IPL - TEPUNG TELUR

7
ILMU PANGAN LANJUT HASIL OLAHAN SETENGAH JADI TELUR “ TEPUNG TELUR “ Dosen Pembimbing : Zulfiana Dewi, SKM., MP Hj. Sari Novita, SP., MP Rahmani, STP., MP Disusun oleh : Herizka Rizty Emelia PO7131214092 Nur Ankia PO7131214106 Nurhayati PO7131214107 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

description

Tepung Telur

Transcript of IPL - TEPUNG TELUR

Page 1: IPL - TEPUNG TELUR

ILMU PANGAN LANJUT

HASIL OLAHAN SETENGAH JADI TELUR

“ TEPUNG TELUR “

Dosen Pembimbing : Zulfiana Dewi, SKM., MP

Hj. Sari Novita, SP., MP

Rahmani, STP., MP

Disusun oleh :

Herizka Rizty Emelia PO7131214092

Nur Ankia PO7131214106

Nurhayati PO7131214107

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

JURUSAN GIZI

2015/2016

Page 2: IPL - TEPUNG TELUR

TEPUNG TELUR

Pengeringan telur sudah dilakukan di Amerika Serikat sejak tahun 1880. Proses

pengeringan telurakan menghasilkan produk berupa tepung telur atau telur bubuk. Pada

pengeringan telur, air dikeluarkan dari cairan telur dengan cara penguapan sampai tinggal bagian

padatan dengan sedikit air. Kadar air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroorganisme

tidak dapat tumbuh di dalamnya. Disamping mencegah aktivitas mikroorganisme sehingga

memperpanjang daya simpan, pengeringan telur juga bertujuan untuk mengurangi ruang

penyimpanan, serta mempermudah penanganan dan transportasi.

Kecepatan pengeringan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu cairan, luas

permukaan cairan, suhu udara pengering dan tekanan uap diudara. Perambatan panas dapat

berlangsung secara konduksi, konveksi atau radiasi. Kecepatan perambatan panas dipengaruhi

oleh sifat-sifat tertentu dari cairan telur yang dikeringkan, seperti panas spesifik, kekentalan,

densitas (berat jenis) dan tegangan permukaan.

Metode pengeringan yang dapat digunakan untuk membuat tepung telur ada 4 macam,

yaitu pengeringan semprot (spray drying), pengeringan secara lapis tipis (pan drying),

pengeringan beku (freeze drying) dan pengeringan busa (foaming drying). Pengeringan semprot

merupakan metode yang paling sering digunakan untuk memproduksi tepung telur. Prinsip

metode ini adalah menyemprotkan cairantelur ke dalam aliran udara panas, sehingga permukaan

cairan telur menjadi sangat luas dan pengeringan berlangsung dengan cepat.

Pengeringan semprot biasanya digunakan untuk membuat tepung telur utuh dan tepung

kuning telur, tetapi tidak digunakan untuk membuat tepung putih telur. Putih telur dapat

menggumpal sehingga menyumbat peralatan pengering semprot. Emulsi telur yang akan

dikeringkan dengan metode pengeringan semprot sebaiknya bersuhu awal sekitar 4,5 °C atau

bisa juga bersuhu 60 °C. Pada suhu awal emulsi telur 4,5 °C akan dihasilkan tepung telur dengan

kerapatan jenis sebesar 0,53 gram per cm3 sedangkan jika suhu awal 60 °C kerapatan jenisnya

0,48 gram per cm3. Pengeringan semprot biasanya menggunakan tekanan semprot terhadap

emulsi telur sebesar 126,67 sampai 31,85 kg/cm2 dan suhu sekitar 110 °C sampai 149 °C agar

diperoleh tepung dengan kadar air 3 - 5 persen.

Pengeringan telur utuh dan kuning telur dengan pengering semprot beraliran co-current (arah

udara panas dan arah cairan yang disemprotkan sama atau searah) dan alat penyemprot jenis

Page 3: IPL - TEPUNG TELUR

rotary atau nozzle, pada suhu udara masuk 145 - 200 °C akan menghasilkan tepung telur dengan

kadar air 2 - 4 persen.

Metode pengeringan secara lapis umumnya digunakan untuk membuat tepung putih telur,

tetapi dapat juga digunakan untuk membuat tepung telur utuh dan tepung kuning telur.

Pengeringan cara ini dilakukan pada suhu sekitar 40,56 °C sampai 47,78 °C sedangkan jenis alat

pengering yang digunakan antara lain oven dan water jacketed pan. Pengeringan telur utuh atau

kuning telur yang dilakukan pada suhu 40 - 45 °C dengan tebal lapisan sekitar 6 mm dan lama

pengeringan 6 jam menghasilkan tepung telur dengan kadar air 5 persen.

Pada pengeringan beku, air diuapkan dari bahan beku secara sublimasi, yang prosesnya

berlangsung dalam keadaan vakum. Tepung telur yang dihasilkan dengan cara ini mempunyai

sifat sifat yang sangat baik, dalam arti tidak atau sedikit sekali mengalami perubahan sifat

fisikokimia selama pengeringan. Kelemahannya adalah metode ini memerlukan biaya operasi

yang relatif mahal, sehingga hanya akan menguntungkan jika dilakukan dalam skala yang besar.

Pengeringan busa digunakan untuk mengeringkan bahan cair yang dapatdibusakan,

misalnya putih telur. Pembentukan busa menghasilkan luas permukaan yang besar sehingga

mempercepat proses pengeringan. Pengeringan cara ini hamper sama dengan pengeringan cara

lapis. Cairan telur dikocok sehingga membentuk busa, kemudian dikeringkan dengan ketebalan

3,2 mm pada suhu 82,2 °C selama 12 menit. Setelah kering dilakukan penggilingan, hasilnya

berupa tepung telur dengan kadar air 2 - 3 persen.

Kandungan Gizi

Satu telur menyediakan 6 gram protein, atau 12% dari Nilai Harian Yang Dianjurkan.

Telur menyediakan protein kualitas tertinggi yang ditemukan dalam makanan apapun karena

mereka menyediakan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh dalam pola yang

hampir sempurna. Oleh sebab itu protein telur telah dijadikan standar dalam pengukuran kualitas

protein dari sumber-sumber lainnya.

Protein telur (albumen) memiliki daya serap dan utilisasi yang tinggi dalam tubuh

manusia. Dalam protein telur juga terkandung konsentrasi tinggi dari asam amino Leucine dan

Arginine. Leucine merupakan motor penggerak sintesis protein, sehingga menjadikannya asam

amino yang paling penting untuk membangun otot. Arginine, di sisi lain, berubah menjadi oksida

nitrat (nitric oxide), yang mana melebarkan pembuluh darah supaya oksigen dan seluruh nutrisi

Page 4: IPL - TEPUNG TELUR

pembangun otot dapat sampai ke otot-otot dengan lebih cepat. Protein telur juga kaya akan sulfur

yang esensial terhadap produksi hormonal dalam tubuh. Produksi hormon anabolik yang alami

dalam tubuh dapat meningkatkan pertambahan otot.

Karena protein telur berada di antara kecepatan cerna whey dan kasein, maka protein

telur tidak hanya meningkatkan sintesis protein, tetapi juga mencegah pemecahan protein otot.

Protein berkualitas tinggi dalam telur membantu untuk merasa kenyang lebih lama dan tetap

berenergi, yang memberikan kontribusi untuk mempertahankan berat badan yang sehat.

Informasi Gizi :

Supplement Facts

Serving Size 30 g

Servings Per Lbs: 15

Total Calories 120

Calories from Fat 0

Amount Per Serving %Daily Value

Protein 24g 48%Total Fat 1.5g 2%

Saturated Fat 0g 0%

Cholesterol 0mg 0%

Carbohydrates 2g 1%Sugar 0g 0%

Dietary Fiber 0g 0%

Vitamin A 0mg 0%

Vitamin C 0mg 0%

Calcium 0mg 0%

Iron 0.3mg 2%

Sodium 370mg 0%

*Daily Value not established

Page 5: IPL - TEPUNG TELUR

The above statement has not been evaluated by the FDA. This product is not intended to diagnose or treat any disease.

Amino Acid Profile

Per 100 grams

Amount Per Serving :

Alanine 4.7 mg

Arginine 4.4 mg

Aspartic Acid 8.3 mg

Cystine 2.1 mg

Glutamic Acid 10.8 mg

Glycine 2.8 mg

Histidine 1.8 mg

Isoleucine 4.6 mg

Leucine 6.8 mg

Lysine 5.5 mg

Methionine 2.8 mg

Phenylalanine 4.7 mg

Proline 3.2 mg

Serine 5.6 mg

Threonine 3.7 mg

Tryptophan 1.0 mg

Tyrosine 3.2 mg

Valine 5.2 mg

The above statement has not been evaluated by the FDA. This product is not intended to diagnose or treat any disease.

Disusun oleh :

Herizka Rizty Emelia PO7131214092

Nur Ankia PO7131214106

Nurhayati PO7131214107

DIV GIZI