IRADIASI.docx
-
Upload
irma-oktaviani -
Category
Documents
-
view
90 -
download
2
description
Transcript of IRADIASI.docx
![Page 1: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
IRADIASI
A. Definisi Iradiasi
Iradiasi merupakan penggunaan energi buatan untuk mempengaruhi atau mengubah
sebagian keseimbangan materi dengan tujuan tertentu. Menurut Maha (1985), iradiasi adalah
suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah.
Sedangkan menurut Winarno (1980), iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk
penyinaran bahan dengan menggunakan sumber iradiasi buatan. Tujuan radiasi adalah untuk
pengawetan, membantu proses pengolahan dan penelitian tentang mekanisme perubahan atau
struktur senyawa bahan pangan.
Jenis radiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah
radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga
sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya. Jenis
radiasi ini dinamakan radiasi pengion, contoh radiasi pengion adalah radiasi partikel α, β, dan
γ. Contoh radiasi pengion yang disebut terakhir ini paling banyak digunakan (Sofyan, 1984;
Winarno et al., 1980).
Selain mengawetan bahan makanan, radiasi pengion dapat pula dimanfaatkan untuk
menghambat pertunasan, menunda pematangan, disinfestasi serangga/hama gudang,
dekontaminasi bakteri patogen dan mensterilkan produk pangan dari segala bentuk cemaran
mikroba. Proses sterilisasi makanan dengan radiasi pengionini bertujuan untuk mencegah
penularan penyakit melalui makanan dan memperpanjang masa simpan. Makanan yang telah
diiradiasi tidak mengalami perubahan nilai nutrisi dan tidak membuat makanan bersifat
radioaktif.
Apabila suatu zat dilalui radiasi pengion, energi yang melewatinya akan diserap dan
menghasilkan pasangan ion. Energi yang melewatinya akan diserap dan menghasilkan
pasangan ion. Energi yang diserap oleh tumbukan radiasi dengan partikel bahan pangan akan
menyebabkan eksitasi dan ionisasi beribu-ribu atom dalam lintasannya yang akan terjadi
dalam waktu kurang dari 0,001 detik.
B. Prinsip Metode Radiasi Pangan
Pada pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi tinggi
yang dikenal dengan nama radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi
yang dilaluinya (Maha, 1981).
![Page 2: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/2.jpg)
Bila sumber radiasi (sinar x, sinar gamma dan berkas elektron) mengenai bahan
pangan, maka akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada
bahan pangan tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat
sintesis DNA yang menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah
yang digunakan sebagai dasar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan
pangan (Maha, 1981).
Prinsip kerja radiasi dengan berkas sinar elektron pada dasarnya, akselerator sebagai
pembangkit berkas sinar elektron berfungsi seperti tube televisi. Elektron tersebar dan
memukul layar phosphorescent dengan energi yang cukup rendah. Elektron terkonsentrasi
dan kecepatannnya dipercepat menjadi 99% kecepatan cahaya. Berkas sinar tersebut
menembus objek yang berupa bahan pangan. Reaksi yang sangat cepat pada permukaan
molekul akan menyebabkan bakteri yang menempel rusak seketika. Sayangnya, karena
menggunakan energi listrik, iradiasi dengan menggunakan sinar gamma lebih disukai.
Pengaturan dosis iradiasi terhadap berbagai bahan pangan dilakukan dengan mengatur
kecepatan konveyor yang membawa bahan pangan ke kamar iradiasi.
Pemanfaatan praktis iradiasi bahan pangan banyak berkaitan dengan pengawetan.
Radiasi menonaktifkan organisme perusak pangan, yaitu bakteri, kapang dan khamir. Iradiasi
juga efektif untuk memperpanjang masa simpan sayur dan buah segar karena membatasi
perubahan hayati yang berkaitan dengan pematangan, peramunan, pertumbuhan dan penuaan.
C. Alat yang Menggunakan Radiasi
Iradiator merupakan suatu fasilitas untuk melakukan radiasi berbagai macam sampel
atau produk dengan tujuan penelitian, pengembangan, pengawetan, dan sterilisasi. Karena itu,
iradiator dapat disebut sebagai fasilitas iradiasi. Berdasarkan jenis radiasi pengion yang
digunakan, radiator dikelompokkan menjadi iradiator gamma dan iradiator elektron. Iradiator
gamma terbagi lagi menjadi empat kategori yang umumnya menggunakan zat radioaktif Co-
60, sedangkan iradiator elektron terbagi menjadi dua kategori dan menggunakan filamen,
biasanya terbuat dari tungsten, atau plasma sebagai sumber radiasi.
Jenis radiasi yang digunakan adalah radiasi berenergi tinggi (radiasi pengion), karena
menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya. Dalam prosesnya, terjadi interaksi antara
radiasi dan materi atau sel hidup yang menimbulkan berbagai proses fisika dan kimia, yang
menghambat perkembangan sel hidup, mikroba. Jadi, dapat memperpanjang masa simpan
makanan, juga menunda pertunasan, karena bisa membunuh kuman.
![Page 3: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/3.jpg)
Dua jenis radiasi pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah:
sinar gamma yang dipancarkan oleh radio nuklida 60Co (kobalt-60) dan 137Cs (caesium-37)
dan berkas elektron yang terdiri dari partikel-pertikel bermuatan listrik. Kedua jenis radiasi
pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap makanan. Perbedaan yang sama terhadap
makanan. Perbedaan keduanya adalah pada daya tembusnya. Sinar gamma mengeluarkan
energi sebesar 1 Mev untuk dapat menembus air dengan kedalaman 20-30 cm, sedangkan
berkas elektron mengeluarkan energi sebesar 10 Mev untuk dapat menembus air sedalam 3,5
cm.
Suatu persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam proses pengolahan pangan
dengan iradiasi adalah energi yang digunakan tidak boleh menyebabkan terbentuknya
senyawa radioaktif pada bahan pangan (Sofyan, 1984). Sampai saat ini sumber iradiasi yang
banyak digunakan dalam pengawetan pangan adalah 60Co dan 137Cs.
D. Dosis Radiasi dan Aplikasi Pengawet dengan Metode Radiasi
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke
dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Seringkali untuk tiap
jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah
radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan
tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat
diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi yang dipakai dalam pengawetan makanan
tergantung pada jenis bahan makanan dan tujuan iradiasi.
E. Radiasi pada Obat Herbal
Dengan semakin banyaknya efek samping akibat penggunaan obat-obatan secara
jangka panjang, maka banyak orang yang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah
penyakit ataupun untuk menjaga kesehatan. Obat-obatan yang berasal dari alam atau yang
biasa disebut dengan pengobatan herbal makin mendapat tempat di masyarakat. Terlebih lagi
kenyataan bahwa obat-obat herbal tersebut telah lama digunakan oleh para nenek moyang
kita untuk mengobati penyakit membuat dunia pengobatan modern pun banyak yang mulai
meneliti kandungan dan khasiat dari bahan alami tersebut. Bahan herbal adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan.
Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-
temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional. Definisi dari badan POM mengenai obat
![Page 4: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/4.jpg)
tradisional sendiri adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Jadi di
dalam obat tradisional dapat terdapat bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan,
hewan dan mineral. Biasanya obat tradisonal tersedia dalam bentuk rebusan ataupun serbuk
yang diseduh dengan air. Seiring dengan berjalannya waktu maka bentuk sediaan obat
tradisional pun mengalami perubahan menjadi cair, kapsul ataupun tablet.
Indonesia adalah negara tropis mempunyai kelembaban dan suhu yang mudah
memicu pertumbuhan bakteri dan kapang penyebab kerusakan pada tanaman obat dan produk
jadinya. Hal ini terbukti bahwa dari hasil survei Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
– Batan,simplisia tanaman obat dan produk jadinya yang beredar dipasaran terkontaminasi
mikroba, sehingga merugikan masyarakat yang mengkonsumsinya serta tidak memenuhi
persyaratan farmakope, dengan radiasi gamma telah dapat menurunkan angka kuman yang
mengkontaminasi simplisia dan membasmi bakteri patogen. Pernyataan Back to nature
masyarakat dunia baik dari negara maju maupun negara berkembang dapat menjadi peluang
ekonomi yang cukup besar seperti Indonesia yang kaya dengan tanaman berkhasiat obat. Di
Indonesia penggunaan bahan alam juga meningkat dengan pesat, lebih dari 1500 perusahaan
obat, jamu dan kosmetik bahan alam memenuhi pasar dalam negeri. Untuk meningkatkan
daya saing bahan baku obat dan kosmetika bahan alam Indonesia baik di dalam negri maupun
pasar global maka, mutu, khasiat, keamanan dan higienis produk adalah syarat penting yang
harus dipenuhi. Saat ini industri jamu, obat dan kosmetik bahan alam telah memanfaatkan
penggunaan radiasi untuk teknik pasteurisasi. Ditinjau dari aspek mikrobiologi proses radiasi
sangat menguntungkan karena mikroba baik yang tidak maupun yang pathogen dapat dibasmi
atau diturunkan dengan perlakuan radiasi, tetapi ditinjau dari aspek khasiatnya terkadang
mengalami kerusakan. Untuk melindungi para industri pemakai teknik pasteurisasi radiasi
pada bahan alam, maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dosis pasteurisasi yang
tepat sehingga bahan yang diradiasi tetap bermutu, berkhasiat, aman dan higien dan dapat
memenuhi standar farmakope dan BPOM yaitu bebas mikroba patogen dan kontaminasi
mikroba non patogen.
Bahan baku tanaman obat untuk obat herbal banyak mengandung senyawa kimia yang
bermanfaat untuk memelihara kesehatan dan mengobati penyakit seperti kanker, asam urat,
hipertensi, kolestrol, hepotoprotektor, imunomodulator, radang, infeksi dan lain-lain.
Kerusakan bahan baku dan obat herbal diantaranya ialah pertunasan umbi, serangan serangga
perusak, kontaminasi kapang penghasil toksin, kontaminasi bakteri non patogen dan patogen.
![Page 5: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/5.jpg)
Sinar Gamma dan berkas elektron dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kerusakan bahan
baku dan obat herbal, dengan cara melakukan penelitian dengan tujuan mendapatkan dosis
radiasi optimal yang dapat mengatasi masalah kerusakan tersebut tetapi tidak mengubah
khasiat obat herbal/bahan bakunya.
Radiasi Gamma pada dasarnya adalah pemancaran energi elektro magnetik,
mempunyai daya tembus besar. Radiasi Gamma juga disebut radiasi pengion dapat
dimanfaatkan untuk membasmi mikroba, karena itu dapat diaplikasikan sebagai teknik
sterilisasi dan pasteurisasi. Dosis iradiasi yang digunakan tergantung dari tujuannya dapat
dibagi menjadi dosis rendah, sedang dan tinggi.
Tingkatan Dosis Satuan (kGy) Tujuan
Rendah
0,05 - 0,15menghambat pertunasan
umbi
0,10 - 1,0disinfestasi serangga perusak
simplisia
0,05 - 1,0 menunda kematangan buah
Sedang 1 - 10
pasteurisasi (menurunkan
angka kuman)
membasmi bakteri patogen
yang tidak berspora
Tinggi 10 - 50sterilisasi (membasmi semua
jenis bakteri juga spora)
Tabel 1. Tingakatan dosis iradiasi dan tujuannya
Sebagai teknologi alternatif, teknik radiasi mempunyai beberapa keunggulan antara
lain tidak meninggalkan residu kimia, dapat diproses pada suhu kamar dan tidak menaikkan
suhu pada produk yang diproses. Teknik pasteurisasi dan sterilisasi radiasi lebih mudah
dikendalikan dengan mengatur dosis serap dan laju dosis, kualitas produk lebih baik, higienis
dan dapat dilakukan pada kemasan akhir (Erawan, 2012).
F. Aspek Toksikologi
Keamanan pangan iradiasi merupakan faktor terpenting yang harus diselidiki sebelum
menganjurkan penggunaan proses iradiasi secara luas. Hal yang membahayakan bagi
![Page 6: IRADIASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9b5f550346d033a5d149/html5/thumbnails/6.jpg)
konsumen bila molekul tertentu terdapat dalam jumlah banyak pada bahan pangan, berubah
menjadi senyawa yang toksik, mutagenik, ataupun karsinogenik sebagai akibat dari proses
iradiasi.
Hasil penelitian mengenai efek kimia iradiasi pada berbagai macam bahan pangan
hasil iradiasi (1-5 kGy) belum pernah ditemukan adanya senyawa yang toksik. Pengawetan
makanan dengan menggunakan iradiasi sudah terjamin keamanannya jika tidak melebihi
dosis yang sudah ditetapkan, sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh FAO-WHO-
IAEA pada bulan november 1980. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa semua bahan
yang diiradiasi tidak melebihi dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi manusia. Pernyataan ini
dikeluarkan sehubungan dengan munculnya kekhawatiran konsumen akan keracunan sebagai
pengaruh sampingnya (Sari, 2012).
Selain itu, dalam rangka mendukung penerapan teknologi radiasi untuk pangan,
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 701 pada
tahun 2009 tentang Pangan Iradiasi, yang didalamnya termasuk golongan obat herbal.
Dengan demikian radiasi nuklir sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia apabila
digunakan dengan sabaik-baiknya (Erawan, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Erawan. (2012). Obat Herbal Higienis dengan Radiasi. [Online]. Tersedia:
http://www.infonuklir.com/read/detail/451/obat-herbal-higienis-dengan-radiasi [26
Oktober 2013]
Hermana. (1991). Iradiasi Pangan: Cara Mengawetkan dan Meningkatkan Keamanan
Pangan. Penerbit ITB: Bandung.
Maha, M. (1981). Prospek Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Teknologi Pangan.
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN: Jakarta.
Maha, M. (1985). Pengawetan Pangan dengan Radiasi. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Batan: Jakarta.
Sari, R. M. (2012). Prinsip dan Aplikasi Pengawetan dengan Gelombang Mikro. [Online].
Tersedia: http://liana-ros.blogspot.com/2012/12/prinsip-dan-aplikasi-pengawetan-
dengan_2062.html [26 Oktober 2013]
Sofyan, R. (1984). Efek Kimia Radiasi Pada Komponen Utama Bahan Makanan. Pusat
Aplikasi Isotop dan Radiasi: Jakarta.