Introductions

4
Manusia merupakan makhluk berbudaya, kehidupan manusia tidak terlepas dari nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi manusia tersebut memiliki 3 wujud, yaitu: (a) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan, (b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, (c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat, 2009:150) Demikianlah pengertian manusia sebagai makhluk berbudaya oleh koentjaraningrat. Seperti kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah dengan jumlah suku, adat, dan budaya yang beragam. Salah satu diantaranya yang akan kami bahas dalam review ini adalah budaya yang terdapat di daerah Jawa Timur, yaitu di daerah Blitar. Blitar merupakan salah satu wilayah di propinsi Jawa Timur yang memiliki ragam kebudayaan yang sangat kental, baik dari makanan, kesenian maupun upacara adat. Keberagaman budaya tersebut sudah seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Pada saat ini yang akan kami bahas adalah upacara pencucian gong yang dilakukan oleh warga Blitar, khususnya di desa Kalipang, Kecamatan Sutojayan. Setelah membaca artikel ilmiah mengenai kebudayaan yang ada di daerah Blitar, dapat kami sampaikan bahwa asal mula diadakannya upacara pencucian pusaka adat ini berawal dari kepercayaan masyarakat tentang hal-hal ghaib, yaitu mempercayai kekuatan Tuhan dengan perantara yaitu sebuah

Transcript of Introductions

Manusia merupakan makhluk berbudaya, kehidupan manusia tidak terlepas dari nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi manusia tersebut memiliki 3 wujud, yaitu: (a) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan, (b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, (c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat, 2009:150)Demikianlah pengertian manusia sebagai makhluk berbudaya oleh koentjaraningrat. Seperti kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah dengan jumlah suku, adat, dan budaya yang beragam. Salah satu diantaranya yang akan kami bahas dalam review ini adalah budaya yang terdapat di daerah Jawa Timur, yaitu di daerah Blitar.Blitar merupakan salah satu wilayah di propinsi Jawa Timur yang memiliki ragam kebudayaan yang sangat kental, baik dari makanan, kesenian maupun upacara adat. Keberagaman budaya tersebut sudah seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Pada saat ini yang akan kami bahas adalah upacara pencucian gong yang dilakukan oleh warga Blitar, khususnya di desa Kalipang, Kecamatan Sutojayan.Setelah membaca artikel ilmiah mengenai kebudayaan yang ada di daerah Blitar, dapat kami sampaikan bahwa asal mula diadakannya upacara pencucian pusaka adat ini berawal dari kepercayaan masyarakat tentang hal-hal ghaib, yaitu mempercayai kekuatan Tuhan dengan perantara yaitu sebuah pusaka yang berupa Gong. Realitas kehidupan seperti ini memang sampai saat ini masih sering kita temui hampir di berbagai wilayah di Indonesia, dan hal inilah yang menjadikan Indonesia menjadi sebuah wilayah dengan keragaman kultur dan budaya. Adat ini berupa serangkaian upacara yang bertujuan untuk menghormati leluhur yang dulu pertama kali datang ke daerah Lodoyo yaitu Pangeran Prabu. Didalam upacara ini terdapat serangkaian upacara yang sangat menarik yaitu prosesi siraman (pencucian) pusaka yang sudah turun menurun yaitu berupa Gong, yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Gong Kyai Pradah. Pencucian ini dilaksanakan bertepatan dengan maulid nabi Muhammad SAW, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal sesuai dengan amanat dari Pangeran Prabu agar masyarakat sekitar dapat hidup tenang, aman dan damai.Prosesi pencucian Gong ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah proses musyawarah untuk menentukan lokasi diadakannya upacara, waktu diadakannya upacara, pendanaan, dan persiapan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika upacara. Pada tahap pelaksanaan prosesi pertsms ysng dilakukan adalah Nyekar, yaitu berziarah atau berkunjung ke petilasan leluhur yang oleh masyarakat dikenal sebagai petilasan dadapan, kemudian setelah prosesi nyekar selesai dilanjutkan dengan melakukan atau mengadakan pertunjukan kesenian jedoran. Keesokan harinya baru pencucian Gong dilaksanakan, Gong akan dibawa keluar oleh beberapa orang juru kunci, lalu akan dimandikan oleh Bupati Kabupaten Blitar. Setelah pencucian selesai Gong akan dipukul sebanyak 7 kali oleh Bupati Blitar yang menandakan selesainya prosesi pencucian Gong.Setelah prosesi pencucian Gong Kyai Pradah selesai acara dilanjutkan dengan acara-acara hiburan seperti diadakan pertunjukan wayang kulit, seni tari tayub. Selain itu juga terdapat acara jamuan makan untuk masyarakat sekitar dengan diadakan prosesi potong tumpeng.Adat seperti ini merupakan sesuatu yang pada dasarnya merupakan sebuah interpretasi dan realisasi dari apa yang dipercayai dan diyakini oleh masyarakat, serta sesuatu yang harus dilakukan karena memang hal ini sudah dilakukan oleh orang-orang pendahulu mereka. Nilai kepercayaan ini juga tercermin dari perilaku masyarakat sekitar yang benar-benar antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian acara pencucian, sampai-sampai air sisa dari pencucian Gong tersebut diperebutkan karena diyakini dapat membawa berkah berupa kesehatan.Perilaku yang ditunjukan oleh masyarakat kelurahan Kalipang dan masyarakat lain yang mempercayai adat ini dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, hal in sesuai dengan pendapat Weber (dalam Veegar. 1986: 172) yang menjelaskan bahwa perilaku yang diarahkan secara rasional untuk mencapai suatu tujuan, baik tujuan itu sendiri maupun segala tindakan yang diambil rangka mencapai tujuan itu.