BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/98/6/S_PPB_0800022_CHAPTER 3.pdf · 39 Gentra Agna...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/98/6/S_PPB_0800022_CHAPTER 3.pdf · 39 Gentra Agna...
39
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Populasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
10Bandung, Jl. Rd. Dewi Sartika No. 115 Telepon (022) 5210133 Bandung.
Alasanmemilih SMPN 10 Bandung sebagai tempat penelitian karena di SMPN 10
Bandung melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang terjadwal satu
minggu satu kali dikelas dan itu yang menjadi salah satu tolak ukur siswa untuk
mempersepsi layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam belajar yang
akan dilihat dampaknya bagi motivasi belajar siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 10
Bandung yang berjumlah 340 siswa. Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun anggota populasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII A 37
2 VIII B 38
3 VIII C 38
4 VIII D 38
5 VIII E 38
6 VIII F 38
7 VIII G 38
8 VIII H 37
9 VIII I 38
Jumlah 340
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa
kelas VIII SMPN 10 Bandung, penelitian ini dinamakan penelitian sensus. Proses
penelitiannya sebagai berikut:
40
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Proses Penelitian Populasi
Sumber: Arikunto (2010:174)
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.Pendekatan kuantitatif berdasarkan pada fenomena objektif yang dikaji
secara kuantitatif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
terstuktur dan percobaan terkontrol (Syaodih, 2010:53). Pendekatan kuantitatif
dalam penelitian ini digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa dan
layanan bimbingan belajar yang diterima siswa. Data hasil penelitian yang berupa
skor (angka-angka) akan diproses melalui pengolahan statistik yang selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran motivasi belajar siswa dan persepsi
siswa tentang layanan bimbingan belajar di sekolah melalui metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat lampau
dengan apa adanya (Syaodih, 2003:54). Metode deskriptif dalam penelitian ini
digunakan untuk menggambaran motivasi belajar siswa dan persepsi siswa
tentang layanan bimbingan belajar apa adanya sesuai hasil yang diperoleh. Setelah
memperoleh data aktual melalui pendekatan kuantitatif, kemudian
mendeskripsikannya dan menguji kontribusi persepsi siswa tentang layanan
bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Berlaku untuk populasi
Disimpulkan
Populasi Dianalisis
Data
41
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Definisi Operasional Variabel
1. Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
Persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah suatu pandangan atau tanggapan siswa terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru BK melalui kegiatan layanan bimbingan belajar.
Kemampuan seseorang untuk menerima stimuli memiliki batasan-batasan, batasan
batasan tersebut dapat mempengaruhi proses persepsi dan batasan persepsi
mengenai layanan bimbingan belajar ini adalah mengenai apa yang dapat
dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang diperlukan, apa yang coba diterima, dan
apa yangcoba untuk dipersepsi oleh siswa.Layanan bimbingan belajar yang
diberikan guru BK yaitu berupa materi dan metode bimbingan seperti kegiatan
tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan, tayangan slide show, simulasi dan
penjelasan guru BK secara langsung yang di sampaikan melalui :
a) Layanan Dasar Bimbingan Belajar
Layanan dasar bimbingan belajar merupakan pemberian bantuan kepada
seluruh siswa untuk mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan
keterampilan hidupnya berkaitan masalah belajar. Isi layanan dasar bimbingan
belajar ialah:
1) Materi mengenai kegiatan belajar menurut ajaran agama yang dianut
siswa, 2) mempelajari pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap
kegiatan belajar, 3) mempelajari pengaruh hubungan teman sebaya terhadap
kegiatan belajar, 4) mempelajari pengaruh nilai dan cara berperilaku pribadi
dan sosial dalam kehiduan yang lebih luas dalam kegiatan belajar, 5)
mempelajari pengaruh positif bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan
belajar, 6) mempelajari motivasi, sikap, kebiasaan, keterampilan belajar di
dalam dan diluar kelas, 7) mempalajari pengaruh positif dari gambaran
kehidupan mandiri, emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar,
dan 8) mempelajari pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup
sebagai pribadi dan anggota masyarakat dalam kegiatan belajar.
b) Layanan Responsif Bimbingan Belajar
Layanan responsif bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan yang
bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh
42
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa dengan topik-topik carabelajar efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar
yang dilakukan melalui konseling kelompok, konseling individual atau konsultasi.
c) Layanan Perencanaan Individual Bimbingan Belajar
Layanan perencanaan individual bimbingan belajar merupakan bimbingan
untuk membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-
rencana siswa mengenai perencanaan belajar dan perencanaan studi lanjutan,
yang bisa dilakukan melalui konseling individual dan bimbingan individual.
Berdasarkan pemaparan yang telah di kemukakan, penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kelas VIII
SMPN 10 Bandung terhadap kegiatan layanan bimbingan belajar. Kegiatan yang
di persepsi siswa adalah: 1) Layanan Dasar bimbingan belajar, 2) Layanan
Responsif bimbingan belajar, dan 3) Layanan Perencanaan Individual bimbingan
belajar. Materi layanan bimbingan belajar yang diberikan guru BK, dapat diterima
atau tidak oleh siswa, tergantung siswa mempersepsinya, apakah sesuai atau tidak
dengan harapannya.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keinginan atau dorongan yang
dimiliki siswa untuk dapat memahami pelajaran dengan baik, memiliki
pengetahuan yang luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik untuk
mencapai tujuan belajar.Syamsudin, (2007:40) mengemukakan bahwa meskipun
motivasi belajar merupakan usaha atau suatu kekuatan yang dapat dilakukan
seseorang, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat diamati, yang
dapat dilakukan adalah mengidentifikasi indikatornya. Adapun indikator untuk
mengukur besar tidaknya motivasi belajar siswa adalah melalui indikator sebagai
berikut :
1) Durasi kegiatannya (berapa lama kemampuan penggunan waktunya untuk
melakukan kegiatan).
2) Frekuensi kegiatannya (seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
waktu tertentu).
3) Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.
43
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghayati rintangan dan
kesulitan untuk mencapai tujuan.
5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran bahkan
jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
6) Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target) yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
7) Tingkat kualifikasi atau prestasi atau produk atau out put yang dicapai dari
kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).
8) Arah sikapnya terhadap kegiatan
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang terdiri
dari angket tentang motivasi belajar dan persepsi siswa tentang layanan
bimbingan belajar yang dilakukan guru BK di sekolah. Jenis angket yang
digunakan peneliti adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah
pernyataan yang menggambarkan keadaan nyata yang dirasakan siswa mengenai
motivasi belajarnya dan layanan bimbingan belajar yang di dapatkannya selama
berada di sekolah. Pernyataan ini diberikan guna mengungkap gambaran motivasi
belajar siswa dan persepsi siswa mengenai layanan bimbingan belajar.
Alat yang digunakan dibuat dalam bentuk skala Likert. Penskoran untuk
alternatif jawab skala Likert ialah dalam bentuk daftar check list ( √ ).Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap mengenai motivasi belajar, dan persepsi siswa
tentang layanan bimbingan belajar. Pilihan jawaban setiap item memiliki gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan alternatif jawaban sebagai
berikut:
Tabel 3. 2
Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Model Summated Ratings (Likert)
Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar dan Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban
Pemberian Skor
Positif
(favorable)
Negatif
(unfavorable)
44
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sangat Sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Kurang Sesuai (KS) 3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 4
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5
E. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen yaitu angket
mengenai persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar dan motivasi belajar.
Kisi-kisi instrumen penelitian dapat di jabarkan sebagai berikut:
1. Angket Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen untuk menggambarkan persepsi
siswa tentang layanan bimbingan belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung
yang ditampilkan dalam tabel 3.3
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
(Sebelum Uji Coba)
Komponen Aspek Indikator No. Butir Soal
(+) (-)
Layanan Dasar
Bimbingan
Belajar
1. Menerima materi
belajar menurut
ajaran agama
Dapat memahami
ajaran Agama yang
dianut
1,2,3,4,
5
2. Menerima materi
mengenai
pengaruh
perubahan fisik &
psikis terhadap
kegiatan belajar
Memahami bentuk
perubahan fisik dan
psikis dalam kegiatan
belajar
6,7 -
3. Menerima materi
pengaruh hubungan
teman sebaya
terhadap kegiatan
belajar (positif-
negatif)
Dapat memahami dan
memilih teman yang
berpengaruh positif
dalam belajar
8,9 -
Dapat memahami
teman yang
berpengaruh negatif
dalam belajar
10,11 -
45
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Menerima materi
mengenai cara
berperilaku pribadi
& sosial dalam
belajar
Memahami cara
berperilaku yang baik
dalam kehidupan
sehari-hari
12,13,
14,15
16
5. Menerima materi
mengenai pengaruh
positif kemampuan
bakat, dan minat
terhadap kegiatan
belajar
Dapat memahami
fungsi minat dan bakat
yang dimiliki
17,18,
19
6. Menerima materi
mengenai motivasi,
sikap, dan
kebiasaan belajar di
dalam/luar kelas
Memahami peran
motivasi dalam belajar
20,21 -
Memahami perlunya
memiliki kebiasaan
belajar yang baik
22,23 -
7. Menerima materi
mengenai pengaruh
positif dari
gambaran
kehidupan mandiri
emosional, sosial,
ekonomi dalam
belajar
Dapat memahami
kehidupan mandiri
secara emosional, sosial
dan ekonomi
25,26,
27,28,
29,30,
31,32
24
8. Menerima materi
mengenai pengaruh
etika & nilai bagi
pedoman hidup
sebagai pribadi,
anggota
masyarakat dalam
belajar
Dapat mengetahui dan
memahami etika yang
berlaku di masyarakat
33,34,
35
-
Layanan
Responsif
Bimbingan
Belajar
1. Mendapat
informasi
mengenai cara
belajar efektif
Dapat memahami
bentuk kegiatan belajar
efektif
36,37,
38
-
2. Mendapat
informasi cara
mengatasi
kesulitan belajar
Dapat memahami cara
menyelesaikan
kesulitan belajar
39,41 40,42
Layanan
Perencanaan
Individual
BimbinganBelaj
1. Mendapat
informasi
Perencanaan
Belajar
Dapat mengetahui dan
merumuskan kegiatan
belajar
43,44,
45
46
46
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ar 2. Mendapat
informasi
Perencanaan Studi
Lanjutan
Dapat mengetahui dan
merumuskan kelanjutan
studi
47,48 -
b) Uji Kelayakan Instrumen (Judgement)
Intrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh tiga
orang ahli yaitu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.Judgement dilakukan untuk
mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi isi, konstruk dan bahasa
dari item pernyataan. Uji kelayakan instrumen ini dilakukan mulai tanggal 4-17
Desember 2012. Dibawah ini merupakan hasil judgement angket persepsi siswa
tentang layanan bimbingan belajar yang ditampilkan pada tabel 3.4 sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Hasil Judgement Angket Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
No Kesimpulan No Item Jml
1 Memadai 7,8,9,12,13,14,21,22,23,26,27,28,29,30,31,32,33,34
,35,36,37,38,39,43,45,47,48
27
2 Revisi 1,2,3,4,5,6,10,11,15,16,17,18,20,25,41,42,44 17
3 Tambahan 19,24,40,46 4
c) Uji Keterbacaan Item
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap
item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 7 Januari 2013 kepada
tiga siswa kelas VIII di sekolah yang berbeda, sehingga setiap item pernyataan
bisa dimengerti dan dijadikan sebagai instrumen untuk mengungkap persepsi
siswa tentang layanan bimbingan belajar siswa kelas VIII di SMPN 10 Bandung.
Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami
kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa
SMPN 10 Bandung yang kemudian dilakukan uji validitas item.
d) Uji Validitas Item
Setelah uji keterbacaan dilakukan sesuai prosedur kepada tiga dosen ahli
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, kemudian item-item yang telah
47
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dinyatakan layak untuk digunakan sebanyak 48 item tersebut dilihat oleh guru BK
disekolah untuk memastikan materi dalam pernyataan-pernyataan yang disebarkan
sudah disampaikan atau belum kepada siswa. Setelah proses seleksi, di perolehlah
40 item yang dapat digunakan.
Langkah selanjutnya yakni menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
Suatu instumen dapat dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:121).
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2008:70)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur,
terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara
keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir/item alat ukur dengan skor
total yang merupakan jumlah tiap skor butir/item.
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, pengujian validitas
item dicobakan pada sasaran penelitian dengan rumus yang ditetapkan oleh
Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment.Diambil 60 siswa secara
acak dari sembilan kelas VIII yang ada di SMPN 10 Bandung sebagai data tryout
untuk dijadikan tolak ukur uji validitas item, untuk kemudian item yang valid
digunakan dan yang tidak valid dibuang. Setelah itu, kemudian mencari nilai t-
hitung untuk setiap butir pernyataan, setelah diperoleh thitung langkah selanjutnya
adalah membandingkannya denganttabel . Untuk mengetahui tingkat
signifikansinya dengan ketentuan thitung > ttabel dengan tingkat kesalahan 5%
atau dengan taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan dk = n − 2). Kaidah
keputusan : Jika thitung > ttabel berarti butir pernyataan valid, sebaliknya jika
thitung < ttabel berarti butir pernyataan tidak valid. Nilai t-tabel untuk 𝛼 = 0,05
dengan derajat kebebasan (dk = 60-2) adalah 1,672.
Berikut dalam tabel 3.5 merupakan item-item pernyataan yang valid, dan
perhitungan antara skor item dan skor total (rxy) persepsi siswa tentang layanan
bimbingan belajar beserta perhitungan t-hitung dan t-tabel terlampir. (Lampiran
hal 123)
48
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa
tentang Layanan Bimbingan Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung
Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah
Valid 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22
,23,24,25,26,27,28,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40
38
Tidak Valid 5,29 2
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen
persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar memiliki validitas isi yang
tinggi.
e) Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keterandalan alat ukur atau
ketetapan alat ukur. Jika suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas baik maka alat
ukur tersebut dapat memberikan skor yang relatif sama pada seorang responden
jika responden mengisi kuesioner itu pada waktu yang berbeda.
Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah
dengan menggunakan rumus Alpha. Menurut Arikunto (2010:239) untuk uji
reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau
berbentuk skala dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
∑Si = Jumlah varians butir
St = Varians total
(Arikunto, 2010:239)
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.
49
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6
Tingkat Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa
tentang Layanan Bimbingan Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.937 38
Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah 0,937
yang berada pada tingkat reliabilitas sangat kuat. Berdasarkan hasil tersebut,
dapatlah disimpulkan bahwa instrumen persepsi siswa tentang layanan bimbingan
belajar dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul
data mengenai persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar.
Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai ketentuan yang telah
dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi angket persepsi siswa tentang
layanan bimbingan belajar untuk siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung mengalami
perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung
(Setelah Uji Coba)
Komponen Aspek Indikator Nomor
Valid
Nomor
Item
Baru
Layanan Dasar
Bimbingan
Belajar
1. Menerima materi
belajar menurut
ajaran agama
Dapat memahami
ajaran Agama yang
dianut
1,2,3,4 1,2,3,4
2. Menerima materi
pengaruh hubungan
teman sebaya
terhadap kegiatan
belajar (positif-
negatif)
Dapat memahami dan
memilih teman yang
berpengaruh positif
dalam belajar
6 5
Dapat memahami
teman yang
berpengaruh negatif
dalam belajar
7,8 6,7
3. Menerima materi
mengenai cara
berperilaku pribadi
Memahami cara
berperilaku yang baik
dalam kehidupan
9,10,
11,12
8,9,
10,11
50
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
& sosial dalam
belajar
sehari-hari
4. Menerima materi
mengenai pengaruh
positif kemampuan
bakat, dan minat
terhadap kegiatan
belajar
Dapat memahami
fungsi minat dan bakat
yang dimiliki
13,14,
15
12,13,
14
5. Menerima materi
mengenai motivasi,
sikap, dan
kebiasaan belajar di
dalam/luar kelas
Memahami peran
motivasi dalam belajar
16,17 15,16
Memahami perlunya
memiliki kebiasaan
belajar yang baik
18,19 17,18
6. Menerima materi
mengenai pengaruh
positif dari
gambaran
kehidupan mandiri
emosional, sosial,
ekonomi dalam
belajar
Dapat memahami
kehidupan mandiri
secara emosional, sosial
dan ekonomi
20,21,
22,23,
24,25,
26,27
19,20,
21,22,
23,24,
25,26
7. Menerima materi
mengenai pengaruh
etika & nilai bagi
pedoman hidup
sebagai pribadi,
anggota
masyarakat dalam
belajar
Dapat mengetahui dan
memahami etika yang
berlaku di masyarakat
28,30 27,28
Layanan
Responsif
Bimbingan
Belajar
1. Mendapat
informasi
mengenai cara
belajar efektif
Dapat memahami
bentuk kegiatan belajar
efektif
31,32,
33
29,30,
31
2. Mendapat
informasi cara
mengatasi
kesulitan belajar
Dapat memahami cara
menyelesaikan
kesulitan belajar
34,35 32,33
Layanan
Perencanaan
Individual
BimbinganBelaj
1. Mendapat
informasi
Perencanaan
Belajar
Dapat mengetahui dan
merumuskan kegiatan
belajar
36,37,38 34,35,36
51
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ar 2. Mendapat
informasi
Perencanaan Studi
Lanjutan
Dapat mengetahui dan
merumuskan kelanjutan
studi
39,40 37,38
F. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian diolah
dengan menetapkan tingkat persepsi siswa tetang layanan bimbingan belajar,
apakah berada pada tingkatan yang tinggi, sedang atau rendah.
Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam tahap validitas item,
instrumen yang disebarkan pada siswa, setelah melalui tahap judgement kepada
dosen ahli, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh guru BK untuk melihat
apakah aspek dan materi yang dibuat dalam bentuk pernyataan telah diberikan
atau belum kepada siswa. Aspek atau materi yang belum disampaikan kemudian
di abaikan dan yang sudah disampaikan pada siswa digunakan untuk selanjutnya
dapat dipersepsi siswa.
Untuk mengetahui gambaran persepsi siswa tentang layanan bimbingan
belajar digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk
menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang
diukur (Azwar, 2010:107).
Kategorisasi jenjang pada instrumen persepsi siswa tentang layanan
bimbingan belajar akan mengelompokkan siswa ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
tinggi, sedang, rendah. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen persepsi
siswa tentang layanan bimbingan belajar dapat dihitung sebagai berikut :
a. Mencari skor ideal = jumlah skor valid X skor terbesar
= 38 X 5
= 190
b. Mencari skor terendah = jumlah skor valid X skor terkecil
= 38 X 1
= 38
52
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penentuan kriteria di dasarkan pada skala kontinum, bahwa pergerakan
skala dimulai dari daerah unfavorable (-) sampai ke daerah favorable (+). Skala
kontinum ini, jika ditunjukkan dalam garis akan tampak pada diagram 3.2 berikut:
1 2 3 4 5
1,5 2,5 3,5 4,5
R S T
Diagram 3.2
Skala Kontinum
Skala kontinum ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan kategori
dari skor. Dalam penggunaannya, setiap range dalam kriteria di atas dikalikan
dengan jumlah item persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar yaitu
sebanyak 38 item. Hasil perhitungan tersebut akan menunjukkan kategorisasi
untuk menggambarkanpersepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar secara
umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan komponen layanan
bimbingan, dihitung sesuai skala kontinumyang telah dikemukakan.
Tabel 3.8
Kualifikasi Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar
Rentang
Skor
Kategori Kualifikasi
134 - 190 Tinggi Pada kategori ini, siswa sangat memahami apa yang
dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang
diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba
untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan
belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan
melalui materi dan metode bimbingan seperti
kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,
tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru
BK secara langsung yang terangkum dalam layanan
dasar bimbingan belajar, layanan responsif
bimbingan belajar dan layanan perencanaan
individual bimbingan belajar.
96 - 133 Sedang Pada kategori ini, siswa cukup memahami apa yang
dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang
diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba
untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan
53
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan
melalui materi dan metode bimbingan seperti
kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,
tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru
BK secara langsung yang terangkum dalam layanan
dasar bimbingan belajar, layanan responsif
bimbingan belajar dan layanan perencanaan
individual bimbingan belajar.
38 - 95 Rendah Pada kategori ini, siswa kurang memahami apa yang
dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang
diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba
untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan
belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan
melalui materi dan metode bimbingan seperti
kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,
tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru
BK secara langsung yang terangkum dalam layanan
dasar bimbingan belajar, layanan responsif
bimbingan belajar dan layanan perencanaan
individual bimbingan belajar.
2. Angket Motivasi Belajar
a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Dibawah ini merupakan kisi-kisi instrumen untuk menggambarkan
motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung yang ditampilkan dalam
tabel 3.9
Tabel 3.9
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
(Sebelum Uji Coba)
No Aspek Indikator No. Butir Soal
(+) (-)
1 Durasi (berapa lama
kemampuan
penggunan waktu
untuk melakukan
kegiatan)
Waktu yang digunakan
untuk belajar di sekolah dan
dirumah
1,2,3,4 -
2 Frekuensi (seberapa
sering kegiatan
dilakukan dalam
periode waktu
tertentu)
Frekuensi mengulang
kembali pelajaran yang
telah dipelajari di sekolah
5,6,8,9 7
3 Persistensi (ketepatan Optimis dalam mencapai 10,11, 14,15
54
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan kelekatannya pada
tujuan kegiatan)
tujuan belajar 12,13
4 Ketabahan,keuletan,
kemampuan
menghadapi kesulitan
Tidak mudah putus asa
dalam belajar dan mencapai
tujuan
16,17,
19
18
Usaha menyelesaikan tugas
dengan kemampuan sendiri
20,22 21,23
Kemampuan menghadapi
kesulitan belajar
24,
25,26
-
5 Devosi (pengabdian
dan pengorbanan)
untuk mencapai tujuan
Menerima dan mengerjakan
tugas dengan baik
27,28 -
Pengabdian dan
pengorbanan dalam proses
belajar
29,30,
31,32
33
6 Tingkatan aspirasi
(rencana, cita-cita,
sasaran atau target)
yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang
dilakukan.
Keinginan memperoleh
hasil terbaik
34,35,
36,38
37
Adanya keinginan
melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi
39,41 40,42
7 Tingkatan kualifikasi
atau prestasi yang
dicapai
Berhasil mencapai tujuan
yang diinginkan
43,44,
45,46
47
8 Arah sikap terhadap
kegiatan
Melakukan kegiatan yang
bermanfaat bagi diri
48,49,
50,51
-
b) Uji Kelayakan Instrumen (Judgement)
Intrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh 3
orang ahli yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Judgement dilakukan untuk
mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi isi, konstruk dan bahasa
dari item pernyataan. Judgement Instrumen dilaksanakan pada tanggal 4-17
Desember 2012. Berikut ini merupakan hasil judgement angket motivasi belajar
yang ditampilkan pada tabel 3.10 sebagai berikut :
Tabel 3.10
Hasil Judgement Angket Motivasi Belajar
No Kesimpulan No Item Jml
1 Memadai 2,3,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 46
55
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,
43,44,45,46,47,48,49,50,51
2 Revisi 4,5,11,25 4
3 Buang 5 1
c) Uji Keterbacaan Item
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap
item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 7 Januari 2013 kepada
tiga siswa kelas VIII di sekolah berbeda, sehingga setiap item pernyataan bisa
dimengerti dan dijadikan sebagai instrumen untuk mengungkap motivasi belajar
siswa kelas VIII di SMPN 10 Bandung.
Setelah uji keterbacaan untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami
kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa
SMPN 10 Bandung yang kemudian dilakukan uji validitas.
d) Uji Validitas Item
Setelah uji keterbacaan dilakukan, langkah selanjutnya yakni menguji
validitas dan reliabilitas instrument. Suatu instrumen dapat dikatakan valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2008:121).
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2008:70)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas
instrumen, Arikunto (2008:70) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk
menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-
bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap
butir/item alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir/item.
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, pengujian validitas
item dicobakan pada sasaran penelitian dengan rumus yang ditetapkan oleh
Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Diambil 60 siswa secara
acak dari sembilan kelas VIII yang ada di SMPN 10 Bandung sebagai datatryout
untuk dijadikan tolak ukur uji validitas item, untuk kemudian item yang valid
56
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan dan yang tidak valid dibuang. Setelah itu, kemudian mencari nilai t-
hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus uji-t yang telah di paparkan.
Setelah diperoleh thitung langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan
ttabel . Untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan ketentuan thitung > ttabel
dengan tingkat kesalahan 5% atau dengan taraf signifikansi 95% (α =
0,05 dan dk = n − 2). Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti butir
pernyataan valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti butir pernyataan tidak
valid. Nilai t-tabel untuk 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = 60-2) adalah
1,672.
Berikut dalam tabel 3.11 hasil uji validitas instrumen motivasi belajar
siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung,dan perhitungan antara skor item dan skor
total (rxy) motivasi belajar beserta perhitungan t-hitung dan t-tabel terlampir.
(Lampiran hal 124).
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung
Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah
Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,15,16,18,21,22,24,25,26,27,29,
30,31,32,33,34,35,36,37,38,29,40,42,43,44,45,46,47,48,
49,50
41
Tidak Valid 6,13,14,17,19,20,23,28,41 9
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen
motivasi belajar memiliki validitas isi yang tinggi.
e) Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keterandalan alat ukur atau
ketetapan alat ukur. Jika suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas baik maka alat
ukur tersebut dapat memberikan skor yang relatif sama pada seorang responden
jika responden mengisi kuesioner itu pada waktu yang berbeda.
Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah
dengan menggunakan rumus Alpha. Menurut Arikunto (2010:239) untuk uji
reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau
berbentuk skala dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
57
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
∑Si = Jumlah varians butir
St = Varians total
(Arikunto, 2010:239)
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.12
Tingkat Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.877 41
Berdasarkan tabel 3.17 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah
0,877 yang berada pada tingkat reliabilitas sangat kuat. Berdasarkan hasil
tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa instrumen motivasi belajar dapat digunakan
dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data mengenai motivasi
belajar.
Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai ketentuan yang telah
dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi angket motivasi belajar untuk
siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung mengalami perubahan yang ditampilkan pada
tabel 3.18 sebagai berikut:
Tabel 3.13
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung
(Setelah Uji Coba)
No Aspek Indikator Nomor
Valid
Nomor
Item
Baru
1 Durasi (berapa lama
kemampuan
penggunan waktu
Waktu yang digunakan
untuk belajar di sekolah dan
dirumah
1,2,3 1,2,3
𝑟 11 = k
k − 1 1 −
Σ𝑆𝑖
𝑆𝑡
58
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk melakukan
kegiatan)
2 Frekuensi (seberapa
sering kegiatan
dilakukan dalam
periode waktu
tertentu)
Frekuensi mengulang
kembali pelajaran yang
telah dipelajari di sekolah
4,5,7,8 4,5,6,7
3 Persistensi (ketepatan
dan kelekatannya pada
tujuan kegiatan)
Optimis dalam mencapai
tujuan belajar
9,10,11
,12
8,9,10,
11
4 Ketabahan,keuletan,
kemampuan
menghadapi kesulitan
Tidak mudah putus asa
dalam belajar dan mencapai
tujuan
15,16,
18
12,13,
14
Usaha menyelesaikan tugas
dengan kemampuan sendiri
21,22 15,16
Kemampuan menghadapi
kesulitan belajar
24, 25 17,18
5 Devosi (pengabdian
dan pengorbanan)
untuk mencapai tujuan
Menerima dan mengerjakan
tugas dengan baik
26,27 19,20
Pengabdian dan
pengorbanan dalam proses
belajar
29, 30,
31,32
21,22,
23,24
6 Tingkatan aspirasi
(rencana, cita-cita,
sasaran atau target)
yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang
dilakukan.
Keinginan memperoleh
hasil terbaik
33,34,
35,36,
37
25,26,
27,28,
29
Adanya keinginan
melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi
38,39,
40,
30,31,
32
7 Tingkatan kualifikasi
atau prestasi yang
dicapai
Berhasil mencapai tujuan
yang diinginkan
42,43,
44,45,
46
33,34,
35,36,
37
8 Arah sikap terhadap
kegiatan
Melakukan kegiatan yang
bermanfaat bagi diri
47,48,
49,50
38,39,
40,41
f) Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian
diolah dengan menetapkan tingkat motivasi belajar siswa berada pada tingkatan
yang tinggi, sedang atau rendah.
Kategorisasi jenjang pada instrumen motivasi belajar akan
mengelompokkan siswa ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tinggi, sedang, rendah.
59
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen motivasi belajar dapat dihitung
sebagai berikut :
a. Mencari skor ideal = jumlah skor valid X skor terbesar
= 41 X 5
= 205
b. Mencari skor terendah = jumlah skor valid X skor terkecil
= 41 X 1
= 41
Penentuan kriteria di dasarkan pada skala kontinum, bahwa pergerakan
skala dimulai dari daerah unfavorable (-) sampai ke daerah favorable (+). Skala
kontinum ini, jika ditunjukkan dalam garis akan tampak pada diagram 3.3 berikut:
1 2 3 4 5
1,5 2,5 3,5 4,5
R S T
Diagram 3.3
Skala Kontinum
Skala kontinum ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan kategori
dari skor. Dalam penggunaannya, setiap range dalam kriteria di atas dikalikan
dengan jumlah item motivasi belajar yaitu sebanyak 41 item. Hasil perhitungan
tersebut akan menunjukkan kategorisasi untuk menggambarkanmotivasi belajar
siswa secara umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan aspek,
dihitung sesuai skala kontinumyang telah dikemukakan.
Tabel 3.14
Kualifikasi Motivasi Belajar
Rentang
Skor
Kategori Kualifikasi
165 - 205 Tinggi Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau
dorongan yang sangat tinggi untuk dapat memahami
pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang
luassehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik
dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan
untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,
menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat
60
Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan
menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan
waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita
yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu
berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang
diambilnya.
83 – 164 Sedang Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau
dorongan yangcukup tinggi untuk dapat memahami
pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang
luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik
dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan
untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,
menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat
waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan
menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan
waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita
yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu
berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang
diambilnya.
41 – 82 Rendah Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau
dorongan yang rendah untuk dapat memahami
pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang
luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik
dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan
untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,
menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat
waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan
menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan
waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita
yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu
berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang
diambilnya.