ipi256396

10
Agric. Sci. J. – Vol. I (4) : 18-27 (2014) Diterima 9 Oktober 2014. Disetujui 9 Oktober 2014. Alamat Korespondensi : [email protected] Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII (Studi Kasus di Unit Usaha Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Development Strategy of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII (A Case Study in business units Perkebunan Gunung Mas PT. Perkebunan Nusantara VIII, Cisarua Sub-district, Bogor District, West Java) Ria Rinawati 1 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung- Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telp. (022) 7796316 Email : [email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan penilaian pengunjung, mengidentifikasi lingkungan faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi untuk pengembangan usaha Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. Desain penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode study kasus. Informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang pengelola agrowisata dan 100 orang pengunjung. Analisis data yang digunakan adalah matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik dan penilaian pengunjung yaitu berusia antara 20-29 tahun dengan pendidikan perguruan tinggi serta berprofesi sebagai karyawan dan memiliki pendapatan di atas Rp 3.000.000. Secara keseluruhan penilaian pengunjung terhadap 7 bauran pemasaran dan pengelolaan layout sudah baik, namun untuk kegiatan berkuda dinilai kurang baik. Hasil identifikasi kondisi lingkungan internal terdiri dari 10 kekuatan dan kelemahan, sedangkan kondisi lingkungan eksternal terdiri dari 11 peluang dan 11 ancaman. Hasil analisis terhadap matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi pengembangan. Alternatif strategi pengembangan usaha berdasarkan matriks QSP yaitu meningkatkan kinerja pemasaran dan efektivitas promosi untuk menjaring menjaring pengunjung yang lebih banyak. Kata Kunci : Agrowisata, Karakteristik dan Penilaian Pengunjung, Matriks SWOT, Matriks QSP, Strategi Pengembangan Abstract : The aims of this study was to identify the characteristics and assessment visitors, identify environmental factors internal and external, and formulate strategies for the development of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. This reseacrh was conducted using a qualitative case study method. Informants of 7 managing agrotourism people and Respondents of 100 visitors people in this research. The data analytical used is the matrix internal and external factors, SWOT matrix and QSP matrix. The results of this research indicated of the customers ranging between the age of 20-29 years old, having finished their a college, and working as employees with an income of more than Rp 3.000.000. Overall assessment of the visitors 7 marketing mix and managing the layout is good, but for equestrian activities inadequate. The results of the identification internal environment consists of 10 strengths and 10 weaknesses, while external environmental conditions consisted of 11 opportunities and 11 threats. The results of the SWOT analysis of the matrix produces 8 alternative development strategies. Alternative business development strategy based on the QSP matrix is to improve the performance and effectiveness of the marketing campaign to attract more visitors. Keywords : Agrotourism, Characteristics and Assessment Visitors, Development Strategy, SWOT Matrix, and QSP Matrix

description

ccc

Transcript of ipi256396

Page 1: ipi256396

Agric. Sci. J. – Vol. I (4) : 18-27 (2014)

Diterima 9 Oktober 2014. Disetujui 9 Oktober 2014. Alamat Korespondensi : [email protected]

Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII (Studi Kasus di Unit Usaha Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII, Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

Development Strategy of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII (A Case Study in business units Perkebunan Gunung Mas PT. Perkebunan Nusantara VIII,

Cisarua Sub-district, Bogor District, West Java)

Ria Rinawati

1

1Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-

Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telp. (022) 7796316

Email : [email protected]

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan penilaian

pengunjung, mengidentifikasi lingkungan faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif

strategi untuk pengembangan usaha Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. Desain

penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode study kasus. Informan dalam

penelitian ini sebanyak 7 orang pengelola agrowisata dan 100 orang pengunjung. Analisis

data yang digunakan adalah matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil penelitian

menunjukan bahwa karakteristik dan penilaian pengunjung yaitu berusia antara 20-29 tahun

dengan pendidikan perguruan tinggi serta berprofesi sebagai karyawan dan memiliki

pendapatan di atas Rp 3.000.000. Secara keseluruhan penilaian pengunjung terhadap 7 bauran

pemasaran dan pengelolaan layout sudah baik, namun untuk kegiatan berkuda dinilai kurang

baik. Hasil identifikasi kondisi lingkungan internal terdiri dari 10 kekuatan dan kelemahan,

sedangkan kondisi lingkungan eksternal terdiri dari 11 peluang dan 11 ancaman. Hasil

analisis terhadap matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi pengembangan. Alternatif

strategi pengembangan usaha berdasarkan matriks QSP yaitu meningkatkan kinerja

pemasaran dan efektivitas promosi untuk menjaring menjaring pengunjung yang lebih

banyak.

Kata Kunci : Agrowisata, Karakteristik dan Penilaian Pengunjung, Matriks SWOT, Matriks

QSP, Strategi Pengembangan

Abstract : The aims of this study was to identify the characteristics and assessment visitors,

identify environmental factors internal and external, and formulate strategies for the

development of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. This reseacrh was

conducted using a qualitative case study method. Informants of 7 managing agrotourism

people and Respondents of 100 visitors people in this research. The data analytical used is

the matrix internal and external factors, SWOT matrix and QSP matrix. The results of this

research indicated of the customers ranging between the age of 20-29 years old, having

finished their a college, and working as employees with an income of more than Rp

3.000.000. Overall assessment of the visitors 7 marketing mix and managing the layout is

good, but for equestrian activities inadequate. The results of the identification internal

environment consists of 10 strengths and 10 weaknesses, while external environmental

conditions consisted of 11 opportunities and 11 threats. The results of the SWOT analysis of

the matrix produces 8 alternative development strategies. Alternative business development

strategy based on the QSP matrix is to improve the performance and effectiveness of the

marketing campaign to attract more visitors.

Keywords : Agrotourism, Characteristics and Assessment Visitors, Development Strategy,

SWOT Matrix, and QSP Matrix

Page 2: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

19

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan industri

dengan pertumbuhan tercepat di dunia

(World Tourism Organization, 2000).

Pariwisata juga berperan besar dalam

memberikan kesan baik atau brand image

suatu negara di dunia internasional

(Anggarini, 2012). Pariwisata di Indonesia

pada perkembangannya selalu diramaikan

oleh kedatangan wisatawan baik dari

domestik maupun mancanegara.

Seiring dengan meningkatnya

pengetahuan, perubahan pola pikir, dan

kesadaran akan lingkungan, terjadi

perubahan pola konsumsi wisatawan.

Perubahan yang terjadi adalah pemenuhan

kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-

objek alam atau dikenal dengan istilah

back to nature. Salah satu jenis pariwisata

yang potensial untuk dikembangkan di

Indonesia adalah agrowisata. Agrowisata

merupakan perpaduan antara sektor

pertanian dengan pariwisata yang dapat

saling mengisi dan menunjang dalam

meningkatkan daya saing produk pariwisata

dan produk pertanian Indonesia.

Provinsi Jawa Barat merupakan

daerah dengan sumber daya alam yang

melimpah dari mulai pegunungan,

pesawahan, perkebunan, dan pantai

sehingga memiliki daya tarik wisata yang

cukup tinggi (Kintan, 2012). Kabupaten

Bogor merupakan daerah di Jawa Barat

yang terkenal sebagai tempat wisata. Salah

satu objek agrowisata unggulan di

Kabupaten Bogor yang menarik dan

memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII. Namun, sudah dua tahun ke

belakang ini pengolahan teh di pabrik

Perkebunan Gunung Mas sudah tidak

beroperasi dikarenakan produksi teh yang

rendah. Hal tersebut memberikan dampak

terhadap penurunan kunjungan wisatawan

asing. Selain itu, tingginya tingkat

persaingan bisnis agrowisata di Kabupaten

Bogor dikarenakan banyaknya jumlah

objek wisata serupa.

Berdasarkan permasalahan tersebut

dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik dan

penilaian pengunjung,

2. Mengidentifikasi faktor internal dan

eksternal, dan

3. Merumuskan alternatif strategi

pengembangan usaha yang dapat

direkomendasikan kepada Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII.

Untuk menjawab permasalahan

tersebut, penulis melakukan penelitian

mengenai strategi pengembangan

agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN

VIII.

BAHAN DAN METODE

Desain yang digunakan untuk

penelitian ini adalah desain kualitatif.

Teknik penelitian yang digunakan adalah

studi kasus (case study).

Penentuan sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan teknik purposive sampling

dan convenience sampling. Purposive

Sampling digunakan untuk memilih pihak-

pihak yang memiliki informasi secara

lengkap mengenai Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII. Teknik

convenience sampling digunakan untuk

memilih 100 orang pengunjung yang datang

ke Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII.

Analisis data yang digunakan untuk

karakteristik dan penilaian pengunjung

akan dilakukan secara tabulasi silang

menggunakan program SPSS yang

dianalisis secara deskriptif. Untuk

penyusunan suatu strategi terdiri dari tiga

tahapan yaitu:

1) Tahap Input (Input Stage)

Alat analisis yang digunakan pada tahap

input adalah matriks IFE dan EFE.

2) Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Analisis pada tahap pencocokan

menggunakan matriks IE dan matriks

SWOT.

Page 3: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

20

3) Tahap Keputusan (Decision Stage)

Analisis yang digunakan adalah

Quantitative Strategic planning Matrix

(QSPM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik dan Penilaian

Pengunjung

Karakteristik pengunjung Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII yang

dihasilkan dalam penelitian berdasarkan :

1) Pengunjung didominasi oleh laki-laki

yaitu 53 orang sedangkan pengunjung

perempuan yaitu 47 orang.

2) Kelompok usia yang paling banyak

datang berkunjung adalah kelompok

usia 20-29 tahun sebanyak 38 orang.

3) Pengunjung paling banyak

berpendidikan sampai perguruan tinggi

yaitu 48 orang.

4) Pengunjung paling banyak bekerja

sebagai karyawan swasta yaitu

sebanyak 26 orang.

5) Pengunjung sebanyak 45 orang

berpendapatan di atas Rp 3.000.0000

per bulan. Pengunjung paling banyak

mengeluarkan biaya per kunjungannya

sebesar lebih dari Rp 500.000 sebanyak

45 orang.

6) Pengunjung memiliki tujuan yang

beragam seperti 31 orang rekreasi, 19

orang menginap, 14 orang berolahraga,

11 orang melakukan pekerjaan, 15

orang untuk minum teh, dan 10 orang

untuk study tour.

7) 80 orang pengunjung berasal dari

wilayah jabodetabek dan 20 orang dari

luar jabodetabek.

8) Loyalitas pengunjung terlihat dari 42

orang melakukan intensitas kunjungan

sebanyak lebih dari tiga kali, dan 82

orang memiliki minat untuk

berkunjung kembali.

Berikut penjelasan mengenai penilaian

pengunjung terhadap beberapa aspek :

1) Produk-produk dari objek Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

dinilai sudah baik. Produk berkuda

dinyatakan kurang baik dengan total

respon 67 orang. Hal tersebut

dikarenakan pengunjung merasa

terganggu dengan joki yang

menawarkan jasanya.

2) Pengunjung dari berbagai tingkat

pendapatan menyatakan tarif standar

karena harga yang ditawarkan relatif

sama seperti tempat wisata lainnya.

Sedangkan tarif masuk dinyatakan

murah.

3) Lokasi wisata yang menarik, strategis

dan mudah dijangkau menjadi pilihan

utama bagi para pengunjung . Namun,

53,8% pengunjung dari jabodetabek

dan 60% dari luar jabodetabek,

menyatakan kawasan kurang bersih

karena masih terdapat sampah

berserakan.

4) Pengunjung mengetahui kegiatan

promosi melalui media internet yaitu

33 orang. Namun, 23 orang

menyatakan bahwa upaya promosi

masih kurang gencar padahal kegiatan

promosi yang sudah dilakukan sudah

sangat baik.

5) Pengunjung menilai penjelasan

informasi, keramahan dan kesopanan,

pelayanan dan kesigapan karyawan

sudah baik dengan total respon masing

masing yaitu 61 orang, 68 orang, dan

60 orang.

6) Kelengkapan fasilitas wisata dinilai

baik oleh 60 orang pengunjung. 27

orang pengunjung yang menyatakan

kelayakan fasilitas cukup baik terutama

arena berkuda dan terdapat plang

wisata yang sudah rusak.

7) Penilaian pengunjung terhadap bauran

pemasaran proses, menyatakan sudah

baik.

8) Desain dan tata letak fasilitas dinilai

sudah baik. Hal tersebut dikarenakan

tata letak fasilitas sudah disesuaikan

dengan kondisi dari kawasan

agrowisata seperti paralayang yang

terletak di kawasan Naringgul.

Page 4: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

21

2. Identifikasi Faktor Internal dan

Eksternal

Tahap input yang digunakan dalam

kerangka perumusan pada Strategi

Pengembangan Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII, yaitu :

1) Identifikasi Faktor Internal Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan

internal diringkas pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Faktor Kekuatan dan Kelemahan

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII Faktor

Internal

Kekuatan Kelemahan

Sumber Daya

Manusia

Loyalitas karyawan Tingkat pendidikan

karyawan rendah

Kurangnya pemandu

wisata yang muda dan

energik

Pemasaran Banyak produk wisata yang

ditawarkan

Kurang gencarnya

kegiatan promosi

Tarif masuk yang

ditawarkan relatif murah

Website yang sudah

tersedia kurang

dimanfaatkan secara

optimal

Memiliki Tea Corner dan

Tea cafe

Kurangnya event-event

untuk menarik kunjungan

wisata

Keuangan/

Akuntansi

Pencatatan transaksi

keuangan/ akuntansi

menggunakan SPDK.net

(Sistem Pengelolaan Data

Komputer Internet).

Laporan transaksi

keuangan tidak dapat

dilakukan setiap hari

Memiliki pemasukan

pendapatan yang tinggi

-

Produksi/

Operasi

Lokasi wisata luas dan

strategis dengan akses jalan

yang mudah dijangkau

Pabrik teh yang sudah

tidak beroperasi

Pemandangan alam khas

perkebunan teh yang indah

dan sejuk sehingga terdapat

paket wisata tea walk

Kurangnya pemeliharaan

fasilitas seperti adanya

plang wisata yang sudah

rusak

- Manajemen pengelolaan

arena berkuda belum

terorganisir dengan baik

Penelitian dan

Pengembangan

Aktif mengikuti konsultasi

dengan PHRI (Persatuan

Hotel dan Restoran

Indonesia).

Potensi wisata yang sudah

ada belum dikembangkan

secara optimal

Sistem

Informasi

Manajemen

Sudah tersedianya sistem

pemesanan melalui website.

2) Identifikasi Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang menjadi peluang

dan ancaman secara ringkas dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Faktor Peluang dan Ancaman Faktor

Eksternal

Peluang Ancaman

Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat Kenaikan Harga Bahan Pokok

Sosial,

Budaya,

Demografi

dan

Lingkungan

Trend wisata back to nature Penjarahan lahan perkebunan teh

Kawasan Puncak menjadi destinasi

wisata nasional

Kemacetan di Kawasan Puncak

Membuka lapangan pekerjaan dan

peluang usaha untuk masyarakat

sekitar

Curah hujan yang tinggi

Sikap masyarakat yang ramah Terjadinya penurunan dan kerusakan

kualitas lingkungan

Adanya peranan pers untuk ikut

mempromosikan objek wisata di

kawasan puncak

Perubahan sosial masyarakat ke arah

negatif

- Permasalahan Sampah

Politik,

Pemerintah,

dan Hukum

Dukungan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata untuk pengembangan

objek wisata di Kabupaten Bogor

Situasi politik dan keamanan tidak

menentu

Pengaruh hari libur terhadap

kunjungan wisatawan

-

Teknologi Perkembangan teknologi internet Jaringan koneksi internet terbatas

dan sering mengalami gangguan

Pesaing

dalam

industri

- Tingginya tingkat persaingan

agrowisata di Kabupaten Bogor

terutama kawasan puncak

Ancaman

pendatang

baru

- -

Ancaman

produk

substitusi

- -

Pembeli/pe

ngunjung

Loyalitas dan minat konsumen -

Kecenderungan konsumen untuk

melakukan pertemuan di tempat

wisata

-

Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok

jasa wisata

3) Analisis Matriks (IFE) Kondisi internal yang dimiliki oleh

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII digambarkan dengan nilai total

tertimbang/skor yang diperoleh sebesar

2,696. Total nilai ini melebihi nilai

tertimbang rata-rata sebesar 2,5. Hal ini

mengindikasikan bahwa Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

memiliki posisi internal perusahaan yang

kuat.

Hasil pengolahan matriks IFE dapat

dilihat pada berikut ini:

Tabel 3. Analisis Matriks IFE Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

(Bobot x

Rating) Kekuatan

Loyalitas karyawan 0,055 4,0 0,220

Banyak produk wisata yang

ditawarkan

0,053 3,8 0,201

Tarif masuk yang ditawarkan relatif

murah

0,041 3,6 0,148

Memiliki pemasukan pendapatan yang

tinggi

0,058 4,0 0,232

Lokasi wisata luas dan strategis dengan

akses jalan yang mudah dijangkau

0,060 4,0 0,240

Pemandangan alam khas perkebunan

teh yang indah dan sejuk sehingga

terdapat paket wisata tea walk

0,055 4,0 0,220

Pencatatan transaksi

keuangan/akuntansi menggunakan

SPDK.net (Sistem Pengelolaan Data

Komputer Internet)

0,047 3,8 0,179

Memiliki Tea Corner dan Tea Cafe 0,043 3,8 0,163

Aktif mengikuti konsultasi dengan

PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran

Indonesia).

0,044 3,3 0,145

Pemesanan penginapan dapat melalui

website

0,056 3,4 0,190

Jumlah Kekuatan 1,938

Kelemahan

Tingkat pendidikan karyawan rendah 0,030 1,7 0,051

Kurang gencarnya kegiatan promosi 0,063 1,4 0,088

Website yang sudah tersedia kurang

dimanfaatkan secara optimal

0,058 1,1 0,064

Kurangnya event-event untuk menarik

kunjungan wisata

0,042 1,8 0,075

Laporan transaksi keuangan tidak dapat

dilakukan setiap hari

0,045 1,7 0,076

Pabrik teh yang sudah tidak beroperasi 0,032 1,4 0,045

Kurangnya pemeliharaan fasilitas

seperti adanya plang wisata yang sudah

rusak

0,058 1,7 0,098

Manajemen pengelolaan arena berkuda

belum terorganisir dengan baik

0,055 1,6 0,088

Potensi wisata yang sudah ada belum

dikembangkan secara optimal

0,055 1,7 0,093

Kurangnya pemandu wisata yang muda

dan energik

0,050 1,6 0,080

Jumlah Kelemahan 0,759

Total 1,000 2,696

Hasil pengolahan matriks IFE pada

tabel diatas menunjukkan bahwa faktor

lokasi wisata yang luas dan strategis dengan

akses jalan yang mudah dijangkau

Page 5: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

22

merupakan kekuatan utama bagi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII karena menghasilkan nilai

tertimbang yang terbesar yaitu 0,240. Hasil

pengolahan matriks IFE juga menunjukkan

bahwa faktor mengenai pabrik teh yang

sudah tidak beroperasi lagi merupakan

faktor kelemahan yang perlu

dipertimbangkan karena menghasilkan nilai

tertimbang/skor terkecil yaitu 0,045.

4) Analisis Matriks EFE

Hasil pengolahan matriks EFE

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut

ini:

Tabel 4. Analisis Matriks EFE Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

(Bobot x

Rating) Peluang

Peningkatan pendapatan masyarakat 0,045 2,6 0,117

Sikap masyarakat yang ramah 0,035 3,3 0,115

Trend wisata back to nature 0,057 4,0 0,228

Kawasan Puncak menjadi destinasi

wisata nasional

0,052 4,0 0,208

Kecenderungan konsumen untuk

melakukan pertemuan di tempat wisata

0,034 3,0 0,102

Membuka lapangan pekerjaan dan

peluang usaha

0,050 3,6 0,180

Dukungan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata untuk pengembangan objek

wisata di Kabupaten Bogor

0,034 2,6 0,088

Pengaruh hari libur terhadap kunjungan

wisatawan

0,046 4,0 0,184

Perkembangan teknologi internet 0,050 4,0 0,200

Loyalitas dan minat konsumen 0,055 3,8 0,209

Adanya peranan pers untuk ikut

mempromosikan objek wisata di

kawasan puncak

0,038 3,0 0,114

Jumlah Peluang 1,536

Ancaman

Kenaikan Harga Bahan Pokok 0,043 4,0 0,172

Penjarahan lahan perkebunan teh 0,044 3,3 0,145

Permasalahan sampah 0,060 4,0 0,240

Kemacetan di Kawasan Puncak 0,045 4,0 0,180

Terjadinya penurunan dan kerusakan

kualitas lingkungan

0,048 3,7 0,177

Perubahan sosial masyarakat ke arah

negatif

0,044 3,1 0,136

Situasi politik dan keamanan tidak

menentu

0,035 2,0 0,070

Jaringan koneksi internet terbatas dan

sering mengalami gangguan

0,044 4,0 0,176

Tingginya tingkat persaingan agrowisata

di Kabupaten Bogor terutama kawasan

puncak

0,047 4,0 0,188

Kekuatan tawar menawar pemasok jasa

wisata

0,046 3,6 0,166

Curah hujan yang tinggi 0,048 3,6 0,173

Jumlah Ancaman 1,823

Total 1,000 3,359

Kondisi eksternal yang dihadapi

oleh Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII digambarkan dengan nilai total

tertimbang/skor pada matriks EFE. Total

nilai yang diperoleh sebesar 3,359. Total

nilai tertimbang yang melebihi total nilai

rata-rata sebesar 2,5 yang dihasilkan

mengindikasikan bahwa Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII dapat

merespon dengan sangat baik faktor

peluang dan ancaman yang ada dalam

industrinya.

Hasil pengolahan matriks EFE

menunjukkan bahwa faktor trend wisata

back to nature merupakan peluang utama

yang harus dipertimbangkan bagi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII karena menghasilkan nilai

tertimbang/skor yang terbesar sebagai

peluang yaitu 0,228. Sedangkan

permasalahan sampah merupakan faktor

ancaman yang harus dipertimbangkan

karena menghasilkan nilai tertimbang/skor

yang terbesar yaitu 0,240.

Dalam penelitian ini, alat analisis pada

tahap pencocokan menggunakan matriks IE

dan matriks SWOT. Berikut analisis tahap

pencocokan menggunakan matriks IE.

1. Matriks Internal-External (IE)

Analisis tahap pencocokan pertama

yang akan dilakukan adalah matriks IE.

Matriks IE (Internal-External Matrix)

merupakan pemetaan skor matriks IFE dan

EFE yang telah dihasilkan pada tahap input.

Pada tahap input, total nilai

tertimbang IFE Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII adalah sebesar

2,696 sedangkan total nilai tertimbang EFE

adalah sebesar 3,359. Pemetaan terhadap

masing-masing nilai tertimbang dari faktor

eksternal dan internal menempatkan posisi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII pada sel ke-II. Hal ini

menunjukkan bahwa Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

berada pada kondisi eksternal yang kuat

dan internal rata-rata. Kondisi ini dapat

dikelola dengan menggunakan strategi

tumbuh dan bina (grow and build).

Strategi-strategi yang dapat

dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII yang berada dalam

posisi sel II adalah strategi intensif dan

strategi integrasi. Berikut strategi intensif

dan integrasi yang dapat diterapkan, yaitu:

1. Strategi Intensif

a) Strategi Penetrasi Pasar Beberapa strategi penetrasi pasar

yang dapat dilakukan oleh Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

diantaranya yaitu:

Page 6: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

23

1. Meningkatkan kinerja pemasaran

dan efektivitas promosi, dan

2. Meningkatkan loyalitas pengunjung.

b) Strategi Pengembangan Pasar

Strategi pengembangan pasar dapat

dilakukan yaitu melakukan kegiatan

promosi untuk menjaring pengunjung yang

lebih banyak dengan memanfaatkan media

cetak, media elektronik, perkembangan

teknologi internet, dan membuat event-

event serta pameran untuk menarik

kunjungan.

c) Strategi Pengembangan Produk

Strategi pengembangan produk yang

dapat dilakukan oleh Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII yaitu:

1. Mengembangkan paket wisata dan

menambah produk wisata baru.

2. Memfungsikan kembali pabrik teh

supaya dapat digunakan kembali

untuk kunjungan wisata.

3. Memperbaiki fasilitas dan

meningkatkan potensi wisata yang

sudah ada

4. Menciptakan fasilitas penelitian dan

pengembangan untuk memantau

perkembangan konsumen dan

tingkat persaingan.

2. Strategi Integrasi

a) Integrasi ke Depan

Untuk menerapkan strategi ini,

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII dapat melakukan kerjasama

dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bogor, travel atau agen

perjalanan wisata dalam menciptakan paket

wisata bersama.

b) Integrasi ke Belakang

Strategi ini dapat diterapkan dengan

melakukan hubungan baik dengan para

stakeholder untuk menjadi fasilitator

mempromosikan Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII dan melakukan

pemberdayaan terhadap masyarakat

terutama ibu-ibu rumah tangga seperti

pembuatan souvenir dan makanan khas.

c) Integrasi Horizontal Strategi integrasi horizontal dapat

diterapkan melalui cara menjalin kemitraan

dengan para pesaing untuk menciptakan

paket wisata. Strategi ini diharapkan

mampu membuat Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII tetap menjaga

eksistensi ditengah ketatnya persaingan

dengan objek wisata lainnya, terutama yang

terletak di kawasan Puncak dan sekitarnya.

Kerjasama lain dapat diciptakan dengan

hotel-hotel di Bogor, dimana para tamu

hotel mendapat fasilitas tambahan dengan

mengunjungi Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII.

Alat analisis selanjutnya yang

digunakan pada tahap pencocokan yaitu

matriks SWOT. Selain mempertimbangkan

faktor eksternal dan internal, penyusunan

alternatif strategi pengembangan

menggunakan matriks SWOT juga

mempertimbangkan posisi perusahaan yang

telah disimpulkan pada matriks IE. Berikut

keselarasan hasil matriks SWOT dan

matriks IE yang dijelaskan pada tabel

berikut ini:

Tabel 5. Keselarasan Hasil Matriks SWOT

dan Matriks IE No Matriks SWOT Matriks IE

1 Mengembangkan paket wisata dan

menambah produk wisata baru

Strategi Pengembangan

Produk

2 Memberikan arahan dan membina hubungan

yang baik dengan pengunjung, pedagang,

dan masyarakat sekitar

Strategi Integrasi Ke

Belakang

3 Meningkatkan kinerja pemasaran dan

efektivitas promosi

Strategi Penetrasi Pasar

4 Menjaring pengunjung yang lebih banyak Strategi Pengembangan

Pasar

5 Memperbaiki dan mengoptimalkan fasilitas

wisata yang sudah ada

Strategi pengembangan

produk

6 Meningkatkan loyalitas pengunjung Strategi Penetrasi Pasar

7 Memfungsikan kembali pabrik teh untuk

kunjungan wisata

Strategi Pengembangan

Produk

8 Menjalin kemitraan dengan hotel-hotel,

objek wisata pengganti dan pesaing di

Kabupaten Bogor,

Strategi Integrasi

Horizontal

9 Melakukan kerjasama dengan vendor dan

travel/biro perjalanan dalam menciptakan

paket wisata.

Strategi Integrasi Ke

Depan

10 Memberikan pelatihan terhadap karyawan

untuk meningkatkan keterampilan,

pengetahuan, dan peran aktif karyawan

untuk meningkatkan mutu pelayanan

Strategi Penetrasi Pasar

11 Menciptakan fasilitas penelitian dan

pengembangan untuk memantau

perkembangan konsumen dan tingkat

persaingan

Strategi Pengembangan

Produk

Penjabaran terhadap matriks SWOT

menghasilkan delapan alternatif strategi

yang mencakup empat strategi yang

diuraikan sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang

memanfaatkan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang

eksternal. Alternatif strategi SO yang dapat

dilakukan Agrowisata Perkebunan Gunung

Mas PTPN VIII yaitu:

Page 7: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

24

1) Mengembangkan paket wisata dan

menambah produk wisata baru.

2) Meningkatkan loyalitas pengunjung.

2. Strategi WO

Strategi WO adalah strategi yang

bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan cara mengambil

keuntungan dari peluang eksternal.

Alternatif strategi WO yang pertama bagi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kinerja pemasaran dan

efektivitas promosi untuk menjaring

pengunjung yang lebih banyak.

2) Memfungsikan kembali pabrik teh

untuk kunjungan wisata, memperbaiki

dan mengoptimalkan fasilitas wisata

yang sudah ada.

3. Strategi ST

Strategi ST menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh ancaman eksternal.

Alternatif ST bagi agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII yaitu:

1) Memberikan arahan dan meningkatkan

manajemen pengelolaan pengunjung,

pedagang, dan masyarakat sekitar.

2) Menjalin kemitraan dengan vendor,

hotel-hotel, dan pesaing di Kabupaten

Bogor, serta travel/biro perjalanan

dalam menciptakan paket wisata.

4. Strategi WT

Strategi WT diarahkan pada

pengurangan kelemahan internal dan

menghindari ancaman eksternal. Alternatif

strategi WT yang dapat dilakukan bagi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII, yaitu:

1) Memberikan pelatihan terhadap

karyawan untuk meningkatkan

keterampilan, pengetahuan, dan peran

aktif karyawan untuk meningkatkan

mutu pelayanan.

2) Menciptakan fasilitas penelitian dan

pengembangan untuk memantau

perkembangan konsumen dan tingkat

persaingan .

Tahap keputusan pada penelitian ini

menggunakan alat analisis Quantitative

Strategic Planning Matrix atau QSPM.

Penggunaan alat analisis QSPM bertujuan

untuk memperoleh strategi prioritas untuk

dilaksanakan sesuai dengan kondisi

perusahaan.

Hasil analisis QSPM disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 6. Hasil Analisis QSPM Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII No Strategi STAS Peringkat

1 Mengembangkan paket wisata dan

menambah produk wisata baru (SO1) 7,358 2

2 Meningkatkan loyalitas pengunjung

(SO2) 6,596 7

3 Meningkatkan kinerja pemasaran dan

efektivitas promosi untuk menjaring

pengunjung yang lebih banyak (WO1)

7,442 1

4 Memfungsikan kembali pabrik teh

untuk kunjungan wisata, memperbaiki

dan mengotimalkan fasilitas wisata

yang sudah ada. (WO2)

6,759 4

5 Memberikan arahan dan meningkatkan

manajemen pengelolaan pengunjung,

pedagang, dan masyarakat sekitar.

(ST1)

6,752 5

6 Menjalin kemitraan dengan vendor,

hotel-hotel, dan pesaing di Kabupaten

Bogor, serta travel/biro perjalanan

dalam menciptakan paket wisata. (ST2)

6,711 6

7 Memberikan pelatihan terhadap

karyawan untuk meningkatkan

keterampilan, pengetahuan, dan peran

aktif karyawan untuk meningkatkan

mutu pelayanan (WT1)

7,080 3

8 Menciptakan fasilitas penelitian dan

pengembangan untuk memantau

perkembangan konsumen dan tingkat

persaingan (WT2)

7,489 8

Sesuai dengan hasil penilaian

strategi melalui tabel diatas dihasilkan

delapan strategi pengembangan yang sudah

diperingkatkan dan dapat direkomendasikan

terhadap Agrowisata Perkebunan Gunung

Mas PTPN VIII yaitu meningkatkan kinerja

pemasaran dan efektivitas promosi untuk

menjaring pengunjung yang lebih banyak.

Strategi ini dapat dilakukan dengan

memanfaatkan media cetak, media

elektronik, media internet, dan membuat

event-event serta pameran diharapkan akan

semakin meningkatkan jumlah kunjungan.

Strategi tersebut sangat tepat menjadi

prioritas untuk dilakukan sebagai upaya

pengembangan Agrowisata Perkebunan

Gunung Mas PTPN VIII.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Karakteristik pengunjung Agrowisata

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

didominasi oleh laki-laki dengan

kelompok usia antara 20 – 29 Tahun

Page 8: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

25

dan berpendidikan perguruan tinggi

serta berprofesi sebagai karyawan

dengan tingkat pendapatan di atas Rp.

3.000.000. Sebagian besar pengunjung

datang bersama keluarga untuk rekreasi

dan berminat untuk berkunjung

kembali. Penilaian pengunjung

terhadap 7 macam bauran pemasaran

diantaranya yaitu (1) Produk yang

ditawarkan sudah baik, namun arena

berkuda dinilai masih kurang baik. (2)

Harga atau tarif masuk yang

ditawarkan cukup terjangkau oleh

semua kalangan. (3) Kawasan

agrowisata sangat strategis dan mudah

dijangkau. (4) Kegiatan promosi

banyak diketahui melalui media

internet, namun upaya promosi yang

dilakukan dinilai masih kurang gencar.

(5) Penjelasan informasi yang

diberikan, keramahan dan kesopanan,

pelayanan dan kesigapan karyawan

sudah baik. (6) Kelengkapan fasilitas

wisata dinilai sudah baik, sedangkan

kelayakan fasilitas wisata dinilai

kurang baik seperti kelayakan arena

berkuda dan terdapat plang wisata yang

sudah rusak. (7) Proses pengelolaan

pengunjung sudah baik, serta

pengelolaan layout sudah baik, namun

untuk kegiatan berkuda dinilai kurang

baik sebab pengunjung merasa

ketidaknyamanan dengan bau

menyengat yang ditimbulkan serta

selalu diikuti oleh para joki yang

menawarkan jasanya.

2. Kondisi lingkungan internal

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII berdasarkan hasil

identifikasi terdapat sepuluh kekuatan

dan sepuluh kelemahan. Kekuatan yang

paling menonjol lokasi wisata yang

luas dan strategis dengan akses jalan

yang mudah dijangkau, banyak produk

wisata yang ditawarkan, dan tarif

masuk yang ditawarkan relatif murah.

Kelemahan yang harus diperbaiki yaitu

pabrik teh yang sudah tidak beroperasi,

kegiatan promosi yang kurang gencar,

manajemen pengelolaan arena berkuda

yang belum terorganisir dengan baik,.

Kondisi lingkungan eksternal

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII berdasarkan hasil

identifikasi terdapat sebelas peluang

dan sebelas ancaman. Peluang yang

harus dimanfaatkan adalah trend wisata

back to nature, pengaruh libur terhadap

kunjungan wisata, kawasan puncak

menjadi destinasi wisata nasional, dan

perkembangan teknologi internet.

Ancaman yang harus diatasi adalah

permasalahan sampah, tingginya

tingkat persaingan agrowisata, dan

jaringan koneksi internet yang sering

mengalami gangguan.

3. Berdasarkan matriks IE posisi

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII berada dalam sel II

sehingga strategi yang dapat dilakukan

yaitu strategi tumbuh dan bina (grow

and build). Strategi tumbuh dan bina

terdiri dari strategi intensif dan strategi

integrasi. Alternatif strategi

pengembangan usaha agrowisata yang

dapat direkomendasikan kepada

Agrowisata Perkebunan Gunung Mas

PTPN VIII yaitu meningkatkan kinerja

pemasaran dan efektivitas promosi

untuk menjaring pengunjung yang

lebih banyak.

Saran

1. Membuat mini processing tea yaitu

pengolahan teh berskala kecil di

Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

untuk pengunjung agrowisata.

2. Untuk mengurangi permasalahan

sampah, pengelola dapat

memberlakukan kembali sistem denda

bagi orang membuang sampah

sembarangan, dan memberikan

pekerjaan terhadap masyarakat sekitar

untuk bekerja sebagai petugas K3L

(Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan) yang ditempatkan di

beberapa titik kawasan agrowisata.

3. Memperbaiki plang wisata yang sudah

rusak, dan mengatur kembali arena

Page 9: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

26

berkuda supaya pengunjung yang

datang menjadi lebih nyaman berwisata.

4. Bagi pemandu wisata tea walk

diharapkan yang memiliki usia muda

dan produktif serta dilengkapi fasilitas

pengeras suara pada saat berjalan

menyusuri kebun teh.

5. Membuat kerjasama dengan desa dan

kecamatan setempat, polsek dan petugas

keamanan, serta Pemerintah Kabupaten

Bogor untuk mengangkat budaya

masyarakat lokal setempat menjadi

produk wisata supaya pengunjung

semakin terkesan.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Kintan Utami. 2012. Persepsi

Pengunjung Terhadap Keberadaan

Agrowisata Pada Pelestarian

Lingkungan. Skripsi Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran.

David, Fred R. 2010. Manajemen Strategis.

Ed ke-12. Sunardi D, penerjemah.

Jakarta: Salemba Empat.

Terjemahan dari : Strategic

Management, 12th

ed.

Ernaldi, Muhammad Edgardi. 2010.

Analisis Strategi Pengembangan

Agrowisata Perkebunan Teh

Gunung Mas PTPN VIII. Skripsi

Program Sarjana Departemen

Agribisnis Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Instititut Pertanian

Bogor.

Hubeis, Musa dan Mukhamad Najib. 2014.

Manajemen Strategik dalam

Pengembangan Daya Saing

Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Hunger, J.David and Thomas L.Wheelen.

2001. Manajemen Strategis. Ed ke-

II. Julianto Agung penerjemah.

Yogyakarta: Andi Terjemahan dari:

Strategic Management, 5th

ed.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata.

Jakarta: Grasindo.

Kinnear, T.L. and Taylor. 1991. Marketing

Research:An Applied Approach.

Fourth Edition. Mc Graw Hill.

USA.

Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen

Pemasaran. Ed ke-12. Jilid 1.

Molan B, penerjemah. Jakarta: PT

Indeks. Terjemahan dari: Marketing

Management Twelfth Edition.

Kotler P, Amstrong G. 1991. Principles of

Marketing. Englewood Cliffs, N.J :

Pretince-Hal, Inc

Laporan Agrowisata. 2013. Objek

Agrowisata Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013. Kementerian Pertanian

Republik Indonesia.

Pearce JA, Robinson RB. 1997. Manajemen

Strategik. Jilid 1. Maulana A,

penerjemah. Jakarta: Binarupa

Aksara. Terjemahan dari: Strategic

Management.

Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata

Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Porter ME. 1991. Strategi Bersaing: Teknik

Menganalisis Industri dan Pesaing.

Cetakan Keempat. Maulana A,

penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Terjemahan dari: Competitive

Strategy.

Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut Surya.

2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: Andi.

Rangkuti F. 2013. Analisis SWOT:Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Cetakan

ke-17. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Safitri, Anggarini D. 2012. Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Wisata Agro

Page 10: ipi256396

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

27

Tambi Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosobo. Skripsi

Departemen Agribisnis Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

Santosa, Setyanto. 2009. Industri

Pariwisata Indonesia Katup

Pengaman Perekonomian Nasional.

Dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Padjadjaran. Melalui

<http://kolom.pacific.net.id/ind/med

ia/Industri_Pariwisata_Indonesia_K

atup_Pengaman_Perekonomian_Na

sional.pdf> [14/01/14].

Septriani, Martina Reti. 2001. Analisis

Preferensi Konsumen Terhadap

Atribut Wisata Agro Gunung Mas di

PTPN VIII Gunung Mas Bogor.

Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor.

Soekardjo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata

(Memahami Pariwisata Sebagai

“Systematic Linkage”). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto, Johannes. 1997. Pengukuran

Tingkat Kepuasan Pelanggan

(Untuk menaikkan Pangsa Pasar).

Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Spillane, James J. 1987. Ekonomi

Pariwisata (Sejarah dan

Prospeknya). Jakarta: Kanisius.

Swasta, Basu dan Irawan. 2001.

Manajemen Pemasaran (Analisa

Perilaku. Konsumen). Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tim Redaksi. 1996. Wisata Alternatif.

Trubus. No 332. Hal 2. September.

Tirtawinata, Moh. Reza dan Lisdiana

Fachruddin. 1996. Daya Tarik dan

Pengelolaan Agrowisata. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Tjiptono F. 1995. Strategi Pemasaran.

Yogyakarta: Andi.

Wardhany, Meiyana Dwi Kesuma. 2002.

Analisis Pengembangan Wisata

Agro Apel pada Kusuma

Agrowisata (PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya) Batu-

Malang. Skripsi Jurusan Ilmu-ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Warpani, Suwardjoko P. dan Waparni,

Indira P. 2007. Pariwisata Dalam

Tata Ruang Wilayah. Bandung:

ITB.

World Tourism Organization (WTO). 2000.

Laporan mengenai pariwisata

merupakan industri dengan

pertumbuhan tercepat di dunia.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu

Pariwisata. Bandung: Angkasa.