Intervensi Luka Bakar
-
Upload
muhanarafika -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of Intervensi Luka Bakar
Intervensi Gizi
a. Tujuan
1. Memenuhi asupan makanan sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu
memperbaiki keadaan umum pasien, mengusahakan dan mempercepat
penyembuhan jaringan yang rusak serta meringankan inflamasi.
2. Memenuhi asupan cairan sesuai dengan kondisi pasien untuk mencegah terjadinya
dehidrasi
3. Mempertahankan status gizi agar tetap normal dengan mencegah terjadinya
kekurangan zat gizi makro maupun mikro.
4. Meminimalkan terjadinya gangguan metabolik selama proses pengobatan.
5. Memberikan pengetahuan gizi yang berkaitan dengan luka bakar yang dialami
pasien.
b. Preskripsi
1. Rekomendasi asupan energi sebesar kkal
2. Rekomendasi cairan sebanyak 6600 ml dengan pemberian 3300 ml pada 8 jam
pertama dan 3300 ml pada 8 jam berikutnya.
3. Modifikasi jumlah dan jenis karbohidrat sebesar gram
4. Modifikasi jumlah dan jenis protein sebesar gram
5. Modifikasi jumlah dan jenis lemak sebesar gram
6. Pemberian makanan secara oral dengan tekstur cair.
7. Rekomendasi bahan makanan tinggi antiinflamasi
c. Implementasi
1. Perencanaan menu
Paisen diberikan makanan secara oral karena tidak memeliki kesulitan dalam
menelan maupun gangguan pencernaan. Pemberian makanan enteral yang dini
( early enteral feeding) pada luka bakar akan memberikan manfaat antara lain
memperkecil respons katabolik, mengurangi komplikasi infeksi, memperbaiki
toleransi pasien, mempertahankan integritas usus, mempertahankan
integritas/respons imunologis dan memberikan sumber energi yang tepat bagi usus
pada waktu sakit.1
a. Sumber Karbohidrat
Karbohidrat dalam formula enteral dapat berasal dari berbagai sumber seperti
glukosa, sukrosa, maltodekstrin, corn syrup, dan sebagainya. Untuk
mengurangi osmolalitas dan kemanisannya, produsen formula enteral
umumnya memakai cornstarch, maltodekstrin dan oligosakarida. Laktosa
tidak dipakai dalam pembuatan formula enteral karena dikhawatirkan adanya
intoleransi laktosa yang banyak dijumpai pada penduduk Asia.
b. Sumber Protein
Protein bisa terdapat dalam bentuk hidrolisat protein atau asam amino bebas.
Umumnya protein dalam formula enteral berupa kasein dan/ isolat kedelai.
Membutuhan formula tinggi protein karena luka bakar yang diderita. Pilih
bahan makanan yang mudh dilumatkan seperti ikan (hati – hati dengan duri
ikan), tahu atau tempe.
c. Sumber Lemak
Lemak merupakan nutrien yang tinggi kalori sehingga penambahan kalori
tanpa peningkatan osmolaritas dapat dicapai dengan pemberian nutrien ini.
Lemak juga mengandung asam lemak esensial seperti asam gama lenolenat
dan lenoleat yang sangat dibutuhkan tubuh bagi metabolisme saraf, kelenturan
jaringan seperti kulit dan oembentukan prostasiklin yang dapat mencegah
vasokontriksi serta penjedalan trombosit yang berlebihan.
Lemak dalam formula enteral umumnya terdapat dalam bentuk minyak nabati
atau trigliserida rantai-sedang (MCT, middle chain triglyceride) karena jenis
lemak ini mudah diserap usus. Larutan minyak rantai sedang (MCT) dan
protein dalam preparat enteral yang osmolaritasnya rendah (dibawah 500
mOsm) dapat diberikan kemudian setelah pasien dapat menerima larutan
hidrat arang (maltodektrin).
d. Cairan
Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan
ditambah jumlah keluaran urine serta feses dan insensible water lose. Pada
dasarnya setiap orang akan memerlukan cairan sebesar 1,5 – 2 liter per hari
sehingga bila terjadi pendarahan sebanyak 1000 cc akan diperlukan
penambahan cairan sampai 2,5 liter yang bisa dicapai lewat pemberian infus,
plasma atau darah.
Dalam kasus ini, kebutuhan cairan pasien dihitung menggunakan rumus
Parkland sehingga didapat kebutuhan yang diperlukan sebanyak 6600 cc
dengan diberikan bertahap 3300 pada 8 jam pertama dan 3300 pada 8 jam
berikutnya.
e. Sumber Vitamin
Vitamin A, C, E, D
f. Sumber Mineral
Zinc, Selenium, Cu
2. Edukasi dan Konseling Gizi
Edukasi Gizi
a. Menjelaskan tentang zat gizi dan makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
b. Menjelaskan diit yang diberikan kepada pasien makanan tinggi protein untuk
membantu mempercepat penyembuhan.
c. Memberikan pemahaman tentang luka bakar.
Konseling Gizi
a. Masalah Gizi : Kadar albumin rendah akibat dari luka bakar yang
diderita
b. Materi : Pengaturan makanan atau diet sesuai dengan
kebutuhan pasien
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Waktu Pelaksanaan : 10 sampai 15 menit
e. Media : Leaflet
f. Tujuan :
- Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang diit tinggi energi tinggi
protein.
- Memberikan pengetahuan tentang gizi makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
- Memberikan motivasi kepada pasien untuk mematuhi dan melaksanakan diit
yang telah diberikan.
- Memberikan pengertian pentingnya dan manfaat setiap jenis makanan yang
dianjurkan.
- Membangun komitmen untuk melaksanakan diit hingga proses penyembuhan
selesai.
Kebutuhan Energi
Luka Bakar = 30 %
Faktor Injury
Luka bakar < 20% = 1,5
Luka bakar 20 – 40 % = 1,6
Luka bakar > 40 % = 1,7
Faktor Aktivitas
Istirahat di tempat tidur = 1,2
Aktifitas minimal = 1,3
Basal energi expenditure
= 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) – (4,7xU)
= 655 + (9,6x55) + (1,8x150) – (4,7x43)
= 655 + 528 + 270 – 202,1
= 655 + 528 + 67,9
= 1250,9 kkal
TEE = BEE x Faktor Aktifitas x Faktor Injury
= 1250,9 x 1,2 x 1,6
= 2401,8 kkal
Rekomendasi Cairan
Rumus Parkland :
Total cairan yang diperlukan dalam 24 jam adalah
= 4 ml x (total area tubuh yang terkena luka bakar (%)) x berat badan (kg)