Intervensi Luka Bakar

6
Intervensi Gizi a. Tujuan 1. Memenuhi asupan makanan sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu memperbaiki keadaan umum pasien, mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak serta meringankan inflamasi. 2. Memenuhi asupan cairan sesuai dengan kondisi pasien untuk mencegah terjadinya dehidrasi 3. Mempertahankan status gizi agar tetap normal dengan mencegah terjadinya kekurangan zat gizi makro maupun mikro. 4. Meminimalkan terjadinya gangguan metabolik selama proses pengobatan. 5. Memberikan pengetahuan gizi yang berkaitan dengan luka bakar yang dialami pasien. b. Preskripsi 1. Rekomendasi asupan energi sebesar kkal 2. Rekomendasi cairan sebanyak 6600 ml dengan pemberian 3300 ml pada 8 jam pertama dan 3300 ml pada 8 jam berikutnya. 3. Modifikasi jumlah dan jenis karbohidrat sebesar gram 4. Modifikasi jumlah dan jenis protein sebesar gram 5. Modifikasi jumlah dan jenis lemak sebesar gram 6. Pemberian makanan secara oral dengan tekstur cair. 7. Rekomendasi bahan makanan tinggi antiinflamasi c. Implementasi

description

Kesehatan

Transcript of Intervensi Luka Bakar

Page 1: Intervensi Luka Bakar

Intervensi Gizi

a. Tujuan

1. Memenuhi asupan makanan sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu

memperbaiki keadaan umum pasien, mengusahakan dan mempercepat

penyembuhan jaringan yang rusak serta meringankan inflamasi.

2. Memenuhi asupan cairan sesuai dengan kondisi pasien untuk mencegah terjadinya

dehidrasi

3. Mempertahankan status gizi agar tetap normal dengan mencegah terjadinya

kekurangan zat gizi makro maupun mikro.

4. Meminimalkan terjadinya gangguan metabolik selama proses pengobatan.

5. Memberikan pengetahuan gizi yang berkaitan dengan luka bakar yang dialami

pasien.

b. Preskripsi

1. Rekomendasi asupan energi sebesar kkal

2. Rekomendasi cairan sebanyak 6600 ml dengan pemberian 3300 ml pada 8 jam

pertama dan 3300 ml pada 8 jam berikutnya.

3. Modifikasi jumlah dan jenis karbohidrat sebesar gram

4. Modifikasi jumlah dan jenis protein sebesar gram

5. Modifikasi jumlah dan jenis lemak sebesar gram

6. Pemberian makanan secara oral dengan tekstur cair.

7. Rekomendasi bahan makanan tinggi antiinflamasi

c. Implementasi

1. Perencanaan menu

Paisen diberikan makanan secara oral karena tidak memeliki kesulitan dalam

menelan maupun gangguan pencernaan. Pemberian makanan enteral yang dini

( early enteral feeding) pada luka bakar akan memberikan manfaat antara lain

memperkecil respons katabolik, mengurangi komplikasi infeksi, memperbaiki

toleransi pasien, mempertahankan integritas usus, mempertahankan

integritas/respons imunologis dan memberikan sumber energi yang tepat bagi usus

pada waktu sakit.1

a. Sumber Karbohidrat

Page 2: Intervensi Luka Bakar

Karbohidrat dalam formula enteral dapat berasal dari berbagai sumber seperti

glukosa, sukrosa, maltodekstrin, corn syrup, dan sebagainya. Untuk

mengurangi osmolalitas dan kemanisannya, produsen formula enteral

umumnya memakai cornstarch, maltodekstrin dan oligosakarida. Laktosa

tidak dipakai dalam pembuatan formula enteral karena dikhawatirkan adanya

intoleransi laktosa yang banyak dijumpai pada penduduk Asia.

b. Sumber Protein

Protein bisa terdapat dalam bentuk hidrolisat protein atau asam amino bebas.

Umumnya protein dalam formula enteral berupa kasein dan/ isolat kedelai.

Membutuhan formula tinggi protein karena luka bakar yang diderita. Pilih

bahan makanan yang mudh dilumatkan seperti ikan (hati – hati dengan duri

ikan), tahu atau tempe.

c. Sumber Lemak

Lemak merupakan nutrien yang tinggi kalori sehingga penambahan kalori

tanpa peningkatan osmolaritas dapat dicapai dengan pemberian nutrien ini.

Lemak juga mengandung asam lemak esensial seperti asam gama lenolenat

dan lenoleat yang sangat dibutuhkan tubuh bagi metabolisme saraf, kelenturan

jaringan seperti kulit dan oembentukan prostasiklin yang dapat mencegah

vasokontriksi serta penjedalan trombosit yang berlebihan.

Lemak dalam formula enteral umumnya terdapat dalam bentuk minyak nabati

atau trigliserida rantai-sedang (MCT, middle chain triglyceride) karena jenis

lemak ini mudah diserap usus. Larutan minyak rantai sedang (MCT) dan

protein dalam preparat enteral yang osmolaritasnya rendah (dibawah 500

mOsm) dapat diberikan kemudian setelah pasien dapat menerima larutan

hidrat arang (maltodektrin).

d. Cairan

Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan

ditambah jumlah keluaran urine serta feses dan insensible water lose. Pada

dasarnya setiap orang akan memerlukan cairan sebesar 1,5 – 2 liter per hari

sehingga bila terjadi pendarahan sebanyak 1000 cc akan diperlukan

penambahan cairan sampai 2,5 liter yang bisa dicapai lewat pemberian infus,

plasma atau darah.

Dalam kasus ini, kebutuhan cairan pasien dihitung menggunakan rumus

Parkland sehingga didapat kebutuhan yang diperlukan sebanyak 6600 cc

Page 3: Intervensi Luka Bakar

dengan diberikan bertahap 3300 pada 8 jam pertama dan 3300 pada 8 jam

berikutnya.

e. Sumber Vitamin

Vitamin A, C, E, D

f. Sumber Mineral

Zinc, Selenium, Cu

2. Edukasi dan Konseling Gizi

Edukasi Gizi

a. Menjelaskan tentang zat gizi dan makanan yang sebaiknya dikonsumsi.

b. Menjelaskan diit yang diberikan kepada pasien makanan tinggi protein untuk

membantu mempercepat penyembuhan.

c. Memberikan pemahaman tentang luka bakar.

Konseling Gizi

a. Masalah Gizi : Kadar albumin rendah akibat dari luka bakar yang

diderita

b. Materi : Pengaturan makanan atau diet sesuai dengan

kebutuhan pasien

c. Sasaran : Pasien dan keluarga

d. Waktu Pelaksanaan : 10 sampai 15 menit

e. Media : Leaflet

f. Tujuan :

- Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang diit tinggi energi tinggi

protein.

- Memberikan pengetahuan tentang gizi makanan yang sebaiknya dikonsumsi.

- Memberikan motivasi kepada pasien untuk mematuhi dan melaksanakan diit

yang telah diberikan.

- Memberikan pengertian pentingnya dan manfaat setiap jenis makanan yang

dianjurkan.

- Membangun komitmen untuk melaksanakan diit hingga proses penyembuhan

selesai.

Page 4: Intervensi Luka Bakar

Kebutuhan Energi

Luka Bakar = 30 %

Faktor Injury

Luka bakar < 20% = 1,5

Luka bakar 20 – 40 % = 1,6

Luka bakar > 40 % = 1,7

Faktor Aktivitas

Istirahat di tempat tidur = 1,2

Aktifitas minimal = 1,3

Basal energi expenditure

= 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) – (4,7xU)

= 655 + (9,6x55) + (1,8x150) – (4,7x43)

= 655 + 528 + 270 – 202,1

= 655 + 528 + 67,9

= 1250,9 kkal

TEE = BEE x Faktor Aktifitas x Faktor Injury

= 1250,9 x 1,2 x 1,6

= 2401,8 kkal

Rekomendasi Cairan

Rumus Parkland :

Total cairan yang diperlukan dalam 24 jam adalah

= 4 ml x (total area tubuh yang terkena luka bakar (%)) x berat badan (kg)