intrpolasi

download intrpolasi

of 20

description

fdg

Transcript of intrpolasi

  • MATERI IV

    ANALISIS GEOSTATISTIK

    (GEOSTATISTICS ANALYSYS)

    I. TUJUAN

    1. Menjelaskan pemahaman tentang konsep analisis geostatistik.

    2. Memberikan keterampilan terkait fungsi dan operasi pada SIG berupa teknik

    interpolasi data yang merupakan bagian teknis dari analisa geostatistik.

    II. ALAT

    1. Perangkat komputer (PC atau notebook)

    2. Software ArcGIS 9.3 atau ArcGIS 10.

    III. BAHAN

    1. Data spasial administrasi kabupaten

    2. Data spasial jaringan jalan dan sungai

    3. Data titik elevasi (altimeter)

    4. Data intensitas hujan (point rainfall)

    5. Data titik-titik pusat pencemaran

    IV. DASAR TEORI

    a. Interpolasi dalam Analisis Geostatistik

    Analisis geostatistik adalah kumpulan metode yang memungkinkan untuk

    memperkirakan nilai pada suatu lokasi dimana pada lokasi tersebut tidak ada sampel

    yang diambil dan juga untuk menilai ketidakpastian dari perkiraan (ESRI, 2001).

    Fungsi-fungsi ini sangat penting dalam banyak proses pengambilan keputusan,

    karena dalam prakteknya tidak mungkin untuk mengambil keseluruhan sampel di

    setiap lokasi kajian. Secara umum fungsi analisis geostatistik yakni membangun

    wujud model tentang suatu fenomena.

    Salah satu fitur penting dari geostatistik adalah bahwa fenomena yang akan

    digambarkan tidak harus diambil nilai (tidak harus diukur) di setiap lokasi pada unit

    kajian. Misalnya dalam contoh kasus pencemaran, untuk menggambarkan distibusi

    pencemaran pada suatu wilayah tidak harus mengambil semua sampel dari setiap

    lokasi pada unit kajian, namun dengan metode analisis geostatistik distribusi tersebut

    akan dapat tergambarkan secara matemati, atau dengan kata lain metode matematis

  • tersebut dikatakan sebagai sebuah teknik interpolasi. Secara sederhana konsep

    analisis tersebut digambarkan pada gambar sebagai berikut.

    Misalkan persegi panjang berikut sebagai wilayah studi yang akan kaji. Lokasi

    spasial dalam wilayah studi di simbolkan oleh huruf (S), dimana setiap lokasi

    tertentu memilki variasi nilai yang digambarkan oleh simbol angka (1, 2, 3, dst).

    Gambar 4.1 Contoh Konsep dalam Metode Interpolasi

    Dalam contoh gambar di atas, misalkan untuk memprediksi nilai pada lokasi

    S0 (berwarna merah), dengan analisis geostatistik maka nilai pada lokasi yang

    diprediksi (S0) dapat diketahui melalui pendekatan matematis terhadap masing-

    masing nilai pada lokasi S1, S2, sampai S7. Teknik demikian dinamakan interpolasi.

    Secara statistik, nilai-nilai yang sering digambarkan dalam interpolasi meliputi

    beberapa tipe nilai yakni sebagai berikut (ESRI, 2001) :

    Continuous Semua bilangan cacah (misal: -1, 4789, 10.965, 6891)

    Integer (misal: -2, -1, 0, 1, 2,)

    Ordered categorical - Kategori tersusun (misal: rendah, sedang, tinggi)

    Unordered categorical Kategori tidak tersusun /acak (misal: hutan,

    pertanian, perkotaan)

    Binary (misal: 0 atau 1)

    b. Metode Interpolasi dalam Sistem Informasi Geografis (SIG)

    Dalam analisis geostatistik terdapat banyak metode interpolasi yang ada,

    namun dalam operasi Sistem Informasi Geografis hanya ada beberapa metode yang

    ditawarkan. Beberapa metode yang ada dipilih dengan alasan bahwa metode tersebut

    cukup fleksibel dan dapat mengakomodasi aspek yang berbeda dari data sampel.

    Pada teknis operasi SIG, interpolasi selalu diwujudkan dengan perwujudan

    data raster, karena data raster lebih representatif dalam menunjukkan suatu besaran

    nilai dibanding vektor (ESRI, 2001). Misalkan sebagai berikut, interpolasi

  • memprediksi nilai untuk setiap piksel dalam data raster dari sejumlah titik data

    sampel yang ada. Dengan demikian hal ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai

    yang tidak diketahui untuk setiap data geografis, seperti elevasi, sebaran curah hujan,

    konsentrasi polutan, tingkat kebisingan, dan sebagainya.

    Adapun metode interpolasi yang tersedia dalam operasi SIG (ArcGIS) adalah

    sebagai berikut :

    1. IDW

    IDW (Inverse Distance Weighted) adalah metode interpolasi yang

    memperkirakan nilai sel dengan rata-rata nilai-nilai titik data sampel di sekeliling sel

    yang diproses. Titik terdekat adalah pusat dari sel yang diperkirakan, semakin

    banyak titik terdekat yang memebrikan pengaruh maka nilai akan diproses secara

    rata-rata.

    2. Kriging

    Kriging merupakan prosedur geostatistik canggih yang menghasilkan

    gambaran permukaan yang diperkirakan dari satu set titik yang tersebar dengan nilai

    tertentu (nilai-z). Lebih daripada metode interpolasi lain, Kriging dapat melalukan

    penyelidikan menyeluruh terhadap perilaku spasial dari fenomena yang diwakili oleh

    nilai-z, namun demikian harus dilakukan pemilihan metode estimasi nilai yang akan

    diproses untuk menghasilkan luaran (output) yang terbaik.

    3. Natural Neighbour

    Interpolasi Natural Neighbour digunakan untuk menemukan nilai terdekat

    terhadap titik sampel masukan ke titik tujuan dan berlaku bobot terhadap kedua titik

    tersebut berdasarkan daerah proporsional untuk menginterpolasi nilai (Sibson, 1981).

    Hal ini juga dikatakan oleh Sibson sebagai "area-stealing" interpolasi.

    4. Spline

    Spline menggunakan metode interpolasi yang memperkirakan nilai dengan

    menggunakan fungsi matematika yang meminimalkan kelengkungan permukaan

    (surface) secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan luaran permukaan

    (surface) yang lebih halus dan melewati tepat melalui titik input.

    5. Topo to Raster

    Topo to Raster menggunakan teknik interpolasi khusus yang dirancang untuk

    menciptakan permukaan (surface) yang lebih akurat. Penerapan metode ini

    digunakan untutk menghasilkan permukaan (surface) yang dapat mewakili kondisi

  • drainase alami dan juga dapat menghasilkan luaran model topografis yang lebih

    akurat dari masukan data berupa data kontur.

    6. Trend

    Trend adalah interpolasi polinomial global yang cocok dengan model

    permukaan (surface) yang relatif halus. Prinsip metode ini menerapkan oleh fungsi

    matematika (polinomial) terhadap nilai titik sampel masukan (input). Model

    permukaan (surface) yang dihasilkan metode Trend dapat merubah skala secara

    bertahap terhadap pola data.

    c. Aplikasi Metode Interpolasi

    Berikut beberapa contoh aplikasi dari metode interpolasi dalam SIG. Ilustrasi yang

    disertakan akan menunjukkan distribusi dan nilai-nilai dari titik sampel serta luaran

    model raster yang dihasilkan oleh metode interpolasi tersebut.

    Interpolasi Sebaran Curah Hujan

    Input di sini adalah berupa titik (point feature) yang memiliki tingkat nilai

    curah hujan, yang ditunjukkan oleh ilustrasi di sebelah kiri. Ilustrasi di sebelah kanan

    menunjukkan raster yang diinterpolasi dari titik-titik pada gambar sebelah kiri. Nilai-

    nilai piksel yang tidak diketahui diperkirakan dengan rumus matematika yang

    menggunakan pendekatan terhadap nilai-nilai titik terdekat.

    Gambar 4.2 Ilustrasi Interpolasi untuk Analisis Sebaran Curah Hujan

    Data titik-titik curah hujan masukan Model permukaan yang dihasilkan

  • Interpolasi Ketinggian Permukaan (Elevasi)

    Pada konteks ini aplikasi interpolasi yaitu untuk menciptakan model

    ketinggian permukaan (elevasi) dari beberapa titik sampel masukan. Dalam grafik

    berikut, setiap simbol titik dalam layer menunjukkan lokasi dimana titik sampel

    ketinggian telah diukur. Dengan teknik interpolasi, nilai-nilai untuk setiap sel (yang

    belum diketahui) antara titik-titik masukan akan dapat diprediksi.

    Gambar 4.3 Ilustrasi Interpolasi untuk Analisis Profil Ketinggian Permukaan

    Interpolasi Distribusi Konsentrasi

    Dalam contoh di bawah, aplikasi teknik interpolasi digunakan yakni untuk

    mengetahui korelasi konsentrasi ozon (O3) terhadap penyakit paru-paru di suatu

    kawasan terlarang. Gambar di sebelah kiri menunjukkan lokasi stasiun pemantauan

    ozon. Gambar pada bagian kanan model permukaan (surface) yang menunjukan

    prediksi untuk setiap lokasi di kawasan terlarang. Model permukaan (surface)

    diperoleh menggunakan teknik Kriging.

    Gambar 4.4 Ilustrasi Interpolasi untuk Prediksi Persebaran Penyakit

    Data titik-titik ketinggian masukan Model ketinggian permukaan yang dihasilkan

    Data titik lokasi stasiun pengukuran Ozon Model prediksi sebaran penyakit

  • V. LANGKAH KERJA

    1. Buka program ArcCatalog kemudian copy file Materi Interpolasi kedalam folder

    kerja anda.

    2. Pastikan folder Materi Interpolasi berisi sub-folder berikut file .shp dengan nama

    Elevasi, Hujan, dan Polusi.

    3. Selanjutnyabuat personal geodatabase di dalam folder Materi Interpolasi tersebut

    dengan nama geodatabase Analisis.

    4. Setelah langkah 1-3 selesai kemudian buka program ArcMap dan buat project baru.

    5. Berikutnya munculkan semua file .shp yang ada pada folder Materi Interpolasi

    pada jendela view.

  • 6. Masing-masing feature tentu memiliki metode interpolasi yang berbeda, untuk itu

    dimulai dari teknis analisa yang pertama yakni analisis sebaran curah hujan.

    Metode Kriging

    7. Langkah pertama aktifkan (centang) feature Titik_Hujan dan feature Kab.Grobogan

    pada kolom jendela Table of Contents.

    8. Selajutnya buka menu ArcToolbox

    Spatial Analysis Tools

    Interpolation Kriging

    9. Setelah memilih menu kriging maka akan muncul jendela baru, kemudian masukan

    Input Point Feature dengan file Titik_Hujan.

    10. Selanjutnya masukan pula Z Value Field dengan kolom Curah_Hujan.

  • 11. Isikan output Surface Raster ke dalam geodatabase Analisis pada folder kerja anda,

    kemudian beri nama output dengan nama Hujan_Kriging.

    12. Pada menu Semivariogram Properties atur konfigurasi sebagai berikut :

    Kriging Method : Ordinary

    Semivarogram Model : Exponential

    13. Biarkan kolom Output Cell Size dan kolom selanjutnya (optional) berada pada kondisi

    standart (default) kemudian klik OK dan tunggu proses sampai selesai.

    14. Lihat luaran raster surface hasil interpolasi kriging.

  • 15. Setelah luaran output surface muncul di jendela view kemudian atur gradasi warna

    dengan langkah sebagai berikut : Klik Feature Properties Color Ramp.

    16. Masih pada jendela Properties, untuk mengatur kelas interval klik Classify setelah

    muncul jendela Classify pilih metode klasifikasi (untuk analisa ini gunakan Equal

    Intervals dengan 6 Kelas) terakhir klik OK.

  • 17. Lihat hasil dari luran surface raster yang sudah anda buat.

    18. Kemudian munculkan (centang) feature Kab_Grobogan, buat symbology feature

    supaya warna outline-nya saja yang nampak (fill : hollow), dan munculkan label

    kecamatan dari feature tersebut.

  • Catatan :

    Pada langkah teknis ini (Kriging) analisis dilakukan melalui prosedur matematis

    dengan melakukan pendekatan Statistik Semivariogram.

    Semivariogram dalam Kriging dibagi menjadi 2 metode :

    - Ordinary (nilai variabel disusun menurut fungsi matematika yaitu : fungsi

    polinomial, fungsi linear, fungsi kecembungan parabola, maupun fungsi

    ekponensial).

    - Universal (nilai variabel disusun berdasar fungsi linear khusus yaitu : fungsi

    penyimpangan garis, dan fungsi penyimpangan kuadran).

  • Metode Spline

    19. Masih pada features yang sama, Titik_Hujan dan Kab_Grobogan.

    20. Berikutnya buka kembali menu

    ArcToolbox Spatial Analysis

    Tools Interpolation pilih Spline.

    21. Kemudian akan muncul kotak dialog baru sebagai berikut.

    22. Masukkan Titik_Hujan pada kolom input point features, kemudian isikan parameter

    Curah_Hujan pada kolom Z Value Field

    23. Simpan Output Raster di geodatabase pada folder kerja anda dan beri nama output

    Hujan_Spline, untuk kolom yang lainya biarkan default, kemudian klik OK.

    24. Setelah proses selesai maka akan muncul luaran Raster kurang lebih seperti pada

    halaman selanjutnya.

  • 25. Selanjutnya atur gradasi warna dan kelas interval menjadi 6 kelas (Lihat langkah kerja

    pada nomor 15 & 16).

    26. Berikutnya munculkan kembali feature Kab_Grobogan seperti pada langkah kerja

    nomor 18.

    27. Kemudian secara visual (kualitatif) bandingkan hasilnya dengan hasil Metode Kriging

    yang sudah anda buat sebelumnya. Anda analisa lebih lanjut dengan membandingkan

    luaran nilai variabelnya.

    28. Diantara hasil kedua metode tersebut adakah perbedaan ??!

  • Metode Inverse Distance Weighted (IDW)

    29. Pada langkah analisis ini feature yang digunakan yakni Titik_Elevasi yang

    berpasangan dengan feature Kab_Wonosobo, pastikan kedua feature tersebut aktif

    (centang).

    30. Langkah berikutnya yakni kembali ke menu ArcToolbox Spatial Analysis Tools

    Interpolation pilih IDW.

    31. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut.

    32. Kemudian isikan kolom input point feature dengan Titik_Elevasi Z Value Field isi

    dengan Elevation Output Raster simpan di geodatabase analisis anda dan beri

    nama Elevasi_IDW OK.

    33. Setelah proses selesai maka akan muncul luaran sebagai berikut.

    34. Langkah selanjutnya atur lagi gradasi warnanya (color ramp).

  • 35. Untuk kelas interval klasifikasikan menurut kruteria lereng yang umum digunakan,

    atau atur kelas intervalnya sebagai berikut.

    Classes : 7

    Method : Manual

    Break Value : %

    Interval : 3%, 8%, 15%, 30%, 45%, 65%,

  • Metode Trend

    37. Untuk analisa kali ini feature yang digunakan adalah Titik_Polusi dan

    Kab_Pemalang.

    38. Setelah feature yang dibutuhkan aktif (dicentang) selanjutnya klik kembali menu

    ArcToolbox Spatial Analysis Tools Interpolation dan pilih Trend.

    39. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut.

    40. Isikan kolom Input Feature dengan : Titik_Polusi ; Z Value Field : TgktPolusi ;

    Output Raster : simpan pada geodatabase Analisis dan beri nama Polusi_Trend.

    41. Biarkan kolom selanjutnya dalam kondisi standar (default) lalu klik OK.

    42. Setelah output surface muncul , selanjutnya atur gradasi warna dan kelas interval

    menjadi 5 kelas. Maka hasilnya kurang lebih demikian.

  • 43. Kemudian munculkan Kab_Pemalang dan atur symbology-nya seperti aturan

    langkah kerja nomor 18.

    44. Lihat hasil-nya kemudian anda amati secara detil.

    45. Adakah yang jauh berbeda ??!

  • Metode Natural Neighbor

    46. Untuk analisa dengan metode Natural Neighbor tetap gunakan feature Titik_Polusi

    beserta pasanganya Kab_Pemalang.

    47. Langkah pertama diawali dengan membukan menu menu ArcToolbox Spatial

    Analysis Tools Interpolation dan pilih Natural Neighbor.

    48. Selanjutnya akan muncul kotak dialog sebagi berikut.

    49. Atur parameter sesuai contoh, Input Point Feature : Titik_Polusi, Z Value Field :

    TgktPolusi , Output : simpan di geodatabase Analsis beri nama Polusi_Neighbor.

    50. Setelah anda klik OK, maka akan muncul hasil sebagai berikut.

    51. Atur kembali gradasi warna dan kelas interval-nya menjadi 5 kelas (equal interval).

    52. Raster yang dihasilkan kurang lebih seperti contoh pada halaman selanjutnya.

  • 53. Kemudian langkah terakhir munculkan (centang) feature Kab_Pemalang , dan atur

    symbology seperti pada langkah kerja nomor 18, dan berikut hasilnya.

    54. Selanjutnya anda cermati hasil luaran surface raster tersebut dan anda bandingkan

    dengan hasil luaran dari metode IDW. Apakah sama ??!

    55. Setelah langkah kerja selesai pastikan hasil kerja ini anda simpan sebagai Project

    (Save Project), beri nama Interpolasi kemudian anda simpan pada folder kerja anda.

    56. Jangan lupa untuk mengasilkan luaran peta yang representatif, masing-masing hasil

    metode yang sudah dikerjakan anda Layout seperti pada materi sebelumnya.

  • VI. TUGAS ANALISIS (Kelompok)

    1. Lakukan masing-masing metode interpolasi untuk Kajian Sebaran Polusi Udara.

    2. Gunakan feature Titik_Polusi beserta feature Kab_Pemalang.

    3. Terapkan semua metode interpolasi yang sudah dicontohkan (Kriging, Spline, IDW,

    Trend, dan Natural Neighbor).

    4. Bandingkan hasil luaran dari masing-masing metode, kemudian uraikan dengan kata-

    kata anda sendiri disertai perbandingan luaran nilai variabel-nya.

    5. Jika semua langkah anda benar, maka anda akan memahami kegunaan dari masing-

    masing metode interpolasi.

    G o o d l u c k ! ! !