intranatal.doc

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya. WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata- rata 3 bayi maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi, 2003). Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara 1

Transcript of intranatal.doc

INTRANATAL CARE

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBerdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.

WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi, 2003).

Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada janin dan ibunya.

B. Tujuan1. Tujuan Umum

Laporan pendahuluan intranatal care disusun sebagai dasar teori dalam penyusunan laporan kasus intranatal care.2. Tujuan Khususa. Memahami gejala persalinan.

a. Memahami tanda-tanda permulaan persalinan.

b. Memahami masalah-masalah yang biasa terjadi dalam proses persalinan.

c. Mampu menyusun intervensi terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam proses persalinan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

INTRANATAL CARE

A. Definisi Persalinan (intranatal)Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu ( Nugroho, 2011)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Rukiyah, dkk (2012).Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan plasenta (Saifuddin, dkk 2006).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Nurhati (2009).

Persalinan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Persalinan spontan adalah persalianan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melaluai jalan lahir. Persalianan buatan adalah persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi cesarean. Persalianan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione. Rukiyah, dkk (2012). Jadi persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.B. Jenis Persalinan

1. Menurut cara persalinan.a. Persalinan spontan.

Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.b. Persalinan buatan.

Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding perut dengan operasi secio caesaria.

c. Persalinan anjuran

Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.

2. Menurut usia (tua kehamilan)

1. Abortus.

Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 g.

2. Partus imaturus.

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.

3. Partus prematurus.

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan 1000 g dan 2499 g.

4. Partus matures / aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB 2500 g atau lebih

5. Partus post matures / serotinus

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

C. Sebab sebab yang menimbulkan persalinan.

1. Teori penurunan hormon progesterone.

Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.

2. Teori oxytocin.

Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot otot rahim.3. Teori placenta menjadi tua.

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.

4. Teori prostaglandin.

Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

5. Pengaruh janin.

Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya

6. Teori distensi rahim.

Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

7. Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

D. Gejala Persalianan.

1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

2. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena robekan robekan kecil yang terjadi pada serviks

3. Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan.E. Tanda tanda permulaan persalinan.Menurut Manuaba (2010 ), tanda tanda permulaan peralinan :1. Lightening atau settling atau dropping Yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.

3. Perasaan sering sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

4. Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di uterus, kadang kadag di sebut traise labor pains.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga bercampur darah (bloody show)

6. Tanda tanda inpartu.

Menurut (Nugroho, 2011) tandatanda inpartus :1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.F. Patofisiologi Proses PersalinanSebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otototot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabbkan uterus berkontraksi. Wiknjosostro (2005).G. Komplikasi Persalian

1. Persalinan lama2. Perdarahan pasca persalinan3. Malpresentasi dan malposisi4. Distosia bahu5. Distensi uterus6. Persalinan dengan parut uterus7. Gawat janin8. Prolapsus tali pusat9. Demam dalam persalinan dan demam pasca persalinanH. Pathway

I. Pemeriksaan Penunjang

1. USG2. Pemeriksaan Hb

J. Proses Persalinan1. Kala I Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)

Terbagi menjadi 2 fase :

fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm

fase aktif : serviks berdilatasi 4 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai.

Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan

Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.

Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.

2. Kala II1) Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.2) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 100 detik, datangnya tiap 2 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.

3) Pasien mulai mengejan.

4) Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.

5) Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.

6) Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun ubun saat ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun ubun besar, dahi dn mulut pad komisura posterior.

7) Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.

8) Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi jalan lahir.

9) Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit.

3. Kala III1) Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.2) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2 3 menit.

4. Kala IV1) Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Kala Ia. Pengkajian

1) Anamnesa

a) Nama, umur, dan alamat

b) Gravida dan para

c) Hari pertama haid terakhir (HPHT)

d) Riwayat alergi obat

e) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?

f) Riwayat kehamilan sebelumnya

g) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan

h) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)

2) Pemeriksaan fisik

a) Tunjukkan sikap ramah

b) Minta mengosongkan kandung kemih

c) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh

d) Nilai tanda tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.

e) Pemeriksaan abdomen

(1) Menentukan tinggi fundus

(2) Kontraksi uterus

(3) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi

(a) Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)

(b) Menentukan presentasi (bokong atau kepala)

(c) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

(d) Pemeriksaan dalam

i. Nilai pembukaan dan penipisan serviks

ii. Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul

iii. Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.

B. Diagnosa Keperawatan1. Kala 1

a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan, tegangan emosional,

b. Cemas b.d. Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan,

c. Resiko infeksi b.d. Ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang.

2. Kala II

a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif

b. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, pemakaian forcep.

3. Kala III

a. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta

b. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan

c. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).

4. Kala IV

a. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.

b. Fatigue b.d. Proses persalinan.

c. PK: Perdarahan

d. Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.e. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga.C. Intevensi KeperawatanKala I

1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan, tegangan emosional.

Setelah 15 menit tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya.Kriteria:

Ibu mampu melakukan pursed lip breathing.

Tidak mengejan sebelum waktunya.

NIC : Managemen nyeri

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi

2. Ekspresikan penerimaan tentang nyeri

3. Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi

NIC : Manajemen lingkungan

1. Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi lingkungan

2. Cemas b.d. Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam kecemasan ibu berkurang.

Kriteria:

Ibu tampak rileks.

Menyatakan kecemasan berkurang.

NIC : Reduksi cemas

a. Lakukan pengkajian cemas ibu.

b. Tentukan derajat cemas ibu.c. Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.

d. Jaga hak privasi ibu dalam persalinan.

e. Jelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.

f. Ajarkan teknik reduksi cemas: Distraksi/relaksasi.

g. Motivasi keluarga untuk mendampingi ibu selama proses melahirkan.

h. Evaluasi keefektifan tindakan yang telah diberikan.

3. Resiko infeksi b.d. Ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang.Setelah tindakan 3 jam ibu menunjukkan kontrol terhadap infeksi dengan kriteria hasil :

- Ibu bebas dari tanda dan gejala infeksi.

- Ibu mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi.

NIC : Kontrol infeksi

1. Terapkan pencegahan universal

2. Berikan hygiene yang baik.

NIC : Proteksi infeksi

1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

3) Gunakan sarung tangan steril dalam tindakan pemeriksaan dalam

4) Pertahankan kesterilan selama melakukan tindakan

Kala II

1. Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan.

Setelah 15 menit tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya

Kriteria:

- Ibu mampu mengatur pola nafas ketika meneran.

- Ibu mampu meneran dengan tepat dan benar.

- Tidak terjadi ruptur di perineum.

NIC : Managemen nyeri

a) Lakukan pengkajian nyeri PQRST.

b) Ekspresikan penerimaan tentang nyeri

c) Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi

d) Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu untuk mensupport ibu meneran.

e) Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu support kedua tungkai ibu.

f) Bantu memimpin pola nafas ibu.

g) Anjurkan ibu utk merilekskan otot dasar pelvis.

h) Membantu ibu merubah posisi jk perlu atau jk dlm 20 mnt tdk ada perkembangan.

KALA III1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

NOC:

Fluid balance

Nutritional status : food and fluid intake

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 pada klien diharapkan kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan KH:

TTV dalam batas normal

Tidak ada tanda dehidrasi

NIC: fluid management

a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

b. Dorong masukan oral

c. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan

d. Tawarkan snack (jus buah segar)

e. Monitoring vital sign

f. Monitor status hidrasi

g. Kolaborasi pemberian cairan IV

2. Nyeri b.d. Fisiologis: proses melahirkan

Setelah tindakan 15 menit ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya. Dengan criteria :

Tampak tenang.

Menyatakan dapat menahan nyeri.

NIC : Managemen nyeri1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi

2)Ekspresikan penerimaan tentang nyeri

3)Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi

3. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria:

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

NIC : Infection control1) Terapkan pencegahan universal.

2) Berikan hygiene yang baik.

3) Jahit luka dengan teknik aseptic

4) Jaga kesterilan alat yang digunakan.

5) Gunakan sarung tangan steril dalam melakukan tindakan.

NIC : Infection protection1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik2) Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah.

KALA IV1. Fatigue b.d. Proses persalinan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 jam, ibu mampu melakukan konservasi energy.

Kriteria:

- Ibu menyatakan rasa lelahnya berkurang.

- Ibu mampu mengatur pola istirahat

NIC : Konservasi energi1) Monitor tingkat kelemahan ibu.

2) Monitor tanda-tanda vital ibu.

3) Berikan periode istirahat yang cukup.

4) Fasilitasi ibu untuk istirahat.

5) Berikan makanan/nutrisi pada ibu.

6) Berikan suplai oksigen yang cukup bagi ibu

7) Ciptakan lingkungan yang tenang.

8) Batasi aktivitas ibu

9) Libatkan keluarga untuk memberikan support.

2. PK: Perdarahan

Perawat mampu meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan.1) Monitor tanda-tanda vital ibu.

2) Monitor tanda-tanda perdarahan.

3) Monitor pemeriksaan laboratorium.

4) Pantau keadaan ibu.

5) Kolaborasi pemberian antihemoragik dan transfusi jika perlu.

6) Anjurkan ibu untuk melapor jika merasa keluar darah banyak.

7) Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan keluarganya

8) Berikan tambahan minuman peroral pada ibu

3. Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari infeksi klien terkomtrol.

Kriteria:- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi,

- Tidak terjadi demam.

NIC : Infection control1) Terapkan pencegahan universal

2) Berikan hygiene yang baik

NIC : Infection protectiona) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik

b) Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah

4. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggota keluarga.

Tujuan :

Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan KH

Klien menggendong bayinya.

Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.

Intervensi :

Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi.

Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.

Observasi dan catat interaksi bayi keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.

Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan / kurang minat / kedekatan.

Anjurkan dan bantu pemberian ASI.

D. Implementasi Keperawatan

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan (Reeder, dkk. 2011).E. Evaluasi

Setelah memberikan asuhan keperawatan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa adanya penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.1