IP TEK LINGKUNGAN & K E S E H ATA N · sep keluarga baik,7k a t a ny a . Guru Besar Studi Islam UIN...

1
KOMPAS, JUMAT, 29 JANUARI 2 01 6 13 LINGKUNGAN & K E S E H ATA N LINGKUNGAN & K E S E H ATA N IP TEK IP TEK Penyelundupan Libatkan Tokoh Agama Komitmen Global Dukung KB Dideklarasikan NUSA DUA, KOMPAS — Sejak masa reformasi, pemerintah dinilai belum memaksimalkan peran tokoh agama dalam sosialisasi dan kampanye program Keluarga Berencana. Padahal, tokoh agama memiliki peran strategis dalam mendukung program tersebut karena Keluarga Berencana terkait dengan keyakinan dan faktor sosial budaya masyarakat. Ketua Forum Antar Umat Ber- agama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan Cholil Nafis, Kamis (28/1), saat dihubungi dari Nusa Dua, Bali, menyatakan, Ke- luarga Berencana (KB) tak bisa dipisahkan dari keyakinan atau kepercayaan seseorang. Karena itu, peran tokoh agama untuk meyakinkan warga tentang prog- ram KB amat penting. ”Saat reformasi, peran tokoh agama dalam KB menurun. Sela- ma ini pun peran tokoh agama dalam KB lebih banyak pada ke- giatan seremonial. Pelibatan me- reka dalam sosialisasi dan kam- panye KB belum dimaksimal- kan,” kata Cholil. Pada penutupan Konferensi Internasional Keluarga Berenca- na (ICFP) di Nusa Dua, Bali, ke marin, perwakilan tokoh aga- ma dari sejumlah negara berko- mitmen mendukung program KB di negara masing-masing se- telah konferensi itu berakhir se- bagai bagian dari komitmen glo- bal. Dalam konferensi itu, perwa- kilan tokoh agama dari sejumlah negara berkumpul dan bertukar pengalaman terkait KB. Sekretaris Jenderal Council of Anglican Provinces of Africa (CAPA) Kanon Grace Kaiso ber- pendapat, dengan melibatkan se- cara aktif tokoh agama dalam program KB, masalah tak terpe- nuhinya kebutuhan KB (unmet need) akan bisa diselesaikan. Sebagai Chairperson Faith to Action, Kanon menyatakan, para tokoh agama yang hadir di ICFP Bali mengedukasi komunitas di negaranya, termasuk generasi muda, terkait pentingnya kese- hatan reproduksi dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelan- jutan (SDG) lewat program KB. Mereka juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk menambah tokoh agama yang mendukung program K B. Ketua Pengarah Internasional ICFP Jose G Rimon II memapar- kan, selain pemuda, ICFP juga memberikan ruang bagi tokoh agama dari sejumlah negara un- tuk berinteraksi, berbagi ide, pengalaman, dan praktik terbaik implementasi KB. Tujuannya agar advokasi program KB bisa efektif diterima masyarakat. Mudah dipahami Menurut Cholil, yang perlu dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasio- nal (BKKBN) ke depan ialah me- maksimalkan keterlibatan tokoh agama dalam kampanye dan so- sialisasi KB kepada masyarakat. Sosialisasi perlu dibawakan da- lam bahasa yang mudah dipa- hami warga. Jadi, BKKBN perlu memberikan pemahaman KB le- bih dulu kepada tokoh agama lewat dialog. Masalah kependudukan juga merupakan soal agama. Jadi, to- koh agama diharapkan tak hanya berbicara masalah akhirat, tetapi juga problem di dunia. ”KB bu- kan kondomisasi. Melalui peng- aturan dan perencanaan keha- milan, orangtua bisa membim- bing anaknya dengan baik se- hingga lahir generasi bermutu. Tak mungkin generasi berkuali- tas dilahirkan jika perempuan setiap tahun melahirkan anak. Cholil mengakui, ada tokoh agama yang tak setuju dengan KB. Menghadapi hal itu, peme- rintah bisa minta bantuan sesa- ma tokoh agama yang sudah mengerti tentang KB untuk ber- dialog dengan tokoh agama yang belum memahami KB. Prof Siti Musdah Mulia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjelas- kan, ada tokoh agama yang tak setuju KB dengan alasan, antara lain, KB ialah cara hidup Barat. Itu akibat pemahaman agama tak ko n t e k st u a l . Maka dari itu, penting untuk memberikan interpretasi ulang teks agama dalam konteks keki- nian. Interpretasi agama yang humanis lewat pendekatan kon- sep pemimpin di muka Bumi (khalifah fil ardh) perlu disam- paikan. ”Dalam konsep khalifah, manusia itu tidak hanya individu, tapi juga pemimpin. Ini terkait konsep diri. Setelah ini dipahami, lalu beranjak ke bagaimana kon- sep keluarga baik,” k a t a ny a . Guru Besar Studi Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Amin Abdullah menambahkan, peran tokoh agama dalam sosiali- sasi KB kepada warga jadi kunci keberhasilan KB. Karena itu, bu- tuh pemahaman KB yang baik. ”Ilmu keagamaan harus dikem- bangkan dengan keilmuan baru yang menyentuh aspek lain, se- perti kesehatan dan kes et a r a a n j e n d e r, ” ujarnya. (ADH) TELUK BENOA Sosialisasi Pemrakarsa Dinilai Tak Memadai JAKARTA, KOMPAS So- sialisasi kegiatan reklamasi Teluk Benoa kepada masyarakat di ka- wasan itu dinilai tak memadai. Hingga Kamis (28/1), sebanyak 11 desa adat menyatakan menolak rencana reklamasi tersebut. Munculnya pro dan kontra se- jak awal rencana itu diluncurkan, menurut beberapa pakar pada sidang komisi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehu- tanan, Senin lalu, adalah indikasi dari sosialisasi yang tak merata. Sementara itu, Direktur Tirta Wahana Bali International (TWBI), pemrakarsa reklamasi Teluk Benoa, Marvin Leano men- jawab pertanyaan Ko m p a s , Ka- mis, di Jakarta, menyatakan, ”So- sialisasi terus dilakukan melalui seminar, diskusi terbatas atau FGD, diskusi terbuka, dan secara informal kepada warga sekitar yang terdampak, dibantu media massa di Bali.” Penolakan muncul karena pe- mahaman kurang merata. ”Mungkin diakibatkan tak ber- imbangnya pemberitaan bebera- pa media yang sudah tendensius sejak awal. Selain itu, ada pi- hak-pihak yang gencar menye- barkan isu dan pemahaman yang tak tepat kepada masyarakat,” ucap Marvin. Hingga kemarin, 11 desa adat di lingkar inti dan lingkar luar kawasan Teluk Benoa menyata- kan menolak reklamasi Teluk Be- noa dan mendesak agar Presiden Joko Widodo mencabut Pera- turan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ru- ang Kawasan Perkotaan Denpa- sar, Badung, Gianyar, dan Ta- banan. Desa-desa itu ialah Desa Adat Tanjung Benoa, Bualu, Jimbaran, Kedonganan, Kelan, Tuban, Ke- paon, Pemogan, Serangan, dan Pedungan. Adapun desa adat di lingkar luar, yakni Desa Adat Ku- ta, Seminyak, Kerobokan, dan Se- setan, juga menyatakan menolak. Satu desa lingkar luar lain, yakni Desa Adat Sidakarya, dan satu Desa Adat Tengkulung di lingkar inti belum jelas sikapnya. Partisipasi masyarakat Sementara itu, pegiat ling- kungan Diana Gultom mengata- kan, kegiatan FGD, rapat, sosi- alisasi, konsultasi hanya teknik untuk memastikan ada partisipa- si masyarakat. Partisipasi warga itu termuat dalam konsep pa- diatapa (persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan) yang ditekankan untuk dilakukan dalam setiap pembangunan. ”Konsep padiatapa ialah kon- sep yang tak asing bagi masyara- kat adat atau warga lokal Indo- nesia, tertanam pada tradisi dan kebiasaan masyarakat dalam me- laksanakan musyawarahnya,” ka- ta Diana menegaskan. Dalam kasus Teluk Benoa, satu kali FGD masing-masing pada amdal dan kerangka acuan tak memadai. ”Pemrakarsa seharus- nya menghormati koridor peng- ambilan keputusan di dalam ma- syarakat, seperti rapat-rapat adat m a sy a r a k a t , ” u c a p ny a . Jumat (29/1) ini, akan ber- langsung rapat pembahasan do- kumen amdal Rencana Pengelo- laan Lingkungan-Rencana Peng- awasan Lingkungan bersama Ko- misi Penilai Amdal Pusat di Den- pasar, Bali. (ISW) KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Petugas memperlihatkan sirip ikan hiu saat rilis penegahan eksploitasi produk perikanan oleh KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II, yang akan diselundupkan ke Hongkong di Terminal Peti Kemas Surabaya, Kamis (28/1). Selain tidak sesuai dokumen, juga terdapat bagian tubuh yang diduga jenis hiu dilindungi.

Transcript of IP TEK LINGKUNGAN & K E S E H ATA N · sep keluarga baik,7k a t a ny a . Guru Besar Studi Islam UIN...

Page 1: IP TEK LINGKUNGAN & K E S E H ATA N · sep keluarga baik,7k a t a ny a . Guru Besar Studi Islam UIN Sunan Kalijaga, ... yang menyentuh aspek lain, se-perti kesehatan dan kes et a

KO M PA S, J U M AT, 2 9 JA N UA R I 2 01 6 13

LINGKUNGAN & K E S E H ATA NLINGKUNGAN & K E S E H ATA NIP TEKIP TEK

Pe ny e l u n d u p a nL i ba t k a nTokoh AgamaKomitmen Global Dukung KB Dideklarasikan

NUSA DUA, KOMPAS — Sejak masa reformasi,pemerintah dinilai belum memaksimalkan perantokoh agama dalam sosialisasi dan kampanyeprogram Keluarga Berencana. Padahal, tokoh agamamemiliki peran strategis dalam mendukung programtersebut karena Keluarga Berencana terkait dengankeyakinan dan faktor sosial budaya masyarakat.

Ketua Forum Antar Umat Ber-agama Peduli Keluarga Sejahteradan Kependudukan Cholil Nafis,Kamis (28/1), saat dihubungi dariNusa Dua, Bali, menyatakan, Ke-luarga Berencana (KB) tak bisadipisahkan dari keyakinan ataukepercayaan seseorang. Karenaitu, peran tokoh agama untukmeyakinkan warga tentang prog-ram KB amat penting.

”Saat reformasi, peran tokohagama dalam KB menurun. Sela-ma ini pun peran tokoh agamadalam KB lebih banyak pada ke-giatan seremonial. Pelibatan me-reka dalam sosialisasi dan kam-panye KB belum dimaksimal-kan,” kata Cholil.

Pada penutupan KonferensiInternasional Keluarga Berenca-na (ICFP) di Nusa Dua, Bali,ke marin, perwakilan tokoh aga-ma dari sejumlah negara berko-mitmen mendukung programKB di negara masing-masing se-telah konferensi itu berakhir se-bagai bagian dari komitmen glo-bal. Dalam konferensi itu, perwa-kilan tokoh agama dari sejumlahnegara berkumpul dan bertukarpengalaman terkait KB.

Sekretaris Jenderal Council ofAnglican Provinces of Africa(CAPA) Kanon Grace Kaiso ber-pendapat, dengan melibatkan se-cara aktif tokoh agama dalamprogram KB, masalah tak terpe-nuhinya kebutuhan KB (unmetneed) akan bisa diselesaikan.

Sebagai Chairperson Faith toAction, Kanon menyatakan, paratokoh agama yang hadir di ICFPBali mengedukasi komunitas dinegaranya, termasuk generasimuda, terkait pentingnya kese-hatan reproduksi dan pencapaianTujuan Pembangunan Berkelan-jutan (SDG) lewat programKB. Mereka juga bekerja samadengan pemangku kepentinganuntuk menambah tokoh agamayang mendukung programK B.

Ketua Pengarah InternasionalICFP Jose G Rimon II memapar-kan, selain pemuda, ICFP jugamemberikan ruang bagi tokoh

agama dari sejumlah negara un-tuk berinteraksi, berbagi ide,pengalaman, dan praktik terbaikimplementasi KB. Tujuannyaagar advokasi program KB bisaefektif diterima masyarakat.

Mudah dipahamiMenurut Cholil, yang perlu

dilakukan Badan Kependudukandan Keluarga Berencana Nasio-nal (BKKBN) ke depan ialah me-maksimalkan keterlibatan tokohagama dalam kampanye dan so-sialisasi KB kepada masyarakat.Sosialisasi perlu dibawakan da-lam bahasa yang mudah dipa-hami warga. Jadi, BKKBN perlumemberikan pemahaman KB le-bih dulu kepada tokoh agamalewat dialog.

Masalah kependudukan jugamerupakan soal agama. Jadi, to-koh agama diharapkan tak hanyaberbicara masalah akhirat, tetapijuga problem di dunia. ”KB bu-kan kondomisasi. Melalui peng-aturan dan perencanaan keha-milan, orangtua bisa membim-bing anaknya dengan baik se-hingga lahir generasi bermutu.Tak mungkin generasi berkuali-tas dilahirkan jika perempuansetiap tahun melahirkan anak.

Cholil mengakui, ada tokohagama yang tak setuju denganKB. Menghadapi hal itu, peme-rintah bisa minta bantuan sesa-ma tokoh agama yang sudahmengerti tentang KB untuk ber-dialog dengan tokoh agama yangbelum memahami KB.

Prof Siti Musdah Mulia dariUniversitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta menjelas-kan, ada tokoh agama yang taksetuju KB dengan alasan, antaralain, KB ialah cara hidup Barat.Itu akibat pemahaman agama takko n t e k st u a l .

Maka dari itu, penting untukmemberikan interpretasi ulangteks agama dalam konteks keki-nian. Interpretasi agama yanghumanis lewat pendekatan kon-sep pemimpin di muka Bumi(khalifah fil ardh) perlu disam-paikan. ”Dalam konsep khalifah,

manusia itu tidak hanya individu,tapi juga pemimpin. Ini terkaitkonsep diri. Setelah ini dipahami,lalu beranjak ke bagaimana kon-sep keluarga baik,” k a t a ny a .

Guru Besar Studi Islam UINSunan Kalijaga, Yogyakarta,Amin Abdullah menambahkan,peran tokoh agama dalam sosiali-sasi KB kepada warga jadi kuncikeberhasilan KB. Karena itu, bu-tuh pemahaman KB yang baik.”Ilmu keagamaan harus dikem-bangkan dengan keilmuan baruyang menyentuh aspek lain, se-perti kesehatan dan kes et a r a a nj e n d e r, ” ujarnya. (ADH)

TELUK BENOA

Sosialisasi PemrakarsaDinilai Tak MemadaiJAKARTA, KOMPAS — So -sialisasi kegiatan reklamasi TelukBenoa kepada masyarakat di ka-wasan itu dinilai tak memadai.Hingga Kamis (28/1), sebanyak 11desa adat menyatakan menolakrencana reklamasi tersebut.

Munculnya pro dan kontra se-jak awal rencana itu diluncurkan,menurut beberapa pakar padasidang komisi analisis mengenaidampak lingkungan (amdal) yangdiselenggarakan KementerianLingkungan Hidup dan Kehu-tanan, Senin lalu, adalah indikasidari sosialisasi yang tak merata.

Sementara itu, Direktur TirtaWahana Bali International(TWBI), pemrakarsa reklamasiTeluk Benoa, Marvin Leano men-jawab pertanyaan Ko m p a s , Ka-mis, di Jakarta, menyatakan, ”So -sialisasi terus dilakukan melaluiseminar, diskusi terbatas atauFGD, diskusi terbuka, dan secarainformal kepada warga sekitaryang terdampak, dibantu mediamassa di Bali.”

Penolakan muncul karena pe-mahaman kurang merata.”Mungkin diakibatkan tak ber-imbangnya pemberitaan bebera-pa media yang sudah tendensiussejak awal. Selain itu, ada pi-hak-pihak yang gencar menye-barkan isu dan pemahaman yangtak tepat kepada masyarakat,”ucap Marvin.

Hingga kemarin, 11 desa adatdi lingkar inti dan lingkar luarkawasan Teluk Benoa menyata-kan menolak reklamasi Teluk Be-noa dan mendesak agar PresidenJoko Widodo mencabut Pera-turan Presiden Nomor 45 Tahun2011 tentang Rencana Tata Ru-ang Kawasan Perkotaan Denpa-sar, Badung, Gianyar, dan Ta-

banan.Desa-desa itu ialah Desa Adat

Tanjung Benoa, Bualu, Jimbaran,Kedonganan, Kelan, Tuban, Ke-paon, Pemogan, Serangan, danPedungan. Adapun desa adat dilingkar luar, yakni Desa Adat Ku-ta, Seminyak, Kerobokan, dan Se-setan, juga menyatakan menolak.Satu desa lingkar luar lain, yakniDesa Adat Sidakarya, dan satuDesa Adat Tengkulung di lingkarinti belum jelas sikapnya.

Partisipasi masyarakatSementara itu, pegiat ling-

kungan Diana Gultom mengata-kan, kegiatan FGD, rapat, sosi-alisasi, konsultasi hanya teknikuntuk memastikan ada partisipa-si masyarakat. Partisipasi wargaitu termuat dalam konsep pa -diatapa (persetujuan atas dasarinformasi awal tanpa paksaan)yang ditekankan untuk dilakukandalam setiap pembangunan.

”Konsep padiatapa ialah kon-sep yang tak asing bagi masyara-kat adat atau warga lokal Indo-nesia, tertanam pada tradisi dankebiasaan masyarakat dalam me-laksanakan musyawarahnya,” ka -ta Diana menegaskan.

Dalam kasus Teluk Benoa, satukali FGD masing-masing padaamdal dan kerangka acuan takmemadai. ”Pemrakarsa seharus-nya menghormati koridor peng-ambilan keputusan di dalam ma-syarakat, seperti rapat-rapat adatm a sy a r a k a t , ” u c a p ny a .

Jumat (29/1) ini, akan ber-langsung rapat pembahasan do-kumen amdal Rencana Pengelo-laan Lingkungan-Rencana Peng-awasan Lingkungan bersama Ko-misi Penilai Amdal Pusat di Den-pasar, Bali. (ISW )

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pet u g a s memperlihatkan sirip ikan hiu saat rilis penegahan eksploitasi produk perikanan oleh KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perakdan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II, yang akan diselundupkan ke Hongkongdi Terminal Peti Kemas Surabaya, Kamis (28/1). Selain tidak sesuai dokumen, juga terdapat bagian tubuh yang diduga jenis hiu dilindungi.