Web viewDalam makalah ini akan dibahas tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan ......

25
MAKALAH FARMAKOLOGI MOLEKULER ‘FIBRAT’ Disusun oleh : Irenne Agustina Tanto (G1F014071) Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073) Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075) JURUSAN FARMASI

Transcript of Web viewDalam makalah ini akan dibahas tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan ......

MAKALAH FARMAKOLOGI MOLEKULER

‘FIBRAT’

Disusun oleh :

Irenne Agustina Tanto (G1F014071)

Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073)

Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian

pada penduduk Indonesia. Yang dapat mengakibatkan terjadinya

hiperlipidemia yaitu keadaan di mana kadar lemak darah naik. Kondisi

hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis

(hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh

darah arteri). Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat

dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan

obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia. Obat

antihiperlipidemia sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh golongan

senyawa. Ada klofibrat, asam nikotinat, probukol, gemfibrosil,

penghambat absorpsi lemak, golongan statin/mevinolin, dan hormon

dekstrotirosin. Namun, penggunaan obat- obatan sintetik relatif mahal

dan tak sedikit menimbulkan efek samping yang merugikan.

Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia

terjadi akibat jumlah lipid utama (lemak) dalam darah (kolesterol atau

trigliserida) berlebih, karena gangguan metabolisme atau kelainan

transportasi lipid yang dapat juga merupakan kelainan genetik

(keturunan) dari penyakit lain (seperti diabetes, gangguan tiroid,

penyakit hati, atau ginjal).Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak

nabati / kolesterol yang terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan yang

dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori

yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam bentuk

trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan

kandungan lemak dalam darah meningkat. Dalam makalah ini akan

dibahas tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan

antihiperlipidemia serta mekanisme kerja dari obat tersebut khususnya

obat golongan fibrat.

1

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dislipidemia?

2. Bagaimana mekanisme terjadinya dislipidemia?

3. Bagaimana mekanisme obat golongan fibrat?

4. Apa dan efek samping apa obat yang termasuk golongan fibrat?

III. TUJUAN

1. Mengetahui arti dislipidemia

2. Mengetahui mekanisme terjadinya dislipidemia

3. Mengetahui mekanisme obat golongan fibrat

4. Mengetahui obat golongan fibrat berserta efeknya

2

BAB II

ISI

I. PENGERTIAN

Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang terjadi dan

ditandai dengan adanya peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam

plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol

total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL.

Dislipidemia juga sering dikatakan sebagai hiperlipidemia yang bisa disebabkan

oleh pola hidup di mana konsumsi makanan lemak jenuh yang berlebihan dan

kurangnya aktivitas fisik, sehingga terjadi peningkatan lipid serum sebagai salah

satu faktor risiko terjadinya aterosklerosis (Wahjuni, 2011).

Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit menurut Murray (2002)

adalah sebagai berikut:

a. Dislipidemia Primer

Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan

kelainan kadar lipid dalam darah (Murray, 2002).

b. Dislipidemia Sekunder

Yaitu dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit atau suatu keadaan

tertentu seperti hiperkolesterolemia disebabkan oleh hipotiroidisme, sindrom

nefrotik, penyakit hatiobstruktif, kehamilan, anoreksia nervosa dan porfiria akut

intermitten (Murray, 2002).

Menurut Anwar (2004), dislipidemia dalam proses terjadinya

aterosklerosis semuanyamemiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu

dengan yang lain,sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya

dikenal sebagaitriad lipid, yaitu:

a. Kolesterol total

Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol

total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat,

konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain.Penelitian genetik,

3

eksperimental, epidemiologis, dan klinismenunjukkan dengan jelas bahwa

peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada

patogenesis penyakit jantung koroner (PJK) (Anwar, 2004).

b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL

Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar

kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet

dapat menaikan kadar kolesterol HDL dandapat mengurangi penyakit

jantung koroner (Anwar, 2004).

c. Trigliserida

Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungandengan

penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunankadar

kolesterol HDL (Anwar, 2004).

Menurut Katzung (2002), sintesis dan metabolisme lipoprotein

yang utama antara lain:

a. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan

membawa trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril

juga terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke

aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan

ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL yang

mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan

progresif pada diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti

tersebut dikosongkan. Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan

apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit (Katzung, 2002).

b. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)

Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk

mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-

100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein

menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan seperti

di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida

menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL).

4

Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL

dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida yang

diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan fenomena klinis

pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat

disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga

penurunan katabolisme LDL (Katzung, 2002).

c. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)

Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian

besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh

reseptor berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian

dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membrane

sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui

suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis

oleh HMG koA reduktase. Hati memainkan peran utama dalam

pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya, hepatosit mampu

mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam

empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga

disekresikan dalam empedu (Katzung, 2002).

d. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)

Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari

permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga

mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu jalur yang

melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester

kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait / docking

(reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap

lipoprotein (Katzung, 2002).

Semua PPAR diaktifkan oleh asam lemak (fatty acid = FA),

sedangkan berbagai eicosanoid merupakan aktifator PPAR yang lebih

spesifik. Aktifator yang lebih selektif untuk PPAR alpha adalah leukotrien

B4 (LTB4), 8(S) hydroxyeicosatetranoic acid, 8(S)

hydroxyeicosapentanoic acid, sedangkan untuk PPAR gamma adalah,

5

prostaglandin J2, 9hydroxyoctadecadienoic acid, 13-

hyfroxyoctadecadienoic.  Lebih lanjut diketahui bahwa asam fibrat

terutama berikatan dan mengaktifkan PPAR alpha, sedangkan

thiazolidinedione terutama untuk PPAR gamma.  PPAR gamma 2

diekspresikan terutama di adiposit, dan sedangkan PPAR gamma 1 selain

diekspresikan di adiposit, juga di jaringan non adiposit otot skeletal,

jantung, hati, tubulus proksimal ginjal, usus besar, sel stroma susmsum

tulang, netrofil, makrofag, dan sel karsinoma payudara (Staels, et al,

1998).

(Staels, et al, 1998).

PPAR-α

PPAR-α diidentifikasi sebagai kunci pengaturan gen-gen yang

terlibat dalam oksidasi asam lemak yang terjadi di mitokondria,

peroksisom, mikrosom di hati. Transkripsi dan level protein enzim kritis

dalam jalur oksidasi-β dan oksidasi-ω adalah target langsung PPAR-α

termasuk acyl CoA oxidase, carnitine palmitoyl transferase I,

mitochondrial hydroxymethylglutaryl-CoA synthase, dan enzim

cytochrome P450 4A (CYP4A). Dengan meningkatkan ekspresi gen-gen,

ligan PPAR-α mengaktifkan secara signifikan oksidasi asam lemak hati,

sedangkan inaktivasi genetik gen PPAR-α menghasilkan akumulasi besar

lipid di hati, hipoketonemia parah, hipoglikemia, hipotermia, dan plasma

tinggi bebas asam lemak. Data ini jelas menunjukkan bahwa PPAR-α

6

merupakan faktor kunci dalam mengatur adaptasi metabolik meningkat

asam lemak (Guan, 2004)

PPAR-α juga memainkan peran penting dalam metabolisme lipid.

Ini dikenal gen target yang terlibat dalam hampir semua aspek

metabolisme lipid, termasuk penyerapan, pengikatan, dan oksidasi asam

lemak; perakitan lipoprotein; dan transportasi lipid. Aktivasi PPAR-α juga

meningkatkan pengambilan asam lemak, menurunkan level trigliserida,

dan meningkatkan lipolisis trigliserida-VLDL. Secara bersama-sama,

PPAR-α mungkin sebuah sensor lipid dan dapat memberi efek metabolik

menguntungkan pada metabolisme lemak (Guan,2004).

II. MEKANISME HIPERLIPIDEMIA DAN RESEPTOR FIBRAT

Dalam mekanisme orang normal metabolisme asam lemak yoitu terjadi

di nukleus, dengan tahap awal yaitu ligan menempel pada PPAR (Peroxisome

proliferation activated receptor). Ekspresi gen dimulai ketika PPAR yang di

aktifkifkan oleh ligan mengadakan heterodimerisasi dengan retinoid x receptor

(RXR). Herodimerisasi tersebut akan sangat meningkatkan kemampuan PPAR

berikatandengan urutan DNA yang spesifik di gen sasaran (DNA binding

domain) yang dikenal PPRE’s (Proliferator reactive elements). Akibat dari

heterodimerisasi PPAR dengan RXR yang di aktifkan ligan membuat represor

yang pada awalnya menempel jadi lepas, dan mengubah bentuk konformasi.

Pengubahan bentuk konformasi tersebut mengaktifkan ko-aktivator agar

menempel dengan reseptor tersebut, sehingga terjadi transkripsi gen yang

mengatur metabolisme asam lemak dan homeostasis lipid (Zullies, 2014).

Dislipidemia terjadi jika reseptor PPAR-α terjadi mutasi atau

kerusakan yang membuat asam lemak tidak dapat berikatan dengan reseptor

tersebut dan dapat terjadi juga karena terlalu banyaknya asam lemak sehingga

reseptor tidak mampu mengikat seluruh asam lemak tersebut, akhirnya terjadi

penumpukan asam lemak (Guan,2004). Menurut Katzung (2002), mekanisme

hiperlipidemia dapat terjadi karena adanya mutaasi pada PPAR-alpha yang

tidak dapat mengatur metabolisme asamlemak homeostasis lipid, sehingga

7

LDL meningkat melebihi batas normal dan HDL menurun. Hal ini

menyebabkan kolesterol.

8

(sumber: Staels, et al, 1998)Obat golongan fibrat memiliki mekanisme yaitu meningkatkan

hidrolisis trigliserida oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak, sehingga

kadar trigliserida di dalam serum akan menurun, serta menurunkan LDL

dan meningkatkan HDL (Nugroho, 2012). Menurut National Cholesterol

Education Program (2002), mekanisme golongan obat asam fibrat seperti

clofibrate, fenofibrate, gemfibrozil,ciprofibrate dan bezafibrate adalah

fibrat sebagai agonis untuk faktor transkripsi nuclear peroxisome

proliferator-activated receptor alpha (PPAR-alpha), melalui mekanisme

ini, fibrat mengurangi apolipoprotein C-III dan meningkatkan

apolipoprotein A-I, transport protein asam lemak, dan lipoprotein lipase.

Dampaknya pada lipoprotein lipase dan apolopoprotein C-III (inhibitor

dari lipoprotein lipase) meningkatkan katabolisme dari TGRLP, sedangkan

dengan meningkatkan oksidasi asam lemak akan mengurangi

9

pembentukan VLDL trigliserida. Dengan kata lain dampak ini adalah

mengurangi serum trigliserida, yang merupakan kerja utama dari fibrat.

Penurunan serum trigliserida dikombinasikan dengan meningkatnya

sintesis apolipoprotein A-I dan A-II cenderung meningkatkan kadar HDL.

Menurut Staels,. et al (1998), 5 mekanisme utama yang mendasari

modulasi fenotipe lipoprotein oleh fibrat:

1. Induksi lipoprotein lipolisis. Peningkatan TRL lipolisis bisa menjadi

cerminan dari perubahan intrinsik lipoprotein lipase (LPL) aktivitas

atau meningkat aksesibilitas TRLs untuk lipolisis oleh LPL karena

pengurangan konten TRL APOC-III.

2. Induksi asam lemak hati (FA) dan pengurangan serapanproduksi

trigliserida hati. Pada hewan pengerat, fibrat meningkatkan serapan FA

dan konversi ke asil-CoA oleh hati karena induksi FA protein

transporter (FAT) dan asil-CoA sintetase (ACS) aktivitas. Induksi jalur

b-oksidasi dengan penurunan bersamaan dalam sintesis FA oleh hasil

fibrat dalam ketersediaan yang lebih rendah dari fatty acid untuk

sintesis trigliserida, suatu proses yang diperkuat oleh penghambatan

hormon-sensitif lipase dalam jaringan adiposa oleh fibrat.

3. Peningkatan penghapusan partikel LDL. Pengobatan fibratehasil dalam

pembentukan LDL dengan afinitas yang lebih tinggi untuk reseptor

LDL, yang demikian dikatabolisme lebih cepat.

4. Pengurangan lipid netral (kolesterol ester dan trigliserida)pertukaran

antara VLDL dan HDL mungkin hasil dari kadar plasma menurun dari

TRL.

5. Peningkatan produksi dan stimulasi terbalik HDLtransportasi

kolesterol. Fibrat meningkatkan produksiapoA-I dan apoA-II di hati,

yang dapat berkontribusi padapeningkatan konsentrasi HDL plasma dan

lebih efisien transportasi kolesterol terbalikan.

10

Efek dari turunan asam fibrat pada lipid plasma dan lipoprotein bervariasi

tergantung pada profil mulai lipoprotein, faktor genetik dan lingkungan yang

mendasari hiperlipidemia, dan obat yang digunakan. Fibrat adalah obat pilihan

untuk pengobatan individu dengan hipertrigliseridemia berat (TG> 1000 mg / dL)

atau sindrom chylomicronemia, kondisi yang berhubungan dengan peningkatan

risiko pankreatitis. Fibrat efektif dalam memproduksi pengurangan yang sering

lebih besar dari 50% dalam serum TG. Orang-orang ini biasanya memiliki kadar

kolesterol LDL yang rendah, tetapi pengobatan dengan fibrat dapat meningkatkan

substan tially kadar kolesterol LDL mereka (10% sampai 30%) dengan

meningkatkan lypolysis dari sangat rendah density lipoprotein (VLDL). Pada

individu dengan hipertrigliseridemia lebih moderat (TG <400 mg / dL), fibrat

menghasilkan 30% sampai 50 pengurangan% dalam serum TG, 15% sampai 25%

peningkatan kolesterol HDL, dan penurunan, tidak ada perubahan, atau

peningkatan kolesterol LDL tingkat. Agen generasi kedua, seperti fenofibrate,

mungkin lebih efektif dalam menurunkan kolesterol LDL, memberikan 17%

sampai 35% pengurangan kolesterol LDL pada individu dengan

hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia sederhana. Dengan mengurangi

kecil, partikel LDL padat mendukung, partikel LDL lebih ringan lebih besar,

fenofibrate mempromosikan perubahan komposisi dalam LDL yang

meningkatkan afinitas untuk clearance oleh reseptor LDL. Pada subyek dengan

jenis IIa dan IIb hiperlipidemia, studi perbandingan 200 mg fenofibrate

11

micronized dengan simvastatin (20 mg) dan 300 mg fenofibrate micronized

dengan lovastatin (20 mg) menunjukkan penurunan serupa dalam kolesterol total

dan kolesterol LDL dengan fenofibrate atau statin. Namun, penurunan TG yang

unggul dengan fenofibrate. Fibrat sangat efektif dalam mengurangi kadar VLDL

aterogenik dan chylomicron sisa-sisa dan merupakan obat pilihan dalam

pengobatan Tipe-III hyperlipoproteinemia. Fibrat juga digunakan dalam

pengobatan pasien dengan kolesterol HDL rendah (Linton dan Sergio, 2000).

Fibrat juga dapat mempengaruhi faktor risiko non-tradisional. Sebagai

contoh, sebuah lipoprotein (Lp [a]) menurun 7% menjadi 23% pada pasien dengan

tipe-II dislipidemia diobati dengan fenofibrate. Selain itu, fenofibrate mengurangi

fibrinogen pada individu dengan dislipidemia, sedangkan gemfibrozil telah

menghasilkan hasil yang kurang konsisten (Linton dan Sergio, 2000).

III. OBAT GOLONGAN FIBRAT

(sumber gambar: Stael, et al, 1998)

12

Nama Generik Nama Dagang Sediaan Produsen

Gemfibrozil Lopid

Lipidan

Lapibroz

Kapsul/Tablet 300, 450,600, 900 mg

Kapsul/Tablet 300,600 mg

Kapsul/Tablet 300,600 mg

Park Davis

Dankos

Lapi

Fenofibrat Evothyl

Hipolip

Hyperchol

Kapsul 100, 300 mg

Kapsul 100, 300 mg

Kapsul 100, 300 mg

Guardian

Mecosin

Ikapharmindo

Klofibrat Arterol Kapsul 250, 500 mg Pharos Chemie

Bezafibrat Bezalip Tablet 200 mg Boebringer M.

(ISFI, 2008)

EFEK SAMPING OBAT GOLONGAN FIBRAT

Efek samping yang terkait penggunaan obat golongan fibrat yang sering

dilaporkan adalah digestive, gastric atau intestinal disorders (seperti abdominal

pain, mual, muntah, diare, dan perut kembung) yang terjadi pada 10% pasien.

Gangguan umumnya berkurang setelah beberapa waktu. Efek samping lainnya

adalah skin reactions (seperti rash, pruritus, urticarial dan photosensitivity, dan

beberapa pasien dapat mengalami cutaneous photosensitivity dengan manifestasi

eritema, vesiculation atau nodulation pada bagian kulit yang terpapar matahari)

(Badan POM RI, 2011).

Efek samping yang paling umum adalah gastrointestinal, yang terjadi pada

sekitar 5% pasien. Fenofibrate menyebabkan lebih sedikit efek samping

gastrointestinal dari gemfibrozil. Fibrat dapat menyebabkan myositis, terutama

pada individu dengan gagal ginjal. Semua fibrat penyebab peningkatan

konsentrasi kolesterol bilier dan dapat menyebabkan batu empedu. Peningkatan

kecil dalam transaminase hati dan penurunan alkali fosfatase telah dilaporkan [1].

Efek samping lain termasuk ruam, urtikaria, rambut rontok, kelelahan, sakit

kepala, dan anemia (Linton dan Sergio, 2000).

13

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang terjadi

dan ditandai dengan adanya peningkatan maupun penurunan fraksi

lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar

trigliserida serta penurunan kadar HDL.

Obat fibrat sebagai agonis untuk faktor transkripsi nuclear peroxisome

proliferator-activated receptor alpha (PPAR-alpha).

Efek samping yang terkait penggunaan obat golongan fibrat yang

sering dilaporkan adalah digestive, gastric atau intestinal disorders,

dan skin reactions.

14

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Bahri T., 2004, Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung

Koroner, USU, Medan.

Badan POM RI, 2011, Buletin Berita MESO, Buletin Berita MESO Vol. 29,

No. 1: 1-6.

Guan, Youfei. 2004. Peroxisome Proliferator-Activated Receptor Family and

Its Relationship to Renal Complications of the Metabolic Syndrome.

Journal of the American Society of Nephrology.

ISFI, 2008, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 43, Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia, Jakarta.

Linton, M. F., dan Sergio F., 2000, Re-emergence of Fibrates in the

Management of Dyslipidemia and Cardiovascular Risk, Current

Science Inc., Vol. 2:29–35

Murray, Robert K, 2002, Biokimia Harper, Edisi 25, EGC, Jakarta.

NCEP, 2002, Third report of the national cholesterol Education Programe

(NCEP) expert panel on detection, evaluation and treatment of high

blood cholesterol in adults (Adults treatment panel III), NIH

Publication, II-1 s.d II-2, V-2, VI-1.

Nugroho, Agung Endro, 2012, Farmakologi: Obat-Obat Penting dalam

Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Staels B., Jean Dallongeville, Johan Auwerx, Kristina Schoonjans, Eran

Leitersdorf, Jean-Charles Fruchart,1998, Mechanism of Action of

Fibrate on Lipid Adn Lipoprotein Metabolism, Journal Of American

Heart Association, Vol. 98:2088-2093.

Wahjuni, S., 2011, Pemberian Minyak Ikan Lemuru (Sardinella longiceps)

sebagai anti dislipidemia melalui penigkatan HDL pada Tikus Wistar,

Jurnal Kimia, Vol. 5 (2): 156-162.

Zullies, Ikawati, 2014, Farmakologi Molekuler (Target Aksi Obat dan

Mekanisme Molekulernya), UGM Press, Yogyakarta.

15

LAMPIRAN

Hasil Diskusi

1. Dendy (G1F014047)

Bagaimana cara mengatur keseimbangan HDL dan LDL?

Meningkatkan ikatan antara Peroxisome proliferation activated receptor

dan enzimnya sehingga transkripsi gen yang mengatur keseimbangan HDL

dan LDL dalam tubuh tetap berjalan dengan baik.

2. Mega (G1F014029)

Obat yang disebutkan, dosis secara per apa?

Dosis peroral, ada yang dalam bentuk kapsul dan tablet.

3. Alim (G1F014039)

Bagaimana mekanisme obat golongan fibrat? Kenapa efek samping obat

tersebut diare?

Mekanisme obat : obat tersebut akan menduduki tempat ikatan asam

lemak di PPAR, sehingga efek yang seharusnya dihasilkan yaitu

transkripsi gen yang mengatur keseimbangan asam lemak pun bisa

tercipta. Obat golongan fibrat membuat LDL seseorang akan menurun dan

HDL meningkat. Hal tersebut membuat lemak yang tadinya terakumulasi

di jaringan dapat dibawa oleh HDL ke hati untuk di metabolisme.

Efek samping diare : Salah satu penyebab diare adalah malabsorbsi lemak.

Malabsorbsi ini disebabkan ketidakseimbangan transkripsi gen yang

mengatur keseimbangan lemak. Hal ini yang menyebabkan terjadinya efek

diare apabila mengkonsumsi obat golongan fibrat.

16