BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/98/6/S_PPB_0800022_CHAPTER 3.pdf · 39 Gentra Agna...

22
39 Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10Bandung, Jl. Rd. Dewi Sartika No. 115 Telepon (022) 5210133 Bandung. Alasanmemilih SMPN 10 Bandung sebagai tempat penelitian karena di SMPN 10 Bandung melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang terjadwal satu minggu satu kali dikelas dan itu yang menjadi salah satu tolak ukur siswa untuk mempersepsi layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam belajar yang akan dilihat dampaknya bagi motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung yang berjumlah 340 siswa. Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun anggota populasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 37 2 VIII B 38 3 VIII C 38 4 VIII D 38 5 VIII E 38 6 VIII F 38 7 VIII G 38 8 VIII H 37 9 VIII I 38 Jumlah 340 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung, penelitian ini dinamakan penelitian sensus. Proses penelitiannya sebagai berikut:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/98/6/S_PPB_0800022_CHAPTER 3.pdf · 39 Gentra Agna...

39

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

10Bandung, Jl. Rd. Dewi Sartika No. 115 Telepon (022) 5210133 Bandung.

Alasanmemilih SMPN 10 Bandung sebagai tempat penelitian karena di SMPN 10

Bandung melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang terjadwal satu

minggu satu kali dikelas dan itu yang menjadi salah satu tolak ukur siswa untuk

mempersepsi layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam belajar yang

akan dilihat dampaknya bagi motivasi belajar siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 10

Bandung yang berjumlah 340 siswa. Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun anggota populasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 37

2 VIII B 38

3 VIII C 38

4 VIII D 38

5 VIII E 38

6 VIII F 38

7 VIII G 38

8 VIII H 37

9 VIII I 38

Jumlah 340

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa

kelas VIII SMPN 10 Bandung, penelitian ini dinamakan penelitian sensus. Proses

penelitiannya sebagai berikut:

40

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Proses Penelitian Populasi

Sumber: Arikunto (2010:174)

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif.Pendekatan kuantitatif berdasarkan pada fenomena objektif yang dikaji

secara kuantitatif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,

terstuktur dan percobaan terkontrol (Syaodih, 2010:53). Pendekatan kuantitatif

dalam penelitian ini digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa dan

layanan bimbingan belajar yang diterima siswa. Data hasil penelitian yang berupa

skor (angka-angka) akan diproses melalui pengolahan statistik yang selanjutnya

dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran motivasi belajar siswa dan persepsi

siswa tentang layanan bimbingan belajar di sekolah melalui metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat lampau

dengan apa adanya (Syaodih, 2003:54). Metode deskriptif dalam penelitian ini

digunakan untuk menggambaran motivasi belajar siswa dan persepsi siswa

tentang layanan bimbingan belajar apa adanya sesuai hasil yang diperoleh. Setelah

memperoleh data aktual melalui pendekatan kuantitatif, kemudian

mendeskripsikannya dan menguji kontribusi persepsi siswa tentang layanan

bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa.

Berlaku untuk populasi

Disimpulkan

Populasi Dianalisis

Data

41

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional Variabel

1. Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

Persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah suatu pandangan atau tanggapan siswa terhadap stimulus

yang diberikan oleh guru BK melalui kegiatan layanan bimbingan belajar.

Kemampuan seseorang untuk menerima stimuli memiliki batasan-batasan, batasan

batasan tersebut dapat mempengaruhi proses persepsi dan batasan persepsi

mengenai layanan bimbingan belajar ini adalah mengenai apa yang dapat

dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang diperlukan, apa yang coba diterima, dan

apa yangcoba untuk dipersepsi oleh siswa.Layanan bimbingan belajar yang

diberikan guru BK yaitu berupa materi dan metode bimbingan seperti kegiatan

tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan, tayangan slide show, simulasi dan

penjelasan guru BK secara langsung yang di sampaikan melalui :

a) Layanan Dasar Bimbingan Belajar

Layanan dasar bimbingan belajar merupakan pemberian bantuan kepada

seluruh siswa untuk mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan

keterampilan hidupnya berkaitan masalah belajar. Isi layanan dasar bimbingan

belajar ialah:

1) Materi mengenai kegiatan belajar menurut ajaran agama yang dianut

siswa, 2) mempelajari pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap

kegiatan belajar, 3) mempelajari pengaruh hubungan teman sebaya terhadap

kegiatan belajar, 4) mempelajari pengaruh nilai dan cara berperilaku pribadi

dan sosial dalam kehiduan yang lebih luas dalam kegiatan belajar, 5)

mempelajari pengaruh positif bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan

belajar, 6) mempelajari motivasi, sikap, kebiasaan, keterampilan belajar di

dalam dan diluar kelas, 7) mempalajari pengaruh positif dari gambaran

kehidupan mandiri, emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar,

dan 8) mempelajari pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup

sebagai pribadi dan anggota masyarakat dalam kegiatan belajar.

b) Layanan Responsif Bimbingan Belajar

Layanan responsif bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan yang

bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh

42

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa dengan topik-topik carabelajar efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar

yang dilakukan melalui konseling kelompok, konseling individual atau konsultasi.

c) Layanan Perencanaan Individual Bimbingan Belajar

Layanan perencanaan individual bimbingan belajar merupakan bimbingan

untuk membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-

rencana siswa mengenai perencanaan belajar dan perencanaan studi lanjutan,

yang bisa dilakukan melalui konseling individual dan bimbingan individual.

Berdasarkan pemaparan yang telah di kemukakan, penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kelas VIII

SMPN 10 Bandung terhadap kegiatan layanan bimbingan belajar. Kegiatan yang

di persepsi siswa adalah: 1) Layanan Dasar bimbingan belajar, 2) Layanan

Responsif bimbingan belajar, dan 3) Layanan Perencanaan Individual bimbingan

belajar. Materi layanan bimbingan belajar yang diberikan guru BK, dapat diterima

atau tidak oleh siswa, tergantung siswa mempersepsinya, apakah sesuai atau tidak

dengan harapannya.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keinginan atau dorongan yang

dimiliki siswa untuk dapat memahami pelajaran dengan baik, memiliki

pengetahuan yang luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik untuk

mencapai tujuan belajar.Syamsudin, (2007:40) mengemukakan bahwa meskipun

motivasi belajar merupakan usaha atau suatu kekuatan yang dapat dilakukan

seseorang, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat diamati, yang

dapat dilakukan adalah mengidentifikasi indikatornya. Adapun indikator untuk

mengukur besar tidaknya motivasi belajar siswa adalah melalui indikator sebagai

berikut :

1) Durasi kegiatannya (berapa lama kemampuan penggunan waktunya untuk

melakukan kegiatan).

2) Frekuensi kegiatannya (seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode

waktu tertentu).

3) Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.

43

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghayati rintangan dan

kesulitan untuk mencapai tujuan.

5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran bahkan

jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.

6) Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target) yang

hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

7) Tingkat kualifikasi atau prestasi atau produk atau out put yang dicapai dari

kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).

8) Arah sikapnya terhadap kegiatan

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang terdiri

dari angket tentang motivasi belajar dan persepsi siswa tentang layanan

bimbingan belajar yang dilakukan guru BK di sekolah. Jenis angket yang

digunakan peneliti adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah

pernyataan yang menggambarkan keadaan nyata yang dirasakan siswa mengenai

motivasi belajarnya dan layanan bimbingan belajar yang di dapatkannya selama

berada di sekolah. Pernyataan ini diberikan guna mengungkap gambaran motivasi

belajar siswa dan persepsi siswa mengenai layanan bimbingan belajar.

Alat yang digunakan dibuat dalam bentuk skala Likert. Penskoran untuk

alternatif jawab skala Likert ialah dalam bentuk daftar check list ( √ ).Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap mengenai motivasi belajar, dan persepsi siswa

tentang layanan bimbingan belajar. Pilihan jawaban setiap item memiliki gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan alternatif jawaban sebagai

berikut:

Tabel 3. 2

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Model Summated Ratings (Likert)

Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar dan Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban

Pemberian Skor

Positif

(favorable)

Negatif

(unfavorable)

44

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

E. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen yaitu angket

mengenai persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar dan motivasi belajar.

Kisi-kisi instrumen penelitian dapat di jabarkan sebagai berikut:

1. Angket Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen untuk menggambarkan persepsi

siswa tentang layanan bimbingan belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung

yang ditampilkan dalam tabel 3.3

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

(Sebelum Uji Coba)

Komponen Aspek Indikator No. Butir Soal

(+) (-)

Layanan Dasar

Bimbingan

Belajar

1. Menerima materi

belajar menurut

ajaran agama

Dapat memahami

ajaran Agama yang

dianut

1,2,3,4,

5

2. Menerima materi

mengenai

pengaruh

perubahan fisik &

psikis terhadap

kegiatan belajar

Memahami bentuk

perubahan fisik dan

psikis dalam kegiatan

belajar

6,7 -

3. Menerima materi

pengaruh hubungan

teman sebaya

terhadap kegiatan

belajar (positif-

negatif)

Dapat memahami dan

memilih teman yang

berpengaruh positif

dalam belajar

8,9 -

Dapat memahami

teman yang

berpengaruh negatif

dalam belajar

10,11 -

45

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Menerima materi

mengenai cara

berperilaku pribadi

& sosial dalam

belajar

Memahami cara

berperilaku yang baik

dalam kehidupan

sehari-hari

12,13,

14,15

16

5. Menerima materi

mengenai pengaruh

positif kemampuan

bakat, dan minat

terhadap kegiatan

belajar

Dapat memahami

fungsi minat dan bakat

yang dimiliki

17,18,

19

6. Menerima materi

mengenai motivasi,

sikap, dan

kebiasaan belajar di

dalam/luar kelas

Memahami peran

motivasi dalam belajar

20,21 -

Memahami perlunya

memiliki kebiasaan

belajar yang baik

22,23 -

7. Menerima materi

mengenai pengaruh

positif dari

gambaran

kehidupan mandiri

emosional, sosial,

ekonomi dalam

belajar

Dapat memahami

kehidupan mandiri

secara emosional, sosial

dan ekonomi

25,26,

27,28,

29,30,

31,32

24

8. Menerima materi

mengenai pengaruh

etika & nilai bagi

pedoman hidup

sebagai pribadi,

anggota

masyarakat dalam

belajar

Dapat mengetahui dan

memahami etika yang

berlaku di masyarakat

33,34,

35

-

Layanan

Responsif

Bimbingan

Belajar

1. Mendapat

informasi

mengenai cara

belajar efektif

Dapat memahami

bentuk kegiatan belajar

efektif

36,37,

38

-

2. Mendapat

informasi cara

mengatasi

kesulitan belajar

Dapat memahami cara

menyelesaikan

kesulitan belajar

39,41 40,42

Layanan

Perencanaan

Individual

BimbinganBelaj

1. Mendapat

informasi

Perencanaan

Belajar

Dapat mengetahui dan

merumuskan kegiatan

belajar

43,44,

45

46

46

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ar 2. Mendapat

informasi

Perencanaan Studi

Lanjutan

Dapat mengetahui dan

merumuskan kelanjutan

studi

47,48 -

b) Uji Kelayakan Instrumen (Judgement)

Intrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh tiga

orang ahli yaitu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.Judgement dilakukan untuk

mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi isi, konstruk dan bahasa

dari item pernyataan. Uji kelayakan instrumen ini dilakukan mulai tanggal 4-17

Desember 2012. Dibawah ini merupakan hasil judgement angket persepsi siswa

tentang layanan bimbingan belajar yang ditampilkan pada tabel 3.4 sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Hasil Judgement Angket Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

No Kesimpulan No Item Jml

1 Memadai 7,8,9,12,13,14,21,22,23,26,27,28,29,30,31,32,33,34

,35,36,37,38,39,43,45,47,48

27

2 Revisi 1,2,3,4,5,6,10,11,15,16,17,18,20,25,41,42,44 17

3 Tambahan 19,24,40,46 4

c) Uji Keterbacaan Item

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap

item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 7 Januari 2013 kepada

tiga siswa kelas VIII di sekolah yang berbeda, sehingga setiap item pernyataan

bisa dimengerti dan dijadikan sebagai instrumen untuk mengungkap persepsi

siswa tentang layanan bimbingan belajar siswa kelas VIII di SMPN 10 Bandung.

Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami

kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa

SMPN 10 Bandung yang kemudian dilakukan uji validitas item.

d) Uji Validitas Item

Setelah uji keterbacaan dilakukan sesuai prosedur kepada tiga dosen ahli

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, kemudian item-item yang telah

47

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dinyatakan layak untuk digunakan sebanyak 48 item tersebut dilihat oleh guru BK

disekolah untuk memastikan materi dalam pernyataan-pernyataan yang disebarkan

sudah disampaikan atau belum kepada siswa. Setelah proses seleksi, di perolehlah

40 item yang dapat digunakan.

Langkah selanjutnya yakni menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

Suatu instumen dapat dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:121).

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2008:70)

menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur,

terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir/item alat ukur dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir/item.

Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, pengujian validitas

item dicobakan pada sasaran penelitian dengan rumus yang ditetapkan oleh

Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment.Diambil 60 siswa secara

acak dari sembilan kelas VIII yang ada di SMPN 10 Bandung sebagai data tryout

untuk dijadikan tolak ukur uji validitas item, untuk kemudian item yang valid

digunakan dan yang tidak valid dibuang. Setelah itu, kemudian mencari nilai t-

hitung untuk setiap butir pernyataan, setelah diperoleh thitung langkah selanjutnya

adalah membandingkannya denganttabel . Untuk mengetahui tingkat

signifikansinya dengan ketentuan thitung > ttabel dengan tingkat kesalahan 5%

atau dengan taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan dk = n − 2). Kaidah

keputusan : Jika thitung > ttabel berarti butir pernyataan valid, sebaliknya jika

thitung < ttabel berarti butir pernyataan tidak valid. Nilai t-tabel untuk 𝛼 = 0,05

dengan derajat kebebasan (dk = 60-2) adalah 1,672.

Berikut dalam tabel 3.5 merupakan item-item pernyataan yang valid, dan

perhitungan antara skor item dan skor total (rxy) persepsi siswa tentang layanan

bimbingan belajar beserta perhitungan t-hitung dan t-tabel terlampir. (Lampiran

hal 123)

48

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa

tentang Layanan Bimbingan Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung

Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah

Valid 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22

,23,24,25,26,27,28,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40

38

Tidak Valid 5,29 2

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen

persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar memiliki validitas isi yang

tinggi.

e) Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keterandalan alat ukur atau

ketetapan alat ukur. Jika suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas baik maka alat

ukur tersebut dapat memberikan skor yang relatif sama pada seorang responden

jika responden mengisi kuesioner itu pada waktu yang berbeda.

Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah

dengan menggunakan rumus Alpha. Menurut Arikunto (2010:239) untuk uji

reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau

berbentuk skala dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2010:239)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

49

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6

Tingkat Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa

tentang Layanan Bimbingan Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.937 38

Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah 0,937

yang berada pada tingkat reliabilitas sangat kuat. Berdasarkan hasil tersebut,

dapatlah disimpulkan bahwa instrumen persepsi siswa tentang layanan bimbingan

belajar dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul

data mengenai persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar.

Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai ketentuan yang telah

dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi angket persepsi siswa tentang

layanan bimbingan belajar untuk siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung mengalami

perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung

(Setelah Uji Coba)

Komponen Aspek Indikator Nomor

Valid

Nomor

Item

Baru

Layanan Dasar

Bimbingan

Belajar

1. Menerima materi

belajar menurut

ajaran agama

Dapat memahami

ajaran Agama yang

dianut

1,2,3,4 1,2,3,4

2. Menerima materi

pengaruh hubungan

teman sebaya

terhadap kegiatan

belajar (positif-

negatif)

Dapat memahami dan

memilih teman yang

berpengaruh positif

dalam belajar

6 5

Dapat memahami

teman yang

berpengaruh negatif

dalam belajar

7,8 6,7

3. Menerima materi

mengenai cara

berperilaku pribadi

Memahami cara

berperilaku yang baik

dalam kehidupan

9,10,

11,12

8,9,

10,11

50

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

& sosial dalam

belajar

sehari-hari

4. Menerima materi

mengenai pengaruh

positif kemampuan

bakat, dan minat

terhadap kegiatan

belajar

Dapat memahami

fungsi minat dan bakat

yang dimiliki

13,14,

15

12,13,

14

5. Menerima materi

mengenai motivasi,

sikap, dan

kebiasaan belajar di

dalam/luar kelas

Memahami peran

motivasi dalam belajar

16,17 15,16

Memahami perlunya

memiliki kebiasaan

belajar yang baik

18,19 17,18

6. Menerima materi

mengenai pengaruh

positif dari

gambaran

kehidupan mandiri

emosional, sosial,

ekonomi dalam

belajar

Dapat memahami

kehidupan mandiri

secara emosional, sosial

dan ekonomi

20,21,

22,23,

24,25,

26,27

19,20,

21,22,

23,24,

25,26

7. Menerima materi

mengenai pengaruh

etika & nilai bagi

pedoman hidup

sebagai pribadi,

anggota

masyarakat dalam

belajar

Dapat mengetahui dan

memahami etika yang

berlaku di masyarakat

28,30 27,28

Layanan

Responsif

Bimbingan

Belajar

1. Mendapat

informasi

mengenai cara

belajar efektif

Dapat memahami

bentuk kegiatan belajar

efektif

31,32,

33

29,30,

31

2. Mendapat

informasi cara

mengatasi

kesulitan belajar

Dapat memahami cara

menyelesaikan

kesulitan belajar

34,35 32,33

Layanan

Perencanaan

Individual

BimbinganBelaj

1. Mendapat

informasi

Perencanaan

Belajar

Dapat mengetahui dan

merumuskan kegiatan

belajar

36,37,38 34,35,36

51

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ar 2. Mendapat

informasi

Perencanaan Studi

Lanjutan

Dapat mengetahui dan

merumuskan kelanjutan

studi

39,40 37,38

F. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian diolah

dengan menetapkan tingkat persepsi siswa tetang layanan bimbingan belajar,

apakah berada pada tingkatan yang tinggi, sedang atau rendah.

Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam tahap validitas item,

instrumen yang disebarkan pada siswa, setelah melalui tahap judgement kepada

dosen ahli, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh guru BK untuk melihat

apakah aspek dan materi yang dibuat dalam bentuk pernyataan telah diberikan

atau belum kepada siswa. Aspek atau materi yang belum disampaikan kemudian

di abaikan dan yang sudah disampaikan pada siswa digunakan untuk selanjutnya

dapat dipersepsi siswa.

Untuk mengetahui gambaran persepsi siswa tentang layanan bimbingan

belajar digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk

menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang

diukur (Azwar, 2010:107).

Kategorisasi jenjang pada instrumen persepsi siswa tentang layanan

bimbingan belajar akan mengelompokkan siswa ke dalam tiga tingkatan, yaitu:

tinggi, sedang, rendah. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen persepsi

siswa tentang layanan bimbingan belajar dapat dihitung sebagai berikut :

a. Mencari skor ideal = jumlah skor valid X skor terbesar

= 38 X 5

= 190

b. Mencari skor terendah = jumlah skor valid X skor terkecil

= 38 X 1

= 38

52

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penentuan kriteria di dasarkan pada skala kontinum, bahwa pergerakan

skala dimulai dari daerah unfavorable (-) sampai ke daerah favorable (+). Skala

kontinum ini, jika ditunjukkan dalam garis akan tampak pada diagram 3.2 berikut:

1 2 3 4 5

1,5 2,5 3,5 4,5

R S T

Diagram 3.2

Skala Kontinum

Skala kontinum ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan kategori

dari skor. Dalam penggunaannya, setiap range dalam kriteria di atas dikalikan

dengan jumlah item persepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar yaitu

sebanyak 38 item. Hasil perhitungan tersebut akan menunjukkan kategorisasi

untuk menggambarkanpersepsi siswa tentang layanan bimbingan belajar secara

umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan komponen layanan

bimbingan, dihitung sesuai skala kontinumyang telah dikemukakan.

Tabel 3.8

Kualifikasi Persepsi Siswa tentang Layanan Bimbingan Belajar

Rentang

Skor

Kategori Kualifikasi

134 - 190 Tinggi Pada kategori ini, siswa sangat memahami apa yang

dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang

diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba

untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan

belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan

melalui materi dan metode bimbingan seperti

kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,

tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru

BK secara langsung yang terangkum dalam layanan

dasar bimbingan belajar, layanan responsif

bimbingan belajar dan layanan perencanaan

individual bimbingan belajar.

96 - 133 Sedang Pada kategori ini, siswa cukup memahami apa yang

dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang

diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba

untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan

53

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan

melalui materi dan metode bimbingan seperti

kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,

tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru

BK secara langsung yang terangkum dalam layanan

dasar bimbingan belajar, layanan responsif

bimbingan belajar dan layanan perencanaan

individual bimbingan belajar.

38 - 95 Rendah Pada kategori ini, siswa kurang memahami apa yang

dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang

diperlukan, apa yang diterima, dan apa yangcoba

untuk di persepsi dalam kegiatan layanan bimbingan

belajar yang diberikan guru BK yang disampaikan

melalui materi dan metode bimbingan seperti

kegiatan tanya jawab, diskusi, kegiatan penugasan,

tayangan slide show, simulasi dan penjelasan guru

BK secara langsung yang terangkum dalam layanan

dasar bimbingan belajar, layanan responsif

bimbingan belajar dan layanan perencanaan

individual bimbingan belajar.

2. Angket Motivasi Belajar

a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Dibawah ini merupakan kisi-kisi instrumen untuk menggambarkan

motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung yang ditampilkan dalam

tabel 3.9

Tabel 3.9

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa

(Sebelum Uji Coba)

No Aspek Indikator No. Butir Soal

(+) (-)

1 Durasi (berapa lama

kemampuan

penggunan waktu

untuk melakukan

kegiatan)

Waktu yang digunakan

untuk belajar di sekolah dan

dirumah

1,2,3,4 -

2 Frekuensi (seberapa

sering kegiatan

dilakukan dalam

periode waktu

tertentu)

Frekuensi mengulang

kembali pelajaran yang

telah dipelajari di sekolah

5,6,8,9 7

3 Persistensi (ketepatan Optimis dalam mencapai 10,11, 14,15

54

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan kelekatannya pada

tujuan kegiatan)

tujuan belajar 12,13

4 Ketabahan,keuletan,

kemampuan

menghadapi kesulitan

Tidak mudah putus asa

dalam belajar dan mencapai

tujuan

16,17,

19

18

Usaha menyelesaikan tugas

dengan kemampuan sendiri

20,22 21,23

Kemampuan menghadapi

kesulitan belajar

24,

25,26

-

5 Devosi (pengabdian

dan pengorbanan)

untuk mencapai tujuan

Menerima dan mengerjakan

tugas dengan baik

27,28 -

Pengabdian dan

pengorbanan dalam proses

belajar

29,30,

31,32

33

6 Tingkatan aspirasi

(rencana, cita-cita,

sasaran atau target)

yang hendak dicapai

dengan kegiatan yang

dilakukan.

Keinginan memperoleh

hasil terbaik

34,35,

36,38

37

Adanya keinginan

melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggi

39,41 40,42

7 Tingkatan kualifikasi

atau prestasi yang

dicapai

Berhasil mencapai tujuan

yang diinginkan

43,44,

45,46

47

8 Arah sikap terhadap

kegiatan

Melakukan kegiatan yang

bermanfaat bagi diri

48,49,

50,51

-

b) Uji Kelayakan Instrumen (Judgement)

Intrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh 3

orang ahli yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Judgement dilakukan untuk

mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi isi, konstruk dan bahasa

dari item pernyataan. Judgement Instrumen dilaksanakan pada tanggal 4-17

Desember 2012. Berikut ini merupakan hasil judgement angket motivasi belajar

yang ditampilkan pada tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Hasil Judgement Angket Motivasi Belajar

No Kesimpulan No Item Jml

1 Memadai 2,3,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 46

55

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,

43,44,45,46,47,48,49,50,51

2 Revisi 4,5,11,25 4

3 Buang 5 1

c) Uji Keterbacaan Item

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap

item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 7 Januari 2013 kepada

tiga siswa kelas VIII di sekolah berbeda, sehingga setiap item pernyataan bisa

dimengerti dan dijadikan sebagai instrumen untuk mengungkap motivasi belajar

siswa kelas VIII di SMPN 10 Bandung.

Setelah uji keterbacaan untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami

kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa

SMPN 10 Bandung yang kemudian dilakukan uji validitas.

d) Uji Validitas Item

Setelah uji keterbacaan dilakukan, langkah selanjutnya yakni menguji

validitas dan reliabilitas instrument. Suatu instrumen dapat dikatakan valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2008:121).

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2008:70)

menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas

instrumen, Arikunto (2008:70) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk

menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-

bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap

butir/item alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir/item.

Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, pengujian validitas

item dicobakan pada sasaran penelitian dengan rumus yang ditetapkan oleh

Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Diambil 60 siswa secara

acak dari sembilan kelas VIII yang ada di SMPN 10 Bandung sebagai datatryout

untuk dijadikan tolak ukur uji validitas item, untuk kemudian item yang valid

56

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan dan yang tidak valid dibuang. Setelah itu, kemudian mencari nilai t-

hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus uji-t yang telah di paparkan.

Setelah diperoleh thitung langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan

ttabel . Untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan ketentuan thitung > ttabel

dengan tingkat kesalahan 5% atau dengan taraf signifikansi 95% (α =

0,05 dan dk = n − 2). Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti butir

pernyataan valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti butir pernyataan tidak

valid. Nilai t-tabel untuk 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = 60-2) adalah

1,672.

Berikut dalam tabel 3.11 hasil uji validitas instrumen motivasi belajar

siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung,dan perhitungan antara skor item dan skor

total (rxy) motivasi belajar beserta perhitungan t-hitung dan t-tabel terlampir.

(Lampiran hal 124).

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar

Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung

Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,15,16,18,21,22,24,25,26,27,29,

30,31,32,33,34,35,36,37,38,29,40,42,43,44,45,46,47,48,

49,50

41

Tidak Valid 6,13,14,17,19,20,23,28,41 9

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen

motivasi belajar memiliki validitas isi yang tinggi.

e) Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keterandalan alat ukur atau

ketetapan alat ukur. Jika suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas baik maka alat

ukur tersebut dapat memberikan skor yang relatif sama pada seorang responden

jika responden mengisi kuesioner itu pada waktu yang berbeda.

Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah

dengan menggunakan rumus Alpha. Menurut Arikunto (2010:239) untuk uji

reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau

berbentuk skala dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

57

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2010:239)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.12

Tingkat Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.877 41

Berdasarkan tabel 3.17 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah

0,877 yang berada pada tingkat reliabilitas sangat kuat. Berdasarkan hasil

tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa instrumen motivasi belajar dapat digunakan

dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data mengenai motivasi

belajar.

Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai ketentuan yang telah

dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi angket motivasi belajar untuk

siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung mengalami perubahan yang ditampilkan pada

tabel 3.18 sebagai berikut:

Tabel 3.13

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Siswa Kelas VIII SMPN 10 Bandung

(Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Nomor

Valid

Nomor

Item

Baru

1 Durasi (berapa lama

kemampuan

penggunan waktu

Waktu yang digunakan

untuk belajar di sekolah dan

dirumah

1,2,3 1,2,3

𝑟 11 = k

k − 1 1 −

Σ𝑆𝑖

𝑆𝑡

58

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk melakukan

kegiatan)

2 Frekuensi (seberapa

sering kegiatan

dilakukan dalam

periode waktu

tertentu)

Frekuensi mengulang

kembali pelajaran yang

telah dipelajari di sekolah

4,5,7,8 4,5,6,7

3 Persistensi (ketepatan

dan kelekatannya pada

tujuan kegiatan)

Optimis dalam mencapai

tujuan belajar

9,10,11

,12

8,9,10,

11

4 Ketabahan,keuletan,

kemampuan

menghadapi kesulitan

Tidak mudah putus asa

dalam belajar dan mencapai

tujuan

15,16,

18

12,13,

14

Usaha menyelesaikan tugas

dengan kemampuan sendiri

21,22 15,16

Kemampuan menghadapi

kesulitan belajar

24, 25 17,18

5 Devosi (pengabdian

dan pengorbanan)

untuk mencapai tujuan

Menerima dan mengerjakan

tugas dengan baik

26,27 19,20

Pengabdian dan

pengorbanan dalam proses

belajar

29, 30,

31,32

21,22,

23,24

6 Tingkatan aspirasi

(rencana, cita-cita,

sasaran atau target)

yang hendak dicapai

dengan kegiatan yang

dilakukan.

Keinginan memperoleh

hasil terbaik

33,34,

35,36,

37

25,26,

27,28,

29

Adanya keinginan

melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggi

38,39,

40,

30,31,

32

7 Tingkatan kualifikasi

atau prestasi yang

dicapai

Berhasil mencapai tujuan

yang diinginkan

42,43,

44,45,

46

33,34,

35,36,

37

8 Arah sikap terhadap

kegiatan

Melakukan kegiatan yang

bermanfaat bagi diri

47,48,

49,50

38,39,

40,41

f) Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian

diolah dengan menetapkan tingkat motivasi belajar siswa berada pada tingkatan

yang tinggi, sedang atau rendah.

Kategorisasi jenjang pada instrumen motivasi belajar akan

mengelompokkan siswa ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tinggi, sedang, rendah.

59

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen motivasi belajar dapat dihitung

sebagai berikut :

a. Mencari skor ideal = jumlah skor valid X skor terbesar

= 41 X 5

= 205

b. Mencari skor terendah = jumlah skor valid X skor terkecil

= 41 X 1

= 41

Penentuan kriteria di dasarkan pada skala kontinum, bahwa pergerakan

skala dimulai dari daerah unfavorable (-) sampai ke daerah favorable (+). Skala

kontinum ini, jika ditunjukkan dalam garis akan tampak pada diagram 3.3 berikut:

1 2 3 4 5

1,5 2,5 3,5 4,5

R S T

Diagram 3.3

Skala Kontinum

Skala kontinum ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan kategori

dari skor. Dalam penggunaannya, setiap range dalam kriteria di atas dikalikan

dengan jumlah item motivasi belajar yaitu sebanyak 41 item. Hasil perhitungan

tersebut akan menunjukkan kategorisasi untuk menggambarkanmotivasi belajar

siswa secara umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan aspek,

dihitung sesuai skala kontinumyang telah dikemukakan.

Tabel 3.14

Kualifikasi Motivasi Belajar

Rentang

Skor

Kategori Kualifikasi

165 - 205 Tinggi Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau

dorongan yang sangat tinggi untuk dapat memahami

pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang

luassehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik

dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan

untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,

menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat

60

Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013 Konstribusi Persepsi Siswa Tentang Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan

menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan

waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita

yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu

berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang

diambilnya.

83 – 164 Sedang Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau

dorongan yangcukup tinggi untuk dapat memahami

pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang

luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik

dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan

untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,

menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat

waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan

menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan

waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita

yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu

berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang

diambilnya.

41 – 82 Rendah Pada kategori ini, siswa memiliki keinginan atau

dorongan yang rendah untuk dapat memahami

pelajaran dengan baik, memiliki pengetahuan yang

luas, sehingga dapat merubah diri menjadi lebih baik

dan mencapai tujuan belajar, memiliki kemampuan

untuk mengatur waktu dalam melakukan kegiatan,

menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan, tepat

waktu dalam melaksanakan tugas, ulet dan

menghayati tugas yang dikerjakan, mengorbankan

waktu lebih banyak dalam belajar, memiliki cita-cita

yang ingin diraih, dapat berprestasi dan mampu

berkomitmen penuh pada keputusan belajar yang

diambilnya.