Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih...

244
INTISARI Ilmu Hadits

Transcript of Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih...

Page 1: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

INTISARIIlmu Hadits

Page 2: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Dr. Mahmud Thahhan

INTISARIIlmu Hadits

Page 3: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Intisari Ilmu Hadits

Dr. Mahmud Thahhan ©2007, Dr. Mahmud Thahhan UIN-Malang Press

Diterjemahkan dari buku; Taisir Mushthalah al-hadits

252 hlm; 1 4 x 2 1 cm1. Ilmu Hadits 2. Musthalah Hadits

Penulis: Dr. Mahmud Thahhan Penerjemah: A. MuhtadiRidwan Editor: H.R. Taufiqurrachman RancangSampul: Aulia Fikriarini

ISBN: 979-24-2973-5 Cetakan I: Oktober 2007

Penerbit:UIN-Malang Press Jl.Gajayana 50 Malang Telp. (0341)551354, 572533 Fax. (0341)572533 e-mail:[email protected]

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 4: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

KATA PENGANTAR

Hadis dan Sunnah, baik secara struktural maupun fungsional,

disepakati oleh mayoritas kaum muslimin dari berbagai mazhab Islam,

sebagai sumber ajaran Islam, karena dengan adanya Hadis dan Sunnah

itulah ajaran Islam menjadi jelas, rinci dan spesifik. Sepanjang

sejarahnya, hadis-hadis yang tercantum dalam berbagai kitab hadis

yang ada, berasal melalui proses penelitian ilmiah yang rumit,

sehingga menghasilkan kualitas hadis yang diinginkan oleh para

penghimpunnya. Implikasinya, telah terdapat berbagai macam kitab

hadis, yang seringkali dijumpai keanekaragaman redaksi (matan hadis)

dan sanadnya, karena diantara kolektor hadis tersebut memakai kriteria

dan standar masing-masing. Di sinilah letak pentingnya studi hadis

agar dapat diketahui bagaimana hadis tersebut diteliti dan lebih dari itu

bagaimana meneliti sehingga dapat diketahui tatacara dengan benar

pemakaian hadis sebagai dasar amalan.

Namun sayang, di antara para pengkaji ajaran Islam banyak yang

berpendapat bahwa hadis Nabi SAW dan ilmu hadis termasuk

pengetahuan yang sangat rumit, sehingga mereka mengalami banyak

kesulitan. Pernyataan itu memang cukup beralasan, setidak- tidaknya

bagi mereka yang belum memahami dengan baik sejarah kodifikasi

hadis, berbagai istilah dan kaedah yang dikenal dalam ilmu hadis.

حیمالرالرحمناللهبسم

Page 5: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Kesulitan memahami pengetahuan hadis dan ilmu hadis ini tidak

jarang menjadikan seseorang yang hendak mengkajinya bersikap

enggan. Sikap yang demikian itu sudah barang tentu sangat berbahaya,

karena hadis Nabi Muhammad SAW merupakan sumber ajaran Islam

kedua setelah al-Qur'an yang harus selalu dijadikan pedoman.

Sedangkan untuk menjadikan hadis sebagai dasar ajaran agama, hadis

itu terlebih dahulu harus diketahui secara pasti keadaan kualitasnya

melalui penelitian yang tak lain mensyaratkan penguasaan ilmu hadis

bagi peneliti hadis.

Sikap enggan untuk mempelajari ilmu hadis, lebih berbahaya bila

ternyata juga melanda kalangan akademisi yang memiliki spesialisasi di

bidang kajian Islam. Ironisnya, kekhawatiran ini kini telah menjadi

kenyataan. Hal ini kiranya bisa dimaklumi, karena kemampuan mereka

di bidang bahasa asing, terutama bahasa Arab masih terasa kurang.

Padahal, buku-buku referensi tentang ilmu hadis sebagian besar

berbahasa Arab. Beberapa kalangan juga beranggapan bahwa

sebenarnya studi (penelitian) hadis sudah mencapai babak final.

Terbukti, dengan adanya beberapa produk penelitian hadis yang

representatif sebagai dasar pengambilan hadis. Di antaranya, Kutub al-

Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim,

Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, al-Muwaththa'

Imam Malik, Musnad Ahmad, dan Sunan al-Darimi.

Dari sini, kami merasa terpanggil untuk mempelajari ilmu hadis,

kemudian mencoba mengalihbahasakan sebuah buku yang bertajuk

Taisiir Mushthalah Al-Hadis karya Dr. Mahmud al- Thahhan, seorang

purnawirawan Angkatan Darat di Siria dan Guru Besar Fakultas

Syari'ah Universitas Islam Muhammad bin Sa'ud al-Islami di Madinah.

Buku ini, kami beri judul Intisari Ilmu Hadis. Terjemahan ini diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan semua pihak, terutama saya sendiri yang

secara kebetulan sangat tertarik pada kajian keislaman, utamanya hadis

dan ilmu hadis. Terjemahan

6

Page 6: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

ini sebenarnya sudah selesai saya lakukan pada tahun 1995 ketika saya

secara resmi berpindah tempat kerja dari Fakultas Syari'ah IAIN Sunan

Ampel Ponorogo (kini STAIN Ponorogo) ke Fakultas Tarbiyah IAIN

Sunan Ampel Malang (kini UIN Malang). Berkat permintaan dan

dorongan banyak pihak untuk dicetak dan disebarluaskan agar dapat

dipakai sebagai referensi kajian keislaman, khususnya bidang studi

hadis, maka kami menyusunnya kembali dengan stuktur penerjemahan

yang lebih mudah dimengerti dan tidak jauh berbeda dengan teks

aslinya.

Sistematika terjemahan ini mengalami perubahan dari buku

aslinya, yang semula terbagi menjadi empat bab kemudian berkembang

menjadi tujuh bab, sebagaimana tergambar pada daftar isi terjemahan

ini. Hal ini saya lakukan, sekali lagi, agar lebih mudah dipelajari. Di

samping itu, kami sengaja memberikan tambahan keterangan dan

catatan kaki pada bagian-bagian tertentu dengan maksud ingin

memperjelas bahasan yang terasa sangat simpel.

Demikian, semoga usaha yang sangat sederhana dan masih banyak

kekurangan ini ada guna dan manfaatnya. Kemudian kepada Allah SAW

semata-mata, kami mohon petunjuk dan ridla- Nya dan tidak lupa saya

haturkan terima kasih kepada sahabat- sahabat sejawat atas dorongan

dan bantuannya, sehingga karya ini dapat terwujud.

Malang, 15 Desember 2006

HA. MUHTADI RIDWAN

7

Page 7: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

KATA PENGANTAR PENGARANG

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah

kepada kaum muslimin dengan menurunkan al-Qur'an al-Karim yang

terjamin kelestariannya, baik isi maupun tulisannya sampai hari kiamat

dan sunnah Nabi Muhammad SAW yang juga selalu terpelihara.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah mendapat mandat dari Allah SWT untuk

memberikan penjelasan terhadap segala hal dalam al-Qur'an al-Karim

sesuai dengan kehendak-Nya. Allah SWT berfirman: dalam surat al-

Nahl ayat 44 :

Artinya: "....Dan kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamumenerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkankepada mereka dan supaya mereka memikirkan".

Nabi Muhammad SAW menjelaskan kandungan al-Qur'an melalui

sabda-sabdanya, perbuatan dan ketetapannya dengan bahasa yang jelas

dan gamblang.

Semoga Allah SWT dilimpah ridha-Nya kepada para sahabat

yang telah menerima sunnah secara langsung dari Nabi SAW,

Page 8: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

kemudian memeliharanya. Selanjutnya, mereka meriwayatkan kepada kaum

muslimin, sebagaimana yang pernah mereka dengar tanpa ada cacat dan

perubahan.

Semoga Allah SWT selalu memberi rahmat dan ampunan kepada para

ulama salaf yang telah meriwayatkan sunnah Nabi dari masa ke masa.

Mereka berhasil menciptakan kaidah-kaidah dan norma-norma secara

cermat demi menjaga keabsahan periwayatan hadis, serta membersihkannya

dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh orang-orang yang berbuat

kebatilan.

Semoga Allah SWT juga memberi pahala kepada para ulama khalaf

yang telah menerima dan mengkaji kaidah-kaidah dan norma-norma

periwayatan karya ulama salaf, sehingga mereka berhasil menyusunnya

kembali secara sistematis dalam bidang studi tersendiri yang selanjutnya

dikenal dengan nama "Ilmu Mushthalah al-Hadis"' 1

Setelah beberapa tahun saya mempelajari Ilmu Mushthalah al-Hadis di

Fakultas Syari'ah Universitas Islam di kota Madinah yang memakai buku "

Ulum al-Hadis" karya Ibn al-Shalah dan buku ringkasannya " Al-Taqrib” karya

al-Nawawi sebagai buku standar, saya menemui kesulitan dalam

mempelajari kedua buku tersebut, karena isi dan pengetahuannya begitu

besar dan luas.

Di antara kesulitan-kesulitan yang saya temui dari kedua buku

tersebut ialah :

■ Ada beberapa bagian bahasan yang terlalu panjang, terutama pada

kitab Ulum al-Hadis karya Ibn al-Shalah.2

■ Ada beberapa bagian bahasan yang terlalu simpel, terutama pada kitab

al-Taqrib karya al-Nawawi.3

1. Ilmu Mushthalah al-Hadis juga disebut Ilmu Hadis dirayah, Ulum al-Hadis dan Ushulal-Hadis.

2. Sebagaimana pembahasan tentang "tata cara mendengar, menerima dan menghafalhadis" yang menghabiskan tidak kurang dari 46 halaman.

3. Sebagaimana pembahasan tentang "hadis dla'if" yang tidak lebih dari 19 kalimat.

10

Page 9: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

■ Terdapat beberapa ungkapan (ibarat) yang sulit dipahami danada sebagian bahasan yang kurang sinkron dengan pembahasan

yang lain.4 seperti tidak menyebutkan definisi, tidak

mencantumkan contoh-contoh, tidak menyebutkan faedah pada

bahasan tertentu, tidak menyebutkan sumber pengambilannya

dan lain sebagainya.

Di samping kedua buku di atas, saya juga menemui persoalan yang

sama dari sekian banyak buku karya ulama terdahulu, bahkan sebagian

buku belum mencakup keseluruhan bahasan ilmu hadis, sebagian yang

lain sistematika bahasannya tidak sempurna. Alasan mereka

meninggalkan beberapa bahasan dalam bukunya adalah karena dianggap

sudah jelas masalahnya dan untuk bahasan yang terlalu luas semata-mata

karena pertimbangan kondisi dan situasi yang memang membutuhkan

seperti itu, dan sebab-sebab yang lain, baik yang diketahui atau belum

diketahui.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, saya mempunyai gagasan

untuk menyusun sebuah buku di bidang Ilmu Mushthalah al-Hadis yang

mudah difahami sebagai pegangan bagi mahasiswa Fakultas Syari'ah.

Sistematika bahasannya adalah mengklasifikasi masing- masing

bahasan menjadi beberapa poin yang bernomor, dimulai dari definisi,

contoh-contoh, macam-macamnya dan diakhiri dengan penyebutan buku

karya terkenal di bidang tertentu. Semua bahasan tersebut memakai

redaksi yang mudah, metode ilmiah yang jelas, tidak berbelit-belit dan

tidak sulit serta tidak terlalu banyak menyebutkan perbedaan pendapat

dan tidak pula membeberkan

4. Seperti ringkasan al-Nawawi tentang pembahasan hadis maqlub, yakni "hadismaqlub adalah semisal hadis mungkar yang diriwayatkan dari Salim, selanjutnyadirubah dari Nafi' dengan tujuan agar hadis itu lebih menarik dan disenangi". Danperistiwa yang dilakukan penduduk Baghdad ketika sengaja mencampur aduk100 buah hadis sebagai ujian atas al-Bukhari yang ternyata berhasil dijawab dandiselesaikan dengan baik, sehingga mereka mengakui kelebihannya.

11

Page 10: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

secara panjang lebar pada berbagai masalah karena keterbatasan

waktu yang diperuntukkan mengkaji bidang ilmu ini pada Fakultas

Syari'ah dan fakultas lain yang mendalami studi keislaman.

Buku ini saya beri nama " Taisir Mushthalah al-Hadis" . Saya

tidak beranggapan bahwa buku ini sudah melebihi buku-buku karya

ulama terdahulu dalam bidang Ilmu Mushthalah al-Hadis, namun

setidaknya, buku ini dapat dijadikan sebagai kunci untuk

mempelajari dan memahami kandungan buku-buku mereka. Buku-

buku ulama terdahulu tetap sebagai referensi penting bagi para

pengkaji bidang ilmu ini.

Saya juga tidak mau ketinggalan memberikan sumbangan

pemikiran, karena pada akhir-akhir ini muncul beberapa buku yang

disusun oleh para ahli, terutama sanggahan terhadap kaum orientalis

dengan beberapa bahasan yang sebagian terlalu panjang, terlalu

simpel atau sebagian kurang sempurna. Karenanya, buku ini saya

maksudkan bisa dijadikan perantara dari buku-buku tersebut.

Yang terbaru dalam buku saya ini adalah :

1. Sistem pembagiannya, yakni setiap bidang bahasan dibagi

menjadi beberapa poin yang bernomor, sehingga mudah bagi

mahasiswa untuk memahaminya.5

2. Setiap bahasan diformulasikan dengan redaksi secara umum,

seperti pembahasan definisi, contoh-contoh dan lain

sebagainya, sehingga dapat saling menunjang dan

menyempurnakan.

3. Mencakup keseluruhan materi bahasan Ilmu Mushthalah al-

Hadis dan disusun secara ringkas.

5. Sistematika tersebut saya peroleh dari para guru besar saya, seperti al-UstadzMusthafa al-Zarqa' dalam bukunya "al-Fiqhu al-Islami fi-Tsaubihi al-Jahid",al- Ustadz Dr. Ma'ruf al-Dawalibi dalam bukunya "Ushul al-Fiqh" dan al-Ustadz Dr. Muhammad Zakki Abd. al-Bari, pada waktu saya menuntut ilmudi Fakultas Syari'ah Universitas Damaskus. Dan saya berpendapat bahwasistematika tersebut adalah yang paling mudah dan besar pengaruhnya dalammemahami ilmu pengetahuan.

1 2

Page 11: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Dari segi penyusunan bab dan sistematika bahasannya, saya

mengambil metode yang dipakai oleh al-Hafidh Ibn Hajar dalam

bukunya " al-Nukhbah" dan syarahnya, karena memang metode beliau

yang paling baik. Sedangkan dalam hubungannya dengan materi,

sebagian besar saya berpegang pada buku " Ulum al-Hadis" karya Ibnu

al-Shalah, buku ringkasannya "al-Taqrib" karya al-Nawawi dan buku

syarahnya "al-Taqrib" karya al-Suyuthi.

Penyusunan buku ini terdiri dari empat bab dan dimulai dengan

muqaddimah, yakni:

■ Bab Pertama; tentang al-Hadis

■ Bab Kedua; tentang al-Jarh wa al-Ta'dil

■ Bab Ketiga; tentang al-Riwayah dan pokok bahasannya

■ Bab Keempat; tentang Isnad dan mengetahui para perawi.

Sesungguhnya ketika saya berhasil menyuguhkan hasil jerih

payah yang tidak berarti ini kepada para mahasiswa, saya merasa

betapa lemah dan kerdilnya dalam menyajikan ilmu ini kepada orang

yang berhak memilikinya, karena saya tidak bisa terlepas dari

kekeliruan dan kesalahan. Harapan saya dari segenap pembaca agar

memberikan kritik dan saran atas kesalahan dan kekeliruan tersebut

dan saya sampaikan banyak terima kasih.

Semoga saya menjumpai orang-orang seperti itu dan saya

senantiasa mengharap kepada Allah SWT agar memberikan manfa'at,

berkat buku saya ini, kepada para mahasiswa dan para pemerhati ilmu

hadis. Saya berharap, buku ini tercatat sebagai amal baik di sisi-Nya.

Pengarang,

Dr. Mahmud al-Thahhan

13

Page 12: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

DAFTAR ISI

KATA P ENGANTAR ……………………………………………………………...5

KATA PENGANTAR PENGARANG……………………………………………... 9

DAFTAR IS I………………………………………………………………………15

BABI

PENDAHULUAN ............................................................................. 19

A. Sejarah Singkat tentang Perkembangan Ilmu Hadis......... 19

B. Kitab-Kitab terkenal di bidang Ilmu Mushthalah Al-

Hadis………………………………………………...…. 23

C. Beberapa Pengertian Dasar………………………………….27

BAB IIHADIS DITINJAU DARI KUANTITAS PERAWI/SANADNYA...................................................................... 31

A. Hadis Mutawatir……………………………………………. 31

B. Hadis Ahad…………………………………………………. 36

Page 13: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB IIIPEMBAGIAN HADIS AHADDILIHAT DARI SEGIKUALITASNYA........................................... 57

A. Hadis Maqbul…………………………………………............. 57

B. Hadis Maqbul dengan Qarinah……………………………… 81

C. Macam-Macam Hadis Maqbul………………………………. 82

D. Hadis Mardud dan Sebab-Sebab Tertolaknya……………… 89

BAB IV

HADIS YANG KUALITASNYA DI ANTARA MAOBUL DAN MARDUD 137

A. Pembagian hadis ditinjau dari siapa yang

dijadikan sandaran bagi sebuah hadis ................................ 137

B. Hadis yang kualitasnya antara Maqbul

atau Mardud .......................................................................... 148

C. I'tibar, Mutabi'dan Syahid…………………………………... 154

BAB V

SIFAT PERAWI HADIS YANG DITERIMA RIWAYATNYA DAN TEORI

JARH WA AL-TA’DIL................................................ 159

A. Syarat-syarat diterimanya riwayat hadis………………….. 159B. Teori Umum tentang Al-Jarh Wa Al-Ta'dil………………. 166C. Tingkatan al-Jarh wa al-Ta'dil………………………………. 168

BAB VI

PERIWAYATAN HADIS .............................................. 173

A. Tata Cara Mendengar dan Menerima Hadis……………… 173

B. Tata Cara Penerimaan Riwayat Hadis……………………... 175C. Penulisan dan Pembukuan Hadis………………………….. 184D. Sifat Periwayatan Hadis……………………………………... 189

16

Page 14: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

E. Etika Periwayatan Hadis............................. .................... 194

BAB VII

ISNAD DAN PERMASALAHANNYA................................... 199

A. Esensi Isnad……………………………….……………. 199

B. Mengetahui Para Perawi Hadis .................................... 213

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 249

17

Page 15: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat tentang Perkembangan Ilmu HadisPara peneliti di bidang hadis menyimpulkan bahwa dasar

pokok Ilmu Riwayah Hadis tercantum dalam al-Qur'an dan SunnahNabi SAW., sebagaimana dalam surat al-Hujarat [49] ayat 6,Allah berfirman:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamuorang Fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan telitiagar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaumtanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesalatas perbuatanmu itu.

Sabda Nabi Muhammad SAW :

Page 16: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: Semoga Allah memberikan kebaikan kepada seseorangyang mendengarkan sesuatu diriku, kemudian menyampaikan(kepada orang lain) sesuai dengan yang didengarnya. Dan padaumumnya penyampai berita itu lebih menghayati daripadapendengarnya". 1

1. Hadis riwayat Abu Daud, bab ilmu. Beliau menyatakan bahwa hadis tersebut Hasan Shahih.Selain ini, ada beberapa hadis sejenis yang diriwayatkan Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad danal-Darimi. Berikut ini teks hadis sebagaiman dalam " Mausu'ah al-Hadis al-Syarifal-Kutubal-Tis'ah”.

20

Page 17: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya:" Sudah berapa banyak orang yang hafal (hadis)mengajar kepada orang yang lebih pandai daripadanya, dansudah berapa banyak orang yang hafal (Hadis mengajar,namun dia sendiri

tidaklah pandai" 2

Ayat al-Qur'an dan hadis di atas mengandung suatu prinsip yang sangat

mendasar, yaitu bahwa usaha menerima, menyampaikan dan

2. Hadis riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad. Matan dan Sanad Hadis sejenislihat pada foot note nomer 1.

21

Dalam riwayat lain dinyatakan :

Page 18: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

memelihara suatu hadis harus dilakukan secara cermat dan teliti.

Karena perintah Allah dan Rasul-Nya itu, para sahabat bersikap

hati-hati dalam menerima dan meriwayatkan hadis. Lebih-lebih, jika

mereka menemui keraguan tentang sifat (kejujuran) perawi hadis. Oleh

karena itu lahirlah suatu usaha untuk merumuskan teori tentang isnad

hadis, suatu teori yang dipakai untuk meneliti diterima atau ditolaknya

suatu hadis. Dalam muqaddimah kitab Shahih Muslim dikemukakan

bahwa Ibnu Sirin berkata :

22

Artinya:: " (pada mulanya) para Sahabat tidak pernah mempersoalkansanad. Akan tetapi setelah fitnah melanda mereka, merekapun langsungmenuntut nama-nama perawinya, kemudian mereka menelitinya. Hadisyang diriwayatkan ahli sunnah mereka terima, sedang yang diriwayatkanoleh ahli bid'ah mereka tolak".

Berdasarkan suatu kenyataan, bahwa hadis tidak bisa diterima kecuali

diketahui kualitas sanadnya, maka lahirlah Ilmu Al-Jarh wa

al-Ta'dil, yaitu ilmu tentang kualitas para perawi hadis dan ilmu untuk

mengetahui sanad yang muttasil (bersambung) atau yang munqathi'

(terputus) serta ilmu untuk mengetahui beberapa cacat (illat) yang

tersembunyi. Lalu, muncul juga pembahasan tentang pribadi perawi. Hanya

saja bahasan ini tidak begitu dominan mengingat jumlah perawi yang cacat

hukum (majruh) pada awal kajian hadis juga minim.

Selanjutnya para ulama mengembangkan ilmu-ilmu di atas, sehingga

lahirlah pembahasan khusus tentang hadis dengan spesifikasinya tersendiri,

baik dari segi a'dalah dan dlabit-nya

Page 19: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

seorang perawi, cara penerimaan dan penyampaian hadis, cara

mengetahui naskh dan mansukh dalam hadis, ke-gharib-an hadis dan

lain sebagainya. Menariknya, pengembangan ilmu-ilmu hadis di atas

dilakukan para ulama dengan cara lisan.

Pada tahap selanjutnya, ilmu-ilmu hadis terus mengalami

perkembangan. Beberapa bahasan tentang ilmu hadis mulai dikaji dalam

sebuah buku, walaupun buku itu juga masih membahas bidang ilmu lain

semisal ilmu ushul fiqh, ilmu fiqh dan ilmu hadis sendiri, seperti: kitab

"al-Risalah" dan "al-Um" karya Imam al- Syafi'i.

Pada abad ke-IV H, ilmu-ilmu di atas telah mengalami

perkembangan berarti. Ilmu hadis telah berdiri sendiri, terpisah dengan

lainnya. Pelopor Ilmu Mushthalah al-Hadis adalah al- Qadli Abu

Muhammad al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad al-Ramaharmuziy

(wafat 360 H) dengan kitabnya yang berjudul " al-Muhaddits al-Fashilbaina al-Rawiy wa al-Wa'iy".

B. Kitab-Kitab terkenal di bidang Ilmu Mushthalah Al- Hadis1. Al-Muhaddits al-Fashil Baina al-Rawiy wa al-Wa'iy Karya al-Qadli

Abu Muhammad al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad al-

Ramaharmuziy (wafat 360 H). Isinya belum mencakup

keseluruhan bahasan Ilmu Mushthalah al- Hadis. Hal ini bisa

dimaklumi karena kitab ini merupakan pembuka di bidang ilmu

hadis.

2. Ma'rifatu Ulum al-HadisKarya Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-Hakim al-

Naisaburiy (wafat 405 H). Kitab ini belum tersusun secara

sistematis sebagaimana metodologi penulisan yang berlaku.

23

Page 20: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

3. Al-Mustakhraj 'Ala Ma'rifati Ulum al-HadisKarya Abu Nu'im Ahmad bin Abdillah al-Ashbihaniy (wafat

430 H). Kitab ini merupakan penyempurnaan dari beberapa

bahasan yang belum dikaji di kitab " Ma'rifatu Ulum al-Hadis",terutama yang berhubungan dengan kaidah-kaidah ilmu hadis.

4. Al-Kifayah fi Ilmi al-Rizyayah

Karya Abu Bakar Ahmad bin Aki bin Tsabit al-Khatib al-

Baghdadiy (wafat 463 H). Kitab ini merupakan edisi revisi

dari beberapa ilmu hadis terdahulu dan mengandung

penjelasan tentang kaidah periwayatan hadis. Ia dikenal

sebagai salah satu sumber terbesar dalam ilmu hadis.

5. Al-Jami'li Akhlaqi al-Rawi wa Adabi al-Sami'

Karya Al-Khatib al-Baghdadiy (wafat 463 H). Seperti

judulnya, kitab ini membahas tentang tata cara meriwayatkan

hadis. Bobot pembahasan dan isi kitab ini sangat tinggi dan

merupakan satu-satunya kitab hadis yang khusus menjelaskan

periwayatan hadis dalam satu karya ilmiah tersendiri. Hal ini

diakui oleh al-Hafidh Abu Bakar bin Nuqthah. Menurutnya,

para ahli hadis sesudah generasi al-Khatib mengakui bahwa

kitab rujukan yang mereka pakai sebagai referensi dasar

adalah kitab yang disusun oleh al-Khatib.

6. Al-Alma'ila Ma'rifati Ushul al-Riwayah wa Taqyidi al-

Sima'i

Karya Al-Qadli' Iyadh bin Musa al-Yahahibiy (wafat 554 H).

Kitab ini belum mencakup semua bidang bahasan IlmuMushthalah al-Hadits, sebab ia hanya membahas tata cara

menerima dan menyampaikan sebuah hadis beserta bagian-

bagiannya. Walaupun demikian, kitab ini tetap diakui sebagai

kitab yang berkualitas, baik dilihat dari segi

24

Page 21: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

metode maupun sistematika pembahasannya.

7. Malayasa'u al-Muhaddits Jahluhu

Karya Abu Hafsh Umar bin Abdul Majid al-Mayanji (wafat 580 H).

Sebuah kitab kecil yang pembahasannya tidak begitu lengkap.

8. Ulumul Hadis

Karya Abu 'Amr Utsman bin Abd al-Rahman al-Syahrazuriy, yang

terkenal dengan nama panggilan Ibnu al-Shalah (wafat 643 H).

Karyanya ini dikenal dengan nama" Muqaddimah Ibnu Shalah"

dan diakui sebagai kitab paling bagus di bidang ilmu hadis. Isi kitab

ini merupakan rangkuman beberapa materi ilmu hadis yang masih

belum dibahas pada kitab-kitab yang telah disusun oleh ulama

pendahulunya, seperti al-Khatib dan beberapa pengarang lain,

sehingga kitab ini menjadi kitab yang lengkap. Sayangnya, ia belum

tersusun secara sistematis, karena penulisannya dilakukan secara

bertahap. Kendati demikian, ia merupakan soko guru di bidang ilmu

hadis yang dipakai sebagai rujukan bagi ulama yang hidup

sesudahnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya para ulama yang

berusaha membuat ringkasan dan menyusun dalam bentuk nadzam

dari isi kitab tersebut. Di samping juga ada para ulama yang

menentang atau yang membelanya.

8. Al-Taqrib wa al-Taisir li Ma'rifati Sunani al-Basyir al- Nadzar

Karya Muhyiddin Yahya bin Syaraf al-Nawawiy (wafat 676 H). Ia

adalah ringkasan dari kitab " Ulumul Hadis" karangan Ibnu al-

Shalah, dan diakui sebagai kitab yang bagus tapi terkadang susunan

kalimatnya sulit difahami.

25

Page 22: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

10. Tadribu al-Rawiy fi Syarh Taqrib al-Nawawiy

Karya Jalaluddin Abdul Rahman bin Abi Bakar al-Suyuthiy

(wafat 911 H). Dari judulnya, dapat diketahui bahwa kitab ini

merupakan syarah (penjelasan) dari kitab " Taqrib al-

Nawawiy" . Al-Syuyuthi mengaku, bahwa dengan mensyarahi

karya al-Nawawyiy, dirinya memperoleh banyak pengetahuan.

11. Nadzmu al Durarifi Ilmi al-Atsar

Karya Zainuddin Abdul Rahim bin al-Husain al-'Iraqiy (wafat

806 H) yang dikenal dengan nama " Alfiyah al-Iraqiy" . Ia

merupakan kitab Nadzam dari " Ulumul Hadis" karya Ibnu al-

Shalah. Karya al-'Iraqy ini juga dikenal sebagai kitab yang

teramat bagus, karena mengandung banyak hal baru, disamping

karena kitab mempunyai beberapa syarah yang antara lain 2

syarah yang dikarang oleh penulisnya sendiri.

12. Fathu al-Mughitsfi Syarhi alfiyati al-Hadis

Karya Muhammad bin Abdul Rahman al-Sakhawaiy (wafat 902

H). Ia adalah syarah kitab" Alfiyah al-Iraqiy" yang paling

lengkap.

13. Nukhbatul Fikrifi Musthalah Ahli al-Atsar

Karya al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalaniy (wafat 852 H). Sebuah

kitab kecil yang ringkas dan tersusun secara sistematis. Metode

yang dipakai tergolong metode baru (tersusun secara kronologis

dan sistematis) yang belum dipakai oleh pendahulunya. Ulama

lain banyak yang menulis syarah kitab ini, disamping

pengarangnya sendiri juga memberi syarah yang berjudul "

Nazhatu al-Nadhar" .

14. Al-Manzumah al-BaiquniyyahKarya Umar bin Muhammad al-Baiquniy (wafat 1080 H). Ia

26

Page 23: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

merupakan kitab nadham yang ringkas, karena tidak lebih

dari 34 bait, tapi justru, bait-bait nadham-nya yang ringkas

dan bermakna luas itu yang membuat kitab ini memiliki

banyak syarah.15. Qawaidu al-Tahdis

Karya Muhamamd Jalaluddin al-Wasimiy (wafat 1332 H).

Sebuah kitab yang berfaedah dan detail pembahasannya. Selain

kitab-kitab di atas, masih banyak karya ulama lain di bidang

ilmu hadis tidak mungkin disebutkan semuanya.

C. Beberapa Pengertian Dasar

1. Ilmu Musthalah Hadisa. Pengertian

Ilmu Musthalah Hadis adalah ilmu yang membahas tentang

dasar-dasar dan kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan

sanad dan matan hadis ditinjau dari segi diterima dan

ditolaknya suatu hadis.

b. Obyek bahasannya adalah tentang sanad dan matan hadis

ditinjau dari segi diterima dan ditolaknya suatu Hadis.

c. Faedahnya adalah dengan mengetahui Ilmu Musthalah Hadis,

akan dapat membedakan mana hadis yang shahih dan hadis

yang tidak shahih.2. Pengertian Hadis

a. Menurut bahasa, kata Hadis sama dengan Jadid yang berarti:

perkara yang baru.

b. Menurut istilah, Hadis berarti: apa saja yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan,

perbuatan, ketetapan maupun sifatnya.

27

Page 24: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

3. Pengertian al-Khabar

a. Menurut bahasa, al-Khabar sama dengan al-Naba' yang berarti:

suatu cerita.

b. Menurut istilah, definisi al-Khabar ada 3 pengertian, yaitu:

1) Al-Khabar searti dengan al-Hadis

2) Al-Khabar berbeda dengan al-Hadis. Yakni, al-Hadis adalah

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. Sedangkan,

al-Khabar ialah sesuatu yang disandarkan kepada selain

Nabi (Sahabat dan Tabi'in).

3) Al-Khabar lebih umum daripada al-Hadis. Yakni, al- Hadis

adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW saja,

sedang al-Khabar disandarkan kepada Nabi SAW dan

lainnya (Sahabat dan Tabi"in).

4) Pengertian al-Atsar

a. Menurut bahasa, al-Atsar sama dengan Bagiyatu al-Syai' yang

berarti: sisa sesuatu.

b. Menurut istilah, al-Atsar terdapat 2 pendapat:

1) Al-Atsar searti dengan al-Hadis.

2) Al-Atsar berbeda dengan al-Hadis.Yakni, al-Atsar adalah

sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi'in, baik

dengan perkataan atau perbuatan.

5) Pengertian al-IsnadAl-Isnad mempunyai 2 pengertian :

a. Menghubungkan hadis kepada orang yang meriwayatkan

sebagai sandaran.

b. Mata rantai dari beberapa perawi hadis yang menghubungkan

sampai matan hadis. Pengertian ini searti dengan al-Musnad dan

al-Sanad.

28

Page 25: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

6) Pengertian al-Sanada. Menurut bahasa al-Sanad sama dengan al-Mu'tamad yang berarti:

tempat bersandar. Disebut demikian, karena ia menjadi sandaran

sebuah suatu hadis dan menjadi penentu untuk dalam menilai

kualitas hadis.

b. Menurut istilah, al-Sanad berarti: mata rantai dari beberapa perawi

hadis yang terus bersambung hingga sampai kepada matan (teks)

hadis.

7) Pengertian al-Matana. Menurut bahasa, al-Matan berarti: bumi yang keras dan

tinggi.

b. Menurut istilah, al-Matan adalah materi pembicaraan (teks hadis)

yang berada setelah penyebutan sanad.

8) Pengertian al-Musnada. Menurut bahasa, al-Musnad adalah isim maf'ul dari fi'il madli "

asnada" yang berarti: sesuatu yang menjadi sandaran.

b. Menurut istilah, al-Musnad mempunyai 3 arti:

1) Nama kitab yang menghimpun seluruh hadis yang

diriwayatkan oleh beberapa sahabat dan sistematika

penyusunannya didasarkan pada tingkatan para sahabat

(thabaqat).

2) Had is yan g marfu ' d an mut tas i l (Sanadn ya

bersambung).

3) Sama pengertiannya dengan al-Sanad. Hanya saja kata al-

Musnad dibentuk dengan mashdar mim.

9) Pengertian al-MusnidAl-Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadis lengkap dengan

menyebut Sanadnya, baik si perawi mengerti ilmunya atau hanya

sekedar meriwayatkan.

29

Page 26: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

10. Pengertian al-MuhaddisAl-Muhaddis adalah orang yang menekuni Ilmu Hadis Riwayah, Ilmu

Hadis Dirayah, dan mengetahui sebagian besar riwayat hadis

beserta keadaan para perawinya.

11. Pengertian al-HafidhAda 2 pendapat:

a. Menurut sebagian besar ulama Hadis, al-Hafidh sama

dengan al-Muhaddits.

b. Sebagian berpendapat bahwa al-Hafidh lebih tinggi derajatnya

daripada al-Muhaddits, karena al-Hafidh lebih banyak

mengetahui perawi-perawi yang pada setiap thabaqat daripada

al-Muhaddits.

11. Pengertian al-HakimAl-Hakim adalah orang yang menguasai hampir keseluruhan

hadis dan hanya sedikit hadis yang belum diketahuinya.

30

Page 27: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB II

HADIS DITINJAU DARI KUANTITASPERAWI/SANADNYA

Hadis ditinjau dari kuantitas (jumlah) perawi/sanadnya terbagi 2

macam:

1. Jika memiliki jalur (sanad) yang jumlah perawinya tidak terbatas

pada bilangan yang pasti disebut Hadis Mutawatir.

2. Jika memiliki jalur (sanad) yang jumlah perawinya bisa dihitung

dengan bilangan tertentu disebut Hadis Ahad.

Kedua macam hadis di atas masing-masing mempunyai pembagian dan

rincian tersendiri.

A. Hadis Mutawatir

1. Pengertiana. Menurut bahasa, kata al-mutawatir adalah isim fa'il berasal dari

mashdar " al-tawatur" semakna dengan " al-tatabu'u" yang berarti:

berturut-turut atau beriring-iringan, seperti kata " tawatara al-

matharu" yang berarti: hujan turun berturut-

turut.

b. Menurut istilah, hadis mutawatir adalah hadis yang

Page 28: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada semua thabaqat

(generasi), yang menurut akal dan kebiasaan, tidak mungkin

mereka bersepakat untuk berdusta.

2. Syarat-Syarat Hadis Mutawatir

Dengan definisi di atas, dipahami bahwa suatu hadis bisa dikatakan

mutawatir apabila telah memenuhi 4 syarat, yakni:

a. Jumlah perawinya harus banyak. Para ulama berbeda pendapat dalam

menentukan jumlah minimalnya dan menurut pendapat yang terpilih

minimal sepuluh perawi. 3

b. Perawi yang banyak ini harus terdapat dalam semua thabaqat

(generasi) sanad.

e. Secara rasional dan menurut kebiasaan (adat), para perawi- perawi

tersebut mustahil sepakat untu berdusta.4

d. Sandaran beritanya adalah panca indera dan itu ditandai dengan kata-

kata yang digunakan dalam meriwayatkan sebuah hadis, seperti: kata

سمعنا (kami telah mendengar),رأینا (kami telah melihat), لمسنا (kami

telah menyentuh) dan lain sebagainya, adapun jika sandaran beritanya

adalah akal semata, seperti: pendapat tentang alam semesta yang

bersifat huduuts (baru), maka hadis tersebut tidak dinamakan mutawatir.

3. Nilai Hadis Mutawatir

Hadis mutawatir itu mengandung nilai " dlaruriy". Yakni, suatu

keharusan bagi manusia untuk mengakui kapasitas kebenaran suatu hadis,

seperti halnya seseorang yang telah menyaksikan suatu kejadian dengan

mata kepala sendiri. Bagaimana mungkin dia ragu-ragu atas kebenaran

sesuatu yang disaksikan itu?. Demikian

3. Tadribu al-rawi, hal. 1774. Mereka harus berasal dari negara yang berbeda dan/atau dari ras, suku serta madzhab

(aliran) yang berbeda pula, dan lain sebagainya. Berdasarkan ketentuan di atas, terkadangada hadis yang jumlah perawinya banyak namun tidak dihukumi sebagai Hadis Mutawatir,

begitu juga sebaliknya. Jadi syarat ketiga tersebut bisa/ tidak terpenuhi adalah sangattergantung dari keadaan perawi-perawi tersebut.

32

Page 29: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

juga dengan nilai hadis mutawatir. Semua hadis mutawatir bernilai maqbul

(dapat diterima sebagai dasar hukum) dan tidak perlu lagi diselidiki

keadaan perawinya.

4. Macam-Macam Hadis MutawatirHadis Mutawatir terdiri dari 2 macam, yaitu: Mutawatir Lafdhiy dan

Mutawatir Ma'nawiy.

a. Mutawatir Lafdhiy adalah hadis mutawatir yang berkaitan

dengan lafal perkataan Nabi. Artinya, perkataan Nabi yang

diriwayatkan oleh orang banyak kepada orang banyak, seperti hadis

Nabi SAW:

عن أبيعن أبي صالح أبو عوانة حدثناالغبري عبیدبن و حدثنا محمد 4

من مقعده متعمدا فلیتبوأ علي كذب من وسلم علیھ صلى اللھمالله رسول قال ھریرة

(مسلم)النار

ح عن أبي ھریرة حدثنا أبو عوانة عن أبو عوانة عن أبي حصین عن أبي صال حدثنا موسى قل 107

وا باسمي ولا تكتنوا بكنیتي ومن رآني في الم نام فقد رآني عن النبي صلى اللھم علیھ وسلم قال تسم

ایتمثل فإن الشیطان لا د أ مقعده من النار في صورتي ومن كذب علي متعم )البخارى(فلیتبوعمرو عن أبي سلمة بن بشر عن محمدبن محمدحدثنابن أبي شیبة حدثنا أبو بكر 34

ل علي وسلم علیھ صلى اللھمالله رسول قال ھریرة عن أبي أ ما لم من تقو أقل فلیتبو

)ماجھإبن(النار من مقعده

بكر حدثناأیوب أبيیعني ابن سعید قل ثناكتابھ یزید من بن الله عبد حدثنا7918

33

من كذب دا أ مقعده من النار علي متعم فلیتبو

Artinya :" Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklahbersiap-siap untuk mengambil tempat di neraka"

(HR. al-Bukhari dan Muslim).5

5 Selain hadis riwayat Bukhari-Muslim, ada beberapa riwayat hadis yang sejenis. Antaralain:

Page 30: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hadis di atas diriwayatkan lebih dari 70 sahabat,

b. Mutawatir Ma'nawiy adalah hadis mutawatir yang menyangkut

amal perbuatan Nabi. Artinya, perbuatan Nabi yang diriwayatkan

oleh orang banyak kepada orang banyak lagi.

Misalnya beberapa hadis tentang perbuatan Nabi SAW yang

mengangkat tangan pada waktu berdoa. Hadis tersebut

diriwayatkan sebanyak lebih kurang 100 macam hadis dengan

redaksi yang berbeda. Kendatipun hadis-hadis itu berbeda

redaksinya, namun karena semua pesan yang terkandung masih

mempunyai qadar musytarak (titik persamaan), yakni keadaan Nabi

mengangkat tangan pada waktu berdo'a, maka hadis-hadis itu

disebut Hadis Mutawatir Ma'nawiy.6

5. Keberadaan Hadis MutawatirKeberadaan hadis mutawatir, jumlahnya sangat sedikit bila

dibandingkan dengan hadis ahad. Beberapa hadis mutawatir yang

populer, yaitu: hadis " al-Haudl", hadis “al-Mashu Ala al-Khuffain", hadis "

Rafu al-Yadainifi al-Shallah", hadis " Nadldlara Allah Imraan" dan lain

sebagainya.

6. Kitab-kitab terkenal tentang Hadis MutawatirBeberapa ulama ilmu hadis berhasil menghimpun hadis- hadis

mutawatir dan menyusunnya dalam karangan tersendiri agar

menjadi referensi bagi para peneliti dan pencari ilmu. Kitab-kitab

tersebut antara lain :

a. Al-Azhaar al-Mutanaatsirahfi al-Akhbar al-Mutaatirah, karya

al-Suyuthiy. Kitab ini disusun dengan bab-bab tertentu.

b. Qathfu al-Azhar, juga karya al-Suyuthiy. Kitab ini merupakan

ringkasan dari kitab di atas.

c. Nadhmu Mutanatsir min al-Hadis al-Mutawaatir, karya Muhammad

bin Ja'far al-Khataniy.

6. Tadribul Rawiy, hal. 10

35

Page 31: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

B. Hadis Ahad

1. Pengertiana. Menurut bahasa kata " al-ahaad"

bentuk plural (jama') dari kata " ahad"

yang berarti: satu, hadis wahid berarti:

hadis yang diriwayatkan satu perawi.

b. Menurut istilah, Hadis Ahad adalah :

7. Nazhatu al-nadhar, hal. 26

36

Artin

ya: "

Hadi

s

yang

tidak

mem

enuh

i

syar

at-

syar

at

untu

k

menj

adi

hadis

muta

watir

" . 7

2. Nilai Hadis AhadHadi

s

ahad

mem

iliki

nilai

"

nadh

ariy

" .

yakn

i, ia

masi

h

dalam setiap thabaqat (generasi sanad)-nya diriwayatkan

Page 32: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

37

oleh tiga perawi atau lebih dan belum mencapai derajat

hadis mutawatir. Seperti hadis Nabi SAW:

Artinya: " Sesungguhnya Allah tidak akan menggenggam ilmu

pengetahuan dengan mencabutnya dari para hamba" .8

8. Hadis riwayat al-Syaikhaan (al-Bukhariy dan Muslim(, Turmudzi, Ibnu Majah danAhmad. Selain ini, ada beberapa redaksi matan dan sanad hadis sejenis sebagai berikut:

Page 33: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

38

Page 34: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

39

2) Hadis Mustafidl (nama lain Hadis Masyhur)

a) Menurut bahasa kata " mustafidl" berbentuk isim fa'il dari kata

" istifadla", kata pecahan (musytaq) dari kata " faadla" (fi'il

madli). Artinya: sesuatu yang tersebar.

Page 35: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Menurut istilah, definisi hadis mustafidl ada 3 pendapat:

Pertama; hadis mustafidl searti dengan hadis masyhur.Kedua; mustafidl lebih khusus daripada masyhur, karena

bagi mustafidl disyaratkan jumlah perawi pada dua ujung

sanadnya sama, yakni pada awal dan akhir sanad terdiri

dari tiga perawi, sedang masyhur tidak.

Ketiga; mustafidl lebih umum daripada masyhur, yakni

kebalikan pendapat kedua.

3) Pengertian lain tentang Hadis Masyhur

Yang dimaksud dengan pengertian lain di sini ialah

hadis masyhur dipahami sebagai suatu hadis yang telah

dikenal di kalangan para ahli ilmu tertentu atau di kalangan

masyarakat umum tanpa memperhatikan ketentuan syarat di

atas, yakni banyaknya perawi yang meriwayatkannya,

sehingga kemungkinannya hanya mempunyai satu jalur sanad

saja atau mempunyai banyak jalur sanad atau bahkan tidak

berasal (bersanad) sekalipun.

4) Macam-Macam Hadis Masyhur

a) Masyhur menurut ahli hadis saja, seperti hadis yang

diriwayatkan Anas ra.:

40

Artinya: " Bahwa Nabi SAW pernah membaca do'a qunut setelahruku' selama satu bulan untuk mendo'akan keluarga Ri'il dan

Dzakwan" ( HR. al-Bukhari dan Muslim).9

9. Selain hadis riwayat Bukhari-Muslim ini, ada beberapa redaksi matan dan sanad hadissejenis. Antara lain:

Page 36: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

4 1

Page 37: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

42

Page 38: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

43

Page 39: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

44

Page 40: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

45

Page 41: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

46

10. Selain hadis riwayat Bukhari-Muslim ini ada beberapa redaksi matan dan sanad hadissejenis. Antara lain:

Artinya: " Seorang muslim adalah orang yang menyelamatkan sesamaorang muslim dari gangguan lisan dan tangannya" (HR. Muttafaq'alaih" )10

b) Masyhur menurut ahli hadis, ulama lain dan masyarakat

umum, seperti hadisz;

Page 42: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

47

Page 43: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

48

Page 44: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c) Masyhur menurut ulama fiqh, seperti hadis :

49

Artinya : " Tidak ada sesuatu yang dihalalkan Allah yang paling dibenci kecuali

thalak".

Dan Hadis ini perlu ditinjau keshahihannya, terutama karena al-Hakim yang

menshahihkannya. Dari segi makna juga perlu ditinjau karena matannya tidak baik,

mengingat sesuatu yang dibenci Allah, tidaklah patut halal (pen. Subulus Salam, 3, hal. 230)

Artinya: " Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak"11

11. Hadis tersebut dinilai Shahih oleh al-Hakim dalam kitabnya "al-Mustadrak" dan dinyatakanoleh al-Dzahabiy dengan lafal:

Page 45: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

12. Hadis tersebut dinilai shahih oleh Ibn Hibban dan al-Hakim.13. Hadis tersebut tidak berasal (bersanad).14. HR.Turmudzi dan Hasan menurut beliau.

50

d) Masyhur menurut ulama ushul fiqh, seperti hadis :

Artinya: " Terangkat (dosa) dari umatku, kekeliruan, lupa dan

perbuatan yang mereka kerjakan karena terpaksa" 12

e) Masyhur menurut ahli nahwu, seperti hadis :

Artinya: " Sebaik-baik hamba Allah adalah Shuhaib, walaupun dia tidak takut Allah, dia

tidak berbuat maksiat."13

f) Masyhur menurut masyarakat umum, seperti hadis :

Artinya : " Sikap (tindakan) tergesa-gesa adalah sebagian dari

(perbuatan) syaithan." . 14

5) Hukum Hadis Masyhur

Hukum hadis masyhur, adakalanya shahih, hasan, atau dla'if

bahkan ada yang bernilai maudlu'. Akan tetapi hadis masyhur yang

berkualitas shahih memiliki kelebihan untuk bisa ditarjih

(diunggulkan) bila ternyata bertentangan dengan hadis aziz dan

hadis gharib.

6) Kitab-Kitab terkenal tentang Hadis Masyhur

Kitab-kitab terkenal yang memuat koleksi hadis

masyhur, antara lain :

Page 46: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

a) Al-Maqashid al-Hasanah fii Masytahara'ala al-Alsinah, karya

al-Sakhawiy.

b) Kasyfu al-Khafa'wa Muziilu ai-Alhaasfii ma Isytahara min al-

Hadisi 'ala Alsinati al-Naas, karya al-'Ajuluuniy.

c) Tamyiiz al-thaiyyib fii ma Yaduuru 'ala Alsinati al-Naas min

al-Hadis, kaiya Ibnu Diba'al-Saibaniy.

b. Hadis Aziz

1) Pengertian

a) Menurut bahasa, kata " al-aziiz" adalah sifat musabbahat

dari fi'il " azza-ya 'izzu" yang berarti: sedikit atau langka,

atau dari fi'il " azza-ya izzu" yang berarti: kuat atau hebat.

Dinamakan demikian, karena keberadaannya sedikit dan

langka atau karena kekuatan/kualitasnya disebabkan

adanya jalur (sanad) lain.

b) Menurut istilah, hadis aziz adalah hadis yang pada setiap

thabaqat (generasi) sanadnya diriwayatkan tidak kurang

dari dua perawi. Maksudnya, dalam salah satu thabaqat

sanad tidak terdapat perawi yang kurang dari dua. Adapun

jika terdapat tiga perawi atau lebih pada sebagian

thabaqatnya saja, maka masih disebut aziz, asal salah

satunya ada yang dua perawi, sebab ketentuannya adalah

minimal pada salah satu thabaqat sanad. Definisi ini

adalah merupakan definisi yang kuat menurut al-Hafidh

ibn Hajar.15

Sebagian ulama berpendapat bahwa: " Hadis Aziz adalah

hadis yang diriwayatkan oleh dua atau tiga perawi".

Sayangnya, mereka tidak menjelaskan contoh- contoh

hadis yang membedakan pengertian ini dengan definisi

Ibnu Hajar.

15. Lihat " al-Nukhbah dan syarahnya" , hal. 21 dan 24

5 1

Page 47: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya : " Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah berimanseseorang di antara kamu, sehingga aku lebih dicintai daripada dirinyasendiri, orang tuanya, puteranya dan manusia semuanya" .

Hadis di atas diterima oleh sahabat Anas bin Malik dari Nabi

SAW, dan diriwayatkan kepada 2 orang, yaitu Qatadah dan Abdul

Aziz bin Shuhaib. Dari Qatadah diterima oleh 2 orang pula, yaitu

Husain al-Mu'allim dan Syu'bah. Dari Abdul Aziz diriwayatkan oleh 2

orang, yakni Abdul Warits dan Ismail bin 'Ulaiyyah. Seterusnya dari

Husain diriwayatkan oleh Yahya bin Sa'id, dari Syu'bah diriwayatkan

oleh Adam, Muhamamd bin Ja'far dan juga oleh Yahya bin Sa'id. Dari

Isma'il diriwayatkan oleh Zuhair bin Harb dan dari Abdul Warits

diriwayatkan oleh Musaddad dan dari Ja'far diriwayatkan oleh Ibn al-

Musanna dan Ibn Basysyar, sampai kepada al-Bukhari dan Muslim.

c. Hadis Gharib

1) Pengertian

a) Menurut bahasa, al-gharib adalah kata sifat yang berarti:

menyendiri.

b) Menurut istilah, hadis gharib adalah hadis yang hanya

diriwayatkan oleh seorang perawi. Artinya, suatu hadis yang

dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam

meriwayatkan, baik pada setiap thabaqat sanad,

2) Contoh Hadis Aziz

Hadis aziz yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim

dari Anas dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abi Hurairah :

52

Page 48: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sebagian atau salah satunya. Dapat juga disebut aziz,

apabila pada thabaqat lain terdapat lebih 1 orang perawi,

sebab ketentuannya adalah minimal pada satu thabaqat

sanad.

2) Nama lain Hadis Gharib

Sebagian besar ulama memberikan nama lain untuk

hadis gharib dengan " al-Fard ", karena keduanya searti.

Sebagian ulama membedakan keduanya sehingga masing-

masing menjadi bagian tersendiri. Al-Hafidh Ibn Hajar al-

Asqalaniy menganggap keduanya sama menurut bahasa dan

istilah, namun beliau menyatakan bahwa ahli istilah

membedakannya, bila dilihat dari sedikit banyaknya

pemakaian. Kebanyakan mereka memakai sebutan hadis fard

untuk hadis fard mutlak dan hadis gharib untuk hadis fard

nisbiy.16

3) Macam-Macam Hadis Gharib

Ditinjau dari segi sifat penyendiriannya, hadis gharib

terbagi menjadi 2 macam, yaitu Gharib Mutlak dan Gharib

Nisbiy.

a) Gharib Mutlak atau Fard Mutlak:

P e n g e r t i a n n ya , a d a l a h h a d i s ya n g s i f a t

penyendiriannya ada pada asal sanad, yakni hadis yang

pada asal Sanadnya hanya diriwayatkan seorang

perawi.17 Seperti hadis :

16. Nazhah al-Nadhar, hal. 2817. Asal sanad artinya pucuk sanad yang terdiri dari Sahabat, sebab Sahabat juga termasuk mata

rantai sanad, artinya jika Sahabat itu secara sendiri meriwayatkan Hadis, maka Hadisnyadisebut gharib mutlak.

Adapun pemahaman al-Mala Ali al-Qariy terhadap uraian al-Hafidh Ibn Hajar: bahwa asalsanad adalah pangkal pulang dan kembalinya sanad, jadi bila ada Hadis

53

بالنیات الأعمال إنما

Page 49: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hadis ini diriwayatkan sendiri oleh Umar bin al-

Khathab dan justru sampai pada akhir sanad tetap

diriwayatkan oleh seorang perawi.

Catatan:

Kadang-kadang hanya asal sanadnya yang

diriwayatkan seorang perawi, kemudian pada

thabaqat selanjutnya diriwayatkan oleh beberapa

perawi.

b) Gharib Nisbiy atau Fard Nisbiy

(1) Pengertiannya, hadis yang sifat penyendiriannya

terletak pada sifat-sifat atau keadaan tertentu

dari seorang perawi, bukan jumlah perawi. Sifat

penyendirian seorang perawi terletak pada

beberapa hal, misalnya:

(2) Tentang sifat keadilan dan kedlabithan (tsiqah)

perawi, seperti perkataan oleh ahli hadis :

yang diriwayatkan secara sendiri oleh Sahabat tidak bisa disebut gharib, karena Sahabat tidak bisadinilai cacat, atau semua Sahabat adalah adil, maka saya tidak mempunyai duagaan beliaumengehendaki demikian (wa Allahu a" am). Buktinya beliau (Ibn Hajar) sendiri memberika definisibahwa Hadis gharib adalah " " suatu Hadis yang terdapat seorang perawi yang menyendiri dalammeriwayatkan, di mana saja penyendiriannya dalam sanad itu terjadi", yakni walaupun penyendiriannyaada pada Sahabat, karena Sahabat termasuk mata rantai sanad Hadis, (demikian, namun kebenaranhanya pada Allah semata).

54

Artinya: " Hadis ini tidak diriwayatkan oleh perawiterpercaya kecuali si fulan".

(3) Tentang meriwayatkannya dari perawi tertentu, seperti

perkataan ahli hadis:

Page 50: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya :" Hadis ini hanya diriwayatkan oleh penduduk Bashrahdari penduduk Madinah atau oleh penduduk Syam dari pendudukHijaz".

4) Pembagian Hadis Gharib.

Ditinjau dari segi letak penyendiriannya, para ulama

membagi hadis gharib menjadi 2 macam, yaitu:

(a) Gharib pada sanad dan matannya, yakni suatu hadis

yang hanya seorang perawi yang meriwayatkan matan

tertentu (lain dengan matan yang diriwayatkan perawi-

perawi lain).

(b) Gharib sanadnya saja, sedang matannya tidak, yakni

hadis itu matannya sudah terkenal dan diriwayatkan oleh

banyak sahabat, tetapi ada seorang perawi yang

meriwayatkannya dari salah seorang sahabat yang lain.

Keadaan seperti itu menurut Imam Turmudzi

55

Artinya : " si fulan meriwayatkan Hadis secara sendiridari fulan" atau hanya dia sendiri yang meriwayatkandari si fulan.

(4) Tentang kota atau tempat tinggal tertentu, seperti

perkataan ahli hadis :

Artinya : " Hadis ini hanya diriwayatkan penduduk Makkah atau pendudukSyam"

dan perkataan ahli hadis :

Page 51: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dikatakan "kegharibannya hanya ditinjau dari satu

segi saja" (gharibun min hadza al-wajhi).

5) Kitab yang banyak memuat Hadis Gharib.

(a) Musnad al-Bazaar, dan

(b) Al-Mu'jam al-Ausath karya Al-Thabraniy.

6) Kitab-Kitab yang membahas Hadis Gharib

(a) Gharaibu Malik, karya al-Daaruquthniy

(b) Al-Afraad, juga karya al-Daaruquthniy, dan

(c) Al-Sunan allatiy Tafarrada bikulli Sunnatin minha

Ahlu Baldah, karya Abu Daud al-Sijistaniy.

56

Page 52: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB III

PEMBAGIAN HADIS AHAD DILIHATDARI SEGI KUALITASNYA

Hadis ahad yang terdiri dari hadis masyhur; hadis aziz dan hadis

gharib, bila dilihat dari segi kualitasnya sebagai hujjah (dalil hukum),

dibedakan menjadi 2 macam:

A. Hadis Maqbul, artinya hadis yang mempunyai sifat-sifat yang

dapat diterima sebagai hujjah. Hukumnya dapat diterima sebagai

hujjah.

B. Hadis Mardud, artinya hadis yang tidak mempunyai sifat-sifat

yang dapat diterima sebagai hujjah. Hukumnya tidak dapat

diterima sebagai hujjah.

Masing-masing dari hadis ahad, baik hadis maqbul maupun hadis

mardud mempunyai beberapa bagian sebagaimana penjelasan berikut:

A. Hadis Maqbul1. Macam-Macam Hadis Maqbul

Hadis Maqbul bila ditinjau dari segi tingkatan kualitasnya dibagi

menjadi 2 bagian pokok, yaitu hadis shahih dan hadis hasan, dan

masing-masing terdiri dari 2 bagian, yaitu shahih lidzatihi,

Page 53: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

shahih lighairihi dan hasan lidzatihi, hasan lighairihi.

a. Hadis Shahih

1). Pengertian

a) Menurut bahasa, al-shahih lawan kata al-saqim yang berarti:

sehat lawan kata sakit. Kedua kata tersebut hakekatnya adalah

untuk anggota badan dan secara majaz digunakan untuk

mensifati hadis.

b) Menurut istilah, hadis shahih adalah hadis yang bersambung

sanadnya, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabith

mulai awal sampai akhir sanad, tidak syadz (janggal) dan tidak

mengandung 'illat (cacat).

1) Syarat-Syarat Hadis Shahih

Sebagaimana pengertian di atas, syarat-syarat hadis shahih

yang harus dipenuhi ada 5 macam:

a) Sanadnya harus bersambung, artinya masing-masing perawi

betul-betul pernah menerima hadis secara langsung dari perawi

di atasnya. Keadaan itu berlangsung demikian sampai akhir

sanad.

b) Perawinya bersifat adil, artinya perawinya harus beragama

Islam, mukallaf (baligh dan berakal), melaksanakan ketentuan

agama (tidak fasiq), dan tidak cacat muru'ahnya (berprilaku

baik).

c) Perawinya bersifat dlabith, artinya sempurna hafalannya, baik

dhabith al-shadr atau dhabith al-kitab.18

d) Tidak terdapat syadz (kejanggalan), artinya hadis yang

18. Dhabith Shadr, ada dua klasifikasi : 1). Disebut dhabith saja yakni perawi yang : a. hafaldengan sempurna hadis yang diterimanya, b. mampu menyampaikan dengan baikkepada orang lain. 2). Disebut Tamm al-Dhabith yakni; a. dan b ditambah c. fahamdengan baik hadis yang dihafalnya.

Dhabith kitab : periwayat yang memahami dengan baik sebuah hadis yang ditulisnyadan mengetahui letak kesalahan bila menemui kesalahan tulisan dalam kitabnya.

58

Page 54: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah tidak bertentangan

dengan hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang juga

bersifat tsiqah. e) Tidak terdapat illat (cacat), artinya tidak

terdapat sebab yang tersembunyi yang dapat merusak kualitas

hadis yang tampak lahirnya shahih.

Contoh Hadis Shahih:

19. 'An'anah adalah periwayatan hadis dari seorang guru dengan lafal " 'an" (dari),selanjutnya lihat hukum 'an'anah dalam pembahasan Hadis Mu'an'an.

Hadis ini adalah berkualitas shahih, karena telah memenuhi 5

syarat, yakni:

(1) Karena sanadnya bersambung, yakni masing-masing

perawi mendengar secara langsung dari gurunya.

Adapun 'An'anah19 yang dipakai oleh Malik, Ibnu Syihab

dan Muhammad bin Jubair bin Muth'im mengandung

pengertian muttasil, sebab mereka tidak dikenal suka

menyembunyikan cacat (ghairu mudallisin).

(2) Karena seluruh perawinya bersifat adil dan dhabith.

Demikian menurut penilaian ulama Ahlu Al-Jarh WaAl-

Ta'dil:

(a) Abdullah bin Yusuf adalah orang yang terpercaya

dan ilmunya meyakinkan;

59

Page 55: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

(3) Hadis tersebut tidak terdapat syadz (kejanggalan),

karena tidak bertentangan dengan hadis yang lebih

kuat dari padanya.

(4) Di dalam hadis tersebut tidak terdapat satu

illatpun.

3) Hukum Hadis Shahih

Berdasarkan ijma' (konsensus) ulama ahli hadis, ulama ahli

ushul fiqh dan ulama ahli fiqh, hadis shahih wajib diamalkan

karena ia merupakan salah satu hujjah (dasar)

(b) Malik bin Anas adalah orang yang kuat

hafalannya;

(c) Ibnu Syihab al-Zuhriy adalah seorang ahli fiqh,

kuat hafalannya dan diakui keagungan akhlaknya

serta kecermatannya;

(d) Muhammad bin Jubair adalah seorang yang

terpercaya;

(e) Jubair bin Muth'im adalah seorang sahabat;

)متقن ثقة (

)إمام حافظ (

(فقیھ حافظ متقن على جلالتھ وإتقانھ )

)ثقة (

)صحابي (

60

Page 56: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

syari'at Islam.

4) Maksud perkataan: " hadza hadisun shihun" dan " hadza

hadisun ghairu shahihin"

1) Maksud perkataan: " hadza hadisun shahihun" adalah hadis ini

sanadnya muttasil (bersambung) dan memenuhi syarat-

syarat sebagai hadis shahih. Istilah ini tidak mengandung

pengertian bahwa hadis itu harus diterima secara qath'iy,

karena ada kemungkinan keliru dan lupa tidak menyebut

perawi terpercaya (tsiqah).

2) Maksud perkataan: " hadza hadisun ghairu shahihin adalah

hadis ini belum memenuhi sebagian atau keseluruhan syarat

hadis shahih. Ini bukan berarti bahwa hadis itu dla'if, karena

kemungkinan dia diterima oleh seorang yang banyak

kelirunya.20

5) Apakah hadis yang dinyatakan dengan predikat " hadza hadisun

shahihun" bisa ditetapkan sanadnya sahih secara mutlak?

Menurut pendapat terpilih, tidak bisa. Alasannya, karena

adanya perbedaan tingkat keshahihan hadis didasarkan pada

cakupan sanad yang disyaratkan pada hadis shahih. Jarang terjadi

terpenuhinya keseluruhan syarat-syarat keshahihan, sehingga

kualitas sanadnya menjadi (mencapai) tingkat tertinggi. Oleh

karena itu, langkah yang paling utama adalah menghentikan

dulu dan meninjau kembali keadaan sanad yang dikatakan

sebagai sanad yang paling shahih secara mutlak. Kendati

demikian, telah terdapat sebagian ulama yang berpendapat

tentang sanad yang paling shahih, yaitu antara lain:

a) Menurut pendapat Ishaq bin Rahawaih dan Ahmad, yaitu

rangkaian sanad yang di dalamnya terdiri dari

20. Lihat " Tadriib al-Rawi, hal. 75 dan 76

61

Page 57: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Zuhri dari Salim dari ayahnya (Abdullah bin Umar bin

al-Khathab).

b) Menurut Ibnu al-Madiny al-Fallas, sanad yang terdiri dari

Ibnu Sirin dari Ubaidah dari Ali bin Abi Thalib.

c) Menurut Ibnu Mu'in, sanad yang terdiri dari al-A'masy dari

Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah bin Mas'ud.

d) Menurut Abu Bakar bin Abi Syaibah, sanad yang terdiri

dari al-Zuhriy dari Ali bin Husain dari ayahnya dari AH.

e) Menurut al-Bukhari, sanad yang terdiri dari Malik dari

Nafi' dari Ibnu Umar.

6) Kitab pertama yang hanya memuat hadis shahih.

Kitab yang pertama memuat hadis shahih adalah kitab

Shahih al-Bukhari, kemudian Shahih Muslim. Keduanya

merupakan kitab yang paling shahih setelah al-Qur'an dan

masyarakat muslim -secara konsensus- menerima kedua kitab

tersebut.

Dari kedua kitab tersebut yang paling shahih dan paling

banyak faedahnya, secara global adalah Shahih al-Bukhari.

Hadis-hadis al-Bukhari lebih muttasil dan perawi-perawinya

lebih tsiqah. Di samping itu, karena di dalamnya tercantum

beberapa istimbath fiqhiyah serta hikmah yang tidak terdapat

dalam kitab Shahih Muslim. Kelebihan kitab Shahih al-Bukhari

dari kitab Shahih Muslim. Namun bila penilaian kedua kitab itu

dikomparasikan secara parsial, ditemukan bahwa hadis-hadis di

dalam kitab Shahih Muslim terkadang ditemui ada hadis yang

lebih kuat daripada hadis dalam kitab Shahih al-Bukhari.

Ada juga yang berpendapat bahwa kitab Shahih Muslim

lebih shahih daripada kitab Shahih al-Bukhari.

a) Apakah al-Bukhari dan Muslim menetapkan keshahihan

kitab mereka?

62

Page 58: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Al-Bukhari dan Muslim tidak pernah menetapkan

keshahihan kitabnya, namun al-Bukhari pernah berkata:

Artinya: " Tidaklah semua hadis yang aku miliki aku tuangkan disini (dalamkitab ini), namun hanya hadis-hadis yang telah

22

disepakati oleh para ulama".

b) Apakah jumlah hadis shahih yang tidak mereka tulis

dalam kitab shahihnya itu banyak atau sedikit? (1) Menurut

al-Hafidh Ibnu al-Akhram, mereka hanya meninggalkan

sedikit hadis shahih. Pendapat ini dibantah banyak kalangan.

(2) Pendapat yang shahih, banyak hadis shahih yang

tidak mereka cantumkan, sebagaimana perkataan

al-Bukhari sendiri:

Artinya : " karena takut jemu" artinya beliau masih banyak meninggalkan riwayat

Hadis-Hadis Shahih dalam kitabnya, karena khawatir kitabnya terlalu panjang (besar

dan tebal) sehingga membuat manusia menjadi jemu.

22. Artinya Hadis yang beliau miliki telah memenuhi syarat-syarat shahih yang telah disepakati.

63

Artinya: " Saya tidak memasukkan di dalam kitab jami'ku kecuali hadis-hadisyang shahih saja dan saya tinggalkan banyak hadis

shahih lainnya karena terlalu membutuhkan banyak waktu" 21

Dan Imam Muslim juga pernah berkata :

21. Rada sebagian riwayat disebutkan :

Page 59: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Hadis-hadis shahih yang tidak aku sebutkan malah lebihbanyak" , selanjutnya beliau berkata: "Saya hafal 100.000

hadis yang tidak shahih " 23

c) Berapa banyak hadis yang terdapat pada masing-masing

kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim?

(1) Kitab Shahih al-Bukhari berisi 7.275 hadis termasuk

hadis yang diulang-ulang. Sedangkan kalau tanpa

diulang, jumlahnya 4.000 (empat ribu) buah hadis.

(2) Kitab Shahih Muslim berisi 12.000 hadis penyebutan

berulang-ulang. Jika tanpa pengulangan, jumlahnya

4.000 hadis.

d) Dimana ditemukan sisa hadis shahih yang tidak

dicantumkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih

Muslim ?

Sisa hadis shahih yang tidak dicantumkan dalam kitab

Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim berada di beberapa

kitab-kitab mutamad yang terkenal, seperti dalam kitab

Shahih Ibn Khuzaimah, kitab Ibn Hibban, kitab Mustadrak

al-Hakim, empat Kitab al-Sunan, kitab Sunan al-

Daruquthniy, kitab Sunan al-Baihaqiy dan lain sebagainya.

Dari segi kualitasnya, keberadaan hadis dalam beberapa

kitab tersebut masih perlu diadakan penelitian tentang

keshahihannya, kecuali dalam kitab yang secara ringkas

23. Ulum al-Hadis, hal. 16

64

Page 60: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dinyatakan keshahihannya, seperti kitab shahih Ibn

Rhuzaimah.

7) Mengenal kitab Mustadrak Al-Hakim, kitab Shahih

Ibn

Khuzaimah dan kitab Shahih Ibn Hibban.

a) Mustadrak al-Hakim adalah tergolong kitab dari

sekian banyak kitab hadis. Di dalamnya memuat hadis-

hadis shahih sesuai persyaratan al-Bukhari dan Muslim

atau salah satu persyaratan keduanya yang keduanya

belum mentakhrijkannya (meriwayatkannya). Di

samping itu, al-Hakim menyebutkan hadis-hadis

shahih menurut pendapatnya sendiri, dengan memberi

penjelasan bahwa hadis-hadis itu shahih sanadnya.

Terkadang al-Hakim menyebutkan sebagian hadis

yang tidak shahih, lalu ia memberikan catatan. Namun

sebagian ulama memberi penilaian bahwa al-Hakim

terlalu gegabah dalam menentukan keshahihan hadis.

Oleh karenanya, dalam menghadapi hadis-hadisnya

harus diperiksa kembali untuk menentukan kualitasnya

sesuai dengan keadaan sebenarnya. Demikian yang

pernah dilakukan oleh al- Dzahabiy terhadap kitab

Mustadrak al-Hakim.24

b) Shahih Ibn Hibban adalah sebuah kitab hadis yang

sistematika penulisannya ditentukan sendiri, sehingga

susunannya tidak perbab dan tidak berdasarkan urutan

sanad. Oleh sebab itu beliau memberinya nama " al-

Taqaasiiim wa al-Anwaa' . "Untuk mengungkap

kualitas hadisnya, diakui sangat sulit, karena

penyusunannya terlalu gegabah dalam menentukan

keshahihan hadis, namun beliau dinilai lebih berhati-

hati daripada

24. Al-Syaikh doktor Mahmud al-Mirah mengadakan penelitian beberapa hadis dalam kitabal-Mustadrak al-Hakim yang belum diteliti oleh al-Dzahabiy.

65

Page 61: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Hakim.25 Sebagian ulama mutaakhir26 ada yang berusaha

menyusunnya kembali secara sistematis, yakni berdasarkan

bab-bab tertentu.

c) Shahih Ibn Khuzaimah adalah sebuah kitab hadis shahih

yang kualitasnya lebih tinggi dari Shahih Ibn Hibban

karena ketelitiannya, sampai-sampai beliau terpaksa

menangguhkan dalam menentukan keshahihan sebagian

hadis, karena rendahnya tingkat kemampuan di bidang

sanad.27

8) Al-Mustakhraj'Ala Al-Shahihain

a) Al-Mustakhraj adalah sebuah kitab hadis yang disusun

dengan cara mengambil hadis-hadis dari sebuah kitab

karya orang lain, kemudian menyebutkan satu persatu

dengan sanadnya sendiri yang tidak sama dengan

sanad yang ditetapkan atau dipakai dalam kitab hadis

karya orang lain tersebut. Namun sanad yang berbeda

itu akhirnya dapat bertemu dengannya pada gurunya

atau orang di atasnya.

b) Mustakhraj 'ala al-Shahihain yang terkenal

(1) Al-Mustakhraj Abu Bakar al-Isma'iliy'ala al-

Bukhariy.

(2) Al-Mustakhra' Abu'Awanah al-Asfarayiniy'ala

Muslam.

(3) Al-Mustakhraj Abu Nu'im al-Ashbihaniy (untuk

kitab al-Bukhariy dan Muslim).

c) Apakah penyusun kitab Mustakhraj menetapkan

adanya kesamaan redaksi (kata-kata) dengan kitab al-

Bukhari dan Muslim ?

25. Tadrib al-Rawry, hal. 10926. Dia adalah al-Amir'Alauddin Abu al-Hasan Ali bin Balban)wafat th. 739 H) dengan karya

al-Ihsan fi Taqrib Ibn Hibban.27. Tadrib al-Rawiy, loc.cit.

66

Page 62: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Penyusun kitab Mustakhraj tidak menetapkan adanya

kesamaan redaksi hadis dengan kitab asalnya, karena

mereka meriwayatkan berdasarkan redaksi hadis yang

mereka terima dari gurunya, yang terkadang terdapat

sedikit perbedaan pada sebagian lafal atau redaksinya.

Demikian pula hadis yang diriwayatkan atau ditakhrij

oleh penyusun terdahulu dalam karya mereka, seperti al-

Baihaqiy, al-Baghawiy dan lain sebagainya dengan sebutan

" rawahu Muslim" atau " rawahu al- Bukhariy" , artinya bahwa

sebagian dari hadis tersebut terdapat perbedaan makna dan

lafal (redaksi) atau dengan sebutan " rawahu al-Bukhariy wa

Muslim", artinya ada kesamaan redaksi dan makna.

d) Apakah boleh kita mengutip sebuah hadis dari kitab

Mustakhraj, kemudian menyatakan bahwa hadis tersebut

diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim ?

Berdasarkan keterangan terdahulu, seseorang tidak

boleh mengutip sebuah hadis dari Mustakhraj ataupun dari

kitab-kitab hadis yang ada sekarang, kemudian dikatakan "

Hadis ini diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim" kecuali dengan

syarat:

(1) telah membandingkan atau mencocokkan hadis

tersebut dengan riwayat al-Bukhari dan Muslim, yakni

hadis yang ada dalam kedua kitabnya, atau

(2) penyusun al-Mustakhraj atau penyusun lain telah

menyatakan: "akhrajaahu bilafdhihi" yang berarti redaksi

hadis tersebut telah diriwayatkan oleh al- Bukhari dan

Muslim.

e) Manfaat kitab-kitab al-Mustakhraj 'ala al-Shahihain

Imam al-Suyuthiy dalam kitabnya, " Tadrib"

menyebutkan bahwa kurang lebih ada 10 faedah. Yang

67

Page 63: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

paling penting antara lain:

(1) Menunjukkan tingkat kualitas sanad yang tinggi,

karena bila penyusun kitab Mustakhraj meriwayatkan

hadis hanya dari jalur sanad yang dipakai al-Bukhari

berarti menempatkannya lebih rendah daripada jalur

sanad hadis yang telah ia riwayatkan dalam kitabnya.

(2) Bertambah kadar keshahihannya, karena tambahan

kata-kata dan penyempurnaan pada sebagian hadisnya.

(3) Bertambah kekuatannya karena jalur sanadnya banyak

dan berfungsi sebagai pentarjih tatkala terjadi

pertentangan.

9) Apa yang dibuat dasar penilaian keshahihan hadis yang

diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim ?

Sebagaimana keterangan di atas bahwa al-Bukhari dan

Muslim tidak memasukkan dalam kitab shahihnya, kecuali yang

shahih saja disamping umat Islam juga telah menerima

sepenuhnya kedua kitab tersebut. Persoalannya adalah: "Apa

yang dibuat dasar penilaian keshahihan hadis yang diriwayatkan

kedua imam hadis tersebut?"

jawabannya, karena keduanya meriwayatkan hadis dengan

sanad yang muttasil (bersambung). Adapun hadis yang pada awal

sanadnya terdapat satu perawi atau lebih yang terbuang, maka

hadisnya disebut " mu'allaq" 28,

dan keadaan demikian itu banyak terdapat pada bagian

muqaddimah kitab Shahih al-Bukhari, sedangkan di kitab Shahih

Muslim tidak dijumpai kecuali satu hadis pada bab tayamum.

Adapun kualitas hadisnya sebagai berikut:

28). Pembahasan tentang Hadis mu'allaq bisa dilihat pada bab berikutnya.

68

Page 64: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

a) Apabila ditandai dengan sighat (pernyataan) yang tegas

seperti: " qaala" ," amara" atau " dzakara", dihukumi shahih.

b) Apabila tidak menggunakan sighat (pernyataan) yang tegas

seperti: " yuhki" , " yadzkuru" atau " yarwi", maka tidak disebut

juga sebagai hadis yang lemah (dla'if), karena telah

dimasukkan dalam kitab shahih.

10) Tingkatan Hadis Shahih

Pendapat ahli hadis tentang adanya sanad paling shahih,

sehingga kedudukan hadis shahih mempunyai beberapa

tingkatan:

a) Tingkatan yang paling tinggi adalah hadis yang

diriwayatkan melalui sanad yang terdiri dari " Malik dari Nafi'

dan Nafi' dari IbnUmar".

b) Tingkatan di bawahnya adalah hadis yang diriwayatkan

melalui sanad yang terdiri dari " Hammad bin Salmah dari Tsabit

dari Anas"

c) Tingkatan dibawahnya lagi adalah hadis yang

diriwayatkan melalui sanad yang terdiri dari " Suhail bin

Shaleh dari ayahnya dari Abu Hurairah"

Atas dasar rincian tersebut di atas, maka hadis shahih

terbagi menjadi 7 (tujuh) tingkatan, yaitu :

(1) Hadis yang " muttafaq 'alaih" atau yang disepakati oleh kedua

imam hadis al-Bukhari dan Muslim tentang sanadnya.29 atau

( علیھمتفق /ومسلمالبخارىبھاتفقما )

(1) Hadis yang hanya diriwayatkan (ditakhrij) oleh al-Bukhari

sendiri.30 atau( البخارىبھمامنفرد )

29. Al-Hafidh Ibn Hajar berpendapat, bahwa kesepakatan antara al-Bukhari dan Muslim itumaksudnya ialah persesuaian keduanya dalam mentakhrijkan asal Hadis dari sahabat, kendatiperbedaan redaksi Hadis.

30. Para ahli Hadis menyebutkan dengan " infarada bihi al-Bukhariy" maksudnya, walaupunimam yang lain juga meriwayatkan, asal Imam Muslim tidak tetap disebut demikian.

69

Page 65: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

31. Para ahli Hadis menyebutkan dengan " infrarada bihi Muslim" maksudnya, walaupunImam yang lain meriwayatkannya, asal imam al-Bukhri tidak, tetap disebut demikin.

32. Para ulama juga menggali syarat-syarat itu dari mana kitab al-Bukhari sendiri " Al- Jarni'al-Shahih sunanihi wa Ayyamihi" yakni 1. Dari kata al-Jami' berarti kitabnyamengandung 8 macam bab, 2. Dari kata al-Shahih berarti beliau tidak ada illat, 3. Kataal-Musnad berarti Hadis yang diriwayatkan adalah Hadis yang bersambung sanadnyamelalui para sahabat sampai kepada Rasul. Dalam hal syarat muttashii (bersambungsanadnya) beliau memberikan dua syarat; syarat mu'asharah (hidup semasa) dan syaratliqa' (pernah bertemu walaupun hanya satu kali), yakni antara perawi yang satu denganperawi terdekat lainnya terbukti hidup semasa dan pernah bertemu. Demikian juga syaratMuslim sama dengan syarat al-Bukhari, namun ada perbedaan tentang sanad yaknimu'an'an dihukumi muttashil, karena Muslim tidak memerlukan pembuktian adaperjumpaan antara perawi yang satu dengan perawi yang terdekat, yakni asal semasasudah cukup. (Baca Dr. Muhammad 'Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadis Ulumuhu waMushthalahuhu, hal. 313 dan 316).

70

(2) Hadis yang hanya diriwayatkan (ditakhrij) oleh Muslimsendiri.31 atau ( بھ مسلمما انفرد )(3) Hadis yang diriwayatkan menurut syarat-syarat al-

Bukhari dan Muslim, sedang keduanya tidakmentakhrijkannya,

atau ( الشیخینما رواه بشروط )(4) Hadis yang diriwayatkan menurut syarat al-Bukhari,

sedang ia sendiri tidak mentakhrijkannya, atau ما رواه بشرط .البخارى

(5) Hadis yang diriwayatkan menurut syarat Muslim dan ia

tidak mentakhrijkannya .مارواه بشر مسلم

(6) Hadis shahih menurut imam-imam hadis terkenal yang

lain, yakni tidak menurut salah satu syarat al-Bukhari dan

Muslim, seperti hadis shahih menurut Ibn Huzaimah,

menurut Ibn Hibban dan lain sebagainya atauمارواهالمعتبرون .

11) Syarat-syarat Al-Bukhari dan Muslim

Al-Bukhari dan Muslim tidak menegaskan syarat yang

diperhinakan dalam menetapkan keshahihan hadis, namun

para ulama menggali syarat-syarat itu dari jalan (jalur sanad)

dan metode yang ditempuh oleh kedua imam tersebut dalam

meriwayatkan hadisi

Page 66: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Jelasnya, bahwa yang dimaksud dengan syarat al-

Bukhari dan Muslim adalah rawi-rawi hadis yang

dikemukakan itu terdapat di dalam kedua kitab Shahih al-

Bukhari dan Muslim. Demikian juga halnya, bila dikatakan

syarat al-Bukhari atau Muslim, berarti rawi-rawi yang

dikemukakan terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari atau kitab

Shahih Muslim dengan tetap menjaga tata cara periwayatan

hadis yang dipakai oleh kedua imam tersebut.

12) Maksud perkataan " Muttafaq 'Alaih

Apabila ulama ahli hadis menyatakan suatu hadis

dengan perkataan " Muttafaq 'Alaih" berarti keshahihan hadis

itu telah disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim, dan tidak

berarti telah mendapat kesepakatan dari seluruh umat.

Namun demikian, menurut Ibn al-Shalah bahwa hadis

yang telah disepakati kedua imam tersebut, harus diterima

oleh seluruh umat Islam, karena memang umat Islam bisa

menerimanya.

13) Apakah di dalam hadis shahih disyaratkan harus berupa

Hadis Aziz ?

Menurut pandapat yang shahih, bahwa hadis shahih

tidak disyaratkan harus berupa hadis 'aziz, yakni mempunyai 2

jalur sanad, sebab kenyataannya dalam kitab Shahih al-

Bukhari dan Shahih Muslim banyak dijumpai hadis shahih yang

gharib. Demikian dugaan sebagian ulama, seperti Ali al-

Kabaiy al-Mu'taziliy dan al-Hakim. Pendapat mereka itu

adalah bertentangan dengan yang telah disepakati mayoritas

umat Islam.

b. Hadis Shahih Li-Ghairih

Hadis shahih yang memenuhi syarat-syarat seperti tersebut di

71

Page 67: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

atas, dinamakan " hadis shahih li-dzathi" , dan jika syarat kedlabithan

seorang perawi kurang sempurna, turun nilainya menjadi " hadis hasan

li-dzatih". Sedangkan hadis hasan li-dzatih bisa naik nilainya menjadi shahih

li-ghairih apabila juga diriwayatkan melalui jalur sanad lain yang

serupa atau yang lebih kuat, karena keshahihannya tidak disebabkan

dari sanadnya itu sendiri, namun karena tergabungnya sanad lain

tersebut.

Kualitas hadis shahih li-ghairih lebih tinggi daripada hadis hasan li-

dzatih dan lebih rendah dari hadis shahih li-dzathi.

Contoh hadis shahih li-ghairih, hadis riwayat Muhammad bin 'Amr dari

Abi Salmah dari Abu Hurairah ra.:

33. Hadis riwayat Turmudzi, babthaharah3 4. Ulum al-Hadis, hal. 31 dan 32

72

Artinya : " Bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda: Seandainyasaya tidak khawatir menyusahkan umatku, tentu saya menyuruh

mereka menyikat gigi (bersiwak) setiap akan shalat.33

Menurut Ibn Shalah, Muhammad bin 'Amr bin Alqamah

tergolong orang yang dikenal kejujurannya dan terjaga dari dosa,

tetapi dia tidak tergolong cermat dalam menyadap hadis, sehingga

sebagian ulama hadis mendla'ifkan karena hafalannya buruk.

Sebagian ulama menilai dia sebagai orang yang terpercaya karena

kejujuran dan keagungannya, maka hadisnya bernilai hasan. Setelah

terbukti ada riwayat hadis tersebut melalui sanad lain, maka

kekurangan di atas menjadi tertutupi, yakni kurangnya hafalan

Muhammad Amr bin Alqamah. Dengan demikian, kualitas hadis

tersebut naik menjadi shahih, hanya saja keshahihannya karena faktor

lain sehingga ia menjadi shahih li-ghairih,34

Page 68: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Hadis Hasan

1) Pengertian

a) Menurut bahasa " al-hasan" berbentuk sifat musyabbahat

yang berarti: baik.

b) Menurut istilah, ada beberapa pendapat para ulama hadis

tentang definisi hadis hasan, mengingat kualitas hadis

hasan berada di antara hadis shahih dan dla'if. Berikut ini

pendapat ulama tentang hadis hasan:

(1) Menurut al-Khaththabiy, hadis hasan adalah hadis

yang telah diketahui makhrajnya35 dan perawi-

perawinya cukup dikenal (masyhur). Pengertian ini

lebih diterima mayoritas ulama dan dipakai sebagian

besar ulama ahli fiqh.36

(2) Menurut al-Turmudzi, hadis hasan adalah hadis yang

sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta,

tidak terdapat syadz dan penjelasan ini diriwayatkan

melalui jalur sanad lain.37

(3) Menurut Ibn Hajar, hadis ahad yang diriwayatkan

oleh perawi yang adil, sempurna hafalannya, muttasil

sanadnya, tidak terdapat illat dan tidak syadz disebut

hadis shahih lidzatih.38 sedangkan perawi yang kurang

kuat hafalannya disebut hadis hasan li-dzatih.39

35 Diketahui makhrajnya, artinya perawi yang telah dikenal dengan meriwayatkan Hadis pada suatutempat seperti Qatadah dari kalangan penduduk Basrah, Abu Ishaq al-Suba'I dari kalanganpenduduk Kufah, demikian kata Ibn hajar menurut pengertian al-Qadli Abu Bakar Ibn Arabi(Hasbi Ash-Shiddiqi, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis, I, hal. 163).

36. Ma'alinu al-Sunnah, hal. 1137. JamiTurmudi beserta syarahnya Tuhfah al-Ahwadzi, kitab Ilal, hal. 51938. Al-Nakhbah beserta syarahnya, hal. 2939. Ibid, hal. 34

73

Page 69: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Menurut penulis, hadis hasan sebagaimana

pendapat Ibn hajar adalah hadis hasan yang perawinya

kurang kuat hafalannya. Pengertian ini adalah yang

paling baik. Sedangkan pengertian menurut al-

Khaththabiy masih banyak menuai kritik.

Definisi menurut al-Turmudzi mengandung

pengertian hasan li-ghairih, yakni salah satu macam hadis

hasan, sebab hadis hasan li-ghairih pada dasarnya adalah

hadis dla'if yang naik kualitasnya menjadi hasan, karena

ditunjang dengan beberapa jalur sanad yang lain. Jadi

definisi menurut al- Turmudzi ini menyimpang dari

bahasan semula yakni tentang hadis hasan li-dzatih.

(4) Definisi yang terpilih berdasarkan pengertian yang

diberikan oleh Ibn Hajar, tentang hadis hasan adalah:

74

Artinya: " Hadis yang muttasil sanadnya dengan diriwayatakan oleh perawiyang adil, kurang kuat hafalannya dari perawi semisal sampai akhir sanad, tidaksyadz dan tidak terdapat illat"

2) Hukum Hadis Hasan

Hadis hasan nilainya sama dengan hadis shahih yakni

sama-sama bisa dipakai sebagai hujjah, walaupun kekuatannya

berada di bawah hadis shahih. Oleh karena itu semua ulama

ahli fiqh memakainya sebagai hujjah dan mengamalkannya,

demikian juga sebagian besar ulama ahli hadis dan ushul fiqh,

sebagian juga ada dari golongan garis keras yang menolak.

Sebagian ulama seperti Ibn Hibban, al-Hakim dan Ibn

Page 70: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

40. Tadrib al-Rawi, hal. 16041. Al-Turmudzi, op.cit, bab Fadlail al-Jihad, hal.300

75

Huzaimah terlalu gegabah memasukkan hadis hasan ke dalam

kategori hadis shahih, walaupun diakui bahwa hadis hasan lebih

rendah nilainya daripada hadis shahih.40 Contoh hadis hasan:

Menurut al-Turmudzi, hadis ini bernilai hasan yang gharib.

Perawi yang terlibat dalam periwayatan hadis ini ada 4

orang yaitu: Qutaibah, Ja'far bin Sulaiman al-Dlabaghi, Abi

Imran al-Jauni dan Abi Bakar bin Abi Musa al-As'ariy.

Page 71: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Semuanya mempunyai sifat tsiqah (terpercaya) kecuali Ja'far

bin Sulaiman al-Dlabaghi, dia dinilai Shaduq (sangat jujur).

Dilihat dari kualitas perawinya, hadis ini yang asalnya shahih

menjadi hasan.

3) Tingkatan Hadis Hasan

Sebagaimana hadis shahih, hadis hasan juga mempunyai

tingkat kualitas tertentu. Al-Dzahabi membagi kualitas hadis

hasan menjadi 2 tingkatan :

(1) Tingkatan yang paling tinggi, yaitu hadis hasan yang

diriwayatkan melalui Bahz bin Hakim dari ayahnya dari

kakeknya, dan Ibn Ishaq dari al-Taimi serta contoh

lainnya dari hadis shahih yang berkualitas paling rendah.

(2) Kemudian peringkat di bawahnya, yaitu hadis yang

masih diperselisihkan kehasanan dan kedla'ifannya,

seperti yang diriwayatkan oleh al-Harits bin

Abdullah/Ashim bin Dlamrah, Hujjaj bin Aratah dan lain

sebagainya.

4) Maksud perkataan: " Hadis Shahih Al-Isnad" atau "

Hasan

Al-Isnad "

Perkataan ahli hadis: " hadza hadisun shahihul isnad"

tidak sama dengan " hadza hadisun shahihun", atau " hadza

hadisun hasanul isnad" tidak sama dengan " hadza hadisun

hasanun" , sebab hadis yang shahih atau hasan sanadnya

tidak bisa dipastikan shahih atau hasan matannya, karena

ternyata terdapat syadz dan terkena illat.

Jadi kalau ahli hadis mengatakan " hadza hadisun

shahihun" berarti hadis tersebut telah dijamin memenuhi 5

syarat hadis shahih, tetapi kalau dikatakan "" hadza hadisun

shahihul isnad" berarti hadis tersebut hanya memenuhi 3

syarat yaitu muttasil sanadnya, perawinya adil dan dlabith,

sedang syarat tidak terdapat illat dan syadz tidak terpenuhi.

Akan tetapi apabila ada seorang hafidh yang bisa76

Page 72: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dipertanggungjawabkan mengatakan: " hadza hadisun shahihul

isnad" walaupun dia tidak menyebutkan tentang 2 syarat tersebut

yaitu tidak terdapat syadz dan illat, berarti hadis tersebut shahih

sanad dan matannya, karena pada dasarnya memang tidak ada

syadz dan illat,

5) Maksud perkataan: " Hadisun Hasanun Shahihun" oleh Al-

Turmudzi dan lainnya

Perkataan tersebut nampak terdapat kejanggalan, karena

kualitas hadis hasan tidak sama dengan hadis shahih, maka

bagaimana keduanya bisa terkumpul padahal berbeda derajat atau

tingkatan kualitasnya. Para ulama memberikan jawaban atas

perkataan al-Turmudzi tersebut, dan yang paling baik adalah

jawaban yang disampaikan oleh Ibn Hajar yang didukung oleh al-

Suyuthi, yaitu :

a) Apabila hadis tersebut mempunyai 2 jalur sanad atau lebih,

maka berarti hadis tersebut berkualitas hasan melalui sanad

tertentu, dan berkualitas shahih melalui sanad yang lain.

b) Apabila hadis tersebut hanya mempunyai 1 jalur sanad

maka berarti hadis tersebut hasan menurut golongan tertentu

dan berkualitas shahih menurut golongan yang lain.

Perkataan al-Turmudzi tersebut mengandung isyarat adanya

perbedaan pendapat di antara ulama tentang penentuan kualitas

hadis, atau beliau belum bisa mentarjihkannya.

6) Klasifikasi Al-Baghawiy tentang hadis-hadis Al- Mashabih.42

Imam al-Baghawiy dalam kitab " al-Mashabih" membuat

istilah tertentu yang hanya beliau miliki sendiri, yaitu beliau

77

42. Nama lengkap kitab tersebut adalah " Mashabih al-Sunnah" yaitu kitab yang berisi Hadis-Hadispilihan dari kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, empat kitab Sunan dan Sunan al-Darimiy.

Beliau (al-Baghawiy) juga menambah Hadis-Hadis lain. Kitab ini telah diedit oleh al-Khatib al-Tabriziy dengan nama " Misykal al- Mashabih".

Page 73: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

merumuskan hadis-hadis yang terdapat pada kitab Shahih al- Bukhari dan

Shahih Muslim sebagai hadis shahih, sedang hadis- hadis yang terdapat

pada 4 kitab Sunan dikatakan hasan.

Istilah tersebut tidak sesuai dengan pendapat umum di kalangan

ahli hadis, sebab kenyataannya hadis-hadis pada 4 Sunan ada yang

shahih, hasan atau dla'if serta munkar. Oleh karena itu, Ibn Shalah dan al-

Nawawiy mengingatkan, agar para pembaca kitab al-Mushabih

mengetahui istilah yang dipakai oleh al-Baghawiy tersebut.

7) Kitab-kitab yang diduga banyak terdapat Hadis Hasan Ulama ahli

hadis belum ada yang menulis kitab khusus memuat hadis hasan

sebagaimana penulisan hadis shahih, namun ada beberapa kitab yang di

dalamnya banyak memuat hadis hasan, yaitu antara lain :

a) Jami' al-Turmudzi; yang dikenal juga dengan nama Sunan al-

Turmudzi adalah sumber untuk mengetahui hadis hasan, sebab al-

Turmudzi sendiri yang mempopulerkannya. Namun seyogyanya

selalu diingat bahwa terdapat kutipan yang berbeda dalam istilah "

hasan shahih" dan lain sebagainya. Untuk itu, bagi pemerhati hadis

diharapkan berusaha mencari kutipan yang benar, kemudian

mengkonfirmasikan dengan sumber-sumber yang bisa

dipertanggungjawabkan.

b) Sunan Abu Dawud; sebagaimana surat yang pernah dikirimkan

kepada warga Makkah, Abu Dawud menyebutkan, bahwa dalam

kitabnya terdapat hadis shahih dan yang menyerupainya. Apabila

ada hadis yang terlalu lemah, beliau menjelaskannya, sedangkan

hadis yang sama sekali tidak diberi komentar berarti hadisnya

berkualitas baik (shahih). Berdasarkan hal tersebut bila ditemukan

hadis yang tidak beliau jelaskan kelemahannya (kedla'ifannya) dan

tidak dishahihkan oleh salah satu imam yang bisa

dipertanggungjawabkan berarti

78

Page 74: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

kualitas hadisnya hasan menurut Abu Dawud.

c) Sunan Daruquthniy; Imam Daruquthniy telah menetapkan banyak

hadis hasan dalam kitabnya itu.

d. Hadis Hasan Li-Ghairih

1) Pengertian

Hadis hasan ialah hadis dla'if yang bukan dikarenakan perawi

yang fasiq atau pembohong dan ia mempunyai banyak jalur sanad.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis dla'if

bisa naik ke peringkat hasan karena 2 hal:

a) Apabila hadis dla'if tersebut mempunyai jalur sanad lain, satu atau

lebih, yang setingkat kualitasnya atau lebih kuat.

b) Apabila sebab kedla'ifannya dikarenakan buruknya hafalan,

terputusnya sanad atau tidak dikenalnya identitas perawinya

(mastur).

2) Tingkatan Hadis Hasan Li-Ghairih

Hadis hasan li-ghairih, kualitasnya lebih rendah daripada hadis

hasan li-dzatih. Jadi, apabila terjadi ta'arudl (pertentangan) di antara

keduanya, maka Hadis hasan li-lidzatih harus didahulukan.

3) Hukum Hadis Hasan Li-Ghairih

Hadis hasan li-ghairih termasuk hadis maqbul yang dapat dipakai

sebagai hujjah.

4) Contoh Hadis Hasan Li-Ghairih

Hadis riwayat al-Turmudzi dan beliau menilainya hasan dari

jalur Syu'bah bin Ashim bin Ubaidillah bin Amir bin Rabi'ah dari

ayahnya:

79

Page 75: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

80

Artinya: " Bahwa ada seorang wanita dari Bani Fazarah menikahdengan mas kawin sepasang alas kaki, kemudian Rasulullah SAWbertanya: Apakah kamu sudah rela, dia menjawab: sudah, makaRasulullah membolehkannya" .

Hadis tersebut secara lengkap sebagai berikut:

Page 76: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Menurut al-Turmudzi, pada bab lain ada riwayat lain melalui

jalur sanad Umar dan Abu Hurairah, A'isyah dan Abu Hadrad.43

Sebenarnya Ashim adalah perawi dla'if sebab buruk hafalannya,

namun al-Turmudzi berani menilai hadis itu sebagai hadis hasan,

karena ia juga diriwayatkan melalui jalur sanad lain.

B. Hadis Maqbul dengan QarinahPada bagian akhir pembahasan tentang hadis maqbul, perlu

diketengahkan bahasan tentang hadis maqbul yang diperkuat beberapa

qarinah" . Yaitu, hadis maqbul yang memiliki nilai yang melebih

persyaratan yang telah ditetapkan. Tentunya, nilai lebih (qarinah) ini

dapat menambah kekuatannya dan menjadikannya lebih istimewa.

Bahkan, ia dapat pula mentarjih atas hadis maqbul lainnya.

1. Macam-macam Hadis Maqbul dengan Qarinah

Catatan-catatan (baca: qarinah) yang dijadikan nilai plus sebuah

hadis maqbul adalah:

a. Hadis Shahih yang telah ditakhrij oleh al-Bukhari dan Muslim

dalam kitab shahihnya, tetapi belum sampai pada derajat mutawatir.

Pemilihan Bukhari-Muslim sebagai nilai lebih karena:

1) Kehebatan al-Bukhari dan Muslim dalam menentukan hadis

shahih.

2) Keduanya sebagai orang yang paling dahulu membedakan

hadis shahih dari lainnya.

3) Perhatian para ulama dalam menerima kedua kitab shahihnya.

Perhatian tersebut lebih kuat dalam memberikan faedah ilmu

daripada sekedar banyaknya jalur sanad yang tidak

43. Sunan al-Turmudzi.

81

Page 77: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sampai derajat mutawatir.

b. Hadis Masyhur yang memiliki beberapa jalur sanad yang jelas

dan selamat dari perawi-perawi yang dla'if serta tidak terdapat illat.

c. Hadis Musalsal yang diriwayatkan oleh beberapa Imam yang

terjamin hafalannya (hafidh) dan terkenal cermat, dengan syarat

tidak gharib.

Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Imam al-

Syafi'iy, Imam al-Syafi'iy meriwayatkannya dari Imam Malik.

Imam Ahmad sendiri bersama orang lain juga meriwayatkannya

dari Imam Syafi'iy, serta Imam al-Syafi'iy bersama orang lain

meriwayatkannya dari Imam Malik.

2. Hukum Hadis Maqbul dengan Qarinah.

Hadis maqbul yang ditambah beberapa qarinah

tersebut lebih unggul (rajih) nilainya daripada hadis maqbul

yang lain. Jadi, apabila terjadi pertentangan (ta'arudl) antara

hadis maqbul yang memiliki berapa qarinah (nilai plus)

dengan hadis maqbul yang lain, maka yang diunggulkan

adalah yang pertama.

C. Macam-Macam Hadis MaqbulHadis Maqbul terbagi menjadi 2 bagian; yaitu hadis maqbul yang

dapat diamalkan (maqbul ma'mul bih) dan hadis maqbul yang tidak dapat

diamalkan (maqbul ghairu ma'mul bih). Dari kedua macam tersebut,

secara garis besar, terdiri dari 2 macam, yaitu muhkam dan mukhtalif al-

hadis dan nasikh mansukh.44

82

44. Pembagian secara rinci Hadis Maqbul Ma'mul Bih dan Ghairu Ma'mul Bih sebagai berikut:Hadis Ma'mul Bh terdiri dari 4 macam, yakni Hadis Muhkam, Hadis Mukhtalif yang dapatdijama'kan (dikompromikan), Hadis Rajih dan Hadis Nasikh". Sedangkan Hadis GhairuMa'mul Bih terdiri dari 5 macam : Hadis Mutasyabih Hadis Tawaqqaf Fih, Hadis Marjuh,Hadis Mansukh dan Hadis Maqbul yang maknanya berlawanan dengan al-Qur'an, HadisMutawatir, akal sehat dan ijma

Page 78: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

1. Al-Muhkam Wa Mukhtalif Al-Hadis

a. Pengertian Hadis Muhkam

1) Menurut bahasa, kata al-muhkam adalah isim maf'ul dari

fi'il madli " ahkama" semakna dengan " atqana" yang

berarti: yang sempurna.

2) Menurut istilah, hadis muhkam adalah hadis maqbul yang

tidak bertentangan dengan sesamanya.

Hadis sejenis ini jumlahnya sangat banyak, sedangkan

hadis yang ta'arudl (bertentangan) jumlahnya sedikit bila

dikaitkan dengan jumlah hadis secara keseluruhan.

b. Pengertian Hadis Mukhtalif

1) Menurut bahasa, al-mukhtalif adalah isim fa'il dari mashdar" al-Ikhtilaf" lawan kata " al-Ittiqaf". Sedangkan maknamukhtalif al-hadis berarti: hadis-hadis yang sampai padakita, namun makna yang satu dengan makna lainnya salingbertentangan.

2) Menurut terminologi, hadis mukhtalif adalah hadis maqbulyang bertentangan dengan sepadannya, namun antarakeduanya mungkin dapat dikompromikan.Artinya, hadis shahih atau hasan yang secara lahirbertentangan maknanya dengan hadis lain yang juga samakualitasnya dan mungkin bisa dikompromikan.

c. Contoh Hadis Mukhtalif

1) Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim :

ulama, lihat Prof. Dr. HM. Hasbi Ash-Shiddiqiy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis, I, hal.106-107 dan Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadis, hal. 119-123.(penterjemah).

83

Page 79: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " tidak ada penyakit yang menular dan tidak ada ramalansial (jelek) dengan dihubungkan burung".

Hadis ini bertentangan dengan :2) Hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:

45. Hadis riwayat al-Bukhari, bab al-Thib, hal. 171, dan Fathul Ban), serta ditakhrij olehMuslim, Abu Daud dan Ahmad.

84

Artinya: " Larilah kamu dari orang yang terkena penyakit lepra,sebagaimana kamu lari dari seekor singa".

Kedua hadis di atas adalah berkualitas shahih, namun masih

ada pertentangan makna. Hadis ke-1 menunjukkan makna

" meniadakan penularan" dan Hadis ke-2 menunjukkan

makna " menetapkannya" . Ulama telah mengumpulkan

keduanya, kemudian mengkompromikan maknanya

dengan berbagai macam versi.

Di sini penulis akan mengemukakan pendapat yang

dipilih al-Hafidh Ibn Hajar dalam mengkompromikan

kedua hadis di atas. Yaitu dengan didasarkan pada hadis

Nabi Muhammad SAW:

Artinya : " Sesuatu penyakit itu tidak bisa menular kepada yang lain".

Dan berdasarkan sabda beliau yang ditujukan kepada

seseorang yang menentang Nabi dengan mengemukakan fakta

tentang adanya penularan penyakit kudis yang diderita seekor

unta kepada unta lain yang sehat. Penularan itu terjadi akibat

berkumpulnya seekor unta yang berpenyakit kudis dengan unta

lain yang sehat: "Lalu siapa yang menularkan pertama kali ?"45

yakni bahwa Allah SWT yang

Page 80: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

memulai penyakit itu kepada unta yang kedua sebagaimana

menimpahkan penyakit itu kepada unta yang pertama. Adapun

hadis yang menunjukkan perintah lari dari orang yang

berpenyakit lepra, adalah mengandung arti " saddu al-dzari'ah"

artinya agar seseorang yang terkena penyakit lepra yang secara

kebetulan setelah ia berbaur dengan orang lain yang

berpenyakit lepra, tidak menghubungkan dengan taqdir Allah

dan tidak karena adanya penularan, sehingga dia menduga kuat

bahwa penyakitnya itu akibat karena berbaurnya dengan orang

yang berpenyakit lepra tadi. Dengan demikian dia percaya

terhadap kebenaran penularan, sehingga jatuhlah dia ke dalam

dosa. Jadi maksudnya hadis yang menunjukkan perintah

menjauhi orang yang berpenyakit lepra tersebut adalah untuk

mencegah agar tidak jatuh dalam kepercayaan yang

menyebabkan berdosa.

d. Cara mengatasi Hadis Maqbul yang saling bertentangan (Ta'arudl Al-

Hadis)

Ada beberapa tahapan dalam mengatasi hadis maqbul yang

saling bertentangan.

1) Jika keduanya mungkin dikompromikan, maka harus

dikompromikan. Kemudian keduanya wajib diamalkan.

2) Jika keduanya tidak mungkin dikompromikan, maka

penyelesaiannya melalui tahapan sebagai berikut:

a) Melalui prosedur nasikh mansukh, artinya dicari nasikh

mansukhnya, kemudian hadis yang nasikh diamalkan dan hadis

yang mansukh ditinggalkannya.

b) Jika tidak bisa ditempuh dengan prosedur nasikh mansukh,

maka melalui prosedur tarjih dengan memakai sekitar 50 lebih

tata cara tarjih. Kemudian, hadis yang rajih diamalkan dan yang

marjuh ditinggalkannya.

85

Page 81: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c) Jika prosedur tarjih tidak bisa ditempuh, harus dimauqufkan

(dihentikan) pengamalannya sampai bisa diketahui dengan

cara tarjih.

e. Pentingnya mengetahui Hadis Mukhtalif

Bidang bahasan ini bersifat penting dalam ilmu sanad. Oleh

karenanya, para ulama terpaksa harus mengetahuinya. Namun hanya

para ulama yang secara bersama-sama telah menguasai hadis, fiqh

dan ushul fiqh yang menguasai secara sempurna bidang pembahasan

ini. Merekalah yang tidak merasa kesulitan dalam menghadapi

pembahasan ini.

Memang adanya pertentangan di antara dalil-dalil itu telah,

menyibukkan para ulama, dan justru dari situlah nampak bakat dan

kecermatan dalam memahami hadis serta ikhtiyar yang baik bagi

mereka.

f . Kitab terkenal tentang Hadis Mukhtalif

1) Ikhtilaf al-Hadis karya al-Syafi'iy. Beliau adalah orang yang

pertama membahas dan menyusun tentang Hadis ini.

2) Ta'wil mukhtalif al-hadis karya Ibnu Qutaibah Abdullah bin

Muslim.

3) Musykil al-atsar karya al-Thahawiy, Abi Ja'far Ahmad bin

Salamah.

2. Nasikh dan Mansukh dalam Hadis

a. Pengertian

1) Menurut bahasa, nasikh-mansukh mempunyai 2 arti, yakni " al-

izalah" berarti: menghilangkan atau menghapus dan " al- naqal"

berarti: memindahkan. Jadi, hadis nasikh menghilangkan atau

menghapus hadis mansukh dan memindahkannya kepada hukum

lain.

86

Page 82: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Menurut istilah, Penghapusan hukum yang terdahulu oleh syari'

(Allah/Nabi) dengan hukum yang datang kemudian.

b. Pentingnya mengetahui Nasikh-Mansukh dalam hadis

Mengetahui hadis nasikh dan hadis mansukh memang sangat

penting, namun hal itu tidak mudah. Al-Zuhriy mengatakan: " Ulama

ahli fiqh telah merasa letih dan lemah dalam usaha mengetahui hadis

nasikh dan mansukh

Adapun ulama yang pernah menampilkan hadis nasikh mansukh

adalah al-Syafi'iy dan beliau sebagai perintisnya. Imam Ahmad ketika

waktu datang dari Mesir, berkata kepada Ibnu Warah: "Apakah kamu

sudah menulis kitabnya al-Syafi'iy?". Ibnu Warah menjawab: "Belum".

Lalu, Ahmad berkata: "Berarti kamu telah berbuat kekeliruan. Saya

sendiri sebetulnya tidak mengetahui mana hadis yang mujmal atau yang

mufassar dan mana hadis yang nasikh dan mansukh, sehingga saya perlu

bertemu dengan al-Syafi'iy".

c. Cara mengetahui hadis Nasikh-Mansukh

Hadis nasikh dan mansukh dapat diketahui dengan beberapa cara.

Di antaranya:

1) Dengan penjelasan Rasulullah SAW sendiri, seperti hadisnya

Buraidah dalam Shahih Muslim :

Artinya: " saya pernah melarang kalian ziarah kubur; kemudianmemerintahkannya, karena ziarah kubur bisa mengingatkan akhirat".

2) Dengan adanya perkataan sahabat, seperti perkataan Jabir bin

Abdullah ra.:

87

Page 83: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Rasulullah SAW pada akhir dua peristiwa telahmeninggalkan wudlu' (tidak berwudlu') karena makan makananyang kena api (yang dimasak)" .

3) Dengan mengetahui sejarah (waktu) keluarnya

hadis, sepertihadisnya Syaddad bin Aus :

Artinya: " Orang yang canduk dan yang dicaduk adalah batalpuasanya".

Hadis ini disebut nasikh bila disandingkan dengan

hadisnya Ibnu Abbas:

Artinya : " Bahwa Nabi SAW pernah bercanduk padahal beliaudalam keadaan ihram dan puasa" .

Keterangan:

Hadis yang pertama, yakni hadisnya

Syaddad bin Aus terjadi pada waktu Fathu

Makkah yaitu pada tahun delapan hijriyah,

sedang hadis yang kedua, yakni hadisnya

Ibnu Abbas terjadi ketika beliau bersama

Nabi menunaikan ibadah haji wada', yaitu

pada tahun kesepuluh hijriyah. Jadi yang

kedua menaskh hadis yang pertama.

4) Dengan petunjuk ijma' seperti hadis :

88

Page 84: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Barang siapa minum khamer, maka harus dijilid. Bila diamengulang yang keempat kalinya, maka harus dibunuh" .

Imam al-Nawawiy berkata: bahwa Ijma' telah menunjukkandinasakhnya hadis diatas.

d. Kitab terkenal tentang hadis nasikh dan mansukh.

1) Al-I'tibar fi al-Nasikh wa al-Mansukh min al-Atsar karya AbuBakar Muhammad Ibn Musa al-Hazimiy.

2) Al-nasikh wa al-Mansukh karya Imam Ahmad.3) Tajrid al-AHadis al-Mansukh karya Ibn al-Jauziy.

D. Hadis Mardud dan Sebab-Sebab Tertolaknya.Hadis mardud adalah hadis yang tidak memiliki poin penguat

kebenarannya. Keadaan tersebut karena tidak adanya salah satu

atau lebih dari syarat-syarat diterimanya suatu hadis yang terdapat

dalam pembahasan hadis shahih.

Adapun macam-macam dan sebab-sebab kemardudannya

adalah sebagai berikut:

Para ulama telah membagi hadis mardud menjadi beberapa

bagian, sebagian mereka ada yang memberikan nama masing-

masing bagian tersebut, sebagian tidak memberikan nama secara

khusus. Yang jelas, secara umum ia disebut dengan nama " hadis

dla'if '.

Sebab-sebab kemardudannya juga banyak, namun semuanya

bermuara pada salah satu dari 2 sebab utama, yaitu :

1.sebab terputusnya sanad;

2. sebab cacatnya perawi.

Dari 2 sebab tersebut terdapat beberapa jenis hadis yang akan

diuraikan dalam pembahasan berikut dimulai dari " hadis dla'if " .

89

Page 85: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

1. Hadis Dla'if

a. Pengertian

1) Menurut etimologi, kata al-dla'if berarti lemah lawan

kata " al-qawiy" yang berarti: kuat. Penggunaan

istilah al-dla'if adalah dalam pengertian secara

ma'nawi bukan secara indrawi.

2) Menurut terminologi, hadis dla'if adalah hadis yang

belum memenuhi satu syarat-syarat hadis hasan.Al-Baiquniy dalam kitab nadhamnya berkata :

46. Lihat Ulum al-Hadis, karya Ibn shalah, bab Ma'rifah al-maudlu', hal. 89

Artinya: " Setiap hadis yang tidak memenuhi atau tidak sampaipada tingkat hasan adalah Hadis dla'if yang mempunyai banyakmacam" .

b. Tingkat kualitas Hadis Dla'if

Kedla'ifan hadis itu sangat bergantung pada tingkat

kelemahan perawi-perawinya, yakni ada yang berat dan ada juga

yang ringan, sehingga ada yang dla'if (lemah), dla'if jiddan (lemah

sekali), waahi (lemah), munkar, dan yang paling jelek adalah hadis

maudlu'.46

b. Auha Al-Asanid (sanad yang paling lemah)

Berdasarkan keterangan hadis shahih tentang penyebutan "

sanad yang paling shahih" , para ulama dalam pembahasan Hadis

Dla'if juga menyebutkan tentang sanad yang paling lemah (auha al-

asanid).

90

Page 86: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Al-Hakim al-Naisaburiy47 telah menyebutkan sejumlah hadis dari

sanad yang paling lemah dikaitkan dengan sebagian sahabat dan asal

negeri perawi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Yang dikaitkan dengan sahabat Abu Bakar al-Siddiq ra, yaitu

Shidqah bin Musa al-Daqiqiy dari Farqad al-Sabkhiy dari Murrah

al-Tayyib dari Abu Bakar.48

2) Yang dikaitkan dengan penduduk Syam, yaitu Muhammad bin

Qais al-Maslub dari Ubaidillah bin Zahr dari Ali bin Yazid dari al-

Qasim dari Abi Umamah.49

3) Yang dikaitkan dengan sahabat Ibn Abas ra, yaitu al-Saddiy al-

Shaghir Muhammad bin Marwan dari al-Kalabiy dari Abi Shalih

dari Ibn Abbas. Al-Hafidh Ibn Hajjar berkata"ini adalah silsilah al-

Kidz bukan silsilah al-Dzahab".50

d. Contoh Hadis Dla'if

Sebuah hadis yang ditakhrij oleh al-Turmudzi melalui jalur sanad

" hakim al-atsram" dari Abi Tamimah al-Hajimiy dari Abu Hurairah dari

Nabi SAW beliau bersabda :

47. Ma'rifah Ulum al-Hadis, Al-Hakim al-Naisaburiy, hal. 81-8248. Ibib

49. Ibid

50. Tadrib al-Rawi, hal. 1715 1. Al-Turmudzi dan syarhnya, hal. 419 dan 420.

9 1

Al-Turmudzi berkata: "Kami tidak mengetahui hadis ini kecuali

dari hadisnya hakim al-Atsram dari Abi Tamimah al-Hajimiy dari Abi

Hurairah, kemudian Muhammad (al-Bukhari mendla'ifkan hadis ini

dari segi sanadnya".51

Page 87: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Alasannya adalah karena dalam sanadnya terdapat perawi yang

bernama Hakim al-Atsram yang telah dinilai oleh para ulama sebagai

perawi yang lemah. Al-Hafidh Ibn Hajar dalam kitabnya " Taqrib al-

Tahdzib" menyatakan bahwa Hakim al-Atsram adalah orang yang

lemah.

e. Hukum meriwayatkan Hadis Dla'if

Para ulama di kalangan ahli hadis dan lainnya membolehkan

meriwayatkan hadis dla'if dengan tidak menyebutkan sanadnya serta

tanpa menjelaskan kedla'ifannya,. Berbeda dengan meriwayatkan

hadis maudlu', sebab meriwayatkan hadis maudlu' harus disertai

penjelasan kemaudlu'annya. Dan meriwayatkan hadis dla'if masih

terikat dengan 2 syarat, yaitu :

1) Hadis Dla'if yang diriwayatkan tidak berkenaan dengan masalah-

masalah aqidah, seperti tentang sifat-sifat Allah.

2) Hadis Dla'if yang diriwayatkan tidak berkenaan dengan masalah-

masalah hukum syara' yakni tidak berhubungan dengan hukum

halal dan haram.

Artinya, boleh meriwayatkan hadis dla'if yang hanya berkaitan dengan

masalah nasehat, targhib dan tarhib serta tentang kisah kisah umat

terdahulu dan lain sebagainya. Di antara para perawi yang terlalu

mempermudah meriwayatkan hadis dla'if adalah Sufyan al-Tsuriy,

Abd. Rahman bin Mahdi dan Ahmad bin Hanbal.52

Kemudian yang perlu digarisbawahi adalah, jika kita

meriwayatkan tanpa menyebutkan sanad jangan sekali-kali menyatakan:

" qala Rasulullah SAW., kadza" namun harus dinyatakan: " ruwiya 'an

Rasulillahi SAW., kadza" atau " ballaghana 'anhu, kadza", dan lain sebagainya.

Maksudnya agar tidak sepenuhnya menisbathkan hadis tersebut kepada

Rasulullah SAW, sebab jelas

52. Lihat" Ulum al-Hadis" hal. 93. " al-Kifayah, hal. 133 dan 134 pada bab" al-Tasyaddud fiaHadis al-ahkam wa al-Tajawwudz fi dla'il al-a'mal.

92

Page 88: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

diketahui bahwa hadis tersebut dla'if.

f.Hukum mengamalkan Hadis Dla'if

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum

mengamalkan hadis dla'if.53 Kebanyakan ulama berpendapat boleh

mengamalkannya dalam hal yang berhubungan dengan keutamaan

amal ibadah (fadlail-a'mal), tetapi harus disertai 3 syarat,

sebagaimana yang telah dijelaskan oleh al-Hafidh Ibn Hajar,54 yaitu:

1) Dla'ifnya tidak keterlaluan;

2) Hadis dla 'if tersebut harus pada pokok amalan yang riwayatnya

juga tercantum pada hadis shahih.

3) Ketika mengamalkannya tidak mengi'tikadkan tetapnya hadis

itu benar-benar dari Rasulullah SAW, namun semata-mata

untuk ikhtiyath (hati-hati dalam pengamalan).

g. Kitab terkenal tentang Hadis Dla'if

1) Kitab-kitab yang membahas para perawi yang dla'if, seperti kitab

" al-Dlu'afa'" karya Ibn Hibban dan " Mizanu al-I'tidal" karya al-

Dzahabiy. Kedua kitab tersebut memuat beberapa contoh hadis

dla'if yang disebabkan perawi-perawinya dla'if.

53. Ada tiga pendapat tentang hukum mengamalkan Hadis dla'if, yaitu : 1. Tidak boleh

mengamalkannya secara mutlak, baik yang berkaitan dengan keutamaan amal

atau hukum syara'. Pendapat pertama ini didukung oleh Ibn Sayyid al-Nas dari Yahya bin Mu'in,

Abu Bakar bin Arabiy, al-Bukhari, Muslim dan Ibn Hazm. 2. Bisa diamalkan secara mutlak

sebagaimana pendapat Abu Daud dan Imam Ahmad. 3. Boleh mengamalkannya dengan

menyatakan kedla'ifannya dan disrtai syarat sebagai berikut: a. berkaitan dengan keutamaan amal

tidak tentang aqidah atau hukum syar'i ; b. tidak seberapa kedla'ifannya. Jika dla'ifnya karena

perawinya pendusta, diduga dusta dan jelek hafalannya tidak boleh ; c. masih termasuk salah satu

pokok bahasan Hadis Shahih ; d. tidak mengi'tikadkan bahwa Hadis tersebut benar-benar dari Nabi

SAW, namun semata- mata hanya untuk ihtiyath. Selanjutnya lihat Pokok-Pokok Ilmu Dirayah

Hadis (M. Ajjaj al-Khathib) hal. 351-352 dan Ulum al-Hadis wa Musthalahuhu (Subhiy al-Shalih), hal. 210-214 (Penterjemah)

54. Tadrib al-Rawiy, hal. 298, Fathul Mughits, hal. 268

93

Page 89: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Kitab-kitab yang harus membahas hadis-hadis dla'if, seperti kitab "

Al-Maraasiil" karya Abu Daud dan " Al-Illal" karya Al-

Daruquthniy.

2. Hadis Mardud karena sanadnya terputusYang dimaksud dengan sanadnya terputus adalah terputusnya mata

rantai sanad disebabkan karena gugurnya satu atau lebih dari sebagian

perawi-perawi hadis, baik terputusnya secara sengaja atau tidak, baik

secara jelas atau samar. Terputusnya perawi tersebut bisa terjadi pada

awal, tengah atau akhir sanad.

Dilihat dari segi jelas dan samarnya, terputusnya sanad terbagi

menjadi 2 macam:

Pertama; terputusnya sanad secara jelas, yakni telah diketahui secara

jelas oleh para imam dan lainnya yang berkecimpung dalam ilmu

Hadis. Terputusnya sanad ini bisa dibuktikan bahwa antara perawi

dengan gurunya tidak dapat dipertemukan, karena tidak hidup dalam

satu masa atau hidup satu masa namun mereka tidak pernah berkumpul

(bertemu), sehingga tidak ada bukti ijazah ataupun wijadah55 dalam

proses periwayatannya. Oleh karena itu seorang peneliti sanad hadis

perlu mengetahui sejarah hidup para perawi, karena dengan itu bisa

diketahui masa kelahirannya, wafatnya, waktu menuntut ilmu,

perjalanannya dalam menuntut ilmu hadis dan lain sebagainya.

Para ulama telah memberikan nama tersendiri terhadap hadis

yang terputus sanadnya secara jelas, jika ditinjau dari segi tempat atau

bilangan perawi yang gugur, dengan empat nama :

94

55. Ijazah adalah izin untuk meriwayatkan hadits, dan terkadang seorang perawi mendapatkan izindari seorang guru yang belum pernah saling bertemu, seperti perkataan guru "saya ijazahkanriwayat yang pernah saya dengan kepada orang- orang sezaman denganku". Wijadah : seorangperawi menemukan kitab seorang guru yang dia ketahui khatnya, kemudian dia meriwayatkanhadits-hadits yang terdapat dalam kitab tersebut. Pembahasan secara rinci tentang ijazah danwijadah akan diuraikan dalam bab " thuruq al-tahmmul wa sighat al-ada'.

Page 90: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

a. Hadis Mu'allaq;

b. Hadis Mursal;

c. Hadis Mu'dlal;

d. Hadis Munqathi'.

Kedua; terputusnya sanad secara samar. Jenis ini hanya bisa

diketahui oleh para imam yang cermat dalam mengetahui

sanad- sanad tersebut. Dan jenis ini ada 2 nama, yaitu

hadis mudallas dan hadis mursal khafiy.a. Hadis Mu'allaq1) Pengertian

a) Menurut bahasa, muallaq adalah isim maf'ul dari

fi'il madli " allaqa" yang artinya menghubungkan dan

menjadikannya sebagai suatu yang bergantung. Suatu sanad

dikatakan muallaq karena dia hanya bersambung dengan

bagian dan arah atas saja dan terputus di bagian bawah,

sehingga seolah-olah dia merupakan sesuatu yang

bergantung pada suatu atap dan lain sebagainya.

b) Menurut istilah, hadis muallaq adalah suatu hadis

yang sejak permulaan sanadnya gugur seorang perawi

atau lebih secara beruntun.

Bentuk hadis muallaq antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Semua sanadnya dibuang kemudian dinyatakan :

56. Syarah al-Nakhbah, hal. 42

95

قال رسول الله صلعم كذا

(2) Dibuang semua

sanadnya kecuali perawi

dari sahabat atau sahabat

dan tabi'in.56

Page 91: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hadis ini adalah muallaq karena al-Bukhari telah membuang semua sanadnya

kecuali perawi sahabat yaitu Abu Musa al-As'ariy.2) Hukum Hadis Muallaq

Hadis muallaq adalah termasuk hadis mardud, sebab tidak adanya salah satu

syarat hadis maqbul, yaitu "bersambungnya sanad". Tidak adanya salah satu

syarat ini yang salah satu perawi atau lebih dari sanad hadis tersebut telah

dibuang atau disamarkan, sehingga tidak diketahui kualitas perawi yang

dibuang.

3) Nilai Hadis Muallaq dalam Kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim

Pada dasarnya hadis muallaq adalah berkualitas mardud, namun apabila hadis

itu terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim mempunyai nilai

hukum tersendiri, sebagaimana dijelaskan pada pembahasan kitab shahih57 dan

disini saya sebutkan kembali, yaitu:

a) Hadis yang dinyatakan secara tegas, seperti

kata " qaala"

" dzakara" قال) )," hakaa" حكى)" ), dihukumi shahih.

b) Hadis yang dinyatakan dengan kata-

kata yang tidak jelas (tegas), seperti " qiila" قیل) )," dzukira" (ذكر) dan

"hukiya"

tidak dihukumi shahih, namun kemungkinan shahih, hasan ,((حكي

atau dla'if, dan tidak dianggap hadis itu gugur sama

57. Dalam Bab III/A/I, hal. 35

96

عثمانحین دخلركبتیھصلعمالنبيغطى: آبوموسىقال

Contohnya, hadis yang telah ditakhrij oleh al- Bukhari pada pendahuluan

bab tentang paha :

Page 92: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sekali, karena tercantum dalam kitab-kitab yang diberi predikat

shahih. Sedangkan cara mengetahui shahih tidaknya,

diperlukan meneliti sanadnya dan menentukan hukum sesuai

dengan keadaannya.58

b. Hadis Mursal1) Pengertian

a) Menurut bahasa, " mursal" adalah isim maf'ul dari fi'il madli "

arsala" yang berarti: " athlaqa" yakni melepaskan. Memang

seakan-akan hadis mursal itu melepas sanadnya, dan tidak

mengikatnya dengan perawi yang dikenal.

b) Menurut istilah, hadis mursal adalah suatu hadis yang akhir

sanadnya gugur seorang perawi sesudah tabi'in.59

2) Bentuk Hadis Mursal

Adapun bentuknya adalah sebagaimana perkataan

seorang tabi'in (baik ketika meriwayatkan hadis masih kecil

atau sudah dewasa):

58. Ulama telah membahas hadits-hadits muallaq yang ada dalam shahih al-Bukhari denganmenyebutkan sanadnya yang muttasil, seperti kitab Taghliiq al-Ta'lliq karya al-Hafidh IbnHajar dan karya ini yang terbaik.

59. Nuzhah al-Nadhar, hal. 43. Tabi'in adalah seseorang yang pernah bertemu dengan sahabatdalam keadaan Islam dan meninggal juga dalam keadaan Islam.

97

)صلعم كذارسول اللهقال(

)فعل كذا(

)فعل بحضرتھ كذا (

atau

atau

Page 93: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Sa'id bin al-Musayyib adalah seorang tabi'in besar yang

meriwayatkan hadis ini dari Nabi SAW tanpa menyebutkan perantara

yang menjembatani antara dia dan Nabi SAW, sehingga dengan

demikian dia telah menggugurkan bagian terakhir sanad hadis ini yaitu

perawi sesudah tabi'in. dan setidak-tidaknya dia telah menggugurkan

perawi sahabat, dan bisa saja dia telah menggugurkan seorang tabi'in

lagi yang semasa dengannya.

3) Hadis Mursal menurut ulama fiqh dan ushul fiqh.

Contoh hadis di atas adalah mursal menurut ulama ahli hadis.

Adapun menurut ulama fiqh dan ushul fiqh lebih umum dari contoh

tersebut, yakni setiap hadis munqathi' (terputus sanadnya) adalah mursal.

Ini adalah pendapat al-Khatib.

4) Hukum Hadis Mursal

Hadis mursal pada dasarnya adalah berkualitas dia’if yang mardud,karena tidak terdapatnya sebagian syarat hadis maqbul yaitu

bersambungnya sanad dan tidak diketahuinya perawi yang terbuang

serta adanya kemungkinan bahwa perawi yang terbuang itu adalah

perawi bukan sahabat. Dalam keadaan seperti ini berarti hadis tersebut

adalah dla'if.

Akan tetapi para ulama ahli hadis dan lainnya berbeda pendapat

dalam menentukan hukum dan berhujjah dengannya,

Bentuk hadis mursal di atas adalah menurut pendapat ulama ahli

hadis, contohnya sebagaimana hadis yang ditakhrij Imam Muslim

dalam kitab shahihnya pada bab "Buyu'" beliau mengatakan:

إبنعنعقیلعناللیثثنارافعبنمحمدحدثنى

صلعماللهرسولأنالعسیببنسعیدعنشھالب

المزابنةعنھو

Page 94: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

karena masing-masing berbeda dalam menentukan letak terputusnya

sanad tersebut. Pada umumnya letak terputusnya sanad adalah pada

perawi sahabat, sedangkan sahabat semuanya dihukumi berkualitas

adil, jadi tidak masalah tanpa mengetahui kualitas mereka.

Secara garis besar pendapat ulama tentang hukum hadis mursal

ada 3 pendapat:

a) Dla'ifdan Mardud', pendapat ini menurut sebagian besar ulama

hadis, kebanyakan ulama fiqh dan ushul fiqh. Argumentasi

mereka adalah karena tidak diketahuinya keadaan perawi yang

terbuang tersebut dan adanya kemungkinan perawi yang terbuang

itu tidak dari golongan sahabat.

b) Shahih yang dapat dipakai hujjah; pendapat ini menurut Abu Hanifah,

Malik dan Ahmad serta sekelompok ulama yang lain dengan

syarat bahwa mursil (yang melontarkan Hadis) adalah orang yang

tsiqah dan ia tidak menerimanya kecuali dari perawi yang tsiqah.

Alasannya karena seorang tabi'in yang tsiqah mustahil

menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, kecuali telah

mendengarnya dari perawi yang tsiqah.

c) Bisa diterima sebagai hujjah (maqbul) dengan beberapa syarat.

Pendapat ini menurut Imam Syafi'i dan sebagian ulama ahli ilmu.

Syarat tersebut ada empat, tiga syarat untuk perawi hadis mursal,

satu syarat untuk hadis mursal dan berikut ini syarat-syaratnya :

(1) Yang meriwayatkan hadis mursal tersebut dari tabi'in besar

(kibar al-tabi'in).

(2) Jika penerima hadis mursal menyebutkan telah menerima dari

orang yang tsiqah.

(3) Jika beberapa perawi yang hafidh dan terpercaya bersepakat

dengannya dan tidak menentangnya.

(4) Apabila tiga syarat di atas digabungkan, maka terdapat

99

Page 95: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

satu syarat di antara syarat-syarat berikut ini:

(a) hadis tersebut juga diriwayatkan melalui jalur sanad lain;

(b) atau diriwayatkan melalui sanad lain yang sama- sama

mursal tapi tidak dari perawi-perawi hadis mursal yang

pertama;

(c) atau sesuai dengan perkataan sahabat;

(d) atau kebanyakan ahli ilmu memberikan fatwa

dengannya.60

Apabila syarat-syarat tersebut telah terpenuhi maka menjadi jelas

keabsahan sumbernya dan apa yang menjadi penunjangnya, dan

keduanya shahih. Jika ternyata bertentangan dengan hadis shahih lain

yang hanya mempunyai satu jalur, maka yang diunggulkan adalah

kedua hadis tersebut karena mempunyai banyak jalur sanad. Prosedur

ini ditempuh bila menemui kesulitan untuk mengkompromikan.

5) Mursal Shahabiy

Hadis Mursal ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat

tentang perkataan atau perbuatan Rasulullah SAW, padahal dia tidak

pernah mendengar atau menyaksikannya. Hal ini adakalanya

disebabkan karena usianya yang masih muda (kecil), atau terakhir

masuk Islam atau kepergiannya. Jenis hadis yang diterima sahabat pada

waktu masih usia muda (kecil) jumlahnya banyak, seperti sahabat Ibn

Abbas, Ibn Zubair dan lain sebagainya.

6) Hukum Hadis Mursal Shahabiy

Menurut pendapat yang shahih dan masyhur yang telah

diputuskan oleh sebagian besar ulama, kualitas hadis mursal shahabiy

adalah shahih dan dapat dipakai sebagai hujjah, karena

60. Lihat al-Risalah, karya al-Syafi'iy, hal. 461

100

Page 96: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

jarang terjadi sahabat meriwayatkan hadis dari tabi'in. Apabila

mereka meriwayatkan dari tabi'in, mereka menjelaskannya, dan

jika mereka tidak menerangkannya namun langsung mengatakan:

" Qala Rasulullah" pada dasarnya mereka telah mendengarnya dari

sahabat lain dan tidak menyebutkan nama sahabat itu, tidak apa-

apa, sebagaimana keterangan di muka.

Sebagian pendapat menyatakan bahwa hadis mursal shahabiy

hukumnya sama dengan mursal yang lain. Pendapat ini lemah

dan mardud.

7) Kitab terkenal tentang Hadis Mursal

a) Al-Maraasiil, karya Abu Daud;

b) Al-Maraasiil, karya Ibn Abi Hatim dan;

c) Jami' al-Thashiil li ahkaam al-Maraasiil karya al-'Ala'iy.61

c Hadis Mu'dlal1) Pengertian

a) Menurut bahasa, mu'dlal adalah isim maf'ul dari fi'il madli "

a'dlala" semakna dengan “a'yaa" yang berarti:

memayahkan.

b) Menurut bahasa, hadis mu 'dlal adalah hadis yang sanadnya

gugur dua orang atau lebih secara beruntun.

Contohnya, seperti hadis riwayat al-Hakim dalam kitabnya

" Ma'rifah al-Ulum al-Hadis" dari al-Qa'nabiy dari Malik :

101

للملوك طعامھ وكسوتھ : أنھ بلغھ أن أبا ھریرة قال قال رسول الله صلعم

بالمعروف، ولا یكلف منالعمل إلایطیق

61. Al-Risalah al-Mustathrifah, hal. 85 dan 86. Al-'Ala'iy adalah al-Hafidh al-Muhaqqiq, Shalah al-Din Abu Sa'id Khalil bin kaikaldiy al-'Ala'iy, lahir di Damaskus tahun 694 H, dan meninggaldunia pada tahun 761 di Quds.

Page 97: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Al-Hakim berkata, bahwa hadis ini mu'dlal dari Malik yang juga

menilai mu'dlal dalam kitabnya al-Muwaththa'.62

Hadis ini adalah mu'dlal, sebab secara beruntun ada 2 perawi

yang gugur yang terdapat di antara Malik dan Abu Hurairah. Hal ini

diketahui di luar kitab al-Muwaththa' yang dinyatakan sebagai berikut:

102

2) Hukum Hadis Mu'dlal

Hadis mu'dlal adalah dla'if, bahkan keadaannya lebih parah

daripada hadis mursal dan murujathi',64 karena banyaknya perawi yang

terbuang dari sanad. Demikian menurut kesepakatan para ulama.

3) Perbedaan dan Persamaan antara Hadis Mu'dlal dan Mu'allaq

a) Persamaannya, jika dari permulaan sanadnya terbuang dua

perawi secara beruntun.

b) Perbedaannya, terdapat 2 bentuk :

c) Jika di tengah-tengah sanad terdapat dua perawi yang terbuang

secara beruntun disebut hadis mu'dlal bukan

mu'allaq.

(1) Jika dari permulaan sanad terdapat satu perawi yang

terbuang disebut mu'allaq bukan mu'dlal.

4) Kitab hadis yang diduga terdapat Hadis Mu'dlal

Menurut al-Suyuthiy,65 kitab yang diduga terdapat hadis mu'dlal,

munqathi' dan mursal adalah sebagai berikut:

عجاد عن أبیھبنعن مالك عن محمد ..............................

63عن أبى ھریرة

62. Ma'rifah Ulum al-Hadits, hal. 4662. Ibid, hal. 47

64. Lihat, al-Kifayahr hal. 21 dan al-Tadrib, hal.295.65. Tadrib al-rawi, hal. 214

Page 98: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

a) Kitab al-Sunan karya Sa'id bin Mansurb) Beberapa kitab karya Ibn Abi al-Dunya.

d. Hadis Munqathi'

1) Pengertian

a) Menurut bahasa, al-munqathi' adalah isimfa'il dari mashdar “al-inqitha"' lawan kata " al-ittishal" yang berarti: terputus lawan

kata dari bersambung.

b) Menurut istilah, hadis munqathi' adalah hadis yang sanadnya

tidak bersambung atau gugur perawinya pada bagian mana

saja.

Maksudnya setiap sanad yang terputus di mana saja tempat

terputusnya, baik pada bagian permulaan, bagian tengah atau

akhir sanad. Jadi, termasuk jenis hadis ini adalah hadis mursal

mu'allaq dan mu'dlal. Akan tetapi ulama mushthalah

mutaakhkhirin mengkhususkan hadis munqathi' yang tidak

termasuk di dalamnya hadis mursal, mu'allaq dan mu'dlal, demikian

juga ulama muqaddimin. Oleh karena itu al-Nawawiy

mengatakan:"Munqathi' merupakan istilah yang digunakan dalam

meriwayatkan hadis tanpa perawi tabi'in tapi hanya perawi dari

sahabat, sebagaimana Malik dari Ibn Umar.66

2) Hadis Munqathi' menurut ulama ahli hadis mutaakhkhirin

Hadis munqathi' adalah hadis yang tidak bersambung

sanadnya yang tidak termasuk hadis mursal, mu'allaq atau mu'dlal.

Dengan demikian hadis munqathi' adalah istilah umum untuk

setiap hadis yang sanadnya terputus di luar tiga bentuk

terputusnya sanad di atas, yakni terputus pada bagian awal,

66. Al-Taqrib ma'a al-Tadrib, hal. 208.

103

Page 99: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

bagian akhir dan dua perawi terputus secara beruntun pada bagian

mana saja. Demikian ini pendapat al-Hafidh Ibn Hajar dalam

kitabnya al-Nukhbah dan Syaraknya,67

Jadi letak terputusnya sanad tersebut, bisa saja pada satu

tempat atau lebih, seperti terputus pada dua atau tiga tempat.

3) Contoh Hadis Munqathi'

Hadis yang diriwayatkan Abdul Al-Razzaq dari al-Tsauriy

dari Abu Ishaq dari Zaid bin Yatsi'dari Hudzaifah dalam bentuk

hadis marfu'.

Di tengah-tengah sanad hadis ini terdapat seorang perawi

yang gugur yaitu bernama "Syarik", sebenarnya dia berada di antara

al-Tsauri dan Abu Ishaq. Sesungguhnya al-Tsauri sendiri tidak

pernah mendengar hadis tersebut secara langsung dari Abu Ishaq,

namun dia mendengar dari Syarik sedang Syarik mendengar dari

Abu Ishaq. Bentuk terputusnya sanad tersebut tidak sama dengan

hadis mursal, mu'allaq dan mu'dlal.

4) Hukum Hadis Munqathi'

Menurut kesepakatan para ulama, Hadis Munqathi' berkualitas

dla'if, karena tidak diketahuinya keadaan perawi yang terbuang.

e. Hadis Mudallas

1) Pengertian

a) Menurut bahasa, al-mudallas berbentuk isim maf'ul dari kata " al-

tadlis" yang berarti: tersimpannya cacat harta dagangan dari si

pembeli. Kata tadlis adalah musytaq (derivasi) dari mashdar tsulatsi "

al-dalsu" yang berarti: gelap atau campuran yang gelap, sehingga

seakan-akan sebuah hadis menjadi mudallas karena ia tertutup

bagi seseorang yang ingin mengetahui

104

67. Al-Nukhbah wa Syarhiha, hal. 44.

Page 100: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

hadis itu, keadaannya menjadi lebih gelap sehingga hadis tersebut

menjadi mudallas yakni hadis yang menyimpan cacat.

b) Menurut istilah, tadlis adalah merahasiakan cacat dalam sanad

dan memperbaiki lahirnya.

2) Macam-Macam Tadlis

Secara garis besar tadlis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: Tadlis al-

Isnad dan Tadlis al-Syuyukh. Berikut penjelasan 2 macam bagian

tersebut:

a) Tadlis Isnad

Para ulama hadis berbeda-beda dalam memberikan definisi jenis

tadlis ini, dan pendapat yang paling shahih dan rinci menurut

penulis adalah pendapat Abu Ahmad bin'Amr al- Bazzar dan Abu

Hasan al-Qaththan, yakni sebagai berikut:منھیسمعلممامنھسمعقدعمنالراوىیروىأنمنھسمعھأنھیذكرأنغیرمن

Tadlis al-Isnad. adalah seorang perawi meriwayatkan suatu hadis yang pernahdidengar dari orang lain tanpa menyebutkan bahwa dia (perawi) pernahmendengar dari orang lain tersebut

(al-Syaikh).68

Maksudnya adalah seorang perawi meriwayatkan

hadis yang pernah didengar dari seorang guru, namun hadis

tersebut ditadlis (disamarkan) seakan-akan dia tidak pernah

mendengar dari guru itu dengan cara menyatakan bahwa dia

mendengar dari orang lain. Jadi, ia menggugurkan seorang

guru yang benar- benar pernah didengar hadisnya.

Selanjutnya, dia meriwayatkan dengan menggunakan lafal

yang menunjukkan seolah-olah proses periwayatannya

melalui "al-sama " dan sebangsanya,

105

68. Syarah "Alfiyah al-Traqiy", hal. 180

Page 101: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

seperti " qaala" atau " 'an' agar orang lain mengira bahwa dia

mendengar langsung dari guru yang disebut (bukan guru yang

pernah didengar hadisnya) tanpa menjelaskan atau memakai lafal

yang menunjukkan bahwa dia pernah mendengar dari guru yang

disebut itu, seperti kata: " sami'atu" atau " haddatsani" . Jadi,

perawi tersebut tidak tergolong " kadzdzab" (pembohong) dan

perawi yang digugurkan itu bisa satu atau lebih.

Abu al-Hasan bin al-Qaththan mengatakan, bahwa

perbedaan antara hadis mudallas dengan hadis irsal khafi adalah

periwayatan hadis irsal khafi adalah dari orang yang tidak

mendengar dari gurunya. Jadi, masing-masing dari hadis mudallas

dan mursal khafi, sama-sama meriwayatkan hadis dari seorang guru

yang sebenarnya tidak pernah didengar darinya dengan memakai

kata-kata yang menunjukkan arti mendengar atau sebangsanya.

Akan tetapi si mudallas sebenarnya pernah mendengar hadis dari

seorang guru yang dia tadlis (samarkan), sementara hadis mursal

khafi perawinya tidak pernah mendengar dari seorang guru

selamanya, baik terhadap hadis-hadis yang diirsalkan atau tidak,

dan dia hidup sezaman atau pernah bertemu.

Contohnya seperti hadis yang ditakhrij oleh al- Hakim69

dengan menyandarkan kepada Ali bin Khasyram, dia berkata: Ibn

Uyainah berkata kepadaku dari al-Zuhriy, kemudian dia ditanya:

Apakah kamu mendengar dari al- Zuhriy? dia menjawab tidak,

dan tidak pula mendengar dari orang yang telah mendengar hadis

darinya (al-Zuhriy). Abdul Razaq menceritakan kepadaku dari

Ma'mar dari al-Zuhriy.

b) Tadlis Taswiyah

Jenis Tadlis Taswiyah ini pada hakekatnya merupakan salah

satu jenis tadlis al-isnad.

106

69. Lihat Ma'rifah Ulum al-Hadits, hal. 130

Page 102: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Pengertiannya adalah, seorang perawi meriwayatkan hadis

dari seorang guru kemudian menggugurkan seorang perawi yang

dla'if yang berada di antara 2 perawi yang tsiqah dan dia (perawi

dla'if) pernah bertemu dengan kedua perawi meriwayatkan hadis

dari perawi tsiqah, yang oleh perawi tsiqah tersebut diterima dari

perawi yang lemah, dan perawi yang lemah ini menerima dari

perawi tsiqah pula. Jadi salah satu kedua perawi tersebut benar-

benar pernah bertemu dengan lainnya (perawi hadis dan perawi

dla'if). Kemudian mudallis meriwayatkannya tanpa menyebutkan

perawi yang lemah (dla'if) tersebut dan meriwayatkan dengan lafal

yang mengandung pengertian bahwa perawinya tsiqah semua.

Jenis tadlis ini merupakan jenis tadlis yang terburuk, karena

perawi tsiqah pertama terkadang tidak dikenal sebagai perawi

pentadlis, selanjutnya orang yang mengetahui sanad itu yakni

sesudah sanadnya disamakan, meriwayatkannya juga dari seorang

perawi yang tsiqah pula dan menentukan hadis tersebut sebagai

hadis shahih. Dengan demikian, tadlis taswiyah ini mengandung

pemalsuan yang amat sangat.

Orang yang paling terkenal melakukan tadlis taswiyah.

1) Baqiyyah bin Walid, Abu Mashar berkata: "Hadis-hadis

Baqiyyah tidak mumi, oleh sebab itu waspadalah terhadap

hadis-hadisnya"

2) Al-Walid bin Muslim.

Contoh tadlis taswiyah, seperti yang diriwayatkan oleh Ibn

Hatim dalam "al-Ilal", dia berkata :

107

أبي سمعت

kemudian dia menyebutkan hadis yang telah diriwayatkan oleh

Ishaq bin Rahawaih dari Baqiyyah :

Page 103: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Ayahku berkata: Hadis ini mengandung masalah yang tidak difahami oleh seseorang.Dia diriwayatkan oleh Ubaidillah bin 'Amr (perawi yang tsiqah) dari Ishaq bin AbiFarwah (perawi yang dla'if) dari Nafi' (perawi yang tsiqah) dari Ibn Umar dari NabiSAW. Ubaidillah bin 'Amr diberi nama panggilan Abu Wahab oleh Baqiyyah dandinasabkan kepada Bani Asad, agar tidak dikenali lagi, sehingga tatkala Ishaq bin AbiFarwah tidakdisebut tidak berpengaruh apa-apa.70

c) Tadlis al-Syuyukh

Yakni seorang perawi

meriwayatkan hadis yang

didengar dari seorang guru

dengan menyebutkan nama

kunyahnya (nama panggilan),

nama keturunannya atau

mensifati gurunya dengan sifat-

sifat yang tidak/belum dikenal

oleh orang banyak,71 seperti

kata Abu Bakar bin Mujahid al-

Muqriy, salah

satu imam qira'ah:

70. Syarakh al-Alfiyah, karya al-'Iraqiy, hal. 90, dan al-Tadrib, hal. 225.71. Ulum al-Hadits, ahl. 66

أبيبنبكرأبابھیریدعبداللهأبيابنعبداللهحدثنا

السجستانىداود

Yang dimaksud dengan Abdullah bin Abu Abdillah adalah Abu Bakar

bin Abi Daud al-Sijistaniy.

3) Hukum Tadlis

a) Tadlis al-Isnad; kebanyakan ulama

mencelanya. Di antara mereka yang paling

mencela adalah Syu'bah. Katanya, "Tadlis

adalah saudara kandung bohong".

Page 104: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Tadlis al-Taswiyah; dia adalah sejahat-jahat tadlis, sehingga al-

'Iraqiy menyatakan bahwa:"Sesungguhnya tadlis taswiyah merusak

orang yang sengaja melakukannya".

c) Tadlis al-Syuyukh; ketercelaannya lebih ringan daripada tadlis al-

Isnad, karena si mudallis tidak menggugurkan seorang perawi

dalam sanad. Ketercelaannya hanya karena adanya

penyalahgunaan perawi dan penyulitan cara mengetahui keadaan

sanad bagi pendengar hadis. Kemudian tingkat ketercelaannya

sangat bergantung pada maksud yang mendorong dalam

melakukan tadlis.

4) Latarbelakang yang mendorong seseorang melakukan tadlis

Untuk tadlis al-Syuyukh ada 4 motif:

a) Mendla'ifkan seorang guru (al-syaikh) atau mensifati

seorang guru dengan sifat tidak tsiqah.

b) Mengundurkan waktu wafatnya seorang guru, agar terkesan

si perawi pernah mendengar bersama-sama dengan orang

banyak.

c) Memudakan usia agar terkesan dia lebih muda daripada

perawi yang didengarnya.

d) Memperbanyak periwayatan, sehingga tidak enak jika terus

menerus menyebutkan perawi tertentu dengan hanya satu

nama.

Untuk tadlis al-Isnad ada 5 motif:

a) Mengkaburkan kualitas sanad;

b) Tidak menyebutkan sesuatu bagian hadis dari seorang guru

yang juga didengar orang banyak.

c) Tiga nomor pertama yang tercantum pada Tadlis Al-

Syuyukh.

5) Sebab-sebab tercelanya Hadis Mudallas

a) Adanya unsur meragukan, yakni pernyataan mendengar dari orang

yang belum pernah didengar riwayatnya.

109

Page 105: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Berubahnya hadis yang telah jelas keadaan sanadnya menjadi

semu.

c) Si perawi (pentadlis) mengetahui jika perawi yang ditadlis

disebut dia tidak senang.72

6) Hukum meriwayatkan Hadis Mudallas

Ada 2 pendapat di kalangan ulama tentang hukum meriwayatkan

hadis mudallas, yaitu :

Pertama; meriwayatkan hadis mudallas secara mutlak ditolak,

karena tadlis itu sendiri merupakan cacat. Pendapat ini tidak

mu'tamad.

Kedua; perlu diperinci terlebih dahulu (ini pendapat yang

shahih):

-Jika jelas menggunakan kata " al-sima'" seperti " sami'atu" dan

sejenisnya, maka riwayatnya diterima.

-Jika tidak jelas menggunakan kata " al-sima"' seperti kata "" ’an"dan sejenisnya riwayatnya ditolak.73

7) Cara mengetahui tadlisAda 2 cara untuk mengetahui tadlis, yaitu :

- Berdasarkan pemberitahuan mudallas sendiri, ketika ditanyaumpamanya, seperti yang pernah dialami oleh Ibn Uyainah.- Dengan penetapan imam yang ahli dalam bidang ini atas dasar

hasil penelitiannya.

8) Kitab terkenal tentang Tadlis dan MudallasKitab tentang tadlis dan mudallas jumlahnya banyak. Antara

lain:

a) Tiga kitab karya al-Khatib al-Baghdadiy, salah satu di antaranya berisi

uraian tentang nama-nama orang-orang yang melakukan tadlis

(mudallas)74 yang berjudul "al-Tabyin li Asma'i al-

72. Lihat al-Kifayah,

hal. 35873. Ulum al-Hadits, hal.67-6874. Al-Kifayah, hal. 361110

Page 106: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Mudallisin". Dan dua lainnya masing-masing menjelaskantentang jenis tadlis.75

b) Al-Tabyin li Asma'i al-Mudallisin, karya Burhan al Dinbin al- Halabi.c) Ta'arif ahli al-Taqdis bi maratib al-Mausufin bi al-Tadlis,karya al-Hafidh Ibn Hajar.f. Hadis Mursal Khafi1) PengertianMenurut bahasa, " mursal" adalah isim maf'ul berasal darimashdar " irsal" semakna dengan kata " ithlaq" yang berarti:melepaskan. Memang seakan-akan si mursil melepaskansanad dan tidak menyambungnya. Sedangkan " al-khafi"lawan kata " al-jali" yang berarti: tidak jelas lawan kataterang atau jelas, sebab jenis irsal ini tidak tampak sehinggatidak bisa ditemukan kecuali dengan pembahasan danpenelitian.Menurut istilah, hadis yang diriwayatkan oleh seorangperawi dari seorang yang pernah dia jumpai atau hidupsemasa dengannya, namun perawi itu tidak pernahmendengar darinya, dengan memakai lafal yangmengandung arti " al-sama"' dan sebangsanya, seperti kata "qaala".

Seperti hadis riwayat Ibn Majah melalui jalursanad Umar bin Abdul Aziz dari Uqbah binAmir secara marfu':

75. Ibid, hal. 357

111

Menurut keterangan al-Maziy dalam kitab " al-Athraf

" , Umar bin Abd. Aziz tidak pernah bertemu dengan

Uqbah.

الحرسحارس اللهرحم

Page 107: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Cara mengetahui Mursal Khafi

Ada 3 cara untuk mengetahui Mursal Khafi, yaitu :

a) Berdasarkan ketentuan sebagian imam, bahwa perawi tersebut

tidak pernah berjumpa dengan orang yang meriwayatkan hadis

kepadanya atau perawi tersebut tidak pernah mendengarnya

secara mutlak.

b) Berdasarkan pemberitahuannya sendiri, bahwa dia tidak

pernah berjumpa dengan orang yang meriwayatkan hadis

kepadanya atau sama sekali belum pernah mendengarkannya.

c) Adanya hadis tersebut yang diriwayatkan melalui jalur sanad

lain, di mana terdapat tambahan seorang yang berada di antara

perawi tersebut dengan orang yang meriwayatkan darinya.

Cara yang terakhir ini diperselisihkan ulama, sebab ada

kemungkinan dia termasuk jenis hadis " al-Mazidfi muttashil

al-asanid".

3) Hukum Hadis Mursal Khafi

Hadis mursal khafi berkualitas dla'if, karena dia termasuk jenis hadis

munqathi', jika jelas terputus sanadnya, hukumnya sama dengan hadis

munqathi'.

4) Kitab yang populer tentang Hadis Mursal Khafi

Yaitu, kitab " Al-Tafsil Li Mubham Al-Marasil" karya al-Khatib al-

Baghdadiy.

g. Hadis Mu'an'an dan Muannan

Telah selesai pembahasan tentang 6 macam hadis mardud yang

disebabkan terputusnya sanad, akan tetapi hadis mu'an'an dan muannan

masih diperselisihkan;"Apakah keduanya termasuk hadis yang

munqathi' atau yang muttasil?". Menurut penulis, keduanya termasuk

jenis hadis mardud yang disebabkan sanadnya terputus.

112

Page 108: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

1) Pengertian Mu'an'an

Menurut bahasa, al-mu'an'an adalah isim maf'ul dari kata dasar '"

an'ana" yang berarti: berkata dengan menggunakan kata , عن عن (dari).

Sedangkan menurut istilah, adalah ucapan perawi hadis yang

menggunakan kata " "عن dalam meriwayatkan hadisnya. Contohnya,

seperti hadis riwayat Ibn Majah, beliau berkata :

113

2) Apakah Hadis Mu'an'an termasuk hadis muttasil atau hadis

munqathi'?.

Dalam masalah ini ada 2 pendapat dikalangan ulama, yaitu :

a) Sebagian berpendapat bahwa hadis mu'an'an termasuk hadis

munqathi', selama belum terbukti kemutashilannya.

b) Pendapat yang shahih, yaitu pendapat jumhur ulama

dikalangan ahli hadis, fiqh dan ushul fiqh menyatakan bahwa hadis

mu'an'an adalah muttashil dengan syarat. Ada 2 syarat yang telah

mereka sepakati, dan ada beberapa syarat yang masih diperselisihkan.

Adapun madzhab Imam Muslim mencukupkan dengan 2 syarat yang

telah disepakati tersebut. Dua syarat itu adalah sebagai berikut:

(1) Hadis mu 'an 'an itu harus tidak mudallas, yakni si mu 'an 'in

(orang yang meriwayatkan hadis dengan kata'an-'an) bukan seorang

mudallis (perawi yang merahasiakan cacat gurunya).

(2) Si mu'an'in harus

pernah berjumpa

dengan guru yang

pernah memberinya.

ثناھشامبنمعاویةثناشیبةأبىعثمانحدثنا

عروةبنعثمانعنزیدبنأسامةعنسفیان

اللهإن :صلعماللهرسولقالقالت،عائشةعن

فوالصفوفمیامن علىیصلون وملائكتھ الص

Page 109: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Adapun syarat yang masih

diperselisihkan untuk

tambahan dua syarat di atas

ialah :

(1) Tetapnya liqa'

(bertemu), ini pendapat al-

Bukhariy, Ibn Madiniy dan

para Muhaqqiqin.

(2) Lama menjadi

sahabat, ini pendapat Abu al-

Mudhaffar al-Sam'aniy.

(3) Harus mengetahui

riwayat darinya, ini pendapat

Abu Amr al-Daaniy.

3) Pengertian Hadis Muannan

a)

Menurut bahasa, muannan

isim maf'ul dari " annana"

yang berarti: berkata “أن , أن“ (berarti: bahwa)

b) Menurut istilah, hadis

muannan adalah hadis yang

diriwayatkan dengan

perkataan"أن فلان قال حدثن فلان" .

4) NilainHadis Muannan

a) Menurut Imam

Ahmad dan sebagian ulama,

hadis muannan dihukumi

munqathi selama belum

terbukti kemuttashilannya.

b)

Menurut Jumhur ulama, "أن" sama dengan عن“ “ yakni

secara umum menunjukkan

bahwa periwayatannya

melalui cara " al-sama'"

dengan ketentuan syarat-

syarat yang telah disebutkan

di atas.3. Hadis Mardud karena perawinya cacat.Yang dimaksud dengan

76. Pengertianadil dan dlabith,lihat kemablibagian b),syarat-syaratHadis shahih,(penterjemah).

1 1 4

Page 110: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Yang berkaitan dengan sifat keadilan perawi adalah sebagai

berikut:

a. dusta

b. tertuduh dusta

c. fasiq

d. bid'ah

e. tidak diketahui identitasnya.

Adapun yang berkaitan dengan kedlabithan perawi adalah sebagai

berikut:

a. keliru yang sangat

b. tidak baik hafalannya

c. pelupa

d. banyak waham (berprasangka/ragu-ragu).

e. Menyalahi riwayat perawi yang tsiqah (adil dan dlabith).

Berikut ini uraian tentang macam-macam hadis mardud karena

sebab-sebab di atas secara berurutan yang dimulai dari sebab yang

sangat merusak.

a. Hadis Maudlu'

Jika cacatnya perawi disebabkan karena dusta terhadap

Rasulullah SAW, maka hadisnya disebut hadis maudlu'. Adapun

pengertiannya menurut etimologi maudlu' berbentuk isim maful dari

kalimat" الشئوضع " searti dengan kata" "حطھ yang berarti:

menurunkan nilai (harga) sesuatu. Dikatakan demikian karena turun

martabatnya.

Menurut istilah, hadis maudlu' adalah hadis bohong yang dibuat

dan diciptakan serta disandarkan kepada Rasulullah SAW.

1) Kedudukan Hadis Maudlu'Hadis Maudlu' adalah hadis dla'if yang paling jelek. Sebagian

1 1 5

Page 111: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

ulama menganggapnya Sebagai bagian tersendiri yang tidak termasuk

jenis hadis dla'if.

2) Hukum meriwayatkan Hadis Maudlu'

Secara ijma', para ulama tidak memperkenankan meriwayatkan

hadis maudlu' bagi Orang yang mengerti keadaannya, kecuali disertai

penjelasan kemaudlu'annya, berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim:

أخد فھو كذب یرى أنھ بحدیث عنيخدث من الكاذبین

Artinya: "barang siapa meriwayatkan dariku suatu hadis yang diaketahui hadis palsu,maka dia termasuk salah satu dari orang-orang yang berbuat dusta".

3) Cara membuat Hadis Maudlu'

a) Kadangkala pemalsu hadis menyusun kalimat sendiri

kemudian sanadnya dibikin lalu diriwayatkan;

b) Kadangkala pemalsu hadis mengutip perkataan sebagian

ahli hikmah atau lainnya, kemudian menyusun sanadnya.

4) Cara mengetahui Hadis Maudlu'

Ada beberapa cara untuk mengetahui hadis maudlu’, di antaranya

ialah:

a) Pengakuan dari pemalsu hadis sendiri, seperti pengakuan Abu

Ishamah Nuh bin Abi Maryam yang telah membuat hadis palsu

tentang keutamaan surat-surat al-Qur'an, dari Ibn Abbas.

b) Adanya pernyataan yang memperkuat pengakuan membuat hadis

maudlu', seperti seorangperawi mengaku telah menerima hadis

dari sesedang yang telah meninggal dunia sebelum lahir, dan

hadisnya tersebut tidak dikenal kecuali dari perawi tersebut.

c) Keadaan perawi, seperti perawi dari golongan Syi'ah Rafidlah,

116

Page 112: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

yang hadisnya tentang keutamaan ahli bait Rasulullah SAW. d)

Keadaan matannya, baik dari segi lafal atau makna.

Dari segi lafal seperti susunan kalimatnya tidak baik dan tidak

fasih, dari segi makna seperti hadis yang bertentangan dengan al-

Qur'an, hadis Mutawatir, ijma' atau logika yang sehat.

5) Motif pembuatan Hadis Maudlu'.

a) Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membuat

beberapa hadis targhib dan tarhib (hadis-hadis berisi anjuran

dan ancaman). Pembuatnya mengaku sebagai orang yang

berperilaku zuhud dan saleh. Pembuat hadis maudlu' ini dinilai

yang paling jelek, sebab banyak orang menerima hadis buatan

mereka dengan rasa percaya.

Pembuat hadis maudlu'dengan motif ini di antaranya

adalah Maisarah bin Abdi Rabbih sebagaimana riwayat Ibn

Hibban dalam kitab " al-Dlu'afa'" dari Ibnu Mahdi: "Saya

pernah bertanya kepada Maisarah Ibn Rabih, dari mana kamu

mendapatkkan hadis ini dan siapa yang membaca seperti ini ?

Dia menjawab: "Saya membuatnya untuk memberikan

kesenangan kepada manusia".77

b) Untuk mempertahankan ideologi golongan atau alirannya

sendiri. Lebih-lebih terhadap aliran politik setelah munculnya

77. Muqaddimah Muslim bi Syarh al-Nawaniy, I, hal. 62Secara lengkap riwayat tersebut sebagaimana penulis kutip dari Program CD "Mausu'ah al-

Hadis al-Syarif Kutub al-Tis’ah" (Ensiklopedi Hadis Kutub Tis'ah) sebagai berikut:

1 1 7

Page 113: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

berbagai fitnah, seperti golongan Khawarij dan Syi'ah,yang

masing-masing memiliki hadis maudlu'dengan tujuan

untuk menguatkan alirannya, seperti hadis:

على خیر البشر، من شك فیھ فھو كفر

Artinya : " Ali adalah manusia yang paling baik, barang siapa yangmeragukannya maka dia kafir"

c) Untuk merusak agama Islam, sebagaimana yang dilakukan

oleh kaum zindiq yang tidak mampu memperdayakan

agama Islam seeara terang-terangan, tetapi mereka dengan

sengaja menempuh jalan yang busuk ini dengan membuat

sejumlah hadis maudlu'untuk memburukkan dan merusak

citra Islam.

Pembuat hadis maudlu' dengan motif ini di antaranya

adalah Muhammad bin Sa'id al-Syamiy yang digembleng

dalam golongan zindiq. Dia telah meriwayatkan hadis dari

Humaid, dari Anas secara marfu':

78اللهأنا خاتم النبیین لا نبي بعدى إلا أن یشآء

Artinya :" Saya adalah penutup para nabi, tidak akan ada nabi setelahsaya kecuali Allah menghendaki. "

d) Untuk melakukan pendekatan kepada penguasa, yakni

pendekatan yang dilakukan sebagian orang yang lemah

imannya kepada sebagian penguasa dengan membuat hadis

yang memihak kepadanya. Seperti kisahnya Ghiyas bin

Ibrahim al-Nakha'iyal-Kufiy bersama Amiral-Mu'minin al-

Mahdiy, tatkala dia sedang bertandang ke istananya, al-

Mahdiy sedang bermain dengan burung merpati, kemudian

dia menyebutkan sanadnya secara beruntun sampai kepada

78. Tadrib al-Rawi, I, hal. 283.

1 1 8

Page 114: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda :

لا سبق إلا فى نصل أو خف أو جافر أو جناحArtinya: " Tidak patut diperlombakan, kecuali perlombaanmengendarai kuda atau onta, memanah atau sayap".

Ghiyas bin Ibrahim menambahkan kata " jannah" dalam

hadis di atas untuk kepentingan al-Mahdiy, dan ternyata al-

Mahdiy mengetahuinya, maka spontan dia perintah

menyembelih burung merpati tadi dan Ghiyas berkata:"Saya

yang membujuk al-Mahdiy untuk bertindak seperti itu".

e) Untuk tujuan komersial, sebagaimana dilakukan oleh sebadan

tukang dongeng dengan mengharap imbalan mereka bercerita

tentang kisah-kisah yang menggembirakan dan yang aneh-aneh.

Seperti yang dilakukan oleh Abu Sa'id

al-Madainiy.

f) Untuk tujuan popularitas, yaitu menyampaikan hadis- hadis

gharib yang belum pernah ditemukan pada satupun guru hadis,

kemudian mereka mengganti sanadnya agar dianggap gharib,

sehingga banyak orang tertarik dan senang mendengarnya,

seperti dilakukan oleh Ibn Abi Dahyah dan Hammad al-Nashibiy.79

6) Aliran Karamiyah dalam membuat Hadis Maudlu'.

Sekelompok dari golongan ahli bid'ah yang menamakan dirinya "

Karamiyah" berkeyakinan diperbolehkannya membuat hadis-hadis tentang

"targhib dan tarhib", berdasarkan hadis yang diriwayatkan melalui sebagian

sanad, dengan tambahan kata- kata:

79. Ibid, hal. 284

119

Page 115: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

لیضل الناس.......... من كذب علي متعمداArtinya:" Barang siapa berbuat dusta atas namaku secara sengaja ...... untuk

menyesatkan manusia".

Menurut para hafidh hadis, kata-kata tambahan " الناسلیضل " itu dinilai

tidak akurat.

Sebagian mereka berargumen: " Kami berbuat dusta untuk kebaikan bukan

untuk mencelakakan". Alasan ini sangat lemah, sebab Nabi Muhammad SAW

tidak membutuhkan pendusta untuk menyebarkan syari'atnya.

Keyakinan seperti ini bertentangan dengan konsensus di kalangan kaum

muslimin, bahkan al-Syaikh Abu Muhammad al- Juwainiy menyatakan kafir

terhadap pembuat hadis maudlu'.

7) Kekeliruan sebagian ahli tafsir dalam menyebutkan hadis-hadis maudlu'

Sebagian ahli tafsir ada yang salah dalam menyebutkan hadis- hadis

maudlu' dalam kitabnya, karena tanpa memberi penjelasan tentang

kemaudlu'annya, lebih-lebih hadis riwayat Ubai bin Ka'ab tentang keutamaan

surat-surat al-Qur'an. Ahli tafsir tersebut antara

a) al-Tsa'labiy,

b) al-Wahidiy,

c) al-Zamakhsyariy,

d) al-Baidlawiy, dan

e) al-Syaukaniy.

8) Kitab-kitab terkenal tentang Hadis Maudlu'.

a) Kitab al-Maudlu'aat karya Ibn Jauziy. Kitab ini merupakan kitab pertama di

bidang ini, dan penyusunnya terlalu gegabah dalam menentukan hukum

hadis maudlu', sehingga banyak ulama yang mengkritik dan meragukannya.

120

Page 116: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Al-La'alik al-Mashnu'ah fi al-Ahadiis al-Maudlu'ah karya al-Suyuthiy. Kitab ini merupakan ringkasan dan revisi darikitabnya al-Jauziy dan terdapat beberapa tambahan yangbelum disebutkan oleh al-Jauziy.

c) Tanzih al-Syari'ah al-Marfu'ah 'an al-Ahadiis al-Syani'ah al-Maudlu'ah, karya Ibn'Iraq al-Kananiy. Kitab inimerupakan ikhtisar dari kedua kitab di atas yang padaisinya, baik sistematisnya dan banyak faedahnya.

b. Hadis Matruk.80

1) PengertianJika cacatnya perawi disebabkan karena diduga dusta

yang merupakan sebab kedua, hadisnya disebut hadis matruk.Adapun pengertian hadis matruk menurut etimologi, kata

matruk adalah isim maf'ul dari kata "tarku" dan orang Arabsendiri memberikan nama "telur yang sudah keluar anakayamnya" dengan sebutan “al-tarikah" yang berarti: sesuatuyang tertinggal dan tidak ada faedahnya.91

Menurut istilah, matruk adalah hadis yang dalamsanadnya terdapat perawi yang diduga dusta. Adapun perawiyang diduga dusta dapat diketahui dengan salah satu berikutini, yaitu :a) Hadis tersebut tidak diriwayatkan kecuali dari jalurnya,

sehingga bertentangan dengan kaidah-kaidah yang telahdiketahui.82

b) Perawinya terkenal dalam pembicaraannya sebagaipendusta, namun belum dapat dibuktikan bahwa ia sudahpernah berdusta dalam membuat hadis.a) Contoh Hadis Matruk

80. Ibid, hal. 28681. Bagian hadis ini telah disebutkan oleh Ibn Hajar dalam kitabnya "al-Nuhbah", namun tidak

disebutkan oleh Ibn Shalah dan tidak juga oleh al-Nawawiy.82. Lihat al-Qamus, III, hal. 306

121

Page 117: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hadisnya 'Amr bin Syamr al-Ja'fiy al-Kufiy al-Syi'iy

dari Jabir dari Abi Thufail dari Ali dan Ammr, keduanya

telah berkata:

كان النبي صلعم یقنت فى الفجر ویكبر یوم

عرفة من صلاة الغداة، ویقطع صلاة العصر أخر أیام التشریق

Menurut Al-Nasa'iy, al-Daruquthniy dan lainnya dari

Amr bin Syamr, bahwa hadis tersebut adalah matruk.83

b) Kedudukan Hadis Matruk.

Menurut al-Hafidh Ibn Hajar, hadis dla'if yang paling

buruk adalah hadis maudlu', kemudian secara berurutan

hadis matruk, munkar, mu'allal, mujraj, maqlub dan

mudltharib.84

c. Hadis Munkar

1) Pengertian

Jika cacatnya perawi disebabkan karena sering keliru, banyak

salah atau fasiq, hadisnya disebut hadis munkar.

Adapun pengertiannya menurut bahasa, kata " munkar" adalah

isim maful dari kata " inkaar" lawan kata " ikrar" yang berarti

mengingkari lawan kata mengakui.

Menurut istilah, terdapat banyak ragam pengertian di kalangan

ulama, dan yang terkenal antara lain :

a) Menurut al-Hafidh Ibn Hajar al-Asqalaniy, hadis munkar adalah:

hadis yang dalam sanadnya terdapat perawi yang kelirunya

83. Kaidah-kaidah umum hasil istimbath ulama dari kumpulan nash umum yang benar.84. Mizan al-I'tidal, ni, hal. 268

122

Page 118: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

menyolok, banyak salah dan nampak sekali kefasikannya.85

Definisi ini dipakai oleh Imam al-Baiquniy dalam nadhamnya:

*ومنكر الفرد بھ راو غدا تعد یلھ لا یحل التفرد

Artinya ; " Hadis munkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawisecara sendirian yang tidak mempunyai sifat adil".

b) Hadis munkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang

perawi dla'if dan bertentangan dengan yang diriwayatkan

perawi terpercaya.

Definisi ini merupakan tambahan definisi yang telah

disebutkan oleh al-Hafidh Ibn Hajar di atas.

2) Perbedaan antara Hadis Munkar dan Hadis Syadz.

a) Hadis syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi

maqbul86 yang bertentangan dengan perawi yang lebih

utama dari padanya.

b) Hadis Munkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi dla'if

yang bertentangan dengan perawi tsiqah (terpercaya). Dari

perbedaan ini bisa diketahui bahwa kedua hadis ini

mensyaratkan mukhalafah (adanya pertentangan) namun dari

segi perawinya tidak sama, sebab hadis syadz perawinya

maqbul, sedangkan hadis munkar perawi dla'if. Ibnu Hajar

terkata: sungguh telah lalai orang yang menyamakan antara

hadis munkar dan hadis syadz. 87

3) Contoh Hadis Munkar.

a) Contoh definisi yang pertama, hadis riwayat al-Nasa'I dan

Ibn Majah dari Abu Zakir Yahya bin Muhammad bin Qais

85. Lihat al-Tadrib, I, hal. 295, dan al-Nukhbah dan syarahnya, hal. 46 dan seterusnya.86. Lihat al-Nakhbah, hal. 47

87. Perawi maqbul adalah perawi hadis shahih/hasan.

123

Page 119: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dalam

bentuk hadis marfu':

كلوا البلح بالتمر فإن ابن أدم إذا أكلھ غضب الشیطان

Artinya : " Makanlah kalian buah kurma mentah dengan yangmasak, apabila bani Adam memakannya, syetan akan marah".

Imam al-Nasa'I berkata, bahwa hadis ini hadis munkar,

yang diriwayatkan secara sendirian oleh Abu Zakir, seorang

guru (syaikh) yang shalih. Imam Muslim juga

meriwayatkannya dalam al-Mutaba'at, hanya saja beliau

tidak menjelaskan adanya perawi yang sendirian.88

b) Contoh definisi yang kedua, hadis riwayat Ibn Abi Hatim

dari jalur Habib bin Habin al-Zayyat dari Abi Ishaq dari al-

Aizar bin Harits dari Ibn Abbas dari Nabi SAW, beliau

berkata:

من أقام الصلاة وأتي الزكاة وحج البیت وصام وقرى الضیف دخل الجنةArtinya: " Barang siapa melaksanakan shalat, menunaikan zakat,melaksanakan haji ke Baitul Allah, puasa dalam bulan Ramadhandan menjamu tamu, maka dia akan masuk surga".

Abu Hatim berkata :"Hadis ini adalah hadis munkar,

sebab perawi-perawi terpercaya lainnya meriwayatkannya

88. Lihat al-Nakhbah dan syarahnya, hal. 37. Pendapat ini sama dengan Ibn Shalah yang menyatakanbahwa betul-betul ada perbedaan antara Hadis syadz dan munkar, Ulum al-Hadis, 72 dikatakanbahwa Hadis munkar terbagi menjadi dua, sebagaimana Hadis syadz.

124

Page 120: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dari Abi Ishaq secara mauquf, padahal mestinya hadis ini

adalah hadis ma'ruf".

4) Tingkatan Hadis Munkar.

Dengan 2 definisi hadis munkar di atas, jelaslah bahwa Hadis

Munkar termasuk jenis hadis yang sangat dla'if, sebab ada

kemungkinan diriwayatkan oleh perawi dla'if yang mempunyai sifat

yang sangat keliru, pelupa, atau fasiq. Dan kemungkinan juga

diriwayatkan oleh perawi dla'if yang bertentangan dengan perawi

tsiqah. Dari kedua kemungkinan tersebut berarti hadisnya berkualitas

sangat dla'if. Oleh karenanya, sebagaimana pembahasan hadis matruk

dinyatakan bahwa hadis munkar, nilainya sangat dla'if setelah hadis

matruk.

d. Hadis Ma'ruf..

Menurut bahasa, al-ma'ruf adalah isim maful dari fi'il madli 'arafa

yang berarti: yang dikenal.

Menurut istilah, hadis ma'ruf adalah hadis yang diriwayatkan

oleh perawi tsiqah yang bertentangan dengan perawi dla'if.89 Jadi,

hadis ma'ruf adalah imbangan hadis munkar, demikian yang dipegang

teguh oleh al-Hafidh Ibn Hajar.

Adapun contoh hadis ma'ruf adalah sama dengan contoh hadis

munkar, namun dari jalur perawi terpercaya dan diriwayatkan secara

mauquf (hanya sampai kepada sahabat) Ibn Abbas. Sebagaimana

dikatakan oleh Abu Hatim mengatakan, bahwa hadis tersebut bila

diriwayatkan melalui jalur Habib secara marfu' dikatakan hadis

munkar, namun bila melalui jalur Ishaq, karena perawi-perawinya

tsiqah dan diriwayatkan secara mauquf dikatakan hadis ma'ruf.

e. HadisMu'allal

Jika cacat perawi disebabkan karena sifat "waham" (ragu-ragu),

125

89. Al-tadrib, I, hal. 240

Page 121: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

hadisnya disebut hadis mu'allal.

Pengertian menurut bahasa " mu'allal" adalah isim maful dari

fi'il " a'alla " dan ini merupakan qiyas sharaf yang masyhur dan fasih

menurut bahasa, namun pemakaian istilah " al-mu'allal" yang

dipakai oleh ahli hadis tidak dikenal dalam bahasa, bahkan

sebagian mereka memakai istilah " al-ma'lul" dan menurut ahli

bahasa juga tidak dikenal.90

Menurut istilah, mu'allal adalah hadis yang di dalamnya

nampak terdapat illat yang merusak keshahihannya, padahal

lahirnya tampak bersih dari illat.

1) Pengertian illat.

Illat menurut istilah ahli hadis adalah sebab yang tersembunyi

yang dapat merusak keshahihan hadis. Dari pengertian tersebut,

illat memiliki 2 ciri, yakni:

a) adanya tidak kelihatan atau tersembunyi, dan

b) adanya dapat merusak keshahihan hadis.

Jadi jika salah satu dari 2 ciri tersebut tidak terpenuhi, seperti

contoh jika illatnya kelihatan atau tidak dapat merusak keshahihan

hadis, maka tidak disebut illat menurut istilah.

Illat terkadang diartikan di luar istilah, yakni bisa juga

berbentuk macam-macam cacat dalam hadis, walaupun tidak

tersembunyi dan tidak dapat merusak keshahihan hadis. Hal ini

ada 2 bentuk, seperti:

a) bentuk yang pertama, seperti cacat disebabkan karena

perawinya dusta, pelupa, jelek hafalannya dan lain

sebagainya. Dalam hal ini al-Turmudziy menyatakan nash

sebagai hadis yang ber-illat.

90. Sebenarnya "Hadis ma'ruf" tidak disebutkan disini, karena dia termasuk jenis Hadis maqbul. Dandisebutkan disini karena ada kaitannya dengan Hadis munkar, yakni ma'ruf adalah imbangan dariHadis munkar.

126

Page 122: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Bentuk yang kedua, seperti cacat (illat) disebabkan hadis yang

saling berlawanan yang tidak dapat merusak keshahihan hadis,

seperti mengirsalkan hadis mu'allaq kemudian disambung

(diriwayatkan) kepada Rasulullah saw. Berdasarkan hal

tersebut sebagian ulama hadis berpendapat bahwa hadis shahih

yang saling berlawanan adalah hadis shahih yang terdapat illat.

2) Otoritas keilmuan bidang illat hadis.

Mengetahuil illat hadis merupakan bagian bidang ilmu hadis

yang sangat penting dan rumit, karena membutuhkan

pengungkapan illat (cacat) tersembunyi yang tidak bisa diketahui

kecuali bagi mereka yang mempunyai kelebihan dalam ilmu hadis.

Jadi, orang yang mampu mengetahuinya hanyalah orang yang

mempunyai kelebihan dalam hafalan, berpengetahuan yang luas

dan memiliki kecermatan atau kejelian pemahaman di bidang

hadis. Oleh karenanya, tidak ada yang berani menyelami keluasan

ilmu mi, kecuali hanya beberapa imam hadis, seperti al-Madiniy,

Ahmad, al-Bukhariy, Abu Hatim dan Daruquthniy.

3 ) Sanad yang terdapat illat

Illah hadis bisa diketahui melalui sanad hadis yang lahirnya

memenuhi keshahihan hadis, karena hadis dla'if tidak

membutuhkan pembahasan tentang illat, sebab dia berkualitas

mardud yang tidak iiamalkan.

4) Cara mengetahui illat hadis

Untuk mempermudah mengetahui dan menemukan illat,

sebuah hadis bisa dinilai dengan pedoman berikut:

a) Perawi sendirian dalam meriwayatkan hadis.

b) Hadisnya bertentangan dengan riwayat lain.c) Beberapa sebab lain yang berhubungan dengan dua sebab di

atas.

Beberapa hal di atas dapat mengingatkan kepada peneliti

hadis agar ia bersikap waham (keragu-raguan) yang membuatnya

127

Page 123: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

terus berusaha mengungkap sisi kelemahan sebuah hadis. Pada

akhirnya, ia akan dapat mengungkap ke-irsal-an dalam sebuah

hadis yang diriwayatkan secara maushul atau dapat mengungkap

ke-mauquf-an suatu hadis yang diriwayatkan secara marfu' dan lain

sebagainya. Dari pengungkapan yang didasari rasa waham

tersebut ia akan sampai pada kesimpulan untuk menghukumi

ketidak- shahihan suatu hadis.

5) Cara mengetahui hadis yang berillat.

Cara untuk mengetahui hadis yang berillat adalah dengan

mengumpulkan beberapa jalur sanad hadis, menganalisa

perbedaan para perawinya, menimbang kualitasnya, kemudian

menentukan hukum pada suatu riwayat hadis yang terdapat illat.

6) Adanya illat dalam hadis.

a) Illat yang terjadi dalam sanad. Model ini merupakan yang

paling banyak, seperti pengillatan dengan wakaf dan irsal.

b) Illat yang terjadi dalam matan. Model ini yang paling

sedikit, seperti hadis yang menafikan bacaan basmalah dalam

shalat.

7) Pengaruh illat sanad terhadap matan

a) Adakalanya illat sanad dapat merusak matan, seperti

pengillatan dengan irsal.

b)

Adakalanya hanya merusak sanadnya saja, sedang matannya

tetap shahih, seperti hadisnya Ya'la bin 'Ubaid dari Tsauri dari

Amr bin Dinar dari Ibn Umar yang diriwayatkan secara marfu'

Ya'la meragukan "البیعان بالخیار" ucapan Sufyan

al-Tsauri tentang Amr bin Dinar, yang sebenarnya dia adalah

Abdullah bin Dinnar. Keberadaan illat seperti ini tidak

mempengaruhi keshahihan hadis, walaupun dalam sanadnya

terdapat illat ghalath (keliru penyebutan nama perawi), sebab

masing-masing Amr dan Abdullah bin Dinar

128

Page 124: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

berkualitas tsiqah. Jadi pergantian perawi tsiqah dengan

perawi tsiqah lainnya tidak membahayakan keshahihan

matan, meskipun susunan sanadnya keliru.

5) Kitab yang terkenal tentang Hadis Mu'allal

a) Kitab a-illat karya Ibn al-Madiniy.

b) 'Illat al-Hadis karya Ibn Abi Hatim.

c) Al-Illal wa Ma'rifah al-Rijal karya Ahmad bin Hambal.

d) Al-Ilal al-Waridah fi al-Ahadis al-Nabawiy karya

Daruquthiy. Kitab terakhir ini adalah kitab paling lengkap

dan luas pembahasannya.

f. Al-Mukhalafah Li Al-Tsiqah

Artinya, hadis yang bertentangan dengan perawi tsiqah.Yaitu,

jika cacatnya perawi disebabkan karena tidak cocoknya seorang

perawi dengan perawi-perawi lain yang terpercaya, maka menurut

ilmu hadis terdiri dari 5 jenis hadis, yaitu :

1) Jika perbedaannya dengan merubah susunan sanad atau

dengan memasukkan hadis mauquf pada hadis marfu',

hadisnya disebut hadis mujraj.2) Jika perbedaannya dengan memutar balikkan matan atau

sanad hadis atau mendahulukan/mengakhirkan, disebut hadismaqlub.

3) Jika perbedaannya dengan menambah perawi, hadisnya

disebut al-mazidfi muttashil al-asanid.4) Jika perbedaannya karena pergantian seorang perawi yang

lain atau penggantian satu segi yang saling dapat bertahan,

dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan, hadisnya disebut

hadis mudltharrib.5) Jika perbedaannya karena perubahan lafal dengan tidak

merubah susunan kata-katanya, hadisnya disebut hadis

mushahhaf.

129

Page 125: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

g. Hadis Syadz dan Mahfudh

Menurut bahasa, syaadz adalah isim fa'il dari fi'il madli " "انفرد yang

berarti: menyendiri dari orang banyak (publik).

Menurut istilah, hadis syaadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh

perawi maqbul menyalahi riwayat orang yang lebih baik atau lebih

utama dari padanya.

Yang dimaksud dengan perawi maqbul adalah perawi adil dan

sempurna hafalannya, atau perawi adil yang kurang sempurna

hafalannya. Sedangkan yang dimaksud dengan perawi yang lebih baik

atau lebih utama adalah perawi yang lebih rajih, lantaran mempunyai

kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari

segi-segi pentarjihan.

Sebenarnya banyak ragam definisi yang dikemukakan oleh

para ulama tentang hadis ini, namun definisi di atas adalah pilihan al-

Hafidh Ibn Hajar, berdasar perkataan beliau:"Definisi ini adalah yang

paling bisa dipakai pegangan dalam memberikan pengertian hadis syadz

menurut Istilah".91

1) Letak syadz dalam hadis

Syadz hadis terjadi pada sanad dan bisa juga pada matan hadis.

a) Syadz pada sanad

Contohnya, hadis yang diriwayatkan Turmudzi, Nasa'i dan Ibn

Majah dari jalur sanad Ibn Uyainah dari 'Amr bin Dinar dari Ausajah

dari Ibn Abbas :

صلعم ولم یدع وارثا إلا مولى أن رجلا توفى على عھد رسول الله

ھو أعتقھ

91 . Sebab isim maf'ul dari fi'il ruba'i tidak ikut wazan"maf'ul", dan lihat Ulum al- Hadis,hal. 81

130

Page 126: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Selanjutnya Ibn 'Uyainah mewashalkan kepada Ibn Juraij dan

lain-lain, sedang Hammad bin Zaid tidak cocok dengan para perawi

tersebut, sehingga dia meriwayatkannya dari 'Amr bin Dinar dari

'Ausajah dan tidak menyebutkan Ibn Abbas. Oleh karena itu, Abu

Hatim berpenpat: "Yang mahfudh (terpelihara) adalah hadisnya Ibn

'Uyainah. Hammad bin Zaid adalah perawi yang adil dan dlabith,

namun Abu Hatim tetap memenangkan riwayat perawi yang

bilangannya lebih banyak dari padanya.

b) Syadz pada matan

Contohnya, hadis yang diriwayatkan Abu Daud dan Turmudzi

dari jalur sanad Abd. al-Wahid bin Ziyad dari al-'A'masy dari Abu

Shalih dari Abu Hurairah secara marfu':

كم الفجر فلیضطبح عن یمینھإذا صلى أحد

al-Baihaqi berpendapat bahwa Abd. al-Wahib berbeda

periwayatannya dengan kebanyakan perawi yang lain dalam hadis ini,

yakni kebanyakan perawi meriwayatkan dari perbuatan Nabi SAW.,

bukan dari ucapannya sebagaimana Abd. al-Wahib berbeda dengan

riwayat dari kelompok al-A'masy.

Hadis mahfudh adalah imbangan dari pada hadis syadz, yakni hadis

yang diriwayatkan oleh perawi yang lebih siqah bertentangan dengan

perawi siqah. Contohnya seperti dua contoh hadis syadz tersebut di atas.

Sedangkan kualitas atau nilai hadis syadz adalah mardud dan hadis

mahfudh bernilai maqbul

h. Al-Jahalah Bi Al-Rawi

Yang dimaksud dengan al-Jahalah bi al-Rawi menurut istilah adalah

tidak dikenalnya seorang perawi. Dan ada 3 hal yang menyebabkan

seorang perawi tidak dikenal, yaitu:

131

Page 127: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Pertama, karena banyaknya identitas yang dimiliki oleh

seorang perawi, seperti nama biasa, nama kunyah, nama laqab,

sifat, pekerjaan atau nasab, dan dia terkenal dengan salah satu

identitas di atas. Selanjutnya dia disebut dengan identitas yang

tidak dikenal dengan maksud tertentu, sehingga dia diduga perawi

lain. Akhirnya menjadi tidak dikenal keadaannya.

Contohnya, seperti"Muhammad bin Sa'ib bin Bisyr al-

Kalabi" dia menasabkan dengan kakeknya, sehingga dikenal

dengan nama "Muhammad bin Bisyr", perawi-perawi lain ada

yang menyebut "Hammad bin Sa'ib", sehingga terkesan dia adalah

sekelompok orang, padahal satu orang.

Kedua, karena sedikitnya riwayat, sehingga sedikit pula

orang meriwayatkan hadis darinya, malah terkadang tidak ada

kecuali satu orang, seperti Abu 'Usyara' al-Darimi dari kalangan

tabi'in. Tidak ada perawi yang meriwayatkan hadis darinya

kecuali Hammad bin Salamah.

Keempat, karena penyebutan nama perawi secara ringkas,

yakni tidak disebutkan secara jelas. Penyebutan nama seperti itu

dikatakan "mubham", seperti perkataan perawi hadis :

132

أخبرنى فلان أو شیخ أو رجل أو نحو ذالك

1) Pengertian Majhul

Yang dimaksud dengan majhul adalah seorang perawi yang

tidak dikenal perorangannya atau sifatnya, atau orangnya dikenal,

namun sifat yang berhubungan dengan keadilan dan

kedlabithannya sama sekali tidak dikenal.

2) Macam-Macam Perawi Majhul

Ada 3 macam perawi majhul, yaitu : a) Majhul al-'ain,

artinya perawi yang disebut namanya, namun tidak ada yang

meriwayatkan hadis darinya kecuali hanya

Page 128: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

satu orang.

Hukum meriwayatkan hadis dari perawi majhul al-'ain

adalah tidak dapat diterima (tidak maqbul), kecuali perawi

tersebut terbukti tsiqah. Ketsiqahannya dimungkinkan

karena dia diperkuat oleh orang lain yang meriwayatkan

hadis darinya, atau dinyatakan tsiqah oleh seorang perawi

ahlu al-jarh wa al-ta'dil yang meriwayatkan hadis darinya.

Hadis yang diriwayatkan oleh perawi majhul al-'ain adalah

termasuk jenis hadis dla'if.

b) Majhul al-hal, disebut juga dengan perawi mastur. Artinya

adalah seorang perawi yang tidak tsiqah dan terdapat dua

perawi lain yang meriwayatkan hadis darinya.

Hukum meriwayatkannya, menurut jumhur ulama

adalah tertolak (mardud), dan hadisnya termasuk jenis hadis

dla'if.

c) Al-Mubham, walaupun ulama hadis menyatakan al-mubham

sebagai nama tertentu dari hadis, namun karena pada

hakekatnya menyerupai hakekat hadis majhul, maka hadis

mubham dimasukkan dalam jenis hadis majhul.

Adapun pengertiannya adalah hadis yang nama

perawinya tidak jelas, dan hukum meriwayatkannya tidak

dapat diterima, selama masih belum diketahui namanya, baik

melalui penjelasan perawi itu sendiri atau melalui jalur

sanad lain.

Sebab tertolaknya riwayat hadis mubham adalah

karena tidak diketahui identitas perawi yang berhubungan

dengan sifat keadilan dan kedlabithannya.

Apabila kemubhaman hadis dinyatakan dengan kata

ta'dil, seperti perkataan perawi hadis :

133

الثقةأخبرنى

Page 129: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

menurut pendapat yang shahih tetap ditolak

riwayatnya, karena perkataan tersebut mengandung

pengertian siqah menurut perawi itu sendiri dan tidak siqah

menurut perawi yang lain.

Hadis yang identitas perawinya tidak jelas disebut

hadis mubham, sebagaimana kata al-Baiquniy dalam kitab

nadhamnya:

ومبھم ما فیھ راو لم یسمArtinya: " Hadis mubham adalah hadis yang tidak disebut nama

perawinya"

3) Kitab terkenal tentang Jahalah Al-Rawi

a) Muwadhdhlihu Auhami al-Jami'i wa al-Tafriq, karya al-Khatib.

Kitab ini berisi tentang beberapa perawi yang memiliki

banyak identitas.

b) Al-Wihdan, karya al-Khatib dan karya Imam Muslim. Kitab

ini berisi nama-nama perawi, dan dari masing-masing tidak

ada perawi yang meriwayatkan hadis kecuali hanya satu

orang.

c) Al-Asma' al-Mubhamah fi al-anba’ al-Muhkamah, kara al- Khatib

al-Baghdadiy, dan al-Mustafad min mubhamaat al- Matniwa

al-lsnadi, karya Waliyuddin al-Iraqiy. Kitab-kitab tersebut

berisi beberapa hadis mubham.

i. Bid'ah1) Pengertian

Menurut etimologi bid'ah adalah mashdar dari fi'il madli "

badi'a " yang berarti: mengadakan sesuatu yang baru.

Menurut terminologi, bid'ah adalah sesuatu yang baru dalam

agama sesudah dia disempurnakan, atau sesuatu yang diadakan

sesudah Nabi SAW yang berupa kehendak dan

134

Page 130: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

perbuatan.

2) Macam-Macam Bid'ah

Bid'ah dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a) Bid'ah Mukfirah; artinya pelaku bid'ah menjadi kafir,

seperti mempercayai sesuatu yang menyebabkan kufur.

Menurut pendapat yang mu'tamad, orang yang

riwayatnya tidak diterima adalah orang yang percaya

terhadap sesuatu dalam syara' yang mutawatir yang jelas

diakui agama, atau orang yang mempunyai kepercayaan

sebaliknya. Dan riwayatnya mardud.

b) Bid'ah Mufsiqah, artinya bid'ah yang menyebabkan

pelakunya menjadi fasiq. Periwayatannya menurut jumhur

ulama dapat diterima dengan syarat:

perawinya tidak mengajak untuk melakukan

bid'ah

tidak untuk melariskan bid'ahnya.

Hadis riwayat orang bid'ah tidak mempunyai nama

tersendiri, dan dia termasuk jenis hadis mardud yang tidak

bisa diterima kecuali dengan syarat yang telah disebut di atas.

j. Suu' al-Hifdhi

Suu' al-Hifdhi, artinya orang yang tidak bisa membedakan sisi

kebenaran atas sisi kesalahannya. Bentuk suu' al-hifdhi ada 2 macam:

1) Adakalnya jeleknya hafalan ini telah tumbuh/bawaan sejak kecil

dan menjadi kebiasaan dalam segala tingkah lakunya. Hadis yang

bersumber dari dia, menurut sebagian ahli hadis disebut hadis

syadz, dan hukumnya mardud.

2) Adakalanya jeleknya hafalan ini muncul kemudian (tidak dari

kecil), yang disebabkan karena faktor ketuaan, hilangnya

135

Page 131: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

salah satu indera (umpamanya, mata buta sehingga tidak bisa

melihat) atau kitabnya hilang atau terbakar.

Hadisnya disebut hadis mukhtalid, dan hukum riwayatnya

sebagai berikut:

Bila terbukti riwayatnya terjadi sebelum ikhtilath, hukumnya

maqbul.

Bila tidak terbukti riwayatnya terjadi sebelum atau sesudah

ikhtilath, maka dimauqufkan sampai bisa dibuktikan.

136

Page 132: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB IVHADIS YANG KUALITASNYA DI ANTARA

MAQBUL DAN MARDUD

Bab ini terdiri dari 2 bahasan. Pertama; Hadis ditinjau dari segi

siapa yang dijadikan sandaran bagi sebuah hadis. Kedua; Hadis lain

yang berkualitas antara maqbul dan mardud.

A. Pembagian hadis ditinjau dari siapa yang dijadikansandaran bagi sebuah hadisBila ditinjau dari siapa hadis itu disandarkan, hadis terbagi

menjadi 4 macam:

1. Hadis Qudsi 1 Hadis Marfu'

3. Hadis Mauquf

4. Hadis Maqthu'

1. Hadis Qudsia. Pengertian

Menurut bahasa kata al-qudsi dinisbatkan kepada sifat Allah al-

quds semakna dengan al-thuhr yang berarti: suci. Yakni, suatu hadis

yang disandarkan kepada Allah SWT.

Page 133: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Suatu hadis yang diriwayatkan kepada kita oleh NabiSAW, dengan menyandarkan kepada Allah SWT".

b. Perbedaan Hadis Qudsi dengan Al-Qur'an

Ada beberapa perbedaan pokok antara hadis qudsi dan al-

Qur'an, yakni sebagai berikut:

1) Lafal dan makna al-Qur'an berasal dari Allah SWT,

sedangkan hadis qudsi maknanya dari Allah dan redaksinya dari

Nabi SAW.

2) Membaca al-Qur'an dinilai sebagai ibadah, sedang membaca

hadis qudsi tidak.

3) Sampainya al-Qur'an kepada kita disyaratkan harus mutawatir,

sedangkan hadis qudsi tidak.

c. Jumlah Hadis Qudsi

Bila dikaitkan dengan hadis nabawi jumlah hadis qudsi tidak

banyak, yakni hanya sekitar 200 hadis. Contohnya hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.92

138

92. Shahih Muslim dengan syarah al-Nawawi, juz 16, hal, 131 dan seterusnya.

Menurut istilah:

Page 134: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Dari Abu Dzar r.a. dari Nabi SAW berdasarkan beritayang disampaikan Allah Tabaraka wa ta'ala, bahwa Allah telahberfirman: Wahai hambaku ! Aku telah mengharamkan dzalim(aniaya) terhadap diriku sendiri dan aku telah jadikan perbuatandzalim itu terlarang diantara kamu sekalian. Karena itu janganlahkamu saling dzalim-mengdzalimi "

d. Sighat periwayatan Hadis Qudsi

Ada 2 bentuk sighat periwayatan hadis qudsi, yaitu :

139

e. Kitab terkenal tentang Hadis Qudsi

Di antaranya, kitab " al-Ittihafaat al-Saniyah bi al-Ahadisi al-

Qudsiyah" karya Abd. Ra'uf al-Manawiy yang berisi 272

hadis.

2. Hadis Marfu'

a. Pengertian

Menurut bahasa al-marfu' adalah isim ma'ful dari fi'il madli

dari "rafa'a" yang berarti: mengangkat lawan kata dari " wadla'a"

yang berarti: meletakkan. Dikatakan marfu' karena kaitannya

dengan seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi, yaitu Nabi

Muhammad SAW.

Menurut istilah, hadis marfu' adalah :

Page 135: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya : " Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baikberupa sabda, perbuatan, ketetapan atau sifat beliau" .

Maksudnya, sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad

SAW, baik yang disandarkan berapa sabda, perbuatan, ketetapan atau

sifat beliau, baik yang menyandarkan itu sahabat atau selainnya, dan

baik sanadnya muttashil (bersambung) atau munqati' (terputus), sehingga

hadis maushul, mursal, muttashil dan munqathi' termasuk juga hadis marfu'.

Demikian pendapat yang masyhur tentang hadis marfu' dan masih

banyak pendapat yang lain.

b. Macam-macam Hadis Marfu'

Hadist Marfu' terbagi menjadi 4 macam, yaitu:

1) Marfu' Qauli, seperti perkataan sahabat atau lainnya dengan

kata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

...........كذا

2) Marfu' Fi'li, seperti perkataan sahabat atau lainnya dengan kata:

فعل رسول الله صلى الله عليه وسلم

............كذا

3) Marfu' Taqriri, seperti perkataan sahabat dan lainnya dengan

kata:

140

Page 136: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

فعل بحضرة النبي صلى الله عليه وسلم..........كذا

Dan tidak diriwayatkan keingkaran Nabi terhadap

perbuatan tersebut.

4) Marfu' Washfi, seperti perkataan sahabat atau lainnya

dengan kata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أحسن الناس خلقا

2. Hadis Mauquf

a. Pengertian

Menurut bahasa al-mauquf adalah isim maf'ul dari mashdar " al-

waqfi" yang berarti: barang yang dihentikan. Dikatakan demikian,

karena seorang perawi menghentikan periwayatan hadis hanya

sampai kepada sahabat dan tidak melanjutkan (menyempurnakan)

sisa mata rantai sanad.

Menurut istilah, hadis mauquf:

1 4 1

Artinya: "Ucapan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkankepada sahabat".

Maksudnya adalah suatu perkataan, perbuatan atau ketetapan yang

disandarkan kepada sahabat, baik sanadnya bersambung atau

terputus.

Page 137: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Istilah ulama fiqih Khurasan tentang Hadis Mauquf

Ulama fiqih Khurasan memberikan istilah (nama) hadis pada

hadis marfu' dan atsar pada hadis mauquf. Sedangkan ulama hadis

menamakan atsar untuk hadis marfu' dan mauquf karena diambil dari

atsar sesuatu.

93) Al-Bukhari, Kitab Taammum, juz I, hal. 8294) Al-Zuhriy dan Atha' adalah termasukgolongan tabi'in.

142

Nama mauquf dipakai juga untuk penyebutan suatu yang

datang dari selain sahabat, tetapi pemakaian seperti ini

sangat sedikit, seperti suatu hadis yang diungkapkan

dengan pernyataan94

2) Mauquf Fi'li, seperti perkataan al-Bukhari93:

م وأم ابن عباس وھو متیم3) Mauquf Taqriri, seperti perkataan sebagian tabi'in :

b. Macam-Macam Hadis Mauquf

1) Mauquf Qauli, seperti perkataan seorang perawi:

Page 138: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

d. Macam-macam bentuk Hadis Marfu' secara hukum

Ada beberapa bentuk hadis mauquf dilihat dari segi lafal dan

susunan katanya bila diteliti secara cermat hakekatnya adalah hadis

marfu'. Oleh karena itu para ulama memberikan nama marfu' hukman

(marfu'secara hukum), yakni jika dilihat dari segi lafal dia mauquf dan

dilihat dari segi hukum dia marfu'.

Diantara bentuk-bentuk hadis mauquf sebagaimana gambaran di

atas adalah sebagai berikut:

1) Perkataan sahabat (yang diambil dari cerita ahli kitab) yang tidak

bisa diperoleh dengan ijtihad dan tidak berhubungan dengan

keterangan arti suatu bahasa atau penjelasan sesuatu yang asing,

seperti:

a) Beberapa berita tentang peristiwa masa lalu misalnya

tentang asal kejadian makhluk.

b) Beberapa peristiwa yang akan terjadi, misalnya tentang

peperangan, fitnah dan keadaan hari kiamat.

c) Beberapa berita tentang suatu hal yang bila dikerjakan

mendapatkan pahala tertentu atau mendapat siksaan tertentu,

misalnya perkataan sahabat:

143

Artinya: " Barang siapa yang berbuat demikian akan mendapatkan pahalademikian"

2) Perbuatan sahabat yang tidak bisa diijtihadi, seperti shalat

khusyuf (gerhana matahari) yang dilakukan oleh Ali bin Abi

Thalib r.a. dengan jumlah ruku'lebih dari dua kali untuk setiap

rakaat.

3) Berita tentang sahabat bahwa mereka pernah berkata,

mengerjakan sesuatu atau tidak berpendapat apa-apa tentang suatu

hal. Dalam hal ini ada 2 pendapat:

a) Bila berita tersebut dikaitkan dengan masa Nabi SAW, maka

Page 139: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

menurut pendapat yang shahih

disebut hadis marfu', seperti

perkataan Jabir sebagai berikut:

144

كنا إذا صعدنا كبرنا، وإذا أنزلنا سبحنا

(البخارى)

4) Perkataan sahabat:

Artinya :" Kami diperintahkandemikian atau dilarang melakukandemikian atau sudah merupakantindakan demikian",

seperti perkataan sebagian sahabat:

البخارى)الإقامة ویوتر الأذان یشفع أن بلال أمرنا(مسلمو

dan perkataan Ummu Athiyah :

البخارى )نھینا عن اتباع الجنائز ولم یعز علینا

(و مسلم

)مسلموالبخارى(وسلم علیھاللهصلىالله رسولعھدعلىنعزلكنا

b) Bila berita

tersebut tidak

dikaitkan

dengan masa

Nabi SAW

menurut

pendapat

jumhur disebut

hadis mauquf

seperti

perkataan Jabir

Page 140: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

e. Apakah Hadis Mauqufbisa dipakai hujjah?

Sebagaimana diketahui bahwa kualitas hadis mauquf itu bisa

shahih, hasan atau dla'if, tetapi jika shahih, apakah bisa dipakai

hujjah?. Jawabnya, menurut hukum asalnya, hadis mauquf tidak

bisa dipakai hujjah, karena ia merupakan ucapan dan perbuatan

sahabat. Namun jika ternyata keshahihannya bisa dipertanggung

jawabkan, maka kedudukan hukumnya bisa memperkuat sebagian

hadis dla'if,

145

5) Penafsiran sahabat yang berkaitan dengan sebab turunnya ayat

al-Qur'an seperti perkataan Jabir sebagai berikut:

6) Perkataan seorang perawi ketika menyebutkan seorang sahabat

dengan salah satu pernyataan sebagai berikut:

ia rafa'kan hadis ini kepada Nabi SAW : "یر فعھ"

"ینمیھ" : ia bangsakan hadis ini kepada Nabi SAW

:"یبلغ" ia sampai kepada Nabi dengan riwayat ini

ia beritakan dengan riwayat dari Nabi SAW : "روایة"

seperti hadisnya al-A'raj dari Abu Hurairah r.a.

serta perkataan Abu Qilabah dan Anas :

Page 141: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sebagaimana keterangan dalam hadis mursal. Karena tindakan

seorang sahabat adalah perbuatan yang berdasarkan al-Sunnah

demikian bila hadis mauquf tersebut tidak dihukumi marfu'. Jika

dihukumi marfu' maka kehujjahannya sebagaimana hadis marfu'.

4. Hadis Maqthu’

a. Pengertian

Menurut bahasa al-maqthu' adalah bentuk isim maf'ul yang

berasal dari fi'il madli " qatha'a" yang berarti: yang putus lawan kata "

washala" yang berarti: yang bersambung.

Menurut istilah, hadis maqthu' adalah :

146

Maksudnya suatu perkataan atau perbuatan yang disandarkan

kepada seorang tabi'in95 atau taba'it tabi'in atau selain keduanya.

Hadis maqthu' dilihat dari segi sifat-sifat matan, sedangkan munqathi'

dilihat dari segi sifat-sifat sanad. Jadi, hadis maqthu' adalah hadis yang

berasal atau berisi perkataan seorang tabi'in dan seterusnya dan

sanadnya bersambung sampai kepada tabi'in. Sedangkan hadis

munqathi' adalah hadis yang sanadnya terputus dan tidak terkait

dengan matan.

b. Macam-macam Hadis Maqthu'

Hadis maqthu' ada 2 macam, yaitu :

1) Hadis Maqthu' Qauli, seperti perkataan Hasan al-Bashri

tentang shalat dibelakang seorang ahli bid'ah96 :

95. Tabi'in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat dalam keadaan Islam dan mati jugadalam keadaan Islam.

96. Al-Bukhariy, Shahih Bukhariy, juz I, hal. 157

Page 142: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c Hukum berhujjah dengan Hadis Maqthu'Hadis maqthu' sama sekali tidak bisa dipakai hujjah dalam

hukum syara', walaupun penyandaran kepada orang yang

mengucapkannya itu shahih, karena dia hanya merupakan

ucapan atau perbuatan salam seorang muslim. Namun bila

ada qarinah (indikasi) yang menunjukkan kemarfu'annya,

seperti perkataan sebagian perawi ketika menyebut tabi'in

dengan pernyataan yarfa'uhu (ia rafa'kan hadis/perkataan ini

kepada nabi SAW.) maka dihukumi marfu' mursal.d. Pemakaian lafal maqthu' untuk Hadis Munqathi'Sebagian ahli hadis seperti

al-Syafi'i dan al-Thabarani

memakai lafal maqthu'

dengan maksud hadis

munqathi', artinya hadis

yang sanadnya terputus.

Pemakaian istilah ini

kurang populer, memang

al-Syafi'i menyebut lafal

maqthu' sebelum ditetapkan

istilah munqathi'. Jadi

perbedaan ini tidak

mempengaruhi

pemahaman apapun,

namun pernyataan al-

Thabarani dianggap

menyalahi ketentuan

istilah tersebut.

147

97. Hilyah al-Auliya', juz II, hal. 96

ترابرخيمسروقكان یھم صلاتھعلىویقبل أھلھوبینبینھلس ویخل

ودنیاھم

بدعتھوعلیھ صلى

2) Hadis Maqthu'

Fi'li, seperti

perkataan Ibrahim

bin Muhammad al-

Muntasyir97:

Page 143: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

e. Kitab-kitab yang diperkirakan banyak memuat Hadis Maqthu' dan Hadis

Munqathi'

1) Kitab karya Ibnu Abi Syaibah,

2) Kitab karya Abd. Al-Razi

3) Beberapa kitab tafsir karya Ibnu Jarir, Abi Hatim dan Ibn

Al-Mundzir.

B. Hadis yang kualitasnya antara Maqbul atau Mardud1. Hadis Musnad

a. Pengertian

Menurut bahasa al-musnad adalah isim maful dari

fi'il madli " asnada" yang berarti: yang disandarkan atau

yang dinisbatkan.Menurut istilah, hadis musnad adalah98 :

Artinya: " Musnad adalah hadis yang sanadnya bersambung sampaikepada Nabi SAW".

b. Contoh Hadis Musnad

Sebuah hadis yang ditakhrij oleh Imam al-Bukhari99

بن یوسف عن مالك عن أبي الزناداللهحدثنا عبد

98 . Pengertian ini ditetapkan oleh al-Hakim dan ditegaskan pula oleh Ibnu Hajar dalamkitabnya al-Nukhbah dan masih banyak lagi pengertian lain yang diberikan oleh ulamalain.

99. Al-Bukhariy, Shahih Bukhariy juz I, hal. 47

148

Page 144: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" Hadis yang bersambung sanadnya, baik dia marfu' atau mauquf". .

a. Contoh Hadis Muttashil1) Contoh hadis muttashil marfu':

Hadis ini bersambung sanadnya dari awal sampai akhir dan marfu'

sampai kepada Nabi SAW.

2. Hadis Muttashilb. Pengertian

Menurut bahasa al-muttashil adalah isim fa’il dari fi'il madli "ittashala"

yang berarti: bersambung lawan kata "inqatha'a" yang berarti: terputus.

Hadis muttashil disebut juga dengan hadis maushul.

Menurut istilah, hadis muttashil adalah :

أن رسول الله: الأعرج عن أبى ھریرة قال عن

إذا شرب الكلب فى: صلى الله عليه وسلم قال حدكم فلیغسلھ سبعاأإناء

اللهرسولعنأبیھ عن اللهعبدبنلمساعنشھابابنعنمالك

أنھ قالوسلمعلیھاللهصلى......كذا

كذاقالأنھعمرابنعننافععنمالك

2)Contoh hadis muttashil mauquf :

149

Page 145: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

3. Hadis Ziyadah al-Tsiqah

a. Pengertian

Ziyaadaat adalah bentuk jama' dari ziyadaah yang berarti:

tambahan dan kata al-tsiqaat bentuk jama' dari "al-tsiqah" yang

berarti: adil dan dlabith. Jadi yang dimaksud dengan Ziyaadaat al-

Tsiqaat adalah tambahan riwayat dari perawi tsiqah dalam hadis

yang telah diriwayatkan oleh perawi yang juga tsiqah.

b. Ulama yang menaruh perhatian pada Ziyaadaat al-TsiqaatPenambahan riwayat dari sebagian perawi tsiqah pada sebagian

hadis menjadi perhatian para ulama untuk diteliti dan dikumpulkan.

Ulama tersebut di antaranya :

1) Abu Bakar Abdullah bin Muhammad b in Ziyad a l -

Naisaburiy,

2) Abu Nu'im al-Jurjaniy,

3) Abu al-Walid Husan bin Muhammad al-Qurasyiy.

c. Tempat terjadinya Ziyadah

Ziyadah bisa terjadi pada matan, yakni dengan tambahan kata- kata

atau kalimat, bisa juga terjadi pada sanad yakni dengan

150

c. Perkataan tabi'in juga bisa disebut Hadis Muttashil

Menurut al-Iraqi, perkataan tabi'in yang muttashil sanadnya tidak

disebut sebagai hadis muttashil secara mutlak, akan tetapi jika

diqayyidkan (diperkuat) dengan perkataan perawi sebagai berikut:

ھذا متصل إلى سعید بن المسیب أو إلى الزھري أو إلى مالك ونحو ذلك

Page 146: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

memarfu'kan hadis mauquf atau mewashalkan hadis mursal.

d. Hukum Ziyadah dalam matan

Ada beberapa pendapat dikalangan ulama tentang diterima

tidaknya tambahan riwayat dari perawi tsiqah pada matan, yaitu : 1)

Sebagian ulama menerima secara mutlak,

2) Sebagian lagi menolaknya secara mutlak, dan

3) Sebagian yang lain lagi menolak tambahan dari perawi

hadis yang meriwayatkan pertama kali dengan tanpa tambahan dan

menerimanya dari selain perawi tersebut.100

Dilihat dari segi diterima tidaknya tambahan riwayat

dari perawi tsiqah menurut Ibnu al-Shalah didukung oleh

al-Nawawiy dan ulama lainnya, terbagi menjadi 3

kategori, yaitu: a) Tambahan yang didalamnya tidak

terdapat penafian apa yang telah diriwayatkan oleh para

perawi tsiqah atau yang lebih tsiqah, hukumnya bisa

diterima, sebab ia seperti hadis yang secara sendirian

hanya diriwayatkan oleh salah seorang perawi tsiqah,

seperti contoh hadis riwayat Imam Muslim dari jalur Ali

bin Mashar dari A'masy dari Abu Ruzain, Abu Shalih

dari Abu Hurairah dengan menambah kata" "فلیرقھdalam hadis tentang "ولوغ الكب " , tetapi seluruh al-hafidh

dari sahabat A'masy meriwayatkannya demikian:

100. Lihat Ulum al-Hadis, hal. 77 dan al-Kifayah, hal. 424 dan seterusnya.101.LihatbeberapariwayatdalamShahih

Muslim

dengansyarah al-Nawawi, juzIII, hal. 182

151

مرار سبع فلیغسلھأحد كمإناء فىالكلب ولغ إذا

sehingga

penambahan ini

seolah-olah

seperti hadis yang

secara sendirian

diriwayatkan oleh

Ali bin Mashar,

sedangkan ia

seorang tsiqah,

maka

penambahannya

bisa diterima.101

Page 147: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b) Tambahan dengan menafikan riwayat para tsiqah atau

yang lebih tsiqah harus ditolak, sebagaimana yang telah

diuraikan pada bab hadis syadz.Contoh tambahan kata " یوم عرفة " dalam hadis :

Dari beberapa sanad, hadis ini tanpa disebutkan kata یوم"sedang Musa bin Ali bin Rabah dari ayahnya dari ,"عرفة

Uqbah bin Amir meriwayatkannya. Hadis ini ditakhrij oleh

al-Turmudziy, Abu Daud dan yang lainnya,

c) Tambahan yang mengandung unsur penafian terhadap

riwayat para tsiqah atau yang lebih tsiqah, dan penafian

tersebut terbatas pada dua hal:

1) Menqayidi (mengikat) yang mutlak;

2) Membatasi yang umum.

Ibn al-Shalah tidak memberikan komentar terhadap bagian

yang ketiga ini, namun al-Nawawi berpendapat: menurut

pendapat yang shahih, bagian terakhir ini bisa diterima.102

Contohnya, hadis riwayat Muslim dari jalur sanad Abu

Malik al-Asyja'iy dari Raba'iy dari Hudaifah, dia berkata :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعلت لنا الأرض كلھا مسجدا وجعلت تربیتھا لناطھورا

102. Lihat al-Taqrib ma'a tadrib, juz 1, hal. 247 Madzhab al-Syafi'I dan al-Malikimenerimanya sebagai salah satu jenis ziyadah, sedang madzhab Hanafimenolaknya.

عیدنا أھل الإسلام وھو أیام أكل التشریق النحر وأیام یوم عرفة ویوم

وشرب

152

Page 148: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Dan riwayat hadis ini, hanya Abu Malik al-Asyja'iy sendiri

yang menambah kata " و جعلت لنا مسجدا و طھورا " sedangkan

para perawi lain tidak menyebutkannya, mereka

meriwayatkannya sebagaimana di atas.103

d. Hukum Ziyadah dalam sanad

Ziyadah (tambahan) dalam sanad terbagi menjadi 3 masalah

pokok, yaitu pertentangan antara riwayat muttashil dengan mursal

dan antara riwayat marfu' dengan mauquf.104 Bentuk ziyadah dalam

sanad yang lain dibahas secara khusus pada bab al-Maziidfi

Muttashil al-Asaaniid.

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum ziyadah dalam sanad,

yaitu:

1) Sebagian besar ulama fiqh dan ushul fiqh, menerima ziyadah

yang diriwayatkan secara muttashil atau secara marfu'.105

2) Sebagian ahli hadis menolak ziyadah dalam hadis yang

diriwayatkan secara mursal atau secara mauquf

3) Sebagian ahli hadis yang lain menetapkan atas dasar mana

yang lebih banyak antara perawi yang meriwayatkan secara

muttashil dengan yang mursal dan antara perawi yang

meriwayatkan secara marfu' dan mauquf

4) Sebagian ahli hadis yang lain menetapkan atas dasar mana

yang lebih cermat.

Contohnya hadis:

103. Shahih Muslim dan syarahnya, op.cit, juz.v, hal. 4 dst.

104. Pertentangan antara riwayat muttashil dengan mursal, artinya apabila sebagian dari perawitsiqah meriwayatkan hadis dengan cara muttashil dan sebagian yang lainmeriwayatkannya dengan mursal.

Pertentangan antara marfu' dan mauquf, artinya apabila sebagian perawi tsiqahmeriwayatkan hadis dengan cara marfu'dan sebagian yang lain meriwayatkannya dengancara mauquf. Keterangan ini bisa dilihat di Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul

Hadis, hal. 228-229.105) Al-Katib menyatakan bahwa pendapat ini adalah shahih, lihat al-Kifayah, hal. 114

153

Page 149: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hadis ini diriwayatkan oleh Yunus bin Abu Ishaq, Ismail, Qais bin al-

Rabi' dari Abu Ishaq dengan secara muttashil sedangkan oleh Sufyan al-

Tsauriy dan Syu'bah bin al-Hajjaj dari Abu Ishaq diriwayatkan secara

mursal.106

C. I'tibar, Mutabi' dan Syahid1. Pengertiana. I'tibarAl-I'tibar menurut bahasa berbentuk masdar dari kata " I'tibara" yang

berarti: pemeriksaan (analisa) terhadap sesuatu untuk mengetahui sesuatu yang

lain yang sejenis.

Menurut istilah, i'tibar adalah pemeriksaan terhadap sanad hadis yang

diperkirakan gharib dengan maksud untuk mengetahui apakah ada

perawi lain melalui sanad yang lain pula yang meriwayatkan hadis

tersebut.b. Mutabi', disebut juga dengan al-Tabi'.Al-Mutabi' menurut bahasa, berbentuk isim fa'il dari bentuk fi'il madli"

taaba'a" semakna dengan " waafaqa" berarti: yang sesuai. Menurut istilah

adalah kesesuaian riwayat hadis para perawi dengan perawi hadis

fard/gharib, baik secara lafal dan maknanya atau maknanya saja serta

sumber sahabatnya sama.c. SyahidAl-Syahid menurut bahasa, berbentuk isim fa'il dari bentuk mashdar " al-

syahaadah", dikatakan demikian karena terbukti bahwa hadis

106. Lihat contoh dan perbedaan pendapat paraperawi tentang hadis mursal dan muttashil dalamkitab al-Kifayah, hal. 409 dst.

154

إلابولي لا نكاح

Page 150: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

fard mempunyai asal yang bisa menguatkan kualitasnya seperti

halnya seorang saksi menguatkan ucapan pendakwa.

Menurut istilah adalah kesesuaian riwayat hadis para perawi dengan

perawi hadis fard/gharib, baik secara lafal dan maknanya atau

maknanya saja serta sumber sahabatnya berbeda.

2. I’tibar bukan bagian dari Tabi’ dan SyahidI'tibar bukanlah merupakan bagian dari tabi' dan syahid, namun

merupakan metode untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan

terhadap mutabi' (tabi") dan syahid.

3. Pengertian lain tentang Tabi’ dan SyahidPengertian tabi' dan syahid sebagaimana disebutkan di atas adalah

pengertian yang sudah populer pemakaiannya, namun selain itu

ada pengertian lain yakni:

a. Tabi' adalah adanya kesesuaian lafal dalam periwayatan para

perawi hadis fard, baik sumber sahabatnya sama atau tidak.

b. Syahid adalah adanya kesesuaian makna dalam periwayatan

para perawi hadis fard, baik sumber sahabatnya sama atau

tidak.

Ada juga yang menyamakan kedua istilah tersebut, sehingga

untuk hadis tabi' juga dikatakan syahid begitu juga sebaliknya

dan menurut al-Hafidh Ibnu Hajar,107 masalah ini, pada

dasarnya, bersifat sederhana karena sasaran keduanya

adalah sama yakni menguatkan suatu hadis dengan

menelusuri atau memeriksanya melalui riwayat lain.

4. Al-Mutaba’ahAl-mutaba'ah menurut bahasa, berbentuk isim mashdar dari bentuk fi'il

madli " taaba'ah" semakna dengan " waafaqa" yang berarti:

155

107) Syarah al-Nukhbah, hal. 38

Page 151: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sesuai. Jadi mutaba'ah berarti: yang sesuai.

Menurut istilah adalah kesesuaian periwayatan seorang perawi

dengan perawi yang lain.

Bentuk mutaba'ah ada 2 macam, yaitu : a. Mutaba'ah Taamah, yaitu

adanya kesesuaian riwayat bagi perawi mulai dari awal sanad. b.Mutaba'ah Qashirah, yaitu ada kesesuaian riwayat bagi perawi pada

pertengahan sanad.5. Contoh Mutaba’ah dan SyahidAda satu contoh tentang hadis yang

mempunyai mutaba'ah taamah,

mutaba'ah qashirah dan syahid yang

pernah disampaikan oleh al-Hafidh

108. Ibid, hal. 37

156

عن مالك عن عبد الله بن دینار عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله علیھ

ولاتفطروا . الشھر تسع وعشرون فلا تصوموا حتى تروا الھلال: وسلم قال

ثلاثینحتى تروه فإن غم علیكم فاكملوا العدة

Redaksi matan hadis di atas diduga hanya diriwayatkan oleh

Imam al-Syafi'i dan Malik, sehingga termasuk kategori hadis

gharib, sebab melalui sanad yang sama para pengikut Imam

Malik meriwayatkan dengan redaksi matan yang berbeda, yaitu

:لھفاقدروامعلیكغمفإن

Akan tetapi setelah diteliti (I'tibar) hadis Imam al-Syafi'i tersebut,

ditemukan adanya mutaba'ah taamah, mutaba'ah qashirah

Ibnu Hajar,108 yaitu hadis yang

diriwayatkan oleh Imam al-Syafi'i

dalam kitab al-Um :

Page 152: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

حدثناقال إبراھیمابن سعد بن اللهعبید أجبرنا2103

ي أن شھاب ابن عن صالح عن أبيحدثناقال عم

ثور أبيبن الله عبد بن الله عبید أخبرناوححدثھ

قال نافع بن الحكم حدثناقال منصور بن عمرو

عن شعیب أنبأنا ھري بن الله عبید أخبرنيقال الز

أزل لم قال ابن عن ثور أبيبن الله عبد

من المرأتین عن الخطب بن عمر أسأل أن حریصا

قال اللتین وسلم علیھ اللھمصلىالله رسول أزواج

(بكماقلوصغت فقد اللهإلىتتوباإن )لھماالله

صلىالله رسول فاعتزل فیھ وقال الحدیث وساق

الحدیث ذلك أجل من نساءه وسلم علیھ اللھم

حین لیلة وعشرین تسعاعائشة إلى حفصة أفثتھ

بداخل أناماقال وكان عائشة قالت

157

c. Syahidnya adalah hadis riwayat al-Nasa'i:

ن محمد عن أبیھ محمد بن زید عن جده عن عاصم ب

فكملوا ثلاثین:عبد الله ابن عمر بلفظ

a. Mutaba'ah qashirah-nya adalah hadis riwayat Ibnu Huzaimah:

فإن غم علیكم فاكملوا العدة ثلاثین

dan syahid, yaitu :

a. Mutaba'ah taamah-nya adalah hadis riwayat al-Bukhari:

Page 153: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB V

SIFAT PERAWI HADIS YANG DITERIMARIWAYATNYA DAN TEORI JARH WA AL-

TADIL109

A. Syarat-syarat diterimanya riwayat hadis 1.

Pendahuluan

Kedudukan para perawi yang berperan sebagai bagian mata

rantai dari sebuah hadis Rasulullah SAW yang sampai kepada

umatnya mendorong para ulama hadis menaruh perhatian dengan

serius terhadap syarat-syarat diterimanya riwayat para perawi secara

teliti dan cermat.

Syarat-syarat seperti itu belum pernah ditetapkan oleh pemeluk

agama-agama di dunia ini kecuali umat Islam meskipun masa pada

modern ini segalanya telah diperhitungkan secara sistematis dan

cermat. Buktinya, sedikitpun mereka tidak pernah memakai syarat-

syarat yang pernah ditetapkan oleh ulama Mushfhalah Hadis dalam

sebuah periwayatan berita. Banyak sekali

109. Teori Jarh wa al-Ta'dil adalah suatu teori untuk meneliti sifat-sifat perawi hadis, baikyang berkaitan dengan sifat tingkat sifat keadilan atau sifat kedlabitannya

Page 154: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Artinya: " Tidak ada lain yang bisa merusak suatu berita kecualipara pewartanya sendiri"

2. Syarat perawi hadis

Sebagian besar ulama hadis dan ulama fiqh bersepakat bahwa

perawi yang bisa diterima riwayatnya harus mempunyai 2 syarat

dasar, yaitu:

a. Perawinya harus adil, artinya periwayat harus beragama Islam,

mukallaf (aqil baligh), selamat dari sebab-sebab fasiq dan tidak

cacat muru'ahnya.

b. Perawinya harus dlabith, artinya riwayatnya tidak bertentangan

dengan riwayat perawi-perawi lain yang dipercaya, tidak jelek

hafalannya, tidak sering melakukan kesalahan, tidak pelupa

dan tidak banyak waham (melakukan purbasangka).

3. Cara menetapkan keadilan perawi

Sifat adilnya perawi hadis bisa ditetapkan dengan salah satu

cara, yaitu:

a. Berdasarkan penilaian atau penetapan para ulama Ahlu Al-jarh

Wa Al-Ta'dil (kritikus periwayat hadis) atau salah satu di antara

mereka.

b. Atau berdasarkan popularitas di kalangan ahli bahwa ia

dikenal sebagai perawi adil. Dalam hal ini tidak membutuhkan

penetapan atau penilaian ulama Ahlu Al-Jarh Wa Al-Ta'dil.

Perawi-perawi seperti ini di antaranya adalah imam empat, dua

160

berita yang dilontarkan melalui kantor berita resmi dan tidak dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena pewartanya tidak

memiliki identitas yang jelas. Ada pepatah menyatakan :

Page 155: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

nama Sufyan, al-Auza'i dan lain-lain.110

4. Pendapat Ibn Abd. Al-Barr dalam menetapkan keadilanperawiMenurut ibn Abd. al-Barr bahwa setiap orang yang dikenal secara

luas sebagai penghafal hadis serta menguasainya, maka yang

bersangkutan dianggap orang yang adil, kecuali ada faktor yang

menunjukkan bahwa yang bersangkutan di-jarh (dinilai sebagai perawi

cacat).Pendapat ini berdasarkan hadis111:

110. Empat imam tersebut adalah 1. Imam Abu Hanifah (al-Imam Abu Hanifah al-Nu'man ibn Tsabit al-Taimi), 2. Imam Malik (al-Imam Abu Abdillah Anas ibn Malik al-Ashbahi), 3. Imam al-Syafi'i (al-Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Idris bin Abbas binUsman bin Syafi'i al-Hasyimi al-Maththalibi al-Quraisyi), 4. Imam bin Hambal (al-ImamAbu Abdillah Ahmad ibn Hambal). Dua nama Sufyan, maksudnya: 1. Sufyan al-'Uyainah

(al-Imam Sufyan ibn 'Uyainah ibn Maimun al-Hilali al-Kufi Abu Muhammad) 2. Sufyan

al-Tsauri, al-Auza'i dengan nama lengkap al-Imam Abu Amr Abd. Rahman bin Amr al-Auza'I (pen.)111. Hadis ini diriwayatkan oleh'Uday dalam kitabnua al-Kamal dan lainnya.

161

یحمل ھذا العلم من كل خلف عدولھ ، ینفون عنھ تحریف الغالین

وانتحال المبطلین وتأویل الجاھلین

namun pendapat ini tidak disetujui oleh para ulama,

karena hadis yang dijadikan dasar tersebut

dianggap tidak shahih, sedangkan untuk

menetapkan keadilannya harus diartikan :

لیحمل ھذا العلم من كل خلف عدولھ

dengan alasan bahwa dapat saja terjadi (ditemui) adanya orang yang

hafal hadis meskipun bukan seorang yang adil.5. Cara menetapkan ke-dlabith-an perawi

Ke-dlabith-an perawi bisa diketahui dengan adanya

Page 156: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

kesesuaian riwayat perawi tersebut dengan para perawi

yang tsiqah (yang bersifat adil-dlabith). Oleh karena

itu, bila riwayatnya selalu sesuai dengan riwayat

perawi lain yang tsiqah maka dikatakan sebagai perawi

dlabith dan masih juga dikatakan dlabith bagi perawi

yang sekali-kali pernah berbeda dengan riwayat

mereka. Namun bila sering berbeda, rusaknya ke-

dlabit-an tersebut dan hadisnya tidak bisa dipakai

sebagai hujjah.

6. Dapatkah pen-ta'dil-an dan pen-tarjih-anseseorang tanpa menyebutkan sebab-sebabnya?.a. Menurut pendapat

yang shahih, penilaian

adil terhadap perawi

(men-ta'dil-kan) tanpa

menyebutkan sebab-

sebabnya bisa diterima,

karena sebab-sebab itu

banyak sekali, sehingga

sulit menyebutkannya.

Karenanya, si muaddil

perlu membutuhkan

pernyataan seperti ini:

162

ھو یفعل كذا، ویفعل كذا وھكذا: لم یفعل كذا، لم یرتكب كذا، أو یقول

b. Penilaian cacat terhadap perawi (pen- tajrih-an)

tidak diterima tanpa menyebutkan sebab-sebabnya,

karena hal itu tidak sulit untuk dilakukan dan pada

umumnya banyak orang berbeda-beda dalam

mengemukakan sebab-sebab jarh, sehingga terkadang

terjadi seseorang mentarjih perawi yang sebenarnya

tidak cacat.

Ibnu Shalah

berpendapat: Ini adalah

masalah yang sudah

jelas dan telah

ditetapkan dalam kitab

fiqh dan ushulnya. Al-

Hafidh al-Khatib sendiri

menyebutkan bahwa

pendapat ini telah diikuti

oleh para imam

penghafal dan ulama

kritikus hadis, seperti al-

Bukhari, Muslim dan

lainnya.

Page 157: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Oleh karena itu, al-Bukhari bersama mereka yang

melakukan jarh seperti Ikrimah dan 'Amr bin Marzuk

memakai dasar tersebut, demikian juga Imam Muslim,

Suwaid bin Sa'ad dan ulama Ahlu al-Jarh wa al-Ta'dil yang lain

dan Abu Daud juga melakukan hal yang sama.

Demikian itu membuktikan bahwa jarh atau cacatnya

perawi itu tidak bisa ditetapkan tanpa menyebutkan atau

menjelaskan sebab-sebabnya.112

7. Jumlah orang yang berhak untuk menta’dil dan mentajrih

perawi

a. Menurut pendapat yang shahih, seorang saja sudah

dipandang cukup untuk menta'dil dan mentajrih perawi.

b. Sebagian pendapat menyatakan minimal harus 2 orang.

8. Pertentangan antara Jarh dan Ta’dil

Apabila terdapat pertentangan antara jarh dan ta'dil pada

perawi hadis, yakni sebagian ulama menilai adil dan sebagian yang

lain menilai cacat maka hal ini ada 2 pendapat:

a. Pendapat yang dipegangi oleh jumhur ulama menyatakan bahwa

jarh harus didahulukan daripada ta'dil, bila cacatnya dijelaskan

secara rinci.

b. Sebagian pendapat menyatakan bila jumlah penilai adil

(mu'addil)-nya lebih banyak daripada penilai cacat (jarih)-nya

didahulukan ta'di-lnya. Pendapat ini dinilai lemah dan tidak

mu'tamad.

9. Hukum riwayat perawi adil dari seseoranga. Riwayat perawi adil dari seseorang tidaklah dianggap

sebagai ta'dil (penilaian adil) terhadap orang itu. Ini menurut

sebagian besar ulama dan dinilai shahih. Sebagian ada yang

163

112. Ulumul Hadis, hal. 96

Page 158: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

berpendapat sebagai ta'dil.

b. Amalan dan fatwa seorang alim yang sesuai atau bertentangan

dengan suatu hadis, tidak bisa dibuat sebagai dasar shahih

tidaknya hadis tersebut dan tidak juga berpengaruh pada para

perawinya. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa hal itu

merupakan hukum shahih tidaknya hadis itu. Pendapat ini

didukung oleh al-Amidi dan sebagian ulama ushul fiqh.

10. Hukum riwayat orang yang telah bertaubat karena fasiqa. Riwayat orang yang telah bertaubat karena fasiq tidak

diterima.

b. Riwayat orang yang telah bertaubat karena membohongkan

hadis Rasulullah SAW tidak dapat diterima.

11. Hukum riwayat perawi yang menerima upaha. Menurut sebagian ulama seperti Ahmad, Ishaq dan Abu

Hatim, riwayatnya tidak diterima.

b. Sebagian yang lain seperti Abu Na'im al-Fadlal bin Dakin

berpendapat, riwayatnya dapat diterima.

c. Abu Ishaq al-Syaizari mengatakan bahwa bida diterima

riwayatnya bagi orang yang tidak mempunyai pekerjaan

(usaha) lain, kecuali pekerjaan tersebut (tahdis).

12. Hukum riwayat perawi yang berkata “mungkin”, yangmenerima hadis melalui talqin dan yang sering lupaa. Tidak diterima riwayat orang yang dikenal berkata

"mungkin" pada waktu ia mendengar dan menyampaikan

hadis, sebagaimana orang yang suka tidur pada waktu

mendengar hadis dan orang yang suka meriwayatkan hadis

tanpa menyesuaikan dengan naskah aslinya.

b. Tidak diterima riwayat orang yang menerima hadis secara

talqin (dengan cara mendengar ucapan) yakni mendengar apa

yang ditalqinkan orang lain tanpa mengetahui bahwa

164

Page 159: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

165

yang didengar itu suatu hadis, c. Tidak diterima riwayat orang

yang banyak lupanya.

13. riwayat orang yang lupa pada hadis yang pernahdiriwayatkan.

a. Maksud dari riwayat orang yang lupa pada hadis yang pernah

diriwayatkan adalah riwayat yang sudah tidak diingat lagi

oleh seorang guru yang pernah ia riwayatkan kepada

muridnya.

b. Hukum riwayatnya:

1) . Ditolak, bila seorang guru itu menafikannya secara

tegas dengan mengucapkan:

" رویتھما " : saya tidak meriwayatkan hadis kepadanya,

atau

" عليیكذب ": dia berbohong atas namaku dan lain

sebagainya.

2) Diterima, bila seorang guru merasa ragu-ragu dalam

menafikannya, seperti dengan ucapan :

" أعرفلا " : saya tidak mengetahuinya, atau " أذمءلا " :

saya tidak ingat, dan lain sebagainya.

c. Apakah penolakan hadis dianggap merusak salah satu di

antara keduanya?

Penolakan hadis tidak dianggap merusak salah satu di

antara keduanya, karena salah satunya tidak ada yang lebih cacat

daripada yang lain. Contohnya seperti hadis riwayat Abu

Daud,Turmudzi dan Ibnu Majah melalui Rabi'ah bin AbuAbd.

Rahman dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu

Hurairah ra.:

Page 160: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

166

"Rabi'ah menyampaikan hadis darimu kepadaku demikian" .

setelah itu Suhail berkata :

"Saya mendapatkan hadis dari Suhail bin Abu Abd. Rahman dan Rabi'ah dariSuhail".

lalu saya bertemu dengan Suhail dan bertanya

kepadanya tentang hadis tersebut, kemudian dia menjawab

tidak mengetahuinya, selanjutnya saya menyatakan :

Abd. Aziz bin Muhammad al-Darawardi menyata-

kan:

"Saya telah menerima hadis dari Abdul Aziz, Abdul Aziz dari Rabi'ah danRabi'ah dari sayai, bahwa saya telah meriwayatkannya dari Abu Hurairah ra, secara marfu demikian ......................................... "

d. Kitab yang paling terkenal dalam masalah ini adalah kitab "Akhbaaru

Man Hadatsa zoa Nasiya" karya Al Khatib.

B. Teori Umum tentang Al-Jarh Wa Al-Ta'dil

Sebagaimana diketahui, bahwa ketentuan shahih tidaknya

suatu hadis didasarkan adil dan dlabith tidaknya para perawinya.

Atas dasar ini, para ulama menyusun beberapa kitab yang

membahas tentang keadilan dan kedlabithan para perawi yang

bersumber (dinukil) dari para imam yang adil dan terpercaya

dengan diberi nama " al-ta'dil" dan kitab yang membahas cacatnya

Page 161: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

siat keadilan dan kedlabithan mereka yang bersumber (dinukil) dari

para imam yang tidak fanatik dan diberi nama " al-jarh", selanjutnya

kitab-kitab tersebut dinamakan " Kutubu al-Jarah wa al-Ta'dil".

Kitab-kitab tersebut banyak macamnya, sebagian khusus

membahas para perawi tsiqah (shahih dan dlabith), sebagian

membahas para perawi yang lemah dan cacat dan sebagian yang lain

membahas dari kedua sifat tersebut. Dari segi lain ada yang secara

umum membahas para perawi hadis dengan tanpa memperhatikan

kitab hadisnya dan ada yang membahasnya dari kitab hadis tertentu.

Usaha para ulama Ahlu al-Jarh wa al-Ta'dil di atas merupakan

usaha yang menghasilkan karya yang sangat berharga. Hal ini

disebabkan karena mereka:

1. Berusaha mengungkap secara cermat biografi semua perawi

hadis,

2. Menerangkan sifat adil-dlabith atau tidaknya perawi hadis

(Jarh dan Ta'dil),

3. Menerangkan siapa saja yang pernah menerima hadis dari

perawi tertentu dan dari siapa mereka menerimanya,

4. Menerangkan perjalanan para perawi dalam rangka mencari

atau menerima sumber, dan

5. Menerangkan masa hidup para perawi, sehingga bisa diketahui

guru-guru mereka.

Dengan usaha tersebut, berarti mereka telah berhasil menyusun "

Ensiklopedi Besar" berisi tentang biografi para perawi hadis yang selalu

terpelihara dan berlaku sepanjang masa. Karya tersebut nampaknya

belum pernah tertandingi oleh karya generasi sekarang.

Kitab-kitab karya ulama tersebut, Antara lain:

a. Al-Tarikh Al-Kabiir karya Imam al-Bukhari. Kitab ini berisi

uraian umum tentang para perawi yang tsiqah dan yang lemah.

167

Page 162: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Al-jarh wa Al-Ta'dil karya Ibn Abu Hatim. Kitab ini isinya

sama dengan kitab di atas.

c. Al-Tsiqaat oleh Ibn Hibban. Kitab ini khusus berisi tentang

perawi tsiqah.

d. Al-Kaamil Fi Al-Dlu'afaa' oleh Ibn'Uday. Kitab ini khusus berisi

tentang para perawi yang lemah.

e. Al-Kamaal Fi Asmaa' Al-Rijaal oleh Abd. Ghani al-Muqaddasi

Kitab ini khusus berisi tentang para perawi hadis dalam kutub

al-Sittah.113

f. Miizaan Al-I'tidaal oleh al-Dzahabi. Kitab ini khusus berisi

tentang perawi yang dla'if dan matruk (setiap perawi yang

terkena jarh kendatipun jarahnya tidak diterima).

g. Tahdziib Al-Tahdziib oleh Ibn Hajar. Kitab ini merupakan

ringkasan dari kitab al-Kamaal fi Asmaa al-Rijal.

C. Tingkatan al-Jarh wa al-Ta'dilDalam muqaddimah kitab al-jarh wa al-Ta'dil, Ibnu Abu Hatim

membagi jarh dan ta'dil masing-masing menjadi 4 tingkatan, kemudian

para ulama menambah masing-masing 2 tingkatan. Jadi seluruhnya

menjadi enam tingkatan. Berikut pembahasan tingkatan-tingkatan

tersebut berikut lafal-lafalnya.

1. Tingkatan Ta'dil dan Lafal-Lafalnyaa. Dengan lafal yang menunjukkan arti lebih atau paling atau

yang berbentuk Af'al al-Tafdlil. Tingkatan ini yang paling

113. Kutub al-Sittah adalah enam kitab hadis yang mu'tamad dan dipandang sebagaiushul al-hadis (referensi utama dan kitab hadis standar), yaitu : 1. Al-Jaami' al-Bukhari, 2. Shahih Muslim, 3. Sunan Abu Daud, 4. Al-Jaami' al-Turmudzi, 5.Sunan/al-Mujtaba al Nasai. Adapun posisi keenam diperselisihkan antara lain :- Sunan al-Mushthafa Ibnu Majah (pendapat Muhammad bin Thahir al-

Muqaddasi dan al-Hafidh Abd. Ghani al-Qudsi).- Al-Muwaththa' Imam Malik (pendapat Ahmad bin Razin al-Sarqasthi, Ibnu al-

Atsir al-Jasari dan al-Allamah al-Zabidi).- Sunan/Musnad al-Darimi (pendapat Shalahu al-Din al Alla'i dan al- Mughlaha'i),

selanjutnya lihat al-Kutub al-Shihah al-Sittah, hal. 28

168

Page 163: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

tinggi kualitasnya seperti:

إلیھ المنتھى في التثبتلانف

" si fulan adalah orang yang paling top keteguhan hati dan hafalannya" .

أثیت الناسفلان

" si fulan adalah orang yang mantap hafalan dan keadilan- nya".

b. Dengan lafal yang menta'qidkan ketsiqahan perawi dengan

membubuhi satu sifat atau beberapa sifat yang menunjukkan

keadilan dan kedlabithannya, sifat yang dibubuhkan itu delafal

(dengan mengulangnya) atau semakna, seperti:" : "ثقة ثقة " dia betul-betul tsiqah".

" ثقة ثبت " : " dia adalah orang yang tsiqah lagi teguh".

c. Dengan lafal yang menunjukkan arti tsiqah tanpa ta'qid,

seperti contoh:

" ثقة " :"dia orang yang tsiqah".

" حجة " : " dia orangyangpetah lidahnya".

d. Dengan lafal lain yang menunjukkan arti adil atau dlabith,

seperti:

" صدوق " : " dia orang yang sangat jujur".

: ''محل الصدق " dia orang yang berstatus jujur".

"لا بأس بھ" : " dia orang yang tidak cacat menurut sebagian

ulama".

e. Dengan lafal yang tidak menunjukkan tsiqah dan jarh, seperti:

فلان شیخ" " : " sifulan adalah seorangguru".

" ى و الناسعنھ ر " : " orang

yang meriwayatkan hadis darinya".

169

Page 164: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

f. Dengan lafal yang mendekati arti jarh, seperti:

" فلان صالح الحدیث : "" si fulan itu pantas meriwayatkanhadis"." بكتب حدیثة " : "hadisnya bisa cacat".

Hukum tingkatan ta'dil tersebut adalah :

-Perawi yang dita'dil dengan 3 tingkatan yang pertama hadisnya dapat

dipakai sebagai hujjah, apabila masing-masing saling menguatkan.

-Perawi yang dita'dil dengan tingkatan yang keempat dan kelima

hadisnya tidak dapat dipakai sebagai hujjah, bisa dicatat dan di-ikhtibar

(dapat dipertimbangkan).114

-Perawi yang dita'dil dengan tingkatan yang keenam hadisnya tidak

dapat dipakai hujjah, namun bisa dicatat untuk dii'tibar (sebagai

pertimbangan) tidak untuk diikhtibar, karena jelas tidak menunjukkan

arti dlabith.

2. Tingkatan Jarh dan lafal-lafalnyaa. Dengan lafal yang menunjukkan arti lemah. Ini adalah tingkatan yang

paling rendah adalah jarh, seperti;

فلان" : "لین الحدیث " si fulan adalah orang lunak hadis-

nya".

" فیھ مقال " : “si fulan adalah orang yang diperbincangkan(kualitasnya)".

114. Maksudnya dapat dipertimbangkan keadilannya denganmengkonfirmasikan pada riwayat lain dari para perawi yang dikenaltsiqah, bila riwayatnya sesuai maka bisa dipakai sebagai hujjah. Dari sinijelas bahwa perawi yang dita'dil dengan lafal shaduuq, hadisnya tidakdapat dipakai hujjah sebelum diikhtibar yakni dicari kesesuaiannyadengan riwayat para perawi yangjuga tsiqah. Jadi tidak benar orang yangmengira bahwa perawi yang dita'dil dengan lafal tersebut hadisnyaberkualitas hasan, sebab hadis hasan dapat dipakai sebagai hujjah.Demikian menurut ulama ahlu al-jarh wa al-ta'dil.Al Hafidh Ibnu Hajarmemberikan keterangan lain tentang kata tersebut dalam kitabnya" Taqriib

al-Tahdziib". Wallahu a'lam.170

Page 165: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Dengan lafal yang menjelaskan bahwa hadisnya tidak

dapat dipakai sebagai hujjah atau sejenisnya, seperti:

" فلان لا یحتج بھ " : " si fulan hadisnya tidak dapat dipakai

hujjah".

ضعیف" " : " dia adalah perawi lemah".

" " لھ منا كیر : " mulanya dia adalah perawi yang munkar".

c. Dengan lafal yang menjelaskan bahwa hadisnya tidak

ditulis atau sejenisnya, seperti :

فلان" لا یكتب حدیثھ " : " si fulan hadisnya tidak ditulis" .

لا تحل روایتھ" " : " tidak halal riwayat hadis darinya" .

" ضعیف جدا " : " dia adalah orang yang sangat lemah" .

" "واه بمرة : " dia adalah orang yang sering menduga-

duga (peragu)".

d. Dengan lafal yang mengandung arti dugaan dusta atau

sejenisnya, seperti:

" فلان متھم بالكذب ": " sifulan orang yang didyuga dusta".

" متھم بالوضع ": " sifulan orang yang diduga bohong".

" "یسرق الحدیث :" dia adalah orang yang mencuri hadis". " ساقط "

:" dia adalah orang yang gugur".

"متروك" : " dia adalah orang yang ditinggal hadisnya".

" "لیس بثقة :" dia adalah orang yang tidak tsiqah".

e. Dengan lafal yang menunjukkan sifat bohong atau

sejenisnya, seperti:

"ǜ ǚ ө " : " dia adalah

pembohong".

" : "دجال " dia adalah penipu".

" وضاع " : " dia adalah pendusta".

" یكذب " : " dia dusta".

" یضع " : " dia bohong".f. Dengan lafal yang menunjukkan art؛ sangat dusta atau lafal

yang berbentuk afal al-tafdlil, seperti:فلان أكذب الناس" " : " dia adalah orang yang paling

bohong".

171

Page 166: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" الكذبفىالمنتھى " : " dia adalah orang paling top

kebohongannya".

الكذبركنھو " " : " dia adalah termasuk orang yang

bohong".

Hukum tingkatan jarh tersebut adalah :

- Perawi yang di-jarh dengan 2 tingkatan yang pertama, hadisnya tidak

dapat dipakai hujjah, namun hadisnya bisa dicatat sebagai

i'tibar.

- Perawi yang di Jarh dengan 4 tingkatan terakhir hadisnya tidak

dapat dipakai hujjah, tidak dapat dicatat dan tidak bi sebagai

i'tibar.

172

Page 167: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB VI

PERIWAYATAN HADIS(Tata cara Penerimaan, Penyampaian dan Pelestarian

Hadis)

A. Tata Cara Mendengar dan Menerima Hadis

1. Pendahuluan" Kaifiyah Sima' al-Hadis" (tata cara mendengar hadis) adalah

penjelasan tentang syarat yang harus dimiliki sesorang yang

hendak mendengar riwayat hadis dan guru-gurunya untuk

selanjutnya disampaikan kepada orang lain, seperti syarat

ketentuan umur dan lain sebagainya.

" Kaifiyah Tahammul Al-Hadis" (tata cara menerima hadis)

adalah penjelasan tentang sistem pengambilan dan penerimaan

hadis dari guru-gurunya, dan " Kaifiyah Dlabth Al-Hadis" (tata cara

melestarikan hadis) maksudnya bagaimana seorang murid

memelihara (menghafal) secara benar dan meyakinkan riwayat

hadis yang pernah diterimanya dari gurunya untuk kemudian

disampaikan kepada orang lain.

Para ulama berusaha memasukkan masalah ini sebagai

bagian dari bahasan Ulum al-Hadis, kemudian mereka menyusun

kaidah-kaidah, norma-norma dan syarat-syarat secara cermat dan

mendalam serta menentukan tingkatan kualitas cara penerimaan

Page 168: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

hadis tersebut yang masing-masing saling menguatkan.

Usaha tersebut dimaksudkan untuk membantu mereka dalam

rangka memelihara hadis Rasulullah SAW. dan menyampaikannya

kepada orang lain dengan benar, begitu seterusnya sehingga seorang

muslim akan merasa tenang dan yakin bahwa hadis yang sampai

kepadanya adalah sesuai dengan kaidah dan tata cara periwayatan

yang benar.

2. Syarat menerima riwayat hadisMenurut pendapat yang shahih, perawi pada waktu menerima

riwayat hadis tidak disyaratkan harus beragama Islam dan baligh,

namun setidak-tidaknya harus sudah tamyiz. Jadi orang kafir dan

anak-anak dinyatakan syah menerima riwayat hadis, tetapi untuk

kegiatan penyampaiannya tidak syah sebelum masuk Islam dan baligh.

Ada sebagian pendapat menyatakan, bahwa perawi hadis dalam

melaksanakan kegiatan penerimaan riwayat hadis disyaratkan harus

baligh. Pendapat ini tidak benar, sebab banyak kaum muslimin secara

ijma' menerima atau tidak mempersoalkan riwayat sahabat, baik yang

diterima sebelum atau sesudah baligh.

3. Sejak kapan mulai disunatkan mendengar hadisa. Menurut ulama Syam, minimal berumur 30 tahun.

b. Menurut ulama Kufah, minimal berumur 20 tahun

c. Menurut ulama Bashrah, minimal berumur 10 tahun

d. Untuk masa sekarang yang benar adalah mulai umur sedini

mungkin sekiranya yang bersangkutan sudah mampu

mendengarnya, karena semua hadis sudah tercatat dalam

kitab-kitab hadis.

4. Batas minimal umur yang dibenarkan mendengar hadis

a. Sebagian ulama menentukan, bahwa umur bagi anak

yang belum dewasa yang dapat dibenarkan mendengar

hadis adalah minimal harus 5 tahun.

174

Page 169: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang benar

adalah asal sudah mencapai tamyiz (memahami

pembicaraan dan bisa menjawab pertanyaan) dapat

dibenarkan mendengar hadis.

B. Tata Cara Penerimaan Riwayat HadisAda 8 macam cara penerimaan riwayat hadis, yaitu :

1. Al-Sama' Min Lafdzi Al-Syaikh

2. Al-Qira'ah 'Ala Al-Syaikh

3. Al-Ijazah

4. Al-Munawalah

5. Al-Kitabah

6. Al-I'lam

7. Al-Washiyah

8. Al-Wijadah.

Berikut secara ringkas akan dibicarakan satu persatu dari 8 cara

tersebut dengan disertai lafal-lafal ada'-nya (kata yang dipakai untuk

menyampaikan riwayat hadis).

1. Al-Sama' min Lafdzi al-Syaikh

ialah penerimaan hadis dengan cara mendengar langsung lafal

hadis yang dibaca guru hadis, baik yang dibaca itu berdasar

hafalannya atau catatannya, baik dicatat atau tidak oleh si

penerimanya.

a. Kedudukan al-sama' min lafdzi al-syaikh

Cara periwayatan bentuk ini oleh mayoritas ulama hadis dinilai

sebagai cara yang tertinggi kualitasnya.

b. Pernyataan atau kata-kata yang dipakai.

Istilah atau kata-kata yang dipakai untuk cara ini adalah :

1) Sebelum ditentukan penggunaan secara khusus untuk

masing-masing cara tahammul (penerimaan riwayat) kata-

175

Page 170: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

kata yang dipakai adalah :

2) Setelah ditentukan penggunaan secara khusus untuk masing-

masing cara tahammul, kata-kata yang dipakai antara lain:

a) untuk cara al-sama‘: "سمعت أو حدثنى "

b) untuk cara al-qira'ah ”أخبرنى”:c) untuk cara ijazah ”أنبأنى“ :d) untuk cara al sama'al-mudzakarah115): “ ،،قال لى أو ذكر لى

2. Al-Qira'ah 'Ala al-SyaikhSebagian besar ulama menamakannya dengan 'Ardl, maksudnya

adalah seorang murid (periwayat) membaca riwayat hadis di hadapan

guru hadis, baik dibaca sendiri atau dibaca orang lain dan dia

mendengarnya, baik berdasarkan hafalannya atau catatannya. Guru

hadis tersebut aktif menyimaknya, baik melalui hafalannya sendiri

atau catatannya atau dipercayakan kepada orang lain.116

a. Hukum periwayatan dengan cara ini

Periwayatan hadis dengan al-qira'ah menurut sebagian besar

ulama adalah shahih, kecuali menurut kelompok tasyaddud (garis

keras) yang tidak terbiasa menggunakan cara ini.

115. sama' al-mudzakarah berbeda dengan sama'al-tahdis, kalau sama'al-tahdls sudah dipersiapkansebelumnya, yakni antara guru dan murid telah mempersiapkan sebelum mereka mendatangimajlis tahdis, kalau sama' al-mudzakarah tidakdipersiapkan sebelumnya.

116. Hadis yang dibaca adalah hadis yang (pernah) diriwayatkan oleh guru tersebut, sebab intinyaadalah pemeriksaan seorang guru terhadap bacaan muridnya (perawi yang menerima riwayatdengan cara yang kedua ini.

176

Page 171: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Kedudukannya

Para ulama berbeda pendapat tentang kedudukan cara al-

qira'ah, yakni:

1) Sejajar dengan al-sama', ini menurut Imam Malik, al-Bukhari

dan sebagian besar ulama Hijaz dan Kufah.

2) Lebih rendah dari al-sama', ini menurut sebagian besar ulama

Maroko (pendapat yang shahih).

3) Lebih tinggi dari al-sama', ini menurut Abu Hanifah, Abu

Dzi'b dan sebagian riwayat Imam Malik.

c. Kata-kata yang dipakai untuk cara ini

1) Yang paling hati-hati:

177

2) Menggunakan ibarat al-sama' yang dikaitkan dengan lafal qira'ah

:

3) Yang sering dipakai oleh sebagian besar ulama hadis hanya

kata:

3. Al-Ijazah

Yaitu, seorang guru memberikan izin kepada muridnya untuk

meriwayatkan hadis yang ada padanya. Pemberian izin dinyatakan

secara lisan atau tertulis. Contohnya seperti perkataan seorang guru

kepada salah satu muridnya :

Page 172: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" saya beri izin kamu untuk meriwayatkan hadis-hadis yangada pada kitab shahih al-Bukhari".

a. Macam-macam ijazah

Ijazah mempunyai banyak macam bentuk, lima diantaranya

adalah:

1) Seorang guru memberikan ijazah hadis tertentu kepada orang

tertentu, seperti:

أجزتك صحیح البخارىJenis ini paling tinggi kualitasnya dari semua jenis ijazah

mujarradah 'an munaawalah (ijazah mumi).

2) Seorang guru memberikan ijazah kepada orang tertentu untuk

hadis yang tidak tertentu, misalnya semua hadis yang pernah

didengarnya, seperti:

مسموعا تىأجزتك روایة

3) Seorang guru memberikan ijazah kepada orang yang tidak

tertentu untuk hadis yang juga tidak tertentu, seperti:

أجز تك أھل زما نى روایة مسموعا تي

4) Seorang guru memberikan ijazah kepada seseorang yang belum

jelas (majhul) atau untuk hadis yang belum jelas, seperti:

أجز تك كتاب السننKitab al-Sunan dimaksud belum jelas, karena kitab jenis ini

178

Page 173: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

banyak macamnya, ada SunanAbu Daud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i

dan Sunan Ibnu Majah.

Dan seperti contoh:

أجزت لمحمد بن خالد الدمشقى

Nama Muhammad dimaksud juga belum jelas, sebab banyak orang

yang mempunyai nama yang seperti itu.

5) Ijazah yang diberikan kepada orang yang belum ada. Jenis ini

ada dua macam:

a) Yang dikaitkan dengan orang yang sudah ada, seperti:

أجزت لفلان ولمن یولد لھ

b) Tanpa dikaitkan dengan orang yang sudah ada, seperti:

أجزت لمن یولد لفلان

b. Hukum periwayatan dengan Ijazah

Ijazah murni yang disebutkan pertama, oleh mayoritas ulama

disepakati kebolehannya dan sebagian menganggap batal, pendapat

yang kedua ini antara lain riwayat dari al-Syafi'i. Untuk jenis yang lain

diperselisihkan kebolehannya. Yang jelas, penerimaan dan periwayatan

hadis dengan cara (ijazah) ini mengandung unsur main-main yang

mendorong untuk bersikap ceroboh dalam periwayatan.

c. Kalimat periwayatan yang dipakai dengan cara Ijazah.

1) Yang terbaik memakai kata: فلانلىأجاز2) Boleh juga dengan ibaratal-asma' dan al-qira'ah yang dikaitkan

dengan kata ijazah seperti: حدثنا إجازة أخبرناأو إجازة

179

Page 174: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

3) Yang selalu dipakai oleh ulama muta'akhirin: أنبأ نا demikian

yang dipilih oleh pengarang kitab"al-Wijazah".117

4. al-Munawalah

Al-Munawalah terbagi menjadi ada 2 macam; yaitu:

(1) al-Muttawalah al-Maqruttah bi al-Ijazah, yaitu al-

munawalah yang dibarengi dengan ijazah. Prakteknya,

seorang guru hadis menyodorkan kepada muridnya hadis

yang ada padanya, kemudian guru tadi berkata: " anda saya

beri ijazah untuk meriwayatkan hadis yang saya peroleh ini", atau

seorang murid menyodorkan hadis kepada guru hadis,

kemudian guru itu memeriksanya dan setelah guru

memaklumi bahwa dia juga meriwayatkannya, maka dia

berkata: " hadis ini telah saya terima dari guru-guru saya dan

anda saya beri ijazah untuk meriwayatkan hadis ini dari saya".

Bentuk ijazah ini dinilai paling tinggi kualitasnya diantara

bentuk ijazah yang lain.

(2) al-Muttawalah Mujarradah ‘an al-Ijazah, yaitu al-

munawalah yangtidak dibarengi dengan ijazah. Prakteknya,

seorang guru menyodorkan kitab hadis kepada muridnya

sambil berkata “ini hadis yang pernah saya dengar" atau " ini

hadis yang telah saya riwayatkan".

a. Hukum periwayatan dengan al-munawalah

1) Periwayatan dengan cara ijazah yang pertama hukumnya

boleh, tapi kualitasnya lebih rendah dari al-sama' dan al-

qira'ah.

2) Periwayatan dengan cara ijazah yang kedua menurut

117. Nama lengkap kitab tersebut adalah " al-wijaazah fi Tajwiij al-Ijaazah" karya Abu al-Abbas al-Walid bin Abu Bakar al-Ma'mari.

180

Page 175: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

pendapat yang shahih tidak boleh.

b) . Kalimat periwayatan yang dipakai dengan cara al-munawalah.

1) Untuk al-munawalah al-maqrunah bi al-ijazah yang terbaik

dengan kata : وأجازلىناولنىأوناولنى2) Boleh juga memakai ibarat al-sama' atau al-qira'ah yang

dikaitkan dengan kata munawalah dan ijazah, seperti:

وإجازةأخبرنا مناولةأومناولةحدثنا

5. al-Kitabah

Artinya, seorang guru hadis menulis hadis yang diriwayatkannya

untuk diberikan kepada orang tertentu, baik ditulis sendiri atau orang

lain atas permintaannya, baik yang diberi itu berada dihadapan guru

atau tidak.

a. Macam-macam al-Kitabah

1) al-Kitabah yang disertai dengan ijazah, seperti perkataan:

إلیكأولككتبتماأجزتك

2) al-Kitabah yang tidak dibarengi dengan ijazah, artinya seorang

guru menulis sebagian hadis untuk diberikan kepada

seseorang tanpa memberi izin meriwayatkannya.

b. Hukum periwayatan dengan cara al-kitabah

1) Periwayatan dengan macam al-kitabah yang pertama adalah

sah dan kualitasnya sama dengan al-munawalah yang disertai

dengan ijazah.

2) Periwayatan dengan macam al-kitabah yang kedua ditolak oleh

sebagian kaum dan sebagian yang lain membolehkannya, namun

yang shahih menurut ahli hadis boleh, sebab secara

1 8 1

Page 176: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

tidak langsung sudah mengandung maksud ijazah.

c. Apakah diperlukan penjelasan tentang tulisan tersebut

1) Sebagian ulama menyatakan perlu memberikan penjelasan

tentang tulisan tersebut, sebab banyak tulisan yang serupa.

Pendapat ini lemah.

2) Sebagian yang lain menyatakan tidak perlu, jika tulisannya

sudah dikenal, sebab tidak ada tulisan yang sama persis.

Pendapat ini shahih.

d. Kalimat periwayatan yang dipakai untuk cara al-kitabah

1) Dengan jelas memakai la؛al al-kitabah, seperti perkataan :

فلانكتب إلي

2) Atau memakai lafal al-sama' atau al-qira'ah yang dikaitkan

dengan la£al al-kitabah seperti perkataan :

أخبرنى كتابةأوفلانحدثنى

6. al-I'lam

Artinya, seorang guru hadis memberitahukan kepada

muridnya, hadis atau kitab hadis yang telah didengarnya atau

diterimanya dari periwayatnya.

a. Hukum periwayatan dengan cara al-i'lam

Ada 2 pendapat tentang hukum periwayatan dengan caraal-i'lam, yaitu:

1) Kebanyakan ulama hadis, fiqh dan ushul fiqh membolehkan

periwayatan dengan cara al-i'lam.

2) Sebagian menyatakan tidak boleh, sebab hadis yang

182

Page 177: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

diberitahukan itu ada cacatnya, karenanya guru tersebut tidak

menyuruh muridnya untuk meriwayatkannya, ini pendapat yang

shahih.

b. Kalimat yang dipakai untuk cara al-i'lam antara lain adalah:

علمني شیخى بكذا

7. al-Washiyah

Artinya, seorang guru menjelang wafatnya atau sebelum bepergian, ia

memberikan wasiat (al-washiyah) kepada seseorang untuk sebuah kitab

hadis yang pernah diriwayatkan.

a. Hukum periwayatan dengan cara ini.

1) Menurut sebagian ulama salaf boleh periwayatan dengan cara al-

washiyah. Pendapat ini salah, karena yang diwasiatkan itu

kitabnya bukan wasiat untuk meriwayatkannya.

2) Menurut pendapat yang benar adalah tidak boleh periwayatan

hadis dengan cara wasiat.

b. Kalimat yang dipakai untuk cara al-washiyah antara lain adalah:

وصیةفلانحدثيأوبكذافلانإلىأوصى

8. Al-Wijadah

Artinya, seorang murid menemukan beberapa hadis catatan seorang

guru hadis yang dikenalnya dan tidak diperoleh dengan cara mendengar

atau ijazah,

a. Hukum periwayatan dengan cara al-wijadah

Periwayatan hadis dengan cara al-wijadah termasuk

183

Page 178: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

kategori munqathi', namun masih terdapat unsur ittishal-nya.

b. Kata-kata yang dipakai untuk cara al-wijadah antara lainadalah:

كذافلانبخطقرأتأوفلانبخطوجدت

C. Penulisan dan Pembukuan Hadis

1. Hukum Penulisan Hadis

Para sahabat dan tabi'in berbeda pendapat dalam hal

menentukan hukum menulis hadis, yaitu:

a. Sebadan dari mereka, yaitu antara lain Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud

dan Zaid bin Tsabit tidak membolehkan mengadakan kegiatan

penulisan hadis.

b. Sebagian lagi seperti Abdullah bin'Amr, Anas, Umar bin Abd

Aziz dan sebagian besar sahabat memperbolehkannya.

c. Kemudian selanjutnya mereka sepakat membolehkannya, sebab

seandainya hadis-hadis tersebut tidak ditulis dalam suatu kitab

niscaya akan hilang dan tidak akan sampai kepada masa kita

sekarang.

2. Sebab perbedaan pendapat tentang hukum penulisan hadisPangkal terjadinya perbedaan pendapat tentang hukum

penulisan hadis adalah karena adanya hadis-hadis yang ta'arudl

(saling bertentangan), yakni di satu pihak menyatakan boleh di

pihak yang lain melarangnya.

a. Hadis yang menunjukkan larangan, yaitu hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim :

184

Page 179: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" Tulislah untukAbu Syah".

Dan masih banyak hadis lain yang senada, seperti hadis yang

menunjukkan pemberian izin Nabi SAW kepada Abdullah bin

3. Kompromi antara hadis-hadis yang melarang dan yangmembolehkan

Ada beberapa pendapat tentang hasil kompromi kedua macam

hadis yang ta'arudl tersebut, yaitu:

a. Sebagian ulama menyatakan bahwa izin menulis hadis itu

diberikan kepada orangyang dikhawatirkan lupa terhadap hadis

yangpernah diterimaya. Adapun larangan menulis ditujukan

kepada orang yang daya ingatannya kuat dan dikhawatirkan

selalu terpancang kepada hasil catatan (khath).

b. Sebadan ulama lagi menyatakan bahwa larangan tersebut timbul

karena dikhawatirkan campur aduk dengan catatan al- Qur'an,

kemudian setelah kekhawatiran itu hilang datanglah izin tersebut.

Jadi, hadis yang melarang telah di-nasakh (direvisi) oleh hadis

yang membolehkannya.

4. Profil penulis hadis

Seorang penulis hadis hendaknya mempunyai motivasi

185

" Janganlah kalian menulis sesuatu dari saya kecuali al-Qur'an,dan barang siapa menulis sesuatu selain al-Qur'an makahapuslah" .

b. Hadis yang menunjukkan kebolehan, yaitu hadis yang

ditakhrij oleh al-Syaikhan (Imam al-Bukhari dan Imam

Muslim) :

Page 180: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

tinggi untuk menjaga dan memelihara kebenaran hadis dari segi

bentuk syakal (harakat) dan titik dari setiap kata agar terhindar dari

kekacauan, terutama ketika menulis nama-nama orang yang belum

dikenal sebelum dan sesudahnya. Bentuk tulisan (khath) harus betul-

betul berdasarkan ketentuan (kaidah) penulisan yang dikenal banyak

orang (masyhur). Ia tidak dibenarkan memakai ketentuan atau istilah

sendiri yang belum dikenal oleh banyak orang.

Seorang penulis hadis hendaknya tidak bosan-bosan

melestarikan penulisan " shalawat dan salam" secara sempurna

kepada Nabi Muhammad SAW setiap nama beliau disebut, yaitu

dengan lafal:

علیھ وسلمصلى ا

dan tidak boleh terikat pada tulisan aslinya, kalau ternyata tidak

disebutkan secara sempurna. Demikian juga ketika menyebutkan pujian

kepada Allah SWT, seperti lafal عزوجل " " dan ketika menyebutkan lafal

yang menunjukkan permohonan ridla dan belas kasih "رضي الله عنھ"

Allah untuk sahabat dan ulama. Menyebutkan shalawat saja atau taslim saja

hukumnya makruh, sebagaimana juga makruh bila hanya memakai simbol-

simbol seperti: "ص " dan " صلعم " ketika menulis shalawat dan salam

untuk Nabi Muhammad SAW.

5. Mencocokkan tulisan dan naskah asli.Seorang penulis hadis ketika selesai penulisan, ia wajib

mencocokkan hasil tulisannya dengan naskah asli dari gurunya,

meskipun pada waktu menerimanya memakai cara al-ijazah.

Waktu mencocokkannya, ketika ada kesempatan untuk tasmi

(memperdengarkan) hadis yang berlangsung masing-masing antara

murid dan guru hadis untuk sama-sama menamak bukunya. Dan boleh

juga dicocokkan dengan perawi tsiqah waktu pembacaan hadis

berlangsung atau sesudahnya, demikian juga mencocokkan

186

Page 181: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dengan sebagian naskah asli dari gurunya.

6. Istilah dalam penulisan lafal Ada' (meriwayatkan)Kebanyakan penulis hadis memakai simbol-simbol tertentu

ketika ia menyebutkan lafal Ada', contohnya seperti:

a. حدثنا disingkat dengan " ثنا " atau " نا "

b. أخرنا disingkat dengan" أنا " atau " أرنا "

c. memindahkan isnad tertentu ke isnad yang lain dengan memakai

rumuz " ح " terbaca" حا ".

d. sering juga terjadi pembuangan kata" قال " dan sejenisnya yang

berada di antara rijal al-isnad (perawi-perawi dalam sanad)

dengan maksud meringkas, seperti pernyataan Abdullah bin

Mas'ud"

"حدثنا semestinya dinyatakan" مالكأخرنا ".

Demikian juga membuang kata" أنھ " yang berada di akhir sanad,

seperti pernyataan ھریرةأیىعن semestinya dinyatakanقالdengan ".أنھ قال "

7. Perjalanan mencari hadisPara ulama salaf telah menunjukkan kesungguhannya dalam

rangka mengumpulkan dan memelihara hadis, sehingga hampir dirasa

tidak masuk akal. Setelah salah seorang berhasil menyimpulkan hadis

dari beberapa guru di negerinya, kemudian merantau ke negeri lain,

baik jauh atau dekat hanya untuk menerima hadis dari beberapa guru

di negeri tersebut dengan menempuh perjalanan yang sulit dan penuh

pengorbanan disertai dengan hati yang tulus.

Berdasarkan kenyataan ini, tak berlebihan jika al-Khatib al-

Baghdadi menyusun sebuah kitab yang berjudul " al-Rihlah fi thalab

al-hadis". Kitab ini membahas perjalanan para sahabat, tabi'in dan

ulama sesudahnya dalam rangka mencari hadis yang sangat

menakjubkan. Barang siapa yang ingin mengetahui cerita-cerita yang

sangat mempesona itu, harus membaca kitab-kitab tersebut, karena

dia merupakan sumber inspirasi bagi para pelajar untuk

187

Page 182: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

mempertajam dan menguatkan cita-citanya.

8. Beberapa jenis kitab hadisSeorang penyusun kitab hadis hendaknya berusaha memakai

sistem penulisan yang sederhana dan efisien, sehingga mudah

dibaca dan memudahkan siapa saja yang ingin mencari hadis.

Caranya antara lain dengan mengumpulkan hadis yang terpencar,

memberi penjelasan kata yang musykil (sulit dimengerti),

menyusun secara sistematis dengan mencantumkan daftar isi dan

lain sebagainya. Sebelum dipublikasikan, karya tersebut harus

dikoreksi secara teliti, agar dapat bermanfaat dan berhasil guna.

Para ulama telah menyusun kitab hadis dengan berbagai

macam model, yang paling terkenal antara lain adalah :

a. . al-Jawaami', bentuk jama' dari kata al-jaami', yakni suatu kitab

yang membahas beberapa masalah seputar akidah, ibadah,

muamalah, perjalanan hidup Nabi SAW., perbudakan, fitnah

dan berita hari qiamat, seperti " al-Jaami' Al-Shahih Li Al-

Bukhari" .

b. al-Masaanid, bentuk jama' dari kata al- musnad yakni kitab

hadis yang disusun berdasarkan urutan thabaqat para sahabat,

tanpa memperhatikan nilai hadisnya, seperti kitab " Musnad

Ahmad Bin Hambal".

c. al-Sunan, yakni kitab yang disusun berdasarkan bab-bab fiqh

atau berisi tentang hadis-hadis ahkam (hukum) untuk dipakai

sebagai referensi ulama fiqh dalam istimbath hukum, seperti

kitab " Sunan Abu Daud".

d. al-Ma'aajim, bentuk jama' dari kata al-Mu'jam, yakni kitab

hadis yang disusun berdasarkan nama-nama gurunya menurut

tertib huruf hijaiyah, seperti kitab "Al-Mu'jam Al-Kabir, Al-

Mu'jam Al-Ausath dan Al-Mu'jam Al-Shaghir", karya al-Thabrani.

e. al-llal, yakni kitab yang berisi hadis-hadis yang mengandung

188

Page 183: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

illat118, seperti kitab " al-Ilal" , karya Ibnu Abu Hatim dan " Al-

Illal", karya al Daruquthni.

f. al-Ajza', bentuk jama’ dari kata al-Juz', sebuah kitab kecil yang

mengkoleksi hadis yang bersumber dari seorang perawi atau

berisi satu topik bahasan, seperti kitab "Juz'u Rafi Al-Yadain Fi Al-

Shalat", karya al-Bukhari.

g. al-Athraaf, yakni kitab hadis yang berisi sebagian saja dari

lafal hadis yang ditunjukkan kelanjutannya, lalu disebutkan

sanad- sanadnya, seluruhnya atau sebagian saja, seperti

kitab"Tuhfah Al-Ashraf Bi Ma'rifah Al-Athraf', karya al-Mizzi.

h. al-Mustadrakaat, bentuk jama' dari kata al-Mustadrak, yakni suatu

kitab yang mencatat hadis yang tidak disebutkan oleh ulama

sebelumnya dengan memakai syarat-syarat imam tersebut

seperti kitab " al-Mustadrak 'ala al-Shahihain", karya Abu

Abdullah al Hakim.

i. al-Mustakhrajaat, bentuk jama' dari kata al-Mustkhraj, yakni kitab

hadis yang penyusunannya dikutip dari hadis-hadis yang

terdapat pada kitab ulama lain dengan sanadnya sendiri, tidak

melalui sanad yang ditempuh penyusun kitab tersebut. Secara

bersama-sama kadang-kadang bertemu dengan guru yang

mempunyai kitab lain tadi atau pada orang di atasnya, seperti

kitab " Al-Mustakhraj Ala Al-Shahihain", karya Abu Nu'im al-

Ashbihani.

D. Sifat Periwayatan Hadis 119

Yang dibahas pada topik ini adalah tata-cara periwayatan hadis

dan etika yang harus dimiliki oleh perawinya serta aspek-aspek lain

189

118. al 'Illah, jama'nya al-llal artinya sebab yang tersembunyi yang bisa merusak nilai suatu hadisyang kelihatan dari segi lahirnya shahih.

119. Topik ini akan dibahas secara ringkas, karena sebagian unsurnya harus dipenuhi pada masaperiwayatan, sedangkan untuk masa sekarang adalah suatu hal yang harus dipelajari olehorang yang memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu ini (ilmu hadis) sebab masuk dalampembahasan sejarah periwayatan (tarikh at riwayat).

Page 184: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

yang berkaitan dengannya.

1. Bolehkah seorang perawi meriwayatkan hadis darikitabnya, sedang dia tidak hafal ?Masalah ini dipertentangkan oleh para ulama, sebagian ada

yang bersikap ketat (tasyaddud), ada yang longgar (tasahul) dan ada

yang berada antara sikap ketat dan longgar (tawassuth atau mu'tadil),

yaitu:

a. Ulama yang bersikap tasyaddud menyatakan tidak ada hadis

yang bisa dipakai sebagai hujjah kecuali hadis yang dihafal

perawinya.

Pendapat tersebut diriwayatkan dari Malik, Abu Hanifah

dan Abu Bakar al-Shaidalamiy al-Syafi'iy.

b. Ulama yang bersikap tasahul seperti Ibnu Luhai'ah, yaitu

kelompok yang meriwayatkan dari suatu naskah tanpa

mencocokkan dengan naskah aslinya.

c. Ulama yang bersikap tawassuth, yaitu kelompok mayoritas

yang menyatakan:"Bila seorang perawi pada waktu menerima

dan mencocokkan naskah hadisnya sudah sesuai dengan syarat

yang ditentukan, boleh meriwayatkannya, meskipun dia

sendiri tidak hafal, asalkan bisa dijamin tidak akan terjadi

perubahan, lebih lagi jika dia sudah dikenal orang yang tidak

biasa melakukan perubahan".

2. Hukum riwayat orang buta yang tidak hafal riwayat yangpernah didengarApabila perawi buta yang tidak hafal riwayat yang pernah

didengarnya, meminta bantuan kepada seorang tsiqah (dikenal

bersifat adil-dlabith) untuk mencatat riwayat yang didengar,

kemudian dihafal dan ketika membaca dia sangat berhati-hati

sehingga bisa dipertanggungjawabkan tidak akan terjadi

perubahan, maka menurut sebagian besar ulama sah riwayatnya.

Hal ini sama hukumnya dengan orang yang bisa melihat tapi buta

huruf dan

190

Page 185: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

tidak hafal riwayat yang didengar.

3. Periwayatan hadis secara makna dan syarat-syaratnyaPara ulama berbeda pendapat tentang boleh tidaknya

periwayatan secara makna, yaitu :

a. Sebagian dari ulama hadis, ulama fiqh dan ulama ushul fiqh

seperti Ibnu Sirin dan Abu Bakar al-Razi menolak periwayatan

hadis secara makna.

b. Sebagian besar ulama salaf dan ulama khalaf di bidang hadis,

fiqh dan ushul fiqh seperti imam empat membolehkannya dengan

beberapa syarat:

1) Seorang perawi yang meriwayatkan hadis secara makna

harus memiliki pengetahuan bahasa Arab secara mendalam.

2) Seorang perawi yang meriwayatkan secara makna harus

mengetahui perubahan makna bila terjadi perubahan lafal.

Perubahan di atas berlaku untuk hadis yang tidak dibukukan.

Adapun hadis yang sudah tersusun dalam satu kitab tidak boleh

diriwayatkan secara makna. Perubahan lafal harus tidak sampai

merubah makna, sebab kebolehan periwayatan secara makna pada

dasarnya dilakukan karena sangat terpaksa, misalnya lupa susunan

kalimatnya. Jadi periwayatan secara makna pasca pembukuan hadis

Nabi Muhammad SAW secara resmi bukan lagi keadaan yang

terpaksa.

Oleh karena itu, perawi yang meriwayatkan hadis secara maknahendaknya menambah kata: ( أو كم قال ) atau ( كم روى في الحدیث ).

4. Sebab-sebab kesalahan da؛am membaca hadisBeberapa hal yang menyebabkan kesalahan dalam membaca

hadis adalah sebagai berikut:

a. Karena kurang menguasai pengetahuan bahasa Arab.

Oleh karena itu bagi orang yang mengkaji hadis harus

191

Page 186: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" Seseorang yang mempelajari hadis yang tidak mengerti ilmunahwu adalah ibarat seekor himar yang membawa tempatbekal yang kosong".

b. Karena memperoleh kitab atau naskah hadis tanpa melaluibelajar atau menerima langsung dari gurunya. Ada beberapacara penerimaan hadis dari seorang guru sebagaimanaditerangkan di atas. Cara-cara tersebut yang paling tingginilainya adalah mendengar langsung lafal hadis dariseorang guru hadis (al-sama' min lafdz al-syaikh) atau membacalafal hadis di hadapan guru hadis (al-qira'ah 'ala al-syaikh).Oleh karena itu, bagi orang yang mempelajari hadis harusbelajar lebih dulu kepada seorang guru hadis agar terhindardari kesalahan, tidak hanya belajar dari kitab ataunaskahnya saja, sebab cara demikian seringkali terjadikesalahan. Dalam hal ini ulama mutaqaddimin menyatakan:

لا تأخذ القرآن من مصحفي ولا الحدیث من

صحفي" Jangan kamu mengambil al-Qur'an dari mushhafkudanjangan kamu mengambil al-Hadis dari naskahku".

5. Gharib al-Hadisa. Pengertian

Menurut bahasa al-gharib berarti: jauh dari teman-temannya.

Sedang yang dimaksud di sini adalah kata-kata yang sukar

192

menguasai ilmu bahasa Arab, agar ia terhindar darikesalahan baca. Dalam kaitan ini al-Khatib telahmeriwayatkan dari Hammad bin Salmah, sebagai berikut:

Page 187: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

maknanya.

Menurut istilah, al-gharib adalah penggunaan lafal yang sukar

pemahamannya dalam suatu hadis karena jarang terpakai.

b. Pentingnya Masalah Gharib Al-Hadis

Gharib al-Hadis adalah suatu hal yang penting dan harus diketahui

oleh ahli hadis, sebab bagi yang tidak mengetahuinya sudah dianggap

cacat, walaupun untuk mengetahuinya sangat sulit karena ia harus

selalu berhati -hati dengan disertai memohon pertolongan Alah SWT

dalam menafsirkan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut,

sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para ulama shalaf.

e. Contoh penafsiran yang paling baik.

Seperti hadisnya Imam bin Hushain ra. tentangsalatnya orang

yang sakit:

فعلىصل قائما فإن لم تستطع فقائدا فإن لم تستطع

جنب

kata " جنبعلى " ditafsiri oleh hadisnya Ali ra.:

سنن الدار(على جنبھ الأیمن مستقبل القبلة بوجھھ

قطنى(

d. Karya Terkenal Dalam Bidang Ini

1) Ghariib al-Hadis karya Abu Ubaid al-Qasim bin Salam.

2) al-Nihayahfi Gharib al-Hadis wa al-Atsar, karya Ibnu al-Atsir.

Kitab ini dianggap yang paling baik.

3) al-Darru al-Natsiir (ringkasan al-Nihayah), karya al-

193

Page 188: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Suyuthiy.4) al-Fa'iq, karya al-Zamakhsyariy.

E. Etika Periwayatan HadisAda 2 pembahasan dalam hal etika periwayatan hadis, yaitu

pembahasan tentang etika untuk perawi hadis (al-muhaddis) dan

etika untuk pencari hadis (thalib al-hadis).

1. Etika Perawi Hadis (Al-Muhaddis)

a. Pendahuluan

Kesibukan palingterhormat dan pendekatan diri kepada Allah

yang paling utama adalah kesibukan untuk mempelajari hadis Nabi

Muhammad SAW.

Oleh karena itu, bagi mereka yang mempelajari dan

menyebarluaskan hadis di kalangan masyarakat harus menghiasi

dirinya dengan budi pekerti yang mulia dan sanggup menjadi suri

tauladan bagi masyarakat sesuai dengan ajaran hadis yang

disebarkannya.

b. Perilaku yang harus menghiasi perawi hadis

1) Memperbaiki niat dengan ikhlas dan membersihkan diri dari

segala keinginan duniawi, seperti: ambisi jabatan dan

popularitas.

2) Mempunyai motivasi tinggi untuk menyampaikan dan

menyebarluaskan hadis Rasulullah SAW dengan mengharap

pahala dari Allah SWT.

3) Tidak memberikan hadis kepada orang yang lebih tua

umurnya atau lebih tinggi ilmunya.

4) Bersedia memberikan petunjuk kepada seseorang yang

bertanya tentang hadis, bahwa hadis tersebut ada pada orang

lain sebagaimana yang telah diketahui orang yang

194

Page 189: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

bertanya tersebut.

5) Bersedia memberikan kepada seseorang yang diketahui

tidak mempunyai niat baik dengan maksud untuk

memperbaikinya.

6) Hendaknya membentuk suatu majelis untuk mendikte

(imla') dan mengajarkan hadis, bila ia memiliki keahlian di

bidang tersebut. Sebab cara ini adalah cara terbaik dalam

periwayatan hadis.

c. Apa yang harus dilakukan bila mengikuti majelis imla' hadis?

1) Bersuci dari hadas dan najis serta berdandan yang bersih

dan rapi.

2) Duduk dengan tenang dan sopan demi menghormati hadis

Rasulullah SAW.

3) Menghadap kepada semua hadirin dan tidak boleh hanya

memperhatikan salah satu di antara mereka.

4) Membuka dan menutup majelis dengan bacaan hamdalah,

shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan berdo'a yang

sesuai dengan majelisnya.

5) Menghindari keterangan yang tidak terjangkau

kemampuan hadirin.

6) Mengakhiri majelis dengan ceritera-ceritera untuk

menyenangkan hati mereka dan menghilangkan kejenuhan.

d. Berapakah usia al-muhaddis yang boleh mengajarkan hadis?

Sebagian berpendapat usia 50 tahun, ada yang menyatakan

usia 40 tahun. Pendapat yang shahih menyatakan; pada usia berapa

saja seseorang dapat memberikan hadis, asalkan sudah mampu dan

mempunyai keahlian yang dibutuhkan.

195

Page 190: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

e. Karya terkenal dalam bidang etika perawi hadis

1) al-Jaami'li Akhlaaq al-Raawi wa Adaab al-Saami', karya al- Khatib

al-Baghdadiy.

2) Jaami' bayaan al-Ilm wajadllih, wa ma yanbaghi fi riwayatih wa

hamlih, karya Ibn Abd. al-Barr.

2. Etika Pencari Hadis (Thalib Al-Hadis)

a. Pendahuluan

Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah keharusan seorang

pencari hadis untuk menghiasi dirinya dengan etika dan budi pekerti

yang mulia sesuai dengan ketinggian ilmu yang dicarinya, yaitu hadis

Rasulullah SAW. Etika tersebut sebagian sama dengan al-muhaddis dan

sebagian yang lain harus dimiliki secara sendiri oleh pencari hadis.

b. Syarat-syarat yang sama dengan al-muhaddis

1) Memperbaiki niat yang ikhlas semata-mata karena Allah

SWT.

2) Menghindari tujuan pencarian hadis sebagai sarana untuk

kepentingan duniawi, sebagaimana hadis yang ditakhrij oleh

Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a. :

الله تعالى لامن تعلم علما مما یبتغى بھ وجھ یتعلمھ إلا لیصیب بھ عرضا

من الدنیا لم یجدعرف الجنة یوم القیامة

3) Mengamalkan hadis yang pernah didengarnya.

c. Keistimewaan yang hanya dimiliki oleh thalib al-hadis

1) Senantiasa memohon taufiq, kekuatan, kemudahan dan

196

Page 191: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

pertolongan kepada Allah SWT.

2) Mempunyai motivasi tinggi dalam rangka mencapai

keberhasilan usaha mencari hadis.

3) Menghormati gurunya dan orang yang pernah menerimakan

hadis kepadanya dengan tujuan agar ilmu yang diterimanya

bermanfaat dan mengharap keridlaannya serta bersabar atas

kekerasan dan ketegasan gurunya, jika hal itu terjadi.

4) Memberikan petunjuk kepada teman-teman dan saudara

seperguruan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan tidak

menyimpannya sendiri karena menyimpan ilmu adalah

perbuatan tidak terhormat yang mengakibatkan kebodohan

dan kebohongan.

5) Tidak merasa malu dan tidak bersikap sombong dalam usaha

mendengar dan menerima ilmu, walaupun dari orang yang

lebih muda usianya dan lebih rendah kedudukannya.

6) Tidak hanya mendengar dan mencatat hadis tanpa

memahaminya, sebab yang demikian itu kurang memperoleh

hasil yang optimal.

7) Mendahulukan mendengar, menghafal dan memahami hadis

yang terdapat di Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,

kemudian secara berturut-turut Sunan Abu Daud, Sunan

Turmudzi, Sunan Nasa'iy, Musnad Ahmad, Muwaththa'-nya

Imam Malik, kitab-kitab Ilal seperti: Ilal al-Daruquthniy, Asma'al-

Tarikh al-Kabir oleh al-Bukhari, al-Jarh wa al-Ta'dil oleh Ibnu Abu

Hatim dan al-Nihayah (kitab gharib al-hadis) Ibnu al-Atsir.

197

Page 192: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

BAB VIIISNAD DAN PERMASALAHANNYA

A. Esensi IsnadIsnad adalah sebuah keistimewaan yang hanya dimiliki umat

Islam dan mengetahuinya merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

Oleh karenanya, wajib bagi kita berpegang teguh pada isnad ketika

meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan

pentingnya masalah tersebut, berikut ini beberapa pernyataan ulama

tentang isnad, di antaranya:

Ibnu al-Mubarak berkata:

" Isnad adalah merupakan bagian dari agama, seandainya tidakada isnad orang akan berkata sekehendaknya" .

Sufyan al-Tsauri menyatakan:

Page 193: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

" Isnad itu merupakan senjata bagi orang yang beriman".Upaya mencari isnad hingga mata rantai tertinggi adalah

merupakan perbuatan ulama salaf, sebagaimana pernyataanImam Ahmad bin Hambal:

لف ن س م نة ع ي س اد العال لب الإسن ط

" Mencari isnad yang tinggi kualitasnya adalah amalan(sunnah) yang dilakukan oleh ulama salaf " .

Sahabat Abdullah bin Mas'ud pernah mengadakan lawatandari kota Kufah ke kota Madinah hanya untuk belajar danmendengarkan hadis dari Umar. Karena itu mengadakan lawatanuntuk mencari hadis merupakan amalan sunnah yang ditempuhpara ulama salaf. Dan masih banyak sahabat yang lain jugamengadakan perjalanan yang sama, seperti Abu Ayyub, Jabirr.a., dan lain sebagainya.

1. al-lsnad al-‘Ali dan al-Nazil.

a. Pengertian

Menurut bahasa al-'ali berbentuk isim fa'il dari kata al-'uluwyang berarti: yang tinggi lawan kata dari al-nazil, isimfa'il dari kataal-nuzid yang berarti: yang turun.

Menurut istilah, al-lsnad al-'Ali adalah isnad yang jumlahperawinya sedikit bila dibandingkan dengan sanad lain darisuatu hadis yang perawinya lebih banyak.

Al-lsnad al-Nazil adalah isnad yang jumlah perawinya lebihbanyak bila dibandingkan dengan sanad lain dari suatu hadisyang jumlah perawinya lebih sedikit.

b. Macam-macam ketinggian isnad (al-Uluw).

Al-Uluw terbagi menjadi 5 macam, satu diantaranya uluw

200

Page 194: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

mutlak (absolut) dan yang lain uluw nisbi (relatif),:1) Dekat dengan Rasulullah SAW dan kualitas sanadnya

shahih. Bagian yang pertama ini dikatakan dengan uluwmutlak dan dipandang tinggi nilai sanadnya.

2) Dekat dengan imam hadis walaupun antara dia danRasulullah terdapat sejumlah perawi yang banyak dankualitas sanadnya shahih, seperti dekatnya kita dengan al-A'masy, Ibnu Juraih, Malik dan lain-lain.

3) Dekat dengan salah satu riwayat kutub al-sittah atau riwayatkitab mu'tamad yang lain. Bagian ketiga ini banyak dipakaioleh ulama mutaakhirin dan bentuknya ada 4 macam, yaitu:muwafaqah, ibdal atau badai, musawah dan musafahah.a) Muwafaqah; sampainya sanad kepada salah satu guru

penyusun kitab dengan melalui (memakai) sanad lainyang lebih sedikit jumlah perawinya bila dibandingkandengan sanadnya sendiri. Contohnya, riwayat IbnuHajar dalam syarah al-Nukhbah: "al-Bukharimeriwayatkan hadis dari Qutaibah dari Malik. Apabilasaya meriwayatkan melalui jalur sanad al-Bukhari,maka jumlah perawi antara saya dan Qutaibah adadelapan, tetapi bila melalui jalur sanad Abu al-Abbas al-Siraj (salah satu guru al-Bukhari) dari Qutaibah, perawiantara saya dan Qutaibah hanya tujuh.

Dengan demikian, saya berhasil bersama-sama al-Bukhari bertemu gurunya (Abu al-Abbas al-Siraj)dengan sanad Ali.120

b) Badai atau Ibda; sampainya sanad kepada guru dari gurusalah satu penyusun kitab hadis dengan sanad lain yangjumlah perawinya lebih sedikit dibandingkan melaluisanadnya sendiri. Contohnya, riwayat Ibnu Hajar: "Sayapernah meriwayatkan hadis melalui sanad lain, sehingga

120. Syarakh al-Nukhbah, hal. 61

201

Page 195: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sampai pada al-Qa'nabi (salah satu guru dari gurunya al- Bukhari)

dari Malik. al-Qa'nabi di sini sebagai ganti dari Qutaibah".

c) Musawah; persamaan jumlah perawi dalam sanad dengan sanad

dari salah satu penyusun kitab hadis. Contohnya, perkataan Ibnu

Hajar:"Imam Nasa'i pernah meriwayatkan suatu hadis yang

jumlah perawi antara dia dan Nabi SAW sebanyak sebelas orang

dan secara kebetulan saya meriwayatkannya melalui sanad lain

yang jumlah perawinya juga sebelas orang. Dengan demikian,

dari segi jumlah perawinya ada kesamaan antara saya dan al-

Nasa'i".

d) Musafahah; persamaan jumlah perawi dalam sanad dengan

sanad dari murid salah satu penyusun kitab hadis.

4) al-Uluw; didahului wafatnya perawi, maksudnya seperti dalam

pernyataan al-Nawawi: "Hadis yang saya riwayatkan dari tsalatsah

dari al-Baihaqi dari al-Hakim nilainya lebih tinggi dari pada hadis

yang saya riwayatkan dari tsalatsah dari Abu Bakar bin Khalaf dari al-

Hakim, karena didahului wafatnya al-Baihaqi dari Ibnu Khalaf.121

5) al-Uluw; didahului al-sama', yakni mendahulukan al-sama' dari seorang

guru, siapa yang lebih dulu mendengarkan dari seorang guru itu

nilainya lebih tinggi dari pada yang mendengar sesudahnya. Misalnya

2 orang mendengar riwayat dari seorang guru satu diantaranya

mendengarnya sejak enam puluh tahun yang lalu sedang yang lainnya

mendengar sejak empat puluh tahun dan ternyata jumlah perawinya

sama, maka yang pertama kualitasnya lebih tinggi dari pada yang

kedua dan yang demikian itu bisa dikuatkan dengan bukti pergaulan

perawi tersebut dengan gurunya.

121. al-Taqrib dengan syaraknya al-Tadrib, juz 2, hal. 168. Dalam kitab ini disebutkan bahwa wafatnyaal-Baihaqi pada tahun 458 H., dan Ibnu Khalaf wafat pada tahun 487 H.

202

Page 196: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Macam-macam Sanad Nazil

Macam sanad nazil juga ada 5 seperti pembagian dari al-uluw.

Adapun pengertiannya kebalikan dari tiap-tiap bagian al-uluw

sebagaimana keterangan di atas.

d. Nilai Isnad 'Ali dan Nazil

a) Menurut pendapat yang shahih sebagaimana dinyatakan

oleh mayoritas ulama, al-uluw lebih tinggi dari pada al-

nuzul, karena al-uluw jauh dari kemungkinan ada cacat,

sedangkan al-nuzul tidak. Ibnu al-Madiniy menyatakan

bahwa al-nuzul itu cacat bila ternyata sanadnya sama-sama

kuat antara al-uluw dan al-nuzul

b) Terkadang al-nuzul lebih tinggi dari al-uluw, karena sesuatu

sebab.122

e. Karya terkenal di bidang al-Uluw dan al-Nazil

Secara khusus belum ditemui karya tulis tentang sanad 'ali dan

sanad nazil namun para ulama telah menyusun secara tersendiri

unsur-unsurnya yang diberi nama " al-Tsulatsiyah" yakni beberapa

hadis yang jumlah perawi antara penyusun dengan Rasulullah SAW

ada 3 orang. Walaupun demikian usaha itu menunjukkan adanya

perhatian para ulama terhadap masalah tersebut. Karya tersebut

antara lain:

1) Tsulatsiyah al-Bukhariy karya Ibnu Hajar.

2) Tsulatsiyah Ahmad Ibnu Hambal.

2. al-Musalsala. Pengertian

Menurut bahasa al-musalsal berbentuk isim maful dari kata

203

122. Apabila para perawi dalam sanad al-nazil lebih tsiaah dari pada sanad al-nazil.

Page 197: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-silsilah yang berarti: bersambungnya sesuatu dengan sesuatu yang lain,

seperti silsilah al-hadid (rantai besi). Dikatakan demikian karena adanya

persambungan dan kesamaan dari masing-masing bagian.

Menurut istilah, al-musalsal adalah suatu hadis dimana para

perawinya saling mengikuti sifat atau keadaan perawi atau riwayat satu

sama lain. Maksudnya, seeara berturut-turut masing-masing perawi

dalam sanad hadis tersebut; terdapat kesesuaian sifat; terdapat

kesesuaian keadaan atau; terdapat kesesuaian sifat periwayatannya.

b. Macam-macam Musalsal

Berdasarkan definisi di atas, musalsal terbagi menjadi 3 macam,

yaitu: musalsal bi ahwal al-ruwat (musalsal dari segi keadaan perawinya),

musalsal bi shifah al-ruwat (musalsal dari segi sifat perawinya) dan musalsal

bi shifah al-riwayah (musalsal dari segi sifat periwayatannya).

1) Musalsal dari segi keadaan para perawi, dapat mengenai ucapan,

perbuatan atau ucapan dan perbuatan secara bersama-sama,

a) Ucapannya, seperti hadis Muadz bin Jabal yang menjelaskan

bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda padanya:123

اللھم أعنى: یا معاذ إنى أحبك فقل دبر كل صلاة

على ذكرك وشكرك وحسن عبادتكSetiap perawi yang meriwayatkan hadis ini selalu

mengucapkan kalimat:

b) Perbuatannya, seperti hadis Abu Hurairah ra.: 124

204

123. Ditakhrij oleh Abu Daud, bab al-witr.124. Ditakhrij oleh al-Hakim secara musalsal dalam kitab Ma'rifah Ulum al-Hadis, hal. 42

Page 198: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

خلق الله الأرض یوم السبت:بیدي أبو قاسم صلى الله عليه وسلم قالشبك

Setiap perawi yang meriwayatkan hadis ini selalu memegang

janggut seperti ketika Nabi SAW meriwayatkannya dan mengatakan

matan hadis tersebut.

2) Musalsal dari segi sifat para perawinya bisa juga berupa ucapan atau

perbuatan.

a) Berupa ucapan, seperti hadis musalsal tentang pembacaan surat al-

Shaf yang senantiasa dilakukan oleh para perawi ketika

meriwayatkannya. Al-Iraqiy menyatakan bahwa bentuk ini sama

dengan musalsal dari segi keadaan-keadaan

perawi yang berupa ucapan.

b) Berupa perbuatan, seperti persamaan nama-nama perawi, misalnya

sama-sama bernama Muhammad, persamaan

Setiap perawi yang meriwayatkan hadis ini selalu melakukan "

tasybik" , yakni mempertemukan jari-jarinya dengan jari-jari orang yang

diberi riwayat.

c) Ucapan dan perbuatan secara bersama-sama, seperti hadis Anas ra.:125

125. Ditakhrij oleh al-Hakim secara musalsal dalam kitab Ma'rifah Ulutn al-hadis, hal. 40

205

Page 199: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

keahlian, misalnya sama-sama ahli fiqh, sama-sama hafidh dan

persamaan suku bangsa, misalnya sama-sama dari Damaskus atau

sama-sama dari Mesir dan lain sebagainya.

3) Musalsal dari segi sifat-sifat periwayatan dapat mengenai:

a) Shighat riwayat hadis, yakni hadis yang setiap perawinya selalu

memakai shighat yang sama, seperti kata .أوb) Masa periwayatan, yakni hadis yang setiap perawinya selalu

meriwayatkannya pada waktu tertentu, misalnya pada setiap hari

raya.

c) Tempat periwayatan, misalnya hadis tentang do'a yang mustajab

yang selalu diucapkan pada tempat tertentu, seperti di Multazam.

Dari semua macam hadis musalsal di atas, yang paling tinggi

kualitasnya adalah yang terbukti kemuttasilannya dengan cara al-sama'

pada waktu menerimanya dan tidak terdapat tadlis.

Faedah mengetahui musalsal adalah untuk menambah penilaian

tentang kekokohan ingatan para perawi.

c. Letak Tasalsul dalam Sanad

Tasalsul tidak disyaratkan untuk seluruh sanad, maksudnya tidak

untuk seluruh rangkaian perawi dalam sanad, sehingga bisa terjadi di

tengah atau di akhir sanad.

d. Nilai Hadis Musalsal

Sedikit sekali hadis musalsal yang selamat dari cacat, walaupun pada

mulanya shahih, hal ini terjadi, jika sebuah hadis tidak diriwayatkan

dengan cara tasalsul.

e. Karya terkenal di bidang Hadis Musalsal.

1) al-Musalsal al-Kubrafi al-Ahadis, karya al-Suyuthiy yang

206

Page 200: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

berisi 85 hadis.

2) al-Manahil al-Silsilah fi al-Ahadis al-Musalsalah, karya Muhammad

Abd. al-Baqiy al-Ayyubiy yang berisi 212 hadis.

3. Riwayat Al-Akabir ‘An Al-Ashaghir

a. Pengertian

Menurut bahasa, al-akabir berbentuk jama' dari kata akbar dan al-

ashaghir berbentuk jama' dari kata ashghar yang berarti: riwayat orang besar

dari orang kecil.

Menurut istilah, riwayat al-akabir' an al-ashaghir adalah riwayat

seseorang yang berasal dari seseorang yang lebih muda usianya, lebih

rendah kedudukan, ilmu dan hafalannya. Maksudnya seorang perawi

meriwayatkan hadis yang berasal dari orang yang lebih muda usianya,

lebih rendah kedudukannya, seperti riwayat sahabat dari tabi'in dan riwayat

yang berasal dari orang yang lebih sedikit ilmu atau hafalannya, seperti

riwayat seorang alim yang hafidh dari seorang guru yang lebih tua darinya.

Hal ini tidak berlaku antar orang yang sejajar ilmunya.

b. Macam-Macamnya

Riwayat al-Kabir 'an al-Ashaghir terbagi menjadi 3, yaitu :

1) Seorang perawi yang umurnya lebih tua dan lebih tinggi

kedudukannya daripada sumber riwayat (marwi 'anhu), termasuk

juga ilmu dan hafalannya.

2) Seorang perawi yang lebih tinggi kemampuan ilmunya tidak

umurnya, seperti seorang hafidh yang alim dari seorang guru

yang lebih tua umurnya yang tidak hafidh, misalnya riwayat

Malik dari Abdullah bin Dinar.126

207

126. Malik adalah seorang imam yang hafidh dan Abdulah bin Dinar hanya seorang syaikh yang perawi,walaupun dia lebih tua dari Imam Malik.

Page 201: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

3) Seorang perawi yang lebih tua umurnya dan lebih tinggi

ilmunya, seperti riwayat al-Barqaniy dari al-Khatib.127

c. Contoh Riwayat Al-Akabir 'An Al-Ashaghir

1) Riwayat seorang sahabat dari tabi'in, seperti

riwayat'Abdillah dan lainnya dari Ka'b al-Ahbar.

2) Riwayat seorang tabi'in dari tabi'i al-tabi'in, seperti

riwayat Yahya bin Sa'id al-Anshariy dari Malik.

d. Faedahnya

1) Agar tidak diragukan bahwa orang yang memberi riwayat

lebih utama dan lebih tinggi dari para perawinya, karena

yang demikian itu biasa terjadi.

2) Agar tidak disangka bahwa sanadnya terbalik, karena

yang biasa terjadi adalah riwayat al-Ashaghir 'an al-Akabir.

e. Karya terkenal dalam bidang ini

Ada satu kitab dalam bidang ini, yaitu " Ma Rawahu al-Akabir

'an Ashaghir wa al-Aba" an Abna', karya al-Hafidh AbuYa'qub Ishaq

bin Ibrahim al-Waraq (wafat tahun 403 H).

4. Riwayat al-Aba' ‘an Abna’a. Pengertian

Dalam suatu sanad hadis ditemukan seorang ayahmeriwayatkan hadis dari anaknya, seperti hadis yangdiriwayatkan oleh al-Abbas bin Abdul Muthalib dari ayahnya(al-Fadlal).

b. Faedahnya

Agar tidak menimbulkan persangkaan bahwa sanadnya

208

127. al-Barqaniy lebih tua dan lebih tinggi ilunya dari pada al-Khatib, karena dia salah satugurunya.

Page 202: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

terbalik dan terdapat kesalahan, karena biasanya seorang anak

meriwayatkan hadis dari ayahnya. Tradisi ini menunjukkan sikap

tawadlu' para ulama dengan menerima ilmu dari siapa saja, walaupun

lebih muda usianya atau lebih tinggi ilmunya.

c. Karya terkenal dalam bidang ini

Kitab Riwayat al-Aba' 'an Abna', karya al-Khatib al- Baghdadiy.

5. Riwayat al-Abna' ‘An al-Aba'a. Pengertian

Dalam suatu sanad hadis ditemukan seorang anak meriwayatkan

hadis dari ayahnya saja atau dari ayah yang menerima dari kakeknya.

Pentingnya mempelajari masalah ini adalah untuk mengetahui

nama sebenarnya dari seorang ayah atau kakek yang tidak disebut

namanya.

b. Macam-Macamnya

1) Riwayat seorang perawi dari ayahnya (tanpa riwayat dari

kakeknya), bagian ini banyak terjadi, seperti riwayat Abu al-

Asya' dari ayahnya.128

2) Riwayat seorang perawi dari ayah dan kakeknya atau dari ayah,

kakek dan seterusnya, seperti riwayat Amr bin Syu'aib dari ayah

dan kakeknya.129

209

128. Ada beberapa pendapat tentang nama Abu al-'Asyara' dan ayahnya, dan yang paling masyhuradalah Usamah bin Malik.

129. Nasab Amr adalah sebagai berikut : 'Amr bin Syu'aib bin Muhammad bin Abdullah bin 'Amrbin al-'Ash. Dari nasab ini kakek 'Amr adalah Muhammad, tetapi para ulama yangmenemukan dari hasil penelitiannya bahwa dlamir kalimat "jaddihi" adalah kembali padaSyu'aib, sehingga kakeknya adalah Abdullah bin 'Amr yaitu seorang sahabat yang terkenal.

Page 203: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Faedahnya

1) Untuk mengetahui nama seorang ayah (al-ab) atau kakek (al-

jad) yang tidak disebut secara jelas.

2) Untuk mengetahui secara jelas maksud dari kata al-jad (kakek),

apakah dia kakek dari seorang anak atau kakek dari seorang

ayah.

d. Karya terkenal di bidang Riwayat al-Abna' 'An al-Aba'

1) Riwayah al-Abna' 'an Abaihim karya Abu Nashr Ubaidillah

bin Sa'id al-Wailiy.

2) Kitab al-Wasyyi al-Muallim fi man rawa 'an Abihi 'an jaddihi

'an al-Nabi SAW , karya al-Hafidh al-'Alaiy.

6. Riwayat al-Aqran dan al-Mudabbaj

a. Pengertian

Menurut bahasa, al-Aqran berbentuk jama' dari kata qarin yang

berarti: al-mashahib (kawan-kawan). Menurut istilah, riwayat al-

Aqran adalah perawi yang meriwayatkan hadis dari kawan-kawan

yang sebaya umurnya dan seperguruan, seperti riwayat Sulaiman al-

Taimiy dari Mas'ar bin Kidam. Kedua perawi tersebut kawan

sebaya dan kita belum pernah mengetahui riwayat Mas'ar dari al-

Taimiy.

Al-Mudabbaj menurut bahasa adalah isim maf'ul dari al- tadbij

yang berarti: tazyin (selaras). Kata al-tadbij berasal dari kata

Dibajatay al-wajh ay al-Khaddam (kesamaan dua sisi wajah).

Dikatakan demikian karena ada kesamaan perawi dan sumber

riwayat (al-Marwi 'Anhu).

Menurut istilah, riwayat al-mudabbaj adalah 2 orang perawi

sekawan yang saling meriwayatkan.

Contohnya:

1) Sahabat, seperti riwayat Aisyah dari Abu Hurairah dan Abu

2 1 0

Page 204: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Hurairah dari Aisyah.

2) Tabi'in, seperti riwayat al-Zuhriy dari Umar bin Abd. Aziz dan

riwayat Umar bin Abd. Aziz dari al-Zuhriy.

3) Tabi'i al-tabi'in, seperti riwayat Malik dari al-Auza'iy dan riwayat

al-Auza'iy dari Malik.

b. Faedahnya

1) Untuk menghindari timbulnya persangkaan, bahwa dalam

sanad terdapat penambahan.130

2) Untuk menghindari timbulnya persangkaan tentang adanya

penggantian عن dengan و131c. Karya terkenal di bidang Riwayat al-Aqran dan al-

Mudabbaj

1) al-Mudabbaj, karya al-Daruquthniy.2) Riwayah al-Aqran, karya Abu al-Syaikh al-Ashbihaniy.

7. Riwayat al’Sabiq dan al'Lahiq

a. Pengertian

Al-sabiq adalah isim fa'il dari kata sabq yang berarti: yang

mendahului. Sedangkan al-lahiq adalah isimfa'il dari al-lihaq yang

berarti: yang akhir, maksudnya perawi yang meninggalnya lebih

dulu disebut al-sabiq dan yang meninggalnya terakhir disebut al-

lahiq.

Menurut istilah, riwayat al-sabiq dan al-lahiq adalah 2 orang

perawi yang pernah bereama-sama menerima hadis dari seorang

130. Sebab biasanya seorang murid meriwayatkan dari gurunya, maka jika meriwayatkan dari seorangteman terkadang menimbulkan persangkaan bahwa dia tidak pernah belajar dari teman tersebut,sehingga penyebutan teman tersebut adalah hanya merupakan tambahan yang perlu dihapus.

131. Agar pendengar dan pembaca riwayat tersebut tidak ragu-ragu dengan

mengatakan و dan mengira bahwa asal sanad tersebut. عن

211

Page 205: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

guru, kemudian salah seorang dari keduanya meninggal dunia, maka

riwayat yang disampaikan oleh perawi yang meninggal mendahului

kawannya disebut dengan riwayah al-sabiq, sedangkan riwayat yang

disampaikan oleh perawi yang terakhir meninggalnya disebut riwayah al-

lahiq.

b. Contoh Riwayat al-Sabiq dan al-Lahiq

1) al-Bukhariy secara bersama-sama dengan al-Khaffaf

meriwayatkan hadis dari Muhammad bin Ishaq al-Siraj,132 dan

al-Bukhariy meninggal lebih dulu dari pada al-Khaffaf dengan

tenggang waktu sekitar 137 tahun.133

2) al-Zuhriy secara bersama-sama dengan Ahmad bin Ismail al-

Sahmiy meriwayatkan hadis dari Imam Malik, dan tenggang

waktu meninggalnya sekitar 135 tahun, karena al-Zuhriy

meninggal pada tahun 124 dan al-Sahmiy pada tahun 259. Jadi

jelasnya, bahwa al-Zuhriy lebih tua dari pada Malik, karena dia

termasuk golongan tabi'in sedangkan Imam Malik dari golongan

tabi'i al-tabi'in. Dengan demikian riwayat al-Zuhriy dari Malik

termasuk riwayat al-Akabir'an al-Ashaghir sebagaimana keterangan

di atas, demikian juga al-Shamiy lebih muda dari pada Malik

disamping umur al-Sahmiy panjang karena mencapai sekitar 100

tahun. Karenanya ada perbedaan waktu meninggalnya dengan al-

Zuhriy.

Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa perawi sabiq

adalah guru dari sumber riwayat (Marwi 'Anhu) dan perawi lahiq

adalah murid yang panjang umurnya.

132. al-Siraj lahir pada tahun 216 dan meninggal pada tahun 313, jadi umurnya 97.133. al-Bukhariy meninggal pada tahun 256 H. dan Abu Husain Ahmad bin Muhammad al-

Khaffaf al-Naisaburiy meninggal pada tahun 393 dan sebagian mengatakan 394 atau 395.

2 1 2

Page 206: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Faedahnya.

1) Untuk menetapkan ketinggian sanad.2) Agar tidak diduga terjadi pemutusan sanad lahiq.

d. Karya terkenal di bidang Riwayat al-Sabiq dan al-Lahiq

Kitab al-Sabiq wa al-Lahiq, karya al-Khatib al-Baghdadiy

B. Mengetahui Para Perawi Hadis 1.

Sahabata. Pengertian

Menurut bahasa al-shahabah adalah bentuk mashdar yang

berarti: al-shuhbah (seorang teman). Sebagian mengatakan searti

dengan kata al-shahabiy, al-shahih, yang banyak dipakai adalah kata

al-shahaabah yang berarti: al-ashaab.

Menurut istilah, al-shahabah adalah orang yang pernah

bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dalam keadaan Islam dan

selanjutnya mati juga dalam keadaan Islam, walaupun pernah

murtad. Demikian menurut pendapat yang shahih.

b. Faedah mengetahui sahabat

Mengetahui sahabat adalah sangat besar manfaatnya. Antara

lain, adalah untuk mengetahui mana hadis yang muttashil dan mana

hadis yang mursal.

c. Cara mengetahui sahabat

Sahabat bisa diketahui dengan salah satu cara dari 5 cara

berikut:

1) Dengan berdasarkan informasi dari hadis mutawatir, seperti Abu

Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra. dan sepuluh sahabat

lainnya yang dinyatakan mendapat jaminan masuk surga.

213

Page 207: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Dengan berdasarkan informasi dari hadis masyhur, seperti Diaman

bin Tsa'labah dan'Ukasyah bin Muhshin.

3) Dengan melalui berita dari sahabat lain.

4) Dengan melalui berita dari seorang tabi'in yang tsiqah.

5) Dengan melalui pengakuan sahabat itu sendiri yang dikenal

adil dan pengakuannya bisa diterima.134

d. Keadilan sahabat

Seluruh sahabat adalah adil, baik yang pernah terlibat fitnah (konflik

politik) atau tidak. Demikian menurut ijma' para ulama. Maksud adil

disini adalah terhindarnya mereka dari unsur kesengajaan berdusta dan

berbuat kesalahan dalam meriwayatkan hadis yang berakibat tidak bisa

diterima riwayatnya. Jadi semua riwayat mereka bisa diterima tanpa harus

meneliti keadilannya. Sedangkan terhadap mereka yang terlibat fitnah

hendaknya kita berprasangka baik (Husnu Al-Dhan), karena para sahabat

adalah pembawa syari'at dan merekalah sebaik-baik generasi.

e. Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis

Ada 6 sahabat yang tergolong paling banyak meriwayatkan hadis,

secara berturut-turut adalah sebagai berikut:

1) Abu Hurairah ra., beliau meriwayatkan 5.374 hadis dan lebih dari

300 perawi yang meriwayatkan hadis damya.

2) Ibnu Umar ra., beliau meriwayatkan 2.630 hadis.

3) Anas bin Malik ra., beliau meriwayatkan 2.286 hadis.

4) Aisyah Ummu al-Mu'minin ra., beliau meriwayatkan 2.210 hadis.

134. Pengakuan tersebut bisa diterima apabila terjadi pada masa sebelum 100 tahun dariwafatnya Nabi SAW. Apabila pengakuannya terjadi setelah 100 tahun dari wafatnyaNabi SAW, tidak dapat diakui, seperti pengakuan seorang yang bernama Ratn al-Hindiy yang terjadi pada 600 tahun setelah hijrah Nabi SAW. Sebenarnya dia adalahseorang yang berpredikat dajjal (pembohong) sebagaimana dinyatakan oleh al-Dzahabiy dalam bukunya al-Mizan, juz II, hal. 45

2 1 4

Page 208: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

5) Ibnu 'Abbas ra., beliau meriwayatkan 1.660 hadis.6) Jabir bin Abdullah ra., beliau meriwayatkan 1.540 hadis.

f. Sahabat yang paling banyak fatwanya

Menurut Masruq, sahabat yang terkenal paling banyak fatwanya ada

7 orang, yakni:

1) Abdullah bin Abbas ra.

2) Umar bin al-Khaththab ra.

3) Ali bin Abi Thalib ra.

4) Ubay bin Ka'ab ra.

5) Zaid bin Tsabitra.

6) Abu Darda'ra.

7) Ibnu Mas'ud ra.

g. Sahabat yang mendapat gelar Abdullah

Sahabat yang memiliki nama depan " Abdullah", sebenarnya

berjumlah sekitar 300 orang. Di antara mereka yang benar-benar mendapat

gelar Abdullah hanya 4 sahabat, yakni:

1) Abdullah bin Umar ra.

2) Abdullah bin Abbas ra.

3) Abdullah bin Zubairra.

4) Abdullah bin Amr bin Abbas ra.

Keistimewaannya, mereka termasuk ulama sahabat yang wafatnya

belakangan, sehingga ilmunya bisa dipakai sebagai hujjah. Jika mereka

bersepakat tentang sesuatu dalam fatwanya maka populer dikatakan: ini

adalah pendapat Abdillah.

h. Jumlah Sahabat

Jumlah yang pasti dari banyaknya sahabat masih belum diketahui,

namun sebagian ulama berpendapat, lebih dari 100.000. Pendapat yang

paling terkenal adalah sebagaimana pernyataan Abu

Page 209: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Zar'ah al-Raziy:135

من ألفاقبض رسول الله صلى الله عليه وسلم عن مائة ألف وأربعة عشر وى عنھ وسمعالصحابة ممن ر

منھ" Rasulullah wafat dengan meninggalkan 114.000 sahabat yangpernah mendengar dan meriwayatkan hadis dari beliau" .

i. Tingkatan Sahabat

para ulama berbeda berpendapat dalam menentukan tingkatan

sahabat. Sebagian mengkaitkan dengan siapa yang lebih dulu masuk

Islam, yang mengikuti hijrah Nabi SAW., atau mengikuti berbagai

peperangan yang penting. Sebagian ulama juga mengkaitkan dengan

faktor lain, sehingga pembagiannya tergantung pada hasil ijtihad

mereka. Pembahan tingkatan tersebut antara lain :

1) Ibnu Sa'd membagi menjadi 5 tingkatan.

2) Al-Hakim membagi menjadi 12 tingkatan.

j. Sahabat paling utama

Ijma' (konsensus) ulama Ahlu Sunnah menetapkan secara

berurutan, bahwa sahabat yang paling utama adalah Abu Bakar al-

Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,

sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk surga, penakut perang

Badar, pengikut perang Uhud kemudian yang menghadiri Bai'ah al-

Ridlwan.

k. Sahabat yang pertama-tama masuk Islam

1) Dari golongan laki-laki dewasa dan merdeka adalah Abu Bakar

135. al-Taqrib ma'a al-Tadrib, juz II, hal. 22

2 1 6

Page 210: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Shiddiq ra.

2) Dari golongan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.

3) Dari golongan perempuan adalah Khadijah ra.

4) Dari golongan budak (mawaliy) adalah Zaid bin Haritsah ra.

5) Dari golongan hamba sahaya adalah Bilal ra.

1. Sahabat yang wafatnya paling akhir.

Sahabat yang wafatnya paling akhir adalah Abu al-Thufail 'Amir

bin Watsilah al-Laitsiy (wafat tahun 100 H.) di kota Makkah. Sebagian

ulama mengatakan, beliau wafat di atas tahun 100 H. Kemudian,

sahabat yang wafat sebelumnya adalah Anas bin Malik (wafat tahun 93

H.) di kota Bashrah.

m. Karya terkenal di bidang ilmu sahabat

1) al-Shabah fi Ta'yiir al-Shahabah, karya Ibnu Hajar al- Asqalaniy.

2) Asad al-Ghabah fi Ma'rifah al-Shahabah, karya Ali bin

Muhammad al-Jazariy yang terkenal dengan sebutan Ibnu al-

Atsir.

3) Al-Isti’abfi Asma ' al-Ashab, karya Ibnu Abd al-Bar.

4) Tabi’in

a. Pengertian

Menurut bahasa al-tabi'uun bentuk jama' dari kata taabi'iy atau

taabi'uun, sedang kata taabi’ bentuk isimfa'il dari kata tabi'a yang berarti:

berjalan di belakangnya.

Menurut istilah, tabi'in adalah orang yang pernah bertemu sahabat

dalam keadaan Islam dan wafat juga dalam keadaan Islam. Sebagian

berpendapat, tabi'in adalah orang yang pernah bergaul

217

Page 211: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dengan sahabat.

Faedah mengetahui tabi'in adalah agar dapat membedakan antara

hadis yang mursal dan hadis yang muttashil.

b. Tingkatan Tabi'in

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan tingkatan tabi'in,

yakni:

1) Imam Muslim membagi menjadi 3 tingkatan.

2) Ibnu Sa'ad membagi menjadi 4 tingkatan.

3) Al-Hakim membagi menjadi 15 tingkatan, yang utama di

antaranya adalah tabi'in yang pernah bertemu dengan sepuluh

sahabat yang dijamin masuk surga.

c. Muhadlramun

Muhadlramun adalah orang yang mengalami hidup pada zaman

jahiliyah dan hidup pada zaman Rasulullah SAW dalam keadaan

Islam, tetapi tidak pernah bertemu dengan Nabi. Mereka termasuk

golongan tabi'in. Demikian menurut pendapat yang shahih. Adapun

jumlah muhadlramun menurut Imam Muslim ada sekitar 20 orang.

Pendapat yang shahih, muhadlramun lebih dari 20 orang. Di antaranya

adalah Abu Usman al-Nahdiy dan Aswad bin Yazid al-Nakha'iy.

d. Tujuh tabi'in ahli fiqh.

Sebagian dari tabi'in besar ada 7 orang yang ahli fiq, semuanya

berasal dari kota Madinah. Mereka adalah Sa'id bin Musayyab, Qasim

bin Muhammad, 'Urwah bin Zubair, Kharijah bin Zaid, Abu Salamah

bin Abd. Rahman, Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah dan Sulaiman bin

Yasar.136

2 1 8

136. Ibnu al-Muharak menggantikan Abu Salamah dengan Salim bin Abdillah bin Umar, dan Abu al-Zanadmenggantikan Salim bin Abdillah bin Umar, dan Abu al-Zanad dengan Abu Bakar bin Abdurrahman.

Page 212: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

e. Tabi'in yang paling utama

Ada beberapa pendapat ulama tentang tabi'in yang paling utama.

Pendapat paling masyhur menyatakan, bahwa Sa'id bin Musayyab adalah

tabi'in yang paling utama. Abu Abdillah Muhammad bin Khatif al-

Syairaziy menjelaskan:

1) Ahli Madinah mengatakan bahwa tabi'in yang utama adalah Sa'id

bin Musayyab.

2) Ahli Kufah mengatakan Uwais al-Qamiy.

3) Ahli Bashrah mengatakan Hasan al-Bashriy.

Di kalangan tabi'in wanita adalah Hafshah binti Sirin dan Umarah

binti Abdurrahman. Dan yang mendekati keduanya adalah Ummu al-

Darda'.137

f. Karya yang paling populer di bidang ilmu tabi'in

Yaitu, kitab Ma'rifah al-Tabi'in, karya Abu al-Muthraf bin Fathis

al-Andalusiy.138

3. Al-lkhwan dan Al-Akhawata. Pendahuluan

Ilmu ini adalah sebagian dari pengetahuan ahli hadis yang telah

digali dengan susah payah dan telah tersusun secara tersendiri, untuk

mengetahui siapakah sebenarnya saudara laki-laki dan saudara

perempuan dari para perawi hadis pada setiap generasi (thabaqat).

Penyusunan bidang pembahasan secara tersendiri ini menunjukkan

besarnya perhatian ulama hadis terhadap para perawi hadis untuk

mengetahui nasab dan saudara-saudara mereka

137. Ummu al-Darda'adalah Ummu al-Darda'al-Sughra, yang nama aslinya Hujaimahada yang mengatakan Juhaimah. Dia adalah istri Abu Darda'. Adapun Ummu al-Darda' al-Kubra juga istri Abu Darda' yang bernama Khairah yang termasuksahabat.

138. Lihat al-Risalah al-Mustatharrifah, hal. 105

219

Page 213: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

sebagaimana uraian dibawah ini.

Faedahnya adalah agar tidak menganggap sesaudara terhadap

seseorang yang secara kebetulan ada kesamaan nama ayahnya, seperti

Abdullah bin Dinar dan 'Amr bin Dinar. Bagi orang yang tidak

mengerti akan mengira bahwa keduanya adalah sesaudara, padahal

tidak, walaupun nama ayahnya sama.

b. Contoh perawi yang sesaudara

1) Dua bersaudara dari kalangan sahabat, yaitu Umar dan Zaid

ibn al-Khaththab.

2) Tiga bersaudara dari kalangan sahabat, yaitu Ali, Ja'far dan

Uqail ibn Abi Thalib.

3) Empat bersaudara dari kalangan tabi'i al-tabi'in, yaitu Suhail,

Abdullah, Muhammad dan Shalih ibn Abi Sahlih.

4) Lima bersaudara dari kalangan tabi'i al-tabi'in, yaitu Sufyan,

Adam, Imran, Muhammad dan Ibrahim ibn Uyainah.

5) Enam bersaudara dari kalangan tabi'in, yaitu Muhammad,

Anas, Yahya, Ma'bad, Hafshah dan karimah ibn Sirin.

6) Tujuh bersaudara dari kalangan sahabat, yaitu Nu'man,

Mu'qil, Uqail, Suwaid, Sinan, Abdurrahman dan Abdullah ibn

Muqran.

Tujuh saudara tersebut semuanya mengikuti hijrah Nabi

SAW dan tidak ada satupun yang musyrik,139 dan dikatakan

pula bahwa mereka juga mengikuti perang Khandak.

c. Karya terkenal di bidang al-Ikhwan dan al-Akhwat

1) Kitab al-Ikhzvah, karya Abu al-Mutharrif bin fathis al-

Andalusiy.

139. Belum pernah ditemukan tujuh bersaudara dari kalangan sahabat yang semuanyamengikuti hijrah Nabi SAW kecuali mereka.

220

Page 214: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Kitab al-Ikhwah, karya Abu Abbas al-Siraj.140

4. Al-Muttafiq dan Al-Muftariq

a. Pengertian

Menurut bahasa al-muttafaq adalah isim fa'il dari ittifaq yang

berarti: yang sesuai. Sedangkan al-Muftariq adalah isim fa'il dari al-

iftiraq lawan kata al-ittifaq.

Menurut istilah, al-Ittifaq adalah persesuaian antara perawi satu

dengan yang lain mengenai nama asli, nama samaran, katurunan

dan lain sebagainya dalam ucapan dan bentuk tulisannya, tetapi

berlainan orangnya.141 Seperti nama al-Khalil bin Ahmad sebanyak

6 orang, yang pertama-tama mempunyai nama tersebut adalah

Syaikh Sibawaih, nama Ahmad bin Ja'far bin Hamdan sebanyak 4

orang yang hidup dalam satu generasi dan Umar bin al-Khaththab

sebanyak 6 orang.142

b. Faedahnya.

Masalah ini adalah perlu sekali untuk diketahui, sebab tidak

sedikit orang yang sudah termasuk ulama besar pernah mengalami

kesalahan dalam bidang ini. Faedah lainnya adalah :

1) Agar tidak terjadi salah sangka bahwa ada beberapa perawi yang

mempunyai kesamaan nama dianggap satu orang, padahal

banyak jumlahnya.143

140. Nama al-Siraj adalah dinisbatkan dengan pekerjaannya sebagai pembuat lampu,konon salah satu kakeknya juga perajin lampu yang dikenal sebagai ahli hadis padamasa Naisaburiy, dimana Imam al-Bukhariy dan Imam Muslim pernahmeriwayatkan hadis darinya. Beliau wafat pada tahun 313 H.

141. Persesuaian dari segi nama saja itu jarang terjadi.142. Ini adalah contoh paling aneh yang pernah saya lihat di kitab al-Muttafiq wa al-

Muftariq, karya al-Khatib. Jumlah perawi-perawi yang mempunyai kesamaan namadalam kitab tersebut adalah tujuh belas orang.

143. Lihat syarah al-Nukhbah, hal. 68

221

Page 215: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Untuk menghindari perjumlahan (perserupaan) tentang siapakah

yang dimaksudkan dari sekian banyak nama-nama perawi yang

sama itu, sebab mungkin diantara mereka ada yang siqah dan

lainnya dla'if, sehingga dinyatakan dla'if pada hadis yang

sebenarnya shahih atau sebaliknya.

c. Kapan kesamaan nama tersebut dianggapMuttafiq ?

Kesamaan nama bagi dua atau beberapa perawi itu dianggap

muttafiq apabila mereka hidup dalam satu masa (generasi) dan nama

sebagian guru-guru mereka atau perawi-perawi yang meriwayatkan

hadis dari mereka juga sama. Jika mereka tidak segenerasi tidak

menjadi masalah.

d. Karya terkenal di bidang al-Ittifaq dan al-Infiraq

1) Kitab al-Muttafiq wa al-Muftariq, karya al-Khatib al-Baghdadiy

yang dikenal luas dan bagus pembahasannya.144

2) Kitab al-Ansaab wa al-Muttafiqah/ karya al-Hafidh Muhammad

bin Thahir (wafat tahun 507 H.) Kitab ini khusus tentang

muttafiq.

5. Al-Mu’talif Wa Al-Mukhtalifa. Pengertian

Al-Mu'talif menurut bahasa adalah bentuk isim fa'il dari mashdar "

al-i'tilaaf" yang searti dengan ijtimaa' (berkumpul) atau al-talaaqiy

(saling bertemu) lawan kata al-nafrah (lari). Al-Mukhtalif

144. dari kitab tersebut akan kita temukan catatan yang belum sempurna disebuah perpustakaanAs'ad Afandiy di Istambul No. 2097 yang tercantum dalam 239 lembar, yaitu mulai dariawal juz X sampai pada bagian akhir juz XVIII yang sekaligus merupakan bagian akhirkitab tersebut. Pada salah satu bagian kitab tersebut juga menyebutkan masalah ini menurutcatatan al-Syaikh Abdullah bin Hamid mulai juz I sampai akhir juz IX.

222

Page 216: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

bentuk isim fa'il dari mashdar “al-Ikhtilaf" (bertentangan) lawan kata al-

Ittifaaq (sepakat/setuju).

Menurut istilah, al-Mu'talif adalah kesesuaian nama, gelar, nama

panggilan atau nasab dari segi khathnya (tulisannya) dan berbeda

lafalnya.145

b. Contoh

1) Dua perawi yang namanya tertulis " سلام ", yang pertama lam-

nya dibaca ringan (salaam) sedang yang kedua lam-nya

ditasydid (sallaam).

2) Dua perawi yang namanya tertulis "مسور", yang pertama

dibaca dengan mim yang kasrah, sin-nya disukun dan wawu-

nya dibaca ringan (baca: Miswar) sedang yang kedua dibaca

dengan mim yang didlamah, sin-nya di fathah dan wau-nya

ditasydid (baca: Musawwir).

3) Dua perawi yang namanya tertulis"البزاز" dan "البزار", yang

pertama, lafal terakhirnya za' (baca: Bazzaz) sedangkan yang

kedua lafal terakhirnya ra' (baca: Bazzar).

4) Dua perawi yang namanya tertulis " "الثوزي dan الثوزي" ", yang

pertama memakai lafal tsa' dan ra' (baca: al-Tsauriy) sedang

yang kedua memakai ta'dan za' (baca: al-Tauziy).

c. Apakah terdapat batasan tertentu tentang nama-nama tersebut?

1) Sebagian besar tidak mempunyai batasan tertentu karena

sudah banyak dikenal. Mengenal perawi dengan nama tertentu

tersebut berdasarkan hafalan.

2) Sebagian ada yang mempunyai batasan tertentu dan ini ada 2

macam:

a) Apabila dinisbatkan kepada satu atau beberapa kitab

tertentu, seperti yang disebutkan nama"یساار" (baca:

145. Baik letak perbedaan lafal tersebut dari segi titik atau syakalnya.

223

Page 217: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Yasaar) yang terdapat dalam kitab al-Shahihain dan al-

Muwaththa' tidak lain yang dimaksud adalah Muhammad

bin" بشار " (baca: Basysyaar).

b) Mempunyai batasan secara umum, maksudnya tidak

terikat dengan kitab tertentu, seperti nama " "سلام

semuanya memakai tasydid dan hanya ada 5 kata yang

tidak bertasydid.

d. Faedahnya

Mengerti tentang mu'talifdan mukhtalif adalah sangat penting untuk

mengetahui nama-nama perawi yang sebenarnya, sehingga Ali bin al-

Madiniy menyatakan, " bentuk tashif yang paling hebat adalah pada nama-

nama perawi" sebab dia tidak bisa dimasukkan qiyas dan tidak ada

dalilnya.146 Jadi faedahnya adalah untuk menghindari kekeliruan

ketika menyebutkan nama-nama perawi tertentu.

e. Karya terkenal di bidang al-Mu'talifdan al-Mukhtalif

1) Kitab al-Mu'talifdan al-Mukhtalif karya Abdul Gahni Said.

2) Kitab al-Akmaal karya Ibnu Makula dan catatan kakinya oleh

Abu Bakar bin Nuqthah.

6. al-Mutasyabih147

a. Pengertian

Al-Mutasyabih adalah isim fa'il dari mashdar " al-tasyaabuh"

semakna dengan al-tamaasul yang berarti: serupa.

146. Lihat al-Nukhbah, hal. 68147. Masalah ini terkait erat dengan dua macam bahasan di atas yaitu tentang Muttafiq

dan Muftariq serta Mu'talif dan Mukhtalif.

224

Page 218: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

Menurut istilah, al-mutasyabih adalah keserupaan nama- nama

perawi, baik lafal dan tulisannya (khathnya) dan berlainan nama orang

tuanya (ayahnya) dari segi lafal, tidak tulisannya atau sebaliknya.148

b. Contoh

1) Dua perawi yang mempunyai nama yang tertulis "محمد بنyang ,"عقیل pertama dibaca dengan lafal ain yang didlamah dan

yang kedua dibaca fathah. Dua perawi tersebut serupa namanya

dan berbeda nama orang tuanya (ayahnya).

2) Dua perawi, yang satu namanya tertulis "شریح بن النعمان"

(memakai huruf Syin) dan yang lainnya "شریح بن النعمان"

memakai hurufSyin ). Kedua perawi tersebut berbeda dan

serupa nama orang tuanya (ayahnya).

c. Faedahnya

Faedah mengetahui mutasyabih adalah agar tepat dalam

menyebutkan nama-nama perawi, terhindar dari salah ucap dan tidak

terjebak dalam tashif serta menghilangkan keraguan.

d. Bentuk-bentukdari Mutasyabih

Ada beberapa bentuk lain dari mutasyabih, yang paling penting

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Kesamaan nama perawi dan ayahnya kecuali berbeda satu ataudua huruf, seperti: جببرو محمد بنحنینمحمد بن

2) Kesamaan nama perawi dan ayahnya, baik berupa tulisan dan

lafalnya, tetapi berbeda permulaan dan akhirnya, hal ini ada dua

bentuk :

148. Walaupun serupa dari segi lafal dan tulisannya namun berbeda ucapannya dan ada kesamaan baiktulisan atau ucapan dari nama orang tuanya (ayahnya).

225

Page 219: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

a) Adakalanya terjadi pada dua nama dalam satu jumlah,

seperti: 149 بن الأسودبن یزید و یزیدالأسودb) Adakalanya terjadi pada sebagian huruf, seperti :

یوب بن سیار و أیوب بن یارىأ

e. Karya terkenal di bidang Mutasyabih

1) Talkhis al-Mutasyabih fi al-Rasm wa Himayah ma Usykila minhu 'an

Bawadiral-Tashnish wa al-Wahm, karya al-Khatib al-

Baghdadiy.

2) Taaliy al-Talkhis, karya al-Khatib. Kitab ini merupakan

penyempurnaan dari kitab di atas dan keduanya adalah

kitab yang bagus dan tertinggi di bidang ilmu ini.150

7. Al-Muhmala. Pengertian

Al-Muhmal menurut bahasa adalah bentuk isim maf'ul dari

mashdar " al-ihmaal" searti dengan kata al-tarku (meninggalkan).

Dikatakan demikian, karena seolah-olah si perawi telah

meninggalkan namanya tanpa menyebutkan tanda yang

membedakan dengan lainnya.

Menurut istilah, al-Muhmal adalah seorang perawi

meriwayatkan hadis dari dua orang yang sama namanya atau dari

dua orangyang namanya dan nama ayahnya sama dan seterusnya,

149. Bentuk seperti ini ada sementara ulama yang menamakannya dengan mutasyabih maqlubdan merupakan salah satu bentuk isbat dalam hati bukan dalam tulisan yang mungkin bisaterbalik dalam penyebutan terhadap sementara nama perawi. AL-Khatib menyusun kitabdalam bidang ini yang berjudul " Rafi'al-Irtiyabfi al- Maqlub min al-Asma' wa al-

Ansaab".

150. Ada dua naskah yang sempurna di perpustakaan Dar al-Kutub al-Mishriyah dan sya jugapunya satu judul naskah tentang kitab tersebut.

226

Page 220: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dan tidak terdapat tanda-tanda khusus yang membedakan antara satu

dengan lainnya.

b. Kapan Ihmal itu dianggap mengkhawatirkan?

Thmal itu dinyatakan bahaya bila salah satu di antara kedua perawi

tersebut bersifat tsiqah dan yang lainnya dla'if karena kita tidak mengerti

dari siapa di antara mereka yang sebenarnya yang diambil riwayatnya.

Bila kebetulan perawinya dla'if maka dla'iflah hadis tersebut. Jika

keduanya sama-sama tsiqah maka tidak berbahaya karena hadis yang

diriwayatkannya berkualitas shahih.

c. Contoh

1) Keduanya sama-sama tsiqah, seperti hadis yang pernah

diriwayatkan oleh al-Bukhariy dari Ahmad (tanpa menyebut

nasab) dari Ibnu Wahb. Nama Ahmad tersebut mungkin yang

dimaksud adalah Ahmad bin Shalih atau Ahmad bin Isa.

2) Yang satu tsiqah dan lainnya dla'if, seperti 2 orang perawi yang

sama-sama bernama Sulaiman bin Daud. Jika yang dimaksud

nama tersebut adalah al-Khaulaniy maka dia adalah perawi

yang tsiqah, namun jika yang dimaksud adalah al-Yamaniy

maka dia perawi yang dla'if.

d. Perbedaan antara Muhmal dan Mubham

Kalau muhmal disebut nama perawinya namun belum jelas siapa

sebenarnya nama tersebut, sedang mubham tidak disebut namanya.

e. Karya terkenal di bidang Muhmal

Yaitu, kitab al-Mukmalfi Bayan al-Muhmal, karya al-Khatib.

227

Page 221: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

1. Al-Mubhama. Pengertian

Al-Mubham menurut bahasa adalah bentuk isim maful dari al-

ibham (samar) lawan kata dari al-iidlaah (jelas).

Menurut istilah, al-mubham adalah seorang perawi yang tidak

disebutkan secara jelas namanya, baik dalam matan atau sanad atau

siapa orang yang ada hubungan riwayat dengannya.

b. Perlunya mengetahui Mubham

1) Untuk mengetahui keadaan perawi, jika terjadi dalam sanad,

sehingga bisa diketahui kualitas hadisnya.

2) Jika terjadi dalam matan, maka mempunyai banyak faedah

dan yang paling menonjol adalah bisa diketahuinya siapa

pelaku kisah dan si penanya sebenarnya. Jika dia baik maka

bisa diketahui keutamaannya, jika sebaliknya maka

selamatlah kita dari prasangka buruk.

c. Cara mengetahui Mubham

Mubham bisa diketahui dengan salah satu dari 2 cara berikut ini,

yaitu:

1) Dengan disebutkannya nama secara jelas pada riwayat lain.

2) Dari penentuan ahli sejarah.

d. Macam-macam Mubham

Dilihat dari segi sangat atau tidaknya ibham terdapat 4 macam,

yakni:

1) " "atau "رجل : sebagaimana hadis Ibn Abbas ,"امرآة

یا رسول الله صلى الله عليه وسلم: أن رجلا قال

الحج كل عام ؟ ھذا الرجل ھو الأقرع ابن حابس

228

Page 222: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

yang dimaksud dengan al-rajul dalam hadis diatas adalah al-

Aqra'ibn Habis.

229

2) " "الإبن atau "البنت", sebagimana hadis Ummi 'Athiyah:

ھى زینب رضي الله عنھابماء وسدر،.النبي صلى الله عليه وسلم بنتفى غسل

Yang dimaksud dengan bintu dalam hadis di atas adalah Zainab

radliyallahu anha.

3) "العم" atau "العمة", sebagaimana hadis:

إسم عمھ ظھیر. فى النھى عن المخابرةعميعن

رافعبن

nama 'Am yang dimaksud adalah Dhahir bin Rafi' dan seperti

hadis :

إسم. جابر التى بكت أباه لما قتل یوم أحدعمة

عمتھ فاطمة بنت عمرو

nama 'Ammah yang dimaksud adalah Fatimah binti'Amr.4) " " النوج atau" :sebagaimana hadis dalam Shahihain ,"الزوجة

إسم زوجھا سعد بن خولة. سبیعةزوج

nama Zauj (suami) yang dimaksud adalah Sa'ad bin Khaulah dan

seperti hadis:

. القرظى فطلقھاعبد الرحمن بن الزبیر التي كانت نحت رفاعةزوجة

إسمھا تمیمة بنت وھب

Page 223: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

nama Zaujah (istri) yang dimaksud adalah Tamimah binti Wahb.

e. Karya terkenal di bidang Mubham

Ulama yang menyusun kitab di bidang Mubham adalah banyak

sekali. Antara lain adalah Abdul Ghani bin Sa'id, al-Khatib dan al-

Nawawiy. Yang terbaik dan lengkap adalah kitab yang berjudul " al-

Mutafaad min Mubhamaat al-Matn wa al-Isnad" karya Waliyu al-Din al-

Iraqiy.

9. Perawi Wuhdan

a. Pengertian

Menurut bahasa, kata wuhdan adalah bentuk jama' dari kata

wahid yang berarti: satu. Menurut istilah, perawi wuhdan adalah para

perawi hadis di mana dari masing-masing perawi tersebut hanya

ada seorang saja yang meriwayatkan hadis darinya.

Faedah ilmu tentang perawi wuhdah adalah untuk mengetahui

perawi yang ternyata belum jelas identitasnya dan bisa ditolak

riwayatnya jika ternyata dia bukan sahabat.

b. Contohnya

1) Dari kalangan sahabat, seperti Urwah bin Mudlras, hanya

Sya'by yang meriwayatkan hadis darinya. Dan Musayyab

bin Hazan, hanya Said anaknya yang meriwayatkan hadis

darinya.

2) Dari kalangan tabi'in seperti Abul Usyarak, hanya

Hammad bin Salamah yang meriwayatkan hadis darinya.

c. Apakah al-Bukhariy dan Muslim mentakhrij hadis dari Perawi

Wuhdan?

230

Page 224: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

1) Al-Hakim dalam kitab al-Madkhal menyebutkan, bahwa

Imam Bukhariy dan Muslim tidak mentakhrij hadis dan

riwayat seperti ini dalam kitab shahih mereka.

2) Menurut sebagian besar ulama ahli hadis, banyak hadis dari

perawi wuhdan yang berasal dari kalangan sahabat terdapat

di kedua kitab shahihnya Imam Bukhariy dan Imam Muslim,

seperti:

-Hadis tentangwafatnya AbuThalib yang ditakhrij oleh

Imam Bukhariy dan Muslim dari Musayyab bin Hazan.

Hanya Qais bin Abu Hazim yang meriwayatkan hadis

tersebut dari Mardis al-Aslamiy.

عن مرداس الأسلام یذھب الصالحون الأول قیس بن أبى حازم

فالأول ولا راوى لمرداس غیر)أخرجھ البخارى(قیس

Hanya Qais bin Abu Hazim yang meriwayatkan

hadis ini dari Mardas al-Aslamiy. Hadis ini ditakhrij oleh

Imam al-Bukhariy.

d. Karya terkenal di bidang perawi wuhdah

Yaitu, kitab " al-Munfaradat wa al-Wuhdan" karya Imam Muslim.

10. Perawi yang memiliki banyak nama dan sifat

a. Pengertian

Yaitu, seorang perawi yang disifati dengan banyak nama gelar

dan nama panggilan. Contohnya seperti Muhammad bin Saib al-

Kalabiy, dia mempunyai beberapa nama, yaitu antara lain Abu Nadlar,

Hammad bin Saib, dan Abu Said.

2 3 1

Page 225: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Faedahnya

1) Agar tidak terjadi kerancuan pada nama seseorang dan

menghindari salah sangka bahwa nama tersebut milik orang

banyak.

2) Mengungkap adanya tadlis syuyukh.

c. Al-Khatib sering menggunakan hal itu pada guru-gurunya.

Sebagai contoh, al-Khatib pernah meriwayatkan hadis dari Abu

Qasim al-Azhariy, dari Ubaidillah bin Abu Fath al-Farisiy, dan dari

Ubaidillah bin Ahmad bin Usman al-Shairafiy, padahal nama- nama

tersebut adalah milik satu orang.

d. Karya terkenal dalam bidang ini

1) Jidlaah al-Asykal, karya al-Hafidh Abdul Ghaniy bin Said.

2) Mudlihu Auham al-Jama'I wa al-Tafriq, karya al-Khatib al- Baghdadiy.

11. Mengenal Mufradat dari nama asal, gelar dan namapanggilan

a. Maksud mufradat adalah seorang sahabat, perawi pada umumnya

atau salah satu ulama yang mempunyai nama asal, gelar atau nama

panggilan yang tidak sama dengan para perawi dan ulama lain.

Biasanya ia merupakan nama- nama yang asing dan sulit diucapkan.

b. Faedah mengetahuinya adalah agar tidak terjadi salah tulis atau

salah baca pada nama-nama yang asing tersebut,

c. Contoh

1) Tentang nama asal

a. Di kalangan sahabat, seperti nama Ahmad bin Ajyan

dan Sandar( ).سنداووعجیانبنأخمد

b. Selain sahabat, seperti nama Autsath bin Amr dan

Dlarib bin Naqir bin Saqir أوسط بن عمرو و ضارب(

232

Page 226: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

).بن ناقر بن ساقر2) Tentang gelar (kunyah)

a. Di kalangan sahabat, seperti al-Hamra, seorang

budak yang dimerdekakan Rasulullah SAW yang

nama asalnya Hilal bin Haris.

b. Selain sahabat, seperti Abu al-Abidin yang nama

asalnya Mu'awiyah bin Saburoh.

3) Tentang nama panggilan (laqab)

a. Di kalangan sahabat, seperti Sufyanah, seorang

budak yang dimerdekakan Rasulullah SAW yang

nama asalnya Mahram.

b. Selain sahabat, seperti Mandal yang nama asalnya

Amr bin Ali al-Ghazzi al-Kufi.

c. Karya terkenal di bidang Mufradat.

Al-Hafidh Ahmad bin Harun al-Bardijiy telah

mengarang sendiri di dalam sebuah kitab yang beliau

namakan dengan " al-Asma' al-mufradah". Bisa juga

dijumpai di bagiaan akhir dalam beberapa kitab yang

membahas tentang biografi perawi hadis, seperti kitab "

Taqrib al-Tahdzib" karya Ibnu Hajar.

12. Mengenal perawi yang terkenal dengan gelarnya

a. Maksud pembahasan ini

Yang dimaksud dengan pembahasan ini adalah untuk meneliti

para perawi yang terkenal dengan gelar (kunyah)-nya, agar bisa

diketahui nama aslinya yang tidak terkenal.

b. Faedahnya.

Terkadang ada seseorang yang pada suatu saat disebut dengan

nama aslinya yang tidak terkenal dan terkadang disebut dengan

gelarnya yang sudah dikenal, sehingga terjadi ambigu bagi orang

233

Page 227: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

yang belum mengenalnya dan menyangka bahwa kedua sebutan nama itu

adalah dua orang padahal satu. Untuk mengatasi hal ini perlu membahas

masalah perawi yang gelarnya lebih dikenal.

d. Sistem pembahasan masalah ini

Gelar dari seorang disusun berdasarkan tertib (urutan) huruf hijaiyah

kemudian disebut nama aslinya, seperti pada bab hamzah pertama

disebutkan " Abu Ishak" berikut nama aslinya dan di bab ba' disebut nama "

Abu Bisyr" berikut nama asalnya dan seterusnya.

d. Macam-macam perawi yang memiliki gelar dan contohnya

1) Nama asal dan gelarnya sama, seperti Abu Bilal al- As'ary.

2) Yang dikenal hanya gelarnya, dan tidak diketahui apakah

mempunyai nama asli atau tidak, seperti Abu Unas.

3) Seseorang yang disamping dikenal nama asalnya, juga gelar

(kunyah) dan nama panggilan, seperti Abu Turab nama panggilan

dari Ali bin Abi Thalib dan gelarnya Abu al-Hasan.

4) Seseorang yang mempunyai dua gelar atau lebih, seperti Ibnu

Juraij yang bergelar Abu Walid dan Abu Khalid.

5) Seseorang yang diperselisihkan gelarnya, seperti Usamah bin

Zaid, ada yang mengatakan bergelar Abu Muhammad, Abu

Abdillah dan Abu Kharijah.

6) Dikenal gelarnya dan diperselisihkan nama aslinya seperti Abu

Hurairah terdapat 30 pendapat tentang nama asal beliau dan nama

ayahnya. Pendapat yang masyhur adalah Abdur Rahman bin

Shahr.

7) Diperselisihkan nama asal dan gelarnya, seperti Sufyanah. Ada

yang mengatakan namanya Umair Shalih atau Mahram. Dan

gelarnya ada yang mengatakan Abu Abdur Rahman

234

Page 228: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

dan Abu Bakhtari.

8) Nama asal dan gelarnya sama-sama dikenal seperti Abu Abdillah

yang maksudnya adalah Sufyan al-Tsauriy, Malik, Muhammad

bin Idris al-Syafi'iy, Ahmad bin Hambal dan Abu Hanifah al-

Nu'man bin Tsabit.

9) Terkenal gelarnya dan diketahui nama asalnya, seperti Abu Idris

al-Khaulaniy yang nama asalnya Aidzullah.

10) Dikenal nama gelarnya sama, seperti Thalhah bin Ubaidillah al-

Taimiy, Abdur Rahman bin Arif dan Hasan bin Ali bin Abu

Thalib yang Guruhnya bergelar Abu Muhammad.

e. Karya terkenal di bidang gelar (kunyah) perawi.

Ada beberapa ulama yang menyusun buku tentang gelar perawi

hadis, di antaranya adalah Ali bin al-Madiniy, Muslim, Nasa'iy dan

yang paling populer adalah kitab " al-Kunaa wa al-Asma", karya al-

Daulabiy Abu Basyar Muhammad Ahmad (wafat tahun 310 H.).

13. Mengenal Gelar (Laqab) Perawi Hadis

a. Pengertian

Laqab adalah setiap sifat dari perawi yang memberikan kesan

menjunjung dan memuji atau menjatuhkan dan mencela pada perawi yang

bergelar tertentu. Dan maksud pembahasannya adalah meneliti gelar para

muhaddis dan perawi untuk dikenal dan diketahui.

b. Faedahnya

1) Untuk menghindari salah sangka terhadap satu orang yang

terkadang disebut dengan nama asalnya dan terkadang dengan

gelarnya sebagai dua orang padahal satu orang.

2) Untuk mengetahui latar belakang pemberian gelar tersebut

235

Page 229: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

yang kebanyakan tidak sesuai dengan keadaan lahir dari si pemilik gelar

itu sendiri.

c. Macamnya

Gelar yang diberikan kepada seorang perawi ada 2 macam :

1) Yang tidak boleh didefinisikan; yaitu gelar yang tidak disenangi

oleh orang yang bergelar.

2) Yang boleh didefinisikan; yaitu gelar yang disenangi oleh orang

yang bergelar.

d. Contoh

1) " ;"الضال gelar bagi Mu'awiyah bin Abdul Karim al-Dlall. Gelar

ini diberikan kepadanya karena dia pernah tersesat di jalanan kota

Makkah.

2) gelar bagi Abdullah bin Muhammad al-Dla'if. Gelar ;"الضعیف"

ini diberikan kepadanya karena dia lemah badannya, bukan

ucapannya. Abdul Ghani bin Sa'id mengatakan, " Dua orang laki-

laki terpandang yang pernah menyandang gelar buruk yaitu al-Dlall dan al-

Dlaif " .

3) " yang berarti orang yang ; "غندر melakukan keributan. Gelar ini

diberikan oleh Ibnu Juraij kepada Muhammad bin Ja'far al-

Bashariy, teman Syu'bah yang membuat keributan pada waktu

Ibnu Juraij datang ke kota Bashrah untuk membacakan sebuah

hadis.

4) gelar yang disandang Isa bin Musa ;"غنحار" al-Taimiy karena

kedua pipinya merah.

5) " menurut riwayat Imam Bukhary gelar ini diberikan ;"صاعقة

kepada Muhammad bin Ibrahim al-Hafidh, karena daya

ingatannya hebat.

6) gelar bagi Abdullah bin Umar al-Amawiy yang ;"مشكدانة"

menurut bahasa Parsi berarti: biji atau wadah buah misik.

236

Page 230: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

-gelar diberikan kepada Abu Ja'far :“مطین“ (7 al-Hadlramiy, karena

pada waktu masih kecil pernah bermain-main di dalam air dan

melumuri punggungnya dengan tanah liat, kemudian Abu

Na'im berkata kepadanya: " Wahai orang berlumuran tanah jangan

datang ke majlis ilmu".

e. Karya terkenal dalam bidang ini.

Ulama muqaddimin dan mutaakhirin banyak yang menyusun buku

tentang masalah di atas dan yang paling ringkas dan baik adalah Nazhatul

Albab karya al-Hafidh Ibnu Hajar.

14. Mengenal Perawi yang dinisbatkan kepada selainayahnya

a. Pengertian

Maksud pembahasan ini, adalah untuk mengetahui para perawi

yang namanya terkenal dinisbatkan kepada selain ayahnya, yakni

kepada orang dekatnya, seperti ibu, kakak atau orang lain seperti

yang merawatnya kemudian mengetahui nama ayahnya. Dan

faedahnya adalah menghindari anggapan bahwa terdapat nama

ganda, ketika dia dinisbatkan kepada ayahnya.

b. Macam-macam dan contohnya

1) Nasab kepada ibunya, seperti:

■ Mu'adz Mu'awwadz dan "Audz Banu 'Afrak nama

ayahnya al-Haris.

■ Bilal bin Hammamah, nama ayahnya Rabbah

■ Muhammad bin Hanafiyyah, nama ayahnya Ali bin Abi

Thalib.2) Nasab kepada neneknya (dekat/jauh), seperti:

237

Page 231: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

ayahnya sendiri bernama Umayyah.

■ Bashir bin Khashashiyah adalah ibu yang ketiga dari

kakeknya dan ayahnya sendiri bernama Ma'bad.

3) Nasab kepada kakeknya, seperti:

■ Abu Ubaidah bin Jar'ah, nama aslinya Amir bin Abdullah

bin al-Jarrah.

■ Ahmad bin Hambal yaitu Ahmad bin Muhammad bin

Hambal.

4) Nasab kepada orang lain karena sebab tertentu, seperti:

■ Miqdad bin Amr al-Kindy. Dia juga disebut Miqdad bin

Aswad bin Abdi Yaghust sebagai putra angkat.

c. Karya terkenal dalam bidang ini

Buku yang khusus membicarakan tentang hal ini belum ada, namun

banyak buku yang secara umum membahas biografi juga menyebutkan

nasabnya.

15. Mengenal perawi yang dinisbatnya tidak sesuai dengan

kenyataannya

a. Urgensi pembahasan ini

Banyak perawi yang mengkaitkan dengan suatu tempat tinggal,

nama suatu peperangan, dan pekerjaannya, akan tetapi terkadang tidak

sesuai dengan kenyataannya karena mempunyai motif tertentu. Oleh

karenanya, hal itu perlu dibahas untuk mengetahui nisbat yang

sebenarnya, motif dan latar belakang pemakaian nisbat tersebut.

b. Contoh

1) Abu Mas'ud al-Badriy dia tidak terbukti pernah ikut perang

badar, namun kebetulan bertempat tinggal di Badar.

238

Page 232: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Yazid al-Faqir, sebenarnya dia tidak fakir, namun karena dia

sakit tulang punggungya.

3) Khalid al-Hadzdza, dia bukan tukang sepatu, namun selalu

bergaul dengan orang-orang yang bekerja sebagai tukang sepatu.

c. Karya terkenal dalam bidang ini

Yaitu, Al-Ansab karya al-Sumaniy, yang diringkas oleh Ibnu al-Asir

dalam buku al-Lubab Fi tahdzib al-Ansab Lalu, diringkas kembali oleh al-

Suyuthiy dalam judul buku LubbulAlbaab.

16. Mengenal biografi perawi hadis

a. Pengetian.

Yang dimaksud di sini adalah mengetahui waktu lahir para perawi,

dari siapa mereka mendengar hadis, ke negeri mana saja mereka

mengadakan perlawatan dalam rangka mencari hadis dan waktu wafatmereka.

b. Pentingnya biografi perawi

Bidang bahasan tentang biografi perawi hadis sangat penting untuk

diketahui. Dengan demikian, akan memudahkan untuk mengetahui

bersambung-tidaknya suatu sanad hadis. Sufyan al-Tsauriy berkata,

"Ketika para pemalsu hadis menggunakan kebohongannya sebagai

senjata, kamipun menggunakan tarikh (biografi perawi) sebagai senjata.

Telah terjadi, beberapa orang mengaku telah menerima hadis dari orang-

orang tertentu, namun setelah dilihat biografinya ternyata ia tidak terbukti

menerima riwayat hadis, karena orang-orang yang diakuinya telah

menyampaikan hadis itu, sudah meninggal dunia jauh sebelum ia

mengatakan pengakuannya".

239

Page 233: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

c. Contoh

1) Menurut pendapat yang benar, usia Nabi Muhammad SAW.

Abu Bakar dan Umar adalah 63 tahun.

a) Rasulullah SAW, wafat pada waktu dluha (pagi), hari senin

tanggal 12 Rabiul Awal 11 H.

b) Abu Bakar wafat pada bulan Jaumadil Awal tahun 13 H.

c) Umar bin Khaththab wafat pada bulan Dzul Hijjah tahun 23

H.

d) Utsman terbunuh pada tahun 35 H dalam usia 82 tahun Ada

yang mengatakan 90 tahun.

e) Ali terbunuh pada bulan Ramadlan tahun 40 H dalam usia 63

tahun.

2) Dua sahabat yang hidup 60 tahun pada masa jahiliyah, 60

tahun pada masa Islam dan meninggal pada tahun 54 H

adalah Hakim bin Hizam dan Hisam bin Tsabit.

3) Tokoh empat madzhab.

a) Al-Nu'man bin Tsabit (Abu Hanifah), lahir pada tahun 54 H

dan wafat pada tahun 150 H.

b) Malik bin Anas, lahir pada tahun 93 H dan wafat pada tahun

179 H.

c) Muhammad bin Idris al-Syafi'iy, lahir pada tahun 150 H dan

wafat tahun 204 H.

d) Ahmad bin Hambal, lahir pada tahun 164 H dan wafat tahun

241 H.

4) Penyusun kitab hadis standart

a) Muhammad bin Ismail al Bukhariy lahir pada tahun 194 H

dan wafat pada tahun 256 H.

b) Muslim bin Al-Hajjaj al-Naisaburiy lahir pada tahun 204 H

dan wafat tahun 261 H.

c) Abu Daud al-Sijistaniy lahir pada tahun 202 H dan

240

Page 234: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

wafat tahun 275 H.

d) Abu Isa al-Turmudziy151 lahir pada tahun 209 H dan wafat

tahun 279 H.

e) Ahmad bin Syuaib al-Nasaiy lahir pada tahun 214 H dan

wafat tahun 313 H.

f) Ibnu Majjah al-Qazwiniy lahir pada tahun 207 H dan wafat

tahun 275 H.

d. Karya terkenal di bidang biografi perawi.

1) Kitab al-Wafiyat, karya Ibnu Zabr Muhammad bin Ubaidillah al-

Raba'iy, seorang ahli hadis dari Damaskus (wafat 379 H). Kitab

ini disusun berdasarkan tertib tahun.

2) Catatan kaki kitab di atas oleh al-Kattaniy, al-Afakniy, al- Iraqiy

dan seterusnya.

17. Mengenal perawi tsiqah yang ikhtilath

a. Pengertian Ikhtilath

Menurut bahasa ikhtilath berarti: rusak akalnya. Menurut istilah,

ikhtilath berarti rusak akal atau perkataannya tidak teratur

disebabkan karena faktor ketuaan (pikun), buta atau catatannya rusak

dan lain sebagainya. Seperti:

1) Atha' bin Saib al-Tsaqafi al-Kufiy dipandang ikhtilath karena

faktor ketuaan (pikun).

2) Abdul Razaq bin Hamam al-Shan'aniy, ikhtilath karena buta.

3) Abdullah bin Luhai'ah al-Mishriy, ikhtilath karena kitabnya

(catatannya) terbakar.

151. Terdapat pendapat tentang tahun kelahirannya. Sebagian besar ahli sejarah tidakmenentukan secara pasti, akan tetapi mereka menyebutkan bahwa lahirnya padaperiode pertama abad ketiga, dan sebagian menyatakan tahun 209 H, sebagaimanapensyarah kitab "al-Syama'il" yaitu Muhammad bin Qosim Jayus, juz I, hal. 4

241

Page 235: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Hukum riwayat perawi yang ikhtilath

1) Sebelum terjadi ikhtilath riwayatnya bisa diterima.

2) Sesudah terjadi ikhtilath tidak bisa diterima, demikian juga

tidak diterima jika masih diragukan apakah riwayatnya ada

sebelum atau sesudah ikhtilath.

c. Perawi Ikhtilath dalam Shahih Bukhari-Muslim

Imam Bukhari dan Imam Muslim pernah mentakhrij hadis

dalam kedua kitab shahihnya dari perawi tsiqah yang pada waktu

meriwayatkannya sebelum ikhtilath.

d. Karya terkenal di bidang tentang Perawi Ikhtilath

Banyak ulama telah menyusun kitab tentang perawi ikhtilath,

seperti al-Ala'iy, al-Hazimiy dan di antara karya mereka adalah kitab

al-Iqhtibath biman rama bi al-ikhtiyath, karya al-Hafidh Ibrahim bin

Muhammad Sibth bin al-'Ajamiy (wafat 841 H).

18. Thabaqat (generasi) ulama dan perawi hadis

a. Pengertian

Menurut bahasa, thabaqat berarti: suatu kaum yang sepadan.

Sedangkan menurut istilah, thabaqat adalah suatu kaum yang

berdekatan, baik dari segi usia maupun isnadnya, atau dari segi

isnadnya saja.152

Maksud berdekatan dari segi isnad adalah guru-guru seorang

perawi juga guru-guru perawi yang lain, atau guru-guru mereka

sama.

152. Lihat Tadrib al-Rawi, Juz II, hal. 381

242

Page 236: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

b. Faedahnya

1) Dengan mengetahui tabaqat, dapat terhindar dari kerancuan

terhadap perawi yang serupa namanya, serupa nama

panggilannya dan sebagainya.

2) Mengerti hakekat yang dimaksudkan dengan riwayat

an'anah.

c. Adakalanya, ada perawi -dengan pertimbangan tertentu-

ditempatkan dalam satu thabaqat dengan perawi yang lain, tapi -

karena pertimbangan yang lain- dia juga berada dalam dua

thabaqat; seperti Anas bin Malik. Ia ditempatkan se-tabaqat dengan

perawi lain dari kelompok sahabat kecil, dan ia juga bersama

dengan sepuluh sahabat (yang mendapat jaminan masuk surga)

berada dalam satu thabaqat, selain juga adanya pertimbangan untuk

mengklasifikasikan mereka semua dalam satu thabaqat, yakni

golongan sahabat.

Berdasarkan jumlah para sahabat yang pertama kali masuk Islam,

jumlah thabaqat sahabat menjadi lebih dari sepuluh, sebagaimana

keterangan yang lalu, sehingga Anas bin Malik dan lainnya tidak

termasuk kelompok thabaqat sepuluh.

d. Penelitian ulama hadis tentang Thabaqat

Seorang peneliti hadis hendaknya mengetahui tanggal lahir dan

wafatnya para perawi, disamping diketahui siapa saja yang menerima

riwayat darinya dan dari siapa saja dia menerimanya. Tema ini yang

menjadi dasar pembahasan dalam penelitian yang dilakukan ulama

hadis yang menfokuskan pada sisi thabaqat para perawi hadis.

e. Karya terkenal tentang Thabaqat

1) al-Thabaqat al-Kubra, karya Ibn Sa'ad.

243

Page 237: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Thabaqat al-Qurra', karya Abu Amr al-Damiy.

3) Thabaqat al-Syafi'yah al-Kubra, karya Abdul Wahab al- Subky.

4) Tazkirah al-Huffadh, karya al-Zahaby.

19. Perawi Mawali

a. Pengertian

Menurut bahasa, kata mawali bentuk jama' dari kata maula yang

mempunyai banyak arti dan masing-masing saling bertentangan. Yakni,

maula bisa berarti: seorang juragan (tuan), budak atau hamba sahaya. Kata

maula juga berarti: orang yang memerdekakan budak atau berarti: budak yang

dimerdekakan.

Menurut istilah, maula adalah nama seorang perawi yang

dibangsakan kepada suatu suku orang lain karena sumpah setia kepada

suku tersebut, yang dibangsakan kepada suku orang yang

memerdekakannya atau yang dibangsakan kepada suku yang meng-

Islam-kannya.

b. Macam-macam Mawali

1) Maula Half; seorang perawi yang namanya dibangsakan

kepada suku orang lain, karena dia telah bersumpah setia

dengan suku itu seperti Imam Malik bin Anas al-Ashbahiy al-

Taymiy. Beliau dikatakan al-Ashbahiy padahal sebenarnya

beliau itu seorang Taymiy.

2) Maula 'Ataqah; seorang perawi yang namanya dibangsakan

kepada suku orang yang memerdekakannya, seperti Abu al-

Bakhtariy al-Tha'iy al-Talbi'iy nama asalnya Sa'ad bin Fairuz,

beliau adalah seorang budak Bani Thaiyik.

3) Maula Islam; seorang perawi yang namanya dibangsakan

kepada suku yang meng-Islam-kannya, seperti Muhammad bin

Ismail al-Bukhariy al-Ja'fiy. Konon kakeknya yang bernama

244

Page 238: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Mughiroh adalah seorang Majusi yang kemudian masuk

Islam di hadapan Yaman bin Akhnas al-Ja'fiy.

c. Faedah mengetahui Maula

Di antara faedah-faedah mengetahui perawi mawali adalah

menghindari kejumbuhan pada nama seorang perawi yang dibangsakan

kepada suatu kabilah atau suku tertentu karena hubungan nasab atau

sebab lain, seperti karena sumpah, dimerdekakan atau karena masuk

Islam.

d. Karya terkenal tentang Mawali.

Abu Umar al-Kindiy telah menyusun sebuah kitab tentang perawi-

perawi yang hanya dibangsakan kepada orang-orang Mesir saja.

20. Mengenal perawi tsiqah dan perawi dla’if.

a. Pengertian dan Faedah

Menurut bahasa, al-tsiqah adalah seseorang yang bisa dipercaya,

sedang al-dla'if (lemah) lawan kata dari al-qawiy (kuat) yang berarti: perawi

yang lemah. Menurut istilah; al-tsiqah adalah perawi yang adil dan

dlabith.153) Sedangkan dla'if adalah seorang perawi yang cacat sifat adil

atau dlabithnya.

Dua hal tersebut, termasuk materi penting dalam ilmu hadis, sebab

lantaran mengetahui 2 hal tadi akan dapat diketahui mana hadis yang

shahih dan mana hadis yang dla'if.

b. Karya terkenal tentang perawi tsiqah-dha'if

1) Karya khusus tentang perawi-perawi tsiqah seperti kitab

245

153. Pengertian adil dan dlabith bisa dilihat kembali pada pembahasan tentang definisi hadis shahih.

Page 239: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Tsiqat karya Ibnu Hibban dan kitab al-Tsiqat karya al- 'Adadiy.

2) Karya khusus tentang perawi-perawi dla'if, seperti kitab al-

Dlu'afa’, karya al-Bukhariy, al-Nasa'iy, Uqailiy dan al-

Daruquthniy, kitab al-Kamilfi al-Dlu'afa’, karya Ibnu Uday dan

kitab al-Dzahabiy.

3) Karya gabungan tentang al-tsiqah dan al-dha'if, seperti kitab

Tarikh al-Bukhariy al-Kabir, al-Jarh wa al-Ta'dil karya Ibnu Abi

Hakim, al-Kamal fi asma'al-Rijal kaiya Abdul Ghaniy al-

Muqaddasiy dan beberapa kitab lain sebagai penyempurna

kitab terdahulu, seperti: kitab karya al-Maziy, al-Dzahabiy,

Ibnu Hajar dan Khazraziy.

21. Mengenal negeri asal para perawi.

a. Pengertian dan Faedahnya

Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenal tempat

kelahiran dan tempat tinggal para perawi. Dan di antara faedah

mengenalnya adalah agar bisa dibedakan antara dua perawi yang

kebetulan namanya sama persis namun tempat kelahiran dan tempat

tinggalnya berbeda.

b. Latar belakang bangsa Arab dan bangsaasing membangsakan

dirinya.

1) Pada mulanya bangsa Arab membangsakan dirinya kepada

suku mereka, karena kebanyakan mereka adalah suku Baduwi

yang suka mengembara (nomaden), sehingga pertalian

kesukuan lebih kuat dari pada pertalian daerah. Ketika agama

Islam datang dan berkembang luas serta sudah banyak yang

menguasai daerah, mereka membangsakan namanya kepada

negeri atau daerah mereka.

2) Sedangkan bangsa asing sejak dulu membangsakan kepada

246

Page 240: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

daerah asal mereka.

c. Bagaimana caranya membangsakan seseorang yang berpindah dari negeri

asalnya.

1) Apabila menggabungkan antara kedua negeri asal dan tempat

tinggal baru, hendaknya mendahulukan yang pertama kemudian

tempat tinggal yang baru dan sebaiknya membubuhi kata "ثم"yang berarti: kemudian di antara dua daerah tersebut, seperti" فلان

المدنىثمالحابي ". Demikian carayang dipakai oleh kebanyakan orang.

2) Apabila tidak ingin menggabungkan keduanya maka bisa

dibangsakan salah satu di antaranya. Cara seperti ini jarang sekali

dipakai.

d. Bagaimana membangsakan seseorang yang berasal dari suatu desa yang

menjadi bagian suatu kota ?

1) Seseorang bisa membangsakan kepada desa itu.

2) Seseorang bisa juga membangsakan kepada kota yang

membawahi desa tersebut.

3) Dan bisa juga membangsakan kepada suatu kawasan dari kota

tersebut, seperti membangsakan seseorangyang lahir di desa al-

Bab yang masuk wilayah kota Habab yang berada di kawasan

Syam (Siria), maka boleh dikatakan: Fulan al- Babiy, Fulan al-habaliy

atau Fulan al-Syamiy.

e. Berapa lama masa yang bisa dipakai patokan seseorang untuk membangsakan

dirinya kepada suatu negeri yang didiami?. Menurut pendapat Abdullah bin

Mubarok selama 4 tahun.

f. Karya terkenal dalam bidang ini.

1) Kitab al-Ansab, karya al-Sam'aniy.

247

Page 241: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

2) Kitab al-Thabaqat al-Kubra, karya Ibnu Sa'ad.

Pembahasan ini adalah bagian yang terakhir dari sekian banyak

bahasan dalam buku ini, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Amin.

248

Page 242: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an al-Karim

Al-Dzahabiy, Mizan al-I'tidal fi Naqdi al-Rijal,Tahqiq Ali Muhammad al-Bajawiy,

Isa Babi al-Halabiy wa al—Syirkah, tahun 1370 H.

Al-Fairuzzabadi, al-Qamus al-Muhith, Cet. Al-Maimaniyah, Mesir.

Al-Hakim al-Naisaburiy, al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain, Nasyr al- Nashru al-

Hadis, Riyad.

Al-Hakim al-Naisaburiy, Ma'rifatu Ulum al-Hadis, Nasyr Doktor Sayid

Mu'adhohim Husain, Dairah al-Ma'arif al-Usmaniyah.

Al-Kaatib al-Baghdadiy, al-Kifayah fi Ilmi al-Riwayah, Dar al-Ma'arif al-

Utsmaniyah, India, tahun 1375 H.

Al-Kaatib al-Baghdadiy, al-Muttafiq wa al-Muttariq,.

Al-Kaatib al-Baghdadiy, Tarikh al-Baghdadiy, Nasyr Darul al-Kitab al-Arabi,

Beirut.

Al-Kaththabiy, Ma'alinu al-Sunan, Tahqiq Ahmad Muhammad Ahmad Syakir

dan Muhammad Hamid al-Faqiy, Ansharu al-Sunnah al-

Muhammadiyah, tahun 1382 H.

Al-Kattaniy, al-Risalah al-Mustathrifah li bayani Masyhuri Kutub

Page 243: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

al-Sunnah al-Musyarrafah, Tahqiq al-Syaikh Muhammad al-Mutashir al-Kattaniy, Nasyr Dar al-Fikr.

Al-Sakhawiy, Fatkhu al-Muqhis syarah Alfiyah al-Hadis, TahqiqAbdurahman Utsman, Nasyr al-Salafiyah Madinah.

Al-Suyuthiy, Tadrib al-Rawi di Taqrib al-Nawawiy,Tahqiq Abdul al-Wahab Abdul al-Latif, Cet., II, tahun 1385 H.

Al-Syafi'iy, al-Risalah, Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir.

Ibnu Hajar, Nazhah al-Nadhar Syarah Nukhbah al-Fikr, Nasyr al-Maktabah al-Ilmiyah, Madinah.

Ibnu Shalah, Ulum al-Hadis, Tahqiq Doktor Muhammad NuruddinAtar, Nasyr al-Maktabah al-Alamiyah, Madinah, tahun 1386H/.

Shahih al-Bukhariy, dan Syarahnya Fatkhu al-Bariy, Tahqiq AbdulAziz bin Baz, Cet Salafiyah, Kairo, tahun 1380 H.

Shahih al-Bukhariy, Cetakan Bulaq, tahun 1296 H.

Shahih Muslim dan Syarahnya al-Nawawiy, Cet. I, al-Azhar, Mesirtahun 1347 H.

Sunan al-Daruquthniy, Tashih Sayid Abdullah Hasyim al-yamani al-Madaniy.

Sunan al-Turmudziy beserta Syarahnya Tuhfah al-Ahwadziy, Cet. Mesir,Nasyr Muhammad Abdul Muhshin al-Qurtubiy.

Sunan Ibnu Dawud, Cet. Al-Hind ala al-Hajar.

Sunan Ibnu Majah, Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi, Cet. IsaBani al-Halabiy wa Syirkah, tahun 1372 H.

Syarah Alfiyah al-Iraqiy, Cet. Maroko.

250

Page 244: Intisari Ilmu Hadist · 2013. 11. 29. · Tis'ah (9 kitab hadis yang populer), yaitu: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah,

INTISARI ILMU HADITSDalam Islam, hadits merupakan salah satu sumber hukum

yang paling penting dalam melakukan istinbath al-hukm.

Hukum Islam (syari'ah islamiah) senantiasa digali dari

teks-teks hadits yang sahih, baik dari segi sanad maupun

matan. Ini dilakukan dalam rangka menghasilkan hukum-

hukum yang rajih. Ke-rajih-an sebuah hukum sangat

ditentukan oleh kualitas hadits atau teks-teks suci

lainnya. Dalam tradisi intelektual muslim, tradisi untuk

menjaga kualitas sebuah hadits telah lahir dan menjelma

ke dalam disiplin dengan ulum al-hadits. Buku ini konsep

dan definisi-definisi p dengan ulum al-