosis pupuk cengkih spesifik lokasi. Analisis kandungan unsur hara tanah dan daun cengkih dari lokasi pengkajian di Desa Telaga Jaya, Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur akan dilakukan di Laboratorium Tanah dan Jaringan Tanaman, Balai Penelitian Palma, di Manado. Sampel tanah dan daun cengkih akan diambil pada 3 (tiga) lokasi yang mewakili wilayah/lokasi kajian.

    3. Mengumpulkan data kerapatan, keanekaragaman arthropoda dan infeksi penyakit pada tanaman cengkih serta penentuan status kerusakannya

    a. Penentuan kerapatan, keanekaragaman arthropoda dan infeksi penyakit

    Pengukuran kerapatan, keanekaragaman dan penentuan jenis arthropoda yang ada pada tanaman cengkih dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan menggunakan jaring serangga. Penangkapan arthropoda dengan jaring serangga dilakukan pada bagian bawah dan tengah tanaman cengkih untuk mewakili pohon sampel. Penentuan intensitas infeksi penyakit pada tanaman dihitung berdasarkan jumlah daun terserang dari seluruh daun yang diamati. Jenis penyakit yang diamati focus pada bercak Phyllosticta atau cacar daun cengkih. Bercak

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    10

    Phylosticta diamati, dihitung jumlahnya dan diukur luas masing-masingnya pada setiap daun sampel.

    Deskripsi bercak cacar daun cengkih yang disebabkan patogen Phyllostica sp.

    b. Status kerusakan tanaman akibat seragan hama dan penyakit

    Intensitas kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit dihitung dengan formula standar yaitu perbandingan antara yang terserang/terinfeksi dibagi total jumlah pengamatan. Berat ringannya serangan (terutama akibat pathogen bercah Phyllosticta sp.) dapat dihitung dengan formula yang sebelumnya menghitung luas gejala serangan. 4. Menentukan Calon Petani Kooperator sesuai kriteria dan menggali informasi detail tentang budidaya cengkih, system usahatani, fenomena siklus panen serta masalah dan hambatan lainnya yang pernah dialami melalui daftar pertanyaan atau kusioner yang dikemas dalam Rapid Rural Apraissal (RRA).

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    11

    a. Calon petani kooperator sesuai kriteria

    Kriteria umum yang digunakan dalam memilih dan menentukan petani kooperator yaitu; 1) memiliki lahan/kebun dan tanaman cengkih; 2) bersedia melaksanakan kegiatan pengkajian sesuai arahan pengkaji (peneliti, penyuluh, dan teknisi); 3) bersedia menerima bantuan saprodi dan lainnya sesuai kebutuhan kegiatan pengkajian; 4) dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan kegitan pengkajian. b. Informasi terkait fenomena siklus panen dan masalah/hambatan

    Fenomena siklus panen yang umum terjadi pada tanaman cengkih bervariasi dari dua sampai empat tahun sekali panen raya (panen besar). Sebelum atau sesudah panen raya biasanya terjadi panen per tahun dengan volume yang kecil sampai sedang. Masalah usahatani cengkih antara lain yaitu sulitnya menentukan waktu panen. Masalah lainnya yaitu kurangnya pemeliharaan tanaman dan lahan/kebun cengkih secara intensif, tingginya tanaman cengkih sehingga berisiko kecelakaan saat melakukan panen apalagi bertiup angin kencang (selatan atau barat) dan adanya gangguan OPT (hama dan penyakit).

    5. Merancang perlakuan inovasi teknologi peningkatan produktivitas tanaman cengkih (pupuk NPK dan ZPT Paclobutrazol) dan pemanfaatan lahan melalui tanaman sela

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    12

    a. Inovasi teknologi pemupukan NPK dan ZPT Paclobutrazol pada cengkih

    Langkah-langkah introduksi teknologi pupuk NPK dan

    ZPT Paclobutrazol: Penentuan pohon sampel

    Pohon cengkih yang akan dijadikan sampel berumur sekitar 10, 20 dan 30 tahun. Pada masing-masing umur tanaman dipisahkan tanaman yang memiliki tajuk >80%, 50-80% dan

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    13

    No. Poho

    n

    Kebun pak Alwi (umur tanaman

    30 tahun)

    Kebun pak Muslimin

    (umur tanaman 10 tahun)

    Kebun pak Jono (umur tanaman

    20 tahun)

    Kode Perlaku

    an

    Dosis Kode Perlaku

    an

    Dosis Kode Perlaku

    an

    Dosis

    1 P1K1 NPK=3,5 kg

    PBZ=6 ml

    P1K1 NPK=2,5 kg

    PBZ=6 ml

    P1K1 NPK=3,0 kg

    PBZ=6 ml

    2 P1K2 NPK=3,5 kg

    PBZ=6 ml

    P1K2 NPK=2,5 kg

    PBZ=6 ml

    P1K2 NPK=3,0 kg

    PBZ=6 ml

    3 P1K3 NPK=3,5 kg

    PBZ=6 ml

    - - - -

    4 P2K1 NPK=3,5 kg

    PBZ=8 ml

    P2K1 NPK=2,5 kg

    PBZ=8 ml

    P2K1 NPK=3,0 kg

    PBZ=8 ml

    5 P2K2 NPK=3,5 kg

    PBZ=8 ml

    P2K2 NPK=2,5 kg

    PBZ=8 ml

    P2K2 NPK=3,0 kg

    PBZ=8 ml

    6 P2K3 NPK=3,5 kg

    PBZ=8 ml

    - - - -

    7 P3K1 NPK=3,5 kg

    PBZ=10 ml

    P3K1 NPK=2,5 kg

    PBZ=10 ml

    P3K1 NPK=3,0 kg

    PBZ=10 ml

    8 P3K2 NPK=3,5 kg

    P3K2 NPK=2,5 kg

    P3K2 NPK=3,0 kg

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    14

    PBZ=10 ml

    PBZ=10 ml

    PBZ=10 ml

    9 P3K3 NPK=3,5 kg

    PBZ=10 ml

    - - - -

    10 P4K1 NPK=3,5 kg

    PBZ=12 ml

    P4K1 NPK=2,5 kg

    PBZ=12 ml

    P4K1 NPK=3,0 kg

    PBZ=12 ml

    11 P4K2 NPK=3,5 kg

    PBZ=12 ml

    P4K2 NPK=2,5 kg

    PBZ=12 ml

    P4K2 NPK=3,0 kg

    PBZ=12 ml

    12 P4K3 NPK=3,5 kg

    PBZ=12 ml

    - - - -

    13 P5K1 NPK=3,5 kg

    PBZ=14 ml

    P5K1 NPK=2,5 kg

    PBZ=14 ml

    P5K1 NPK=3,0 kg

    PBZ=14 ml

    14 P5K2 NPK=3,5 kg

    PBZ=14 ml

    P5K2 NPK=2,5 kg

    PBZ=14 ml

    P5K2 NPK=3,0 kg

    PBZ=14 ml

    15 P5K3 NPK=3,5 kg

    PBZ=14 ml

    - - - -

    16 K1 – 50 NPK=3,5 kg

    PBZ=0 ml

    - - - -

    17 K1 – 58 NPK=3,5 kg

    PBZ=0 ml

    K1 – 58 NPK=2,5 kg

    PBZ=0 ml

    K1 – 58 NPK=3,0 kg

    PBZ=0 ml

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    15

    18 K1 – 80 NPK=3,5 kg

    PBZ=0 ml

    K1 – 80 NPK=2,5 kg

    PBZ=0 ml

    K1 – 80 NPK=3,0 kg

    PBZ=0 ml

    19 K2 – 50 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    - - - -

    20 K2 – 58 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    K2 – 58 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    K2 – 58 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    21 K2 – 80 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    K2 – 80 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    K2 – 80 NPK=0 kg

    PBZ=0 ml

    Ket.: 1). Penutupan/kerimbunan: K1= >80%; K2= 50-80%; K3=

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    16

    sekitar 10 cm. Pada setiap tanaman dibuat lubang sebanyak lima sampai tujuh buah tergantung lebatnya tajuk. Pada lubang yang telah disediakan diberikan lebih dahulu pupuk NPK kemudian disusul ZPT Paclobutrazol dan ditutup dengan serasa atau sisa-sisa daun kering cengkih dan tanah.

    Pembuatan lubang dengan bor dan aplikasi pupuk NPK dan ZPT Paclobutrazol

    b. Inovasi teknologi tanaman sela diantara cengkih

    Tanaman cengkih berumur dibawah sepuluh tahun umumnya masih memiliki space lahan kosong yang masih dapat dimanfaatkan untuk usahatani tanaman lainnya.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    17

    Pada kegiatan ini akan dilakukan introduksi tanaman sela dari komoditas hortikultura dimana jenisnya akan disesuaikan dengan pilihan petani kooperator. Usahatani komoditas hortikultura dengan jenis tanaman pilihan petani akan lebih memberikan keuntungan baik dari segi fisik, sosial dan ekonomi karena akan dapat/sanggup dilakukan petani dan tentunya diharapkan memberi keuntungan ekonomis bagi petani.

    Sarana produksi seperti benih (tomat, cabai), pupuk NPK dan pestisida disediakan oleh BPTP Malut sedangkan lahan dan tenaga kerja merupakan partisipasi dari petani dan keluarganya. Usahatani tidak terbatas hanya pada tanaman tomat dan cabai saja tetapi lahan dapat ditanami juga dengan tanaman lainnya yang menurut petani dapat memberikan keuntungan tambahan. Tanaman tomat dan cabai ditanam dengan jarak tanam 100 cm x 80 cm sedangkan pare ditanam dengan menggunakan para-para. Pemupukan dilakukan pagi atau sore hari dengan dosis sesuai anjuran umum. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan memaksimalkan monitoring berkala agar dapat diketahui sejak awal potensi jenis yang dapat merusak tanaman.

    Tanaman sela tomat diantara cengkih

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    18

    Tanaman sela pare diantara cengkih

    Tanaman sela cabai diantara cengkih

    Pemanfaatan lahan di sekitar tanaman cengkih dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas lahan tersebut. Peningkatan produktivitas lahan tersebut dapat diketahui dengan cara menghitung Land Equivalent Ratio (LER) atau Nilai Kesetaraan Lahan (NKL) mengacu pada rumus (Suryanto, 1995) sebagai berikut:

    HA1 HB1 NKL = ------ + ------- , di mana :

    HA2 HB2

    HA1 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara

    polikultur HA2 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara

    monokultur HB1 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    19

    polikultur HB2 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara

    Monokultur

    6. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis parameter morfologi dan vegetatif tanaman, komponen panen, dan usahatani penerapan teknologi peningkatan produktivitas cengkih dan lahan sekitar cengkih

    Perubahan morfologi, vegetatif, komponen panen dan

    usahatani dari tanaman cengkih menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perubahan yang diharapkan terjadi sesuai dengan perlakuan yang diberikan itulah hal penting yang akan diamati dan diukur. a. Analisis parameter pengamatan morfologi dan vegetatif tanaman

    Parameter pengamatan morfologi dan vegetatif tanaman meliputi :

    1) Tanaman berumur 2 tahun : tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, tebal daun, panjang ruas apical, dan jumlah pucuk.

    2) Tanamam berumur 10, 20, 30 tahun : warna daun, tebal daun, jumlah bercak Cacar Daun Cengkih (CDC), kandungan klorofil, kandungan lilin, kandungan unsur hara makro dan mikro.

    3) Analisis yang akan digunakan yaitu Anova.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    20

    b. Analisis parameter komponen panen cengkih 1) Parameter yang diamati pada tanaman berumur

    10, 20, 30 tahun yaitu jumlah bunga, bobot bunga (basah dan kering), bobot tangkai bunga (basah dan kering), jenis dan kandungan minyak atsiri dalam bunga (basah dan kering).

    2) Analisis yang digunakan yaitu Anova. c. Analisis parameter pengukuran usahatani, peningkatan produktivitas lahan, dan respon petani

    1) Paramater yang diamati : jumlah biaya input dan output, jumlah panen tanaman cengkih, jumlah panen tanaman sela, pendapat petani terhadap teknologi dan usahatani/system budidaya.

    2) Analisis yang akan digunakan yaitu R/C, B/C ratio, MBRC, NKL, analisis respon.

    7. Merancang dan melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek)

    Bimbingan Teknis (Bimtek) merupakan bentuk transformasi teknologi dari pengkaji kepada pengguna. Pencapaian output pelaksanaan Bimtek akan dipercepat dengan metode presentasi materi (oral) yang dilanjutkan dengan praktek atau demonstrasi di lapangan. Peserta Bimtek merupakan pelaku langsung di lapangan dan pihak lain yang ingin dan butuh informasi teknologi yang disampaikan. Bimtek akan dilengkapi dengan materi diseminasi sebagai bahan informasi tertulis tentang teknologi yang disampaikan. Bimtek akan dilaksanakan di

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    21

    beberapa tempat seperti lokasi kajian, KP. Bacan, atau tempat lain yang membutuhkan informasi teknologi ZPT Paclobutrazol untuk cengkih. 8. Merancang dan melaksanakan FGD (Focus Group

    Disscussion) FGD merupakan wadah tempat berkumpulnya para

    pelaku teknologi (pengkaji, penyuluh, petani) dan pihak lain seperti swasta, akademisi, pengambil keputusan, dan lainnya untuk mendengarkan paparan hasil inovasi teknologi yang telah dan sementara dilakukan. Hasil paparan materi hasil pengkajian kemudian didiskusikan untuk memperoleh masukan (perbaikan/penyempurnaan, penambahan, dan lainnya) dan arah selanjutnya setelah kegiatan kajian selesai dilakukan. Rumusan FGD merupakan output dari berbagai argument dan pendapat peserta yang dirangkum/disimpulkan dalam satu laporan lengkap.

    9. Merancang Karya Tulis Ilmiah (KTI)

    KTI merupakan salah satu output dari kegiatan pengkajian. KTI akan disusun/rancang berdasarkan data yang diperoleh (primer dan sekunder). Pada kegiatan kajian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa KTI untuk diterbitkan di Buletin BPTP Malut, Prosiding dan Jurnal.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    22

    10. Membuat dan menyusun laporan bulanan, triwulan, semester dan akhir

    Laporan merupakan bentuk pertanggung-jawaban dari suatu kegiatan. Manajemen controlling (monev) menjadi fungsi utama dalam membuat laporan. Bentuk monitoring dan evaluasi dari kegiatan kajian ini yaitu laporan bulanan (2 versi), laporan triwulan (versi ISO), laporan semester atau tengah tahun dan laporan akhir tahun akan disampaikan dalam bentuk Seminar Tengah Tahun dan Seminar Akhir Tahun 2019.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    23

    III. PENUTUP

    Peningkatan produktivitas tanaman cengkih saat ini hanya mengandalkan aplikasi pemupukan. Namun cara tersebut belum menjadi solusi karena sebagian besar petani belum dan cenderung kuatir tanamannya akan terganggu pertumbuhannya jika diberikan pupuk secara sembarangan. Petani jarang mendapatkan petunjuk secara langsung dari Penyuluh sehingga pupuk yang diberikan tidak digunakan. Selain pemupukan belum ada teknik lainnya yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi tanaman cengkihnya. Melalui berbagai penelitian dan pengkajian maka dirangkailah satu formula aplikasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) berbahan aktif Paclobutrazol untuk peningkatan produktivitas cengkih. Bagaimana operasionalisasi dari aplikasi ZPT Paclobutrazol ini maka disusunlah satu buku yang berbentuk Petunjuk Teknis (Juknis).

    Penyusunan Petunjuk Teknis ini merupakan rangkaian dan tahapan dari kegiatan Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Tanaman Cengkih Spesifik Lokasi di Maluku Utara mulai dari persiapan sampai pelaporan akhir. Petunjuk Teknis ini juga menjadi panduan pelaksanaan kegiatan sehingga memudahkan Tim dalam pekerjaannya. Diharapkan Petunjuk Teknis ini dapat menjadi materi yang digunakan petani maupun pihak lain dalam mengaplikasikan Paclobutrazol.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim., 2016. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Cengkih 2015-2017. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

    Asman, A., M. Tombe, dan D. Manohara. 1997. Peluang

    Penggunaan Produk Cengkih Sebagai Pestisida Nabati. Monograf tanaman Cengkih. Balittro. 90-102.

    Balitbangtan. 2015. Prospek dan arah pengembangan

    agribisnis : cengkih. Diunduh pada tanggal 29 Desember 2015. http://www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/b4cengkih.

    Banerjee S, Panda CK, Das S. 2006. Clove (Syzygium

    aromaticum L.) a potential chemopreventive agent for lung cancer. Carcinogenesis (27):1645–1654.

    Chaieb, K., T. Zmantar, R. Ksouri, H. Hajlaoui, K. Mahdouani,

    C. Abdelly, and A. Bakhrouf. 2007. Antioxidant properties of essential oil of Eugenia caryophyllata and its antifungal activity against a large number of clinical Candida species, Mycoses 50: 403-406.

    Chaney, E.R. 2004. Paclobutrazol: More Than Just a Growth

    Retardant. Pro-Hort Conference, Peoria, Illinois,

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    25

    February 4th. Departement of Forestry and Natural Resources. Purdue University.

    Dalai, M.K., S. Bhadra, S.K. Chaudhary, A. Bandyopadhyay

    and P. K. Mukherjee. 2014. Anti-cholinesterase activity of the standardized extract of Syzygium aromaticum L. Pharmacogn Mag. 10(2): S276–S282.

    Giordani, R., P. Regli, J. Kaloustian, C. Mikail, L. Abou, and

    H. Portugal. 2004. Antifungal effects of various oils against Candida albicans. Potentiation of antifungal action of amphotericin B by essential oil from Thymus vulgaris. Phytotherapy Research 18: 990- 995.

    Kurniati, S. 1997. Keanekaragaman Plasma Nutfah Cengkih

    dan Pelestariannya. Monograf Tanaman Cengkih. Balittro. Hlm 25-32.

    Li, Y., C. Xu, Q. Zhang, J.Y. Liu, and R.X Tan. 2005. In Vitro

    Anti-Helicobacter pylori Action Of 30 Chinese Herbal Medicines Used To Treat Ulcer Diseases. J. Ethnopharmacology 98:329-333.

    Moningka, F.F., Runtunuwu, S.D. dan J.M. Paulus. 2012.

    Respon Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cengkih (Syzygium aromaticum L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol. Jurnal Eugenia 18 (2): 118-125.

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    26

    Park, M.J., K.S. Gwak, I. Yang, W.S. Choi, H.J. Jo, W.J. Chang, E.B. Jeung, And I.G. Choi. 2007. Antifungal Activities Of The Essential Oils In Syzygium Aromaticum (L.) Merr. Et Perry And Leptospermum Betersonni Bailey And Their Constituents Against Various Dermatophytes. J. Microbiology 45: 460-465.

    Parwati, E., Prasasti, I. dan Effendy, I. 2004. Penentuan

    Potensi Lahan Untuk Tanaman Kedelai dan Cengkih dari Data Landsat Tm dan Iklim Di Kabupaten Banyuwangi dengan Sistem Informasi Geografis. Jumal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol.1 (1): 35-45.

    Saeed, S. and P. Tariq. 2008. In vitro Antibacterial Activity Of Clove Against Gram Negative Bacteria. Pakistan J. Botany 40(5): 2157-2160.

    Safrudin, I. 2014. Aplikasi Produk Turunan Eugenol Dan

    Kariofilena Dalam Cengkih Dalam Cengkih: Sejarah, Budidaya Dan Industri. Indesco Jakarta Dan Biologi UKSW Salatiga. P.257-290.

    Santoso, A. B. 2018. Upaya Mempertahankan Eksistensi

    Cengkih Di Provinsi Maluku Melalui Rehabilitasi dan Peningkatan Produktivitas. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 37(1): 26-32. DOI: 10.21082/jp3.v37n1.2018.p26-32.

    Setiawan dan Rosman, R., 2015. Status Penelitian,

    Penerapan Teknologi Dan Strategi Pengembangan

  • Juknis Kajian Teknologi Peningkatan Produktivitas Cengkih

    27

    Tanaman Cengkih Berbasis Ekologi. Perspektif Vol. 14 (1). Hlm 27 -36.

    Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman.

    Laboratorium Jaringan Tanaman. PAU Bioteknologi, IPB Bogor.

    Yoshimura M, Amakura Y, Yoshida T. 2011. Polyphenolic

    Compounds In Clove And Pimento And Their Antioxidative Activities. Biosci Biotechnol Biochem. 75 : 2207–2212.

    Front Cover 1.pdfJuknis Teknologi Paclobitrazol_ok.pdf