I(OMPAS - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110221...Ligar,...

1
I(OMPAS o Selasa o Rabu 0 Kamis 0 Jumat 23 17 18 19 456 20 @ 78 9 10 11 22 23 24 25 26 12 13 27 28 29 30 31 OJan .Peb o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOId OHov ODes o Sabtu KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Guru Bimbingan dan Penyuluhan SMA Negeri 2 Purwakarta, Jawa Barat, memeriksa berkas dari siswa kelas XII yang akan digunakan untuk mendaftar ke seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan, Jumat (18/2). Kurangnya sosialisasi jalur ini yang pendaftarannya secara onZine menyebabkan guru kerepotan untuk mengumpulkan dan memasukkan data siswa Jalur Undangan Masi Membingungkan Guru Sekolah di Perkotaan Lebih Mudah Mendapat Informasi SNMPTN PURWAKARTA, KOMPAS - Sekolah di daerah masih kesulitan memproses pendaftaran siswa berprestasi melalui jalur undangan di seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri karena kurangnya sosialisasi. Selain itu, penerapan program ini dinilai terlalu mendadak. Di sisi lain, sejumlah sekolah juga kekurangan tenaga untuk mengumpulkan dan mengolah data siswa, serta kualitas akses jaringan internet tidak stabil. "Padahal, seluruh proses pen- daftaran harus melalui internet," kata Kepala SMA Negeri 2 Pur- wakarta, Jawa Barat, Marseno, Jumat (18/2). "Informasi tentang jalur undangan pun kami dapat justru dari siswa dan alumni se- kolah ini. Kalau bukan mereka, kami tidak akan tahu," ujarnya. Ligar, siswa kelas XII jurusan IPA di SMAN 2 Purwakarta, mengatakan, ia menunggu peng- umuman sekolah soal jalur un- dangan. "Saya tunggu-tunggu kok tidak ada pengumuman dari se- kolah. Ternyata sekolah belum tahu waktu itu," katanya, Koordinator Bimbingan dan Konseling SMAN 2 Purwakarta, Ihat Solihatin, mengatakan, ku- rang bagusnya akses internet menjadi kendala dalam meman- faatkan jalur undangan. Kondisi berbedajustru dialami sekolah-sekolah yang berada di perkotaan. Para guru dan siswa relatif lebih memahami jalur undangan karena informasi yang mereka terima cukup memadai. "Informasi kami peroleh dari perguruan tinggi dan dinas pen- didikan," kata Kepala SMAN 4 KllplDg Hum •• ODpacl 2011 Bandung Cucu Saputra. Di SMAN 4 SOlo, para siswa juga sudah memahami jalur un- dangan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SN- MPTN). "Untuk sekolah dan sis- wa yang akrab dengan pemakaian internet, rasanya tidak akan ter- lalu kesulitan mengisiform onZine. Yang harus diisi juga tidak banyak dan sederhana," kata Kepala SMAN 4 Solo Unggul Sudarmo. Aji Setyawan, siswa kelas XII- IPA SMAN 4 Solo, mengatakan, sistem ini lebih adil karena siswa bisa memilih program studi dan perguruan tinggi mana pun, serta peluang diterima di PTN lebih besar. (LUKjCHE/EKI) -1

Transcript of I(OMPAS - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110221...Ligar,...

Page 1: I(OMPAS - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/kompas-20110221...Ligar, siswa kelas XII jurusan IPA di SMAN 2 Purwakarta, mengatakan, ia menunggu peng-umuman

I(OMPASo Selasa o Rabu 0 Kamis 0 Jumat

2 317 18 19

45620 @

7 8 9 10 1122 23 24 25 26

12 1327 28 29 30 31

OJan .Peb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOId OHov ODes

o Sabtu

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Guru Bimbingan dan Penyuluhan SMA Negeri 2 Purwakarta, Jawa Barat, memeriksa berkas dari siswa kelas XII yang akan digunakanuntuk mendaftar ke seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan, Jumat (18/2). Kurangnya sosialisasi jalur iniyang pendaftarannya secara onZine menyebabkan guru kerepotan untuk mengumpulkan dan memasukkan data siswa

Jalur Undangan MasiMembingungkan GuruSekolah di Perkotaan Lebih Mudah Mendapat Informasi SNMPTNPURWAKARTA, KOMPAS - Sekolah di daerahmasih kesulitan memproses pendaftaran siswaberprestasi melalui jalur undangan di seleksinasional masuk perguruan tinggi negeri karenakurangnya sosialisasi. Selain itu, penerapan programini dinilai terlalu mendadak.

Di sisi lain, sejumlah sekolahjuga kekurangan tenaga untukmengumpulkan dan mengolahdata siswa, serta kualitas aksesjaringan internet tidak stabil.

"Padahal, seluruh proses pen-daftaran harus melalui internet,"kata Kepala SMA Negeri 2 Pur-wakarta, Jawa Barat, Marseno,

Jumat (18/2). "Informasi tentangjalur undangan pun kami dapatjustru dari siswa dan alumni se-kolah ini. Kalau bukan mereka,kami tidak akan tahu," ujarnya.

Ligar, siswa kelas XII jurusanIPA di SMAN 2 Purwakarta,mengatakan, ia menunggu peng-umuman sekolah soal jalur un-

dangan. "Saya tunggu-tunggu koktidak ada pengumuman dari se-kolah. Ternyata sekolah belumtahu waktu itu," katanya,

Koordinator Bimbingan danKonseling SMAN 2 Purwakarta,Ihat Solihatin, mengatakan, ku-rang bagusnya akses internetmenjadi kendala dalam meman-faatkan jalur undangan.

Kondisi berbedajustru dialamisekolah-sekolah yang berada diperkotaan. Para guru dan siswarelatif lebih memahami jalurundangan karena informasi yangmereka terima cukup memadai.

"Informasi kami peroleh dariperguruan tinggi dan dinas pen-didikan," kata Kepala SMAN 4

KllplDg Hum •• ODpacl 2011

Bandung Cucu Saputra.Di SMAN 4 SOlo, para siswa

juga sudah memahami jalur un-dangan seleksi nasional masukperguruan tinggi negeri (SN-MPTN). "Untuk sekolah dan sis-wa yang akrab dengan pemakaianinternet, rasanya tidak akan ter-lalu kesulitan mengisiform onZine.Yang harus diisi juga tidak banyakdan sederhana," kata KepalaSMAN 4 Solo Unggul Sudarmo.

Aji Setyawan, siswa kelas XII-IPA SMAN 4 Solo, mengatakan,sistem ini lebih adil karena siswabisa memilih program studi danperguruan tinggi mana pun, sertapeluang diterima di PTN lebihbesar. (LUKjCHE/EKI)

-1