(KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan...

78
MEMBAHAS KITAB HADIS (KitabṢaẖiẖ al-Bukhari dan Sunan al-Turmudzi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Oleh Algifri Muqsit Jabar NIM: 1110034000037 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H./2017 M.

Transcript of (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan...

Page 1: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

MEMBAHAS KITAB HADIS

(KitabṢaẖiẖ al-Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh

Algifri Muqsit Jabar

NIM: 1110034000037

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H./2017 M.

Page 2: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

ii

Page 3: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

iii

Page 4: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

iv

Page 5: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf Arab-Latin dalam skripsi ini,menggunakan

ejaan berdasarkan pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 158 Tahun 1987 dan No. 1543 b/u/1987.

A. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ṡ es dengan titik di atas ث

j Je ج

ḥ ha dengan titik di bawah ح

kh ka dan ha خ

d De د

ż zet dengan titik di atas ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

ṣ es dengan titik di bawah ص

ḍ de dengan titik di bawah ض

ṭ te dengan titik di bawah ط

ẓ zet dengan titik di bawah ظ

Page 6: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

vi

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

g ge غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha هـ

Apostrof ’ ء

y Ye ي

B. Tanda Vokal

Tanda Vokal Arab (Tunggal) Tanda Vokal Latin Keterangan

ـA fatḥah

ـI kasrah

ـU ḍammah

Tanda Vokal Arab (Rangkap) Tanda Vokal Latin Keterangan

يـ Ai a dan i

وـ Au a dan u

Page 7: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

vii

Tanda Vokal Arab (Panjang) Tanda Vokal Latin Keterangan

ā a dengan garis di atas ــا

ī i dengan garis di atas ــي

ū u dengan garis di atas ــو

C. Penulisan Ta’Marbūṭah

1. Huruf ta’marbūṭah dialihaksarakan menjadi /h/, jika terdapat pada kata yang

berdiri sendiri.

Kata Arab Alih Aksara

ṭarīqah طريـ قة

2. Huruf ta’marbūṭah dialihaksarakan menjadi /h/, jika diikuti oleh kata sifat

(na‘at).

Kata Arab Alih Aksara

المية al-jāmi‘ah al-islāmiyyah اجلامعة اإلس

3. Huruf ta’marbūṭah dialihaksarakan menjadi /t/, jika diikuti kata benda (ism).

Kata Arab Alih Aksara

دة الوجو دو ح waḥdat al-wujūd

Page 8: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

viii

ABSTRAK

Algifri Muqsit Jabar

Membahas Kitab Hadis

(KitabṢaẖiẖ Bukhari dan Sunan Turmudzi)

Keberadaan hadis sebagai salah satu sumber ajaran islam memiliki

perkembangan dan penyebaran yang kompleks. Sejak dari masa prakodifikasi,

zaman Nabi, sahabat, dan tabiin hingga setelah pembukuan. Sebelum sampai masa

pembukuan, penulisan hadis seringkali menjadi bahan kontroversi di kalangan

sebagian kaum muslim maupun non-muslim. Ada sebagian yang menolak untuk

menerima otentisitas Hadis Nabi lantaran mereka berargumen bahwa Hadis Nabi

ditulis dan dibukukan dua abad sesudah wafatnya Rasulullah Muhammad, suatu

rentang waktu yang agak lama berlalu sehingga dapat menyebabkan timbulnya

perubahan dan pergeseran lafaz serta makna hadis yang bersangkutan.

Dalam sejarah perkembangannya, hadis pernah mengalami masa transisi,

yakni dari tradisi oral ke tradisi tulisan, dan penulisannya membutuhkan waktu

yang lebih panjang ketimbang pengkompilasian Alquran. Lama setelah Nabi saw.

wafat, ungkapan-ungkapan dan segala hal yang berkaitan dengan diri beliau

menjadi objek penelitian intensif para ulama hadis untuk dikoleksi dalam bentuk

tulisan. Para ulama hadis hampir sepakat mengatakan bahwa kodifikasi hadis

secara resmi dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz yang memerintah

pada tahun 99-101 H.

Fokus skripsi ini adalah membahas macam-macam kitab hadis yang

pernah muncul dan beredar di dunia pengkajian hadis.Namun, pada skripsi ini

Cuma dibatasi dengan pembahasan kitab sahih Bukhari dan sunan

Turmidzi.Pembahasannya diupayakan untuk selalu disandarkan ke latar sejarah

(historical setting) perkembangan hadis.Analisis kualitas menyangkut kajian

seluruh aspek koleksi (kitab) hadis yang meliputi nilai hadis (syarat-syarat yang

ditetapkan), sistematika penulisan, ketelitiannya, dll. Masing-masing kitab yang

menempati tingkat tertentu akan dibahas juga kekurangan-kelebihannya, pujian,

dan kritikan terhadapnya.

Page 9: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis haturkan pada Żāt Ilāhi

Rabbī yang Mahakuasa yang telah memberikan keselamatan, rahmat, dan

kesejahteraan bagi para hamba-Nya, serta menurunkan lembaran-lembaran yang

tersucikan, lembaran yang sangat interpretatif dengan lafal dan makna sebagai

sumber pengetahuan yang senantiasa perlu kita jamah. Ṣalawat dan salamsemoga

tetap tercurahkan kepada Nabī Muḥammad SAW., sahabat-sahabatnya dan kepada

semua pengikutnya sampai akhir zaman. Ammā ba‘du:

Dalam penysusunan skripsi ini, penulis mengalami berbagai ujian yang

menyita waktu dan materi, serta desakan berbagai h. Namun, karena sadar akan

tanggungjawab seorang akademisi, penulis merasa bahagia. Sehingga, dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.Tentunya, tugas akhir ini dapat terselesaikan

berkat kontribusi dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis

perlu menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr.Dede RosyadaMA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas bantuan

finansial melalui skema DIPA dan BLU UIN Jakarta, dalam bentuk

beasiswa pendidikan.

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk bergelut di dalam bidang keilmuan Ushuluddin

dan Filsafat. Khususnya, Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. selaku ketua

Page 10: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

x

jurusan Tafsir Hadis, Dra. Banun Binaningrum, M. Pd. selaku

sekretaris jurusan Tafsir Hadis, Prof. Dr. Said Agil Husin al-

Munawar, MA. selaku pembimbing akademik, serta seluruh dosen

Fakultas Ushuluddin.

3. Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan komentar dan

catatan dalam penulisan skripsi ini, dengan ketulusan hatinya

memberikan bimbingan dan arahan, bahkan materi. Sehingga, penulis

dapat mengatasi kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini. Segenap

pimpinan dan karyawan Perpustakaan Pusat, dan Perpustakaan

Fakultas Ushuludin UIN Jakarta, melayani penulis dalam

mempergunakan buku-buku yang dibutuhkan selama penulisan skripsi

ini.

4. Sahabat-sahabat penulis teman satu kelas TH B 2010 yang selalu

senantiasa menjaga kekompakannya dalam silaturahmi (semoga cita-

cita kalian tergapai).

Semoga Allāh SWT. selalu memberkahi dan membalas semua kebaikan

pihak-pihak yang turut serta membantu penyelesaian skripsi ini. Sebagai penutup,

semoga studi ini bermanfaat.Penulis memohon ampun kepada Allāh yang Maha

Pengampun.Ṣadaqa Allāhu al-‘Aẓīm, percaya pada janji Tuhan itu niscaya (semua

perkataan-Nya benar).Āmīn Yā Allāh Yā Rabb al-‘Ālamīn.

Jakarta, 26Juli 2017

Penulis

Page 11: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................

LEMBAR PEDOMAN TRANSLITERASI ...........................................................

ABSTRAK ..............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ ..... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................. .....

C. Tujuan Penelitian........ ................................................................................... .....

D. Tinjauan Pustaka...................................................................................................

E. Metodologi Penelitian...........................................................................................

F. Sistematika Penulisan ...........................................................................................

BABII.MENGENAL MACAM-MACAM KITAB HADIS DAN

KARAKTERISTIKNYA

A. Definisi kitab hadis………………………...........................................................

B. Fungsi kitab hadis……………………………….................................................

C. Macam-macam kitab hadis...................................................................................

D. Karakteristik berbagai kitab hadis……………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

viii

ix

xii

1

8

9

9

11

12

15

16

17

24

Page 12: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

xii

BAB III. MEMBAHAS KITAB HADIS (KITAB ṢAḤIḤ BUKHARI DAN

SUNAN AL- TURMUDZI.

A. Imam Bukhari dan kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ

1. Biografi Imam Bukhari...................................................................................

2. Mengenal kitab Jam’u al-ṣaḥiḥ……............................................................

3. Metode Imam Bukhari....................................................................................

4. Sistematika penulisan kitab al-Jami’ al-Musnad al-

ṣaḥiḥ……………………………………………………………………........

B. Imam Turmudzi dan kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ

1. Biografi Imam Turmudzi……………………………………………….....

2. Mengenal kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ……………………………………………

3. Metode kitab al-Jami’ al-ṣaḥiḥ ……………………………………………

4. Sistematika penulisan kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ………………………………

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................................

B. Saran-Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

33

36

38

42

44

50

57

60

63

64

65

Page 13: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ṣaḥiḥ al-Bukhari dan ṣaḥiḥ Muslim yang penulis tahu bahwa kitab ẖadits

yang paling ṣaḥiḥ bahkan kebenarannya paling benar setelah al-Qur’ān al-Karīm,

karena itu banyak para ulama ẖadits dan fuqoha menerapkan suatu hukum dan

tuntunan sunnah yang di ambil dari kitab ṣaḥiḥ al-Bukhari dan ṣaḥiḥ Muslim (Al-

Jam’u al-Ṣaḥiḥ), karena ulama sepakat bahwa kedua itu mengangkat mayoritas

ṣaḥiḥ sebenarnya apa yang membuat al-Bukhari dan Muslim menjadi tingkatan

nomor satu dan dua dalam ẖadits yang enam (kutub as-sittah) sedangkan at-

Turumdzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majjah, dan sama demikian bahwa beliau

menulis kitab dan sebagian ulama pun mengakui bahwa ẖadist yang di riwayatkan

at-Turumdzi, Abu Daud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majjah (al-jam’u al-Ṣaḥiḥ). lalu

kenapa beliau-beliau berubah yang tadinya sama seperti hal nya al-Bukhari dan

muslim dalam al-jam’u al-Ṣaḥiḥ tidak berubah tetap sampai sekarang pun Ṣaḥiḥ

Bukhari, dan Muslim, lalu kenapa Imam yang empat selain Bukhari dan Muslim

berubah tingkatannya menajdi sunan?

Pasti ada sebab kenapa Bukhari dan Muslim tetap ṣaẖiẖ apa yang

membuat kualitas ẖadits yang di riwayatkan Bukhari dan Muslim tetap ṣaẖiẖ

padahal di kitab mereka tertera ẖadits yang tidak ṣaẖiẖ, dan kenapa Abu Dawud,

al-Turmudzi , An-Nasa’i dan Ibnu Majjah menjadi sunan?, pasti semua ini ada

Page 14: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

2

faktor. Dari sini penulis ingin membahas apa yang membedakan ṣaḥiḥ dan sunan,

perbandingan ṣaḥiḥ dan sunan, susunan ṣaḥiḥ dan sunan, yang membahas antara

ṣaḥiḥ dan sunan.

Al-Bukhari dan at-Turmdzi sama- sama kitab al-jam`u al-Ṣaḥiḥ, berangkat

dari kata al-jam`u al-Ṣaḥiḥ mempunyai defnisi, al-jam`u menurut istilah al-jam`u

gabungan dua hadits atau lebih yang di tulis menjadi satu buku1. Sedangkan ṣaḥiḥ

adalah metode pembukuannya mengikuti ṣaḥiḥ al-Bukhari dan Muslim2.

Akan tetapi penulis ingin membandingkan antara kitab ṣaḥiḥ al-Bukahri

dan sunan al-Turmudzi bagaimana cara kedua periwayat hadits ini menjadi

berbeda ada yang ṣaḥiḥ dan sunan, dari mana julukan atau lakob ṣaḥiḥ dan sunan,

lalu apa yang mendasari al-Bukhari tidak langsung membahas masalah fikih

seperti hal nya al-Turmudzi , lalu kenapa al-Bukhari memulai kitabnya dengan

tema permulaan wahyu dan dikhiri dengan tauhid,3 sedangkan al-Turmudzi

langsung memulainya dengan membahas tentang fikih, yang di mulai dengan

thaharah dan di akhiri dengan kitab manaqib dalam kitab sunan al-Turmudzi .4

Dalam menyusun kitab dari 6 periwayat ẖadits (Kutub as-Sittah), dan di

sini penulis tertarik untuk membandingkan dan menjelaskan penyusunan kitab

antara ṣaḥiḥ al-Bukhari dan sunan al-Turmudzi , kenapa penulis mengambil antara

ṣaḥiḥ al-Bukhari dan sunan al-Turmudzi ? Karena yang penulis tahu dan tertarik,

1 Abdul Majiid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: AMZAH, 2011), h. 58.

2http://najmadanzahra.blogspot.co.id

3Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughir bin Bardazabah,

Ṣaḥiḥ Bukhari (Beirut: Dar al-Fikr). 4 Muhammad bin Surah bin Dahak Abu Musa, Sunan TurmudziWa Huwa al-Jam’u al-

Ṣahih (Beirut: Dar al-Fikr).

Page 15: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

3

tingkatan Bukhari sebagai ẖadits yang paling banyak ṣaḥiḥnya dan sunan al-

Turmudzi ẖadits yang langsung membahas tentang fikih.Maka dari itu ada

beberapa ulama yang menyebut sunan al-Turmudzi ini adalah ahli fikih,

sedangkan Bukhari juga ahli fikih akan tetapi ulama sepakat bahwa Bukhari lebih

menonjol di ahli hadis.5

Bukhari adalah kitab yang mula-mula yang membukukan hadits-hadits

ṣaḥiḥ. Kebanyakan ulama hadits telah sepakat menetapkan bahwa ṣaḥiḥ bukhari

itu adalah seṣaḥiḥ-ṣaḥiḥ kitab sesudah Al-Quran. Kitab mukhtasar ini telah oleh

Al’Allamah Hasan khan dan oleh Abdullah Asy Syarqawy.6 Al-Bukhari yang

nama aslinya Abu Abdillah Muhammad bin Isma‟il bin Ibrahim bin al-Mughirah

bin Bardizbah al-Ja’fi al-Bukhari7 ini membukukan ẖadits karena hafalannya yang

kuat, beliau ini telah menghafal hadits 100.000 hadits ṣaẖiẖ dan 200,000 hadits

yang tidak ṣaẖiẖ dan beliau pun menguasai beberapa ilmu terutama ilmu hadits.8

Dan penyusunan beliau menulis hadits dalam kitab ṣaḥiḥ Al-Bukhari di mulai dari

bab permulaan wahyu dan di akhiri dengan bab tauhid,

Kata peyusunannya, Al-Turmudzi : “aku tidak memasukan ke dalam kitab

kitab ini melainkan ẖadits ini sekurang-kurangnya telah di amalkan oleh sebagian

fuqaha.9 Sebagai salah satu buku Hadits yang termasuk dalam enam buku Hadits

utama (Kutubus Sittah), Sunan Turmudzi memiliki metodologi penulisan yang

5Maulana Hasanudin, Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam (Jakarta : Litera Antarnusa,1991),

h.99 dan 52. 6Hasby Ashiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,

1991). h.105. 7Marzuki, Kritik Terhadap Kitab Ṣaẖiẖ Al-Bukhary dan Ṣaẖiẖ Muslim.h 28.

8Marzuki, Kritik Terhadap Kitab Ṣaẖiẖ Al-Bukhary Dan Ṣaẖiẖ Muslim.h 1.

9 Hasb Ashiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits (Jakarta: PT. Bulan Bintang,

1991). h.110.

Page 16: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

4

berbeda dari buku-buku Hadis utama lainnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya

kualitas valuing dari hadis yang ditulis dalam buku yang jarang dilakukan oleh

penulis lain dari buku Hadis. Selain itu, keberadaan klasifikasi hadis menjadi tiga

klasifikasi, yaitu ṣaḥiḥ, hasan dan da'if yang belum diketahui10

, nama asli sunan

At- Turmudzi adalah Abu Isa Muhammad bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak

al-Zulami al-Bughi at-Tirmizi 11

. Dan beliau menulis haditsnya dalam kitab ṣaḥiḥ

sunan Al-Turmudzi yang di mulai dari bab thaharah dan di akhiri dengan bab

manaqib.12

Beliau juga menulis ẖadits karena kekuatan hafalan beliau sangatlah

kuat, di akui oleh para ulama salah satunya adalah ulama yang bernama al-Hafiz

Ibnu Hajar dalam tahzib at-tahzibnya13

.

Dinamakan Ṣaḥiḥ Bukhari ini karena beliau dalam menulis ada

meriwayatkan hadits salah satu metodenya adalah Al-Bukhari menunjukan

persambungan sanad antara guru dengan murid atau antara periwayat satu dengan

periwayat yang lainnya saling bertemu 14

ada alasan lain karena ṣaḥiḥ Bukhari

ḥadits yang di tulisnya di akui oleh 1080 guru hadits di antaranya Ahmad bin

Hambal, Yahya bin Ma‟in, Muhammad bin Yusuf al-Faryabi, Makki bin Ibrahim

al-Bulkhi, Muhammad bin Yusuf al-Baikandi, dan Ibnu Rahawaih. Adapun

murid-muridnya diperkirakan tidak kurang dari 90.000 orang. Di antara mereka

yang paling terkenal adalah Muslim bin al-Hajjaj, al-Turmudzi, al-Nasa‟i, Ibnu

Khuzaimah, Ibn Abi Daud, Muhammad bin Yusuf al-Firabri, Ibrahim bin Ma’qal

10 Hasan sua’di, Mengenal Kitab Sunan At-Turmudzi( Hadsit Hasan).

11

http://www.academia.edu/3791474/Sunan_Abi_Daud_Tirmizi

12

Sheikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Ṣaẖiẖ Sunan At-Turmudzy, ( Kampong

Sunah,2009)

13

Maulana Hasanudin, Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam( Jakarta : Litera Antarnusa,1991).

h.94.

14

Marzuki, Kritik Terhadap Kitab Ṣaẖiẖ Al-Bukhary dan Ṣaẖiẖ Muslim.h 31.

Page 17: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

5

al-Nasafi, Hammad bin Syakir al-Nasawi, dan Manshur bin Muhammad al-

Bazdawi. Empat murid terakhir ini termasuk perawi ṣaḥiḥ yang termasyhur dari

al-Bukhari.15

Dalam menghimpun hadits ṣaḥiḥ dalam kitabnya banyak yang beliau

pertanggung jawabkan salah satu bentuk tanggung jawab Al-Bukhari adalah

beliau memilih dan membandingkan hadits yang satu dengan hadits yang lainnya

dan menyaringnya mana ẖadits yang paling ṣaḥiḥ, penegasan beliau adalah “aku

susun kitab Al-Jam’i ini yang di pilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun,16

selain memakai kaidah ilmiah Al-Bukhari juga menghimpun kitab ẖaditsnya tidak

lupa juga dengan aspek rohani dalam penulisnnya, karena sejarah beliau itu di

jelaskan oleh muridnya yang bernama al-Filbari mendengarkan Muhammad bin

Isma’il al-Bukhori berkata : “aku susun kitab al-jam’I as-ṣaẖiẖ ini di Masjidil

haram, dan tidak aku masukan kedalamnya sebuah hadits pun kecuali aku

memohonkan istikharah kepada Allah dengan melakukan 2 rokaat dan sesudah

aku yakini betul hadits tersebut benar-benar ṣaḥiḥ.17

Selama 16 tahun beliau

melakukan penyidikan, penelitian, penyaringan, dan pemilihan terhadap hadits-

hadits yang menurut syarat-syaratnya di pastikan ṣaḥiḥ, sehingga kitab yang di

tulis Al-Bukhari menjadi ṣaḥiḥ.

Adapun alesan susunan atau sistematika ṣaḥiḥ Bukhari Bukhari menulis kitabnya

yang di mulai dari bab permulaan wahyu dan di akhiri dengan bab manaqin

anshar, mengapa di awali dengan permulaan wahyu? Karena dasar utama bagi

syariat islam. Kemudian di susul dengan kitab iman, kitab ilmi, selanjutnya

15

Marzuki, Kritik Terhadap Kitab Ṣaẖiẖ Al-Bukhary dan Ṣaẖiẖ Muslim, h. 30

16

Maulana Hasanudin, Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam( Jakarta : Litera Antarnusa,1991).

h 47.

17

Maulana Hasanudin, Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam( Jakarta : Litera Antarnusa,1991).

h 47.

Page 18: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

6

tentang ṯaharah, ṣalat, zakat mua’malah selanjutnya tentang murafa’at, syahadat,

sulh, siyyah, waqof itu semua yang membahas tentang fikih, dan manqin anshar di

akhir karena ẖadits itu diluar fikih atau ẖadits yang tidak membahas fiqih.18

Ketika Al-Bukhari itu menulis ẖadits dan hadits-haditsnya itu mayoritas ṣaḥiḥ,

banyak ulama yang tertarik untuk membahas ṣaḥiḥ Al-Bukhari, ada beberapa

kitab yang membahas ṣaẖiẖ Bukhari yang di jelaskan dalam buku kitab ṣaḥiḥ yang

enam karangan Maulana Hasanudin halaman 59 di antaranya adalah :

Al-Kawakibud-Darari Fī Syarhi Ṣaḥiḥil Bukhari yang di tulis oleh Al-

‘Allamah Syamsudin Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Karmani.

Fatḥ al-Bari bi Syarḥi al-Ṣaḥiḥi al-Bukhari yang di tulis oleh al-Imam al-

Hafiz al-Asqalani,al-Misri.

Umdatul Qāri yang di tulis oleh al-Allamah syaikh Badruddin Mahmud

bin Ahmad al-Ai’ini bin al-Hanafi

Irsyadus syar’I ila Ṣaẖiẖil Bukhari yang di tulis oleh al-Allamah Syaikh

Syihabuddin Ahmad bin Muhamad al-Khatib yang lebih di kenal dengan

sebutan al-Qastallani.

Imam al-Turmudzī nama asli beliau adalah Abu Musa Muhammad Ibn Isa Ibn

Aḍ-Ḍahak Al-Sulāmi Al-Bugī Al-Turmudzī Al-Imam Al-‘Alim Al-Bāri.19

Sebagaimana ulama hadits imam al-Turmudzī sejak kecil bergelut dengan hadits,

semangatnya dalam belajar hadits, menurut ulama al-Khatib al-Bagdadi Qutaibah

18

Maulana Hasanudin, Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam( Jakarta : Litera Antarnusa,1991).

h 52. 19

Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf. Penerjemah: Masturi Ilham Lc. Dan

Asmu’i Taman, Lc. (Jakarta: al-Kautsar 2006) Cet I h. 550

Page 19: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

7

Ibn Sa`id al-Madāni lamanya imam al-Turmudzī belajar hadits diperkirakan lebih

dari 35 tahun20

.

Beliau belajar hadits dari beberapa gurunya diantaranya adalah :

a. Al-Bukhāri

b. Imam Muslim

c. Imam Abū Dāud

d. Qutaibah bin Sa`id

e. Mahmud bin Galian

f. Ibn Badār

g. Ismāil bin Musa al-Farizī

h. Ahmad bin Muni

i. Abū Muṣ`ab al-Zuhri

j. Bisyr bin Mu ‘azd al-Aqādi

k. Abu ‘Amar Al-Husain bin Huraiṣ21

Itulah beberapa guru dari Imam Turmudzī, ada beberapa buku yang beliau tulis

salah satu bukunya adalah al-Jami` al-Ṣaḥiḥ Imam al-Turmudzī yang

menghimpun 3956 buah hadits.22

Di dalam kitab ṣaḥiḥ Imam al-Turmudzī beliau

mengklarifikasikan kualitas hadits menjadi ṣaḥiḥ, hasan, dan ḍaif.buku inilah yang

menjadi sumber hadits hasan.23

Maka dari itu penulis tertarik membandingkan kedua kitab al-jam`u al-Ṣaḥiḥ al-

Bukhari dan sunan Turmudzi, dalam penyusunan, penulisan, peletakan maupun

20

Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh Dan Ulama Hadits (Sidoarjo: Mumtaz, 2008) , h. 216. 21

Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf. Penerjemah: Masturi Ilham Lc. Dan

Asmu’i Taman, Lc. (Jakarta: al-Kautsar 2006), Cet, I h. 536. 22

M. Natsir Arsyad, Seputar al-Quran Hadis dan Ilmu (Bandung : al-Bayan, 1995), h.82. 23

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis. (Jakarta: Amzah, 2008) h.263

Page 20: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

8

contoh hadits hadits yang al-Bukhari dan imam al-Turmudzi . Yang penulis akan

bahas dalam skripsi yang berjudul:Membahas kitab Hadis (Ṣahih Bukhari dan

Sunan Turmudzi).

B. Identifikasi, Pembatasan, dan perumusan masalah

Identifikasi masalah

a. Identifikasi masalah

Karakteristik pada setiap kitab hadis, metodologi, corak, dan

kualitas kitab hadis dari pandangan para ulama.

b. Pembatasan masalah

Penulis akan membatasi masalah ini pada kitab al-jam`u al-Ṣaḥiḥ

al-Bukhari dan al-jam`u al-Ṣaḥiḥ sunan al-Turmudz.

c. Rumusan masalah

Berdasarkan pembahasan tersebut maka rumusan masalah dalam

skripsi ini adalah bagaimana analisis terhadap kitab hadis sahihAl-Bukhari

dan pada kitab hadis sunan al-Turmudzi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat mencapai

beberapa sasaran sebagai tujuan penelitian yaitu:

1. Mencari alasan dalam penyusunan kitab Ṣaḥiḥ Bukhari dan Sunan

Turmudzi.

2. Mencaritahu alasan dalam penamaan julukan pada kitab Ṣaḥiḥ Bukhari

dan Sunan Turmudzi.

Page 21: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

9

3. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

D. Tinjauan Pustaka

Mengenai kajian-kajian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis

mengadakan penelusuran terhadap karya-karya yang telah membahas tentang

hadits-hadits al-Bukhari dan sunan al-Turmudzi sebagai berikut:

Skripsi karya Lukman Hakim yang berjudul Telaah Hadis-hadis Yang

Tidak Dihukumkan Oleh Al-Imam al-Turmudzī Dalam Kitab Sunan al-

Turmudzi skripsi ini adalah salah satu yang membahas tentang imam Turmudzī

yang tidak dihukumkan.

Skripsi Ahmad Fadlus Tsani yang berjudul Telaah Perbandingan

Hadis Muttafqun ‘Alaih Dengan Mutslahāt Sunan Al-Turmudzi; Nomor Urut

Hadis: 638-1271 skripsi ini membahas tentang menklrifikasi hadis-hadis atau

memberikan penilaian tehadap hadis-hadis muttafaqun ‘alaih.

Skripsi Azizatul Iffah yang berjudul Periwayatan Syi’ah Dalam Ṣaẖiẖ

Al-Bukhāri skripsi ini membahas tentang Syi’ah dalam kitab Ṣaḥiḥ Bukhāri.

Skripsi ini membahas tentang alternative terhdap beberapa penellitian

terdahulu, dan penelitian ini membuktikan bahwa keberadaan periwayat-

periwayat bid’ah (dalam hal ini sekte syiah) sebagai mana ungkapan Jalaludin

al-Suyuti dalam kitab tadrib al-Rawi fī Syarth tahrib al-Nawawi benar-benar

teradapat dalam kitab hadis sekaliber ṣaẖiẖ al-bukhāri.

Skripsi Putranda Boharami yang berjudul Penerapan Model Pencarian

Boolean Pada Aplikasi Hadist ṣaḥiḥ Bukhāri Berbasis Java Me. Skripsi ini

Page 22: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

10

membahas tentang cara pengaplikasian terjemahan hadis menggunakan

aplikasi Boolean dan bermanfaat untuk memudahkan masyarakat secara cepat

mencari hadis yang berisi topik tertentu yang dikehendaki.

Skripsi Fitriani yang berjudul Etika Binatang Menurut Rasulullah

Dalan Kitab Ṣaḥiḥ Bukhari Dan Muslim.skripsi ini membahas tentang hadis

etika binatang yang terdapat dalam kitab bukhari dan muslim, jauh berbeda

dengan pembhasan yang penulis bahas yakni Pergeseran Pola Penulisan Kitab

Antara Ṣaẖiẖ Bukhari dan Sunan Turmudzi.

Skripsi Mukhlis Rahmanto yang berjudul Biografi Intelektual Al-

Bukhari, skripsi ini membahas tentang keperibadian dan kecerdasn al-Bukhari

sebagai periwayat hadits.

E. Metodologi Penelitian

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan informasi dari

buku-buku rujukan serta mengkaji bahan-bahan tersebut, terutama

mengandalkan kitab Ṣaḥiḥ Bukhari dan Sunan Turmudzi sebagai sumber

primernya, yakni kitab Ṣaḥiḥ Bukāri dan Sunan Turmudzi.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah library research atau penelitian kepustakaan, penulis akan meneliti

data-data yang bersumber dari literatur yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti yaitu buku yang meembahas tentang kitab ṣaḥiḥ bukhāri

dan sunan muslim.

Page 23: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

11

2. Sumber data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

sumber yang berupa buku-buku seputar ẖadits, sejarah perkembangan

ẖadits dan juga penulis akan merujuk pada kitab-kitab ẖadits yang lain,

terutama buku yang membahas tentang imam bukāri dan imam Turmudzi.

Sumber tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Sumber data primer dengan menggunakan sumber-sumber dari

kitab ẖadits, literatur tentang ẖadits, ilmu ẖadits dan literature

ẖadits lainnya.

b) Sumber data sekunder, yaitu jurnal serta artikel yang berkaitan

dengan penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran

datanya.

3. Keabsahan Data

Data yang terkumpul akan divalidasi dengan menggunakan

beberapa langkah berikut ini:

a) Data mentah akan akan ditranskip dan di tulis ulang.

b) Mengklasifikasi data berdasarkan asumsi rumusan masalah.

c) Membaca kesluruhan masalah.

4. Metode Pembahasan

Adapun metode yang digunakan dalam skripsi kali ini bersifat

deskriptif analisis, yaitu suatu pendekatan melalui pengumpulan data dan

pendapat para ahli ilmuan yang disajikan bersesuaian dengan datanya,

Page 24: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

12

kemudian ditelaah dan dianalisa sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan.

5. Metode penulisan

Dalam menulis penelitian ini, penulis mengacu kepada pedoman

penulisan skripsi.24

F. Sistematika penulisan

Rancangan sistematika panulisan dari kajian ini akan diuraikan dalam

5 bab, sebagaimana tertera dibawah ini.

Bab I, pendahuluan berisi tentang alasan mengapa penelitian ini

penting untuk dilakukan dari penelitian terdahulu mengenai kajian tentang

kitab hadist, permasalahan yang menjadi konsen untuk dijawab

dikesimpulan; tujuan dan manfa’at penelitian, metode penelitian dan

rancangan sistematika penulisan skripsi.

Bab II, berisi tetang sejaarah, defnisi dankatgori kitab al-Jam`u al-

Ṣaḥiḥ

Bab III. Membahas Kitab Hadis (Sahih Bukhari dan Sunan

Turmudzi).

Bab IV penutup. Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, daftar

pustaka dan lampiran-lampiran. Bab ini ingin memberikan jawaban atas

permasalahan yang diajukan pada bab I.

24

Hamid Nasuhi, dkk. “Pedoman Penulisan Skripsi” dalam Pedoman Akademik

2010/2011, (Jakarta: Biro Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010),

h. 350-404.

Page 25: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

14

BAB II

MENGENAL MACAM-MACAM KITAB HADIS

DAN KARAKTERISTIKNYA

Hadis sebagai sumber pedoman hidup setelah al-Qur’an menjadi pustaka yang

harus dijaga keberadaannya.Selain sebagai sumber hukum, hadis juga merupakan

sumber ilmu pengetahuan yang universal. Maka tidaklah mengherankan jika umat

Islam sangat memberikan perhatian husus terhadap hadis terutama dalam usaha

pemeliharaan agar terjaga keasliannya dan tidak musnah.

Namun dalam catatan sejarah, praktek dusta atau pemalsuan hadis terjadi

karena tindakan beberapa oknum tertentu dengan berbagai tujuan.1Peristiwa itu

terjadi sejak zaman Rasulullah2 dan pada masa fitnah al-kubra.

3Para pendusta

tersebut mengeluarkan statemen atau pernyataan yang diatasnamakan Rasulullah

untuk mendukung kelompoknya. Hingga muncullah usaha pemurnian hadis.4

Karena kehawatiran terjadinya kerancuan dan hilangnya hadis murni, maka

terjadi masa transisi hadits dari tradisi oral ke tradisi teks. Setelah Rasulullah

wafat, hadits dan segala hal yang berkaitan dengan beliau menjadi objek

penelitian intensif dari para sahabat, tabi’in, sampai ulama hadis untuk dikoleksi

1Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Jakarta: Insang

Cemerlang),h. 63 2Hal ini diketahui dari munculnya hadis Rasulullah SAW yang mengecam para pendusta

atas nama Rasulullah. Sebagaian redaksi hadis tersebut adalah: ن النار أ مقعده م دا فليتبو من كذب علي متعم 3Fitnah al-kubra merupakan peristiwa yang terjadi sejak adanya pertentangan antara

Ali R.A. dan Muawiyah. 4Masa itu disebut oleh Dr. Mustafa al-Siba’i sebagai masa pemisah antara kemurnian dan

kebebasan hadis dari kebohongan di satu fihak dan adanya praktik kedustaan seperti penambahan,

pengurangan, penggantian serta penciptaan hadis palsu untuk kepentingan politik dan perpecahan

Islam di pihak lain. Lihat. Daud Rasyid, Sunnah di Bawah Ancaman, (Bandung : Syamil, 2006),

h.100.

Page 26: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

15

dalam bentuk tulisan.Para ulama hadis hampir sepakat mengatakan bahwa

kodifikasi hadis secara resmi dilakukan pada masa khalifah Umar bin ‘Abdul

‘Aziz.5

Sebagaimana halnya dengan ilmu hadits, penulisan kitab-kitab hadis juga selalu

berkembang.Sebagian para ahli hadis melakukan pengkajian terhadap hadis Rasulullah

untuk kepentingan disiplin ilmu lain seperti tafsir, fikih, kalam, hukum dan lain

sebagainya. Sedangkan sebagian lagi melakukan penelitian hadis untuk disiplin keilmuan

hadis sendiri. Oleh karena itu, keberadaan hadis-hadis Nabi tersebar secara luas, baik di

dalam bidang hadis sendiri, maupun di dalam bidang disiplin ilmu lain.

Perbedaan kebutuhan dan background dari para ahli hadis tersebut, menjadi motif

serta mendorong munculnya penyusunan kitab-kitab hadis yang lebih sistematis dan

kritis. Para ahli hadis mulai menyusun kitab-kitab hadis sesuai dengan klasifikasi bidang

pembahasan tertentu dengan berbagai cara dan corak yang berbeda-beda, terutama dalam

sistematikanya.

A. Definisi Kitab Hadis

Kitab hadis terdiri dari dua kata yakni kitab dan hadis. Secara etimologi, kitab

artinya buku atau bacaan.6 Dalam bahasa arab kata kitab merupakan bentuk

masdar dari kata kataba (menulis)yang artinya sesuatu yang ditulis atau

tulisan.7Secara terminologi kitab artinya kumpulan dari beberapa tulisan yang

memuat beberapa bab, sub bab serta beberapa masalah atau

5Masa ini terjadi pada abad 2 H, namun hadis yang terhimpun belum dipisahkan antara

hadis marfu', mauquf maupun maqthu'. Lihat.Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung:

Cita Pustaka Media, 2011), h. 68. 6Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Penerbit

Arloka, 1994), h. 339. Lihat pula. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.573. 7

بة وكتاباكتب يكتب كتا , dengan bentuk jamaknya kutbun atau kutubun. Lihat. Al Munjid,

(Beirut: Dar al Masyriq, 2002), h.671.

Page 27: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

16

pembahasan.8Sedangkan pengertian hadis secara umum adalah sabda, perbuatan,

sikap, pengakuan dan sifat Nabi Muhammad saw.sebagai Rasul.

Jadi definisi dari kitab hadis adalah kumpulan dari beberapa hadis yang

terkumpul jadi satu kitab atau buku. Hadits sebagai kitab berisi berita tentang

sabda, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut

didapat dari para sahabat pada saat bergaul dengan Nabi yang selanjutnya

disampaikan kepada sahabat lainnya atau murid-muridnya dan diteruskan kepada

murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku hadis.

Akan tetapi istilah kitab dalam beberapa kitab hadis memiliki makna lain.

Selain bermakna kitab sebagai kumpulan tulisan atau buku, istilah kitab juga

digunakan untuk memberi nama sebuah bab. Misalnya dalam daftar isi beberapa

kitab hadis dijumpai judul kitab as Ṣalah, kitab al-Zakah, dan sebagainya. Kata

kitab dari kalimat kitab al-Ṣalah disitu menunjukkan bahwa itu merupakan judul

sebuah bab yang husus membahas hadis-hadis tentang shalat. Namun pembahasan

kitab dalam makalah ini fokus pada masalah kitab hadis sebagai kumpulan hadis

yang dibukukan atau tersusun jadi satu.

B. Fungsi Adanya Kitab Hadis

Sebagaimana telah sebutkan oleh Imam Syafī’ī bahwa fungsi hadits adalah

penguat serta penjelas dari teks atau hukum yang masih global dan belum dibahas

dalam al-Qur’an.9 Sebagai pelengkap dari al-Qur’an, keberadaan kitab-kitab hadis

8 Kamus Al Munjid, h. 671.

9Fungsi hadis sebagai bayan tafshil (penjelas untuk menerangkan ayat mujmal atau hal

yang ringkas petunjuknya), bayan takhshish (penjelas untuk menentukan dari ayat yang bersifat

umum), bayan ta’yin (penjelasan untuk menentukan mana yang dimaksud dari dua atau lebih

dalam suatu perkara), bayan tasyri’ (penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak

ada dalam al-Qur’an) dan bayan naskh (penjelasan tentang penggantian ayat atau masalah yang

Page 28: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

17

menjadi referensi penting bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai

dengan syari’at Islam.

Dengan adanya kitab-kitab hadis, umat Islam lebih mudah untuk menemukan

teks atau rujukan sumber yang dibutuhkan. Efisien waktu, praktis dan efektif.

Karena hadis-hadis sudah diklasifikasi sesuai dengan bidang dan metode yang

sistematis. Apalagi dengan kemajuan teknologi informasi, kini kitab-kitab hadis

tidak hanya dalam bentuk buku tebal, tetapi ada ribuan kitab yang tersimpan

dalam bentuk soft copy baik berupa CD, DVD, maupun Software Maktabah

Syamilah atau lainnya.

C. Macam-Macam Kitab Hadis

Hadis yang disusun oleh ulama-ulama hadis sangat beragam, dari masa awal

perkembangan kodifikasi hadis hingga beberapa abad setelahnya. Kitab-kitab

tersebut memiliki bermacam-macam ciri tertentu dari sistematika penulisan,

kualitas hadisnya maupun kandungan pembahasan hadis itu sendiri. Oleh karena

itu penulis mencoba memetakan macam-macam kitab hadis dengan beberapa

aspek yang mendasarinya, dari masa kemunculan dan tehnik penulisan sampai

tingkat standar kualitasnya.

1. Macam-macam kitab hadis berdasarkan masa dan metode penyusunannya

Kitab Hadis pada Abad ke 2 Hijriyah

a. Kitab Al Muṣannaf

Beberapa kitab Muṣannaf yang terkenal pada abad ini antara lain:

tampak berlawanan), bayan isyarah (qiyas atau analogi). Lihat. M. Syuhudi Isma’il, Pengantar

Ilmu Hadis, (Bandung : Penerbit Angkasa, 2009), h. 58-59.

Page 29: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

18

1. Al-Muwaṭṭo’ karya imam Malik bin Anas.10

2. Mukhtaliful Ḥadiṡ karya Al-Syafī ‘ī.

3. Al-Jāmi' karya Abdurrazzaq Al-Ṣhan ‘ani

4. Al-Muṣannaf lī Al- Syu'bah karya Syu'bah bin Hajjaj.11

5. Al- Muṣannaf lī Al- Sufyan karya Sufyan bin Uyainah.12

6. Al-Muṣannaf lī Al Laiṡ karya Al Laiṡ bin Sa'ad.13

7. Al- Muṣannaf lī ‘Al-Auza'i karya Al ‘Auza'i.14

8. Al-Muṣannaf li Al-Ḥumaidi.

b. Kitab Al-Musnad

Beberapa kitab Musnad yang terkenal pada abad ini antara lain:

1. Al-Musnad karya imam Abī Ḥanifah

2. Al-Musnad karya Zaid bin Alī

3. Al-Musnad karya imam Al-Syafī ‘ī

Kitab Hadis pada Abad ke 3 Hijriyah

a. Kitab Shahih

Kitab shahih yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Al-Jami’ al-ṣahih Bukhari karya imam Bukhari.15

2. Al-Jami' al-ṣahih Muslim karya imam Muslim16

10

Nama aslinya Imam al-Jalil Abī Abdillah Malīk bin Anas bin Malīk al Aṣbahi, lahir di

Madinah pada tahun 93 H/ 712 M dan wafat pada tahun 179 H/ 795 M .Ia termasuk imam Hijaz

yang ahli di bidang fikih dan hadis. Dalam mengarang karyanya al Muwaṭṭo’ tersebut, ia

menghabiskan waktu selama 40 tahun. Lihat. Al Munjid, h.515. Lihat pula. Muhammad bin

‘Alawy al-Māliki, al-Qawā’id fi ‘Ilm Muṣṭalah al-Hadiṡ, Sihr, 1417, h.74. 11

Hidup pada tahun 82 - 160 H / 701 - 776 M. 12

Hidup pada tahun 107 - 198 H / 725 - 814 M. 13

Hidup pada tahun 94 – 175 H / 713 - 792 M. 14

Hidup pada tahun 88 - 157 / 707 - 773 M. 15

Nama aslinya Muhammad Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah, ia hidup pada tahun 194-

256 H / 810-870 M.

Page 30: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

19

b. Kitab As Sunan

Kitab-kitab sunan yang terkenal pada abad ini diantaranya :

1. Al- Sunan Abu Dawud karya imam Abu Dawud

2. Al-Sunan At Turmudzi karya imam At Turmudzi .

3. Al-Sunan Nasa’i karya imam An Nasa’i.

4. Al-Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah

5. Al-Sunan Darimi karya imam Ad Darimi.

c. KitabAl Musnad

Pada masa ini juga muncul beberapa kitab al-musnad, diantaranya:

1. Al-Musnad karya imam Ahmad bin Hambal

2. Al-Musnad karya Sa’id bin Mansur

3. Al-Musnad karya Abī Bakr bin Abi Syaibah

4. Al-Musnad karya Uṡman bin Abī Syaiṭah

Kitab Hadis pada Abad ke 4 Hijriyah

a. Kitab Al Mu’jam

Beberapa kitab mu’jam yang terkenal abad ini diantaranya:

1. Al-Mu'jam al-Kabir karya Al-Ṫabrani17

2. Al-Mu'jam al-Ausaṭ karya Al-Ṫabrani

3. Al-Mu'jam al-Ṡaghir karya Al-Ṫabrani

b. Kitab Al Mustadrak

Kitab Al-Mustadrak pada masa ini adalah :

16

Nama aslinya Abū al-Husain Muslim bin al Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi, ia hidup

pada tahun 204-261 H / 820-875 M. 17

Namanya Abū Al-Qāsim Sulaiman bin Ahmad Al-Ṫabrani, ia hidup pada tahun 260-340

H / 873-952 M.

Page 31: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

20

1. Al-Mustadrak alā al-Ṣhahih ‘Aini karya Al Hakim.18

2. Al-‘Ilzamat karya imam ad Daruquthni.19

Selain dua jenis kitab tersebut, pada masa ini juga terdapat beberapa

kitab diantaranya:

1. Al-Ṣhahih oleh Ibnu Khuzaimah.

2. Al-Ṣhahih oleh Abū Hatim bin Hibban.

3. Al-Taqāsim wa al Anwa' oleh Abū Awwanah.

4. Al-Muntaqa oleh Ibnu Sakan.

5. Al-Sunan oleh Al-Daruquṭni.

6. Al-Muṣannaf oleh Al-Ṫahawi.

7. Al-Musnad oleh Ibnu Naṣr Al-Rāzi.

Kitab Hadis pada Abad ke 5 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Al-Sunan al-Kubra oleh Al-Baihaqī.

2. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya imam Ismā ‘il bin Ahmad.

3. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya Muhammad bin Abī Naṣr al-Ḥumaidi.

4. Bahru al Asānid karya al-Hāfiḍ al-Hasan bin Ahmad al- Samarqandi.

5. ‘Umdatul Ahkam karya al Hāfiḍ Abdul Gani Abī Abd al-Wahid.

6. Al-Ahkam al-Ṡughra karya Abī Muhammad Abdul Khaq.20

Kitab Hadis pada Abad ke 6 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

18

Al Hakim al-Naisaburi hidup pada tahun 321-405 H. 19

Hidup pada tahun 306-385 H. Lihat. Nawir Yuslem, Sembilan Kitab Induk Hadis,

Biografi Penulisnya dan Sistematika Penulisannya, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), h. 105. 20

Lihat. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Ulumul

Hadis jilid 1, (Jakarta: t.p., 2002), h. 167-168.

Page 32: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

21

1. Al-Jami’ Baina al-Ṣahih ‘Ani karya Muhammad bin Ishaq al Asylaby.

2. .Al-Jami’ Baina al-Ṣahih ‘Aini karya Abd al-Khaq bin ‘Abdurrahman.

3. Maṣabi’ al-Sunnah karya imam Ḥusain bin Mas’ud al-Bagawy.

Kitab Hadis pada Abad ke 7 Hijriyah

a. Kutub Al-Zawa’id

Diantara kitab jenis ini yang terkenal adalah karya Syihabuddin :

1. Majma’ al-Zawāid Sunan Ibnu Majjah alā al-Kutub al-Khamsah

2. Ittihaf al-Mahrah bi Zawāid al-Masānid al-‘Asyrah

3. Zawāid al- Sunan al-Kubra lī al-Baihaqi

b. Kutub Al-Aṭraf

1. Al-Aṭraf al Musnad al Mu’tali bi Al-Aṭraf al Musnad al-Hambali

2. Aṭraf al Ahādiṡ al-Mukhtarah lī Ḍiya’ al-Muqdisy karya Ibnu Hajar

al-‘Asqalanī.

c. Kitab Takhrij

1. Al-Maqaṣid al-Hasanah fī Bayān Kaṣir min al-Ahādiṣ al-

Musytaharah alā al-Alsinah karya Syamsuddin Muhammad bin Abdu

al-Rahman al-Sakhawy.

2. Taṣilussabil ila Kasyfi al Iltibās karya ‘Izzuddin Muhammad bin

Ahmad Al-Kholili.

3. Kasyf al- Khafa’ wa Kanzil al-Albās karya Isma’il bin Muhammad.

d. Beberapa kitab yang dikelompokan dalam bidang husus

Page 33: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

22

1. Kitab Hadis bidang Hukum, diantaranya : kitab Taqrib al-Asānid wa

Tartīb al-Asānid karya Zainuddin Abi al-Faḍl Abdu al-Rahīm bin

Husain al- ‘Iraqy.

2. Kitab Hadis dalam bidang Akhlak. Diantaranya al-Targib wa al-

Tarhib oleh Al Munẓiri, dan Riyaḍu al- Ṣalihin oleh Imam Nawawi.

Kitab Hadis pada Abad ke 8 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Jami’ul Masānid wa al-Sunan karya Ibnu Kaṣir

2. Al-Ilmam fī Ahādiṣ al-Ahkām karya Imam bin Daqīq al- ‘Id

Kitab Hadis pada Abad ke 9 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Ittihāful Khiyār bi Zawāid al-Masānid al-Asyrah karya Muhammad bin

Abī Imam Bulūgul Marām oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Kitab Hadis pada Abad ke 10 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Jam’ul Jawamī’ karya Imam Suyuthi

2. Al-Jami’ al-Ṣagir min Ahādiṣ al-basyīr al-Naẓir karya Imam Suyuṭi

3. Lubāb al-Hadiṣ karya Imam Suyuṭi.

2. Macam-macam kitab hadis berdasarkan Standar Kualitasnya

1) Kitab Standar yang lima (Kutub al- Khamsah)

Page 34: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

23

Ulama sepakat ada lima buah kitab hadis yang dinyatakan sebagai kitab

standar atau kitab yang lima (Kutub al- Khamsah) adalah: Kitab Shahih Bukhari,

kitab Shahih Muslim, kitab Sunan Abi Daud, kitab Sunan Turmudzi, dan kitab

Sunan an Nasa’i.21

2) Kitab Standar yang enam (Kutub al-Sittah)

Al Kutub al-Sittah merupakan enam kitab standar yang terdiri dari Kutub al-

Khamsah ditambah satu kitab yang dimasukkan dalam standar enam ini. Namun

para ulama berbeda pendapat dalam menentukan kitab keenam yang dinyatakan

sebagai kitab standar atau kitab yang enam (Kutub al-Ṣittah), diantaranya:

Menurut Ibnu Thahir al Maqdisy : Sunan Ibnu Majah.

Menurut Ibnu Atsir dan lainnya : Al-Muwattha’ karya Imam Malik.

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalany : Sunan Al-Darimy.

Menurut Ahmad Muhammad Syakir : Al-Muntaqa karya Ibnu Jarud.22

Akan tetapi dalam mayoritas referensi menyebutkan bahwa Kutub al-Ṣittah

yang merupakan kitab hadis Mu’tamidah atau Mu’tabarah23

adalah Ṣahih

Bukhāri, Ṣahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan Turmudzī, Sunan al-Nasa’i dan

Sunan Ibnu Majah.24

21

M. Syuhudi Isma’il, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung: angkasa, 2009) , h.116. 22

M. Syuhudi Isma’il, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung: angkasa, 2009) , h.116.

23

Kitab hadis mu’tabarah adalah beberapa kitab yang memuat beberapa kumpulan hadis-

hadis yang diterima (maqbul) sehingga dapat digunakan hujjah atau dalil bagi orang Islam.Lihat.

Ulumul Hadis jilid 1, ., h. 31. 24

Keenam kitab tersebut termasuk kitab hadis Mu’tamidah atau Mu’tabarah yang

masyhur.Lihat pula. Mahmud Thahan, Intisari Ilmu Hadis, diterjemahkan oleh Muhtadi Ridwan,

dari Taisir Musthalah al-Hadis, (Malang: UIN Malang Press, 2007),h. 188.

Page 35: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

24

D. Karakteristik Berbagai Kitab Hadis

(1) Kitab hadis yang disusun berdasarkan tema atau bab

Dalam kitab-kitab ulama terdahulu jenis ini disebut dengan al Aṣnaf. Karakter

dari penyusunan kitab ini adalah tematik. Hadis-hadis yang memiliki tema sama

dikumpulkan dalam satu judul umum yang mencakupnya, seperti Kitab al- Ṣalah,

Kitab al-Zakah, Kitab al-Buyu’, dan sebagainya. Kemudian hadis-hadisnya dibagi

menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau beberapa hadis

yang berisi masalah juz’iyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan

temanya, seperti al-bab Miftah al-Ṣalah al-Ṫahur. Para muhaddisin menyebut

judul bab itu dengan tarjamah.25

Adapun dalam menyusun kitab-kitab tersebut

menggunakan beberapa metode atau cara, antara lain :

(a) Al Jawami’

Kata al Jawami’ merupakan bentuk jamak dari kata al Jami’.26

Menurut

istilah para ahli hadis, kitab al Jawami’ adalah kitab hadis yang disusun

berdasarkan bab dan mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub-

subnya. Secara garis besar bab-babnya mencakup tentang aqidah, ibadah

muamalah, perjalanan hidup Nabi SAW, perbudakan, fitnah, dan berita hari

kiamat.27

Diantara contoh kitab al Jami’ adalah al Jami’ as Ṣahih karya imam

Bukhari, al Jami’ al-Ṣahih karya imam Muslim, al Jami’ al-Ṣahih karya Imam

25

Nuruddin ‘Itr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), h.181. 26

Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis,

(Medan: Perdana Publising, 2011), h. 92. 27

Mahmud Thahan, ., h. 188.

Page 36: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

25

Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan al-Turmudzī . Karena lebih

menonjolkan hadits-hadits hukum.28

(b) Al-Sunan

Kitab Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang

marfu’ dan disusun berdasarkan bab-bab fikih. Kitab jenis ini hanya memuat

hadis-hadis tertentu bukan semua aspek ajaran Islam. Kitab sunan memuat hadis

sahih, hasan dan ḍa’if. Kitab-kitab sunan yang masyhur adalah sunan Abī Dawud,

Sunan at Turmudzī, Sunan al-Nasā’i, dan Sunan Ibnu Majah.29

(c) Al-Muṣannafat

Kata al Muṣannafat mengandung makna yang sama dengan muwaṭṭ’at yaitu

kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fikih akan tetapi mencakup hadis

mauquf, maqthu’ yang disatukan dengan hadis marfu’. Karena kitab-kitab jenis

ini umumnya disusun pada awal pembukuan hadis.30

Kitab muṣannaf yang

terkenal adalah muṣannaf Abdu al-Razzaq bin Hammām al-Sahani dan muṣannaf

Abu Bakar bin Abu Syaibah.

(d) Al-Mustadrakat

Kata al Mustadrakāt merupakan bentuk jamak dari mustadrak. Al

Mustadrakat merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang tidak dimuat

dalam kitab-kitab tertentu yang sebenarnya hadis-hadis tersebut memenuhi syarat

28

. Nuruddin ‘Itr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), h.181. 29

. Nuruddin ‘Itr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), h.181. 30

Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, ,h.159.

Page 37: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

26

yang dipegangi oleh penulis kitab tersebut.31

Kitab al Mustadrakat yang terkenal

adalah kitab al Mustadrak ‘alā al-Ṣahih ‘Aini karya al Hakim an Naisaburi (321-

405 H) dan kitab al-Ilzamāt karya imam al-Daruquṭni (306-385 H).32

(e) Al-Mustakhrajat

Kata al Mustakhrajāt adalah bentuk jamak dari kata al-Mustakhraj. Al

Mustakhrajāt merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang diambil dari

kitab hadits lain, lalu diriwayatkan oleh penulisnya dengan sanad sendiri, bukan

dengan sanad yang serupa dengan sanad kitab semula. Kitab al-Mustakhraj yang

masyhur dan paling banyak ialah kitab mustkharaj dari Ṣahih Bukhari dan Ṣahih

Muslim.33

(2) Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama-nama sahabat

Kitab-kitab jenis ini menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan oleh setiap

sahabat ditempat yang khusus dan mencantumkan nama sahabat yang

meriwayatkannya. Teknik penyusunan seperti ini sangat membantu dalam

mengetahui jumlah dan jenis hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat dari Nabi

saw. dan mempermudah untuk diteliti, lebih-lebih keberadaan kitab seperti ini

merupakan kitab yang sangat berfaidah bagi pencarian sumber hadis yang telah

diketahui nama sahabat yang meriwayatkannya, serta faidah-faidah lain yang

berkaitan dengan kemudahan pengkajian hadis. Kitab yang memiliki karakteristik

seperti itu diantaranya :

31

Wahid dan Husnel, h. 164. 32

Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis ( Jakarta: Hijir Pustaka Utama, 2006), h. 105. 33

Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991)

h.139.

Page 38: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

27

(a) Al-Musnad

Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama

sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf

hija’iyah, urutan waktu masuk islamnya, dan terkadang berdasarkan keluhuran

nasabnya. Jumlah kitab musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur dan

paling tinggi martabatnya adalah al-Musnad karya Imam Ahmad bin Hambal,

kemudian al-Musnad karya Abi Ya’la Al-Mushili.

(b) Al-Aṭraf

Kata Aṭraf adalah bentuk jama’ dari ṭarf yang berarti bagian dari sesuatu.34

ṭarf hadiṣ adalah bagian hadits yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau

pernyataan yang dapat menunjukkan hadits, seperti hadits innama al a’malu bi al

niyyāt.35

Sedangkan yang dimaksud dengan kitab al-Aṭraf adalah kitab-kitab yang

disusun untuk menyebutkan bagian hadis yang menunjukkan keseluruhannya,

biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadits saja,36

lalu disebutkan

sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan

sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya.

Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap.

(c) Al –Ma ‘ajim

Kata al-ma ‘ajim adalah bentuk jamak dari kata al mu’jam. Kitab Mu’jam

menurut istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan

susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan

34

Kamus Al Munjid, h. 464. 35

Nuruddin ‘Itr Ulum al-Hadis, ( Bandung: Remaja Rosdakarta,1995), h. 201. 36

Ramli Abdul Wahid dan HusnelAnwar Matondang,h. 29

Page 39: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

28

alfabetis atau hija’iyyah. Beberapa kitab mu’jam yang terkenal adalah tiga buah

kitab mu’jam karya Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H).

Ketiga kitab mu’jam tersebuat adalah al Mu’jam as Ṣaghir, al-Mu’jam al-‘Ausaṭ,

dan al Mu’jam al-Kabīr.37

Dua mu’jam pertama disusun berdasarkan urutan nama

guru-gurunya, sedangkan mu’jam yang terakhir disusun berdasarkan urutan nama

para sahabat menurut urutan huruf.

(3) Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan awal hadis

Kitab-kitab hadis yang menyebutkan beberapa kata awal setiap hadis yang

disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Jadi dimulai dengan hadis yang

diawali dengan huruf alif, lalu hadis yang diawali dengan huruf ba’, dan

seterusnya. Kitab seperti ini memberikan banyak kemudahan bagi orang yang

menelaahnya. Akan tetapi, terlebih dahulu harus diketahui dengan pasti huruf

awal setiap hadis yang dicari sumbernya itu. Bila tidak, maka akan sulit

pencariannya.38

Kitab-kitab hadis yang disusun dengan cara seperti ini antara

antara lain:

Kitab Majami’ yaitu kitab-kitab yang merupakan himpunan hadis dari

berbagai kitab hadis.

Kitab-kitab tentang hadis-hadis yang sering diucapkan oleh orang umum.

Kitab ini mencakup banyak hadis yang sering diucapkan oleh umat pada

umumnya, dan kebanyakan hadisnya tidak terdapat dalam kitab lain yang

sejenis.

37

Mahmud Thahan, Taisir Musthalah al-Hadis, (Beirut: Dar al-Fikr. ), h. 188. 38

Nuruddin ‘Itr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta,1995), h. 203.

Page 40: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

29

(4) Kitab himpunan beberapa hadis

Kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun hadis dari sejumlah kitab

sumber hadis.39

Biasanya kitab jenis ini memiliki dua karakter, ada kalanya

memuat hadis dengan klasifikasi tema tertentu dan terkadang menggunakan

penyusunan yang runtut berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Diantara kitab jenis

ini yang terpenting adalah:

a. Kitab himpunan hadis berdasarkan urutan bab

a). Jami’ al-Uṣul min ahādiṣ ar Rasul karya Ibnu Aṣir al Mubārak yang ditulis

tanpa disertai sanad. Setiap hadis diberi penjelasan ringkas tentang lafal-lafal yang

asing. Namun tidak disertai dengan penjelasan tentang derajat hadis-hadis sunan,

bahkan ia tidak menyebutkan komentar imam Turmudzi terhadap hadis-hadis

yang diriwayatkannya, sehingga hal ini membuat para pembacanya membutuhkan

upaya lebih lanjut untuk mengetahiunya.

b). Kanz al ‘Ummal fī Sunan al-aqwāl wa al ‘Af’al karya Ali bin Hisyam al

Muttaqi al Hindi (W.975 H). Kitab ini terdiri dari sembilan puluh tiga buah jilid

menurut hasil perhitungan, sehingga ia tampil sebagai kitab hadis yang komplit.

b. Kitab himpunan hadis yang disusun berdasarkan urutan huruf

Di antara kitab jenis ini yang terpenting adalah: a) Al-Jami’ al-Kabīr atau

Jam’ul Jawami’ karya as-Suyuṭi. Kitab ini merupakan cikal bakal kitab Kanzul

Ummal. b) Al-Jami’ al-Ṣagir lī Ahādiṣ al Basyīr al-Nazīr karya Al-Suyuṭi pula.

Kitab ini merupakan cuplikan dari kitab al Jami’ al-Kabīr.

39

Nuruddin Ltr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), h. 205

Page 41: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

30

c. Al-Zawa’id

Kutub Al-Zawāid ini merupakan kitab-kitab hadis yang disusun untuk

menghimpun hadis-hadis yang tidak terdapat pada kitab hadis yang lain, yakni

selain hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab yang diperbandingkan

itu.Sangat banyak ulama yang telah menyusun kitab al-Zawāid ini, diantara yang

terkenal kitab al Maṭalib al-‘Aliyah bi Zawaṭid al Masānid Al-ṣamaniyah karya

Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany. Kitab ini menghimpun hadis-hadis yang

melebihi kutub al-Sittah.40

d. Al-Takhrij

Kitab-kitab yang disusun untuk mentakhrij hadis-hadis kitab tertentu. Di

antara kitab takhrij yang penting adalah: 1) Nashbu al-Rayah lī Ahadiṣ al-

Ḥidāyah karya Jamaluddin Abu Muhammad ‘Abdillah bin Yusuf al-Zaila’i al

Ḥanafi. Kitab ini merupakan takhrij hadis-hadis kitab Hidayah, sebuah kitab fikih

mazhab Hanafi, yang disusun oleh Ali bin Abu Bakar al Maghinani. 2) Al-Mugni

‘an Ḥaml al-Asfar fī al-Asfar fī Takhrij Ma fī al Ihya’ min al-Akhbar karya Imam

Abdurrahim bin Ḥusain al-‘Iraqy. Kitab ini merupakan kitab takhrij hadis-hadis

dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al Din karya Imam al Ghazali.41

e. Al -Ajza’

Al-ajza’ merupakan jamak dari al juz’, yang artinya kitab yang disusun untuk

menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkan dari seorang perawi, baik dari

40

Nuruddin ltr, Ulum al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995), h. 206-207. 41

Nuruddin ltr, Ulum- al-Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995),h. 208. Lihat

Pula.Mahmud Thahan, ,h. 188.

Page 42: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

31

kalangan sahabat maupun generasi setelahnya.42

seperti Juz’ Hadis Abi Bakār dan

Juz’ Hadīs Malīk.

f. Al-Masyikat

Al-Masyikāt adalah kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun nama guru-

guru penyusunnya, hadis atau kitab yang mereka terima beserta sanadnya, berikut

para penyusunnya. Diantara kitab semacam ini yang paling masyhur adalah

agenda pengajian hadis yang ditulis oleh al Ra’aini yang diberi judul al-Nubẓat al

mustafād min al-riwayat wa al-isnād.

g. Al-‘Ilal

Al-‘Ilal adalah kitab-kitab hadis yang disusun untuk menghimpun hadis-hadis

yang memiliki cacat, disertai penjelasan tentang cacatnya itu. Penyusunan kitab

sejenis ini merupakan puncak prestasi kerja penyusunnya, karena pekerjaan ini

membutuhkan ketekunan, kerja keras dan waktu yang panjang untuk meneliti

sanad, memusatkan pengkajian dan mengulanginya untuk mendapat kesimpulan.43

(5) Kitab yang disusun berdasarkan keṣahih an hadisnya

Kitab yang disusun dengan menggunakan kejelian dan metode kritis atas

keṣahih an sebuah hadis, baik dari segi matan44

, sanad45

serta rawinya. Sehingga

42

Ramli Abdul Wahid, h. 87. 43

Ramli Abdul Wahid, h. 87. Lihat pula. Mahmud Thahan, h. 188. 44

Adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang disampaikan oleh sanad yang

terakhir.Lihat. Mahmud Thahan, Taisir Mushthalah al Hadist, (t.k: Dar al Fikr, tt.), h. 15.

Singkatnya matan merupakan redaksi hadis, baik pembicaraan itu merupakan sabda Rasulullah,

sahabat, maupun tabi’in tentang perbuatan Rasulullah, ataupun perbuatan sahabat yang tidak

disanggah oleh beliau.Lihat. Abdur Rahman Assegaf, Studi Islam Kontekstual, (Yogyakarta :

Gama Media, 2005), h. 107. 45

Secara bahasa artinya sandaran.Secara istilah adalah silsilah penyampai atau rawi yang

menghubungkan sampai matan.Lihat. Mahmud Thahan, h. 15. Maksudnya jalan yang dapat

menghubungkan matan hadis kepada Rasulullah. Dalam sanad ada tiga istilah : 1. Isnad yaitu

usaha seorang ahli hadis dalam menerangkan suatu hadis yang diikutinya dengan penjelasan

kepada siapa hadis itu disandarkan, usaha itu disebut meng-isnad-kan. 2.Musnid yaitu orang

Page 43: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

32

mereka membuat kaidah dan syarat untuk menentukan suatu hadis ṣahih atau

tidak. Hadis jenis ini yang masyhur adalah dua karya besar imam Bukhari dan

Muslim yang kemudian disebut dengan kitab ṣahih . Untuk lebih jelas penulis

akan mencoba memaparkan sedikit gambaran karakter kedua kitab ṣahih tersebut.

(a) Kitab Ṣahih Bukhari

Beberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:

- Mengulangi hadis jika diperlukan dan memasukkan ayat-ayat al-Qur’an.

- Memasukkan fatwa sahabat dan tabi’in sebagai penjelas terhadap hadis yang

dikemukakan.

- Menghilangkan sanad pada hadis yang sudah disebut pada bab lain.

- Menggunakan metode kritik hadis (jarh wa ta’dil).

- Disusun secara runtut berdasarkan bahasan runtutan fikih.

(b) Kitab Ṣahih Muslim

Beberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:

- Pengarang sangat teliti dalam meneliti dan mempelajari keadaan perawi

dengan menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan.

- Membandingkan riwayat tersebut antara satu dengan yang lain.

Hati-hati dalam menggunakan lafadz dan terkadang memberi isyarat

bila ada perbedaan antara lafadz-lafadz tersebut.

meng-isnad-kan. 3.Musnad adalah hadis yang telah di-isnad-kan oleh musnid tadi. Lihat. Abdur

Rahman Assegaf, ,h. 107.

Page 44: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

33

BAB III

MEMBAHAS KITAB HADIS

(KitabṢaẖiẖ Bukhari dan Sunan Turmudzi).

A. Imam Bukhari dan kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ

1. Biografi Imam Bukhari

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin

Ibrahim bin al-Mughirah al-Ju’fi. Beliau dilahirkan hari Jum’at, 13 Syawal 194 H

di Bukhara. Ayahnya, Isma’il, adalah seorang ulama hadits pula yang berguru

pada sejumlah ulama termasyhur, seperti Malik bin Anas, Hammad bin Zaid dan

Ibn Mubarak. Ia meninggal ketika Bukhari masih kecil. Riwayat hidupnya ditulis

oleh Ibn Ḥibban dalam kitab al-Ṡiqah dan oleh putranya, Imam Bukhari dalam

kitab al-Tarīkh al-Kabīr.1

Bukhari tergolong hidup dalam keluarga terpandang. Di samping beliau

anak dari seorang ulama yang disegani, secara ekonomis beliau juga tergolong

anak orang kaya.Namun saat Bukhari remaja orang tuanya meninggal dunia.

Imam Bukhari mulai belajar hadits pada saat beliau masih sangat

remaja, bahkan belum mencapai usia sepuluh tahun. Sebelum mencapai usia 16

tahun, Bukhari telah berhasil menghafalkan beberapa buah buku ulama, seperti

Ibn Mubārak, Waqi’ dan lain-lain. Beliau tidak hanya menghafal matan hadits

atau buku ulama terdahulu, tetapi juga mengenal betul biografi para perawi yang

mengambil bagian dan penukilan sejumlah hadits, baik data tanggal dan tempat

lahir, tanggal dan tempat meninggal dan sebagainya. Beliau menetap di Hijaz

1Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Shihhah al-

Sittah, (Kairo: Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah, 1981), h. 37.

Page 45: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

34

selama enam tahun untuk mempelajari hadits dan mengembara ke Baghdad

sebanyak delapan kali.Suatu saat ulama Baghdad menguji kekuatan daya hafalan

Imam Bukhari, yang konon pada waktu itu kemasyhuran hafalan beliau

mengguncangkan banyak ulama. Mereka menunjuk sepuluh ulama untuk menguji

hafalan Bukhari. Setiap ulama tersebut mengganti sanad hadits satu dan

menempatkannya pada hadits lain secara acak pada matan yang berbeda. Satu

demi satu penanya menyampaikan pertanyannya.Dan setelah semua penanya

selesai membacakan dan menyampaikan pertanyaan, Imam Bukhari secara

sistematis menerangkan kepada mereka sanad mana yang tepat untuk matan hadits

yang mereka bacakan dan tanyakan.

Pada masa akhir hidupnya, Imam Bukhari banyak mengalami kekerasan

dan dipaksa oleh pemerintah untuk meninggalkan negara-nya.Dan pada tahun 256

H, tepatnya tanggal 30 Ramadhan (malam ‘Idul Fitri), Imam Bukhari dipanggil

keharibaan Allah SWT. Beliau wafat di daerah Khirtand, yaitu suatu daerah tidak

jauh dari Samarkand.

Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari sejumlah ulama dari

berbagai daerah, seperti guru beliau di Makkah adalah Abū al-Walid Ahmad bin

Muhammad al-Azraqi, Abdullah bin Yazid al-Muqri, Ismāil bin Salim al-Ṣaig dan

Abū Bakar al-Humaidi Abdullah bin al-Zubaīr al-Qurasyi. Di Madinah, beliau

berguru pada Ibrahim bin al-Mundzīr al-Hazāmi, Muṭraf bin Abdullah bin

Hamzah, Abu Tsabit Muhammad bin Abdillah, Abdul Aziz bin Abdillah dan

Yahya bin Qaz’ah. Di Baghdad, di antaranya, Muhammad bin Isa al-Ṫiba’i,

Muhammad bin Sabiq, Suraih dan Ahmad bin Hambal dan lain-lain. Dan masih

Page 46: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

35

banyak lagi guru-guru Imam Bukhari di berbagai kota, seperti Bashrah, Kufah,

Mesir, Bukhara, dan kota-kota lainnya. Karena itu, Imam al-Hakim menyebutkan

bahwa Imam Bukhari setiap kali singgah di sebuah kota menyempatkan belajar

kepada guru-guru yang ada di kota tersebut.2

Imam Bukhari menulis banyak kitab dalam berbagai disiplin ilmu, namun

yang terbanyak adalah kitab-kitab yang terkait dengan kajian hadits. Karya beliau

yang paling masyhur adalah Ṣahih Bukhari. Judul lengkap kitab ini adalah al-

Jami’ al-Musnad al-Ṣahih al-Mukhtaṣar min Umur Rasulillah wa Sunnatihi wa

Ayyamihi.

Beberapa kitab karya Imam Bukhari lainnya adalah sebagai

berikut: Qaḍaya al-Ṣahabah, Raf’al Yadain, al-Tafsīr al-Kabir, al-Musnad al-

Kabīr, Tarīkh Ṣaghir, Tarīkh Ausaṭ, Tarīkh Kabīr, al-Adāb al-Mufrad, Birr al-

Walidain, al-Ḍu’afa’, al-Jami’ al-Kabīr, al-Asyribah, Asma’ al-Ṣahabah, al-

Wuhdan, al-Mabsuṭ, al-‘Ilal, al-Kuna, al-Fawā’id.3

2. Mengenal kitab al-Jam’u al-Ṣaḥiḥ

Nama lengkap kitab Bukhari adalah al-Jami’ al-Ṣahih al-Musnad al-

Mukhtaṣar min Umur Rasulillah SAW wa Sunnatihi wa Ayyamihi.

Kata al-Jami’ dalam ilmu hadits mengandung pengertian bahwa kitab

tersebut menghimpun hadits dari berbagai bidang, seperti aqidah, hukum, tafsir,

tarikh dan sebagainya. Dalam kitab al-Jami’ al-Ṣahih , Bukhari memasukkan

2Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, al-Imam al-Bukhari Muhadditsan wa Faqihan, (Kairo:

al-Dar al-Quumiyyah, t.t), h. 32-36. 3Mahrus Ridwan Abd Aziz, Dirasat fi Manāhij al-Muhadditsin, (Kairo: al-Fajr al-Jadīd,

1992), h. 127.

Page 47: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

36

semua hadits ṣahih yang berkaitan dengan al-Ahkām, al-Fadhā’il, al-

Akhbar masa lalu dan masa yang akan dating dan sebagainya.4

Sedangkan kata al-Ṣahih mengandung maksud bahwa Bukhari tidak

memasukkan hadits-hadits ḍa’if kecuali hadits ṣahih . Bahkan ia menegaskan

dengan pernyataan “Ma Adkhaltu fī al-Jami’ Illa Ma Ṣahha”.

Adapun yang dimaksud dengan al-Musnad dalam penamaan kitab

tersebut adalah bahwa Bukhari tidak memasukkan ke dalam kitabnya selain dari

hadits yang sanadnya bersambung (muttaṣil) melalui sahabat sampai ke

Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan maupun taqrir. Sedangkan selain itu

ia jadikan sebagai pendukung (mutabi’) dan pembanding, bukan prinsip (aṣl) dan

tujuan utama.5 Dengan demikian, menurut penilaian Bukhari, hadits-hadits yang

terdapat pada al-Jami’ al-Ṣahih adalah muttaṣil kepada Nabi SAW, dan

karenanya dapat dipertanggungjawabkan otensitasnya.

Kitab ini mulai ditulis ketika Bukhari berada di Masjid al-Haram

Makkah, dan berakhir ketika ia berada di Masjid Nabawi Madinah. Proses

penulisan kitab ini memakan waktu 16 tahun. Dan untuk setiap hadits yang beliau

seleksi dan masukkan ke dalam kitab ṣahih nya, Imam Bukhari selalu mandi dan

berwudlu kemudian melakukan shalat nafilah dan beristikharah. Hal tersebut

dilakukan sebagai tindakan kehati-hatian dan untuk memperoleh pertolongan

Allah, karena obsesi Bukhari terhadap kitabnya sebagai hujjah antara dirinya

4Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, (Beirut:

Dar al-Fikr, 1989, 1989), h. 313. 5Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadits…., Ibid.

Page 48: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

37

dengan Allah SWT. Sebagaimana dikutip ‘Ajjaj al-Khathib, Bukhari

mengatakan: “Ja’altuhu Hujjatan Baini wa Bainallah”.6

Kitab al-Jami’ al-ṣahih merupakan kitab pertama yang hanya

menghimpun hadits-hadits ṣahih saja. Di dalam kitab ini, menurut sebuah

pendapat, terdapat 9082 buah hadits, disertai pengulangan, yang terseleksi dari

sekitar 600000 hadits.7 Adapun jika tidak diulang, menurut Ibn Hajar al-

‘Asqalani, sebagaimana dikutip oleh Abu Syu’bah, jumlah keseluruhannya

sebanyak 2602 hadits.Muhammad Ṣadiq Najmi menyebutkan bahwa dalam

kitab al-Jami’ terdapat 7275 hadits disertai pengulangan, dan jika tanpa

pengulangan jumlah keseluruhan haditsnya adalah 4000 hadits.

Menurut Muhibbudin al-Khathib, sebagaimana dikutip Muham-mad

‘Ajjaj al-Khathib, perhitungan paling akurat terhadap hadits ṣahih Bukhari adalah

sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi. Menurutnya,

jumlah hadits dalam Ṣahih Bukhari disertai pengulangan sebanyak 7563,

selain ta’liq, muttabi’, mauquf dan munqaṭi’. Sedangkan jika tanpa pengulangan

jumlah keseluruhan haditsnya sebanyak 2607.8

6Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadis ‘Ulumuhu Wa Musthalahuhu, (Beirut:

Dar al-fikr, 1989), h. 312. 7Ibn shalah, Muqaddimah Ibn Shalah, (Mesir: 1326 H), h.4.

8Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, al-Khathib, Ushul al-Hadis ’Ulumuhu Wa Musthalahuhu,

(Beirut: Dar al-Fikr, 1989), h. 314.

Page 49: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

38

3. Metode Imam Bukhari

Ibn Hajar, dalam kitabnya al-Nukāt ‘ala Kitāb Ibn al-Ṣalah, memberikan

uraian singkat tentang metode Bukhari. Ia menyebutkan bahwa metode yang

dikembangkan Imam Bukhari dapat dilihat dari dua sisi:9

Pertama, dilihat dari penamaan kitabnya al-Jami’ al-Ṣahih , dan

Kedua, langkah-langkah Bukhari dalam melakukan kajian dan penelitian

(al-Istiqra) terhadap hadits.

Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran utuh tentang metode

Bukhari maka kajian terhadap kitab al-Jami’ al-Ṣahih dan langkah-langkah

tashhih dan taḍ’if-nya merupakan suatu keniscayaan

Di kalangan Muhadditsin marātib hadits berbeda-beda dilihat dari aspek

kuat dan lemahnya sanad hadits.Mahmud Ṫahhan, misalnya, membagi hadits dari

segi kuat dan lemahnya sanad hadits kepada dua bagian; hadits maqbul dan

hadits mardud. Dari keduanya dibagi kepada martabat-martabat hadits lain. Di

samping itu, pembagian tersebut juga akan mempunyai implikasi terhadap

kekuatan hujjah hadits.

Imam Bukhari adalah seorang muhaddits yang dikenal ketat dalam

memasukkan haditsnya. Hal tersebut karena Imam Bukhari menetapkan

hadits ṣahih dengan tingkat kriteria sanad yang tinggi. Beliau tidak begitu mudah

menerima sebuah hadits tanpa melakukan kroscek dan penelitian yang mendalam

terhadap sanad hadits itu.Dalam melakukan penelitian terhadap hadits tersebut

9Ibn Hajar, al-Nukat ‘ala Kitab Ibn al-Shalah,(Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiyah, 1993),

Lihat juga Muhammad Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadits, h. 313.

Page 50: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

39

selanjutnya Bukhari menentukan kriteria dan kategorisasi hadits, baik sanad

maupun matannya.

Dalam konteks ini, Bukhari menggariskan beberapa syarat yang tegas

untuk hadits ṣahih :

1. Perawi harus ‘adil, ḍabith, ṣiqah, tidak mudallis (berdusta)

2. Sanadnya bersambung (Muttaṣil), tidak mursal, munqaṭi’, atau mu’ḍ.

3. Matan hadits tidak janggal dan tidak cacat.

Berkenaan dengan syarat ittiṣal yang ditetapkan Bukhari, al-Husaini,

mengutip keterangan Ibn Hajar, menjelaskan bahwa maksud dari ittiṣal adalah

bahwa seorang perawi tidak saja harus sezaman (mu’aṣarah) dengan marwi

‘anhu (orang yang diriwayatkan haditsnya oleh perawi), tetapi harus juga bertemu

(liqa’) meskipun hanya sekali.10

Oleh karena itu, maka ulama mengatakan bahwa

Bukhari memiliki dua syarat; syarat mu’aṣarah dan syarat liqa’.

Di samping beberapa syarat di atas, Bukhari juga menetapkan kriteria

tingkat perawi (ṭabaqat al-Ruwāt) dalam haditsnya. Hammam Abdurrahim

menjelaskan ṭabaqat al-Ruwat menurut Bukhari sebagai berikut:11

1. Tingkatan pertama adalah para perawi yang terkenal‘adil, ḍabith, dan lama

bersama gurunya.

2. Tingkatan kedua adalah para perawi yang terkenal ‘adil, ḍabith, tetapi

sebentar bersama gurunya.

10

Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, al-Imam al-Bukhari, Muhadditsan wa

Faqihan, (Kairo: Dar al-Qaumiyyah, ttp), h. 28-29. 11

Hammam Abdurrahim, al-Fikr al-Manhaji ‘Inda al-Muhadditsin, (Qathar: Kitab al-

Ummat, 1408), h. 119.

Page 51: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

40

3. Tingkatan ketiga adalah para perawi yang lama bersama gurunya, tetapi

kurang keḍabithannya.

4. Tingkatan Keempat adalah para perawi yang sebentar bersama gurunya

dan kurang keḍabithannya.

5. Tingkatan kelima adalah para perawi yang terdapat cacat atau cela pada

dirinya.

Dari kelima tingkatan perawi (ṭabaqat al-Ruwāt) di atas, Bukhari

mengambil tingkatan pertama dari para perawi hadits untuk diambil hadits

darinya.Dengan demikian baik syarat (syuruṭ al-Ṣihhah) hadits maupun tingkatan

perawinya Bukhari tampaknya selalu mengambil kriteria yang tertinggi.

Pada dasarnya Bukhari tidak mengajukan syarat-syarat tertentu yang

dipakai untuk menetapkan keṣahih an hadits secara jelas. Karena persyaratan

tersebut di atas diketahui melalui penilaian terhadap kitabnya. Menurut

kesimpulan para ulama, Bukhari dalam kitab ṣahih nya selalu berpegang pada

tingkat keṣahih an yang paling tinggi, kecuali bagi beberapa hadits yang

diriwayatkan dari sahabat dan tabi’in.12

Para perawi itu berbeda-beda dalam menerima hadits dari para guru-

gurunya.Ada yang kuat hafalannya dan ada yang lemah, ada yang lama belajarnya

dan ada pula yang hanya sebentar.Mereka juga berbeda-beda sifat ‘adil dan

kejujurannya. Dalam hal ini, Bukhari hanya berpegang pada perawi yang paling

tinggi derajatnya. Sebagai contoh murid al-Zuhri dapat digolongkan menjadi lima

tingkatan. Masing-masing tingkat mempunyai keistimewaan lebih tinggi dari

12

Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Shihhah al-

Sittah, (Kairo: Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah, 1981), h. 48.

Page 52: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

41

tingkatan sesudahnya.Tingkat pertama adalah yang memiliki sifat ‘adil, kuat

hafalan, teliti, jujur dan lama mengikuti al-Zuhri, seperti Imam Malik dan Sufyan

bin ‘Uyainah.Perawi inilah yang dipakai oleh Bukhari dalam kitab ṣahih

nya.Sedangkan tingkat selainnya Bukhari tidak mengambilnya kecuali sedikit

hadits dari tingkat kedua.

Berdasarkan syarat keṣahih an hadits di atas, maka Bukhari hanya

menerima riwayat hadits yang jelas keṣiqahan perawinya hingga sahabat yang

masyhur, serta muttaṣil sanadnya, bukan munqaṭi’. Karenanya jika seorang

sahabat terdapat dua perawi atau lebih maka ia dinilai hasan, tapi jika hanya

terdapat satu perawi namun ṣahih sanadnya, maka Bukhari tetap mengambilnya.

Namun demikian, ketika status perawi itu tidak jelas (syubhat), maka Bukhari

juga tetap meninggalkannya, berbeda dengan imam Muslim yang mengambil-

nya.13

Seperti Hammad bin Salamah, Suhail bin Abi Shalih, Daud bin Abi Hind,

Abi al-Zubair dan al-‘ala bin Abdurrahman, mereka dinilai oleh Bukhari sebagai

perawi yang syubhat, status periwayatannya masih diperselisihkan oleh beberapa

kalangan, maka Bukhari tetap meninggalkan hadits mereka, meskipun mereka adil

dan tsiqah.14

Bukhari mencontohkan bahwa Suhail bin Abi Shalih adalah perawi

yang tsiqah, tetapi diragukan periwayatannya (sima’) dari orang tuanya. Oleh

13

Imam Muslim tetap mengambil hadits yang ditinggalkan oleh Bukhari sete;ah ia

menghilangkan subhat yang ada pada perawi hadits tersebut. Seperti, menurut Imam Muslim,

Suhail bin Abi Shalih meriwayatkan hadits tidak hanya dari ayahnya, ia juga meriwayatkan dari

Abdullah bin Dinar dari ayahnya, saat lain dari al-A’masy dari ayahnya, dan pada saat lain pula ia

meriwayatkan dari saudaranya dari ayahnya. dengan demikian kesyubhatan riwayat dari ayahnya

dapat dihilangkan dengan adanya jalur periwayatan selain dari ayahnya. demikian pula dengan

Hammad bin Salamah, Imam Muslim mengambil haditsnya karena alas an bahwa semua riwayat

haditsnya hampir diriwayatkan oleh kalangan yang masyhur, seperti Tsabit al-Bannani dan Ayub

al-Sijistani. 14

Muhammad bin Thahir al-Muqaddasi, Syuruth al-A’immah al-Sittah, (Beirut: Dar al-

Fikr, 1984), h. 17-18.

Page 53: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

42

karena itu, Bukhari hanya mengambil haditsnya, dari jalur selain ayahnya.

demikian pula hammad bin Salamah, ketika banyak kalangan mengatkan bahwa

dalam hadits Hammad terdapat sisipan yang bukan hadits dari para pendusta,

maka Bukhari tidak meriwayatkan haditsnya, meskipun Bukhari sendiri

mengetahui bahwa Hammad adalah seorang perawi yang ṣiqah.15

Dengan demikian, Bukhari hanya menilai shahih sebuah hadits jika

sanad hadits tersebut benar-benar ṣahih dan tidak ada kemungkinan cacat,

walaupun diriwayatkan oleh banyak periwayat. Karena, menurutnya, yang

menjadi pertimbangan adalah keṣahih an sanad bukan jumlah sanadnya.16

4. Sistematika Penulisan Kitab Al-Jami’ Al-Musnad Al-Shahih Karya

Imam Al-Bukhari

Dengan usaha kerasnya dalam mengumpulkan dan meneliti hadits guna

memastikan kesahihannya, akhirnya tersusunlah sebuah kitab hadits sebagaimana

yang dikenal saat ini.Usaha kerasnya ini tergambar dalam sebuah pernyataannya

“Aku menyusun kitab al-Jami’ al-Musnad al-Sahih ini adalah hasil seleksi dari

600.000 buah hadits selama 16 tahun.”17

Dalam rangka menyusun kitabnya ini, dan guna memastikan kesahihan

sebuah hadits, di samping berusaha secara fisik ternyata ia juga tidak

meninggalkan non fisik. Dari informasi yang disampaikan salah seorang muridnya

15

Menurut al-Dzahabi, sebenarnya Bukhari juga meriwayatkan hadits-hadits mereka,

tetapi itu sebatas keperluan sebagai penguat (istisyhad), di samping Bukhari juga ingin

menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka adalahtsiqah.Langkah meninggalkan yang dilakukan

oleh Bukhari terhadap hadits mereka lebih pada latar belakang keraguan tentang periwayatan

hadits mereka. Lihat catatan kak Muhammad bin thahir al-Muqaddisi, Syuruth al-A’immah al-

Sittah, , (Beirut: Dar al-Fikr, 1984), h. 61. 16

Abu Bakar Muhammad bin Musa al-Hazimi, Syuruth al-A’immah al-Khamsah, (Beirut:

Dar al-Fikr, 1984), h. 61 17

Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Sihhah al-Sittah, ttp: Majma’ al-Buhuts

al-Islamiyyah, 1969.

Page 54: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

43

yang bernama al-Firbari bahwa ia pernah mendengar Muhammad bin Isma’il al-

Bukhari berkata: “Aku menyusun al-Jami’ al-Musnad al-ṣahih ini di Masjid al-

Haram, aku tidak memasukkan sebuah hadits pun ke dalam kitab itu sebelum aku

shalat istikharah dua rakaat setelah itu aku baru betul-betul merasa yakin bahwa

hadits tersebut adalah hadits ṣahih .”18

Dalam hal penulisan sebuah kitab hadits dikenal ada empat macam

sistematika, pertama adalah sistematika kitab ṣahih dan sunan, yaitu sebuah kitab

yang disusun dengan cara membagi menjadi beberapa kitab dan tiap-tiap kitab

dibagi menjadi babarapa bab. Kedua, Sistem Musnad, yaitu sebuah kitab hadits

yang disusun menurut nama periwayat pertama yang menerima dari Rasul SAW,

seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar diletakkan di bawah

nama Abu Bakar.19

Ketiga, sebuah kitab hadits yang disusun berdasarkan lima

bagian-bagian tertentu yaitu bagian hadits yang berisi perintah, berisi larangan,

berisi khabar, berisi ibadah dan bagian yang berisi tentang af’al secara umum.

Keempat, kitab yang disusun menurut sistematika kamus.20

Kitab hadits karya Bukhari disusun dengan memakai sistematika model

pertama, yaitu dengan membagi menjadi beberapa judul tertentu dengan istilah

Kitab berjumlah 97 Kitab. Istilah Kitab dibagi menjadi beberapa sub judul dengan

18

Yang dimaksud dengan disusun di Masjid al-Haram adalah Bukhari mulai menyusun

draft kitab tersebut di Masjid al-Haram kemudian menulis pendahuluan di Raudlah, setelah itu ia

mengumpulkan dan menyeleksi hadits serta menempatkannya di bawah bab-bab atau topik-topik

tertentu,Syuruth al- A’imah al-sittah, ( Beirut: Dar Al-fikr, 1984), h 58-59. 19

Untuk mencari sebuah hadits dalam kitab ini sangat sulit, tetapi dapat dipermudah

dengan adanya buku Miftah Kunuz al-Sunnah yang memuat 12 buah kitab hadits dan al-Mu’jam

al-Mufahras memuat 9 buah kitab hadits. 20

Hasbi ash-shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Page 55: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

44

istilah Bab berjumlah 4550 bab,21

dimulai dengan bab Bad’u al-Wahy kemudian

disusul kitab al-Iman, kitab al-‘Ilm, Kitab Wudlu’ dan seterusnya dengan jumlah

hadits secara keseluruhan 7275 buah hadits termasuk yang terulang atau sebanyak

4000 buah hadits tanpa pengulangan.22

B. Imam Turmudzi dan kitab Jam’u al-Ṣaḥiḥ

1) Biografi imam al-Turmudzi

Imam al-Turmudzi memiliki nama lengkap Abu ‘Isa Muhammad ibn ‘Isa

ibn Tsaurah ibn Musa ibn al-Ḍahak al-Sulami al-Bugi al-Turmudzī. Namun beliau

lebih popular dengan nama Abu ‘Isa. Bahkan dalam kitab al–Jami’ al–Shahih -

nya, ia selalu memakai nama Abu ‘Isa. Sebagian ulama sangat membenci sebutan

Abu ‘Isa, mereka menyandarkan argumennya dari hadis Abu Syaibah yang

menerangkan bahwa seorang pria tidak diperkenankan memakai nama Abu ‘Isa,

karena Isa tidak mempunyai ayah. Sabda Nabi Muhammad: “Sesungguhnya ‘Isa

tidak mempunyai ayah”. Al-Qari menjelaskan lebih detail, bahwa yang dilarang

adalah apabila nama Abu ‘Isa sebagai nama depan atau nama asli,

bukan kunyah atau julukan. Dalam hal ini, penyebutan Abu ‘Isa adalah untuk

membedakan al-Turmudzi dengan ulama yang lain. Sebab, ada beberapa ulama

besar yang popular dengan nama al-Turmudzi, yaitu :

1. Abu Isa al-Turmudzī, pengarang kitab al–Jami’ al–Ṣahih .

21

Menurut Hasbi ash-Shiddiqi bab-babnya berjumlah 3521. Pokok-pokok Ilmu Dirayah

Hadits, Jilid I. (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), 208-211. 22

Menurut perhitungan Ibn Shalah, dikutip oleh ‘Abd al-Muhsin bin Hammad al-

‘Abbad, ‘Isyruna Haditsan min Shahih al-Bukhari, (Madinah: al-Salafiyah, 1980), 15.

Page 56: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

45

2. Abu al-Hasan Ahmad bin al-Hasan, yang popular dengan sebutan al-

Turmudzi al-Kabīr.

Al-Hakim al-Turmudzi Abu Abdullah Muhammad ‘Ali bin al-Hasan bin

Basyar. Ia seorang uhud, hafiẓ, mu’azin, pengarang kitab dan popular dengan

sebutan al-Hakim al-Turmudzi.23

(w. 285 H) seorang penulis besar dan sufi.24

Adapun nisbah yang melekat dalam nama al-Turmudzi, yakni al-Sulami,

dibangsakan dengan Bani Sulaim, dari Kabilah Ailan. Sementara al-Bugi adalah

nama tempat di mana al-Turmudzi wafat dan dimakamkan. Sedangkan kata al-

Turmudzi sendiri dibangsakan kepada kota Tirmidz, sebuah kota di tepi selatan

sungai Jihun (Amudaria) yang sekarang, Uzbekistan (Ahmad Sutarmadi, 1998:

50), tempat al-Turmudzi dilahirkan. Tokoh besar al-Turmudzi lahir pada tahun

209 H dan wafat pada malam Senin tangga 13 Rajab tahun 279 H di desa Bug

dekat kota Tirmidz dalam keadaan buta. Itulah sebabnya Ahmad Muhammad

Syakir menambah dengan sebutan al-Darir, karena al-Turmudzi mengalami

kebutaan di masa tuanya.25

Al-Turmudzi banyak mencurahkan hidupnya untuk menghimpun dan

meneliti hadis. Beliau melakukan perlawatan ke pelbagai penjuru negeri, antara

lain: Hijaz, Khurasan, dan lain-lain.

Di antara ulama yang menjadi gurunya adalah; Qutaibah bin Sa’id al-

Madanī (lama belajar al-Turmudzi diperkirakan lebih dari 35 tahun), Ishaq bin

23

Suryadi, Kitab Sunan al–Turmudzidalam “Studi Kitab Hadis” (Yogyakarta: Teras,

2003), h. 104-105. 24

Ahmad Sutarmadi, al–Imam al–Turmudzi: Peranannya dalamPengembangan Hadits

dan Fiqih (Jakarta: Logos, 1998), h. 50. 25

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi dalam Studi Kitab Hadis, ( Yogyakarta: Teras,

2003), h. 104-105

Page 57: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

46

Rahawaih (di Khurasan), Muhammad bin ‘Amru as-Sawwaq al-Balki (di

Naysabur), Muhammad Ibn Gilan (di Merw, w. 39 H)26

, Ismā’il bin Musa al-

Fazari, Abū Mus’ab al-Zuhri, Bisyri bin Mu’az al-‘Aqādi, al-Hasan bin Ahmad

bin Abī Syu’aib, ‘Alī bin Hujr, Hannad, Yusuf bin Isa, Muhammad bin Yahya

Khallad bin Aslam, Ahmad bin Muni’, Muhammad bin Ismā’il, dan masih banyak

lagi yang lainnya. Adapun di antara muridnya yang masyhur adalah Abu Bakar

Ahmad bin Ismā’il Ibn Amir al-Samarkandi, Abu Hamid Ahmad Ibn Abdullah

Ibn Dawud a-Marwazi al-Tajir, Ahmad Ibn Yusuf al-Nasafi, Ahmad Ibn ‘Ali al-

Maqari, al-Husain bin Yunus, Hammad bin Syakir dan lain-lain.27

Di kalangan kritikus hadis, integritas pribadi dan kapasitas intelektual al-

Turmudzi tidak diragukan lagi. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan mereka

sebagai berikut:

Dalam kitab al–Ṣiqat, Ibn Hibban menerangkan bahwa al-Turmudzi

adalah seorang penghimpun dan penyampai hadis, sekaligus pengarang kitab.

Al-Khalili berkata “al-Turmudzi adalah seorang tsiqah muttafaq ‘alaih

(diakui oleh Bukhari dan Muslim)”.,

Al-Idris berpendapat bahwa al-Turmudzi seorang ulama hadis yang

meneruskan jejak ulama sebelumnya dalam bidang ‘Ulum al–Hadis.

Al-Hakim Abu Ahmad berkata, aku mendengar ‘Imran bin ‘Alan berkata,

“Sepeninggal Bukhari tidak ada ulama yang menyamai ilmunya, ke-wara’-annya,

dan ke-zuhud-annya di Khurasan, kecuali Abu ‘Isa al-Turmudzi.

26

Ahmad Sutarmadi, al-Imam al-Turmudzi: peranannya dalam pengembangan Hadis dan

Fiqih ( Jakarta: Logos, 1998) h. 59-60. 27

Ahmad Sutarmadi, al-Imam al-Turmudzi: Peranannya dalam Pengembangan Hadis dan

fiqih ( Jakarta: Logos, 1998), h. 63.

Page 58: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

47

Ibn Fadil menjelaskan, Bahwa al-Turmudzi adalah pengarang

kitab Jami’ dan Tafsirnya, dia juga ulama yang paling berpengetahuan.28

Meskipun umumnya ulama kritikus hadis mengakui kredibilitas al-

Turmudzi sebagai ulama hadis, namun Muhammad Ibn Hazm mengatakan bahwa

al-Turmudzi adalah majhul dalam bidang periwayatan hadis. Pernyataan tersebut

mengundang reaksi keras dari para ulama, di antaranya:

1. Al-Hafiz al-Zahabi berpendapat, Ibn Hazm mengkritik al-Turmudzi

disebabkan ia tidak mengetahui dan belum sempat membaca karya al-

Turmudzi. Memang saat itu kitab al–Jami’al–Shahih al–Turmudzi belum

sempat masuk ke wilayah Andalusia (Spanyol), negeri Ibn Hazm.

2. Ibn Hajar dengan pernyataan yang cukup pedas, mengkritik pendapat Ibn

Hazm dengan mengatakan:

“Suatu kebodohan bagi Ibn Hazm yang memberikan penilaian majhul

terhadap al-Turmudzi, padahal al-Turmudzi diakui ke-hafiz-annya, serta karyanya

telah mendapat respon positif di kalangan ulama hadis.Sesungguhnya al-

Turmudzi termasuk ulama yang tsiqat hafiz”.

1. Ibn Katsir berkata :

“Suatu sikap bodoh Ibn Hazm yang memandang rendah Abu ‘Isa al-

Turmudzi.Penilaian tersebut tidak akan pernah merubah posisi al-Turmudzi,

namun sebaliknya akan merendahkan kredibilitas Ibn Hazm sendiri”.29

28

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi dalam Studi Kitab Hadis, ( Yogyakarta: Teras, 2003)

h. 107. 29

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi dalam Studi Kitab Hadis, ( Yogyakarta: Teras,

2003), h. 108.

Page 59: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

48

Bantahan yang muncul dari para ulama terhadap penilaian Ibn Hazm di

atas menunjukkan bahwa para ulama masih tetap mengakui kredibilitas pribadi al-

Turmudzi selaku pakar hadis.

Kesungguhan al-Turmudzi dalam menggali hadis dan ilmu pengetahuan,

tercermin dari karya-karyanya, yaitu:

1. Kitab al–Jami’ al–Shahih , yang kenal juga dengan al–Jami’al–Turmudzi,

atau lebih popular lagi dengan Sunanal–Turmudzi.

2. Kitab al–‘Ilal al–Shaghir, kitab ini terdapat pada akhir kitab al–Jami’ al–

Turmudzi.

3. Kitab al–‘Ilal al–Mufrad atau al–‘Ilal Kabir yang mendapat bahan dari al-

Bukhari.

4. Kitab al–Tarikh.

5. Kitab al–Syama’il al–Muhammadiyyah.

6. Kitab al–Zuhud yang merupakan kitab tersendiri, yang tidak sempat

diamankan, sehingga tidak dapat ditemukan

7. Kitab al–Asma’ wa al–Kunya.

8. Kitab al–Asma’ al–Shahabah.

9. Kitab al–Atsar al–Mauqufah.30

Di antara karya al-Turmudzi yang paling monumental adalah kitab al–

Jami’ al–Shahih atau Sunan al–Turmudzi, sementara kitab-kitab yang lain,

seperti al–Zuhud, dan al–Asma’ wa al–Kunya kurang begitu dikenal di kalangan

masyarakat umum.

30

Ahmad Sutarmadi, Kitab Sunan al-Turmudzi dalam “ Studi kitab hadis “, ( Yogyakarta

Teras 2003) h. 77-78.

Page 60: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

49

Begitu populernya kitab al–Jami’ al–Shahih , maka muncul beberapa

kitab syarah yang mensyarahi kitab tersebut. Di antaranya:

1. Aridat al–Ahwadi ditulis oleh Abu Bakar ibn al-‘Arabi al-Maliki.

2. Al–Munqih al–Syazi fi Syarh al–Turmudzioleh Muhammad ibn

Muhammad ibn Muhammad yang terkenal dengan Ibn Sayyid al-Nas al-

Syafi’i.

3. Syarah Ibn Sayyid al–Nasdisempurnakan oleh al-Hafz Zainuddin al-‘Iraqi.

4. Syarah al-Turmudzi oleh al-Hafiz Abu al-Fajar Zainuddin ‘Abd al-

Rahman Ibn Syihabuddin Ahmad Ibn Hasan Ibn Rajab al-Baghdadi al-

Hanbali.

5. Al–Lubab oleh al-Hafiz Ibn Hajar al-‘Asqalani.

6. Al-‘Urf al–Syazi’ ala Jami’ al–Timidzi oleh al-Hafiz ‘Umar ibn Ruslan al-

Bulqini.

7. Qat al–Mughtadi’ ‘ala Jami’ al–Turmudzi oleh al-Hafiz al-Suyuti.

8. Ta’liq al–Turmudzi dan Syarah al–Ahwazi oleh Muhammad Tihir.

9. Syarah Abu Thayyib al–Sindi.

10. Syarah Sirajuddin Ahmad al–Sarkandi.

11. Syarah Abu al–Hasan ibn ‘Abd al–Hadis al–Sindi.

12. Bahr al–Mazi Mukhtashar Shahih al–Turmudzi oleh Muhammad Idris

‘Abd al-Ra’uf al-Marbawi al-Azhari.

13. Tuhfat al–Ahwazi oleh Abu ‘Ali Muhammad Abd al-Rahman Ibn ‘Abd al-

Rahim al-Mubarakfuri.

Page 61: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

50

14. Syarah Sunan al–Turmudzi dengan al–Jami’ al–Shahih oleh Ahmad

Muhammad Syakir.

15. Al-‘Urf al–Syazi ‘ala Jami’ al–Turmudzi oleh Muhammad Anwar Syah al-

Kasymiri.31

2) MengenalKitab al–Jami’ al–Shahih

Kitab al–Jami’ al–Shahih ini memuat berbagai permasalahan pokok

agama, di antaranya yaitu;al–aqa’id (tentang tauhid), al–ahkam (tentang

hukum), al–riqaq (tentang budi luhur), adab (tentang etika), al–tafsir (tentang

tafsir al-Qur’an), al–tarikh wa al–siyar (tentang sejarah dan sejarah jihad Nabi

SAW.), al–syama’il (tabi’t), al–fitan (tentang terjadinya fitnah dan malapetaka),

dan al–manaqib wa al–masalib (tentang biografi sahabat dan tabi’in).32

Oleh

sebab itu kitab hadis ini disebut dengan al–Jami’.

Secarakeseluruhan, kitab al–Jami’ al–Shahih atauSunan al–Turmudzi ini

terdiri dari 5 juz, 2375 bab dan 3956 hadis.

Menurut al-Turmudzi, isi hadis-hadis dalam al–Jami’ al–Shahih , telah

diamalkan ulama’ Hijaz, Iraq, Khurasan dan daerah lain (dalam kitab Tarikh-nya,

Ibnu Katsir meriwayatkan dari al-Turmudzi, dia berkata: “Aku telah menyusun

kitab Musnad yang shahih ini dan telah aku tunjukkan kepada para ulama Hijaz,

Iraq, Khurasan dan mereka menyenanginya. Barangsiapa di rumahnya terdapat

kitab ini, maka seakan-akan di rumahnya adaseorang Nabi yang bersabda) ,

31

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi dalam “ Studi Kitab Hadis “ ( Yogyakarta Teras

2003), h. 109-110. 32

Ahmad Sutarmadi, al- Imam al- Turmudzi, Perannya Dalam Perkembangan Hadis dan

Fiqih ( Jakarta: Logos, 1998 ) h. 57.

Page 62: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

51

kecuali dua hadis (yang telah dibahas dimuka). Hadis ini diperselisihkan ulama

baik segi sanad maupun dari segi matan, sehingga sebagian ulama ada yang

menerima dan ada yang menolak dengan alasan-alasan yang berdasarkan naql

maupun akal.

Al-Turmudzi adalah pakar hadis yang msyhur pada abad ke-3 Hijriyyah.

Abad ke-3 H adalah puncak kemajuan ulama dalam mengembangkan pelbagai

disiplin ilmu pengetahuan, di antaranya : hadis, fiqih, filsafat, ilmu kalam dan

tasawuf.

Dalam kawasan hadis, periode ini merupakan periode “penyempurnaan

dan pemilahan”, yaitu penanganan terhadap persoalan-persoalan yang belum

sempat terselesaikan pada periode sebelumnya, seperti persoalan al–jarh wa al–

ta’dil, persambungan sanad dan kritik matan. Di samping itu, pemisahan hadis

Nabi dan fatwa sahabat juga dilakukan ulama pada periode ini.

Upaya penyempurnaan dengan pemilahan ini pada akhirnya memunculkan

kitab-kitab hadis dengan corak baru, yaitu kitab shahih yang hanya memuat

hadis-hadis shahih yaitu kitab al–Jami’al–Shahih oleh Bukhari (w. 256 H),

kitab al–Jami’ al–Shahih oleh Muslim (w. 261 H), dan kitab-kitab Sunan yang

memuat seluruh hadis kecuali hadis yang sangat dha’if dan munkar, seperti

kitab sunan yang disusun oleh Abu Dawud (w. 273 H), al-Turmudzi (w. 279 H),

al-Nasa’I (w. 303 H). Keberadaan kitab-kitab tersebut dimaksudkan untuk

menangkal pemalsuan hadis dari golongan para pendusta dan mazhab teolog yang

fanatik dalam membela golongannya.

Page 63: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

52

Ulama pada abad itu juga berupaya menata hukum Islam berdasarkan

sumber al–Qur’an dan al–Hadis, sehingga semua kitab hadis yang lahir pada abad

ini berorientasi pada fiqih.Hal ini dapat dicermati dari metode penyusunan kitab-

kitab tersebut terdiri atas bab-bab fiqih.Bahkan dengan tegas al-Turmudzi

mengatakan “Tidaklah hadis-hadis yang terdapat dalam kitab ini kecuali yang

dipilih (diamalkan) fuqaha’”.

Pernyataan al-Turmudzi tersebut menunjukkan, bahwa sebagai pakar hadis

ia ingin menjaga keutuhan hadis sebagai dasar syari’at Islam. Ia lebih memilih

menggunakan hadisdha’if laisa bihi matruk (hadis dha’if yang kelemahannya

tidak menghalangi pengamalannya) dari pada hukum qiyas dan ijma’. Itulah

sebabnya al-Turmudzi menciptakan istilah hadis hasan, yang kedudukannya di

bawah hadis shahih dan di atas hadis dha’if, namun dapat dipakai sebagai

hujjah .33

Karena kitab al-Turmudzi banyak memuat hadis hasan, maka membuat

kitab tersebut populer dengan kitab hadis hasan itu. Namun para ulama berbeda

pendapat mengenai hadis hasan itu, termasuk guru-guru maupun murid-murid al-

Turmudzi, karena al-Turmudzi tidak memberi definisi yang pasti, terlebih al-

Turmudzi menggabungkan dengan istilah yang beraneka ragam,

seperti: hadis hasan shahih , hasan gharib, dan hasan shahih gharib.

Namun, satu hal yang tetap perlu dicatat, adalah kerja besar al-Turmudzi

dalam mengukir sejarah tentang pembagian hadis menjadi hadis shahih , hasan,

dan dha’if, yang sebelumnya adalah hadis shahih dan dha’if. Imam al-Nawawi

33

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi Dalam “ Studi Kitab Hadis “ ( Yogyakarta Teras,

2003) h. 110-111.

Page 64: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

53

dalam kitab Taqrib yang disyaratkan oleh al-Suyuti mengatakan: “Kitab al–

Turmudzi adalah asal untuk mengetahui hadis hasan, ialah yang

memasyhurkannya, meskipun sebagian ulama dan generasi sebelumnya telah

membicarakannya secara terpisah”.

Senada dengan Imam al-Nawawi, Imam Taqiyuddin Ibn Taimiyyah juga

menjelaskan: “Abu Isa al-Turmudzi dikenal sebagai orang pertama yang membagi

hadis menjadi shahih , hasan dan dha’if, yang tidak diketahui oleh seorang pun

tentang pembagian itu sebelumnya. Abu Isa telah menjelaskan yang dimaksud

dengan hadis hasan itu ialah hadis yang banyak jalannya, perawinya tidak

dicurigai berdusta, dan tidak syaz“.

Dilihat dari segi kuantitatif dan kualitatif nilai hadis dari kitab al–

Jami’ al–Shahih yang berjumlah 3956 buah hadis itu sebagai berikut:34

Hadis shahih 158 buah

Hasan shahih 1.454 buah

Shahih gharib 8 buah

Hasan shahih gharib 254 buah

Hasan 705Buah

Hasan gharib 571 buah

Gharib 412 buah

Dha’if 73 buah

Tidak dinilai dengan jelas 344 buah

34

Ahmad Sutarmadi, al-Imam al-Turmudzi : Peranannya Dalam Pengembangan Hadis dan

Fiqih ( Jakarta: Logos, 1998), h. 164.

Page 65: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

54

al-Dahlawy membagi derajat kitab-kitab hadis kepada empat tingkatan:

Pertama, al–Muwaththa’, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Kedua,Sunan yang empat (Sunan Abu Dawud, Sunan al–Nasa’I, Sunan al–

Turmudzi, Sunan Ibnu Majah), sementara Musnad Ahmad sangat berdekatan

kepada tingkat yang kedua ini.

Ketiga, seluruh Musnad selainMusnad Ahmad, yang kandungannya

bercampur baur, ada yang shahih , ada yang hasan, ada yang dha’if, bahkan ada

yang munkar, seperti Musnad Abu Ya’la, Sunanal–Baihaqi, kitab-kitab al–

Thahawi dan kitab al–Thabrani.

Keempat, kitab-kitab yang dimaksudkan oleh penyusunnya

mengumpulkan segala rupa hadis, untuk kepentingan mereka yang membantu

pendirian dan paham masing-masing, seperti kitab-kitabIbnu Asakir, al–Dailami,

Ibnu Najjar Abu Nu’aim, dan yang setaraf.35

Terlepas dari kebesaran dan kontribusi yang telah diberikan oleh al-

Turmudzi melalui kitabnya, tetap muncul pelbagai pandangan kontroversial antara

yang memuji dan mengkritik karya tersebut. Di antaranya adalah al-Hafiz al-

‘Alim al-Idrisi, yang menyatakan bahwa al-Turmudzi adalah seorang dari para

Imam yang memberikan tuntunan kepada mereka dalam ilmu hadis,

35

Teungku Muhamad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu

Hadits (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 101. Lihat juga Fachrur Razi Amir, Peringkat

Kitab-kitab Hadis: Analisis Kualitatif dalam “Ulumul Hadis” (Yogyakarta: Teras, 2010), h. 214-

215.

Page 66: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

55

mengarang al–Jami’, Tarikh, ‘Ilal, sebagai seorang penulis yang ‘alim yang

meyakinkan, ia seorang contoh dalam hafalan.36

Lain halnya dengan al-Hafiz Ibn Asihr (w. 524 H), yang menyatakan

bahwa kitab al-Turmudzi adalah kitab shahih , juga sebaik-baiknya kitab, banyak

kegunaannya, baik sistematika penyajiannya dan sedikit sekali hadis-hadis yang

terulang. Di dalamnya juga dijelaskan pula hadis-hadis yang menjadi amalan

suatu mazhab disertai argumentasinya. Di samping itu al-Timidzi juga

menjelaskan kualitas hadis, yaitu shahih , saqim dan gharib. Dalam kitab tersebut

juga dikemukakan kelemahan dan keutamaan (al–Jarh wa al–Ta’dil) para perawi

hadis. Ilmu tersebut sangat berguna untuk mengetahui keadaan perawi hadis yang

menetukan apakah dia diterima atau ditolak.

Sementara Abu Isma’il al-Harawi (w. 581 H) berpendapat,

bahwa kitab al–Turmudzi lebih banyak memberikan faedah dari pada kitab Shahih

Bukhari dan Shahih Muslim, sebab hadis yang termuat dalam kitab al–Jami’ al–

Shahih al–Turmudzi diterangkan kualitasnya, demikian juga dijelaskan sebab-

sebab kelemahannya, sehingga orang dapat lebih mudah mengambil faedah kitab

itu, baik dari kalangan fuqaha’, muhadditsin, dan lainnya.

Seorang orientalis Jerman, Brockelman menyatakan ada sekitar

40 hadis yang tidak diketahui secara pasti apakah hadis–hadis itu

termasuk hadis Abi Isa al-Turmudzi.Sekumpulan hadis itu dipertanyakan apakah

kitab yang berjudul al–Zuhud atau al–Asma’wa al–Kunya.Ada dugaan keras

bahwa kumpulan hadis itu adalah al–Fiqh atau al–Tarikh, tetapi masih diragukan.

36

Ahmad Sutarmadi, al-Imam al-Turmudzi : Peranannya Dalam Pengembangan Hadis dan

Fiqih ( Jakarta: Logos, 1998), h. 78.

Page 67: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

56

Ignaz Goldziher dengan mengutip pendapat al-Zahabi telah memuji

kitab al-Jami’ al-Shahih dengan memberikan penjelasan bahwa kitab ini terdapat

perubahan penetapan isnad hadis, meskipun tidak menyebabkan penjelasan secara

rinci, tetapi hanya garis besarnya. Di samping itu, di dalam kitab al–Jami’ al–

Shahih ini ada kemudahan dengan memperpendek sanad.

Kendatibanyak yang memuji kitab al–Jami’ al–Turmudzi, namun bukan

berarti kemudian luput dari kritikan. Al–Hafiz Ibn al–Jauzi (w. 751 H)

mengemukakan, bahwa dalam kitab al–Jami’ al–Shahih li al–Turmudzi terdapat

30 hadis maudu’ (palsu), meskipun pada akhirnya pendapat tersebut dibantah oleh

Jalaluddin al-Suyuti (w.911 H) dengan mengemukakan, bahwa hadis-hadis yang

dinilai palsu tersebut sebenarnya bukan palsu, sebagaimana yang terjadi dalam

kitab Shahih Muslim yang telah dinilainya palsu, namun ternyata bukan palsu. Di

kalangan ulama hadis, al-Jauzi memang dikenal terlalu tasahul (mudah) dalam

menilai hadis sebagai hadis palsu.Mengacu kepada pendapat al-Suyuti, dan

didukung oleh pengakuan mayoritas ulama hadis seperti telah dikemukakan, maka

penilaian Ibn al-Jauzi tersebut tidak merendahkan al-Turmudzi dan kitab al–

Jami’al–Shahihnya.37

3) Metode Kitab al–Jami’ al–Shahih 38

Judul lengkap kitab al–Jami’ al–Shahih adalahal-Jami’al–Mukhtashar

min al–Sunan ‘an Rasulillah Shallallahu ‘alahi wa Sallam wa Ma’rifat al-Shahih

37

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi Dalam “ Studi Kitab Hadis “ ( Yogyakarta Teras,

2003 h. 121-123. 38

Suryadi, Kitab Sunan al-Turmudzi Dalam “ Studi Kitab Hadis “ ( Yogyakarta Teras,

2003 h. 111-114.

Page 68: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

57

wa al-Ma’lul wa Ma’ ‘alaihi al-‘Amal.39

Meski demikian kitab ini lebih popular

dengan nama al–Jami’al–Turmudzi atau Sunan al–Turmudzi. Untuk kedua

penamaan ini tampaknya tidak dipermasalahkan oleh ulama. Adapun yang

menjadi pokok perselisihan adalah ketika kata-kata shahih melekat dengan nama

kitab. Al-Hakim (w. 405 H) dan al-Khatib al-Baghdadi (w. 483 H) tidak keberatan

menyebut dengan Shahih al–Turmudzi atau al–Jami’ al–Shahih.

Berbeda dengan Ibn Katsir (w. 774 H) yang menyatakan pemberian nama

itu tidak tepat dan terlalu gegabah, sebab di dalam kitab al–Jami’ al–

Turmudzi tidak hanya memuat hadis shahih saja, akan tetapi memuat pula hadis-

hadis hasan, dha’if dan munkar, meskipun al-Turmudzi selalu menerangkan

kelemahannya, ke-mu’alal-annya dengan ke-munkar-annya.

Dalam meriwayatkan hadis, al-Turmudzi menggunakan metode yang

berbeda dengan ulama-ulama lain. Berikut metode-metode yang ditempuh oleh al-

Turmudzi:

1. Men-takhrij hadis yang menjadi amalan para fuqaha’.

Dalam kitabnya, al-Turmudzi tidak meriwayatkan hadis, kecuali hadis

yang diamalkan oleh fuqaha’, kecuali dua hadis, yaitu:

أن النبى صلى هللا عليه وسلم جمع بين الظهر والعصر بالمدينة والمغرب والعشاء من غير

خوف وال سفر وال مطر40

“Sesungguhnya Rasulullah menjama’ Shalat Zuhur dengan Ashar dan

Maghrib dengan Isya’, tanpa adanya sebab takut, dalam perjalanan, dan

tidak pula karena hujan”.

39

Saifuddin, Arus Tradisi Tadwin Hadis dan Historiografi Islam: Kajian Lintas

Aliran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 160. 40

Al-Turmudzi, al-Jami’ As-shahih, juz V, 392.

Page 69: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

58

إذا شرب الخمر فاجلدوه فإن ماد فى الرابعة فاقتلوه41

“Apabila seseorang minum khamar, maka deralah ia, dan jika ia

kembali minum khamar pada yang keempat kalinya maka bunuhlah ia”.

Hadis pertama, menerangkan tentang men-jama’ shalat.Para ulama tidak

sepakat untuk meninggalkan hadis ini, dan boleh hukumnya melakukan

shalat jama’ di rumah selama tidak dijadikan kebiasaan.Demikian pendapat Ibn

Sirin serta sebagian ahli fiqih dan ahli hadis.

Hadis kedua, menerangkan bahwa peminum khamar akan dibunuh jika

mengulangi perbuatannya yang keempat kalinya. Hadis ini menurut al-Turmudzi

dihapus oleh ijma’ ulama. Dengan demikian dapat dipahami maksud al-Turmudzi

mencantumkan hadis tersebut, adalah untuk menerangkan ke-mansukh-an hadis,

yaitu telah di-mansukh dengan hadis riwayat al-Zuhri dari Qabisah bin Zawaib

dari Nabi, yang menerangkan bahwa peminum khamar tersebut dibawa kepada

Rasul. Kemudia Rasul SAW. Memukulnya dan bukan membunuhnya.

1.Memberi penjelasan tentang kualitas dan keadaan hadis.

Salah satu kelebihan al-Turmudzi adalah ia mengetahui benar keadaan

hadis yang ia tulis. Hal itu berdasarkan hasil diskusinya dengan para ulama

tentang keadaan hadis yang ia tulis. Dalam kitab al–Jami’, al-

Turmudzimengungkapkan :

“Dan apa yang telahdisebutkan dalam kitab ini mengenai ‘ilal hadis, rawi

ataupun sejarah adalah hasil dari apa yang aku takhrij dari kitab-kitab tarikh, dan

41

Al-Turmudzi, al-Jami’ as-Shahih, juz V, 392.

Page 70: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

59

kebanyakan yang demikian itu adah hasil diskusi saya dengan Muhammad bin

Isma’il (al-Bukhari)”.

Pada kesempatan lain al-Turmudzi juga mengatakan :

“Dan kami mempunyai argumen yang kuat berdasarkan pendapat ahli

fiqih terhadap materi yang kami terangkan dalam kitab ini”.

Dengan demikian dapat dipahami, bahwa usaha menjelaskan keadaan

suatu hadis dimaksudkan olah al-Turmudzi untuk mengetahui kelemahan hadis

bersangkutan. Menurut al-Hafiz Abu Fadhil bin Tahir al-Maqdisi (w. 507 H) ada

empat syarat yang ditetapkan oleh al-Turmudzi sebagai standarisasi periwayatan

hadis, yaitu:

1. Hadis-hadis yang sudah disepakati keshahih annya oleh Bukhari dan

Muslim.

2. Hadis-hadis yang shahih menurut standar keshahih an Abu Awud dan al-

Nasa’I, yaitu hadis-hadis yang para ulama tidak sepakat untuk

meninggalkannya, dengan ketentuan hadis itu bersambung sanadnya dan

tidak mursal.

3. Hadis-hadis yang tidak dipastikan keshahih annya dengan menjelaskan

sebab-sebab kelemahannya.

4. Hadis-hadis yang dijadikanhujjah oleh fuqaha’, baik hadis tersebut shahih

atau tidak. Tentu saja ketidak-shahih annya tidak sampai pada tingkat

dha’if matruk.

Page 71: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

60

4) Sistematika Kitab Al-Jam’u al-Ṣaḥiḥ

Kitab al–Jami’ al–Shahih ini disusun berdasarkan urutan bab fiqih, dari

bab thaharah seterusnya sampai dengan bab akhlaq, do’a, tafsir, fadha’il dan

lain-lain. Dengan kata lain al-Turmudzi dalam menulis hadis dengan

mengklasifikasi sistematikanya dengan model juz, kitab, bab dan sub bab. Kitab

ini ditahqiq dan dita’liq oleh tiga ulama kenamaan pada generasi sekarang

(modern), yakni Ahmad Muhammad Syakir (sebagai Qadhi Syar’i), Muhammad

Fu’ad Abdul Baqi’ (sebagai penulis dan pengarang terkenal), dan Ibrahim ‘Adwah

‘Aud (sebagai dosen pada Universitas al-Azhar Kairo Mesir).

Secara rinci sistematika kitab al–Jami’ al–Shahih akan dijelaskan sebagai

berikut:

Juz I terdiri dari 2 kitab, tentang Thaharah dan Shalat yang meliputi 184

bab 237 hadis.

Juz II terdiri dari kitab Witir, Jumu’ah, Idayn dan Safar, meliputi 260 bab

dan 355 hadis.

Juz III terdiri dari kitab Zakat, Shiyam, Haji, Janazah, Nikah, Rada’,

Thalaq dan Li’an, Buyu’ dan al–Ahkam, meliputi 516 bab dan 781 hadis.

Juz IV terdiri darikitab Diyat, Hudud, Sa’id, Dzaba’ih, Ahkam dan Sa’id,

Dahi, Siyar, Fadhilah Jihad, Libas, Ath’imah, Asyribah, Birr wa Shilah,

al–Thibb, Fara’id, Washaya, Wali dan Hibbah, Fitan, al–Ra’yu,

Syahadah, Zuhud, Qiyamah, Raqa’iq dan Wara’, Jannah dan Jahannam,

meliputi 734 bab dan 997 hadis.

Page 72: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

61

Juz V terdiri dari 10 pembahasan, tentang Iman, ‘Ilm, Isti’dzan, Adab, al–

Nisa’, Fadha’il al–Qur’an, Qira’ah, Tafsiral–Qur’an, Da’awat, Manaqib,

yang meliputi 474 bab dan 773 hadis, di tambah tentang pembahasan

‘Ilal.42

42

Ahmad Sutarmadi, al-Imam al-Turmudzi : Peranannya Dalam Pengembangan Hadis dan

Fiqih ( Jakarta: Logos, 1998) h. 160.

Page 73: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri
Page 74: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

63

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab terakhir inipenulis mendapatkan beberapa kesimpulan dalam

penulisan skripsi ini.Kitab hadits karya Imam Bukhari disusun dengan pembagian

beberapa judul. Judul-judul tersebut dikenal dengan istilah “Kitāb”. Jumlah judul

(kitab) yang terdapat di dalamnya adalah 97 kitab. Setiap kitab dibagi menjadi

beberapa subjudul yang dikenal dengan istilah “bab”. Jumlah total babnya adalah

4550 bab, yang dimulai dengan kitab bad’u al-waḥy, dan disusul dengan kitāb al-

Imān, kitāb al-‘Ilm, kitāb al-Wadu’, dan sterunya.

Telah menjadi kesepakatan ulama dan umat Islam bahwa kitab Sahih al-

Bukhari adalah kitab yang paling otentik dan menduduki tempat terhormat setelah

Alquran. Diantara para ulama yang mengemukakan demikian adalah Ibnu Ṣalāḥ,

beliau mengemukakan, kitab yang paling otentik sesudah Al-Quran adalah Sahih

Bukhari dan Sahih Muslim.

Jami’ al Sohihain atau Sunan Turmudzi merupakan karya besar dari Abu

‘Isa Muhammad bin Isa at Turmudzi , salah seorang imam Hadits. Secara hierarki

kitab pokok hadits, maka kitab ini berada di urutan ke-empat, bahkan pendapat

lain memposisikan di urutan ketiga. Banyak pujian ulama terhadap kitab

ini.Mereka menilai kitab ini sangat memberikan faedah bagi pembacannya, sebab

imam Turmudzi tidak hanya mencantumkan hadits saja, melainkan juga memberi

sumbangsih dalam mengklasifikasikan hadits, menjelaskan lafadz-lafadz yang

asing dll.

Page 75: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

64

Kitab jami’ shohih Turmudzi disebut juga sebagai kitab sunan Turmudzi

karena dalam isi kitabnya didominasi oleh masalah-masalah hukum dan urutan

kitabnya juga sesuai dengan bab fiqh.

Al Jami’ al Sohihain tidak hanya berisikan hadits-hadits yang sohih

maupun hasan saja, namun imam Turmudzi juga menghimpun hadits-hadits yang

dhoif, muallal, dll dan beliau menjelaskan status hukum atau kualitas setiap

haditsnya. Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan kitab ini adalah:

1. Hadits yang diriwayatkan adalah hadits yang diamalkan atau menjadi

pegangan ahli fiqh.

2. Hadits yang diriwayatkan tidak sebatas hadits ahkam, namun

mencakup juga hadits-hadits tentang fadlo’il, manaqi, adabdan

menyinggung juga hadits yang terkait dengan tafsir.

3. Penyusunan hadits berdasarkan bab-bab fiqh.

4. Imam Turmudzi memberikan komentar akan status hukum atau

kualitas setiap hadits.

5. Perowi yang dipakai berasal dari beragam tingkatan.

6. Membuat istilah baru bagi klasifikasi hadits ditinjau dari segi kualitas.

7. Mencantumkan kitab al I’lal as Soghir pada pembahasan akhir kitab

Jami’nya.

B. Saran-saran

Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih

banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Baik itu dari segi penulisan maupun

dari analisisnya. Maka daripada itu penulis menyarankan bagi para pembaca

untuk bisa menambahkan kekurangan dalam karya tulis ini.

Page 76: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

65

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Muhammad bin Musa al-Hazimi, Syuruth al-A’immah al-

Khamsah, Beirut: Dar al-Fikr, 1984.

Abu Syuhbah, Muhammad Fi Rihab al Sunnah al-Kitab al-Sahih al-Sittah,

Kairo: al-Buhus al-Islamiyah, T. Th.

Adib Salih, Muhammad Lamhat fi Usul al-Hadis, Beirut: al-Maktab al-Islami,

1399 H.

Amir, Fachrur Razi, Peringkat Kitab-kitab Hadis: Analisis Kualitatif dalam

“Ulumul Hadis”. Yogyakarta: Teras, 2010.

Azami, Studiesin Hadith Methodology and leterature, terj. Meth Kieraha, Jakarta:

Lentera, 2003.

Al-Bani Sheikh Muhammad Nashiruddin, Ṣaẖiẖ Sunan At-Turmudzy, Kampoeng

Sunah,2009.

Al-Bukhary Abu Abdullah Muhammad bin ismail, ensiklopedia ẖadits, Jakarta:

Al-mahira, 2013.

Dzulmani, Mengenal Kitab-Kitab Hadits, Yogyakarta: Insan Madani, 2008.

Hakim Lukman, Telaah Hadits Yang Tidak Di Hukumkan Oleh Al-Imam At-

Tirmidzī DiDalam Kitab Sunan Al-Timidzī, Skripsi Tafsir-Hadits Fakultas

Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Hammam Abdurrahim, al-Fikr al-Manhaji ‘Inda al-Muhadditsin,Qathar: Kitab al-

Ummah, 1408 H.

Hasanudin Maulana,Kitab Hadis Ṣaẖiẖ Yang Enam, Jakarta: Litera

Antarnusa,1991.

Hasbi Ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang,

1980.

Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, al-Imam al-Bukhari Muhadditsan wa

Faqihan,Kairo: Dar al-Qaumiyyah, t.t.

Ibn Hajar, al-Nukat ‘ala Kitab Ibn Shalah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,

1993.

Page 77: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

66

Ibn Shalah, Muqaddimah Ibn Shalah, Mesir: 1326 H

Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh Dan Ulama Hadits, Sidoarjo: Mumtaz, 2008.

Iffah Azizatul, Periwayat Syiah Dalam Ṣaẖiẖ Al-Bukhārī, Skripsi Tafsir-Hadits

Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, 2013 H.

Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah, 2010.

M. Natsir Arsyad, Seputar al-Quran Hadis dan Ilmu. Bandung: al-Bayan, 1995.

Mahmud Thahhan, Taisir Mushthalah al-Hadits, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Mahrus Ridwan Abdul Aziz, Dirasat fi Manahij al-Muhadditsin, Kairo: al-Fajr al-

Jadid, 1992.

Majid Khon, Abdul Ulumul Hadits, Jakarta: Amzah, 2010.

Al-Maliki, Muhammad Alawi, Ilmu Ushul Hadis, terj. Adnan Qohar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009.

Marzuki, Kritik Terhadap Kitab Ṣaẖiẖ Al-Bukhary dan Ṣaẖiẖ Muslim.

Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu,

Beirut: Dar al-Fikr, 1989.

Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Shihhah al-

Sittah, Kairo: Majma’ al-Buhuts al-Ilmiyyah, 1981.

Muhammad bin Thahir al-Muqaddasi, Syuruth al-A’immah al-Sittah, Beirut, Dar

al-Fikr, 1984.

Nasuhi, Hamid. Dkk. Pedoman Penulisan Skripsi dalam Pedoman Akademik

2010/2011. Jakarta: Biro Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Saifuddin, Arus Tradisi Tadwin Hadis dan Historiografi Islam: Kajian Lintas

Aliran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Al-Shiddieqy Hasby, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan

Bintang, 1991.

Al-Shiddieqy, Teungku Muhamad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.

Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.

Page 78: (KitabṢaẖiẖ al Bukhari dan Sunan al-Turmudzi)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37508/2/ALGIFRI... · PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR . ... pada SKB Menteri

67

Soetari, Edang Ilmu Hadits Kajian Riwayat & Dirayah (Bandung: CV. Mimbar

Pustaka, 2008)

Solahuddin, M & Suyadi, Agus Ulumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Suryadi, Kitab Sunan al–Turmudzi dalam “Studi Kitab Hadis”. Yogyakarta:

Teras, 2003.

Sutarmadi, Ahmad, al–Imam al–Turmudzi: Peranannya dalamPengembangan

Hadits dan Fiqih. Jakarta: Logos, 1998.

Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, Penerjemah: Masturi Ilham Lc.

Dan Asmu’i Taman, Lc. Cet I, Jakarta: al-Kautsar 2006.

Tsani Ahmad Fadhlus,Telaah Perbandingan Hadis Muttafaqun`Alaih Dengan

Mutsalāt Sunan Al-Tirmidzī, Skripsi Tafsir-Hadits Fakultas Ushuluddin

Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 M.

Al-Turmudzi, al-Jami’ al-Shahih , juz V.

Yuslem, Nawir Kitab Induk Hadis (Jakarta: Hijir Pustaka Utama, 2006)