ipi15360

8
33 ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN B PADA IKAN CAKALANG FUFU YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO Ni Wayan Dianti 1) , Fatimawali 2) , Adithya Yudistira 3) 1). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT 2). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT 3). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT ABSTRAK Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam makanan dan dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan dan minuman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi rhodamin B pada ikan cakalang fufu yang beredar di pasaran Kota Manado. Sampel ikan cakalang fufu diambil dari 4 pasar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Paal 2, Pasar Bahu, Pasar Karombasan dan Pasar Bersehati 45. Sampel diekstraksi dengan dua metode yaitu metode ekstraksi yang dilanjutkan dengan pemurnian dan metode ekstraksi dengan menggunakan penyerapan benang wol, dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan sampel yang diperiksa dengan dua kali pengujian didapat empat sampel mengandung rhodamin B dengan kadar nilai rata-rata rhodamin B pada sampel dari pasar Bahu pada pedagang dua sebesar 0,054 μg/ml, pasar Karombasan pada pedagang dua sebesar 0,184 μg/ml, pasar Bersehati 45 pada pedagang satu sebesar 0,103 μg/ml, dan pedagang dua sebesar 0,514 μg/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa ikan cakalang fufu yang beredar di Pasaran Kota Manado tidak aman untuk dikonsumsi. Kata Kunci : Rhodamin B, Cakalang fufu, KLT dan Spektrofotometri UV-Vis. ANALYSIS OF THE PRESENCE OF RHODAMIN B IN CAKALANG FUFU IN MARKET MANADO CITY ABSTRACT Rhodamin B is a synthetic dye that was banned for use in foods and is certified as a hazardous material according to Minister of Health of Indonesian Republic No. 722/Menkes/Per/IX/1988 because it can cause liver, kidney, and spleen damage, and followed by anatomical changes in the form of organ enlargement. Rhodamin B dye is often used for a food and beverage products. The study was conducted to identify Rhodamin B on cakalang fufu in the market of Manado city. Cakalang fufu samples were taken from four markets in the city of Manado, namely : the Paal 2 market, Bahu market, Karombasan market and Bersehati 45 Market. Samples were extracted by two methods, the method of extraction followed by purification and extraction method using wool yarn and absorption followed by identification using thin layer chromatography (TLC) and detected with UV light 254 nm and 366 nm. Rhodamin B content is read using a UV-Vis spectrophotometry. The result showed that out of eight samples examined with two tests, there are four samples containing Rhodamin B with higher levels of the average value of Rhodamin B in samples, that is from the merchant two of Bahu Market is 0,054 ug/ml, at merchant two Karombasan market is 0.184 ug/ml,

description

Analisis Keberadaan Rhodamin B

Transcript of ipi15360

  • 33

    ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN BPADA IKAN CAKALANG FUFU YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA

    MANADO

    Ni Wayan Dianti 1), Fatimawali2), Adithya Yudistira3)1). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT2). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT3). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT

    ABSTRAK

    Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam makanan dandinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikutiperubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk mewarnaisuatu produk makanan dan minuman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi rhodamin Bpada ikan cakalang fufu yang beredar di pasaran Kota Manado. Sampel ikan cakalang fufu diambildari 4 pasar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Paal 2, Pasar Bahu, Pasar Karombasan dan PasarBersehati 45. Sampel diekstraksi dengan dua metode yaitu metode ekstraksi yang dilanjutkan denganpemurnian dan metode ekstraksi dengan menggunakan penyerapan benang wol, dilanjutkan denganidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa dari delapan sampel yang diperiksa dengan dua kali pengujian didapatempat sampel mengandung rhodamin B dengan kadar nilai rata-rata rhodamin B pada sampel daripasar Bahu pada pedagang dua sebesar 0,054 g/ml, pasar Karombasan pada pedagang dua sebesar0,184 g/ml, pasar Bersehati 45 pada pedagang satu sebesar 0,103 g/ml, dan pedagang dua sebesar0,514 g/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa ikan cakalang fufu yang beredar di PasaranKota Manado tidak aman untuk dikonsumsi.Kata Kunci : Rhodamin B, Cakalang fufu, KLT dan Spektrofotometri UV-Vis.

    ANALYSIS OF THE PRESENCE OF RHODAMIN B IN CAKALANG FUFU INMARKET MANADO CITY

    ABSTRACT

    Rhodamin B is a synthetic dye that was banned for use in foods and is certified as a hazardousmaterial according to Minister of Health of Indonesian Republic No. 722/Menkes/Per/IX/1988because it can cause liver, kidney, and spleen damage, and followed by anatomical changes in theform of organ enlargement. Rhodamin B dye is often used for a food and beverage products. Thestudy was conducted to identify Rhodamin B on cakalang fufu in the market of Manado city.Cakalang fufu samples were taken from four markets in the city of Manado, namely : the Paal 2market, Bahu market, Karombasan market and Bersehati 45 Market. Samples were extracted by twomethods, the method of extraction followed by purification and extraction method using wool yarnand absorption followed by identification using thin layer chromatography (TLC) and detected withUV light 254 nm and 366 nm. Rhodamin B content is read using a UV-Vis spectrophotometry. Theresult showed that out of eight samples examined with two tests, there are four samples containingRhodamin B with higher levels of the average value of Rhodamin B in samples, that is from themerchant two of Bahu Market is 0,054 ug/ml, at merchant two Karombasan market is 0.184 ug/ml,

  • 34

    merchant one at Bersehati 45 Market is 0.103 ug/ml and merchant two at Bersehati 45 is 0.514 ug/ml.Based on these results, some of cakalang fufu circulating in Manado City Markets are not safe forconsumption.Keywords: Rhodamin B, Cakalang fufu, TLC and UV-Vis spectrophotometry.

    PENDAHULUAN

    Seiring dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, beberapa zatpewarna telah mengalami perkembanganseperti halnya zat pewarna sintesis yang jugaikut berkembang. Warna dari suatu produkmakanan atau minuman merupakan salah satuciri yang penting. Warna merupakan salah satukriteria dasar untuk menentukan kualitasmakanan, antara lain warna dapat memberipetunjuk mengenai perubahan kimia dalammakanan, seperti pencoklatan (Azizahwati dkkdalam Wirasto, 2008). Warna juga merupakansalah satu faktor penentu yang dilihat olehseseorang sebelum memutuskan untukmemilih suatu barang yang termasukdidalamnya adalah makanan dan minuman.Makanan yang memiliki warna cenderunglebih menarik untuk dipilih konsumen daripada makanan yang tidak berwarna (Hastomo,2008).

    Penggunaan zat pewarna sintesis padamakanan saat ini masih dipertanyakankeamanannya apakah telah memenuhi standar,baik zat pewarna sintesis maupun alami yangdigunakan dalam industri makanan harusmemenuhi standar nasional dan internasioanal.Zat pewarna yang dilarang digunakan dapatmempengaruhi kesehatan konsumen, sepertitimbulnya keracunan akut, kronis dan bahkankematian. Pada tahap keracunan kronis, dapatterjadi gangguan fisiologis tubuh sepertikerusakan syaraf, gangguan organ tubuh dankanker (Djarismawati dkk; 2004).

    Pemerintah Indonesia melalui PeraturanMenteri Kesehatan (Permenkes)No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30lebih zat pewarna berbahaya. Rhodamin Btermasuk salah satu zat pewarna yangdinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dandilarang digunakan pada produk pangan (Syahet al dalam Djarismawati dkk, 2004).

    Penyalahgunaan rhodamin B sebagai zatpewarna pada makanan masih sering terjadi dilapangan dan diberitakan dimedia masa.Sebagai contoh, rhodamin B ditemukan dalamproduk krupuk, jelli/agar-agar, aromanis danminuman (Trestiati dalam Budianto, 2008),

    produk cabe giling, saos serta dalam terasi(Budianto, 2008). Masih banyak lagi produkmakanan yang menggunakan zat pewarnarhodamin B yaitu dilihat dari hasil penelitianyang dilakukan oleh Eddy Mudjajanto dariInstitut Pertanian Bogor (IPB), menemukanbanyak penggunaan zat pewarna rhodamin Bpada produk makanan industri rumah tanggaseperti kerupuk, makanan ringan, terasi,arumanis, gipang, sirup, biscuit, sosis,makaroni goreng, minuman ringan, cendol,manisan, dan ikan asap (Mudjajanto dalamWirasto, 2008). Beberapa produsen makanandan minuman masih menggunakan zat warnasintesis rhodamin B yang dilarang tersebutuntuk produknya dengan alasan zat warnatersebut memiliki warna yang cerah, praktisdigunakan, harganya relatif murah, sertatersedia dalam kemasan kecil di pasaransehingga memungkinkan masyarakat umumuntuk membelinya (Djalil dkk dalam Wirasto,2008 dan Budianto, 2008).

    Rhodamin B merupakan zat warnasintetik yang umum digunakan sebagaipewarna tekstil (Merck Index dalam Wirasto,2008). Penggunaan zat pewarna ini dilarang diEropa mulai tahun 1984 karena rhodamin Btermasuk karsinogen yang kuat. Walaupunmemiliki toksisitas yang rendah, namunpengkonsumsian rhodamin B dalam jumlahyang besar maupun berulang-ulangmenyebabkan sifat kumulatif yaitu iritasisaluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi padamata, iritasi pada saluran pencernaan,keracunan dan gangguan hati (Trestiati dalamWirasto, 2008 dan Budianto, 2008) ataubahkan bisa menyebabkan timbulnya kankerhati (Syah et al dalam Djarismawati dkk,2004).

    Hasil dari beberapa penelitian telahmembuktikan bahwa zat pewarna rhodamin Bberbahaya bila digunakan pada makanan,sesuai hasil penelitian yang menemukanbahwa pada uji terhadap mencit dengankonsentrasi 150 ppm, rhodamin Bmenyebabkan terjadinya perubahan sel hatidari normal menjadi nekrosis dan jaringandisekitarnya mengalami desintegrasi (Pipih &Juli dalam Djarismawati dkk, 2004), dan

  • 35

    rhodamin B memiliki LD50 sebesar 89,5 mg/kgjika di injeksi pada tikus secara intravena(Merck Index dalam Utami dan Suhendi, 2009dan Wirasto, 2008).

    Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh Eddy Setyo Mudjajanto di IPB yang telahmembuktikan bahwa zat pewarna rhodamin Bbanyak digunakan oleh produsen pada ikanasap (Mudjajanto dalam Wirasto, 2008). DiKota Manado Ikan asap disebut dengan ikancakalang fufu.

    Ikan cakalang fufu adalah ikan cakalangyang diawetkan dengan cara diasapkan.Bentuknya unik, ikan dibelah lalu diikatkansedemikian rupa pada sebatang bambu dansetelah diasap bagian badannya akanmelengkung. Cakalang fufu merupakan salahsatu makanan khas Kota Manado dan ikancakalang fufu biasanya digunakan sebagaioleh-oleh Kota Manado (Vania, 2010).

    Ikan cakalang fufu mudah dijumpaikarena banyak tersedia di pasaran-pasaranKota Manado, beberapa produsen ikancakalang fufu di pasaran menjual ikancakalang fufu dengan penampilan yangmenarik yaitu permukaan ikan yang berwarnamerah. Dengan adanya hasil penelitian yangtelah membuktikan bahwa pewarna merahyang digunakan dalam ikan adalah zatpewarna rhodamin B seperti penelitian yangdilakukan oleh Eddy Setyo Mudjajanto di IPBmaka penelitian ini dilakukan untukmenganalisis keberadaan rhodamin B padaikan cakalang fufu yang beredar di pasaranKota Manado.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif laboratorik, yaitu dengan melakukanobservasi pada ikan cakalang fufu yangdicurigai mengandung rhodamin B yangdilarang untuk digunakan dan dilanjutkandengan melakukan analisis sampel diLaboratorium (Notoatmodjo, 2010 ; Widanadan Yuningrat, 2007).

    Sebagai subyek penelitian adalah A1 :Ikan cakalang fufu pada penjual satu dariPasar Paal 2, A2 : Ikan cakalang fufu padapenjual dua dari Pasar Paal 2, B1 : Ikancakalang fufu pada penjual satu dari PasarBahu, B2 : Ikan cakalang fufu pada penjual duadari Pasar Bahu, C1 : Ikan cakalang fufu padapenjual satu dari Pasar Karombasan, C2 : IkanCakalang fufu pada penjual dua dari Pasar

    Karombasan, D1 : Ikan Cakalang fufu padapenjual satu dari Pasar Bersehati 45 dan D2 :Ikan Cakalang fufu pada penjual dua dariPasar bersehati 45.

    Prinsip kerja dalam identifikasi zat warnarhodamin B pada cakalang fufu akanmenggunakan identifikasi secara kromatografilapis tipis (KLT) dan spektrofotometri UV-Vissetelah diekstraksi dan dimurnikan.

    Bahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini ialah ikan cakalang fufu,aquades, lempeng kromatografi lapis tipis(KLT), dietil eter, larutan NaOH 10%, larutanNaOH 0,5%, larutan HCl 0,1 N, larutanamonia 2% dalam etanol 70%, larutan amonia,larutan n-butanol, larutan etil asetat, larutanamonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol70%), air yang mengandung asam, benang woldan larutan amonia 10% (yang dilarutkandalam etanol 70%).

    Adapun Alat-alat yang digunakan dalampenelitian ini ialah Erlenmeyer, timbangananalitik, corong pisah, labu takar, gelas kimia,gelas ukur, pipet, spatula, batang pengaduk,kertas saring Whatman No. 42, hot plate, oven,Chamber, dan Spektrofotometer UV-Vis.

    Penelitian ini dilakukan melalui beberapatahap yaitu :

    Tahap pertama, tahap pengambilan danpenyiapan sampel. Sampel diambil di empatPasar yang ada di Kota Manado yaitu PasarBahu, Pasar Karombasan, Pasar Bersehati 45dan Pasar Paal 2, dimana disetiap Pasardiambil pada dua penjual ikan cakalang fufu.

    Tahap kedua, tahap ekstraksi danpemurnian yang dilakukan denganmenggunakan dua metode yaitu :Prosedur 1, prosedur ini berdasarkan

    penelitian Putri tahun 2009.a. Sebanyak 5 gram sampel (bagian luar

    ikan cakalang fufu) ditimbang kemudiansampel dimasukkan kedalam erlenmeyer250 ml.

    b. Ditambahkan 100 ml larutan amonia 2%dalam etanol 70% dan didiamkansemalam.

    c. Larutan disaring dengan menggunakankertas saring Whatman No.42 kedalamerlenmeyer.

    d. Larutan dipindahkan kedalam gelaskimia kemudian diuapkan diatas HotPlate selama 4 jam pada suhu 650C.

    e. Sampel yang telah menjadi pekat selamaproses penguapan kemudian dilarutkandengan 30 ml aquades dan diaduk.

  • 36

    f. Larutan dipisahkan dengan caradimasukkan kedalam corong pisah,kemudian ditambahkan 6 ml larutanNaOH 10% dan dikocok.

    g. Larutan diekstraksi dengan 30 ml dietileter lalu dikocok dan didiamkan sampaimembentuk dua lapisan yaitu lapisaneter jernih (atas) dan lapisan airberwarna merah (bawah).

    h. Lapisan air dibuang denganmenggunakan corong pisah sampaimendapat ekstrak eter.

    i. Ekstrak eter dicuci dengan larutanNaOH 0,5% sebanyak 5 ml dengan caradikocok dan didiamkan.

    j. Larutan akan membentuk dua lapisanyaitu lapisan eter jernih (atas) danlapisan air berwarna kecoklatan(bawah).

    k. Lapisan air dibuang hingga hanyaterdapat ekstrak eter, kemudiandiekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10ml asam klorida (HCl) 0,1 N hinggalapisan eter tak berwarna lagi.

    l. Lapisan eter dibuang dan ekstrak asamklorida (HCl) ditampung dalam labutakar 50 ml dan ditambahkan asamklorida (HCl) 0,1 N sampai tanda tera.

    2. Prosedur 2, Prosedur ini berdasarkanpenelitian dari Utami dan Suhendi tahun2009 yang mengambil acuan dari Djalildkk tahun 2005.

    a. Sebanyak 10 gram sampel (bagian luarikan cakalang fufu) dimasukkankedalam erlenmeyar kemudiandirendam dalam 20 ml larutan amonia2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%)selama semalaman.

    b. Larutan disaring filtratnya denganmenggunakan kertas saring whatmanno.42.

    c. Larutan dipindahkan kedalam gelaskimia kemudian dipanaskan diatas hotplate.

    d. Residu dari penguapan dilarutkan dalam10 ml air yang mengandung asam(larutan asam dibuat denganmencampurkan 10 ml air dan 5 ml asamasetat 10%).

    e. Benang wol dengan panjang 15 cmdimasukkan kedalam larutan asam dandidihkan hingga 10 menit, pewarna akan

    mewarnai benang wol, kemudianbenang diangkat.

    f. Benang wol dicuci dengan air.g. Kemudian benang dimasukkan kedalam

    larutan basa yaitu 10 ml amonia 10%(yang dilarutkan dalam etanol 70%) dandidihkan.

    h. Benang wol akan melepaskan pewarna,pewarna akan masuk kedalam larutanbasa.

    i. Larutan basa yang didapat selanjutnyaakan digunakan sebagai cuplikanansampel pada analisis kromatografi lapistipis.

    Tahap ketiga, tahap pembuatan larutanbaku untuk pembuatan linieritas kurvakalibrasi. Larutan baku rhodamin B dibuatdengan konsentrasi 1000mg/L. Dari larutanbaku ini dibuat larutan baku antara dengankadar 20; 40; 80; 120 g/ml. Selanjutnyadibuat dua seri larutan baku kerja yaitu yangpertama dengan konsentrasi masing-masing0,4; 0,8; 1,6; 2,4 g/ml dan kedua dengankonsentrasi masing-masing 0,008; 0,016;0,032; 0,048 g/ml. Sebagai pelarut digunakanlarutan HCl 0,1 N (Putri, 2009).

    Tahap keempat, tahap identifikasi sampel.Identifikasi sampel menggunakanKromatografi Lapis Tipis. Sampel ditotolkanpada plat KLT dengan menggunakan pipakapiler pada jarak 1,5 cm dari bagian bawahplat, jarak antara noda adalah 2 cm. kemudiandibiarkan beberapa saat hingga mengering.Plat KLT yang telah mengandung cuplikandimasukkan kedalam chamber yang lebihterdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerakberupa n-butanol : etil asetat : amonia (10:4:5)(Putri, 2009). Dibiarkan hingga lempengterelusi sempurna, kemudian plat KLTdiangkat dan dikeringkan. Diamati warnasecara visual dan dibawah sinar UV, jikasecara visual noda berwarna merah jambu dandibawah sinar UV 254 nm dan 366 nmberfluoresensi kuning atau orange , hal inimenunjukkan adanya rhodamin B (DitjenPOM, 2001; Djalil dkk dalam Utami danSuhendi, 2009 ; Putri, 2009).

    Tahap kelima, Penetapan Kadar ZatWarna Rhodamin B. Penetapan kadarrhodamin B dilakukan denganspektrofotometri cahaya tampak pada panjanggelombang 400-800 nm. Sedangkan untukmenghitung kadar rhodamin B dalam sampel

  • 37

    dihitung dengan menggunakan kurva kalibrasidengan persamaan regresi : y = ax b.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pemeriksaan Kualitatif Rhodamin B PadaSampel

    Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitatifrhodamin B pada sampel diperoleh data,seperti ditunjukkan pada tabel 3 dan tabel 4.

    Tabel 1. Hasil pemeriksaan kulitatif rhodamin Bpada sampel menggunakan kromatografilapis tipis (KLT) yang diuji denganprosedur 1 menurut penelitian Putri tahun2009.

    No perlakuan visual Sinar UV Tinggibercak

    HargaRf

    254 366

    1. Bakupembandigrhodamine

    B

    Merahjambu

    kuning orange 6.8 cm 0.39

    2. A11 - - - - -

    3. A12 - - - - -

    4. A21 - - - - -

    5. A22 - - - - -

    6. B11 - - - - -

    7. B12 - - - - -

    8. B21 - - Orange 6.3 cm 0.36

    9. B22 - - Orange 6.3 cm 0.36

    10. C11 - - - - -

    11. C12 - - - - -

    12. C21 - - Orange 6.4 cm 0.37

    13. C22 - - Orange 6.4 cm 0.37

    14. D11 - - Orange 6.4 cm 0.37

    15. D12 - - Orange 6.5 cm 0.37

    16. D21 - - Orange 6.5 cm 0.37

    17. D22 - - Orange 6.5 cm 0.37

    Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwadari delapan sampel yang telah diuji dengandua kali pengujian (duplo), empat sampel (A1,A2, B1, dan C1) negatif tidak mengadungrhodamin B dan empat sampel (B2, C2, D1 danD2) positif mengandung rhodamin B, hal inidapat dilihat dari adanya flourensi orange pada

    KLT yang disinari lampu UV dengan panjanggelombang 366 nm.

    Tabel 2. Hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin Bpada sampel menggunakan kromatografilapis tipis (KLT) yang diuji denganprosedur 2 menurut penelitian Utami danSuhendi tahun 2009 yang mengambilacuan dari Djalil dkk tahun 2005.

    No Perlakuan visual Sinar UV Tinggibercak

    HargaRf

    254 366

    1. Bakupembandigrhodamine

    B

    Merahjambu

    kuning orange 6.8 cm 0.4

    2. A11 - - - - -

    3. A12 - - - - -

    4. A21 - - - - -

    5. A22 - - - - -

    6. B11 - - - - -

    7. B12 - - - - -

    8. B21 - - - - -

    9. B22 - - Orange 6.3 cm 0.38

    10 C11 - - - - -

    11. C12 - - - - -

    12. C21 - - Orange 6.4 cm 0.37

    13. C22 - - Orange 6.4 cm 0.37

    14. D11 - - Orange 6.4 cm 0.38

    15. D12 - - Orange 6.5 cm 0.38

    16. D21 - - Orange 6.5 cm 0.38

    17. D22 - - Orange 6.5 cm 0.38

    Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwadari delapan sampel yang telah diuji dengandua kali pengujian (duplo), empat sampel yaituA1, A2, B1, B2 pada pengujian pertama, dan C1negatif tidak mengadung rhodamin B danempat sampel yaitu B2 pada pengujian kedua,C2, D1 dan D2 positif mengandung rhodamin B,hal ini dapat dilihat dari adanya flourensiorange pada KLT yang disinari lampu UVdengan panjang gelombang 366 nm.

  • 38

    (a) (b)

    (c) (d)Gambar 1. Lempeng KLT yang menunjukkan adanya rhodamine

    B pada sampel.

    Keterangan :

    (a) : A11, A12, A21, A22, B11, B12, B21, B22 prosedur 1.(b) : C11, C12, C21, C22, D11, D12, D21, D22 prosedur 1.(c) : A11, A12, A21, A22, B11, B12, B21, B22 prosedur 2.(d) : C11, C12, C21, C22, D11, D12, D21, D22 prosedur 2.

    Penetapan Kadar1. Panjang Gelomabang Maksimum Larutan

    Rhodamin BHasil penentuan panjang gelombang

    maksimum larutan baku rhodamin B dengankonsentrasi 2,4 g/ml diukur pada panjanggelombang 400-800 nm, diperoleh panjanggelombang maksimum pada panjanggelombang 557 nm.

    2. Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan

    Rhodamin B

    Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B denganberbagai konsentrasi secara spektrofotometrisinar tampak pada panjang gelombang 557nm.

    Dari hasil perhitungan persamaan regresikurva kalibrasi diatas diperoleh persamaangaris y = 0,405x - 0,004 dengan koefisienkorelasi (r) sebesar 0,989.

    3. Kadar Rhodamin B pada SampelPenetapan kadar rhodamin B dilakukan

    dengan menggunakan spektrofotometer sinartampak pada panjang gelombang 557 nm.Hasil penetapan kadar rhodamin B padasampel dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3. Kadar rhodamin B pada sampel.

    No sampel Keteran-

    gan

    warna

    larutan uji

    perlak

    uan

    absorbansi

    Kadar(g/ml)

    Rata-

    rata

    (g/ml)

    1. B2 Merah

    muda1 0.012 0.039

    0.0542. B2 Merah

    muda2 0.024 0.069

    3 C2 Merahmuda

    1 0.014 0.044

    0.1844. C2 Merah

    muda2 0.323 0.323

    5. D1 Merahmuda

    1 0.054 0.143

    0.1036. D1 Merah

    muda2 0.021 0.062

    7. D2 Merah

    muda1 0.255 0.639

    0.5148. D2 Merah

    muda2 0.153 0.388

    Dari tabel diatas dapat dilihat bahwakadar rhodamin B dalam ikan cakalang fufucukup besar. Hal ini sangat membahayakanpara konsumen. Karena semakin besarrhodamin B masuk kedalam tubuh makasemakin besar efek toksik yang akanditimbulkan.

    y = 0.4059x -0.0044

    R = 0.9894

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0 0.5 1

    Series1

    Linear(Series1)

  • 39

    Tujuan penambahan rhodamin B padaikan cakalang fufu adalah untuk meningkatkanpenampilan dari ikan cakalang fufu agar lebihmenarik sehingga konsumen lebih tertarikuntuk membelinya. Selain itu rhodamin Bpraktis digunakan, harganya relatif murah,serta tersedia dalam kemasan kecil di pasaransehingga memungkinkan masyarakat umumuntuk membelinya.

    Rhodamin B merupakan zat warnasintetik yang umum digunakan sebagaipewarna tekstil yang dilarang penggunaannyapada makanan dan dinyatakan sebagai bahanyang berbahaya menurut Peraturan MenteriKesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988tentang zat warna yang dinyatakan berbahayadan dilarang di Indonesia (Depkes RI, 1992).

    Rhodamin B dilarang digunakan dalamproduk makanan karena penggunaan rhodaminB dalam waktu lama dan jumlah yang banyakpada manusia dapat menyebabkan gangguanfungsi hati atau kanker hati dengan caramenumpuk dilemak yang lama kelamaanjumlahnya terus bertambah didalam tubuh.Bila mengkonsumsi makanan berwarna yangmengandung rhodamin B, urine akan berwarnamerah atau merah muda (Yulianti dkk dalamPutri, 2009; Syah et al dalam Butarbutar,2007).

    KESIMPULANDari hasil identifikasi kualitatif dengan

    menggunakan metode kromatografi lapis tipis(KLT) ditemukan empat sampel positifmengandung rhodamin B yaitu sampel daripasar Bahu pada pedagang dua, pasarKarombasan pada pedagang dua, pasarBersehati 45 pada pedagang satu dan pasarBersehati 45 pada pedagang dua. Dari hasilidentifikasi kuantitatif dengan menggunakanmetode spektrofotometri UV-Vis didapatkadar nilai rata-rata rhodamin B pada sampeldari pasar Bahu pada pedagang dua sebesar0,054 g/ml, sampel dari pasar Karombasanpada pedagang dua sebesar 0,184 g/ml,sampel dari pasar Bersehati 45 pada pedagangsatu sebesar 0,103 g/ml, dan sampel daripasar Bersehati 45 pada pedagang dua sebesar0,514 g/ml.

    SARAN1. Bagi para konsumen agar lebih waspada

    dan hati-hati dalam memilih ikan cakalangfufu untuk dikonsumsi.

    2. Perlu diadakan pengawasan lebih intensifoleh petugas kesehatan terhadap produsenikan cakalang fufu sehingga mereka tidakmenggunakan zat pewarna rhodamin Bpada pengolahan ikan cakalang fufu.

    DAFTAR PUSTAKA

    Budianto, P.E. 2008. Analisis Rhodamin BDalam Saos dan Cabe Giling Di PasaranKecamatan Laweyan KotamadyaSurakarta dengan Metode KromatografiLapis Tipis. Fakultas FarmasiUniversitas Muhammadiyah Surakarta,Surakarta

    ButarButar, S. 2007. Analisis KandunganRodamin B dan Natrium Benzoat PadaCabai Merah (Capsicum annum L.)Giling yang Dijual Dibeberapa Pasar DiKota Medan Tahun 2007. FakultasKesehatan Masyarakat UniversitasSumatera Utara, Medan

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1992. Direktorat Pengawasan Obat danMakanan, Peraturan Menteri KesehatanRI No. 722/Menkes/Per/IX/1988,Tentang Bahan Tambahan Makanan.Edisi II, Jilid II 1992. DepartemenKesehatan RI, Jakarta

    Ditjen POM RI. 2001. Metode AnalisisPPOMN. Ditjen POM, Jakarta

    Djarismawati, Sugiharti, Nainggolan, R. 2004.Pengetahuan Perilaku Pedagang CabeMerah Giling dalam PenggunaanRhodamine B di Pasar Tradisional diDKI Jakarta. Jurnal EkologiKesehatan.3:7-12.

    Hastomo, AE. 2008. Analisis Rhodamin B danMetanil Yellow Dalam Jelly Di PasaranKecamatan Jebres Kotamadya Surakartadengan Metode Kromatografi LapisTipis. Fakultas Farmasi UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta

    Notoadmojo, S. 2010. Metode PenelitianKesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

    Putri, W.K.A. 2009. PemeriksaanPenyalahgunaan Rhodamin B SebagaiPewarna Pada Sediaan Lipstik Yang

  • 40

    Beredar Di pusat Pasar Kota Medan.Fakultas Farmasi Universitas SumateraUtara, Medan

    Utami, W dan Suhendi, A. 2009.. JurnalAnalisis Rhodamin B Dalam JajananPasar Dengan Metode KromatografiLapis Tipis. Penelitian Sains &Toksikologi. 10(2): 148-155, Surakarta

    Vania. 2010. Cakalang Jagung Manis.http://v-recipes.blogspot.com/2010/06/cakalang-jagung-manis.html. diakses padatanggal 13 Mei 2011.

    Widana, G.A.B dan Yuningrat. N.W. 2007.Analisis Bahan Pewarna BerbahayaPada Sediaan Kosmetika Di WilayahKecamatan Buleleng KabupatenBuleleng. Jurusan Analis NimiaFakultas MIPA Undiksha, Denpasar

    Wirasto. 2008. Analisis Rhodamin B danMetanil Yellow dalam MinumanJajanan Anak SD di KecamatanLaweyan Kotamadya Surakarta denganMetode Kromatografi Lapis Tipis.Fakultas Farmasi UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta